Anda di halaman 1dari 9

I.

IDENTITAS PENULIS
Nama : Silvyanna Putri Puspita Sari
NIM : K7617080
Tahun : 2020

II. JUDUL PENELITIAN


PENGARUH LITERASI KEUANGAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL
TERHADAP PERILAKU KONSUMSI BELANJA ONLINE PADA
MAHASISWA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PENDIDIKAN
EKONOMI, PENDIDIKAN AKUNTANSI, DAN PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN ANGKATAN 2017 FKIP UNS)

III. TOPIK PENELITIAN


Perilaku konsumsi pada suatu negara memiliki perkembangan dan perubahan,
perubahan yang dimaksudkan dapat menuju kearah positif maupun negatif.
Konsumen di Indonesia juga mengalami perubahan. berdasarkan artikel yang ditulis
oleh Kartika Wulan Sari pada Oktober, 2020 yang berjudul “Tantangan dan Tren Pola
Konsumsi Masyarakat di Indonesia Berubah?” menyatakan bahwa pada masa
pandemi Covid-19 mengakibatkan pola konsumsi masyarakat berubah. Masyarakat
lebih senang memasak dan makan di rumah karena adanya peraturan stay at home,
social distancing, PSBB, dan sebagainya. Serta munculah e-commerce sebagai alat
untuk menunjang kegiatan konsumsi yang dilakukan secara tidak langsung atau
online. Adanya perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang sebelumnya
melakukan pembelian pada gerai offline dan berubah menjadi ke gerai online
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketersediaan produk, layanan antar yang
meliputi kecepatan, kenyamanan, dan keamanan.
Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi tingkat perubahan perilaku
konsumsi masyarakat di Indonesia. Perubahan yang mendasar pada pola konsumsi di
Indonesia mulai beralih, sebelumnya hanya melakukan konsumsi untuk pemenuhan
kebutuhan saja kemudian sekarang beralih pada keinginan dan kepuasan. Hal ini
dikutip berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Neurosensum pada tahun 2018.
Perubahan konsumsi tersebut mempengaruhi peralihan kebutuhan, yaitu kebutuhan
tersier berubah menjadi kebutuhan primer. Topik dalam penelitian ini adalah perilaku
konsumsi belanja online yang ditunjukkan dengan data penggunaan internet dan
penggunaan e-commerce yang meningkat pada tahun 2020.
Pengertian konsumsi menurut Mankiw (2018) konsumsi merupakan barang
dan jasa yang diperoleh atau dibeli rumah tangga konsumsi yang terdiri dari barang
tidak tahan lama (non durable goods) yaitu barang yang habis pakai dalam waktu
singkat, misalnya makanan dan pakaian; barang tahan lama (durable goods) yaitu
barang yang memiliki jangka waktu penggunaan panjang, misalnya televisi, mobil,
alat-alat elektronik, dll; jasa (service) merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk
konsumen oleh individu dan perusahaan, misalnya jasa potong rambut, pijat, berobat
ke dokter, dan lain-lain.
Menurut Deliarnov (2018) konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang
dibelanjakan untuk melakukan pembelian barang dan jasa yang berguna untuk
mendapatkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Sedangkan menurut Samuelson &
Nordhaus (2004) definisi konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-
barang dan jasa yang akhirnya berguna untuk mendapatkan kepuasan ataupun
memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumsi merupakan tindakan masyarakat dalam
mencari barang yang dibutuhkan, membeli barang, mengevaluasi dan menggunakan
produk barang dan jasa yang diperlukan yang berguna untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat (Sumarwan, 2017)
Pergeseran pola perilaku konsumsi mahasiwa berubah, seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Joko Sustiyo (2020: 30) perubahan pada perilaku konsumsi
mahasiswa dengan membeli barang karena ingin berpenampilan beda dengan orang
lain, bangga jika memiliki produk tersebut, mengikuti tren yang sedang popular,
untuk menarik perhatian, adanya hadiah yang diberikan oleh penjual, dan kemasan
produk yang menarik.
Belanja online atau e-commerce merupakan sebuah transaksi yang dilakukan
melalui media atau perantara berupa situs jual beli online maupun jaringan sosial yang
menyediakan barang atau jasa yang diperjualbelikan tanpa harus bertatap muka
dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung (Sari, 2015). Belanja secara
online sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang, dengan adanya
keuntungan yang diberikan yaitu berupa harga yang jauh lebih murah, dapat
dilakukan dimana saja, lebih cepat dan praktis, banyak diskon dan promo, mudahnya
membandingkan barang sehingga banyak yang menganggap bahwa belanja online
adalah salah satu sarana untuk mencari barang-barang yang diperlukan seperti
kebutuhan sehari-hari, hobi, dan sebagainya. Belanja online juga dapat diartikan
bahwa konsumen membelanjakan uangnya untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan melalui toko online. Proses belanja online dilakukan dengan cara memesan
barang yang diinginkan melalui produsen atau reseller dengan menggunkan internet.
Kemudian melakukan pembayaran dengan cara mentransfer via bank, e-money
ataupun COD (Cash on Delivery).
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi 196,7 juta jiwa pada tahun
2020. Jika pengguna pada tahun 2019 sebanyak 171,17 juta jiwa dan pada tahun 2018
sebanyak 171,2 juta jiwa. Dapat disimpulkan bahwa pengguna internet setiap
tahunnya meningkat dan pada tahun 2019 ke tahun 2020 peningkatannya sangat
signifikan yaitu sebesar 25,53 juta jiwa. Menurut data dari iPrice, dapat diketahui pula
jumlah pengguna e-commerce atau situs belanja online pada tahun 2020 kuartal I dan
II adalah sebagai berikut:

Data: iPrice, Kuartal I 2020

Data: iPrice, Kuartal II 2020


Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pengguna aplikasi belanja online
shopee meningkat dari kartal I dan kartal II 2020 yaitu sebesar 71,5 juta menjadi 93,4
juta pengguna; tokopedia meningkat dari 69,8 juta menjadi 86,1 juta pengguna;
bukalapak menurun dari 37,6 juta menjadi 35,3 juta; dan sebagainya. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa setengah lebih pengguna internet menggunakan
e-commerce untuk melakukan belanja secara online.
Literasi keuangan merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh
setiap orang, terkhusus mahasiswa. Hal ini diperlukan karena melek keuangan
menggambarkan bagaimana seseorang mengelola kepentingan finansial mereka agar
dapat mencapai kesejahteraan yang maksimal. Selain itu, dengan memiliki
kemampuan ini semua orang dapat mengelola keuangan pribadi dan terhindar dari
masalah keuangan, seperti hutang. Serta literasi keuangan merupakan pengetahuan
dan pemahaman seseorang terhadap konsep keuangan dan berbagai manfaat, resiko,
dan kewajiban produk keuangan untuk mengimplementasikannya pada kehidupan
ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan dalam (Joko & Rokhmat, 2020: 25) menjelaskan
bahwa literasi keuangan merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan
yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan merupakan kompetensi penting
manusia dalam memahami pengelolaan keuangan dan menggunakan pemahaman
tersebut untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi. Mahasiswa yang memiliki
kemampuan rendah dalam literasi keuangan akan membuat keputusan yang salah
dalam berkonsumsi, karena dalam berkonsumsi mereka tidak memperhitungkan
prioritas kebutuhan. Oleh karena itu literasi keuangan sangat diperlukan oleh
mahasiswa, salah satunya dengan munculnya mata kuliah seperti pengantar akuntansi,
manajemen keuangan, dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Marko Van Deventer
(2020: 141) pada penelitiannya dalam hal pengetahuan keuangan berdasarkan sampel
tersebut (Generasi Y) tidak memiliki pengetahuan keuangan yang diperlukan untuk
mengelola keuangan pribadi mereka secara efektif. Hasilnya menunjukkan bahwa dari
sampel tersebut memiliki sedikit pengetahuan keuangan dasar dan pengetahuan
terbatas mengenai langkah-langkah menabung, mengelola pengeluaran, dan langkah-
langkah pengendalian utang. Maka, seharusnya mereka dibekali dengan keterampilan
untuk mengelola keuangan mereka. Hal tersebut dapat dilakukan melalui edukasi oleh
tingkat satuan pendidikan, pemerintah, dan industri jasa keuangan dalam melakukan
pendidikan terkait literasi keuangan. Dengan adanya edukasi terkait literasi keuangan
diharapkan dapat terampil dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
terkait keuangan.
Menurut Mckinney, et. al dalam penelitian Durmaz dan Tasdemir (2014: 188),
menjelaskan bahwa kegiatan konsumsi terutama perilaku membeli, dipengaruhi oleh
banyak faktor individu dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
misalnya budaya dan lingkungan keluarga, sedangkan faktor individu berupa sikap
terhadap objek dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian barang konsumsi.
Lingkungan sosial yang biasa diketahui adalah lingkungan keluarga, teman
sebaya, dan tetangga atau masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
sosial yang pertama kali dikenal oleh individu sejak lahir. Penelitian Noor Fatmawati
(2020: 34) menjelaskan bahwa mahasiswa sebagai konsumen melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan belanja online. Praktik tersebut dilakukan lebih dari satu
kali atau berulang yang sudah menjadi kegiatan sehari-hari mahasiswa dalam
memanfaatkan waktu dan ruang. Waktu yang dimaksudkan adalah aktivitas belanja
online ini dilakukan hanya sementara waktu atau terus-menerus sesuai perkembangan.
Pada saat melakukan kegiatannya, mahasiwa tersebut dipengaruhi oleh konsidi
lingkungan sosialnya.
Mahasiswa merupakan agen perubahan yang diharapkan dapat merubah
keadaan menjadi lebih baik. Khususnya mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan
akuntansi, dan pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2017 yang sudah
dibekali ilmu ekonomi dan pengetahuan terkait pengelolaan pendapatan dengan baik
dalam mata kuliah yang terkait seperti pengantar ilmu ekonomi, manajemen
keuangan, akuntansi, administrasi keuangan, dll. Maka sudah seharusnya mahasiswa
dapat mengelola dan mengendalikan pendapatannya pada saat melakukan pembelian
barang dan jasa sehingga kegiatan konsumsi dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti akan meneliti mengenai “Pengaruh Literasi Keuangan
dan Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Konsumsi Belanja Online pada
Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Pendidikan
Akuntansi, dan Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2017 FKIP
UNS)”
IV. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan masalah yang ditemui
diantaranya:
A. Kegiatan konsumsi terkait dengan kegiatan memenuhi kebutuhan, tetapi terkadang
kegiatan konsumsi yang dilakukan mahasiswa kurang memperhatikan keadaan
keuangan mereka.
B. Mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan akuntansi, dan pendidikan
administrasi perkantoran angkatan 2017 yang sudah menempuh mata kuliah
mengenai ilmu ekonomi seharusnya dapat melakukan kegiatan konsumsi secara
rasional. Namun, masih banyak mahasiswa yang melakukan kegiatan konsumsi
hanya sekedar untuk mengejar keinginan atau kesenangan, dan kurang
memperhatikan nilai manfaatnya.
C. Lingkungan sosial mempengaruhi mahasiswa dalam melakukan kegiatan
konsumsi, seseorang bersedia mengkonsumsi barang dan jasa tertentu bukan
karena kebutuhan dan nilai manfaatnya, tetapi agar diterima oleh lingkungan
sekitarnya.
D. Adanya perubahan pola perilaku konsumsi mahasiswa yang lebih mengutamakan
terpenuhinya keinginan atau kepuasan.

V. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya yaitu:
A. Bagaimana pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku konsumsi belanja online
pada mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan akuntansi, dan pendidikan
administrasi perkantoran angkatan 2017 FKIP UNS?
B. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi belanja online
pada mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan akuntansi, dan pendidikan
administrasi perkantoran angkatan 2017 FKIP UNS?
C. Bagaimana pengaruh literasi keuangan dan lingkungan sosial terhadap perilaku
konsumsi belanja online pada mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan
akuntansi, dan pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2017 FKIP UNS?

VI. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan diadakan penelitian ini adalah :
A. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh literasi keuangan terhadap perilaku
konsumsi belanja online pada mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan
akuntansi, dan pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2017 FKIP UNS.
B. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku
konsumsi belanja online pada mahasiswa pendidikan ekonomi, pendidikan
akuntansi, dan pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2017 FKIP UNS.
C. Untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan lingkungan sosial terhadap
perilaku konsumsi belanja online pada mahasiswa pendidikan ekonomi,
pendidikan akuntansi, dan pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2017
FKIP UNS.

VII. METODE PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuanitiatif. Penelitian deskriptif
kuantitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah-
masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun, dan menganalisis. Data yang
bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka dalam hasil perhitungannya,
kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh kesimpulan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Karena teknik
pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan adalah secara acak tanpa
memperhatikan strata atau tingkatan yang ada dalam populasi tersebut. Metode
pengumpulan data menggunakan angket (kuisioner) dan dokumentasi.

VIII. VARIABEL PENELITIAN


A. Variabel bebas/ independen
1. Literasi keuangan (X1)
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Marko Van
Deventer (2020: 141) pada penelitiannya dalam hal pengetahuan keuangan
berdasarkan sampel tersebut (Generasi Y) tidak memiliki pengetahuan
keuangan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi mereka secara
efektif. Hasilnya menunjukkan bahwa dari sampel tersebut memiliki sedikit
pengetahuan keuangan dasar dan pengetahuan terbatas mengenai langkah-
langkah menabung, mengelola pengeluaran, dan langkah-langkah
pengendalian utang.
2. Lingkungan sosial (X2)
Menurut Mckinney, et. al dalam penelitian Durmaz dan Tasdemir
(2014: 188), menjelaskan bahwa kegiatan konsumsi terutama perilaku
membeli, dipengaruhi oleh banyak faktor individu dan lingkungan. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi misalnya budaya dan lingkungan keluarga,
sedangkan faktor individu berupa sikap terhadap objek dan gaya hidup.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian barang konsumsi.
Penelitian Noor Fatmawati (2020: 34) menjelaskan bahwa mahasiswa
sebagai konsumen melakukan aktivitas yang berhubungan dengan belanja
online. Praktik tersebut dilakukan lebih dari satu kali atau berulang yang sudah
menjadi kegiatan sehari-hari mahasiswa dalam memanfaatkan waktu dan
ruang. Waktu yang dimaksudkan adalah aktivitas belanja online ini dilakukan
hanya sementara waktu atau terus-menerus sesuai perkembangan. Pada saat
melakukan kegiatannya, mahasiwa tersebut dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sosialnya.

B. Variabel terikat/ dependen


1. Perilaku konsumsi (Y)
Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sustiyo (2020: 30) perubahan
pada perilaku konsumsi mahasiswa dengan membeli barang karena ingin
berpenampilan beda dengan orang lain, bangga jika memiliki produk tersebut,
mengikuti tren yang sedang popular, untuk menarik perhatian, adanya hadiah
yang diberikan oleh penjual, dan kemasan produk yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Durmaz, Y., Tasdemir, A. 2014. A Theoritical Approach to The Influence of Social Class on
Consumer Behavior. American International Journal of Social Science, 3(3), 187-191.

Joko Sulistyo & Rokhmat Taufiq Hidayat. 2019. “Literasi Keuangan dan Pajak Pertambahan Nilai
(Ppn) pada Generasi Z”. Jurnal Pajak Indonesia 3 (1): 24-34.

Joko Sustiyo. 2020. Apakah literasi keuangan memengaruhi perilaku konsumsi generasi Z?. Jurnal
Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi Islam, 5(1), 25-34.

Kartika Wulan, S. 2020. Tantangan dan Tren Pola Konsumsi Masyarakat di Indonesia Berubah?.
Pusat Studi dan Gizi Universitas Gadjah Mada. https://cfns.ugm.ac.id/2020/10/06/tantangan-
dan-tren-makanan-di-indonesia-berubah/ (Diakses pada 16 Desember 2020 pukul 15.30)

Mankiw, N, Gregory. 2018. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Marko Van Deventer. 2020. African Generation Y students personal finance behavior and knowledge.
Journal Invesment Management and Financial Innovations, 17(4), 136-144.

Noor Fatmawati. 2020. Gaya Hidup Mahasiswa Akibat Adanya Online Shop. Jurnal Pendidikan Ilmu
Sosial, 29(1), 29-38.

Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. 2004. Ilmu Makro-ekonomi. Edisi Tujuh Belas. Jakarta:
Erlangga.

Sari, C. A. 2015. Perilaku belanja online dikalangan mahasiswi antropologi Universitas Airlangga.
AntroUnaidotNet, 4(2), 205–216.

Sumarwan, U. 2017. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Bogor: Ghalia
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai