Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENELITIAN OPSI

Dampak Adanya E-Commerce pada Perilaku Konsumtif Siswa SMPN 1


Pasuruan

Tim Peneliti :
ANINDYA RAHMAIDA WULANDARI
SAHIRA NAJMA BUDIANTI

Bidang Lomba Penelitian :


Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan, dan Budaya

SMP Negeri 1 Pasuruan


Kota Pasuruan, Jawa Timur

Tahun 2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa remaja adalah masa seseorang ingin tampil modis dan keren. Masa itu merupakan masa
transisi yang ditandai dengan fisik, emosi, dan psikis, yang berkisar pada usia 10-19 tahun. Masa
remaja dapat diartikan sebagai suatu periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Mereka
sering kali menggunakan barang sekali pakai yang sebenarnya kurang atau tidak berguna, hal ini
merupakan salah satu dari dampak globalisasi. Menurut Ahmed dan Donan, sebagaimana dikutip
dari Azizy (2004:1), globalisasi pada prinsipnya mengacu pada perkembangan-perkembangan
yang cepat di dalam teknologi komunikasi, transportasi, yang bisa membawa bagian-bagian
dunia yang jauh menjadi hal-hal yang bisa dijangkau dengan mudah. Sedangkan Giddens (1991)
berpendapat bahwa globalisasi dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial dunia
yang menghubungkan tempat-tempat jauh sehingga peristiwa di suatu tempat dapat dipengaruhi
oleh peristiwa yang terjadi di tempat. Globalisasi diakibatkan oleh perkembangan yang cepat
pada bidang teknologi maupun transportasi. Salah satunya yaitu dengan munculnya e-commerce
yang dapat mempermudah proses jual beli yang mengakibatkan adanya perilaku konsumtif.

Kemudahan akses terhadap teknologi memang menyebabkan seluruh elemen masyarakat


dapat dengan mudah melaksanakan transaksi jual beli online. Seluruh kalangan yang dimaksud
tidak terlepas dari adanya peserta didik yang masih berusia remaja. Temuan ini diperkuat dengan
adanya penelitian dari Lestari (2018) yang menyatakan bahwa pada tahun 2017 belanja online di
kalangan remaja Indonesia mengalami peningkatan sebanyak lima kali lipat karena dianggap
lebih cepat dan efisien.

Hal ini tentunya juga berdampak dengan para remaja khususnya di SMP Negeri 1 Pasuruan
yang telah difasilitasi perangkat untuk mengakses e-commerce, sehingga tidak menutup
kemungkinan jika adanya fasilitas tersebut menyebabkan meningkatnya perilaku konsumtif para
siswa dan berdampak pada kondisi keuangan keluarga dan aktivitas belajar di sekolah. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan solusi kepada para siswa apabila nantinya ditemukan jika hasil
menyatakan adanya dampak negatif terhadap penggunaan e-commerce. Solusi yang ditawarkan
tersebut dapat berupa adanya sosialisasi terkait cara bijak mengelola keuangan bagi remaja dan
lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti mendapatkan temuan
masalah terhadap perilaku remaja masa kini yang berkaitan dengan adanya globalisasi dari
perilaku konsumtif, maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait
dengan judul “DAMPAK ADANYA E-COMMERCE PADA PERILAKU KONSUMTIF
SISWA SMPN 1 PASURUAN”.

1.1 Rumusan Masalah


Dengan adanya latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1) Bagaimana hubungan aplikasi e-commerce dengan minat beli online peserta didik SMPN 1
Pasuruan?
2) Bagaimana e-commerce dapat menimbulkan perilaku konsumtif pada peserta didik SMPN 1
Pasuruan?
1.2 Tujuan Penelitian
Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka dapat disebutkan tujuan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1) Menjelaskan hubungan antara aplikasi e-commerce terhadap minat belanja online peserta didik
SMPN 1 Pasuruan.
2) Menjabarkan dampak e-commerce terhadap perilaku konsumtif pada peserta didik SMPN 1
Pasuruan.

1.3 Manfaat Penelitian


1.1.1 Bagi Peneliti
Melatih untuk mengembangkan penelitian membaca yang efektif
sehingga penulis mampu berpikir kritis dan inovatif dalam
menuangkan berbagai sumber yang dikumpulkan ke dalam satu laporan
karya tulis ilmiah. Selain itu, peneliti dapat melakukan hal positif yakni mengetahui
dampak e-commerce terhadap perilaku konsumtif.
1.1.2 Bagi Teman-teman Peserta Didik
Dengan dijalankannya program dampak e-commerce terhadap perilaku konsumtif
diharapkan teman-teman dapat mengurangi perilaku konsumtif.
1.1.3 Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi alat penyebaran mengenai dampak e-commerce terhadap
perilaku konsumtif. Selain itu diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 E-commerce
1.1.1 Pengertian E-commerce
Menurut Pearson (2008), e-commerce ialah pemanfaatan computer beserta jaringan
komunikasi demi melaksanakan proses bisnis. Pandangan populer dari e-commerce adalah
penggunaan internet dan komputer dengan browser web untuk membeli dan menjual, di sisi lain
Wong (2010) berpendapat bahwa e-commerce atau electronic commerce dapat diartikan sebagai
pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa secara elektronik

Cashman (2007) mengatakan bahwa e-commerce merupakan transaksi bisnis yang terjadi dalam
jaringan elektronik seperti internet. Asalkan mampu mengakses computer yang memiliki
sambungan ke internet dan tahu cara melakukan transaksi secara digital, makai a telah
berpartisipasi dalam e-commerce. Kotler (2005) mengemukakan pendapat yakni e-commerce
adalah saluran online yang dapat dijangkau seseorang melalui komputer, yang digunakan oleh
pebisnis dalam melakukan aktifitas bisnisnya, sedangkan bagi konsumen e-commerce bermanfaat
untuk mendapatkan informasi dari komputer dengan cara menerima jasa informasi pada
penentuan pilihan.

2.1.2 Dampak E-commerce


E-commerce juga memberikan dampak kepada kita. Menurut Maulana (2015), dampak postif
dengan adanya penggunaan e-commerce yaitu dapat membantu mengurangi biaya yang
dikeluarkan serta konsumen dapat menerima informasi detail produk ataupun harga spesial
dengan lebih mudah, selain itu, proses transaksi juga tidak perlu pergi ke took secara langsung,
oleh sebab itu dapat bersaing dengan took sejenis namun mendapat hasil maksimal.
Lebih lanjut Mastisia (2019) berpendapat bahwa proses transaksi dalam e-commerce jauh
lebih mudah dan aman, hal ini membuktikan bahwa e-commerce dapat menghemat biaya
promosi dan meningkatkan kecepatan bertransaksi. Dengan kata lain, hadirnya e-commerce akan
meningkatkan daya saing bagi UMKM.

Dalam hal dampak negatif dari e-commerce, Agung (2015) menyatakan bahwa gangguan
yang disengaja, ketidakjujuran, praktik bisnis yang tidak benar, kesalahan manusia, dan
kesalahan sistem adalah penyebab kerugian yang tidak terduga. Menurut Agung, dampak negatif
e-commerce meliputi (1) kehilangan keuntungan finansial secara langsung sebagai akibat
kecurangan. Seorang penipu mengubah data finansial atau mentransfer uang dari satu rekening
ke rekening lainnya (2) mencuri informasi rahasia. Jika ada masalah, informasi tersebut dapat
diungkapkan kepada pihak-pihak yang tidak berhak, dan mengakibatkan kerugian yang
signifikan bagi korban, (3) kehilangan peluang bisnis sebagai akibat dari gangguan pelayanan.
Kesalahan non-teknis, seperti tiba-tiba padamnya aliran listrik, dan (4) penggunaan sumber oleh
pihak yang tidak berhak, termasuk dalam kategori ini. Misalkan seorang peretas program, atau
hacker, berhasil membobol sistem perbankan dan kemudian memindahkan sejumlah rekening
orang lain ke rekeningnya sendiri, (5) membuat konsumen tidak lagi percaya pada perbankan. Ini
dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti tindakan yang disengaja oleh pihak lain untuk
merusak reputasi perusahaan, (6) kerugian yang tidak terduga. disebabkan oleh pelanggaran yang
disengaja, ketidakjujuran, praktik bisnis yang salah, kesalahan faktor manusia, atau kesalahan
sistem.
1.2 Perilaku Konsumtif
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumtif
Lestari (2018) mengungkapkan perilaku konsumtif merupakan salah satu gaya hidup
konsumen yang terjadi di dalam masyarakat yang menganggap materi sebagai sesuatu yang
dapat mendatangkan kepuasan tersendiri, gaya hidup ini dapat menyebabkan gejala
konsumtifisme, sementara konsumtifisme didefinisikan sebagai pola hidup individu yang
mempunyai keinginan untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kurang atau
tidak dibutuhkan. Sedangkan yang dikemukakan oleh Waluyo (2013) mengemukakan bahwa
perilaku konsumtif merupakan perilaku atau gaya hidup yang senang membelanjakan uang
tanpa menimbang-menimbang dengan matang.

Lebih jauh Kartodihardjo (1995) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi oleh
faktor kultural, pentingnya peran mode yang mudah menular menyebabkan timbul produk-
produk tertentu. Selain itu, gegsi atau rasa tidak mau ketinggalan oleh orang lain seringkali
menjadi motivasi mendapatkan suatu produk. Hal tersebut dapat dijumpai dengan gejala
sosiopsikologis berupa keinginan meniru, sehingga para remaja bersaing ingin menjadi yang
terbaik. Perilaku konsumtif menciptakan kebiasaan pada seseorang terhadap pembelian
produk untuk dikonsumsi tetapi dengan motivasi lain.

2.1.2 Penyebab Perilaku Konsumtif


Lestari mengemukakan bahwa faktor yang menyebabkan perilaku konsumtif terbagi atas (1)
faktor Internal yang terbagi dalam dua jenis yakni konsep diri dengan tujuan membeli barang
sesuai penilaian diri, dan gaya hidup yang selalu membeli barang demi mengikuti
perkembangan zaman, (2) faktor eksternal penyebab perilaku konsumtif adalah kelompok
referensi (Lestari, 2018:12)
Sedangkan menurut teori oleh Sumartono (dalam Adzkiyah, 2018) menjelaskan bahwa hal
yang menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif yaitu oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Beberapa faktor internal di antaranya ialah motivasi, harga diri, pengamatan dan
proses belajar, konsep diri dan kepribadian, serta gaya hidup. Sementara kebudayaan, lapisan
sosial, kelompok referensi, keluarga dan demografi termasuk dalam faktor eksternal.

2.1.3 Pengaruh Perilaku Konsumtif


Terdapat berbagai bentuk perilaku konsumtif, baik yang membawa dampak positif maupun
dampak negatif. Menurut Adzkiyah (2018), dampak positif dari perilaku konsumtif yaitu,
individu akan memiliki kepuasan serta merasa bahagia setelah memenuhi semua
keinginannya. Selain itu, individu juga akan memiliki berbagai macam pengalaman, yang
pada akhirnya terbentuk motivasi untuk meningkatkan penghasilan agar dapat memenuhi
semua keinginannya.
Selain dampak positif, Irmasari (2010) mengatakan bahwa perilaku konsumtif juga
menimbulkan dampak negatif, terutama bagi remaja. Dampak negatif perilaku konsumtif
antara lain kecemburuan sosial, sulit menabung, dan melupakan kebutuhan. Kecemburuan
sosial timbul karena terdapat seseorang yang aman bisa membeli semua barang yang
diinginkannya tanpa memikirkan harga maupun kegunaannya, sehingga bagi orang yang
kuranng mampu tidak akan sanggup untuk mengikuti pola hidup seperti itu. Perilaku
konsumtif juga menyebabkan seseorang cenderung lebih sedikit menyisihkan uang untuk
menabung, sebaliknya seseorang akan lebih banyak menggunakan uang saat berbelanja.
2.1.4 Perilaku Konsumtif Pada Remaja
Menurut Piaget (dalam Nasution, 2007), secara psikologis masa remaja adalah usia dimana
individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Masa remaja adalah usia dimana mereka
merasa berada dalam tingkatan yang sama dengan orang dewasa dalam masalah hak dan
transformasi cara berpikir remaja yang memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam
hubungan sosial orang dewasa, selain itu ciri khas yang umum yang jelas terlihat pada
masa remaja adalah terjadinya perubahan bentuk tubuh atau fisik.
Soetjiningsih (2013) mengatakan bahwa pada masa ini pertumbuhan fisik belumlah terlihat
sempurna sehingga sedikit remaja yang merasa puas dengan bentuk tubuh yang dimiliki.
Remaja yang kecewa dengan bentuk tubuhnya akan mempercantik dabn menghias diri dengan
membeli pakaian atau alat-alat kecantikan yang bisa mempertunjukkan bentuk fisik yang
dianggap menarik.
2.2 Siswa
2.2.1 Kebutuhan Siswa
Soetjiningsih (2013) telah mengadakan analisis tentang jenis-jenis kebutuhan siswa,
menurut Maisyarah, antara lain (1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis: bahan-bahan dan
keadaan yang esensial, kegiatan dan istirahat, serta kegiatan seksual, (2) Kebutuhan sosial
seperti status: merasa diterima atau dihargai oleh orang lain; (3) Kebutuhan-kebutuhan ego
atau integratif: berhubungan dengan kenyataan, simbolisasi progresif, meningkatkan
kematangan diri sendiri, menemukan keseimbangan antara sukses dan kegagalan, dan
menemukan identitasnya sendiri.

2.2.2 Siswa Pada Masa Globalisasi


Masa globalisasi mengantarkan perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat khususnya
dalam dunia teknologi informasi dan ekonomi. Perkembangan zaman beserta kemajuan
teknologi informasi dan ekonomi tersebut berdampak pada perubahan gaya hidup dan belanja
siswa yang semakin meningkat begitu pesat. Faradila & Hardianto (2019) menyatakan bahwa
“Setiap manusia mempunyai kebutuhan masing-masing baik itu kebutuhan sehari-hari atau
kebutuhan lainnya. Kebutuhan manusia akan terus berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi yang semakin maju.”
BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode merupakan cara yang dipakai oleh fasilitator dalam suatu interaksi belajar dengan
memlibatkan keseluruhan sistem demi mencapai tujuan yang diinginkan. Metode digunakan untuk
menerapkan proses yang sistematis dan disiplin untuk mendapat objek penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus (case study) yang menurut
Arikunto (2006) merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara sungguh-sungguh, rinci, dan
menyeluruh. Para peneliti memilih melakukan penelitian studi kasus di SMP Negeri 1 Pasuruan
untuk memperoleh data yang terperinci dengan cara menelusuri serta menelaah data, lantas memberi
hasil kesimpulan dari menggali dan menganalisis data, sehingga akan menjadi sebuah penelitian
yang sah.

1.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 23 Mei – 3 Agustus 2023 dengan sampel acak
peserta didik kelas VIII SMPN 1 Pasuruan secara daring melalui Google Form serta melibatkan
tenaga pengajar SMPN 1 Pasuruan secara luring melalui proses wawancara. Penelitian ini dilakukan
di SMPN 1 Pasuruan yang beralamat di Jl. Balaikota No.9, Kandangsapi, Kec. Panggungrejo, Kota
Pasuruan, Jawa Timur 67125.

1.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan

Data yang diperoleh merupakan hasil menggali informasi terhadap beberapa responden serta
subjek penelitian yang telah kami tentukan, yaitu (1) 240 responden yang terdiri dari seluruh siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Pasuruan yamg sebelumnya telah mengikuti pra-penelitian terkait kajian
ini, (2) wawancara terhadap bapak/ibu pengajar di SMP Negeri 1 Pasuruan (3) wawancara beberapa
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pasuruan.
Adapun alat dan bahan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu beberapa gawai yang
digunakan untuk membuat kuesioner di Google form sebagai bahan dalam penelitian ini, merekam
dan mencatat hasil wawancara.

1.3 Metode Pemerolehan Data

Untuk mendapatkan hasil data yang terperinci, kami menggunakan beberapa metode, di antaranya
sebagai berikut.
1) Metode Observasi (pengamatan)
Metode observasi menurut Sugiyono (2015) ialah teknik penghimpunan data yang mewajibkan
para peneliti turun ke lokasi dan mendalami segala sesuatu yang berhubungan dengan bahan yang
akan diteliti. Kami menggunakan jenis observasi partisipasi aktif (active participation), yang artinya
kami akan mengamati aktivitas responden dan berpartisipasi dalam aktivitas tersebut supaya kami
mampu mendapat data secara rinci dan tepat. Dari penelitian ini, kami secara langsung mengamati
dan mencatat secara runtut terkait dengan (1) penggunaan e-commerce oleh peserta didik di SMP
Negeri 1 Pasuruan, (2) lingkungan penelitian di SMP Negeri 1 Pasuruan, (3) keadaan sarana
prasarana di SMP Negeri 1 Pasuruan.
2) Metode Kuisioner (angket)
Metode penelitan ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan pertanyaan atau
pernyataan pada responden. Metode ini biasa digunakan untuk mencakup responden dengan jumlah
yang besar. Pada penelitian ini, peneliti membuat kuisioner secara online melalui Google Form
kemudian disebarkan melalui grup WhatsApp dengan jumlah 240 responden acak. Adapun variabel
terikat tentang perilaku konnsumtif yang akan peneliti lakukan sebagai berikut.
NO INTERNAL EKSTERNAL
1 Motivasi Kebudayaan
2 Harga diri Kelas sosial
3 Pengamatan/proses belajar Kelompok referensi
4 Konsep diri/kepribadian Keluarga
5 Gaya hidup Demografi

3) Metode Wawancara
Menurut Cholid (2003), metode ini merupakan suatu prosedur menggali informasi untuk bahan
penelitian melalui tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden, hal ini memiliki
tujuan untuk memperoleh informasi rinci dari responden. Wawancara ini menggunakan metode
wawancara berstruktur untuk menghindari jawaban ganda dari subjek penelitian.

1.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Sesudah data penelitian terhimpun, maka perlu adanya pengolahan dan analisis data. Pengertian
analisis data sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi,
wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan
menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam penelitian ini, para peneliti akan memakai
analisis data model Spradley, tahapan analisis jenis ini dimulai dari yang luas, kemuadain terpusat
dan meluas lagi. Kami memutuskan untuk membagi pengolahan data menjadi beberapa tahapan, di
antaranya sebagai berikut.
1) Pengumpulan Data
Pada tahap awal, para para peneliti mengumpulkan hasil data dari observasi dan kuesioner yang
diberikan kepada peserta didik SMP Negara 1 Pasuruan berdasarkan golongan yang sesuai dengan
masalah penelitian, yaitu, dampak e-commerce dan kemudian dikembangkan pada fokus data
melalui pencarian data.
2) Reduksi Data
Data yang dihimpun dari SMP Negeri 1 Pasuruan berisi sejumlah besar data. Maka dari itu,
seluruh data yang masuk harus dicatat dengan cermat dan detail. Mereduksi data melibatkan
kondensasi data, mengidentifikasi komponen inti, menghapus komponen-komponen dasar, dan
memperoleh bagian esensialnya. Dengan mereduksi data, maka data yang terhimpun dianalisis,
disusun secara runtut dan diambil pokoknya sehingga dijumpai tema besarnya serta fokus masalah.
Untuk mengidentifikasi subjek utama dan mempersempit lingkup masalah, data yang terhimpun
dikurangi, distrukturkan, dan dianalisis.
3) Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka selanjutnya informasi yang diperoleh di lokasi penelitian disajikan,
ditata, dan diatur sesuai runtutannya sehingga mudah dipahami agar memudahkan dalam
menafsirkan apa yang terjadi, perancangan tahap berikutnya bersumber dari apa yang telah dipahami
tersebut.
4) Verifikasi.
Artinya keputusan kesimpulan yang masih bersifat sementara dan dapat diubah jika tidak
menemukan fakta kuat. Namun, jika kesimpulan yang dipaparkan pada tahap awal didukung oleh
fakta yang akurat ketika para para peneliti kembali ke lokasi pengumpulan data, maka itu bisa
menjadi kesimpulannya yang sebenarnya.
1.5 Validasi / Pengecekan Kebahasaan Data

Dalam penelitian, semua hal harus diperiksa kebenarannya supaya hasil penelitiannya dapat
dibuktikan dan dipertanggung jawabkan kebenarannya kebenarannya. Validasi yang dilakukan
oleh para para peneliti pada penelitian ini adalah dengan dua cara, yaitu.

1) Meningkatkan Ketekunan
Kami akan menelusuri data dengan ketelitian dan juga kecermatan, sehingga kami mampu
menyampaikan data yang rinci dan runtut tentang apa yang diteliti. Meningkatkana ketekunan juga
dapat dilakukan dengan mencari refrensi berupa buku hasil penelitian ataupun dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan penelitian.
2) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengecekan kesahan data yang mengunakan hal berbeda di luar data
itu untuk kepentingan pemeriksaan atau menjadi pembeda berkenaan dengan data yang diperoleh
para peneliti. Teknik triangulasi terbagi menjadi tiga, yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu. (Moleong, 2000) Pada penelitian kali ini para peneliti
menggunakan triangulasi sumber. Para peneliti mewawancarai kembali beberapa informan yang
berbeda dari responden awal, responden yang awalnya hanya dilakukan kepada peserta didik maka
untuk mendapat data yang lebih valid dilakukan wawancara kepada guru di SMP Negeri 1
Pasuruan.
BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan e-commerce di kalangan peserta didik SMPN 1 Pasuruan

E-commerce merupakan salah satu jenis aplikasi yang sering digunakan oleh siswa-siswi
SMPN 1 Pasuruan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian yang telah dilaksanakan sejak 23
Mei hingga 30 Mei 2023. Dari 280 responden, 71% menyatakan pernah berbelanja melalui
aplikasi e-commerce.

Rata-rata peserta didik menggunakan aplikasi e-commerce seperti Shopee, Tiktokshop, dan
Lazada. Umumnya mereka menggunakan aplikasi e-commerce untuk membeli barang yang
mereka inginkan melalui internet. Hal ini terbukti dengan hasil persentase angket yang telah
dibagikan 23 Mei 2023.

Gambar 1: Diagram siswa yang memiliki aplikasi e-commerce di SMPN 1 Pasuruan

Selain itu, 86,9% peserta didik mengakui e-commerce jauh lebih mudah diakses daripada toko
offline, karena tidak perlu jauh-jauh berjalan ke toko dan mencari produk yang langka ditemukan
di sekitar.
Gambar 2: Diagram siswa yang setuju bahwa E-Commerce mudah diakses

Hal ini sesuai dengan penuturan Wania dari kelas 8B


“Saya lebih suka berbelanja secara online karena terkadang barang yang saya inginkan tidak
ada di kota saya, sehingga dengan adanya e-commerce akan memudahkan saya membeli barang
keinginan saya.”
Beberapa siswa juga mengaku e-commerce mudah digunakan karena bisa membayar dengan
berbagai cara, sehingga dapat menggunakan paylater untuk membeli barang ketika tidak punya
uang. Hal ini diperkuat dengan penuturan Jauhar bahwa:
“Ketika saya ingin membeli sepatu basket, saya memakai paylater dengan akun orangtua saya.
Sehingga, saya bisa mendapatkan barang-barang mewah dengan cara mencicil menggunakan
akun orangtua.”
Kemudahan fitur paylater pada e-commerce menyebabkan beberapa siswa melakukan
pemborosan, karena dapat membeli barang tanpa membayar di awal. Ini dibuktikan dengan hasil
wawancara bersama Dewa:
“Saya suka menggunakan paylater untuk keperluan top up item game online, apabila batas cicilan
sudah habis, terkadang saya terpaksa membohongi orangtua untuk meminta uang lebih agar dapat
membayar cicilan.”

4.2 Hubungan e-commerce dengan minat beli online siswa SMPN 1 Pasuruan

Minat belanja merupakan Hasrat seseorang untuk membelanjakan pendapatanya ke suatu hal
berupa barang atau jasa hal ini sejalan dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Anwar &
Adidarma bahwa minat beli online merupakan keinginan untuk membeli suatu produk atau jasa
yang ditawarkan pada media online (Anwar & Adidarma, 2016).
Berdasarkan Penelitian, sebanyak 191 peserta didik atau 71% pernah melakukan transaksi
secara digital melalui berbagai marketplace.

Gambar 3: Diagram siswa yang pernah berbelanja melalui aplikasi e-commerce


Hal tersebut dapat terjadi karena menurut hasil kuesioner, berbelanja online memudahkan
mereka dalam membeli barang atau jasa yang diinginkan namun tidak tersedia di kota tempat
mereka tinggal, hal ini dibuktikan dari grafik berikut

Gambar 4: Diagram siswa yang setuju bahwa aplikasi e-commerce mudah diakses
165 siswa setuju bahwa e-commerce lebih mudah diakses daripada toko offline, hal ini sejalan
dengan penuturan Femina dari kelas 8A.
“saya lebih suka berbelanja di Tokopedia karena harga handphone lebih murah dan menghemat
biaya, karena rumah saya jauh dari toko handphone, jadi saya lebih memilih belanja secara
online.”

Begitu pula menurut penuturan Sholeh yang merupakan siswa kelas 8E.
“saya terakhir belanja online 1 minggu yang lalu untuk membeli case handphone, alasan saya
adalah karena saya sudah mencari di seluruh Kota Pasuruan, tapi case yang saya inginkan tidak
ada, sehingga harus beli online”

Selain peuturan siswa, Ibu Ega selaku guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 Pasuruan
menjelaskan mengapa e-commerce sangat digandrungi oleh kalangan muda.
“Aplikasi e-commerce berguna karena menurut saya pribadi penggunaan pembelanjaan online
shop atau dengan adanya e-commerce seperti adanya Shopee, Tiktokshop, ataupun Tokopedia
akan sangat membantu orang-orang yang memang mempunyai mobilitas tinggi di kehidupannya.
Jadi seperti, ia bisa belanja online di tempat kerjanya, di waktu-waktu istirahat, dia juga bisa
belanja online ketika sedang menunggu client mereka. Atau belanja online ketika mereka ada
sedang berada di dalam mobil. Jadi sangat membantu sekali untuk orang orang yang dengan
mobilitas yang tinggi.”

Dari penuturan dua siswa dan guru pengajar serta didukung dengan hasil kuisioner, maka hal
ini sejalan dengan pernyataan Kotler bahwa kemudahan dalam pemasaran online adalah para
pelanggan dapat memesan produk 24 jam sehari dimanapun mereka berada, mereka tidak perlu
berkendara, mereka juga dapat variasi dari barang atau jasa yang mereka inginkan (Kotler, 2009).
Penggunaan aplikasi e-commerce merupakan dampak dari adanya globalisasi, jika dikaitkan
dengan minat beli online tentu aplikasi e-commerce sangat berpengaruh, karena kemudahan akses
yang diberikan, variasi barang yang belum tentu kita jumpai di toko konvensional, dan yang
terpenting adalah tidak perlu mengeluarkan usaha lebih untuk mendapatkan barang yang kita
perlukan.
Selanjutnya berdasarkan hasil temuan peneliti, bahwa siswa siswa mulai beralih ke plikasi e-
commerce dikarenakan beberapa alasan, yaitu (1) Terdapat promo yang selalu update setiap hari
dengan barang yang berbeda-beda; (2) Diskon besar-besaran di hari tertentu, contohnya promo
spesial 12.12, 10.10, dan promo special kemerdekaan; (3) Tersedia gratis ongkir; (4) Tersedianya
fitur COD, seperti penjelasan yang diungkapkan oleh siswa kelas 8G Bernama Aurel:
“saya sebelumnya tidak pernah belanja online, tapi semenjak aplikasi Shopee menawarkan
fitur bebas ongkir, akhirnya saya pindah beli online terutama untuk kebutuhan fashion seperti
kerudung, pakaian, topi, sepatu. Ditambah harganya lebih murah kalua beli online.”

Para siswa pada saat ini tidak asing dengan era digital atau media sosial, teurtama mengenai
e-commerce. Kemudahan dan berbagai tawaran menarik dari e-commerce mengakibatkan siswa
beralih menggunakan e-commerce untuk membeli produk atau jasa secara online. Sehingga
penggunanya dapat memanfaatkan berbagai keuntungan yang mereka dapatkan ketika belanja
online sesuai dengan kebutuhan yang menjadi prioritas mereka.

4.3 Pengaruh e-commerce terhadap perilaku konsumtif siswa SMPN 1 Pasuruan

Selain memberikan dampak yang positif sehingga berbanding dengan minat beli online yang
tinggi juga, ternyata aplikasi e-commerce juga menimbulkan dampak negatif salah satunya adalah
perilaku konsumtif yang juga meningkat di kalangan siswa. Hal itu dibuktikan pada temuan penelitian
kami:

Gambar 5: Diagram siswa yang telah menghabiskan lebih dari Rp500.000

Dalam hasil temuan kami disebutkan bahwa pengeluaran siswa dalam r ntang waktu 2023 hingga
penelitian ini dimulai di bulan April sampai menyentuh angka Rp. 500.000 menyentuh hingga 44%
dengan total 68 siswa, bahkan pada grafik hasil temuan penelitian, siswa pernah melakukan transaksi
hingga mencapai nominal Rp. 200.000 dalam sekali transaksi beli mencapai 31,9% dengan total 61
siswa. Hal ini juga didukung oleh pendapat Fanisa yang merupakan siswa kelas 8A.
“Saya membeli sepatu olahraga dengan harga Rp. 300.000 di Bulan Februari lalu, karena ada
promo sih kak, sebenarnya masih ada sepatu dari ibu saya, tapi karena lagi promo dan desainnya
bagus ya saya beli saja, kapan lagi saya dapat sepatu bagus dengan harga setengah dari harga asli”
Lebih lanjut, Abyan yang merupakan siswa kelas 8B juga pernah melakukan hal yang sama.
“Saya pernah menabung dari uang saku sekolah, saya kumpulkan sampai Rp200.000 untuk membeli
barang printilan game saya, tapi saya tidak bilang orang tua saya, karena kalau ketahuan akan
dimarahi.”
Nyatanya e-commerce membuat anak menjadi pribadi yang gemar berbohong, hal ini didukung
dengan hasil temuan kami mengenai transaksi siswa tanpa sepengetahuan orang tua mereka sebanyak
35,6% siswa dengan total 68 siswa pernah melakukan hal tersebut.

Gambar 6: Diagram siswa yang pernah melakukan transaksi digital di aplikasi e-commerce
>Rp200.000

Gambar 7: Diagram siswa yang pernah membeli barang secara online tanpa diketahui orangtua

Dari grafik diatas dan hasil wawancara pada penelitian yang kami lakukan, e-commerce dapat
membuat siswa berperilaku konsumtif dengan membeli barang yang mahal untuk ukuran siswa
bahkan diperparah dengan tanpa sepengetahuan orang tua, hal ini sesuai dengan pendapat Lestari
mengungkapkan perilaku konsumtif merupakan salah satu gaya hidup konsumen yang terjadi di
dalam masyarakat yang menganggap materi sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan kepuasan
tersendiri, gaya hidup ini dapat menyebabkan gejala konsumtifisme, sementara konsumtifisme
didefinisikan sebagai pola hidup individu yang mempunyai keinginan untuk membeli atau
menggunakan barang dan jasa yang kurang atau tidak dibutuhkan (Lestari, 2018)
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian yang telah kami lakukan, terdapat dua kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil penelitian kamu.
Pertama, nyatanya e-commerce yang merupakan hasil evolusi hasil globalisasi dari toko
konvensional dan membuat manusia memiliki minat belanja yang meningkat, khususnya di kalangan
remaja, hal itu dipengaruhi beberapa aspek diantaranya adalah (1) Kemudahan akses pada toko yang
ingin mereka cari; (2) Bisa dilakukan dimana saja; (3) Variasi barang yang diinginkan cukup
beragam; (4) Harga yang jauh dibawah harga toko konvensional karena promo dan gratis ongkir yang
mereka tawarkan. Tak heran remaja suka membelanjakan uang sakunya karena adanya e-commerce.
Kedua, karena minat belanja online yang cukup tinggi, tentu akan sejajar dengan tingkat
konsumtif siswa terhadap aplikasi e-commerce tersebut, siswa menjadi lebih impulsif karena
kemudahan akses, kemudian pengalaman berbelanja yang lebih privat membuat siswa tidak perlu
khawatir barang yang dibeli akan ditegur oleh orangtua mereka, dan kecenderungan terjebak dalam
godaan promo yang sering diadakan oleh aplikasi e-commerce membuat siswa tidak berpikir panjang
dalam membelanjakan uang sakunya pada barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan

5.2 Saran

Siswa hendaklah berpikir dengan matang sebelum membelanjakan uang sakunya pada
aplikasi e-commerce, mengingat bahwa siswa masih bergantung pada orangtua. Kemudian sudah
sepatutnya lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi melalui aplikasi e-commerce, karena masih
banyak ditemukan penipuan, pencurian data, order fiktif dan masih banyak lagi.

Orang tua juga hendaklah sering memantau aktivitas anak, mengingat bahwa aplikasi e-
commerce menawarkan fitur Cash On Delivery (COD) yang memungkinkan siapapun untuk membeli
barang tanpa rekening bank serta fitur pembelian barang dalam game online sudah seharusnya berada
dalam pengawasan orangtua.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulisan laporan penelitian ini dilakukan dalam
rangka mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indoneisa (OPSI).

Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi kami untuk menyelesaikan
penelitian ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada.

1. Bapak Andri Maulana, S.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,
dukungan, serta masukan kepada penulis.
2. Ibu Egadinta Pramudya Jatayu, S.Pd selaku narasumber yang telah memberikan bantuan
berupa kesediaan wawancara bersama peneliti.
3. Wania, Jauhar, Dewa, Femina, Sholeh, Fanisa, dan Abyan selaku narasumber siswa yang
telah memberikan bantuan berupa kesediaan wawancara Bersama peneliti.
4. Teristimewa kepada Orangtua dan keluarga besar yang selalu mendoakan dan menjadi
motivasi penulis.
5. Teman-teman SMPN 1 Pasuruan yang telah mendukung jalannya penelitian.
6. Terima kasih yang spesial untuk karakter Jujutsu Kaisen serta Kim Dokja dari novel
Omniscient Reader karena telah memberikan semangat melalui cerita yang selalu penulis
baca dan nikmati selama mengerjakan penelitian dan memotivasi untuk selalu
memberikan yang terbaik.
7. Terakhir, kepada diri kami sendiri. Terima kasih sudah berjuang dan melanjutkan
penelitian ini hingga selesai.

Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Buku:
A. Qodri, Azizy. 2004. Melawan Globalisasi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Cashman, Vermaat Shelly. 2007. Discovering Computers: Menjelajah Dunia Komputer Fundamental Edisi 3,
Salemba Infotek, Jakarta.
Giddens, Anthony. 1991. Modernity And Identify: Self Society In The Modern Age. Balckwell Publisher,
Cambridge.
Kartodihardjo, S. 1995. Konsumerisme dan Perlindungan Konsumen. Akademika. No. 1. Tahun XIII.
Muhammadiyah University Press, Surakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi 11, Jilid 2, Terjemahan PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Pearson, Mcleod. 2008. Sistem Informasi Manajemen, Salemba, Jakarta.
Soetijiningsih. 2013. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta.
Wong, Jony. 2010. Internet Marketing For Beginners, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Rujukan Non Buku:
Adzkiya, A. 2018. Analisis Perilaku Konsumtif dan Faktor Pendorongnya (Studi Kasus Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2017). [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Ekonomi Jurusan
Ekonomi Syariah dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Faradila, S, K. Hardianto, P. 2019. Analisis Perilaku Konsumtif Peserta Didik Kelas XII IPS SMA Negeri 1
Singosari Kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan Ekonomi.
Fitri, Anike Dian. 2013. “Penerapan Strategi Pengelolaan Diri (self-management) Untuk Mengurangi Perilaku
Konsumtif pada Siswa Kelas IXI SMA Negeri 15 Surabaya” Jurnal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling.
Irmasari, D. 2010. Dampak Positif dan Negatif dari Perilaku Konsumtif.
http://gunadarma.ac.id/ [Diakses 10 April 2023]
Lestari, A. 2006. Ada Perbedaan perilaku Konsumtif Mahasiswa yang Berkepribadian Ekstrovert dengan
Mahasiswa yang Berkepribadian Introvert. [Skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi universitas Sumatera
Utara.
Lestari, M. 2018. Pembeli Online dari Anak SMA Meningkat 5 Kali Lipat. Detikinet (Diakses pada 10 April
2023)
Maulana, S. M., Susilo, H., & Riyadi. 2015. Implementasi E-Commerce Sebagai Media Penjualan Online.
Jurnal Administrasi Bisnis, 29(1), 1–9.
Nasution. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara, Medan.
Rakanita, Amanda Mastisia. 2019. Pemanfaatan E-Commerce Dalam Meningkatkan Daya Saing Umkm Di
Desa Karangsari Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. EKBIS. Vol. XX. No. 2 Edisi September 2019.
Wahana, Agung. Pembangunan E-Commerce (penjual online) Pada Turpez Shop, (Jakarta : Jurnal, 2012)
diakses pada tanggal : 9 April 2023 pukul : 16.00 WIB.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar pernyataan orisinalitas/bukan hasil tindak plagiarisme dan belum
pernah dikompetisikan atau pernah dikompetisikan tetapi belum mendapat
juara/penghargaan di tingkat Nasional/Internasional

PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Anindya Rahmaida Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor/13 Desember 2008
NIS : 18299
Asal Sekolah : SMPN 1 Pasuruan

dengan ini menyatakan sejujurnya bahwa proposal penelitian saya dengan judul

DAMPAK ADANYA E-COMMERCE PADA PERILAKU KONSUMTIF SISWA SMPN 1


PASURUAN

bersifat orisinal/bukan hasil tindak plagiarisme/belum pernah dikompetisikan


dan/atau tidak sedang diikutkan pada lomba penelitian sejenis/belum pernah
mendapatkan penghargaan di tingkat Nasional/Internasional

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, saya


bersedia menerima konsekuensi sesuai aturan OPSI.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.


Dibuat di Pasuruan,
Pada tanggal 20 September 2023

Mengetahui, Yang membuat pernyataan

Andri Maulana, S.Pd. Anindya Rahmaida Wulandari


NIP - NIS 18299

PERNYATAAN PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Sahira Najma Budianti
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan/22 September 2008
NIS : 18098
Asal Sekolah : SMPN 1 Pasuruan

dengan ini menyatakan sejujurnya bahwa proposal penelitian saya dengan judul

DAMPAK ADANYA E-COMMERCE PADA PERILAKU KONSUMTIF SISWA SMPN 1


PASURUAN

bersifat orisinal/bukan hasil tindak plagiarisme/belum pernah dikompetisikan


dan/atau tidak sedang diikutkan pada lomba penelitian sejenis/belum pernah
mendapatkan penghargaan di tingkat Nasional/Internasional

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, saya


bersedia menerima konsekuensi sesuai aturan OPSI.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.


Dibuat di Pasuruan,
Pada tanggal 20 September 2023

Mengetahui, Yang membuat pernyataan

Andri Maulana, S.Pd. Sahira Najma Budiyanti


NIP - NIS

Lampiran 2. Tindak Plagiarisme

Tindak plagiarisme adalah perbuatan yang sengaja dalam memperoleh atau


mencoba memperoleh kelengkapan suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain, tanpa menyertakan sumber. Tindak
plagiarisme beruang lingkup luas mulai dari menggunakan ide dasar (topik) penelitian
tanpa menyebut sumber atau memberikan penghargaan/terima kasih kepada penggagas;
mengutip gagasan dari suatu sumber tanpa menyebut sumbernya; hingga mengutip
gagasan sendiri dari sumber yang telah ditulis terdahulu tanpa menyebut sumbernya
(swaplagiarisme/self- plagiarism).

Upaya menghindari plagiarisme antara lain:


a. menuliskan ucapan terima kasih dan penghargaan dengan menyebutkan
nama pihak-pihak yang telah membantu dalam memberikan ide (topik)
penelitian pada bagian Ucapan Terima Kasih dan apa yang
disumbangkannya;
b. menulis kutipan langsung dan tidak langsung dengan cara yang benar;
c. menyebut sumber acuan baik pada kutipan langsung maupun kutipan
tidak langsung;
d. dalam mengutip secara tidak langsung, apa yang ditulis (kutipan) tidak
sama bentuk/bunyi dengan apa yang ditulis pada sumber, dan selalu
menyebut sumber acuan;
e. apa yang tertulis pada Daftar Pustaka adalah apa yang dikutip—pustaka
yang tidak dikutip tidak perlu ditulis;
f. jika penelitian merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya,
paparkan sejak awal.

Anda mungkin juga menyukai