Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH MEDIA ONLINE SHOPEE TERHADAP PERILAKU

KONSUMTIF MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS

SERANG RAYA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Metode Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu: Dr. Siska Mardiana, S.Sos., M.M

Disusun Oleh:

Adisty Syahfitri

51120005

UNIVERSITAS SERANG RAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun belakangan, perdagangan secara online dengan

penerapan e-commerce adalah hal yang lebih digemari masyarakat. Tren

perdagangan bergeser dari yang tadinya dilakukan secara konvensional dengan

bertatap muka langsung antara pembeli dan penjual, menjadi secara digital

alias online.  Konsep perdagangan secara online yang diusung e-

commerce adalah suatu konsep yang memungkinkan penjual dan pembeli tidak

perlu bertemu secara langsung. Bahkan, proses perdagangan lintas kota sampai

lintas pulau pun bisa dilakukan dengan mudah. Hal ini merupakan salah satu

dampak positif dari perkembangan teknologi yang dimanfaatkan dengan baik oleh

para pelaku bisnis. Bagusnya lagi, masyarakat menyambut tren perdagangan ini

dengan tanggapan yang positif. Salaj satu e-commerce yang akan peneliti

sampaikan adalah “shopee”.

Shopee adalah sebuah aplikasi yang bergerak dibidang penjualan secara

online atau e-commerce yang dapat diakses secara mudah dengan menggunakan

smartphone. Shopee hadir dalam bentuk aplikasi yang memudahkan penggunanya

dalam melakukan kegiatan berbelanja secara online tanpa menggunakan

perangkat komputer. Shopee hadir dengan menawarkan berbagai macam produk-

produk untuk kebutuhan setiap hari. Shopee sangat dicari dan sangat diminati oleh

masyarakat karena pengguna merasa jauh lebih mudah berbelanja berbagai

2
macam produk baik kebutuhan sehari-hari, elektronik,  fashion, dan lain-lainnya.

Tidak hanya pembeli namun Shopee juga memfasilitasi penjual untuk

memasarkan dagangannya dengan mudah serta membekali pembeli dengan

proses pembayaran yang aman dan pengaturan logistik yang terintegrasi. 

Perkembangan teknologi yang tumbuh dengan cepat harus disikapi dengan

sigap dan tepat. Hal itu juga yang dilakukan oleh Shopee, hal ini dapat dilihat dari

komitmen mereka untuk selalu memberikan penawaran dan pelayanan berbelanja

yang berkesan dan menguntungkan melalui sejumlah inovasi. Bukan hanya untuk

kualitas pengalaman berbelanja. tapi juga bagaimana mereka dapat engage dengan

para penggunanya di seluruh Indonesia.

Perilaku konsumtif merupakan pembelian barang dengan tidak

memikirkan fungsi dan kegunaannya tetapi memikirkan prestise dari barang yang

akan di beli, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku ini lebih mementingkan

keingiannya di bandingkan dengan kebutuhan (Fitriyani, Widodo, & Fauzia

2013). Sesuai dengan pendapat Veblen ( Suminar & Meiyuntari, 2015) bahwa

perilaku konsumen yang membeli barang-barang mahal untuk menunjukkan

kekayaan dan status sosial, bukan untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya.

Masalah perilaku konsumtif merupakan suatu hal yang sering terjadi di

kalangan mahasiswi jika perilaku ini terus menerus dilakukan maka akan

menimbulkan efek yang merugikan individu itu sendiri seperti dia tidak puas akan

diri sendiri dan tidak mensyukuri apa yang dia punya, kurang berpikir dewasa dan

mementingkan kepentingan diri sendiri ( Ernawati & E, 2011).

3
Tabel 1.1

Hasil Pra-Penelitian mengenai Pengaruh Media Online Shopee Terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya

No Pertanyaan Jumlah Keterangan %

Responden

1 Apakah anda pengguna e- 15 Ya 100%

commerce Shopee? 0 Tidak 0%

2 Seberapa sering anda membuka 9 Hanya satu kali atau 60%

aplikasi Shopee dalam sehari? tidak sama sekali

6 Lebih dari satu kali 40%

3 Apakah di aplikasi Shopee anda 13 Ya 86,7%

pernah membeli sesuatu yang

tidak terlalu di butuhkan? 2 13,3%

Tidak

4 4 Karna sedang 26,7%

diskon
Jika Ya, apa alasan anda
9 Karna lucu saja 60%
membelinya?
1 Karna sedang tren 6,7%

1 Lainnya 6,7%

4
Pada tabel 1.1 merupakan data pra-penelitian yang dibagikan kepada

mahasiswa ilmu komunikasi Unsera menggunakan angket online (google form).

Hasilnya dari 15 responden, mahasiswa yang menggunakan aplikasi shopee

presentase sebesar 100% dan yang tidak menggunakan aplikasi shopee sebesar

0%. Pertanyaan kedua, mahasiswa yang hanya satu kali atau tidak membuka

aplikasi shopee sama sekali presentase sebesar 60% dan yang lebih dari satu kali

sebesar 40%. Pertanyaan ketiga, mahasiswa yang pernah membeli barang yang

tidak terlalu di butuhkan di aplikasi shopee presentase sebesar 86,7% dan yang

tidak pernah sebesar 13,3%. Pertanyaan terakhir, mahasiswa yang membeli

sesuatu karna sedang diskon presentase 26,7%, karna lucu saja sebesar 60%,

karna sedang tren 6,7% dan yang menjawab lainnya sebesar 6,7%.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui seberapa

besar pengaruh aplikasi shopee terhadap perilaku konsumtif mahasiswa ilmu

komunikasi Unsera. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti tertarik

mengangkat judul “Pengaruh Media Online Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya”sss

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi masalah

dengan tujuan untuk mengarahkan permasalahan yang akan diteliti.

Identifikasi masalah yang peneliti teliti adalah :

5
1. Shopee sebagai media belanja online memunculkan perilaku konsumtif

pada mahasiswa.

2. Adanya perilaku konsumtif mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas

Serang Raya.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas maka batasan

masalah ini dibuat agar penelitian yang dilakukan tidak meluas. Batasan

masalah yang menjadi fokus adalah mengenai “Pengaruh Media Online

Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Serang Raya”

1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan antara media online shopee dengan perilaku

konsumtif pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya.

2. Seberapa besar pengaruh media online shopee terhadap perilaku

konsumif mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya.

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara

media online shopee dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa

Komunikasi Universitas Serang Raya.

6
1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi

mahasiswa komunikasi tentang perilaku konsumtif. Diharapkan juga

penelitian ini dapat menjadi dasar teoritis untuk pengembangan-

pengembangan penelitian yang sama pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai perilaku konsumtif,

sehingga dalam membeli sesuatu dapat mengutamakan kebutuhan bukan

berdasarkan keinginan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan mendapatkan gambaran mengenai penelitian masalah

maupun isi dalam penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika

penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini secara ringkas membahas hal-hal yang menuju pokok

permasalahan yang diteliti dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk

mengarahkannya, peneliti membahas melalui: latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

7
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang kajian penelitan sebelumnya, landasan

konseptual yaitu perilaku konsumtif, media online, shopee, e-commerce,

landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang paradigma penelitian, pendekatan

penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek

penelitian, operasional variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data, analisis pengumpulan data, uji asumsi klasik, uji instrument

penelitian, analisis data, dan uji hipotesis.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang terkait dengan

penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis saat ini. Tujuan adanya penelitian

terdahulu adalah untuk mengetahui hasil penelitian seseorang yang sudah

membahas tentang permasalahan penelitian dibidang yang sama. Beberapa

penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh :

1. Pengaruh Intensitas Mengakses Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif

Siswa-Siswi SMA MUHAMMADIYAH 1 Kota Magelang. Penelitian ini

dilakukan oleh Aulia Nur Rahma, dari Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh intensitas mengakses

Instagram terhadap perilaku konsumtif siswa-siswi SMA Muhammadiyah

1 Kota Magelang .Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA

Muhammadiyah 1 Kota Magelang. Sebagian dari mereka merupakan

pengguna aktif Instagram. Mereka menggunakan Instagram salah satunya

sebagai referensi ketika ingin berbelanja secara online. Selain itu, mereka

juga mengikuti perkembangan trend yang sedang terjadi. Jenis penelitian

ini yaitu penelitian survey. Teori yang digunakan adalah Teori Uses and

Effect. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner, wawancara dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif

9
dan analisis regresi linear sederhana. Pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling yang didasarkan pada kriteria tertentu dan

didapatkan 138 responden. Analisis data dilakukan dengan bantuan

program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis data yang

dilakukan, dihasilkan nilai t hitung (5,199)>t tabel (1,655) sedangkan

besar p adalah 0,000<0,05. Artinya terdapat pengaruh positif antara

intensitas mengakses Instagram terhadap perilaku konsumtif. Sedangkan

besar koefisen determinasi (R2) yaitu 0,166 yang artinya bahwa intensitas

mengakses Instagram dapat menjelaskan perubahan perilaku konsumtif

sebesar 16,6% atau dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel intensitas

mengakses Instagram terhadap variabel perilaku konsumtif adalah 16,6%.

Sisanya 83,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini

2. Pengaruh Intensitas Mengakses E-Commerce Shopee Terhadap Perilaku

Konsumtif Siswi Madrasah ALIYAH Negeri 1 Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan oleh Sabila Syarafina dari Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator manakah yang

dominan dalam membentuk intensitas mengakses e-commerce shopee?

Indikator manakah yang paling dominan dalam membentuk perilaku

konsumtif siswi MAN 1 Tangerang Selatan? Apakah terdapat pengaruh

intensitas mengakses e-commerce shopee terhadap perilaku konsumtif

10
siswi MAN 1 Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan teori terpaan

media yang menyebabkan khalayak diterpa oleh isi media atau bagaimana

isi media tersebut menerpa khalayak yang dapat dijangkau khalayak global

melalui jaringan dan koneksi internet. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling terdapat 78 responden. Responden yang

dipilih adalah siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tangerang Selatan

yang menggunakan metode survei dengan teknik analisis regresi

sederhana. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dalam

bentuk google form. Dalam proses pengolahan dan menganalisis data

menggunakan software IBM SPSS statistik 24. Berdasarkan hasil dari

penelitian ini indikator yang paling dominan dalam membentuk intensitas

mengakses e-commerce shopee adalah indikator penghayatan dengan rata-

rata sebesar 18.62. Indikator yang paling dominan dalam membentuk

perilaku konsumtif siswi MAN 1 Tangerang Selatan adalah indikator

mencoba lebih dari 2 produk sejenis (merek berbeda) dengan skor rata-rata

sebesar 9.33. Demikian terdapat pengaruh intensitas mengakses e-

commerce shopee terhadap perilaku konsumtif siswi Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) 1 Tangerang Selatan.

3. Pengaruh E-Commerce Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif Masyarakat

Desa Kradenan Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini

dilakukan oleh Rara Anindya Vega Amalia dari Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan Dakwah Institut Agama

11
Islam Negeri (Iain) Ponorogo pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan ECommerce Shopee

terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis

Kabupaten Ponorogo. Pendekatan yang digunakan peneliti ialah

pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu uji regresi linier sederhana.

Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Kradenan Kecamatan

Jetis Kabupaten Ponorogo yang memiliki rentang usia 16-30 tahun yang

berjumlah 283 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini berjumlah 74

orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate

stratified random sampling. Dari hasil penelitian diperoleh: 1) tingkat

pengguna E-Commerce Shopee masyarakat Desa Kradenan Kecamatan

Jetis Kabupaten Ponorogo berada pada kategori sedang yang memiliki

frekuensi tertinggi yaitu 59 responden dengan persentase sebanyak

79,73%. 2) tingkat perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan

Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo berada pada kategori sedang yang

memiliki frekuensi tertinggi yaitu 60 reponden dengan presentase

sebanyak 81,08%. 3) ada pengaruh pengaruh E-Commerce Shopee

terhadap perilaku konsumtif masyarakat Desa Kradenan Kecamatan Jetis

Kabupaten Ponorogo berdasarkan hasil nilai koefisien sebesar 0,593 maka

35,1% perilaku konsumtif masyarakat merupakan kontribusi dari variabel

e-ccommerce Shopee, sedangkan sisanya 64,1% dapat disebabkan oleh

faktor-faktor lain. Dengan hasil yang dijabarkan dalam penelitian ini,

12
bahwa nilai thitung = 6,242) dan ttabel = 1,669. Maka thitung > ttabel,

sehingga Ha diterima.

13
Tabel 2. 1

Mapping Penelitian Terdahulu

No Nama/Judul Penelitian Tujuan Penelitian Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Aulia Nur Rahma, pengaruh Penelitian ini bertujuan Teori Uses & pendekan yang hasil analisis data yang dilakukan,

intensitas mengakses mengetahui pengaruh Effects digunakan dalam dihasilkan nilai t hitung (5,199)>t

instagram terhadap perilaku intensitas mengakses penelitian ini tabel (1,655) sedangkan besar p

konsumtif siswa-siswi SMA Instagram terhadap menggunakan adalah 0,000<0,05. Artinya terdapat

Muhammadiyah 1 Kota perilaku konsumtif siswa- pendekatan kuantitatif pengaruh positif antara intensitas

Magelang. siswi SMA mengakses Instagram terhadap

Muhammadiyah 1 Kota perilaku konsumtif. Sedangkan

Magelang. besar koefisen determinasi (R2)

yaitu 0,166 yang artinya bahwa

intensitas mengakses Instagram

dapat menjelaskan perubahan


perilaku konsumtif sebesar 16,6%

atau dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel intensitas

mengakses Instagram terhadap

variabel perilaku konsumtif adalah

16,6%. Sisanya 83,4% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini

2 Sabila Syarafina, Pengaruh Penelitian ini bertujuan Teori Penelitian ini Hasil dari penelitian ini indikator

Intensitas Mengakses E- untuk mengetahui Terpaan menggunakan yang paling dominan dalam

Commerce Shopee Terhadap indikator manakah yang Media pendekatan kuantitatif membentuk intensitas mengakses e-

Perilaku Konsumtif Siswi dominan dalam commerce shopee adalah indikator

Madrasah ALIYAH Negeri 1 membentuk intensitas penghayatan dengan rata-rata

Tangerang Selatan. mengakses e-commerce sebesar 18.62. Indikator yang

15
shopee? paling dominan dalam membentuk

perilaku konsumtif siswi MAN 1

Tangerang Selatan adalah indikator

mencoba lebih dari 2 produk sejenis

(merek berbeda) dengan skor rata-

rata sebesar 9.33. Demikian

terdapat pengaruh intensitas

mengakses e-commerce shopee

terhadap perilaku konsumtif siswi

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1

Tangerang Selatan.

3 Rara Anindya Vega Amalia, Penelitian ini bertujuan Teori Uses Pendekatan yang

Pengaruh E-Commerce Shopee untuk mengetahui adanya and digunakan peneliti ialah

Terhadap Perilaku Konsumtif pengaruh penggunaan E- Gratification pendekatan kuantitatif.

16
Masyarakat Desa Kradenan Commerce Shopee s Teknik pengumpulan

Kecamatan Jetis Kabupaten terhadap perilaku data menggunakan

Ponorogo. konsumtif masyarakat kuesioner.

Desa Kradenan

Kecamatan Jetis

Kabupaten Ponorogo.

17
Dari ketiga penelitian tersebut mempunyai keunggulannya masing-

masing, perbedaan antara penelitian yang dilakukan Aulia Nur Rahma

dengan peneliti lain adalah terletak pada teori yang dipakai yaitu teori uses

and effects, dua penulis lainnya menggunakan teori terpaan media dan

teori uses and gratifications.. Penelitian Aulia Nur Rahma adalah untuk

mengetahui pengaruh intensitas mengakses Instagram terhadap perilaku

konsumtif. Sementara persamaan antara penelitian yang dilakukan Aulia

Nur Rahma dengan peneliti lain ialah sama-sama melakukan penelitian

tentang perilaku konsumtif seseorang.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Media Baru (New Media)

New media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi

yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital

(Creeber dan Martin, 2009). Definisi lain media online adalah media yang di

dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi

media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011: 303-

325). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online

berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi

secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13).

New media adalah berbagai teknologi informasi dan komunikasi dengan

pendekatan konteks-konteks sosial terkait yang terdiri dari tiga elemen, yakni: alat

dan artefak teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi; aktivitas

34
dan penggunaan untuk menyampaikan informasi; serta tatanan organisasi sosial

yang terlibat dalam alat dan praktik tersebut (McQuail, 2011: 42-43).

Menurut McQuail (2011: 156-157) terdapat lima kategori utama new media

yang sama-sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan

berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks, seperti berikut ini:

1. Media komunikasi antarpribadi. Media ini meliputi telepon (yang semakin

mobile) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi menjadi

semakin personal). Secara umum, konten bersifat pribadi dan mudah

dihapus dan hubungan yang tercipta dan dikuatkan lebih penting daripada

informasi yang disampaikan.

2. Media permainan interaktif (interactive play media). Media ini terutama

berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual.

Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas dan mungkin dominasi dari

kepuasan ‘proses’ atau ‘penggunaan’.

3. Media pencarian informasi (information search media). Media ini adalah

kategori yang luas tetapi Internet/www merupakan contoh yang paling

penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran,

aktualitas dan aksibilitasnya belum pernah ada sebelumnya. Posisi mesin

pencari telah telah menjadi sangat penting sebagai alat bagi para pengguna

sekaligus sebagai sumber pendapatan untuk Internet. Di samping Internet,

telepon (mobile) juga semakin menjadi saluran penerimaan informasi,

sebagaimana juga teleteks yang disiarkan dan layanan data radio.

35
4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya

khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar

informasi, gagasan dan pengalaman, serta untuk mengembangkan hubungan

pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di

dalam kelompok ini.

5. Substitusi media penyiaran (substitution of broadcasting media). Acuan

utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau mengunduh

konten yang dimasa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode

lain yang serupa.

Dapat disimpulkan bahwa media baru ini merupakan salah satu sarana

komunikasi yang menggunakan teknologi untuk mempermudah dan mempercepat

komunikasi seseorang diberbagai tempat. contohnya seperti Smartphone, Email,

Internet, dan situs jejaring sosial.

2.2.2 Media Online

Media online menurut Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005: 20) adalah

sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan

multimedia. Media online hadir untuk mengisi permintan pasar dikarenakan

perkembangan teknologi yang sangat cepat.

Media online memiliki karakteristik yaitu kecepatan informasi dimana

suatu peristiwa dapat dijadikan berita yang tersebar saai itu juga. Lalu

interaktivitas, maksudnya pembaca tidak hanya membaca berita tersebut namun

juga dapat mengomentari berita tersebut melalui fitur yang ada. Adanya

36
pembaruan, maksudnya berita yang disajikan didalam media tersebut selalu

diperbarui dan dengan cepat dapat dibaca oleh pembacanya.

Media online memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan media

lainnya. Keunggulan ini di sesuaikan dengan tuntutan dan perkembangan jaman.

Adapun keunggulan dari media online adalah berita yang up to date. Artinya

berita dalam media online dapat dengan cepat mendapatkan pembaruan

dikarenakan tidak tergantung dari computer, melainkan dapat melalui teknologi

seperti smartphone.

Media online memliki keunggulan lain yaitu real time. Maksudnya adalah

berita atau informasi yang ada langsung atau terjadi saat itu juga, sehingga berita

atau informasi yang ada dimedia online tidak kadaluarsa.selain itu media online

juga memiliki keuggulan yaitu praktis. Berita dan juga informasi yang ada

dimedia online dapat dicari lagi dan tersimpan dengan baik. Selain itu praktis

karena dapat dibaca ataupun diakses dimanapun berada selama teknologi

memadai.

2.2.3 E-Commerce Shopee

Shopee adalah situs elektronik komersial yang berkantor pusat

di Singapura yang dimiliki oleh Sea Limited (sebelumnya dikenal dengan

nama Garena), yang didirikan pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee pertama kali

diluncurkan di Singapura pada tahun 2015, dan sejak itu memperluas

jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Mulai tahun 2019, Shopee juga sudah aktif di negara Brasil, menjadikannya

negara pertama di Amerika Selatan dan luar Asia yang dikunjungi Shopee.

37
Shopee sendiri dipimpin oleh Chris Feng, mantan karyawan Rocket Internet yang

pernah memimpin Zalora dan Lazada.

Pada tahun 2015, Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura. Shopee

pertama kali meluncur sebagai marketplace consumer to consumer (C2C). Namun

kini mereka telah beralih ke model hibrid C2C dan business to consumer (B2C)

semenjak meluncurkan Shopee Mall yang merupakan platform toko daring untuk

brand ternama. Pada tahun 2017, platform ini mencatat 80 juta unduhan aplikasi

dengan lebih dari empat juta penjual dan lebih dari 180 juta produk aktif. Pada

kuartal keempat tahun 2017, Shopee melaporkan nilai perdagangan bruto (GMV)

sebesar US$1,6 miliar, naik 206 persen dari tahun sebelumnya. Shopee memiliki

nilai total GMV pada tahun 2018 sebesar US$2,7 miliar, naik 153 persen dari

tahun 2017. Di Malaysia, Shopee menjadi portal perdagangan elektronik ke-3

yang paling banyak dikunjungi di Q4 2017, menggantikan Lelong dan melampaui

peringkat Lazada sebagai aplikasi terbaik di Google Play dan iOS App store.

Demikian pula di kalangan konsumen di Indonesia, survei yang dilakukan

pada bulan Desember 2017 oleh TheAsianParent mengungkapkan bahwa Shopee

adalah platform belanja pilihan pertama bagi para ibu di Indonesia (73%), diikuti

oleh Tokopedia (54%), Lazada (51%), dan Instagram (50 %). Pada April 2020,

Shopee Indonesia mulai mempromosikan penjualan makanan siap saji di platform

Shopee untuk menjadi pemain ketiga yang bersaing

dengan Gofood dan GrabFood. Program yang diberi nama ShopeeFOOD ini telah

merekrut lebih dari 500 penjual makanan di wilayah Jakarta.

2.2.4 Perilaku Konsumtif

38
Perilaku konsumtif adalah sebagai bagian dari aktivitas atau kegiatan

mengkonsumsi suatu barang dan jasa yang dilakukan oleh konsumen (Munandar,

2011). Definisi tersebut memberikan gambaran yang sederhana terkait dengan

perilaku konsumtif, karena tidak menjelaskan bahwa perilaku konsumtif

merupakan kegiatan mengkonsumsi barang yang dilakukan secara berlebihan.

Ancok (1995) menjelaskan secara lebih spesifik bahwa perilaku konsumtif adalah

perilaku individu yang tidak dapat menahan keinginannya untuk membeli barang

yang tidak dibutuhkan tanpa melihat fungsi utama dari barang tersebut. Definisi

tersebut menunjukkan bahwa individu yang berperilaku konsumtif akan

cenderung membeli barang berdasarkan keinginan daripada kebutuhan.

Penjelasan Ancok (1995) senada dengan apa yang disampaikan oleh

Sumartono (2002), bahwa perilaku konsumtif adalah aktivitas membeli suatu

barang dengan pertimbangan yang tidak masuk akal dan tidak berdasarkan pada

kebutuhan. Perilaku konsumtif merupakan suatu aktivitas membeli barang-barang

yang kurang atau tidak diperlukan sama sekali sehingga sifatnya menjadi mubazir.

Jadi, individu dalam melakukan pembelian lebih mementingkan faktor keinginan

(want) daripada faktor kebutuhan (need). 17 Definisi tersebut cukup

menggambarkan secara jelas dan lengkap terkait dengan perilaku konsumtif.

Piliang (Heni, 2013) melengkapi dengan menjelaskan bahwa perilaku

konsumtif ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan

segala hal yang dianggap mahal dan memberikan kepuasan serta kenyamanan

fisik sebesar-besarnya. Hal ini juga didukung dengan gaya hidup belanja yang

proses perubahan dan perkembangannya didorong oleh keinginan daripada

39
kebutuhan. Definisi tersebut melengkapi penjelasan dari teori-teori sebelumnya

dengan menjelaskan perilaku konsumtif tidak hanya dipengaruhi oleh hasrat

keinginan individu, tetapi juga dipengaruhi oleh gaya hidup di lingkungan

individu.

Senada dengan definisi sebelumnya, Wahyudi (2013) juga menjelaskan

bahwa perilaku konsumtif merupakan perilaku seseorang yang tidak lagi

berdasarkan pemikiran dan pertimbangan yang rasional. Akan tetapi, lebih kepada

adanya kecenderungan matrealistik, hasrat yang besar untuk memiliki benda-

benda yang mewah dan berlebihan, serta segala hal yang dianggap paling mahal

hanya untuk memenuhi hasrat kesenangan semata. Definisi tersebut mendukung

definisi sebelumnya, di mana definisi ini mampu menjelaskan bahwa individu

yang berperilaku konsumtif cenderung akan merasa bangga dan merasa percaya

diri jika membeli atau menggunakan barang-barang bermerek.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumtif adalah aktivitas membeli suatu barang secara berlebihan. 18

Di mana pembelian tersebut dilakukan dengan pertimbangan yang tidak masuk

akal dan lebih mengutamakan keinginan daripada manfaat atau kebutuhan dari

barang tersebut.

Lina dan Rosyid menyebutkan, ada 3 aspek dalam perilaku konsumtif, yaitu :

1. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

40
Pembelian impulsif adalah pembelian yang didasarkan pada dorongan

dalam diri individu yang muncul secara tibatiba/keinginan sesaat, yang dilakukan

tanpa terlebih dahulu mempertimbangkannya.

2. Pemborosan (Wasteful Buying)

Perilaku konsumtif sebagai salah satu perilaku yang menghambur-

hamburkan banyak dana tanpa disadari adanya kebutuhan yang jelas yang didasari

dari rasa ingin memiliki sehingga pembeli tidak mempermasalahkan akan

pemborosan, yang terfikir hanya pemenuhan hasrat akan suatu barang tersebut.

3. Pembelian Tidak Rasional (Non rational buying)

Suatu perilaku di mana konsumen membeli sesuatu yang dilakukan

semata-mata untuk mencari kesenangan. Pembelian dilakukan karena adanya

gengsi agar dapat dikatakan sebagai orang yang modern atau mengikuti mode.

2.3 Landasan Teoritis

2.2.5 Teori Uses and Effects

Teori uses and effects merupakan sintesis antara pendekatan uses and

gratifications dan teori tradisional mengenai effects. Konsep use (penggunaan)

merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini karena

pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkan, akan memberikan

jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi

massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti

exposure yang sematamata menunjuk pada tindakan mempresepsi. Dalam konteks

lain pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana

41
ini t erkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini

lebih kepada pengertian yang kedua.

Maka teori uses and effects merupakan sebuah teori yang menjelaskan

mengenai hubungan antara komunikasi massa yang disampaikan melalui media

massa, yang menimbulkan sebuah effects bagi pengguna dari media massa

tersebut. Contoh dari teori usess and effects dapat dilihat dari kebiasaan seseorang

menonton atau mendengarkan media massa dalam keseharian seorang individu,

misalnya kebiasaan orang menonton drama korea yang menimbulkan sebuah

effects dari apa yang dilihat.

Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya

ditentukan oleh kebutuhan individu, sementara pada uses and effects, kebutuhan

hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan

media. Harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media,

akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak

menggunakan isi media massa.

Asumsi dasar pada penggunaan media terhadap model uses and

gratifications terbagi menjadi 3 variabel yaitu:

a. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan

dalam menggunakan media.

b. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis isi media yang

dipergunakan.

42
c. Hubungan, dimensi ini menyajikan prihal hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang di konsumsi atau dengan media

secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini prinsip dasar yang terkandung yaitu, dimana para

pengguna media massa mendapatkan suatu effects setelah menggunakan media

massa tertentu. Dengan demikian seorang dapat mengharapkan atau

memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audien.

Demikian halnya pada media online “Shopee” yang menyajikan beragam macam

kebutuhan baik sandang maupun pangan yang bisa menimbulkan perilaku

konsumtif bagi penggunanya.

43
2.4 Kerangka Berfikir

Teori Uses and Effects

Teori uses and effects merupakan sebuah teori yang menjelaskan


mengenai hubungan antara komunikasi massa yang disampaikan melalui
media massa, yang menimbulkan sebuah effects bagi pengguna dari media
massa tersebut.

Identifikasi Masalah

1. Shopee sebagai media belanja online


memunculkan perilaku konsumtif pada
mahasiswa.
2. Adanya perilaku konsumtif mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Serang Raya.

Perilaku Konsumtif pada


Media Online Shopee Mahasiswa

(Variabel X) (Variabel Y)

1. Frekuensi Terpaan 1. Pembelian Impulsif


2. Motivasi 44 (Impulsive Buying)
3. Kepercayaan 2. Pemborosan (Wasteful
Buying)
3. Mencari Kesenangan
2.5 Hipotesis Penelitian

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan kata

thesis. Hypo berarti kurang dan thesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian

digunakan secara bersama menjadi hypothesis dan penyebutan dalam dialek

bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang

maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang

belum sempurna.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belums didasarkan pada fakta- fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empiric.

Adapun hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah :

45
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara media online shopee (X)

terhadap Perilaku Konsumtif (Y) mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang

Raya.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh Media

online shopee (X) terhadap Perilaku Konsumtif (Y) mahasiswa ilmu komunikasi

Universitas Serang Raya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.6

2.7

2.8

2.9

1.

2.

3.

3.1. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:7), Paradigma penelitian yang digunakan sesuai

dengan metode penelitian kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma

positivistik adalah metode kuantitatif yang dinamakan metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode

46
untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena

berlandasan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau

scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris,

obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Menurut Sugiyono (2016:42), Dalam penelitian kuantitatif atau

positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat

diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti

dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja.

Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut

sebagai paradigma penelitian. Jadi paradigma penelitian dalam ini diartikan

sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti

yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,

jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

47
Pada penelitian ini, penulis meneliti dan menggambarkan fakta dan data

dengan sistematis secara faktual dan akurat berdasarkan analisis dari fenomena

yang disusun dengan data kuantitatif mengenai “Pengaruh Media Online Shopee

Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang

Raya.”

3.2. Pendekatan Penelitian

Menurut Creswell (2016:5), Dalam Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, yang berdasarkan angka-angka atau berdasarkan

pertanyaan-pertanyaan yang tertutup (hipotesis kuantitatif). Pada dasarnya

penelitian kuantitatif pada umumnya melibatkan proses pengumpulan, analisis,

dan interpretatif data, serta penulisan hasil-hasil penelitian. Penelitian kuantitaif

merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori (theories) tertentu dengan

cara meneliti hubungan antarvariabel. variabel-variabel ini diukur biasanya

dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-

angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir

untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten

mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil

penelitian, dan pembahasan.

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam melakukan

penelitian dimana peneliti ingin melalukan sebuah penelitian berdasarkan variabel

yang mengukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data


yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur

statistik dengan langkah-langkah yang jelas, mulai dari perumusan masalah,

tujuan masalah yang dipergunakan, teknik mengumpulkan data, analisis data,

serta menarik kesimpulan dan saran-saran yang diajukan peneliti.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

merupakan metode pengumpulan “data primer” dengan memperoleh secara

langsung dari sumber lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan data atau

informasi dan fakta lapangan secara langsung tersebut melalui kuisioner

(questionnair) dan wawancara (interview) baik secara lisan maupun tulisan yang

memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara

peneliti dengan respondennya (subjek).

Metode survey selain merupakan metode pengumpulan data secara primer

sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data

penelitian yang sebagaian besar data deskriptip berasal dari subjek yang

menyatakan opini, sikap, pandangan, pengalaman, dan penelitian karakteristik

tertentu baik secara individual maupun kelompok. Terdapat dua bentuk teknik

pengumpulan dalam survey, melalui wawancara dan kuisioner.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode survey dimana peneliti akan

menggunakan dua variabel yaitu Variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (X)

yaitu Media Online Shopee dan variabel terikat (Y) yaitu Perilaku Konsumtif.

49
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini mengenai “Pengaruh Media Online Shopee Terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya”.

dengan mengambil lokasi pelaksanaan penelitian di tempat Universitas Serang

Raya (UNSERA) Jalan Raya Cilegon KM. 5 Taman Drangong Serang,

Drangong, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116.

3.4.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Keterangan Mei Juni Juli

1 Pengajuan Judul

2 Penulisan Bab 1

3 Penulisan Bab 2

4 Penulisan Bab 3

3.5 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti. Objek penelitian

menurut Sugiyono (2008:38) adalah secara teoritis dapat didefinisikan sebagai

atribut seseorang atau objek dengan objek lain (Hatch dan Farhady, 1981). Suatu

sifat dasar dari orang objek atau kegiatan yang memiliki variasi yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Objek

50
penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa ilmu komunikasi Universitas

Serang Raya mengenai “Pengaruh Media Online Shopee Terhadap Perilaku

Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya”.

3.6 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2016:38-39), menyatakan bahwa variabel adalah suatu

kualitas (qualities) dimana mempelajari dan menarik kesimpulan. Maka dapat

dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Varibel independen yaitu variabel yang sering disebut sebagai

variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen sering disebut sebagai variabel

output, kriteria, konsekuen. Dalam bahas indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2016:38-39).

Dalam penelitian ini “Pengaruh Media Online Shopee Terhadap Perilaku

Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya”. dua variabel

yaitu variabel independen (bebas) “Pengaruh Media Online Shopee” dan variabel

dependen (terikat) “Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu Komunikasi”

51
Tabel 3. 1

Operasional Variabel

Variable X Konseptual Dimensi Indikator Skala

Media Shopee adalah 1. Frekuensi 1. Bagaimana atau


Online situs elektronik Terpaan seberapa besar
Shopee komersial yang 2. Motivasi frekuensi
3. Kepercaya penggunaan
berkantor pusat
(Variabel X ) di Singapura yang an aplikasi shopee
2. Seberapa besar
dimiliki oleh Sea shopee Ordinal
Limited (sebelum memberikan
nya dikenal motivasi untuk
dengan menimbulkan
nama Garena), perilaku konsumtif
3. Bagaimana user
yang didirikan
shopee
pada 2009 oleh memberikan
Forrest Li.  kepercayaan
shopee untuk
menjadi tempat
terpercaya dikala
belanja.

52
Variable Y Konseptual Dimensi Indikator Skala

Perilaku Perilaku 1. Pembelian 1. Didasarkan pada


Impulsif
Konsumtif konsumtif adalah
(Impulsive dorongan dalam diri
Mahasiswa sebagai bagian Buying) individu yang muncul
(Variabel Y) dari aktivitas atau 2. Pemborosa
n secara tibatiba/keinginan
kegiatan (Wasteful sesaat, yang dilakukan
mengkonsumsi Buying)
tanpa terlebih dahulu
3. Mencari
suatu barang dan
Kesenanga mempertimbangkannya.
jasa yang n (Non Ordinal
Rasional 2. perilaku yang
dilakukan oleh
Buying) menghambur-hamburkan
konsumen
banyak dana tanpa
(Munandar,
disadari adanya kebutuhan
2011).
yang jelas yang didasari
dari rasa ingin memiliki
sehingga pembeli tidak
mempermasalahkan akan
pemborosan.

3. membeli sesuatu yang


dilakukan semata-mata
untuk mencari
kesenangan. Pembelian
dilakukan karena adanya
gengsi agar dapat
dikatakan sebagai orang
yang modern atau
mengikuti mode.

53
3.7 Populasi dan Sampel

3.7.1 Populasi

Menurut Arikunto ( 2006 : 130 ) “ populasi adalah keseluruhan objek

penelitian “. Dan populasi dalam penelitian ini adalahs mahasiswa universitas

serang raya. Peneliti memilih mahasiswa ilmu komunikasi universitas serang raya

dikarenakan sesuai dengan judul penelitian yang dibuat dengan mahasiswa ilmu

komunikasi universitas serang raya sebagai objek penelitian.

3.7.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Jadi dalam penelitian ini,

peneliti tidak mungkin mengambil sampel dari semua mahasiswa yang berjumlah

lebih dari 1000. Teknik pengambilan sampel menggunakan probably sampling

dengan sample random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak dari

populasi karena populasi dianggap homogen.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

3.8.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

peneliti. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang berisikan

pertanyaan mengenai variabel penelitian lalu disebarkan dan di isi oleh responden

penelitian. Cara ini digunakan untuk mendapatkan gambaran apakah ada atau tidak

”Pengaruh Media Online Shopee Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Universitas Serang Raya”.

54
3.8.2 Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada peneliti, misalnya dengan membaca dan mempelajari buku-buku

seperti ilmu komunikasi. Psikologi Komunikasi, metode penelitian kuantitatif, dan

lain-lain.

3.9 Uji Asumsi Klasik

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Bila data

tidak normal, maka teknik statistik parametaris tidak dapat digunakan untuk alat

analisis. Sebagai gantinya digunakaan teknik statistik lain yang tidak harus

berasumsi bahwa data berdistribusi normal. Teknik analisis itu adalah statistik

nonparametris. Untuk itu sebelum peneliti akan menggunakan teknik parametaris

sebagai analisisnya, maka peneliti harus membuktikan terlebih dahulu, apakah

data yaang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2012:75).

3.10 Uji Instrumen Penelitian

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan

reliabel dengan intrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti.

3.10.1 Uji Validitas

55
Instrument yang valid berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) yang valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2016:121).

N(∑ XY)− (∑ X ∑ Y)
r= √[N ∑ X2− (∑ X)²][N ∑ Y²− (∑ Y)²]

Keterangan:

N : Jumlah responden

∑X : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrument

∑X2 : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan

∑Y2 : Jumlah jawaban responden untuk instrument ke- I yang

dikuadratkan

(Sugiyono, 2010 : 228)

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan rtabel

(dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05 dan

jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai r tabel) sebagai

berikut (Arikunto, (2014 :110)

1. Jika r hitung, ≤ rtsbel maka instrumen dikatakan tidak valid

2. Jika r hitung, > rtsbel maka instrumen dikatakan valid

3.10.2 Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lenih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Untuk mengukur

56
tingkat reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode Cronbach Alpha dikarenakan untuk mencari instrument yang skornya

berupa rentangan antara beberapa nilai. Adapun metode Cronbach Alpha tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2

Tingkat Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Nilai Cronbac’s Alpha Tingkat Reliabilitas

0,0 – 0,20 Tidak Reliabel

>0,20 – 0,40 Kurang Reliabel

>0,40 – 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 – 0,80 Reliabel

>0,81 – 1.00 Sangat Reliabel

Sumber: Sugiyono (2015: 43)

3.11 Analisis Data

3.11.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

57
Analisis linier sederhana digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

kelinieran pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

rumus linier sederhana sebagai berikut:

Y =a+bX + e

Keterangan:

Y = subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = angka arah koefisien regresi, yaitu menunjukan angka peningkatan atau

penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b

(+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

X = nilai variabel independen

(Sugiyono, 2010; 261)

3.11.2 Koefisien Determinan

Koefisien determinasi digunakan pada penelitian untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel X yaitu Media Online Shopee terhadap variabel

Y yang merujuk terhadap perilaku konsumtif mahasiswa. Berikut rumusnya:


2
kd =r x 100 %

Data batas koefisien determinan 0 < kd < 1

Dimana apabila:

Kd = 0, berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah.

Kd = 1, berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat.

58
Pengaruh tinggi rendahnya koefisien determinasi tersebut digunakan

pedomanyang dikemukakan oleh Guilford adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi

Pernyataan Keterangan

> 4% Pengaruh rendah sekali

15% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

17% - 49% Pengaruh cukup berarti

50% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat Sumber

Supranto, 2001: 227.


> 80% Pengaruh tinggi sekali
Untuk

mempermudah proses penghitungan peneliti menggunakan program SPSS dengan

menggunakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary

berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul r-square.

3.11.3 Uji Hipotesis

Uji t-Test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk

menguji signifikansi koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat.

59
Adapun rumus uji signifikasi korelasi sperman rang t ditunjukan pada rumus

(Kriyantono, 2008:175):

r √n−2
t=
√1−r 2

Keterangan :

t = t hitung

r = koefisien korelasi sederhana

n = jumlah sampel

Selanjutnya untuk menguji apakah koefisien korelasi (r) yang diperoleh

signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansi korelasi

spearman rank dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada

tabel distribusi t produksi momen dengan ketentuan:

1. Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, dan

2. Bila t hitung < t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima.

60
Daftar Pustaka

Jessica Gumulya, M. W. (2013). Pengaruh Konsep Diri Terhadap Perilaku

Konsumtif Mahasiswa Univeritas Esa Unggul. Jurnal Psikologi Vol.11

No.1, 52.

Miranda, S. (2017, Februari). Pengaruh Instagram Sebagai Media Online

Shopping Fashion Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau. JOM FISIP Vol.4 No.1,

8.

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Noor, H. F. (2015). Ekonomi Media. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sumartono. (2002). Terperangkap Dalam Iklan: Meneropong Imbas Pesan

Iklan Televisi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

61
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

ALFABETA

Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung : ALFABETA

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung : ALFABETA

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: PT Alfabet.

62

Anda mungkin juga menyukai