0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merupakan bagian kesimpulan dan saran dari sebuah skripsi yang meneliti pengaruh variabel terhadap penggunaan dompet elektronik Shopeepay. Penelitian menemukan bahwa pengalaman dan pelayanan lebih mempengaruhi konfirmasi pengguna daripada persepsi kerentanan. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dengan menemukan bahwa persepsi kerentanan tidak mempengaruhi konfirmasi. Implikasi manajerial
Dokumen tersebut merupakan bagian kesimpulan dan saran dari sebuah skripsi yang meneliti pengaruh variabel terhadap penggunaan dompet elektronik Shopeepay. Penelitian menemukan bahwa pengalaman dan pelayanan lebih mempengaruhi konfirmasi pengguna daripada persepsi kerentanan. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dengan menemukan bahwa persepsi kerentanan tidak mempengaruhi konfirmasi. Implikasi manajerial
Dokumen tersebut merupakan bagian kesimpulan dan saran dari sebuah skripsi yang meneliti pengaruh variabel terhadap penggunaan dompet elektronik Shopeepay. Penelitian menemukan bahwa pengalaman dan pelayanan lebih mempengaruhi konfirmasi pengguna daripada persepsi kerentanan. Penelitian ini memberikan implikasi teoritis dengan menemukan bahwa persepsi kerentanan tidak mempengaruhi konfirmasi. Implikasi manajerial
Berdasarkan pada rumusan masalah studi, dilakukan guna mengetahui
pengaruh antara variabel pada responden pengguna dompet elektronik Shopeepay. Analisis pengolahan data yang digunakan adalah PLS-SEM dengan aplikasi WarpPLS 0.6. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pengguna dompet elektronik Shopeepay 85% merupakan perempuan, 47% berusia 20 hingga 25 tahun, 77% memiliki latar belakang pendidikan S1 dan berdomisili 48% di Jawa Tengah, serta 23% berpenghasilan lebih dari dua juta hingga empat juta rupiah.
Data menunjukkan bahwa persepsi kerentanan, konfirmasi, persepsi
manfaat, dan kepuasan, serta niat penggunaan keberlanjutan tinggi. Tetapi kebiasaan sangat rendah. Studi ini menemukan, pengguna dengan konfirmasi dari dompet elektronik tidak dipengaruhi oleh persepsi kerentanan. Tapi dapat disebabkan oleh hal-hal lain yang lebih menarik responden, seperti pengalaman dan pelayanan.
Responden merasa pengalaman dalam menggunakan dompet elektronik
Shopeepay melebihi ekspektasi mereka, selaras dengan tujuan utama Shopeepay yaitu menjadi dompet elektronik yang memenuhi segala jenis kebutuhan masyarakat Indonesia, sehingga memastikan pengalaman yang mudah dan aman (Setyowati, 2020). Hal kedua adalah pelayanan, merujuk pada respons positif pengguna setelah menggunakan dompet elektronik Shopeepay. Karena lengkap dalam satu aplikasi, tidak heran jika pengguna jatuh cinta dengan dompet elektronik ini. Temuan lain yaitu tentang kebiasaan pengguna. Ada atau tidaknya kebiasaan, pengguna tetap memiliki niat penggunaan keberlanjutan. Penyedia layanan dompet elektronik Shopeepay harus menggaris bawahi kepuasan apabila menyangkut niat penggunaan keberlanjutan.
B. Implikasi library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Implikasi Teoritis
Studi ini berhasil menggunakan Teori Konfirmasi Harapan yang
ditambahkan beberapa variabel lain, yaitu persepsi kerentanan dan kebiasaan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa persepsi kerentanan berpengaruh positif dan signifikan pada konfirmasi. Tetapi, studi ini tidak mendukung adanya pengaruh tersebut. Faktor penyebab responden memiliki konfirmasi atas dompet elektronik bukan persepsi kerentanan, melainkan dari pengalaman dan pelayanan. Selain itu, hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ditemukan efek moderasi dari konstruk kebiasaan pengaruh kepuasan pada niat penggunaan keberlanjutan. Sehingga, penelitian ini memberikan kontribusi berupa penemuan baru, yaitu persepsi kerentanan tidak mempengaruhi konfirmasi dan kebiasaan tidak memiliki efek moderasi terhadap kepuasan pada niat penggunaan keberlanjutan.
2. Implikasi Manajerial
Hasil studi ini memperlihatkan bahwa terdapat beberapa faktor
seperti konfirmasi, persepsi manfaat, kepuasan, dan kebiasaan yang mendasari niat penggunaan dompet elektronik. Maka penting bagi para penyedia layanan untuk terus memberikan inovasi. Beberapa hal yang disoroti pada studi ini adalah pengalaman dan pelayanan responden merupakan faktor penting daripada persepsi kerentanan dari penggunaan dompet elektronik Shopeepay di masa pandemi. Disini, penyedia layanan diharapakan lebih mempertahankan dan memperhatikan tatap muka pengguna (user interface) yang inovatif.
Terlebih jika ingin beriringan dengan tujuan utama Shopeepay untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Contohnya addalah dengan melakukan riset pasar dan pengembangan aplikasi Shopeepay agar adaptif dengan pengguna laki-laki dan berumur diatas usia generasi millenials. Karena aplikasi affiliasi Shopee ini sangat identik dengan perempuan dan anak muda. Lebih lanjut, yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat sistem agar tidak terjadi kesalahan teknis. Sehingga akan memunculkan library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
labelling bahwa Shopeepay merupakan aplikasi pembayaran keuangan yang
nyaman digunakan karena minim error.
3. Implikasi Studi Lanjutan
Studi ini dapat digunakan sebagai kerangka teoritis bagi Teori
Konfirmasi Harapan yang mencakup persepsi kerentanan, konfirmasi, persepsi manfaat, kepuasan, kebiasaan, dan niat penggunaan keberlanjutan khususnya di masa pandemi COVID-19 untuk penelitian selanjutnya. Lebih lanjut, menurut Burhan (2020), di Indonesia terbentuk pengguna Shopeepay yang sangat loyal. Bahkan menceritakan pengalamannya saat menggunakan aplikasi tersebut (Burhan, 2020). Maka dapat memperluas cakupan dengan menambahkan variabel word of mouth dan loyalitas.
C. Keterbatasan Penelitian
Studi ini hanya mengkaji niat penggunaan keberlanjutan dompet
elektronik, belum mencakup perilaku aktual pengguna. Karena terbatasnya waktu yang dimiliki peneliti, maka hanya mengukur hingga niat pengguna. Jika studi dilakukan sampai perilaku aktual, akan dibutuhkan waktu yang lebih lama karena bersifat longitudinal. Lalu, penelitian ini pula tidak memperhatikan faktor kondisi dan fasilitas yang belum merata disetiap daerah di Indonesia, contohnya seperti perbedaan literasi digital dan keuangan serta ketersediaan jaringan telekomunikasi.