Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya. Kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah
”FilsafatManajemen Sumber Daya Manusia” dengan baik dan lancar.
Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis, kami sebagai penulis
menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari
pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, Kami ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan proposal ini.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Toni Herlambang MM. Selaku Dosen Pengampu.
2. Serta semua pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Maka dari itu, Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, Kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan
dari makalah ini. Kami berharap makalah yang Kami susun bisa bermanfaat bagi
pembacanya.
Akhir kata, mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan maupun kurangnya materi
dari Kami. Terimakasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien, baik dalam aspek produktifitas maupun
kepuasan sesuai dengan yang diharapkannya.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1Pengertian Filsafat
Filsafat dalam Bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu “Philos” dan “Sophia”.
“Philos” biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. “Sophia” dapat
diartikan kebijaksanaan. Jadi “filsafat” berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi
“bijaksana” berarti mendalami hakekat sesuatu. Kata “philosopos” diciptakan untuk
menekankan suatu pemikiran Yunani seperti Pythagoras (582-496 SM) dan Plato (428-348
SM) yang mengkritik para “sofis” yang berpendapat bahwa mereka tahu jawaban atas semua
pertanyaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti berusaha mengetahui
tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakekat adanya sesuatu itu, fungsi,
ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya serta pemecahan-pemecahan terhadap
masalah-masalah itu. Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/rasio belaka.Sumber Daya Manusia
Adapun beberapa definisi filsafat berdasar para ahli adalah sebagai berikut:
1. Harun Nasution menyatakan filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan.
2. Plato (428-348 SM) menyatakan filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.
3. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan bahwa filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina menyatakan filsafat
adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang mawujud dan bertujuan menyelidiki
hakekatnya yang sebenarnya.
6. Immanuel Kant (1724-1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok danpangkal
segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan, yaitu:
a. apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika),
b. apakah yangboleh kita kerjakan (dijawab dengan etika),
c. sampai dimanakah pengharapankita (dijawab dengan agama),
4
d. apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi).
5
5. John B. Miner dan Mary Green Miner: Manajemen personalia didefinisikan sebagai
suatu proses pengembangan,menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur, metode-metode, dan program-program yang berhubungan dengan individu
karyawan dalam organisasi.
6. Michel J. Jucius: Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang pertalian
dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian bermacam-macam fungsi
pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pemanfaatan tenaga kerja sedemikian
rupa sehingga:
a. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara efektif dan efisien.
b. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal.
c. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdiri dari 6M. Unsur men (manusia) ini berkembang
menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang merupakan terjemahan dari man power management.
MSDM lebih memfokuskan pembahasan mengenai pengaturan peranan manusia
dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan itu meliputi masalah perencanaan
(human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
2.3 Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia didorong oleh kemajuan zaman.
Perkembangan MSDM dipengaruhi oleh masalah-masalah ekonomi politik, dan sosial.
2.3.1 Masalah-masalah ekonomi meliputi:
1. Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi, menuntut agar sumber daya manusia dapat
bekerja lebih efektif dan efisien.
2. Semakin disadari bahwa SDM paling berperan dalam mewujudkan tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
3. Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya jika
kepuasan diperoleh dari pekerjaannya.
4. Terjadinya persaingan yang tajam untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas di
antara perusahaan.
6
5. Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa depan.
7
satu sama lain. Jaringan komunikasi itu juga mengandaikan adanya tanggung jawab masing-
masing individu untuk berkomitmen pada tugas dan tujuan yang ada.
Tujuan itu haruslah menjadi bagian dari identitas dan cita-cita bersama. Setiap
organisasi/perusahaan haruslah menentukan tujuan serta arah yang hendak dicapai dalam
organisasi tersebut dan harus bisa dikomunikasikan terhadap seluruh elemen yang ikut
berkontribusi terhadap keberlangsungan hidup organisasi tersebut.
Adapun aspek realitas yang dijangkau teori dan manajemen melalui pengalaman panca indra
ialah dunia pengalaman manusia secara empiris baik yang berupa tingkat kualitas maupun
kuantitas hasil yang dicapai.
Objek materi ilmu manjemen ialah sisi manajemen yang mengatur seluruh kegiatan
manajemen meliputi, Perencanaan, Pengorganisasian, Pengerahan (motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, komonikasi, koordinasi, dan negosiasi serta pengembangan
organisasi) dan Pengendalian (meliputi pemantauan, penilaian, dan pelaporan).
Secara bertahap, landasan ontologi manajemen diterapkan dalam Manajemen SDM
dikembangkan dalam beberapa strategi perusahaan untuk mendapatkan tujuan di antaranya:
1. Perumusan Visi dan Misi, Peluang dan Tantangan, Kekuatan dan Kelemahan, Sararan
Jangka Panjang, Strategi Alternatif, Pemilihan strategi yang dipakai untuk merumuskan
tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut.
2. Implementasi, yang meliputi Sasaran Tahunan, Kebijakan, Motivasi Karyawan dan
Alokasi Sumber Daya.
3. Evaluasi, meliputi Peninjauan Internal dan Eksternal, Mengukur Kinerja, dan Tindakan
Perbaikan.
Dalam landasan ontologi manajemen maka harus bisa menjawab semua hal yang menyangkut
hakikat dasar dari sebuah organisasi itu didirikan, di antaranya:
1. Perusahaan haruslah mengetahui bidang dan objek apa perusahaan tersebut bergerak,
apakah di bidang jasa, keuangan atau lainnya.
2. Apakah wujud yang hakiki dari objek perusahaan tersebut.
3. Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,
merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
Maka secara keseluruhan landasan ontologi manajemen merupakan pedoman untuk setiap
organisasi dalam bergerak menggapai tujuan bersama.
8
Landasan epistemologi manajemen SDM tercermin secara operasional dalam metode ilmiah.
Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh
pengetahuan dengan berdasarkan:
1. Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun.
2. Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka tersebut dan melakukan
verifikasi terhadap hipotesis termaksud dengan menguji kebenaran pernyataan secara faktual.
Misalnya pertanyaan-pertanyaan:
a. Bagaiman proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?
b. Bagaimana prosedurnya ?
c. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ?
d. Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?
e. Apakah kriterianya ?
f. Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu ?
Untuk itulah maka landasan epistemologi manajemen haruslah bisa menjawab beberapa
pertanyaan di atas dengan mencari formula atau metode yang tepat bagaimana sebuah
organisasi dapat beroprasi dengan tujuan yang telah ditentukan.
Secara umum, landasan epistemologi manajemen sumber daya manusia bisa diaplikasi dalam
beberapa pendekatan di bawah ini :
a. Manajemen SDM sebaiknya melakukan pendekatan sistem sosial. Pendekatan sisitem
sosial ini memandang bahwa organisasi/perusahaan adalah suatu sistem yang kompleks yang
beroperasi dalam lingkungan yang kompleks. Manajer mengakui dan menyadari bahwa
tujuan organisasi/perusahaan baru akan tercapai jika terbina kerja sama yang hamonis antara
sesama karyawan, bawahan dengan atasan, serta terjadi interaksi yang baik di antara semua
karyawan. Pemikiran ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi, dan
keterkaitan di antara sesama karyawan. Mungkin saja pendekatan mekanis dipakai karena
teknologi diperlukan untuk memajukan perusahaan namun tidak semua diadaptasi secara
keseluruhan agar tidak menggantikan peran manusia sebagai subjek yang memiliki krativitas
dan keberdayaan.
9
karyawan, mengevaluasi prestasi, memberikan konseling kepada karyawan, melatih dan
mengembangkan karyawan.
4) Kepemimpinan: Mendorong orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan,
mempertahankan semangat kerja, dan memotivasi bawahan.
5) Pengendalian: Menetapkan standar, seperti kuota penjualan, standar penjualan, standar
kualitas, atau tingkat produksi, memeriksa untuk melihat bagaimana prestasi yang dicapai
dibandingkan dengan standar-standar ini, melakukan koreksi jika dibutuhkan.
Landasan epistomologi manajemen haruslah sanggup melahirkan cara dan metode terbaik
dan diiringi dengan support teknologi yang memadai akan menjadikan karyawan tidak hanya
sebagai pekerja tetapi pelaku sekaligus penggagas dalam pencapaian tujuan. Apabila
karyawan sebagai aset sumberdaya manusia dibina dan dipenuhi tuntukan keebutuhannya
baik yang menyangkut kesejahteraan atau pengetahuan sebagai bekal diri masing-masing
tentu akan menghasilkan performa yang berkualitas.
10
pribadi para pemimpin bisnis (Manajer), staf dan pegawai. Sesuai dengan tujuannya, maka
manfaat manajemen SDM adalah:
1. Terwujudnya suatu proses kegiatan perekonomian yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.
2. Terciptanya pelaku kegiatan manajerial yang aktif mengembangkan potensinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Tercapainya tujuan perekonomian secara efektif dan efisien.
4. Tercapainya pemberdayaan yang signifikan sebagai upaya untuk meningkatkan
pembangunan dan kualitas hidup manusia
Permasalahan aksiologi meliputi sifat nilai, tipe nilai, kriteria nilai, status metafisika nilai.
Pada adasarnya ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Ilmu dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia dan kesejahteraannya
dengan menitikberatkan pada kodrat dan martabat.Untuk kepentingan manusia, maka
pengetahuan ilmiah yang diperoleh disusun dan dipergunakan secara komunal dan universal
sehingga kesuksesan dan kebahagiaan akan tercapai dengan seimbang.Seperti dijelaskan oleh
Nana Rukmana (2006:6) bahwa kesuksesan dan kebahagiaan adalah tercapainya berbagai
prestasi dan tujuan tertentu, baik dalam hal agama ataupun dunia, yang pengaruhnya tampak
secara jelas dalam kehidupan seseorang pada tingkat individu, keluarga, karier dan profesi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Filsafat berasal dari Bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata yaitu Philos danSophia.
Philos biasanya diterjemahkan dengan istilah gemar, senang, atau cinta. Sophia dapat
diartikan kebijaksanaan. Jadi “filsafat” berarti cinta kepada kebijaksanaan. Menjadi
bijaksana berarti mendalami hakekat sesuatu.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
3. Pemberdayaan merupakan terjemahan dari kata empowerment adalah proses yang
dilaksanakan secara sengaja dan terus menerus dan direncanakan serta mempunyai cara
dan metode untuk tujuan tertentu agar memiliki nilai kebergunaan untuk dirinya juga
lingkungan sekitarnya.
4. Landasan filsafat manajemen sumber daya manusia secara ontologi, epistomologi dan
aksiologi merupakan suatu pendekatan secara teknis dalam usaha untuk meningkatan
pemberdayaan manusia yang saling berhubungan erat dalam konsep pencapaian tujuan
yang diharapkan, metode yang digunakan serta hasil yang diharapkan untuk
keberlangsungan kehidupan manusia
12
DAFTAR PUSTAKA
13