Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KASUS IDENTITAS ORGANISASI

TEMPO GELATO YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Nilai Tugas Besar 1 Mata Kuliah Pengelolaan Identitas dan
Budaya Organisasi Semester VI yang Dibimbing Oleh Bapak Dr. Heri Budianto,M.Si. Tahun
Akademik 2020/2021

Dibimbing Oleh:

Archam Rifa’i 44218210030

Public Relations

Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

2021

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat serta umur panjang sehingga saya dapat mengumpulkan
tugas besar ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam saya berikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan syafaatnya hingga hari ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengelolaan Identitas dan Budaya Organisasi, Bapak Dr. Heri Budianto, M.Si karena
telah membeikan ilmu pengetahuan yang berguna untuk penulisan tugas besar dan
berguna di kehidupan yang akan datang.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis karena
telah memberikan dukungan baik dukungan moral maupun material sehingga saya
mampu menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas besar ini masih ditemukan banyak
kekurangan, baik dalam segi pengetahuan maupun segi kepenulisan. Demikian saya
ucapkan terima kasih.

Bekasi, 5 April 2021

Archam Rifa'i

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................... 2

Daftar Isi. ............................................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan. ............................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang. ............................................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah. ......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan. ........................................................................................................... 4

Bab II Landasan Teori. ........................................................................................................ 6

2.1 Teori Semiotika Komunikasi. ........................................................................................... 6

2.2 Teori Identitas Perusahaan. ............................................................................................ 7

2.3 Hak Kekayaan Intelektual................................................................................................ 8

Bab III Fenomena Kasus Sengketa Nama Merek Dagang Tempo Gelato di Yogyakarta.9

3.1 Uraian Kasus. ................................................................................................................. 9

3.2 Analisis Kasus............................................................................................................... 10

Bab IV Kesimpulan dan Saran. ........................................................................................ 11

4.1 Kesimpulan. .................................................................................................................. 11

4.2 Saran. ........................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka. .................................................................................................................. 12

3
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Perusahaan yang baik merupakan perusahaan yang memiliki identitas perusahaan
yang memiliki citra positif di masyarakat. Identitas perusahaan juga bisa digunakan
sebagai media dalam hal meningkatkan citra perusahaan. Dalam membangun identitas
perusahaan diperlukan riset yang mendalam, harus ada komponen – komponen yang
akan digunakan dala hal pembentukan identitas perusahaan. Komponen – komponen
dalam identitas perusahaan yaitu dengan memiliki visi dan misi yang jelas dan dapat
terukur, memiliki nama perusahaan yang sejalan dengan visi dan misi, memiliki logo yang
merepresentasikan perusahaan, serta memilih warna yang sesuai dengan budaya
perusahaan.
Tempo Gelato merupakan salah satu kedai es krim kekinian yang tidak melakukan
riset mendalam mengenai identitas perusahaan. Pihak Tempo Gelato saat ini digugat
karena sengketa nama merek dagang. Di Indonesia, mengenai merek dagang, logo, dan
komponen yang menyangkut identitas perusahaan sudah diatur melalui Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI). Dalam Undang – Undan Nomor 15 Tahun 2001, sudah diatur mengenai
merek dagang.
Tempo Gelato digugat oleh pihak penggugat karena melakukan Tindakan plagiasi
dengan cara mengikuti serta meniru pihak yang sudah menggunakan Tempo Gelato
terlebih dahulu.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil dari lata belakang yang sudah disebutkan adalah:
1.2.1 Teori apa saja yang berkaitan dengan identitas perusahaan?
1.2.2 Bagaimana Hak Kekayaan Intelektual mengatur mengenai perdagangan?
1.2.3 Bagaimana awal mula bisa terjadinya kasus sengketa merek dagang Tempo Gelato?

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan disusunnya tugas besar ini, penulis mengharapkan tujuan penulisan sebagai
berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui teori – teori yang berkaitan dengan identitas perusahaan.

4
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) mengatur kegiatan
perdagangan.
1.3.3 Untuk mengetahui tentang sengketa nama merek yang sedang melanda Tempo
Gelato.
1.3.4 Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tugas besar yang sudah dibuat.
1.3.5 Untuk memenuhi nilai tugas besar 1 mata kuliah Pengelolaan Identitas dan Budaya
Organisasi.

5
Bab II
Landasan Teori

Landasan teori merupakan identifikasi – identifikasi teori yang dijadikan dalam


landasan berpikir dalam melakukan penelitian atau penggunaan teori yang digunakan
untuk menganalisa permasalahan penelitian.

2.1 Teori Semiotika Komunikasi


Semiotika merupakan salah satu teori yang menganalisis mengenai tanda.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.Tanda-tanda
adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di
tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Kajian semiotika sampai
sekarang telah membedakan dua jenis semiotika, yakni semiotika komunikasi dan
semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi
tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam
komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi,
dan acuan (hal yang dibicarakan).
Tanda-tanda (sign) adalah basis dari komunikasi. Manusia dengan perantara
tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal yang bisa
dikomunikasikan di dunia ini. Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani,
Semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsiran tanda”.Semiotika
berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda”
pada masa itu masih bermakna suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.
Contohnya, ada semut berarti tanda jika ada sesuatu yang manis di sekitar situ. Jika
diterapkan pada tanda-tanda bahasa, maka huruf, kata, kalimat, tidak memiliki arti
pada dirinya sendiri. Tanda – tanda itu hanya menggambarkan arti (significant) dalam
kaitannya dengan pembacanya. Pembaca itulah yang menghubungkan tanda dengan
apa yang ditandakan (signified) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang
bersangkutan. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji
tanda.Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari
jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika dalam istilah Barthes, hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan
(humanity), memaknai hal-hal (thinks). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti
objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

6
2.2 Teori Identitas Perusahaan
Identitas perusahaan dapat menyeragamkan penampilan fisik tertentu dari
salah satu atau beberapa aspek perusahaan, dapat memperkuat usaha periklanan
dan juga berfungsi memberikan efek repetisi (pengulangan) sehingga akan membuat
usaha-usaha periklanan lebih efektif. Kegunaan rancangan warna yang sama, logo
yang sama dan tipografi (bentuk-bentuk huruf) yang sama, ditambah dengan repetisi
dalam suatu paket iklan identitas perusahaan dapat dilihat dari kombinasi logo,
komposisi warna, tipografi atau bentuk huruf, bentuk seragam pegawai, bentuk khas
peralatan, kendaraan dinas, fasilitasataupun pelayanan yang diberikan dari suatu
perusahaan dan sebagainya, yang semuanya mengidentifikasikan keunikan dan
keberadaan suatu perusahaan.
Elemen identitas perusahaan, Penulis buku Marketing Corporate Image,
James R.Gregory menyatakan identitas perusahaan terdiri dari dua elemen pokok,
yaitu (Sutojo, 2004: 14-15) :
• Nama (name atau mark)
• Logo (logos)

Gabungan nama dan logo seringkali terdiri dari dua elemen, ada kalanya
identitas perusahaan hanya ditampilkan dalam bentuk logo saja. Selain membangun
identitas perusahaan logo juga sering kali digunakan untuk membangun spirit secara
internal diantara komponen yang ada dalam perusahaan tersebut.Sebuah logo yang
baik dan berhasil akan dapat menimbulkan sugesti yang kuat, membangun
kepercayaan, rasa memiliki, dan menjaga image perusahaan pemilik logo tersebut.
Identitas perusahaan merupakan pernyataan singkat perusahaan kepada masyarakat
tentang apa dan siapa mereka itu. Identitas perusahaan perusahaan dapat
membedakan perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Identitas perusahaan
bukan citra tetapi ia dapat membantu perusahaan mengingatkan masyrakat tentang
citra mereka. Identitas perusahaan perusahaan dipergunakan banyak konsumen
sebagai jaminan mutu barang atau jasa yang mereka beli dan mereka gunakan.
Identitas perusahaan harus memuat informasi – informasi yang ingin disampaikan oleh
pihak perusahaan kepada public. Ada tiga tujuan dalam pembentukan identitas
perusahaan:

• Menjadi jaminan mutu produk


• Membedakan perusahaan dengan competitor
• Sebagai sarana promosi.

7
Identitas perusahaan memiliki peranan penting bagi perusahaan, karena
masyarakat akan lebih mudah mengenali sebuah perusahaan melalui hal – hal non
teknis, seperti: nama perusahaan, bentuk bangunan, kemasan, dan cara perusahaan
dalam melakukan kegiatan pemasaran. Agar masyarakat lebih mudah mengingat
perusahaan, perusahaan sengaja membuat serta memilih logo, warna perusahaan,
warna gedung, lambang – lambang, typography yang unik dan mencirikan mengenai
perusahaan tertentu.

2.3 Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)


Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak yang didapatkan dari olah pikir
manusia untuk mampu menghasilkan barang, jasa, dan proses yang berguna untuk
manusia. HAKI memiliki empat prinsip yang dipegang sejak awal: (a) Prinsip
kebudayaan. HAKI meningkatkan pengembangan kebudayaan baik dari ilmu
pengetahuan maupun aspek lainya dan meningkatkan taraf kehidupan bagi
masyarakat. (b) Prinsip sosial. HAKI merupakan suatu kesatuan yang dibuat dengan
memikirkan keseimbangan antara kepentingan individu dan juga masyarakat luas. (c)
Prinsip keadilan. HAKI memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak terhadap karya
cipta miliknya, dan tidak dapat dimanfaatkan tanpa izin dari pemilik hak cipta. (d)
Prinsip ekonomi. HAKI memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang dapat memberikan
keuntungan terhadap pemilik hak cipta.
Tujuan utama adanya sistem Hak Kekayaan Intelektual adalah untuk menjamin
agar proses kreatif tersebut terus berlangsung dengan menyediakan perlindungan
hukum yang memadai dan menyediakan sanksi terhadap pihak yang menggunakan
proses kreatif tersebut tanpa izin. Untuk menghindari kasus persaingan usaha,
pemerintah sudah melakukan kegiatan preventif dengan mengeluarkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Dasar hukum
HAKI adalah sebagai berikut: (a) UU Nomor 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014
Tentang Hak Cipta. Berisi tentang hak cipta, pencipta, perlindungan hak cipta, dan
juga ciptaan yang dilindungi. (b) UU Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Paten. Berisi
tentang inventor dan juga pemegang hak paten. (c) UU Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merek. Berisi tentang merek, merek dagang, merek jasa, merek kolektif, dan jangka
waktu perlindungan terhadap merek. (d) UU Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain
Industri. Berisi tentang desain industri, dan jangka waktu perlindungannya. (e) UU
Nomor 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Berisi tentang
desain tata letak, dan juga sirkuit terpadu. (f) UU Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Rahasia Dagang. Berisi tentang rahasia dagang, lingkup rahasia dagang, dan juga
perlindungan terhadap rahasia dagang.

8
Bab III
Fenomena Kasus Sengketa Nama Merek Dagang Tempo Gelato di Yogyakarta

3.1 Uraian Kasus


Kedai es krim gelato yang berlokasi di Yogyakarta saat ini sedang mengalami
masalah persengketaan merek dagang. Kedai ini menjajakan es krim jenis gelato.
Gelato merupakan es krim asli dari Italia. Es krim jenis ini memiliki beberapa
perbedaan dengan jenis es krim yang tersebar di pasaran. Es krim ini lebih rendah
kalori dibandingkan es krim lainnya, selain itu es krim gelato juga memiliki kandungan
susu yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis es krim lainnya, dan juga es krim
ini memiliki tekstur yang lebih halus apabila dibandingkan dengan jenis es krim lainnya.
Salah satu kedai yang menjajakan es krim jenis gelato ini adalah kedai yang
berlokasi di Yogyakarta dan memiliki dua cabang di Prawirotaman dan Jalan
Kaliurang. Gerai es krim Tempo Gelato menawarkan berbagai gelato yang unik dan
harga terjangkau. Inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kedai
Tempo Gelato merupakan bentuk usaha dari PT. Tempo Gelato Indonesia yang
dibentuk oleh dua orang Prancis di tahun 2014.
Terlepas dari kepopularitasannya, tempat ini masih ada sengketa merek
dagang. Rudy Christian Festraets, pemilik Tempo Gelato, menggugat di Pengadilan
Niaga Semarang melalui tim kuasa hukumnya (yakni Kurnia Budi Nugroho, Wahyu
Priyanka Nata Permana), perkara nomor 6 / Sus-HKI / Merek / 2020 / PN Niaga
Semarang. , Boturani Adikasih dan Rizky Ramadhan keluar pada Rabu (2/9). Rudy
mengatakan, pihaknya merupakan pengguna dan pemilik pertama merek "Tempo
Gelato" Indonesia. Putri dari Rudy Festraets, Nina Festraets, mengungkapkan, Tempo
Gelato sejak didirikan adalah ide dari Briere Pascal dan ayahnya. Namun, untuk
memajukan manajemen bisnis di Indonesia, ia meminta Ema Susmiyarti untuk menjadi
legal officer untuk dimintai bantuan.
Dilansir dari laman SIPP Pengadilan Niaga Semarang, kasus sengketa merek
dagang Tempo Gelato dengan kelas jasa 43 dan kelas barang 30 ini bermula dari
tergugat Ema Susmiyarti yang dikatakan memiliki itikad tidak baik pada saat
melakukan pendaftaran merek. Dari keterangan pihak manajemen yang diunggah
dalam laman pencarian Tempo Gelato, mereka sudah pindah ke outlet baru per
Oktober 2019 dan seluruh aktivitas pada outlet lama sejak Februari 2020 lalu bukan
dilakukan oleh pihaknya, termasuk kegiatan penjualan produk Authentic dan Original
Recipe Tempo.
Dalam gugatan yang diajukan, penggugat meminta majelis hakim memutuskan
untuk membatalkan pendaftaran merek Tempo Gelato milik tergugat dan membayar

9
biaya perkara yang dipungut. Sejauh ini, sengketa merek Tempo Gelato masih dalam
proses dan akan memasuki sidang kedua yang dijadwalkan pada 21 September.

3.2 Analisis Kasus


Dalam kasus penggugatan nama merek dagang Tempo Gelato ini sudah
seharusnya menjadi sorotan penting untuk penggiat bisnis agar lebih melakukan riset
Kembali dalam hal pemilihan nama, font logo, serta bentuk logo. Dengan pemilihan
yang tidak tepat, maka produk/jasa yang kita yang kita jual bisa digugat oleh
penggugat karena telah melakukan plagiasi. Hal ini selaras dengan corporate identity
yang di dalamnya terdapat komponen pemilihan serta penentuan logo, komponen
warna, serta nama merk dagang.
Di Indonesia, untuk penggunaan merek sudah diatur dalam Undang – Undang
Nomor 15 Tahun 2001. Untuk memperkuat identitas perusahaan, dapat dilakukan
Langkah – langkah sebagai berikut:
a. Dalam menentukan nama merek, pilihlah nama yang mudah diingat oleh
masyarakat.
b. Lakukan riset mendalam mengenai merek.
c. Lakukan pengawasan serta penentuan merek dalam segala aspek, baik
logo, warna, serta pemilihan font.
d. Berikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan.
e. Lakukan kegiatan yang sama dalam hal manajemen produk.

10
Bab IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Memiliki identitas perusahaan yang baik maka akan mempermudah


masyarakat untuk mengingat tentan perusahaan kita. Identitas perusahaan yang baik
juga mampu meningkat citra dari perusahaan. Ada banyak komponen yang dapat
dilakukan dalam melakukan kegiatan identitas perusahaan, bisa dilakukan dengan
cara pemilihan nama instansi yang sesuai dengan bidang perusahaan, pemilihan
logo yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, memilih font typography yang
sesuai dengan identitas perusahaan, serta bisa dilakukan dengan melakukan
pemilihan warna yang sesuai dengan budaya perusahaan.

Apabila perusahaan melakukan plagiasi dengan melakukan pemilihan identitas


perusahaan yang serupa dengan perusahaan competitor, perusahaan competitor
dapat mengajukan gugatan, karena tentang merek sendiri sudah diatur melalui Hak
Kekayaan Intelektual yang tertuang melalui Undang – Undang Nomor 15 Tahun
2001.

4.2 Saran

Penulis mengakui dalam melakukan pengerjaan tugas besar ini masih


ditemukan banyak kekurangan, baik kekuranga sumber keilmuan dan kekurangan
dalam hal sistematika kepenulisan. Penulis sangat terbuka apabila ada pihak yang
ingin memberikan masukan serta saran yang membangun.

11
Daftar Pustaka

Borobudur News. (n.d.). Akhirnya.. Outlet Eskrim Tempo Gelato Dipasang Garis Polisi . Retrieved
from Borobudurnews.com: https://borobudurnews.com/akhirnya-outlet-es-krim-tempo-
gelato-jogja-dipasang-garis-polisi/

Iglesias, O., Langraf, P., Ind, N., Marcovic, S., & Koporcic, N. (2019, September 10). Corporate brand
identity co-creation in business-to-business contexts. Industrial Marketing Management.
doi:10.1016/j.indmarman.2019.09.008

Isura Vatepu, V. (n.d.). PELAKSANAAN PRINSIP FIRST TO FILE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
MEREK DAGANG ASING DI PENGADILAN (Studi Kasus tentang Gugatan Pencabutan Hak
Merek "TOAST BOX" Oleh BreadTalk Pte.Ltd No: 02/Merek/2011/PN.Niaga/Medan).

Izin.co.id. (2021, Januari 22). Definisi dan Panduan Lengkap Tentang HAKI . Retrieved from Izin.co.id:
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2021/01/22/haki-
adalah/#:~:text=Hak%20Kekayaan%20Intelektual%20atau%20yang,proses%20yang%20berg
una%20untuk%20masyarakat.

Kelly School of Business. (2012). Five trademark law strategies for managing brands. Business
Horizons, 113 - 117.

kliklegal.com. (2020, September 18). Sengketa Merek Dagang Wisata Kuliner Terkenal di Yogyakarta
"Tempo Gelato". Retrieved from Kliklegal.com: https://kliklegal.com/sengketa-merek-
dagang-wisata-kuliner-terkenal-di-jogja-tempo-gelato/

krjogja.com . (2021, Maret 9). Berharap Happy Ending Gerai Eskrim Tempo Gelato . Retrieved from
krjogja.com: https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/berharap-happy-ending-
gerai-es-krim-tempo-gelato/

Rafianti, L. (2013, Januari ). Perkembangan Hukum Merek di Indonesia. Fiat Justitia Jurnal Ilmu
Hukum, VII(1).

Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Tinarbuko, S. (2010). Semiotika Komunikasi Visual. Jalasutra. Retrieved April 4, 2021

Triatmanto, B., Respati, H., & Wahyuni, N. (n.d.). Towards an Understanding of Corporate Image in
The Hospitality Industry East Java, Indonesia. Heliyon. Retrieved April 4, 2021

Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2001. (n.d.).

Yoshi Ruben Silitonga, B. (2017). Identitas Perusahaan dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional
Pengaruh Logo Sir salon Terhadap Citra PerusahaanSir Salon Setiabudi Medan di mata
pelanggan).

12

Anda mungkin juga menyukai