Anda di halaman 1dari 13

ETIKA KOMUNIKASI

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
KARTIKA PAKPAHAN
NIM:190103029

PRODI PK-AUD
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI
2020
KATA PENGANTAR

Puji sdan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa,karen atas
karunianya saya dapat diberi kesempatan menyelesaikan tugas makalah saya yang
berjudul “ETIKA KOMUNIKASI ” ini dengan baik.saya juga mengukap banyak terima
kasih kepada Bapak Hotma sitorus M.Th selaku Dosen mata kuliah Etika kristen.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna,saya


berharap adanya kritikan atau saran yang membatu saya untuk lebih baik lagi dalam
membaut makalah selanjutnya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat dijadikan
bahan dalam menambah wawasan dan pengetahuan yang mengenai ETIKA KRISTEN

Tarutung, 2 maret 2020

Kartika pakpahan
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG......................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH..................................................................2
C.TUJUAN...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN KOMUNIKASI....................................................3
B.PENGERTIAN
ETIKA..........................................................................................................4
C.ALIRAN-ALIRAN ETIKA.............................................................5

D.SEPERTI APA ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI...................6

BAB III PENUTUP


A.KESIMPULAN.................................................................................9
B.SARAN.............................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan


orang lain. Dengan adanya komunikasi, maka terjadilah hubungan sosial karena bahwa
manusia itu adalah sebagai makhluk sosial, diantara satu dengan yang lainnya saling
membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi timbal balik.

Dalam hubungan seseorang dengan orang lain terjadi proses komunikasi diantaranya.
Tetapi ketika sedang melakukan komunikasi terkadang tidak memperhatikan etika-etika
komunikasi dengan baik. Hal ini yang terkadang orang salah menafsirkan isi dari
informasi yang diberikan atau pun yang didengarkannya. Terlebih lagi ketika
berkomunikasi dalam ruang lingkup perkantoran.

Dalam suatu organisasi penerapan etika komunikasi dibutuhkan untuk semua bentuk
kegiatan kerja. Etika komunikasi yakni etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung
dalam kantor (office communication). Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik
yang baik antara pimpinan dan karyawan, akan menimbulkan produktivitas kerja yang
baik. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi, maka pekerjaan kantor akan menjadi
tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang
diharapkan tidak akan tercapai.

B.Rumusan Masalah

1) Jelaskan pengertian komunikasi!

2) Jelaskan pengertian etika!

3) Apa saja aliran-aliran etika?

4) seperti apa etika dalam berkomunikasi?

C. Tujuan

1) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

2) Pembaca dapat mengetahui lebih mendalam mengenai Etika Komunikasi.


3)dapat i lebih mengetahui secara mendalam mengenai Etika Komunikasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi

Meskipun komunikasi merupakan kegiatan yang sangat dominan dalam kehidupan


sehari-hari, namun tidaklah mudah memberikan definisi yang dapat diterima semua
pihak. Sebagaimana layaknya ilmu sosial lainnya, komunikasi mempunyai banyak
definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli komunikasi yang memberikan batasan
pengertian. Beberapa contoh definisi komunikasi menurut beberapa tokoh antara lain:

1. Wilbur Schramm (1955)

Komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan pengirim,


dengan bantuan pesan, pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama
yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima.

2. Theodore Herbert (1981)

Komunikasi ialah proses yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan


dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan
khusus.

3. Edward Depari (1990)

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan
melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan
kepada penerima pesan.

Dari beberapa pengertian komunikasi menurut beberapa tokok diatas, dapat kita
kemukakan pengertian yang sederhana, bahwa komunikasi ialah suatu proses
pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seseorang
komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu.
Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, maka komponen-komponen
komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator atau Pengirim Pesan

Komunikator ialah individu atau orang yang mengirim pesan. Seorang komunikator
menciptakan pesan, untuk selanjutnya mengirimkannya dengan saluran tertentu kepada
orang atau pihak lain.

2.pesan atau informasi.

Pesan adalah informasi yang diciptakan komunikator dan akan dikirimkan kepada
komunikan. Pesan ini dapat berupa pesan verbal maupun non-verbal.

Pesan verbal ialah pesan yang berbentuk ungkapan kata/kalimat baik lisan maupun
tulisan. Pesan non-verbal ialah pesan isyarat, baik berupa isyarat gerakan badan,
ekspresi wajah, nada suara, dan sebagainya.

3.Media atau Saluran

Media ialah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
seorang komunikator kepada komunikan. Ada berbagai macam media, meliputi media
cetak, audio, audio visual.

4. Komunikan atau Penerima

Komunikan adalah pihak penerima pesan. Selain menerima pesan, komunikan


juga bertugas untuk menganalisis dan menafsirkan sehingga dapat memahami makna
pesan tersebut.

Fungsi komunikasi antara lain:

1) Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)

2) Eksistensi Diri (Self Existence)

3) Kelangsungan Hidup (Live Continuity)

4) Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)

5) Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free From Pressure and Stress)

B.Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat


internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.

Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa
yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :

1) Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis danrasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2) Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu
yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar
dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

C.Aliran Etika

Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan dilihat dari orang yang
menilainya, karena baik dan buruk itu terikat pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak
berlaku secara universal. Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk dapat dilihat dari
beberapa aliran-aliran dari berbagai sudut pandang, antara lain:

1. Adat Kebiasaan

Ukuran baik atau buruk menurut adat kebiasaan yakni tergantung kepada kesetiaan dan
ketaatan seseorang (loyal) terhadap ketentuan adat istiadat. Namun demikian, ukuran
menurut adat ini tidak dapat digunakan sepenuhnya karena ketentuan-ketentuan dari
Hukum Adat yang berasal dari adat istiadat banyak yang irasional (tidak dapat diterima
oleh akal sehat).

2. Kebahagiaan (Hedonisme)
Yang menjadi ukuran baik atau buruk menurut paham ini yaitu apakah suatu perbuatan
tersebut melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan / kelezatan. Dalam paham ini terbagi
lagi menjadi:

a. Aliran hedonisme individualistis

Maksud dari aliran ini yaitu suatu kebahagiaan yang bersifat individualistis (egoistik
hedonism), jika suatu keputusan baik bagi pribadinya maka disebutlah baik, dan
sebaliknya.

b. Kebahagiaan rasional (Rasionalistik Hedonism)

Aliran ini berpendapat, bahwa kebahagiaan atau kelezatan individu itu haruslah
berdasarkan pertimbangan akal sehat.

c. Kebahagiaan Universal (Universalistic Hedonism)

Lain halnya dengan aliran ini, yang menjadi tolak ukur apakah suatu perbuatan baik atau
buruk dapat melihat kepada suatu akibat perbuatan tersebut apakah melahirkan
kesenangan atau kebahagiaan terhadap seluruh makhluk (bukan untuk diri
sendiri/pribadi).

3. Bisikan Hati (Instuisi)

Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran hedonisme, yakni menilai suatu
perbuatan baik atau buruk adalah dengan kekuatan batin tanpa melihat terlebih dahulu
akibat yang ditimbulkan dari perbuatan itu, akan tetapi tujuannya kepada kebaikan budi
pekerti.

4. Evolusi

Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatunya yang ada di alam ini selalu (secara
berangsur-angsur) mengalami perubahan yakni berkembang menuju ke arah
kesempurnaan. Adapun seorang Filsuf Herbert Spencer (1820-1903) mengemukakan
bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana kemudian dengan berlakunya
(evolusi) akan menuju ke arah cita-cita , dan cita-cita inilah yang dianggap sebagai
tujuan. Yang menjadi tujuan dari cita-cita manusia adalah kebahagiaan dan kesenangan,
sehingga suatu kesenangan atau kebahagiaan itu akan selalu berkembang sesuai dengan
situasi dan kondisi sosial.

5. Paham eudaemonisme
Kata eudaemonisme di ambil dari istilah Gerika, yaitu “eudaemonia” dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan dengan “kebahagiaan, untuk bahagia”. Prinsip pokok paham
ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain.

Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal, yakni:

a) Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan

b) Kemauan

c) Perbuatan baik

d) Pengetahuan batiniah

6. Aliran Vitalisme

Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran Naturalism, sebab menurut penganut
paham ini ukuran baik atau buruk itu bukanlah alam tetapi “vitae” yakni yang sangat
diperlukan untuk hidup. Tokoh terpenting dari aliran ini yaitu F. Niettsche, dia banyak
sekali memberi pengaruh terhadap tokoh revolusioner seperti Hitler. Pada akhir
hayatnya ia menjadi seorang ateis dan mati dalam keadaan gila, dia memproklamirkan
gagasan “God is dead”, Tuhan telah mati, Tuhan itu tidak ada lagi, maka jauhkanlah diri
(putuskan hubungan dengan Tuhan). Aliran vitalisme ini dikelompokkan menjadi:

a). Vitalisme Pessimistis (Negatif Vitalistis). Disebut pesimis karena manusia yang
dilahirkan adalah celaka, maksudnya karena ia telah dilahirkan dan hidup, sedangkan
lahir dan hidupnya manusia itu tiada guna. Terdapat ungkapan yakni “homohomini
lupus”, artinya manusia yang satu adalah segala bagi manusia yang lainnya.

b). Vitalisme Optimisme. Menurut aliran ini, hidup atau kehidupan adalah berarti
pengorbanan diri karena itu hidup yang sejati adalah kesediaan dan kerelaan untuk
melibatkan diri dalam setiap kesusahan, yang paling baik adalah segala sesuatu yang
menempa kemauan manusia untuk berkuasa. Oleh karena itu, perang adalah halal, sebab
orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan.

7. Aliran Pragmatisme

Aliran ini menitik beratkan pada hal yang berguna dari diri sendiri,baik yang bersifat
moril maupun materil. Serta menitikberatkan padapengalaman, oleh karena itu penganut
ini tidak mengenal istilah kebenaran, sebab kebenaran itu bersifat abstrak dan tidak
diperoleh dalam dunia empiris.

8. Aliran Gessingnungsethik
Aliran ini diprakarsai oleh Albert Schweitzer. Yang terpenting menurut ajaran ini adalah
“penghormatan akan kehidupan”, yaitu sedapat mungkin setiap makhluk harus saling
menolong dan berlaku baik. Ukuran kebaikannya yakni pemeliharaan akan kehidupan,
dan yang buruk yakni setiap usaha yang berakibat binasa dan menghalang-halangi
hidup.

9. Aliran Idealisme

Istilah tersebut berasal dari bahasa Gerika (Yunani), yaitu dari kata “idea” yang secara
etimologis berarti: akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir dalam pikiran, atau dapat juga
disebut sesuatu bentuk yang masih ada dalam alam pikiran manusia. Aliran ini
berpendapat bahwa segala yang ada hanyalah tiada, sebab yang ada itu hanya gambaran
dari alam pikiran (bersifat tiruan), sebaik apa pun suatu tiruan tentunya tidak akan
seindah aslinya (ide). Dengan demikian, yang baik itu hanya apa yang ada di dalam ide
itu sendiri.

D. Etika Komunikasi

Etika komunikasi perkantoran merupakan suatu rangkuman istilah yang


mempunyai pengertian. tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang
baik dalam kegiatan komunikasi dalam kegiatan komunikasi di suatu perkantoran. Pada
dasarnya komunikasi perkantoran dapat berlangsung secara lisan maupun tertulis.
Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap muka), maupun dengan menggunakan
media telepon. Secara tertulis misalnya dengan mempergunakan surat. Baik komunikasi
langsung maupun tidak langsung, norma etika perlu diperhatikan.

Komunikasi perkantoran merupakan proses komunikasi antara pimpinan dengan


anggota, antar anggota, maupun antar unsur pimpinan. Untuk menjaga agar proses
komunikasi tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan dampak negatif, maka
diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling mudah menerapkan etika komunikasi
perkantoran ialah, semua anggota dan pimpinan perkantoran perlu memperhatikan
beberapa hal berikut ini:

a. Tata krama pergaulan yang baik

b. Norma kesusilaan dan budi pekerti

c. Norma sopan santun dalam segala tindakan

Apabila etika dan tata krama berlaku di mana saja dan kapan saja, maka dalam ruang
lingkup ini komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan masyarakat maupun dalam
kehidupan perkantoran merupakan arena yang benar-benar menuntut jatah
diterapkannya etika. Karena itu ada orang yang mengatakan bahwa antara etika dan
komunikasi dalam pergaulan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dimanapun orang berkomunikasi, selalu memerlukan pertimbangan etis, agar lawan
bicara dapat menerima dengan baik.

Berkomunikasi tidak selamanya mudah, apalagi jika kita tidak mengetahui jati diri
mereka yang kita hadapi, tentu kita akan menebak-nebak dan merancang persiapan
komunikasi yang sesui dengan tuntutan etis kedua belah pihak.Ketika kita paham
tentang karakter orang yang kita hadapi kita akan lebih mudah berusaha menamppilkan
diri sebaik-baiknya dalam berkomunikasi.

Hak untuk berkomunikasi di ruang publik merupakan hak yang paling mendasar. Jika
hak itu tidak dijamin akan memberi kebebasan berpikir sehingga tidak mungkin bisa ada
otonomi manusia. Hak untuk berkomunikasi di ruang publik ini tidak bisa dilepaskan
dari otonomi demokrasi yang didasarkan pada kebebasan untuk berekspresi (B. Libois,
2002:19). Jadi, untuk menjamin otonomi demokrasi ini hanya merupakan bagian dari
upaya untuk menjamin otonomi demokrasi tersebut.

Etika komunikasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah, yaitu antara kebebasan
berekspresi dan tanggung jawab terhadap pelayanan publik.

Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terikat satu dengan yang lain,yaitu:

1. Aksi komunikasi

Aksi komunikasi yaitu dimensi yang langsung terikat dengan perilaku aktor komunikasi
(wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi).

Perilaku aktor komunikasi hanya menjadi salah satu dimensi etika komunikasi, yaitu
bagian dari aksi komunikasi. Aspek etisnya ditunjukkan pada kehendak baik ini
diungkapkan dalam etika profesi dengan maksud agar ada norma intern yang mengatur
profesi.

2. Sarana

Dalam masalah komunikasi, keterbukaan akses juga ditentukan oleh hubungan


kekuasaan. Penggunaan kekuasaan dalam komunikasi tergantung pada penerapan
fasilitas baik ekonomi, budaya, politik, atau teknologi (bdk. A. Giddens, 1993:129).
Semakin banyak fasilitas yang dimilki semakin besar akses informasi, semakin mampu
mendominasi dan mempengaruhi perilaku pihak lain atau publik.

3. Tujuan

Dimensi tujuan menyangkut nilai demokrasi, terutama kebebasan untuk berekspresi,


kebebasan pes, dan juga hak akan informasi yang benar. Dalam negara demokratis, para
aktor komunikasi, peneliti, asosiasi warga negara, dan politis harus mempunyai
komitmen terhadap nilai kebebasan tersebut.

Komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kegiatan kantor
melihat hakikat kantor sebagai kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan
kegiatan kantor atau kegiatan ketatusahaan. Seorang manajer harus dapat berkomunikasi
secara efektif dengan semua pegawai kantor baik sacara horizontal maupun vertikal atau
secara diagonal. Pengurusan informasi (information handling) yakni menyampaikan dan
penerimaan berita akan berjalan dengan baik bila dalam kantor itu terdapat komunikasi
yang efektif.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung
arti dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi
mempunyai komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:

1. Komunikator atau pengirim pesan

2. Pesan atau informasi

3. Media atau saluran

4. Komunikan atau penerima pesan

5. Umpan balik atau feedback

6. Gangguan

Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan
perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai
buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan
dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
B.Saran
Demikian hasil makalah saya,semoga hasil makalah saya dapat dimengerti dan
dipahami oleh para pembaca.saya menyadari bahwa makalah sini masih banyak
kekurangannya.
Saya megucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai