Anda di halaman 1dari 35

1

Taf

sir Kitab MALEAKHI 3:6-12

Disusun oleh:

Nama : Liana Limbong

Nim : 190101071

Grup/Sem : C/III

Mat.Kul : Hermeneutika PL II

D. Pengampu : Grecetinovitria Butar-butar M.Th

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG

2020
2

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang menmbahas tentang penafsiran dalam kitab Maleakhi yang tertulis dalam
“Maleakhi 3:6-12.”

Dalam makalah saya akan mencoba membahas tentang bagaimana cara


menyelesaikan tafsir kitab Maleakhi tersebut menggunakan buku pendukung dan sebagainya
yang melengkapi tafsir yang saya susun.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman, pengetahuan dan buku pendukung penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Pekanbaru, 17 Desember 2020

(Penulis)
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kata.................................................................................................. 12

2.2 Kritik Sastra ................................................................................................. 12

2.2.1 Terjemahan Harafiah................................................................................ 13

2.3 Kritik Teks..................................................................................................... 19

2.4 Analisis Predaksi........................................................................................... 21

2.5 Struktur Kitab Malekhi................................................................................ 22

2.6 Kritik Bentuk ................................................................................................ 25

2.7 Teologi Kitab.................................................................................................. 26

2.8 Tafsiran Ayat Per Ayat................................................................................. 29

2.9 Tafsiran Keseluruhan .................................................................................. 31

2.10 Skopus........................................................................................................... 31

2.11 Aplikasi......................................................................................................... 31

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 35
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kitab Maleakhi merupakan salah satu kitab yang ditulis setelah masa pembuangan.[1]
Beberapa puluh tahun sebelumnya, Nehemia telah membangun tembok-tembok Yerusalem
yang diawali dengan kembalinya sekitar 50.000 orang tawanan dari Babel pada zaman
Zerubabel dan imam besar Yosua. Dalam kitab ini diperlihatkan bahwa para imam mulai
berbuat kejahatan di mata Tuhan seperti melakukan ketidakadilan, bergaul dengan
penyembah berhala, dan menolak membayar persepuluhan. Dalam keadaan seperti ini
dibutuhkan seorang nabi yang mengingatkan para imam akan kesalahannya. Kitab ini ditulis
pada masa kerajaan Persia yang menggantikan kerajaan Babel pada tahun 539 Sebelum
Masehi.1 Tidak begitu banyak informasi mengenai orang Yahudi pada masa ini (selama kurun
waktu 515-450 Sebelum Masehi). Akan tetapi, Bait Allah telah dibangun dibangun kembali.
Waktu itu kerajaan Persia telah diperintah oleh wali-wali negara. Kepada wali-wali negara
inilah bupati-bupati setempat bertanggung jawab. Hal inilah yang dialami oleh Yudea. Yudea
tidak lagi mempunyai bupati sendiri tetapi diatur dari Samaria. Hal ini menyebabkan
timbulnya perselisihan antara para pejabat Samaria dengan orang Yahudi. Pembangunan
tembok Yerusalem oleh orang-orang yang kembali dari pembuangan dilihat oleh orang-orang
di Samaria sebagai pemberontakan. Tuduhan ini sangat wajar pada masa itu karena,
pembangunan tembok kota sangat identik dengan pembangunan kubu pertahanan. Hubungan
bangsa Israel dengan bangsa tetangga pada saat itu juga tidak telalu baik terutama dengan
bangsa Edom dan suku-suku dari bangsa Arab. Latar belakang dari kitab Maleakhi ini
merupakan lanjutan dari masa Zakharia dan Hagai di mana orang-orang Yahudi telah
membangun kembali bait suci mereka.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang saya buat yaitu :

1. Teks Bahasa Ibrani?


2. Bagaimana Analisis Kata Perkata?
3. Bagaimana Terjemahan Harafiah?
4. Bagaimana Analisis Peradaksian?

1 Tafsiran Alkitab Masa Kini 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1980 Hlm 720-751.
5

5. Bagaimana Teologi Kitab?


6. Bagaimana Tafsiran Ayat Perayat?
7. Bagaimana Tafsiran Keseluruhan?
8. Bagaimana Skopus dari Nats?
9. Apa Aplikasi yang dapat diambil dari Nats?

1.3 TUJUAN MASALAH

Adapun tujuan masalah yang dapat Saya buat yaitu :

1. Dapat mengetahui tek bahasa ibrani


2. Dapat mengetahui analisis kata perkata
3. Dapat mengetahui terjemahan harafiah
4. Dapat mengetahui analisis peradaksian
5. Dapat mengetahui teologi kitab
6. Dapat mengetahui tafsiran ayat perayat
7. Dapat mengetahui tafsiran keseluruhan
8. Dapat mengetahui skopus dari nats
9. Dapat mengetahui aplikasi yang dapat diambil dari nats

BAB I
6

PENDAHULUAN

2.1 Analisis Kata

Bahasa ibrani Maleakhi 3: 6-12

‫ִיתֽם׃‬
ֶ ‫ׁש ִנ֑יתִ י ְוא ֶ ַּ֥תם ּבְנֵ ֽי־יַע ֲ֖ק ֹב ֹל֥ א ְכל‬
ָ ‫ְהו֖ה ֹל֣ א‬
ָ ‫ ִּכ֛י אֲ ִנ֥י י‬BHS Malachi 3:6

‫ַאֲמַר ֶ ּ֖תם‬
ְ ‫ְהו֣ה ְצב ָ֑אֹות ו‬
ָ ‫ָאמר י‬
֖ ַ ‫ׁשמ ְַרּתֶ֔ ם ׁ֤שּובּו ֵא ַל ֙י ְוא ָׁ֣שּובָה אֲ לֵי ֶ֔כם‬
ְ ‫ ְלמִי ֵמ֙י אֲב ֹתֵ י ֶ֜כם ס ְַר ֶ ּ֤תם מֵ ֽ ֻח ַּק ֙י וְֹל֣ א‬BHS Malachi 3:7
‫ּבַּמֶ ֥ה נָׁשּֽוב׃‬
‫ ֲהי ִ ְק ַּב֙ע ָאדָ֜ ם ֱאֹל ִ֗הים ִּכ֤י אַּתֶ ם֙ קֹב ִ ְ֣עים א ֹתִ֔ י ַו ֲאמ ְַר ֶ ּ֖תם ּב ֶ ַּ֣מה ְק ַבעֲנ֑ ּוָך ַהֽ ַּמע ֵ ֲׂ֖שר ְוהַּתְ רּומָ ֽה׃‬BHS Malachi 3:8
‫אַּתם קֹב ִ ְ֑עים הַּג֖ ֹוי ֻּכּלֹֽו‬
֣ ֶ ‫ָֽארים וְא ִ ֹ֖תי‬
ִ֔ ֵ‫ ַּב ְּמא ֵָרה֙ א ֶ ַּ֣תם נ‬BHS Malachi 3:9
‫ְהו֣ה ְצב ָ֑אֹות‬
ָ ‫ָאמר י‬
֖ ַ ‫ִיה֥י ֙ ֶט ֶר ֙ף ְּבבֵיתִ֔ י ּו ְבחָנ֤ ּונִי נָ ֙א ּב ָ֔ז ֹאת‬
ִ ‫ל־ּבית הָאֹו ָ֗צר ו‬
֣ ֵ ‫ָה ִב֙יאּו אֶת־ּכָל־הַ ֽ ַּמ ֲע ֵׂ֜שר ֶא‬ BHS
Malachi 3:10
‫ִי־דֽי׃‬
ָ ‫ּׁש ַ֔מי ִם ַוה ֲִריק ִ ֹ֥תי לָכֶ ֛ם ּב ְָר ָ ֖כה עַד־ ְּבל‬
ָ ‫אִם־ֹלא ֶאפ ַ ְּ֣תח ָל ֶ֗כם ֚ ֵאת א ֲֻרּב֣ ֹות ַה‬
֧

‫ָאמר י ְהוָ ֥ה‬


֖ ַ ‫ׁש ֵּכ֙ל ל ֶָכ֤ם ַה ֙ ֶּג ֶפ ֙ן ּבַּׂשָדֶ֔ ה‬
ַ ְ‫ ְוגָע ְַר ִ ּ֤תי ָלכֶם֙ ּבָ ֽא ֹ ֵ֔כל ְוֹלֽא־יַׁש ִ ְ֥חת ל ֶ ָ֖כם אֶת־ּפ ִ ְ֣רי ָהאֲדָ ָ ֑מה וְֹלא־ת‬BHS Malachi 3:11
‫ְצ ָבאֹֽות׃‬
‫ָאמר י ְהוָ ֥ה ְצ ָבאֹֽות׃ ס‬
֖ ַ ‫ ְו ִאּׁש ְ֥רּו אֶתְ ֶכ֖ם ּכָל־הַּגֹו ִי֑ם ּכִ ֽי־תִ ְהיּ֤ו אַּתֶם֙ ֶ ֣א ֶרץ ֵ֔חפֶץ‬BHS Malachi 3:12
Analisis kata perkata

‫ִיתֽם׃‬
ֶ ‫ׁש ִנ֑יתִ י ְוא ֶ ַּ֥תם ּבְנֵ ֽי־יַע ֲ֖ק ֹב ֹל֥ א ְכל‬
ָ ‫ְהו֖ה ֹל֣ א‬
ָ ‫ ִּכ֛י ֲא ִנ֥י י‬BHS Malachi 3:6

‫ִיתֽם׃‬
ֶ ‫ְכל‬ ‫ כלה‬: verb qal perfect 2nd person masculine plural artinya Untuk
menyelesaikan,dihabiskan; Piel: Untuk,menyelesaikan, menyelesaikan; Pual:
Untuk diselesaikan
‫ֹל֥ א‬ ‫ ֹלא‬: particle negative artinya tidak,tidak
‫ּבְנֵ ֽי־יַע ֲ֖ק ֹב‬ ‫ ּבֵן‬: noun common masculine plural construct homonym 1 artinya
anak,keturunan‫ יַעֲק ֹב‬noun proper no gender no number no state artinya Jacob, Putra Isak
‫ְאַּתם‬
ֶ֥ ‫ו‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya, dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu. ‫אַּתֶ ם‬
pronoun independent 2nd person masculine plural artinya kamu.
‫ׁשָ ִנ֑יתִ י‬ ‫ ׁשנה‬: verb qal perfect 1st person common singular homonym 1 artinya Pukul:
Untuk menyegui si diri, qal: mengubah; Pual: Menjadi tukar; qal: melakukan lagi,diulangi,
niph: untuk diulang
‫ֹל֣ א‬ ‫ ֹלא‬: particle negative artinya tidak,tidak
‫ְהו֖ה‬
ָ ‫י‬ ‫ יהוה‬: noun proper no gender no number no state artinya Yahweh,Jehovah,
TUHAN
‫אֲ ִנ֥י‬ ‫ ֲאנִי‬: pronoun independent 1st person common singular artinya saya,aku
7

‫ִּכ֛י‬ ‫ ּכִי‬: particle conjunction homonym 2 artinya itu,karena, untuk,kapan


‫ַאֲמַר ֶ ּ֖תם‬
ְ ‫ְהו֣ה ְצב ָ֑אֹות ו‬
ָ ‫ָאמר י‬
֖ ַ ‫ׁשמ ְַרּתֶ֔ ם ׁ֤שּובּו ֵא ַל ֙י ְוא ָׁ֣שּובָה אֲ לֵי ֶ֔כם‬
ְ ‫ ְלמִי ֵמ֙י אֲב ֹתֵ י ֶ֜כם ס ְַר ֶ ּ֤תם מֵ ֽ ֻח ַּק ֙י וְֹל֣ א‬BHS Malachi 3:7
‫ּבַּמֶ ֥ה נָׁשּֽוב׃‬
‫נָׁשּֽוב׃‬ ‫ ׁשוב‬: verb qal imperfect 1st person common plural artinyaHiph: untuk
membawa kembali; Hoph: akan dikembalikan; qal: berbalik, kembali; Pol: Untuk
mengembalikan
‫ּבַּמֶ ֥ה‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinya di,di,oleh,dengan, diantara‫ ָמה‬pronoun
interrogative no gender no number artinya apa? Bagaimana? Mengapa?
‫ַאֲמַר ֶ ּ֖תם‬
ְ ‫ו‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu. ‫אמר‬
verb qal waw consec perfect 2nd person masculine plural homonym 1 artinya qal:
mengatakan; Niph: dikatakan,dipanggil
‫ְצב ָ֑אֹות‬ ‫ ָצבָא‬: noun common both plural absolute artinya tentara,perang
‫ְהו֣ה‬
ָ ‫י‬ ‫ יהוה‬: noun proper no gender no number no state artinya Yahweh,Jehovah,
Tuhan
‫ָאמר‬
ַ֖ ‫ אמר‬: verb qal perfect 3rd person masculine singular homonym 1 artinya qal:
mengatakan; Niph: dikatakan,dipanggil
‫אֲ לֵי ֶ֔כם‬ ‫ אֶ ל‬: particle preposition suffix 2nd person masculine plural artinya
untuk,ke,menuju
‫ְאָׁשּובָה‬
֣ ‫ו‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinyadan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu.‫ ׁשוב‬verb
qal imperfect 1st person common singular cohortative in both form and meaning artinya
hiph: untuk membawa kembali;Hoph: untuk dikembalikan; qal: Berbalik,kembali; Pol: Untuk
membawa kembali
‫אֵ לַי‬ ‫ אֶ ל‬: particle preposition suffix 1st person common singular artinya
untuk,ke,menuju
‫ׁ֤שּובּו‬ ‫ ׁשוב‬: verb qal imperative masculine plural hiph: untuk membawa
kembali;Hoph: untuk dikembalikan; qal: Berbalik,kembali; Pol: Untuk membawa kembali
‫ׁשְמַרּתֶ֔ ם‬
ְ ‫ ׁשמר‬: verb qal perfect 2nd person masculine plural artinya Hith: Untuk
menjaga diri sendiri,qal: untuk berjaga-jaga, niph: Untuk disimpan,dijaga; piel: untuk
menghormati.
‫וְֹל֣ א‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu. ‫ֹלא‬
particle negative artinya tidak,tidak
‫מֵ ֽחֻּקַ ֙י‬ ‫ מִן‬: particle preposition artinya dari,dari,oleh,dengan alasan,di,karena,lebihdari
‫ ח ֹק‬noun common masculine plural construct suffix 1st person common singular sesuatu yang
ditentukan,atau,berhutang,undang-undang.
8

‫ס ְַר ֶ ּ֤תם‬ ‫ סור‬: verb qal perfect 2nd person masculine plural qal: menyimpang; Pol:
Untuk menyimpang; Hiph: Untuk mengambil; Hop: untuk,dibawa,pergi.
‫אֲ ב ֹתֵ י ֶ֜כם‬ ‫ ָאב‬: noun common masculine plural construct suffix 2nd person masculine
plural artinya ayah,nenek moyang, leluhur
‫ימי‬
ֵ֙ ִ‫לְמ‬ ‫ ְל‬: particle preposition artinya kepada,untukmenuju,milik,sehubungan
dengan,menurut,dalam‫ מִן‬particle preposition artinya dari,oleh,dengan alasan, di, karena, lebih
dari‫ יֹום‬noun common masculine plural construct homonym 1 hari,waktu
‫ ֲהי ִ ְק ַּב֙ע ָאדָ֜ ם ֱאֹל ִ֗הים ִּכ֤י אַּתֶ ם֙ קֹב ִ ְ֣עים א ֹתִ֔ י ַו ֲאמ ְַר ֶ ּ֖תם ּב ֶ ַּ֣מה ְק ַבעֲנ֑ ּוָך ַהֽ ַּמע ֵ ֲׂ֖שר ְוהַּתְ רּומָ ֽה׃‬BHS Malachi 3:8
‫ְוהַּתְ רּומָ ֽה׃‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu. ‫ַה‬
particle article artinya itu‫ ּתְ רּו ָמה‬noun common feminine singular absolute artinya kontribusi,
penawaran
‫הַ ּֽמַ ע ֵ ֲׂ֖שר‬ ‫ ַה‬: particle article artinya artinya itu‫ ַמ ֲעׂשֵר‬noun common masculine singular
absolute artinya bagian kesepuluhan, persepuluhan
‫קְ ַבעֲנ֑ ּוָך‬ ‫ קבע‬: verb qal perfect 1st person common plural suffix 2nd person masculine
singular artinya untuk merampok
‫ּב ֶ ַּ֣מה‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinya artinya di,oleh,dengan,diantara‫ ָמה‬pronoun
interrogative no gender no number artinya apa? Bagaiman?siapa?
‫ַאֲמַר ֶ ּ֖תם‬
ְ ‫ו‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu. ‫ אמר‬verb
qal waw consec perfect 2nd person masculine plural homonym 1 artinya qal: mengatakan,
Niph: dikatakan,dipanggil; hiph: untuk mengakui; hith: membanggakan
‫א ֹתִ֔ י‬ ‫ אֵת‬: particle direct object marker suffix 1st person common singular homonym
1 artinya dengan, bajak,
‫קֹב ִ ְ֣עים‬ ‫ קבע‬: verb qal participle masculine plural absolute artinya untuk merampok
‫אַּתֶ ם‬ ‫ אַּתֶ ם‬: pronoun independent 2nd person masculine plural artinya kamu
‫ִּכ֤י‬ ‫ ּכִי‬: particle conjunction homonym 2 artinya bahwa,karena,untuk,ketika
‫אֱ ֹל ִ֗הים‬ ‫ ֱאֹלהִים‬: noun common masculine plural absolute artinya Tuhan,tuhan
‫ָאדָ֜ ם‬ ‫ ָאדָ ם‬: noun common masculine singular absolute homonym 1 artinya Adam,
manusia,umat manusia
‫ֲהי ִקְ ַּב֙ע‬ ‫ ֲה‬: particle interrogative artinya apakah,jika‫ קבע‬verb qal imperfect 3rd person
masculine singular artinya untuk merampok

‫אַּתם קֹב ִ ְ֑עים הַּג֖ ֹוי ֻּכּלֹֽו‬


֣ ֶ ‫ָֽארים וְא ִ ֹ֖תי‬
ִ֔ ֵ‫ ַּב ְּמא ֵָרה֙ א ֶ ַּ֣תם נ‬BHS Malachi 3:9
‫ֻּכּלֹֽו׃‬ ‫ ּכ ֹל‬: noun common masculine singular construct suffix 3rd person masculine
singular artinya semua,setiap,keseluruhan,apasaja
9

‫הַּג֖ ֹוי‬ ‫ ַה‬: particle article artinya itu‫ ּגֹוי‬noun common masculine singular absolute
artinya bangsa,rakyat
‫קֹב ִ ְ֑עים‬ ‫ קבע‬: verb qal participle masculine plural absolute artinya untuk merampok
‫אַּתם‬
ֶ֣ ‫ אַּתֶ ם‬: pronoun independent 2nd person masculine plural artinya kamu
‫וְא ִ ֹ֖תי‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫אֵת‬
particle direct object marker suffix 1st person common singular homonym 1 artinya dengan,
sebuah mata bajak
‫ָֽארים‬
ִ֔ ֵ‫נ‬ ‫ ארר‬: verb niphal participle masculine plural absolute artinya qal: mengutuk;
niph: terkutuk; piel: mengutuk; qalp: dikutuk
‫אַּתם‬
ֶ֣ ‫ אַּתֶ ם‬: pronoun independent 2nd person masculine plural artinya kamu
֙‫אֵרה‬
ָ ְ‫ּבַּמ‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinya di,oleh,dengan,diantaraַ‫ ה‬particle article artinya
itu‫אֵרה‬
ָ ְ‫ מ‬noun common feminine singular absolute artinya sebuah kutukan.
‫ם־ֹלא‬
֧ ִ‫ְהו֣ה ְצב ָ֑אֹות א‬
ָ ‫ָאמר י‬
֖ ַ ‫ִיה֥י ֙ ֶט ֶר ֙ף ְּבבֵיתִ֔ י ּו ְבחָנ֤ ּונִי נָ ֙א ּב ָ֔ז ֹאת‬
ִ ‫ל־ּבית הָאֹו ָ֗צר ו‬
֣ ֵ ‫ ָה ִב֙יאּו אֶת־ּכָל־הַ ֽ ַּמ ֲע ֵׂ֜שר ֶא‬Malachi 3:10
‫ִי־דֽי׃‬
ָ ‫ּׁש ַ֔מי ִם ַוה ֲִריק ִ ֹ֥תי לָכֶ ֛ם ּב ְָר ָ ֖כה עַד־ ְּבל‬
ָ ‫אֶ פ ַ ְּ֣תח ָל ֶ֗כם ֚ ֵאת א ֲֻרּב֣ ֹות ַה‬
‫ִי־דֽי׃‬
ָ ‫עַד־ ְּבל‬ ‫עַד‬ : particle preposition homonym 3 artinya
sejauh,sampai,selama,menuju,hingga‫ ְּבלִי‬noun common masculine singular construct artinya
terbangun‫ ּדַ י‬noun common masculine singular absolute artinya kecukupan, cukup
‫ּב ְָר ָ ֖כה‬ ‫ ּב ְָרכָה‬: noun common feminine singular absolute homonym 1 artinya
beracah,berkah
‫לָכֶ ֛ם‬ ‫ ְל‬: particle preposition suffix 2nd person masculine plural artinya kepada,
untuk, menuju, milik, dalam hal,menurut,dalam
‫ַוה ֲִריק ִ ֹ֥תי‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ ריק‬verb
hiphil waw consec perfect 1st person common singular artinya hiph: mengosongkan; hoph:
untuk dikosongkan
‫הַּׁשָמַ֔ י ִם‬ ‫ ַה‬: particle article artinya itu‫ׁש ַמי ִם‬
ָ noun common masculine plural absolute
surge,langit
‫אֲרּב֣ ֹות‬
ֻ ‫ א ֲֻרּבָה‬: noun common feminine plural construct artinya kisi,jendela,pintu air
‫֚אֵ ת‬ ‫ אֵת‬: particle direct object marker homonym 1 artinya dengan,sebuah bajak
‫ָל ֶ֗כם‬ ‫ְל‬ : particle preposition suffix 2nd person masculine plural
kepada,untuk,menuju,milik,sehubungan dengan,menurut,dalam
‫אֶ פ ַ ְּ֣תח‬ ‫ פתח‬: verb qal imperfect 1st person common singular homonym 1 artinyaqal:
untuk membuka; niph: akan dibuka;piel: longgar,gratis; hith: untuk melonggarkan
‫ם־ֹלא‬
֧ ִ‫א‬ ‫ אִם‬: particle conjunction artinyajika‫ ֹלא‬particle negative artinya tidak,tidak
‫ְצב ָ֑אֹות‬ ‫ ָצבָא‬: noun common both plural absolute artinya tentara,perang,peperangan
10

‫ְהו֣ה‬
ָ ‫י‬ ‫ יהוה‬: noun proper no gender no number no state artinya
Yahweh,Jenovah,TUHAN
‫ָאמר‬
ַ֖ ‫ אמר‬: verb qal perfect 3rd person masculine singular homonym 1 artinya qal:
mengatakan, Niph: dikatakan,dipanggil; hiph: untuk mengakui; hith: membanggakan
‫ּב ָ֔ז ֹאת‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinyadi,oleh,dengan,diantara‫ ז ֶה‬adjective feminine
singular absolute artinya ini,ini,itu
֙‫נָא‬ ‫ נָא‬: particle interjection homonym 1 artinyasaya (kami) berdoa,sekarang
‫ּו ְבחָנ֤ ּונִי‬ ‫ ְו‬:kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ בחן‬verb
qal imperative masculine plural suffix 1st person common singular artinya qal:
memeriksa,mencoba; Niph: untuk dicoba; Pual:untuk percobaan
‫ְּבבֵיתִ֔ י‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinya di,oleh,dengan,diantara‫ ַּבי ִת‬noun common
masculine singular construct suffix 1st person common singular homonym 1 artinya rumah,
tempat tinggal
‫֙ ֶט ֶרף‬ ‫ט ֶֶרף‬ : noun common masculine singular absolute artinya
mangsa,makanan,daun
‫ִיה֥י‬
ִ ‫ו‬ ‫ ְו‬:kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ היה‬verb
qal imperfect 3rd person masculine singular jussive in both form and meaning apocopated
artinya qal: menjadi,menjadi; Niph: selesai
‫הָאֹו ָ֗צר‬ ‫ ַה‬: particle articleartinyaitu‫ אֹוצָר‬noun common masculine singular absolute
artinya harta karun,took,perbendaharaan.
‫ל־ּבית‬
֣ ֵ ֶ‫א‬ ‫ אֶ ל‬: particle preposition artinya ke,ke, menuju‫ ַּבי ִת‬noun common masculine
singular construct homonym 1 artinya rumah,tempat tinggal
‫ אֵת אֶת־ּכָל־הַ ּֽמַ ע ֲׂ֜שֵ ר‬: particle direct object marker homonym 1artinyadengan,matabajak‫ ּכ ֹל‬noun
common masculine singular construct artinya semua,setiap,keseluruhan,apasajaַ‫ ה‬particle
article artinya itu‫ ַמ ֲעׂשֵר‬noun common masculine singular absolute artinya bagian kesepuluh,
persepuluhan
‫ָה ִב֙יאּו‬ ‫ בוא‬: verb hiphil imperative masculine plural artinyaqal: untuk masuk; Niph:
untuk mendatangkan; hoph: untuk dibawa

‫ָאמר י ְהוָ ֥ה‬


֖ ַ ‫ׁש ֵּכ֙ל ל ֶָכ֤ם ַה ֙ ֶּג ֶפ ֙ן ּבַּׂשָדֶ֔ ה‬
ַ ְ‫ ְוגָע ְַר ִ ּ֤תי ָלכֶם֙ ּבָ ֽא ֹ ֵ֔כל ְוֹלֽא־יַׁש ִ ְ֥חת ל ֶ ָ֖כם אֶת־ּפ ִ ְ֣רי ָהאֲדָ ָ ֑מה וְֹלא־ת‬BHS Malachi 3:11
‫ְצ ָבאֹֽות׃‬
‫ְצבָאֹֽות׃‬ ‫ ָצבָא‬: noun common both plural absolute artinya tentara,perang,peperangan
‫י ְהוָ ֥ה‬ ‫ יהוה‬: noun proper no gender no number no state Yahweh,Jenovah, Tuhan
11

‫ָאמר‬
ַ֖ ‫אמר‬: verb qal perfect 3rd person masculine singular homonym 1artinyaqal:
mengatakan; niph: dikatakan,dipanggil; hiph: untuk mengakui; hitht: membanggakan.
‫ּבַּׂשָדֶ֔ ה‬ ‫ ְּב‬: particle preposition artinya di,oleh,dengan,diantaraַ‫ ה‬particle article artinya
itu‫ ׂשָדֶ ה‬noun common masculine singular absolute artinya lapangan,tanah
‫ַה ֶּ֙גפֶן‬ ‫ ַה‬: particle article artinya itu‫ ֶּגפֶן‬noun common both singular absolute artinya
pohon anggur
‫ל ֶָכ֤ם‬ ‫ ְל‬: particle preposition suffix 2nd person masculine plural artinya
untuk,dari,menuju
‫וְֹלא־תְ ׁשַ ֵּכ֙ל‬ ‫ ְו‬:kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ ֹלא‬particle
negative artinya tidak,tidak‫ ׁשכל‬verb piel imperfect 3rd person feminine singular artinya qal:
untuk berduka; piel: untuk membuat tidak punya anak; hiph: keguguran
‫הָאֲדָ ָ ֑מה‬ ‫ ַה‬: particle article artinya itu‫ אֲדָ ָמה‬noun common feminine singular absolute
homonym 1 artinya tanah,tanah
‫אֶת־ּפ ִ ְ֣רי‬ ‫ אֵת‬: particle direct object marker homonym 1 artinya dengan,bajak‫ ּפ ְִרי‬noun
common masculine singular construct artinya buah
‫ל ֶָכ֖ם‬ ‫ ְל‬: particle preposition suffix 2nd person masculine plural artinya
untuk,dari,menuju
‫ַׁשְחת‬
֥ ִ ‫ְוֹלֽא־י‬ ‫ ְו‬:kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ ֹלא‬particle
negative artinya tidak,tidak‫ ׁשחת‬verb hiphil imperfect 3rd person masculine singular artinya
qal: dimanjakan; niph: untuk dirusak; piel: merusak.
‫ּבָ ֽא ֹ ֵ֔כל‬ ‫ ְּב‬: particle preposition particle preposition artinya di,oleh,dengan,diantaraַ‫ה‬
particle article artinya itu‫ אכל‬verb qal participle masculine singular absolute artinya hiph:
menyebabkan makan; qal: makan,melahap; niph: untuk dimakan.
‫ָלכֶם‬ ‫ ְל‬: particle preposition suffix 2nd person masculine plural artinya
untuk,dari,menuju
‫ְוגָע ְַר ִ ּ֤תי‬ ‫ ְו‬: kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ גער‬verb
qal waw consec perfect 1st person common singular artinya untuk menegur.
‫ָאמר י ְהוָ ֥ה ְצ ָבאֹֽות׃ ס‬
֖ ַ ‫ ְו ִאּׁש ְ֥רּו אֶתְ ֶכ֖ם ּכָל־הַּגֹו ִי֑ם ּכִ ֽי־תִ ְהיּ֤ו אַּתֶם֙ ֶ ֣א ֶרץ ֵ֔חפֶץ‬BHS Malachi 3:12
‫ְצבָאֹֽות׃ ס‬ ‫ ָצבָא‬: noun common both plural absolute artinya tentara, perang, peperangan
‫י ְהוָ ֥ה‬ ‫ יהוה‬: noun proper no gender no number no state Yahweh, Jenovah, TUHAN
‫ָאמר‬
ַ֖ ‫ אמר‬: verb qal perfect 3rd person masculine singular homonym 1 artinya
mengatakan, untuk dikatakan, untuk mengakui, membanggakan
‫ֵ֔חפֶץ‬ ‫ ֵחפֶץ‬: noun common masculine singular absolute artinya kesenangan,
kesenangan
12

‫ֶ ֣א ֶרץ‬ ‫ א ֶֶרץ‬: noun common feminine singular construct artinya bumi,tanah,tanah


֙‫אַּתֶ ם‬ ‫ אַּתֶ ם‬: pronoun independent 2nd person masculine plural artinya kamu
‫ּכִ ֽי־תִ ְהיּ֤ו‬ ‫ ּכִי‬:particle conjunction homonym 2 artinyaitu,karena,untuk,kapan,‫ היה‬verb qal
imperfect 2nd person masculine plural artinya menjadi, dilakukan
‫ּכָל־הַּגֹו ִי֑ם‬ ‫ּכ ֹל‬ : noun common masculine singular construct artinya
semua,setiap,keseluruhan,apa saja,ַ‫ ה‬particle article artinya itu‫ ּגֹוי‬noun common masculine
plural absolute artinya bangsa, rakyat
‫אֶתְ ֶ ֖כם‬ ‫ אֵת‬: particle direct object marker suffix 2nd person masculine plural homonym
1artinyadengan,matabajak
‫ְאִּׁשְרּו‬
֥ ‫ו‬ ‫ ְו‬:kata penghubung artinya dan,jadi,dari,kapan,sekarang,atau,tapi,itu‫ אׁשר‬verb
piel waw consec perfect 3rd person common plural homonym 2 artinya untuk pergi lurus,
untuk diberkati,untuk menyebut diberkati.
2.2 Kritik Sastra

2.2.1Terjemahan Harafiah

Maleakhi 3:6

Sebab, Akulah Tuhan, Aku tidak berubah. Oleh sebab itu, kamu, hai keturunan Yakub,
tidak akan dilenyapkan.

Maleakhi 3:7

Sejak zaman nenek moyangmu, kamu telah menyimpang dari ketetapan-ketetapan-Ku


dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kkembali
kepadamu,”Tuhan semesta alam berfirman. “namun , kamu berkata, ‘Bagaimana kami harus
kembali?”

Maleakhi 3:8

“dapatkah manusia merampok Allah? Namun kamu sudah merampok-Ku! Akan tetapi,
kamu bertanya,’Bagaimana kami telah merampok Engkau?’Dalam hal Persepuluhan dan
persembahan.

Maleakhi 3:9

Kamu dikutuk dengan kutukan, tetapi kamu masih menipu Aku, bahkan seluruh bangsa
ini!.”
13

Maleakhi 3:10

“bawalah seluruh persepuluhan itu ke rumah perbendaharaan supaya ada makanan di


rumah-Ku. Kemudian, ujilah Aku sekarang dalam hal ini,”Tuhan semesta alam
berfirman”apakah Aku tidak akan membukakan tingkap-tingkap langit untukmu dan
mencurahkan berkat kadamu sampai penyimpangannya tidak cukup?”

Maleakhi 3:11

“lalu Aku akan menghardik hama pelahap bagimu supaya ia tidak merusak hasil
tanahmu, demikian juga anggurmu di ladang tidak akan gugur, “Tuhan semesta alam
berfirman.

Maleakhi 3:12

“semua bangsa akan menyebutmu diberkati sebab amu akan menjadi negeri kesukaan,
Tuhan semesta alam berfirman.”

2.3 Kritik Teks

Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dalam PL. Kitab ini ditulis oleh seorang nabi yang
menyebut dirinya Maleakhi. Nabi Maleakhi adalah termasuk salah satu dari nabi-nabi yang
ada sesudah pembuangan. Didalam Septuaginta nama Maleakhi pada fasal 1:1 diterjemahkan
dengan kata “UtusanKu”. Rupa-rupanya nama ini diambil dari ps 3:1, dimana Yahwe
mengatakan “lihatlah Aku menyuruh utusan-Ku (dalam =Ibrani “Maleakhi”)[2]. Sedangkan
dalam versi lain dituliskan “Yahweh is a messenger” Tuhan menyuruh (pesuruh, kurir dari
Tuhan)2.

Kata (be=Ibrani)”Karena” di awal 3:6 menunjukkan bahwa beberapa ayat ini terhubung
ke perikop sebelumnya. Perikop sebelumnya (2:17-3:5) adalah sebuah pengumuman dekat
penghakiman. Ps 3:6-12 menjelaskan penundaan berkat yang akan datang. Pembukaan ayat
(3:6) bahwa Yahweh kontras dengan anak-anak Yakub. Dua kata ganti orang (Any=Ibrani)
“Aku” dan (Atta) “engkau” dinyatakan. Yahweh tidak berubah. Anak-anak Yakub tidak
berubah juga. Mereka bertahan dalam dosa-dosa mereka tetapi mereka tetap ada. Maleakhi
berkata bahwa kelanjutan pemberontakan mereka kembali ke masa para nenek moyang
mereka (3:7). Mereka tidak mengikuti ketetapan Yahweh (Ibrani). Persoalan, seruan nabi

2 Ed. The Rev. Prof Samuel Rolles Driver, D. D. D. Litt dkk. The International Critikal Commentary on holy
Scriptures of the Old and New Testaments
14

bagi Israel untuk bertobat menyiratkan bahwa adalah kegagalan Israel untuk bertanggung
jawab atas keterlambatan Yahweh kembali dalam kemuliaan ke bait-Nya. Ungkapan,
“Kembali kepada Aku dan Aku akan kembali kepada kamu,” adalah pengulangan dari Zak
1:3. Situasi ini mirip dengan yang tercermin dalam Yes 59:1-2 “Sesungguhnya, tangan
TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang
tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah
segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga
Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (RSV).3

Dalam buku “Charles D. Isbell (Malachi), menggambarkan hubungan antara kegagalan


orang-orang untuk menaati Allah dan kegagalan Allah untuk memberkati mereka. Allah tidak
berubah dalam mode berubah-ubah dari satu saat ke saat berikutnya. Jika orang berubah dari
ketaatan kepada ketidakpatuhan, mereka tidak boleh berharap supaya Tuhan juga mengubah
aturan untuk menampung mereka. Sehingga dalam bagian ini dibagi menjadi tiga bagian.

A. Kembali ke Allah (3:6-7)

Struktur dua ayat ini sering luput oleh ahli bahasa. Sebagai contoh, kita dapat
perhatikan terjemahan di NIV. Tapi ada sesuatu yang sangat penting yang diungkapkan
dalam ayat 6 yaitu identitas dari kedua belah pihak yang terlibat dalam khotbah nabi. Pihak
pertama diperkenalkan dengan bentuk penyataan “Aku Yahweh.” Ungkapan ini adalah cara
di mana Allah Israel memperkenalkan atau menyatakan diriNya kepada umat-Nya. Dalam
seluruh Kitab Imamat dan dalam banyak bagian Perjanjian Lama lainnya adalah umum dan
merupakan kalimat terkenal. Sedangkan pihak kedua diperkenalkan dengan cara yang sama,
meskipun dalam kasus ini tidak ada contoh lain seperti pengenalan orang Israel di tempat lain
dalam Perjanjian Lama: “Kamu adalah anak-anak Yakub.”

Mengingat kedua belah pihak, beberapa kata dari deskripsi tentang masing-masing
ditambahkan. Dia yang mengidentifikasi diriNya sebagai Yahweh tidak berarti bahwa Allah
adalah tidak berubah misalnya dengan cara bahwa sebuah batu atau benda mati yang tidak
berubah sehingga dalam hal ini menegaskan bahwa Allah dapat diandalkan. Sebagaimana
adanya Dia pada masa lalu adalah sebuah petunjuk sebagaimana adanya Dia sekarang dan
juga sebagaimana Dia akan tetap ada di masa yang akan datang. Dianggap cukup penting
bagi Israel untuk mengetahui bahwa perjanjian itu tidak plin-plan, bahwa Dia bisa, dalam
kenyataannya akan dihitung pada setiap kali ada krisis.
3 Word Biblical Commentary, Word Books, Publisher/ Waco Texas
15

Pihak lain, perjanjian yang diidentifikasi sebagai anak-anak Yakub, juga dikenal
sebagai salah satu yang tak dapat dihancurkan. Itu tidak berarti bahwa Israel tidak dapat
dihancurkan tapi dia, pada kenyataannya, belum dihancurkan. Entah bagaimana, meskipun
hal ini kurang jelas, Maleakhi menghubungkan kelangsungan hidup Israel (Yakub) dengan
ketergantungan pada Allah. Dan hubungan ini adalah misteri yang lebih besar, mengingat
sejarah Israel dalam hal perjanjian ketidaksetiaan. Sepanjang jalan kembali ke leluhur, awal
ciri karakteristik Israel adalah ketidakpatuhan, kegagalan untuk menjaga bagian dari tawar-
menawar dengan Allah, kecenderungan untuk berpaling dari jalan yang ditentukan oleh Allah
yang sebenarnya didalam hubungan itu ditandai sebagai aturan yang diterima oleh bangsa
Israel dan Allah sebagai yang mengikat. Jadi, sekali lagi, fakta dari Israel untuk bertahan
hidup saat itu adalah luar biasa. Sungguh luar biasa kasih karunia Allah, diberikan secara
cuma-cuma oleh Allah (Roma 11:28-29), bahkan luar biasa di luar imajinasi manusia. Pada
titik ini bagi Maleakhi adalah deskriptif dari apa yang telah dan sekarang masih sedang
terjadi antara Israel dan Allah. Di ayat 7 adalah sebuah kenyataan pelanggaran terhadap
hukum Allah tapi menariknya dilanjutkan dengan suatu ajakan dan inisiatif Allah yang
menunjuk kepada “Kasih” dari Allah sendiri tanpa turut campur tangan bangsa Israel. Mereka
harus kembali kepada Allah, sehingga memungkinkan bagi Allah untuk kembali kepada
mereka. Di sini tampak bahwa dalam satu sisi Allah tak berubah. Allah tidak berubah dari
kesetiaan-Nya sementara bangsa Israel telah menyimpang dari ketidaksetiaan yang
dinyatakan dalam berbagai bentuk ketidaktaatan. Bahkan diberi catatan bahwa pada masa lalu
mereka dalam ketidakpekaan terhadap tuntutan Tuhan, tidaklah mengherankan kalau bangsa
ini bertanya kepada nabi, “Bagaimanakah kita untuk kembali?” Mereka telah ada begitu lama
namun berbalik kearah yang salah, mereka tidak dapat membayangkan bahwa mereka
seharusnya menghadapi arah yang benar dan berbalik (kembali) kepada Allah.4

B. Menjaga dan setia dalam Aturan yang Allah tetapkan (3:8-11)

Jalan kembali kepada Allah dimulai dengan menjaga aturan-Nya. Sehingga memberi
persepuluhan dalam persembahan khusus bagi Allah, menunjukkan sebuah aturan yang
menegaskan bahwa orang perlu mengajukan permohonan dan mengharapkan berkat dari
Allah yang dimulai dari pemberian kita kepada-Nya.
4 Charles D. Isbell, Malachi, Bible Study Commentary, Lamplightr Books
16

Bagian ini dalam kitab Maleakhi menimbulkan isu kritis bagi juru bahasa. Maleakhi
tampaknya mengatakan dalam mode yang agak mekanis bahwa kita dapat membeli berkat
dari Tuhan sebagai imbalan pemberian perpuluhan dan persembahan. Dengan asumsi
mekanis ini makna kata-kata nabi mendapat banyak komentar terhadap apa yang mereka nilai
dari sudut pandang secara sempit. Umumnya mereka mencatat bahwa nabi sebelumnya
terlihat disiplin dari sudut pandang etika dan moral dalam tuntutan sebagai tugas tertinggi
orang-orang yang mencari bantuan dari Tuhan. Alasan mereka karena titik ini Maleakhi
adalah benar-benar “kurang etis dalam soal spiritual dari dan kepada-Nya”.

Seperti pengaduan Maleakhi tampaknya tidak adil dalam pesan-pesan mengenai standar
etika sosial karena kita menganggap bahwa ia memilih isu moneter sebagai satu-satunya hal
yang membuatnya prihatin. Sebaliknya, persis seperti yang ia lakukan dalam khotbahnya
mengenai “sebuah komunitas di perjanjian”, ia menyatakan prinsip umum untuk membuka
khotbahnya (lihat ay 7) dan berlanjut untuk menggambarkan kebenaran sebagai prinsip
umum dengan contoh tertentu. Sekali lagi, hal ini tidak perlu diasumsikan bahwa hanya ada
satu jawaban yang bisa Maleakhi berikan kepada pertanyaan dari orang-orang ( “Bagaimana
kita untuk kembali?”). Ini adalah lebih sederhana dan lebih baik sesuai dengan khotbah yang
lain untuk menganggap bahwa yang ia gunakan (bukan hanya persepuluhan!) Karena hanya
satu contoh dari banyak kemungkinan dosa orang-orangnya yang bersalah.

Komentar lainnya, sekali lagi dengan asumsi pengertian mekanis sebagai satu-satunya
cara untuk melihat khotbah nabi. Paling ekstrem dari posisi ini adalah dalam mengutip ayat-
ayat dari Maleakhi untuk mendukung aturan tertentu tentang persepuluhan bahwa keinginan
suatu kelompok tertentu untuk meminta dari para anggotanya. Bahkan seseorang mungkin
akan ditolak dengan ajaran atau sebuah khotbah jika mengajarkan kepada suatu kelompok
untuk tidak bersedia atau tidak setuju bahwa interpretasi mereka ayat ini merupakan satu-
satunya cara yang alkitabiah untuk pekerjaan Allah yang harus didukung secara finansial.

Sekarang tentu setiap kelompok memiliki hak untuk menetapkan peraturan sendiri yang
mengatur cara-cara di mana para anggotanya akan diperlukan untuk mendukungnya. Tetapi
sebagaimana akan terlihat jelas bahwa tidak ada gereja atau kelompok agama yang ada
sekarang yang benar-benar mengikuti ajaran Alkitab persepuluhan. Kelompok-kelompok
mengklaim bahwa mereka melakukannya hanyalah menipu diri mereka sendiri dan para
pengikut mereka. Untuk sementara mungkin mengakui bahwa kata Inggris perpuluhan adalah
berdasarkan kata Ibrani yang berarti “kesepuluh”.
17

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa ada beberapa sistem yang berbeda persepuluhan
disajikan dalam berbagai bagian dari Perjanjian Lama. Sebagai contoh, kita dapat mengamati
aturan persepuluhan disajikan dalam Ulangan 14:22-27. Kita harus menyadari bahwa
pengaturan pertanian diasumsikan bagi masyarakat dalam aturan-aturan ini. Kita harus
perhatikan juga bahwa perpuluhan itu harus disisihkan pada masa panen dan disimpan
kembali sampai bisa dibawa ke tempat “TUHAN, Allahmu” (ay. 25), di mana ia akan
digunakan. Sepuluh persen dari hasil (gandum, anggur baru, minyak, ternak, dan domba
disebutkan dalam ayat 22-23) yang harus digunakan untuk persediaan makanan yang khusus
dalam rumah Tuhan. Persepuluhan itu tidak diberikan di tempat kudus, tetapi dibawa ke
tempat kudus menjadi makanan bagi orang Lewi. Sekali lagi, kita harus perhatikan perintah
yang menggembirakan: (26) “dan haruslah engkau membelanjakan uang itu untuk segala
yang disukai hatimu, untuk lembu sapi atau kambing domba, untuk anggur atau minuman
yang memabukkan, atau apapun yang diingini hatimu, dan haruslah engkau makan di sana di
hadapan TUHAN, Allahmu dan bersukaria, engkau dan seisi rumahmu”.

Ulangan 14:28-29 mengambil materi selangkah lebih maju. Setiap tahun ketiga anggota
rumah tangga individu untuk tidak menggunakan persepuluhan sebagian hasil panen mereka
dan kambing domba sebagai hidangan untuk mereka sendiri, tetapi adalah untuk
mengesampingkannya dalam area penyimpanan sehingga dapat digunakan oleh orang Lewi.
Ini berarti juga bahwa sepertiga dari total perpuluhan itu harus disisihkan untuk tujuan amal
seperti itu atau bahwa perpuluhan kedua diperlukan. Tidak seorang pun dapat memastikan
mana dari kedua kemungkinan Ulangan 14 yang diminta.

Menurut Bilangan 18:21-32 perpuluhan itu harus diberikan kepada orang Lewi setiap
tahun. Cerita misterius di dalam Kejadian 14 Abraham membayar persepuluhan dari hasil
rampasan perang kepada Melkisedek. Sebuah bagian dalam Imamat menekankan perintah
untuk persepuluhan adalah segala sesuatu yang dihasilkan dari tanah, serta semua binatang
ternak (Im. 27:30-33), tetapi tidak ada informasi yang diberikan tentang apa yang harus
dilakukan dengan perpuluhan apakah itu untuk diberikan kepada tempat kudus, atau dimakan
di dalam kegiatan keluarga, atau disediakan untuk orang-orang Lewi, atau disisihkan untuk
setiap orang miskin. Hanya mengingatkan bahwa perpuluhan milik Yahweh (ayat 30).

Kedua titik utama perlu ditekankan di sini. Dalam berbagai pandangan Perjanjian Lama
tentang persepuluhan bukanlah tanda negatif tapi membuktikan untuk pertumbuhan dan
vitalitas umat Allah yang terlibat dalam perjuangan untuk memahami isu selama berabad-
18

abad. Yang penting adalah bahwa tidak ada dorongan di dalam teks Alkitab itu sendiri untuk
menyelaraskan atau homogenize ini persepuluhan dalam pandangan yang berbeda menjadi
satu peraturan yang universal yang harus dipahami secara hukum yang mengikat semua orang
di mana-mana dalam setiap keadaan. Namun yang perluh dicatat adalah: dasar ke semua
bagian-bagian Perjanjian Lama menyebutkan persepuluhan dalam bentuk lain adalah asumsi
teologis bahwa Allah adalah Pemilik sesungguhnya dari segala sesuatu (everything).
Persepuluhan yang tidak dilakukan adalah pengakuan manusia untuk berhenti bersyukur
kepada Allah dalam beberapa cara yang bermakna karena membiarkan mereka untuk
menikmati kekayaan-Nya untuk sementara waktu.

Hal ini membawa kita kembali ke masalah persepuluhan pada masa Maleakhi.
Kebenaran nyata adalah bahwa kita tidak tahu praktek persepuluhan Maleakhi yang
sebenarnya tapi secara harafiah orang-orang tahu apa maksudnya. Tapi kita tidak boleh lupa
bahwa Maleakhi berdebat pada sebuah prinsip, bukan interpretasi tertentu tentang peraturan
persepuluhan. Pada intinya Maleakhi menyebutkan dua hal yang berjalan seiring. Di satu sisi,
ayat 7 bersyarat mengandung janji bahwa Allah akan kembali ke anak-anak-Nya. Di sisi lain,
ayat-ayat 8-11 menunjukkan apa yang bangsa Israel harus lakukan untuk membuat-Nya
mereka kembali kepada Allah.

Dengan menjaga aturan Allah dengan benar Israel bisa membuktikan itikad baik untuk
kembali kepada-Nya. Dan kemudian Allah dapat mulai bertindak dengan berkat-berkat-Nya.
Perhatikan khususnya bahwa tidak ada kata yang diberikan di sini tentang segala jenis
persamaan antara jumlah pemberian dan jumlah berkat dari Tuhan. Orang yang kaya tidak
bisa membeli lebih besar berkat dari Allah hanya dengan meningkatkan porsi menawarkan
perpuluhan. Rumusnya adalah jauh lebih sederhana daripada itu. Karena Allah selalu dapat
bertindak dengan cara-cara konkret dan berharaplah pada-Nya untuk bertindak dalam cara-
Nya sendiri yang bermanfaat.

Kita harus perhatikan juga sifat janji itu dalam seluruh keberadaan bangsa Israel yang
mendekam di bawah kutukan ilahi (3:9). Dengan kondisi yang dijelaskan di atas, seluruh
bangsa sekali lagi menyaksikan berkat Allah. Tanaman akan tumbuh, hama akan digagalkan,
dan ekonomi pertanian yang sehat akan dibangun kembali. (Ul. 11 :13-15).

Dalam membuat aplikasi modern dari prinsip-prinsip Perjanjian Lama memberi kepada
Allah dan gereja, bahwa persembahan sukarela memberikan titik aplikasi yang terbaik.
Sesungguhnya, orang-orang yang menyadari bahwa keberadaan mereka adalah karena rahmat
19

dari Allah dan telah ditebus oleh kasih karunia-Nya, dan yang memahami bahwa mereka
adalah pelayan-pelayan-Nya akan terus mendukung pekerjaan Tuhan dengan kemurahan hati
yang lebih besar daripada sistem apapun dari mereka. Bahkan akan mengakui bahwa tidak
hanya sepersepuluh, tetapi juga yang lain yaitu sembilan puluh persen dari apa yang mereka
nikmati adalah milik Allah.5

C. Tujuan Benar Rahmat Allah (3:12)

Ayat ini menjelaskan arti sesungguhnya bahwa penjaga berkat ilahi terhadap
penyalahgunaan dan gagasan terhadap berkat Tuhan dapat diperoleh atau dibeli dengan cara
apapun. Israel berusaha untuk menerima berkat Tuhan bukan hanya diberkati karena
kehidupan yang memuaskan dan menguntungkan tetapi yang terutama karena orang-orang
yang diberkati akan berfungsi lebih tepat. Sebagai contoh dari kuasa Allah adalah untuk
menopang orang yang telah memilih untuk menanggung nama-Nya. Disini Maleakhi kembali
kepada tema yang dinyatakan dalam 1:5. Di antara para nabi itu secara konsisten percaya dan
mengabarkan bahwa bangsa Israel ditakdirkan untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain,
dan membawa keselamatan bagi orang-orang kafir. Maleakhi dalam penutup khotbahnya ini
mengatakan bahwa Israel seharusnya menjadi tanah yang menyenangkan sehingga orang lain
akan memiliki kesempatan untuk menikmati Anugerah TUHAN (Yahweh). Dengan
demikian, tujuan nyata untuk menerima berkat dari Tuhan adalah untuk membuat bangsa
Israel berkecukupan, menawan, menarik, untuk bangsa-bangsa lain sehingga semua orang
akan terdorong untuk berseru: “Ayo, mari kita pergi ke gunung Tuhan, ke rumah Allah
Yakub. Dia akan mengajarkan kita jalan-Nya, sehingga kita dapat berjalan di jalan-Nya (Yes.
2:3).

2.4 Sejarah Predaksi


A. Penulis Kitab Maleakhi

Nama Maleakhi artinya “Umat-Ku”. Dari nama itu muncul juga nama ‘Malaikat’ yang
artinya ‘utusan’ Tuhan. Penuls kitab Maleakhi tidak diketahui. Namun dari isinya jelas bahwa
kitab ini ditulis pada masa seesudah pembuangan babel. Isinya sangat menekankan ibadah

5 Ibid Charles D. Isbell


20

dan memprotes kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan ibadah itu (kesalahan korban,
kealpaan para iman,dll: 1:6-2:9;3:7-12).6

B. Waktu dan tempat penulisan Kitab Maleakhi


Periode penulisan diperkirakan 450-400 Sm. Ditinjau dari bukti-bukti internal, nubuat
jelas terjadi pada pertengahan abad ke-5 Sm. Keimpulan ini ditarik dari beberapa indikasi
yaitu: (1). Bait Suci telah selesai dibangun dan persembahan korban menurut hukum Musa
telah dilaksanakan kembali (1:7; 3:1). (2). Dosa-dosa yang dituntut Maleakhi sama dengan
yang dikoreksi Nehemia di masa pelayanannya, yaitu (a) kelesuan keimanan (b) mengabaikan
perpuluhan untuk keperluan kaum lewi (3:7-12 bd. Neh. 13:10-13), (c) banyaknya kawin
campur dengan wanita asing (2:10-16 bd. Neh. 13:23-28). Sehingga sesuai jika diperkirakan
penulisan sekitar tahun 435.7
C. Tujuan Penulisan Kitab Maleakhi
Karena kasih-Nya, Allah telah memilih umat Israel menjadi anak-anakNya yang
berharga . Karena kasih juga, Allah berjanji memberkati umat jika mereka mau mematuhi
perintah-perintahNya. Allah menghendaki umat memberi tanggapan terhadap kasihNya itu
dengan hidup dalam ketaatan. Namun, umat selalu lupa bahwa Alah mengasihi
mereka ,sehingga peraturan dan tututan Allah dirasakan sebagai beban.[9] Ketika Maleakhi
menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan
kemunduran rohani. Orang-orang telah menjadi sinis, meragukan kasih dan janji-janji Allah,
menyangsikan keadilan-Nya,dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan kepada perintah-Nya itu
berguna. Seiring dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan
tidak berperasaan. Mereka juga acuh tak acuh terhadap tuntutan hokum Taurat dan bersalah
karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para
imam dan umat itu dengan panggilan kenabian.8

Adapun beberapa tujuan Kitab Malaeakhi antara lain:

a. Janji akan adanya yang mempersiapkan jalan bagi datangnya hari Tuhan

b. Memperingati bangsa Israel kerena sudah berbicara tidak baik kepada Allah

c. Melawan kurban-kurban yang kurang baik yang ipersembahkan kepada Allah

6 S Wismoady Wahono, Disini kutemukan: petunjuk mempelajari dan mengajarkan alkitab, 1986, BPK Gunug
Mulia, hal.266
7 Ibid. Hal. 190
8 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan,(Bandung: Bina Media Informasi,2009),1481
21

d. Protes melawan perkawinan campuran

D. Ciri Khas Kitab Maleakhi

Ada Lima ciri utama menandai kitab Maleakhi, antara lain sebagai berikut:

(1) Dengan cara yang sederhana, terus terang dan tegas, kitab ini dengan hidup melukiskan
pertemuan antara Allah dengan umat-Nya, sebagian besar dengan memakai kata ganti orang
pertama.

(2) Kitab ini mengutamakan metode tanya-jawab dalam menyampaikan amanat kenabian,
berisi tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbal-balik di antara Allah dan umat-
Nya. Seorang pakar mengemukakan bahwa "metode" tulisan Maleakhi ini mungkin berasal
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para tukang ejek yang berteriak ketika dia
mula-mula menyampaikan berita kenabiannya di jalan-jalan Yerusalem atau pelataran Bait
Suci.

(3) Sesudah Maleakhi, nabi PL terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang
utama di Israel. Ketiadaan seorang nabi utama selama itu kemudian berakhir dengan
datangnya Yohanes Pembaptis, yang menurut nubuat Maleakhi akan mempersiapkan jalan
bagi Mesias (Mal 3:1).

(4) Istilah "Tuhan semesta alam" dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.

(5) Penting sekali, bahwa nubuat terakhir (yang mengakhiri berita kenabian PL)
menubuatkan bahwa pada suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan bapa-
bapa saleh yang kuat di Sion, bertentangan dengan kecenderungan sosial di mana keluarga
makin berantakan (Mal 4:5-6).

2.5 Struktur kitab Maleakhi

Adapun Struktur atau Garis Besar dari kitab Maleakhi ini antara lain:9

1. Judul ( Mal 1:1)


2. Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib Edom ( Mal 1:2-5)

9 W.S.Lasor, D.A Hubbard, F.W.Bush, Penggantar Perjanjian Lama,456


22

3. Kecaman terhadap para Imam (Mal 1:6-2:9)


4. Penyembahan berhala dan kawin campur ( Mal 2:10-16)
5. Allah yang adil ( Mal 2:17-3:5)
6. Persepuluhan yang tidak diberikan (Mal 3:6-12)
7. Orang benar dan orang fasik ( Mal 3:13-18)
8. Elia dan hari Tuhan (Mal 4)

2.6 Kritik Bentuk

Sitz in Leben

Kondisi Politik

Kitab Maleakhi merupakan salah satu kitab yang ditulis setelah masa pembuangan. 10
Kerajaan Israel sudah hancur tetapi eksistensi bangsa ini tetap bertahan walaupun saat itu
sebagai budak atau tawanan politik. Beberapa puluh tahun sebelumnya, Nehemia telah
membangun tembok-tembok Yerusalem yang diawali dengan kembalinya sekitar 50.000
orang tawanan dari Babel pada zaman Zerubabel dan imam besar Yosua. Dalam kitab ini
diperlihatkan bahwa para imam mulai kehilangan kesungguhan dalam melayani Tuhan
dengan menyimpang dari kehendak Tuhan.11 Dalam keadaan seperti ini dibutuhkan seorang
nabi yang mengingatkan para imam akan kesalahannya.
Kondisi Sosial
Hubungan bangsa Yahudi dengan bangsa-bangsa tetangga mengalami ketegangan.
Bangsa - bangsa itu antara lain Edom dan Arab berusaha mengambil keuntungan dari
kelemahan Yehuda dan hal tersebut merupakan ancaman bagi bangsa Israel. Hubungan sosial
dalam bangsa bangsa Israel sendiri bermasalah. Perceraian dan perzinahan merupakan hal
yang biasa (Maleakhi 2:16). Mereka juga melakukan perkawinan campur dengan para
penyembah berhala (Maleakhi 2:10-14). Perkawinan campur membuat mereka dijerat dan
dipengaruhi untuk menyembah ilah - ilah lain (Band. Keluaran 34:16; Ulangan 7:4). lain. Hal
inilah yang membangkitkan murka Tuhan. 12
Pada zaman Ezra dan Nehemia orang-orang
Yahudi yang menikah dengan orang asing dikucilkan dari jemaatnya (Band. Ezra 10:8;
Nehemia 13:25,28,30). Thomas Hodcroft memberikan penjelasan bahwa bergaul dengan
orang-orang yang tidak percaya YHWH hanya akan mendatangkan bencana. Dengan

10 Frank M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, (Malang:Gandum Mas, 2006), 147-168


11 Ibid.
12 Band. F.F. Bruce, The International Bible Commentary, (Grand Rapids : Zondervan Publishing House,1979),
993
23

perkawinan campur umat Yahudi sedang membaurkan warisan kebangsaan mereka dan
melibatkan diri dalam berbagai cara hidup, adat istiadat dan khususnya agama yang
memisahkan mereka dari Allah”.13 Perkawinan campur dapat mencemarkan status mereka
sebagai umat Tuhan dan dapat memisahkan mereka dari Allah sebagai pewaris tanah
perjanjian (Band. Kej.34:12-16; Ulangan 7:3-5; Yosua 23:12-13, Bilangan 36:1-11). 14
Perceraian juga marak terjadi. Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16). Allah secara
terus terang mengungkapkan sikap-Nya yang tidak menghendaki perceraian. Allah tidak
kompromi dengan perceraian.15 Perbuatan-perbuatan fasik dan ketidakadilan juga terjadi
(Maleakhi 3:5). Perselisihan masalah perebutan tanah juga diatasi dengan kekerasan. 16 Hal-
hal ini mengakibatkan kekacauan di dalam komunitas mereka sendiri. Bangsa Israel
mengalami masalah dalam hubungan sosial dengan bangsa-bangsa lain dan dengan saudara
sebangsa mereka sendiri.

Kondisi Ekonomi

Pasca pembuangan bangsa Israel diperhadapkan dengan masalah kesulitan ekonomi.


Mereka mengalami kekeringan sehingga hasil panen mereka tidak mencukupi (Maleakhi 3 :
11). Tanah mereka yang dahulu berlimpah susu dan madu, saat itu tidak lagi menjanjikan.
17
Masalah ekonomi tersebut juga menimbulkan piutang di kalangan mereka sendiri sehingga
mereka saling menindas (Band. Nehemia 5:1-5). Secara terperinci keadaan tersebut
diungkapkan Baker sebagai berikut :gnaro irad kaynaB‫״‬-orang Yahudi itu telah menjadi
miskin ditindas oleh penagih hutang mereka. Ada yang harus menggadaikan anak-anaknya,
oleh karena tidak dapat membayar hutangnya; yang lain harus menggadaikan tanah dan
rumahnya; ada pula yang berhutang, oleh karena mereka tidak dapat membayar pajak.
Penagih hutang mereka itu teman sebangsa mereka juga yang menindas serupa itu". 18 Krisis
bangsa Israel pasca pembuangan juga dipaparkan oleh James T. H. Adamson sebagai berikut:
Sementara tahun-tahun berlalu, orang-orang Yahudi menjadi kecewa. Kemakmuran yang
dijanjikan tidak kunjung tiba. Penghidupan sulit. Mereka dikelilingi oleh musuh-musuh yang
menghalang-halangi mereka dalam setiap kesempatan. Mereka menderita karena kemarau

13 L. Thomas Holdcroft, Kitab - Kitab Sejarah, (Malang:Gandum Mas, 1992), 229 -230
14 Allen C. Myers, The Eerdmans Bible Dictionary, (Grand Rapids : Publishing Company, 1987), 694
15 Kata ‫ ָׂש נ ֵ֣א‬dalam bahasa Inggris; “hate”, “to be hatefull” yang artinya ‫״‬membenci","menjadi benci". Kata
kerja ‫ ָׂש נ ֵ֣א‬dan turunannya memiliki akar arti "membenci ", yang mengekspresikan sikap emosional terhadap
orang dan hal-hal yang ditentang, dibenci, dan tidak ingin memiliki kontak atau hubungan. R. Larid Harris (ed·),
Theological Wordbook of the Old Testament, Vol, II., (Grand Rapids: Moody Press, 1980), 880
16 Band. Robert M. Paterson, Tafsiran Alkltab Kitab Nabi Maleakhi. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985), 19
17 Abba Eban, Sejarah Ringkas Umat. (Ende Flores : Nusa Indah 1975), 788.
18 F.L. Baker, Sejarah Kerajaan Allah. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1990), 744
24

dan panen yang gagal dan kelaparan (3:11). Mereka menyangsikan kasih Allah (1:2). Mereka
mempersoalkan keadilan pemerintahan ‘moral-Nya’ (2:17). Orang yang berbuat jahat adalah
orang yang benar di hadapan Tuhan, kata mereka. Mereka memperdebatkan bahwa tidak ada
gunanya menuruti hukum-hukum-Nya dan berjalan dalam pertobatan di hadapanNya sebab
hanya mereka yang jahat dan percaya akan diri sendiri yang beruntung (3:14-15), demikian
pendapat mereka.19Situasi tersebut membuat bangsa Israel meragukan kasih dan keadilan
Tuhan (Maleakhi 1:2; 2:17). Terlebih lagi setelah mereka membanding-bandingkan nasib
mereka dengan keberuntungan orang-orang fasik (Maleakhi 3 :14-15).
Kondisi Rohani
Dalam kekacauan ternyata mereka mulai menyadari kesalahannya dan kembali berbalik
dari penyembahan berhala kepada Allah yang esa.J.Sidlow Baxter
mengatakan :"Pembuangan itu adalah alat Tuhan untuk menimbulkan perubahan besar dalam
diri bangsa itu tentang pengertian agama sehingga terjadi revolusi agama yang hebat sekali.
Sebelum dan semasa pembuangan bangsa Yahudi sungguh-sungguh menyembah berhala,
tetapi sekembalinya dari pembuangan berubahlah mereka menjadi bangsa yang "monoteis".20
Nehemia dan Ezra aktif mengajarkan taurat kepada bangsa Israel setelah mereka
kembali dari pembuangan. Raja Persia memberikan kuasa bahkan memerintahkan agar Ezra
mengajarkan hukum-hukum Allah kepada bangsa Israel (Band. Ezra 7:14,26). Taurat sangat
dijunjung tinggi, bahkan dijadikan pedoman bagi kehidupan agamawi orang-orang Yahudi
baik yang berada di Yerusalem maupun di negara asing.21 Jhon Skinner yang dikutip oleh
Sidlow Baxter berpendapat:"Suatu reformasi besar berlangsung di bawah pimpinan Imam
Ezra .... dalam suatu rapat raksasa Kitab Taurat diakui menjadi undang-undang dasar negara
dan menjadi pedoman hidup bagi masing-masing orang (Nehemia 8 - 10). Usaha Ezra
diulangi dan dilanjutkan Nehemia dan ia sendiri mengajak membangun tembok Yerusalem.
Berkat kerja sama kedua tokoh itu maka akhirnya agama Yahudi mendapat asas yang tegas.
Taurat menjadi kaidah kesucian dan lambang kebangsaan meskipun dalam taraf yang belum
sempurna.22Tetapi keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Bangsa ini kembali melakukan
hal-hal yang jahat di mata Tuhan. Kekecewaan mereka kepada Tuhan membuat mereka
mengabaikan taurat Tuhan sehingga terjadilah penyimpanganpenyimpangan. Para Imam telah
mencemarkan ibadah yang murni (Band. Maleakhi 1:6). Bahkan mereka tidak lagi
menghormati tugas-tugas mereka di Bait Allah (Band. Maleakhi 1:13). Umat Allah

19 Donald Guthrie ed., Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 2…, 752-53
20 Baxter, Menggali Isi …, 465
21 Band. David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1991), 227
22 Baxter, Menggali Isi ..., 470
25

menjadikan ibadah hanya sebagai formalitas semata tanpa memiliki tujuan untuk menyembah
Tuhan yang berkuasa atas mereka.23Umat era pasca-pembuangan seperti para pendahulu
mereka, menginginkan agama yang nyaman, yang tidak mencampuri kehidupan sehari-hari
mereka.24 Bangsa itu akhirnya tidak lagi membayar persepuluhan dan persembahan yang
merupakan kewajiban mereka. Upacara kurban juga bermasalah, yang seharusnya merupakan
bentuk tanggapan kepada penyingkapan diri Allah dan menekankan bahwa seluruh kehidupan
bangsa Israel berada dalam kekuasaan Allah.25 "Dalam Perjanjian Lama kurban diadakan
berhubungan dengan dosa dan kesalahan. 26
Kurban yang dipersembahkan harus memenuhi
kriteria-kriteria tertentu.27 Imam sebagai pelaksana persembahan kurban juga harus tidak
bercela. Itu sebabnya seorang Imam harus dipilih Allah, sepenuh hidupnya adalah untuk
melayani Allah, harus kudus dan dekat kepada Allah.28 Pemberi kurban juga harus hidup
berkenan di hadapan Tuhan. Dan harus menguduskan diri (Lih. Imamat 19:5). Makna dan
pelaksanaan kurban dalam Perjanjian Lama adalah kudus.29Bangsa Israel dan para imam
dalam Maleakhi 1:6-9 tidak lagi melaksanakan persembahan dan pelayanan kurban dengan
benar. Itu sebabnya Allah sangat menentang mereka, karena mereka mempersembahkan
hewan-hewan buta, timpang dan sakit. Persembahan yang adalah kekejian bagi TUHAN
(Ulangan 17:1, Imamat 1:3; 3:1; I Samuel 6:14; 16:2). Demikianlah situasi kerohanian bangsa
Israel yang sangat menyedihkan pada zaman Maleakhi.

2.7 Teologi Kitab


Beberapa Tema Teologis dalam kitab Malaekhi sebagai berikut:29
1. Kasih Allah

Allah mengingatkan umat-Nya bahwa Ia mempunyai kasih yang istimewa buat mereka,
dan oleh karena itulah maka Allah melakukan terhadap mereka seperti apa yang telah
dilakukan-Nya (Mal 1:2-5).

23 John Blacin, dkk, Intisari Alkitab Perjanjian Lama (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab,2008), 269
24 Willem A. Van Gemeren, Penginterprestasian Kitab Para Nabi (Surabaya:
Momentum,2007), 214
25 Band. Dyrness, Tema-tema ..., 123
26 L. Sihombing, Diktat Kristologi, (Batu : STT "1-3",1992), 74
27 Di antaranya adalah bahwa persembahan kurban bakaran ialah binatang jantan yang tidak cacat; (lembu
jantan, kambing atau domba atau dua ekor burung tekukur dan burung merpati bagi mereka yang miskin)
(Ulangan 17:1, Imamat 1:3; 3:1; I Samuel 6:14; 16:2). Margareth Barker, Pintu Gerbang Surga, (Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 1994), 37
28 Band. H.H. Kurtz, Sacrificial Worship Of The Old Testament, (Grand Rapids, Michigan : Baker Book
House, 1980), 35
29 Lukas Adi. S, Smart Book of Christianity Perjanjian Lama,156
26

2. Ketidak senangan Allah

Allah tidak senang terhadap umat-Nya, karena berbagai alasan. Mereka kurang
menghormati Dia dan Rumah-Nya (Mal 1:6-14). Merekaa kurang memberikan ajaran yang
benar (Mal 2:7-9). Mereka tidak setia (Mal 2:10-16), sinis (Mal 2:17; 3:14,15), tidak
menghiraukan kebutuhan orang lain (Mal 3:5), dan mereka menahan apa yang menjadi hak
Allah (Mal 3:8,9).

3. Janji-janji Allah

Berita tentang penghakiman dibarengi dengan janji-janji bahwa Allah akan ikut campur
tangan dan memberkati. Lihat Mal 1:5,11; 3:1-4, 10-12.

4. Ingatan Allah

Allah mengenal semua orang yang menjadi milik-Nya (Mal 3:16-18), dan Ia akan
membenarkan mereka (Mal 4:2,3).
2.8 Tafsiran ayat per ayat
Ayat 6
Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.
Kesetiaan, sikap, dan sikap Tuhan yang kita sembah selalu tetap, dan tidak pernah berubah.
Allah menghakimi menurut pola kesucian Allah sendiri. Allah membenci dosa. Ia akan
menghakimi manusia menurut keadaan yang sebenarnya. Walaupun begitu janji Allah
terhadap bangsa Israel tetap. Karena mereka banyak berbuat dosa Allah akan menghakimi
dan menghukum mereka, tetapi Dia tidak akan melenyapkan mereka. Tujuan penghakiman
dan hukuman adalah untuk melenyapkan dosa-dosa umat-Nya bukan melenyapkan umat-
Nya.

Ayat 7

Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak
memeliharanya. Kembalilah kepadaKu maka Aku akan kembali kepadamu, Firman TUHAN
semesta alam. Keadaan bangsa Israel sejak zaman semula dan zaman Maleakhi tetap sama.
Mereka sering mengabaikan dan menolak perintah Allah. Dosa mereka yang utama adalah:
mereka tidak setia. Walaupun orang Israel tidak setia kepada Allah tetapi Allah tetap setia.
Itulah sebabnya Allah memanggil mereka untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosanya.
Kalau mereka menyambut panggilan itu, Allah akan memulihkan kembali perjanjian dan
27

hubunganya dengan mereka. Allah tidak akan memaksa orang-orang yang keras hati dan
tidak mau bertobat. Tetapi setiap orang yang mau mendengar suara Allah, Dia akan
mengampuni dosa-dosanya.

Ayat 8

Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata:
“dengan cara bagaimana kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan
persembahan khusus! Jawaban dari pertanyaan bolehkah manusia menipu Allah atau tidak,
tentu jawabannya adalah Tidak! Manusia boleh saja mengikuti kehendak/perintah Allah
ataupun mengabaikannya. Tetapi Allah adalah Maha tahu. Dia mengerti setiap pikiran dan
hati manusia. Walaupun manusia berusaha menipu Allah, Allah sudah mengetahuinya.
Walaupun manusia tidak sadar bahwa mereka mau menipu Allah, Dia sudah terlebih dahulu
isi hati manusia. “dengan cara bagaimana kami menipu Engkau?” mereka tidak merasa telah
menipu Allah. Karena seringnya mereka menipu Allah, hati mereka menjadi keras dan tidak
peka dengan dosa. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu adalah kejahatan rohani. Ada
kalanya orang berbuat dosa terus-menerus sampai orang itu merasa biasa hidup seperti itu.
Dia tidak lagi merasa berdosa.

Allah menjawab pertanyaan mereka berkaitan dengan masalah persembahan


persepuluhan dan persembahan khusus. Memang bukan hanya itu dosa orang-orang itu; tetapi
itulah yang sangat mencolok. Menurut Firman Allah persepuluhan dari pendapatan setiap
orang harus diberikan kepada Allah (Bil. 18:21-24; Ul 14:22-29; 18:1-3; 28:1-2). Apabila
seseorang tidak menyerahkan persepuluhannya kepada Allah maka orang itu tidak memenuhi
kewajiban keagamaannya. Bahkan orang itu sudah mengambil milik Allah. Persepuluhan
adalah hak Allah. Sebagai pemilik Allah mempercayakan sebagian dari milikNya kepada
setiap orang. Manusia adalah abdi Allah. Orang-orang yang tidak mengembalikan
persepuluhan mereka telah mencuri milik Allah sendiri. Secara langsung atau tidak langsung
segala sesuatu yang kita miliki itu adalah pemberian Tuhan. Mengembalikan persepuluhan
kepada Allah merupakan bukti kasih kira kepada Allah. Janganlah kita memberikannya oleh
karena kita mengharapkan sesuatu dari Allah, atau ingin bebas dari hukumanNya.

Ayat 9
Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa. Ada
kalanya orang merasa bahwa dosa-dosa yang telah dilakukannya tidak berarti, tidak
membahayakan hidupnya, tidak mengganggu hubungannya dengan Allah. Tetapi Allah
28

berkata bahwa dosa yang dilakukan manusia akan sangat membahayakan. Akan tetapi
seringkali manusia tidak mau bertobat, meninggalkan dosa-dosanya. Seolah-olah dosa
mereka lebih berharga dari pada Allah sendiri.
Ayat 10a

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan. Umat


Israel mengerti persepuluhan dan rumah perbendaharaan. Yang dimaksud oleh nabi
Maleakhi. Persepuluhan berarti sepuluh persen dari hasil kerja atau ladangnya. Lagipula yang
harus diberikan kepada Allah adalah yang paling baik, bukan sisanya, bagian yang jelek, atau
yang tidak berguna bagi si pemberi. Tetapi mereka tidak memperhatikan perintah Allah itu.
Menurut maleakhi 1:7-8 biasanya yang mereka persembahkan sebagai kurban untuk Tuhan
untuk Tuhan itu binatang yang sakit, cacat dan cemar. Sikap seperti itu tidak menghormati
Allah. Kepada mereka hanya ada satu tempat untuk menyerahkan persembahan yaitu di Bait
suci di Yerusalem. Bait Allah itu merupakan pusat kebaktian dan kegiatan-kegiatan
agamanya.

Ayat 10b

Supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku. pada zaman itu banyak orang Israel
mengabaikan kewajibannya untuk menyerahkan persembahan dan persepuluhannya di Bait
Allah di Yerusalem. Maka kehidupan orang-orang yang menerima nafkah dari pelayanan di
tempat suci menjadi sangat sulit. Pemeliharaan para pelayan maupun fasilitas untuk mereka
diabaikan, karena mereka tidak setia. Seringkali pekerjaan Tuhan dihalangi bukan dari luar
tetapi dalam, oleh karena umat Allah tidak setia dengan persembahannya.

Ayat 10c

Dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu
tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Allah
memberi perjanjian kepada mereka. kalau mereka setia kepada Allah yang selalu setia kepada
mereka, maka Dia akan memberkati mereka secara luar biasa. Sungguh sayang bangsa Israel
tidak pernah mendapat berkat seperti yang dijanjikan-Nya. Mengapa? Karena mereka
memenuhi kehendak Allah. Mereka tidak mau menerima persyaratan Allah. Banyak orang
melakukan syarat-syarat keagamaan secara tradisi saja, tetapi hati mereka tidak sesuai dengan
kehendak Allah. Dia berjanji akan melimpahkan berkat-berkatNya kepada setiap orang yang
memenuhi semua kemauan Allah.
29

Ayat 11

Aku akan menghardik bagimu binatang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil
tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman Tuhan
semesta alam.

Masih ada janji-janji dari Allah yang berupa berkat-berkat bagi umat-Nya yang taat dan
setia kepada-Nya. Umat Israel sangat senang bila mendengar tentang janji dan berkat yang
akan dilimpahkan itu, karena banyak petani yang tinggal di daerah yang sering dilanda
kemarau yang panjang sampai semua tanaman di lading menjadi layu. Juga sering kali ada
macam-macam binatang dan serangga yang menghabiskan tanamannya. Berkat-berkat Allah
itu akan dilimpahkan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.

Ayat 12

Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi
negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.

Pujian dari semua bangsa yang disampaikan kepada bangsa Israel atas berkat rohani ini
karena dua hal. Pertama, mereka harus meninggalkan dosa-dosa dan semua kebiasaan yang
bersifat jahat di mata Tuhan. Kedua, mereka harus melaksanakan semua kehendak Allah,
bukan hanya satu dua hal yang cocok dengan kemauan mereka saja. Kalau mereka setia
kepada Allah maka Allah setia kepada mereka. sayang, mereka tidak memperhatikan firman
Allah yang disampaikan oleh nabi-Nya, Maleakhi. Maka bangsa Israel tidak diberkati Allah
sesuai dengan rencanaNya. Hal ini tidak berlaku bagi umat Israel saja, tetapi bagi semua
umatNya.

2.9 Tafsiran Keseluruhan


Maleakhi 3:6-12

Dalam Maleakhi 3:6-12 menceritakan mengenai umat Israel pada zaman Maleakhi.
Seperti kita tahu, umat Israel menjalani kehidupan berimannya di bawah Hukum Taurat, yaitu
Hukum Tuhan yang diberikan melalui Musa lalu kemudian dijabarkan oleh Musa. Salah satu
peraturan dalam Hukum ini adalah persembahan persepuluhan. Persembahan Persepuluhan
adalah hitungan sepuluh persen dari hasil usaha seseorang. Contohnya, jika saya beternak
sapi, maka dari sepuluh ekor sapi yang dipelihara, saya harus mengambil 1 ekor untuk
dipersembahkan kepada Tuhan. Hal ini berlaku juga untuk usaha lain, seperti bercocok
30

tanam, berdagang dan lain sebagainya. Jika seluruh hasil usaha itu diuangkan, maka tetap
diambil sepuluh persen untuk dipersembahkan. Sepuluh persen yang diambil dari hasil usaha
itu haruslah yang terbaik. Tuhan menuntutnya demikian.

Dari kisah kita dapat simpulkan bahwa memberi dengan benar adalah memberikan
yang terbaik bagian yang sudah ditentukan untuk Tuhan. Memberi seperti ini adalah memberi
dalam keyakinan bahwa Tuhan dapat menjamin kita dalam kondisi sulit sekalipun.

Memberikan persembahan persepuluhan pada masa itu adalah cara orang-orang Israel
hidup dalam keselamatan Tuhan. Dengan mengikuti peraturan Tuhan mereka selamat. Jika
tidak, mereka tetap hidup dalam kutuk. Menipu Tuhan lewat persepuluhan mernutup jalan
mereka untuk mengalamim keselamatan Tuhan (ay 9)

Pada zaman Maleakhi, banyak umat Tuhan tidak mengindahkan tuntutan Tuhan ini.
Mereka memang tetap memberikan persembahan persepuluhannya, tetapi sepuluh persen
yang mereka berikan itu bukanlah yang terbaik. Sepuluh persen yang mereka berikan adalah
ternak yang bernoda, cacat atau yang sudah rusak. Atas hal ini Tuhan marah dan mengatakan
bahwa, kamu telah menipu Aku

Yang pertama dan terutama diinginkan Tuhan dari kita bukan lagi bagian-bagian
terkecil dari hidup kita melainkan hidup kita. Atas dasar ini, jika kita datang memberikan
persembahan kepada Tuhan, pada saat yang sama kita sedang membawa diri kita kepada
Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan memuji persembahan seorang janda yang hanya berjumlah
satu perak saja, karena dia memberikan itu dengan mempertaruhkan hidupnya.

Bukan berarti bahwa persembahan orang kaya tidak akan diterima Tuhan. Tentu akan
diterima Tuhan bila disertai dengan penyerahan diri yang sungguh-sungguh. Bukan memberi
dengan alasan agar dipuji.

2.10 Skopus
“Pembayaran persembahan persepuluhan menyenangkan hati Allah”.
2.11 Aplikasi
Kitab Maleakhi dapat kita aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari kita, seperti
sebagai berikut:
31

1. Percaya kepada janji Allah, walaupun terkadang seakan-akan janji tersebut seperti tidak
akan tergenapi.
2. Segera bertobat ketika berbuat dosa, maksudnya peka terhadap dosa yang telah
diperbuat.

3. Memberikan perpuluhan; sepuluh persen dari pendapatan kita secara rutin.

4. Membuang jauh pemikiran, menyogok Allah dengan perpuluhan.

5. Menyadari bahwa perpuluhan adalah suatu bentuk ketaatan akan Firman Allah.

6. Melakukan perintah Allah dengan sungguh-sungguh, bukan hanya mengharapkan berkat


melimpah.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan diatas saya menyimpulkan bahwa Kitab Malaekhi menyatakan


ketertinggalan bangsa Israel dalam mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun
demikian Allah tetap mengasihi mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan
hubungan mereka dengan Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya
32

kepada seluruh suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam.
Maleakhi berbicara dalam otoritas ucapan ilahi. Taurat adalah pemberian Tuhan untuk
mengatur prilaku bangsa Israel sebagai umat kepunyaan Allah. Persepuluhan adalah bentuk
peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan keimamatan dalam bait Allah.
Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para imam
bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Taurat itu sendiri tidak hanya berlaku kepada
bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain yang percaya kepada YHWH. Perbuatan
baik adalah penting, tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah
satunya. Suku Lewi tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan.
Persepuluhan adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku
Lewi hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik mereka
kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para imam dengan tidak
hormat dan tidak takut kepada Tuhan. Hidup mereka sudah jauh bertentangan denganhukum
Tuhan dengan mempersembahkan persembahan yang tidak layak, kawin, cerai dan kawin
campur dengan bangsa kafir. Mereka juga berbicara dengan sembarangan memuji orang-
orang gegabah dan fasik. Tuhan mengingatkan mereka bahwa ada hari penghakiman dan
penghukuman bagi orang angkuh dan berbuat jahat, namun juga hari kemenangan bagi orang
benar. Dalam menjalankan persepuluhan memerlukan kesungguhan seperti yang diteladani
dari Abraham (dan Yakub). Persepuluhan Musa juga memandang kepada teladan Abraham.
Persepuluhan harus jujur dan utuh. Sejak nenek moyang mereka, bangsa Israel sudah
mengesampingkan ketetapan Tuhan. Masalah ini akan tetap berlangsung jika mereka tidak
bertobat. Mereka juga sudah lama tidak menjalankan persembahan persepuluhan sehingga
tempat perbendaharaan tidak terisi dan tidak ada makanan bagi orang Lewi. Tuhan kecewa
kepada Lewi dan Imam yang mengabaikan tugas mereka dan bertindak dengan pandang bulu.
Mereka gagal memberikan instruksi yang benar dalam Taurat. Mengakibatkan Bangsa Israel
bertindak menyimpang dan tidak tahu bahwa itu salah. Bangsa ini hancur dalam
ketidaktahuan. Mereka merampok Allah dengan terus menerus tidak memberikan
persepuluhan dan persembahan. Tindakan itu sudah menjadi kebiasaan buruk (profesi).
Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan
kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok Tuhan karena lalai pada persepuluhan dan
persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan adalah serius, sehingga
dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok Tuhan.
33

Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan tidak menghiraukan
persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau memberikan namun tidak
sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi alasan bangsa Israel untuk tidak
memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya begitu susah sehingga layak jika bertindak
tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang
membuat berkat mereka terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru
memperburuk keadaan karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan.
“Dengan kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok
Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa yang besar
karena Tuhan, namun mereka tetap merampok Tuhan. Orang yang tidak tahu bagaimana
memberi, maka mereka akan menerima makin lama makin sedikit. Tuhan meminta mereka
menguji Dia dengan persepuluhan karena Ia pasti memulihkan perekonomian mereka. Berkat
akan dicurahkan berlimpah sampai tidak lagi diperlukan. Tuhan adalah sumber penghidupan
mereka, karena itu memberikan persepuluhan tidak mengurangi penghasilan mereka, justru
lebih. Allah memerintahkan agar kembali melakukan persepuluhan yang lama diabaikan ke
Bait Allah yang adalah rumah perbendaharaan. Ketaatan mereka memenuhinya adalah wujud
ketaatan kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai
bukti kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan
mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika Imam
dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi persepuluhan semata-
mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan sebenarnya berakar kepada
kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah. Memberikan Persepuluhan merupakan
bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat dan hanya dirasakan oleh orang yang takut
kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan
keberuntungan dan kekayaan bagi manusia. Tuhan menjaga sumber penghasilan umat-Nya.
Tuhan akan menghardik belalang pelahap tidak hanya saat ini tetapi seterusnya. Allah
mengusir binatang pelahap agar tidak merusak hasil panen mereka. Negeri itu menjadi negeri
kesukaan karena tanah tersebut menjadi berkat bagi setiap orang dan setiap orang menjadi
kesukaan atas negeri.
34

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Bandung: Bina Media Informasi. 2009. 1481
Band. Robert M. Paterson. Tafsiran Alkitab Kitab Nabi Maleakhi. Jakarta . BPK Gunung
Mulia.1985. hal.19
Bloomendal J. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. BPK Gunung Mulia. 1983. Hal.143
Frank M. Boyd. Kitab Nabi-Nabi Kecil. Malang:Gandum Mas. 2006. Hal. 147-168
Ibid Hal. 190
35

John Blacin. Dkk. Intisari Alkitab Perjanjian Lama. Jakarta. Persekutuan Pembaca Alkitab.
2008. 269
S Adi Lukas, Smart Book of Christianity Perjanjian Lama. Hal.156

S Wismoady Wahono. Disini kutemukan: petunjuk mempelajari dan mengajarkan alkitab.


1986. BPK Gunug Mulia. hal.266

Tafsiran Alkitab Masa Kini 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1980. Hlm 720-751.

W.S.Lasor. D.A Hubbard. F.W.Bush. Penggantar Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung


Mulia.Cetakan 9. 2007. Hal.456

Word Biblical Commentary, Word Books, Publisher/ Waco Texas

Anda mungkin juga menyukai