Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ETIKA UMUM

ETIKA BERTELEPON

Disusun Oleh :
1. ANGGUN PERMATASARI (PO7124120042)
2. ASIH SUGIANTI (PO7124120041)
3. DIANI PUTRI (PO7124120025)
4. LASTIA MEILINA (PO7124120024)
5. LERINA PRISCA (PO7124120022)
6. MAR'ATUS SOLIKAH (PO7124120006)
7. MONA YASLINA (PO7124120050 )
8. NANDIA PUSPITA SARI (PO7124120027)
9. SONYA KIRANA DIOS PRATIWI (PO7124120009)
10. SYARAH ANISAH PUTRI SYAZWANA (PO7124120031 )

DOSEN PEMBIMBING :Heni Sumastri, SPd. M. Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala
karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul “Etika Bertelpon” disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Umum
yang disusun oleh Ibu Heni Sumastri,SPd, M. Kes .
Makalah ini berisi tentang bagaimana cara menerima maupun menolak telepon dengan
baik,dan hal-hal yang berhubungan dengan bertelpon. Dalam penyusunannya penulis melibatkan
berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus.Oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa
sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari kata
sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.Besar harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam memahami bagaimana beretika dalam bertelpon.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat
dan pelajaran dari makalah ini.

Prabumulih, 08 Maret 2021

(Penulis)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................4
1.4. Manfaat Penulisan...........................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................5
2.1. Pengertian Komunikasi......................................................... ..........5
2.2. Unsur-Unsur Komunikasi................................................................6
2.3. Komponen Komunikasi ..................................................................7
2.4. Jenis-Jenis Komunikasi..................................................................8
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................9
3.1. Definisi Etika Bertelpon..................................................................9
3.2. Etika Bertelpon yang Harus Diperhatikan ........................................9
3.3. Menerima Telepon........................................................................10
3.4. Mengantungkan Telepon...............................................................12
3.5. Mentransfer Telepon.....................................................................13
3.6. Menutup Telepon..........................................................................13
BAB IV PENUTUP.....................................................................................15
4.1. Kesimpulan..................................................................................15
4.2. Saran..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


A. Pengertian Telepon
Telepon adalah alat untuk berkomunikasi jarak jauh antara komunikator dengan komunikan karena
tidak dapat bertatap muka atau bertemu secara langsung.Pesawat telepon ini bertugas mengubah
suara orang menjadi sinyal-sinyal (tanda isyarat) listrik dan pada tempat yang dituju sinyal-sinyal listrik
itu diubah menjadi getaran suara, sehingga dapat terdengar suara asal percakapan.
Etika bertelepon adalah tata krama, sopan-santun,tata pergaulan dalam bertelepon (menerima-
melakukan kontak telepon) yang meliputi berbicara dengan jelas, tegas, terkesan ramah, hangat dan
bersahabat. Berdasarkan hal tersebut kita sebagai calon bidan yang akan berkomunikasi dengan
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung harus beretika salah satunya adalah etika
dalam bertelpon.

1.2. Rumusan Msalah


1. Apakah Yang Dimaksud Dengan Etika Bertelpon ?
2. Bagaima Etika Bertelpon yang Harus Diperhatikan Secara Umum dan Khusus ?
3. Bagaimana Menerima Telepon yang Beretika ?
4. Bagaimana Mengantungkan Telepon yang Beretika ?
5. Bagaimana Mentransfer Telepon yang Beretika ?
6. Bagaimana Menutup Telepon yang Beretika ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Etika Bertelpon
2. Untuk Mengetahui Bagaima Etika Bertelpon yang Harus Diperhatikan Secara Umum dan
Khusus
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Menerima Telepon yang Beretika
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Mengantungkan Telepon yang Beretika
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Mentransfer Telepon yang Beretika
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Menutup Telepon yang Beretika
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita mengenai etika dalam
bertelpon,selain itu sebagai memenuhi tugas mata kuliah Etika Umum.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Sebelum Anda mempelajari lebih jauh tentang komunikasi, pada pokok bahasan ini Anda diwajibkan
untuk mengenal istilah-istilah komunikasi.Komunikasi berasal dari kata berikut ini.

1. Communicare (bahasa Latin) yang artinya menjadikan sesuatu milik bersama.

2. Comunis yang arti harfiahnya milik bersama, yaitu dengan proses komunikasi gagasan seseorang
disampaikan kepada orang yang terlibat, diterima, dimengerti, dan disetujui maka gagasan tersebut
menjadi milik bersama (Cherry, 1983). Saudara mahasiswa, ada banyak pendapat dari ahli tentang
pengertian komunikasi yang bisa Anda pahami, yaitu:

a. Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti dan
pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan (Burgess, 1988, Taylor,1993).

b. Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata),
nonverbal (Knapp, 2003). Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol, baik verbal maupun
nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli dilatarbelakangi oleh
berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan antropologistis).Dari perspektif yang
melatarbelakanginya, komunikasi dapat dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut.

a. Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan transmisi informasi
dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat (Kossen, 1986).

b. Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang memberikan tafsiran
terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap) kemudian yang bersangkutan memberikan
reaksi terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang lain tersebut (Sukanto,1994)

3. Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator mentransmisikan stimuli
(biasanya verbal) untuk menggerakkan individu lain (audience) berperilaku (Hovland dkk, 1953).

5
4. Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila makna diberikan
kepada suatu perilaku tertentu.

Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan) dari komunikator
untuk mengubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan, dan pemahaman) ke pola
pemahaman yang dikehendaki bersama.Sedangkan komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi
yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien seperti misalnya ketika
seorang bidan mencari data atau mengkaji klien, melaksanakan asuhan, ataupun melakukan evaluasi
terhadap asuhan yang sudah diberikan.

2.2. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

1. Komunikator

Adalah seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan kepada orang lain (komunikan).
Komunikator disebut juga sebagai pembawa berita, pengirim berita, atau sumber berita dalam hal ini
bisa bidan, klien, atau yang lainnya.Penyampaian pesan dapat berupa lambang, kata, gerak tubuh, dll.
2. Pesan (Message) Pesan atau amanat adalah sesuatu yang disampaikan komunikator melalui
lambang, gerakan, atau gagasan kepada orang lain (komunikan). Agar dapat diterima dengan baik,
pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dan dipertimbangkan
berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, serta waktu komunikasi
dilakukan.Pesan yang disampaikan kepada klien dapat berupa nasehat, dukungan, petunjuk dan yang
lainnya. Faktor-faktor yang membuat suatu pesan menjadi akurat antara lain:

a. Penyampaian pesan, yang bisa disampaikan secara lisan, tatap muka, langsung, atau tidak
langsung.

b. Bentuk pesan, yang dibedakan menjadi tiga yaitu:

1) informatif, yaitu pemberian sejumlah keterangan dari komunikator kepada komunikan, kemudian
komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri;

2) persuasif, adalah bentuk pesan yang berupa bujukan untuk membangkitkan atau memotivasi
semangat individu, perubahan perilaku yang diharapkan atas kesadaran sendiri tanpa paksaan dan;

3) koersif, yaitu bentuk pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sanksisanksi yang bisa
berbentuk instruksi, perintah, dan lain-lain.

6
3. Komunikan Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi yang merupakan sasaran
dalam komunikasi, atau orang yang menerima pesan, berita, atau lambang. Komunikan bisa
perorangan, kelompok, atau organisasi.

4. Media (Channel) Media atau channel adalah sarana atau alat dalam penyampaian pesan. Media
dapat berupa buku, brosur, pamflet, radio, televisi, OHP, laptop, lembar catatan klien, rekam medik dan
lain-lain.

5. Umpan Balik (Feed Back) Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh komunikan terhadap
pesan yang diterima. Ketika Anda mempelajari feed back (umpan balik), maka Anda akan mengenal
empat bentuk umpan balik dalam komunikasi, yaitu:

a. Zero umpan balik, yaitu tidak ada kejelasan umpan balik dari komunikan karena pesan kurang jelas
sehingga komunikasi tidak bermakna. Jadi komunikan tidak memberikan feed back yang bisa
ditafsirkan atau diartikan oleh komunikator.

b. Umpan balik positif yaitu umpan balik dari komunikan dapat diterima/dimengerti oleh komunikator
sehingga komunikasi menjadi bermakna.

c. Umpan balik netral yaitu tanggapan yang diberikan oleh komunikan tidak mempunyai relevansi
dengan pesan yang disampaikan.

d. Umpan balik negative yaitu respon kemunikan tidak mendukung komunikator, tidak setuju, atau
mengkritik.

2.3. KOMPONEN KOMUNIKASI

Pada bagian ini Anda akan mempelajari komponen komunikasi yaitu hal-hal yang harus ada
agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-komponen komunikasi
adalah sebagai berikut.

a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.

b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.

c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi
antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.

7
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.

Komponen-komponen di atas harus ada dalam komunikasi agar komunikasi dapat berlangsung dengan
baik.

2.4 . JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Ada dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.Komunikasi
verbal menggunakan kata-kata yang disebut juga sebagai komunikasi bahasa lisan.Kata-kata yang
digunakan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, ekonomi, umur, dan pendidikan. Dalam
menggunakan suara, ada 7 pokok yang berkaitan dengan suara yang perlu diperhatikan yaitu: gema,
irama, kecepatan, ketinggian, besar/volume, naik turunnya, dan kejelasan suara. Suara dapat
menggambarkan semangat, antusias, kesedihan, kejengkelan, atau kegirangan.Sedangkan komunikasi
nonverbal mencakup gerak gerik, sikap, ekspresi wajah, dan penampilan.Komunikasi nonverbal tidak
menggunakan kata-kata dan disebut juga bahasa tubuh (body language).

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Etika Bertelpon


Etika bertelepon adalah tata krama, sopan-santun,tata pergaulan dalam bertelepon
(menerima-melakukan kontak telepon) yang meliputi berbicara dengan jelas, tegas, terkesan ramah,
hangat dan bersahabat. Disini dijelaskan bahwa saat kita menelpon atau menerima telepon kita harus
menggunakan bahasa yang sopan, tegas,ramah,dan lain-lain sehingga menimbulkan kesan
bersahabat.

3.2. Etika Bertelpon yang Harus Diperhatikan Secara Umum dan Khusus
 Etika bertelepon yang harus diperhatikan secara umum, antara lain:

1. Mengangkat dengan segera bila telepon berdering.


2.Memperkenalkan diri terlebih dahulu bila menerima atau menghubungi seseorang melalui telepon.
3.Menggunakan bahasa yang formal, baik, sopan, dan tepat.
4.Berbicara dengan jelas, ramah, dan menyenangkan.
5.Bertanya dengan bijaksana.
6. Mencatat pesan atau pembicaraan
7. Mengucapkan terima kasih dan salam pada bagian akhir pembicaraan.
8.Meletakkan ganggang telepon dengan pelan.

 Etika bertelepon harus diperhatikan secara khusus, antara lain:

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri terlebih dahulu.


Mengucapkan salam wajib dilakukan dan mengenalkan diri agar lawan bicara kita tahu dengan

9
siapa dia berbicara.
2. Menggunakan bahasa yang formal, baik,dan sopan.
Berguna agar tidak ada kesalahpahaman arti dari lawan bicara sehingga mengetahui maksud
dan tujuan dari tema pembicaraan.
3. Tidak berbicara dengan orang lain selagi menelepon.
Kita harus focus dalam satu pembicaraan saja agar tidak ada kesalahan dalam berbicara.
4. Tidak berbicara sambil makan sesuatu atau mengunyah permen.
Jika kita berbicara sambil makan maka suara kita akan terdengar kurang jelas oleh lawan
bicara dan bahkan dapat membuat kita tersedak, karena makan sambil berbicara.
5.Berbicara tidak terlalu banyak basa basi.
Jika terlalu banyak basa basi akan menambah biaya telepon, menyita waktu dan membuat
lawan bicara kita merasa bosan.
6.Tidak berbicara dengan nada kasar apalagi membentak.
Ini akan membuat kesan seperti marah-marah dan membuat lawan bicara kita akan merasa
dimarahi sehingga Ia akan mengakhiri pembicaraan.
7. Nada dan intonasi bicara tidak terkesan malas atau tidak ramah.
Akan menyebabkan lawan bicara merasa malas pula untuk berbicara dan malas meladeni atau
bahkan tidak menghiraukan apa yang sedang kita bicarakan.
8.Mencatat pesan atau pembicaraan.
Semua pesan wajib dicatat agar kita tidak lupa akan pesan yang harus disampaikan.
9.Sampaikanlah pesan kepada orang yang dituju si penelepon.
Jika ada pesan maka pesan itu wajib disampaikan, karena setiap pesan itu pasti penting bagi
si penerima pesan.
3.3. Etika Menerima Telepon

1. Jawab Telepon pada Dering Ketiga

10
Jika kamu ditugaskan menjawab panggilan telepon, kamu harus benar-benar siap alias tetap fokus
mendengarkan telepon masuk dan menjawabnya.Jangan biarkan pelanggan menunggu terlalu lama
atau mengalihkan mesin penjawab telepon, padahal kamu bisa menjawabnya. Namun, sebaiknya
kamu menjawab telepon pada dering ketiga. Tujuannya untuk kamu bisa menarik nafas dan siap
berbicara karena jika langsung mengangkat telepon dengan terburu-buru, bisa membuat kamu tidak
tenang saat menjawab.

2. Segera Perkenalkan Diri


Setelah mengangkat telepon, mulailah dengan memberikan sapaan hangat, misalnya Selamat Siang,
Halo, atau salam perusahaan. Perkenalkan dirimu dan berikan waktu kepada penelepon untuk
memperkenalkan dirinya.Untuk panggilan telepon pribadi, biarkan si penelepon memperkenalkan diri
terlebih dahulu.   Seperti : Latihan menjawab telepon dengan, “Hai, nama kamu dari perusahaan dan
menanyakan apa yang bisa dibantu. Pelanggan akan merasa disambut dengan hangat dan akan
mendorong awal positif. Misalnya, jika ada mahasiswa yang kesal mencoba memesan pizza, mereka
setidaknya akan menghargai keramahan kamu.  

3. Bicaralah Dengan Jelas


Panggilan telepon merupakan pilihan yang bagus bagi mereka yang tidak menyukai interaksi langsung,
tetapi membutuhkan keterampilan komunikasi yang sangat kuat.Pertama, orang di ujung telepon hanya
dapat menilai kamu berdasarkan suara kamu karena mereka tidak dapat mengenali bahasa tubuh
kamu dan bisa membayangkan senyum ramah.Kamu selalu ingin berbicara sejelas
mungkin.Proyeksikan suara kamu tanpa berteriak.Suara yang kuat dan percaya diri dapat membuat
pelanggan lebih mempercayai kamu dan dukungan kamu.Jika layanan seluler buruk atau
ketidakmampuan untuk mendengar atau didengar, segera minta untuk menutup telepon dan
menelepon kembali.

4. Gunakan Speakerphone Hanya Jika Diperlukan


Menjawab telepon dengan speakerphone memang membantu kamu mengejakan tugas lain karena
kamu tidak perlu memegang gagang telepon. Namun, bagi penelepon lain, itu seperti mencoba
mendengar satu suara melalui klakson taksi di Manhattan. Artinya mungkin banyak orang yang di
sekitar kamu tidak membutuhkan percakapan kamu dan merasa terganggu dengan suara percakapan
kalian.Berikan perhatian penuh kepada pelanggan kamu dan hindari speakerphone. Ini akan
memudahkan kedua belah pihak untuk didengarkan dan akan memastikan bahwa kamu benar-benar
memperhatikan mereka.

11
5. Aktif Mendengarkan dan Mencatat
Selama menerima telepon, kamu harus aktif mendengarkan, Jangan melakukan pekerjaan lain yang  
bisa mengalihkan perhatianmu. Kamu harus mendengarkan dan mencatat poin-poin penting dari
pelanggan.Mendengarkan secara aktif berarti mendengarkan semua yang mereka katakan.Ini
membuktikan kepada pelanggan, bahwa kamu hadir dan berempati terhadap ketidaknyamanan
mereka.Memang rekaman setelah percakapan bisa juga membantu, tetapi catatan akan lebih mudah
digunakan untuk mengingat. Catatan juga memastikan bahwa selama penjelasan bertele-tele dari
pelanggan, kamu dapat mencatat poin-poin utama dan terjun ke pemecahan masalah tanpa
mengharuskan mereka mengulanginya.

6. Gunakan Bahasa yang Tepat


Perbedaan utama antara panggilan telepon profesional dan pribadi adalah bahasanya. Mungkin boleh
menggunakan bahasa gaul dan umpatan saat berbicara di telepon dengan teman-teman, tetapi jika
digunakan dibisnis kamu akan kehilangan pelanggan seumur hidup.Selalulah berhati-hati dan hormat
saat menelepon. Kamu tidak pernah tahu apa yang mungkin membuat pelanggan tersinggung dengan
sesuatu yang kamu katakan, jadi sebaiknya gunakan bahasa formal. Baik juga jika kamu melontarkan
humor seperlunya, tetapi jangan pernah melontarkan lelucon yang dapat membuat pelanggan kesal.

7. Tetap Ceria
Kamu tidak pernah tahu kapan pelanggan mengalami hari yang buruk.Bayangkan jika seseorang
bersikap kasar kepada kamu di telepon, reaksi langsung kamu mungkin ikut kesal.Namun, pertama-
tama, luangkan waktu sejenak untuk bertindak dan sadari mengapa penelepon begitu kesal.

3.4 Etika Menggantungkan Telepon (Hold)

Etiket bertelepon adalah tata krama, sopan-santun,tata pergaulan dalam   bertelepon (menerima-
melakukan kontak telepon) yang meliputi berbicara dengan jelas, tegas, terkesan ramah, hangat dan
bersahabat. Tak hanya itu, kita juga harus memperhatikan cara menggantung atau memegang telepon
dengan baik. Adapun caranya seperti berikut.

Cara menggunakan telepon yang baik

1.     Pegang gagang telepon dengan baik menggunakan tangan kanan, tempelkan telepon dekat
telinga dengan benar, sebaiknya mikrophone jangan terlalu dekat dengan mulut.

12
2.     Usahakan nafas kita saat bicara ditelepon tidak terdengar seperti mendengus.
3.     Ucapkan salam.
4.     Tanyakan identitas penelepon.
5.     Gunakan “Smiling Voice” dan “Pitch Control” selama pembicaraan berlangsung.
6.     Simak baik-baik pesan dan kalimat penelepon.
7.     Apabila anda tidak mengerti, tidak ada salahnya anda mengulangi pertanyaan.
8.     Akhiri pembicaraan dengan salam.
9.     Letakkan gagang telepon dengan benar dan pas pada posisinya.

3.5. Mentransfer Panggilan Telepon

Jika ada panggilan yang tidak ditujukan pada departemen anda, mungkin anda perlu mentransfer pada
pihak yang benar. Langkah-langkah untuk mentransfer panggilan telepon adalah:

1. Menetapkan apa yang penelpon inginkan

2. Menetapkan nama penelpon

Berlatih yang terbaik untuk menaggapi panggilan telepon

3. Meminta ijin, kemudian menempatan penelpon ditahan

4. Telepon orang yang anda pikir bisa membantu dan menjelaskan masalahnya, sehingga pemanggil
tidak perlu menjelaskan lagi

5. Mendapatkan kembali penelpon dan kemudian mengatakan, “Saya akan

6. mentransfer ke...”

Mentransfer panggilan

3.6. Etika Menutup Telepon

Adapun beberapa cara untuk kita ketika ingin mengakhiri atau menutup telepon yang beretika, antara
lain :

1. Mengucapkan terimakasih kepada lawan bicara.

13
Dengan mengucapkan terima kasih tentu kita sudah membuat lawan bicara kita merasa
dihargai, dapat mempererat hubungan, serta menumbuhkan positive Vibes

2 Menggunakan tutur bahasa yang sopan dan lembut.

Tutur bahasa yang sopan dan lembut tentu memberikan rasa bahagia tersendiri karena kita
merasa dihargai dan dihormati, dapat menjaga hubungan baik dan harmonis dengan lawan bicara,
serta dipandang menjadi orang yang memiliki perilaku yang baik.

3. Mengucap salamketikaakanmenutuptelepon.

Mengucapsalamwajibdilakukanbaikketikaakanmengangkatteleponmaupunmengakhiriataumenutuptelep
on.

4. Tidak membanting telepon ketika akan menutup panggilan.

Karena, hal tersebut dapat membuat lawan bicara merasa bahwa kita tidak senang ketika
selesai Bertelponan dengannya dan dapat membuat hubungan menjadi kurang baik.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam bertelpon pun kita harus punya etika. Mulai
dari menerima telepon,mengantungkan telepon,mentransfer telepon,sampai menutup telepon. Hal
tersebut sangat diperlukan agar terciptanya komunikasi yang baik,lancar,dan bersahabat. Sehingga
tidak terjadinya miss communication antar komunikator dan komunikan.

4.1. Saran

Saran kami sebagai penulis adalah kita sebagai calon bidan harus memiliki etika yang bagus dalam
membawa diri,baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena bidan akan beradaptasi langsung
ke masyarakat yang dimana harus pandai menyesuaikan dengan berbagai karakter setiap individu.
Oleh karena itu marilah kita sama-sama memahami dan terus belajar di mata kuliah Etika Umum baik
pada perkuliiahan maupun diluar perkuliahan,karena kita bisa belajar dimana pun dan kapan pun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Astuti ,Endah Widhi. 2016. Konseb Kebidanan Dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Hadi Sumarto Rusmari, Lukas Dwiantara. 2000. Sekretaris Profesional. Yogyakarta: Kanisius.

Kurniasari,Yeni"Etiket Bertelponan Profesi Sekretaris"http ://yeni.staf.narotama.ac.id/2012/02/10/etiket-


bertelepon-profesi-sekertaris (Diakses 8 Maret 2021,16.00 WIB)

Adiwiyoto, Anton. 1993. Bagaimana Menjadi Sekretaris yang Efektif. Jakarta : PT Gramedia.

Hardjana, Agus M. 2005. Sekretaris Kedudukan Tata Kerja dan Kepribadiannya. Yogyakarta : Kanisius.

Honiatri, Euis. 2004. Berkomunikasi Melalui Telepon SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen.
Bandung: Americo

Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis. Yogyakarta : Balai Pustaka.

Varney,Helen. 1997. Varney’s Midwifery. Londen. Mutiara

16

Anda mungkin juga menyukai