1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat Karunia-Nya, penulisan makalah
ini dapat diselesaikan.
Makalah Komunikasi ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan, dalam penulisan makalah ini penulis mendapat petunjuk dan bantuan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Nurhaeni,M.Siselakupengampu yang telahmemberi saran, dan
masukkandalampenulisanmakalahini.
2. Orang tua yang selalumemberikanmotivasikepadapenulis.
3. Rekan-rekansekalian yang telah member dukungan moral,
sertasemangatdalampenulisanmakalahini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat para pembaca makalah ini.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi..........................................................................6
2.2Basic Counseling and Communication Skills.........................................6
2.3 Assertiveness and Persuative.................................................................8
2.4 Assertiveness Skills................................................................................10
2.5 Ethical Principle.....................................................................................10
2.6Kesalahan yang sering dilakukan oleh Petugas lab dalam berkomunikasi
dan konseling terhadap pasien.....................................................................12
2.7Teknik Komunikasi dan Konseling Laboratorium..................................13
2.8 Cara Komunikasi Sebelum Pengambilan Sampel..................................15
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengankomunikasi ?
2. Bagaimanakah cara berkomunikasi dengan pasien yang benar sebelum
pengambilan sampel dilakukan ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
• Mengontrol jarak, mimik muka ceria, menjaga kontak mata, rileks, mengatur
intonasi suara
• Dalam kondisi yang kurang baik pada diri kita, komunikasi dengan orang lain
tetap harus dijaga agar tetap baik.
2.2.2 Persepsi
• Pendapat /pandangan yang terjadi atas komunikasi yang harus diperhatikan.
• Memahami komunikasi
7
2.2.4 Informasi
• Secukupnya informasi dan tidak terlalu singkat
2.2.5 Assesment
• Memverifikasi komunikasi yang telah terjadi/diberikan.
2.2.6 Empathy
Mengerti bagaimana kondisi/keadaan pasien yang datang.
2.2.7 Questions
• Bila melemparkan pertanyaan, ada respons dari pendengar, maka terjadi
pertukaran informasi.
• Komunikasi terjalin bila terjadi interaksi antara pemberi dan penerima informasi.
8
2.3 Assertiveness and Persuative
Sikap yang muncul dalam berkomunikasi :
1. Assertive
- Yakin bahwa tiap orang punya hak. Dan dia juga punya hak
- Bahasa non verbal diminimalkan
- Menghargai lawan bicara.
2. Persuasive
- Memiliki karakter lembut.
- Bahasa yang digunakan umumnya membujuk.
- Menghargai lawan bicara
- Memberikan pernyataan tegas atas hak-hak dia.
- Bersifat win-win : senang-senang
3. Aggressive
- Manipulative, controling
- Selalu mengontrol linkungan sekitarnya
- Bukan jadi dirinya sendiri
- Selalu ingin menang sendiri
- Selalu mengalahkan orang lain
- Tidak menerima pendapat orang lain.
4. Passive
- Tidak mengeluarkan pendapat, diam
- Menghindari konflik
- Ikut arus
- Menutup diri
- Tidak memberi komunikasi
- Menghindari konflik yang muncul
- Tidak membela dirinya
- Tidak punya pendapat
9
5. Manipulative
- Orang pasif dan agresif
- Menunda-nunda pekerjaannya
- Memanipulasi orang lain
6. Controlling
Jangan pernah melupakan dalam komunikasi, bagaimana kita
mengatakan/penyampaian komunikasi yang disampaikan : apakah benar
berkomunikasi dengan benar? Apakah benar intonasi suara? Apakah benar kontak
mata ?
10
5. Orang pertama membuka pembicaraan
1. Beneficience : kebaikan
Acting in the patients best interest :
- Past models doctor made decision
- Current thinking is to involve patient lotting the patient determine what is in
their best interest.
Autonomy : otonom
5. Informed Consent
- Pasien berhak mendapatkan persetujuan, hak otonomi
- Pasien berhak juga mendapatkan informasi yang penuh, segala relevan dan hal-
11
hal yang berhubungan dengan yang didapat baik sebelum mendapatkan
pengobatan.
7. Kerahasiaan
- Anda bisa menjaga kerahasiaan pasien sesuai kode etik.
- Apabila mendapat masalah dalam menjalankan profesi anda, kembalilah kepada
hal-hal kode etik yang ada, sehingga merasa terlindungi.
2.6 Kesalahan yang sering dilakukan oleh Petugas lab dalam berkomunikasi
dan konseling terhadap pasien
12
3 Minim nya pengetahuan tentang ilmu klinis, ilmu teknis lab dan keterkaitan
keduanya.
6 Tidak menggunakan bahasa tubuh yang baik dan benar. Bahasa tubuh yang
dimaksud : ekspresi muka, kontak mata, postur yang baik, jarak dan intonasi
suara.
8 Meremehkan pasien, hal ini karena melihat status social pasien dan penampilan
pasien yang tidak baik. Hal ini tidak boleh terjadi.
9 Kondisi keuangan yang menipis dan memburuk terutama di akhir bulan dapat
memicu berkomunikasi buruk, sedangkan diawal bulan berakibat petugas acuh tak
acuh dengan pasien, yang ada dipikiran cuma menghitung keuangan dan
kebutuhan rumah tangga ke depan.
10 Informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dan melempar
tanggung jawab bahwa dokter yang lebih tahu.
13
12 Mencaci dan menjelekkan kesalahan petugas kesehatan lain di hadapan pasien
dan keluarga pasien.
15 Tidak tanggap dengan sikap pasien yang mengalami kesulitan atau bingung
terhadap resep yang diterima dia.
17 Ingat Bersikap kasar terhadap pasien, maka pasien yang hatinya dongkol akan
mendoakan anda tidak baik bahkan mengumpat anda nantinya.
a. Untuk bekal tata cara berkomunikasi yang baik dan benar dengan sesama rekan
kerja, teman sejawat, teman seprofesi, pasien dan keluarga pasien dalam
pelayanan kesehatan khususnya bidang laboratorium.
14
d. Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dan petugas kesehatan atas
segala permasalahan yang berhubungan dengan laboratorium.
g. Dapat berkomunikasi dengan gaya, bahasa tubuh, intonasi dan gerak tubuh
yang baik.
h. Agar tidak cemas, bingung ketika menghadapi suatu masalah dan mendapatkan
kehidupan yan lebih efektif ketika bekerja.
15
diambil, bagaimana menampung spesimendalam wadah yang disediakan,
mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen,membersihkan
daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.
a. bersih
b. kering
g. wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup
rapat, besar/ukurannyasesuai dengan volume spesimen yang
diambil.3.
16
Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran
volumenya harustepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas pada
postingan yang lain.4.
9) Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan
di lipatan sikubagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit
sakit dan kecil kemungkinanmemarnya.
10) Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan
tangan.
11) Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari
manis. Pada bayidiambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
12) Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi,
kecuali darah dancairan otak.
13) Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dancrista
iliacaanterior dan posterior.Pada anak-anak diambil pada bagian
proksimaltibia
17
Contoh pengambilan
1.Darah vena (untuk culture mikroorganisme)
Waktu pengambilansaat penderita panas badan.
Cara pengambilan
a) Lengan penderita diletakan diatas meja ,penderita duduk dikursi .atau
penderita tidur ditempat tidur , lengan dilatakkan ditepi tidur .
b) Lengan sebelah atas diikat dengan terniquit , jari tangan
mengkepal.sebelum kemudian dipilih vena lengan yang membesar dan
kelihatan jelas.
c) Vena yang kelihatan jelas dibersihkan dengan kapas alkihol ,kemudian
ditusuk membujur dengan jarum suntik steril .lubang jarum menghadap
keatas,
d) Apabila jarum sudah masuk kedalam vena, pengisap ditarik perlahan-lahan
dengan tangan kiri sampai diperoleh darah secukupnya
e) Jarum ditarik pelan-pelan ,bekas tusukan ditutup dengan kapas alcohol
,sampai tidak keluar darah lagi ( tangan yang lain dari penderita dimohon
untuk memegang) .boleh juga ditutup dengan plaster .
Jumlah yang diambil 5 ml masukan dalam media BHI broth.
Penyimpanan dalam lemari es / refrigerator maksimal 4 hari.
18
d) Apabila jarum sudah masuk kedalam vena, pengisap ditarik perlahan-lahan
dengan tangan kiri sampai diperoleh darah secukupnya
e) Jarum ditarik pelan-pelan ,bekas tusukan ditutup dengan kapas alcohol
,sampai tidak keluar darah lagi ( tangan yang lain dari penderita dimohon
untuk memegang) .boleh juga ditutup dengan plaster .
Jumlah yang diambil 2-3 ml masukan dalam empedu pepton.
Penyimpanan suhu ruang ,incubator ,lemari es 1 minggu.
3.Darah kapiler
Waktu pengambilan setiap hari
Cara pengambilan
a) Bersihkanlah tempat itu memakai alcohol 70% dan biarkan sampai kering
lagi.
b) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit agar nyeri berkurang.
c) Tusuklah dengan cepat memakai lansit steril. Pada jari tusuklah dengan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu.
Bila memakai anak daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya.
Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar. Jangan
hendaknya sampai menekan-nekan jari atau telinga itu untuk mendapatkan
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur
dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan
kesalahan.
d) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal
kapas kering. Tetes darah yang berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan.
Jumlah yang diambil beberapa tetes darah, buat 2-3 preparat fikrasi.
Penyimpanan masukkan kedalam slide box sampai akan di cat.
19
Cara pengambilan
1. Dari ujung jari
a) Ujung jari yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan kapas alcohol
70%
b) Dengan kanan kiri ujung jari yang telah dibersikan tadi bersikan antara ibu
jari dan jari telunjuk ditekan sedemikan kuatnya sehingga kelihatan
berwarna kemerah-merahan .
c) Ujung jari ditusuk melintang dengan vaccinpen atau franke pen setri .
d) Tetes darah pertama yang keluar dihapus dengan kapas bersih tanpa
alcohol baru lah tetes berikutnya yang dibuat smeat
2. Dari cuping telinga
a) Cuping telinga dibersikan dengaqn kapas alcohol .
b) Dengan tangankanan cunping telinga dijepit antara ibu jari dan telunjuk
sampai kelihatan kemerah-merahan .
c) Kemudian digores membujur dengan vaccin pen steril
d) Tetes darah pertama dihapus dengan kapas bersih tanpa alcohol tetes darah
selanjutnya yang dipakai untuk membuat smeat.
Jumlah yang diambil beberapa tetes darah,buat 2-3 preparat fikrasi.
Penyimpana masukan kedalam slide box sampai akan di cat.
4. Feaces diare
Waktu pengambilan Sebelum penderita minum obat atau antibiotik.
Cara pengambilanFeaces ditampung dalam wadah tertutup rapat.
Jumlah yang diambil1-2 batang lidi kapas steril masukkan dalam transport media.
Penyimpanan Suhu kamar 2 jam, lemari es 6 jam, transport 15 hari.
20
b) Menanggelkan pakaian dalam, melebarkan labia dengan satu tangan
c) Membilas dengan air hangat dan mengeringkannya dengan kasa steril yang
lain. Selama proses berlangsung labia harus tetap terbuka lebar dan jari
tangan jangan menyentuh daerah yang sudah steril
d) Menutup wadah dengan rapat dan segera mengirimkannya ke
laboratorium.
Jumlah yang diambilKurang lebih 5 ml
Penyimpanan Pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.
7. Urine Postprandital
Waktu pengambilan 1,5-3 jam setelah anda makan
Cara pengambilan
Urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya ditampung dalam
wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
d.Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.
8. urine sewaktu
Waktu pengambilan setiap saat
Cara pengambilan, urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya
ditampung dalam wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.
9. urine 24 jam
Waktu pengambilan selama satu hari penuh.
Cara pengambilan, urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya
ditampung dalam wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.
21
10. Usap Tenggorok/Trouth Swab
Waktu Pengambilan setiap saat
Cara Pengambilan
Penderita disuruh membuka mulut secara lebar kemudian lidah diletakkan dengan
spatel steril sampai terlihat tonsil, pulas, dengan lidi kapas steril daerah disekitar
tonsil yang terkena infeksi searah dengan jarum jam.
Jumlah yang diambil 2-3 batang lidi kapas steril masukkan dalam tabung steril.
Penyimpanan suhu kamar 2 jam lemari es 6 jam media tempat 15 hari.
11. Sputum sewaktu
Waktu pengambilan spatum pagi hari
Cara pengambilan
a) Saat bangun tidur pagi hari sebelum kumur-kumur.
b) Meminta pasien untuk membatukkan sputum diruang terbuka dan
mendapatkan sinar matahari langsung atau ruangan dengan pensilisasai
yang baik.
Jumlah yang diambil kurang lebih 1-2 ml dalam botol steril tertutup rapat.
22
Cara penanganan sputum yang dukeluarkan sesaat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 1-2 ml dalam botel yang tertutup rapat.
Penyimpanan kurang lebih 1-2 ml dalam botel yang tertutup rapat.
14.Secret mata/telinga
Waktu pengambilan setiap waktu
Cara pengambilan diambil dengan menggunakan lidi kapas steril
Jumlah yang diambil 1-2 batang lidi kapas steril.
23
Sampel darah diambil setelah puasa 8 jam penuh kemudian pasien dimintak untuk
makan seperti biasanya dan selang 2 jam setelah makan ,kadar gula darah akan di
cek kembali.
Jumlah yang diambil 2-3 ml
24
6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00.
Hal ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada
umumnya belum melakukan banyak aktivitas.
Jika Anda tidak berpuasa atau berpuasa dalam waktu yang lebih singkat dari
yang dianjurkan, pemeriksaan yang Anda lakukan akan memberikan hasil yang
tidak akurat karena pemeriksaan tertentu masih dipengaruhi oleh makanan. Untuk
itu Anda sebaiknya mengulang pemeriksaan tersebut untuk mendapatkan hasil
25
yang akurat. Jika Anda merasa berpuasa justru akan menimbulkan masalah bagi
kondisi tubuh, Anda dapat mengkonsultasikannya kepada dokter atau perawat.
26
Persiapan pemeriksaan yang benar merupakan hal yang perlu Anda
lakukan , sebagai upaya untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, untuk
diagnosa dan pengobatan yang tepat oleh dokter. Lakukan dengan benar untuk
menghindari pemeriksaan ulang atau menghindari pemeriksaan tambahan yang
tidak perlu.
contoh komunikasi
Hal pertama yang harus dilakukan ketika mengambil sampel pada pasien
yaitu beri salam kepada pasien seperti selamat pagi atau Assalamualaikum.
Setelah itu kita harus mengecek data pasien terlebih dahulu untuk memastikan
bahwa pasien tersebut yang akan melakukan pengambilan sampel dan
menghindari kesalahan pra analitik, setelah data pasien dinyatakan benar dan
sudah sesuai, beri tahu pasien bahwa akan dilakukan pengambilan sampel dalam
bentuk apa, dan jelaskan apa yang harus dilakukan pasien tersebut. Siapkan alat
yang akan digunakan dan beri sapaan atau terus berkomunikasi kepada pasien
agar pasien nyaman dan tidak merasa tegang, setelah selesai pengambilan sampel,
beritahu pasien kapan hasil bisa keluar dan dibacakan kemudian beri motivasi
agar pasien tetap semangat.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
(Effendy, 2005: 5)
2. Komunikasi pada pasien sangat penting, agar pada saat pengambilan ataupun
pemeriksaan lab tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pasien ataupun
tenaga ATLM itu sendiri. Oleh karena itu penjelasan pada saat sebelum
pengambilan sampel dan penjelasan ulang kembali setelah pengambilan
sampel sangat penting dilakukan.
3. Basic Counseling and Communication Skills
3.1.1Courtesy And Raport
• Perkenalan diri (percakapan pertama)
• Respek kepada hal-hal pasien yang bersifat pribadinya.
• Menanyakan/mengetahui nama pasien sebelum memulai pembicaraan
• Menggunakan bahasa tubuh yang baik
• Mengontrol jarak, mimik muka ceria, menjaga kontak mata, rileks,
mengatur intonasi suara
• Menjaga kepercayaan dan rahasia-rahasia pasien.
• Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi-kondisi pasien yang anda hadapi.
• Memberikan informasi dengan baik.
• Dalam kondisi yang kurang baik pada diri kita, komunikasi dengan orang
lain tetap harus dijaga agar tetap baik.
3.1.2 Persepsi
• Pendapat /pandangan yang terjadi atas komunikasi yang harus diperhatikan.
• Memahami komunikasi
28
• Bisa berubah setiap saat
• Berbeda-beda tiap individu
• Bahkan dapat berbeda sama sekali
3.1.4 Informasi
• Secukupnya informasi dan tidak terlalu singkat
• Tidak bleh menggunakan jargon tertentu yang sulit dipaham
• Hindari informasi yang berlebihan (singkat, jelas, to the point)
• Pertanyaan yang meyakinkan bahwa informasi yang diberikan akan
dilakukan oleh penerima.
• Ditekankan kembali pengarahan kepada penerima.
3.2 Saran
Berdasarkan tulisan ini maka diharapkan agar setiap laboratorium memiliki
system konseling dan komunikasi yang baik dan efektif. Untuk itu dibuka atau
dibuat sebuah ruangan khusus konseling pasien didekat ruang loket pendaftaran.
Sudah saatnya kita dalam bekerja di laboratorium meniru system perbankan
dengan pelayanan yang baik, komunikatif dan ramah.
29
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uinsu.ac.id/1208/4/BAB%20I-V.pdf
http://eprints.ums.ac.id/43913/3/BAB%20I.pdf
30