Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KOMUNIKASI

CARA KOMUNIKASI SEBELUM PENGAMBILAN SAMPEL


DosenPengampu : Nurhaeni, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Ahmad Ilham Maulana (1913353002)
Chinthia Bella Monica (1913353005)
Dhita Ramadhanty (1913353010)
Vallerisia Karua (1913353015)
M. Ismail Ramadhoni (1913353017)
Pitri Annisa (1913353023)
Diah Kusumaning Ayu P. (1913353027)
Ermalla Dewi (1913353033)
M. Irvan Saputra (1913353034)
Evita Rose (1913353039)
Aini Zahra (1913353044)
SyadzaSoleha (1913353049)

SARJANA TERAPANTEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat Karunia-Nya, penulisan makalah
ini dapat diselesaikan.
Makalah Komunikasi ini dapat selesai dengan waktu yang telah
ditentukan, dalam penulisan makalah ini penulis mendapat petunjuk dan bantuan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Nurhaeni,M.Siselakupengampu yang telahmemberi saran, dan
masukkandalampenulisanmakalahini.
2. Orang tua yang selalumemberikanmotivasikepadapenulis.
3. Rekan-rekansekalian yang telah member dukungan moral,
sertasemangatdalampenulisanmakalahini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat para pembaca makalah ini.

Bandar Lampung, 30 Januari 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................6
2.1 Pengertian Komunikasi..........................................................................6
2.2Basic Counseling and Communication Skills.........................................6
2.3 Assertiveness and Persuative.................................................................8
2.4 Assertiveness Skills................................................................................10
2.5 Ethical Principle.....................................................................................10
2.6Kesalahan yang sering dilakukan oleh Petugas lab dalam berkomunikasi
dan konseling terhadap pasien.....................................................................12
2.7Teknik Komunikasi dan Konseling Laboratorium..................................13
2.8 Cara Komunikasi Sebelum Pengambilan Sampel..................................15

BAB III PENUTUP............................................................................................15


3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran ......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata ini
bersumber pada kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama makna
mengenai satu hal (Effendy, 2005: 3). Banyak makna tentang arti kata
komunikasi namun dari sekian banyak definisi yang diungkapkan oleh para
ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki, yaitu
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
(Effendy, 2005: 5).
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk
tuhan baik dengan menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun
perilaku dan tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua
orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa
dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal
non verbal.
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-hari
senantiasa memerlukan orang lain. Dalam kehidupan sosial tersebut manusia
haruslah berkomunikasi untuk mengetahui maksud dan tujuan masing-
masing. Komunikasi adalah suatu hal yang penting dan sangat berharga.
Keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya sangat
dipengaruhi oleh komunikasi. Hal ini karena dengan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik dan lancar akan mampu menghadapi apapun yang
menjadi tujuan hidupnya dan berharap mendapat keberhasilan. Selain itu, ada
sejumlah kebutuhan dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat
berkomunikasi sesama. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan
suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan
informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengankomunikasi ?
2. Bagaimanakah cara berkomunikasi dengan pasien yang benar sebelum
pengambilan sampel dilakukan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahuiyang dimaksud dengan komunikasi
2. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada pasien
sebelumpengambilan sampel.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
(Effendy, 2005: 5)

2.2 Basic Counseling and Communication Skills


2.2.1 Courtesy And Raport
• Perkenalan diri (percakapan pertama)
Contoh : “Selamat pagi pak, saya analis laboratorium disini, saya akan membantu
bapak, nama saya….., apa yang dapat saya bantu……”

• Respek kepada hal-hal pasien yang bersifat pribadinya.

• Menanyakan/mengetahui nama pasien sebelum memulai pembicaraan


Contoh : “maaf bapak, nama bapak siapa?”. Oke bapak……ada yang bisa saya
bantu sekarang”

• Menggunakan bahasa tubuh yang baik :


o Ekspresi muka (smile)
o Kontak mata
o Postur yang baik
o Jarak
o Intonasi suara

6
• Mengontrol jarak, mimik muka ceria, menjaga kontak mata, rileks, mengatur
intonasi suara

• Menjaga kepercayaan dan rahasia-rahasia pasien.

• Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi-kondisi pasien yang anda hadapi.

• Memberikan informasi dengan baik.

• Dalam kondisi yang kurang baik pada diri kita, komunikasi dengan orang lain
tetap harus dijaga agar tetap baik.

2.2.2 Persepsi
• Pendapat /pandangan yang terjadi atas komunikasi yang harus diperhatikan.

• Memahami komunikasi

• Bisa berubah setiap saat

• Berbeda-beda tiap individu

• Bahkan dapat berbeda sama sekali

2.2.3 Basic Skills


Listening : Persepsi, jangan menghakimi, menjadi pendengar yang aktif,
menggunakan baha tubuh yang baik dan menjadi pendengar yang baik.

7
2.2.4 Informasi
• Secukupnya informasi dan tidak terlalu singkat

• Tidak bleh menggunakan jargon tertentu yang sulit dipahami

• Hindari informasi yang berlebihan (singkat, jelas, to the point)


Bagaimana kita yakin informasi sudah sampai :
• Pertanyaan yang meyakinkan bahwa informasi yang diberikan akan dilakukan
oleh penerima.

• Ditekankan kembali pengarahan kepada penerima.


Contoh : “...dari penjelasan yang saya sampaikan apakah ibu sudah paham? Bisa
diulangi lagi bu, apa yang saya sampaikan”

• Pertanyaan pembuka dan penutup didalam berkomunikasi.

2.2.5 Assesment
• Memverifikasi komunikasi yang telah terjadi/diberikan.

• Menginformasikan kembali informasi yang diberikan.


Contoh : “Jadi bapak besok puasa ya, 10 jam dan pagi-pagi jam 7.30 ke
laboratorium untuk diambil darah”

2.2.6 Empathy
Mengerti bagaimana kondisi/keadaan pasien yang datang.

2.2.7 Questions
• Bila melemparkan pertanyaan, ada respons dari pendengar, maka terjadi
pertukaran informasi.
• Komunikasi terjalin bila terjadi interaksi antara pemberi dan penerima informasi.

8
2.3 Assertiveness and Persuative
Sikap yang muncul dalam berkomunikasi :

1. Assertive
- Yakin bahwa tiap orang punya hak. Dan dia juga punya hak
- Bahasa non verbal diminimalkan
- Menghargai lawan bicara.
2. Persuasive
- Memiliki karakter lembut.
- Bahasa yang digunakan umumnya membujuk.
- Menghargai lawan bicara
- Memberikan pernyataan tegas atas hak-hak dia.
- Bersifat win-win : senang-senang

3. Aggressive
- Manipulative, controling
- Selalu mengontrol linkungan sekitarnya
- Bukan jadi dirinya sendiri
- Selalu ingin menang sendiri
- Selalu mengalahkan orang lain
- Tidak menerima pendapat orang lain.

4. Passive
- Tidak mengeluarkan pendapat, diam
- Menghindari konflik
- Ikut arus
- Menutup diri
- Tidak memberi komunikasi
- Menghindari konflik yang muncul
- Tidak membela dirinya
- Tidak punya pendapat

9
5. Manipulative
- Orang pasif dan agresif
- Menunda-nunda pekerjaannya
- Memanipulasi orang lain

6. Controlling
Jangan pernah melupakan dalam komunikasi, bagaimana kita
mengatakan/penyampaian komunikasi yang disampaikan : apakah benar
berkomunikasi dengan benar? Apakah benar intonasi suara? Apakah benar kontak
mata ?

Bagaimana kita persuasif terhadap pasien dan tanpa terlihat agresif ?


- Jujurlah terhadap apa yang disampaikan dan apa yang kita kerjakan.
- Jadilah menyadari kekurangan kita, selalu jujur.
- Informasikan pesan anda setiap saat
- Simpan pertanyaan informasi penting pada kalimat-kalimat akhir.

2.4 Assertiveness Skills


1. Terjadi konfrontasi :
- Ketika ada orang agresif, katakan tidak suka dan diam.
- Nyatakan anda tidak suka dengan sikapnya
- Katakan sikap anda tidak menghasilkan apa-apa.

2. Mengatakan tidak (Saying no)


- Menyatakan tidak/bisa dilakukan.
- Katakan tidak bila tidak senang

3.Berani membuat pernyataan

4. Ekspresi apa yang kita inginkan

10
5. Orang pertama membuka pembicaraan

6. Memperlihatkan percaya diri/tegas

2.5 Ethical Principle

1. Beneficience : kebaikan
Acting in the patients best interest :
- Past models doctor made decision
- Current thinking is to involve patient lotting the patient determine what is in
their best interest.
Autonomy : otonom

2. Honesty (kejujuran, tulus)


Pasien berhak mendapatkan kebenaran : kondisi kesehatan, pengobatan, kemajuan
pengobatan. Komunikasikan hal-hal yang penting. Misal hasil lab, jawab bahwa
dokter yang berhak membaca hasil.

3. Code of Ethics States


Kondisikan bahwa ada beberapa hak dan kewajiban kita juga, batasan yang kita
miliki. Bekerja untuk mengatakan kebenaran dan bersandar pada hati nurani.

4. Hubungan yang baik dibangun atas kepercayaan, kejujuran


Berlaku jujur dan membangun kepercayaan.

5. Informed Consent
- Pasien berhak mendapatkan persetujuan, hak otonomi
- Pasien berhak juga mendapatkan informasi yang penuh, segala relevan dan hal-

11
hal yang berhubungan dengan yang didapat baik sebelum mendapatkan
pengobatan.

6. Informasi relevan yang diperlukan pasien


- Harus anda jelaskan selengkapnya pada pasien.
- Siapkan agar pasien mengerti dengan informasinya.
- Apabila ada sesuatu yang diluar keahlian/profesi anda, lakukan komunikasi agar
pasien mengerti informasi yang diberikan.
- Jadilah orang yang assertive terhadap pasien dan keluarga pasien.
- Jangan, dengan anda tidak berkomunikasi anda dianggap tidak profesional
- Berikan informasi terhadap pasien dengan baik, dengan kata-kata yang baik.

7. Kerahasiaan
- Anda bisa menjaga kerahasiaan pasien sesuai kode etik.
- Apabila mendapat masalah dalam menjalankan profesi anda, kembalilah kepada
hal-hal kode etik yang ada, sehingga merasa terlindungi.

8. Fidelity (ketaatan pada sumpah, tugas)


Kita harus taat kepada sumpah/profesi yang telah dijalankan. Jangan menyalahkan
sumpah profesi anda, berikan pelayanan yang terbaik bagi pasien.

2.6 Kesalahan yang sering dilakukan oleh Petugas lab dalam berkomunikasi
dan konseling terhadap pasien

1. Tidak mengenalkan diri sebelum membuka percakapan.


Contoh: “Selamat pagi pak, saya petugas lab disini, saya akan membantu bapak,
nama saya….., apa yang dapat saya bantu……”

2 Tidak respek dengan hal-hal yang pribadi pasien.

12
3 Minim nya pengetahuan tentang ilmu klinis, ilmu teknis lab dan keterkaitan
keduanya.

4 Membawa permasalahan keluarga dan masalah lain ke dalam ruang lingkup


kerja sehingga pasien ikut terkena imbasnya.

5 Tidak menanyakan dahulu nama pasien sebelum memulai percakapan.


Contoh : “maaf bapak, nama bapak siapa?”. Oke bapak……ada yang bisa saya
bantu sekarang”

6 Tidak menggunakan bahasa tubuh yang baik dan benar. Bahasa tubuh yang
dimaksud : ekspresi muka, kontak mata, postur yang baik, jarak dan intonasi
suara.

7 Kurang memberikan informasi yang dibutuhkan pasien.

8 Meremehkan pasien, hal ini karena melihat status social pasien dan penampilan
pasien yang tidak baik. Hal ini tidak boleh terjadi.

9 Kondisi keuangan yang menipis dan memburuk terutama di akhir bulan dapat
memicu berkomunikasi buruk, sedangkan diawal bulan berakibat petugas acuh tak
acuh dengan pasien, yang ada dipikiran cuma menghitung keuangan dan
kebutuhan rumah tangga ke depan.

10 Informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien dan melempar
tanggung jawab bahwa dokter yang lebih tahu.

11 Kurang menjaga kerahasiaan pasien.

13
12 Mencaci dan menjelekkan kesalahan petugas kesehatan lain di hadapan pasien
dan keluarga pasien.

13 Kurang menjelaskan tentang cara dan aturan pemeriksaan laboratorium yang


didapat pasien.

14 Berkomunikasi dengan pasien tidak muncul sikap asertifnya.

15 Tidak tanggap dengan sikap pasien yang mengalami kesulitan atau bingung
terhadap resep yang diterima dia.

16 Tidak menjaga atau menyimpan kondisi-kondisi pasien yang sedang dihadapi.

17 Ingat Bersikap kasar terhadap pasien, maka pasien yang hatinya dongkol akan
mendoakan anda tidak baik bahkan mengumpat anda nantinya.

2.7 Teknik Komunikasi Dan Konseling Laboratorium

1. Belajar ilmu komunikasi dan konseling penting karena :

a. Untuk bekal tata cara berkomunikasi yang baik dan benar dengan sesama rekan
kerja, teman sejawat, teman seprofesi, pasien dan keluarga pasien dalam
pelayanan kesehatan khususnya bidang laboratorium.

b. Sangat membantu dalam berkomunikasi dan menyelesaikan masalah/konflik


yang timbul dengan pemecahan yang bijaksana.

c. Memudahkan sebagai sebagai awal pembelajaran nantinya apabila terjun ke


lapangan dalam dunia kerja dapat mengalami dan mempraktekkannya.

14
d. Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap pasien dan petugas kesehatan atas
segala permasalahan yang berhubungan dengan laboratorium.

e. Membina calon-calon tenaga kesehatan yang akan lulus agar berkomunikasi


denga baik dan benar.

f. Mempersiapkan tenaga S1 TLK yang mampu dan memiliki kecakapan disegala


hal/bidang termasuk sebagai konseling terhadap adanya keluhan pasien dan
petugas kesehatan lain dengan menggunakan gaya asertif.

g. Dapat berkomunikasi dengan gaya, bahasa tubuh, intonasi dan gerak tubuh
yang baik.

h. Agar tidak cemas, bingung ketika menghadapi suatu masalah dan mendapatkan
kehidupan yan lebih efektif ketika bekerja.

2.8 Cara Komunikasi Sebelum Pengambilan Sampel


Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti
berikut ini :
1) Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang
harus dilakukan dan tidak bolehdilakukan oleh pasien sebelum dilakukan
pengambilan spesimen.

2) Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum


pengambilan spesimen(untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil
lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas

3) fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.

4) Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak,


faeses), jelaskan tatacara pengambilannya. Misalnya : kapan harus

15
diambil, bagaimana menampung spesimendalam wadah yang disediakan,
mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen,membersihkan
daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.

5) Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel


darah, cairanpleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam
tindakan yang akan dilakukan.

6) Peralatan sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan


sesaat sebelum sampling.Penting untuk diperhatikan bahwa semua
peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. bersih

b. kering

c. tidak mengandung detergent atau bahan kimia

d. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen

e. steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman

f. sekali pakai buang (disposable)

g. wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup
rapat, besar/ukurannyasesuai dengan volume spesimen yang
diambil.3.

7) Antikoagulan. Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk


mencegah pembekuan darah. Umumnyayang digunakan adalah EDTA
(ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat, heparin dan natriumfosfat.

16
Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran
volumenya harustepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas pada
postingan yang lain.4.

8) Lokasi sampling. Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi


pengambilan sesuai dengan jenisspesimen yang diperlukan.

9) Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan
di lipatan sikubagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit
sakit dan kecil kemungkinanmemarnya.

10) Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan
tangan.

11) Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari
manis. Pada bayidiambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.

12) Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi,
kecuali darah dancairan otak.

13) Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dancrista
iliacaanterior dan posterior.Pada anak-anak diambil pada bagian
proksimaltibia

14) Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma,


infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak
dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada
daerah dimana darah sedang ditransfusikan danintravena lines(Infus)

17
Contoh pengambilan
1.Darah vena (untuk culture mikroorganisme)
Waktu pengambilansaat penderita panas badan.
Cara pengambilan
a) Lengan penderita diletakan diatas meja ,penderita duduk dikursi .atau
penderita tidur ditempat tidur , lengan dilatakkan ditepi tidur .
b) Lengan sebelah atas diikat dengan terniquit , jari tangan
mengkepal.sebelum kemudian dipilih vena lengan yang membesar dan
kelihatan jelas.
c) Vena yang kelihatan jelas dibersihkan dengan kapas alkihol ,kemudian
ditusuk membujur dengan jarum suntik steril .lubang jarum menghadap
keatas,
d) Apabila jarum sudah masuk kedalam vena, pengisap ditarik perlahan-lahan
dengan tangan kiri sampai diperoleh darah secukupnya
e) Jarum ditarik pelan-pelan ,bekas tusukan ditutup dengan kapas alcohol
,sampai tidak keluar darah lagi ( tangan yang lain dari penderita dimohon
untuk memegang) .boleh juga ditutup dengan plaster .
Jumlah yang diambil 5 ml masukan dalam media BHI broth.
Penyimpanan dalam lemari es / refrigerator maksimal 4 hari.

2.Darah untuk salmonella


Waktu pengambilan1 minggu saat penderita panas dalam.
Cara pengambilan
a) Lengan penderita diletakan diatas meja ,penderita duduk dikursi .atau
penderita tidur ditempat tidur , lengan dilatakkan ditepi tidur .
b) Lengan sebelah atas diikat dengan terniquit , jari tangan
mengkepal.sebelum kemudian dipilih vena lengan yang membesar dan
kelihatan jelas.
c) Vena yang kelihatan jelas dibersihkan dengan kapas alkihol ,kemudian
ditusuk membujur dengan jarum suntik steril .lubang jarum menghadap
keatas,

18
d) Apabila jarum sudah masuk kedalam vena, pengisap ditarik perlahan-lahan
dengan tangan kiri sampai diperoleh darah secukupnya
e) Jarum ditarik pelan-pelan ,bekas tusukan ditutup dengan kapas alcohol
,sampai tidak keluar darah lagi ( tangan yang lain dari penderita dimohon
untuk memegang) .boleh juga ditutup dengan plaster .
Jumlah yang diambil 2-3 ml masukan dalam empedu pepton.
Penyimpanan suhu ruang ,incubator ,lemari es 1 minggu.

3.Darah kapiler
Waktu pengambilan setiap hari
Cara pengambilan
a) Bersihkanlah tempat itu memakai alcohol 70% dan biarkan sampai kering
lagi.
b) Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit agar nyeri berkurang.
c) Tusuklah dengan cepat memakai lansit steril. Pada jari tusuklah dengan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu.
Bila memakai anak daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan sisinya.
Tusukan harus cukup dalam supaya darah mudah keluar. Jangan
hendaknya sampai menekan-nekan jari atau telinga itu untuk mendapatkan
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur
dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan
kesalahan.
d) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memakai segumpal
kapas kering. Tetes darah yang berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan.
Jumlah yang diambil beberapa tetes darah, buat 2-3 preparat fikrasi.
Penyimpanan masukkan kedalam slide box sampai akan di cat.

4. Reitz Serum/Darah Kapiler Untuk Lepra/Kusta


Waktu Pengambilan setiap Saat

19
Cara pengambilan
1. Dari ujung jari
a) Ujung jari yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan kapas alcohol
70%
b) Dengan kanan kiri ujung jari yang telah dibersikan tadi bersikan antara ibu
jari dan jari telunjuk ditekan sedemikan kuatnya sehingga kelihatan
berwarna kemerah-merahan .
c) Ujung jari ditusuk melintang dengan vaccinpen atau franke pen setri .
d) Tetes darah pertama yang keluar dihapus dengan kapas bersih tanpa
alcohol baru lah tetes berikutnya yang dibuat smeat
2. Dari cuping telinga
a) Cuping telinga dibersikan dengaqn kapas alcohol .
b) Dengan tangankanan cunping telinga dijepit antara ibu jari dan telunjuk
sampai kelihatan kemerah-merahan .
c) Kemudian digores membujur dengan vaccin pen steril
d) Tetes darah pertama dihapus dengan kapas bersih tanpa alcohol tetes darah
selanjutnya yang dipakai untuk membuat smeat.
Jumlah yang diambil beberapa tetes darah,buat 2-3 preparat fikrasi.
Penyimpana masukan kedalam slide box sampai akan di cat.

4. Feaces diare
Waktu pengambilan Sebelum penderita minum obat atau antibiotik.
Cara pengambilanFeaces ditampung dalam wadah tertutup rapat.
Jumlah yang diambil1-2 batang lidi kapas steril masukkan dalam transport media.
Penyimpanan Suhu kamar 2 jam, lemari es 6 jam, transport 15 hari.

6.Urine porsi tengah


Waktu pengambilanBangun tidur pagi hari
Cara pengambilan
a) Pasien harus mencuci tangan memakai sabun kemudian keringkan dengan
handuk

20
b) Menanggelkan pakaian dalam, melebarkan labia dengan satu tangan
c) Membilas dengan air hangat dan mengeringkannya dengan kasa steril yang
lain. Selama proses berlangsung labia harus tetap terbuka lebar dan jari
tangan jangan menyentuh daerah yang sudah steril
d) Menutup wadah dengan rapat dan segera mengirimkannya ke
laboratorium.
Jumlah yang diambilKurang lebih 5 ml
Penyimpanan Pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.

7. Urine Postprandital
Waktu pengambilan 1,5-3 jam setelah anda makan
Cara pengambilan
Urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya ditampung dalam
wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
d.Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.

8. urine sewaktu
Waktu pengambilan setiap saat
Cara pengambilan, urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya
ditampung dalam wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.

9. urine 24 jam
Waktu pengambilan selama satu hari penuh.
Cara pengambilan, urine yang pertama keluar dibuang ,urin yang berikutnya
ditampung dalam wadah kemudian tutup rapat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 5 ml.
Penyimpanan pada suhu maksimal 1 jam, dalam lemari es 4 jam.

21
10. Usap Tenggorok/Trouth Swab
Waktu Pengambilan setiap saat
Cara Pengambilan
Penderita disuruh membuka mulut secara lebar kemudian lidah diletakkan dengan
spatel steril sampai terlihat tonsil, pulas, dengan lidi kapas steril daerah disekitar
tonsil yang terkena infeksi searah dengan jarum jam.
Jumlah yang diambil 2-3 batang lidi kapas steril masukkan dalam tabung steril.
Penyimpanan suhu kamar 2 jam lemari es 6 jam media tempat 15 hari.
11. Sputum sewaktu
Waktu pengambilan spatum pagi hari
Cara pengambilan
a) Saat bangun tidur pagi hari sebelum kumur-kumur.
b) Meminta pasien untuk membatukkan sputum diruang terbuka dan
mendapatkan sinar matahari langsung atau ruangan dengan pensilisasai
yang baik.
Jumlah yang diambil kurang lebih 1-2 ml dalam botol steril tertutup rapat.

12. Sputum Pagi


Waktu pengambilan setelah bangun tidur
Cara pengambilan
a) Meminta pasien untuk membatukkan sputum diruang terbuka dan
mendapatkan sinar matahari langsung atau ruangan dengan pensilisasai
yang baik.
b) Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk .
c) Beri petunjuk pada pasien untuk berkumur kumur terlebih dahulu, beri
label dan bawa specimen ke laboratorium.
Jumlah yang diambil kurang lebih 1-2 ml dalam botel yang tertutup rapat.
Penyimpanan selama 2 minggu didalam transport media.

13. Sputum Postprandital


Waktu pemhambilan spot sputum

22
Cara penanganan sputum yang dukeluarkan sesaat.
Jumlah yang diambil kurang lebih 1-2 ml dalam botel yang tertutup rapat.
Penyimpanan kurang lebih 1-2 ml dalam botel yang tertutup rapat.

14.Secret mata/telinga
Waktu pengambilan setiap waktu
Cara pengambilan diambil dengan menggunakan lidi kapas steril
Jumlah yang diambil 1-2 batang lidi kapas steril.

15.Gula darah sewaktu


Waktu pengambilan setiap saat
Cara pengambilan
a) Lengan penderita diletakan diatas meja ,penderita duduk dikursi .atau
penderita tidur ditempat tidur , lengan dilatakkan ditepi tidur .
b) Lengan sebelah atas diikat dengan terniquit dan tangan
mengkepal.sebelum kemudian dipilih vena lengan yang membesar dan
kelihatan jelas.
c) Vena yang kelihatan jelas dibersihkan dengan kapas alkihol ,kemudian
ditusuk membujur dengan jarum suntik steril .lubang jarum menghadap
keatas,
d) Apabila jarum sudah masuk kedalam vena, pengisap ditarik perlahan-lahan
dengan tangan kiri sampai diperoleh darah secukupnya
e) Jarum ditarik pelan-pelan ,bekas tusukan ditutup dengan kapas alcohol
,sampai tidak keluar darah lagi ( tangan yang lain dari penderita dimohon
untuk memegang) .boleh juga ditutup dengan plaster .
Jumlah yang diambil2-3 ml

16.Gula darah postprandial (pp)


Waktu pengambilan2 jam setelah makan
Cara pengambilan

23
Sampel darah diambil setelah puasa 8 jam penuh kemudian pasien dimintak untuk
makan seperti biasanya dan selang 2 jam setelah makan ,kadar gula darah akan di
cek kembali.
Jumlah yang diambil 2-3 ml

Anjuran Persiapan Sebelum Pemeriksaan Laboratorium


Tujuan pemeriksaan laboratorium, diantaranya untuk mendeteksi adanya
penyakit, menentukan faktor risiko penyakit, memantau perkembangan penyakit
dan memantau efektivitas pengobatan. Hasil pemeriksaan laboratorium memiliki
peranan penting dalam pengambilan keputusan medis, karena itu akurasi hasil
menjadi suatu keharusan. Hasil pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan
persiapan pemeriksaan yang kurang optimal akan menyebabkan tujuan
pemeriksaan tidak tercapai dan dapat mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat
dan berujung pada penanganan medis yang kurang tepat pula.
Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Berikut ini, kami sampaikan beberapa persiapan pemeriksaan yang umum
dianjurkan :

1. Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah,


kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan
trigliserida, sebaiknya pasien puasa selama 12 jam.
2. Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, kecuali air
putih.
3. Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh (tanpa gula),
alkohol, addictive drugs (seperti amphetamine, morphine, heroin, cannabis)
karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
4. Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.
5. Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum pengambilan
darah.

24
6. Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara pukul 07.00 - 09.00.
Hal ini karena pagi hari merupakan keadaan basal tubuh dimana pada
umumnya belum melakukan banyak aktivitas.

Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik


karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak
memungkinkan pasien mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan
ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan
pasien (patient safety).
 
Berikut penjelasan anjuran persiapan sebelum pemeriksaan:
1. Mengapa Harus Puasa?
Kandungan gizi dalam makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan
diserap ke dalam aliran darah dan bisa memberikan dampak langsung pada tingkat
glukosa darah, lemak dan besi. Puasa minimal selama 10-12 jam (kecuali glukosa
minimal 8 jam) akan mengurangi variabilitas substansi tersebut dan juga
variabilitas substansi lain dalam darah. Hal ini untuk memastikan agar hasil
pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh konsumsi makanan terakhir dan dapat
diinterpretasikan dengan benar oleh dokter.Beberapa pemeriksaan yang
mewajibkan puasa, antara lain : pemeriksaan glukosa, kolesterol ( profil
lipid/lemak), urea dan asam urat.

Puasa dalam konteks laboratorium adalah tidak mengonsumsi makanan dan


minuman (kecuali air putih) dalam jangka waktu yang ditentukan. Anda
sebaiknya meminum air putih dalam jumlah cukup, karena tubuh yang terhidrasi
dengan baik akan memberikan gambaran kadar pemeriksaan yang sebenarnya.

Jika Anda tidak berpuasa atau berpuasa dalam waktu yang lebih singkat dari
yang dianjurkan, pemeriksaan yang Anda lakukan akan memberikan hasil yang
tidak akurat karena pemeriksaan tertentu masih dipengaruhi oleh makanan. Untuk
itu Anda sebaiknya mengulang pemeriksaan tersebut untuk mendapatkan hasil

25
yang akurat. Jika Anda merasa berpuasa justru akan menimbulkan masalah bagi
kondisi tubuh, Anda dapat mengkonsultasikannya kepada dokter atau perawat.

2. Berapa lama sebaiknya Anda berpuasa?


Umumnya, pasien diminta untuk puasa selama 12 jam sebelum melakukan
pemeriksaan laboratorium kecuali jika Anda hanya diminta periksa glukosa, puasa
cukup dilakukan selama 8 jam. Namun, dokter atau perawat mungkin akan
memberikan saran dan masukan yang berbeda. Agar mendapatkan hasil tes yang
akurat, lakukan saran dokter atau perawat.

3. Mengapa tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jika tidak harus melaporkan


obat-obatan yang dikonsumsi?
Ketika hendak melakukan pemeriksaan, pasien tidak diperkenankan untuk
mengonsumsi obat-obatan. Beberapa obat akan berdampak terhadap hasil tes
darah. Tetapi ini tidak berarti Anda diwajibkan untuk berhenti minum obat.
Misalnya, penggunaan oral corticosteroids dapat meningkatkan kadar kolesterol
dalam darah. Untuk itu Anda diharapkan menginformasikan obat-obat yang
dikonsumsi ke pihak laboratorium. Hal ini bertujuan untuk membantu pihak
laboratorium dalam memvalidasi hasil Anda.

4. Mengapa pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada 07.00-09.00 pagi?


Pemeriksaan laboratorium sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena
merupakan keadaan basal tubuh setelah beristirahat pada malam hari. Selain itu
tubuh kita memiliki variasi biologis sesuai dengan waktu, artinya kadar analit
yang diperiksa pada pagi hari dapat memberikan hasil yang berbeda jika diperiksa
pada sore hari. Contohnya pemeriksaan hormon Cortisol, kadarnya akan
meningkat pada pagi hari dan mencapai kadar terendah pada sore hari. Untuk itu
pastikan Anda mengikuti petunjuk dokter atau petugas laboratorium sebelum
periksa laboratorium.

26
Persiapan pemeriksaan yang benar merupakan hal yang perlu Anda
lakukan , sebagai upaya untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, untuk
diagnosa dan pengobatan yang tepat oleh dokter. Lakukan dengan benar untuk
menghindari pemeriksaan ulang atau menghindari pemeriksaan tambahan yang
tidak perlu.

contoh komunikasi

Hal pertama yang harus dilakukan ketika mengambil sampel pada pasien
yaitu beri salam kepada pasien seperti selamat pagi atau Assalamualaikum.
Setelah itu kita harus mengecek data pasien terlebih dahulu untuk memastikan
bahwa pasien tersebut yang akan melakukan pengambilan sampel dan
menghindari kesalahan pra analitik, setelah data pasien dinyatakan benar dan
sudah sesuai, beri tahu pasien bahwa akan dilakukan pengambilan sampel dalam
bentuk apa, dan jelaskan apa yang harus dilakukan pasien tersebut. Siapkan alat
yang akan digunakan dan beri sapaan atau terus berkomunikasi kepada pasien
agar pasien nyaman dan tidak merasa tegang, setelah selesai pengambilan sampel,
beritahu pasien kapan hasil bisa keluar dan dibacakan kemudian beri motivasi
agar pasien tetap semangat.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung (secara lisan), maupun tidak langsung melalui media.
(Effendy, 2005: 5)
2. Komunikasi pada pasien sangat penting, agar pada saat pengambilan ataupun
pemeriksaan lab tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan pasien ataupun
tenaga ATLM itu sendiri. Oleh karena itu penjelasan pada saat sebelum
pengambilan sampel dan penjelasan ulang kembali setelah pengambilan
sampel sangat penting dilakukan.
3. Basic Counseling and Communication Skills
3.1.1Courtesy And Raport
• Perkenalan diri (percakapan pertama)
• Respek kepada hal-hal pasien yang bersifat pribadinya.
• Menanyakan/mengetahui nama pasien sebelum memulai pembicaraan
• Menggunakan bahasa tubuh yang baik
• Mengontrol jarak, mimik muka ceria, menjaga kontak mata, rileks,
mengatur intonasi suara
• Menjaga kepercayaan dan rahasia-rahasia pasien.
• Menjaga rahasia dan menyimpan kondisi-kondisi pasien yang anda hadapi.
• Memberikan informasi dengan baik.
• Dalam kondisi yang kurang baik pada diri kita, komunikasi dengan orang
lain tetap harus dijaga agar tetap baik.

3.1.2 Persepsi
• Pendapat /pandangan yang terjadi atas komunikasi yang harus diperhatikan.
• Memahami komunikasi

28
• Bisa berubah setiap saat
• Berbeda-beda tiap individu
• Bahkan dapat berbeda sama sekali

3.1.3 Basic Skills


Listening : Persepsi, jangan menghakimi, menjadi pendengar yang aktif,
menggunakan baha tubuh yang baik dan menjadi pendengar yang baik.

3.1.4 Informasi
• Secukupnya informasi dan tidak terlalu singkat
• Tidak bleh menggunakan jargon tertentu yang sulit dipaham
• Hindari informasi yang berlebihan (singkat, jelas, to the point)
• Pertanyaan yang meyakinkan bahwa informasi yang diberikan akan
dilakukan oleh penerima.
• Ditekankan kembali pengarahan kepada penerima.

3.2 Saran
Berdasarkan tulisan ini maka diharapkan agar setiap laboratorium memiliki
system konseling dan komunikasi yang baik dan efektif. Untuk itu dibuka atau
dibuat sebuah ruangan khusus konseling pasien didekat ruang loket pendaftaran.
Sudah saatnya kita dalam bekerja di laboratorium meniru system perbankan
dengan pelayanan yang baik, komunikatif dan ramah.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uinsu.ac.id/1208/4/BAB%20I-V.pdf

http://eprints.ums.ac.id/43913/3/BAB%20I.pdf

Musyaffa, Ripani. 2009. TEKNIK KOMUNIKASI DAN KONSELING


LABORATORIUM.http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2009/12/teknik-
komunikasi-dan-konseling.html?m=1. (diakses pada 16 maret 2020)

Pemkab buleleng. 2018. Anjuran Persiapan Sebelum Pemeriksaan Laboratorium.


https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/anjuran-persiapan-sebelum-
pemeriksaan-laboratorium-37. (diakses pada 18 maret 2020)

Aqifah, Andi. 2012. Sebelum Melakukan Pengambilan Spesimen.


https://www.scribd.com/doc/84897783/Sebelum-Melakukan-Pengambilan-
Spesimen. (diakses pada 18 maret 2020)

R.gandasoebrata. 1967.Penuntun Laboraturium Klinik.Jakarta

Soemarno. 1962.Isolasi Dan Identifikasi Bacteri Klinik.Akademia Analis


Kesehatan Republic Indonesia.

30

Anda mungkin juga menyukai