Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Kode Etik Profesi Humas

Dosen pembimbing : Desriyeni, S.Sos.,M.I.Kom.

Nama Kelompok 2:

Adha Azzhara (19026002)

Dyna Junovsis Fajria (19026029)

Farhan Muzaki (19026035)

Febi Yolla Yonas Putri (19026037)

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Universitas Negeri Padang

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kode Etik
Profesi Humas. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Public Relations di Universitas Negeri Padang. Dalam Penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, 28 November 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..........…..

DAFTAR ISI……………………………………………………...............…

BAB I PENDAHULUAN……………………………………..................….

A. Latar Belakang………………………………………………………..................

B. Rumusan Masalah…………………………………………...............................

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………….....................

D. Manfaat Penulisan……………………………………………………...................

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………….................

A. Aturan Kode Etik Humas…………………………………………………………….

B. Pasal-Pasal dan UU …………………………………………………………...........

C. Perbandingan Kode Etik Profesi Humas dengan Etika Profesi Seorang Humas..

BAB III PENUTUP………………………………………………….................

Kesimpulan……………………………………………………………………............…

Saran ………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PR (public relations)/humas merupakan suatu profesi, dimana fungsi dan


kegunaanya di terapkan pada organisasi pemerintahan maupun swasta,lembaga profit
maupun non profit. Humas atau hubungan masyarakat adalah seni menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap suatu individu atau organisasi.sebagai profesi,humas atau PR mempunyai
etika yang harus di terapkan dan dijalankan.
Namun demikian Sebelum dibahas lebih lanjut tentang apa pentingnya etika
dalam industri kehumasan maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui  tentang apa
yang dimaksud Public Relations (humas) .Maka dalam hal ini yang dimaksud dengan
Humas (Public Relations) menurut Frank Jefkins adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana baik kedalam maupun keluar antara suatu
organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian.
Etika merupakan cabang dari filsafat dimana mempelajari pandangan-
pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan
yang kadang-kadang orang memakai dengan istilah filsafat etika, filsafat moral,
filsafat susila.etika ilmu yang mempelajari apa yang benar dan apa yang salah, fungsi
praktis dari etika adalah memberikan pertimbangan dalam berprilaku. Tujuan
mempelajari etika, untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik
dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu pengertian baik
sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan
senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif) Pengertia
buruk segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan
dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Akan tetapi pada kenyataanya tidak semua praktisi humas professional
menerapkan etika dalam menjalankan profesi kehumasanya.karena kurang menyadari
atau bahkan kurang perduli,betapa pentingnya etika profesi dalam menjalankan
profesi kehumasanya.maka dari itu makalah ini di buat dengan harapan dapat
mengetahui pentingnya etika profesi dalam dunia kehumasan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa aturan dari kode etik Humas ?
2. Apa saja Pasal-pasal dan UU yang melandasi Humas?
3. Apa saja Perbandingan Kode Etik Profesi Humas dengan Etika Profesi
Seorang Humas?
C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pentingnya etika profesi humas dalam industri kehumasan

D. Manfaat penulisan
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi tentang Kode
Etik Profesi Humas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aturan Kode Etik Humas

Secara bahasa, kode etik adalah norma dan asas yang diterima oleh kelompok
tertentu sebagai landasan atau acuan tingkah laku (KBBI)

Sebagaimana lazimnya kaum profesional, praktisi humas (public relations)


memiliki etika profesi atau kode etik humas yang harus ditaati. Ketaatan pada kode
etik humas menjadi ciri humas profesional (Professional PR).

Kode  Etik Kehumasan (Code of Public Relation Ethic) merupakan “piagam


moral” sekaligus sebagai pedoman atau rambu-rambu berperilaku atau bersikap-
tindak bagi penyandang profesi Humas/PR yang etis. Pelaksanaan tindakan etis
tersebut seuai dengan pedoman dalam berperilaku, mengambil keputusan, serta
prosedur yang mesti dilakukan secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Mel
alui pendekatan etika profesi tersebut, khususnya profesional humas (Public Relation
s), paling tidak memiliki kualifikasi kemampuan dan kesadaran etis (ethical sensibilit
y), berpikir secara etis (ethical reasoning), berperilaku etis (ethical conduct), dan kepe
mimpinan etis (ethical leadership).

Secara umum terdapat prinsip-prinsip dalam etika profesi, antara lain


berkaitan dengan tanggung jawab dan dedikasi pengabdian profesi, yakni tanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi-fungsi kehumasan PR (PR by Functions), dan
tanggung jawab dari diri atau integritas bersangkutan sebagai seorang profesional
Humas/PR (PRO by professional). Kemudian, prinsip-prinsip lainnya yaitu kebebasan
dalam menjalankan profesinya tanpa rasa takut, memiliki keyakinan, kejujuran,
keadilan, serta otonomisasi dalam menjalankan profesinya sesuai dengan keahlian,
pengetahuan, dan pengorganisasian (manajemen) kehumasan.

Dengan adanya kode etik tentunya sangat berkaitan dengan hasil kerja para praktisi
dalam profesi humas. Praktisi humas yang bijaksana tidak akan memberikan kemudahan
terhadap penyelewengan kerja, yang mana tindakan tersebut akan berdampak negatif baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap perusahaan.
B. Pasal UU Yang Melandasi Humas

Menurut keputusan Menteri Komunikasi dan lnformatika Nomor 371/


KEP/M.KOMINF0/8/2007 tentang Kode Etik Humas Pemerintah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNMN


APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG
PEDOMAN UMUM TATA KELOLA KEHUMASAN Dl LINGKUNGAN
INSTANSI PEMERINTAH

Pasal 1

Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan lnstansi Pemerintah


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan lnstansi Pemerintah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan acuan bagi seluruh instansi
pemerintah di pusat dan daerah.

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Dijiwai oleh Pancasila maupun UUD 1945 sebagai landasan tata kehidupan na
sional; Diilhami oleh Piagam PBB sebagai landasan tata kehidupan internasional; Dila
ndasi oleh Deklarasi Asean (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-bangsa Asia
Tenggara; dan dipedomi oleh cita-cita, keinginan dan tekad untuk mengamalkan sikap
dan perilaku kehumasan secara professional; kami para anggota Perhimpunan Hubung
an Masyarakat Indonesia – PERHUMAS INDONESIA sepakat untuk mematuhi Kode
ETik Kehumasan Indonesia, dan bila terdapat bukti-bukti diantara kami dalam menjal
ankan profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka hal itu sudah tentu
mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap pelanggarnya.
Pasal 1

KOMITMEN PRIBADI

Anggota PERHUMAS harus :

1. Memiliki dan menerapkan standar moral serta reputasi setinggi mungkin dala
m menjalankan profesi kehumasan
2. Berperan secara nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan ke
pentingan Indonesia
3. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antar warga Negara Indonesia
yang serasi daln selaras demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa

Pasal II

PERILAKU TERHADAP KLIEN ATAU ATASAN

Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:

1. Berlaku jujur dalam berhubungan dengan klien atau atasan


2. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang bersai
ng tanpa persetujuan semua pihak yang terkait
3. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan oleh klien atau atasan, ma
upun yang pernah diberikan oleh mantan klien atau mantan atasan
4. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung merendah
kan martabat, klien atau atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan
5. Dalam memberi jasa-jasa kepada klien atau atasan, tidak akan menerima pemb
ayaran, komisi atau imbalan dari pihak manapun selain dari klien atau atasann
ya yang telah memperoleh kejelasan lengkap
6. Tidak akan menyerahkan kepada calon klien atau calon atasan bahwa pembay
aran atau imbalan jasa-jasanyaharus didasarkan kepada hasil-hasil tertentu, ata
u tidak akan menyetujui perjanjian apapun yang mengarah kepada hal yang ser
upa

Pasal III
PERILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN MEDIA MASSA

Anggota PERHUMAS INDONESIA harus:

1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan


masyarakat serta harga diri anggota masyarakat
2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun ja
lur komunikasi massa
3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan se
hingga dapat menodai profesi kehumasan
4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia

Pasal IV

PERILAKU TERHADAP SEJAWAT

Praktisi Kehumasan Indonesia harus:

1. Tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak professi
onal sejawatnya. Namun bila ada sejawat bersalah karena melakukan tindakan
yang tidak etis, yang melanggar hukum, atau yang tidak jujur, termasuk melan
ggar Kode Etik Kehumasan Indonesia, maka bukti-bukti wajib disampaikan ke
pada Dewan Kehormatan PERHUMAS INDONESIA
2. Tidak menawarkan diri atau mendesak klien atau atasan untuk menggantikan k
edudukan sejawatnya
3. Membantu dan berkerja sama dengan sejawat di seluruh Indonesia untuk menj
unjung tinggi dan mematuhi Kode Etik Kehumasan ini.

Kode etik humas meliputi:

1. Code of conduct –etika perilaku sehari-hari terhadap integritas pribadi, klien


dan majikan, media dan umum, serta perilaku terhadap rekan seprofesi.
2. Code of profession – etika dalam melaksanakan tugas/profesi humas.
3. Code of publication – etika dalam kegiatan proses dan teknis publikasi.
4. Code of enterprise —menyangkut aspek peraturan pemerintah seperti hukum
perizinan dan usaha, hak cipta, merk, dll.

C. Perbandingan Kode Etik Profesi Humas dengan Etika Profesi Seorang


Humas

Etika profesi merupakan sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan
professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai
pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Masyarakat dituntut sepenuhnya harus sadar akan etika, karena kita akan lebih
dihormati jika dalam diri kita memiliki etika yang baik terhadap sesama. Dengan
adanya etika, masyarakat dapat hidup rukun, damai, dan tentram. Sedangkan,

Kode Etik merupakan sebuah peraturan tertulis, mengikat, dan memiliki sanksi. Kode
etik hanya mengikat kepada sekelompok profesional tertentu saja, tidak berdasarkan
hukum yang berlaku untuk seluruh masyarakat.

*Fungsi Etika Profesi

Etika profesi penting dalam organisasi karena memiliki berbagai fungsi. Fungsi-
fungsi etika profesi yaitu:

 Sebagai pedoman bagi semua anggota profesi mengenai prinsip profesionalitas


yang ditetapkan.

 Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.

 Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar
organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.

*Fungsi Kode Etik Profesi

Biggs dan Blocher (1986) mengemukakan tiga fungsi dari kode etik:

1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.


Dengan adanya kode etik yang mengatur hubungan antara praktisi humas dengan
pihak pemerintah akan semakin memperjelas tentang apa yang boleh dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan.

Hal ini menjadi sangat penting, karena dengan terjalinya hubungan baik dengan pihak
pemerintah sebagai pemangku kebijakan suatu daerah tentunya sangat berpengaruh
terhadap jalanya perusahaan, sehingga adanya kode etik ini dapat meminimalisir
tindak semena-mena pemerintah terhadap perusahaan.

2. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.

Dengan adanya kode etik akan memberikan penjelasan tentang bagaimana cara
menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja, yang tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap performa dan motivasi kerja dari masing-masing aggota humas.

3. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

Dengan adanya kode etik tentunya sangat berkaitan dengan hasil kerja para praktisi
dalam profesi humas. Praktisi humas yang bijaksana tidak akan memberikan
kemudahan terhadap penyelewengan kerja, yang mana tindakan tersebut akan
berdampak negatif baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap perusahaan.

Praktisi humas yang baik, yang taat terhadap kode etik adalah mereka yang
meminimalisir sekecil apapun kesalahan dalam berkeja serta menjaga nama baik
profesinya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Kode Etika kehumasan sangatlah penting, dengan adanya etika dalam humas
menjadikan kontrol bagi pribadi humas maupun industri kehumasan itu sendiri. Etika
juga dapat  berperan untuk mengukur dan melihat profesionalisme yang dimiliki
pribadi humas. Oleh karena itu dalam industri kehumasan sikap atau etika yang baik
wajib dimiliki oleh seorang humas. Maka bagi seseorang dalam industri kehumasan
sangatlah penting untuk memiliki pemahaman mengenai etika. Karena industri humas
meliputi pengertian dan menuju kepada kemauan baik, dan reputasi yang tergantung
pada kepercayaan. Berlaku jujur adalah jalan yang terbaik karena hubungan
masyarakat tidak akan berjalan tanpa adanya kepercayaan. Selain itu pula etika dapat
berperan dalam pembuktian  profesionalitas yang dimiliki oleh pribadi humas itu
sendiri.

B.     Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun bagi para pembacanya sebagai kesempurnaan makalah ini. Dan
semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah
selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus kami.

DAFTAR PUSTAKA
Jeffkins, Frank. 1995. Public Relation edisi keempat (terjemahan oleh Drs. Haris
Munandar). Jakarta: Erlangga
Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soemirat, Soleh. Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung:
Rosda.
Firly, A.H. (2012). Etika Humas. Diakses pada 01 Desember 2021 dari
https://giantwage.wordpress.com/2012/07/14/etika-humas/  
Candra, K. (2010). Diakses pda 01 Desember 2021 dari http://candra-
tugasetikaprofesi.blogspot.co.id/2010/04/etika-dan-etiket.html  
http://tutiaselina.com/etika/etika-norma-kaidah-dan-etiket/
Perhumasan. Diakses pada 1 Desember dari https://www.perhumas.or.id/kode-etik-
perhumas/

Romeltea. (2013). Kode Etik Humas. Diakses pada 1 Desember 2021 dari
https://romeltea.com/kode-etik-humas-etika-profesi-public-relations/

Karyatulisku. (2020). Pengertian Etika Profesi dan Kode Etik. Diakses papda 1
Desember 2021 dari https://karyatulisku.com/pengertian-etika-profesi-dan-kode-etik/

Rumahkomunikasi. (2021). Kode Etik Humas. Diakses pada 1 Desember 2021 dari
https://rumahkomunikasi.com/kode-etik-humas/

Anda mungkin juga menyukai