DISUSUN OLEH:
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas
rahmat dan Hidayah-Nya,penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “PEMBUKTIAN SECARA RASIONAL,EKSISTENSI,DAN
KEESAAN ALLAH SWT” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam kita
sanjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW,nabi yang telah
membawah ummatnya dari Zaman kejahilyaan menuju Zaman berpendidikan
seperti sekarang ini.
Penulisan makalah ini tak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh
karena itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Parepare,28 September 2022
Penulis
Kelompok 5
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian Keesaan Allah SWT.............................................................................3
B. Pembuktian Eksistensi Keesaan Allah SWT..........................................................6
C. Pembuktian Keesaan Allah Menurut Para Ahli....................................................11
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan ini pada hakikatnya tidak bisa terlepas dari masalah. Di
mana- pun manusia hidup pasti akan menghadapi persoalan karena, hal demikian
memang sudah ditetapkan oleh Allah sebagai ujian bagi manusia. Sebuah
ungkapan menyatakan “Bahwa hidup merupakan rangkaian dari masalah”.
3
banyak sekali tanda-tanda kekuasaan-Nya dari hal-hal kecil sampai hal-hal yang
amat besar di dunia ini. Jadi bagaimana kita tahu bahwa Tuhan itu ada?...,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muliati,Ilmu Akidah (Cet: 1; Parepare’IAIN Parepare Nusantara Press, 2020), Hal:1
5
Dengan demikian, hikmah penciptaan dunia ini pun hilang dengan
sendirinya, yakni hikmah pengujian itu.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ٱ
ِذَّل ْي َخ َلَق اْلَمْو َت َو ا ْلَح ٰي وَة ِلَيْب ُلَو ْمُك َاُّيْمُك َاْح َس ُن َمَع اًل ۗ َو ُه َو اْلَع ِز ْيُز اْلَغُفْو ُر
Artinya:
“yang
menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun," (QS. Al-
Mulk 67: Ayat 2)
َع ْن َج اِبِر ْبِن َعْب ِد اِهَّلل َقاَل ِمَس ْع ُت َر ُس وَل اِهَّلل َص ىَّل اُهَّلل َعَلْي ِه َو َس َمَّل َيُقوُل َمْن َلِقَي اَهَّلل اَل ُيِرْش ُك ِبِه َش ْيًئا َدَخ َل اْلَج َّنَة َو َمْن َلِقَيُه
)ُيِرْش ُك ِبِه َدَخ َل الَّناَر ( رواه املسمل
Dari Jabir bin Abdullah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa bertemu Allah dalam keadaan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka dia masuk surga, dan barang siapa
yang bertemu dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
maka ia akan masuk neraka.” [HR. Muslim].
Jadi, tauhid atau keesaan Allah merupakan hakikat terpenting (raison d'etre)
bagi keberadaan manusia, baik dalam kehidupan di dunia maupun di hari
perhitungan; dilanjutkan dengan kehidupan di surga atau di neraka.
Oleh karena itu, kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Keesaan Tuhan
adalah hal yang paling penting (raison d'etre) bagi keberadaan manusia, baik
dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat. melanjutkan hidup di surga atau
di neraka.
Jika kita cermati ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis , kita melihat bahwa Al-
Qur'an juga memberikan perhatian khusus yg cukup serius masalah percaya pada
Tuhan ini lebih berbahaya daripada masalah lainnya. Misalnya, sistem hukum
yang menggambarkan masalah cabang atau furu yang hanya berjumlah 500
lembar kertas. Saat ini, ayat-ayat yang berbicara tentang Hari Kebangkitan
memiliki lebih dari 1000 bagian, menunjukkan kejahatan Al-Qur'an dalam hal
pendapat dan keyakinan.
6
Adapun tingkatan tauhid menurut para ulama yg mengatakan bahwa
tauhid memiliki 5 tingkatan yaitu
1) Tauhid dalam Zat
Maksudnya ialah bahwa Allah adalah satu tidak memiliki tandingan dan sekutu
2) Tauhid dalam Sifat
Maksudnya ialah bahwa Allah adalah Mahasempurna dan Mahatinggi
Orang-orang yang hidup di dunia yang panas ini mencari segala sesuatu
yang dianggap sempurna. Dia menggunakan berbagai metode untuk mencapai
kesempurnaannya sendiri. Cinta akan kesempurnaan adalah fitrah dan fitrah
bagi semua makhluk di planet ini, terutama yang disebut manusia. Menurut
orang- orang, telah terbukti bahwa semua orang selalu berusaha untuk
mengimbangi kekurangan dalam diri mereka. Dan sebelum Anda
menyadarinya, Anda menyembunyikan semua kelemahan Anda dari orang lain.
Dengan kekuatan pikirannya, manusia akan terus mencari segala
macam kesempurnaan. Dalam melakukannya, ia berusaha mendapatkan
berbagai macam bantuan untuk mencapai kesempurnaan yang ia harapkan.
Meski sering kita jumpai banyak orang yang melakukan kesalahan dalam
2
Ahmad Bahjat,MENGENAL ALLAH, (Cet: II; Bandung’ PUSTAKA HIDAYAH,1999),H:13-17
7
memilih tingkat kesempurnaan yang tepat. Hal ini disebabkan karena
kesalahan mereka dalam melihat alam pertanian, atau karena faktor eksternal
yang lebih mempengaruhi mereka, seperti lingkungan, pendidikan, dll.
Bukti ini dapat dilakukan secara eksperimental. Jadi tidak ada yang bisa
menyangkalnya. Padahal, siapa pun bisa membuktikannya meski tidak
beragama. Integrasi manusia sekarang tidak signifikan dan belum pernah terjadi
sebelumnya, yang sering dibantah oleh banyak kelompok. Mereka yang terbiasa
dengan dunia tidak mudah menerima keberadaan kehidupan yang egois seperti
itu. Klaim mereka bahwa itu terbatas dan terbukti secara empiris harus
digoyahkan terlebih dahulu.
Setelah meyakini adanya kehidupan yang unik di alam semesta ini,
termasuk orang-orang yang sering disebut sebagai jiwa, roh, pikiran, hati,
fitrah, dll, muncul pertanyaan di hati kita; Dari mana datangnya kehidupan
yang aneh ini, yang lebih sempurna dari kehidupan fisik? Di sini dimulailah
pembahasan tentang kekudusan. Semua orang percaya menganggap Tuhan
sebagai sumber segala sesuatu.
Tuhan adalah hidup yang kekal. Dengan kata lain, Tuhan adalah benar
dalam segala hal, termasuk setiap atribut yang ada dalam tubuh-Nya yang
hidup. Karena yang terbatas tidak dapat berasal dari yang tak terbatas dan
sempurna.
Tuhan itu sempurna dan penyebab pertama alam semesta ini, baik fisik
maupun immaterial. Benarkah ada makhluk sempurna yang disebut Tuhan,
seperti yang dikatakan para pemeluk agama?
1. Cara Membuktikan Wujud Tuhan
9
memikirkan siapa yang menciptaalam semulajadi ini, termasuk dirinya.
Dalam firman Allah
.: ِادُو ُع َقًو امَاِيَِقلَاّلنُو ُر ْك َذ َينِي َّذَالَه ْتَقَلخَامَاَّنِرَب َرْض ألَاِو َاتوَاَّمسِالْقَلِخَِفنُو َّر َكَفَتَيْو ِِمِب ُو َجُنَىَلَع وَاِنَقَفَكنَاْحُبًس ِالَط َباِذ رَّانَال َابَذ ع.ًَاتوَاَّمسِالْقَلِخ َِّفِن َابْبلأل ِاِْلُِِو ٍألَتَيِآل رَاَّهنَالِو ْلَّيلِالَفِال خْت َاِوَرْض ألَاو
ِإ
Dari semua argumen para ahli agama, argumen dari alam adalah salah
satu cara termudah untuk memahami Tuhan. Karena argumen ini tergantung pada
sifat manusia. Oleh karena itu, menjadi lebih mudah bagi setiap orang untuk
merasa puas karena setiap orang harus memiliki hal penting ini.
Ada tiga fitur utama Fitra dalam hal pekerjaan. Yang pertama adalah
cinta kesempurnaan, yang kedua adalah cinta kebenaran, dan yang ketiga
adalah cinta keindahan. Ketiga hal ini berbeda dalam konsep dan definisi, tetapi
secara umum makna kedua dan ketiga kembali ke makna pertama, cinta
3
Abdul Mukti Bin Baharudin,Peranan Akal Dalam Mengenali Allah SWT,Jurnal Pengajian Islam Vol
12,No 2,November 2019,hal:63-64
10
kesempurnaan. Hal ini karena keindahan dan kebenaran masing-masing
memiliki model eksternalnya sendiri (ekspansi/mishdak), tetapi di seluruh
dunia, semua perluasan dari kedua hal ini dapat digolongkan sebagai jenis
kesempurnaan.
Jika Anda melihat inti hidupnya, ia memiliki empat kualitas; Pertama:
tidak berubah dengan waktu dan tempat, kedua: dapat dicapai tanpa perlu belajar
dan mengajar, ketiga: meskipun pengalaman setiap orang berbeda, itu milik
semua orang. Keempat: Dia selalu hadir dalam diri setiap manusia dan tidak dapat
hilang darinya, karena Dia adalah bagian utama dari ciptaan manusia dan esensi
utama dari ciptaannya.
Seperti disebutkan sebelumnya, sifat manusia ini sering mengajarkan
orang untuk mencintai kesempurnaan dalam segala hal. Panggilan alam ini tidak
berakhir sampai pemiliknya mampu menerima undangannya sesuai dengan syarat
alam. Bentuk kesempurnaan yang dilihat alam manusia adalah kesempurnaan
alam spiritual.
Oleh karena itu, alam selalu mengarah pada kesempurnaannya yang
sempurna sebelum orang yang memakai fitrah mencapai kesempurnaan.terus
menyebut ketidakterbatasan, pemilik kualitas ini tidak punya pilihan selain
mempelajari dunia immaterial dan dunia untuk dijelajahi. Alam menuntut
kesempurnaan. Tetapi alam immaterial juga memiliki banyak bentuk kehidupan,
dan semua bentuk ini tidak memenuhi panggilan alam untuk kesempurna
Oleh karena itu, hanya manusia yang lengkap dan sempurna yang dapat
menghentikan keinginan akan fitrah. Seseorang yang lengkap dan sempurna -
dalam pengertian agama - disebut Tuhan.
Ketika seseorang menemukan pemilik kesempurnaan (Tuhan) dan berhasil
mencapainya, dia pasti tidak akan memikirkan kesempurnaan lain selain Dia.
Seorang monoteis sejati adalah seseorang yang percaya bahwa hanya Tuhan yang
sempurna.
Dia sangat putus asa dan menginginkan kesempurnaan apa pun kecuali
kesempurnaan Tuhan yang tak terlukiskan, tetapi dia tidak terlalu memegangnya.
Kalaupun berusaha mencari kesempurnaan selain Tuhan, itu hanyalah sarana dan
perantara untuk mencapai kesempurnaan tertinggi, yang berujung pada
kesempurnaan yang hakiki adalah Tuhan.
11
Semua orang yang tidak ingin melihat kesempurnaan Tuhan pasti akan
merasa tidak puas dan bingung dengan tuntutan kodrat manusianya. apa yang
tidak Di satu sisi, sifatnya mendorong dia untuk selalu berusaha untuk
kesempurnaan. Di sisi lain, karena dia memahami konsep kesempurnaan hanya di
dunia fana, dia sibuk mencari kesempurnaan itu di dunia material, tetapi dia tidak
bisa menghentikannya. Orang yang melihat kesempurnaan hanya pada kekayaan
pasti akan fokus memaksimalkan pencapaian kekayaannya. Karena itu, karena
kekayaan materi dan dunia terbatas dan sifat manusia membutuhkan kekayaan
(penuh) yang tidak terbatas, bahkan jika seseorang mencapai kekayaan duniawi, ia
tidak akan dapat menghentikan kebutuhan fitrahnya. Ia akan selalu takut akan
tuntutan alam untuk mencapai kekayaan yang sempurna, yang merupakan bagian
dari kesempurnaan sejati. Dan Anda hanya bisa mendapatkannya dari Yang Maha
Kuasa, Dzat yang memiliki kesempurnaan yang sempurna.4
1. Menurut Al-Kindi
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
19
1