DISUSUN OLEH :
1. MAISARAH AL HUSNA (71230312037)
2. ADINDA DAMANIK (71230312028)
3. FARAH YUSTYARA (71230312007)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Tauhid dan Macam-
macamnya” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah pendidikan agama islam. Saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung makalah ini.
Kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa
yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN ......................................................................................... 1
A. Pengertian Tauhid .................................................................................... 1
B. Pengertian Tauhid Rububiyah .................................................................. 2
C. Pengertian Tauhid Uluhiyyah................................................................... 4
D. Pengertian Tauhid Asma Wa Sifat ........................................................... 6
E. Pengertian Ilmu Kalam ............................................................................. 8
BAB II PENUTUP ................................................................................................ 11
A. Kesimpulan............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11
BAB III DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid adalah sebuah kata yang tidak asing lagi bagi kaum muslimin.
Karena pada umumnya kita menginginkan atau bahkan telah mengaku
sebagai seorang yang bertauhid. Disamping itu, kata ‘tauhid’ ini sangat
sering disampaikan oleh para penceramah baik pada waktu khutbah atau
pengajian-pengajian. Akan tetapi bisa jadi masih banyak orang yang belum
memahami hakikat dan kedudukan tauhid ini bagi kehidupan manusia,
bahkan bagi yang telah merasa bertauhid sekalipun. Berangkat dari
banyaknya pemahaman orang yang telah kabur tentang hakikat tauhid dan
lupa akan kedudukannya yang begitu tinggi maka penjelasan yang
gamblang tentang masalah ini sangat penting untuk disampaikan.Dan
karena permasalahan tauhid merupakan permasalahan agama maka
penjelasannya tidak boleh lepas dari sumber ilmu agama yaitu Al Quran dan
As Sunnah dengan merujuk kepada penjelasan ahlinya, yaitu para ulama.
Menurut aspek bahasa atau etimologi (ilmu asal kata) adalah berasal dari
kata ‘ilm (Arab), artinya pengetahuan atau tahu. Adapun tauhid berarti
pengesaan atau meyakini bahwa tuhan itu cuma satu, yaitu Allah Swt. Jadi,
llmu Tauhid itu bisa pula diartikan sebagai pengetahuan yang berisikan
ajaran tentang pengesaan terhadap sesuatu yang ditauhidkan.2
1
Dr. H. Muhammad Hasbi, “ILMU TAUHID Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam”, 2016,
TrustMedia Publishing, hal 1-2
2
ANSHARULLAH, S.Ag, M.Fil.I, “Tauhid Sebuah Pengantar”, 2021, Lembaga Pemberdayaan
Kualitas Ummat (LPKU), hal 9
1
Golongan yang termasuk kepada golongan orang yang bertauhid atau
mukmin adalah :
Dari definisi ini dapat diketahui bahwa tauhid ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu: Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah, dan Tauhid Asma'
wa Shifat
3
Ibid, Hal 2-3
4
Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad EQ, MA., “Teologi Untuk Pendidikan Islam”, 2015, Penerbit K-
Media Yogyakarta, hal 103
2
Keyakinan yang pasti bahwa Allah Swt. satu-satunya pencipta, pemberi
rezeki, hidup dan mati, dan mengatur segala urusan makhluk-Nya tanpa ada
sekutu bagi-Nya.
5
Ibid, hal 96
3
terdiri dari hewan termasuk manusia ( hayawanat ) . Di antara tiga tingkat
makhluk itu yang tertinggi adalah hewan , karena sifat hidupnya . Kemudian
di kalangan hewan itu sendiri ternyata manusia yang tertinggi mutu
kehidupannya , sebab manusia dengan otak dan akal pikirannya dapat
mengolah dan memanfaatkan benda - benda alam ini guna kepentingan
hidupnya . Mereka menggunakan kayu yang diambilnya dari hutan - hutan
, batu diambilnya dari gunung - gunung dan sungai - sungai , besi , baja ,
timah tembaga , emas , perak , platina dan lain - lain6
Tauhid Rububiyah mencakup beberapa dimensi keimanan, diantaranya,
yang pertama Beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang bersifat
umum.Misalnya menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan,
menguasai, dan lain-lain. Kedua, Beriman kepada takdir Allah dan yang
ketiga Beriman kepada Zat Allah SWT.7
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al Baqoroh: 163)
6
Ibid, Hal 104
7
Kelompok Telaah Kitab Ar-Risalah, Buku Pintar Aqidah, (Sukoharjo : Roemah Buku,2010), h. 49.
8
Ibid, hal l 0
4
ditujukan ha- nya kepada Allah semata, tidak ada seku-tu bagiNya, seperti
do'a (permo-honan), khauf (takut), tawakkal (berserah diri), meminta
pertolongan, meminta perlindu-ngan dan sebagainya.9
9
DR. ABDUL AZIZ BIN MUHAMMAD ALUABD. LATHIF,” Tauhid Untuk Tingkat Pemula
Danlajutan”, Direktorat Percetakan Dan Penerbitan Departemen Agama Saudi Arabia,hal 40
10
Ibid, hal 57
11
Mulyono dan Bashori, ”Studi Ilmu Tauhid atau Kalam”, (Malang, UIN-MALIKI, 2010),
hal. 16.
5
Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan
pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa merealisasikannya,
semua amal ibadah tidak akan diterima. Karena ia tidak terwujud, maka
bercokollah lawannya, yaitu syirik.12
12
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan,”Kitab Tauhid 1”,2013, hal. 90-91
13
Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi, Op. Cit, hal, 83.
14
Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Op. Cit, h. 53.
15
Ibid, hal. 99
16
Ibid, hal. 100
17
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, The Holy Qur‟an Al-Fatih, (Jakarta : PT.
Insan Media Pustaka, 2009), hal. 294
6
Tauhid Asma dan Sifat adalah keyakinan tentang keesaan Allah
subhanahu wa ta’ala dalam nama dan sifat-Nya yang terdapat dalam Al
quran dan Al Hadits dilengkapi dengan mengimani makna-maknanya dan
hukum-hukumnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tauhid Asma dan Sifat adalah
sebagai berikut:
Pengesaan Allah Azza wa Jalla dengan asma dan sifat yang menjadi
milik-Nya. Hal ini mencakup dua hal:
18
Ibid, hal 3.
7
Ayat ini menunjukkan bahwa semua sifat Allah tidak diserupai oleh
siapa pun dari makhluk. Meskipun ada persekutuan dalam dasar makna, tapi
toh hakikat keadaannya tetap berbeda. Siapa yang tidak menetapkan apa
yang ditetapkan Allah bagi Diri-Nya, berarti dia orang yang menia- dakan,
seperti apa yang ditiadakan Fir'aun. Siapa yang menetapkannya dengan
disertai penyerupaan, berarti dia serupa dengan orang-orang musyrik yang
menyembah selain Allah di samping menyembah Allah. Siapa yang
menetapkannya tanpa penyerupaan, berarti dia termasuk golongan
muwahhidin.
Karena jenis tauhid inilah ada sebagian umat Islam yang tersesat, hingga
mereka terpecah menjadi beberapa golongan yang banyak. Di antara mereka
ada yang mengambil jalur peniadaan, sehingga mereka meniadakan dan
menafikan sifat-sifat Allah, dan menyangka bahwanya ia telah mensucikan
Allah. Mereka sesat, karena orang yang mensucikan pada hakikatnya
meniadakan dari-Nya sifat-sifat kekurangan dan alb. Dan mensucikan
perkataan-Nya, bukan dengan cara penyamaran dan penyesatan. Jika
seseorang berkata, "Bahwasanya Allah tidak mempu nyai pendengaran,
penglihatan, ilmu dan kekuasaan", ia tidak mensu- cikan sifat-sifat Allah,
tapi justru melemparkan aib yang paling tinggi kepada-Nya, mensifati
perkataan dengan penyamaran dan penyesatan.19
19
Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, "SYARAH KITAB TAUHID (Jilid I)", 2019,Darul
Falah, hal 23-24
20
YUNAHAR ILYAS, “Kuliah Akidah Islam”, Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI),
2016),hal.51
8
yang berkenaan dengan alam ghaib. Ada beberapa definisi yang
dikemukakan sebagai berikut:
2. Dasar Ilmu Kalam ialah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil-dalil ini
Nampak jelas dalam pembicaraan-pembicaraan Mutakallimin. Mereka
jarang-jarang kembali kepada dalil naql (Quran dan Hadits), kecuali
sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu.
21
PROF. DR. SUKIMAN, M.SI., “Tauhid Ilmu Kalam Dari Aspek Aqidah Menuju Pemikiran
Teologi Islam”,2021, PERDANA PUBLISHING, hal .83
22
Ibid,hal 86
9
Inggris, theology. William L. Reese (1.1921 M) mendefinisikannya dari
dengan discourseor reson concerining God (diskursus atau pemikiran
tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Ockham (1287-1347),
Reese lebih jauh mengatakan, Theology tobe a discipline resting on
revealed truth and independent of both philosophy andscience (Teologi
merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta
indepedensi filsafat dan ilmu pengetahuan). Sementara itu, Gove
menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbutan,
dan pengalaman agama secara rasional .23
Banyak hal yang menarik dari akidah Islam. Doktrin Islam selama ini
telah membentuk cara pandang . cara berpikir umatnya . Dan cara berpikir
ataupun interpretasi terhadap wahyu Ilahiah akan membentuk kesadaran
serta perilaku. Lalu dengan realitas umat Islam saat ini, ambul suatu
paradoks yang membuat kita harus melakukan interpretasi ulang terhadap
sistem bepikir maupun wahyu Ilahiah dalam konteks keseharian.24
23
https://mynida.stainidaeladabi.ac.id/asset/file_pertemuan/7e82b-makalah-ilmu-kalam-kel.-1.pdf
24
Murtadha Muthahhari, "Mengenal Ilmu Kalam", 2002, Pustaka Zahra, hal 10
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tauhid merupakan ilmu yang berperan penting bagi umat Islam
dikarenakan ulasan ilmu tauhid menyangkut dengan aqidah Islam. Seperti
diketahui aqidah ialah merupakan suatu pondasi keyakinan beragama bagi
seorang muslim dalam memelihara aqidah seorang Muslim itu sendiri dari
kesesatan dan keraguan. Hubungan antara aqidah dan akhlak adalah dua
hal yang sama sekali tidak dapat dipisahkan. Aqidah mendasari akhlak,
sedangkan akhlak yang baik terlahir didasarkan pada aqidah yang benar
pula. Pembinaan aqidah dalam Islam tentunya tidak terlepas dari kata
tauhid. . Konsep ini terbagi menjadi beberapa jenis, termasuk tauhid
rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Sementara itu,
ilmu kalam adalah cabang ilmu teologi dalam Islam yang membahas
B. Saran
Dalam menyusun makalah tentang konsep tauhid dan ilmu kalam, terdapat
beberapa saran yang dapat diberikan. Pertama, menjelaskan konsep tauhid
secara jelas dan terperinci, termasuk jenis-jenisnya seperti tauhid
rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Kedua,
menjelaskan pentingnya konsep tauhid dalam agama Islam dan bagaimana
konsep ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari umat Muslim.
11
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Muhammad Hasbi, “ILMU TAUHID Konsep Ketuhanan Dalam Teologi
Islam”, 2016, TrustMedia Publishing.
Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad EQ, MA., “Teologi Untuk Pendidikan Islam”,
2015, Penerbit K-Media Yogyakarta
Drs. H. Thoyib Sah Saputra, M.Pd. Drs. H. Wahyudin, M.Pd.,” Akidah Akhlak
Madrasah Aliyah Kelas X”, PT. Karya Toha Putra, Semarang
Mulyono dan Bashori, ”Studi Ilmu Tauhid atau Kalam”, (Malang, UIN-MALIKI,
2010,
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, The Holy Qur’an Al-,
Fatih,2009 PT. Insan Media Pustaka, Jakarta.
PROF. DR. SUKIMAN, M.SI., “Tauhid Ilmu Kalam Dari Aspek Aqidah Menuju
Pemikiran Teologi Islam”,2021, PERDANA PUBLISHIN.
12