Makalah DPR
Makalah DPR
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam pasal 1 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Negara
indonesia adalah kesatuan yang berbentuk republik” dimana didalam negara
unitaris (kesatuan) tidak ada satupun negara lain didalam negara, yang berarti
tidak ada kedaulatan lain dalam wilayah negara indonesia selain daripada
kedaulatan NKRI itu sendiri. Indonesia merupakan “union state” yang
warganya cenderung bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan
ataupun golongan yang menjamin seluruh warga negaranya sama dihadapan
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, dengan tidak memendang suku,
kultur, ras, agama, ataupun mendiskriminasikan masyarakat dalam wilayah
tertentu, hal ini tercermin dalam semboyan “bineka tunggal ika”(berbeda-beda
tetapi tetap satu jua). Dalam bingkai negara unitaris juga diakui corak
kemajemukan bangsa, sebagai sesuatu yang tetap dipertahankan tanpa
menimbulkan “sparatis” atau keretakan bagi persatuan dan kesatuan negara
indonesia, kemudian untuk mewujudkan hal itu sangat dibutuhkan suatu
instrumen demokrasi yaitu lembaga perwakilan salah satunya ialah DPR
(dewan perwakilan rakyat), sebagai perwujudan kehendak rakyat dalam
menentukan kebijakan-kebijakan negara melalui peraturan perundang-
undangan. DPR merupakan perwakilan politik (political representation) yang
anggotanya dipilih melalui pemilu, DPR adalah organ pemerintahan yang
bersifat sekunder sedangkan rakyat bersifat primer, sehingga melalui DPR
kedaulatan rakyat bisa tercapai sebagaimana dalam pasal 1 ayat 2 UUD NRI
1945 “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah terbentuknya DPR RI secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
periode:
1. Volksraad
Ketika masa 1910-1920, di Hindia-Belanda sedang mabok organisasi.
Beragam organisasi muncul, Organisasi kedaerahan, nasionalis, sosialis,
agamis, dan masih banyak lagi. Seperti yang kita tahu, bahwa sekitar 1910-
1920, keadaan Eropa sedang panas. Puncaknya ketika 1914-1918, dimana
muncul perang besar antar negara di Eropa, termasuk Belanda. Akibat
Perang Dunia I, arus barang dari Nusantara ke Eropa agak terhambat.
Dengan begitu, perekonomian Hindia Belanda menjadi lesu.
Kesimpulannya, Perang Dunia I merugikan perekonomian Hindia-Belanda.
Nah, saat-saat seperti ini yang coba dimanfaatkan oleh kaum nasionalis. Di
saat Hindia-Belanda sedang terpuruk, Organisasi-organiasi nasional mulai
melobi agar mereka diikut sertakan dalam pengambilan keputusan. Usulan
ini diterima.
Pada tahun 1916, Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum
membentuk Volksraad. Pada awalnya, Volksraad tidak diberi hak legislatif
oleh Belanda. Volksraad hanya bertugas memberi nasihat pada pemerintah.
Selanjutnya tahun 1918, Anggota Volksraad dilantik oleh Gubernur
Jenderal Van Limburg Stirum. Volksraad baru 'benar-benar' bekerja setelah
dilantik. Pada awal berdirinya, Volksraad memiliki 38 anggota, 15 di
antaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah
orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India.
Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi.
Voolksraad hanya bertugas sebagai penasehat pemerintah. Namun,
ketika tahun 1927, akhirnya Voolksraad memiliki kewenangan ko-legislatif
bersama Gubernur-Jendral yang ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-
3
Jendral memiliki hak veto, kewenangan Voolksraad sangat terbatas. Selain
itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui pemilihan tidak
langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari
2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa
lainnya.
Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam
undang-undang, dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh
pemerintahan Hindia Belanda.
4
Peralihan, tanggal 29 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat atau KNIP beranggotakan 137 orang. Komite Nasional Pusat ini
diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia, dan tanggal
pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari
jadi DPR-RI.
Dalam sidang KNIP yang pertama, disusunlah pimpinan dalam
lembaga tersebut sebagai berikut, Mr. Kasman Singodimedjo sebagai ketua,
Mr. Sutardjo Kartohadikusumo sebagai wakil ketua I, Mr. J. Latuharhary
sebagai wakil ketua II, dan Adam Malik sebagai wakil ketua III.
KNIP lalu berganti nama menjadi CPR dan Senat Republik Indonesia
pada tahun 1950. Pada tahun – tahun berikutnya terjadi perubahan yang
signifikan dalam fungsinya.
5
pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan
terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang. DPR sebagai
lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut. Hak
Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Hak Angket. Hak angket adalah
hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu
pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang
luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi
yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
C. Fungsi DPR
Sebagai suatu lembaga tinggi negara DPR memiliki fungsi. Fungsi DPR antara
lain :
1. Fungsi legislasi.
Yang dimaksud dengan fungsi legeslasi adalah DPR sebagai lembaga tinggi
negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan
membentuk undang – undang.
2. Fungsi anggaran
Yang dimaksud dengan fungsi anggaran adalah DPR sebagai lembaga tinggi
negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan untuk
membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan
terhadapan rancangan undang – undang tentang APBN yang diajukan oleh
presiden.
3. Fungsi pengawasan.
Yang dimaksud dengan fungsi pengawasan adalah DPR sebagai lembaga
tinggi negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan
pengawasan atas pelaksanaan undang – undang dan APBN. Fungsi – fungsi
6
ini dilaksanakan sebagai kerangka representasi rakyat terhadap pemerintah.
(UUD 1945 pasal 20A ayat (1) dan UU.No. 27 tahun 2009 pasal 69 ayat (1-
2) dan pasal 70 ayat (1-3))
7
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)
8
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan
hak interpelasi dan hak angket atau terhadap dugaan bahwa presiden
dan atau wakil presiden melakukan pelanggaran hukum berupa
penghianatan terhadap negara, penyuapan, tindak pidana berat lainnya
atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden atau wakil presiden.
9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
DPR terdiri dari anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
berdasarkan hasil pemilihan umum, yang berjumlah lima ratus lima puluh
orang yang diresmikan dengan keputusan presiden dengan masa jabatan 5
tahun dan berakhir bersama-sama pada saat anggota DPR yang baru,
mengucapkan sumpah yang dipanduh oleh ketua mahkamah agung dalam
sidang paripurna DPR. Adapun pimpinan DPR terdiri atas seorang ketua dan 3
orang wakil ketua yang memiliki tugas memimpin sidang-sidang, serta
menyusu rencana kerja dan menjadi juru bicara DPR. Adapun fungsi DPR
antara lain funsi legislasi, yaitu membentuk UU, selain itu juga memiliki fungsi
anggaran yaitu mengontrol APBN dan memiliki fungsi penguasan atas
jalannya UU. Dari fungsi itu maka DPR memiliki hak mengajukan rancangan
UU, mengajukan usul dan pendapat, memiliki hak imunitas, disamping itu
DPR mmiliki kewajiban mengamalkan pancasila, melaksanakan UU NRI dan
kehidupan demokrasi serta memelihara kerukunan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-tugas-dan-
fungsi-dpr.html
http://www.gu-buk.net/2016/07/sejarah-dpr-dewan-perwakilan-rakyat-
ri.html?m=1
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
11