Anda di halaman 1dari 14

Hasil Laporan Pembahasan Lembaga DPR

Makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PPKN

SMP NEGERI 1 PAMANUKAN

Guru Mata Pelajaran PPKN


Ibu ETI KURNATI, S.Pd

Makalah ini dibuat oleh :


1. Diyanti
2. Thalita Joelia Habibah
3. Tiara Sarta Mulia
4. Masykur Firdaus Arifin

i
Kata Pengantar

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


Atas karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah bertema Pancasila. Tidak lupa shawalat serta salam
tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita
nantikan kelak.
Makalah berjudul “Hasil Laporan Pembahasan Lembaga DPR” merupakan
sedikit contoh hasil laporan pembahasan lembaga DPR. Isi makalah ini membahas
tentang hasil diskusi tentang lembaga DPR dan identifikasi pertanyaan yang ingin
diketahui tentang lembaga DPR.
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menambah wawasan tentang
lembaga DPR.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Pamanukan, 30 Oktober 2020


Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi................................................................................................................. iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Sejarah Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia .......... 3
B. Kedudukan DPR dalam Negara Republik Indonesia ....................................... 5
C. Fungsi DPR ...................................................................................................... 6
D. Tugas dan Kewenangan DPR .......................................................................... 7
E. Tugas dan Kewenangan DPR .......................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam pasal 1 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Negara
indonesia adalah kesatuan yang berbentuk republik” dimana didalam negara
unitaris (kesatuan) tidak ada satupun negara lain didalam negara, yang berarti
tidak ada kedaulatan lain dalam wilayah negara indonesia selain daripada
kedaulatan NKRI itu sendiri. Indonesia merupakan “union state” yang
warganya cenderung bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan
ataupun golongan yang menjamin seluruh warga negaranya sama dihadapan
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, dengan tidak memendang suku,
kultur, ras, agama, ataupun mendiskriminasikan masyarakat dalam wilayah
tertentu, hal ini tercermin dalam semboyan “bineka tunggal ika”(berbeda-beda
tetapi tetap satu jua). Dalam bingkai negara unitaris juga diakui corak
kemajemukan bangsa, sebagai sesuatu yang tetap dipertahankan tanpa
menimbulkan “sparatis” atau keretakan bagi persatuan dan kesatuan negara
indonesia, kemudian untuk mewujudkan hal itu sangat dibutuhkan suatu
instrumen demokrasi yaitu lembaga perwakilan salah satunya ialah DPR
(dewan perwakilan rakyat), sebagai perwujudan kehendak rakyat dalam
menentukan kebijakan-kebijakan negara melalui peraturan perundang-
undangan. DPR merupakan perwakilan politik (political representation) yang
anggotanya dipilih melalui pemilu, DPR adalah organ pemerintahan yang
bersifat sekunder sedangkan rakyat bersifat primer, sehingga melalui DPR
kedaulatan rakyat bisa tercapai sebagaimana dalam pasal 1 ayat 2 UUD NRI
1945 “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan DPR dalam negara kesatuan RI?


2. Apa fungsi dari DPR itu sendiri?
3. Apa saja wewenang dari DPR itu sendiri?

1
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
2. Untuk mengetahui alasan dibentuknya DPR
3. Untuk mengetahui kewenangan DPR

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Sejarah terbentuknya DPR RI secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
periode:

1. Volksraad
Ketika masa 1910-1920, di Hindia-Belanda sedang mabok organisasi.
Beragam organisasi muncul, Organisasi kedaerahan, nasionalis, sosialis,
agamis, dan masih banyak lagi. Seperti yang kita tahu, bahwa sekitar 1910-
1920, keadaan Eropa sedang panas. Puncaknya ketika 1914-1918, dimana
muncul perang besar antar negara di Eropa, termasuk Belanda. Akibat
Perang Dunia I, arus barang dari Nusantara ke Eropa agak terhambat.
Dengan begitu, perekonomian Hindia Belanda menjadi lesu.
Kesimpulannya, Perang Dunia I merugikan perekonomian Hindia-Belanda.
Nah, saat-saat seperti ini yang coba dimanfaatkan oleh kaum nasionalis. Di
saat Hindia-Belanda sedang terpuruk, Organisasi-organiasi nasional mulai
melobi agar mereka diikut sertakan dalam pengambilan keputusan. Usulan
ini diterima.
Pada tahun 1916, Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum
membentuk Volksraad. Pada awalnya, Volksraad tidak diberi hak legislatif
oleh Belanda. Volksraad hanya bertugas memberi nasihat pada pemerintah.
Selanjutnya tahun 1918, Anggota Volksraad dilantik oleh Gubernur
Jenderal Van Limburg Stirum. Volksraad baru 'benar-benar' bekerja setelah
dilantik. Pada awal berdirinya, Volksraad memiliki 38 anggota, 15 di
antaranya adalah orang pribumi. Anggota lainnya adalah
orang Belanda (Eropa) dan orang timur asing: Tionghoa, Arab dan India.
Pada akhir tahun 1920-an mayoritas anggotanya adalah kaum pribumi.
Voolksraad hanya bertugas sebagai penasehat pemerintah. Namun,
ketika tahun 1927, akhirnya Voolksraad memiliki kewenangan ko-legislatif
bersama Gubernur-Jendral yang ditunjuk oleh Belanda. Karena Gubernur-

3
Jendral memiliki hak veto, kewenangan Voolksraad sangat terbatas. Selain
itu, mekanisme keanggotaan Volksraad dipilih melalui pemilihan tidak
langsung. Pada tahun 1939, hanya 2.000 orang memiliki hak pilih. Dari
2.000 orang ini, sebagian besar adalah orang Belanda dan orang Eropa
lainnya.
Selama periode 1927-1941, Volksraad hanya pernah membuat enam
undang-undang, dan dari jumlah ini, hanya tiga yang diterima oleh
pemerintahan Hindia Belanda.

2. Masa Perjuangan Kemerdekaan


Tanggal 11 Januari 1942 Tentara Jepang pertama kali menginjak bumi
Indonesia yaitu mendarat di Tarakan (kalimantan Timur). Hindia Belanda
tidak mampu melawan dan menyerah kepada Jepang pada tanggal 8 Maret
1942, dengan demikian Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350
tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang
mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi.
Kedatangan Jepang awalnya disambut gembira oleh rakyat Indonesia.
Karena cita-cita Indonesia untuk lepas dari penjajahan Belanda telah
berhasil diwujudkan. Digadang-gadang akan membawa perubahan, Jepang
malah bersikap menjajah sama seperti Belanda, bahkan lebih kejam di
beberapa daerah.
Pada tahun 1943, Jepang membentuk Chuo Sang In (Badan
Pertimbangan Pusat). Fungsi Chuo Sang In mirip seperti Volksraad pada
masa awal. Yakni hanya memberi pendapat serta menjawab pertanyaan
seputar Indonesia dari Pemerintah Militer Jepang. Hanya itu saja, tidak ada
hak legislatif apapun pada tubuh Chuo Sang In. Untuk ketua Chuo Sang In,
Jepang mempercayakan kepada Ir. Soerkano, karena dia dianggap sebagai
tokoh sentral dalam perpolitikan Indonesia.

3. Dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)


Maka, dibentuklah sebuah lembaga legislatif yang bernama KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat). Sesuai dengan ketentuan dalam Aturan

4
Peralihan, tanggal 29 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat atau KNIP beranggotakan 137 orang. Komite Nasional Pusat ini
diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia, dan tanggal
pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari
jadi DPR-RI.
Dalam sidang KNIP yang pertama, disusunlah pimpinan dalam
lembaga tersebut sebagai berikut, Mr. Kasman Singodimedjo sebagai ketua,
Mr. Sutardjo Kartohadikusumo sebagai wakil ketua I, Mr. J. Latuharhary
sebagai wakil ketua II, dan Adam Malik sebagai wakil ketua III.
KNIP lalu berganti nama menjadi CPR dan Senat Republik Indonesia
pada tahun 1950. Pada tahun – tahun berikutnya terjadi perubahan yang
signifikan dalam fungsinya.

B. Kedudukan DPR dalam Negara Republik Indonesia


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta
pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat
pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan
yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Berdasarkan
UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut: jumlah anggota
DPR sebanyak 560 orang; jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya
35 orang dan sebanyak-banyak 100 orang; jumlah anggota DPRD
kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-banyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR
berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun
dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Sebelum memangku jabatannya, anggota DPR mengucapkan sumpah/ janji
secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam
sidang paripurna DPR. Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini:
Fungsi Legislasi. Fungsi legislasi artinya DPR berfungsi sebagai lembaga
pembuat undang-undang. Fungsi Anggaran. Fungsi anggaran artinya DPR
berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Fungsi Pengawasan. Fungsi

5
pengawasan artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan
terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang. DPR sebagai
lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut. Hak
Interpelasi. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Hak Angket. Hak angket adalah
hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu
pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Hak Menyatakan Pendapat. Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk
menyatakan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang
luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi
penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi
yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

C. Fungsi DPR
Sebagai suatu lembaga tinggi negara DPR memiliki fungsi. Fungsi DPR antara
lain :
1. Fungsi legislasi.
Yang dimaksud dengan fungsi legeslasi adalah DPR sebagai lembaga tinggi
negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan
membentuk undang – undang.
2. Fungsi anggaran
Yang dimaksud dengan fungsi anggaran adalah DPR sebagai lembaga tinggi
negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan untuk
membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan
terhadapan rancangan undang – undang tentang APBN yang diajukan oleh
presiden.
3. Fungsi pengawasan.
Yang dimaksud dengan fungsi pengawasan adalah DPR sebagai lembaga
tinggi negara memiliki fungsi sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan
pengawasan atas pelaksanaan undang – undang dan APBN. Fungsi – fungsi

6
ini dilaksanakan sebagai kerangka representasi rakyat terhadap pemerintah.
(UUD 1945 pasal 20A ayat (1) dan UU.No. 27 tahun 2009 pasal 69 ayat (1-
2) dan pasal 70 ayat (1-3))

D. Tugas dan Kewenangan DPR


 Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
1. Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
2. Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
3. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah;
hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
4. Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
5. Menetapkan UU bersama dengan Presiden
6. Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU
(yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU.

 Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:


1. Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan
Presiden.
2. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU
terkait pajak, pendidikan dan agama.
3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK.
4. Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara
maupun terhadap perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat
yang terkait dengan beban keuangan Negara

 Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:


1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan
pemerintah
2. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan
oleh DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah,

7
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

 Tugas dan Kewenangan DPR lainnya, antara lain:


1. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi
rakyat
2. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang
ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan
memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
3. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian
amnesti dan abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima
penempatan duta besar lain
4. Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
5. Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim
agung yang akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
6. Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke
Presiden

E. Tugas dan Kewenangan DPR


1. DPR mempunyai hak :
a) Interpelasi : Yang dimaksud hak interpelasi adalah hak DPR untuk
meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan
pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
b) Angket: Yang dimaksud dengan hak angket adalah hak DPR untuk
melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintahan yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang di duga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
c) Menyatakan pendapat: Yang dimaksud dengan hak menyatakan
pendapat adalah hak DPR sebagai lembaga untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di tanah air atau situasi dunia internasional disertai dengan

8
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan
hak interpelasi dan hak angket atau terhadap dugaan bahwa presiden
dan atau wakil presiden melakukan pelanggaran hukum berupa
penghianatan terhadap negara, penyuapan, tindak pidana berat lainnya
atau perbuatan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai
presiden atau wakil presiden.

2. Anggota DPR mempunyai hak :


a) Mengajukan rancangan UU
b) Mengajukan pertanyaan
c) Menyampaikan usul dan pendapat
d) Hak imunitas atau hak kekebalan hukum anggota DPR adalah hak
untuk tdak dapat dituntut di muka pengadilan karena pernyataan dan
pendapat yang disampaikan dalam rapat-rapat DPR dengan pemerintah
dan rapat-rapat DPR lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

3. Anggota DPR mempunyai kewajiban :


a) Mengamalkan pancasila
b) Melaksanakan UUD 1945 dan mentaati peraturan perundang-undangan
c) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan
d) Memperhatikan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

9
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
DPR terdiri dari anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
berdasarkan hasil pemilihan umum, yang berjumlah lima ratus lima puluh
orang yang diresmikan dengan keputusan presiden dengan masa jabatan 5
tahun dan berakhir bersama-sama pada saat anggota DPR yang baru,
mengucapkan sumpah yang dipanduh oleh ketua mahkamah agung dalam
sidang paripurna DPR. Adapun pimpinan DPR terdiri atas seorang ketua dan 3
orang wakil ketua yang memiliki tugas memimpin sidang-sidang, serta
menyusu rencana kerja dan menjadi juru bicara DPR. Adapun fungsi DPR
antara lain funsi legislasi, yaitu membentuk UU, selain itu juga memiliki fungsi
anggaran yaitu mengontrol APBN dan memiliki fungsi penguasan atas
jalannya UU. Dari fungsi itu maka DPR memiliki hak mengajukan rancangan
UU, mengajukan usul dan pendapat, memiliki hak imunitas, disamping itu
DPR mmiliki kewajiban mengamalkan pancasila, melaksanakan UU NRI dan
kehidupan demokrasi serta memelihara kerukunan nasional dan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-tugas-dan-
fungsi-dpr.html

http://www.gu-buk.net/2016/07/sejarah-dpr-dewan-perwakilan-rakyat-
ri.html?m=1

http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang

11

Anda mungkin juga menyukai