Oleh:
Murad Fadirah
618110138
FAKULTAS HUKUM
MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Oleh:
Murad Fadirah
618110138
Menyetujui,
Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Fitriani Amalia, S.H.,M.H :..........................................
Anggota I,
Dr. Siti Hasanah, S.H.,M.H : ..........................................
Anggota II,
Ady Supryadi, S.H.,M.H : ..........................................
Mengetahui,
Fakultas Hukum
Dekan,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (1) yakni, “Negara Indonesia
rakyat dan dikepalai oleh seorang Presiden. Kedaulatan yang dimaksud ialah
pemerintah pusat.
peraraturan perundang-undangan.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga telah memberi banyak dampak
masing. Ketentuan ini telah diatur melalui amandemen kedua UUD 1945 Pasal
18, Pasal 18A dan Pasal 18B.3 Perubahan undang-undang tersebut juga
Tahun 1945 yang digelar pada tahun 2001 dalam sidang tahunan Majelis
2
Ibid
3
Lihat, Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B UUD NRI 1945
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagaimana tertuang dalam Pasal 22C dan
Pasal 22C: 1). “Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilihan umum.”
2.) Anggota Dewan Perwkilan Daerah dari setiap provinsi
jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan
Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
3.) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali
dalam setahun.
4.) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah
diatur dengan undang-undang.
Pasal 22D: “Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.”
itu kehadiran DPD sebagai bagian yang mewakili daerah secara teritorial
tataran nasional.
4
Andryan, “Dinamika Ketatanegaraan Rezim Reformasi”, Pustaka Prima, Medan, 2017, hlm
95.
5
Miki Pirmansyah, “Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah Dalam Sistem Bikameral Di
Indonesia”, Jurnal Cita Hukum, Volume II No.1. Juni 2014, hlm 177-178.
Sebagai implementasi dari Pasal 22D UUD NRI Tahun 1945,
kedudukan dan kewenangan DPD diatur lebih lanjut dalam ketentuan Undang-
kedudukan dan kewenangan yang sangat terbatas. Karena peran DPD dalam
pemberian kekuasaan dan kewenangan yang kuat. Jika ditelaah Pasal 22D
Rakyat (DPR) dengan batas-batas tertentu. Terlihat jelas bahwa DPD sama
6
Pasal 4 ayat (1), Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2019 tentang Tata Tertib.
7
Salmon E.M. Nirahua, ”Kedudukan dan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal Hukum, No.4 Vol. 18 Oktober 2011, hlm 588.
P3). Itupun kewenangannya dalam memberikan pertimbangan dipembicaraan
DPD hanya dapat memberikan usul jika RUU yang dibahas dalam DIM
maka rapat akan tetap dilaksanakan.8 Dan yang lebih menunjukan kelemahan
dalam hal fungsi legislasi adalah DPD tidak mempunyai kewenangan untuk
memiliki kedudukan yang setara dan sederajat sebagai state main organ
terlibat pada proses penting yang menentukan hajat hidup orang banyak,
khususnya di daerah.
8
Lihat Pasal 68 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (UU P3)
9
Adrian Fiski Oday, “Tinjauan Yuridis Kedudukan dan Kewenangan Dewan Perwakilan
Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Lex Administratum, Vol. I. No. 2
April-Juni 2013.
10
Hezron Sabar Rotua Tinambunan dan Dicky Eko Prasetio, “Rekonstruksi Konstitusi dalam
Regional Representative Dewan Perwakilan Daerah terhadap Fungsi Legislatif”, Masalah-
Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, hlm 266-274.
11
Ibid.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk
Indonesia.”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Indonesia
sistem ketatanegaraan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian penulisan hukum ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Teoritis
c. Manfaat Praktis
Dewan Perwakilan Daerah dari beberapa aspek, yakni fungsi legislasi, fungsi
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kewenangan
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapainya
kekuasaan, tetapi dalam scope Hukum Tata Negara kebanyakan ahli Hukum
tidak berbuat. Sementara dalam hukum, wewenang, sekaligus berarti hak dan
12
Lukman Hakim, “Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan”, Jurnal
Konstitusi, Vol. IV, No.1, Juni 2011, hlm 117.
pengertian kekuasaan untuk mengatur dan mengelola sendiri. Sedangkan
secara keseluruhan.13
2. Sumber Kewenangan
badan atau jabatan tata usaha negara yang telah memperoleh wewenang
13
Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara”, Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 102.
14
Ibid, hlm 104.
pemerintah secara atributif kepada badan atau jabatan tata usaha negara
lainnya.
dengan daerah itu bukanlah pemerintah daerah, tetapi rakyat pemilih dari
daerah provinsi yang bersangkutan. Artinya, DPD dan DPR pada dasarnya
DPR dipilih melalui peranan partai politik, sementara anggota DPD dipilih
struktur parlemen Indonesia menjadi dua kamar (bicameral) yang terdiri dari
DPR dan DPD. Dengan struktur bicameral itu diharapkan proses legislasi
Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu Pasal 22C dan Pasal 22D.
15
Jimly Asshiddiqie, “Pokok-pokok Hukum Tata Negara”, Buana Ilmu Populer, Jakarta
2007, hlm 189.
16
Ibid.
Sebagai lembaga perwakilan baru ditingkat pusat, terdapat beberapa alasan
1945 Pasal 22 dan secara khusus termuat dalam Pasal 22D. Ketentuan lebih
17
Hernadi Affandi, “Problematika Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam
Hegemoni Dewan Perwakilan Rakyat”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 No.1 Tahun
2014, hlm 138.
18
Ibid
Selain itu, mengenai susunan dan kedudukan DPD RI tercantum dalam
anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD, serta Peraturan Dewan Perwakilan
lembaga tinggi Negara nampak seolah-olah subordinat dari DPR RI. Bahkan
dalam ketentuan UUD 1945 dewasa ini tidak terlihat jelas bahwa DPD
kepada DPR.19 Karena itu, kedudukan DPD hanya bersifat penunjang atau
auxiliary terhadap terhadap fungsi DPR, sehingga DPD paling jauh hanya
Oleh karenanya, dalam kasus yang terjadi pada lembaga DPD RI ini dapat
perubahan ketiga UUD 1945 pada Pasal 22, karena pada akhirnya pengaturan
mengenai kelembagaan DPD RI tidak jelas terutama pengaturan terhadap hak
kekuasaan dalam negara sebaiknya tidak diserahkan hanya kepada satu orang
berkaitan erat dengan ide pemisahan kekuasaan. Pada umumnya konsep awal
“kekuasaan untuk menetapkan aturan hukum tidak boleh dipegang sendiri oleh
atas kondisi-kondisi yang sangat buruk pada saat kekuasaan absolut raja
negara besar di Eropa, yakni Prancis dan Inggris, yang merupakan tanah air
kekuasaan.23
tersebut haruslah terpisah baik mengenai tugas, fungsi maupun organ yang
hanya dapat dijamin jika ketiga fungsi tersebut tidak dipegang oleh satu orang
penguasa.
pembagian kekuasaan menurut tingkatannya dan dalam hal ini yang dimaksud
legislatif, eksekutif dan yudikatif yang lebih dikenal sebagai trias politica.
dijelaskan dalam Pasal 18 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa
daerah provinsi itu dibagi atas kebupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten, dan kota itu mempunyai daerah, yang diatur dengan undang-
negara. Dan moral kekuasaan tidak boleh hanya diserahkan pada niat tetapi
juga mesti diatur dan dibatasi dengan melalui konstitusi negara. Dengan
terjamin sebaik-baiknya.
26
https://edukasi.okezone.com, “Bagaimana Mekanisme Pembagian Kekuasaan yang
Dilaksanakan di Indonesia”, diakses pada 9 Juni 2022 pukul 21.49 Wita.
demokrasi langsung. Menurut C.F. Strong, demokrasi merupakan sistem
kekuasaan yang terbagi dan dilaksanakan oleh lembaga yang terpisah satu
konsep negara demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang
asas dan nilai yang telah diwariskan, yaitu gagasan mengenai demokrasi dari
27
https://www.gramedia.com, “Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan, Macam, dan
Prinsip”, diakses pada 3 April 2022, pukul 14.19.
28
Ibid
29
Ellya Rosana, “Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal TAPIs. Vol.12. No.1
Januari-Juni 2016, hlm 45.
30
Gunawan Sumodiningrat dan Ary Ginanjar Agustian, “Mencintai Bangsa dan Negara
Pegangan Dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia”, PT. Sarana Komunikasi Utama,
Bogor 2008, hlm 44.
kebudayaan Yunani Kuno dan gagasan mengena kebebasan beragama yang
diselenggarakan secara efektif karena pada masa itu kondisi yang sederhana,
wilayah yang terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya), serta
tahun 1949 disimpulkan bahwa, “mungkin untuk pertama kali dalam sejarah
demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua
(equality before the law). Dengan demikian, demokrasi menjadi sistem yang
banyak dianut oleh negara-negara di dunia karena dianggap sebagai salah satu
31
Miriam Budiardjo, Op. Ci, hlm 54.
32
Ibid, hlm 50.
Kemudian dalam praktiknya penyelenggaraan sistem demokrasi dapat
3. Sistem Pemerintahan
Sementara pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan
33
Sulardi, ”Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”, Setara Press, Malang 2012,
hlm 30.
kepentingan negara sendiri.34 Menurut Bagir Manan, pemerintahan dimaknai
sistem pemerintahan menjadi hal yang mendasar dalam sebuah negara dan
negara berjalan.
secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan rencana atau pola tertentu
34
Rahman Mulyawan, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, Unpad Press, Cet.I, Bandung,
April 2015, hlm 59.
35
Mexsasai Indra, Op. Cit, hlm 121.
36
Bintan R. Saragih, “Sistem Pemerintahan dan Lembaga Perwakilan di Indonesia”, Perintis
Pres, Cet.I. Jakarta 1985, hlm 77.
37
Jimly Asshiddiqie, “Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia”, Buana Ilmu Populer,
Jakarta 2007, hlm 311.
Dari berbagai literatur hukum tata negara dan ilmu politik, berkaitan
dengan sistem pemerintahan yang secara garis besar terdapat beberapa varian
a. Sistem Presidensiil
dibatasi oleh konstitusi, dan pengisian jabatan presiden itu biasa dilakukan
melalui prosedur pemilihan. Namun dalam praktik, banyak juga Negara yang
berkuasa mutlak dan sulit untuk diganti.41 Agar terhindar dari kekuasaan
panjang. Berawal dari lahirnya negara baru Amerika Serikat yang menjadi
38
Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal Konstitusi, Volume 10,
No.2 Juni 2013, hlm 341.
39
Jimly Asshiddiqie, Op. Cit, hlm 311.
40
Ibid
41
Ibid
buah dari perjuangan rakyat koloni Inggris di benua Amerika untuk lepas dari
sendiri. Kehendak untuk memisahkan diri dari negara induk tersebut memicu
eksekutif yang dipegang oleh suatu lembaga atau badan tertentu tidak
42
Www.hukumonline.com, “Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer”,
diakses pada Selasa 10 Mei 2022 Pukul 01.17 Wita.
dikatakan sebagai subsistem pemerintahan republik, karena memang hanya
dapat dijalankan dalam negara yang berbentuk republik.43 Ada beberapa prinsip
Saldi Isra,45 dalam bukunya pernah menulis terkait pendapat dari Paul
b. Sistem Parlementer
43
Cora Elly Novianti, Op. Cit, hlm 342.
44
Mexsasai, Op. Cit, hlm 128.
45
Yuliandri dan Ari Wirya Dinata, “Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam
Sistem Presidensial Di Indonesia”, Jurnal Majelis, Edisi 01, Januari 2019, hlm 41.
Sistem pemerintahan parlementer merupakan sistem yang memiliki
sementara kepala negara diduduki oleh raja, ratu, kaisar atau presiden.
yang tidak dapat diganggu gugat. Namun, pada sistem parlementer baik
46
Tundjung Herning Sitabuana, “Hukum Tata Negara Indonesia”, Konpress Cet.I, Jakarta,
Maret 2020, hlm 98.
melalui kepala negara apabila dianggap tidak lagi mencerminkan aspirasi
rakyat.47
seorang perdana menteri atau kanselir yang dibantu oleh kabinet yang dapat
parlemen.49
parlementer. Sistem ini berupaya mencari titik temu antara sistem parlementer
dan sistem presidensiil. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi negara
Apabila dilihat dari kedua sistem diatas, sistem pemerintahan campuran bukan
merupakan sistem yang sebenarnya. Dalam sistem ini dikenal bentuk quasi
51
Titik Tri Wulan Tutik, “Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen”,
Kencana, Jakarta 2010, hlm 153.
sentralisasi dan desentralisasi, seperti yang dipraktekan di Negara Prancis.
dikenal oleh para sarjana dengan sebutan hybrid system. Disebut semi
kepala negara dan kepala pemerintahan dibantu oleh seorang Perdana Menteri.
Hal ini tentu berbeda dengan sistem perintahan presidensial secara murni yang
berangkat dari orientasi politik yang selalu saja ditemukan adanya kelemahan-
52
Elva Imeldatur Rohmah, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia, Iran, dan
Prancis”, Jurnal Ummul Qura, Vol.XIII, No.1, Maret 2019, hlm 128.
53
Www.nasional.kompas.com, “Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Campuran”, diakses pada
Senin 16 Mei 2022, pada pukul 01.00 wita
Dengan demikian, variasi dari sistem pemerintahan campuran ini
masyarakat.54
kesejarahan, politik, sosial dan budaya. Karena itu, secara historis maupun
praktis konsep negara hukum muncul dalam berbagai model seperti negara
hukum menurut Alquran dan Sunnah atau nomokrasi Islam, menurut konsep
rule of law, termasuk konsep sosialist Legaality dan konsep hukum negara
pancasila.56
54
Lihat artikel Suhardi Saming mengenai “Sistem Pemerintahan” yang dipublish dari
https://academia.edu, diakses pada Senin 16 Mei 2022, pada pukul 02.13 wita.
55
Sirajuddin dan Winardi, “Dasar-dasar Hukum Tata Negara Indonesia”, Setara Press,
Cet.I, Malang 2015, hlm 23.
56
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 1-2.
Menurut Hilaire Barnet, esensi negara hukum yaitu, pertama, negara
status dan kedudukan harus tanduk pada hukum, ketiga, terhadap warga
hukum.57
sehingga dalam konsep negara hukum, dari istilah maupun praktek terdapat
57
Bagir Manan, “Nilai Dasar Keindonesiaan dan Negara Hukum”, Dalam Bunga Rampai
Memperkuat Peradaban Hukum dan Ketatanegaraan Indonesia, Sekretariat Jenderal Komisi
Yudisial Republik Indonesia, Cetakan Pertama 2019.
58
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 3.
c) Pemerintah berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan
Dicey unsur-unsur konsep negara hukum rule of law Anglo Saxon adalah:59
berbagai negara, konsep negara hukum sangat dipengaruhi dan tidak dapat
yang benar dan adil, yaitu hukum yang bersumber dari aspirasi rakyat, untuk
Tiap-tiap bangsa pada saat mendirikan sebuah Negara, entah itu atas
filsafat hidup, Weltanscaung, ideologi, cita Negara, dasar Negara, cita hukum
fungsi, yaitu fungsi konstitutif dan fungsi regulatif (sebagai dasar menyusun
59
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 3-4.
konstitusi dan untuk mengatur tolak ukur peraturan perundang-undangan di
lembaga lain, kecuali oleh badan yang sama yaitu badan yang menetapkan
a) Supremasi hukum
b) Persamaan dalam hukum
c) Asas legalitas
d) Pembatasan kekuasaan
e) Organ-organ pemerintah yang independen
f) Peradilan yang bebas dan tidak memihak
g) Peradilan Tata Usaha Negara
h) Peradilan Tata Negara
i) Perlindungan Hak Asasi Manusia
j) Bersifat demokratis
k) Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara
a) Asas Legalitas
Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemerintah) harus
ditemukan dasarnya dalam undang-undang yang merupakan
peraturan umum. Undang-undang secara umum harus memberikan
jaminan (terhadap warga negara) dari tindakan (pemerintah) yang
sewenang-wenang, kolusi dan berbagai tindakan yang tidak dapat
dibenarkan. Pelaksanaan wewenang oleh organ pemerintahan harus
ditemukan dasarnya pada undang-undang tertulis (hukum positif).
b) Perlindungan hak-hak asasi
c) Pemerintah terikat pada hukum
d) Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan hukum.
60
Aloysius R. Entah, “Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila” dalam
Seminar Nasional Revitalisasi Ideologi Pancasila dalam Aras Global Perspektif Negara Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, November 2016, hlm 551.
61
Ibid
Hukum harus dapat ditegakkan ketika hukum itu dilanggar.
Pemerintah harus menjamin bahwa dalam kehidupan masyarakat
terdapat instrumen yuridis penegakan hukum. Pemerintah dapat
memaksa seseorang yang melanggar hukum melalui sistem
peradilan negara. Memaksakan hukum publik secara prinsip
merupakan tugas pemerintah.
e) Pengawasan hakim yang merdeka
Superioritas hukum tidak dapat ditampilkan sepanjang aturan-
aturan hukum hanya dilaksanakan organ pemerintahan. Oleh
karenanya, dalam setiap negara hukum diperlukan pengawasan
oleh hakim yang merdeka.
demokrasi karena terdapat korelasi yang memikat antara negara hukum yang
sistem demokrasi.
62
Muntoha, “Demokrasi dan Negara Hukum”, Jurnal Hukum No.3 Vol.16 Juli 2009, hlm
388-389.
rechten of plicten” (Tindakan hukum adalah tindakan yang dimaksudkan
sebagai berikut:64
institusi dikenal dua macam tindakan hukum, yaitu tindakan hukum publik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
63
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 122-123.
64
Muchsan, Beberapa Catatan Tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan
Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta 1981, hlm 18-19.
65
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 117.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris.
B. Pendekatan Penelitian
66
Muhaimin, ”Metode Penelitian Hukum”, Mataram University Press, Cetakan Pertama, Juni
2020, hlm 115.
67
Ibid, hlm 122.
subjek hukum yang akan diteliti dan fakta-fakta yang terjadi di
lapangan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diteliti.68
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian terkait.
BAB IV
Indonesia
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Perubahan tersebut tidak hanya
terjadi pada tataran norma, tetapi juga membawa dampak pada sistem
Republik Indonesia (MPR RI) ke-7 dan sidang tahunan MPR RI pada 9
Ketentuan mengenai DPD telah diatur dalam Pasal 22C dan Pasal
22D UUD 1945. Rumusan Pasal 22C ayat (1) menyebutkan bahwa
umum menjadi refleksi kritis terhadap utusan daerah dan utusan golongan
Baru hingga era Reformasi memandang bahwa terdapat dua alasan utama
menjadi dua kamar (bicameral) yang terdiri dari anggota DPR dan anggota
DPD. Sebagaiman ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 bahwa “Majelis
69
Lihat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
70
Ahmad Rosidi, “Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan
Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945”, Jurnal IUS, Vol. III Nomor 8, Agustus 2015, hlm 293.
Adam Bachtiar,71 secara teoritis urgensi pembentukan DPD adalah
Indonesia
(state mein organ) dan lembaga negara bantu (state auxiliary organ).
nasional.
DPR dan anggota DPD yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui
Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
ayat (1) UUD 1945 dan penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 22 Tahun
Indonesia memiliki posisi yang setara dan sederajat antara DPD dan DPR.
72
Lihat Rumusan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Dan rumusan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 Tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
Oleh karena itu, antara DPR dan DPD dalam sistem ketatanegaraan
Hal demikian dapat dilihat dari besarnya peran DPR dalam membuat suatu
terang dalam ketentuan UUD 1945 Pasal 20 ayat (1) bahwa: “Dewan
pusat dan daerah. Akan tetapi dalam rumusan ini tidak ada ketentuan yang
DPD telah atur dalam rumusan Pasal 247 yang menyebutkan bahwa “DPD
73
Lihat Pasal 247 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
74
Salmon E.M. Nirahua, Op. Cit, hlm 593
Untuk memahami kedudukan DPD sebagai lembaga perwakilan
yang bersifat bicameral atau tidak, maka dapat dilihat dari hubungan
MPR dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (2) dan
ayat (3) UUD 1945. Hubungan antara DPD dan MPR berdasarkan Pasal 2
dan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 37 nampak adanya
Pasal 22C dan 22D UUD dan Pasal 246, Pasal 247, Pasal 248 ayat (1) dan
Pasal 249 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2014, tidak menunjukan adanya
memiliki karakter keterwakilan yang lebih luas dari DPR. Hal ini dapat
dilihat dari dimensi keterwakilannya berdasarkan seluruh rakyat yang
Pasal 22D ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) amandemen ketiga UUD 1945,
pada rumusan Pasal 22D ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatas, tampak
DPD memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi legislasi, pertimbangan dan
75
Lihat Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Pasal 4
ayat (1), yang menyebutkan bahwa DPD mempunyai fungsi; legislasi, pengawasan dan anggaran.
ketentuan Pasal 249. Dalam rumusan Pasal 249 menegaskan bahwa DPD
dapat diilihat dari Penjelasan Pasal 41 huruf (a) yang menegaskan bahwa:78
76
Salmon E.M. Nirahua, Op. Cit, hlm 597
77
Ibid hlm 598
78
Ibid
“Yang dimaksud dengan legislasi tertentu dalam hal fungsi
pengajuan usul dan ikut membahas rancangan undang-undang
adalah menyangkut rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah. Sedangkan dalam hal fungsi pemberian
pertimbangan atas rancangan undang-undang adalah menyangkut
rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara, dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan dan agama.”
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah. Sementara ruang lingkup bidang tugas pada
agama.79 Semua bidang tugas DPD tersebut diajukan kepada DPR sebagai
sistem ketatanegaraan
Norma
Hasil penelitian
teori/pandangan ahli
Daerah
diseluruh Indonesia.
Titik Tri Wulan Tutik, 2010, “Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia
Pasca Amandemen”, Kencana, Jakarta.
2. Jurnal
Ellya Rosana, 2016, “Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal
TAPIs Vol.12. No.1 Januari-Juni.
3. Peraturan Perundang-Undangan
4. Internet