SKRIPSI
Murad Fadirah
NIM. 618110138
FAKULTAS HUKUM
MATARAM
2022
i
Oleh:
Murad Fadirah
NIM.618110138
Menyetujui,
Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua
Oleh:
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Fitriani Amalia, S.H.,M.H :..........................................
NIDN. 0826058302
Anggota I,
Dr. Siti Hasanah, S.H.,M.H : ..........................................
NIDN. 0830096701
Anggota II,
Ady Supryadi, S.H.,M.H : ..........................................
NIDN. 0803128501
Mengetahui,
Fakultas Hukum
Dekan,
tulis asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya tulis asli
atau jiplakan dari orang lain, maka Penulis menyatakan bersedia menerima
Murad Fadirah
NIM. 618110138
iv
KATA PENGANTAR
6. Kedua orang tua tersayang (Bapak Afrah, Ibu Dewi Sartika) yang telah
mendidik Penulis dengan penuh cinta dan penuh pengorbanan sejak dalam
kandungan hingga menyekolahkan, sehingga Penulis bisa berjuang sampai
pada penyelesaian Skripsi ini. Beserta adik semata wayang (Ayu Wandira).
7. Kanda Taufan Abadi, S.H.,M.H, Kanda Satria Madisa, S.H, Muamar Adfal,
S.H, Muhamad Arif, S.H, Muhammad Nor, S.H dan Erwinsyah, M.pd
selaku senior yang selalu memotivasi Penulis dalam menyusun Skripsi.
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Muhammad
Darwis Cabang Mataram, Himpunan Mahasiswa Donggo Mataram
(HMDM), Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) Cabang Mataram yang
membantu Penulis dalam doa sehingga bisa menuntaskan Skripsi ini.
9. Anandi Riski, Fauzi Maha Adiyatma, Ashabul Sahid, Haryanto terimaksih
karena membersamai Penulis hingga menyelesaikan Skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, arahan dan saran dalam
menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, Penulis mengucapkan banyak-
banyak terimakasih.
Mataram, 19 September
2022
Penyusun
vi
ABSTRAK
Murad Fadirah
618110138
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 1 ayat (1) yang menegaskan bahwa, “Negara Indonesia ialah Negara
negara.
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2
kekuasaan yang terbagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif guna
perundang-undangan.
terhadap daerah untuk lebih otonom dalam hal mengatur dan mengurus sendiri
diatur melalui Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B amandemen kedua UUD
amandemen ketiga UUD 1945 yang diselenggarakan pada tahun 2001 sidang
2
Ibid
3
Lihat, Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B UUD NRI 1945
3
(DPD RI) sebagaimana tertuang dalam Pasal 22C dan Pasal 22D UUD 1945
yang berbunyi:4
Pasal 22C: 1). “Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap
provinsi melalui pemilihan umum.”
2.) Anggota Dewan Perwkilan Daerah dari setiap provinsi
jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan
Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
3.) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali
dalam setahun.
4.) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah
diatur dengan undang-undang.
Pasal 22D: “Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.”
utusan daerah dan utusan golongan dinilai tidak demokratis dan juga
kehidupan negara modern yang demokratis.5 Oleh karena itu kehadiran DPD
4
Andryan, “Dinamika Ketatanegaraan Rezim Reformasi”, Pustaka Prima, Medan, 2017, hlm
95.
5
Miki Pirmansyah, “Eksistensi Dewan Perwakilan Daerah Dalam Sistem Bikameral Di
Indonesia”, Jurnal Cita Hukum, Volume II No.1. Juni 2014, hlm 177-178.
4
mempunyai tiga (3) fungsi utama yakni fungsi legislasi, pengawasan dan
pemberian kekuasaan dan kewenangan yang kuat. Jika ditelaah Pasal 22D
bahwa DPD sama sekali tidak memiliki wewenang pada tingkat pengambilan
keputusan terhadap RUU, karena secara tegas UUD 1945 hanya memberikan
6
Pasal 4 ayat (1), Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2022 tentang Tata Tertib.
7
Salmon E.M. Nirahua, ”Kedudukan dan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Jurnal Hukum, No.4 Vol. 18 Oktober 2011, hlm 588.
5
(DIM) berdasarkan Pasal 68 ayat (1) huruf b; dijelaskan bahwa DPD hanya
dapat memberikan usul jika RUU yang dibahas dalam DIM berkorelasi
rapat akan tetap dilaksanakan.8 Selain itu, yang lebih menunjukan kelemahan
ditinjau dari kedudukanya pada badan legislasi antara DPD dan DPR memiliki
kedudukan yang sederajat sebagai state main organ (lembaga utama negara).10
DPD memiliki fungsi yang sangat terbatas dalam hal membuat undang-undang
8
Lihat Pasal 68 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (UU P3)
9
Adrian Fiski Oday, “Tinjauan Yuridis Kedudukan dan Kewenangan Dewan Perwakilan
Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia”, Lex Administratum, Vol. I. No. 2
April-Juni 2013.
10
Hezron Sabar Rotua Tinambunan dan Dicky Eko Prasetio, “Rekonstruksi Konstitusi dalam
Regional Representative Dewan Perwakilan Daerah terhadap Fungsi Legislatif”, Masalah-
Masalah Hukum, Jilid 48 No.3, Juli 2019, hlm 266-274.
11
Ibid.
6
Indonesia.”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Indonesia
sistem ketatanegaraan.
2. Manfaat Penelitian
7
berikut:
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Teoritis
c. Manfaat Praktis
Daerah dari beberapa aspek, yakni fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
fungsi anggaran.
8
E. Orisinalitas Penelitian
pendekatan
peraturan
perundang-
undangan dan
pendekatan
konseptual terkait
kedudukan dan
kewenangan
konstitusional DPD
RI dalam sistem
ketatanegaraan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kewenangan
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapainya
tetapi dalam perspektif Hukum Tata Negara, para ahli Hukum Tata Negara
12
Lukman Hakim, “Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan”,
Jurnal Konstitusi, Vol. IV, No.1, Juni 2011, hlm 117.
11
2. Sumber Kewenangan
dibedakan antara:14
13
Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara”, Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 102.
14
Ibid, hlm 104.
12
badan atau jabatan tata usaha negara yang telah memperoleh wewenang
pemerintah secara atributif kepada badan atau jabatan tata usaha negara
lainnya.
bukanlah pemerintah daerah, tetapi rakyat pemilih dari daerah provinsi yang
terdapat perbedaan antara kedua lembaga tersebut yakni, anggota DPR dipilih
sistem parlemen di Indonesia menjadi dua kamar (bicameral) yakni DPR dan
DPD. Melalui sistem bicameral ini dikehendaki agar proses legislasi dapat
keterwakilan aspirasi rakyat secara relatif disalurkan dengan basis sosial yang
15
Jimly Asshiddiqie, “Pokok-pokok Hukum Tata Negara”, Buana Ilmu Populer, Jakarta
2007, hlm 189.
16
Ibid.
13
representation.
1945 Pasal 22C dan secara khusus termuat dalam Pasal 22D. Ketentuan lebih
17
Hernadi Affandi, “Problematika Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam
Hegemoni Dewan Perwakilan Rakyat”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Volume 1 No.1 Tahun
2014, hlm 138.
18
Ibid
14
Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, diatur pula secara spesifik dalam
Tata Tertib.
badan perwakilan negara nampak seolah-olah subordinat dari DPR RI. Bahkan
dalam ketentuan UUD 1945 dewasa ini tidak memuat secara jelas terkait
dapat pahami bahwa DPD hanya bersifat penunjang atau auxiliary terhadap
fungsi DPR, sehingga paling jauh hanya dapat disebut sebagai “co-legislator”
hanya penunjang.
konstitusi. Menurut Pasal 20 ayat (1) UUD 1945 dijelaskan bahwa “Dewan
berbeda dengan lembaga DPD yang tidak memiliki kewenangan secara utuh
Oleh karenanya, dalam kasus yang terjadi pada lembaga DPD RI ini
perubahan ketiga UUD 1945 pada Pasal 22, karena pada akhirnya pengaturan
satu orang atau badan saja.21 Konsep mengenai pembatasan kekuasaan ini
pertengahan, terutama pada 2 (dua) negara besar di Eropa, yakni Prancis dan
Baron de Montesquieu melalui karyanya dalam buku L’ esprit Des Loi (The
dalam tiga cabang, yakni kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Dari
bahwa kemerdekaan hanya dapat dijamin jika ketiga fungsi tersebut tidak
dipegang oleh satu orang atau badan.24 Dan melalui gagasan pemisahan
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kebupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai daerah,
pemerintahan daerah.26
menjadi malapetaka bagi suatu negara. Dan moralitas kekuasaan tidak hanya
diberikan pada niat tetapi juga mesti diatur dan dibatasi dengan konstitusi
26
https://edukasi.okezone.com, “Bagaimana Mekanisme Pembagian Kekuasaan yang
Dilaksanakan di Indonesia”, diakses pada 9 Juni 2022 pukul 21.49 Wita.
19
kekuasaan yang terbagi dan dilaksanakan oleh lembaga yang terpisah satu
27
https://www.gramedia.com, “Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan, Macam, dan
Prinsip”, diakses pada 3 April 2022, pukul 14.19.
28
Ibid
29
Ellya Rosana, “Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal TAPIs. Vol.12. No.1
Januari-Juni 2016, hlm 45.
20
asas dan nilai yang telah diwariskan, yaitu gagasan mengenai demokrasi
yang diperoleh aliran reformasi serta perang-perang agama. Pada abad ke-6
dinyatakan sebagai nama dan sistem paling baik untuk semua sistem
30
Gunawan Sumodiningrat dan Ary Ginanjar Agustian, “Mencintai Bangsa dan Negara
Pegangan Dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia”, PT. Sarana Komunikasi Utama,
Bogor 2008, hlm 44.
31
Miriam Budiardjo, Op. Ci, hlm 54.
32
Ibid, hlm 50.
21
bagian yaitu:33
3. Sistem Pemerintahan
33
Sulardi, ”Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”, Setara Press, Malang 2012,
hlm 30.
22
mendasar dalam sebuah negara dan dapat dikatakan instrumen yang akan
baik secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan rencana atau pola
34
Rahman Mulyawan, “Sistem Pemerintahan Indonesia”, Unpad Press, Cet.I, Bandung,
April 2015, hlm 59.
35
Mexsasai Indra, Op. Cit, hlm 121.
36
Bintan R. Saragih, “Sistem Pemerintahan dan Lembaga Perwakilan di Indonesia”, Perintis
Pres, Cet.I. Jakarta 1985, hlm 77.
37
Jimly Asshiddiqie, “Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia”, Buana Ilmu Populer,
Jakarta 2007, hlm 311.
23
Dari berbagai literatur hukum tata negara dan ilmu politik, berkaitan
a. Sistem Presidensiil
dipimpin oleh para diktator yang berkuasa mutlak dan sulit untuk
38
Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal Konstitusi, Volume 10,
No.2 Juni 2013, hlm 341.
39
Jimly Asshiddiqie, Op. Cit, hlm 311.
40
Ibid
41
Ibid
24
Amerika.
42
Www.hukumonline.com, “Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial dan Parlementer”,
diakses pada Selasa 10 Mei 2022 Pukul 01.17 Wita.
25
43
Cora Elly Novianti, Op. Cit, hlm 342.
44
Mexsasai, Op. Cit, hlm 128.
45
Yuliandri dan Ari Wirya Dinata, “Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dalam
Sistem Presidensial Di Indonesia”, Jurnal Majelis, Edisi 01, Januari 2019, hlm 41.
26
b. Sistem Parlementer
46
Tundjung Herning Sitabuana, “Hukum Tata Negara Indonesia”, Konpress Cet.I, Jakarta,
Maret 2020, hlm 98.
27
47
Halimah Nur Izzati, “Karakteristik Sistem Parlementer Dalam Sistem Pemerintahan Di
Indonesia Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”,
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016.
48
Cora Elly Novianti, Op. Cit, hlm 342.
49
Lihat,Modul Pendidikan, “Sistem Pemrintahan Negara; Pendidikan dan Pelatihan
Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara”, Mahkamah Konstitusi, hlm 10.
28
negara, yakni:
parlementer dan sistem presidensiil. Hal ini disebabkan oleh situasi dan
50
Jimly Asshiddiqie, Op. Cit, hlm 315-316.
29
dan kepala pemerintahan dibantu oleh seorang Perdana Menteri. Hal ini
51
Titik Tri Wulan Tutik, “Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandemen”,
Kencana, Jakarta 2010, hlm 153.
52
Elva Imeldatur Rohmah, “Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia, Iran, dan
Prancis”, Jurnal Ummul Qura, Vol.XIII, No.1, Maret 2019, hlm 128.
30
ini R. Soepomo mengartikan negara hukum adalah negara yang tunduk pada
53
Www.nasional.kompas.com, “Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Campuran”, diakses pada
Senin 16 Mei 2022, pada pukul 01.00 wita
54
Lihat artikel Suhardi Saming mengenai “Sistem Pemerintahan” yang dipublish dari
https://academia.edu, diakses pada Senin 16 Mei 2022, pada pukul 02.13 wita.
31
kesejarahan, politik, sosial dan budaya. Karena itu, secara historis maupun
praktis konsep negara hukum muncul dalam berbagai model seperti negara
hukum menurut Alquran dan Sunnah atau nomokrasi Islam, menurut konsep
rule of law, termasuk konsep sosialist Legaality dan konsep hukum negara
pancasila.56
status dan kedudukan harus tanduk pada hukum, ketiga, terhadap warga
hukum.57
sehingga dalam konsep negara hukum, dari istilah maupun praktek terdapat
Dicey unsur-unsur konsep negara hukum rule of law Anglo Saxon adalah:59
diberbagai negara sangat dipengaruhi dan tidak dapat dipisahkan dari asas
hendaknya ditegakkan pada negara hukum yang benar dan adil, yaitu hukum
58
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 3.
59
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 3-4.
33
yang bersumber dari aspirasi rakyat, untuk rakyat dan dibuat oleh rakyat
Tiap-tiap bangsa pada saat mendirikan sebuah Negara, entah itu atas
hukum dll. Hans Naviasky (murid Hans Kelsen) sebagaimana dikutip Dardji
fungsi, yaitu fungsi konstitutif dan fungsi regulatif (sebagai dasar menyusun
lembaga lain, kecuali oleh badan yang sama yaitu badan yang menetapkan
a) Supremasi hukum
b) Persamaan dalam hukum
c) Asas legalitas
d) Pembatasan kekuasaan
e) Instrumen pemerintahan yang independen
f) Peradilan yang bebas dan tidak memihak
g) Peradilan Tata Usaha Negara
h) Peradilan Tata Negara
60
Aloysius R. Entah, “Indonesia: Negara Hukum yang Berdasarkan Pancasila” dalam
Seminar Nasional Revitalisasi Ideologi Pancasila dalam Aras Global Perspektif Negara Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, November 2016, hlm 551.
61
Ibid
34
a) Asas Legalitas
Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemerintah) harus
ditemukan dasarnya dalam undang-undang yang merupakan
peraturan umum. Undang-undang secara umum harus
memberikan jaminan (terhadap warga negara) dari tindakan
(pemerintah) yang sewenang-wenang, kolusi dan berbagai
tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Pelaksanaan wewenang
oleh organ pemerintahan harus ditemukan dasarnya pada undang-
undang tertulis (hukum positif).
b) Perlindungan hak-hak asasi
c) Pemerintah terikat pada hukum
d) Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin penegakan
hukum.
Hukum harus dapat ditegakkan ketika hukum itu dilanggar.
Pemerintah harus menjamin bahwa dalam kehidupan masyarakat
terdapat instrumen yuridis penegakan hukum. Pemerintah dapat
memaksa seseorang yang melanggar hukum melalui sistem
peradilan negara. Memaksakan hukum publik secara prinsip
merupakan tugas pemerintah.
e) Pengawasan hakim yang merdeka
Superioritas hukum tidak dapat ditampilkan sepanjang aturan-
aturan hukum hanya dilaksanakan organ pemerintahan. Oleh
karenanya, dalam setiap negara hukum diperlukan pengawasan
oleh hakim yang merdeka.
62
Muntoha, “Demokrasi dan Negara Hukum”, Jurnal Hukum No.3 Vol.16 Juli 2009, hlm
388-389.
35
korelasi yang memikat antara negara hukum yang berpijak pada konstitusi
63
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 122-123.
64
Muchsan, Beberapa Catatan Tentang Hukum Administrasi Negara dan Peradilan
Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta 1981, hlm 18-19.
36
institusi dikenal dua macam tindakan hukum, yaitu tindakan hukum publik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
65
Ridwan HR, Op. Cit, hlm 117.
37
dan dokumen tertulis secara faktual pada setiap peristiwa hukum tertentu yang
terjadi di masyarakat.66
B. Pendekatan Penelitian
undangan dan regulasi yang terkait dengan isu hukum yang sedang diteliti.
hukum, konsep hukum dan asas hukum yang relevan dengan penelitian
terkait.
3. Pendekatan Sosiologis
66
Muhaimin, ”Metode Penelitian Hukum”, Mataram University Press, Cetakan Pertama, Juni
2020, hlm 115.
67
Ibid, hlm 122.
38
Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang terdiri dari norma dasar
ensiklopedia hukum.
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
Sumber data primer diperoleh dari subyek yang diteliti pada lembaga
penelitian.
D. Lokasi Penelitian
Republik Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jln. Airlangga No.
primer dan dan bahan hukum sekunder yang berkaitan dengan penelitian
(kepustakaan dan dokumen tertulis) melalui studi pustaka dan studi dokumen.
terkait.
68
Ibid, hlm 124
40
BAB IV
Indonesia
(UUD 1945). Perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada tataran norma,
diatur dalam Pasal 22C dan Pasal 22D UUD 1945. Rumusan Pasal 22C ayat
perwakilan daerah. Atas dasar itu anggota DPD dapat berasal dari anggota
Jika berkaca pada masa lalu selama kekuasaan sentralistik Orde lama
utusan daerah dan utusan golongan adalah transisi demokrasi dan reformasi
sistem dua kamar (bicameral) yang terdiri dari anggota DPR dan anggota
DPD. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa “Majelis
69
Lihat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
70
Ahmad Rosidi, “Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan
Republik Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945”, Jurnal IUS, Vol. III Nomor 8, Agustus 2015, hlm 293.
44
71
Miki Pirmansyah, Op. Cit, hlm. 178
45
Indonesia
menjadi 2 (dua) golongan, yaitu sebagai lembaga negara utama (state mein
organ) dan lembaga negara bantu (state auxiliary organ). Lembaga negara
terdiri dari angota DPR dan anggota DPD. Pengaturan tersebut dapat dilihat
pada rumusan Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Majelis
umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang”. Selain itu, ketentuan
yang ikut mengisi formasi keanggotaan di tubuh MPR diatur dalam Pasal 2
46
tersebut.
Hal demikian dapat dilihat dari besarnya peran DPR dalam membuat suatu
terang dalam ketentuan UUD 1945 Pasal 20 ayat (1) bahwa: “Dewan
72
Lihat Rumusan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
47
dan daerah. Akan tetapi dalam rumusan ini tidak ada ketentuan yang
kedudukan DPD telah ditentukan secara tegas melalui ketentuan Pasal 22C
73
Lihat Pasal 247 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
74
Salmon E.M. Nirahua, Op. Cit, hlm 593
50
yang bersifat bicameral atau tidak, maka dapat dilihat dari hubungan
dapat dilihat dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 dan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3)
UUD 1945. Hubungan antara DPD dan MPR berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
makna konstitusional bahwa DPD memiliki peran yang sama dengan DPR
(2) dan ayat (3), serta Pasal 37 nampak adanya sinkronisasi antara DPD dan
22D UUD 1945 dan Pasal 246, Pasal 247, Pasal 248 ayat (1) dan Pasal 249
memiliki karakter keterwakilan yang lebih luas dari DPR. Hal ini dapat
51
sebagai lembaga negara, sebagai perwujudan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945,
22D ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) amandemen ketiga UUD 1945, yang
menegaskan bahwa:
pada rumusan Pasal 22D ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatas, tampak DPD
Tahun 2022 Tentang Tata Tertib.75 Namun pada prakteknya beberapa fungsi
rumusan Pasal 248 memberikan hak kepada DPD dalam bidang perundang-
dengan pengaturan norma yang sama pada penjelasan Pasal 41 huruf (a)
DPD hanya pada bidang tertentu. Hal demikian dapat dilihat dari penjelasan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan
keuangan pusat dan daerah. Sementara ruang lingkup bidang tugas pada
agama.79 Semua bidang tugas DPD tersebut diajukan kepada DPR sebagai
a. otonomi daerah;
79
Ibid
56
sebagai lembaga parlemen seperti halnya DPR. Wewenang itu diatur dalam
UUD 1945 Pasal 22D ayat (3) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014
Pasal 249 ayat (1) huruf (e), (f) dan (g). Ketentuan tersebut adalah sebagai
berikut:
Pasal 249 ayat (1) huruf (e), (f) dan (g) Undang-Undang Nomor 17
Huruf (e):
“Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan dan agama.”
Huruf (f):
“Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
undang-undang APBN, pajak, pendidikan dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.”
Huruf (g):
“Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK
sebagai bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang rencana
undang-undang yang berkaitan dengan APBN”
Rumusan Pasal 249 ayat (1) huruf (e) dan huruf (f) sebagaimana
Sementara pada rumusan Pasal 249 huruf (g) DPD memiliki hak untuk
dalam ketentuan Pasal 4 ayat 1 huruf (c) Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun
2022 Tentang Tata Tertib. Hak budget ini merupakan hak untuk terlibat
Pasal 22D UUD 1945 ayat (1), adalah pilihan subjektif bagi DPD “untuk
DPD sebagai badan yang membantu tugas DPR dalam melaksanakan fungsi
legislasinya.
yang berasal dari DPR atau Presiden yang berkaitan dengan wewenang dan
tugas DPD sebagaimana disebutkan dalam uraian Pasal 22D ayat (2) tidak
Menurut Penulis, kata “ikut membahas” yang terkandung dalam ayat (2)
balances.
Sistem Ketatanegaraan
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 22D ayat (1) UUD 1945. Anggota
80
Www.dpd.go.id, diakses pada Rabu 19 Oktober 2022, Pukul 19.30 Wita.
60
b. Alat Kelengkapan
81
Ibid,
61
Kathmandu.
5. Panitia Badikenita BR 1) Hj. Eni Sumarni. 28
Perancang Sitepu 2) Ajbar.
Undang-Undang 3) Shri I.G.N. Arya
Wedakarna.
6. Panitia Urusan H. Ahmad 1) Andi Muh. Ihsan. 29
Rumah Tangga Nawardi 2) Stefanus B.A.N.
Liow.
3) Arniza Nilawati.
7. Badan H.Leonardy 1) Hj. Yustina Ismiati. 15
Kehormatan Harmainy DT. 2) H. Asep Hidayat.
Bandaro Basa 3) Mirati Dewaningsih.
Indonesia
undangan. Pasal 22D ayat (1), (2) dan (3) UUD 1945 telah merangkum
semua ketentuan berkaitan tugas, wewenang dan fungsi DPD dalam wujud
secara utuh. Hal ini dapat dilihat dari rumusan Pasal 20 ayat (1) UUD 1945
kepada DPR dan ikut membahas hanya sampai pada pembahasan tingkat I
82
Lihat, Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
83
Muh. Risnain, “Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-X/12 Terhadap
Kewenangan Legislasi DPD RI Dikaitkan Dengan Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang”,
Jurnal Unizar Law Review, Vol. 4(1), Juni 2021, hlm 80.
64
setara dengan DPR dan Presiden. Sehingga atas dasar itu DPD RI
tertentu sejak awal hingga akhir tahapan. Namun DPD tidak berwenang
sedikit memberi ruang bagi DPD untuk ikut terlibat setiap proses
84
Fahrul Reza, “DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang dan Peranannya dalam Fungsi
Legislasi Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi”, Media Syari’ah, Vol.21, No.1, 2019, hlm 48.
65
85
Www.jdih.dpd.go.id, diakses pada Kamis 8 September 2022, Pukul 19.35 Wita.
66
a) Kesetaraan gender,
b) Tata kelola pemerintahan yang baik,
c) Pembangunan berkelanjutan,
d) Kerentanan bencana dan perubahan iklim,
e) Modal sosial dan budaya,
f) Transformasi digital.
tripartit antara DPD, DPR dan Pemerintah hanya 1 (satu) RUU usul DPD
yang diakomodir, yakni RUU Badan Usaha Milik Desa. Selain RUU
Kedua RUU usul dari DPD tersebut melengkapi jumlah 22 (dua puluh
68
dua) RUU diusulkan DPR dan 9 (sembilan) RUU usulan dari Presiden
masih sangat rendah. Hingga saat ini hanya ada 1 (satu) RUU yang
undang masih sangat rendah. Hingga saat ini hanya ada 1 (satu) RUU yang
tegas diamanatkan oleh konstitusi negara melalui Pasal 22D ayat (3) UUD
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 Pasal 248 ayat (1) huruf (d) yang
88
Ibid
69
Dalam rumusan Pasal 249 ayat (1) huruf (g) dijelaskan bahwa DPD:
ditindaklanjuti.
dijabarkan diatas dapat dilihat melalui Peraturan Tata Tertib DPD RI.
Dalam rumusan Pasal 176 ayat (2) menjelaskan bahwa pengawasan atas
pemeriksaan keuangan negara yang diterima oleh DPD dari BPK meliputi
92
Samyo, Muhammad Fauzan dan Riris Ardhanariswari, Op. Cit. hlm 265.
72
terkait apa yang diperlukan atau apa yang menjadi prioritas di daerah yang
pemerintah.
fungsi pengawasan DPD RI sejak tahun 2013 sampai tahun 2022, terdapat
karena itu, perlu untuk melakukan komunikasi politik dan membuka akses
maupun non pemerintah. Selain itu, DPD juga mesti mampu memahami
daerah.
oleh UUD 1945 Pasal 22D ayat (2) dan (3) serta Pasal 23 ayat (2).
74
diajukan oleh pemerintah. Kemudian pada penjelasan Pasal 22D ayat (3)
yang diajukan pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dalam rumusan Pasal
yang terbatas ini menggambarkan tujuan dari DPD pada proses pemberian
pertimbangan dan ikut serta dalam pembahasan atas RUU APBN tidak
sistem perwakilan yang utuh antara lembaga yang satu dengan lembaga
kemakmuran rakyat.
94
Fazky Muhammad Hasa, Efik Yusdiansyah, Fabian Fadhly Jambak, “Fungsi Dewan
Perwakilan Daerah dalam Perencanaan dan Pengawasan terhadap Pengelolaan Keuangan
Negara (APBN), Bandung Conference Series Law Studies, Vol.2 No.1 Tahun 2021, hlm 600-606.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistem ketatanegaraan Indonesia yang diatur dalam Pasal 22C dan Pasal
22D ayat (1), (2) dan (3) tidak sesuai dengan gagasan pembentukan
B. Saran
masyarakat di daerah.
80
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Titik Tri Wulan Tutik, 2010, “Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia
Pasca Amandemen”, Kencana, Jakarta.
2. Jurnal
Ellya Rosana, 2016, “Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia”, Jurnal
TAPIs Vol.12. No.1 Januari-Juni.
3. Peraturan Perundang-Undangan
4. Internet
https://jdih.dpd.go.id/site/piechart?jenis_dokumen=Pengawasan, diakses
pada Rabu 14 September 2022, Pukul 09.57 Wita