SKRIPSI
Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Oleh
VICTOR LUGA HAMONANGAN HARIANDJA
NIM:120200408
Disetujui Oleh
NIP. 196002141987032002
Pembimbing I Pembimbing II
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
PERNYATAAN
ABSTRAK
PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KOPERASI NO.17 TAHUN 2012 DITINJAU DARI
SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI KASUS
KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU BILAL MEDAN)
*Viktor Luga Hamonangan Hariandja
**Suria Ningsih
***Boy Laksamana
Proses pendirian dan perizinan Koperasi merupakan hal yang utama yang
harus dilakukan oleh pendiri Koperasi sebelum melakukan aktivitasnya di
masyarakat. Hal ini di atur dalam Undang-undang Koperasi nomor 17 tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses
pendirian dan perizinan Koperasi studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta
Kasih Krakatau Bilal Medan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
penerbitan akta pendirian dan perizinan di Kota Medan. Jenis penelitian adalah
penelitian hukum yuridis normatif yaitu tipe penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji penerapan kaedah-kaedah atau norma-norma dalam hukum positif.
Akta pendirian dan perizinan Koperasi berdasarkan Undang-undang
nomor 17 tahun 2012 yang diperjelas pada Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM nomor 1 tahun 2006 yaitu pasal 4 dan pasal 5 ayat (1) Para pendiri
wajib mengadakan rapat persiapan tangga untuk keperluan pendirian koperasi
yang dihadiri sekurang-kurangnya 20 (Dua Puluh) orang pendiri serta notaris dan
pejabat yang berwenang. Kendala dalam penerbitan akta pendirian dan perizinan
koperasi di Kota Medan antara lain pelayanan publik oleh instansi terkait dan
lambannya proses penerbitan akta, serta mahalnya biaya notaris sebagai bagian
dari proses administrasi Negara.
Kata kunci : Prosedur pendirian dan perizinan koperasi
*Mahasiswa Fakultas Hukum USU
**Dosen Pembimbing I / Sekaligus Ketua Departemen Hukum Administrasi
Negara Fakultas Hukum USU
***Dosen Pembimbing II / Dosen Fakultas Hukum USU
KATA PENGANTAR
Untuk pertama kali, penulis ucapkan puji syukur dan hormat Kemuliaan
kepada Tuhan atas berkat pertolongan-Nyalah penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini dari awal pengerjaan hingga akhir. Sungguh tidak terduga hal-hal indah
yang boleh Tuhan izinkan selama proses pengerjaan skirpsi ini. Terkhusus untuk
Orangtua penulis yang terkasih Mustar Hariandja,SE dan Ratna Gultom yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis selama ini.
Tugas skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar
karena pendidikan merupakan longlife education.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Karenanya, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof., Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum. selaku Dekan Fakultas
Hukum Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.OK.Saidin,SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Puspa Melati Hasibuan.,SH,M.Hum,selaku Wakil Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Suria Ningsih, SH., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara sekaligus Dosen Pembimbing I skripsi penulis yang
telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Bapak Boy Laksamana, SH., M.Hum selaku dosen pembimbing II skirpsi
penulis yang dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.
6. Seluruh Staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Ungkapan terima kasih kepada adik-adik penulis Mauli Eka Wati Hariandja
dan Yosua Hariandja yang telah mendukung dan memberikan doa kepada
penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Hukum USU.
Kiranya Tuhan membalas setiap kebaikan dari semua pihak yang telah
membantu penulis selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata, semoga penelitian ini bisa berrmanfaat dan menginspirasi
banyak pihak. Terima kasih.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ................................................................................................. i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa
dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan
ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota
perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi
sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan
di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.Koperasi
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari
orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas
tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi21.
21
I.G.Gde. Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi. (Jakarta: Departemen Koperasi,
1983), hlm. 15.
22
Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),hlm. 1-2
23
Ridwan Juniarso,Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara dan Pelayanan
publik.Bandung:Nuansa.2009,hlm.229
Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal salah satu koperasi
24
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
25
Ridwan, Juniarso.Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik.
Bandung :Nuansa,.2009, hlm 165.
yang berdiri dikota Medan merupakan suatu bentuk usaha kecil menengah yg
menunjang ekonomi kerakyatan yang berusaha berperan nyata mengembangkan
dan memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur.Untuk mencapai hal tersebut, keseluruhan kegiatan Koperasi harus
diselenggarakan berdasarkan nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai dan prinsip Koperasi.
B. Perumusan Masalah
Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi
permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun
yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a.Manfaat Teoritis
b.Manafaat Praktis
D. Keaslian Penulisan
E. Tinjauan Pustaka
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.26
Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi
berasal dari bahasa Latin "coopere", yang dalam bahasa Inggris disebut
cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation
berarti bekerja sama. Terminologi koperasi yang mempunyai arti "kerja sama",
atau paling tidak mengandung makna kerja sama.27
1. Menurut International Labour Organization (ILO),Cooperative defined as
an association of person usually of limited means, who have
voluntarilyjoined together to achieve a common economic end through the
formation of a democratically controlled business organization, making
equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of
the risk and benefits of the undertaking.
2. Menurut Arifinal Chaniago,Koperasi adalah suatu perkumpulan
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan
kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya.
3. Menurut P.J.V. Dooren,Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang,
akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum
(corporate).
26
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian Pasal 1 angka (1)
27
Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),hlm. 5-6
28
Andjar Pachta W,Hukum Koperasi Indonesia,(Universitas Indonesia:Kecana Media
Group,2005),hlm.15-16
29
Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Yuridiks, 1993, hlm. 2
F. Metode Penelitian
30
S.J. Fockema Andreae, Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Druk, J.B. Wolter’
Uitgeversmaatshappij N.V., (Groningen, 1951), hlm. 311
31
N.M.Spelt dan J.B.M. ten Berge,Pengamar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus
M.Hadjon. Yundika . Surabaya, 1993, hlm.2-3.
32
Sjachran Basah, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada
Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1995, hlm. 2.
33
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodepenelitian diakses tanggal 14 Maret 2016
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif. Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu
pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan.Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu
penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam
kaitannya dengan hukum.34
2. Sumber Data
34
Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, hlm 1.
35
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media, 2010, hlm
87
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang di dapat
melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari
literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.
c. Data Tersier
Bahan hukum tersier yaitu kamus, ensiklopedia, dan bahan-bahan lain
yang dapat memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan-bahan
hukum primer dan sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang
dikaji.
Teknik pengumpul data yang digunakan penulis untuk data primer adalah
wawancara. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelusuran data
sekuender adalah studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Kegiatan
yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Studi
Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulan data dengan
mengidentifikasi isi dari data sekunder diperoleh dengan cara membaca,
mengkaji, dan mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundang-
undangan, artikel ,dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan
data- data lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini.36
4. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Bagian bab ini akan membahas tentang pengertian dan asas dalam
KOPERASI dan Sejarah dan Perkembangan Hukum Koperasi di Indonesia
serta Bentuk dan Pendirian Koperasi.
BAB III
Bagian bab ini akan membahas tentang gambaran umum Koperasi Simpan
36
Soerjono Soekanto.Op.Cit.,hal 22
BAB IV
Pada bagian bab ini akan membahas tentang Hambatan dalam pendirian
Perizinan koperasi dan Solusi dalam mengatasi Hambatan Pendirian
Koperasi.
BAB IV
Bab ini merupakan bab kesimpulan dan saran dari seluruh rangkaian bab-
bab sebelumnya.Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat
berdasarkan uraian penelitian,kemudian dilengkapi dengan saran yang
mungkin bermanfaat dimasa yang akan datang untuk penelitian lanjutan.
BAB II
The required from for a cooperative may differ in different states; e.g.
unincorporated association ,cooperative association, nonprofit
corporation.Sedangkan cooperative corporation didefinisikan sebagai
berikut:A”cooperative corporation”, While having a corporate existence,is
37
Andjar Pachta W.Hukum Koperasi Indonesia.Jakarta:Universitas Indonesia,Kencana
2001,hal 15
38
Ibid,hal 16
39
Ahmed, Riazuddin, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to
Development. Dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in Social andEconomic
Development.London: International Cooperative Alliance, 1964), hal. 6
Pengakuan atas implikasi dari bentuk bukan kumpulan modal dan bukan
mengejar keuntungan dari koperasi yang bertitik tolak dari prinsip-prinsip
Rochdale dimana Nourse telah menunjukkan bentuk organisasi demikian yaitu
suatu bentuk yang sangat berbeda dengan sebuah perseroan yang mengejar
keuntungan dan bekerja dengan suatu rencana atau skema khusus untuk
memperoleh keuntungan.
40
http://dianekaps.blogspot.co.id/2015/11/makalah-koperasi.html.diakses tanggal 26
February 2016
Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi Indonesia ini.
Pada tahun 1986 ada seorang Pamong Praja bernama R. Aria Wiria Atmadja di
Purwokerto yang merintis pendirikan suatu Bank Simpanan (Hulp Spaarbank)
untuk mendorong para pegawai negeri (kaum priyayi) yang terjerat dalam
tindakan riba dari kaum lintah darat. Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang
Asisten Residen Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E.Sieburgh.Pada
tahun 1898 ide tersebut diperluas oleh De Walf Van Westerrode yang
menggantikan E. Sieburgh. Tetapi cita-cita dan ide dari R. Aria Wiria Atmadja ini
tidak dapat berlanjut karena mendapat hambatan dari kegiatan politik Pemerintah
Penjajah waktu itu43.
41
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian,Ketentuan Umum
42
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit, hal.14 s.d. 30.
43
I.G.Gde. Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi.Op.Cit,hal. 42.
44
Margono R.M Djojohadikoesoemo, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia Centrum:
Balai Poestaka, 1940), hal. 9.
pada musim panen yang dikelola untuk menolong rakyat dengan cara
memberikan pinjaman pada musim paceklik. Lumbung Desa ini di kemudian
hari akan ditingkatkan menjadi Koperasi Kredit Padi.
45
ibid hal 45
46
Rudi Irawan Pengantar Koperasi Untuk Perguruan tingg,Afran Jaya,hal 15
Pemerintah Belanda tetap khawatir jika koperasi makin tumbuh dan berkembang
di kalangan Boemi Poetra.Untuk membatasi perkembangan koperasi, maka
dibuatlah Undang-Undang Koperasi yang pertama kali di negara jajahan Hindia
Belanda, yang disebut sebagai Verordening op deCooperative Verenegingen
(Koninklijk Besluitt, 7 April 1915, Stb.431).
47
Margono R.M Djojohadikoesoemo, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia Centrum:
Balai Poestaka, 1940), hal. 19.
untuk 48:
48
Ibid,hal 12
Peraturan baru ini tidak ada bedanya dengan peraturan koperasi tahun
1915 yang sama sekali tidak cocok dengan kondisi rakyat Indonesia. Akibatnya
koperasi semakin tambah mundur dengan keluarnya peraturan tersebut.Peraturan
Koperasi tahun 1933 ini konkordan dengan Peraturan Koperasi di negara Belanda
tahun 1925.
3. Periode Kemerdekaan
49
Djambah,A.M,Pengantar Koperas,jatinegara,1967 hal.15
50
Masngudi. Peranan Koperasi Sebagai Lembaga Pengantar Keuangan. Tidak
diterbitkan. Disertasi Doktor pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 1989, hal. 26.
Kemudian pada tahun 1949, peraturan koperasi tahun 1927 yaitu Regeling
Inlandsche Cooperatieve Verenegingen (S.1927 – 91) diubah dengan Regeling
Cooperatieve Verenegingen 1949 (Stb. 1949 – 179). Namun perubahan ini tidak
disertai pencabutan Stb. 1933 – 108 (yang berlaku bagi semua golongan rakyat),
sehingga pada tahun 1949 ini di Indonesia dalam alam kemerdekaan berlaku
dualisme peraturan,yaitu:
51
Ibid,hal 15
52
Nadya Maulisa Benemay Hukum Koperasi Indonesia,Kencana,Jakarta hal 39
Dalam keadaan seperti ini, maka pada tanggal 24 April tahun 1961 di
Surabaya diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I, yang dihadiri oleh
utusan-utusan baik dari koperasi tingkat I dan II dari seluruh Indonesia, maupun
Induk Gabungan Koperasi tingkat Nasional dan wakil-wakil Pemerintah. Munas I
ini belum dapat memperbaiki citra koperasi yang sudah menyimpang dari
landasan idiilnya. Maka pada tanggal 2 sampai dengan tanggal 10 bulan Agustus
tahun 1965, diselenggarakan Munas II yang kemudian melahirkan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (L.N.1965-
75). Namun sayangnya dalam Undang-undang inipun masih terdapat unsur-unsur
politik yang masuk didalam koperasi, artinya koperasi masih tetap menjadi alat
perjuangan dari partai-partai politik yang menguasainya.Akibatnya, anggota
menjadi kehilangan kepercayaan kepada Pengurus karena Pengurus tidak lebih
hanya seperti motor yang bergerak atas kendali dari kekuatan Partai Politik yang
menguasai koperasi.
Pada masa awal pemerintahan orde baru, pemerintah saat itu mengemban
amanat untuk memperbaiki citra dan peranan koperasi yang dianggap telah
dilalaikan oleh orde sebelumnya.Amanat tersebut tertuang dalam Ketetapan
53
Republik Indonesia, Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat Jenderal
Koperasi,Pengetahuan Perkoprasian, hal 145.
54
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, Koperasi
Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 28.
55
Ibid. hal. 147.
5. Era Reformasi
Sejauh ini belum menunjukkan kemajuan berarti dalam hal pembinaan dan
pengembangan koperasi bahkan dalam beberapa hal mengalami kemunduran.
Salah satu indikasinya adalah dengan berubahnya status Departemen Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah yang bercirikan tehnis operasional menjadi Kementerian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu
Kementerian Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang
bercirikan teknis strategis. Di pihak lain dalam perkembangan hukum koperasi
terdapat kemajuan melalui Amandemen Undang Undang Dasar 1945 Pasal 33
ayat (4) yang berbunyi, perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kemerdekaan, efesiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.Isi pasal tersebut seyogianya dapat
mendorong terhadap pertumbuhan dan perkembangan hukum koperasi Indonesia
yang memiliki asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi56.
56
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, Koperasi
Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.
bersangkutan.
57
Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 tentang perkooperasian pasal 90
58
Nindyo Pramono. Op.Cit. hal.113.
JENIS KOPERASI
Dalam ketentuan Pasal 82 Undang-Undang nomor 17 tahun 2012
dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya.Sedangkan dalam Penjelasan pasal tersebut,
mengenai jenis koperasi ini diuraikan seperti antara lain,koperasi Simpan
Pinjam,Koperasi Konsumen,Koperasi Produsen,Koperasi Pemasaran,dan
Koperasi Jasa. Untuk koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional
seperti pegawai negeri, anggota TNI, karyawan dan sebagainya, bukanlah
merupakan suatu jenis koperasi dalam arti sebenarnya.
Jenis koperasi ini, jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan maka
dapatlah diuraikan seperti berikut :60
59
Tom Gunadi,system perekonomian menurut pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945(Bandung:Angkasa,1981),hal 244
60
Nindyo Pramono,Op.Cit,hal.118
a. Koperasi Desa
Koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama dalam koperasi dan menjalankan aneka usaha dalam suatu
lingkungan tertentu. Untuk satu daerah kerja tingkat desa, sebaiknya
hanya ada satu Koperasi Desa yang tidak hanya menjalankan
kegiatan usaha bersifat single purpose, tetapi juga kegiatan usaha
yang bersifat multi purpose (serba usaha) untuk mencukupi segala
kebutuhan para anggotanya dalam satu lingkungan tertentu, misalnya
usaha pembelian alat-alat pertanian, usaha pembelian dan penyaluran
pupuk, usaha pembelian dan penjualan kebbutuhan hidup sehari-hari
dan sebagainya.
c. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam
lapangan konsumsi. Koperasi jenis ini biasanya menjalankan usaha
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para anggotanya dan
masyarakat sekitarnya
d. Koperasi Pertanian (Koperta).
Koperta adalah Koperasi yang angota-anggotanya terdiri dari para
petani pemilik tanah, penggadoh atau buruh tani, dan orang-orang
yang berkepentingan serta bermata pencaharian yang berhubungan
dengan usaha-usha pertanian
e. Koperasi Peternakan.
Koperasi Peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
peternak, pengusaha peternakan dan buruh peternakan yang
berkepentingan dan mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan soal-soal peternakan.
f. Koperasi Perikanan.
Koperasi Perikanan adalah Koperasi yang anggotanya terdiri dari
para peternak ikan, pengusaha perikanan, pemilik kolam ikan,
pemilik alat perikanan, nelayan, dan sebagainya yang kepentingan
serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan soal-soal
perikanan.
PENDIRIAN KOPERASI
a. Fase Pembentukan/Pendirian.
Koperasi sebagai suatu badan usaha adalah merupakan suatu bentuk
perhimpunan orang-orang dan/atau badan hukum koperasi dengan kepentingan
yang sama. Oleh karena itu, koperasi biasanya didirikan oleh orang-orang yang
mempunyai alat dan kemampuan yang sangat terbatas tetapi memiliki keinginan
untuk memperbaiki taraf hidup dengan cara bergotong-royong.
Persyaratan untuk mendirikan koperasi dapat disimpulkan dari peraturan
perundang-undangan koperasi antara lain sebagai berikut61:
61
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada), 2005, hal. 66-69.
b. Fase Pengesahan.
Atas dasar permohonan pengesahan yang disampaikan secara tertulis
tersebut di atas, maka dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterimanya permohonan pengesahan, pejabat yang bersangkutan harus
memberikan putusan apakah permohonan tersebut diterima atau tidak diterima.
Jika permohonan tersebut di terima yang diikuti dengan diumumkannya
akta pendirian tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia, maka sejak saat
itu koperasi tersebut telah berstatus badan hukum.Jika permohonan pengesahan
itu ditolak harus disertai dengan alasan penolakannya yang disampaikan secara
tertulis.Dalam hal ini para pendiri atau pengurus koperasi dapat mengajukan
permohonan ulang dalam waktu paling lama 1(satu) bulan sejak disampaikannya
penolakan tersebut.Keputusan terhadap pengajuan permohonan ulang ini harus
diberikan oleh pejabat berwenang dalam jangka waktu paling lama 1(satu) bulan
sejak permohonan ulang62.
Anggaran dasar koperasi pada hakekatnya dibuat dan disahkan oleh rapat
anggota, meskipun dalam praktek biasanya telah disiapkan konsep anggaran dasar
sebelumnya dengan tujuan agar rapat anggota berjalan lancar dan terarah.Pada
umumnya, anggaran dasar koperasi memuat ketentuan-ketentuan pokok sebagai
berikut:63
a. Nama koperasi
Nama koperasi ini penting, baik nama lengkap koperasi maupun nama
singkatannya. Nama koperasi harus mencerminkan dengan jelas usaha
yang dilaksanakan koperasi yang bersangkutan dan harus dapat
membedakan dengan nama koperasi lainnya, untuk menghindarkan
kerancuan dalam masyarakat.
b. Tempat atau daerah kerja
Tempat kerja adalah lokasi di mana kantor utama koperasi melakukan
kegiatan usahanya dan atau manajemennya. Tempat kerja harus
dicantumkan dalam angggaran dasar koperasi untuk menunjukkan alamat
koperasi yang bersangkutan terutama dalam kaitannya jika melakukan
hubungan-hubungan hukum dengan pihak ketiga.Sedangkan daerah kerja
62
Ibid hal 55
63
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit. hal. 69.
64
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 21
terpaksa mengambil keputusan dengan jalan pemungutan suara, maka hak suara
setiap anggota adalah sama yaitu satu orang anggota satu suara.
Bagi Koperasi Sekunder, ketentuan mengenai hak suara dalam
pemungutan suara, ditentukan atau dilakukan secara berimbang. Perimbangan
suara tersebut ditentukan menurut pertimbangan jumlah anggota yang terhimpun
oleh masing-masing koperasi dan jasa usaha koperasi-koperasi bersangkutan.
Perimbangan suara ini, pengaturannya harus terlebih dahulu ditetapkan didalam
anggaran dasar koperasi bersangkutan.
Ketidakhadiran anggota koperasi didalam Rapat Anggota yang diadakan,
tidak dapat diwakilkan atau dikuasakan kepada orang lain. Didalam ketentuan
Pasal 36 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012, dinyatakan bahwa Rapat
Anggota diadakan paling sdikitnya sekali dalam 1(satu) tahun, sehingga sering
disebut sebagai Rapat Anggota Tahunan. Namun jika keadaan mengharuskan
diadakan rapat khusus atau rapat istimewa diluar Rapat Anggota Tahunan tersebut
demi kepentingan bersama dalam koperasi hal tersebut dapat dilaksanakan.
Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) ini diadakan atas usul/permintaan dari
sejumlah anggota koperasi kepada pengurus koperasi, atau atas keputusan dari
pengurus koperasi itu sendiri.Namun demikian pelaksanaan dari Rapat Anggota
Luar Biasa tersebut harus diatur/ditentukan dalam anggaran dasar koperasi
bersangkutan.
Ada kemungkinan anggota koperasi yang belum memenuhi syarat
keanggotaan (misalnya belum melunasi kewajibannya membayar simpanan
pokok), ikut hadir dalam rapat anggota.Terhadap kehadiran mereka ini pada
dasarnya diperbolehkan hanya sebagai pendengar saja, tetapi diperkenankan ambil
bagian didalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota tersebut.
Menurut ketentuan Pasal 33 Undang-Undang No.17 Tahun 2012, rapat
anggota keperasi menetapkan65:
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Mengubah anggaran dasar
c. Memilih,mangangkat,dan memberhentikan pengawas dan pengurus
65
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoopersaian Pasal 33
1. Daftar hadir
2. Tanggal dan tempat rapat diadakan
3. Acara rapat
4. .Inti pembicaraan rapat
5. Kesimpulan dan/atau keputusan yang diambil oleh rapat anggota
Notulen rapat tersebut ditandatangani oleh Ketua Pengurus atau Pimpinan
sidang dan Sekretaris (Notulis).
b. Pengurus Koperasi.
Pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang setingkat dibawah
kekuasaan Rapat Anggota.Dialah yang mempunyai kewenangan untuk mewakili
koperasi sebagai Badan Hukum, baik dimuka Pengadilan maupun di luar
Pengadilan.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, tentan Pengurus Koperasi
Indonesia ini, diatur didalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 65. Dari ketentuan
dalam pasal-pasal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengurus Koperasi
dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota, untuk masa jabatan
selama 5 (lima) tahun, dengan kemungkinan dapat dipilih kembali. Sedangkan
koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi, pengurusnya dipilih
dari anggota-anggota koperasi.
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi Pengurus Koperasi
Indonesia ditetapkan dalam anggaran koperasi. Kualifikasi pengurus yang
sekurang-kurangnya seperti berikut:
1. Terdaftar sebagai anggota yang sah dan mempunyai pengalaman dalam
usaha koperasi.
2. Dapat menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus, serta turut
mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para
anggota.
3. Mengerti dan mempunyai pengalaman tentang organisasi koperasi, serta
aktif memperhatikan kemajuan organisasi koperasi.
66
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,pasal 58
bertanggung jawab atas perbuatannya jika terjadi risiko kerugian pada koperasi
tersebut. Menurut ketentuan Pasal 60 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012, terhadap kerugian yang diderita oleh koperasi, Pengurus secara bersama-
sama (renteng) maupun sendiri-sendiri (pribadi) menanggung kerugian tersebut,
jika kerugian itu terjadi yang disebabkan oleh tindakannya yang disengaja atau
akibat kelalaiannya. Namun, jika kerugian tersebut bukan akibat dari tindakan
sengaja ataupun bukan akibat kelalaian pengurus, dan pengurus bersangkutan
dapat membuktikannya, maka tanggungjawab beralih kepada koperasi sebagai
suatu badan hukum.
67
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
cetakan kedua, 1997 ) , hal. 119-120
68
Nindyo Pramono, loc.cit., hlm.130.
d. Pengawas Koperasi.
Pengawas Koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih
dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta bertanggungjawab
kepada rapat anggota.Dengan demikian, pengawas ini tidak dibenarkan diangkat
dari orang diluar koperasi.Tugas pengawas ini secara umum adalah mengawasi
jalannya kegiatan koperasi yang dilaksanakan oleh pengurus, dan hasil
pengawasannya tersebut kemudian dilaporkan kepada rapat anggota secara
tertulis69.
Dalam anggaran dasar setiap koperasi Indonesia, biasanya memuat tentang
jumlah anggota pengawas, masa jabatannya, dan persyaratan untuk dipilih dan
diangkat sebagai anggota pengawas.Sebagai anggota pengawas, tidak dapat
merangkap jabatan sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas ini
adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh
pengurus.Sehingga jika terjadi perangkapan jabatan, sebagai anggota pengawas
sekaligus juga sebagai pengurus, maka laporan hasil pengawasan yang telah
dilakukan diragukan keobjektifannya.
Mengenai tugas dan wewenang pengawas didalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 diatur dalam Pasal 50 ayat 2, antara lain seperti berikut70 :
a. Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
b. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus
dan pihak lain yang terkait
c. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari pengurus
69
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, KoperasiIndonesia,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.
70
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian,pasal 50 ayat 2
71
http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,diakses tanggal
6 maret 2016
72
ibid
BAB III
PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI dan PERIZINAN KOPERASI
Melihat semangat pengurus untuk membangun koperasi tanpa henti ini pun
kemudian mendapat perhatian dari pihak luar. Salah satunya adalah pemerintah
pusat. Kementerian Koperasi dan UKM melihat jelas kondisi objektif akan
kebutuhan yang diperlukan KUD dalam rangka pengembangan usaha. Pada 2005
Kementerian Koperasi dan UKM menyalurkan bantuan pengembangan usaha
mikro sebesar Rp 1,2 miliar. Bantuan ini merupakan dana bergulir untuk
pengadaan satu unit kapal ikan. Selain bantuan tersebut KUD masih menerima da-
na bergulir untuk modal perkuatan sektor agribisnis sebesar Rp 600 juta yang
khusus dikelola terpisah dari usaha induk. Sehingga pada 22 Nopember 2004
pengurus KUD Kasih membentuk KSP bernama Cinta Kasih, dengan badan
hukum No 36/32/BH/III/2004 yang beranggotakan 359 orang.
Kini koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih telah memiliki struktur kepengurusan
sendiri yang berbeda dengan KUD Kasih, dengan mempunyai gedung masing-
masing agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan, dengan KUD Kasih Menjadi
kantor kas.
1. Rapat Anggota
2. Pengurus
73
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian,pasal 31
3. Pengawas
Tiga serangkai (tri partiet) inilah yang dikenal sebagai manajemen koperasi yang
akan menjalankan tata laksana kehidupan koperasi.
Rapat Anggota
PENGURUS
Pengurus :
Sekretaris : Idariani,S.E
Bendahara : Rosida.Hutabarat,S.E
Pengawas
1. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota,
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa (mandataris) Rapat Anggota,
3. Untuk pertama kali ( koperasi yang baru berdiri ), susunan dan nama
anggota Pengurus dicantumkan dalam akta pendirian koperasi,
4. Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun,
5. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi,
Pengurus bertugas:
Pengurus berwenang:
A. Ketua
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota,
2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat anggota,
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
Pengawas bertugas:
Pengawas berwenang:
Karena kondisi hidup dan matinya koperasi sangat ditentukan oleh derajat
partisipasi anggotanya, maka keanggotaan koperasi harus dikelola sebaik-baiknya
agar diperoleh anggota koperasi yang memiliki potensi ekonomi (dapat sebagai
produsen, konsumen, atau pemilik faktor produksi tenaga kerja/keahlian),
kesadaran dan komitmen berkoperasi, dedikasi dan loyalitas/kesetiaan yang
tinggi, yang akan djelmakan dalam bentuk kualitas partisipasinya.
Jumlah Anggota
Kegiatan usaha simpan pinjam dari KSP CINTA KASIH meliputi kegiatan
penarikan/penghimpunan dana dan penyaluran kembali dana tersebut dalam
bentuk pinjaman.
1. Sumber dana: yaitu KSP melakukan penarikan dana dari anggota dan pihak-
pihak lainnya. Dari anggota dapat berupa tabungan, simpanan atau dalam
bentuk lainnya. Sedangkan dari pihak lain dapat berupa pinjaman atau
penyertaan lainnya.
2. Penggunaan dana: KSP melakukan kegiatan usaha yang berhubungan dengan
penggunaan atau pengalokasian dana terutama dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan.
Dengan kata lain KSP Cinta Kasih menghadapi dua kegiatan yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya:
1. Pada satu sisi, dana simpanan yang terkumpul harus disalurkan dalam
bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Berarti terjadi arus
dana keluar dan akan kembali diterima secara bertahap pada masa yang akan
datang.
2. Pada sisi lain, KSP harus mampu melayani anggota penyimpan yang hendak
menarik kembali simpanannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Oleh karena itu, KSP CINTA KASIH harus mampu mengatur arus dana
agar selalu seimbang antara arus dana yang masuk dan arus dana yang keluar.
Arus dana masuk di KSP CINTA KASIH terdiri dari:
1. Penerimaan simpanan pokok dan simpanan wajib untuk KSP, dan modal
disetor untuk USP.
2. Penerimaan angsuran pinjaman, baik pokok maupun bunga.
3. Penerimaan pendapatan operasional berupa pendapatan bunga pinjaman,
provisi dan administrasi.
4. Penerimaan simpanan berupa tabungan atau simpanan berjangka anggota,
calon anggota, Koperasi lain dan atau anggotanya.
5. Penerimaan dana dari pihak ketiga berupa pinjaman, untuk KSP dan modal
tidak tetap untuk USP.
6. Penerimaan pendapatan bunga, atas tabungan atau deposito KSP Cinta Kasih
di Bank
Sedangkan arus dana keluar di KSP CINTA KASIH terdiri dari:
1. Pemberian pinjaman
2. Penarikan simpanan berupa tabungan atau simpanan berjangka anggota, calon
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.
3. Pembayaran biaya-biaya usaha dan organisasi.
4. Penyetoran ke bank.
5. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib untuk anggota KSP yang
keluar.
6. Pengembalian pinjaman kepada pihak ketiga beserta bunganya.
Dari pengalaman sehari-hari dapat diperkirakan besarnya pengeluaran
dalam setiap hari, minggu atau bulan, sehingga likuiditas minimum dapat
ditetapkan secara lebih tepat. Kesemuanya itu perlu didukung oleh pencatatan-
pencatatan yang akurat, teliti, rapi dan sistematis.
a. Tabungan.
b. Simpanan Berjangka.
c. Pinjaman yang Diterima.
2. Dari sumber berupa kekayaan bersih:
- Simpanan Wajib
- Simpanan Khusus
b. Cadangan Umum
c. Cadangan Tujuan Risiko Donasi
SHU Tahun Berjalan
yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib (bagi KSP).
1. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai
dengan perjanjian.
1. Urgensi penggunaannya.
3. Likuiditas koperasi.
Perjanjian pinjaman sebaiknya tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah
disepakati. Apabila jumlah pinjaman relatif besar, disarankan dilakukan di depan
notaris dan diikat dalam bentuk akta perjanjian. Untuk jumlah pinjaman yang
relatif kecil, paling tidak KSP/USP membuat akta perjanjian dalam format yang
disesuaikan menurut kebutuhannya.
(orang) (Rp)
2. 2. BBM 57 96.776.200
6. 6. AMNUS 66 107.292.000
Adapun modal yang dimiliki oleh KSP CINTA KASIH berasal dari dalam dan
luar KSP CINTA KASIH
a. Simpanan Anggota
c. Cadangan koperasi
(Rp) (Rp)
Kewajiban lancer
Simpanan Anggota
Ekuiditas
Modal Disetor
Modal Penyertaan
Tabel 1.3 Perkembangan Keuangan KSP CINTA KASIH tahun 2014 dan 2015
Sumber : laporan RAT KSP CINTA KASIH tahun 2014 & 2015
Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, koperasi tidak lepas
dari landasan-landasan hukum. Sebagai landasan berpijaknya koperasi Indonesia
adalah Pancasila. Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa, koperasi Indonesia
harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan
kehidupan yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu, dengan
suatu ciri khas adanya unsur ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kegotong royongan
dalam arti bekerja sama, saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 ditegaskan kembali bahwa
hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Hal ini sangat sesuai dengan satu fungsi dan peran koperasi,
yaitu mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi
oleh Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Simpan Pinjam oleh Koperasi,Kegiatan usaha simpan pinjam kegiatan
yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui usaha
simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi ybs, calon anggota
koperasi ybs, koperasi lain dan atau anggotanya, pasal , ayat 1
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada
Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998
tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No.
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi
8. Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.
9. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor
98/Kep/M.KUKM/IX/2004
10. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor
10/Per/M.KUKM/IX 2015 Tentang Kelembagaan Koperasi
Dalam penyusunan akta pendirian koperasi,para pendiri atau kuasanya dan notaris
pembuat akta koperasi dapat berkonsultasi dengan pejabat yang berwenang
mengesahkan akta pendirian koperasi,Permohonan untuk pendirian koperasi
diajukan sendiri oleh pendiri atau kuasanya melalui secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang yaitu kepala dinas Koperasi UMKM74.
A. UMUM
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi).
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito
pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM.
10. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.
12. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP
koperasinya oleh pejabat yang berwenang
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi)
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa
Deposito pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan
UKM, dilengkapi dgn bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal 3 tiga tahun kedepan (rencana permodalan,
Neraca Awal, rencana kegiatan usaha business plan, rencana bidang
organisasi &SDM).
10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan:
14. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya
oleh pejabat yang berwenang
pendukungnya
75
Peraturan Daerah Kota medan No. 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Usaha
Industri,Perdagangan,Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan Pasal 22
BAB IV
1. Faktor Internal
a. Partisipasi Angggota
d. Skala Usaha
Skala usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran yang masih
terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanya jaringan dan mata
rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu menyebabkan koperasi sulit untuk
berkembang. Dapat disimpulkan bahwa dengan skala usaha yang kecil yang
dilaksanakan oleh koperasi menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang.
e. Perkembangan Modal
f. Ketrampilan Manajerial
Hal ini sebenarnya saling berkaitan dengan kualitas sumber daya insani
dan masih kurangnya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh koperasi
yang bersangkutan. Ketrampilan manajerial di koperasi sangat penting karena
organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki manajemen yang baik
koperasi tidak akan berkembang tanpa fungsi pengaturan yang terarah. Dan dalam
perencanaan program kerja koperasi harus mampu diterjemahkan oleh tim
manajemen berdasarkan kesepakatan di dalam rapat anggota tahunan (RAT).
g. Jaringan Pasar
Jaringan pasar merupakan suatu tempat untuk mencari pangsa pasar yang
lebih luas agar dapat memperoleh kentungan yang lebih besar. Bahwa Pelayanan
koperasi umumnya terfokus pada internal koperasi yang belum terbentuk jaringan
antar koperasi. Koperasi akan lebih berdaya saing jika koperasi mampu
membentuk jaringan usaha. Melalui jaringan yang kuat, koperasi akan mampu
berkiprah di pasar global dengan meningkatkan mutu pelayanan. Dapat dijelaskan
bahwa jaringan adalah suatu faktor pendukung yang mempunyai kekuatan yang
menentukan dalam melaksanakan usaha ekonomi dan program lainnya
Para Pengurus dan Manajer Jumlah dan kualitas sumber daya manusia
para pengurus dan manajer., koperasi umumnya dikelola oleh tim manajemen
dengan status pendidikan yang tidak begitu tinggi, sehingga kemampuan
manajerialnya juga kurang memadai.Apalagi pelatihan esbagai media penambah
wawasan dan kemampuan manajerialnya belum tersedia secara optimal. Kualitas
sumber daya koperasi merupakan suatu hal penting dalam perkembangan koperasi
secara keseluruhan.
j. Sistem manejemen
Sistem manejemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk
suksesnya koperasi. Dalam menerapkan manejemen, pengurus mempunyai
tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui tanggung jawab
untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program,
melimpahkan wewenang kepada manajer.
k. Kinerja Pengurus
2. Faktor eksternal,
e. Tingkat Harga
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) menyebabkan pendapatan penjualan
sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru
menciutkan usaha. Permasalahan diatas adalah merupakan faktor ancaman
dan kelemahan koperasi baik internal dan eksternal. Berbagai kendala dan
tantangan tersebut menyebabkan koperasi belum mampu berfungsi dan
berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan, kebijakan dan kesempatan atau
peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkan oleh koperasi bagi
kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya56.
a. Masalah Internal:
56
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H, Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
2.Pengurus koperasi
57
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
BIlal Medan
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi,hal ini
disebabkan oleh58:
1. Kemampuan anggota pengawas yang belum memadai,terlebih jika
dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi.
2. Dipihak lain,pembukaan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak
siap untuk diperiksa.
3. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan
kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan
pembukuan koperasi.pemeriksaan yang mereka lakukan terutama
mengarah kepada kepentingan permohonan kredit.
b. Masalah Eksternal
58
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E, manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
2. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama
dengan koperasi.
3. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan
masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
59
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H,Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
Pada saat ini, belum tampak adanya reformasi di bidang ekonomi lebih-
lebih disektor moneter, bahkan kecenderungan yang ada adalah membangun
kembali usaha konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasikan asset
pada permodalan melalui program rekapitalisasi perbankan.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi usaha kecil
termasuk koperasi adalah menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi
maupun kekuatan polotis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan
kebijakan perekonomian nasional. Ini bukanlah kondisi yang mustahil
diwujudkan, sebab usaha kecil termasuk koperasi jumlahnya sangat banyak dan
tersebar di seluruh wilayah nusantara sehingga jika disatukan akan membentuk
kekuatan yang cukup besar60.
60
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di
perekonomian dunia.sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus
maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang
menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah.
"Saat ini, masih banyak koperasi yang belum berbadan hukum karena pelayanan
yang kurang dan tarif akta pendirian koperasi yang ditawarkan notaris tinggi
mencapai Rp1,5 juta hingga Rp3 juta,".
Menurut dia, koperasi yang belum berbadan hukum ini, tentu akan kesulitan
untuk mengembangkan usaha, terutama dalam mengakses pinjaman untuk
61
Hasil wawancara Dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
62
Hasil Wawancara Dengan Jallepen Sipayung,S.H,Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
memperkuat modal usaha bank. "Kami berharap pihak notaris memberikan tarif
yang murah terjangkau sebesar Rp500.000-Rp600.000 dan memberikan pelayanan
yang optimal sehingga pengurus dan anggota koperasi mengetahui manfaat dari
izin usaha tersebut,63" ujarnya.
63
Hasil Wawancara Dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP)Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
BAB V
A. KESIMPULAN
Dinas Koperasi dan UKM dan pihak internal pemohon. Dari pihak Dinas
Koperasi dan UKM Kota Medan pelayanan proses pendirian terkesan
mempersulit pihak Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih, kalau ada
pejabat yang penting dalam proses pengurusan perizinan terutama
perizinan pendirian koperasi tidak berada di tempat atau sedang keluar
untuk kepentingan tertentu, maka waktu yang harus ditunggu oleh
pemohon terlalu lama. Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan belum
bekerja secara optimal contoh kecilnya dalam pengurusan Koperasi,
khusunya pendirian Koperasi Simpan Pinjam. Hambatan dari pihak
internal pemohon antara lain kuranagnya dokumen oleh pihak pemohon
untuk mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Spelt, N.M dan J.B.M. ten Berge, Pengamar Hukum Perizinan, disunting
oleh Philipus M.Hadjon. Yundika . Surabaya, 1993
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
C. INTERNET
http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,di
akses tanggal 6 maret 2016
http://dianekaps.blogspot.co.id/2015/11/makalah-koperasi.html.diakses
tanggal 26 February 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodepenelitian diakses tanggal 14 Maret
2016
D. WAWANCARA
LAMPIRAN
Lampiran 1
Notulen Rapat
Pendirian koperasi
Telah diadakan Rapat Anggota Pendirian Koperasi yang dihadiri oleh ………..
orang peserta, dengan pimpinan rapat yang dipilih oleh peserta rapat.
- Pimpinan rapat menyampaikan agenda Rapat sebagai berikut :
1. ………….. (Misalnya : membahas Anggaran Dasar Koperasi).
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. Dan seterusnya.
- Peserta rapat masing- masing menyampaikan ……….. dan seterusnya.
- Pimpinan rapat menyampaikan kesimpulan rapat.
- Peserta rapat menyampaikan :
1. Menyetujui ……… (Misalnya Anggaran Dasar Koperasi)
2. Menyetujui ……………………………………………….
3. Dan seterusnya.
- Pimpinan rapat menyampaikan kesimpulan akhir rapat ….. dan seterusnya.
Oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan atau minta berbicara, maka
pimpinan rapat menutup rapat pada jam ………….WIB.
Dari segala sesuatu yang tersebut dahulu, maka dibuatkanlah Notulen Rapat ini
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
……………, ………..2011
(…………………) (……………….)
Lampiran 2
KOPERASI ………………..
Nomor : ………………
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan pengesahan
Akta Pendirian Koperasi
Kepada Yth,
Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atau
Kepala Dinas/Kantor/Badan/Lembaga yang menangani urusan perkoperasian
Provinsi /D.I ……… atau Kepala Dinas/Kantor/Badan /Lembaga yang menangani
urusan Perkoperasian Kabupaten/Kota ………………………. *)
Di ………….
Dengan Hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan agar koperasi ………………dicatat
dan mendapatkan pengesahan akta pendirian/badan hukum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersama ini kami
lampirkan:
1. Dua rankap akta pendirian koperasi ……… satu diantaranya bermaterai cukup
2. Data Akta Pendirian Koperasi
3. Notulen rapat pembentukan koperasi,
4. Surat Kuasa,
5. Surat bukti tersedianya modal,
6. Rencana kegiatan usaha koperasi,
7. Susunan Pengurus dan Pengawas,
8. Daftar hadir rapat pembentukan,
9. Foto copy KTP dari para pendiri.
Kuasa Pendiri
(………….) (…………….)
Lampiran 3a
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI ……………………
Nomor ………………….
Pada hari ini …….. tanggal ………..(………) Pukul ………….. Waktu Indonesia
Bagian ………………
Berhadapan dengan saya ……… Sarjana Hukum, Notaris yang berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
…….. tanggal …….. ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, dengan
wilayah kerja Kabupaten/Kota …. dan akan disebutkan dalam bagian akhir akta
ini.
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst
Yang selanjutnya ……………….dst
Menurut keterangan penghadap, penghadap,bertindak :
a. Untuk diri sendiri.
b. Berdasarkan surat kuasa dibawah tangan tertanggal …….(……) bermaterai
cukup, dan aslinya dilekatkan pada asli akta ini, oleh karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama :
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) ………………………
(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……………
BAB II
LANDASAN,ASAS DAN PRINSIP
Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. Kegiatan Unit Usaha Simpan Pinjam ditujukan untuk menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya.
4. Pengelola Unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan terpisah dari unit usaha
lainnya.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VI
PENGURUS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VII
PENGAWAS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IX
PENASEHAT
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIII
PEMBUBARAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIV
SANKSI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan koperasi yang
dilaksanakan di …….pada hari…….tanggal …….bulan…………..tahun
BAB XVII
PENUTUP
Terhitung mulai dari ……..untuk pertama kalinya diangkat sebagai
Pengawas :
1. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
2. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. dst
Pengurus :
Ketua : Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
Bendahara : Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
Pasal …….
Pengangkatan anggota Pengurus disahkan dalam rapat anggota yang pertama kali
diadakan, setelah akta pendirian ini mendapat pengesahan dari pejabat yang
berwenang.
Pasal …….
- Dibuat dan ditandatangani di ….. pada hari ini tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh ……..keduanya ……dan
bertempat tinggal di ….dan di…….. Sebagai saksi-saksi.
- Akta ini dibacakan oleh saya, Notaris Pembuat Akta Koperasi kepada para
penghadap dan saksi-saksi. Maka ditandatangani akta ini oleh penghadap
tersebut, saksi – saksi dan saya, Notaris.
- Minuta akta ini ditandatangani secukupnya.
- Dikeluarkan sebagai salinan yang sama bunyinya.
(…………….)
Lampiran 3b
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM ………………
Nomor ……………………..
Pada hari ini …….. tanggal ………..(………) Pukul ………….. Waktu Indonesia
Bagian ………………
Berhadapan dengan saya ……… Sarjana Hukum, Notaris yang berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
…….. tanggal …….. ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, dengan
wilayah kerja Kabupaten/Kota …. dan berkantor di ………..dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebutkan dalam bagian akhir akta ini.
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
BAB II
LANDASAN,ASAS DAN PRINSIP
Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IV
RAPAT ANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VI
PENGURUS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VII
PENGAWAS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
1. Mempunyai pengetahuan, keahlian dan wawasan di bidang simpan pinjam
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IX
PENASEHAT
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIII
PEMBUBARAN
BAB XIV
SANKSI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan …………yang
dilaksanakan di Jakarta pada hari ini…….tanggal …….bulan………tahun …….
BAB XVII
PENUTUP
Terhitung mulai tanggal ……..untuk pertama kalinya diangkat sebagai
Pengawas :
1. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
2. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. dst
Pengurus :
Ketua : ……………………….
Sekretaris : ……………………….
Bendahara : ……………………….
Pasal …….
Pengangkatan anggota Pengurus disahkan dalam rapat anggota yang pertama kali
diadakan, setelah akta pendirian ini mendapat pengesahan dari pejabat yang
berwenang.
Pasal …….
- Dibuat dan ditandatangani di ….. pada hari ini tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh ……..keduanya ……dan
bertempat tinggal di ….dan di…….. Sebagai saksi-saksi.
- Akta ini dibacakan oleh saya, Notaris Pembuat Akta Koperasi kepada para
penghadap dan saksi-saksi. Maka ditandatangani akta ini oleh penghadap
tersebut, saksi – saksi dan saya, Notaris.
- Minuta akta ini ditandatangani secukupnya.
- Dikeluarkan sebagai salinan yang sama bunyinya.
(…………….)
Lampiran 4a
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI ……………………
2. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
4. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) ……………………………………………….
(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……………
(3) ……………………………………………….dst
BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
1. …………………………….
2. …………………………….
3. Kegiatan unit Usaha Simpan Pinjam ditujukan untuk menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya.
4. Pengelolaan unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan secara terpisah dari unit
usaha lainnya.
5. Pengelolaan unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan oleh tenaga pengelola
yang mempunyai keahlian di bidang keuangan, atau pernah mengikuti
pendidikan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IV
RAPAT ANGGOTA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VI
RAPAT ANGGOTA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VI
PENGURUS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VII
PENGAWAS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IX
PENASEHAT
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIII
PEMBUBARAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIV
SANKSI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
BAB XVII
PENUTUP
Lampiran 4b
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM……………………
2. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
4. dst
Atas kuasa rapat pembentukan koperasi ………yang diselenggarakan pada
tanggal ………….ditunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk
pertama kalinya sebagai pengurus koperasi……….dan menyatakan mendirikan
koperasi serta menandatangani aggaran dasar koperasi yang isinya sebagai
berikut:
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Koperasi ini bernama ………………………………………….dst
BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
1. …………………………….
2. …………………………….
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VI
PENGURUS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VII
PENGAWAS
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
Pasal ……
1. Mempunyai pengetahuan, keahlian dan wawasan di bidang simpan
pinjam.
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IX
PENASEHAT
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIII
PEMBUBARAN
- Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
- Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XIV
SANKSI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota pembentukan …………………
Yang dilaksanakan di Jakarta pada hari …….tanggal………bulan……..tahun…..
BAB XVII
PENUTUP
Lampiran 5
Kewarganegaraan : ……………………………
6.2 …………………dst…….. : ……………………………
7.a. Koperasi didirikan : ……………………………
b. Jika dengan jangka waktu
Terbatas, didirikan untuk
Jangka waktu : ……………………………
8.Maksud dan Tujuan Kop. : ……………………………
9.Kegiatan Usaha : ……………………………
10. a. Modal dasar Koperasi
Sebesar : Rp. ………....(…………..)
b. Penyetoran Simpan Pokok
sebesar : Rp. ………....(…………..)
c. Simpan Wajib yang
telah disetor sebesar : Rp. ………....(…………..)
11. Pemanggilan Rapat Anggota
a. Jangka waktu pemanggilan
Rapat anggota : …………….hari sebelum tanggal rapat
b. Jangka waktu pemanggilan :
Rapat anggota Tahunan : …………….hari sebelum tanggal rapat
c. Jangka waktu pemanggilan :
Rapat anggota luar biasa : …………….hari sebelum tanggal rapat
12. Cara Pemanggilan : Surat tercatat dan atau surat kabar harian
Rapat Anggota
13. Tempat Rapat Anggota : …………………………………………..
14. Korum rapat dan persyaratan sahnya keputusan
Rapat Anggota 1
Rapat Anggota 2
c. Rapat Anggota untuk perubahan
anggaran dasar
Rapat Anggota 1
Rapat Anggota 2
d. Rapat Anggota untuk :
- Mengalihkan/menjaminkan sebagian
besar atau seluruh kekayaan koperasi
- Memperpanjang jangka waktu
berdirinya koperasi karena jangka
waktunya berakhir
- Penggabungan/Peleburan /Pembagian
- Pembubaran koperasi
D.3. Direktur
Nama lengkap : ………………….
Tempat &tanggal lahir : ………………….
Alamat jelas : ………………….
Kewarganegaraan : ………………….
e. Rapat pengurus
Korum Rapat : ………………….
Keputusan : ………………….
Pengawas
a. Tata cara pencalonan : ………………….
b. Syarat – syarat pengangkatan : ………………….
c. Anggota Pengawas diangkat
oleh RA untuk jangkat waktu : ……………tahun
(…………….)
Lampiran 6
Nomor : ………………….
Lampiran : ………………….
Perihal : Penerimaan permintaan Pengesahan
Akta Pendirian Koperasi
Kepada Yth
Sdr……………
Pendiri Koperasi …………….
di-
Telah kami terima pada tanggal ……… dan sesuai dengan ketentuan Undang-
undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, maka permintaan saudara
tersebut segera diproses.
(…………………)
Nip. ……………
*) disesuaikan Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
Lampiran 7a
Dinas /kantor
MEMUTUSKAN
………………….
Nip. …………….
Tembusan Yth:
1. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah C.q Deputi Bidang
Kelembagaan Koperasi dan UKM
2. Gubernur Provinsi ……………………………………
Lampiran 7b
Dinas /kantor
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
A.N.MENTERI NEGARA KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
BUPATI /WALIKOTA ……………..
Kepala Dinas/Kantor.Badan/Lembaga
Yang menangani urusan perkoperasian
Kabupaten /Kota ……….*)
………………….
Nip. …………….
Tembusan Yth:
1. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah C.q Deputi Bidang
Kelembagaan Koperasi dan UKM
2. Gubernur Provinsi ……………………………………
3. Bupati /Walikota, Kabupaten/Kota………………….