Anda di halaman 1dari 158

PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI No.17 tahun 2012 DITINJAU


DARI SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(Studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta kasih Krakatau Bilal Medan)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

Oleh

VICTOR LUGA HAMONANGAN HARIANDJA


NIM:120200408

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI No.17 tahun 2012
DITINJAU DARI SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
(Studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan)

Oleh
VICTOR LUGA HAMONANGAN HARIANDJA
NIM:120200408

Disetujui Oleh

Departemen Hukum Administrasi Negara

SURIA NINGSIH, SH., M.Hum

NIP. 196002141987032002

Pembimbing I Pembimbing II

Suria Ningsih, SH., M.Hum Boy Laksamana,SH,M.Hum


NIP. 196002141987032002 NIP.197503202009121002

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


i

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa skripsi saya yang berjudul “PROSEDUR PENDIRIAN DAN
PERIZINAN KOPERASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KOPERASI
NO.17 TAHUN 2012 DITINJAU DARI SUDUT HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA (STUDI KASUS KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH
KRAKATAU BILAL MEDAN)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri dan
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dari plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 26 Mei 2016


Yang membuat Pernyataan

Viktor Luga Hamonangan Hariandja


120200408

Universitas Sumatera Utara


ii

ABSTRAK
PROSEDUR PENDIRIAN DAN PERIZINAN KOPERASI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KOPERASI NO.17 TAHUN 2012 DITINJAU DARI
SUDUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI KASUS
KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU BILAL MEDAN)
*Viktor Luga Hamonangan Hariandja
**Suria Ningsih
***Boy Laksamana
Proses pendirian dan perizinan Koperasi merupakan hal yang utama yang
harus dilakukan oleh pendiri Koperasi sebelum melakukan aktivitasnya di
masyarakat. Hal ini di atur dalam Undang-undang Koperasi nomor 17 tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis proses
pendirian dan perizinan Koperasi studi kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta
Kasih Krakatau Bilal Medan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam proses
penerbitan akta pendirian dan perizinan di Kota Medan. Jenis penelitian adalah
penelitian hukum yuridis normatif yaitu tipe penelitian yang difokuskan untuk
mengkaji penerapan kaedah-kaedah atau norma-norma dalam hukum positif.
Akta pendirian dan perizinan Koperasi berdasarkan Undang-undang
nomor 17 tahun 2012 yang diperjelas pada Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM nomor 1 tahun 2006 yaitu pasal 4 dan pasal 5 ayat (1) Para pendiri
wajib mengadakan rapat persiapan tangga untuk keperluan pendirian koperasi
yang dihadiri sekurang-kurangnya 20 (Dua Puluh) orang pendiri serta notaris dan
pejabat yang berwenang. Kendala dalam penerbitan akta pendirian dan perizinan
koperasi di Kota Medan antara lain pelayanan publik oleh instansi terkait dan
lambannya proses penerbitan akta, serta mahalnya biaya notaris sebagai bagian
dari proses administrasi Negara.
Kata kunci : Prosedur pendirian dan perizinan koperasi
*Mahasiswa Fakultas Hukum USU
**Dosen Pembimbing I / Sekaligus Ketua Departemen Hukum Administrasi
Negara Fakultas Hukum USU
***Dosen Pembimbing II / Dosen Fakultas Hukum USU

Universitas Sumatera Utara


iii

KATA PENGANTAR

Untuk pertama kali, penulis ucapkan puji syukur dan hormat Kemuliaan
kepada Tuhan atas berkat pertolongan-Nyalah penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini dari awal pengerjaan hingga akhir. Sungguh tidak terduga hal-hal indah
yang boleh Tuhan izinkan selama proses pengerjaan skirpsi ini. Terkhusus untuk
Orangtua penulis yang terkasih Mustar Hariandja,SE dan Ratna Gultom yang
senantiasa memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis selama ini.
Tugas skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar
karena pendidikan merupakan longlife education.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Karenanya, penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof., Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum. selaku Dekan Fakultas
Hukum Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr.OK.Saidin,SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Puspa Melati Hasibuan.,SH,M.Hum,selaku Wakil Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Suria Ningsih, SH., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum
Administrasi Negara sekaligus Dosen Pembimbing I skripsi penulis yang
telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.
5. Bapak Boy Laksamana, SH., M.Hum selaku dosen pembimbing II skirpsi
penulis yang dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.
6. Seluruh Staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Ungkapan terima kasih kepada adik-adik penulis Mauli Eka Wati Hariandja
dan Yosua Hariandja yang telah mendukung dan memberikan doa kepada
penulis untuk menyelesaikan studi di Fakultas Hukum USU.

Universitas Sumatera Utara


iv

9. Tidak lupa kepada Wanita Terkasih penulis, Yohana Oktryanti Nababan,SE


yang sudah setia menemani penulis kesana-kemari selama menyelesaikan
pendidikan S1 Hukum Universitas Sumatera Utara.
10. Terima kasih kepada Bapak Jallepen Sipayung, SH dan Bapak Edisman
Silalahi,SE selaku pengurus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan dan para pegawai yang telah meluangkan waktunya pada penulis
dalam wawancara guna mendapatkan informasi sehingga skrispi ini selesai.
11. Sahabat-sahabat penulis Gomgom Sidabutar,ST dan Daniel Sihite dan seluruh
teman-teman stambuk 2012 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Kiranya Tuhan membalas setiap kebaikan dari semua pihak yang telah
membantu penulis selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
Akhir kata, semoga penelitian ini bisa berrmanfaat dan menginspirasi
banyak pihak. Terima kasih.

Medan, 27 Mei 2016


Penulis

Viktor Luga Hamonangan Hariandja


120200408

Universitas Sumatera Utara


v

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ................................................................................................. i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A Latar Belakang..................................................................................1
B Perumusan Masalah ..........................................................................5
C Tujuan dan manfaat Penelitian .........................................................5
D Keaslian Penulisan............................................................................6
E Tinjauan Pustaka ..............................................................................7
F Metode Penelitian .............................................................................9
G Sistematika Penulisan .....................................................................12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGKOPERASIAN DI


INDONESIA ........................................................................................14
A Pengertian dan Asas dalam Koperasi .............................................14
B Sejarah Koperasi dan Perkembangan Koperasi Di Indonesia ........19
C Bentuk dan Pendirian Koperasi ......................................................30

BAB III PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI DAN PERIZINAN


KOPERASI ..........................................................................................50
A Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan ....................................................................................50
B Dasar Hukum Pendirian Koperasi ..................................................65
C Proses Pemberian Izin Pendirian Koperasi Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian ................69

Universitas Sumatera Utara


vi

BAB IV KENDALA-KENDAL DALAM PENERBITAN PENDIRIAN


KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU
BILAL MEDAN...................................................................................76
A Hambatan dalam Pemberian Perizinan Pendirian Koperasi Simpan
Pinjam Cinta Kasih .........................................................................76
B Hambatan dalam Pengembangan Koperasi di Kota Medan ...........77
C Solusi dalam Mengatasi Pendirian Koperasi ..................................86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................89


A Kesimpulan .....................................................................................89
B Saran ...............................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................92


LAMPIRAN ..........................................................................................................95

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa
dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan
ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota
perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi
sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan
di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotannya.Koperasi
mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari
orang-orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha
untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas
tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan perkumpulan-perkumpulan Koperasi21.

Konstitusi Negara kesatuan Republik Indonesia memberikan landasan bagi


penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan
kesejahteraan kepada rakyat banyak dengan asasdemokrasi ekonomi.hal ini
ditegaskan dalam pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa
Perekonomian dususun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.dalam arti
yang lebih luas, dirumuskan pada ayat 4 pasal tersebut diatas ,bahwa
perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.Koperasi yang sering disebut dengan sokoguru
ekonomi kerakyatan ini batasannya dirumuskan dalam Undang-Undang
Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1.

21
I.G.Gde. Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi. (Jakarta: Departemen Koperasi,
1983), hlm. 15.

Universitas Sumatera Utara


2

Sebagai badan usaha berbadan hukum dan melakukan kegiatan berdasarkan


prinsip ekonomi, sesungguhnya koperasi adalah suatu kegiatan usaha karena
prinsip ekonomi itu sendiri merupakan filosofi yang tidak dapat dilepaskan dari
tujuan mencari keuntungan. Hal lainnya yang menunjukkan ciri koperasi sebagai
perkumpulan adalah status keanggotaan dan hak suara tentang keanggotaan
koperasi,pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012
menyatakan bahwa keanggotaan koperasi tidak dapat dipindah tangankan. Hal ini
berbeda dengan Perseroan Terbatas khususnya Perseroan Terbatas yang telah go
public dimana para pemegang saham dapat memper-jual belikan sahamnya
sewaktu-waktu.22

Seseorang dikatakan sejahtera apabila merasa bebas untuk mewujudkan


kehidupan individual dan sosialnya sesuai dengan aspirasi serta dengan
kemungkinan-kemungkinan yang tersedia bagi dirinya, tidak berarti bahwa yang
dikejar dalam menciptakan kesejahteraan hanya kebebasan. Kebebasan dari satu
orang akan berhadapan dengan kebebasan orang lain, demikian pula kepentingan
sekelompok orang akan berhadapan dengan kepentingan pihak lain, untuk itu
perlu ada keselarasan. Peran pemerintah dalam hal ini sangat diharapkan untuk
mewujudkan kondisi itu, baik melalui pengaturan, kebijakan tetentu, maupun
stelsel Perizinan.Perizinan itu sendiri dipandang sebagai salah satu instrumen
pengaturan yang paling banyak digunakan oleh pemerintahan dalam
mengendalikan masyarakat agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui pemerintahan yang desentralistik, akan terbuka wadah demokrasi


bagi masyarakat lokal untuk berperan dalam menentukan nasibnya, serta
berorientasi kepada kepentingan rakyat melalui pemerintahan daerah yang
terpercaya, terbuka dan jujur serta bersikap tidak mengelak terhadap tanggung
jawab sebagai prasyarat terwujudnya pemerintahan yang akuntabel dan mampu
memenuhi asas-asas kepatuhan dalam pemerintahan.23

22
Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),hlm. 1-2
23
Ridwan Juniarso,Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara dan Pelayanan
publik.Bandung:Nuansa.2009,hlm.229

Universitas Sumatera Utara


3

Pemerintah dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik,


bersih dan berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan tugas yang sangat luas dan
kompleks. Pemerintah memiliki hak dan wewenang untuk mengatur kehidupan
warga negaranya. Pada dasarnya penyelenggaraan pemerintahan mengemban tiga
fungsi hakiki, yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan
pembangunan (development). Jadi selain melaksanakan pembangunan,
pemerintah juga memberikan pelayanan publik.

Dibentuknya daerah-daerah otonom diseluruh wilayah Indonesia,


memiliki keterkaitan erat dengan ketentuan pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang
menyatakan “Kedaulatan rakyat ditangan rakyat”. Pencerminan demokrasi dalam
pemerintahan daerah adalah merealisasikan politik desentralisasi untuk satuan-
satuan wilayah di Negara Indonesia. Sehingga dasar dan otonomi daerah
didasarkan pada keadaan dan factor-faktor rill dalam masyarakat serta untuk
mewujudkan keinginan masyarakat. Pemerintah daerah diberikan kekuasaan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri.24

Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam


kerangka hukum Tata Negara, pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam negara Indonesia adalah dalam rangka melaksanakan
asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam kerangka negara kesatuan. Akibat
mutlak dari negara kesatuan adalah adanya stelsel pengawasan atas segala
keputusan pemerintah daerah dalam menyelenggarkan pemerintah daerah,
sehingga selalu diusahakan terpelihara kesatuan, harmoniasasi hubungan pusat
dan daerah. Dalam arti bahwa kemerdekaan daerah dalam mengurus rumah
tangganya tidak merusak hubungan negara dan daerahnya. Hubungan antara pusat
dan daerah dalam negara dan pemerintahan yang didesentralisir harus tetap ada
dan terpelihara.25

Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal salah satu koperasi

24
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945
25
Ridwan, Juniarso.Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik.
Bandung :Nuansa,.2009, hlm 165.

Universitas Sumatera Utara


4

yang berdiri dikota Medan merupakan suatu bentuk usaha kecil menengah yg
menunjang ekonomi kerakyatan yang berusaha berperan nyata mengembangkan
dan memberdayakan tata ekonomi nasional yang berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan
makmur.Untuk mencapai hal tersebut, keseluruhan kegiatan Koperasi harus
diselenggarakan berdasarkan nilai yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta nilai dan prinsip Koperasi.

Pembangunan Koperasi telah diselenggarakan sejak beberapa dekade yang


lalu. Ditinjau dari segi kuantitas, hasil pembangunan tersebut sungguh
membanggakan ditandai dengan jumlah koperasi di Indonesia yang meningkat
pesat. Namun, jika ditinjau dari segi kualitas, masih perlu diperbaiki sehingga
mencapai kondisi yang diharapkan. Sebagian Koperasi belum berperan secara
signifikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

Pembangunan Koperasi seharusnya diarahkan pada penguatan


kelembagaan dan usaha agar Koperasi menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh, dan
berkembang melalui peningkatan kerjasama, potensi, dan kemampuan ekonomi
Anggota, serta peran dalam perekonomian nasional dan global.

Banyak faktor yang menghambat kemajuan Koperasi. Hal tersebut


berakibat pada pengembangan dan pemberdayaan Koperasi sulit untuk
mewujudkan Koperasi yang kuat dan mandiri yang mampu mengembangkan dan
meningkatkan kerja sama, potensi, dan kemampuan ekonomi Anggota dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya hal inilah yang
membuat penulis berkeinginan untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam
skripsi berjudul “Prosedur Pendirian dan Perizinan Koperasi Berdassarkan
Undang-Undang Koperasi No.17 Tahun 2012 Ditinjau dari Sudut Hukum
Administrasi Negara(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan.

Dari latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk memilih judul


“Prosedur Pendirian dan Perizinan Koperasi Berdassarkan Undang-Undang

Universitas Sumatera Utara


5

Koperasi No.17 Tahun 2012 Ditinjau dari Sudut Hukum Administrasi


Negara (Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal
Medan)”.

B. Perumusan Masalah
Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi
permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun
yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Gambaran umum Perkooperasian di Indonesia?


2. Bagaimanakah Prosedur Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih
Krakatau Bilal Medan Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2012?
3. Bagaimanakah Kendala-Kendala dalam Pendirian Koperasi Simpan
Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum tetang perrkooperasian


di Indonesia.
b. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pendirian Koperasi Simpan
Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan.
c. Untuk mengetahui kendala-Kendala dalam Pendirian Koperasi Simpan
Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan.
2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

a.Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan


dapat memberikan kontribusi untuk memperkaya khasanah ilmu
hukum,khususnya dalam perspektif hukum administrasi Negara untuk

Universitas Sumatera Utara


6

mewujudkan birokrasi yang berwatak responsive,competent,dan


accountable.

2) Hasil penelitian ini diharapkan juga pula dapatkan memberikan


sumbangan pemikiran mengenai konsep birokrasi Pemerintaha
Indonesia dalam proses pendirian koperasi di Kota Medan sesuai
dengan Undang-Undang Koperasi Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkooperasian.

b.Manafaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis


kepada para Warga Indonesia yang memiliki minat untuk menjalankan
Koperasi agar dengan memahami terlebih dahulu pengetahuan prosedur
dan perizinan pada Koperasi sesuai dengan Undang-Undang Koperasi
Nomor 17 Tahun 2012.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh


penulis baik di perpustakaan Uiversitas Sumatera Utara maupun diperpustakaan
cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,maka dari itu peneliti
memilih judul skripsi dengan judul “Prosedur Pendirian dan Perizinan
Koperasi berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2012(studi kasus
koperasi simpan pinjam cinta kasis Krakatau bilal Medan)”. Judul penelitian
ini sendiri belum pernah diteliti oleh peneliti yang lain,namun terdapat judul yang
mirip dengan judul diatas,adapun judul yang mirip dengan judul skripsi ini adalah
sebagai berikut:

1. Martunas Sianturi, 9002001164 dengan judul skripsi Aspek Hukum


Administrasi Negara Dalam Pemberian Izin Penyiaran (Studi Kasus PT.
Radio Khamasutra),

Universitas Sumatera Utara


7

2. Debora Margareth Uli Silitonga,100200378 Prosedur Pemberian izin


mendirikan bangunan berdasarkan peraturan daerah kabupaten dli serdang
Nomor 14 Tahun 2006 (studi kasus di kabupaten deli serdang).

E. Tinjauan Pustaka
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.26
Pengertian koperasi juga dapat dilakukan dari pendekatan asal yaitu kata koperasi
berasal dari bahasa Latin "coopere", yang dalam bahasa Inggris disebut
cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja, jadi cooperation
berarti bekerja sama. Terminologi koperasi yang mempunyai arti "kerja sama",
atau paling tidak mengandung makna kerja sama.27
1. Menurut International Labour Organization (ILO),Cooperative defined as
an association of person usually of limited means, who have
voluntarilyjoined together to achieve a common economic end through the
formation of a democratically controlled business organization, making
equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of
the risk and benefits of the undertaking.
2. Menurut Arifinal Chaniago,Koperasi adalah suatu perkumpulan
beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan
kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggotanya.
3. Menurut P.J.V. Dooren,Koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-orang,
akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum
(corporate).

26
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian Pasal 1 angka (1)
27
Sutantya Rahardja Hadikusuma,Hukum Koperasi Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2001),hlm. 5-6

Universitas Sumatera Utara


8

4. Menurut Moh. Hatta,Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki


nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat
tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada
kawan berdasarkan prinsip seorang buat semua dan semua buat seorang.
5. Menurut Munkner,Koperasi adalah organisasi tolong menolong yang
menjalankan urusniaga secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong
menolong. Aktivitas dalam urusan niaga semata-mata bertujuan ekonomi,
bukan sosial seperti yang dikandung gotong royong.28

Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan

bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan yang


dilakukan oleh masyarakat. Perizinan maksudnya dapat berbentuk pendaftaran,
rekomendasi sertifikat, penentuan kuota dan izin untuk melaksanakan sesuatu
usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan
atau seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan yang dilakukan.Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan
undang-undang atau aturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu
menyimpang dari ketentuan larangan perundangan.29

Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan


oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai aparatur
penyelenggaraan negara mengingat hukum perizinan ini berkaitan dengan
pemerintah maka mekanisme media dapat dikatakan bahwa hukum perizinan
termasuk disiplin ilmu Hukum Administrasi Negara atau hukum 'Tata
Pemerintahan seperti yang kita ketahui pemerintah adalah : sebagai pembinaan
dan pengendalian dari masyarakat dan salah satu fungsi pemerintah di bidang
pembinaan dan pengendalian izin adalah pemberian izin kepada masyarakat dan
organisasi tertentu yang merupakan mekanisme pengendalian administratif yang

28
Andjar Pachta W,Hukum Koperasi Indonesia,(Universitas Indonesia:Kecana Media
Group,2005),hlm.15-16
29
Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Yuridiks, 1993, hlm. 2

Universitas Sumatera Utara


9

harus dilakukan di dalam praktek pemerintahan.30

N.M.Spelt dan J.B.J.M.Ten Berge, menyatakan bahwa secara umum izin


merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan
larangan perundang-undangan (izin dalam arti sempit). Berdasarkan pendapat
tersebut, dalam izin dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan
sesuatu kecuali diizinkan atau diberi izin. Artinya, kemungkinan seseorang atau
suatu pihak tertutup kecuali diizinkan oleh pemerintah. Dengan demikian
pemerintah mengikatkan perannya dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang atau
pihak yang bersangkutan. Selanjutnya larangan-larangan tersebut diikuti dengan
perincian syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh
pemohon, untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan penetapan
prosedur dan petunjuk pelaksanaan (juklak) kepada pejabat-pejabat administrasi
negara yang bersangkutan.31

Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara


bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan
persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan.32

F. Metode Penelitian

Istilah “Metode”berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methods” yang berarti


cara atau jalan sehubungan dengan penelitian yang menyangkut cara kerja yang
berfungsi untuk memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang
bersangkutan33.

Dalam suatu penelitian guna menemukan dan mengembangkan kejelasan

30
S.J. Fockema Andreae, Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Druk, J.B. Wolter’
Uitgeversmaatshappij N.V., (Groningen, 1951), hlm. 311
31
N.M.Spelt dan J.B.M. ten Berge,Pengamar Hukum Perizinan, disunting oleh Philipus
M.Hadjon. Yundika . Surabaya, 1993, hlm.2-3.
32
Sjachran Basah, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi, Makalah pada
Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum Unair, Surabaya, 1995, hlm. 2.
33
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodepenelitian diakses tanggal 14 Maret 2016

Universitas Sumatera Utara


10

dari sebuah pengetahuan maka diperlukan metode penelitian. Karena dengan


menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan dalam mencapai
tujuan dari penelitian,kemudian dalam mencapai tujuan dari peneliti, kemudian
penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemmecahan yang tepat terhadap masalah-masalah.

Maka dengan metode penelitian yang digunakan untuk menganalisa


permasalahan seperti diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif. Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu
pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan.Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu
penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam
kaitannya dengan hukum.34

Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis. Penelitian yang


bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan hukum.Dengan menggunakan
sifat deskriptif ini, maka peraturan hukum dalam penelitian ini dapat dengan tepat
digambarkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pendekatan
masalah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku (Statute
Approach)35

2. Sumber Data

Data yang kemudian diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian

34
Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, hlm 1.
35
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada Media, 2010, hlm
87

Universitas Sumatera Utara


11

maupun di luar penelitian adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-


pihak atau instansi-instansi yang terkait dengan objek yang diteliti secara
langsung, yang dimaksudkan untuk lebih memahami maksud, tujuan dan
arti dari data sekunder yang ada.

b. Data Sekunder
Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang di dapat
melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari
literatur-literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

c. Data Tersier
Bahan hukum tersier yaitu kamus, ensiklopedia, dan bahan-bahan lain
yang dapat memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan-bahan
hukum primer dan sekunder yang berkaitan dengan permasalahan yang

dikaji.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpul data yang digunakan penulis untuk data primer adalah
wawancara. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelusuran data
sekuender adalah studi dokumentasi atau melalui penelusuran literatur. Kegiatan
yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu Studi
Pustaka dengan cara identifikasi isi. Alat pengumpulan data dengan
mengidentifikasi isi dari data sekunder diperoleh dengan cara membaca,
mengkaji, dan mempelajari bahan pustaka baik berupa peraturan perundang-
undangan, artikel ,dari internet, makalah seminar nasional, jurnal, dokumen, dan

Universitas Sumatera Utara


12

data- data lain yang mempunyai kaitan dengan data penelitian ini.36

4. Analisis Data

Data yang di peroleh dari hasil penelitian kemudian di analisa dengan


menggunakan metode deskriptif kualitatif, berdasarkan disiplin ilmu hukum
dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lapangan. Kemudian di
kelompokkan, di hubungkan dan dibandingkan dengan ketentuan hukum yang

Berkaitan dengan koperasi.Dengan demikian,kegiatan analisis ini akan


memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini baik secara normatif
maupun secara faktual di lapangan

G. Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian bab ini akan membahas tentang Latar Belakang,Perumusan


Masalah,Tujuan dan Manfaat Penelitian,Keaslian Penulisan,Tinjauan
Pustaka,Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERKOOPERASIAN di INDONESIA

Bagian bab ini akan membahas tentang pengertian dan asas dalam
KOPERASI dan Sejarah dan Perkembangan Hukum Koperasi di Indonesia
serta Bentuk dan Pendirian Koperasi.

BAB III

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI dan PERIZINAN KOPERASI

Bagian bab ini akan membahas tentang gambaran umum Koperasi Simpan

36
Soerjono Soekanto.Op.Cit.,hal 22

Universitas Sumatera Utara


13

Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal Medan berdasarkan Undang-Undang


Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkooperasian dan Dasar Hukum
Pendirian Koperasi

BAB IV

KENDALA-KENDALA DALAM PENERBITAN PENDIRIAN


KOPERASI SIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU BILAL
MEDAN

Pada bagian bab ini akan membahas tentang Hambatan dalam pendirian
Perizinan koperasi dan Solusi dalam mengatasi Hambatan Pendirian
Koperasi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab kesimpulan dan saran dari seluruh rangkaian bab-
bab sebelumnya.Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang dibuat
berdasarkan uraian penelitian,kemudian dilengkapi dengan saran yang
mungkin bermanfaat dimasa yang akan datang untuk penelitian lanjutan.

Universitas Sumatera Utara


14

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERKOOPERASIAN DI INDONESIA

A. Pengertian dan Asas Dalam Koperasi


Secara etimologi,Koperasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
cooperative;merupakan gabungan dua kata co dan operation.Dalam bahasa
Belanda disebut cooperative,yang artinya adalah kerjasama.Dalam Bahasa
Indonesia dilafalkan menjadi koperasi.37

Henry Campbel Blacks dalam Blacks law dictionary mendefinisikan


cooperative sebagai:

A coporation or association organized for purpose of rendering economic


services,without gain to itself,to shareholders or members who own and control
its.Type of business that is owned by its member customers.

Cooperative vary widely in character and in the manner in which they


function.They have been classified along functional lines as follows: (a) consumer
cooperative(incluiding customer stores,husing cooperatives,utility cooperative
and health cooperative); (b) marketing cooperative; (c) business purchasing
cooperatives; (d) workers productive cooperatives (e) financial cooperative (such
as the credit union,mutual savings bank, savings and loan association,and
production credit association); (f) insurance cooperative; (g) labor unions; (h)
trade association; and (i) self-help cooperative.

The required from for a cooperative may differ in different states; e.g.
unincorporated association ,cooperative association, nonprofit
corporation.Sedangkan cooperative corporation didefinisikan sebagai
berikut:A”cooperative corporation”, While having a corporate existence,is

37
Andjar Pachta W.Hukum Koperasi Indonesia.Jakarta:Universitas Indonesia,Kencana
2001,hal 15

Universitas Sumatera Utara


15

primarily an organization for purpose of providing services and profit to its


members and not for corporate profit.38

International Labor Aliance (ICA) dalam kongresnya yang ke-100 di


Manchester tahun 1995 telah mengesahkan ICA Cooperative Identity Statement
(ICIS) dan mendefinisikan koperasi sebagai:

An autonomos association of person united voluntarily to meet their


common economic,social and cultural needs and aspirations through a jointly-
owned and democratically-controlled enterprise.39

Frank Robotka dalam tulisannya berjudul A Theory of


cooperative,mengemukakan bahwa kebanyakan ekonom-ekonom Amerika Serikat
yang telah menulis tentang teori koperasi, pada umumnya menerima ide-ide
umum tentang perkumpulan koperasi (cooperative business association) sebagai
berikut:

Perkumpulan koperasi adalah suatu bentuk badan usaha atau persekutuan


ekonomi,yakni suatu perkumpulan yang anggota-anggotanya adalah para
langanannya (patrons).Koperasi diorganisasikan oleh mereka dan pada dasarnya
dimiliki dan diawasi oleh para anggota dan bekerja untuk kemanfaatan atau
kuntungan bagi para anggota dan bekerja untuk kemanfaatan mereka.Hal ini
sangat berlawanan dengan unit-unit usaha yang bekerja untuk kemanfaatan atau
keuntungan bagi para pemilik modal atau para penerima upah.

Mengenai teknik organisasi dan teknik operasional,pembagian dan praktik


usahanya terdapat kesesuaian pendapat dengan apa yang disebut Rochdale
Principle, misalnya berdagang dengan harga umum,pembagian sisa hasil usaha
menurut jasa anggota,menolak pemberian suara yang diwakili (proxy
voting),pengawasan hanyalah oleh anggota yang aktif (aktif patrons

38
Ibid,hal 16
39
Ahmed, Riazuddin, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles to
Development. Dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in Social andEconomic
Development.London: International Cooperative Alliance, 1964), hal. 6

Universitas Sumatera Utara


16

members),pembayaran yang rendah oleh para anggotanya untuk


keanggotaannya,netral dalam politik dan agama,dan seterusnya.

Selanjutnya Frank Robotka mengutip pendapat J.D.Black yang


mengemukakan bahwa koperasi sebagai struktur ekonomi merupakan suatu
kombinasi horizontal dari unit-unit yang dikoordinasikan,melayani berbagai
tujuan dari unit-unit itu. Akan tetapi, apabila integrasi vertikal dipertimbangkan
baik ke depan terhadap konsumen atau ke belakang terhadap sumber daya yang
tersedia. Kombinasi horizontal perlu diantara unit-unit yang terlalu kecil untuk
melaksanakan integrasi vertikal secara individual.Dalam hal itu E.G Nourse
memandang bahwa koperasi adalah suatu alat untuk mengefektifkan organisasi
berskala besar,merupakan suatu proses integrasi vertikal,dan integrasi horizontal.

Mengenai hubungan ekonomi yang terjadi diantara anggota suatu koperasi.


Black mengatakan bahwa koperasi merupakan antithesis dari persaingan,yakni
bahwa anggota-anggota lebih bersifat bekerja sama daripada bersaing diantara
mereka sendiri

Pengakuan atas implikasi dari bentuk bukan kumpulan modal dan bukan
mengejar keuntungan dari koperasi yang bertitik tolak dari prinsip-prinsip
Rochdale dimana Nourse telah menunjukkan bentuk organisasi demikian yaitu
suatu bentuk yang sangat berbeda dengan sebuah perseroan yang mengejar
keuntungan dan bekerja dengan suatu rencana atau skema khusus untuk
memperoleh keuntungan.

Keanggotaan di dalam koperasi lebih mendasarkan kepada anggota secara


perseorangan daripada atas dasar yang bersifat finansial bukan perorangan
(Impersonal Financial Basis). Orang akan dengan sukarela bergabung dengan atas
dasar keinginan mereka sendiri,penilaian perseorangan dan kesanggupan serta
kemauan untuk menepati janji termasuk di dalam pelaksanaan timbal-balik
terutama terhadap risiko dan biaya-biaya.

Koperasi merupakan suatu wadah dimana para anggotanya secara lebih


efektif menunjukkan fungsi-fungsinya yang tertentu,proses atau aktifitas yang

Universitas Sumatera Utara


17

berhubungan secara integral dengan kegiatan-kegiatan ekonomi daripada


anggota.Koperasi semacam ini bukan suatu unit ekonomi yang mengejar karier
ekonomi yang bersifat bebas(Persues, Each, Own Independen Economic Carier).

Keanggotaan dalam koperasi yang sungguh-sungguh tidak ditentukan oleh


pengikutsertaan modalnya,akan tetapi oleh partisipasinya dalam kegiatan-kegiatan
koperasi yang bersngkutan. Modal koperasi yang demikian terlepas sama sekali
dari konotasi entrepreneur yang tradisional (traditional entrepreneurial
connotation) dan didasarkan atas dasar pinjaman.

Kegiatan yang dilaksanakan secara kooperatif adalah suatu usaha yang


timbal balik,maka anggota-anggota koperasi itu setuju untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban dalam usaha memperoleh keuntungan timbal balik dalam
hubungannya dalam pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu yang biasa berlaku dalam
mencapai tujuan ekonomi mereka,yang bukan anggota adalah bukan bagian dari
perkumpulan semacam ini.oleh karena itu,tidak konsisten koperasi melayani
mereka.40

Undang-undang Koperasi nomor 17 tahun 2012 menyatakan bahwa


koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.

Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan


koperasi.Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang perseorangan.Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan badan hukum koperasi.
Rapat Anggota adalah perangkat organisasi koperasi yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam koperasi.Pengawas adalah perangkat organisasi
koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan nasihat kepada
pengurus.Pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang bertanggung jawab

40
http://dianekaps.blogspot.co.id/2015/11/makalah-koperasi.html.diakses tanggal 26
February 2016

Universitas Sumatera Utara


18

penuh atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan tujuan koperasi


tersebut, serta mewakili koperasi baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.Setoran pokok adalah sejumlah uang yang
wajib dibayar oleh seseorang atau badan hukum koperasi pada saat yang
bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan pada suatu
koperasi.Sertifikat modal koperasi adalah bukti penyertaan anggota koperasi
dalam modal koperasi.Hibah adalah pemberian uang dan/atau barang kepada
koperasi dengan sukarela tanpa imbalan jasa sebagai modal usaha.
Modal penyertaan adalah penyetoran modal pada koperasi berupa uang
dan/atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang disetorkan oleh perorangan
dan/atau badan hukum untuk menambah dan memperkuat permodalan Koperasi
guna meningkatkan kegiatan usahanya.
Selisih hasil usaha adalah surplus hasil usaha atau defisit hasil usaha yang
diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi dalam satu tahun buku
setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha simpanan adalah
sejumlah uang yang disimpan oleh anggota kepada koperasi simpan pinjam
dengan memperoleh jasa dari Koperasi Simpan Pinjam sesuai perjanjian.
Pinjaman adalah penyediaan uang oleh Koperasi Simpan Pinjam kepada
anggota sebagai peminjam berdasarkan perjanjian yang mewajibkan peminjam
untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa.Koperasi simpan
pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-
satunya usaha.
Unit simpan pinjam adalah salah satu unit usaha koperasi non koperasi
simpan pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau syariah.Gerakan
koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang
bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan koperasi. Dewan koperasi
Indonesia adalah organisasi yang didirikan dari/dan oleh gerakan koperasi untuk
memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan aspirasi koperasi,hari adalah hari

Universitas Sumatera Utara


19

kalender, menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan


dibidang koperasi41

B. Sejarah Koperasi dan Perkembangan Koperasi di Indonesia


Sejarah perkembangan hukum koperasi di Indonesia sekurang-kurangnya
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) periode, yaitu periode penjajahan Belanda, periode
pendudukan Jepang, dan periode Kemerdekaan, sebagaimana dijelaskan oleh
Sutantya Rahardja Hadhikusuma42.

1. Periode Penjajahan Belanda

a. Masa tahun 1896 - 1908

Masa ini merupakan titik awal dikenalnya koperasi di bumi Indonesia ini.
Pada tahun 1986 ada seorang Pamong Praja bernama R. Aria Wiria Atmadja di
Purwokerto yang merintis pendirikan suatu Bank Simpanan (Hulp Spaarbank)
untuk mendorong para pegawai negeri (kaum priyayi) yang terjerat dalam
tindakan riba dari kaum lintah darat. Usahanya ini mendapat bantuan dari seorang
Asisten Residen Belanda yang bertugas di Purwokerto bernama E.Sieburgh.Pada
tahun 1898 ide tersebut diperluas oleh De Walf Van Westerrode yang
menggantikan E. Sieburgh. Tetapi cita-cita dan ide dari R. Aria Wiria Atmadja ini
tidak dapat berlanjut karena mendapat hambatan dari kegiatan politik Pemerintah
Penjajah waktu itu43.

Karya R. Aria Wiria Atmadja yang sempat dilakukan adalah44:

1) Mendirikan Bank Simpanan yang dia anjurkan untuk kemudian diubah


menjadi koperasi;
2) Dihidupkannya sistem Lumbung Desa untuk usaha penyimpanan padi rakyat

41
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2012 tentang
Perkoperasian,Ketentuan Umum
42
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit, hal.14 s.d. 30.
43
I.G.Gde. Raka, Pengantar Pengetahuan Koperasi.Op.Cit,hal. 42.
44
Margono R.M Djojohadikoesoemo, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia Centrum:
Balai Poestaka, 1940), hal. 9.

Universitas Sumatera Utara


20

pada musim panen yang dikelola untuk menolong rakyat dengan cara
memberikan pinjaman pada musim paceklik. Lumbung Desa ini di kemudian
hari akan ditingkatkan menjadi Koperasi Kredit Padi.

Tindakan politik pemerintah yang merintangi usaha R. Wiria Atmadja


pada waktu itu dilakukan dengan cara mendirikan Algemene Nallescrediet, Bank,
Rumah Gadai, Bank Desa (sebagai cikal bakalnya BRI sekarang) dan sebagainya.
Tidak terwujudkannya pembentukan koperasi pada waktu itu, menurut Nindyo
Pramono disebabkan oleh beberapa hal antara lain45:

1. Belum adanya instansi Pemerintah maupun badan non Pemerintah yang


memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi. Pemerintah
sendiri waktu itu bahkan menghalang-halangi karena mereka takut
koperasi akan digunakan oleh kaum pejuang untuk tujuan yang dapat
membahayakan Pemerintah Penjajah.
2. Ide koperasi hanya muncul dari segelintir orang dan tidak mendapat
dukungan dari sebagian masyarakat luas.
3. Belum adanya undang-undang tentang perkoperasian.

b. Masa tahun 1908 – 1927

Bersamaan dengan lahirnya kebangkitan Nasional (1908 – 1913), Boedi


Oetomo mencoba memajukan Koperasi-koperasi Rumah Tangga, Koperasi Toko
yang kemudian menjadi Koperasi Konsumsi yang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi Koperasi Batik. Gerakan Boedi Oetomo dengan dibantu oleh
Syarikat Islam inilah yang melahirkan koperasi pertama di Indonesia.Namun
demikian, perkembangan koperasi pada waktu itu kurang memuaskan karena
adanya hambatan dari Pemerintah Belanda46.

Meskipun perkembangan koperasi pada waktu itu kurang lancar,

45
ibid hal 45
46
Rudi Irawan Pengantar Koperasi Untuk Perguruan tingg,Afran Jaya,hal 15

Universitas Sumatera Utara


21

Pemerintah Belanda tetap khawatir jika koperasi makin tumbuh dan berkembang
di kalangan Boemi Poetra.Untuk membatasi perkembangan koperasi, maka
dibuatlah Undang-Undang Koperasi yang pertama kali di negara jajahan Hindia
Belanda, yang disebut sebagai Verordening op deCooperative Verenegingen
(Koninklijk Besluitt, 7 April 1915, Stb.431).

Munculnya Undang-undang Koperasi yang konkordan dengan Undang-


undang Koperasi Belanda tahun 1876 ini mengakibatkan perkembangan koperasi
di Hindia Belanda justru makin menurun. Ini disebabkan karena peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Penjajah pada waktu itu memang tidak cocok dengan
corak kehidupan rakyat. Dengan Undang-undang Koperasi tahun 1915, Stb.431
ini, rakyat tidak mungkin dapat mendirikan koperasi, karena47:

1. Harus mendapat persetujuan dari gubernur jendral.


2. Harus dibuat dengan akta notaries dengan bahasa belanda.
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden.
4. Hak tanah harus menurut hukum eropa.
5. Harus diumumkan di Javasche Caurant,yang biayanya cukup tinggi.
Melihat ketentuan-ketentuan diatas, dapat disimpulkan bahwa peraturan
itu sengaja diterapkan untuk menghambat laju pertumbuhan koperasi di Indonesia
(Hindia Belanda). Pemerintah Belanda pada waktu itu, tidak menghendaki
koperasi berkembang karena khawatir jika dipakai sebagai alat perjuangan rakyat
untuk menentang Pemerintah Penjajah/Belanda

Munculnya Undang-undang Koperasi tahun 1915, Stb.431 tanggal 7 April


1915 tersebut kemudian mendapat tantangan keras dari para pemuka masyarakat
Indonesia, khususnya dari kaum Gerakan Nasional.Akhirnya pada tahun 1920
Pemerintah Belanda membentuk suatu Komisi atau Panitia Koperasi, atas desakan
keras dari para pemuka rakyat.Komisi ini dipimpin oleh Prof.DR.J.H.Boeke yang
didampingi oleh beberapa wakil Pemuda Pejuang Indonesia. Komisi ini bertugas

47
Margono R.M Djojohadikoesoemo, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia Centrum:
Balai Poestaka, 1940), hal. 19.

Universitas Sumatera Utara


22

untuk 48:

1. Mempelajari apakah bentuk koperasi itu sesuai dengan kondisi


Indonesia atau tidak.
2. Mempelajari dan menyiapkan cara-cara mengembangkan koperasi, jika
koperasi dipandang cocok untuk rakyat Indonesia.
3. Menyiapkan Undang-Undang Koperasi yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia.
Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di Indonesia memang
perlu dikembangkan.Akhirnya pada tahun 1927 RUU Koperasi yang disesuaikan
dengan kondisi Indonesia selesai dibuat dan diundangkan pada tahun itu
juga.Maka keluarlah Undang-undang Koperasi tahun 1927 yang disebut Regeling
Inlandsche Cooperatieve Verenegingen (Stb.1927-91).

Isi UU Koperasi tahun 1927 tersebut antara lain :

1. Akte pendirian tidak perlu Notariil, cukup didaftarkan pada Penasihat


Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi, dan dapat ditulis dalam Bahasa
Daerah.
2. Bea materainya cukup 3 gulden.
3. Dapat memiliki hak tanah menurut Hukum Adat.
4. Hanya berlaku bagi Golongan Bumi Putera.

c. Masa tahun 1927-1942

Dengan keluarnya UU Koperasi tahun 1927 (Stb.1927-91) yaitu Regeling


Inlandsche Cooperatieve Verenegingen, koperasi di Indonesiamulai bangkit dan
berkembang lagi. Selain koperasi-koperasi lama yang dirintis oleh Boedi Oetomo,
Serikat Islam, Partai Nasional Indonesia, maka bermunculanlah koperasi-koperasi
lainnya seperti : Koperasi Perikanan, Koperasi Kredit, dan Koperasi Kerajinan.

Adapun yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan koperasi pada

48
Ibid,hal 12

Universitas Sumatera Utara


23

waktu itu adalah Adanya UU Koperasi tahun 1927 (Stb.1927-91) yang


diperuntukkan khusus bagi golongan Boemi Poetra.Adanya jawatan Koperasi
yang dibentuk sejak tahun 1930 (pimpinan Prof.DR.H.J.Boeke), didalam
lingkungan Departemen Dalam Negeri.Namun demikian, perkembangan koperasi
ini mundur lagi karena mendapat saingan berat dari kaum pedagang yang
mendapat fasilitas dari Pemerintah Belanda.Pada tahun 1933, Pemerintah Belanda
mengeluarkan lagi Peraturan Koperasi yaitu Algemene Regheling Op De
Cooperatieve Verenegingen (S.1933-108) sebagai pengganti Peraturan Koperasi
Tahun 1915.

Peraturan baru ini tidak ada bedanya dengan peraturan koperasi tahun
1915 yang sama sekali tidak cocok dengan kondisi rakyat Indonesia. Akibatnya
koperasi semakin tambah mundur dengan keluarnya peraturan tersebut.Peraturan
Koperasi tahun 1933 ini konkordan dengan Peraturan Koperasi di negara Belanda
tahun 1925.

Pada tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan dari Departemen Dalam


Negeri ke Departemen Ekonomi.Karena banyaknya kegiatan dibidang ekonomi
pada waktu itu dan dirasakan bahwa koperasi lebih sesuai berada dibawah
Departemen Ekonomi. Kemudian pada tahun 1937 dibentuklah koperasi-koperasi
Simpan Pinjam yang diberi bantuan modal oleh Pemerintah, dengan tugas sebagai
koperasi pemberantas hutang rakyat, terutama kaum tani yang tidak dapat lepas
dari cengkeraman kaum pengijon dan lintah darat.

Selanjutnya pada tahun 1939 Jawatan Koperasi yang berada dibawah


Departemen Ekonomi, diperluas ruang lingkupnya menjadi Jawatan Koperasi dan
Perdagangan Dalam Negeri. Hal ini disebabkan karena koperasi pada waktu itu
belum mampu untuk mandiri sehingga pemerintah penjajah menaruh perhatian
dengan perlu memberikan bimbingan,penyuluhan,pengarahan, dan sebagainya
tentang bagaimana cara koperasi dapat memperoleh barang dan memasarkan
hasilnya.Perhatian yang diberikan oleh pemerintah penjajah tersebut dimaksudkan

Universitas Sumatera Utara


24

agar mengatasi dirinya sendiri49.

2. Periode Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1945)

Sejak Balatentara Jepang mendarat di Indonesia pada tahun 1942, peranan


koperasi menjadi berubah lagi.Koperasi yang bercirikan demokrasi sudah tidak
ada lagi karena oleh Balatentara Jepang sebagai penguasa pada waktu itu.Koperasi
dijadikan sebagai alat pendistribusian barang-barang keperluan tentara
Jepang.Koperasi-koperasi yang ada kemudian diubah menjadi Kumiai yang
berfungsi sebagai pengumpul barang untuk keperluan perang.

Pada masa ini koperasi tidak mengalami perkembangan bahkan semakin


hancur.Hal ini disebabkan karena adanya ketentuan dari penguasa jepang bahwa
untuk mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat, dan
biasanya izin tersebut sangat dipersulit50.

3. Periode Kemerdekaan

a. Masa tahun 1945-1958

Sejak diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal


17 Agustus 1945 dan sehari kemudian Undang-undang Dasar 1945 disahkan,
maka timbul semangat baru untuk menggerakan koperasi. Hal ini dikarenakan
koperasi sudah mendapat landasan hukum yang kuat didalam UUD 1945, yaitu
pada Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta Penjelasannya.Karena koperasi sudah
mendapat landasan hukum yang kuat dan merupakan bentuk organisasi ekonomi
yang sesuai dengan jika keluargaan rakyat Indonesia, maka Gerakan Koperasi
seluruh Indonesia mengadakan konggres yang pertama pada tanggal 12 Juli 1947
di Tasikmalaya, Jawa Barat. Dari beberapa keputusan penting yang diambil dalam
konggres tersebut, salah satunya adalah menetapkan bahwa tanggal 12 Juli
dijadikannya sebagai Hari Koperasi, yang bermakna sebagai hari bertekad dari

49
Djambah,A.M,Pengantar Koperas,jatinegara,1967 hal.15
50
Masngudi. Peranan Koperasi Sebagai Lembaga Pengantar Keuangan. Tidak
diterbitkan. Disertasi Doktor pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 1989, hal. 26.

Universitas Sumatera Utara


25

seluruh bangsa Indonesia untuk melaksanakan kegiatan perekonomian melalui


koperasi51.

Kemudian pada tahun 1949, peraturan koperasi tahun 1927 yaitu Regeling
Inlandsche Cooperatieve Verenegingen (S.1927 – 91) diubah dengan Regeling
Cooperatieve Verenegingen 1949 (Stb. 1949 – 179). Namun perubahan ini tidak
disertai pencabutan Stb. 1933 – 108 (yang berlaku bagi semua golongan rakyat),
sehingga pada tahun 1949 ini di Indonesia dalam alam kemerdekaan berlaku
dualisme peraturan,yaitu:

1. Regeling Cooperatieve Verenegingen 1949 (Stb. 1949– 179) yanghanya


berlaku bagi golongan Boemi Poetra.
2. Algemene Regeling op de Cooperative Verenegingen 1933 (Stb.1933–
108) yang berlaku bagi semua golongan rakyat, termasuk golongan
boemi poetra.
Pada tahun 1953, Gerakan Koperasi Indonesia mengadakan konggres yang
kedua, dimana salah satu keputusannya adalah menetapkan dan mengangkat
DR.M.Hatta sebagai bapak Koperasi Indonesia.Kemudian pada tahun 1958
pemerintah mulai mengundangkan Undang–Undang Koperasi Nomor 79 Tahun
1958 (Lembaran negara 1958–139). UU Koperasi ini dibuat berdasarkan pada
undang–undang Dasar sementara 1950 ( UUDS 1950) Pasal tersebut sama dengan
isi ketentuan pasal 33 UUD 1945.

Dengan dikeluarkannya UU Koperasi Nomor 79 Tahun 1958 ini maka


peraturan koperasi tahun 1933 (Stb. 1933–108) dan peraturan koperasi tahun 1949
(Stb. 1949–179) dinyatakan di cabut52.

b. Masa tahun 1958–1965

Sejak berlakunya undang–undang Nomor 79 tahun 1958 (L.N. 1958–139)


yang mendasarkan pada ketentuan pasal 38 UUDS 1950, Koperasi semakin maju
dan berkembang, serta tumbuh di mana–mana. Tetapi dengan diberlakukannya

51
Ibid,hal 15
52
Nadya Maulisa Benemay Hukum Koperasi Indonesia,Kencana,Jakarta hal 39

Universitas Sumatera Utara


26

kembali Undang-undang Dasar 1945 berdasarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5


Juli 1959, maka Pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)
nomor 60 tahun 1959 sebagai Peraturan Pelaksana dari Undang-undang No.79
tahun 1958. Dalam peraturan ini ditentukan bahwa Pemerintah bersikap sebagai
pembina, pengawas, perkembangan koperasi Indonesia.Jawatan Koperasi
langsung bertanggungjawab atas perkembangan Koperasi Indonesia.Segala
aktivitas Pemerintah dalam perekonomian dan perkoperasian, disalurkan melalui
Jawatan Koperasi baik dari pusat sampai ke daerah-daerah.

Adapun tugas dari Jawatan Koperasi tersebut antara lain adalah:

a) Menumbuhkan organisasi koperasi dalam segala sektor perekonomian


b) Mengadakan pengamatan dan bimbingan terhadap koperasi
c) Memberikan bantuan baik moril maupun materiil
d) Mendaftar dan memberikan pengesahan Status Badan Hukum Koperasi.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1960 keluarlah Instruksi Presiden
Nomor 2 Tahun 1960 yang isinya antara lain adalah menentukan bahwa
untukmendorong pertumbuhan gerakan koperasi harus ada kerjasama antara
Jawatan Koperasi dengan masyarakat dalam satu lembaga yang disebut Badan
Penggerak Koperasi (Bapengkop). Tugas Bapengkop ini terutama mengadakan
koordinasi dalam kegiatan-kegiatan dari instansi pemerintahuntuk menimbulkan
Gerakan Koperasi secara teratur, baik dari tingkat pusat sampai daerah-daerah.
Dengan adanya Bapengkop ini maka tumbuh jenis-jenis koperasi yang tersebar
merata diseluruh Indonesia

Besarnya perhatian Pemerintah terhadap perkembangan koperasi pada


waktu itu, berdampak pada ketergantungan koperasi terhadap bantuan
Pemerintah.Pengurus koperasi terbiasa hanya mengharapkan datangnya bantuan
atau distribusi barang dari Pemerintah.Akibat selanjutnya, mereka (pengurus
koperasi) menjadi kehilangan inisiatif untuk menciptakan lapangan usaha bagi
kelangsungan hidup koperasi.Disamping itu juga, partai-partai politik mulai
campur tangan pada koperasi.

Universitas Sumatera Utara


27

Koperasi mulai dijadikan alat perjuangan politik bagi sekelompok


kekuatan tertentu, akibatnya koperasi menjadi kehilangan kemurniannya sebagai
suatu badan ekonomis yang bersifat demokratis, serta sendi dasar utama koperasi
yang tidak mengenal perbedaan golongan, agama dan ras/suku menjadi tidak
murni lagi.

Dalam keadaan seperti ini, maka pada tanggal 24 April tahun 1961 di
Surabaya diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I, yang dihadiri oleh
utusan-utusan baik dari koperasi tingkat I dan II dari seluruh Indonesia, maupun
Induk Gabungan Koperasi tingkat Nasional dan wakil-wakil Pemerintah. Munas I
ini belum dapat memperbaiki citra koperasi yang sudah menyimpang dari
landasan idiilnya. Maka pada tanggal 2 sampai dengan tanggal 10 bulan Agustus
tahun 1965, diselenggarakan Munas II yang kemudian melahirkan Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (L.N.1965-
75). Namun sayangnya dalam Undang-undang inipun masih terdapat unsur-unsur
politik yang masuk didalam koperasi, artinya koperasi masih tetap menjadi alat
perjuangan dari partai-partai politik yang menguasainya.Akibatnya, anggota
menjadi kehilangan kepercayaan kepada Pengurus karena Pengurus tidak lebih
hanya seperti motor yang bergerak atas kendali dari kekuatan Partai Politik yang
menguasai koperasi.

Kondisi demikian ini terjadi sampai meletusnya Gerakan 30 September


(G-30-S/PKI) pada tahun 1965 yang ingin menggulingkan Pemerintahan yang sah
dan mengganti idiologi negara Pancasila dengan idiologi lain. Gerakan 30
September ini dalam waktu singkat dapat ditumpas, dan kemudian lahir
Pemerintahan Orde Baru yang berekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.

4. Masa Order Baru

Pada masa awal pemerintahan orde baru, pemerintah saat itu mengemban
amanat untuk memperbaiki citra dan peranan koperasi yang dianggap telah
dilalaikan oleh orde sebelumnya.Amanat tersebut tertuang dalam Ketetapan

Universitas Sumatera Utara


28

Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) No.XXIII/MPRS/1966


tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan Ekonomi Keuangan dan
Pembangunan.Peranan Koperasi dimuat dalam Bab V Pasal-pasal 42 dan 43
ketetapan tersebut.

Untuk merespon amanat MPRS tersebut maka pada tanggal 18 Desember


1966, Gerakan Koperasi Indonesia (GERKOPIN) mengadakan Musyawarah
Nasional di Jakarta yang menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain:

a) Menolak dan membatalkan semua keputusan dan hasil Munas Koperasi


lainnya, yang diselenggarakan pada tahun 1961 (Munas I) dan tahun 1965
(MUNAS II).
b) Menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1967 Pemerintah Orde Baru
dengan persetujuan DPRGR menerbitkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Koperasi. Dengan terbitnya undang-undang ini maka
Undang-Undang No. 14 tahun 1965 tidak berlaku.

Berlandaskan kepada UU No. 12 tahun 1967 ini, maka koperasi-koperasi


yang tumbuh demikian mudah pada masa Orde Lama mulai ditertibkan. Pada
akhir tahun 1967, jumlah koperasi telah mencapai sekitar 64.000 di mana dari
jumlah tersebut hanya sekitar 45.000 yang berbadan hukum. Dengan adanya
penertiban, maka pada akhir tahun 1968 jumlah koperasi yang ada tinggal sekitar
15.000 koperasi yaitu koperasi-koperasi yang dinilai sesuai dengan ketentuan UU
No.12 tahun 196753. Selanjutnya,pada tahap pembangunan 5 (lima) tahun pertama
orde baru pemerintah pada saat itu mendirikan54:

1. Pusat Latihan Penataran Koperasi (Puslatpenkop) di Jakarta


2. Balai latihan Pengkoprasian (Balatkop)di setiap propinsi sebagai tempat

53
Republik Indonesia, Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat Jenderal
Koperasi,Pengetahuan Perkoprasian, hal 145.
54
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, Koperasi
Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 28.

Universitas Sumatera Utara


29

pendidikan dan latihan keterampilan bagi para anggota koperasi, pengurus,


badan pemeriksa, manager koperasi, karyawan, bahkan calon-calon
anggota koperasi yang merasa perlu untuk mengikutinya.
3. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) didirikan di Jakarta dengan
kegiatan di propinsi membantu permodalan dengan cara menjadi lembaga
penjamin atas pinjaman yang diperoleh koperasi dari Bank Pemerintah
4. Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa (BUUD/KUD)yang
berlandaskan kepada Intruksi Presiden Nomor 2 tahun 1978 tentang Badan
Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa (BUUD/KUD). BUUD pada
awalnya merupakan lembaga ekonomi dalam bentuk koperasi sebagai
gabungan dari koperasi pertanian dan koperasi desa lainnya di dalam
wilayah unit desa dengan tujuan sebagai bentuk antara untuk dilebur
menjadi KUD55.Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, melalui
Inpres Nomor 4 tahun 1973, BUUD berubah fungsi menjadi lembaga
pembimbing, pendorong, dan pelopor pengembangan serta pembinaan
KUD. Sedangkan keanggotaan KUD tidak berdasarkan kepada jenis
usahanya, tetapi didasarkan kepada tempat tinggal penduduk atau anggota.
Koperasi-koperasi lain selain KUD dapat terus menjalankan kegiatan
usaha atas namanya sendiri atau boleh juga bergabung dengan KUD atas
kemauannya sendiri
Perhatian pemerintahan orde baru dalam bentuk terhadap koperasi pada
masanya sebetulnya cukup serius melalui program-programnya yang
berkesinambungan.Salah satu bukti kesungguhannya itu adalah terbitnya Undang-
Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.Sayangnya, banyak sekali
program pemerintah dalam pembinaan koperasi saat itu yang hanya mencapai
keberhasilan di atas kertas saja sedangkan pada kenyataannya di lapangan tidak
sebaik yang dilaporkan. Hal ini terjadi antara lain karena maraknya praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah
dan para petugas yang langsung menangani pembinaan tersebut maupun yang

55
Ibid. hal. 147.

Universitas Sumatera Utara


30

dilakukan oleh para pengurus koperasinya sendiri dengan mendapat perlindungan


dari atau dibiarkan oleh aparat pemerintah sebagai pembina dan pengawasnya.

5. Era Reformasi

Sejauh ini belum menunjukkan kemajuan berarti dalam hal pembinaan dan
pengembangan koperasi bahkan dalam beberapa hal mengalami kemunduran.
Salah satu indikasinya adalah dengan berubahnya status Departemen Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah yang bercirikan tehnis operasional menjadi Kementerian
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu
Kementerian Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang
bercirikan teknis strategis. Di pihak lain dalam perkembangan hukum koperasi
terdapat kemajuan melalui Amandemen Undang Undang Dasar 1945 Pasal 33
ayat (4) yang berbunyi, perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kemerdekaan, efesiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional.Isi pasal tersebut seyogianya dapat
mendorong terhadap pertumbuhan dan perkembangan hukum koperasi Indonesia
yang memiliki asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi56.

C. Bentuk dan Pendirian Koperasi.

Ketentuan Pasal 7 Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 menyatakan


bahwa Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.
Koperasi Sekunder. Menurut penjelasan dari undang-undang tersebut adalah
semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi Primer dan/atau
Koperasi Sekunder.Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi,
Koperasi Sekuder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis
atau tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan Koperasi Sekunder dalam berbagai
tingkatan, seperti yang selama ini dikenal sebagai Pusat, Gabungan, dan Induk,
maka jumlah tingkatan maupun penamaan diatur sendiri oleh Koperasi yang

56
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, Koperasi
Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.

Universitas Sumatera Utara


31

bersangkutan.

Jika dilihat kembali ketentuan Pasal 90 Undang-Undang No.17 Tahun


2012 dan peraturan mentri koperasi Nomor 10/Per/M.UKM/IX/2015 tentang
Kelembagaan Koperasi tentang Pokok-pokok Koperasi beserta Penjelasannya,
maka dapat diketahui adanya 4 (empat) tingkatan organisasi koperasi yang
didasarkan atau disesuaikan dengan tingkat daerah administrasi pemerintah.
Empat (4) tingkatan koperasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut57 :

a. Induk Koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) gabungan koperasi


yang berbadan hukum. Induk Koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota
Negara Republik Indonesia (tingkat Nasional).
b. Gabungan Koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 3(tiga) Pusat Koperasi
Yang berbadan hukum. Gabungan Koperasi ini daerah kerjanya adalah

Daerah Tingkat I (Tingkat Propinsi).

c. Pusat Koperasi, terdiri dari sekurang-kurangnya 5 (lima) Koperasi Primer yang


berbadan Hukum.Pusat Koperasi ini daerah kerjanya adalah Daerah Tingkat II
(tingkat Kabupaten).

d. Koperasi Primer, terdiri dari sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang yang


telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang.
Dengan adanya tingkatan organisasi koperasi seperti tersebut, maka
koperasi pada tingkat yang lebih atas mempunyai kewajiban memberi
bimbingan dan mempunyai wewenang untuk mengadakan pemeriksaan pada
koperasi tingkat di bawahnya, dengan tanpa mengurangi hak koperasi tingkat
bawah. Adanya kerjasama yang baik didalam organisasi koperasi dari tingkat
Pusat sampai pada tingkat daerah, atau dari tingkat atas sampai pada
tingkatbawah, akan dapat memajukan usaha koperasi secara
keseluruhan.58Pembagian koperasi menjadi empat tingkat organisasi dalam

57
Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 tentang perkooperasian pasal 90
58
Nindyo Pramono. Op.Cit. hal.113.

Universitas Sumatera Utara


32

kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan ini, mempunyai beberapa keuntungan


yaitu :59
a. Menghilangkan atau menekan kemungkinan persaingan yang tidak sehat
diantara koperasi-koperasi yang ada Diantara koperasi-koperasi tersebut, ada
b. hubungan saling melengkapi dalamsuasana asas kekeluargaan, beban
diperingan, biaya usaha dapat dikurangi,dan harga dapat ditekan serendah
mungkin
Dengan terlaksananya asas kebebasan yang bertanggung jawab
(subsidiaritas) dijamin sehatnya sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi
dan usaha, yaitu koperasi Primer atau salah satu tingkat organisasi lain yang kuat,
dapat terus maju dengan tenaganya sendiri dan menjadi dasar yang sehat bagi
tingkat organisasi diatasnya, sedangkan yang lemah dibantu oleh tingkat
organisasi diatasnya (permodalan,administrasi, dan manajemen) masalah-masalah
dalam koperasi dapat diatasi dalam lingkungan kerjasamanya sendiri, ini berarti
berkurangnya atau hilangnya ketergantungan pada perusahaan atau badan lain
diluarnya atau bahkan dari sektor lain.

JENIS KOPERASI
Dalam ketentuan Pasal 82 Undang-Undang nomor 17 tahun 2012
dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan
kepentingan ekonomi anggotanya.Sedangkan dalam Penjelasan pasal tersebut,
mengenai jenis koperasi ini diuraikan seperti antara lain,koperasi Simpan
Pinjam,Koperasi Konsumen,Koperasi Produsen,Koperasi Pemasaran,dan
Koperasi Jasa. Untuk koperasi-koperasi yang dibentuk oleh golongan fungsional
seperti pegawai negeri, anggota TNI, karyawan dan sebagainya, bukanlah
merupakan suatu jenis koperasi dalam arti sebenarnya.
Jenis koperasi ini, jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan maka
dapatlah diuraikan seperti berikut :60

59
Tom Gunadi,system perekonomian menurut pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945(Bandung:Angkasa,1981),hal 244
60
Nindyo Pramono,Op.Cit,hal.118

Universitas Sumatera Utara


33

1. Berdasar pendekatan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal


jenis-jenis koperasi seperti berikut:
a. Koperasi Konsumsi
b. Koperasi Kredit
c. Koperasi Produksi
2. Berdasar pendekatan menurut lapangan usaha dan/atau tempat tinggal
para anggotanya, maka dikenal beberapa jenis koperasi antara lain:

a. Koperasi Desa
Koperasi desa adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
penduduk desa yang mempunyai kepentingan-kepentingan yang
sama dalam koperasi dan menjalankan aneka usaha dalam suatu
lingkungan tertentu. Untuk satu daerah kerja tingkat desa, sebaiknya
hanya ada satu Koperasi Desa yang tidak hanya menjalankan
kegiatan usaha bersifat single purpose, tetapi juga kegiatan usaha
yang bersifat multi purpose (serba usaha) untuk mencukupi segala
kebutuhan para anggotanya dalam satu lingkungan tertentu, misalnya
usaha pembelian alat-alat pertanian, usaha pembelian dan penyaluran
pupuk, usaha pembelian dan penjualan kebbutuhan hidup sehari-hari
dan sebagainya.

b. Koperasi Unit Desa (KUD)


Koperasi Unit Desa ini lahir berdasar Instruksi Presiden Republik
Indonesia No.4 Thun 1973, adalah merupakan bentuk antara dari
Badan Usaha Unit Desa (BUUD) sebagai suatu lembaga ekonomi
berbentuk koperasi, yang pada tahap awalnya merupakan gabungan
dari koperasi-koperasi pertanian atau koperasi desa dalam wilayah
Unit Desa, yang dalam perkembangannya kemudian dilebur atau
disatukan menjadi satu KUD.

Dengan keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2


Tahun 1978, KUD bukan lagi merupakan bentuk antara dari BUUD
tetapi telah menjadi organisasi ekonomi yang merupakan wadah bagi

Universitas Sumatera Utara


34

pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan


yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat pedesaan itu
sendiri serta memberikan pelayanan kepada anggotanya dan
masyarakat pedesaan.

c. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri
dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam
lapangan konsumsi. Koperasi jenis ini biasanya menjalankan usaha
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para anggotanya dan
masyarakat sekitarnya
d. Koperasi Pertanian (Koperta).
Koperta adalah Koperasi yang angota-anggotanya terdiri dari para
petani pemilik tanah, penggadoh atau buruh tani, dan orang-orang
yang berkepentingan serta bermata pencaharian yang berhubungan
dengan usaha-usha pertanian

e. Koperasi Peternakan.
Koperasi Peternakan adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
peternak, pengusaha peternakan dan buruh peternakan yang
berkepentingan dan mata pencahariannya langsung berhubungan
dengan soal-soal peternakan.

f. Koperasi Perikanan.
Koperasi Perikanan adalah Koperasi yang anggotanya terdiri dari
para peternak ikan, pengusaha perikanan, pemilik kolam ikan,
pemilik alat perikanan, nelayan, dan sebagainya yang kepentingan
serta mata pencahariannya langsung berhubungan dengan soal-soal
perikanan.

g. Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri.


Koperasi Kerajinan atau Koperasi Industri adalah Koperasi yang
anggota-anggotanya terdiri dari para pengusaha kerajinan/industri

Universitas Sumatera Utara


35

dan buruh yang kepentingan serta mata pencahariannya langsung


berhubungan dengan kerajinan atau industri

h. Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit


Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit adalah Koperasi yang
angota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai
kepentingan langsung dalam soal-soal perkreditan atau simpan
pinjam

3. Berdasarkan pendekatan menurut golongan fungsional atau dikenal jenis-


jenis koperasi misalnya koperasi Angkatan laut (KOPAL),koperasi
pegawai negeri (KPN), Koperasi Angkatan Darat (KOPAD),koperasi
angkatan udara (KOPAU), Koperasi Angkatan Kepolisian, Koperasi
Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan Pegawai negeri, Koperasi
Karyawan dan lainnya.
4. Berdasarkan pendekatan sifat khusus dari aktifitas dan kepentingan
ekonominya maka dikenal jenis-jenis koperasi,misalnya koperasi
batik,koperasi asuransi dan sebagainya.

PENDIRIAN KOPERASI
a. Fase Pembentukan/Pendirian.
Koperasi sebagai suatu badan usaha adalah merupakan suatu bentuk
perhimpunan orang-orang dan/atau badan hukum koperasi dengan kepentingan
yang sama. Oleh karena itu, koperasi biasanya didirikan oleh orang-orang yang
mempunyai alat dan kemampuan yang sangat terbatas tetapi memiliki keinginan
untuk memperbaiki taraf hidup dengan cara bergotong-royong.
Persyaratan untuk mendirikan koperasi dapat disimpulkan dari peraturan
perundang-undangan koperasi antara lain sebagai berikut61:

61
R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada), 2005, hal. 66-69.

Universitas Sumatera Utara


36

1. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi harus mempunyai kepentingan


ekonomi dan tujuan yang sama.
2. Harus memenuhi syarat jumlah minimum anggota.
3. Harus memenuhi persyaratan wilayah tertentu, seperti yang telah ditentukan oleh
pemerintah.
4. Memiliki konsep anggaran dasar koperasi
Apabila persyaratan tersebut di atas telah ada, maka orang-orang yang
memprakarsai pembentukan koperasi tersebut atau sebelumnya membentuk diri
sebagai Panitia Pendiri, mengundang untuk rapat pendirian koperasi.Konsep
anggaran dasar seharusnya telah dipersiapkan oleh Panitia Pendiri untuk dibahas
dan selanjutnya disahkan oleh peserta rapat termasuk persetujuan rapat untuk
membentuk pengurus dan pengawas dari koperasi yang didirikan.
Langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan pengesahan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang dengan menyertakan Akta Pendirian
Koperasi yang di dalamnya tertuang anggaran dasar yang telah disahkan dalam
rapat pendirian, susunan pengurus dan pengawas yang disepakati serta Berita
Acara Rapat Pendirian.

b. Fase Pengesahan.
Atas dasar permohonan pengesahan yang disampaikan secara tertulis
tersebut di atas, maka dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterimanya permohonan pengesahan, pejabat yang bersangkutan harus
memberikan putusan apakah permohonan tersebut diterima atau tidak diterima.
Jika permohonan tersebut di terima yang diikuti dengan diumumkannya
akta pendirian tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia, maka sejak saat
itu koperasi tersebut telah berstatus badan hukum.Jika permohonan pengesahan
itu ditolak harus disertai dengan alasan penolakannya yang disampaikan secara
tertulis.Dalam hal ini para pendiri atau pengurus koperasi dapat mengajukan
permohonan ulang dalam waktu paling lama 1(satu) bulan sejak disampaikannya
penolakan tersebut.Keputusan terhadap pengajuan permohonan ulang ini harus

Universitas Sumatera Utara


37

diberikan oleh pejabat berwenang dalam jangka waktu paling lama 1(satu) bulan
sejak permohonan ulang62.

ANGGARAN DASAR KOPERASI

Anggaran dasar koperasi merupakan aturan dasar yang mengatur secara


langsung kehidupan koperasi serta hubungan antara koperasi dengan para
anggotanya untuk terselenggaranya tertib organisasi Koperaasi.Dalam batas-batas
tertentu,anggaran dasar koperasi dianggap sebagai peraturan interen koperasi yang
harus ditaati oleh seluruh perangkat organisasi koperasi termasuk seluruh
perangkat yang terdapat padakoperasi

Anggaran dasar koperasi pada hakekatnya dibuat dan disahkan oleh rapat
anggota, meskipun dalam praktek biasanya telah disiapkan konsep anggaran dasar
sebelumnya dengan tujuan agar rapat anggota berjalan lancar dan terarah.Pada
umumnya, anggaran dasar koperasi memuat ketentuan-ketentuan pokok sebagai
berikut:63
a. Nama koperasi
Nama koperasi ini penting, baik nama lengkap koperasi maupun nama
singkatannya. Nama koperasi harus mencerminkan dengan jelas usaha
yang dilaksanakan koperasi yang bersangkutan dan harus dapat
membedakan dengan nama koperasi lainnya, untuk menghindarkan
kerancuan dalam masyarakat.
b. Tempat atau daerah kerja
Tempat kerja adalah lokasi di mana kantor utama koperasi melakukan
kegiatan usahanya dan atau manajemennya. Tempat kerja harus
dicantumkan dalam angggaran dasar koperasi untuk menunjukkan alamat
koperasi yang bersangkutan terutama dalam kaitannya jika melakukan
hubungan-hubungan hukum dengan pihak ketiga.Sedangkan daerah kerja

62
Ibid hal 55
63
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit. hal. 69.

Universitas Sumatera Utara


38

adalah wilayah kegiatan koperasi tersebut yang diantaranya terkait dengan


wilayah pemerintahan.
Maksud dan tujuan koperasi yang merupakan kesepakatan para anggota
harus dirumuskan dengan jelas dalam anggaran dasar koperasi disamping
tujuan pokok yang sudah jelas tertuang dalam Undang-Undang Koperasi.
Hal ini akan memberikan arah bagi para pengelola koperasi demi
kepentingan para anggotanya.
c. Syarat-syarat keanggotaan
Dalam anggaran dasar koperasi perlu dimuat ketentuan-ketentuan obyektif
berkenaan dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon anggota
koperasi untuk dapat diterima menjadi anggota.Selain itu perlu diatur
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan objektif berkenaan dengan hal
keluar atau berhentinya keanggotaan koperasi serta alasan-alasannya.Hal
ini untuk menghindari munculnya pertimbangan-pertimbangan subyektif
dalam hal pemberhentian anggota.
d. Tentang permodalan
Faktor modal sebagai salah satu unsur penting dalam usaha koperasi
mutlak diperlukan meskipun koperasi bukan merupakan suatu badan usaha
yang bersifat akumulasi modal. Oleh karena itu, faktor modal ini perlu
diatur secara jelas, tegas dan konkrit didalam anggaran dasar
koperasi,yaitu bagaimana mendapatkan modal dan bagaimana
memanfaatkannya, harus diatur secara mendasar didalam anggaran dasar
koperasi.
e. Hak dan kewajiban serta tanggung jawab anggota
Hak dan kewajiban anggota diluar yang sudah diatur secara jelas dalam
Undang-Undang Koperasi, khususnya yang menyangkut hak dan
kewajiban intern/kedalam koperasi, perlu dirumuskan dalam anggaran
dasar koperasi.Misalnya berhubungan dengan kewajiban membayar
simpanan-simpanan dan sebagainya, dan hak untuk ikut rapat didalam
Rapat Anggota serta mengeluarkan pendapat/suara didalam rapat
tersebut.Tanggung jawab para anggota koperasi sehubungan dengan

Universitas Sumatera Utara


39

hutang-hutang koperasi, baik dalam hal kepailitan maupun diluar


kepailitan, perlu diatur dalam anggaran koperasi.
f. Pengurus dan pengawas koperasi
Pengurus koperasi merupakan unsur penting dalam koperasi, sebab
perkembangan dan keberhasilan usaha koperasi sangat tergantung dari
bagaimana cara mengelola dan kejujuran dari pengurus. Oleh karena itu,
menyangkut status,masa jabatan, tugas dan kewenangan, hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab dari pengurus, perlu diatur dalam
anggaran dasar koperasi. Demikian juga bagi Pengawas Koperasi, masalah
kewenangan yang ada didalam menjalankan kepengawasan pada jalannya
pengelolaan/kepengurusan koperasi yang dilakukan oleh pengurus harus
pula diatur secara jelas dan tegas dalam anggaran dasar koperasi.
g. Rapat anggota dan keputusan rapat anggota
Rapat Anggota Koperasi merupakan kekuasaan dan kekuatan tertinggi
dalam badan usaha koperasi.Sebab dalam rapat anggota inilah hak-hak
dari para anggota koperasi dapat dilaksanakan, dan dalam rapat anggota ini
juga dihasilkan keputusan-keputusan yang mengikat dan harus
dilaksanakan oleh pengurus maupun anggota koperasi. Oleh sebab itu,
harus diatur secara tegas dalam anggaran dasar koperasi mengenai tata
cara dan prosedur rapat anggota, forum rapat, dengan segala ketentuan
yang menyangkut tata tertib rapat, keputusan-keputusan yang akan
dihasilkan, dan semuanya tersebut harus dapat menjamin bahwa semua
anggota diberi kesempatan hadir dalam rapat dan berbicara untuk
mengeluarkan pendapatnya dalam forum rapat anggota tersebut.
h. Penetapan tahun buku
Tahun buku koperasi biasanya berjalan dari tanggal awal berdirinya
koperasi dan berakhir pada tanggal akhir dari bulan kedua belas, dihitung
dari tanggal awal bulan dimana tahun buku dimulai. Pada akhir tahun buku
inilah akan diketahui hasil usaha koperasi yang bersangkutan, apakah
menunjukkan saldo lebih(laba) ataukah rugi. Oleh karena itu di dalam
anggaran dasar koperasi perlu diatur ketentuan-ketentuan mengenai tahun

Universitas Sumatera Utara


40

buku ini, bagaimana cara menyelenggarakannya, bagaimana cara membagi


hasil usaha, berapa banyak disisihkan untuk dana cadangan, dan lain
sebagainya.

PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI.


Salah satu badan usaha yang berstatus badan hukum (rechts persoon),
maka keberadaan koperasi diakui seperti manusia/orang (person) atau subyek
hukum yang memiliki kecakapan bertindak, memiliki wewenang untuk
mempunyai dan mencari harta kekayaan, serta dapat melakukan perbuatan-
perbuatan hukum seperti membuat perjanjian-perjanjian, menggugat dan digugat
di muka pengadilan, dan sebagainya.
Sebagai subyek hukum, koperasi adalah merupakan subyek hukum yang
keberadaanya berdasar atas bentukan/rekayasa dari manusia/orang (person).Oleh
karena koperasi merupakan subyek hukum, maka untuk melaksanakan kegiatan
usahanya atau untuk mengelola jalannya koperasi perlu kehadiran subyek hukum
manusia atau orang (person) Mereka ini disebut sebagai perangkat organisasi
koperasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, ketentuan mengenai
perangkat organisasi koperasi diatur dalam Pasal 21 beserta Penjelasannya, terdiri
dari64:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam
struktur kehidupan koperasi, dan merupakan perwujudan kehendak dari para
anggota koperasi untuk membicarakan segala sesuatu menyangkut kehidupan
serta pelaksanaan koperasi.Dalam rapat anggota koperasi ini, para anggota
koperasi bebas untuk berbicara, memberikan usul, pandangan dan tanggapan atau
saran untuk kebaikan jalannya kehidupan koperasi.Keputusan-keputusan yang
diambil dalam rapat anggota, harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.Apabila keadaan memaksa karena tidak tercapainya mufakat,
maka pengambilan keputusan berdasar atas suara terbanyak. Jika rapat anggota

64
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 21

Universitas Sumatera Utara


41

terpaksa mengambil keputusan dengan jalan pemungutan suara, maka hak suara
setiap anggota adalah sama yaitu satu orang anggota satu suara.
Bagi Koperasi Sekunder, ketentuan mengenai hak suara dalam
pemungutan suara, ditentukan atau dilakukan secara berimbang. Perimbangan
suara tersebut ditentukan menurut pertimbangan jumlah anggota yang terhimpun
oleh masing-masing koperasi dan jasa usaha koperasi-koperasi bersangkutan.
Perimbangan suara ini, pengaturannya harus terlebih dahulu ditetapkan didalam
anggaran dasar koperasi bersangkutan.
Ketidakhadiran anggota koperasi didalam Rapat Anggota yang diadakan,
tidak dapat diwakilkan atau dikuasakan kepada orang lain. Didalam ketentuan
Pasal 36 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012, dinyatakan bahwa Rapat
Anggota diadakan paling sdikitnya sekali dalam 1(satu) tahun, sehingga sering
disebut sebagai Rapat Anggota Tahunan. Namun jika keadaan mengharuskan
diadakan rapat khusus atau rapat istimewa diluar Rapat Anggota Tahunan tersebut
demi kepentingan bersama dalam koperasi hal tersebut dapat dilaksanakan.
Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) ini diadakan atas usul/permintaan dari
sejumlah anggota koperasi kepada pengurus koperasi, atau atas keputusan dari
pengurus koperasi itu sendiri.Namun demikian pelaksanaan dari Rapat Anggota
Luar Biasa tersebut harus diatur/ditentukan dalam anggaran dasar koperasi
bersangkutan.
Ada kemungkinan anggota koperasi yang belum memenuhi syarat
keanggotaan (misalnya belum melunasi kewajibannya membayar simpanan
pokok), ikut hadir dalam rapat anggota.Terhadap kehadiran mereka ini pada
dasarnya diperbolehkan hanya sebagai pendengar saja, tetapi diperkenankan ambil
bagian didalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota tersebut.
Menurut ketentuan Pasal 33 Undang-Undang No.17 Tahun 2012, rapat
anggota keperasi menetapkan65:
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Mengubah anggaran dasar
c. Memilih,mangangkat,dan memberhentikan pengawas dan pengurus

65
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tentang Perkoopersaian Pasal 33

Universitas Sumatera Utara


42

d. Menetapkan rencana kerja,rencana anggaran pendapatan dan belanja


koperasi
e. Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh
pengurus untuk dan atas nama koperasi
f. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban pengawas dan
pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
g. Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha
h. Memutuskan penggabungan,peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi
Kaitannya secara langsung dengan pembinaan koperasi, biasanya turut
diundang dalam rapat anggota dan diberi kesempatan berbicara untuk memberikan
bimbingan dan pembinaan dalam rapat anggota tersebut bagi kepentingan
perkembangan koperasi.

Penyelenggara dari rapat anggota koperasi ini, yang bertanggungjawab


adalah pengurus. Apabila pengurus koperasi tidak sanggup mengadakan rapat
anggota karena kemungkinan sudah tidak aktif lagi, maka pejabat koperasi berhak
mengundang rapat anggota dengan memanggil semua anggota koperasi termasuk
pengurus yang bersangkutan, terlepas apakah pengurus dapat dihubungi dengan
surat undangan ataukah tidak. Setelah forum rapat terpenuhi, jika pengurus ada
atau dari salah satu orang anggota yang ditunjuk, bertindak sebagai pemimpin
rapat anggota tersebut.
Biasanya didalam anggaran dasar pada setiap koperasi Indonesia, telah
diatur dan ditentukan mengenai syarat sahnya rapat anggota, berapa jumlah
anggota harus hadir untuk menentukan sahnya rapat anggota, dan
sebagainya.Ketentuan untuk mencapai forum agar rapat anggota tersebut sah,
biasanya adalah separuh dari jumlah anggota harus hadir ditambah satu.
Keputusan yang diambil/dihasilkan dalam rapat anggota koperasi ini
bersifat mengikat seluruh anggota koperasi, baik yang hadir dalam rapat maupun
yang tidak hadir.Oleh karena itu, kegiatan di dalam rapat anggota ini harus dicatat
dan dibuat suatu notulen rapat oleh Sekretaris.Notulen rapat ini umumnya memuat
tentang :

Universitas Sumatera Utara


43

1. Daftar hadir
2. Tanggal dan tempat rapat diadakan
3. Acara rapat
4. .Inti pembicaraan rapat
5. Kesimpulan dan/atau keputusan yang diambil oleh rapat anggota
Notulen rapat tersebut ditandatangani oleh Ketua Pengurus atau Pimpinan
sidang dan Sekretaris (Notulis).

b. Pengurus Koperasi.
Pengurus adalah perangkat organisasi koperasi yang setingkat dibawah
kekuasaan Rapat Anggota.Dialah yang mempunyai kewenangan untuk mewakili
koperasi sebagai Badan Hukum, baik dimuka Pengadilan maupun di luar
Pengadilan.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, tentan Pengurus Koperasi
Indonesia ini, diatur didalam Pasal 50 sampai dengan Pasal 65. Dari ketentuan
dalam pasal-pasal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengurus Koperasi
dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota, untuk masa jabatan
selama 5 (lima) tahun, dengan kemungkinan dapat dipilih kembali. Sedangkan
koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi, pengurusnya dipilih
dari anggota-anggota koperasi.
Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi Pengurus Koperasi
Indonesia ditetapkan dalam anggaran koperasi. Kualifikasi pengurus yang
sekurang-kurangnya seperti berikut:
1. Terdaftar sebagai anggota yang sah dan mempunyai pengalaman dalam
usaha koperasi.
2. Dapat menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus, serta turut
mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para
anggota.
3. Mengerti dan mempunyai pengalaman tentang organisasi koperasi, serta
aktif memperhatikan kemajuan organisasi koperasi.

Universitas Sumatera Utara


44

4. Mampu menyerap usul-usul keberatan dari pihak anggota guna kebaikan


bersama, serta membicarakannya dalam rapat pengurus serta menghargai
pendapat sesama anggota walaupun tidak selalu sama,sebelum mengambil
keputusan.
5. Sanggup mematuhi dan menjalankan setiap keputusan rapat pengurus.
6. Memiliki sikap terbuka dan mau menerima kemajuan teknologi baru dan
penemuan-penemuan kearah pembaharuan.
Pengurus adalah pemegang kepercayaan dan pemegang jabatan
kehormatan, karenanya ia harus mampu mengemban amanat para anggota yang
telah memberikan kepercayaan padanya.Mengenai tugas dan kewenangan
pengurus, sesuai dengan ketentuan Pasal 58 undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012, adalah seperti berikut66:
1. Mengelola koperasi berdasarkan anggaran dasar
2. Mendorong dan memajukan usaha anggota
3. Menyusun rancangan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota
4. Menyusun laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
untuk diajukan kepada rapat anggota
5. Menyusun rencana pendidikan,pelatihan,dan komunikasi koperasi untuk
diajukan kepada rapat anggota
6. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib
7. Menyelenggarakan pembinaan karyawan secara efektif dan efisien
8. Memelihara buku daftar anggota,buku daftar pengawas,buku daftar
pengurus, buku daftar Pemegang Sertifikan Modal Koperasi, risalah rapat
anggota
9. Melakukan upaya lain bagi kepentingan,kemanfaatan,dan kemajuan
Koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat anggota
Sebagai perangkat organisasi dari suatu badan hukum koperasi, yang
diberi kewenangan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum dan upaya-upaya
hukum untuk dan atas nama badan hukum koperasi yang bersangkutan, pengurus

66
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian,pasal 58

Universitas Sumatera Utara


45

bertanggung jawab atas perbuatannya jika terjadi risiko kerugian pada koperasi
tersebut. Menurut ketentuan Pasal 60 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2012, terhadap kerugian yang diderita oleh koperasi, Pengurus secara bersama-
sama (renteng) maupun sendiri-sendiri (pribadi) menanggung kerugian tersebut,
jika kerugian itu terjadi yang disebabkan oleh tindakannya yang disengaja atau
akibat kelalaiannya. Namun, jika kerugian tersebut bukan akibat dari tindakan
sengaja ataupun bukan akibat kelalaian pengurus, dan pengurus bersangkutan
dapat membuktikannya, maka tanggungjawab beralih kepada koperasi sebagai
suatu badan hukum.

c. Direksi atau Manajer sebagai pengelola koperasi.


Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi,
pengurus diberi kuasa untuk menangkat tenaga Pengelola, yang mempunyai
keahlian dalam mengelola usaha koperasi tersebut.Pengangkatan pengelola oleh
pengurus ini harus mendapat persetujuan dari Rapat Anggota.
Pengelola sebagai manajer atau direksi ini, diberi wewenang dan kuasa
yang dimiliki oleh pengurus, yang besarnya ditentukan sesuai dengan kepentingan
koperasi.Dengan demikian pengurus tidak lagi melaksanakan sendiri wewenang
dan kuasa yang dimilikinya, karena sudah dilimpahkan kepada pengelola.
Sehingga tugas pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan
kuasa yang dilakukan oleh pengelola.
Pengelola ini bertanggungjawab sepenuhnya kepada pengurus, karena
hubungan antara pengelola dengan pengurus berdasar atas hubungan kerja, yang
tunduk pada hukum perikatan pada umumnya. Hubungan kerja antara pengelola
dengan pengurus tersebut dilakukan secara kontraktual, sesuai dengan apa yang
telah mereka perjanjikan sebelumnya.
Koperasi pada dasarnya memerlukan tenaga manajer untuk menjalankan
kegiatan usahanya.Peranan manajer dikaitkan dengan volume usaha, modal kerja
dan fasilitas yang diatur oleh pengurus.Manajer adalah karyawan yang diangkat
dan diberhentikan oleh pengurus, Manajer adalah pelaksana tugas sehari-hari di
bidang usaha koperasi dan bertanggung jawab kepada pengurus.

Universitas Sumatera Utara


46

Fungsi Manajer dalam koperasi adalah :67


1. Perencanaan (Planning)
2. Penyelelarasan (coordinating)
3. Pengorganisasian (organizing)
4. Penuntun/pengarahan (directing)
5. Pengamatan (controlling)
Adapun syarat untuk dapat diangkat sebagai seorang Manajer pengelola
koperasi dapat dikemukakan disini antara lain adalah 68:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mempunyai jiwa dan sifat yang jujur.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Mempunyai keterampilan kerja dan berpengalaman dalam bidang usaha
koperasi.
5. Mengetahui seluk beluk pembukuan.
6. Mampu dan mau bekerja sama dengan orang lain.
Tugas dan kewajiban direksi atau manajer pengelola koperasi,antara
lain adalah :
a. Memimpin pelaksanaan kegiatan usaha yang telah digariskan oleh
Pengurus.
b. Mengangkat dan/atau memberhentikan karyawan koperasi atau kuasa
dan/atau persetujuan pengurus.
c. Membantu pengurus dalam menyusun anggaran belanja dan pendapatan
koperasi.
d. Melaporkan secara teratur kepada pengurus tentang pelaksnaan tugas yang
diberikan kepadanya, dan jika perlu dapat memberikan saran perbaikan
dan saran peningkatan usaha koperasi yang dilakukannya.

67
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
cetakan kedua, 1997 ) , hal. 119-120
68
Nindyo Pramono, loc.cit., hlm.130.

Universitas Sumatera Utara


47

e. Memberikan pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan tugas kepada


pengurus koperasi.

d. Pengawas Koperasi.
Pengawas Koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih
dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta bertanggungjawab
kepada rapat anggota.Dengan demikian, pengawas ini tidak dibenarkan diangkat
dari orang diluar koperasi.Tugas pengawas ini secara umum adalah mengawasi
jalannya kegiatan koperasi yang dilaksanakan oleh pengurus, dan hasil
pengawasannya tersebut kemudian dilaporkan kepada rapat anggota secara
tertulis69.
Dalam anggaran dasar setiap koperasi Indonesia, biasanya memuat tentang
jumlah anggota pengawas, masa jabatannya, dan persyaratan untuk dipilih dan
diangkat sebagai anggota pengawas.Sebagai anggota pengawas, tidak dapat
merangkap jabatan sebagai pengurus, sebab kedudukan dan tugas pengawas ini
adalah mengawasi pelaksanaan tugas kepengurusan yang dilakukan oleh
pengurus.Sehingga jika terjadi perangkapan jabatan, sebagai anggota pengawas
sekaligus juga sebagai pengurus, maka laporan hasil pengawasan yang telah
dilakukan diragukan keobjektifannya.
Mengenai tugas dan wewenang pengawas didalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2012 diatur dalam Pasal 50 ayat 2, antara lain seperti berikut70 :
a. Menetapkan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar
b. Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus
dan pihak lain yang terkait
c. Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja
Koperasi dari pengurus

69
G. Kartasapoetra, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, KoperasiIndonesia,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hal. 18.
70
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian,pasal 50 ayat 2

Universitas Sumatera Utara


48

d. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan


perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam anggaran dasar
e. Dapat memberhentikan Pengurus untuk sementara waktu dengan
menyebutkan alasannya.
Apabila dalam meneliti segala catatan tentang seluruh harta kekayaan
koperasi dan kebenaran dari pembukuannya yang tercermin dalam neraca dan
perhitungan laba-rugi menemui kesulitan, maka pengawas koperasi dapat
meminta jasa bantuan audit kepada Akuntan Publik. Yang dimaksud dengan jasa
bantuan audit adalah audit terhadap laporan keuangan maupun audit lainnya,
sesuai dengan keperluan koperasi tersebut. Disamping itu, koperasi dapat pula
meminta jasa lainnya dari akuntan publik, seperti antara lain konsultasi dan
pelatihan.
Jika seorang akuntan publik diminta jasanya untuk mengaudit laporan
keuangan/pelaksanaan pembukuan, maka dalam laporan akhir pemeriksaannya,
akuntan publik tersebut akan memberikan pendapatnya atas pelaksanaan
pembukuan yang telah dikerjakan oleh pengurus koperasi tersebut. Pendapat yang
diberikan/dikeluarkan oleh akuntan publik ini bersifat wajar tanpa syarat atau
unqualified opinion, yang menunjukkan bahwa neraca pembukuan untuk periode
tahun buku tersebut adalah layak dan sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia.
Namun jika laporan pemeriksaan akuntan publik tersebut tidak memuat
pernyataan pendapatnya, atau jika memuat pernyataan pendapatnya, atau jika
memuat pernyataan tetapi bersyarat, hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembukuan yang dikerjakan oleh pengurus,tidak dikerjakan dengan baik sesuai
dengan norma-norma pembukuan yang ada71.
Mengenai isi laporan dari pengawas koperasi ini, paling sedikit harus
menyangkut perihal seperti berikut 72:
a. Uraian perkembangan usaha selama satu tahun, dibandingkan dengan
kondisi tahun buku yang lalu, lengkap dengan penjelasan tentang sebab
kemajuan dan kemunduran koperasi tersebut.

71
http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,diakses tanggal
6 maret 2016
72
ibid

Universitas Sumatera Utara


49

b. Perkembangan keuangan, simpanan anggota dan lainnya, maupun


pinjaman-pinjaman dari luar termasuk dari Bank.
c. Perkembangan harta kekayaan baik bergerak maupun tetap, baik yang
bertubuh maupun yang tidak bertubuh, benda maupun yang bukan benda,
serta penelitian tentang pertambahan dan pengurangan atau penyusutan,
maupun pemeliharaan harta benda tersebut.
d. Uraian tentang pelaksanaan keputusan-keputusan rapat anggota oleh
pengurus, termasuk alasan-alasannya jika ternyata ada keputusan rapat
anggota yang belum dilaksanakan oleh pengurus.
e. Uraian perkembangan keadaan serta hubungan kerja antara pengurus,
karyawan termasuk manajer pengelola.
f. Kesimpulan pemeriksaan dan saran yang dirasakan perlu untuk
perkembangan dan saran yang dirasakan perlu untuk perkembangan dan
kemajuan koperasi.
Apabila laporan yang dipertanggungjawabkan oleh pengawas kepada rapat
anggota tidak diterima oleh pengurus koperasi, atau pengurus koperasi
mempunyai pendapat lain, maka untuk penyelesaiannya Pengurus tidak
diperkenankan mempengaruhi opini anggota pengawas.Dia boleh, berhak dan
wajib memberi keterangan tersendiri kepada rapat anggota dan tembusannya
diberikan kepada pengawas.Jika ternyata tidak ada titik temu antara pendapat
pengawas dengan pendapat pengurus tersebut, maka putusan akhir diserahkan
kepada rapat anggota untuk menilai dan memberi keputusan.
Sebetulnya keadaan demikian akan dapat diminimalkan diantara pengurus
dan pengawas dan sebaiknya seluruh anggota koperasi memiliki pemahaman yang
sama terhadap isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Dalam kondisi
yang demikian ini, sangat diperlukan saran, pandangan, dan pendapat dari pejabat
koperasi selaku pembina, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
menyelesaikan perselisihan pendapat tersebut.

Universitas Sumatera Utara


50

BAB III
PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI dan PERIZINAN KOPERASI

A. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Cinta kasih Krakatau Bilal


Medan.
Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih Krakatau Bilal ini pada awalnya
merupakan unit usaha yang ada pada KUD Kasih yang berdiri sejak 1988 dengan
badan hukum nomor 863/A/BH/XXII/1992 Awalnya, KUD ini hanya mempunyai
anggota sebanyak 111 orang dan memiliki satu unit usaha yaitu pertokoan yang
menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota dan masyarakat sekitar. Desa
Martubung yang berlokasi jauh dari keramaian kota dan terbatasnya sarana
transportasi pada masa itu menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga, keberadaan unit usaha pertokoan
ini,minimalnya dapat mengatasi kendala tersebut.

Dalam perjalanan waktu, pengurus KUD Kasih pun berinisiatif untuk


membuat anggota tersenyum dengan menambah unit-unit usaha baru. Ini di-
maksudkan agar anggota lebih mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa
harus ke kota. Jallepen Sipayung,S.H,Ketua,dengan dibantu sekretaris Idariani,S.E
terus berupaya memenuhi kebutuhan anggota maupun masyarakat luas dengan
unit-unit usaha baru. Unit usaha yang kemudian dibuka adalah perdagangan hasil-
hasil bumi. Komoditas unggulannya yaitu pala dan cengkeh. Peran KUD
menampung hasil-hasil pertanian dan memasarkannya ke luar daerah.Hal ini
dilakukan dengan menjalin kemitraan dengan para pengusaha di kota-kota besar,
seperti pengusaha di Medan dan Jakarta. Dengan pola kemitraan ini kendala
permodalan dapat diatasi. Upaya pengurus untuk membuka usaha baru terus
bergulir dengan membuka unit usaha simpan pinjam (USP), transportasi darat,
unit usaha pengadaan BBM, unit usaha pelistrikan, dan unit usaha hiburan anak
berupa Play Station. Dalam hal ini semua unit usaha yang dilaksanakan mulai
menunjukan hasil dan memberi harapan kesejahteraan bagi anggota maupun
masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


51

Kebersamaan dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan bersama menjadi


kekuatan koperasi sebagai badan usaha. Dalam laporan pertanggungjawaban
pengurus Rapat Angota Tahunan (RAT) tahun buku 2001–2005, jelas terlihat
aktivitas usaha KUD Kasih walau pada masa itu kondisi wilayah kerja KUD
masih dilanda konflik. Upaya KUD yang terus berusaha menjalankan kegiatan
usaha merupakan salah satu sumbangsih untuk terus membangkitkan roda
ekonomi masyarakat.

Melihat semangat pengurus untuk membangun koperasi tanpa henti ini pun
kemudian mendapat perhatian dari pihak luar. Salah satunya adalah pemerintah
pusat. Kementerian Koperasi dan UKM melihat jelas kondisi objektif akan
kebutuhan yang diperlukan KUD dalam rangka pengembangan usaha. Pada 2005
Kementerian Koperasi dan UKM menyalurkan bantuan pengembangan usaha
mikro sebesar Rp 1,2 miliar. Bantuan ini merupakan dana bergulir untuk
pengadaan satu unit kapal ikan. Selain bantuan tersebut KUD masih menerima da-
na bergulir untuk modal perkuatan sektor agribisnis sebesar Rp 600 juta yang
khusus dikelola terpisah dari usaha induk. Sehingga pada 22 Nopember 2004
pengurus KUD Kasih membentuk KSP bernama Cinta Kasih, dengan badan
hukum No 36/32/BH/III/2004 yang beranggotakan 359 orang.

Kini koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih telah memiliki struktur kepengurusan
sendiri yang berbeda dengan KUD Kasih, dengan mempunyai gedung masing-
masing agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan, dengan KUD Kasih Menjadi
kantor kas.

Manajemen kelembagaan Koperasi

Yang dimaksud perangkat organisasi koperasi menurut pasal 31 Undang-


Undang koperasi nomor 17 tahun 2012 73:

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

73
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian,pasal 31

Universitas Sumatera Utara


52

3. Pengawas

Tiga serangkai (tri partiet) inilah yang dikenal sebagai manajemen koperasi yang
akan menjalankan tata laksana kehidupan koperasi.

Rapat Anggota

A. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi


B. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam
anggaran dasar koperasi.
C. Keputusan penting rapat anggota menetapkan:
1. Anggaran dasar dan Anggaran rumah tangga Koperasi

2. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi

3. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas

4. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta


pengesahan laporan keuangan

5. pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

6. pembagian sisa hasil usaha (SHU)

7. penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

D. Keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.


E. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
F. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu
suara.
G. Hak suara dalam koperasi sekunder dapat diatur dalam anggaran dasar
dengan mempertimbangkan jumlah anggota dan jasa usaha koperasi anggota
secara berimbang.
H. Rapat anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban
Pengurus dan Pengawas mengenai pengelolaan Koperasi.

Universitas Sumatera Utara


53

I. Rapat anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam satu tahun.


J. Rapat anggota untuk mengesahkan pertanggung jawaban Pengurus
diselenggarakan paling lambat 6 (enam) setelah tahun buku berakhir.
K. Selain Rapat Anggota biasa sebagai mana telah diuraikan, Koperasi dapat
melakukan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya
keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota.
L. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota
koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam
Anggaran Dasar.
M. Rapat anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan
wewenang Rapat Anggota Biasa. Persyaratan, tata cara dan tempat
penyelenggaraan Rapat Anggota biasa dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur
dalam Anggaran Dasar.

PENGURUS

Susunan Pengurus dan Pengawas Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih


Krakatau Bilal Medan

Pengurus :

Ketua : Jallepen Sipayung,S.H

Sekretaris : Idariani,S.E

Bendahara : Rosida.Hutabarat,S.E

Manejer : Edisman Silalahi,S.E

Pengawas

Ketua : Yacob Was,S.H

1. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota,
2. Pengurus merupakan pemegang kuasa (mandataris) Rapat Anggota,

Universitas Sumatera Utara


54

3. Untuk pertama kali ( koperasi yang baru berdiri ), susunan dan nama
anggota Pengurus dicantumkan dalam akta pendirian koperasi,
4. Masa jabatan Pengurus paling lama 5 (lima) tahun,
5. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus
diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi,
Pengurus bertugas:

1. Mengelola koperasi dan usahanya,

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran


pendapatan dan belanja koperasi (RAPBK),

3. Menyelenggarakan rapat anggota,

4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan


tugas,

5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib,

6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Pengurus berwenang:

1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan,

2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta


pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga koperasi,
3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dan keputusan Rapat
Anggota,

4. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola ( manajer, kepala unit


dan karyawan koperasi lainnya ) yang diberi wewenang untuk
mengelola usaha. Dalam hal pengurus koperasi bermaksud untuk
mengangkat Pengelola, maka rencana pengangkatan tersebut diajukan
kepada Rapat Anggota untuk mendapat persetujuan. Pengelola

Universitas Sumatera Utara


55

bertanggung jawab kepada pengurus. Hubungan antara pengurus


dengan pengelola usaha merupakan hubungan kerja berdasarkan
kontrak (perikanan).

5. Pengurus baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, menanggung


kerugian yang diderita koperasi, karena tindakan yang dilakukan
dengan kesengajaan atau kelalaian,
6. Disamping penggantian kerugian tersebut, apabila tindakan itu
dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi
penuntut umum untuk melakukan penuntutan.
7. Setelah tahun buku Koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu ) bulan
sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, Pengurus menyusun
laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
a. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir dan perhitungan
hasil usaha dari tahun yang bersangkutan,
b. Keadaan dan usaha Koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Laporan tahunan yang dimaksud harus ditanda tangani oleh semua anggota
pengurus, apabila salah seorang anggota Pengurus tidak menandatangani laporan
tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan menjelaskan menjelaskan alasan
secara tertulis.

Tugas pengurus secara perorangan

A. Ketua

1. Bertugas mengkoordinasikan kegiatan seluruh pengurus dan menangani


tugas pengurus yang berhalangan, memimpin rapat dan mewakili koperasi
di dalam dan di luar pengadilan.
2. Berfungsi selaku penguru maupun pimpinanan.
3. Bertanggungjawab pada rapat anggota
4. Berwenang melakukan segala kegiatan sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota, Rapat Gabungan dan Rapat Pengurus dalam mengambil

Universitas Sumatera Utara


56

keputusan tentang hal-hal yang prinsip, serta menandatangani surat-surat


bersama Sekretaris, serta surat-surat berharga bersama Bendahara.
B. Sekretaris

1. Bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan dibidang


kesekretariatan, keanggotaan dan pendidikan.
2. Berfungsi sebagai Pengurus selaku Sekretaris.
3. Berwenang menentukan kebijaksanaan dan melakukan segala perbuatan
yang berhubungan dengan bidangnya sesuai keputusan rapat pengurus,
serta menandatangani surat bersama unsur Ketua.
C. Bendahara

1. Bertugas mengelolah keuangan (menerima,menyimpan dan melakukan


pembayaran), membina administrasi keuangan dan pembukuan.
2. Berfungsi sebagai pengurus selaku bendahara.
3. Berwenang menentukan kebijakan dan melakukan segala perbuatan yang
berhubungan dengan bidangnya, serta menandatangani surat-surat
berharga bersama unsur Ketua.
4. Bertanggungjawab kepada rapat pengurus lengkap melalui ketua.
D. Manejer
Manajer adalah seorang tenaga profesional yang memiliki kemampuan
sebagai pemimpin tingkat pengelola, yang diangkat dan diberhentikan oleh
Pengurus setelah dikonsultasikan dengan Pengawas.

Tugas , Fungsi dan Tanggungjawab manajer :

1. Tugas manajer adalah mengkordinasikan seluruh kegiatan usaha,


administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan
administratif kepada pengurus dan pengawas.
2. Untuk melaksanakan tugas tersebut, manajer berfungsi ;
a. Sebagai pemimpin tingkat pengelolah
b. Merencanakan kegiatan usaha, kepegawaian dan keuangan.

Universitas Sumatera Utara


57

c. Mengkordinasikan kegiatan kepala – kepala unit usaha, kepala sekretariat


dan kepala keuangan dalam upaya mengatur, membina baik yang bersifat
teknis maupun administratif.
3. Berwenang mengambil langkah tindak lanjut atas kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh pengurus.
4. Bertanggungjawab kepada pengurus melalui ketua.
Tata kerja Manejer ;

a. Manajer dapat menghadiri Rapat Anggota, Rapat Pengurus dan Rapat


gabungan.
b. Manajer membantu sekretaris dalam menyiapkan bahan – bahan yang
dibahas dalam rapat.
c. Manejer membantu mencatat seluruh keputusan atau kebijaksanaan
yang diambil dalam rapat dan merahasiakannya.
d. Manejer mengatur pelaksanaan kegiatan usaha operasional atas
keputusan yang telah diambil dalam rapat.
e. Manejer melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada pengurus.
f. Manejer bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan tugas.
E.Pengawas

1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota,
2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat anggota,
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota Pengawas
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

Pengawas bertugas:

1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan


pengelolaan Koperasi.

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

Pengawas berwenang:

1. Meneliti catatan yang ada pada Koperasi.

Universitas Sumatera Utara


58

2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

3. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ke


tiga.
Dalam kondisi tertentu koperasi dapat meminta jasa audit kepada akuntan
public,Dalam hal Koperasi mengangkat Pengelola, Pengawas dapat diadakan
secara tetap atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota. Hal ini tidak mengurangi arti Pengawas sebagai perangkat Organisasi
Koperasi dan memberi kesempatan kepada Koperasi untuk memilih Pengawas
secara tetap atau pada waktu diperlukan sesuai dengan keperluannya. Pengawas
yang diadakan pada waktu diperlukan tersebut melakukan pengawasan sesuai
dengan penugasan yang diberikan oleh rapat anggota.

Manajemen Keanggotaan Koperasi

Anggota koperasi adalah asset/kekayaan sumberdaya manusia koperasi yang


sangat penting bagi koperasi. Identitas ganda anggota koperasi sebagai pemilik
dan pelanggan akan menentukan dimensi partisipasi anggota yang akan
menentukan sukses atau tidaknya koperasi dalam melakukan persaingan dengan
perusahaan kapitalistik baik perusahaan perseorangan, persekutuan (CV atau
Firma) maupun perseroan terbatas.Nyawa koperasi terletak pada partisipasi
anggota.

Partisipasi anggota sebagai pemilik dapat diwujudkan berupa keikutsertaan


anggota dalam pengambilan keputusan, kontribusi modal (berupa simpanan pokok
dan simpanan wajib), pengelolaan, serta partisipasi dibidang pengawasan dan
pengendalian. Partisipasi anggota sebagai pelanggan ditunjukkan dalam
pemanfaatan pelayanan (peminjaman, pembelian, maupun pemasaran) yang
diselenggarakan oleh perusahaan koperasi. Hanya dengan cara demikian anggota
akan merasakan manfaat berkoperasi yang pada gilirannya akan tumbuh rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki koperasi dan dapat dijamin koperasi akan
tumbuh dan berkembang.

Universitas Sumatera Utara


59

Sangat berbeda dengan kedudukan anggota atau pemilik pada perusahaan


kapitalistik persekutuan dan perseroan terbatas yang hanya memiliki identitas
tunggal yaitu hanya sebagai pemilik saja.Kewajiban pemilik persekutuan atau
pemegang saham adalah turut serta dalam pengambilan keputusan dan menyetor
modal dengan tujuan memperoleh balas jasa modal berupa bagian dari
keuntungan perusahaan deviden yang besarnya sesuai dengan perjanjian.Tetapi
para pemilik tidak mempunyai kewajiban untuk menggunakan/memanfaatkan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaannya.Perusahaan menghasilkan
barang dan jasa untuk kebutuhan pasar masyarakat umum dalam rangka mencari
keuntungan guna memperkaya para pemiliknya.

Karena kondisi hidup dan matinya koperasi sangat ditentukan oleh derajat
partisipasi anggotanya, maka keanggotaan koperasi harus dikelola sebaik-baiknya
agar diperoleh anggota koperasi yang memiliki potensi ekonomi (dapat sebagai
produsen, konsumen, atau pemilik faktor produksi tenaga kerja/keahlian),
kesadaran dan komitmen berkoperasi, dedikasi dan loyalitas/kesetiaan yang
tinggi, yang akan djelmakan dalam bentuk kualitas partisipasinya.

Anggota KSP Cinta Kasih adalah anggota aktif yang dimekarkan /


diahlikan dari KUD Kasih ke KSP Cinta Kasih sesuai rapat khusus KUD Kasih
dan ditetapkan dalam Keputusan RAT KUD Kasih tahun buku 2004.

Tabel 1.1 Perkembangan Anggota KSP CINTA KASIH

Jumlah Anggota

Tahun Aktif Pasif

2009 366 Orang 10 Orang

2010 366 Orang 12 Orang

2011 367 Orang 16 Orang

2012 367 Orang 14 Orang

Universitas Sumatera Utara


60

2013 366 Orang 16 Orang

2014 364 Orang 13 Orang

2015 350 Orang 17 Orang

Sumber : RAT KSP CINTA KASIH KRAKATAU BILAL MEDAN

Adapun komposisi keanggotaan KSP Cinta Kasih di kelompokan atau di


klasifikasi dalam beberapa kelompok yaitu, jumlah anggota penuh, anggota baru,
calon anggota, anggota yang mencabut kekayaan dan anggota yang telah
meninggal,maka berdasarkan data – data yng diperoleh dari RAT KSP CINTA
KASIH kami mengelompokannya menjadi dua kelompok besar yaitu menjadi
Anggota Aktif dan Anggota Pasif yang tersaji pada tabel di atas.

Kegiatan Usaha Koperasi

Kegiatan usaha simpan pinjam dari KSP CINTA KASIH meliputi kegiatan
penarikan/penghimpunan dana dan penyaluran kembali dana tersebut dalam
bentuk pinjaman.

Secara garis besar kegiatan tersebut dapat dibedakan menjadi:

1. Sumber dana: yaitu KSP melakukan penarikan dana dari anggota dan pihak-
pihak lainnya. Dari anggota dapat berupa tabungan, simpanan atau dalam
bentuk lainnya. Sedangkan dari pihak lain dapat berupa pinjaman atau
penyertaan lainnya.
2. Penggunaan dana: KSP melakukan kegiatan usaha yang berhubungan dengan
penggunaan atau pengalokasian dana terutama dimaksudkan untuk
memperoleh pendapatan.
Dengan kata lain KSP Cinta Kasih menghadapi dua kegiatan yang saling
berkaitan antara satu dengan lainnya:

1. Pada satu sisi, dana simpanan yang terkumpul harus disalurkan dalam
bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Berarti terjadi arus

Universitas Sumatera Utara


61

dana keluar dan akan kembali diterima secara bertahap pada masa yang akan
datang.

2. Pada sisi lain, KSP harus mampu melayani anggota penyimpan yang hendak
menarik kembali simpanannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Oleh karena itu, KSP CINTA KASIH harus mampu mengatur arus dana
agar selalu seimbang antara arus dana yang masuk dan arus dana yang keluar.
Arus dana masuk di KSP CINTA KASIH terdiri dari:

1. Penerimaan simpanan pokok dan simpanan wajib untuk KSP, dan modal
disetor untuk USP.
2. Penerimaan angsuran pinjaman, baik pokok maupun bunga.
3. Penerimaan pendapatan operasional berupa pendapatan bunga pinjaman,
provisi dan administrasi.
4. Penerimaan simpanan berupa tabungan atau simpanan berjangka anggota,
calon anggota, Koperasi lain dan atau anggotanya.
5. Penerimaan dana dari pihak ketiga berupa pinjaman, untuk KSP dan modal
tidak tetap untuk USP.
6. Penerimaan pendapatan bunga, atas tabungan atau deposito KSP Cinta Kasih
di Bank
Sedangkan arus dana keluar di KSP CINTA KASIH terdiri dari:

1. Pemberian pinjaman
2. Penarikan simpanan berupa tabungan atau simpanan berjangka anggota, calon
anggota, koperasi lain dan atau anggotanya.
3. Pembayaran biaya-biaya usaha dan organisasi.
4. Penyetoran ke bank.
5. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib untuk anggota KSP yang
keluar.
6. Pengembalian pinjaman kepada pihak ketiga beserta bunganya.
Dari pengalaman sehari-hari dapat diperkirakan besarnya pengeluaran
dalam setiap hari, minggu atau bulan, sehingga likuiditas minimum dapat

Universitas Sumatera Utara


62

ditetapkan secara lebih tepat. Kesemuanya itu perlu didukung oleh pencatatan-
pencatatan yang akurat, teliti, rapi dan sistematis.

Penghimpunan Dana KSP CINTA KASIH

Penghimpunan dana adalah usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai


sumber, baik dari anggota maupun pihak lain. Dana dari berbagai sumber tersebut
dapat berupa hutang atau kekayaan bersih (ekuitas). Untuk lebih jelasnya jenis-
jenis sumber dana tersebut adalah bagai berikut:

1. Dari sumber berupa hutang:

a. Tabungan.
b. Simpanan Berjangka.
c. Pinjaman yang Diterima.
2. Dari sumber berupa kekayaan bersih:

a. Modal Sendiri yang terdiri dari:


- Simpanan Pokok

- Simpanan Wajib

- Simpanan Khusus

b. Cadangan Umum
c. Cadangan Tujuan Risiko Donasi
SHU Tahun Berjalan

Dari keseluruhan sumber dana tersebut, sumber dana utama adalah


simpanan, sehingga perlu diberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang
simpanan. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan
oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSP/USP
dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan
sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan
hutang bagi KSP/USP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota

Universitas Sumatera Utara


63

yang merupakan kekayaan bersih bagi KSP/USP, yaitu simpanan pokok dan
simpanan wajib (bagi KSP).

Jenis-jenis Simpanan KSP CINTA KASIH

1. Simpanan Pokok (KSP)


Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama
nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota,besarnya simpanan pokok yang harus dibayarkan sebesar
Rp.50.000.Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan
menjadi anggota.

2. Simpanan Wajib (KSP)


Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib
dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.
Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
Besarnya simpanan wajib di KSP CINTA KASIH adalah Rp.15.000/bulan.

3. Tabungan Koperasi / Simpanan Anggota


Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang
bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi,
setiap saat pada hari kerja Koperasi. Besarnya tabungan ini adalah sesuai dengan
kemampuan anggota KSP Cinta Kasih untuk menyimpan yang sesuai dengan
pendapatan yang diperolehnya.

Faktor-faktor yang selalu diperhatikan oleh KSP CINTA KASIH agar


anggota berminat menyimpan di koperasi antara lain adalah:

1. Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai
dengan perjanjian.

2. Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif


lainnya dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian.

Universitas Sumatera Utara


64

3. Bahwa menabung di KSP CINTA KASIH merupakan wujud dari partisipasi


anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota
merasakan adanya kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan
menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya
karena menerima sisa hasil usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil
keputusan koperasi dan lain-lain.

Simpanan Berjangka Koperasi

Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang


penyetorannya dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak
boleh diambil sebelum jangka waktu tersebut berakhir. Simpanan ini pada KSP
CINTA KASIH biasanya merupakan simpanan lain – lain yang disimpan di
koperasi dan biasanya baru akan diambil pada saat hari Natal dan saat
pembayaran biaya sekolah anak – anak mereka di awal semester baru.

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:

a. Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk


menjadi penabung.

b. Jumlah setoran minimal.

c. Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan


jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut:

d. Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan


menambahkannya ke dalam saldo tabungan.

Penyaluran Dana KSP CINTA KASIH

Penyaluran dana dalam bentuk pinjaman merupakan kegiatan usaha yang


mendominasi pengalokasian dana KSP/USP. Oleh karena itu, sumber utama
pendapatan KSP/USP berasal dari kegiatan penyaluran pinjaman ini, yaitu
pendapatan bunga. Menurut PP No. 9/1995 pinjaman adalah penyediaan dana atau

Universitas Sumatera Utara


65

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau


kesepakatan pinjam-meminjam antara KSP/USP dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.

Penyaluran pinjaman selalu berhadapan dengan Ketidakpastian dan karena itu


selalu mengandung risiko. Risiko tersebut, sekecil apapun biasanya tidak akan
sampai ke titik nol. Tugas KSP/USP adalah meminimalkan risiko itu, sebab yang
disalurkan sebagai pinjaman sebagian besar merupakan dana yang berasal dari
simpanan anggota (apalagi bila dana tersebut berasal dari bukan anggota). Sebagai
konsekuensinya, maka penyaluran pinjaman harus didasarkan kepada prinsip
kehati-hatian. Hati-hati bukan berarti mempersulit pemberian pinjaman, tetapi
selalu didahului dengan perhitungan-perhitungan bahwa:

1. Pemberian pinjaman akan memberi manfaat kepada yang menerima, dan

2. Diyakini bahwa pinjaman dapat dibayar kembali oleh peminjam sesuai


dengan perjanjian.

Dalam kaitannya dengan jumlah pinjaman yang diberikan, dalam prakteknya


banyak KSP/USP yang memberikan batas maksimum pemberian pinjaman
berdasarkan jumlah yang telah disetor oleh anggota. Pembatasan jumlah
maksimum tersebut mencerminkan sikap kehati-hatian dari koperasi. Jumlah
pinjaman yang dapat berikan oleh KSP/USP kepada anggota selayaknya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Urgensi penggunaannya.

2. Kemampuan untuk membayar kembali dari calon peminjam.

3. Likuiditas koperasi.

Perjanjian pinjaman sebaiknya tertulis dan mengatur berbagai hal yang telah
disepakati. Apabila jumlah pinjaman relatif besar, disarankan dilakukan di depan
notaris dan diikat dalam bentuk akta perjanjian. Untuk jumlah pinjaman yang

Universitas Sumatera Utara


66

relatif kecil, paling tidak KSP/USP membuat akta perjanjian dalam format yang
disesuaikan menurut kebutuhannya.

Tabel 1.2 Gambaran Perkembangan Penyaluran Dana Tahun 2015

No Jenis Dana Jumlah Nasabah Modal Berputar

(orang) (Rp)

1. Umum 243 427.960.471

2. 2. BBM 57 96.776.200

3. 3. ABT PUSKUD 52 120.866.100

4. 4. AGRIBISNIS 180 586.412.206

5. LPDB 127 155.950.500

6. 6. AMNUS 66 107.292.000

JUMLAH 725 1.495.257.477

Keadaan Keuangan / Permodalan Koperasi

Adapun modal yang dimiliki oleh KSP CINTA KASIH berasal dari dalam dan
luar KSP CINTA KASIH

1. Dana yang dikelolah oleh KSP CINTA KASIH adalah :

a. Simpanan Anggota

b. Simpanan Wajib Anggota

c. Cadangan koperasi

2. Dana Pinjaman Pihak ketiga antara lain:

1. Pinjaman dana Bergulir dana BBM


2. Pinjaman Dana Perkuatan Modal Usaha (ABT) PUSKUD

Universitas Sumatera Utara


67

3. Pinjaman Dana Perkuatan Modal Bergulir KSP Agribisnis


4. Pinjaman Dana Bergulir APBD
5. Tabungan
3. Pengelolaan dana – dana tersebut menggunakan sisitem pembukuan masing –
masing pos yang ditatat secara baik dan lancar sesuai petunjuk pelaksanaan
untuk dapat dipertanggungjawabkan.
4. Sistem manajemn usaha perkreditan (simpan pinjam) pada KSP CINTA
KASIH menggunakan sisitem perbnkan sesuai PP No 9 Tahun 1995, dengan
mengacu pada proses pinjaman dengan persyaratan yang telah ditentukan pada
saat pengajuan permohonan pinjaman.
5. Terhadap perkembangan keuangan KSP CINTA KASIH dapat dilihat pada
tabel 1.3

Kewajiban dan Ekuiditas 2014 2015

(Rp) (Rp)

Kewajiban lancer

Simpanan Anggota

Tabungan Anggota 60.906.221,00 110.276.146,00

Dana – dana 61.803.255,75 63.690.322,89

Simpanan lain – lain Anggota 153.958.850,00 162.459.439,00

Kewajiban lain – lain 4.000.000,00 21.201.852,02

Hutanga Bungan Bank 30.000.000,00

Jumlah Kewajiban Lancar 280,668,326,75 387,627,759,91

Kewajiban Jangka Panjang

Universitas Sumatera Utara


68

Dana PKS – BBM 20.650.000,00 20.450.000,00

Dana PUKM PUSKUD 28.501.100,00 22.501.100,00

Dana Agribisnis 600.000.000,00 600.000.000,00

Dana LPDB 245.000.000,00 135.000.000,00

Hutang yang masih harus dibayar

Jumlah Kewajiban Jangka 894,151,100,00 777,951,100,00


Panjang

Ekuiditas

SP Anggota 17.800.000,00 17.300.000,00

SW Anggota 40.768.000,00 53.708.000,00

Modal Disetor

Modal tetap Tambahan

Modal Penyertaan

Donasi 51.130.000,00 51.130.000,00

Cadangan KSP 426.606.439,00 502.679.404,13

Cadangan Tujuan Resiko 65.703.302,20 79.605.108,21

SHU Tahun Berjalan 248.037.100,38 361.469.657,00

Jumlah Ekuiditas 921.164.842,57 1.176.712.139,34

TOTAL KEWAJIBAN & 2.231.085.669,32 2.486.291.212,25


EKUIDITAS

Tabel 1.3 Perkembangan Keuangan KSP CINTA KASIH tahun 2014 dan 2015

Sumber : laporan RAT KSP CINTA KASIH tahun 2014 & 2015

Universitas Sumatera Utara


69

B. DASAR HUKUM PENDIRIAN KOPERASI

Landasan-landasan Koperasi Indonesia

Sebagai Negara hukum dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar


hukum untuk mengaturnya. Disamping untuk pengaturan ekonomi yang stabil
juga untuk tertib administrasi untuk mewujudkan bahwa mendapatkan kekuatan
hukum yang kuat. Sebelumnya banyak undang-undang yang mengatur tentang
koperasi di Indonesia tapi keadaan koperasi yang berubah, ditetapkanlah dasar
hukum di Indonesia,sebelum dasar hukum yang kuat Koperasi mempunyai
landasan-landasan hukum sebagai pedoman dasar hukum koperasi tersebut.

1. Landasan idil koperasi Indonesia adalah Pancasila.

Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, koperasi tidak lepas
dari landasan-landasan hukum. Sebagai landasan berpijaknya koperasi Indonesia
adalah Pancasila. Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa, koperasi Indonesia
harus menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan
kehidupan yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu, dengan
suatu ciri khas adanya unsur ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kegotong royongan
dalam arti bekerja sama, saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.

2. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 ditegaskan kembali bahwa
hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Hal ini sangat sesuai dengan satu fungsi dan peran koperasi,
yaitu mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


70

3. Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran


berpribadi (rasa harga diri/gotong-royong.)

Koperasi merupakan organisasi yang paling banyak melibatkan peran serta


rakyat. Oleh karena itu, koprasi sebagi gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak
diikutsertakan dalam upaya pembangunan, untuk mewujudkan pembangunan
yang lebih merata, tumbuh dari bawah, berakar di masyarakat dan mendapat
dukungan luas dari rakyat.

4. Landasan Operasional pasal 33 UUD 1945

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa


perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
Dalam penjelasannya antara lain dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah
yang diutamakan bukan kemakmuran perorangan, dan bentuk perusahaan yang
sesuai dengan itu adalah koprasi.

Dasar-dasar Hukum Koperasi Indonesia :

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang


sekarang menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian. Koperasi Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2012, koperasi suatu badan usaha yang dipandang oleh undang-
undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk oleh anggota-
anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan
ekonomi anggotanya.
Prinsip koperasi dalam mengenai Perkoperasian,menurut Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2012 sebagai berikut :

a. Pengelolaan koperasi dijalankan secara demokrasi.


b. Pembagian sisa hasil usaha dilaksanakan secara adil sesuai dengan
jasa yang di jual anggotanya.
c. Koperasi harus bersifat mandiri.
d. Balas jasa yang diberikan bersifat terbatas terhadap modal.

Universitas Sumatera Utara


71

2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi
oleh Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Simpan Pinjam oleh Koperasi,Kegiatan usaha simpan pinjam kegiatan
yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui usaha
simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi ybs, calon anggota
koperasi ybs, koperasi lain dan atau anggotanya, pasal , ayat 1
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada
Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998
tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No.
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi
8. Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.
9. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor
98/Kep/M.KUKM/IX/2004
10. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor
10/Per/M.KUKM/IX 2015 Tentang Kelembagaan Koperasi

Universitas Sumatera Utara


72

C. PROSES PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN KOPERASI


BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012
TENTANG PERKOOPERASIAN

Dalam penyusunan akta pendirian koperasi,para pendiri atau kuasanya dan notaris
pembuat akta koperasi dapat berkonsultasi dengan pejabat yang berwenang
mengesahkan akta pendirian koperasi,Permohonan untuk pendirian koperasi
diajukan sendiri oleh pendiri atau kuasanya melalui secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang yaitu kepala dinas Koperasi UMKM74.

Syarat Administratif Untuk Pendirian Koperasi

A. UMUM

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi).

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan


koperasi.

6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar


simpanan pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.

7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana
Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

9. Daftar Sarana Kerja Koperasi

10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.


74
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menegah Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akta Pendirian Koperasi.

Universitas Sumatera Utara


73

11. Struktur Organisasi Koperasi.

12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya

13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

B. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit


Simpan Pinjam (USP)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito
pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM.

2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun.

3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara


khusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.

4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas

5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP


koperasi.

6. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :

7. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

8. Surat keterangan berkelakuan baik

9. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda


dengan pengurus dan pengawas

10. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.

11. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

12. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP
koperasinya oleh pejabat yang berwenang

Universitas Sumatera Utara


74

13. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

C. Syarat Untuk Pendirian KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP)

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK)

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar
mempermudah pd saat verifikasi)
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa
Deposito pada Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan
UKM, dilengkapi dgn bukti penyetoran dari anggota kepada koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal 3 tiga tahun kedepan (rencana permodalan,
Neraca Awal, rencana kegiatan usaha business plan, rencana bidang
organisasi &SDM).

8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan.

9. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan:

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan


semenda dengan pengurus dan pengawas
d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara
purna waktu.

11. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

Universitas Sumatera Utara


75

12. Daftar sarana kerja

13. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

14. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya
oleh pejabat yang berwenang

15. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti

pendukungnya

16. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam

D.Syarat Untuk Pendaftaran Retribusi izin Usaha


Industri,Perdagangan,Gudang/Ruangan dan tanda daftar Perusahaan
1. foto copy akte Pendirian Koperasi
2. Foto Copy KTP Kepengurusan BPK
3. foto copy pengesahan sebagai badan hukum dari pejabat berwenang
4. copy izin usaha atau keterangan atau surat keterangan yang dipersamakan
dengan itu yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
5. copy Surat Izin gangguan HO
6. Copy NPWP
Khusus untuk koperasi untuk mendapatkan tanda daftar perusahaan dikenakan
biaya Rp.120.000.75

75
Peraturan Daerah Kota medan No. 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Usaha
Industri,Perdagangan,Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan Pasal 22

Universitas Sumatera Utara


76

BAB IV

KENDALA-KENDALA DALAM PENERBITAN PENDIRIAN


KOPERASISIMPAN PINJAM CINTA KASIH KRAKATAU BILAL
MEDAN

A. Hambatan dalam Pemberian Perizinan Pendirian Koperasi Simpan


Pinjam Cinta Kasih

Pelaksanan pelayanan (prosedur) perizinan pendirian Koperasi Simpan


Pinjam berjalan dengan baik, namun meski berjalan dengan baik terdapat
beberapa hal yang menjadi hambatan. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
pelayanan perizinan pendirian Koperasi Simpan Pinjam adalah sebagai berikut:

1. Hambatan-hambatan yang berasal dari Dinas Koperasi dan UKM Kota


Medan
Hambatan yang sangat dirasakan oleh pihak pemohon adalah pihak Dinas
Koperasi dan UKM terkesan mempersulit pemohon terlihat dari adanya
kekurangan dokumen pemohon untuk mendirikan koperasi, padahal pihak
pemohon sudah menyiapkan dokumen-dokumen terkait sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan. Hambatan yang kedua adalah kalau ada
pejabat yang penting dalam proses pengurusan perizinan terutama
perizinan penyiaran tidak berada di tempat atau sedang keluar untuk
kepentingan tertentu, maka waktu yang harus ditunggu oleh pemohon
terlalu lama

2. Hambatan dari pihak internal pemohon


Hambatan dari pihak internal pemohon antara lain kuranagnya dokumen,
struktur organisasi, dan badan hukum oleh pihak pemohon untuk
mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih.

Kendala dalam pemberian perizinan pendirian Koperasi di Kota Medan


antara lain: banyak Koperasi yang belum memiliki izin resmi, tetapi sudah

Universitas Sumatera Utara


77

menjalankan aktivitasnya. Tindakan ini jelas melanggar Undang-undang


Koperasi. Repotnya, hingga kini prosedur izin sendiri masih kacau. Selama
beberapa tahun terakhir masih terjadi tarik-menarik antara pihak Dinas Koperasi
dan UKM Kota Medan dan Notaris serta pihak Kecamatan yang mengeluarkan
surat pengantar dalam proses pendirian koperasi tersebut. Hal ini menyebabkan
banyaknya koperasi tidak berbadan hukum yang sah, tetapi tetap melaksakan
kegiatan simpan pinjam di masyarakat.

Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih sebagai media simpan pinjam


masyarakat dalam menyelenggarakan aktivitasnya sering terbentur dengan
perizinan. Sosialisasi yang kurang dipahami oleh pemohon atau memang
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh Instansi terkait dengan perijinan,
sehingga pada praktiknya masih mengalami banyak hambatan dalam rangka
memperoleh ijin.

B. Hambatan dalam Pengembangan Koperasi di Kota Medan

Sangat penting bagi koperasi untuk mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor


yang mempengaruhi kemajuan koperasi. Apabila koperasi dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuannya maka koperasi dapat membenahi
diri untuk selalu meningkatkan kualitas dan kinerjanya dengan baik agar koperasi
dapat selalu berkembang24. Menurut narasumber menyebutkan permasalahan
yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha koperasi
yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor Internal yang memperngaruhi pertumbuhan dan perkembangan koperasi


antara lain sebagai berikut :

a. Partisipasi Angggota

Partisipasi merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan atau


perkembangan suatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan.

Universitas Sumatera Utara


78

Menyatakan bahwa partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau


menunjukkan peran serta (keikutsertaan) seseorang atau kelompok orang dalam
aktivitas tertentu, sedangkan partisipasi anggota dalam koperasi berarti
mengikutsertakan anggota koperasi itu dalam kegiatan operasional dan
pencapaian tujuan bersama. Banyaknya anggota koperasi yang belum
memanfaatkan jasa pelayanan yang tersedia di koperasi. Hal ini menunjukkan
kurang tumbuhnya rasa memiliki dari anggota sehingga mereka masih
memanfaatkan jalur lain dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Solidaritas Antar Anggota Koperasi

Berkoperasi juga dimaknai sebagai upaya membangun ikatan solidaritas


antar anggota, karena dengan ikatan ekonomi, ikatan solidaritas bisa dibangun
secara lebih kongkrit. Ikatan solidaritas ini pada kenyataannya juga bisa
dikembangkan untuk meraih tujuan gerakan yang lebih besar.Dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya Solidaritas yang kuat antar anggota koperasi dapat menjadi
suatu kekuatan didalam mencapai tujuan koperasi.

c. Pengurus Koperasi Yang Juga Tokoh Masyarakat

Pengurus koperasi yang juga tokoh dalam masyarakat sehingga rangkap


jabatan ini menimbulkan fokus perhatian terhadap pengelolaan koperasi
berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan lingkungan. Dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya rangkap jabatan yang dimiliki oleh pengurus
koperasi menyebabkan kurang profesionalismenya pengurus dalam mengelola
koperasi.

d. Skala Usaha

Skala usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran yang masih
terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanya jaringan dan mata
rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu menyebabkan koperasi sulit untuk

Universitas Sumatera Utara


79

berkembang. Dapat disimpulkan bahwa dengan skala usaha yang kecil yang
dilaksanakan oleh koperasi menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang.

e. Perkembangan Modal

Perkembangan modal dalam koperasi sangat mempengaruhi


perkembangan usaha koperasi karena dengan modal yang cukup besar koperasi
dapat mengembangkan usahanya yang lebih banyak lagi. menyatakan bahwa
apabila koperasi ingin mengembangkan usahanya kepasar global maka koperasi
membutuhkan modal yang banyak, karena di pasar global terdapat resiko bisnis
yang cukup tinggi.

Bahwa kebanyakkan koperasi belum mampu menggalang pemupukan


modal dari anggota koperasi sendiri selain dari iuran pokok dan iuran wajib
anggota. Tidak jarang bahwa iuran wajib bulanan masih kurang lancar dilakukan.
Bawasannya koperasi adalah suatu badan usaha ekonomi yang berdiri karena
kesamaan kepentingan ekonomi anggotanya dan berdasarkan prinsip selp-
help.karena maju mundurnya koperasi sangat ditentukan oleh anggota.

f. Ketrampilan Manajerial

Hal ini sebenarnya saling berkaitan dengan kualitas sumber daya insani
dan masih kurangnya pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh koperasi
yang bersangkutan. Ketrampilan manajerial di koperasi sangat penting karena
organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki manajemen yang baik
koperasi tidak akan berkembang tanpa fungsi pengaturan yang terarah. Dan dalam
perencanaan program kerja koperasi harus mampu diterjemahkan oleh tim
manajemen berdasarkan kesepakatan di dalam rapat anggota tahunan (RAT).

g. Jaringan Pasar

Jaringan pasar merupakan suatu tempat untuk mencari pangsa pasar yang
lebih luas agar dapat memperoleh kentungan yang lebih besar. Bahwa Pelayanan
koperasi umumnya terfokus pada internal koperasi yang belum terbentuk jaringan
antar koperasi. Koperasi akan lebih berdaya saing jika koperasi mampu

Universitas Sumatera Utara


80

membentuk jaringan usaha. Melalui jaringan yang kuat, koperasi akan mampu
berkiprah di pasar global dengan meningkatkan mutu pelayanan. Dapat dijelaskan
bahwa jaringan adalah suatu faktor pendukung yang mempunyai kekuatan yang
menentukan dalam melaksanakan usaha ekonomi dan program lainnya

h. Jumlah dan Kualitas Sumber Daya Manusia

Para Pengurus dan Manajer Jumlah dan kualitas sumber daya manusia
para pengurus dan manajer., koperasi umumnya dikelola oleh tim manajemen
dengan status pendidikan yang tidak begitu tinggi, sehingga kemampuan
manajerialnya juga kurang memadai.Apalagi pelatihan esbagai media penambah
wawasan dan kemampuan manajerialnya belum tersedia secara optimal. Kualitas
sumber daya koperasi merupakan suatu hal penting dalam perkembangan koperasi
secara keseluruhan.

i. Pemilikan dan Pemafaatan Perangkat Teknologi Produksi dan Informasi

Pemilikan dan pemafaatan perangkat teknologi produksi dan informasi


yang belum memadai. Pada umumnya koperasi masih belum memiliki akses
terhadap alat-alat komunikasi modern seperti jaringan internet. Banyak koperasi
yang masih menggunakan mesin ketik sebagai piranti manajemennya sehingga
cukup lamban dalam memberikan berbagai pelayanan kepada anggota. Jadi
koperasi harus lebih tanggap dan lebih cepat dalam memperoleh informasi-
informasi agar tidak tertinggal dengan badan usaha lain, karena untuk memenuhi
keinginan anggotanya dan masyarakat koperasi harus selalu mengikuti
perkembangan zaman.

j. Sistem manejemen

Sistem manejemen yang baik adalah faktor yang paling penting untuk
suksesnya koperasi. Dalam menerapkan manejemen, pengurus mempunyai
tanggung jawab untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui tanggung jawab
untuk merumuskan kebijaksanaan, menyetujui rencana dan program,
melimpahkan wewenang kepada manajer.

Universitas Sumatera Utara


81

k. Kinerja Pengurus

Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan


bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial.
Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Oleh karena itu kinerja pengurus mempunyai kedudukan yang menentukan
keberhasilan koperasi. Dengan pengurus yang memiliki kompetensi yang baik
akan dapat membuat koperasi berkembang menjadi lebih baik.

2. Faktor eksternal,

Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan


koperasi antara lain :

a. Komitmen pemerintah untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru


perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dengan dikuasainya sebagian
besar asset usaha nasional oleh sebagian kecil kelompok usaha besar. Jadi
dengan adanya kebijakan pemerintah disini koperasi masih dapat perhatian
yang kecil. Sedangkan UKM ataupun koperasi memberikan omzet yang
cukup besar dibanding dengan usaha swasta
b. Sistem prasarana, pelayanan, pendidikan dan penyuluhan.
Pengetahuan anggota koperasi terhadap makna dan hakekat koperasi, manfaat
koperasi, hak dan kewajiban anggota di dalam berkoperasi belum sepenuhnya
dapat dikatakan baik. Pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan
kualitas sumber daya insani anggota, meningkatkan kemampuan manajerial.
Kualitas dan ketrampilan yang dimiliki anggota koperasi itu sangat penting.
Karena dengan meningkatkan ketrampilan dapat menghasilkan produk yang
berdaya saing dan dapat memajukan koperasi
c. Iklim pendukung perkembangan koperasi
Suasana (iklim) untuk suburnya pertumbuhan koperasi tidak dapat datang
begitu saja. Untuk itu pemerintah berusaha menciptakan suasana yang dapat

Universitas Sumatera Utara


82

mendorong pertumbuhan koperasi dengan cara mengadakan koordinasi-


koordinasi. Dengan koordinasi-koordinasi tersebut dimaksudkan agar
berbagai pihak yang ada sangkut pautnya dengan pertumbuhan koperasi dapat
dihasilkan pandangannya.
d. Dicabutnya Fasilitas Tertentu Oleh Pemerintah
Koperasi berkembang mengikuti perkembangan fasilitas yang diberikan oleh
pemerintah, sehingga seakan-akan koperasi adalah organisasi yang sekedar
menjalankan program-program pemerintah. Berbagai peluang usaha koperasi
harus diakui belum secara optimal dapat dimanfaatkan oleh koperasi. Bahkan
organisasi DEKOPIN yang diharapkan menjadi corong koperasi yang
memperjuangkan aspirasi koperasi dan melaksanakan berbagai pelatihan.

e. Tingkat Harga
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) menyebabkan pendapatan penjualan
sekarang tidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru
menciutkan usaha. Permasalahan diatas adalah merupakan faktor ancaman
dan kelemahan koperasi baik internal dan eksternal. Berbagai kendala dan
tantangan tersebut menyebabkan koperasi belum mampu berfungsi dan
berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan, kebijakan dan kesempatan atau
peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkan oleh koperasi bagi
kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya56.

Masalah yang Menghambat Perkembangan Koperasi

a. Masalah Internal:

1. Keanggotaan dalam Koperasi

56
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H, Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


83

Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin dari jumlah


anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan koperasi
yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat. Ditinjau
dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam 57:

a. Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah


b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota terbatas
c. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban mereka sebagai
anggota.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih harus ditingkatkan.
Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak
anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang
dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka juga memiliki
banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada
dikoperasi semakin berkurang.

2.Pengurus koperasi

Dalam hal ini kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan yang


sama ,masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi
pengurus yaitu:

a. Pengetahuan,keterampilan,dan kemampuan anggota pengurusnya masih


belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan semestinya
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup koperasi,ini
berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,pengawas,manajer
belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.

57
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
BIlal Medan

Universitas Sumatera Utara


84

e. Masih terdapat anggota-anggota pengurusnya kurang berusaha untuk


meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya .kursus-kursus yang
diselenggarakan koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada
pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyaakan yang sudah lanjut usia dan para tokoh
masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain,sehingga
perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pengurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota,manajer
pengawas,dan instansi pemerintahan yang baik.

3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum berfungsi,hal ini
disebabkan oleh58:
1. Kemampuan anggota pengawas yang belum memadai,terlebih jika
dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi.
2. Dipihak lain,pembukaan koperasi biasanya belum lengkap dan tidak
siap untuk diperiksa.
3. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder dan
kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan
pembukuan koperasi.pemeriksaan yang mereka lakukan terutama
mengarah kepada kepentingan permohonan kredit.

b. Masalah Eksternal

1. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan


kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas
dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan
penyuluhan.

58
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E, manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


85

2. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama
dengan koperasi.
3. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan
masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.

Secara umum koperasi harus menghadapi kelemahannya sebagai berikut59 :

1. Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara


pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain
mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta
tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang
mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
2. Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul
sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya
dipadukan dengan program-program yang timbul dari prakarsa
pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum dapat
berkembang.
3. Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi,
tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi
primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi,
administrasi, dan manjemen.
4. Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang
berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah
pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama
yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian koperasi.
5. Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan
hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun
ternyata masih sangat terbatas.

59
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H,Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


86

6. Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi


kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah,
maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya
hasilnya masih terbatas juga.
7. Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap
gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan
8. Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada
tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya
petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
9. Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi,
permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
10. Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat,
hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang
sangat cepat.

B. Solusi Dalam Mengatasi Hambatan Pendirian Koperasi

Pada saat ini, belum tampak adanya reformasi di bidang ekonomi lebih-
lebih disektor moneter, bahkan kecenderungan yang ada adalah membangun
kembali usaha konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasikan asset
pada permodalan melalui program rekapitalisasi perbankan.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi usaha kecil
termasuk koperasi adalah menghimpun kekuatan sendiri baik kekuatan ekonomi
maupun kekuatan polotis untuk memperkuat posisi tawar dalam penentuan
kebijakan perekonomian nasional. Ini bukanlah kondisi yang mustahil
diwujudkan, sebab usaha kecil termasuk koperasi jumlahnya sangat banyak dan
tersebar di seluruh wilayah nusantara sehingga jika disatukan akan membentuk
kekuatan yang cukup besar60.

60
Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


87

Dengan ini diharapkan dapat memajukan koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian di Indonesia. Juga diharapkan koperasi dapat bersaing di
perekonomian dunia.sangat diharapkan agar koperasi di Indonesia dapat terus
maju dan berkembang karena koperasi adalah salah satu badan usaha yang
menyediakan fasilitas untuk masyarakat kecil dan menengah.

Dalam prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah,disadari oleh


narasumber bahwa telah cukup baik,namun narasumber mengungkapkan bahwa
tarif yang ditawarkan akta pendirian koperasi yang ditawarkan notaris dinilai
terlalu tinggi yakni mencapai Rp1,5 juta-Rp3 juta61.

"Saat ini, masih banyak koperasi yang belum berbadan hukum karena pelayanan
yang kurang dan tarif akta pendirian koperasi yang ditawarkan notaris tinggi
mencapai Rp1,5 juta hingga Rp3 juta,".

Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya meminta kalangan notaris untuk


dengan memberikan pelayanan optimal serta menetapkan tarif yang tidak terlalu
tinggi dalam memperoleh akte pendirian koperasi sehingga meningkatkan minat
masyarakat mengurus akta pendirian usaha kerakyatan tersebut.

Ia menjelaskan, terhitung sejak Januari hingga Oktober 2013 jumlah


koperasi sebanyak 558 unit koperasi atau meningkat dibandingkan 2014 sebanyak
637 unit karena minat masyarakat mengembangkan koperasi tinggi. "Kesadaran
masyarakat untuk berkoperasi tinggi, namun sebagian besar mereka terkendala
dalam pengurusan akta pendirian, izin usaha koperasi karena keterbatasan sumber
daya manusia (SDM), sehingga aktivitas usaha koperasi tidak berbadan hukum
dan sulit dipertanggungjawabkan apabila terjadi permasalahan antarpengurus
dengan anggota koperasi,62" ujarnya.

Menurut dia, koperasi yang belum berbadan hukum ini, tentu akan kesulitan
untuk mengembangkan usaha, terutama dalam mengakses pinjaman untuk

61
Hasil wawancara Dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan
62
Hasil Wawancara Dengan Jallepen Sipayung,S.H,Ketua (KSP) Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


88

memperkuat modal usaha bank. "Kami berharap pihak notaris memberikan tarif
yang murah terjangkau sebesar Rp500.000-Rp600.000 dan memberikan pelayanan
yang optimal sehingga pengurus dan anggota koperasi mengetahui manfaat dari
izin usaha tersebut,63" ujarnya.

"Akta pendirian koperasi merupakan suatu kesepakatan atau perjanjian antara


calon pendiri untuk secara bersama-sama mengikatkan diri untuk mendirikan
suatu koperasi," ujarnya.

Ia mengatakan, koperasi membutuhkan pengurus berkualitas, jujur dan


amanah karena uang koperasi tersebut tidak dijamin pemerintah tetapi dipegang
oleh pengurus, kalau pengurus tidak jujur dan amanah maka merugikan anggota
koperasi tersebut.

63
Hasil Wawancara Dengan Edisman Silalahi,S.E,Manajer (KSP)Cinta Kasih Krakatau
Bilal Medan

Universitas Sumatera Utara


89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan


dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang


sekarang menjadi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang
Perkoperasian. Koperasi Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2012 dimana koperasi merupakan suatu badan usaha yang
dipandang oleh undang-undang sebagai suatu perusahaan. Koperasi
dibentuk oleh anggota-anggotanya untuk melakukan kegiatan usaha dan
menunjang kepentingan ekonomi anggotanya. Pendirian Koperasi itu
sendiri dilandaskan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang petunjuk pelaksanaan
pembentukan, pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar
koperasi.
2. Prosedur pemberian izin mendirikan Koperasi berdasarkan Undang-
Undang Nomor 17 tahun 2012 tentang pengkoperasian. Dalam proses
pemberian izin mendirikan koperasi, ada beberapa hal yang harus
diketahui yaitu persyaratan pendirian Koperasi dan prosedur pendirian
Koperasi.
a) Persyaratan Pendirian Koperasi
Persyaratan pendirian Koperasi dibagi atas beberapa jenis yang harus
diketahui dan dipenuhi oleh pihak yang terkait (pemohon) yaitu
persyaratan administrasi, persyaratan teknis dokumen, serta biaya
retribusi yang dikenakan.
b) Prosedur Pendirian Koperasi

Universitas Sumatera Utara


90

Dalam penyusunan akta pendirian koperasi, para pendiri atau


kuasanya dan notaris pembuat akta koperasi dapat berkonsultasi
dengan pejabat yang berwenang mengesahkan akta pendirian
koperasi,Permohonan untuk pendirian koperasi diajukan sendiri oleh
pendiri atau kuasanya melalui secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang yaitu kepala dinas Koperasi UMKM. Dengan memenuhi
syarat sebagai berikut:
1) Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris
(NPAK).
2) Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3) Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4) Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar
hadir agar mempermudah pd saat verifikasi).
5) Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan
pembentukan koperasi.
6) Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-
kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang
wajib dilunasi para pendiri.
7) Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan
dan Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8) Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9) Daftar Sarana Kerja Koperasi
10) Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara
pengurus.
11) Struktur Organisasi Koperasi.
12) Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti
pendukungnya
13) Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
3. Hambatan dalam perolehan perijinan pendirian koperasi yang di alami
oleh Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih yaitu hambatan dari pihak

Universitas Sumatera Utara


91

Dinas Koperasi dan UKM dan pihak internal pemohon. Dari pihak Dinas
Koperasi dan UKM Kota Medan pelayanan proses pendirian terkesan
mempersulit pihak Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih, kalau ada
pejabat yang penting dalam proses pengurusan perizinan terutama
perizinan pendirian koperasi tidak berada di tempat atau sedang keluar
untuk kepentingan tertentu, maka waktu yang harus ditunggu oleh
pemohon terlalu lama. Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan belum
bekerja secara optimal contoh kecilnya dalam pengurusan Koperasi,
khusunya pendirian Koperasi Simpan Pinjam. Hambatan dari pihak
internal pemohon antara lain kuranagnya dokumen oleh pihak pemohon
untuk mendirikan Koperasi Simpan Pinjam Cinta Kasih.

B. SARAN

Dari kesimpulan tersebut, terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan


oleh penulis sanagai berikut:

1. Perlu adanya penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Negara Koperasi


dan UKM Nomor 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang petunjuk pelaksanaan
pembentukan, pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar
koperasi sehingga semua pihak diharuskan untuk mematuhinya.
2. Perlu adanya peningkatan kinerja pelayanan dari pihak Dinas Koperasi dan
UKM Kota Medan dalam melayani kepengurusan perijinan Koperasi
sehingga dapat memberikan hasil yang baik, tidak hanya untuk pemohon,
tetapi untuk perkembangan Koperasi di Kota Medan itu sendiri.
3. Perlu adanya penyuluhan secara formal mengenai Koperasi yang
diselenggarakan baik dari Pemerintah Kota Medan maupun Dinas yang
terkait dan peningkatan sarana dan prasarana guna mendukung aktivitas
pelayanan perijinan dan nonperijinan pada umumnya oleh Dinas terkait.

Universitas Sumatera Utara


92

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Ahmed, Riazuddin, Cooperative Movement in South East Asia Obstacles


to Development. Dalam Dr. Mauritz Bonow (Ed). The Role of Cooperatives in
Social and Economic Development. London: International Cooperative Alliance,
1964)

Andreae, S.J. Fockema, Rechtsgdeerd Handwoordenboek, Tweede Druk,


J.B. Wolter’ Uitgeversmaatshappij N.V., (Groningen, 1951)

Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT.


Rineka Cipta cetakan kedua, 1997 )

Basah, Sjachran, Pencabutan Izin Salah Satu Sanksi Hukum Administrasi,


Makalah pada Penataran Hukum Administrasi dan lingkungan di Fakultas Hukum
Unair, Surabaya, 1995

Benemay, Nadya Maulisa, Hukum Koperasi Indonesia, Kencana, Jakarta

Djambah,A.M, Pengantar Koperasi, jatinegara,1967

Djojohadikoesoemo, Margono R.M, Sepoeloeh Tahoen Koperasi. (Batavia


Centrum: Balai Poestaka, 1940)

Gunadi, Tom, sistem perekonomian menurut pancasila dan Undang-


Undang Dasar 1945(Bandung:Angkasa,1981)

Hadjon, Philipus M, Pengantar Hukum Perizinan, Jakarta: Yuridiks, 1993

Universitas Sumatera Utara


93

Hadikusuma, Sutantya Rahardja, Hukum Koperasi


Indonesia,Cet.II.(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2001)

Indonesia, Republik, Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat


Jenderal Koperasi, Pengetahuan Perkoprasian.

Irawan, Rudi, Pengantar Koperasi Untuk Perguruan tinggi, Afran Jaya

Juniarso, Ridwan, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara dan


Pelayanan publik.Bandung:Nuansa.2009

Juniarso, Ridwan, Hukum Administrasi Negara dan Kebijakan Pelayanan


Publik. Bandung :Nuansa,.2009

Kartasapoetra, G, A. G. Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady,


Koperasi Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003)
Masngudi. Peranan Koperasi Sebagai Lembaga Pengantar Keuangan.
Tidak diterbitkan. Disertasi Doktor pada Universitas Gajah Mada Yogyakarta,
1989

Marzuki ,Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana Prenada


Media, 2010

Raka, I.G.Gde, Pengantar Pengetahuan Koperasi. (Jakarta: Departemen


Koperasi, 1983)

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu


Tinjauan Singkat, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009

Spelt, N.M dan J.B.M. ten Berge, Pengamar Hukum Perizinan, disunting
oleh Philipus M.Hadjon. Yundika . Surabaya, 1993

Universitas Sumatera Utara


94

W, Andjar Pachta, Hukum Koperasi Indonesia,(Universitas


Indonesia:Kecana Media Group,2005)

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkooperasian
Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menegah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Akta Pendirian
Koperasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
Peraturan Daerah Kota medan No. 10 Tahun 2012 Tentang Retribusi Izin Usaha
Industri, Perdagangan, Gudang/Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan

C. INTERNET

http://www.academia.edu/9003506/Makalah_Koperasi_Simpan_Pinjam,di
akses tanggal 6 maret 2016
http://dianekaps.blogspot.co.id/2015/11/makalah-koperasi.html.diakses
tanggal 26 February 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodepenelitian diakses tanggal 14 Maret
2016

D. WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Edisman Silalahi,S.E Manajer (KSP) Cinta Kasih


Krakatau Bilal Medan
Hasil wawancara dengan Jallepen Sipayung,S.H, Ketua (KSP) Cinta Kasih
Krakatau Bilal Medan.

Universitas Sumatera Utara


95

LAMPIRAN
Lampiran 1

Notulen Rapat
Pendirian koperasi

Hari ini : ………………


Tanggal : ………………
Pukul : ………….WIB
Tempat : ………………
Pimpinan Rapat : ………………
Isi Rapat : ………………

Telah diadakan Rapat Anggota Pendirian Koperasi yang dihadiri oleh ………..
orang peserta, dengan pimpinan rapat yang dipilih oleh peserta rapat.
- Pimpinan rapat menyampaikan agenda Rapat sebagai berikut :
1. ………….. (Misalnya : membahas Anggaran Dasar Koperasi).
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. Dan seterusnya.
- Peserta rapat masing- masing menyampaikan ……….. dan seterusnya.
- Pimpinan rapat menyampaikan kesimpulan rapat.
- Peserta rapat menyampaikan :
1. Menyetujui ……… (Misalnya Anggaran Dasar Koperasi)
2. Menyetujui ……………………………………………….
3. Dan seterusnya.
- Pimpinan rapat menyampaikan kesimpulan akhir rapat ….. dan seterusnya.
Oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan atau minta berbicara, maka
pimpinan rapat menutup rapat pada jam ………….WIB.
Dari segala sesuatu yang tersebut dahulu, maka dibuatkanlah Notulen Rapat ini
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Universitas Sumatera Utara


96

……………, ………..2011

Wakil Peserta Rapat Pimpinan Rapat

(…………………) (……………….)

Universitas Sumatera Utara


97

Lampiran 2

KOPERASI ………………..

Nomor : ………………
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Permohonan pengesahan
Akta Pendirian Koperasi
Kepada Yth,
Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah atau
Kepala Dinas/Kantor/Badan/Lembaga yang menangani urusan perkoperasian
Provinsi /D.I ……… atau Kepala Dinas/Kantor/Badan /Lembaga yang menangani
urusan Perkoperasian Kabupaten/Kota ………………………. *)
Di ………….
Dengan Hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan agar koperasi ………………dicatat
dan mendapatkan pengesahan akta pendirian/badan hukum sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersama ini kami
lampirkan:

1. Dua rankap akta pendirian koperasi ……… satu diantaranya bermaterai cukup
2. Data Akta Pendirian Koperasi
3. Notulen rapat pembentukan koperasi,
4. Surat Kuasa,
5. Surat bukti tersedianya modal,
6. Rencana kegiatan usaha koperasi,
7. Susunan Pengurus dan Pengawas,
8. Daftar hadir rapat pembentukan,
9. Foto copy KTP dari para pendiri.

Universitas Sumatera Utara


98

Demikian agar menjadi maklum dan terima kasih.

Kuasa Pendiri

(………….) (…………….)

*) Disesuaikan dengan permohonan ditujukan

Universitas Sumatera Utara


99

Lampiran 3a

AKTA PENDIRIAN
KOPERASI ……………………
Nomor ………………….

Pada hari ini …….. tanggal ………..(………) Pukul ………….. Waktu Indonesia
Bagian ………………
Berhadapan dengan saya ……… Sarjana Hukum, Notaris yang berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
…….. tanggal …….. ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, dengan
wilayah kerja Kabupaten/Kota …. dan akan disebutkan dalam bagian akhir akta
ini.
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst
Yang selanjutnya ……………….dst
Menurut keterangan penghadap, penghadap,bertindak :
a. Untuk diri sendiri.
b. Berdasarkan surat kuasa dibawah tangan tertanggal …….(……) bermaterai
cukup, dan aslinya dilekatkan pada asli akta ini, oleh karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama :
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst

Para penghadap masing-masing bertindak sebagaimana tersebut diatas


menerangkan terlebih dahulu:
- Bahwa pada hari ….tanggal ……..jam …….sampai dengan jam
…….bertempat di ………….jalan…………..telah diadakan rapat pendirian
koperasi ………… berkedudukan dan berkantor di ………..sedangkan

Universitas Sumatera Utara


100

susunan pengurus dan pengawas dimuat dalam Notulen Rapat tertanggal


………… bermaterai cukup silekatkan pada minuta ini.
- Selanjutnya para penghadap bertindak berdasarkan kuasa tersebut
menyatakan bahwa rapat anggota pendiri koperasi telah memutuskan antara
lain sebagai berikut.
- Menyetujui susunan pengurus koperasi.
a. Menyetujui isi anggaran dasar yang berbunyi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


101

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

(1) ………………………
(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……………

BAB II
LANDASAN,ASAS DAN PRINSIP

Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
1. ………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………
3. Kegiatan Unit Usaha Simpan Pinjam ditujukan untuk menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya.
4. Pengelola Unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan terpisah dari unit usaha
lainnya.

Universitas Sumatera Utara


102

5. Pengelola Unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan oleh tenaga pengelola


yang mempunyai keahlian di bidang keuangan, atau pernah mengikuti
pendidikan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB V
RAPAT ANGGOTA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


103

…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VI
PENGURUS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


104

…………………………………………………………………………..

BAB VII
PENGAWAS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


105

…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB IX
PENASEHAT

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XI
MODAL KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


106

BAB XII
SISA HASIL USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XIII
PEMBUBARAN

a. Keputusan rapat anggota, atau


b. Keputusan Pemerintah apabila :
- Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
- Kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
- Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


107

BAB XIV
SANKSI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan koperasi yang
dilaksanakan di …….pada hari…….tanggal …….bulan…………..tahun

Universitas Sumatera Utara


108

BAB XVII
PENUTUP
Terhitung mulai dari ……..untuk pertama kalinya diangkat sebagai
Pengawas :
1. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

2. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

3. dst

Pengurus :
Ketua : Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

Sekretaris : Nama : ………………………………..


Tanggal lahir : ………………………………..

Universitas Sumatera Utara


109

Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
Bendahara : Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

Pasal …….

Pengangkatan anggota Pengurus disahkan dalam rapat anggota yang pertama kali
diadakan, setelah akta pendirian ini mendapat pengesahan dari pejabat yang
berwenang.
Pasal …….

Tuan/Nyonya …………bertempat tinggal di …..diberi kuasa untuk mengajukan


permohonan pengesahan akta pendirian ini, di kantor yang berwenang dan
menandatangani permohonan dan dokumen lainnya yang diperlukan yang
berkaitan dengan permohonan pengesahan.

DEMIKIAN AKTA INI

- Dibuat dan ditandatangani di ….. pada hari ini tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh ……..keduanya ……dan
bertempat tinggal di ….dan di…….. Sebagai saksi-saksi.
- Akta ini dibacakan oleh saya, Notaris Pembuat Akta Koperasi kepada para
penghadap dan saksi-saksi. Maka ditandatangani akta ini oleh penghadap
tersebut, saksi – saksi dan saya, Notaris.
- Minuta akta ini ditandatangani secukupnya.
- Dikeluarkan sebagai salinan yang sama bunyinya.

Universitas Sumatera Utara


110

Notaris Pembuat Akta Koperasi

(…………….)
Lampiran 3b

AKTA PENDIRIAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM ………………
Nomor ……………………..

Pada hari AKTA PENDIRIAN


KOPERASI ……………………
Nomor ………………….

Pada hari ini …….. tanggal ………..(………) Pukul ………….. Waktu Indonesia
Bagian ………………
Berhadapan dengan saya ……… Sarjana Hukum, Notaris yang berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
…….. tanggal …….. ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, dengan
wilayah kerja Kabupaten/Kota …. dan berkantor di ………..dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebutkan dalam bagian akhir akta ini.
1. Tuan ………………… dst
2. Tuan ………………… dst

Yang selanjutnya ……………….dst


Menurut keterangan penghadap, penghadap,bertindak :

- Untuk diri sendiri.


- Berdasarkan surat kuasa dibawah tangan tertanggal …….(……) bermaterai
cukup, dan aslinya dilekatkan pada asli akta ini, oleh karenanya sah bertindak
untuk dan atas nama :

Universitas Sumatera Utara


111

1. Tuan ………………… dst


2. Tuan ………………… dst

Para penghadap masing-masing bertindak sebagaimana tersebut diatas


menerangkan terlebih dahulu:
- Bahwa pada hari ….tanggal ……..jam …….sampai dengan jam
…….bertempat di ………….jalan…………..telah diadakan rapat pendirian
koperasi ………… berkedudukan dan berkantor di ………..sedangkan
susunan pengurus dan pengawas dimuat dalam Notulen Rapat tertanggal
………… bermaterai cukup dilekatkan pada minuta ini.
- Selanjutnya para penghadap bertindak berdasarkan kuasa tersebut
menyatakan bahwa rapat anggota pendiri koperasi telah memutuskan antara
lain sebagai berikut.
- Menyetujui susunan pengurus koperasi.
b. Menyetujui isi anggaran dasar yang berbunyi sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


112

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

(1) Koperasi ini bernama ………………………dst


(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……………
(3) Koperasi dapat …………………….dst

BAB II
LANDASAN,ASAS DAN PRINSIP

Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Pasal ……..
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB III
TUJUAN DAN USAHA
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

Universitas Sumatera Utara


113

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB IV
RAPAT ANGGOTAAN

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


114

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VI
PENGURUS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


115

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VII
PENGAWAS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
1. Mempunyai pengetahuan, keahlian dan wawasan di bidang simpan pinjam

Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


116

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB IX
PENASEHAT

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XI
MODAL KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


117

BAB XII
SISA HASIL USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XIII
PEMBUBARAN

a. Keputusan rapat anggota, atau


b. Keputusan Pemerintah apabila :
- Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.
- Kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
- Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

BAB XIV
SANKSI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


118

…………………………………………………………………………..

BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan …………yang
dilaksanakan di Jakarta pada hari ini…….tanggal …….bulan………tahun …….

BAB XVII
PENUTUP
Terhitung mulai tanggal ……..untuk pertama kalinya diangkat sebagai
Pengawas :
1. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..

Universitas Sumatera Utara


119

KTP No. : ………………………………..

2. Nama : ………………………………..
Tanggal lahir : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. dst

Pengurus :
Ketua : ……………………….
Sekretaris : ……………………….
Bendahara : ……………………….

Pasal …….

Pengangkatan anggota Pengurus disahkan dalam rapat anggota yang pertama kali
diadakan, setelah akta pendirian ini mendapat pengesahan dari pejabat yang
berwenang.
Pasal …….

Tuan/Nyonya …………bertempat tinggal di …..diberi kuasa untuk mengajukan


permohonan pengesahan akta pendirian ini, di kantor yang berwenang dan
menandatangani permohonan dan dokumen lainnya yang diperlukan yang
berkaitan dengan permohonan pengesahan.

DEMIKIAN AKTA INI

Universitas Sumatera Utara


120

- Dibuat dan ditandatangani di ….. pada hari ini tanggal seperti disebutkan
pada bagian awal akta ini dengan dihadiri oleh ……..keduanya ……dan
bertempat tinggal di ….dan di…….. Sebagai saksi-saksi.
- Akta ini dibacakan oleh saya, Notaris Pembuat Akta Koperasi kepada para
penghadap dan saksi-saksi. Maka ditandatangani akta ini oleh penghadap
tersebut, saksi – saksi dan saya, Notaris.
- Minuta akta ini ditandatangani secukupnya.
- Dikeluarkan sebagai salinan yang sama bunyinya.

Notaris Pembuat Akta Koperasi

(…………….)

Universitas Sumatera Utara


121

Lampiran 4a
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI ……………………

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


1. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

2. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

3. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

4. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

Atas kuasa rapat pembentukan koperasi ………yang diselenggarakan pada


tanggal ………….ditunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri da sekaligus untuk
pertama kalinya sebagai pengurus koperasi……….dan menyatakan mendirikan

Universitas Sumatera Utara


122

koperasi serta menandatangani aggaran dasar koperasi yang isinya sebagai


berikut:

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

(1) ……………………………………………….
(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……………
(3) ……………………………………………….dst

BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP

Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal …….
1. …………………………….
2. …………………………….
3. Kegiatan unit Usaha Simpan Pinjam ditujukan untuk menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya.

Universitas Sumatera Utara


123

4. Pengelolaan unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan secara terpisah dari unit
usaha lainnya.
5. Pengelolaan unit Usaha Simpan Pinjam dilakukan oleh tenaga pengelola
yang mempunyai keahlian di bidang keuangan, atau pernah mengikuti
pendidikan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB IV
RAPAT ANGGOTA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


124

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VI
RAPAT ANGGOTA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


125

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VI
PENGURUS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


126

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VII
PENGAWAS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


127

BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB IX
PENASEHAT

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


128

BAB XI
MODAL KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XII
SISA HASIL USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


129

BAB XIII
PEMBUBARAN

a. Keputusan Rapat Anggota, atau


b. Keputusan Pemerintah apabila :
- Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
- Kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan
- Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XIV
SANKSI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


130

…………………………………………………………………………..

BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

BAB XVII
PENUTUP

Demikian anggaran dasar koperasi ………….ini ditetapkan dan ditandatangani


oleh kami yang telah diberi kuasa penuh oleh rapat pembentukan koperasi yang
diselenggarakan di ……………… pada tanggal…………………………………...

Nama Jabatan Tanda tangan


1. …………………. …………………. ………………….
2. …………………. …………………. ………………….
3. …………………. …………………. ………………….

Universitas Sumatera Utara


131

Lampiran 4b
AKTA PENDIRIAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM……………………

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :


1. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

2. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..
3. Nama : ………………………………..
Pekerjaan : ………………………………..
Alamat : ………………………………..
KTP No. : ………………………………..

4. dst
Atas kuasa rapat pembentukan koperasi ………yang diselenggarakan pada
tanggal ………….ditunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk
pertama kalinya sebagai pengurus koperasi……….dan menyatakan mendirikan
koperasi serta menandatangani aggaran dasar koperasi yang isinya sebagai
berikut:
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Koperasi ini bernama ………………………………………….dst

Universitas Sumatera Utara


132

(2) Koperasi …………ini termasuk dalam jenis koperasi ……….dst


(3) Koperasi dapat ……………………………………………….dst
BAB II
LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
Pasal …….
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal …….
1. …………………………….
2. …………………………….

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


133

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB V
RAPAT ANGGOTA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


134

…………………………………………………………………………..

BAB VI
PENGURUS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VII
PENGAWAS

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……

Universitas Sumatera Utara


135

…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB VIII
PENGELOLAAN USAHA
Pasal ……
1. Mempunyai pengetahuan, keahlian dan wawasan di bidang simpan
pinjam.

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB IX
PENASEHAT

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


136

BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XI
MODAL KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XII
SISA HASIL USAHA

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


137

BAB XIII
PEMBUBARAN

a. Keputusan Rapat Anggota, atau


b. Keputusan Pemerintah apabila :
Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi
ketentuan undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.

- Kegiatan bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan


- Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

- Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
- Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

BAB XIV
SANKSI
Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..
BAB XV
JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal ……
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………..

Universitas Sumatera Utara


138

BAB XVI
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS

Pasal ……
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Khusus
yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar
Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

Pasal ……
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota pembentukan …………………
Yang dilaksanakan di Jakarta pada hari …….tanggal………bulan……..tahun…..

BAB XVII
PENUTUP

Demikian anggaran dasar koperasi ………….ini ditetapkan dan ditandatangani


oleh kami yang telah diberi kuasa penuh oleh rapat pembentukan koperasi yang
diselenggarakan di ……………… pada tanggal…………………………………...

Nama Jabatan Tanda tangan


1 …………………. …………………. ………………….
2. …………………. …………………. ………………….
3. …………………. …………………. ………………….

Universitas Sumatera Utara


139

Lampiran 5

DATA AKTA PENDIRIAN KOPERASI


Pasal 10 UU 17 2012

1.Nama Koperasi : …………………………..


2.Tempat Kedudukan : ……………………………
3.NPWP Koperasi
A . Nomor : ……………………………
B . Kantor Pelayanan Pajak :
Yang mengeluarkan : ……………………………
4.* Simpan Pinjam
* Konsumen
* Produsen
* Pemasaran
* Jasa
5.a. Akta Pendirian
Tanggal dan Nomor akta : ……………………………
Nama dan Tempat :
Kedudukan Notaris : …………….Di…………...
b. Akta Perubahan*) : …………….Di…………...
Tanggal dan Nomor akta : …………….Di…………...
Nama dan Tempat :
Kedudukan Notaris : …………….Di…………...
6.Para Pendiri Koperasi
6.1. Nama Lengkap : ……………………………
Status Pekerjaan : ……………………………
Tempat & Tgl. Lahir : ……………………………
Alamat Jelas : ……………………………

Universitas Sumatera Utara


140

Kewarganegaraan : ……………………………
6.2 …………………dst…….. : ……………………………
7.a. Koperasi didirikan : ……………………………
b. Jika dengan jangka waktu
Terbatas, didirikan untuk
Jangka waktu : ……………………………
8.Maksud dan Tujuan Kop. : ……………………………
9.Kegiatan Usaha : ……………………………
10. a. Modal dasar Koperasi
Sebesar : Rp. ………....(…………..)
b. Penyetoran Simpan Pokok
sebesar : Rp. ………....(…………..)
c. Simpan Wajib yang
telah disetor sebesar : Rp. ………....(…………..)
11. Pemanggilan Rapat Anggota
a. Jangka waktu pemanggilan
Rapat anggota : …………….hari sebelum tanggal rapat
b. Jangka waktu pemanggilan :
Rapat anggota Tahunan : …………….hari sebelum tanggal rapat
c. Jangka waktu pemanggilan :
Rapat anggota luar biasa : …………….hari sebelum tanggal rapat
12. Cara Pemanggilan : Surat tercatat dan atau surat kabar harian
Rapat Anggota
13. Tempat Rapat Anggota : …………………………………………..
14. Korum rapat dan persyaratan sahnya keputusan

No Rapat Anggota Korum Keputusan

a. Rapat Anggota tahunan


Rapat Anggota 1
Rapat Anggota 2
b. RA luar biasa ditulis c,d,e, dan f

Universitas Sumatera Utara


141

Rapat Anggota 1
Rapat Anggota 2
c. Rapat Anggota untuk perubahan
anggaran dasar
Rapat Anggota 1
Rapat Anggota 2
d. Rapat Anggota untuk :
- Mengalihkan/menjaminkan sebagian
besar atau seluruh kekayaan koperasi
- Memperpanjang jangka waktu
berdirinya koperasi karena jangka
waktunya berakhir
- Penggabungan/Peleburan /Pembagian
- Pembubaran koperasi

15. Pengurus dan Pengawas


Pengurus
a. Tata cara pencalo : ………………….
b. Syarat – syarat pengangkatan : ………………….
c. Anggota Pengurus diangkat :
Oleh Rapat Anggota untuk
Jangka waktu : …………….tahun
d. Jumlah anggota pengurus : …………….orang
Dengan susunan : …………….orang
Direktur Utama/ Ketua/Presiden Direktur*) : ….orang Direktur
D.1. Direktur Utama/Ketua/
Presiden Direktur*)
Nama lengkap : ………………….
Tempat &tanggal lahir : ………………….
Alamat jelas : ………………….
Kewarganegaraan : ………………….

Universitas Sumatera Utara


142

D.2. Wakil Direktur Utama Wakil


Ketua /Wakil Presiden direktur
Nama lengkap : ………………….
Tempat &tanggal lahir : ………………….
Alamat jelas : ………………….
Kewarganegaraan : ………………….

D.3. Direktur
Nama lengkap : ………………….
Tempat &tanggal lahir : ………………….
Alamat jelas : ………………….
Kewarganegaraan : ………………….

e. Rapat pengurus
Korum Rapat : ………………….
Keputusan : ………………….
Pengawas
a. Tata cara pencalonan : ………………….
b. Syarat – syarat pengangkatan : ………………….
c. Anggota Pengawas diangkat
oleh RA untuk jangkat waktu : ……………tahun

Demikian Akta ini dibuat dengan sebenarnya .


*) Coret yang tidak perlu.
………………………….. Kuasa Pendiri

(…………….)

Universitas Sumatera Utara


143

Lampiran 6

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH


REPUBLIK INDONESIA
DINAS/KANTOR/BADAN/LEMBAGA YANG MENANGANI URUSAN
PROVINSI ………. ATAU DINAS/KANTOR/BADAN/LEMBAGA
YANG MENANGANI URUSAN PERKOPERASIAN
KABUPATEN/KOTA ……………*)
………….,Tgl………….

Nomor : ………………….
Lampiran : ………………….
Perihal : Penerimaan permintaan Pengesahan
Akta Pendirian Koperasi

Kepada Yth
Sdr……………
Pendiri Koperasi …………….
di-

Dengan ini diberitahukan, bahwa surat Saudara nomor …………….


Tanggal …………berserta lampiran-lampiran :
1. Dua rangkap akta pendirian, satu diantarannya bermaterai cukup,
2. Data akta pendirian koperasi,

Universitas Sumatera Utara


144

3. Notulen rapat pembentukan koperasi,


4. Surat Kuasa,
5. Surat bukti tersedianya modal,
6. Rencana awal kegiatan usaha,
7. Susunan pengurus dan pengawas,
8. Daftar hadir rapat pembentukan
9. Foto copy KTP dari masing-masing anggota pendiri

Telah kami terima pada tanggal ……… dan sesuai dengan ketentuan Undang-
undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, maka permintaan saudara
tersebut segera diproses.

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.

DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN KOPERASI DAN UKM


KEPALA DINAS/KANTOR/BADAN/LEMBAGA YANG
MENANGANI URUSAN PERKOPERASIAN
PROP/KAB/KOTA ………….*)

(…………………)
Nip. ……………

*) disesuaikan Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Universitas Sumatera Utara


145

Lampiran 7a

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN


MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Dinas /kantor

Dinas/Kantor/Badan/Lembaga yang menangani urusan Perkoperasiaan


Provinsi/D.I : …………………*)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Nomor:……..BH/……..
TENTANG
PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa pendirian Koperasi …….bertujuan antara lain untuk


mengembangkan potensi ekonomi dan kesejahteraan
anggotanya.
b. bahwa pendirian Koperasi ……….dapat mengembangkan
potensi wilayah di sekitar koperasi.
c. bahwa isi Akta Pendirian Koperasi …….tidak bertentangan
dengan ketentuan Undang-undang Nomor:25 tahun 1992

Universitas Sumatera Utara


146

tentang Perkoperasian, maka dapat disetujui untuk diberikan


Pengesahan Akta Pendirian Koperasi tersebut.
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasiaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 116 tahun 1992);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembara Negara
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1994);
3. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
123/KEP/M.KUKM/X/2004 tentang penyelenggaraan
Tugas Pembantuan Dalam Rangka Pengesahan Akta
Pendirian Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran
Koperasi pada Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Memperhatikan : Surat permintaan pengesahan Akta Pendirian Koperasi dari
pendiri ……..Nomor …………tanggal………………

MEMUTUSKAN

PERTAMA : Mengesahkan akta pendirian …………….. untuk selanjutnya


disebut ………… beralamat/bertempat kedudukan di ………….
KEDUA : Dengan disyahkan akta pendirian koperasi sebagaimana
dimaksud diktum PERTAMA, maka koperasi tersebut
memperoleh status badan hukum.
KETIGA : Nomor dan tanggal surat keputusan akta pendirian koperasi
beserta nama, alamat/tempat kedudukan koperasi dicatat dalam
buku daftar umum dengan menggunakan nomor urut.
KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk
diketahui.

Universitas Sumatera Utara


147

KELIMA : Agar setiap orang mengetahuinya, mengumumkan pengesahan


akta pendirian koperasi ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
A.N.MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH
GUBERNUR PROVINSI ……….
Kepala Dinas/Kantor.Badan/Lembaga
Yang menangani urusan perkoperasian
Provinsi ……….*)

………………….
Nip. …………….

Tembusan Yth:
1. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah C.q Deputi Bidang
Kelembagaan Koperasi dan UKM
2. Gubernur Provinsi ……………………………………

*) Disesuaikan Pusat/Provinsi /Kabupaten/Kota

Universitas Sumatera Utara


148

Lampiran 7b

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN


MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Dinas /kantor

Dinas/Kantor/Badan/Lembaga yang menangani urusan Perkoperasiaan


Kabupaten /Kota : …………………*)
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
Nomor:……..BH/……..
TENTANG
PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa pendirian Koperasi …….bertujuan antara lain untuk


mengembangkan potensi ekonomi dan kesejahteraan
anggotanya.
b. bahwa pendirian Koperasi ……….dapat mengembangkan
potensi wilayah di sekitar koperasi.

Universitas Sumatera Utara


149

c. bahwa isi Akta Pendirian Koperasi …….tidak bertentangan


dengan ketentuan Undang-undang Nomor:25 tahun 1992
tentang Perkoperasian, maka dapat disetujui untuk diberikan
Pengesahan Akta Pendirian Koperasi tersebut.
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasiaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 116 tahun 1992);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembara Negara
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1994);
3. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
123/KEP/M.KUKM/X/2004 tentang penyelenggaraan
Tugas Pembantuan Dalam Rangka Pengesahan Akta
Pendirian Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran
Koperasi pada Provinsi dan Kabupaten/Kota;

Memperhatikan : Surat permintaan pengesahan Akta Pendirian Koperasi dari


pendiri ……..Nomor …………tanggal………………

MEMUTUSKAN

PERTAMA : Mengesahkan akta pendirian …………….. untuk selanjutnya


disebut ………… beralamat/bertempat kedudukan di ………….
KEDUA : Dengan disyahkan akta pendirian koperasi sebagaimana
dimaksud diktum PERTAMA, maka koperasi tersebut
memperoleh status badan hukum.
KETIGA : Nomor dan tanggal surat keputusan akta pendirian koperasi
beserta nama, alamat/tempat kedudukan koperasi dicatat dalam
buku daftar umum dengan menggunakan nomor urut.

Universitas Sumatera Utara


150

KEEMPAT : Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diketahui.
KELIMA : Agar setiap orang mengetahuinya, mengumumkan pengesahan
akta pendirian koperasi ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :
A.N.MENTERI NEGARA KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
BUPATI /WALIKOTA ……………..
Kepala Dinas/Kantor.Badan/Lembaga
Yang menangani urusan perkoperasian
Kabupaten /Kota ……….*)

………………….
Nip. …………….

Tembusan Yth:
1. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah C.q Deputi Bidang
Kelembagaan Koperasi dan UKM
2. Gubernur Provinsi ……………………………………
3. Bupati /Walikota, Kabupaten/Kota………………….

*) Disesuaikan Pusat/Provinsi /Kabupaten/Kota

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai