SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2018
NIM : 140200230
1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
*
Mahasiswa Fakultas Hukum Sumatera Utara
**
Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Sumatera Utara
***
Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Sumatera Utara
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, nikmat, dan
tugas akhir untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
di dalam penulisannya, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan dan
dan hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan, serta petunjuk dari
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Prof. Dr. Saidin, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH., M.Hum selaku Wakil III Fakultas Hukum
7. Ibu Dr. Utary Maharani Barus, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I
8. Ibu Zulfi Chairi, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah
9. Terima kasih kepada Ibu Dr. Utary Maharani Barus, SH., M.Hum sebagai
10. Terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera
11. Terima kasih kepada Ketua Koperasi Ibu Hj. Siti Aisyah, Amd dan semua
12. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, Ayahanda Ahmad Zuhri Nasution
dan Ibunda Lis Afrita serta seluruh keluarga besar penulis yang telah
banyak mendukung dalam hal materil maupun moril sehingga penulis dapat
hidup penulis yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam
Pasaribu, Faridz, Mayriska Bangun, Dini Sari, dan semuanya yang tidak
15. Buat para sahabatku: Teguh, Defri, SE, Akbar Fahreza, Bintang, SH,
Yunus, Cristian, SH, Anugrah Akbar, Dimas, Panji, Sibran, Tommy, SE,
tidak mungkin disebut satu persatu dalam kesempatan ini, hanya Allah SWT yang
Semoga ilmu yang penulis telah peroleh selama ini dapat bermakna dan
Penulis
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
A. Kesimpulan ........................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................... 79
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah merupakan salah satu sektor yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan
Seperti, pemberian modal usaha yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi
Amanat yang tertuang dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menyiratkan
bahwa satu-satunya bentuk badan usaha yang selaras dengan jiwa Pancasila dan
UUD 1945 adalah Koperasi. Kegiatan usaha koperasi yang mencakup seluruh
melalui peran Koperasi di setiap sektor. Peran yang sangat penting ini dimiliki
keterbukaan.1
memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas serta menyangkut
diwujudkan bersama oleh anggotanya. Cita-cita mulia ini bukan tanpa hambatan,
jauh di belakang. Pertumbuhan dan peran Koperasi selama ini belum sepenuhnya
Tahun 2012 tentang Perkoperasian sebagai wadah dan payung hukum badan
menurut Pasal 1, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
koperasi di negeri ini. Ada tujuh prinsip yang tercantum dalam Pasal 5 ayat (1)
gerakan ekonomi rakyat yang menyatukan kaum ekonomi lemah tidak bisa turut
koperasi dalam hal modal, sumber daya, serta manajemen yang belum optimal.
Belum lagi masalah eksternal seperti adanya pesaing baru atau perusahaan besar
yang memasuki bidang usaha koperasi sehingga kalah saing, adanya sentiment
memuaskan, tingkat harga (suku bunga) yang selalu naik sehingga margin
keuntungan tidak cukup lagi untuk memutar roda usaha koperasi tetapi malah
serta mendapat dukungan masyarakat luas. Berawal pada era 1990an ketika
Sistem syariah ini diadopsi dari sistem-sistem perbankan dunia arab terutama dari
negara Pakistan yang menjadi pelopor perbankan syariah yang sukses secara
global. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
153.171 unit, kontribusi sektor koperasi terhadap PDB Nasional, berdasarkan data
per triwulan III 2107, nilainya setara 452 triliun rupiah naik 0.5 persen dibanding
tahun 2016 yang mana kontribusi koperasi terhadap PDB di periode yang sama
pada 2016 yakni 3,99. Perkembangan pesat yang dialami perbankan syariah
secara pelan dan pasti berimbas pada pembentukan Koperasi yang juga
didirikannya Baitul Maal Wattamwil yang mula-mula pada tahun 1992 di Jakarta.
Koperasi Syariah ini cukup berhasil diterima dalam masyarakat dan berkembang
sehingga mulai banyak didirikan juga koperasi dengan sitem yang sejenis.
merupakan salah satu faktor pendorong koperasi syariah dapat terus bertahan dan
berkembang di Indonesia.
dari Jerman yang berkerjasama dengan Bank Indonesia maka embrio Koperasi
Syariah tersebut sukses menanamkan pola syariat Islam dan prinsip ekonomi
2
Warkum Sumitro, Asas-asas Lembaga Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal. 5.
Sistem Koperasi Syariah sebelum membiayai suatu proposal usaha maka diteliti
kelayakan halal atau haram usaha tersebut serta menetapkan nisbah di awal
Pada tahun 2004 koperasi Simpan Pinjam Syariah atau dikenal juga sebagai
BMT diberi penamaan KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) sesuai dengan
Mufawadhoh yakni usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang
atau lebih, masing-masing anggota memberi kontribusi dana dalam porsi yang
sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama. Asas usaha
Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong-royong, bagi hasil secara adil dan
saling ridha serta tidak boleh dimonopoli oleh salah satu anggota. Di dalam
1. Mudharabah
2. Musyarokah
3. Murabahah
berjalannya waktu, untuk pinjaman yang harus dijamin, maka Koperasi Syariah
pun menerapkan jaminan. Hal ini sebagai sarana win-win solution untuk kedua
belah pihak.
financial itu sendiri diharapkan adanya akses dari masyarakat kepada Koperasi
terjangkau, syarat-syarat yang lebih mudah, dan prosedur yang tidak berbelit-belit
namun tetap menerapkan prinsip syariahnya. Hal ini sesuai dengan sifat
kebutuhan masyarakat yang mudah, cepat, serta terjangkau. Mudah dan cepat
berarti tanpa persyaratan surat-surat yang menyulitkan, dan cepat diambil bila
diperlukan tanpa harus menunggu, serta jumlah dan pelaksanaannya yang fleksibel.
lingkungan toko salah satu pengurus Jln. Jamin Ginting depan Indomaret
maka pengurus mempunyai Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
sebagai berikut:5
1. Bidang Organisasi
tugas-tugas koperasi.
dari Instansi Pemerintah, dalam hal ini instansi yang mengatur kegiatan
perkoperasian.
dan informasi.
5
Ibid., hal. 11.
2) Bidang Permodalan
dengan teratur.
Koperasi lain.
3) Bidang Kesejahteraan
maupun masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan yang harus memenuhi
kebutuhannya dengan cara cicilan. Namun dari pada itu, minimnya informasi
pembiayaan menjadi titik masalah baru bagi masyarakat itu sendiri. Lebih-lebih
telah diberikan. Hal ini wajar, karena memang Koperasi Syariah tidak mampu
menembus lapisan masyarakat yang paling bawah. Sehingga dengan hal ini,
Syariah (Studi Kasus Pada Koperasi Syariah Ummahat Al Kaffah Kota Binjai).
B. Perumusan Masalah
1. Manfaat Teoritis
ilmiah untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kajian tentang
sebuah kontribusi bagi para intelektual muslim yang akan datang untuk diteliti
lebih dalam dengan konsep atau penyelesaian pinjaman macet pada Koperasi
Syariah.
2. Manfaat Praktis
D. Metode Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif analisi. Deskriptif artinya ini
pendapat yang berhubungan, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek
2. Sumber Data
Sumber data yang menjadi bahan penelitian skripsi adalah data sekunder
yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan, yang terdiri dari beberapa bahan
hukum yaitu:
jurnal hukum, serta tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
6
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal. 105.
7
Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta, 2004, hal. 58.
dengan:
dipecahkan.8
E. Keaslian Penulisan
dari skripsi ataupun tulisan ilmiah yang lain tentang “Penyelesaian Pinjaman
Macet Pada Koperasi Syariah Ummahat Al Kaffah Kota Binjai” ini belum pernah
menjadi pembahasan oleh penulis lain dalam topik dan permasalahan yang sama.
Dimana topik yang penulis kaji ini termotivasi dengan penyelesaian pinjaman
8
M Nazir, Metode Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 1988, hal. 111.
disebut “asli” dan sesuai dengan asas-asas khazanah ilmu pengetahuan yang jujur,
rasional, obyektif, dan terbuka. Semua ini merupakan impilkasi etis dari proses
pembahasan yang benar dan sudah ditinjau secara yuridis sehingga penelitian ini
F. Sistematika Penulisan
sistematika yang teratur dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
BAB I PENDAHULUAN
koperasi syariah.
macet.
Bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi ini berupa kesimpulan
atau hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan dan saran
diprakarsai ileh seorang pamong praja bernama Patih R. Aria Wiria Atmaja di
Purwokerto yang mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi).
Terdorong oleh keinginan untuk menolong para pegawai yang makin menderita
karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang
tinggi. Maka patih tersebut mendirikan koperasi kredit model Raif feisen seperti
Jerman. Dengan dibantu oleh asisten Residen Belanda (Pamong Praja Belanda)
yang pada waktu itu cuti berkunjung ke Jerman. Langkah pertama yang dilakukan
Tabungan dan Pertanian”. Mengingat bukan hanya pegawai negeri saja yang
aktivitas usaha, sebut saja seperti berdirinya Syarikat Dagang Islam (SDI) pada
tahun 1905 yang dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta. Organisasi Syarikat
Islam. Tujuan awal organisasi ini untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim
9
Nur S Buchori, Op.Cit., hal. 1.
telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggu daripada
ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai
7 April 1915 Stbl No. 431), yakni Undang-undang tentang perkumpulan koperasi
yang berlaku untuk segala bangsa dan bukan khusus Bumi Putra saja. Pada tahun
akan mampu memberikan pelayanan secara terus menerus dan meningkat kepada
10
Danang Sunyoto, Studi Kelayakan Bisnis Cet I, CAPS (Center of Academic Publising
Service, Yogyakarta, 2005, hal. 473.
11
Nur S Buchori, Op.Cit., hal. 2.
12
Ibid.
tahub 1905 pasa masa Syarikat Dagang Islam namun keberadaannya tidak dapat
diwariskan sehingga terjadi kevakuman cukup lama hingga di era tahun delapan
pun tidak dapat bertahan, hingga muncullah gerakan ekonomi Islam kembali pada
Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya
oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberikan
warna bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro.14
Diklasifikasinya BMT sebagai KSM pada saat itu adalah untuk menghindari
jeratan hukum sebagai bank gelap dan adanya program PHBK Bank Indonesia
Hasil Kerjasama Bank Indonesia dengan GTZ sebuah LSM dari Jerman.15
masyarakat dalam bentuk tabungan dalam menyalurkan dalam bentuk kredit harus
13
Ibid.
14
Ibid, hal. 3.
15
Ibid.
Swadaya Masyarakat) yang memanyungi KSM BMT. LPSM tersebut antara lain:
P3UK sebagai penggagas awal, PINBUK yabg dimotorin oleh ICMI dan FES
satu-satunya Bank Umum Syariah pada saat itu. Disamping sebagai fasilitator
bentuk usaha seperti itu tepat adalah Koperasi yang didasarkan atas asas
masyarakat harus tetap dilibatkan. Atas dasar pertimbangan itu maka disahkan
falsafat yang sama yaitu dari anggota oleh anggota untuk anggota maka
Konvensional (non syariah) salah satunya terletak pada teknis opersionalnya saja,
mengusung etika moral dengan memperhatikan halal atau haramnya sebuah usaha
Gerakan Balai Usaha Mandiri Terpadu Baitul Maal Wattamwil (BMT) sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang dapat menopang pendanaan bagi para usaha
Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang diketuai oleh Efendi Syarief B.Sc
Syariah sesuai dengan harapan Departemen Koperasi pada waktu itu agar seluruh
BMT berbadan hukum koperasi. Sebagian besar BMT yang ada mulai membuat
pada hukum koperasi hanya saja jenis Badan Hukum koperasi yang dipilih
Akte Yayasan.21
(Pusat Inkubusi Bisnis Usaha Kecil), ICMI, dan KOFESMID (Koperasi Forum
Ekonomi Syariah Mitra Dompet Dhuafa) yang didirikan oleh Dompet Dhuafa
Republika.23
anggotanya pada sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana dan pendanaan
dan pendayagunaannya tersebut maka bentuk yang idealnya BMT adalah Koperasi
Simpan Pinjam Syariah yang selanjutnya pada tahun 2004 oleh Kementerian
Namun demikian, jika melihat dari banyaknya akad-akad muamalah yang ada,
Koperasi Syariah sama dengan koperasi serba usaha (KSU). Khususnya Jika
ditinjau dari akad jasa persewaan gadai dan jual beli secara tunai (Bai' Al-musawamah)
sehingga dapat pula dikategorikan sebagai KSU Syariah. Disisi lain kegiatan
usaha pembiayaan anggota dalam bentuk tidak tunai dapat dikategorikan sebagai
unit simpan pinjam (USP) atau berdasarkan Kep.Men tersebut dinamakan Unit
Usaha Keuangan Syariah (UJKS) yang merupakan unit dari KSU Syariah
tersebut. Karena KSU biasanya hanya diperbolehkan 1 (satu) KSU dalam sebuah
Koperasi Syariah yang memiliki usaha UJKS dan Unit Sektor riil lainnya. 25
dikeluarkan oleh Notaris yang ditunjuk dan disahkan oleh pemerintah melalui
Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi yang prinsip
kegiatan tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan kepada syariah Islam yaitu
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pengertian umum dari koperasi syariah adalah badan
koperasi memiliki unit usaha produktif simpan-pinjam, maka seluruh produk dan
24
Danang Sunyoto., Loc.Cit.
25
Nur S Buchori., Loc.Cit.
26
Ibid.
dalamnya terdapat unsur-unsur riba, maysir dan gharar. Disamping itu koperasi
a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau seorang atau
dasar kekeluargaan.
c. Unit Jasa Keuangan Syariah selanjutnya disebut UJKS adalah unit Koperasi
pola bagi hasil (Syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang
bersangkutan.
d. Kekayaan, adalah amanah Allah SWT yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun
secara mutlak.
27
https://mushodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana/, diakses
pada tanggal 30 Maret 2018 pukul 20.00 WIB.
28
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia
Nomor: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004, tanggal 10 September 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa dan Keuangan Syariah (KJKS).
g. Menjunjung tinggi keadilan serta menolak setiap bentuk riba dan pemusatan
juga koperasi syariah memiliki fungsi dan peran sebagai untuk membangun
yang lain juga sebagai untuk memperkuat kualitas sumber daya Insani anggota,
c. Koperasi Wanita
d. Koperasi Agribisnis
f. Koperasi Industri
g. Koperasi Syariah
i. Koperasi Kredit
Indonesia terutama dalam lingkungan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
BMT yang bernaung dalam kehidupan payung hukum koperasi. Hal inilah yang
mendorong Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk
investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Dengan demikian semua
BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam KJKS, mempunyai payung
Syirkah. Syirkah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:31
Syirkah Amlak adalah kepemilikan atas suatu barang dan beberapa orang tanpa
adanya akad, baik secara sukarela maupun paksaan syirkah ini tidak termasuk
dalam koperasi.
Syirkah ‘Uqud adalah akad antara dua orang atau lebih untuk bekerja sama
dalam hal harta baik keuntungan ataupun kerugian. Syirkah inilah yang para
31
Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Ummat di Dunia Islam Cet I, Angkasa, Bandung 2003,
hal. 100.
2. Syirkah mufawadhoh,
4. Syirkah ‘Inan.
a. Syirkah ‘Abdan
Syirkah ini dibentuk oleh beberapa orang dengan modal profesi dan keahlian
masing-masing. Profesi dan keahlian ini bisa sama dan bisa juga berbeda.
Misalnya satu pihak tukang cukur dan pihak lainnya tukang jahit. Mereka
b. Syirkah mufawadhoh
karena modal yang disetor para partner dan usaha fisik yang dilakukan mereka
akad dari beberapa orang yang menyetorkan modal dan usaha fisik yang sama.
dan kewajiban. Dalam syirkah ini tidak diperbolehkan satu partner memiliki
modal dan keuntungan yang lebih tinggi dari para partner lainnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam syirkah ini adalah persamaan dalam segala hal
Syirkah ini bentuk tanpa modal dari para partner. Mereka hanya bermodalkan
berniaga. Syirkah ini berbentuk manakala ada dua orang atau lebih yang
memiliki reputasi yang baik dalam bisnis memesan suatu barang atau
d. Syirkah ‘Inan
‘Inan artinya sama dalam menyetor kan atau menawarkan modal Syirkah Inan
merupakan suatu akad dimana ada dua orang atau lebih berkongsi dalam
hukum jenis syirkah ini merupakan titik kesepakatan di kalangan para fuqoha
karena bentuk perkongsian ini lebih mudah dan praktis karena tidak
mensyaratkan persamaan modal dan pekerjaan salah satu dari partner dapat
memiliki modal yang lebih tinggi daripada mitra yang lain begitu pula salah
satu pihak dapat menjalankan perniagaan sementara yang lain tidak ikutserta
demokrasi ekonomi.
1. Kekeluargaan
3. Bertanggung jawab
4. Demokrasi
5. Persamaan
6. Berkeadilan
7. Kemandirian
Undang-undang Koperasi yang terbaru. Oleh sebab itu saat ini undang-undang
koperasi yang terbaru ini sedang digugat ke Mahkamah Konstitusi oleh para LSM
dengan Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 serta lebih mengarah kepada
bagian 2 Pasal 4 tentang fungsi dan peran koperasi adalah sebagai berikut:
perekonomian rakyat.33
kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang ada
pada anggota. Para anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang
yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi.
Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang meminjam untuk kebutuhan sehari-hari
seperti untuk makan dan minum, maka pihak koperasi memperlakukannya sama
Pada koperasi Syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi
atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlakukan secara berbeda untuk
usaha produktif, misalnya anggota membutuhkan dana untuk sebuah proyek maka
sebagai berikut:34
perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana.
Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak
mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah
oleh pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas
jasa agennya. Misalnya jasa atas proses seleksi calon anggota penerima dana,
force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan kesalahan anggota,
maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang
terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini adalah Mudharabah Muqayyadah.
2. Sebagai Investor
Peran sebagai Investor (Shahibul Maal) bagi koperasi syariah adalah jika,
sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari pihak lain yang
kemudian dikelola secara profesional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari
pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya
34
Nur S Buchori, Op.Cit., hal. 14-15.
dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai
dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai
(Al Musawamah) seperti pendirian waserda dan jual beli tidak tunai
nisbah) pada pihak yang memberikan dana seperti, anggota yang memiliki
jenis simpanan tertentu dan ditetapkan sebagai yang mendapatkan hak bagi
3. Fungsi Sosial
yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.
yang sumber dananya dari dana ZIS (zakat, infaq shodaqoh). Pinjaman
miskin agar usaha yang menjadi besar, jika usaha yang mengalami kemacetan,
dengan ajaran Islam “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan
e. Kemandirian.
a. Pendidikan koperasi;
satu kesatuan dan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi.
dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berwatak sosial. Selain itu, prinsip koperasi ini juga merupakan esensi dari dasar
kerja koperasi sebagai suatu badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri
koperasi dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal,
hidup yang penuh kemakmuran dan sejahtera lahir batin, serta ikut menciptakan
1945.
mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Fungsi dan peran koperasi ini
berikut:
dalam hal bunga dimana koperasi syariah tidak memakai sistem bunga melainkan
berikut:36
35
http//www.koperasisyari’ah.com/category/koperasi-syari’ah/page2, diakses pada tanggal
1 April 2018 pukul 20.00 WIB.
36
https://koperasiannafi.wordpress.com/2012/10/01/bukanhanyabagihasil/prinsipoperasional-
koperasi-syariah/, diakses pada tanggal 1 April 2018 pukul 20.00 WIB.
Porsi Koperasi
Syariah
Sumber Dana 1. L/R SHU
Koperasi Syariah Berjalan
1. Sanan Sukarela Jasa-jasa
- Simp. Wali’ah FEE
1. Wakalah
- Simp. Berjangka(mdrb) 2. Kafalah 55 %
2. Investasi pihak lain 3. Hawalah
- Investasi terikat 4. Ijaroh R
- Investasi tidak terikat e
3. Dana ZIS Jual Beli v
- Zakat 1. Mura- u
Margin
- Infak dan Shdaqah bahah e
4. Modal Koperasi 2. Salam
- Simpanan Pokok+wajib 3. Istishna
4. Musaw D
- Dana Hibah wamah i
- L/R SHU berjalan s
Investasi t
Pembiayaan Bagi r
1. Mudhara i
Hasil
bah b
2. Musya- u
rakah t
i
o
Penempata n
Bagi
n Lainnya
1. Bank Hasil
45 %
Syariah Bank/
2. Koperasi Kop
Syariah
Porsi
1. Simpanan Berjangka Bagi Hasil
2. Investasi pihak lain
Porsi
Bonus
1. Simpanan Wadi’ah
keuangan lainnya biasa disebut dengan “kredit”. Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan atau dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
tertentu dengan sejumlah imbalan berupa bunga atau pengembalian bagi hasil
keuntungan.
Kredit berasal dari kata Romawi ”Credere” artinya percaya. Dalam bahasa
yang artinya percaya. 37 Sedangkan di negara kita pengertian kredit yang lebih
Tahun 1992, yang menyatakan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga”. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kredit
dapat berupa uang atau tagihan dan kemudian adanya kesepakatan antara kreditor
37
Sutarno, Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, CV Alfabeta, Bandung, 2003, hal. 92.
meliputi:
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar
datang.
dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat adanya
d. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,
1. Prinsip kepercayaan.
2. Prinsip Kehati-hatian.
38
Ibid., hal. 93.
dan/atau bunga yang telah dilampaui 270 hari setelah dokumentasi kredit dan/atau
Macet, dalam Pasal 3 peraturan tersebut ditegaskan mengenai kapan suatu piutang
tempo.
wajar dari pihak bank, debitur tidak akan dapat melunasi pokok dan bunganya,
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
ini:
39
S. Mantayborbir, Iman Jauhari, dan Agus Hari Widodo, Pengurusan Piutang Negara
Macet Pada PUPN BUPLN (Suatu Kajian Teori dan Praktek), Pustaka Bangsa Press, Medan,
2001, hal. 50.
atau
atau
2) Pinjaman telah jatuh tempo. Pinjaman telah jatuh tempo dan belum
bahwa:
3. Pinjaman macet
pinjaman.
kredit macet. Secara umum, gejala-gejalanya, antara lain, debitur sering menarik
dana di atas plafon kredit (overdrafts), lalu banyak tolakan cek, menarik cek
kosong, beberapa kali memperpanjang jatuh tempo kredit yang seharusnya sudah
yaitu:41
40
Pengamat Perbankan, Kenapa Terjadi Kredit Macet,
http://www.infobanknews.com/2011/05/kenapa-terjadi-kredit-macet/, diakses pada tanggal 20 April 2018
pukul 12.34 WIB.
41
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, LPEE UI, Jakarta, 2001, hal. 175.
2. Faktor Eksternal
kredit oleh nasabah atau penyebab terjadinya kredit bermasalah pada bank,
adalah:42
1. Self Dealing
Self Dealing terjadi karena adanya interest tertentu dari pejabat pemberi
kredit yang tidak layak atas dasar yang kurang sehat terhadap nasabahnya
nasabah.
42
Andri Arsasi, Belajar Tentang Investasi, Pajak, dan Perbankan,
https://arsasi.wordpress.com/2008/09/21/penyebab-kredit-bermasalahnpl/, diakses pada tanggal
20 April 2018 pukul 14.00 WIB.
pendapatan utama sebagian besar bank sehingga ambisi ataupun nafsu yang
pemberian kredit yang mengandung risiko yang potensial menjadi kredit yang
bermasalah.
6. Complacency
7. Lack of Supervising
dari aspek keuangan meupun aspek lainnya akan berakibat kegagalan dalam
dan jangan memberikan kredit kepada usaha atau sektor yang tidak dikenal
dengan baik.
sesungguhnya.
mungkin secara kemampuan cukup baik, tetapi dari sisi moral kurang
10. Overlending
Competition merupakan risiko persaingan yang kurang sehat antar bank yang
Fund (2001), The amount involved in non performing loans may rise considerably
as a result of less predictable incidents, such as when the costs of fuel, price of
optimistic market. Jumlah yang terlibat dalam kredit bermasalah dapat meningkat
jauh sebagai akibat dari insiden kurangnya prediksi, seperti ketika biaya yang
tinggi, harga produk utama, nilai tukar, atau tingkat bunga berubah tiba-tiba.
Efek yang sama dapat disebabkan oleh kegagalan perusahaan besar di pasar yang
terlalu optimis.43
yakni:44
memadai.
dijumpai adanya kredit yang tidak layak, kredit fiktif, kredit yang tidak
baik mengenai kondisi kreditnya kepada pihak ketiga dengan harapan akan
mendapatkan penilaian yang baik. Sementara itu secara intern sendiri tidak
suku bunga. Dimana tingkat suku bunga yang ditetapkan sangat tinggi yang
Tetapi jika tingkat suku bunga yang rendah mungkin akan meringankan
usaha nasabah dan usahanya dapat berkembang karena beban biaya modal
lancar.
Jangka waktu pinjaman adalah waktu yang diberikan oleh pihak bank
pinjaman. Makin panjang jangka waktu kredit, makin tinggi risiko yang
mungkin muncul, maka bank atau koperasi akan membebankan bunga yang
disetor nasabah ke bank atau koperasi semakin kecil, sehingga hal ini tidak
penjualan usaha dari para nasabah. Jika barang dagangan atau tingkat
pinjaman ke bank atau ke koperasi akan lancar pula dan bank atau koperasi
4. Kolektibilitas
bank atau koperasi dalam memasarkan kredit kepada para nasabah untuk
untuk tetap menjadi anggota atas kepuasan yang diberikan oleh koperasi.
45
Iswardono dan Sandro, Trauma Kredit Macet Hantui Perbankan, Majalah Kelola,
Jakarta,1993, hal. 10.
koperasi.
penyebab kredit macet. Karena jika anggota tidak komitmen kepada maka
Dari sisi tindak pidana kredit macet timbul karena disebabkan oleh
1. Kolusi
Kolusi adalah bentuk kerjasama yang menguntungkan diri sendiri atau orang
lain tetapi berakibat merugikan kepentingan umum atau negara. Perbuatan itu
Dalam keadaan seperti ini, dimana standar penggajian di negeri kita masih
banyak, orang kaya masih dipandang lebih terhormat daripada status lainnya,
Dalam pemberian kredit tidak lepas adanya kolusi antara debitur dan oknum
berkeinginan mendapat kredit yang cepat dan jumlahnya seperti yang diharapkan.
46
Gatot Supramono, Tindak Pidana di Bidang Perkreditan, Alumni, Bandung 1997,
hal. 133-141.
Latar belakang terjadinya kredit macet pada umumnya orang banyak yang
Hal ini tidak dapat dipungkiri, memang ada sejumlah debitur yang berkelakuan
tidak baik atau beri’tikad buruk. Perbuatan debitur yang buruk dapat terjadi
Dilain pihak terjadi kredit macet tidak dapat hanya dipandang dari sisi debitur
tersebut. Perbuatan yang menjadi penyebab ini dapat dilakukan secara sengaja
seperti kolusi diatas dan dapat secara tidak sengaja atau tindakan ceroboh.
4. Kredit fiktif
tetapi berkas atau dokumen yang tidak dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Dalam kredit fiktif berkasnya ada, tetapi nasabahnya tidak ada. Hal ini dapat
terjadi karena oknum pejabat yang ingin mendapatkan uang secara gampang
Adanya kredit fiktif sudah dapat dibayangkan pasti kredit akan macet,
karena tidak mungkin dapat menagih kepada nasabah yang tercantum dalam
Kejadian lain yang agak sukar diduga karena jarang terjadi, apabila hutang
debitur sudah dianggap lunas setelah terjadi pembayaran kemudian hari kredit
itu macet. Hal ini terjadi karena tidak melakukan pengurusan yang baik yang
pandangan mengenai batasan kredit macet bagi usaha kecil dan menengah,
Bank Indonesia (BI) mengenai kriteria dan batasan usaha kecil menengah itu,
Menurut kriteria Kantor Menteri Negara Koperasi, batas kredit macet 5 miliar
rupiah dikategorikan sebagai UKM. Tapi menurut BI, batasan kredit macet yang
5 miliar rupiah. Hal ini disebabkan kredit macet yang di bawah 5 miliar rupiah itu
dapat saja terdiri atas kredit untuk rumah mewah, mobil mewah, dan kartu kredit
Berdasarkan pada alasan ini, maka batasan kredit macet yang hingga saat
ini masih menjadi perdebatan, semestinya segera diselesaikan. Apabila hal ini
macet. Ada beberapa cara atau pola yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
kredit macet. Pola itu meliputi; Pertama, melalui hair cut atau memberi
47
http://www.jitf.or.id/publication/doc.DebtNews/pressmi190302.pdf, diakses pada tanggal
21 April 2018 pukul 22.30 WIB.
Kecil dan Menengah (UKM) tertanggal 29 Juli 2002. Dalam Keppres ini upaya
penyelesaian kredit macet untuk usaha kecil dan menengah dapat dilakukan
besar potongan bunga (hair cut), namun memberikan insentif berupa penghapusan
denda dan bunga pinjaman. Pembebasan bunga dan denda diberikan kepada
debitur UKM yang melunasi dalam tenggang waktu enam bulan dari pengesahan
telah disepakati dalam perjanjian dan membayar lunas bilamana jatuh tempo.
Akan tetapi, bisa terjadi dalam jangka waktu pembiayaan nasabah mengalami
48
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0702/30/0101.htm, diakses pada tanggal 21 April 2018
pukul 23.00 WIB.
49
Trisadini, P. Usanti dan Abd Shomad, Transaksi Bank Syariah, PT Bumi Aksara,
Jakarta, 2013, hal.108.
berikut:
1. Perdamaian (al-shulh)
perselisihan antara dua pihak yang berselisih dengan cara damai guna mencapai
suatu kesepakatan bersama. Penyelesaian sengketa dengan jalur al-shulh ini, baik
untuk mengakhiri sengketa dengan tidak ada yang merasa dikalahkan sehingga
para pihak sama-sama merasa puas dan terhindar dari rasa permusuhan.
arbitrase.50
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu. Dengan adanya UU-RI
UU-RI No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama. Demikian pula dengan
Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah Pasal 1 ayat (7)
menengah;
perusahaan nasabah.
52
Ibid., hal. 95-97.
sebagai berikut:
2. Nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban
setelah restrukturisasi.
pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Ayat (3):
1. Rescheduling
53
Thomas Suyatno dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007,
hal. 115-117.
a. Kapitalisasi bagi hasil, yaitu bagi hasil dijadikan hutang pokok sehingga
untuk waktu tertentu anggota tidak perlu membayar bagi hasil, tetapi
jumlah hutang pokoknya dapat melebihi plafon yang disetujui. Hal ini
dihitung sebagai bagi hasil majemuk yang pada dasarnya akan lebih
b. Penundaan pembayaran bagi hasil, yaitu bagi hasil tetap dihitung, tetapi
c. Penurunan suku bagi hasil, yaitu dalam hal anggota dinilai masih mampu
membayar bagi hasil pada waktunya tetapi suku bagi hasil yang dikenakan
terlalu tinggi untuk aktivitas dan hasil usaha pada waktu itu. Cara ini
d. Pembebasan bagi hasil, yaitu dalam hal anggota memang dinilai tidak
tingkat kembali pokok (break even). Pembebasan bagi hasil ini dapat
adalah dengan meninjau kembali situasi dan kondisi permodalan, baik modal
dalam arti dana untuk keperluan modal kerja maupun modal berupa
b. Menambah equity
berupa tambahan modal dari pihak BMT ataupun tambahan dari pemilik.
4. Kombinasi
Upaya penyelesaian yang dilakukan berupa gabungan dari ketiga jenis metode
5. Penyitaan jaminan
benar-benar tidak punya etiket, baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk
Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2015, jumlah nasabah
koperasi dari 138 nasabah anggota. Dari Laporan Hasil Pengawsan (LPH)
Transaksi uang masuk dan keluar didukung oleh data yang lengkap dan
di anggarkan, hanya sebesar 85%. Sedangkan biaya dapat ditekan menjadi lebih
kecil dari yang dianggarkan. Hal ini perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan.
sekitar 4%. Sementara angsuran anggota menurun 4,45% dari tahun sebelumnya.
Tabel 1
Data Pembiayaan Tahun 2015
Pembiayaan Tahun Penerimaan
Sisa Pinjaman
No. Tahun 2015 ditambah sisa Angsuran dari
Angsuran
Desember 2014 Anggota
1. 2014 381.007.661,- 165.474.176,- 215.433.485,-
2. 2015 298.133.485,- 172.828.422,- 125.305.063,-
Sumber: Buku RAT KSUS UMMAHAT AL KAFFAH Tahun 2015
54
Buku Laporan 2015, Op.Cit., hal. 22.
55
Ibid, hal. 7.
- Modal Anggota:
Simpanan Pokok Rp. 3.870.000,-
Calon Anggota Rp. 920.000,-
Simpanan Wajib Rp. 52.755.000,-
Calon Anggota Rp. 900.000,-
- Modal Penyertaan
Cadangan Umum Rp. 85.929.555,-
SHU belum dibagikan Rp. 30.009.580,-
ZIS Rp. 36.402.627,-
Dana Pendidikan Rp. 20.542.891,-
Jumlah Modal Rp.231.329.653,-
- Passiva
Simpanan Sukarela Rp. 56.732.211,-
Bonus YMH dibayar Rp. 1.056.876,-
Jumlah Kewajiban Rp. 57.789.087,-
Total Rp.289.118.740,-
Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2016, jumlah nasabah
anggota yang mengalami kredit macet berjumlah 30 nasabah anggota
koperasi dari 59 nasabah anggota. Dari Laporan Hasil Pengawsan (LPH)
56
Buku Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus dan Pengawas Koperasi Serba Usaha
Syariah “UMMAHAT AL KAFFAH” Kota Binjai, (Tahun Buku 2016), hal, 22.
Tabel 2
Data Pembiayaan Tahun 2016
Pembiayaan Tahun Penerimaan
Sisa Pinjaman
No. Tahun 2016 ditambah sisa Angsuran dari
Angsuran
Desember 2015 Anggota
1. 2015 298.133.485,- 172.828.422,- 125.305.063,-
2. 2016 220.805.063,- 114.945.615,- 105.859.448,-
Sumber: Buku RAT KSUS UMMAHAT AL KAFFAH Tahun 2016
- Modal Anggota :
Simpanan Pokok Rp. 4.370.000,-
Calon Anggota Rp. 920.000,-
Simpanan Wajib Rp. 64.325.000,-
Calon Anggota Rp. 900.000,-
- Modal Penyertaan
Cadangan Umum Rp. 96.432.908,-
SHU belum dibagikan Rp. 13.819.000,-
ZIS Rp. 35.974.627,-
Dana Pendidikan Rp. 23.542.891,-
Jumlah Modal Rp.290.284.426,-
- Passiva
Simpanan Sukarela Rp. 24.635.483,-
Bonus YMH dibayar Rp. 1.056.876,-
Jumlah Kewajiban Rp. 25.692.359,-
Total Rp.315.976.785,-
Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2017, jumlah nasabah
57
Ibid, hal. 7.
dari yang dianggarkan. Hal ini perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan.
menurun sekitar 23%. Sementara angsuran anggota menurun 29% dari tahun
untuk itu pengawas mendukung sikap pengurus yang sangat berhati-hati dalam
memberikan pinjaman.58
Tabel 3
Data Pembiayaan Tahun 2017
Pembiayaan Tahun Penerimaan
Sisa Pinjaman
No. Tahun 2017 ditambah sisa Angsuran dari
Angsuran
Desember 2016 Anggota
1. 2016 220.805.063,- 114.945.615,- 105.859.448,-
- Modal Anggota :
- Passiva
berarti secara langsung mengancam kelangsungan hidup bagi Koperasi Syariah itu
sendiri. Hal tersebut karena penghasilan Koperasi Syariah yang utama adalah dari
bagi hasil dan margin (keuntungan dari jual beli) yang dikenakan terhadap
diberikan tersebut sebagian berasal dari simpanan masyarakat baik yang berbentuk
yang digunakan untuk modal kerja maupun untuk kebutuhan mendesak ada
pinjaman macet. Menurut Ketua Koperasi Syariah Umi Hj. Siti Aisyah, AMd dan
1. Faktor intern
a. Pengurus Koperasi
Dalam hal ini faktor yang dapat disebabkan oleh karakter dan kemampuan
b. Sistem
Dalam hal ini, sistem dan prosedur penyaluran pinjaman yang ada
Faktor sistem juga berkaitan dengan monitoring yang kurang intensif dari
sejak dini.
macet, dengan melakukan training setiap bulannya agar dapat lebih akurat dalam
menekankan pada pengurus untuk tidak menerima imbalan apapun dari anggota
60
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah
Ummahat Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
b. Adanya i’tikad yang kurang baik dari anggota dalam hal pembayaran
pinjaman calon anggota selalu optimis akan kemajuan usahanya dan selalu
usahanya.
bencana alam yang menerjang usaha anggota seperti banjir, angin rebut
karena banyak sanak keluarga maupun kerabat dekat dari para pengurus
dikatakan tidak banyak dan memiliki tujuan yang jelas, tetap saja dalam
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dari sini dapat ditangkap suatu makna bahwa
Dalam posisi koperasi seperti ini, maka peran koperasi sangat penting
terhadapnya akibat dari kerja tanpa memikirkan untuk diri sendiri, akan tetapi
Hal ini sejalan dengan tujuan koperasi yang tertuang dalam Pasal 3
demokrasi ekonomi.
menyatakan:
1. Setiap Pengurus wajib menjalankan tugas dengan itikad baik dan penuh
untuk mengatasi pinjaman macet yang terjadi pada Koperasi Syariah Ummahat
nasabah.
280 sebagai berikut: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau
Pada ayat tersebut dapat didefinisikan, bahwa jika ada orang yang
mengalami kesulitan dalam hal berhutang, maka pihak koperasi syariah harus
Dalam hal pinjaman macet ini, pihak koperasi syariah perlu melakukan
memberikan kelonggaran waktu kepada nasabah yang tidak tepat waktu dalam
serta melakukan penyitaan bagi pembiayaan yang sengaja lalai untuk membayar.
62
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, PT Intermasa, Jakarta, 1993,
hal. 70.
kemudian bertanya tentang usahanya lancar atau mengalami masalah, dan bila
koperasi syariah bisa menarik jaminan yang sudah digunakan nasabah untuk
kewajiban nasabah. Dalam hal ini, nasabah yang kesulitan dalam hal angsuran
kali menjadi 48 kali sehingga jangka waktu yang lebih panjang, nasabah bisa
nasabah bisa lebih siap lagi untuk membayar nantinya. Sehingga dengan
sebagian atau seluruh persyaratan yang dulu telah disepakati dengan nasabah.
sementara nisbah bagi hasil atau keuntungan diberi kelonggaran waktu sampai ia
sanggup membayarnya.
b. Penundaan pembayaran bagi hasil sampai waktu tertentu yaitu waktu yang
sudah ditentukan oleh pihak koperasi syariah, namun hanya bagi hasilnya
melakukan pembiayaan.
restructuring meliputi:64
5. Penyitaan Jaminan
benar-benar tidak punya i’tikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk
a. Sertifikat Tanah
64
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah Ummahat
Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
atas tanah yang sudah dijaminkan oleh nasabah kepada pihak koperasi
syariah.
b. Jaminan BPKB
kalau suatu saat nanti terjadi pinjaman macet. Batas minimal agunan
adalah tahun pembuataan 2000. Jika sudah dibawah tahun 2000 maka tidak
saat pencairan dana pinjaman, dan akan dikembalikan pada saat nasabah
Namun sampai saat ini, kasus seperti itu belum pernah terjadi di Koperasi
Syariah Ummahat Al Kaffah karena itu hanya merupakan strategi atau cara
Syariah Ummahat Al Kaffah harus tetap menjaga stabilitas keuangan mereka dari
tahun ke tahun agar tidak terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti
dengan melalui proses lain. Hal ini tentunya berdampak pada dorongan
65
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah Ummahat
Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
66
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah Ummahat
Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
sulit untuk mencari penegakan secara kuat, sebab putusan dari negosiasi
yang baru, namun proses pembayaran oleh anggota baru tersebut masih tetap
2. Karakter anggota yang tidak memiliki itikad baik dan tidak kooperatif,
yang lama. Selain itu, petugas harus lebih teliti dalam menganalisis karakter dan
67
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah Ummahat
Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
macet.
efisien. pinjaman.
Sumber: Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya, Amd selaku Ketua Koperasi
Syariah Ummahat Al Kaffah
Ummahat Al Kaffah, maka sangat jelas sekali pengurus koperasi tidak dapat
dimintai pertanggung jawaban. Hal ini dikarenakan ada beberapa alasan penguat,
yakni: Pertama, kelalaian bukan terletak pada pengurus koperasi, namun hal ini
terletak pada para anggota koperasi; Kedua, pengurus koperasi dalam realitasnya
68
Wawancara dengan Umi Hj. Siti Aisya AMd., Selaku Ketua Koperasi Syariah
Ummahat Al Kaffah pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 14.00, di Yayasan Al Kaffah.
A. Kesimpulan
yang telah diberikan kepada anggota koperasi. Adapun dari pihak anggota
yaitu karakter anggota, anggota koperasi tidak mau dan tidak mampu untuk
karakter/watak yang dimiliki oleh anggota yang muncul dari diri anggota
koperasi itu sendiri, kurangnya kejujuran yang dimiliki oleh anggota. Anggota
Ummahat Al Kaffah Kota Binjai yaitu, dari pihak Koperasi Syariah Ummahat
dalam suatu kehidupan keluarga. Oleh karena itu, Koperasi Syariah Ummahat
cara kekeluargaan.
ditata ulang dan digantikan dengan anggota yang baru, namun proses
pembayaran oleh anggota baru tersebut masih tetap juga terkadang mengalami
macet. Karakter anggota yang tidak memiliki itikad baik dan tidak kooperatif,
B. Saran
1. Pihak koperasi syariah harus lebih teliti lagi dalam urusan pembiayaan,
harus lebih teliti lagi serta melakukan tinjauan ulang supaya resiko yang
A. Buku
Adi Rianto, 2004, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta, Garanit.
Iswardono dan Sandro, 1993, Trauma Kredit Macet Hantui Perbankan, Jakarta,
Majalah Kelola.
Mantayborbir S, Jauhari Iman, dan Hari Widodo Agus, 2001, Pengurusan Piutang
Negara Macet Pada PUPN BUPLN (Suatu Kajian Teori dan Praktek),
Medan, Pustaka Bangsa Press.
Margono Suyud, 2000, ADR dan Arbitrase Proses pelembagaan dan Aspek
Hukum, Jakarta, PT. Ghalia Indonesia.
Sitio Arifin dan Tamba Halomoan, 2001 Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta,
Erlangga.
Trisadini, Usanti P dan Shomad Abd, 2013, Transaksi Bank Syariah, Jakarta,
PT Bumi Aksara.
B. Peraturan Perundang-undangan
C. Sumber Internet
https://koperasiannafi.wordpress.com/2012/10/01/bukanhanyabagihasil/prinsipoperas
ional-koperasi-syariah/, diakses pada tanggal 1 April 2018 pukul 20.00 WIB.
https://mushodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-bagaimana/ ,
diakses pada tanggal 30 Maret 2018 pukul 20.00 WIB.
Ikhwal Abidin Basri, MA, Pola Pembiayaan Usaha Melalui Bank Syariah
Syirkah Musyarakah,
https://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/syirkahmusyarakah/, diakses
pada tanggal 31 Maret 2018 pukul 21.00 WIB.