SKRIPSI
OLEH :
SALMAN ALFARIS
NIM: 160200570
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
Nim : 160200570
Judul Skripsi :
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil dari penelitian saya sendiri
dan tidak menjiplak ataupun mengambil hasil karya dari orang lain ataupun dibuat
oleh oranglain.
pelanggaran sebagaimana yang tidak sesuai tersebut di atas, maka saya bersedia
SALMAN ALFARIS
NIM: 160200570
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Shalawat dan Salam juga senantiasa Penulis sampaikan kepada Nabi Besar
untuk memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum
kepada kedua orangtua saya, Bapak Kholis Alfan dan Ibu Yetty Hamzah Batu-
dukungan, bantuan dan pengorbanan yang tak ternilai sehingga saya dapat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan
dan terima kasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan,
i
Universitas Sumatera Utara
1. Bapak Dr. Murianto Amin, S.Sos,M.Si, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara;
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H.,M.Hum, selaku Wakil Dekan III Fakultas
kasih banyak atas saran, arahan, dan masukan yang membangun dalam
8. Ibu Dr. Detania Sukarja, S.H.,LLM, selaku Dosen Pembimbing II. Terima
kasih atas bimbingan, saran, nasihat, dan ilmu yang ibu berikan selama ini
ii
Universitas Sumatera Utara
10. Seluruh Staf Pegawai dan Tata Usaha di Fakultas Hukum Universitas
selama ini, berkat doa dan dukungan selama ini menjadi semangat dan
13. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan klinis Brian, Dodi, Sheryn,
Andre, Hendrik, Brian, Dodi, Sheryn, Ketrin, Bibi, Harry, Utin, Melani,
16. Terima kasih dukungan sahabat-sahabat ku selama ini, Hadi, Romi, Azis
SALMAN ALFARIS
NIM : 160200570
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... vii
H. Sistematika Penulisan..................................................................... 17
iv
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis-Jenis PKPU........................................................................ 25
PKPU ..................................................................................................... 43
Sby................................................................................................. 58
v
Universitas Sumatera Utara
B. Pertimbangan Hukum dalam Penolakan Upaya Perdamaian oleh
Pkpu/2020/Pn.Niaga.Sby .............................................................. 60
A.Kesimpulan...................................................................................... 80
B.Saran ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA
vi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
SALMAN ALFARIS1
SUNARMI2
DETANIA SUKARJA3
Kepailitan menjadi salah satu jalan yang ditempuh oleh debitor dalam
menyelesaikan persoalan utang piutang saat debitor tidak mampu atau
memperkirakan tidak mampu membayar utang kepada para kreditornya yang
sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. PKPU menjadi suatu upaya hukum yang
dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada debitur untuk
melakukan restrukturisasi utang-utangnya, meliputi pembayaran seluruh atau
sebagian utangnya kepada kreditor.
Adapun permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini adalah bagaimana
kedudukan kreditor konkuren dalam pengajuan PKPU, bagaimana proses
pengajuan upaya perdamaian dalam PKPU, dan mengapa kreditor konkuren
menolak upaya perdamaian dalam PKPU. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif yang
menggunakan bahan pustaka atau data sekunder. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui penelusuran dokumen-dokumen dan buku ilmiah untuk
mendapatkan landasan teoritis berupa bahan hukum positif yang sesuai dengan
objek yang diteliti.
Penulisan ini juga akan menganalisis dua putusan terkait hak tagih kreditor
konkuren setelah penolakan perdamaian dalam Putusan Nomor: 21/Pdt.Sus-
Pkpu/2020/PNiagaSby dan Putusan Nomor: 15/Pdt.Sus-Pkpu/2020/ Pn.Niaga.
Sby. Hakim pada dua putusan tersebut memiliki pertimbangan hukum yang
sama dengan menerapkan Pasal 281 UU PKPU dan ketentuan SKMA 109/2020
halaman 78 tentang perhitungan suara. Putusan menyatakan para kreditor
sepakat menolak untuk dilanjutkannya perdamaian dan debitor pailit dengan
segala akibat hukumnya. Berdasarkan dua putusan tersebut, pemenuhan hak
tagih kreditor konkuren didapatkan secara proporsional berdasarkan asas pari
passu.
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
2
Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
3
Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
vii
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena adanya kebutuhan akan suatu pendanaan yang tidak dapat terpenuhi secara
dana kepada perusahaan lain yang memiliki kondisi keuangan yang baik. Pada
dasarnya hubungan hukum tersebut adalah wajar dan sering terjadi dalam dunia
bisnis.4
dibayarkan. Namun terkadang adanya krisis moneter atau karena suatu keadaan
dapat memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya atau bahkan sama sekali
muncul suatu tuntutan akan suatu kewajiban terhadap pihak yang telah melakukan
4
Emmy Yuhassarie, dkk, Hasil Evaluasi Putusan Dibidang Kepailitan, (Jakarta : Pusat
Pengkajian Hukum, 2003), hlm.5.
5
Ibid.
cidera janji. Salah satu bentuknya berupa pengajuan gugatan kepailitan oleh pihak
yang mempunyai piutang, yaitu kreditor kepada pihak yang mempunyai utang,
persoalan utang piutang yang menghimpit debitor, saat debitor tidak mampu
jatuh tempo tersebut disadari oleh debitor, maka langkah untuk mengajukan
permohonan penetapan status pailit terhadap dirinya menjadi suatu langkah yang
dilakukan apabila kemudian ditemukan bukti bahwa debitor memang telah tidak
mampu lagi membayar utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih.8
dengan keputusan hakim yang tetap, terdapat suatu upaya hukum yang dapat
6
Ibid.
7
Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma dan Praktik di Peradilan, (Jakarta :
Kencana, 2015), hlm.2.
8
Ibid.
9
Kheriah, “Indepedensi Pengurus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Dalam Hukum Kepailitan”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 3 No. 3, hlm. 239.
disebut UU PKPU) dapat diketahui bahwa pengajuan PKPU dapat dilakukan baik
oleh kreditor maupun debitor. Hal tersebut dapat diketahui dari bunyi ketentuan
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
kreditornya.
Hubungan yang erat antara debitor dan para kreditor sangat terlihat jelas dalam
proses PKPU. Hal ini karena dalam proses perdamaian sangat membutuhkan
10
Robitan Sulaiman, Joko Prabowo, Lebih Jauh Tentang Kepailitan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1998, (Jakarta: Pusat Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Pelita
Harapan,2000),hlm.23.
11
Ibid, hlm. 240.
12
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Undang-Undang Tentang Kepailitan dan
Penundaan Pembayaran Utang, UU No. 37 tahun 2004, LN Nomor 131 , TLN Nomor 4443, Pasal
222, Ayat 1 dan Ayat 3.
kesepakatan di antara para kreditor atas proposal perdamaian yang diajukan oleh
debitor.13
untuk dibahas lebih lanjut. Salah satu permasalahan yang patut ditinjau adalah
masalah kedudukan dan hak tagih di antara para kreditor. Permasalahan ini
khususnya menyoroti terkait kedudukan dan hak tagih dari kreditor konkuren
dengan para kreditornya dan menghindarkan debitor yang telah atau akan
mengalami insolvensi (tidak memiliki cukup dana untuk melunasi utang) dari
pernyataan pailit. Akan tetapi apabila kesepakatan perdamaian dalam PKPU tidak
tercapai, maka debitor pada hari berikutnya dinyatakan pailit oleh pengadilan
niaga.15
Kedudukan kreditor itu sendiri merupakan salah satu tolak ukur dalam
perdamaian antara debitor dan kreditor, dimana perdamaian merupakan salah satu
Terkait akan hal tersebut penulis pada penulisan ini akan menganalisis dua
13
Adhani Rachmi Zulhadi dan Parulian Paidi, “Analisis Yuridis Kedudukan Kreditor
Konkuren dan Kreditor Separatis Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Jurnal
Fakultas Hukum Indonesia, hlm.2.
14
Ibid.
15
Sutan Remy Sjahdeini, Sejarah, Asas, dan Teori Hukum Kepailitan, (Jakarta: Kencana,
2016), hlm. 328.
16
Adhani Rachmi Zulhadi dan Parulian Paidi, Op.Cit, hlm.3
sebagai upaya mendapatkan hak tagihnya. Adapun dua putusan tersebut antara
lain:
Dari dua putusan di atas didapatkan suatu pertimbangan hukum yang sama terkait
dengan perkara yang jenisnya sama. Tentunya pertimbangan hukum tersebut perlu
diteliti lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana upaya proses perdamaian terjadi.
TAGIHNYA”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Secara umum yang menjadi tujuan penulis membahas skripsi ini adalah
guna melengkapi dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
Beberapa tujuan khusus yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut:
PKPU;
PKPU.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
hak tagihnya.
2. Manfaat Praktis
dan PKPU;
E. Keaslian Penulisan
ada judul yang sama pada arsip Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Cabang
Utara atau di tempat lain, baik secara fisik maupun online. Apabila dikemudian
hari ditemukan skripsi yang sama, penulis bersedia menerima sanksi akademik
F. Tinjauan Pustaka
1. Kepailitan
Kata pailit berasal dari bahasa perancis “Failite” yang berarti kemacetan
Arct”.17
“Sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan
17
Rahayu Hartini, Op.Cit, hlm.4.
18
Ibid, hlm.15.
19
Sentosa Sembiring, Hukum Kepailitan Dan Peraturan Perundang-Undangan Yang
Terkait Dengan Kepailitan, (Bandung: CV Nuansa Aulia, 2006),hlm.12
Menurut Martias gelar Imam Radjo Mulano, Hukum Pailit sebagai asas
Menurut Kartono Kepailitan adalah suatu sitaan umum dan ekseskusi atas
melakukan pembayaran.23
Menurut Levinthal, kepailitan yang didasarkan pada satu sistem hukum saja
sehingga dapat diberlakukan bagi semua sistem hukum yang berbeda. Alasannya
golongan pedagang dan ada pula sistem hukum yang memberlakukan hukum
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid, hlm.13.
23
Ibid.
24
Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, (Jakarta Timur : Sinar Grafika,
2018), hlm.3.
atau untuk menyelesaikan kesulitan finansial, akan tetapi tujuan utama hukum
keadilan (equity) dan keseimbangan (balance) tidak hanya pada debitor yang
tengah mengalami kesulitan finansial maupun pada para kreditornya, akan tetapi
pada masyarakat yang mendapatkan imbas dari kesulitan finansial yang dialami
debitor.26
debitor untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditor tepat pada waktu yang
telah ditentukan. Jika terjadi ketidakmampuan dalam membayar utang, maka salah
satu solusi hukum yang dapat ditempuh baik oleh debitor maupun kreditor melalui
Menurut Munir Fuady, PKPU adalah suatu masa yang diberikan oleh
25
Ibid, hlm. 275
26
Ibid.
27
Sentosa Sembiring, Op.Cit, hlm.13
28
Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, (Bandung : Citra Aditya Bakti,
2014), hlm. 82.
tersebut. Jadi, PKPU sebenarnya merupakan sejenis moratorium, dalam hal legal
moratorium.29
Jadi hal itu dapat terlaksana dengan baik, pada akhirnya debitor dapat memenuhi
Menurut Anton Suyatno, PKPU merupakan sarana yang dapat dipakai oleh
debitor untuk menghindari diri dari keadaan pailit, bila hendak mengalami
likuidasi dan sulit untuk memperoleh kredit. Sarana yang meberikan waktu
ini akan membuka harapan yang besar bagi debitur untuk dapat melunasi utang-
utangnya.31
29
Ibid, hlm.171.
30
Kartini Muljadi, Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit atau Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, (Bandung : Alumni, 2001), hlm. 251.
31
Anton Suyatno, Pemanfaatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang,sebagai
upaya Mencegah Kepailitan,(Jakarta : Penerbit Kencana, 2012), hlm.50
Kreditor dalam hal ini baik kreditor konkuren, preferen, maupun kreditor
separatis. Karena PKPU merupakan upaya hukum yang memberikan hak kepada
3. Perdamaian
perdamaian antara si pailit dengan para kreditor, dimana diadakan suatu ketentuan
(1) Perdamaian dalam kepailitan adalah perjanjian antara debitur pailit dengan
(2) Perdamaian dalam Proses PKPU adalah perdamaian yang diajukan oleh
Dalam hal ini hukum kepailitan menentukan bahwa debitor berhak pada
32
Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 3.
33
Sunarmi, Hukum Kepailitan,( Medan : USU Press, 2009), hlm.144
34
Rahayu Hartini, Op.Cit, hlm.175.
35
Sunarmi, Op.Cit, hlm.198.
jatuh tempo;
Bila perdamaian ini dapat dicapai, tentu akan lebih menguntungkan kedua
belah pihak. Bagi debitor terhadap asetnya tidak perlu disita, perusahaan bisa
berjalan terus. Bagi kreditor piutang dapat dibayar kembali walaupun mungkin
tidak sepenuhnya. 38
36
Ibid.
37
Hadi Subhan, Op.Cit, hlm. 150.
38
Ibid.
G. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini diantara lain
sebagai berikut :
1) Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang penulis pakai adalah yuridis normatif, yaitu dengan
hukum normatif atau metode penulisan hukum kepustakaan adalah metode atau
cara yang dipergunakan di dalam penulisan hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka yang ada. Tahapan pertama penulisan hukum normatif
2) Sifat Penulisan
Sifat dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif, yaitu metode yang
dengan masalah atau unit yang diteliti.40 Deskriptif dalam arti bahwa dalam
rinci, sistematis dan menyeluruh mengenai segala sesuatu yang berkaitan. Kajian
39
Rony Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1988) , hlm. 9.
40
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Media Group, 2010),
hlm. 22.
3) Pendekatan Penulisan
yaitu suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal
diatas. Penelitian hukum secara yuridis maksudnya penelitian yang mengacu pada
studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan.41
4) Sumber Data
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan yang bersifat mengikat, terdiri dari:
41
Amirudin, dan H.Zainal, Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 32.
42
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit, hlm. 93.
Pembayaran Utang
bahan hukum primer berupa literatur, jurnal, serta hasil penelitian terdahulu.
terhadap bahan hukum primer dan sekunder berupa kamus, berita, majalah,
Adapun cara pengumpulan bahan hukum yang penulis pakai antara lain:44
institusional yang berupa putusan sidang dan dokumen lain yang diperlukan.
kualitatif, yaitu dengan membahas dan menganalisis bahan hukum yang diperoleh
43
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), hlm. 52
44
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI-Press, 1986), hlm. 9.
yang berhubungan dengan fokus yang diteliti dan disajikan dalam bentuk
deskriptif.45
yaitu mengambarkan suatu keadaan dari suatu peristiwa yang diperoleh dari
H. Sistematika Penulisan
mudah untuk dipahami, maka penulisan diatur secara teratur. secara sistematis,
BAB I PENDAHULUAN: Adapun yang ingin penulis bahas dalam bab ini ,
KEPAILITAN DAN PKPU: Adapun yang ingin penulis bahas dalam bab ini,
45
Emmy Yuhassarie dkk, undang-undang kepailitan dan perkembangaannya: prosiding
rangkaian lokakarya terbatas masalah-masalah kepailitan dan wawasan hukum bisnis, (Jakarta:
Pusat Pengkajian Hukum, 2005), hlm. 16.
dan PKPU; Hak Kreditor Konkuren dalam Kepailitan dan PKPU; Kedudukan
Adapun yang saya ingin bahas dalam bab ini, antara lain: Prosedur Perdamaian
bahas dalam bab ini, antara lain: Pertimbangan Hukum dalam Penolakan Upaya
Hak Tagihnya;
BAB II
Dalam menjalankan kegiatan bisnis atau usaha, tentu terdapat resiko yang
pemenuhan kewajiban dan untuk melunasi kewajiban secara tepat waktu. Untuk
menghindari resiko seperti ini, pengajuan PKPU dapat menjadi jalan keluar bagi
Penerapan aturan ini pada dasarnya tidak hanya mengatasi masalah hukum saja
ekonomi dan kemampuan debitor untuk membuat laba. Dengan cara ini
46
Ibid.
47
Ibid.
48
Rudy A. Lontoh, dkk, Penyelesaian Utang-Piutang Melalui Pailit Atau Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, ( Bandung : Alumni, 2001), hlm. 232.
sebabnya berada dalam kesulitan, kekurangan uang dan atau sukar memperoleh
kredit dinyatakan pailit. Hal ini mengakibatkan harta kekayaan dijual dan
dijalankan, debitor tidak kehilangan harta kekayaannya dan para kreditor mungkin
dinyatakan pailit.50 Lebih lanjut, menurut Elijana, tujuan PKPU sekarang tidak
hanya sekedar debitor bisa bangkit lagi untuk kemudian bisa membayar utangnya,
kepada kreditor.51
bahwa tujuan ini bukan semata-mata demi kepentingan debitor saja tetapi juga
Manfaat PKPU juga dapat dilihat dari berbagai sisi. Dari sisi ekonomi,
debitor dapat melanjutkan usahanya, tidak akan terjadinya pemutusan kerja, tidak
terganggunya usaha, dan kreditor akan mendapatkan haknya. 53 Jika dilihat dari
sisi sosial, pada saat dikabulkannya PKPU secara tetap dan tercapai perdamaian
antara kedua belah pihak, maka debitor akan tetap melanjutkan kegiatan usahanya
49
Ibid.
50
Kartono, Kepailitan dan Pengunduran Pembayaran, (Jakarta : Pradnya Paramita,
1974),hlm.97.
51
Sentosa Sembiring, Op.Cit,hlm.39.
52
Ibid.
53
Anton Suyatno, Op.Cit, hlm.56-58
Terakhirjika dilihat dari sisi hukum, kreditor mendapat kepastian dalam penagihan
tinggalnya dan debitor pailit juga dicabut haknya berbuat bebas terhadap
a) Asas Keseimbangan
kepailitan oleh debitor yang tidak jujur, termasuk untuk mencegah kreditor yang
tidak beritikad baik. Dalam hal ini PKPU harus memberikan perlindungan hukum
yang seimbang bagi debitor dan para kreditor dengan menjunjung tinggi keadilan
hanya dapat diajukan terhadap debitor yang insolven, yaitu tidak membayar
54
Ibid.
55
Ibid.
56
Susanti Adi Nugroho, Hukum Kepailitan Di Indonesia,( Jakarta: Kencana, 2018),
hlm.40.
57
Andrian Sutedi, Op..Cit, hlm.30.
c) Asas Keadilan
keadilan bagi para pihak yang berkepentingan. Asas ini juga mencegah terjadinya
lainnya.
d) Asas Integrasi
Asas ini mengandung pengertian bahwa sistem hukum formil dan hukum
materil merupakan satu kesatuan yang utuh dari sistem hukum perdata dan hukum
Adapun asas yang terdapat di dalam hukum perdata yang berlaku juga
pailit terhadap sitaan umum yang jatuh demi hukum kepada debitor,
2) Asas Erga Omnes: bahwa putusan pernyataan pailit tidak hanya berlaku
bagi para pihak yang bersengketa, tetapi berlaku juga bagi pihak lain di luar
bersengketa.
58
Manahan MP Sitompul, Hukum Penyelesaian Sengketa Utang Piutang Perusahaan di
dalam dan di Luar Pengadilan,(Malang :Setara Press,2017), hlm.98-100.
3) Asas Keseimbangan atau pari passu prorata parte: asas ini adalah asas
proporsional. Jadi asas ini menjamin tidak ada upaya yang memberi
4) Asas Keadilan: dapat ditinjau dari beberapa segi, dari segi kreditor
pembagian harus seimbang, dan dari segi debitor adalah tidak semua harta
debitor dan para kreditor harus diperhatikan secara seimbang dari dua aspek
murni. Oleh karena itu, tetap digunakan istilah putusan bukan penetapan,
para pihak yang terlibat dalam sengketa harus didengar juga penjelasannya
pailit harus dikabulkan. Apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti
9) Asas Itikad Baik (good faith): hukum melindungi pihak beritikad baik,
10) Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis: hukum acara yang berlaku
11) Asas Pacta Sunt Servanda: janji harus ditepati, siapa berhutang wajib
diperjanjikan oleh pihak-pihak harus dipenuhi, dan bila debitor ingkar janji
12) Asas Integrasi: suatu kesatuan yang utuh antara hukum formil dan hukum
materil.
hukum dan kepastian hukum terhadap debitor maupun kreditor di dalam PKPU.
3. Jenis-Jenis PKPU
a) PKPU Sementara
pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat 2 x 24 jam terhitung sejak
PKPU sementara dan pengadilan niaga harus mengabulkan PKPU sementara yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 224 Ayat 2. Dalam ketentuan pasal ini
59
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit, hlm.283.
60
Ibid.
debitor.
Akibat hukum PKPU sementara bagi para kreditor adalah bahwa kreditor
bagi debitor adalah bahwa dengan adanya PKPU tersebut, maka seluruh kekayaan
b) PKPU Tetap
PKPU tetap adalah keadaan apabila pada hari ke 45 atau rapat kreditor
61
Ibid, hlm.284.
62
Hadi Subhan, Op.Cit, hlm.149.
1) Persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditor konkuren yang haknya diakui atau
sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari
seluruh tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dan kreditor
gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak angunan atas
kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari
dan sitaan yang telah dimulai atas barang yang tidak dijaminkan, meskipun
eksekusi dan sitaan tersebut dilaksanakan berkenaan dengan tagihan kreditor yang
dijamin.65
a) Prosedur PKPU
63
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit, hlm.285.
64
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 229 Ayat 1
65
Ahmad yani, Gunawan widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2002),hlm.124.
2) Dalam hal pemohon adalah debitor, permohonan PKPU harus disertai daftar
yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitor beserta surat bukti
secukupnya;
melalui juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 hari sebelum
sidang;
daftar yang memuat sifat, jumlah piutang, dan utang debitor beserta surat
6) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) , Ayat (2), Ayat
(3), Ayat (4), Ayat (5) berlaku mutatis mutandis sebagaimana tata cara
luas bagi debitor untuk melakukan upaya penawaran perdamaian kepada kreditor
66
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op..Cit, Pasal 224 Ayat (1), (2), (3), (4).
karena debitor hanya diberikan waktu yang singkat untuk melakukan perbaikan
Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam pengajuan PKPU yang ditujukan
5) Financial report;
Adapun ada 4 syarat debitor yang wajib harus dipenuhi agar permohonan
67
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit,279
68
Ibid.
69
Hadi Subhan, Op.Cit, hlm.148.
1) Adanya utang;
pembayaran utangnya.
Di samping itu ada pula syarat kreditor yang wajib harus dipenuhi agar
1) Adanya utang;
pembayaran utangnya.
Perbedaan antara PKPU yang diajukan oleh debitur dan kreditur terletak
pada jumlah krediturnya. PKPU yang diajukan debitur harus ada dua atau lebih
kreditur, sedangkan PKPU yang diajukan kreditor cukup satu kreditur yang
70
Stevi G. Tampemawa, “Prosedur dan Tata Cara Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU) Menurut Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang”, Lex Privatum, Vol. VII No. 6, hlm.10.
71
Ibid.
72
Ibid.
UU PKPU :73
1) PKPU diajukan oleh debitor yang mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditor
2) Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan
membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
kreditornya.
bukan hanya keadaan setelah debitor tidak dapat melanjutkan pembayaran utang-
membayar utang-utangnya itu ketika nantinya utang-utang itu jatuh waktu dan
dapat ditagih.74
Pengajuan PKPU oleh debitor dapat diajukan baik sebelum ada permohonan
pailit diajukan maupun setelah permohonan pailit, karena terdapat dua pola PKPU
73
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 222 Ayat (1), (2), (3).
74
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm.414
yakini : .75
Adapun berdasarkan Pasal 223 UU PKPU bahwa dalam hal debitor adalah
pensiun, dan badan usaha milik negara yang bergerak di bidang kepentingan
publik, maka yang dapat mengajukan PKPU adalah lembaga yang sebagaimana
diatur dalam Pasal 2 Ayat 3, Ayat 4, dan Ayat 5, UU PKPU.76 Sementara bagi
kreditor hanya dapat mengajukan permohonan PKPU apabila secara nyata debitor
tidak lagi membayar piutangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih. 77
Dalam hal ini permohonan PKPU dapat diajukan oleh kreditor yang
diajukan oleh Bank Indonesia, badan pengawas pasar modal, dan menteri
keuangan, dan instansi yang bertindak untuk dan atas nama kreditor sebagai
kreditor pemohon.78
75
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit,273
76
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, pasal 223.
77
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm.414
78
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit,282.
79
Hadi Subhan, Op.Cit.hlm.186-188.
dengan pengurus;80
utangnya, demikian pula para kreditor tidak berhak untuk menagih utang-
utangnya;81
ini berlaku selama jangka waktu PKPU, tidak hanya 90 hari seperti dalam
kepailitan;82
4) Dengan adanya PKPU, tidak akan menghentikan proses perkara yang sudah
persetujuan pengurus;83
5) Dengan adanya PKPU, maka berlaku ketentuan masa tunggu (stay) terhadap
80
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit,Pasal 240 ayat 1.
81
Ibid, Pasal 242 Ayat 1.
82
Ibid,Pasal 242 Ayat 3.
83
Ibid,Pasal 243 Ayat 1.
selama 90 hari;84
off) antara debitor dengan para kreditor dengan syarat utang piutang tersebut
terjadi sebelum PKPU ditetapkan dan utang piutang tersebut timbul karena
utang tidak dapat dilakukan dalam hal seseorang yang telah mengambil alih
utang atau piutang terhadap harta kekayaan debitor, yang dilakukan dengan
7) Perjanjian timbal balik yang baru atau belum akan dilakukan oleh debitor
perjanjian tersebut dalam jangka waktu yang disetujui pengurus dan pihak
tersebut;86
menjelang suatu saat atau dalam waktu tertentu, jika tibanya saat
dengan pihak lain dalam perjanjian tersebut berhak mendapat ganti rugi;87
84
Ibid,Pasal 246 Junto Pasal 244.
85
Ibid, Pasal 247 Ayat 1.
86
Ibid, Pasal 249 Ayat 1.
87
Ibid, Pasal 250 Ayat 1.
ketenagakerjaan yang berlaku. Juga, gaji serta biaya lain yang timbul dalam
harus dibayar dan hakim pengawas harus menentukan jumlah tagihan yang
sudah ada dan belum dibayar sebelum PKPU yang bukan merupakan
terhadap seluruh harta debitor yang tidak termasuk biaya-biaya yang disebut
utang. Debitor tidak dapat dipaksa untuk membayar utangnya karena pengadilan
88
Ibid, Pasal 252 Ayat 1.
89
Ibid.
90
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit, 294.
1) Kreditor separatis
seperti pemegang hak tanggungan, hipotik, gadai, fidusia, dan lain-lain (Pasal 55
UU PKPU).92 Kreditor ini juga merupakan kreditor yang tidak terkena dampak
akibat putusan pernyataan pailit debitor, artinya hak-hak eksekusi mereka tetap
lainnya, dengan kata lain kreditor separatis dapat menjual benda sendiri dan
mengambil sendiri dari hasil penjualan yang terpisah dengan harta pailit pada
umumnya.93
Kreditor separatis juga dapat menjual dan mengambil sendiri hasil dari
penjualan objek jaminan. Bila hasil penjualan tersebut ternyata tidak mencukupi,
maka kelebihan itu harus dikembalikan kepada debitor atau disetorkan ke kas
91
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm.358.
92
Ibid, Pasal 55.
93
Munir Fuady, Op.Cit, hlm.105.
2) Kreditor Preferen
perihal pelunasan piutangnya. Kreditor yang memiliki hak tagih yang oleh
dari pada piutang yang timbul dari jaminan kebendaan, yakni gadai dan hipotek
3) Kreditor Konkuren
merupakan sisa dari hasil penjualan/pelelangan harta pailit sesudah diambil bagian
piutang para kreditor konkuren. Kreditor konkuren merupakan kreditor yang tidak
memegang agunan dan yang tidak mempunyai hak istimewa, serta yang
94
Imran Nating, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan
Pemberesan Harta Pailit, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm 24.
95
Shabrina Aliya Pramudita, Kartikasari, Amelia Cahyadini, Kedudukan Hukum
Menkoinfo Dalam Pelaksanaan Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 tahun 2004
Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembyaran Utang, “Legal Standing”, Vol.4 No.1,
hlm.106.
96
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, (Jakarta: Sinar Grafika,2008),
hlm.124
97
Sri Redjeki Slamet, Perlindungan Hukum dan Kedudukan Kreditor Separatis Dalam hal
Terjadi Kepailitan Terhadap Debitor , “Lex Jurnalica”, Vol. 13 Nomor 3,hlm. 110.
98
Ibid.
konkuren mempunyai hak suara, suatu hak yang dapat menentukan ditolak atau
disetujui lebih dari ½ jumlah para kreditor konkuren yang hadir dalam rapat.
Dalam hal ini kesepakatan para kreditor konkuren sangat menentukan nasib dari
harta pailit.100
Selain berhak menentukan apakah harta pailit menjadi insolvensi atau tidak
melalui rapat khusus kreditor dengan suara terbanyak sebagaimana diatur dalam
pasal 180 ayat (1) UU PKPU. Kesepakatan kreditor konkuren untuk meneruskan
99
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm. 99.
100
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, pasal 151.
101
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 100.
102
Ibid.
menyetujui rencana perdamaian terkait harta pailit, yaitu: Jika kreditor menolak
rencana perdamaian, maka kurator dapat menjual harta pailit secara keseluruhan
aset, sedangkan jika kreditor menyetujui, maka penjualan harta pailit oleh kurator
hanya terbatas pada aset yang tidak digunakan untuk melanjutkan kelangsungan
usaha tersebut.103
pelunasan utang apabila kreditor preferen dan kreditor separatis sudah terpenuhi
memiliki perlindungan hukum dan kepastian hukum terhadap hak pelunasan yang
103
Ibid.
104
Munir Fuady, Op.Cit, hlm.103.
105
Nurlia Latukau, Bambang Winarno, Bambang sudjito, Perlindungan Hukum Bagi
Kreditor Atas Objek Jaminan Fidusia Yang Dibebani Fidusia Ulang Oleh Debitor Yang Sama,
“Jurnal Fakultas Hukum Brawijaya”, hlm.13.
peristiwa hukum.106
menentukan arah atau nasib dari kepailitan debitor. Kreditor konkuren berhak
dengan para kreditor preferen dan separatis yang akan berkedudukan sebagai
kreditor konkuren untuk sisa tagihan yang tidak dapat dibayar lunas dengan
preferen.108
kepada para kreditor konkuren. Oleh karena itu, Pasal 204 UU PKPU memberikan
hak eksekusi kepada seluruh kreditor yang tagihannya belum dibayar lunas untuk
106
Ibid,
107
Elita Ras Ginting, Hukum Kepailitan Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit,
(Jakarta: Sinar Grafika,2019), hlm.402
108
Ibid, hlm. 403.
109
Ibid.
Berdasarkan uraian pada bab ini dapat disimpulkan bahwa PKPU dapat
kepada kreditor, sehingga PKPU dapat membantu debitor yang dalam keadaan
tidak mampu membayar utangnya atau utangnya telah jatuh tempo mendapat
Baik debitor maupun kreditor dapat mengajukan PKPU sesuai Pasal 222
dengan tetap harus memenuhi syarat dan prosedur yang telah diatur agar
permohonan PKPU dapat diterima. Selain itu, asas-asas yang telah diuraikan di
PKPU juga terdiri dari dua jenis, yaitu PKPU sementara dan PKPU tetap.
berada dalam pengawasan, dalam hal ini pengurus tidak berwenang dalam upaya
110
Nurlia Latukau, Bambang Winarno, Bambang sudjito, Op.Cit.hlm.14
PKPU juga mengenal tiga kreditor yang memiliki hak dan kedudukan yang
berbeda satu sama lain. Kreditor separatis memiliki hak yang istimewa walaupun
pemenuhan haknya.
BAB III
dapat diajukan baik oleh debitor maupun kreditor. Hal ini sebagaimana diatur
(2) Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan bahwa ia tidak akan dapat
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
kreditornya.
permohonan PKPU.
111
Indonesia,(Kepailitan dan PKPU), Op.Cit,Pasal 222 ayat 2 dan 3
112
Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.170.
PKPU sementara yakni sebelum lewat batas waktu 45 hari, dan rencana
pengurus dan ahli, bila ada secepat mungkin setelah rencana tersebut
tersedia.113
harus menentukan;
hakim pengawas;115
kepada semua kreditur yang dikenal baik dengan surat tercatat maupun
melalui kurir.117
113
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 229 ayat (3)
114
Ibid,Pasal 268 Ayat (1) huruf a
115
Ibid, Pasal 268 Ayat (1) huruf b
116
Ibid.
117
Ibid, Pasal 225 Ayat (4)
menyebutkan sifat dan jumlah tagihan disertai bukti yang mendukung dan
atas tagihan yang diajukan kepada pengurus, kreditur dapat meminta tanda
atau jika kreditur karena belum dapat memberikan suara mereka mengenai
juga diatur dalam Surat Ketua Mahkamah Agung No. 109/KMA/SK/2020 tentang
118
Ibid,Pasal 270 Ayat (1) dan (2)
119
Ibid, Pasal 228 Ayat (4)
120
Ibid, Pasal 228 Ayat (6)
121
Ibid, Pasal 267
agar memiliki pemahaman yang sama dan konsisten dalam memeriksa, mengadili,
situs pengadilan.
122
Dikutip SKMA Nomor 109/KMA/SK/IV/2020, hlm.1
123
Ibid, hlm.78
kemungkinan atau alternatif yang akan dipilih oleh para kreditor, yaitu : 124
jumlah keseluruhannya).
dibagi untuk para kreditor. Apabila hasil penjualan itu tidak mencukupi,
maka debitor pailit dibebaskan untuk membayar sisa yang belum terbayar.
PKPU sementara.125
haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat kreditor
124
Zainal Asikin S.U, Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran di Indonesia,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.88.
125
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit,298.
126
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit,Pasal 281
dimaksud dalam Pasal 280, yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3
(dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui
dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut.
dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3
(dua pertiga bagian dari seluruh tagihan kreditor tersebut atau kuasanya
Dalam hal ini debitor harus menyusun rencana perdamaian yang layak dan
1) Debitor masih memiliki prospek usaha yang baik untuk mampu melunasi
utang tersebut, apabila debitor diberi penundaan utang dalam jangka waktu
127
Ibid,
128
Sutan Remy, Op.Cit, hlm.457
restrukturisasi.
ditawarkan oleh pihak debitor kepada para kreditor. Dalam rencana perdamaian
kesepakatan.129
kepentingannya agar tidak dirugikan. Jika tawaran dari debitor dianggap tidak
sesuai, para kreditor dapat meminta debitor untuk menaikkan nilai pembayaran. 130
Hubungan yang erat antara debitor dan kreditor sangat terlihat jelas dalam
kreditor atas usulan perdamaian yang diajukan oleh debitor. Untuk itu, kedudukan
129
Anton Suyatno, Op.Cit,hlm.70
130
Ibid.
antar para kreditor menjadi hal penting dan perlu untuk ditinjau lebih
mendalam.131
dimiliki tiap-tiap kreditor. Antara satu kreditor dengan yang lainnya bisa memiliki
umum.132
utang debitor yang memiliki banyak kreditor dalam hal penyelesaian harta pailit,
agar nantinya kreditor tidak saling berebut karena terdapat pembagian yang tertib
dan adil.133
131
Adhani Rachmi Zulhadi dan Parulian Paidi,Op.Cit, hlm.2.
132
Arijna Nurin Sofia, Kedudukan Hak Suara Kreditor Preferen Dalam Persetujuan
Rencana Perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Jurist Diction, Vol 3 No.
4, hlm. 1420
133
Ibid.
Kreditor Separatis
Kreditor
memegang
jaminan
Kreditor Preferen
Kreditor
Kreditor yang
Kreditor
tidak memegang
Konkuren
jaminan
Kreditor dalam skema ini diklasifikasikan atas ada atau tidak adanya
jaminan atau tidak adanya jaminan. Di dalam skema ini kreditor separatis sebagai
hak kebendaan, akan tetapi hanya memiliki jaminan umum. Berdasarkan Pasal
1131 KUHPerdata, segala barang baik bergerak dan tak bergerak, barang yang
akan ada dan barang yang sudah ada milik debitor, menjadi jaminan bagi
134
Ibid.
135
Ibid.
136
Ibid.
suara yang sangat jelas dalam perdamaian. Kreditor konkuren merupakan kreditor
yang dapat menentukan debitor pailit atau tidak. Kreditor istimewa seperti
kreditor separatis dan kreditor preferen dapat memberikan hak suaranya, tetapi
mereka harus melepas hak istimewanya dan mengubah statusnya menjadi kreditor
konkuren.138
waktu pembayaran, putusan ini mengikat para kreditor, baik yang mengajukan
maupun yang tidak mengajukan. Hal tersebut akan diselesaikan sesuai tata cara
Dalam hal ini terlihat bahwa perdamaian dalam PKPU mempunyai manfaat
bagi debitur, karena kesepakatan perdamaian akan mengikat kreditur lain diluar
PKPU.140
137
Ibid.
138
Ibid.
139
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit,hlm.293
140
Umar Haris Sanjaya, Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Dalam Hukum
Kepailitan, (Jakarta: NFP Publishing, 2014), hlm 29.
dalam PKPU. Oleh karena itu, tidak ada gunanya melakukan PKPU apabila para
1) Bagi debitor dan kreditor, rencana perdamaian yang telah disepakati oleh
debitor dan para kreditor baik dengan atau tanpa adanya perubahan
kreditor.
2) Hubungan antara debitor dan kreditor tidak lagi diatur dengan ketentuan-
ketentuan perjanjian utang piutang. Perjanjian ini menjadi tidak berlaku lagi
terdapat di dalam Pasal 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, dan Pasal 169 UU
141
Munir Fuady, Op.Cit, hlm.197
142
Susanti Adi Nugroho, Op.Cit, 299
PKPU:143
perdamaian.145
merupakan alas hak yang dapat dijalan debitor dan semua orang
penanggung serta sesama debitor, hak terhadap benda pihak ketiga tetap
dalam hal ini wajib melaporkan dalam berita negara republik indonesia
uang, dan dokumen yang termasuk harta pailit dengan menerima tanda
143
Sunarmi, Op.Cit, hlm 149-151.
144
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 162
145
Ibid, Pasal 163
146
Ibid, pasal 164
147
Ibid, pasal 165
148
Ibid, pasal 166
7) Jumlah uang yang diterima kreditor dan menjadi hak kreditor telah
jaminan. Selama belum dipenuhi kurator wajib menahan semua benda yang
dari harta pailit yang tersedia. Jumlah utangnya harus di bagian sesuai
secara tidak langsung akan mengikat para pemegang saham debitur yang
dan paling sedikit 2 surat kabar harian sebagaimana dimaksud dalam pasal
227”.
149
Ibid, Pasal 167
150
Ibid, 168
151
Naomi Tri Yuristia, Akibat Hukum Kelalaian Debitur Untuk Memenuhi Perjanjian
Perdamaian Dalam Pkpu ( Study Putusan No.01/Pdt.Khusus/Pembatalan/2014/PN.Niaga.Mdn
Jo.03/PKPU/2013/PN.Niaga.Mdn ), ( Medan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ,2015),
hlm.68-69.
152
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 288
pelunasan utangnya dari debitor sesuai dengan total tagihan dan cara pembayaran
ditentukan dalam perjanjian perdamaian yang telah disepakati, maka para kreditor
sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 170 ayat 1 dan pasal 171 UU PKPU. 154
Maka pada bab ini dapat disimpulkan bahwa baik debitor maupun kreditor
dapat mengajukan perdamaian dalam PKPU sesuai dengan Pasal 222 dengan
pengambilan suarajumlah minimal dan maksimal suara di dalam rapat dan dinilai
153
Ivan Harsono, Paramita Prananingtyas, Analisis Terhadap Perdamaian Dalam PKPU
Dan Pembatalan Perdamaian Pada Kasus Kepailitan PT Njonja Meneer, “Notarius”, Vol.12
No.2,hlm.1076
154
Ibid, hlm. 1078
suara. Meskipun demikian, kreditor separatis dan konkuren bisa saja mendapatkan
hak untuk pengambilan suara namun mereka harus melepaskan status separatis
dan preferen mereka. Terakhir, perdamaian akan berakibat hukum debitor harus
BAB IV
1. Kasus Posisi
Putusan ini terkait dengan permohonan PKPU pada tingkat pertama yang
diajukan oleh tujuh kreditor terhadap satu orang debitor. Tujuh kreditor tersebut,
antara lain: Suwandi, Rudi Hartono, Sugiatno, Wiyatno, Indro Wibawa, Indra
dan pengurus untuk bersama mengurus harta debitor. Debitor memiliki utang
sebesar 59,84 miliar (kreditor separatis) dan sebesar 5,77 miliar (kreditor
konkuren).
Rapat tersebut mengundang satu kreditor separatis (PT Bank Negara Indonesia)
dan delapan kreditor konkuren (PT. Asuransi Tri Pakarta,Suwandi, Rudi hartono,
Sugiatno, Wiyatno, Indro wibowo, Indri Santono boesono, Liem Beny Bendatu).
satu kreditor konkuren absen dan satu kreditor separatis meminta agar
perdamaian tidak tercapai dan debitor dinyatakan pailit. Hakim dalam memutus
perkara ini juga merujuk pada beberapa putusan dan laporan hakim pengawas,
antara lain: (1) Laporan dan rekomendasi dari Hakim Pengawas dan Tim
Pengurus tanggal 15 dan 14 Juli 2020; dan (2) Putusan No. 21/Pdt.Sus-
2. Pertimbangan Hukum
permohonan PKPU sesuai Pasal 222, yaitu adanya utang yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih, serta terdapat dua atau lebih kreditor. Hakim juga
dan pengurus bahwa dari hasil pemungutan suara dari semua kreditor yang hadir
dengan merujuk pada Pasal 281 Ayat (1) UU PKPU dan SKMA 109/2020
halaman 78 tentang perhitungan hasil pemungutan suara dan Pasal 289 UU PKPU
1. Kasus Posisi
Putusan ini terkait dengan permohonan PKPU pada tingkat pertama yang
diajukan oleh debitor yaitu Paulus Tjondro selaku direktur PT. Phasco terhadap
dirinya sendiri. Dalam putusan ini debitor selaku pihak pemohon dan termohon
PKPU terdiri dari satu kreditor separatis ( Bank OCBC ), dan 10 kreditor
perdamaian yang dibuat debitor yang dihadiri para kreditor. Rapat ini semua
selama 45 hari.
yang dibuat debitor. bahwa di dalam rapat tersebut dihadiri satu kreditor separatis
konkuren menolak perdamaian, satu kreditor konkuren absen dan satu lagi
maka perdamaian tidak tercapai dan debitor dinyatakan pailit. Hakim dalam
memutus perkara ini juga merujuk pada putusan dan laporan hakim pengawas
tanggal 18 Maret 2020; dan (2) Laporan dan rekomendasi dari Hakim Pengawas
2. Pertimbangan Hukum
permohonan PKPU sesuai Pasal 222, yaitu adanya utang yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih, serta terdapat dua atau lebih kreditor. Hakim juga
dan pengurus bahwa dari hasil pemungutan suara dari semua kreditor yang hadir
dengan merujuk pada Pasal 281 Ayat (1) UU PKPU dan SKMA 109/2020
halaman 78 tentang perhitungan hasil pemungutan suara dan Pasal 289 UU PKPU
uraian sesuai dengan teori dan dasar hukum yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah itu, pada akhirnya dapat diketahui akibat hukum dari penolakan
debitor dalam memenuhi kewajibannya. Pada dasarnya manfaat ini tidak hanya
akan dirasakan oleh debitor tetapi juga kreditor.155 Untuk itu, baik debitor maupun
kreditor (tujuh orang kreditor) yang mengajukan PKPU terhadap debitor mereka,
sedangkan pada kasus kedua pihak debitor yang mengajukan PKPU terhadap
dirinya sendiri. Hal ini dimungkinkan sebagaimana diatur dalam Pasal 222 Ayat
(1) UU PKPU bahwa PKPU dapat diajukan oleh debitor yang mempunyai lebih
dari satu kreditor atau oleh kreditor. Para kreditor pada kasus pertama mengajukan
pembayaran utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Sementara, pada
kasus kedua, debitor merasa tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat
155
Ibid.
Untuk pengajuan PKPU, merujuk pada Pasal 224 Ayat (1) sampai dengan (5),
maka dokumen yang harus dilengkapi antara lain: (1) surat permohonan
kuasa; (3) izin advokat; (4) alamat dan identitas lengkap kreditor dan sifat/jumlah
Pada kasus pertama, dokumen yang belum terlihat dari Putusan No.
mengenai jumlah tagihan dari masing-masing kreditor dengan total sebesar 59,84
miliar (kreditor separatis) dan sebesar 5,77 miliar (kreditor konkuren). Selain itu,
tidak terdapat laporan keuangan yang disinggung dalam putusan. Laporan ini
diasumsikan terdapat di dalam laporan dan rekomendasi dari hakim pengawas dan
tim pengurus tanggal 14-15 Juli 2020 sehingga tidak lagi dicantumkan dalam
PKPU oleh para kreditor tetapi diajukan oleh debitor pada masa PKPU sementara
156
Hadi Subhan, Op.Cit, hlm.148.
Pada kasus kedua, dokumen yang belum terlihat dari Putusan No.
kreditor. Selain itu, tidak terdapat laporan keuangan yang disinggung dalam
putusan. Laporan ini diasumsikan terdapat di dalam laporan dan rekomendasi dari
hakim pengawas dan tim pengurus tanggal 17 Juni 2020 sehingga tidak lagi
perdamaian disampaikan, tetapi rencana diajukan oleh debitor pada masa PKPU
Selain syarat dokumen yang harus dilengkapi, terdapat pula syarat yang
dalam Pasal 222 Ayat (3) UU PKPU. Jika pemohon adalah kreditor, syarat yang
harus dipenuhi, antara lain: (1) adanya utang; (2) utang jatuh tempo dan dapat
ditagih; (3) satu kreditor; (4) kreditor memperkirakan debitor tidak dapat
syarat uang harus dipenuhi, antara lain: (1) adanya utang; (2) utang jatuh tempo
dan dapat ditagih; (3) dua atau lebih kreditor; (4) debitor tidak dapat atau
Pada kasus pertama, para kreditor selaku pemohon PKPU telah memenuhi
empat hal yang dipersyaratkan. Untuk syarat utang, secara jelas disebutkan bahwa
debitor memiliki utang sebesar 59,84 miliar (kreditor separatis) dan sebesar 5,77
157
Stevi G. Tampemawa, Op.Cit., hlm.10.
miliar (kreditor konkuren). Untuk syarat utang jatuh tempo dan dapat ditagih
memang tidak ditemukan keterangan tanggal jatuh tempo dalam putusan ini.
Namun, dapat diasumsikan untuk mengetahui apakah telah jatuh tempo dan dapat
agar dapat mengawasi tindakan debitor terhadap hartanya. Syarat minimal jumlah
kreditor juga telah terpenuhi mengingat sebanyak tujuh kreditor bertindak selaku
Pada kasus kedua, debitor selaku pemohon PKPU juga telah memenuhi
empat hal yang dipersyaratkan meskipun masih terdapat beberapa hal yang perlu
ditelusuri lebih lanjut. Untuk syarat utang, putusan memang tidak menyebutkan
besaran utang yang ditanggung oleh debitor terhadap 10 kreditor. Namun, dengan
sementara menjadi PKPU tetap berarti memang para kreditor mengakui adanya
piutang yang ditagihkan kepada debitor. Syarat minimal jumlah kreditor juga telah
oleh hakim pengawas dan pengurus dalam laporannya tanggal 17 Juni 2020.
Dalam PKPU dikenal tiga jenis kreditor yang memiliki hak dan kedudukan
yang berbeda satu sama lain, yaitu kreditor separatis, kreditor preferen, dan
pemenuhan haknya.
Baik kasus pertama maupun kasus kedua, pihak kreditor yang muncul
hanya kreditor separatis dan kreditor konkuren. Pada kasus pertama, terdapat
sebanyak delapan kreditor konkuren dan satu kreditor separatis, dimana tujuh dari
delapan kreditor tersebut bertindak selaku pemohon PKPU. Sementara pada kasus
kedua, terdapat sebanyak sepuluh kreditor konkuren dan satu kreditor separatis.
Pada keterangan dalam putusan terlihat bahwa, baik kreditor konkuren maupun
Upaya Perdamaian
pada Pasal 222 Ayat (2) dan (3). Lebih lanjut, rencana perdamaian dapat diajukan
bersamaan atau setelah diajukannya PKPU sebagaimana secara jelas dapat dilihat
menurut ketetapan PKPU sementara yakni sebelum lewat batas waktu 45 hari, dan
biaya dan harus disampaikan kepada hakim pengawas, pengurus dan ahli, bila ada
sesudah permohonan PKPU, yakni pada saat hakim telah memutuskan untuk
Debitor melalui kuasa hukumnya mengajukan rencana perdamaian pada saat rapat
para kreditor tanggal 23 Juni 2020 (kasus pertama) dan tanggal 4 Mei 2020 yang
dihadiri oleh hakim pengawas, pengurus, panitera pengganti, kuasa debitor, dan
para kreditor.
beberapa kemungkinan atau alternatif yang akan dipilih oleh para kreditor,
membayar (sanggup membayar) dalam jumlah tertentu dari utangnya (tidak dalam
penjualannya dibagi untuk para kreditor. Apabila hasil penjualan itu tidak
mencukupi, maka debitor pailit dibebaskan untuk membayar sisa yang belum
Sayangnya, pada kasus pertama dan kasus kedua tidak terdapat keterangan
mengenai isi proposal rencana perdamaian yang diajukan oleh debitor. Proposal
ini dapat diketahui jika meneliti lebih lanjut isi laporan dan rekomendasi dari
Penolakan Perdamaian
ditolak oleh para kreditor, hal tersebut dipengaruhi oleh bagaimana cara debitor
dapat meyakinkan para kreditor bahwa debitor masih layak untuk diberikan
haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat kreditor, yang
160
Rindy Ayu Rahmadiyanti, Akibat Hukum Penolakan Rencana Perdamaian Debitor
Oleh Kreditor Dalam Proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, “Notarius”, Edisi 2 No 2,
hlm. 260.
161
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, Pasal 281 Ayat 1.
seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor konkuren
dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3
(dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan kreditor tersebut atau kuasanya
penolakan atau persetujuan perdamaian oleh kreditor juga bergantung pada isi
proposal yang ditawarkan oleh debitor pada rencana perdamaian. Alternatif yang
menjadi salah satu bentuk proposal yang ditawarkan, baik untuk seluruh maupun
syarat pembayaran utang. Manfaat dari restrukturisasi utang bagi debitor, antara
lain:164
162
Surat edaran Bank Indonesia no. 26/4/1993 tanggal 29 Mei 1993 tentang Kualitas
Aktiva Produksi dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produksi
163
Tjiptono Darmadji, Restrukturisasi: Memulihkan dan Mengakselerasi Ekonomi
Nasional, (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm. 69
164
Lepi T. Tarmidi, “Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran”,
Bank Indonesia , Vol 1 No.4
Beberapa bentuk restrukturisasi utang yang dikenal, antara lain: 165 Moratorium
pelaksanaan restrukturisasi utang juga memiliki risiko kegagalan. Hal ini yang
165
Hadi Shubhan, Op.Cit, hlm. 150
restrukturisasi;
2. Pada akhir suatu tahapan atau jadwal yang telah ditentukan, perseroan
jadwal tersebut;
implementasi restrukturisasi;
kreditornya.
166
Syamsudin Manan Sinaga, Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Restrukturisasi
Utang pada Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum
Nasional, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, 2000), hlm.28
Potensi kerugian yang dimaksud misalnya berupa penurunan nilai aktiva dan
modal perseroan.
kepada kreditor;
dilakukan restrukturisasi.
167
Umar Haris Sanjaya, Op.Cit., hlm. 51
168
Sutan Remy Sjahdeini. Op. Cit., hlm. 367
perdamaian yang diajukan oleh debitor selayaknya harus dilengkapi dengan data
Jika melihat putusan pada kasus pertama dan kedua, maka dapat diketahui
bahwa rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitor telah ditolak oleh para
kreditor. Pada kasus pertama, sebanyak tujuh kreditor konkuren menolak, satu
kreditor konkuren absen, dan satu kreditor separatis menerima dan mengusulkan
PKPU tetap. Pada kasus kedua, sebanyak sembilan kreditor konkuren menolak,
satu kreditor konkuren absen, dan satu kreditor separatis menolak. Berdasarkan
hasil pemungutan suara pada rapat di dua kasus tersebut, dapat disimpulkan
dalam dalam Pasal 281 (1) UU PKPU dan SKMA 109/2020 halaman 78 tentang
solusi yang ditawarkan oleh debitor tidak tercantum dalam dua putusan tersebut,
terjadi akibat ketidakmampuan debitor dalam meyakinkan para kreditor atas solusi
pemberitahuan penolakan dari hakim pengawas. 169 Hal ini tetap memperhatikan
ketentuan Pasal 283 Ayat (1) apabila debitor dan kreditor yang memberi suara
pemungutan suara dalam rapat, dapat meminta kepada pengadilan agar berita
acara rapat diperbaiki apabila berdasarkan dokumen yang ada ternyata bahwa
laporan/rekomendasi dari hakim pengawas dan pengurus pada kasus pertama dan
kasus kedua, maka putusan hakim menyatakan debitor pailit dengan segala akibat
harus diangkat kurator dan seorang hakim pengawas yang ditunjuk dari hakim
pengadilan niaga.
169
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, pasal 289.
Putusan PKPU ini memiliki kekuatan hukum tetap dan terhadapnya tidak
dapat diajukan upaya hukum apapun lagi baik itu banding, kasasi, maupun
peninjauan kembali sebagaimana ditentukan dalam Pasal 235 Ayat (1) jo Pasal
hukum, yang sebelumnya ditempuh dengan jalan damai berdasarkan proses PKPU
Jika melihat Pasal 292 UU PKPU yang menyatakan bahwa putusan pernyataan
pailit atas penolakan suatu perdamaian mengakibatkan debitor PKPU tidak dapat
mengajukan perdamaian lagi dan karenanya harta pailit debitor langsung berada
dalam keadaan insolvensi.172 Merujuk Pasal 178 ayat (1) UU PKPU menyebutkan
bahwa insolvensi itu terjadi (demi hukum) jika tidak terjadi perdamaian dan harta
pailit berada dalam keadaan tidak mampu bayar seluruh utangnya yang wajib
dibayar.173
harta kekayaan debitor yang menjadi budel pailit segera dieksekusi dan dibagi-
170
Rindy Ayu Rahmadiyanti ,Op.Cit, hlm.162
171
Ibid.
172
Indonesia (Kepailitan dan PKPU), Op.Cit, pasal 292.
173
Ibid, pasal 178.
174
Rindy Ayu Rahmadiyanti, Op.Cit, hlm.63.
atas seluruh piutang kreditor preferen dan kreditor separatis. Sisa yang akan
Segala upaya pengurusan dan pemberesan harta pailit yang bertujuan untuk
memaksimalkan nilai harta pailit atau menekan biaya kepailitan harus mendapat
tagihannya dicocokkan dan diberi status sebagai utang pailit yang diakui)
kecil.177
Baik kasus pertama maupun kedua, hanya ada kreditor separatis dan
dibandingkan dengan kreditor konkuren. Namun pada dua kasus tersebut, kreditor
Perikatan antara kreditor konkuren dan debitor yang tercermin dalam asas ini
diatur dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata. Berdasarkan Pasal 1131,
segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah
perorangan debitur itu.178 Lebih lanjut, Pasal 1132 menjelaskan tentang barang-
barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditur terhadapnya hasil
kecuali bila di antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah untuk didahulukan.179
Pada kasus pertama dan kasus kedua, pembayaran utang kepada para
kreditor konkuren berdasarkan asas pembayaran pari passu diambil dari total
harta debitor yang ada (setelah dikurangin untuk pembayaran piutang kreditor
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada Bab ini terhadap Putusan Nomor:
Pn.Niaga. Sby, dapat disimpulkan bahwa pengajuan PKPU dalam dua putusan
tersebut telah sesuai dengan Pasal 222 Ayat (1) UU PKPU bahwa PKPU dapat
diajukan oleh debitor yang mempunyai lebih dari satu kreditor atau oleh kreditor.
Untuk syarat pengajuan PKPU merujuk pada Pasal 224 Ayat (1) sampai dengan
178
Indonesia (KUHPerdata), Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Staatsblad No.23
tahun 1848, pasal 1131.
179
Ibid, pasal 1132.
(5), dua putusan tersebut tidak memuat informasi secara jelas untuk menentukan
tidak. Jika dilihat kasus pertama, syarat yang belum terpenuhi keterangan
kasus kedua, persyaratan yang belum terlihat keterangan mengenai sifat dan
masih diperlukan penelusuran lebih lanjut mengenai hal-hal di atas, misalnya pada
diajukan sesudah permohonan PKPU, yakni pada saat hakim telah memutuskan
Debitor melalui kuasa hukumnya mengajukan rencana perdamaian pada saat rapat
para kreditor. Di dalam rapat rencana perdamaian yang diajukan debitor, kedua
putusan diatas mendapatkan penolakan oleh para kreditor yang hadir dalam rapat.
Berdasarkan hasil pemungutan suara pada rapat di dua kasus tersebut, hasil
Pasal 281 (1) UU PKPU dan SKMA 109/2020 halaman 78 tentang contoh
rencana perdamaian yang ditawarkan belum layak sehingga ada potensi kerugian
yang akan ditimbulkan jika rencana perdamaian diterima. Potensi kerugian yang
pendekatan, antara lain: (a) Kelayakan (feasibility) dari rencana yang ditawarkan;
(b) Perhitungan seberapa besar nilai yang diberikan rencana tersebut kepada
kedua harus memenuhi kewajibannya dalam pemenuhan hak para kreditor baik
hal ini tidak mempunyai hak istimewa, kreditor konkuren tetap bisa mendapatkan
pelunasan utangnya. Hak tagih yang mana berdasarkan asas pembayaran pari
passu kepada kreditor konkuren diambil dari total harta debitor yang ada (setelah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dimungkinkan Pasal 222 Ayat (2) dan (3) UU PKPU. Rencana perdamaian
PKPU yakni: (1) Persetujuan lebih dari ½ (satu perdua) jumlah kreditor
konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat
bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditor
konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat tersebut; (2) Persetujuan
lebih dari ½ (satu perdua) jumlah kreditor yang piutangnya dijamin dengan
gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas
kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga
bagian dari seluruh tagihan kreditor tersebut atau kuasanya yang hadir
281 Ayat (1) UU PKPU dan SKMA No. 109/2020 halaman 78. Kreditor
terpenuhi dan debitor dinyatakan pailit oleh hakim pengadilan niaga. Akibat
pemenuhan hak para kreditor baik kreditor separatis, kreditor preferen dan
kepada kreditor konkuren diambil dari total harta debitor yang ada (setelah
A. Saran
tolak dan debitor dinyatakan pailit, karena sangat jarang terjadi tagihan
kreditor konkuren dapat dibayar lunas dari hasil penjualan harta pailit.
diatur sebelum putusan pailit dijatuhkan. Hal ini bertujuan agar debitor dan
kreditor dapat mengoptimalkan biaya dan waktu yang ada supaya debitor
terhadap para kreditornya dapat segara terpenuhi dari keuntungan yang akan
istimewa untuk didahulukan untuk itu seharus untuk kedua kreditor tersebut
A. Buku
Amirudin; Dkk, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003.
Fuady, Munir, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, Bandung : Citra Aditya
Bakti, 2014.
Ginting, Elyta Ras, Hukum Kepailitan Teori Kepailitan, Jakarta Timur : Sinar
Grafika, 2018.
Ginting, Elita Ras, Hukum Kepailitan Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit,
Jakarta: Sinar Grafika,2019.
Nating, Imran, Peranan dan Tanggung Jawab Kurator Dalam Pengurusan dan
Pemberesan Harta Pailit, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004
Sjahdeini, Sutan Remy, Sejarah, Asas, dan Teori Hukum Kepailitan, Jakarta:
Kencana, 2016.
Soekanto, Soerjono; Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Yani, Ahmad; Gunawan widjaja, Seri Hukum Bisnis Kepailitan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2002.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
Surat Edaran Bank Indonesia no. 26/4/1993 tanggal 29 Mei 1993 tentang Kualitas
Produksi
C. Jurnal / Skripsi
Harsono,Ivan; Paramita Prananingtyas, Analisis Terhadap Perdamaian Dalam
PKPU Dan Pembatalan Perdamaian Pada Kasus Kepailitan PT Njonja
Meneer, Notarius, Vol.12 No.2.
Latukau, Nurlia; Perlindungan Hukum Bagi Kreditor Atas Objek Jaminan Fidusia
Yang Dibebani Fidusia Ulang Oleh Debitor Yang Sama, Jurnal Fakultas
Hukum Brawijaya.
Lepi T. Tarmidi, Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan
Sofia, Arijna Nurin, Kedudukan Hak Suara Kreditor Preferen Dalam Persetujuan
Rencana Perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU),
Jurist Diction, Vol 3 No. 4.