(Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Saut Maju Nauli di daerah Dolok
Sanggul)
SKRIPSI
Oleh :
Rahmat Sihombing
160200011
FAKULTAS HUKUM
MEDAN 2020
SKRIPSI
Rahmat Sihombing
160200011
NIM : 160200011
1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan
dari skripsi atau karya ilmiah yang lain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan,
maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab
saya.
Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari pihak manapun.
Rahmat Sihombing
160200011
*
Mahasiswa
**
Dosen Pembimbing I
***
Dosen Pembimbing II
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang penulis angkat
pinjam. Penjamin ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum mana kala
kemampuan tenaga dan pikiran untuk merampungkan skripsi ini. Untuk itu
penulis dengan hati terbuka menerima kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum, yang
ii
berbagai pihak baik secara materil maupun materil, dalam kesempatan ini penulis
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Prof. Dr. OK. Saidin, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, SH, M.Hum selaku Wakil Dekan II Fakultas
5. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH, MS, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
7. Prof. Dr. Hasim Purba, SH., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I, yang
penulis dalam menyusun skripsi ini dan sekaligus sebagai Dosen Penguji.
8. Bapak M. Siddik, S.H., M.Hum, Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
iii
skripsi ini.
13. Semua keluarga besar Op. Sintong Sihombing yang selalu memotivasi
kepada penulis.
yang telah banyak membantu saya bertumbuh dalam iman dan semangat
16. Kelompok kecil Ozora dalam KMK telah bisa sama-sama bertumbuh dan
18. Keluarga besar Perguruan Kungfu Naga Sakti Indonesia yang telah
iv
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga Tuhan melindungi dan menyertai
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga memohon maaf kepada Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji untuk
segala sikap dan perilaku penulis yang tidak berkenan selama penulisan skripsi
ini.
Penulis
Rahmat Sihombing
160200011
ABSTRAK ........................................................................................................... i
Hukumnya ................................................................................................. 24
Pinjam ....................................................................................................... 42
vi
vii
A. Kesimpulan.......................................................................................102
B. Saran .................................................................................................105
viii
rakyatnya. Dalam upaya ini, bidang ekonomi merupakan prioritas utama untuk
Pengembangan dunia usaha tentu saja sangat membutuhkan fasilitas modal dalam
jumlah yang besar, untuk itu dibutuhkan lembaga terkait yang memberikan
dukungan dana bagi kegiatan suatu usaha. Dana bagi pelaku usaha dalam
berupa modal dan utang. Dana berupa modal diperoleh dari para pendirinya
berupa setoran modal pendiri dan diperoleh dari pemodal [investor]. Dana berupa
pengusaha. Keberadaan organisasi koperasi dan cara kerja koperasi yang bersifat
“melayani” sangat bermanfaat bagi anggota secara khususnya, dan bagi orang-
1
Prasetyawati. N dan Hanoraga. T, Jaminan Kebendaan dan Jaminan Perorangan Sebagai
Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Piutang, Vol 8 No. 1, 2015, hlm. 120
orang yang mengerti tentang hakikat kehadiran dari sebuah badan usaha koperasi
dan terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil dan seimbang dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal dan memiliki
kemandiriaan.
mengurusi diri sendiri dan berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan desa
atau dasar swadaya bergotong- royong serta dapat memetik dan menikmati hasil
2
Andjar Pachta W, Dkk, Hukum Koperasi Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005, hlm 2.
terus benar-benar dapat menjadi wadah utama kegiatan ekonomi pedesaan yang
dimiliki dan diatur oleh seluruh warga desa sendiri untuk keperluan mereka dan
pembangunan pedesaan.3
pembiayaan dari usahanya tersebut. Besar kecilnya modal yang ada pada koperasi
Mengenai modal koperasi Indonesia ini, didalam UU No. 25 tahun 1992 diatur
koperasi dapat berasal dari Simpanan Pokok anggota, Simpanan Wajib, Dana
Dari uraian diatas dapat ditemukan sedikitnya ada 6 ciri Koperasi adalah:
3
Sri Woelan Azis, Aspek-Aspek KUD Dalam Gerak Pelaksanaanya, Offset Alumni, Bandung,
1984, hlm.106.
4
R.T.Sutantya Rahardja hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm. 95-96.
perimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi serta balas jasa atau
modal yang diberikan kepada anggota dibatasi, yaitu tidak melebihi suku
selalu ada dua pihak, dimana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi
(debitur) dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut
(kreditur).
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Jika
5
Budi Hartono Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, Andi Yogyakarta,
Jakarta, 2005, hlm 3.
perjanjian pinjam meminjam yang diatur dalam buku Ketiga KUHPerdata yaitu
pada Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 KUHPerdata. Menurut Pasal 1754
mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu
barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang
belakangan ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari macam keadaan
perjanjian kredit yang telah dibuat sebagai dasar hukum untuk menuntut pihak
anggota koperasi yang tidak bisa memberikan jaminan sulit untuk memperoleh
jaminannya juga ikut selasai, sebab tidak mungkin ada orang yang bersedia
6
Bambang Fitrianto, Hukum Jaminan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah, Pustaka Bangsa
Press, Medan, 2013, hlm. 66-69.
menjamin sebuah utang kalau utang itu sendiri tidak ada wujudnya, sifat
seluruhnya dapat dikembalikan lagi dengan baik oleh peminjam sesuai dengan
waktu yang telah diperjanjikan. Hal ini dapat mengakibatkan perjalanan kredit
terhenti atau macet. Kredit macet merupakan salah satu risiko yang dihadapi
koperasi simpan pinjam dalam usaha menyalurkan kreditnya, risiko kredit macet
merupakan suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat adanya jangka
waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dan kontraprestasi yang akan
diterima di kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan semakin tinggi pula
tingkat risiko karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu
maka masih selalu dapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan.
Resiko kredit merupakan risiko kerugian yang diderita Koperasi Simpan Pinjam,
terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, debitur gagal dalam
pendapatan dan keuntungan koperasi yang terbesar. Disamping itu pinjaman juga
merupakan jenis kegiatan penggunaan dana yang sering menjadi penyebab utama
bahwa stabilitas usaha dalam koperasi simpan pinjam sangat dipengaruhi oleh
7
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2015, hlm. 5-6.
selalu dirongrong kredit bermasalah yang tak terselesaikan lambat laun akan
mundur.8
bermasalah dan kredit macet. Pada umumnya, permasalahan yang timbul berupa
keterlambatan pembayaran kredit, yaitu disebut kredit bermasalah dan/ atau kredit
mencapai/ memenuhi target yang diinginkan oleh pihak Koperasi, dan memiliki
pinjaman hutang anggota koperasi, salah satu syarat bagi peminjam uang adalah
permasalahan yang timbul dari kredit bermasalah dan kredit macet. Keberadaan
penjamin adalah untuk memberikan jaminan terhadap peminjam uang mana kala
Perdata pasal 1820-Pasal 1850. Pada umumnya penjamin itu dapat timbul untuk
8
Ibid.
9
Etty Mulyati, Kredit Perbankan, Refika Aditama, Bandung, 2016, hlm. 200-201.
bahwa penjamin diberikan untuk menjamin pemenuhan prestasi yang lahir dari
hubungan hukum yang bersifat publik, asal prestasi dapat dinilai dalam bentuk
uang.10
Dahulu penjamin juga lazim diberikan oleh seseorang tertentu yang tanpa
sekarang, jaminan yang diberikan atas dasar persahabatan demikian hampir tak
demikian sekarang menjadi terdesak dan kurang beralasan, mungkin hanya terjadi
dalam hal ada hubungan keluarga antara penjamin dan peminjam. Dasar
pemberian kredit sekarang menjadi lebih ketat disamping kebutuhan akan kredit
pokok yang menyebutkan secara khusus adanya penjamin tersebut. Karena dalam
banyak hal ternyata bahwa seorang kreditur baru mau mengadakan hubungan
perutangan jika pihak lawannya itu dapat mengajukan penjamin, yang akan
penjaminan dapat diminta oleh kreditur dengan menunjuk seorang penjamin untuk
10
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan, Liberty Offset Yogyakarta, Yogyakarta, 1980, hlm. 80.
11
Ibid.
Penjamin juga dapat timbul karena adanya keputusan hakim atau ketetapan
Bagi penjamin yang timbul karena perjanjian pokok yang menunjuk secara
Indonesia.
tertentu yang harus diperhatikan baik oleh si peminjam maupun oleh si kreditur.
Penjamin ditujukan untuk memenuhi prestasi/ hutang untuk kepentingan hak bagi
Sanggul)”.
B. Perumusan Masalah
satu cara bagi Koperasi Simpan Pinjam untuk memberikan pinjaman uang bagi
anggotanya untuk memperoleh pelunasan utang atas pinjaman uang yang telah
akan diteliti dalam penulisan skripsi ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
12
Ibid., hlm 91.
C. Tujuan Penulisan
Sanggul.
D. Manfaat Penulisan
manfaat secara Teoritis dan juga manfaat secara Praktis anatara lain:
E. Metode Penulisan
1. Jenis penelitian
2. Jenis Penelitian
13
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 105.
14
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
2007, hlm. 41.
3. Sumber Data
Data yang digunakan dalam skripsi ini adalah Data Primer dan
Data Sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung ke
hukum di internet, media massa dan kamus serta data yang terdiri atas:
pihak yang terkait dalam hal ini adalah Koperasi Simpan Pinjam Saut
5. Analisi Data
F. Keaslian Penulisan
bahwa judul skripsi tersebut belum ada atau belum terdapat di Perpustakaan
dari berbagai sumber, hal ini adalah semata-mata sebagai bahan penunjang
dalam penulisan ini karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan demi
Bila dikemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah
ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka
G. Tinjauan Pustaka
1) Pengertian Koperasi
berarti bekerjasama. Maksud dari kerja sama disini adalah ikut serta
dapat diartikan sebagai bekerja bersama atau yang populer dengan sebutan
masuk dan keluar sebagai anggota menutur peraturan yang ada; dengan
15
Koermen, Manajemen Koperasi Terapan, Prestasi Pustakaraya, Surabaya, 2003, hlm. 17.
kekeluargaan.
16
R.T. Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002, hlm.1-2.
17
Budi Hartono Untung, Op.cit, hlm. 2.
2) Pengertian Perjanjian
perjanjian adalah Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
dari satu atau lebih orang (pihak) kepada satu atau lebih orang (pihak)
dimana seorang berjanji pada seorang lain atau dimana dua orang itu saling
perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat diantara dua orang atau lebih
undang-undang.19
3) Pengertian Jaminan
Zekerheid atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara-
18
Gunawan Widjaja, Jaminan Fidusia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 13.
19
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hlm. 15.
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan
hukum”.20
perorangan dapat dilihat dari berbagai pandangan dan pendapat para ahli.
20
H. Salim H.S, Perkembangan Hukum Jaminan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, hlm. 22.
suatu bagian tertentu, harta benda sipenunjang dapat disita dan dilelang
5) Pengertian Wanprestasi
tidak melakukan apa yang dijanjikan. “Ia alpa atau lalai atau ingkar
21
H. Salim H.S, Ibid., hlm. 2.
22
Sri Soedewi Masjhoen Sofwan, Op.Cit. , hlm. 83.
23
H. Salim H.S, Op. Cit., hlm. 218.
H. Sistematika Penulisan
ilmiah yang baik, maka diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang
dibuat dalam beberapa bab yang dimana dalam hal ini saling berkaitan satu sama
Bab I merupakan Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan secara umum
Penulisan.
Simpan Pinjam di Koperasi Saut Maju Nauli di Dolok Sanggul. Bab ini akan
24
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991,
hlm. 42-45.
pinjam meminjam uang di Koperasi Saut Maju Nauli di Dolok Sanggul. Bab ini
wanprestasi oleh peminjam dalam Koperasi Simpan Pinjam, Tindakan dan upaya
yang Melakukan Wanprestasi (Studi pada Koperasi Simpan Pinjam Saut Maju
Nauli di Dolok Sanggul). Pada bab ini akan menguraikan mengenai Kedudukan
hukum penjamin dalam pinjam meminjam uang di Koperasi Saut Maju Nauli di
pinjaman uang dalam Koperasi Saut Maju Nauli di Dolok Sanggul, Bentuk
dalam pinjaman uang di Koperasi Saut Maju Nauli di Dolok Sanggul, Akibat
hukum terhadap penjamin yang tidak memenuhi prestasi terhadap peminjam yang
dari bab-bab yang telah dibahasa sebelumnya, yang berguna bagi koperasi supaya
lebih teliti dalam mencairkan dana terhadap nasabah untuk menghindari tingkat
pelunasan yang macet atau bermasalah dan juga supaya Penjamin mengetahui
resiko yang akan ditimbulkan apabila pihak yang dijaminnya tidak mampu
Indonesia. Pada tahun 1896 ada seorang Patih Pamong Praja bernama
yang terjerat tindakan dalam soal riba dari kaum lintah darat. Tetapi usaha
(pasal 131 IS) yang ada di Indonesia. Peraturan ini timbul atas adanya
1
R.T. Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2001, hlm. 14-15.
25
gerakan Budi Utomo, dan Serikat Islam. Definisi Koperasi pada Regulasi
Verenigingen.2
dikeluarkan oleh pelaku usaha yang ingin membuat koperasi pada saat itu
pergerakan Nasional”.3
2
Andjar Pachta W, Dkk, Hukum Koperasi Indonesia Pemahaman regulasi, Prenada Media,
Jakarta, 2005, hlm. 48.
3
Ibid., hlm. 51-52.
Ketika momentum yang tepat yakni pada saat politik balas budi Belanda
Gol.III saja. Pengaturan Koperasi ini menunjuk pada Hukum Adat dan
bukan pada BW. Desakan liberalistik dari pasar tanah air atas bentukan
Buktinya adalah dari 172 yang tercatat dan 1540 koperasi tidak tercatat
makin hari jumlahnya makin menurun karena tidak puas dengan hasil yang
yang berlaku bagi Gol.I, II, III, namun disisi lain peraturan Regeling
yang diberi bantuan modal oleh Pemerintah, dengan tugas sebagai koperasi
pemberantas hutang rakyat, terutama kaum tani yang tidak dapat lepas dari
demokrasi sudah tidak ada lagi, karena oleh Balatentara Jepang sebagai
4
Ibid., hlm. 18-20.
5
Syamsul Arifin, Dkk, Hukum dan Koperasi, Medan, Pustaka Bangsa Press,1985, Hal.11-12.
penguasa Jepang bahwa untuk mendirikan koperasi harus ada ijin dari
3. Periode Kemerdekaan
koperasi sudah mendapat landasan hukum yang kuat didalam UUD 1945,
Regeling ini dibuat. Pada saat Regulasi ini berlaku banyak hal yang terjadi
hari 12 Juli 1947 dijadikan hari koperasi, adanya Bank Koperasi Provinsi,
6
R.T. Sutantya Rahardja Hadikusuma, Op.cit., hlm. 20.
de Cooperatieve Verenigingen.
Koperasi ini dibuat berdasar pada UUD Sementara 1950 Pasal 38, dimana
yang sangat tergesa-gesa ini dirasakan oleh banyak kalangan saat itu tidak
Organisasi Koperasi pada saat regulasi ini berlaku dipandang sebagai alat
berpartisipasi.
royong.
yang mengatur campur tangan pemerintah terlalu dalam ini berakibat pada
menabrak pasal 27 ayat (1) dan (2) UUD 1945, dengan adanya pemecatan
prinsip nasakom ini megebiri prinsip koperasi yang telah ada di Indonesia.
koperasi sesuai dengan kehendak dari pasal 33 UUD 1945. Pada tahun
7
Andjar Pachta W, Dkk, Op.cit., Hal. 61-65
Tahun 1967.
Presiden No. 2 tahun 1978 tentang Badan Usaha Unit Desa/ Koperasi Unit
Desa dan Koperasi Serba Usaha di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD
nasional.8
8
R.T Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op.Cit., hlm. 26-30.
asas kekeluargaan.
menyiratkan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menegah ini secara tegas
22 UU 20/2008.9
Raiffesien. Saat itu terjadi krisis politik yang hebat, dan berpengaruh pada krisis
9
Suhardi, Dkk, Hukum Koperasi usaha Mikro, Kecil, dan Menengh di Indonesia, Akademia,
Jakarta, 2012, hlm. 14-18.
orde baru, koperasi jenis ini kembali bangkit seiring dengan mulai stabilnya
atau Dewan Koperasi Kredit Dunia di Amerika. WOCCU mengutus Mr. A.A.
Bailey dan Augustine R. Kang berkunjung ke Indonesia tahun 1967 dan diterima
oleh Majelis Wali Gereja Indonesia (MAWI), salah satu lembaga swadaya di
Romo Rev. Karl Albecht sebagai pendiri Koperasi Kredit di Indonesia. Setelah
yang pernah terjadi di Inonesia pada masa lalu. Namun Romo Karim Arbie, SJ
10
Agn. Suprianto, Tata Kelola Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam, CV Andi
Offset, Yogyakarta, 2015, hlm 26-29.
Direktur CUCO, dan menyerahkan tugasnya kepada Drs. Robby Tulus untuk
1970 di Indonesia telah memiliki 9 Kopdit dengan jumlah anggota 763 orang
Tahun 1974. Inpres ini intinya melarang koperasi beroperasi di pedesaan, selain
penguasa. Seiring dengan tumbangnya rezim Orde Baru dan muncul rezim
Reformasi, maka Inpres Nomor 4 Tahun 1984 dihapus, dan tidak berlaku lagi.
Mulai saat itu Kopdit bebeas untuk berkumpul maupun melaksanakan pendidikan,
pendidikan. Lembaga tersebut antara lain Cebemo dari Netherland Missereor dari
Jerman, Intercooperation dari swiss, KAS dari Jerman dan CCA dari Canada.
11
Ibid.
Prinsip KSP adalah siapa yang menanam, dialah yang akan menikmati
hasilnya. Karena dialah yang merawat hingga membuahkan hasil dan hati-hati
dengan sikap hanya mau memanen saja, tetapi tidak mau menanam dalam arti
mau menerima, tetapi tidak mau memberi. Mau memanen tetapi tidak mau
menanam, mau meminjam tetapi tidak mau menabung. Oleh sebab itu, sadarkan
anggota bahwa menjadi anggota KSP harus patuh dengan hukum tabur dan tuai.
menananmkan filosofi dan prinsip koperasi kredit, dan belum mengelola yang
masyrakat, karena saat ini masih dirasakan sebagau wadah kegiatan kelompok dan
dengan nama CU, orang pada umumnya hanya mengartikan bahwa CU adalah
cukup uang atau cari utang. Namun yang terpenting bahwa CU adalah kumpulan
orang yang saling percaya. Kopdit menjual kepercayaan kepada semua anggota,
dan bila kepercayaan itu diyakini maka mereka tidak akan ragu dan bimbang
menyimpan uang mereka ke Kopdit. Salah satu tujuan Kopdit adalah mendidik
12
Ibid.
13
Ibid.
pendaptan untuk ditabung dan selain utang mereka juga harus mempunyai
kewajiban untuk menabung, namanya wajib harus bayar sesuai dengan aturan
mainnya, koperasi Simpan Pinjam mempunyai usaha untuk menghimpun dan dari
simpan pinjam dan tidak boleh membuka usaha yang lain kecuali simpan
pinjam.14
sendiri.15
Koperasi sebagai Busines Entity dan Social Entity dibentuk oleh anggota-
14
Ibid.
15
Sri Edi Swasono, Koperasi Di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, UI-Press, Jakarta, 1983,
hlm. 254.
anggota untuk mencapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Oleh karena itu,
koperasi.16
tersebut. Besar kecilnya modal yang ada pada koperasi menentukan pula
dengan demikian faktor modal dalam usaha koperasi ini merupakan salah satu
alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal
ini, sesuatu usaha yang bersifat ekonomis tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.17
1) Sebagai pemilik
16
Thoby Mutis, Pengembangan Koperasi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991,
hlm. 93.
17
Budi Hartono Untung, Ibid., hlm. 39.
tindakan;
2) Bertanggung jawab
4) Rajin menabung
e. Mitra usaha: anggota harus menjadi sahabat bagi pengurus dalam upaya
Modal koperasi terdiri dari simpanan, pinjaman, dan penyisihan dari hasil
usaha.
diterima kembali.
diterima kembali.
18
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
19
M. Isa Arief, Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Alumni, Bandung, 1983, hlm. 108.
20
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
koperasi itu sendiri. Oleh kebanyakan koperasi simpan pinjam, kredit bermasalah
menurunnya jumlah modal tadi akan menurunkan jumlah persentasi modal sendiri
modal sendiri, koperasi yang bersangkutan harus memasukkan dana modal segar.
Apabila koperasi tidak mampu memasukkan modal segar, maka tingkat nilai
jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU). Kewajiban anggota untuk mengembalikan pokok
pinjaman yang diberikan oleh koperasi ditambah dengan bunga dan biaya
koperasi.22
koperasi simpan pinjam. Dengan kata lain, pinjaman diibaratkan sebagai jantung
21
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2015, hlm. 12-13.
22
Andjar Pachta W, Dkk, Hukum Koperasi Indonesia, kencana, Jakarta, 2008, hlm. 127.
dan jaringan pembuluh darah dari koperasi. Jika sistem ini tersumbat oleh
timbunan lemak yang disebabkan kadar kolesterol tinggi dalam darah, maka
peredaran darah terhambat dan kerja jantung semakin keras. Demikian pula
halnya dengan kredit macet, jika sistem ini terganggu dengan adanya pinjaman
bermasalah, maka peredaran uang di koperasi akan terganggu. Oleh karena itu
Selama masih hidup, koperasi simpan pinjam tidak dapat terlepas sama sekali dari
risiko kredit bermasalah. Oleh karena itu, dalam menyusun strategi penanaman
dana yang dikuasai, seyogyanya koperasi tidak terpaku pada usaha menghindari
serendah mungkin. Secara singkat dapat dikatakan bahwa usaha menekan risiko
Pinjam
Simpan Pinjam harus dituangkan secara tertulis dan menjadi suatu sistem dan
prosedur yang baku. Dengan demikian, setiap pejabat yang berkaitan dengan
23
Ahmad Subagyo, Op.Cit., hlm. 14.
harus jelas sehingga mudah dimengerti, ringkas tetapi padat dan memberi peluang
untuk menyebarkan risiko. Adalah suatu tindakan yang gegabah apabila kredit
yang ada hanya dinikmati oleh beberapa peminjam saja, sebab bila terjadi
kemacetan kredit di salah satu peminjam saja, hal tersebut dapat mengganggu
keadaan koperasi. Bila dilihat dari maksud penyebaran resiko, seolah-olah terlihat
demikian. Asas kuantitas harus dibarengi dengan asas kualitas, yaitu dalam
beberapa sektor dan beberapa peminjam, titik beratnya ditekan pada segi
mempunyai organisasi yang sehat pula. Oleh karena itu, dalam ketentuan
organisasi perkreditan. Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab dari Dewan
24
Muchdarsyah Sinaungan, Manajemen Dana Bank, PT Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm.
232.
rencana kredit merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, dalam rangka
tidaklah lengkap dan berarti. Aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam
oleh koperasi;
25
Ahmad Subagyo, Op. cit., hlm. 19.
akan mengurangi tingat resiko pinjaman yang bermasalah yang akan berdampak
c) Jaminan yang ditunjuk oleh calon peminjam sebagai penjamin mana kala
peminjam wanprestasi.
rumah.26
e) Prospek
dibuat.
tanggung renteng;
26
Ibid.
pihak lain;
27
Ahmad Subagyo, Manajemen Koperasi Simpan Pinjam, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2014, hlm. 39.
pinjaman.
sosialnya tinggi,dsb)
Sanggul:
A. Tujuan Pinjaman:
B. Kerajinan Menabung
28
Ibid, hlm. 43.
C. Kemampuan mengembalikan
D. Prestasi
E. Partisipasi
2. Mengikuti pendidikan-pendidikan.
5. Berkas administratif.
F. Administrasi pendukung
1. Penjamin
29
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
anggota.
pertama).
7) Sewaktu pencairan pinjaman suami/ isteri atau ahli waris anggota harus
hadir dan apabila besar pinjaman diatas 10 juta harus ikut penjamin utama.
30
Ibid.
31
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada tanggal 8 November 2019 pukul 9.15 WIB.
pengurus Koperasi Saut Maju Nauli, sehingga penulis mendapat data tentang
Alamat :...................................................................
Pekerjaan :...................................................................
Untuk bulan..................Tahun...............
1. Nama:................................... NBA:......................................
32
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada tanggal 8 November 2019 pukul 9.15 WIB.
2. Nama:................................... NBA:......................................
(..................................) (.................................)
NBA:....................
Ketua Lingkungan
(...............................)
NBA:...................
Hukum Perdata mengenal dua macam alasan hapusnya perikatan sebagai akibat
atau penitipan.
perikatan dapat kita temui dalam bagian I dan IV Buku III KUHPerdata,
mulai pasal 1382 hingga Pasal 1403. Diawali dengan ketentuan pasal 1382
Dalam rumusan pasal 1382 dan Pasal 1383 KUHPerdata, jelas berbicara
mengenai pemenuhan perikatan, yang dalam hal ini dapat dilakukan oleh
debitur sendiri maupun oleh pihak ketiga diluar para pihak yang terikat dalam
33
Gunawan Widjaja, Hapusnya Perikatan, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2003, hlm. 14.
bahwa:
utang debitur.
Koperasi:
Bunga pinjaman untuk non anggota dapat ditetapkan lebih tinggi dari pada
sama.
Dolok Sanggul:
bulan.
simpanan saham.
5. Sebesar 2,5% apabila jumlah pinjaman lebih dari 5 kali jumlah simpanan
saham.
menurun)
pinjaman.
perekonomian.34
ditanda tangani.
Maju Nauli.
34
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
35
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
sebagai berikut:
d. Pelunasan Pinjaman
angsuran.
36
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
buku angsuran.37
janji untuk membayar angsuran pokok dan/ atau angsuran bunga pinjaman yang
melunasi pinjaman uang dari koperasi. Permasalahan yang sering dihadapi oleh
peminjam dalam pelunasan utang pinjaman dari koperasi simpan pinjam adalah
sebagai berikut:
37
Ahmad Subagyo, Op. Cit., hlm. 88-89.
yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati dengan pihak koperasi
38
Ahmad Subagyo, Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah, Mitra Wacana Media, Jakarta,
2015, hlm. 55.
tidak sesuai dengan tujuan pinjaman yang telah disetujui dalam surat
pinjaman tersebut.
koperasi.
Wanprestasi timbul apabila satu pihak (debitur) tidak melakukan apa yang
janjikan.
berat maka tidak mudah untuk menyatakan bahwa seseorang lalai atau alpa.
perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi
perikatannya sendiri, jika ini menetapkan bahwa si berutang akan harus dianggap
1
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991,
hlm. 45.
62
perjanjian tersebut dengan itikad baik. Bagi pihak yang dirugikan, dapat
melakukan upaya hukum dengan tututan ganti kerugian, dengan terlebih dahulu
dijadikan alat bukti bahwa pihak yang lain telah melakukan wanprestasi atas
perjanjian itu.
kelalaian, dan kalau hal itu disangkal olehnya, harus dibuktikan di muka hakim.
hukuman. Hak-hak kreditur kalau terjadi ingkar janji adalah sebagi berikut:2
2
Ibid., hlm. 202.
nyata yang dapat diduga atau diperkirakan pada saat perikatan itu diadakan, yang
Pada asasnya bentuk ganti rugi yang lazim dipergunakan ialah uang, oleh
alat yang paling praktis, yang paling sedikit menimbulkan selisih dalam
yang diperlukan sebagai ganti rugi, yaitu pemulihan keadaan semula dan larangan
untuk mengulangi. Keduanya ini kalau tidak ditepati dapat diperkuat dengan uang
3
paksa tetapi uang paksa bukan merupakan bentuk atau wujud ganti rugi.
pada sebuah koperasi simpan pinjam, penyebabnya hanya ada dua, yaitu karena
Error Omission dan Error Comission. Error Omission (EO) adalah timbulnya
kredit macet yang diakibatkan oleh adanya unsur kesengajaan manusianya yang
3
Ibid., hlm.203.
peraturan dan ketentuan yang memang belum ada atau sudah ada, tetapi tidak
jelas.4
Pada EO jelas motifnya sejak awal tidak baik. Dengan perkataan lain,
sejak awal memang niatnya melanggar. Model ini lebih mudah terdeteksi karena
alat pembuktiannya mudah. Lain dengan EC yang memang tidak ada aturan dari
peraturan atau ketentuan. Ada yang mengatakan kalau EO itu modusnya klasik,
sedangkan EC, adalah modusnya canggih. Biasanya saat kredit macet terjadi dan
kedua-duanya.
1. Kurang Lancar
melampaui 90 hari;
4
Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan Perbankan Nasional, PT Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2010, hlm. 126.
bulanan, atau;
atau;
2. Diragukan
5
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 198.
pengikatan perjanjian.
3. Macet
tersebut diatas;
kredit;
Simpan Pinjam
sesuai dengan rencana yang ditetapkan, dapat berupa angsuran tidak sesuai
jangka waktu yang disepakati, kredit tidak digunakan sesuai dengan tujuan
6
Ibid, hlm. 200.
Wanprestasi.
melakukan wanprestasi membayar bunga dan atau pinjaman pokok yang telah
jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak
dalam menangani pinjaman bermasalah ini sesuai dengan prosedur dalam Good
potensi untuk menimbulkan kerugian dan merupakan salah satu faktor yang
e. Kurangnya pengawasan.
a) Faktor Intern
bermasalah adalah:
7
Ahmad Subagyo, Op. cit., hlm. 46-52.
8
Ibid.
b) Ketidaklayakan peminjam
9
Ibid.
4. Penipuan.
c) Faktor Eksternal
1. Perkembangan Perekonomian
2. Bencana Alam
3. Peraturan Pemerintah.
tetapi kalau dikaji secara seksama masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi
2 yaitu sisi peminjam sendiri dan sisi non peminjam. Dari sisi peminjam,
mau untuk membayar pinjamannya. Dari sisi non Peminjam, terjadinya kredit
untuk menghindari terjadinya akibat yang lebih buruk lagi. Dengan memilih dan
menganalisis berbagai gejala yang timbul, koperasi akan dapat menemukan sebab
a. Faktor Koperasi
10) Kredit diberikan tanpa persetujuan dan saran dari komite kredit;
b. Faktor Debitur
Faktor dari anggota sebagai debitur dalam koperasi simpan pinjam. Tidak
Tujuan atau kegunaan pinjaman diajukan untuk modal atau menambah usaha,
Faktor ini memang agak sulit untuk diketahui dan dianalisis oleh pihak koperasi,
karena hal ini menyangkut kejujuran dari pada anggota. Pinjaman juga bisa
seperti terlalu banyak melakukan eksapansi usaha, atau dalam usaha perdagangan
perputaran barang dagangannya. Hal ini bisa menyebabkan modal yang diberikan
pendistribusian atau permintaan pasar yang berkurang bahkan tidak ada sama
sekali. Tentu saja dengan kondisi seperti ini tidak akan menguntungkan usaha dan
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang mengakibatkan timbulnya wanprestasi:
yaitu:
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
10
Wawancara dengan Jamudin Sihombing, selaku Badan Pemeriksa Keuangan Koperasi Saut
Maju Nauli, Pada Tanggal 8 November 2019 pukul 09.15 WIB.
Melakukan Wanprestasi
undang.
menimbulkan kerugian yang diderita oleh pihak lain sebagai akibat dari kesalahan
tersebut maka pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut ganti rugi sesuai
terkandung dalam setiap pemberian kredit oleh koperasi. Resiko tersebut berupa
Untuk menyelesaikan kredit bermasalah ada dua strategi yang dapat ditempuh
koperasi yaitu:
litigasi yaitu suatu upaya yang dilakkukan untuk memperoleh ganti rugi
hukum melalui pengadilan yang memakan waktu yang lama serta akan
koperasi:
1. Definisikan masalah;
1) Defenisikan Masalah
karena tidak mendapat perhatian yang serius pada langkah pertama. Cara
11
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1998, hlm.
53.
dengan suatu daftar kemungkinan solusi yang luas. Memulai dengan daftar
berbagai solusi untuk meneliti berbagai solusi yang lebih inovatif dan
memilih solusi suatu solusi, tidak jelas atau bahkan tidak pernah
b. Implementasikan kriteria;
a. Keterbukaan;
12
Ahmad Subagyo, Op. cit, hlm. 115-126.
a. Meningkatkan penagihan;
jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau dengan melakukan
yaitu:
a. Rescheduling
jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kredit
kali dalam hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi
b. Reconditioning
pokok.
d. Pembebasan Bunga
13
Kasmir, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 120-122.
melunasi kewajibannya;
Dolok Sanggul:
14
Ahmad Subagyo, Manajemen Koperasi simpan pinjam, Op.cit., hlm. 48.
Beberapa langkah kongkrit dalam mencegah agar tidak terjadi tunggakan/ kredit
pinjaman di realisasikan.
membayar bunga.
15
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
10. Bila anggota sering terlambat dalam membayar angsuran pokok maupun
pinjaman anggota diikat dengan perjanjian dan semua itu memiliki jaminan.
Sebenarnya kalau kita hanya mengacu pada proses hukum yang ada, tidak ada
menarik atau menjual agunan yang sudah diserahkan pada saat pengajuan
pinjaman atau bisa saja mendesak pihak penjamin yang sudah membuat
pernyataan tertulis diatas materai. Namun persoalannya tidak segampang itu, Misi
Koperasi Saut Maju Nauli adalah misi sosial dan misi ekonomi. Dalam misi
ekonomi, koperasi tidak ada bedanya dengan sistem perbankan yang hanya
memikirkan profit (untung). Ketika kita akan menarik agunan anggota, maka misi
sosial berkata lain. Perlu kita pahami bahwa anggota yang meminjam ke koperasi
Saut Maju Nauli adalah golongan ekonomi lemah dan masyarakat miskin.17
16
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
17
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
Disamping itu, tujuan yang tidak kalah penting adalah mengubah karakter
menarik agunan, maka koperasi Saut Maju Nauli akan lari dari tujuan sebenarnya.
Agunan tersebut biasanya berupa barang bergerak ( kendaraan, mesin, dll) yang
akan dia pergunakan untuk menunjang perekonomiannya sehari hari dan agunan
berupa barang tidak bergerak ( tanah dan bangunan) yang menjadi lahan pertanian
atau rumah tempat tinggalnya. Nah, jika koperasi Saut Maju Nauli akan
keluarganya. Lahan/ tanah yang menjadi sumber kehidupannya sudah kita putus.
Namun dalam tertentu, misalnya anggota tidak memiliki itikad baik untuk
Namun sebelum menjawab pertanyaan itu, kita butuh informasi yang rill dari
anggota apa penyebab wanprestasi tersebut terjadi. Pada dasarnya bahwa manusia
itu baik. Koperasi Saut Maju Nauli dalam melakukan penagihan biasaanya
melakukan trik khusus, yaitu: 3K yaitu: Kunjungi, kunjungi lagi, kunjungi terus.
adalah pertama anggota tidak bisa lagi dikumgjungi karena sudah tidak
berdomisili dan tidak diketahui lagi alamatnya. Kedua agunan yang diserahkan
sudah tidak ada lagi karena sesuatu hal. Misalnya: rusak, hilang, atau sudah dijual
18
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
mengalami musibah/ sakit yang menyebabkan dia tidak mampu lagi memenuhi
(overmacth).19
tersebut berupa keadaan dimana pinjaman tidak dapat dikembalikan dengan tepat
waktu atau tidak membayar (wanprestasi). Kendala yang dihadapi oleh koperasi
bermasalah dari anggota adalah pendapatan utama dari koperasi simpan pinjam
Kendala yang biasa dihadapi adalah agunan atau jaminan pinjaman yang
belum dilengkapi dengan hak tanggungan dan fidusia. Sehingga apabila pinjaman
macet koperasi akan kewalahan menarik agunan anggota, disamping itu koperasi
merupakan usaha yang bersifat sosial, maka penyelesaian pinjaman lalai/ macet
pendidikan karakter/ watak anggota. Dalam koperasi Saut Maju Nauli, pendidikan
anggota menjadi salah satu pilar utama dan pertama. Sebelum masuk anggota,
syarat utama harus terlebih dahulu mengikuti pendidikan dan motivasi dasar.
Kendala lain yang juga dihadapi oleh koperasi dalam menagih utang dari
19
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
yang bersangkutan bersembunyi atau lari dari kediamannya pada saat petugas
datang. Orang yang dijadikan kambing hitam untuk bertemu dengan petugas
biasanya adalah anak dari anggota yang belum dewasa. Pihak koperasi tentunya
koperasi.
Kendala berikutnya yang dihadapi oleh koperasi Saut Maju Nauli adalah
anggota yang tidak diketahui oleh pihak koperasi tentunya akan menyebabkan
mengambil data anggota yang wanprestasi dalam kurun waktu 3 tahun yaitu mulai
tahun 2017 hingga 2019. Daftar nama anggota yang menunggak di Koperasi Saut
20
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
21
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
9 Silitonga - Rp 1000.000
anggota peminjam yang meninggal dunia. Dalam aturan koperasi Saut Maju
Nauli, apabila peminjam telah meninggal dunia disaat utangnya belum lunas maka
hutang tersebut dibayar oleh ahli waris. Kendalanya yang terjadi dilapangan,
Sehingga ahli waris juga tidak mampu membayar angsuran hutang yang dipinjam
Koperasi Saut Maju Nauli selalu mencari akar permasalahannya terlebih dahulu,
kemudian kita duduk bersama untuk mencari solusi terbaik secara kekeluargaan.
perekonomian nasional dalam ranga mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Tujuan Koperasi ini sangat selaras
dengan misi sosial dan misi ekonomi yang di inginkan Koperasi Saut Maju Nauli.
22
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
komitmen tertulis akan kesediannya dalam menjamin suatu pinjaman uang dari
koperasi milik debitur (peminjam). Komitmen ini dituangkan secara formal dalam
suatu surat perjanjian yang merupakan bukti dan persyaratan pinjaman uang dari
koperasi. Dalam surat perjanjian tersebut dengan jelas disebutkan data pihak
terlebih dahulu harus terdapat perjanjian pinjaman antara peminjam dengan pihak
pihak dan terutama mengikat keberadaan pihak penjamin dan pihak koperasi,
kepada pihak yang nantinya menerima manfaat dari jaminan tersebut. Komunikasi
antara penjamin dan koperasi dilakukan secara tertulis, dan hal tersebut menjadi
1
Sofyan A. Djalil, Penjamin Kredit Mengantar UKMK mengakses Pembiayaan, PT alumni,
Bandung, 2007, hlm. 22.
90
saling mengikatkan diri dalam sebuah kegiatan penjaminan. Komunikasi ini pada
rumusan Pasal 1820 KUHPerdata. Dari rumusan yang diberikan tersebut dapat
kita ketahui bahwa suatu penanggungan utang meliputi beberapa unsur, yaitu:
2
Ibid., hlm. 23.
dahulu ada. Hal ini berarti tanpa keberadaan utang yang ditanggung
memenuhi kewajibannya.3
Pada umumnya pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian kredit adalah
pihak kreditur dan pihak debitur. Tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan
ini menitik beratkan atau mengarah kepada jaminan yang bersifat perorangan.
Karena dalam lalu lintas hukum perdata dikenal dua bentuk jaminan yaitu jaminan
kebendaan dan jaminan perorangan walaupun nanti pada akhirnya semua bentuk
adalah:
3
Gunawan Widjaja, Penanggungan Utang dan Perikatan Tanggung Menanggung, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 13-14.
4
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Panduan Batuan Hukum Indonesia, yayasan Obor
Indonesia, Jakarta, 2009. hlm. 139.
Tanggungan.6
(Wanprestasi).
adalah perusahaan.7
5
Heru Guntoro, Artikel : Tanggung Gugat Pihak Penjamin Dalam Perjanjian Kredit Akibat
Wanprestasi, Jurnal Ilmiah Progressif Vol.6 No. 15, April 2009, hlm. 23.
6
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
7
Op. cit., hlm. 141.
(orang ketiga atau badan hukum) yang menjamin pelunasan utang debitur
debitur maka harta kekayaan penjamin itu yang harus dieksekusi. Tetapi
penjamin dilelang maka hasilnya dibagi kepada kreditur yang ada secara
8
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Ibid., hlm. 142.
hutang debitur jika debitur tidak memiliki kemampuan lagi. Adapun hak-
hak istimewa yang dimiliki oleh penjamin tercantum dalam pasal 1832
KUHPer, yaitu:
warisnya.
Sanggul:
dibawa ke pengadilan.
Selain bank, cukup banyak orang yang ternyata mendapat dana pinjaman
Sebagai salah satu syarat mendapatkan pinjaman dari koperasi adalah adanya
pihak penjamin dari debitur. Jaminan yang diberikan peminjam merupakan pihak
ketiga yang tidak mempunyai kepentingan apa-apa, baik kepada debitur maupun
Dengan syarat bahwa penjaminan yang diberikan orang tadi kepada koperasi,
9
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
10
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 315.
(meneruskan) usahanya;
adalah perjanjian, yaitu perjanjian yang dibuat oleh pihak ketiga dengan kreditur.
Sebagai suatu bentuk perjanjian, penanggungan utang harus dibuat sesuai dengan
2. Unsur Objektif, terhadap dua unsur yang disebutkan terakhir dalam pasal
dibuat.12
11
Soebekti, Jaminan-jaminan Pemberian Kredit Termasuk Hak Tanggungan Menurut Hukum
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. hlm. 73.
Memperhatikan rumusan pasal 1820, kita dapat melihat adanya tiga ciri
1. Ciri Sukarela. Seorang pihak ketiga yang sama sekali tidak mempunyai
perjanjian dalam hal ini menjadi dua, tapi saling bertindih. Yang pertama
ialah perjanjian pokok itu sendiri antara debitur dan kreditur. Perjanjian
12
Gunawan Widjaja, Penanggungan utang dan perikatan tanggung menanggung, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 14.
13
M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 316.
perjanjian pokok
tersebut. Artinya penjamin telah sepakat dan mengikatkan diri untuk menjamini
atau wanprestasi.14
debitur tersebut telah lalai, tidak mampu bayar, dan tidak mempunyai harta
14
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
merupakan orang atau badan hukum yang memerlukan fasilitas kredit dengan
penanggungan ada tiga pihak yang terkait dalam perjanjian penanggungan utang
yaitu pihak debitur, pihak kreditur, serta pihak ketiga. Kedudukan debitur sebagai
pemberi utang, sedangkan kedudukan kreditur baik berupa kredit atau pinjaman
uang. Pihak ketiga yaitu pihak sebagai sebagai penanggung utang dari debitur
utama kepada kreditur, apabila debitur utama tidak memenuhi prestasinya. Alasan
memilki kepentingan yang sama dengan pihak debitur baik dalam hal ekonomi
mengenai usaha, jadi dengan ini terdapat hubungan antara pihak peminjam dengan
pihak penjamin.16
15
H. S., Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004, hlm. 20.
16
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen, Hukum jaminan di Indonesia Pokok Pokok Hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan, Liberty Ofset, Yogyakarta, 1980, hlm. 80.
prinsip sebagai pelengkap ini sangat melekat pada layak atau tidaknya pinjaman
yang dihadapi oleh koperasi. Risiko ini dapat saja terjadi akibat musibah yang
tidak dapat dielakkan seperti terkena bencana alam, kegagalan dalam menjalankan
usaha, tetapi resiko yang paling fatal adalah akibat peminjam yang mampu, tetapi
tidak sanggup lagi membayar semua kewajibannya baik untuk sementara waktu
atau selamanya harus segera diantisipasi oleh pihak koperasi. Ketidak mampuan
Fungsi penjamin ini adalah untuk melindungi koperasi dari kerugian. Dengan
diberikan secara sukarela atas kehendak penanggungan pribadi. Untuk itu maka
17
Sofyan A. Djalil, Op. Cit., hlm. 13.
18
Kasmir, Op. cit, hlm. 89.
debitur lalai, sedangkan benda-benda debitur ini harus lebih dahulu disita dan
kewajiban debitur kepada kreditur, jika ternyata bahwa harta kekayaan debitur
benda debitur tidak dapat lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya”:
menanggung;
3. Jika pihak yang debitur dapat memajukan suatu tangkisan yang hanya
debitur tersebut disita dan dijual terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya
kredit merupakan perlengkapan suatu perkreditan. Dalam hal ini, sesuatu yang
utama yang harus terlebih dahulu ada adalah suatu kesepakatan antara debitur dan
kewajiban debitur (sebagai pihak terjamin) dalam hal ini yang bersangkutan tidak
kewajiban terjamin atau peminjam kepada penerima jaminan atau koperasi. Hal
ini dilakukan apabila pada saat kredit telah jatuh tempo sebagaimana diperjanjikan
dapat terjadi karena gagalnya usaha yang dijalankan yang disebabkan adanya
perubahan kondisi pasar, tidak terbayarnya tagihan terjamin (peminjam) oleh para
pembelinya, dan tingginya kenaikan bahan baku dan sarana produksi lainnya. 21
19
Gunawan Widjaja, Hapusnya Perikatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hml. 23-
24.
20
Sofyan A. Djalil, Loc. Cit., hlm. 13.
21
Ibid.
yang dilakukan oleh pihak peminjam. Hal ini sebenarnya dapat dilihat melalui
kasus perkasus sesuai dengan apa yang disepakati pada perjanjian perorangan
dilihat dalam hal para pihak tersebut membuat klausula pengecualian, dimana
terdapat hak bagi koperasi untuk melakukan pengihan dan meminta pertanggung
accessoir, tetapi dapat bersifat subside jika dalam sudut pemenuhan kewajiban.
tidak perlu memenuhi kewajibannya sebagai penjamin, dasar hukum dari hal ini
kewajiban peminjam atau kredit yang macet tersebut. Dengan adanya keterlibatan
aktif tiga pihak dalam perjanjian pinjaman, maka dalam menjalankan fungsinya
22
Muhammad Djumliana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Jakarta,2000, hlm. 394
23
Ibid.
jawab membayar sejumlah uang sebesar sepertiga dari jumlah utang dari
baru ada pada saat peminjam lalai untuk membayar utangnya kepada koperasi.
Kelalaian tersebut terjadi setelah waktu jatuh tempo untuk melakukan pembayaran
sebelumnya dengan pihak koperasi Saut Maju Nauli. Sebagai penjamin yang telah
sepakat dengan segala resiko yang telah disepakati maka pihak penjamin telah
bersedia memenuhi prestasi kepada koperasi Saut Maju Nauli sebesar 1/3 dari sisa
hutang peminjam. Dalam menjalankan aturan yang terdapat di koperasi Saut Maju
Nauli tetap memperhatikan prinsip sosial dan prinsip ekonomi, dimana koperasi
Suat Maju Nauli berprinsip bahwa usaha yang dijalankan adalah dari anggota,
untuk anggota dan oleh anggota. Maka dari itu pihak koperasi Saut Maju Nauli
koperasi untuk ikut melunasi utang peminjam. Bentuk tanggung jawab yang
24
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
diberikan oleh koperasi Saut Maju Nauli kepada penjamin adalah membantu
Saut Maju Nauli apabila penjamin dari peminjam tersebut meninggal sebelum
ketentuan di koperasi Saut Maju Nauli terkait penjaminan terdapat hal yang
Keuntungan yang diperoleh penjamin dari setiap jaminan memang tidak secara
yang memberi jaminan pada suatu saat juga akan mendapatkan jaminan,
keuntungan timbal balik ini yang diharapkan dalam koperasi Saut Maju Nauli.26
Dolok Sanggul
yang berkenaan dengan pinjaman yang telah dikucurkan. Dengan adanya jaminan
25
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
26
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
pembayaran atas kredit yang telah diberiknnya .Jaminan secara umum diatur
dalam pasal 1131 KUHPerdata yang menetapkan bahwa segala hak kebendaan
debitur baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak baik yang sudah ada
maupun yang akan ada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala
pengelolaan usaha koperasi. Termasuk dalam hal pinjaman, semua anggota harus
anggota dan modal yang besar tentunya akan menentukan persyaratan pinjaman
yaitu adanya penjamin terhadap anggota yang akan meminjam. Penjamin ini
dana pinjaman digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan perjanjian awal.
27
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan (wanprestasi) oleh peminjam yang
1. Tidak bisa meminjam dibawah saham dan diatas saham apabila ada
5. Selama ada anggota yang dijamini anggota tidak bisa menarik diri.28
koperasi Saut Maju Nauli menjelaskan bahwa terhadap penjamin yang tidak
bersedia membayar 1/3 dari jumlah utang peminjam yang tertunggak maka
tindakan yang dilakukan koperasi saut Maju Nauli akan memotong saham dari
simpanan pokok penjamin tersebut. Penjamin di koperasi Saut Maju Nauli yang
tidak memenuhi prestasinya dan melarikan diri maka tindakan koperasi Saut Maju
Nauli adalah meminta pertanggungjawaban dari suami atau istri yang melarikan
diri.
28
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
peminjaman terdapat anggota yang wanprestasi dan pihak penjamin juga tidak
tuntas. Yang menjadi kendala adalah pertama anggota yang menjamin tersebut
tidak bisa lagi dikumgjungi karena sudah tidak berdomisili dan tidak diketahui
lagi alamatnya. Kedua agunan yang diserahkan sudah tidak ada lagi karena
sesuatu hal. Misalnya: rusak, hilang, atau sudah dijual kepada pihak lain tanpa
Apabila koperasi Saut Maju Nauli mengacu pada proses hukum yang ada,
maka pihak koperasi Saut Maju Nauli hanya tinggal menarik atau menjual
tertulis diatas materai yang isinya kesepakatan terhadap koperasi Saut Maju Nauli
untuk membayar sebesar 1/3 dari sisa utang peminjam yang wanprestasi. Namun
persoalannya tidak segampang itu, Misi Koperasi Saut Maju Nauli adalah misi
sosial dan misi ekonomi. Dalam misi ekonomi, koperasi tidak ada bedanya
dengan sistem perbankan yang hanya memikirkan profit (untung). Ketika koperasi
29
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB.
Saut Maju Nauli akan menarik agunan penjamin atau menyelesaikannya secara
hukum, maka misi yang diinginkan koperasi Saut Maju Nauli tidak tercapai yaitu
misi ekonomi dan misi sosial. Perlu kita pahami baik anggota yang meminjam
ataupun Penjamin di koperasi Saut Maju Nauli adalah golongan ekonomi lemah
dan masyarakat miskin. Apabila koperasi Saut Maju Nauli ingin melupakan misi
ekonomi dan misi sosialnya maka koperasi yang diharapkan oleh masyarakat
Koperasi Saut Maju Nauli selalu mencari akar permasalahannya terlebih dahulu,
kemudian kita duduk bersama untuk mencari solusi terbaik secara kekeluargaan.
perekonomian nasional dalam ranga mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Tujuan Koperasi ini sangat selaras
dengan misi sosial dan misi ekonomi yang di inginkan Koperasi Saut Maju Nauli.
Koperasi Saut Maju Nauli selalu mencari akar permasalahannya terlebih dahulu,
kemudian kita duduk bersama untuk mencari solusi terbaik secara kekeluargaan.
perekonomian nasional dalam ranga mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Tujuan Koperasi ini sangat selaras
dengan misi sosial dan misi ekonomi yang di inginkan Koperasi Saut Maju Nauli.
30
Maju Nauli memiliki beberapa cara untuk menyelesaikan penjamin yang tidak
mau membayar tetapi tetap memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip sosial,
yaitu:
kewajibannya;
d. Apabila seluruh prosedur diatas telah ditempuh dan ternyata masih terjadi
30
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB
31
Wawancara dengan Halomoan Nababan, selaku Komisaris Koperasi Saut Maju Nauli, Pada
Tanggal 8 November 2019 pukul 14.00 WIB
tersebut. Modal koperasi berasal dari anggota yaitu: Simpanan Pokok dan
permodalan koperasi.
113
diperjanjikan.
dilakukannya.
salah satu pihak. Bagi pihak yang dirugikan dapat melakukan tuntutan
lemahnya peraturan dan ketentuan yang memang belum ada atau sudah
peminjam yaitu:
suku bunga.
perjanjian.
koperasi. Hal ini dilakukan pada saat pinjaman telah jatuh tempo
B. Saran
1. Persyaratan pinjaman yang dibuat oleh koperasi harus tegas, dan tidak
wanprestasi.
A. Buku
Hartono Budi Untung, Hukum Koperasi dan Peran Notaris Indonesia, Andi
Jakarta, 2015.
Jakarta, 2014.
Jakarta, 2007.
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Prenada Media Grup, Jakarta, 2010.
118
2004.
Bandung, 1991.
Syamsul Arifin Dkk, Hukum dan Koperasi, USU Press, Medan, 1985.
Suhardi dkk, Hukum Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia,
Sri Edi Swasono, Koperasi di Dalam Orde Ekonom Indonesia, UI-Press, Jakarta,
1983.
Jakarta, 1991.
M. Isa Arief, Hukum Perdata dan Hukum Dagang, Alumni, Bandung, 1983.
Suprianto Agn., Tata Kelola Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam, CV Andi
Offset, Yogyakarta, 2015.
Muchdarsyah Sinaungan, Manajemen Dana Bank, PT Bumi Aksara, Jakarta,
1993.
Yogyakarta, 1998.
B. Undang-Undang
Permenkop No. 15 Tahun 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peraturan Menteri Nomor 11 tahun 2018 tentang Perizinan Usaha Simpan Pinjam
Koperasi.
Heru Gunorot, Artikel: Tanggung Gugat Pihak Penjamin dalam Perjanjian Kredit
Akibat dari Wanprestasi, Jurnal Ilmiah Progressif Vol.6 No. 15, april
2009.