Anda di halaman 1dari 108

KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.


KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI
CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

OLEH :
NURUL RAHMADHANI
NIM : 140200422

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.
KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI
CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

OLEH :
NURUL RAHMADHANI
NIM : 140200422

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.
KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI
CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

Nurul Rahmadhani*
Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H.,M.Hum**
Tri Murti Lubis, SH.,MH***

CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian penting


dalam sebuah perusahaan, karena di negara Indonesia ada Undang-Undang yang
mengatur tentang kewajiban pelaksanaan CSR oleh Perusahaan. Selain untuk
mematuhi Undang-undang, CSR dilakukan juga karena kesadaran perusahaan
dalam membantu negara mengentaskan kemiskinan. Secara normatif CSR telah
dinyatakan sebagai kewajiban bagi setiap perusahaan yang bergerak dan/ atau
berkaitan dengan sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Pasal 74 UUPT. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor wilayah Jakarta Kota
mempunyai banyak program dalam melaksanakan CSR. Tujuan dalam penelitian
ini adalah mendeskripsikan peraturan perundang-undangan mengenai program
CSR yang dilakukan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, bentuk program CSR yang
dilakukan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, dan kendala yang dihadapi dalam
melaksanakan program CSR.. Program CSR Studi pada Divisi Corporate
University PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota
merupakan salah satu bentuk kewajiban perusahaan dalam menerapkan CSR.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum yuridis
normatif yaitu menitikberatkan pada data sekunder yaitu dengan memaparkan
tentang peraturan yang berlaku dalam mengatur corporation social responsibility.
Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder. Analisis
data yang digunakan adalah dengan cara kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program CSR yang dilakukan PT.
Bank Negara Indonesia, Tbk, Kantor Wilayah Jakarta Kota telah melaksanakan
program Corporate Sosial Responsibility (CSR), dengan menetapkan 6 bidang
yang menjadi fokus kegiatan CSR, yaitu pendidikan, kesehatan, pengembangan
sarana dan prasarana umum, kegiatan keagamaan, bantuan bencana dan
pelestarian alam.Manfaat dari Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan
bisa membuat PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota
terus aktif dalam kegiatan CSR untuk menghapus kemiskinan sehingga tercapai
masyarakat yang adil dan makmur di Negara Republik Indonesia..

Kata Kunci : CSR, Program , PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor
Wilayah Jakarta Kota

*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara


**) Dosen Pembimbing I
***) Dosen Pembimbing II

i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

ditulis dalam rangka melengkapi tugas akhir dan memenuhi persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara Medan program kekhususan Hukum Ekonomi.

Skripsi ini dengan judul “Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Corporate

Social Responsibility (CSR) di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah

Jakarta Kota (Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk)” penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kelemahan dan

kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Hal ini disebabkan

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Penullis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan dan

kebaikan skripsi ini di masa yang akan datang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini saya juga mendapat banyak dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai penghargaan dan

ucapan terimakasih terhadap semua dukungan dan bantuan yang telah diberikan,

saya menyampaikan terimakasih kepada :

Bapak Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH., M.Hum. Selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara;

1. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH. M.Hum selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Dr. Ok. Saidin, SH., M.Hum. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

3. Ibu Puspa Melati, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

4. Bapak Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum Selaku Wakil Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

5. Bapak Prof.Dr. Bismar Nasution, SH.,M.Hum. Selaku Ketua Departemen

Hukum Ekonomi, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya dalam membimbing dan memberikan arahan dalam proses

penulisan skripsi ini;

6. Ibu Tri Murti Lubis, SH.,MH, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya dan memberikan arahan/bimbingan serta

memberikan banyak ilmunya kepada penulis hingga skripsi ini dapat

diselesaikan;

7. Kepada seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Hukum USU yang selama ini

telah banyak membantu Penulis;

Medan, 10 Januari 2018


Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI
Abstrak......................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan...................................................7

D. Keaslian Penulisan.......................................................................9

E. Tinjauan Kepustakaan..................................................................9

F. Metode Penelitian.....................................................................14

G. Sistematika Penulisan...............................................................16

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY
A. Sejarah Corporate Social Responsibility............................19

B. Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility..............22

C. Pengaturan mengenai Corporate Social Responsibility.............33

BAB III PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


PADA PERBANKAN DI INDONESIA
A. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Usaha

Kecil dan Menengah.................................................................40

B. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor

Pendidikan.................................................................................44

C. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor

Lingkungan...............................................................................46

Universitas Sumatera Utara


BAB IV KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PT.
BANK NEGARA INDONESIA, TBK. KANTOR WILAYAH
JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI CORPORATE
UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau dari

pengaturan Corporate Social Responsibility di Indonesia

.........................................................................................52

B. Bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan

oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta

Kota terhadap masyarakat sekitar..........................................65

C. Kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor

Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan Corporate Social

Responsibility.............................................................................83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................89

B. Saran ...................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................94

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup

suatu bangsa yang sering kali diukur dengan riel per kapita. Tujuan pembangunan

ekonomi adalah untuk menaikkan pendapatan nasional riel dan meningkatkan

produktifitas. Pada umumnya tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh

tersedianya atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia,

tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem

perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri.1

Corporate Social Responsibility (tanggung jawab perusahaan) merupakan

masalah penting dalam perdebatan kontemporer. Kebanyakan masalah ini

bersumber pada skala dan pengaruh perusahaan modern. Skala beberapa

perusahaan lebih besar daripada sebquah negara. Pengaruhnya meluas ke seluruh

dunia. Kegiatan mereka dapat menentukan kemakmuran masyarakat dan

kesehatan lingkungan.

Pada awalnya, konsep Corporate Social Responsibility (CSR) muncul

sebagai akibat dari adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap korporasi.

Masyarakat menganggap korporasi sebagai pihak yang selalu mengeruk

keuntungan tanpa memperdulikan kondisi masyarakat maupun lingkungan

sekitarnya.2

Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat semakin sadar akan

pentingnya perlindungan atas hak-hak mereka. Masyarakat menuntut perusahaan

1
Irwan dan Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta: BPFE,1990), hlm.5.
2
Gunawan Widjaya dan Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Tanpa
CSR, (Jakarta : PT. Percetakan Penebar Swadaya, 2008), hlm. 11.

1
Universitas Sumatera Utara
2

untuk lebih peduli pada masalah-masalah yang terjadi dalam komunitas mereka.

Lebih jelasnya, masyarakat menuntut tanggung jawab sosial perusahaan.3

Bagi pengusaha, hal ini harus diperhatikan dengan baik, agar tidak menjadi

bumerang pada akhirnya. Dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat akan

hak-hak mereka dan kepedulian mereka terhadap lingkungan mereka, pengusaha

harus mewujudkan tanggung jawab sosialnya.4

Ada usaha yang cukup berpengaruh untuk menempatkan gelombang diskusi

tanggung jawab perusahaan dalam lingkup yang lebih luas. Tidak bisa dihindari

lagi, ini menjangkau masalah yang menyentuh semua penilaian terhadap tanggung

jawab perusahaan. Penilaian ini meliputi etika, kebijaksanaan perusahaan,

ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, perubahan teknologi, tujuan dan praktik

manajemen, lingkungan, dan keadilan sosial.5

Dalam pelaksanaan kebijakan Corporate Social Responsibility masing-

masing perusahaan memiliki alasan tersendiri atas kebijakan yang dibuat. Secara

umum kebijakan ini dilakukan karena adanya pengaruh atas operasional yang

dilakukan perusahaan. Corporate Social Responsibility dilaksanakan sebagai

bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk menjaga hubungan jangka

panjang dengan lingkungan maupun masyarakat sekitar dalam peningkatan

kinerja perusahaan.

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan berkembang secara evolusioner

dalam jangka waktu yang cukup panjang. Konsep tanggung jawab sosial

perusahaan menjalani beberapa tahap yan dipengaruhi oleh sepak terjang para

3
Ibid., hlm.17.
4
Ibid., hlm.18.
5
Tom Cannon, Loc. Cit.

Universitas Sumatera Utara


3

pelaku usaha dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya. Konsep tersebut

juga mendapat pengaruh dari perkembangan ideologi dan tatanan kehidupan

bangsa dan antarbangsa. Segala hal tersebut ikut memberikan kontribusi hingga

tiba pada suatu saat dimana para pelaku usaha menyadari perlunya aksi bersama

masyarakat setempat demi kepentingan semua pihak.6

Tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan peningkatan

partisipasi perusahaan dalam masyarakat harus dimaknai sebagai upaya

menciptakan kemaslahatan bersama bagi perusahaan dan masyarakat. 7Elkington

menegaskan bahwa perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan

ekonomi belaka (profit). Melainkan pula, memiliki kepedulian terhadap

kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).8

Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah untuk pemberdayaan

masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Pemberdayaan bertujuan

mengkreasikan masyarakat mandiri, kalau berbicara tentang Corporate Social

Responsibility, terdapat banyak defenisi. Kata sosial sering diinterprestasikan

dengan kedermawanan. Padahal Corporate Social Responsibility terkait dengan

sustainability dan acceptability, artinya diterima dan berkelanjutan untuk

berusaha di suatu tempat. Selama ini Corporate Social Responsibility (CSR)

kebanyakan diukur dari sudut berapa besar uang yang dikeluarkan. Sebenarnya

bukan uang saja, uang itu hanya sebagian nilai karena ada nilai intangible yang

sangat penting, artinya ada sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang. Kata

6
Matian Siagian dan Agus Suriadi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif
Pekerjaan Sosial, (Medan : FISIP USU PRESS, 2010), hlm.6.
7
M. Yasir Yusuf, Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris Pembiayaan
Mikro Baitulmal Aceh, Jurnal Ekonomi Islam L a_Riba, Vol.IV, No.2, Des 2010, hlm.198
8
Edi Suharto, CSR dan Comdev, Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi,
Bnadung: CV. Alfabeta, Cet. Ke-1, 2010, hlm.4.

Universitas Sumatera Utara


4

sosial sering hanya dipahami sebagi bentuk kedermawanan. Padahal,

kedermawanan itu adalah sebagian kecil dari Corporate Social Responsibility

(CSR), itu sebabnya ada perusahaan yang menggunakan kata corporate

responsibility atau CR. Corporate responsibilities ada dua. Pertama, yang sifatnya

ke dalam atau internal. Kedua, yang internal menyangkut transparansi, sehingga

ada yang nama nya Good Corporate Governance. Dikalangan perusahaan publik

diukur dengan keterbukaan informasi.9

Menurut Princess Of Wales Foundation ada lima hal penting yang dapat

mempengaruhi implementasi CSR, pertama, menyangkut human capital atau

pemberdayaan manusia. Kedua, environments yang berbicara tentang lingkungan.

Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat, social cohesion. Artinya,

dalam melaksanakan CSR jangan sampai menimbulkan kecemburuan sosial.

Kelima adalah economic strength atau memberdayakan lingkungan menuju

kemandirian dibidang ekonomi.10

Pada awalnya CSR hanya bersifat sukarela (voluntary). Hal ini sejalan

dengan pendapat Isa Wahyudi, bahwa meskipun belum ada kesatuan bahasa

dalam memaknai CSR, tetapi CSR ini telah diimplementasikan oleh perusahaan

dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas kesukarelaan. 11Hal inilah

yang menjadi masalah karena sifat kesukarelaan dalam menjalankan CSR

menjadikan perusahaan enggan untuk melaksanakan CSR. Hal itulah yang

9
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, (Jakarta :Sinar Grafika Offset,
2009),hlm.9-10.
10
Ibid,hlm.11-12.
11
Isa Wahyudi & Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility : Prinsip, Pengaturan
dan Implementasi,(Malang: In-TransPublishing,2008), hlm.28.

Universitas Sumatera Utara


5

dikhawatirkan jika tidak ada pengaturan yang bersifat mengikat perusahaan dalam

melaksanakan CSR.12

Oleh sebab itu, muncul pengaturan mengenai CSR di Indonesia dengan

menggunakan istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Pengaturan/regulasi mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di

Indonesia dituangkan dalam hierarki perundang-undangan yang berbentuk

Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas dan Undang-Undang 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, serta

berbentuk Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun

2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Munculnya tiga pengaturan diatas, maka menimbulkan kelegaan tersendiri bahwa

sudah ada peraturan yang secara tegas mengatur tentang kewajiban tanggung

jawab sosial dan lingkungan bagi perseroan terbatas tidak hanya dituntut mencari

keuntungan atau laba semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

Baik atau buruknya amanat Undang-Undang Perseroan Terbatas yang

mewajibkan perseroan menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial,

bergantung pada aturan pelaksanaan yang akan disusun pemerintah. Terkait hal

itu, para pelaku bisnis berharap pemerintah lebih bijaksana menafsirkan aturan ini,

yang dimaksud dengan perseroan, menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut

perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

12
Ibid, hlm.13

Universitas Sumatera Utara


6

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Ketentuan tersebut

dengan tegas menyatakan bahwa perseroan terbatas adalah badan hukum.13

Didalam pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut

menyatakan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Inilah yang dimaksud dengan Corporate Social

Responsibility (CSR). Dalam hal ini, tidak hanya sekedar perseroan yang

menjalankan usahannya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam

saja yang memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, melainkan semua

perseroan memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk yang memfokuskan diri pada segmen

UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke

kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya

kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang

lebih luas, Bank BNI telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan

konsumer. Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh

sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi,

kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik.

Berbagai bentuk program CSR dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota sebagai wujud tanggung jawab sosial PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota pada lingkungan. Tidak

13
Ibid.,hlm.13.

Universitas Sumatera Utara


7

mudah untuk mewujudkan kebijakan dan program CSR perbankan yang ideal,

namun pada intinya program CSR harus terkait dengan upaya memaksimumkan

dampak positif dan meminimumkan dampak negatif dari suatu kegiatan bisnis

perbankan. Oleh karena itu diperukan konsep penerapan CSR yang efektif dan

efisien yang sesuai kegiatan utama perbankan. Sehingga CSR tidak hanya

memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat tetapi juga bagi

perusahaan.

Umumnya perbankan di Indonesia memiliki berbagai program

pengembangan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial, sebagian bank di

Indonesia hanya melakukan kegiatan CSR yang bersifat Charity, kepedulian

terhadap lingkungan sosial, bantuan bencana alam dan sebagainya.

B. Perumusan Masalah

Agar tidak menjadi bias dan melebarnya pembahasan dalam skripsi ini

maka perlu untuk mengangkat permasalahan yang dijadikan sebagai landasan atau

acuan dari pokok materi penulisan sehingga suatu kesimpulan dapat diperoleh.

Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau dari pengaturan

Corporate Social Responsibility di Indonesia ?

2. Apa saja bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan

oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota

terhadap masyarakat sekitar ?

Universitas Sumatera Utara


8

3. Apa yang menjadi kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan Corporate Social

Responsibility ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan pembahasan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Corporate Social Responsibility PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota ditinjau

dari pengaturan Corporate Social Responsibility di Indonesia.

b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk Corporate Social

Responsibility yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota terhadap masyarakat sekitar.

c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam penerapan

Corporate Social Responsibility.

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

a. Secara Teoritis

Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang

telah dirumuskan akan memberikan kontribusi pemikiran serta

pemahaman dan pandangan baru terhadap Corporate Social

Responsibility (CSR) terutama dalam penerapannya.

b. Secara Praktis

Universitas Sumatera Utara


9

Pembahasan terhadap masalah ini diharapkan dapat menjadi

masukkan bagi pembaca, khususnya dunia perusahaan yang

berhubungan langsung dengan penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) tersebut kemudian dapat mengimplementasikan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dengan sebaik-baiknya

sehingga membawa manfaat baik bagi perusahaan, bagi pemerintah,

bagi masyarakat, maupun bagi kelestarian lingkungan.

D. Keaslian Penulisan

“Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota (Studi

pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara Indonesia, Tbk” yang

diangkat menjadi judul skripsi belum pernah ditulis di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara. Kalaupun ada terdapat judul yang hampir sama

dengan yang ini, akan tetapi substansi pembahasannya berbeda. Penulis

menyusunnya melalui bahan-bahan referensi buku-buku, media cetak dan

elektronik, serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian keaslian skripsi

ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan dicoba untuk mengemukakan beberapa

ketentuan dan batasan yang menjadi sorotan dalam mengadakan studi

kepustakaan. Hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup

skripsi agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah

disebutkan di atas.

Universitas Sumatera Utara


10

Terkait dengan topik yang diangkat dalam skripsi ini perlu dilakukan

pembatasan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

1. Corporate Social Responsibility (CSR)

Grup Bisnis Bank Dunia (The World Bank Group) memberikan

definisi CSR sebagai:“the commitment of business to contribute to

sustainable economic development, working with employees and their

representatives, their families, the local community and society at large to

improve quality of life, in ways that are both good for business and good for

development.14

Menurut World Business Council for Sustainable Development, CSR

diartikan sebagai “business commitment to contribute to sustainable

economic development, working with employees, their families, the local

community, and society at large to improve their quality of life.”

CSR dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat

dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan

atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya.15

Istilah CSR tidak dikenal dalam UUPT namun, dipersamakan dengan

istilah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (“TJSL”). Pasal 1 angka 3

UUPT menyebutkan bahwa:

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk

berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik

14
Amin Widjaja Tunggal, Business Ethics dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Konsep dan Kasus, (Havarindo, 2008), hlm.23
15
Ronny Irawan, Corporate Social Responsibility: Tinjauan Menurut Peraturan Perpajakan
di Indonesia, Surabaya, 6 September 2008, hlm.1.

Universitas Sumatera Utara


11

bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada

umumnya.16

Dalam hal ini penulis mengasumsikan bahwa istilah TJSL dengan

CSR adalah memiliki pengertian yang sama. Untuk itu dalam tulisan ini

penulis akan memakai istilah CSR sampai akhir tulisan ini.

2. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.17

3. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidaklangsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.18

4. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.19

16
Indonesia (UUPT)
17
Indonesia (UMKM), UU Tentang Usaha Mikro,Kecil dan Menengah, UU No. 20
Tahun2008, LN Nomor 93 Tahun2008, TLN Nomor 4866. Pasal 1 Angka 1.
18
Ibid. Pasal 1 Angka 2.
19
Ibid. Pasal 1 Angka 3.

Universitas Sumatera Utara


12

5. UKM adalah Singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan

dianggap sama dengan UMKM. Untuk keperluan tulisan ini penulis akan

memakai satu istilah yang dianggap lebih populer yaitu UMKM.

6. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk20

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut

“BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank

sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5

Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun

1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan

statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI

sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat

dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU

No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29

April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi

Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum

menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli

1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September

1992 Tambahan No. 1A.

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan

20
Perusahaan BNI, Sejarah BNI, http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/tentangbni/sejarah,
Diakses pada tanggal 24 Nopember 2018 pukul 23:01 WIB

Universitas Sumatera Utara


13

sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun

1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di

tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi

korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun

1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran

umum saham terbatas di tahun 2010.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007

tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar

BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan

dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan

Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan ke putusan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-

50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Ber ita

Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008

Tambahan No. 29015. Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI

dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran

Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris

Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan

No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015. Saat ini, 60%

saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia,

Universitas Sumatera Utara


14

sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu

maupun institusi, domestik dan asing.

BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di

Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak

ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI

didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah,

BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI

Remittance. BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun

fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun

kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan

kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

F. Metode Penulisan

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa, penelitian merupakan

suatukegiatan ilmiah yang berkaitan dengan anlisa konstruksi yang dilaksanakan

secar metodologis dan konsisten.21 Metodologis berarti sesuai dengan metode atau

cara tertentu.22 Sistematis berarti berdasarkan suatu sistem yang konsisten yang

berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dengan suatu keterangan tertentu.23

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini dengan tujuan agar dapat lebih

terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka metode penulisan

yang digunakan antara lain:

1. Jenis penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan Metode Penelitian Hukum

Normatif yang bersifat deskriptif. Penelitian hukum normatif adalah


21
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta.1986), hlm.46.
22
Ibid, hlm 46
23
Ibid, hlm.47

Universitas Sumatera Utara


15

penelitian dengan hanya mengolah dan menggunakan data-data sekunder.

Sedangkan yang bersifat deskriptif maksudnya penelitian tersebut

kadangkala dilakukan dengan melakukan suatu survei ke lapangan untuk

mendapatkan informasi yang dapat mendukung teori yang telah ada.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu :


a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Pengumpulan data ini dilakukan melalui wawancara atau

interview, baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan

pihak di PT.Bank BNI.

b. Data Sekunder yaitu data yang berkaitan erat dengan data primer

yang digunakan untuk membantu menganalisis pada data primer

yang diperoleh dilapangan. Data sekunder ini dilakukan dengan

cara studi kepustakaan, antara lain mencakup dokumen-

dokumen resmi, buku-buku, peraturan perundang-undangan,

serta laporan dari Pihak PT.Bank BNI.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1) Penilitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian

yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau

yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder

yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain

berasal dari buku-buku baik yang diambil dari media cetak

maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah,

termasuk peraturan perundang-undangan.

Universitas Sumatera Utara


16

2) Penelitian Lapangan (Fields Research), yaitu suatu

pengumpulan data dengan cara terjun ke lapangan guna

memperoleh data-data yang diperlukan, dan data yang

diperoleh tersebut disebut data primer. Dalam penelitian

ini dilakukan wawancara (interview). Wawancara

(interview) adalah situasi peran antar pribadi bertatap

muka (face-to-face), seketika seseorang yakni

pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yangdirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang

relevan dengan masalah penelitian kepada seorang

responden.24

3. Analisa Data

Data sekunder yang telah disusun secara sistematis kemudian

dianalisis secara perspektif dengan menggunakan metode deduktif dan

induktif. Metode deduktif dilakukan dengan cara membaca, menafsirkan

dan membandingkan, sedangkan metode induktif dilakukan dengan

menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam

skripsi ini,sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan penelitian

yang telah dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah, maka pembahasannya harus diuraikan

secara sistematis. Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka diperlukan

adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab perbab yang

24
Ferd. N. Kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gajahmada University
Press, Cetakan Kelima, 1996),hlm.770.

Universitas Sumatera Utara


17

saling berangkaian satu sama lain. Adapun sistematikan penulisan skripsi ini

adalah :

BAB I: Berisikan Pendahuluan yang merupakan pengantar yang di

dalamnya terurai mengenai Latar Belakang Penulisan Skripsi,

Perumusan Masalah kemudian dilanjutkan dengan Tujuan dan

Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan

Kepustakaan,Metode Penulisan, yang kemudian diakhiri oleh

Sistematika Penulisan.

BAB II : Merupakan bab yang membahas tentang Tinjauan Umum

Mengenai Corporate Social Responsibility dimana di dalamnya

diuraikan Sejarah Corporate Social Responsibility, Bentuk dan

Manfaat Corporate Social Responsibility, Pengaturan mengenai

Corporate Social Responsibility di Indonesia.

BAB III: Merupakan bab yang membahas Penerapan Corporate Social

Responsility Perbankan Di Indonesia, dimana di dalamnya

diuraikan, Corporate Social Responsibility Perbankan dalam

sektor Usaha Kecil dan Menengah, Corporate Social

Responsibility Perbankan dalam sektor Pendidikan, Corporate

Social Responsibility Perbankan dalam sektor Kesehatan.

BAB IV: Merupakan bab yang membahas mengenai Kajian Hukum

Terhadap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota

(Studi pada Divisi Corporate University PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk), dimana di dalamnya diuraikan, Pengaturan

Universitas Sumatera Utara


18

Corporate Social Responsibility PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota Ditinjau Dari Pengaturan

Corporate Social Responsibility Di Indonesia, Bentuk-bentuk

Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota Terhadap

Masyarakat Sekitar, Kendala yang Dihadapi PT. Bank Negara

Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota dalam Penerapan

Corporate Social Responsibility.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN UMUM MENGENAI CORPORATE SOCIAL RESPONSILITY

A. Sejarah Corporate Social Responsbility (CSR)

Istilah CSR pertama kali muncul dalam tulisan Social Responsibility of the

Businessman tahun 1953. konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini

menjawab keresahan dunia bisnis.25 Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa

jadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat

dan lebih dari itu pengusaha di cap sebagai pemburu uang yang tidak peduli pada

dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

Secara konseptual, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah

pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi

bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan berdasarkan

prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Namun secara empiris CSR ini telah

diterapkan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatan yang didasarkan atas

kesukarelaan (voluntary). CSR tersebt dilakukan dengan motivasi yang beragam,

tergantung pada sudut pandang dan bagaimana memaknai CSR itu sendiri.

Rumusan tentang CSR diantaranya telah diungkapkan oleh The World Business

Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merumuskan CSR sebagai

“ The counting commitment by business to behave ethically and contribute to

economic development while improving the quality of life of the workforce and

25
Chairil N. Siregar, “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate Social
Responsibility Pada Masyarakat Indonesia Jurnal Sosioteknologi” Edisi 12 Tahun 6, Desember
2007

19
Universitas Sumatera Utara
20

their families as well as of the local community and society at large to improve

their quality of life.26

Tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate

social responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan

mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam

interkasi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan

prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan

atau bahkan sering diidentikan dengan CSR ini antara lain Pemberi/Amal

perusahaan (Corporate Giving/Charity), kedermawanan perusahaan (Corporate

Philantrophy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community/Public

Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Keempat

nama itu bisa juga dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks

Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Invesment/Investing) yang

didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga

“pemberdayaan”. 27

Menurut Nor Hadi,tanggung jawab sosial perusahaan memiliki kandungan

dan konsukuensi baik secara sosial maupun secara ekonomi. Dapat dijelaskan

bahwa sebuah perusahaan melakukan kegiatan tanggung jawab dengan penuh

keseriusan, dan didukung oleh strategi implementasinya yang tepat, memiliki

manfaat seperti : meningkatkan nilai bagi masyarakat, mengurangi komplain

26
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility Dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).hlm.16.
27
Being Bedjo Tamudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia,(E-
Book),hlm.93.

Universitas Sumatera Utara


21

masyarakat, dapat membantu pemecahan persoalan yang dihadapi masyarakat

baik di bidang sosial, ekonomi, lingkungan maupun kesehatan.28

H.R. Brown berpendapat bahwa para pelaku bisnis memiliki kewajiban

untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau

melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai berpikir dalam konsep

pengembangan tanggung jawab sosial (Social Responsibility).29

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu satu

bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang

diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang disertai dengan peningkatan

kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan

kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas.30

Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

adaah dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba,

kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam

mengevaluasi kinerja perusahaan. Dunia bisnis pun dapat menerapkan Tanggung

Jawab Sosial karena perilaku seperti itu diwajibkan oleh hukum, karena akan

meningkatkan citra perusahaan.31

Pandangan lain tentang defenisi tanggung jawab sosial perusahaan

dikemukakan oleh bank dunia. Organisasi keuangan global ini mengemukakan

defenisi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai suatu persetujuan atau

komitmen perusahaan agar bermanfaat bagi pembangunan ekonomi yang

28
Nor Hadi, Corporate Social Responsibility, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011 ), hlm.6.
29
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility : from charty to sustainability, (Jakarta
: Salemba Empat,2009),hlm.1.
30
Ibid, hlm.48.
31
Amin Widjaja Tunggal,Strategi Korporat dan Strategi Bisnis Perusahaan,(Jakarta:
Havarido.2008),hlm.83.

Universitas Sumatera Utara


22

berkesinambungan, bekerja dengan para perwakilan dan perwakilan mereka,

masyarakat setempat dan masyarakat dalam ukuran lebih luas, untuk

meningkatkan kualitas hidup, dengan demkian eksistensi perusahaan tersebut

akan baik bagi perusahaan itu sendiri dan baik pula bagi pembangunan.32

Pengertian CSR dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Pasal I ayat

(3) menyebutkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan adalah komitmen Perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi

Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

CSR diatur pula dalam penjelasannya Pasal 15 huruf b Undang-Undang

Nomor 25 tahun 2007 Penanaman Modal (UUPM). Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan

penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan

sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Tampak bahwa UUPM 2007 mencoba memisahkan antara tanggung jawab sosial

dengan tanggung jawab lingkungan, yang mengarah pada CSR sebagai sebuah

komitmen perusahaan terhadap pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan.

B. Bentuk dan Manfaat Corporate Social Responsibility

Beberapa bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) antara

lain :

1. Cause Promotions
32
Matian Siagian dan Agus Suriadi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif
Pekerjaan Sosial, (Medan : FISIP USU PRESS, 2010), hlm.66.

Universitas Sumatera Utara


23

Dalam Cause Promotions ini perusahaan berusaha untuk

meningkatkan kewaspadaan masyarakat mengenai suatu isu tertentu,

dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis

perusahaan dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk

menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu

mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam cause promotions

ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya secara sendiri ataupun

bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya : non goverment organization.

Cause promotions dapat dilakukan dalam bentuk meningkatkan

awareness dan concern masyarakat terhadap suatu isuue tertentu. Mengajak

masyarakat untuk mencari tahu secara lebih mendalam mengenai suatu issue

tertentu di masyarakat. Mengajak masyarakat untuk menyumbangkan uang,

waktu ataupun barang milik mereka untuk membantu mengatasi dan

mencegah suatu permaslaahan terrtentu. Mengajak orang untuk ikut

berpartisipasi dalam penyelenggaraan event tertentu, misalnya : mengikuti

gerak jalan, menandatangani petisi, dll.

2. Cause-Related Marketing

Dalam Cause-Related Marketing, perusahaan akan mengajak

masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu barang

atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan

didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu.

Cause Related Marketing dapat berupa :

Universitas Sumatera Utara


24

Setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan.

Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka beberapa rupiah akan

didonasikan.

3. Corporate Social Marketing

Corporate Social Marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan

untuk mengubah perilaku masyarakat (Behavioral Changes) dalam suatu isu

tertentu.

Biasanya Corporate Social Marketing, berfokus pada bidang-bidang

di bawah ini, yaitu :

a. Bidang kesehatan (Health Isuues), misalnya : mengurangu

kebiasaan merokok, HIV/AIDS, kanker, eating disorders, dll.

b. Bidang keselamatan (Injury Prevention Isuues), misalnya:

keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dll.

c. Bidang lingkungan hidup (Environmental Isuues), misalnya :

konservasi air, polusi, pengurangan penggunaan pestisida.

d. Bidang masyarakat (Community Involvement Isuues), misalnya :

memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah,

perlindungan hak-hak binatang, dll.

4. Corporate Philanthropy

Corporate Philanthropy mungkin merupakan bentuk Corporate Social

Responsibility yang paling tua. Corporate Philanthropy ini dilakukan oleh

perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung

Universitas Sumatera Utara


25

dalam bentuk, dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu

lembaga, perorangan ataupun kelompok tertentu.

Corporate Philanthropy dapat dilakukan dengan menyumbangkan:

a. Menyumbangkan uang secara langsung, misalnya : memberikan

beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu, dll.

b. Memberikan barang/produk, misalnya : memberikan bantuan

peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekoolah

terbuka, dll.

c. Memberikan jasa, misalnya : memberikan bantuan imunisasi

kepada anak-anak di daerah terpencil, dll.

d. Memberi ijin untuk menggunakan fasilitas atau jalur distribusi

yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya : sebuah hotel

menyediakan satu ruangan khusus untuk menjadi showroom

bagi produk-produk kerajinan rakyat setempat, dll.

5. Community Volunteering

Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social

Responsibility dimana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya

ikut terlibat dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang

dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya.

Beberapa bentuk Community Volunteering, yaitu :

b. Perusahaan mengorganisir karyawannya ikut berpartisipasi

dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang

dijalankannya oleh perusahaan, misalnya : sebagai staff

pengajar, dll.

Universitas Sumatera Utara


26

c. Perusahaan memberikan dukungan dan informasi kepada

karyawannya untuk ikut serta dalam program-program

Corporate Social Responsibility tersebut disesuaikan dengan

bakat dan minat karyawan.

d. Memberikan kesempatan (waktu) bagi karyawan untuk

mengikuti kegiatan Corporate Social Responsibility pada jam

kerja, dimana karyawan tersebut tetap mendapatkan gajinya.

e. Memberikan bantuan dana ke tempat-tempat dimana karyawan

terlibat dalam program Corporate Social Responsibility nya.

Banyaknya dana yang disumbangkan tergantung pada

banyaknya jam yang dihabiskan karyawan untuk mengikuti

program Corporate Social Responsibility di tempat tersebut.

Dalam Socially Responsible Business, perusahaan melakukan

perubahan terhadap salah satu atau keseluruhan sistem kerjanya

agar dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan

masyarakat.

Socially Responsible Business, dapat dilakukan dalam bentuk :33

a) Memperbaiki proses prosuksi, misalnnya : melakukan

penyaringan terhadap limbah sebelum dibuang ke alam

bebas, untuk menghilangkan zat-zat yang berbahaya bagi

lingkungan, menggunakan pembungkus yang dapat didaur

ulang (ramah lingkungan).

33
Kotler, “Corporate Social Responsibiity : Doing The Most Good for Your Company”,
(2005).

Universitas Sumatera Utara


27

b) Menghentikan produk-produk yang dianggap berbahaya

tapi tidak ilegal.

c) Hanya menggunakan distributor yang memenuhi

persyaratan dalam menjaga lingkungan hidup.

d) Membuat batasan umur dalam melakukan penjualan,

misalnya barang-barang tertentu tidak akan dijual kepada

anak yang belum berumur 18 tahun.

Pada dasarnya program CSR dari suatu perusahaan dapat

dikategorikan dalam tiga bentuk seperti berikut :

a. Public Relations

Usaha untuk menurunkan perspektif positif kepada komunitas

tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang biasanya

berbentuk kampanye yang tidak terkait sama sekali dengan produk

yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Bentuk ini lebih

menekankan pada penanaman persepsi tentang perusahaan dengan

mengadakan kegiatan-kegiatan sosial maka akan tertanam dalam

image masyarakat bahwa prusahaan tersebut banyak melakukan

kegiatan sosial sehingga masyarakat/komunitas tidak mengetahui

produk apa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Atau dapat juga

terjadi sebaliknya di mana masyarakat/komunitas mengetahui produk

dari perusahaan tersebut akan tetapi masyarakat/komunitas

mengetahui bahwa perusahaan selalu menyisihkan sebagian dari

keuntungan nya untuk kegiatan sosial.

Universitas Sumatera Utara


28

b. Strategi Defensif

Usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk

menangkis anggapan negatif masyarakat/komunitas luas yang sudah

tertanam terhadap kegiatan perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan

perusahaan merupakan bentuk perlawanan terhadap pandangan negatif

masyarakat/komunitas dan perusahaan berusaha mengubah pandangan

tersebut menjadi positif.

c. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang


benar-benar berasal dari visi perusahaan tersebut.
Perusahaan melakukan program CSR untuk kebutuhan

masyarakat/komunitas dan tidak mengambil keuntungan secara

materiil. Program CSR yang dijalankan merupakan keinginan tulus

dari perusahaan, yang bisa dilihat dari komitmen perusahaan terhadap

kegiatan CSR dengan menuangkannya ke dalam visi dan misi CSR.34

10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika

melakukan program Corporate Social Responsibility, yaitu :35

1) Mempertahankan dan Mendongkrak Reputasi dan Image

Perusahaan

Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi

perusahaan, sebaliknya kontribusi positif pasti akan

mendongkrak image dan reputasi positif perusahaan. Image/citra

yang positif ini penting untuk menunjang keberhasilan

perusahaan.
34
Nurantono Setyo Saputro, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vo.21 No.2,Agustus
2010,hlm.132-133.
35
Wibisono Yusuf,Membedah Konsep & Aplikasi CSR Corporate Social
Responsibility,(Gresik : Fasco Publishing,2007),hlm.78.

Universitas Sumatera Utara


29

2) Layak mendapatkan Social Licence to Operate

Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan.

Ketika mereka mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka

dengan sendirinya mereka akan merasa memiliki perusahaan.

Sehingga imbalan yang diberikan kepada perusahaan adalah

keleluasaan untuk menjalankan roda bisnisnya di kawasan

tersebut.

3) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan

Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan

perusahaan merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha.

Disharmoni dengan stakeholders akan menganggu kelancaran

bisnis perusahaan. Bila sudah terjadi permasalahan, maka biaya

untuk recovery/perbaikan akan jauh lebih berlipat bila

dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program

Corporate Social Responsibility.

Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social

Responsibility sebagai langkah preventif untuk mencegah

memburuknya hubungan dengan stakeholders perlu mendapat

perhatian.

4) Melebarkan Akses Sumber Daya

Track records/rekam jejak yang baik dalam pengelolaan

Corporate Social Responsibility merupakan keunggulan

bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu memuluskan

jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


30

5) Membentangkan Akses Menuju Market

Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate

Social Responsibility ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan

menuju peluang yang lebih besar. Termasuk di dalamnya

memupuk loyalitass konsumen dan menembus pasar baru.

6) Mereduksi Biaya

Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan

dengan melakukan Corporate Social Responsibility, misalnya :

dengan mendaur ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi.

Selain dapat menghemat biaya produksi, juga membantu agar

limbah buangan ini menjadi lebih aman bagi lingkungan.

7) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder

Implementasi Corporate Social Responsibility akan

membantu menambah frekuensi komunikasi dengan

stakeholders, dimana komunikasi ini akan semakin menambah

trust stakeholders kepada perusahaan.

8) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator

Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social

Responsibility umumnya akan meringankan beban pemerintah

sebagai regulator yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap

kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

9) Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan

Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan

kontribusi positif yang diberikan perusahaan kepada masyarakat

Universitas Sumatera Utara


31

serta lingkungan akan menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi

karyawan yang bekerja dalam perusahaan mereka sehingga

meningkatkan motivasi kerja mereka.

10) Peluang Mendapatkan Penghargaan

Banyaknya reward atau penghargaan yang diberikan

kepada pelaku Corporate Social Responsibility sekarang, akan

menambah kan bagi perusahaan untuk mendapatkan award.

Menurut A.B. Susanto dari sisi perusahaan terdapat

berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR,

anatara lain sebagai berikut :36

1) Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan yang

tidak pantas yang dterima perusahaan.

Perusahaan menjalankan tanggung jawab sosialnya secara

konsisten akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang

telah merasakan manfaat dari berbagai aktivitas yang

dijalankannya. CSR akan mendongkrak citra perusahaan, yang

dalam rentang waktu panjang akan meningkatkan reputasi

perusahaan. Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang

menuduh perusahaan melakukan perilaku serta praktik-praktik

yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukan pembelaannya.

Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela

tempat institusi-institusi mereka bekerja.

36
A.B.Susanto, Reputation-Driven Corporate Social Responsiblity : Pendekatan Strategi
Management dalam CSR, Jakarta :Esensi, divisi Penerbit Erlangga,2009,hlm.14-15.

Universitas Sumatera Utara


32

2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu

perusahaan meminimalkan dampak buruk yang

diakibatkan suatu krisis.

Demikian pula ketika suatu perusahaan diterpa kabar

miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan,

masyarakat lebih mudah memahami dan memaafkannya.

Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan produsen consumen

goods yang lalu dilanda isu adanya kandungan berbahaya dalam

produknya. Namun karena perusahaan tersebut dianggap

konsisten dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya, maka

masyarakat dapat memaklumi dan memaafkannya sehingga

relatif tidak mempengaruhi aktivitas kinerjanya.

3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan

Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan

yang memiliki reputasi yang baik, yang secara konsisten

melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan

sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan

loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk

bekerja keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan berujung

pada peningkatan kinerja dan produktivitas.

4) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu

memperbaiki dan mempererat hubungan antara

perusahaan dengan para stakeholdersnya.

Universitas Sumatera Utara


33

Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa

perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-pihak yang

selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas

serta kemajuan yang mereka raih. Ha ini mengakibatkan para

stakeholders senang dan merasa nyaman dalam menjalankan

hubungan dengan perusahaan.

5) Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam

riset Roper Search Worlwide.

Konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang

dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan

tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

6) Insentif-insentif lannya seperti insentif pajak dan berbagai

perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna

mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan

tanggung jawab sosialnya.

C. Pengaturan Mengenai Corporate Social Responsibility di Indonesia

Dasar hukum Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain yaitu

pertama, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 74 ayat (1) diatur

mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi PT.Pelabuhan

Indonesia IV(Persero) yang menangani bidang atau berkaitan dengan Sumber

Daya Alam,ayat (2) mengenai perhitungan biaya dan asas kepatutan serta

kewajaran, ayat (3) mengenai sanksi, dan ayat (4) mengenai aturan lanjutan.

Universitas Sumatera Utara


34

Kedua, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, Pasal 15 huruf b menyebutkan “Setiap penanam modal berkewajiban

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Jika tidak dilakukan maka

dapat diberikan sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, pembatasan

kegiatan usaha, pembekuan, hingga pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

penanaman modal (Pasal 34 ayat (1) UU Nomor 25 Tahun 2007). Sedangkan

yang dimaksud “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” adalah tanggung jawab

yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan

hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan

budaya masyarakat setempat.37

Ketiga, Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05/MBU/2007,

menerangkan mengenai aturan Program Kemitraan (PK), sebagaimana dalam

Pasal 1 ayat 6 membahas mengenai bantuan terhadap peningkatan usaha kecil,

dan Program Bina Lingkungan (BL) diatur dalam Pasal 1 ayat 7 dimana ruang

lingkup BL diatur dalam Pasal 11 ayat (2) huruf e, meliputi bantuan terhadap

korban bencana alam, pendidikan atau pelatihan, penigkatan kesehatan,

pengembangan sarana dan prasarana umum, bantuan sarana ibadah, dan bantuan

pelestarian alam.

Keempat, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat

dilihat pada :38

1. Menimbang butir b

37
Penjelasan Pasal 15 huruf b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal.
38
Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Universitas Sumatera Utara


35

Bahwa dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk

memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan

Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan yang berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijakan nasional yang terpadu

menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan

generasi masa depan;

2. Menimbang butir c

Bahwa dipandang perlu melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup

untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup

yang serasi, selaras, dan seimbang guna menunjang terlaksananya

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup;

3. Menimbang butir d

Bahwa penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup harus

didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran

masyarakat dan perkembangan lingkungan global dan serta perangkat

hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

4. Pasal 1 butir 1

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsugan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

mahluk hidup lain.

5. Pasal 1 butir 2

Universitas Sumatera Utara


36

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.

6. Pasal 1 butir 3

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup

adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup,

termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin

kemauan. Kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi

masa depan.

7. Pasal 1 butir 14

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan

perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayati

yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam

menunjang pemba ngunan yang berkelanjutan.

8. Pasal 1 butir 24

Orang adalah orang perseorangan, dan/atau kelompok orang, dan/atau

badan hukum.

9. Pasal 3

Pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas

tanggung jawab negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan

untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan

lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya

Universitas Sumatera Utara


37

dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan yang

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

10. Pasal 4

Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :

a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan kesimbangan antara

manusia dan lingkungan hidup;

b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup

yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina

lingkungan hidup;

c. Tercapainya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa

depan;

d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;

f. Terlindungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap

dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang

menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

hidup.

11. Pasal 6

(1) Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

(2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan

berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai

pengelolaan lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara


38

Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa konsep mengenai CSR mulai

hangat dibicarakan di Indonesia sejak tahun 2001 dimana banyak perusahaan

maupun instansi sudah mulai melirik CSR sebagai suatu konsep dan implementasi

CSR pun semakin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini

terbukti dari banyaknya perusahaan yang berlomba-lomba untuk melakukan CSR.

Pelaksananya pun semakin beraneka ragam mulai dari bentuk program yang

dilaksanakan, maupun dari sisi dana yang digulirkan untuk program tersebut.

Menurut Achmad Ali, Sosiologi hukum menekankan kajian pada law in action,

hukum dalam kenyataannya, hukum sebagai tingkah laku manusia, yang berarti

berada di dunia sein. Sosiologi hukum menggunakan pendekatan empiris yang

bersifat deskriptif.39

Ada 4 (empat) hal ketentuan tentang Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan diatur dalam Undang-Undang RI No.40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, selanjutnya disebut UU CSR40:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada

ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan segai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

dengan kepatutan dan kewajaran.

39
Achmad Ali, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, (Jakarta : Yarsif
Watampone,1998),hlm.11.
40
Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas, (Bandung :
Nuansa Aulia, 2007),hlm.192.

Universitas Sumatera Utara


39

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur Peraturan Pemerintah.

Penjelasan atas Pasal 74 ayat (1) lebih lanjut menerangkan bahwa ketentuan

ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang

serasi,seimbang,dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya

masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan “perseroan yang menjalankan

kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak

mengelola dan yang tidak memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud

dengan “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan

sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan yang tidak

memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada

fungsi kemampuan sumber daya alam.41

Dalam ketentuan diatas bisa dilihat bahwa perusahaan tidak hanya sekedar

berkomitmen di dalam melaksanakan CSR, melainkan sudah menjadi suatu

kewajiban bagi perseroan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Manfaat dari pelaksanaan CSR tidak hanya berdampak pada

masyarakat, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan saja tetapi juga

bagi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Pelaksanaan CSR akan menciptakan citra

positif dan rasa kepercayaan masyarakat terhadap PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota sehingga menjadi lebih maju.

41
Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA


PERBANKAN DI INDONESIA
A. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Usaha Kecil
dan Menengah
UKM merupakan bagian dari stakeholder dari perusahaan masih perlu

mendapat perhatian dari perusahaan besar, karena keberadaan UKM juga ikut

menentukan apakah suatu perusahaan besar akan berkelanjutan atau tidak. Oleh

karena itu, UKM perlu diberdayakan dan dikembangkan dengan suatu model,

formula atau bentuk implementasi CSR yang tepat dan baik. Formula, bentuk atau

model implementasi CSR tersebut akan dirasakan baik dan tepat apabila

memperhatikan kepentingan perusahaan dan stakeholder, dan

mengintegrasikannya.

Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong

pemerintah untuk terus memberdayakan UMKM . Sektor ini mampu menyerap

tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang

dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar

(capital intensive).42

UKM adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut

hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian

nasional.UKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam

perekonomian di Indonesia dan telah terbukti menjadi kunci pengaman

perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadii dinamisator

pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Itu artinya, usaha mikro yang memiliki omset

42
Sudaryanto , Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti, Strategi Pemberdayaan “UMKM
Menghadapi Pasar Bebas Asean”, diakses pada tanggal 26 Maret 2018, pukul:13:50 Wib

40
Universitas Sumatera Utara
41

penjualan pada kisaran kurang dari satu milyar, dan usaha kecil memiliki omset

penjualan pada kisaran saru milyar, serta usaha menengah dengan omset

penjualan di atas satu milyar per tahun, memiliki peran yang sanagt besar dalam

proses pembangunan bangsa ini.

Suyanto, menyatakan pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan

tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan

global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber

daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. 43 Hal ini perlu

dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat

bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan

manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu

menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.

Menurut data Departemen Koperasi, jumlah UKM di Indonesia

menyumbang hampir 57% PDB nasional. Dari jumlah tersebut 99,9% merupakan

usaha mikro dan kecil. Jdi hanya 0,1% yang merupakan usaha menengah. Hal ini

menunjukan betapa banyaknya pengusaha mikro dan kecil yang harus

diberdayakan. Apabila setiap unit usaha mikro dan kecil mampu difasilitasi dan di

berdayakan untuk menciptakan 1 (satu) orang kesempatan kerja atau kesempatan

usaha tambahaan baru, maka akan tercipta 40 juta kesempatan kerja baru. Hal ini

berarti, jika kita mampu memberdayakan UKM tersebut, berarti upaya

pemberantasan kemiskinan akan berhasil secara signifikan. Gerakan

pemberdayaan UKM harus menjadi perhatian pemerintah secara serius, tentunya

43
Suyanto, M ,” Aplikasi IT untuk UKM Menghadapi Persaingan Global”,
(Yogyakarta,2005).

Universitas Sumatera Utara


42

bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Perguruan Tinggi

maupun dunia usaha.

Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi

usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya

pembangunan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

UKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomiaan

Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam

masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis

ekonomi.

Peran paling mendasar dari perdagangan adalah sebagai perantara yang

memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini termasuk produk dan jasa yang

dihasilkan perusahaan. 44 Hal yang sama pentingnya bagi masyarakat adalah

penciptaan lapangan pekerjaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal

ini berhubungan dengan kesejahteraan yang diciptakan oleh perusahaan serta

berdampak terhadap perekonomian di Indonesia.

Dalam perkembangannya, UKM memiliki keterbatasan daam berbagai hal,

di antaranya keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan

pasar, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis. Untuk itu

diperlukan upaya untuk menigkatkan akses UKM pada informasi pasar, lokasi

usaha, dan jejaring usaha agar produktivitas dan daya saingnya meningkat. Oleh

karena itu menuntut adanya peran dan partisipasi berbagai pihak terutama

pemerintah daerah dan kalangan perguruan tinggi serta dunia usaha yang berskala

44
Tom Cannon, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan), (Jakarta;
PT. Gramedia,1995), hlm.35

Universitas Sumatera Utara


43

besar untuk membantu dan memfasilitasi akses informasi bagi para UKM yang

sebagian besar berada di daerah pedesaan atau kota-kota kecil.

Secara garis besar, terdapat 3 (tiga) model kebijakan yang dibutuhkan dalam

pemberdayaan UKM.

1. Menciptakan iklim usaha yang kondusif (conducive business climate)

sekaligus menyediakan ligkungan yang mampu (enabling environment)

mendorong pengembangan UKM secara sistematik, mandiri, dan

berkelanjutan.

2. Menciptakan sistem penjaminan (guarantee system) secara finansial

terhadap operasionalisasi kegiatan usaha ekonomi produktif yang dijalankan

UKM.

3. Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical assistance and

facilition) secara manajerial guna meningkatkan usaha UKM agar

“feasible” sekaligus “bankable” dalam jangka panjang.45

Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi UKM. Selain pemerintah,

corporate juga berperan besar untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa

program CSR yang bisa ditempuh sebagai berikut :

Pertama, pelatihan. Untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian

pelaku usaha kecil akan pentingnya branding dan pengemasan, perlu dilakukan

pelatihan penyuluhan kepada UKM tentang pentingnya tampilan produk dan

estetika pengemasan untuk meningkatkan branding produk.

Kedua, bantuan permodalan. Corporate dan pemerintah bisa memberikan

skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi


45
Suparnyo,dkk, “Model Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah melalui
Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Industri Rokok di Kudus”,vol.6 No.2,
Desember 2013, hlm.34.

Universitas Sumatera Utara


44

UKM,untuk membantu peningkatan permodalnnya, baik itu melalui sektor jasa

finansial formal, sektor jasa finansial informal. Skema penjaminan,leasing dan

dana modal ventura.

Ketiga, pengembangan kemitraan. Perlu dikembangkan kemitraan yang

saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan pengusaha besar di dalam

negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli dalam

usaha. Selain itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis

yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam

bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.

Keempat, mengembangkan promosi. Guna lebih mempercepat proses

kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya

mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu juga

diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.

Kelima, mengembangkan kerjasama yang setara. Perlu adanya kerjasama

atau koordinasi yang serasi antara pemerintah, corporate dengan dunia usaha

(UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan

perkembangan usaha..46

B. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Pendidikan

Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan sangat beraneka ragam,

yang dikelompokkan menjadi beberapa isu sosial, anatar lain isu bidang

pendidikan, kesehatan, lingkungan dan pelestarian alam, dan atau berbagai

bantuan permodalan bagi masyarakat. Dari beberapa isu tersebut, isu yang paling
46
Netty Dyah Kurniasari,”Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Untuk
Meningkatkan Produktivitas Usaha Mikro, Kecil Menengah di Madura)”,Jurnal NeO-Bis, Vol
9,No.1, Juni 2015.hlm.106-109.

Universitas Sumatera Utara


45

di lirik saat ini adalah pendidikan. Karena seiring dengan derasnya tantangan

global, tantangan dunia pendidikan menjadi semakin besar.47

Berdasarkan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

tahun 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 1,8 juta anak setiap tahun yang tidak

dapat melanjutkan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh tiga faktor ekonomi, anak-

anak terpaksa bekerja untuk mendukung ekonomi keluarga, dan pernikahan di

usia dini. Dikatakan pula bahwa 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi

standar layanan minimal pendidikan. Dari sekitar 40.000 sekolah pada tahun

2012, diketahui bahwa isi,proses, fasilitas, dan pengelolaan sebagian besar

sekolahnya masih belum sesuai standar pendidikan yang baik seperti diamanatkan

Undang-Undang. Ini semua karena kurangnya keseriusan dalam mempersiapkan

layanan pendidikan yang baik, serta masih kurangnya motivasi dari para siswa

dalam mendapatkan pendidikan.48

Fakta diatas membuktikan bahwa pendidikan Indonesia belum bisa disebut

baik. Hal ini tentunya menjadi tugas bagi seluruh elemen untuk turut serta

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sebab peran serta masyarakat atau

pihak lain dalam peningkatan mutu pendidikan telah disinggung dalam UU RI No.

21 Tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 54. Peran serta

tersebut meliputi peran serta organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi

kemasyarakatan dalm penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan

pendidikan.49

47
Mutiara Intan Permana Gunawan dan Ahmad Tarmizi Lbs, Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Bidang Pendidikan dalam Laporan Tahunan Bank Umum Syariah Di
Indonesia, Hlm.69
48
Ibid, hlm.69
49
Ibid, hlm.70

Universitas Sumatera Utara


46

Pada tahun 2011, Executive Vice President Distribution Network I Group

Bank Mandiri; Heri Gunardi menuturkan bahwa perseroannya telah

mengalokasikan dana CSR senilai Rp.9,8 miliar dan sekitar 60% dialokasikan

untuk sektor pendidikan. Sementara sisanya, digelontorkan pada sektor ksehatan,

sosial, dan lainnya. Pada tahun 2012, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor

Wilayah Bandung telah menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR)

sebesar Rp. 8.960.942.934. Dari dana tersebut, sekitar 87% dialokasikan pada

sektor pendidikan yaitu Rp.7.816.978.284.50

Dari hal di atas dapat dilihat pengalokasian dana CSR yang dilakukan

perbankan sangatlah besar untuk sektor pendidikan. Pada awalnya praktik

pelaksanaan serta pelaporan CSR di Indonesia didominasi oleh perusahaan-

perusahaan yang go public dan bergerak dalam sektor pertambangan atau

manufaktur, hingga kemudian diikuti oleh perusahaan sektor perbankan.51

C. Corporate Social Responsibility Perbankan dalam sektor Lingkungan

Dewasa ini masalah lingkungan menjadi isu yang terus diwacanakan di

berbagai negara. Perubahan iklim, bencana alam, dan pemanasan global dianggap

sebagai akibat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Kerusakan

alam yang terjadi di Indonesia merupakan dampak dari ketidakdisiplinan manusia

dalam memanfaatkan sumber daya alam.52

50
Ibid, hlm.70
51
Mutiara Intan Permana Gunawan dan Ahmad Tarmizi Lbs ,“Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility Bidang Pendidikan dalam Laporan Tahunan Bank Umum Syariah di
Indonesia”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam,Vol.4,No.1.2016.hlm.69-70.
52
Ervita, Green Banking oleh Bank Indonesia sebagai Wujud Nyata Green Economy dalam
Dunia Perbankan, https:/www.google.com/amp/s/ervitakurns.wordpress.com/2013/12/24/green-
banking-oleh-bank-negara-indonesia-sebagai-wujud-nyata-green-economy-dalam-dunia-
perbankan/amp/, diakses tanggal 6 Desember 2018, Pukul 7:36 WIB

Universitas Sumatera Utara


47

Munculnya berbagai masalah lingkungan tersebut menjadi perhatian khusus

berbagai pihak termasuk pelaku kegiatan ekonomi sehingga memunculkan

wacana Green Economy diberbagai negara termasuk Indonesia. Green Econoomy

adalah proses merekonfigurasi bisnis dan infrastruktur untuk menghantarkan hasil

yang lebih baik atas alam, manusia, dan investasi kapital ekonomi. Dimana emisi

rumah kaca, pengekstrasian dan penggunaan sumber daya alam yang lebih sedikit

dengan limbah yang minimal dan kesenjangan sosial yang minimum (United

Nation Environment Proggramme, 2009). Wacana mengenai Green Economy

tersebut tidak luput dari perhatian dunia perbankan yang merupakan salah satu

penggerak roda perekonomian negara. Dunia perbankan di Indonesia mulai

menunjukan perhatiannya terhadap masalah lingkungan melalui berbagai kegiatan

perbankan yang dikenal dengan Green Banking.53

Green Banking adalah institusi keuangan yang memberikan prioritas pada

sustainability dalam praktek bisnisnya. Pada pemahaman ini Green Banking

bersendikan empat unsur kehidupan yakni nature, well-being, economy dan

society. Bank yang “hijau” akan memadukan keempat unsur tadi kedalam prinsip

bisnis yang peduli pada ekosistem dan kualitas hidup manusia. Sehingga pada

akhirnya yang muncul adalah output berupa efisiensi biaya operasional

perusahaan, keunggulan kompetitif, corporate identity dan brand image yang kuat

serta pencapaian target bisnis yang seimbang.54

Bank, lingkungan, dan pembangunan merupakan tiga unsur penting yang

kualitasnya selalu diharapkan untuk terus meningkat. Kualitas dan kinerja bank

tentulah akan ikut menentukan kondisi perekonomian negara ini, lebih khusus lagi

53
Ibid
54
Ibid

Universitas Sumatera Utara


48

dapat memberi kontribusi yang besar terhadap pembangunan dalam arti yang luas,

karena bank adalah terus berjalan sesuai dengan target-target yang diharapkan

seluruh stakeholder bangsa ini. tentunya yang diharapkan adalah pembangunan

yang berkelanjutan (suistanable development). Ironisnya antara bank, lingkungan

dan pembangunan sering berada dalam stigma yang kontradiktif.

Praktek “green banking” dapat mengacu kepada praktek yang telah

dijalankan oleh perbankan luar negeri baik dari negara maju maupun negara

berkembang. Sejak 2003 UNEP-FI (Badan PBB untuk Program Lingkungan

hidup – Inisiatif Jasa Keuangan) bahkan telah meghimpun sejumlah 200 institusi

keuangan secara sukarela baik bank maupun non bank dari 40 negara (termasuk

Indonesia, baru BNI yang ikut) untuk mendorong bank menyelaraskan bisnis

dengan lingkungan demi menunjang pemangunan berkelajutan. Mereka dikena

sebagai UNEP-FI Signatories. Sebut saja HSBC, Stanchart, Bank of America,

Standard Bank dari Afrika Selatan, Grupo Santander dan Itau-Unibanco keduanya

dari Brazil, Industrial Bank dari China dan lain-lain. semua bank yang disebutkan

ini memiliki standar manajemen risiko lingkungan dan sosial yang eksplisit dalam

kebijakan perkreditan mereka.

Perbankan asing dan perbankan dinegara-negara tetangga kini sudah

banayak yang melaksanakan green banking, bahkan mereka telah memasukkan

dalam laporan tahunan mereka. sejak 1993, yaitu tahun yang telah ditetapkan oleh

Presiden sebagai tahun lingkkungan hidup, perbankan Indonesia/Bank Indonesia

memeriksa kembali apakah kebijakan perkreditan perbankan Indonesia sudah

sepenuhnya menunjang pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan kebijakan

nasional yang terpadu dan menyeluruh dalam rangka menopang pembangunan

Universitas Sumatera Utara


49

yang berkesinambungan. Artinya, perli diperiksa apakah kebijakan perkreditan

Bank Indonesia dari segala dimensinya telah berwawasan lingkungan (green

banking). Oleh karenaitu kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup telah

merupakan kebijakan pemerintah, maka perbankan Indonesia berkewajiban juga

untuk menunjang kebijakan ini.55

Ada 4 (empat) alasan mengapa perbankan Indonesia harus menempuh

kebijakan perkreditan yang berwawasan lingkungan.

Alasan yang pertama adalah berkaitan dengan : Pasal 28 H ayat (1) UUD

1945, yang berbunyi : “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Alasan kedua ialah berkaitan dengan Ketentuan Pasal 82 ayat (2), Pasal 87

ayat (1), dan Pasal 88 UUPPLH tentang keharusan nasabah debitur sebagai

penanggungjawab usaha dan atau kegiatan untuk membayar ganti rugi karena

melakukan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang diakibatkan

oleh proyek yang dibiayai oleh bank. Apabila nasabah debitur tiba-tiba harus

memikul biaya pembersihan yang besar sekali atas proyek tersebut dan

lingkungannya yang rusak atau tercemar dan membayar ganti rugi, maka

crediworthiness dari nasabah debitur dapat merosot secara drastis dan dapat

mengancam kemampuannya untuk membayar kembali kredit tersebut. Dalam

rangka bank melaksanakan kewajiban hukumnya untuk berperan serta dalam

pengelolaan lingkungan hidup dan dalam rangka melindungi kreditnya, maka

kemungkinan ini harus dapat dicegah oleh bank.


55
Swa.co.id, “ Management Alasan Utama Bank Indonesia Kembangkan Green Banking”,
https://swa.co.id/swa/trends/management/alasan-utama-bi-kembangkan-green-banking, diakses
pada tanggal 3 Desember 2018 pukul 14.16 WIB

Universitas Sumatera Utara


50

Alasan ketiga adalah sehubungan dengan kemungkinan dilakukannya

penghentian usaha atau pencabutan izin usaha terhadap perusahaan nasabah

debitur oleh pihak yang berwenang karena proyek nasabah debitur telah

melakukan perusakan atau pencemaran lingkungan hidup (sanksi administratif).

Sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 76 UUPPLH bahwa dimungkinkan bagi

Menteri, Gubernur atau Walikota menetapkan sanksi administratif seperti teguran

tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan atau pencabutan izin

lingkungan . Bila hal itu terjadi, maka bank yang membiayai perusahaan tersebut

dapat mengalami ancaman kerugian berupa terjadinya kemacetan kredit karena

izin pembangunan proyek atau izin usaha perusahaan dicabut.

Alasan keempat adalah sehubungan dengan kemungkinan merosotnya nilai

agunan yang rusak atau tercemar. Apabila bank membiayai suatu proyek, maka

proyek itu termasuk tanah dimana proyek itu didirikan, akan diikat oleh bank

sebagai agunan kredit. Apabila proyek tersebut melakukan atau perusakan atau

pencemaran lingkungan terhadap tanak di atas mana proyek itu didirikan, maka

harga tanah yang rusak atau tercemar itu akan merosot sekali. Akibatnya adalah

bahwa agunan atas kredit kepada nasabah debitur untuk membiayai pendirian dan

atau operasi proyek yang rusak atau tercemar itu hanya akan menjadi agunan yang

tidak berharga.

Dari penjelasan di atas ternyata undang-undang Perbankan secara eksplisit

telah mencantumkan kewajiban perbankan di Indonesia untuk melaksanakan

perbankan hijau (Green Banking) dan hal ini sesuai dengan gerak langkah yang

dibutuhkan perbankan nasional untuk berperan serta dan bertanggungjawab dalam

pelestarian fungsi lingkungan guna melaksanakan pembangunan berwawasan

Universitas Sumatera Utara


51

lingkungan seperti yang diamanatkan dalam propenas Tahun 2009-2004 dan

menjadi semakin jelas. Dengan mengesampingkan aspek lingkungan justru dapat

mengakibatkan risiko menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat.56

Berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke

dalam beberapa kategori. Pengkategorian dapat memotivasi perusahaan dalam

mengembangkan program CSR. Dapat pula dijadikan cermin dan guideline untuk

menentukan model CSR yang tepat.57

Di mata dunia, awal penerapan Green Banking ini muncul karena adanya

kesadaran dimata dunia tentang pemeliharaan lingkungan menjadi tanggung

jawab setiap orang. Dengan menerapkannya konsep ini, maka perbankan di

Indonesia akan mengalami pembangunan yang berkelanjutan. Adapun Green

Banking yang baik harus tercermin pula dari bank itu sendiri dalam segala aspek.

Misalnya menekan penggunaan energi, penghematan penggunaan kertas dalam

operasioanalnya, dan peduli akan lingkungan sekitar bank. Jika ingin menerapkan

konsep peduli lingkungan, maka kita sendiri harus memulainya terlebih dahulu.58

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk, Kantor Wilayah Jakarta Kota telah

melaksanakan program tanggung jawab sosial korporasi Corporate Sosial

Responsibility (CSR), dengan menetapkan 6 bidang yang menjadi fokus kegiatan

CSR, yaitu pendidikan, kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum,

kegiatan keagamaan, bantuan bencana dan pelestarian alam.

56
Mutiara Intan Permana Gunawan dan Ahmad Tarmizi Lbs ,“Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility Bidang Pendidikan dalam Laporan Tahunan Bank Umum Syariah di
Indonesia”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam,Vol.4,No.1.2016.hlm.71
57
Edi Suharto, “Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for Corporate
(Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa Manfaatnya Bagi Perusahaan),
http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/CSRIntipesanJkt.pdf, diakses pada tanggal 04
Desember 2018, pukul 23:39 Wib
58
Ibid, hlm. 72

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

KAJIAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY (CSR) DI PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK.
KANTOR WILAYAH JAKARTA KOTA (STUDI PADA DIVISI
CORPORATE UNIVERSITY PT. BANK NEGARA INDONESIA, TBK)

A. Pengaturan Corporate Social Responsibility PT.Bank Negara Indonesia,


Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota Ditinjau Dari Pengaturan Corporate
Social Responsibility Di Indonesia
UUPT mewajibkan pelaksanaan CSR kepada setiap Perseroan. Pemerintah
59
mengharapkan CSR bisa menjadi solusi untuk mempercepat pembangunan.

Perusahaan mengharapkan CSR bukan sekedar buang-buang uang, tapi bisa menjadi

semacam investasi jangka panjang yang bisa mengamankan operasi perusahaan. 60

Masyarakat berharap banyak pada program CSR, sebagian masyarakat ingin bantuan

yang instan, sebagian lagi masyarakat ingin bekerja di perusahaan.

Kegiatan CSR merupakan kegiatan yang menunjang pembangunan yang

berkelanjutan, yaitu kegiatan yang tidak hanya berdampak pada keuntungan

secara materi, melainkan terkait dengan konsekuensi sosial dan lingkungan yang

berkelanjutan.61

Pasal 74 ayat (1) UUPT secara imperatif menetapkan tanggung tanggung

jawab sosial dan lingkungan sebagai kewajiban hukum PT yang dikuatkan dengan

sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-perundangan terhadap pelanggaran

yang dilakukan oleh PT.62 Pasal 74 UUPT mengatur sebagai berikut:63

59
Buntje Harbunangin, Kail Saja Tidak Cukup (Catatan Seorng Praktisi CSR),
(Jakarta:Antara Publishing,2013), hlm 10.
60
Ibid
61
Apriatni, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Mewujudkan Keadilan dalam
Bisnis”, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/view/3150/2827, diakses pada tanggal
2 Desember 2018, pukul 18:12 Wib.
62
Martono Anggusti, op.cit, hlm.5
63
Indonesia (Perseroan Terbatas), Undang-Undang Perseroan Terbatas, UU No.40 tahun
2007, LN Nomor 106 Tahun 2007 , TLN Nomor 4756.Pasal.74.

52
Universitas Sumatera Utara
53

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat(1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan

dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksankan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 74 ayat (1)

Dalam penjelasan pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa :


”yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya
dibidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiataan usahanya
mengelolah dan memanfatkan sumber daya alam’.64

dan

“ yang dimaksud dengan” Perseroan yang mejalankan usahanya yang berkaitan


dengan sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelolah dan tidak
memanfaatkan sumber daya alam tetapi kegitan usahanya berdampak pada fungsi
kemampuan sumber daya alam.65
Dalam penjelasan tersebut jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanaan

CSR bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang

dan/atauberaitan dengan sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti

(core business) dari perusahaan tersebut. 66 Dengan demikian jelaslah bahwa

64
Indonesia (UUPT), op.cit. Penjelasan pasal 74.
65
Ibid Pasal 74
66
Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, op.cit, hlm.96

Universitas Sumatera Utara


54

konsep CSR yang semula hanya merupakan kewajiban moral, dengan berlakunya

pasal 74ayat (1) UUPT menjadi kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan

dalam hukum, tetapi khusus hanya bagi perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam. Bagi perseroan

lainnya, CSR hanya merupakan kewajiban moral saja.67

Pasal 74 ayat (2)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa pelaksanaan CSR diperhitungkan

sebagai salah satu komponen biaya perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk

melaksanakan CSR ini seharusnya pada akhir tahun buku diperhitungkan sebagai

salah satu pengeluaran perusahaan. Seperti telah disinggung sebelumnya, agar

dapat dijadikan sebagai biaya pengurang penghasilan kena pajak,maka rencana

kegiatan CSR yang akan dilaksanakan dan anggarkan yang dibutuhkan wajib

untuk dimuat atau dimasukkan ke dalam rencana kerja tahunan.68

Selain itu dengan meperhatikan ketetuan pajak yang berlaku biaya CSR

haruslah merupakan biaya yang dikeluarkan perseroan untu mendapatkan,

menagih dan memelihara penghasilan. Dengan demikian CSR bukanlah

philanthropy.

Hal ini tidak berarti keuntungan perusahaan setelah pajak dipotong lagi

untuk kewajiban pelaksanaan CSR. Jadi, biaya pelaksanaan CSR seharusnya tidak

menjadi “pajak” tambahan bagi perseroan. Keuntungan bersih perusahaan setelah

dipotong untuk dana cadangan perusahaan adalah hak sepenuhnya dari para

pemegang saham. Jadi tidak dapat digunakan untuk biaya pelaksanaan CSR.

67
Ibidhlm. 97
68
Ibid

Universitas Sumatera Utara


55

Pasal 74 ayat (3)

Penjelasan ayat (3) menyatakan bahwa :

“yang dimaksud dengan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yag terkait.”69
Penjelasan secara jelas menyatakan bahwa sanksi yang dikenakan bagi

Perseroan yang melanggarkan ketentuan mengenai tanggung jawab sosial

lingkungan ini adalah sanksi yang diatur dalam ketentuan perundang-perundangan

yang terkait. Ini artinya sanksi yang dikenakan bukan sanksi karena perusahaan

tidak melakukan CSR menurut UUPT, melainkan sanksi yang karena perusahaan

yang mengabaikan CSR sehingga perusahaan tersebut melanggar aturan-aturan

terkait dibidang sosial dan lingkungan yang berlaku.70

Berbagai macam peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan

tanggung jawab sosial dan lingkungan dapat disebutkan disini, seperti Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batu Baru, Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Undnag-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang

Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan

Program Bina Lingkungan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri

Badan Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013 Tahun 2013 Tentang


69
Indonesia (UUPT) op.cit, Penjelasan pasal 74 ayat (3)
70
Gunawan Widjaja & Ardy Pratama.op.Cit,hlm.99

Universitas Sumatera Utara


56

Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

No. PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan (“Permen BUMN 5/2007”)71

Berbagai aturan itulah yang menghidupkan pelaksanaan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. UUPT hanya sekedar mengingatkan kembali akan

kewajiban-kewajiban tersebut dengan memasukkan dan menganggarkannya

kedalam rencana kerja tahunan dan laporan tahunan.

Pasal 74 ayat (4)

Ketentuan yang disebutkan dalam ayat (1), (2), dan (3) pasal 74

UUPTadalah peraturan yang mengayomi pelaksanaan CSR di Indonesia. Dengan

demikian sesuai dengan amanat yang diberikan oleh UUPT tersebut, Pemerintah

perlu membuat aturan pelaksanaannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Dalam

membuat Peraturan Pemerintah ini pemerintah diharapkan tidak salah

menafsirkan CSR sehingga aturan yang dibuat nantinya justru memberatkan

perusahaan dan akan menghilangkan makna dari CSR itu sendiri. Dengan

dimasukkannya CSR dalam UUPT, CSR yang pada awalnya muncul karena

kesadaran perusahaaan dan lebih merupakan moral liability, menjadi legal

liability, walaupun sanksi yang diterima oleh perusahaan adalah dari UU terkait.

Berbagai macam peraturan perundang-undangan terkait dengan pengaturan

berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam ditemukan pula ketentuan yang

dapat diidentikan sebagai kewajiban pelaksanaan CSR antara lain :

71
Ibid

Universitas Sumatera Utara


57

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanam Modal


(“UUPM”)

UUPM menekankan CSR sebagai upaya perusahaan untuk

menciptakan harmonisasi dengan lingkungan dimana ia melakukan

aktivitasnya. 72 Pasal 15 huruf b UUPM yang menyatakan bahwa setiap

penanam modal berkewajiban: “melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan”.73

Penjelasan Pasal 15 huruf b UUPM menegaskan bahwa tanggung

jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya

masyarakat setempat.74Jika tidak melaksanakn CSR sesuai amanat UU PM

maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan

kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman

modal, atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman

modal.75

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan


Mineral dan Barubara (“UU Minerba”)
Pasal 108 ayat (1) UU Minerba menyatakan bahwa “pemegang Izin

Usaha Pertambangan (“IUP”) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus

(“IUPK”) wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat, penyusunan program tersebut dikonsultasikan kepada

72
Busyra Azheri, op.cit, hlm.23
73
Indonesia (Penanaman Modal), Undang-Undang Penanaman Modal , UU No. 25 tahun
2007, LN Nomor 67 Tahun 2007 , TLN Nomor 4724. Pasal 15 huruf b.
74
Ibid, Penjelasan Pasal 15 huruf b.
75
Ibid, Pasal 34 ayat (1)

Universitas Sumatera Utara


58

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. 76 Pasal 106 Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara (PP 23/2010) kemudian menegaskan

Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat di sekitar WIUP dan WIUPK.77

Program tersebut harus dikonsultasikan dengan pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan masyarakat setempat.

Masyarakat setempat dalam hal ini dapat mengajukan usulan program

kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kepada

bupati/walikota setempat untuk diteruskan kepada pemegang IUP atau

IUPK. Pengembangan dan pemberdayaan diprioritaskan untuk masyarakat

di sekitar WIUP dan WIUPK yang terkena dampak langsung akibat aktifitas

pertambangan. Prioritas masyarakat tersebut merupakan masyarakat yang

berada dekat kegiatan operasional penambangan dengan tidak melihat batas

administrasi wilayah kecamatan/kabupaten.78

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas


Bumi
Pasal 11 ayat (3) disebutkan ketentuan-ketentuan pokok yang harus

dimuat dalam Kontrak Kerjasama salah satunya mengenai “pengembangan

masyarakat sekitarnya dan jaminan hak-hak masyarakat ada dan

76
Indonesia (Pertambangan Mineral dan Batu Bara), Undang-Undang Pertambangan
Mineral dan Batu Bara , UU No. 04 tahun 2009, LN Nomor 4 Tahun 2009 , TLN Nomor 4959.
Pasal 108 ayat (1).
77
Indonesia (Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara),
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara, LN Nomor 29 Tahun2010, TLN Nomor 5111,Pasal 106
78
Linkedin,“CSR dalam Industri Pertambangan Mineral dan Batubara”,
https://www.linkedin.com/pulse/csr-dalam-industri-pertambangan-mineral-dan-batubara-emli-
training, diakses pada tanggal 04 April 2018, pukul 10:01

Universitas Sumatera Utara


59

79
pengelolahan lingkungan hidup”. Selain ketidaksamaan istilah yang

digunakan, karena digunakan istilah pengembangan masyarakat dan bukan

“tanggung jawab sosial dan lingkungan Perseroan”, dalam UU Migas juga

tidak terdapat ketentuan mengenai sanksi apabila kewajiban pengembangan

masyarakat dilanggar.

Perusahaan-perusahaan ekstraktif yang beroperasi di Indonesia

diwajibkan untuk melakukan program CSR bagi masyarakat lokal,

sebagaimana diatur dalam Migas yang mengatur realisasi pengembangan

masyarakat. Pada hakikatnya persoalan efektivitas hukum mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan persoalan penerapan, pelaksanaan hukum

dalam masyarakat demi tercapainya tujuan hukum.80

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UUPPLH”)
Selain itu ketentuan-ketentuan CSR UUPLH yang merupakan

ketentuan yuridis yang mengatur lebih khusus tentang CSR dalam

pelestarian lingkungan hidup dan diatur dalam beberapa pasal. Pasal 1

Angka (5) UUPPLH menyatakan pelestarian fungsi lingkungan hidup

adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan


81
daya tampung lingkungan hidup. Selanjutnya Pasal 14 Angka (1)

UUPPLH menyatakan untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup,

setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria

79
Indonesia (Minyak dan Gas Bumi), Undang -Undang Minyak dan Gas Bumi, Uu No. 22
tahun 2001, LN Nomor 136 Tahun 2001 , TLN Nomor 4152. Pasal 11 ayat (3).
80
“Analisis Hukum Terhadap Kewajiban Penerapan Corporate Social Responsibility Pada
Perusahaan Di Bidang Sumber Daya Alam”, diakses pada tanggal 04 Maret 2018, pukul: 10:11.
81
Indonesia (UUPPLH), Undang-Undang Perlindungan Pengelolahan Lingkungan Hidup,
Uu No. 32 tahun 2009, LN Nomor 140 Tahun 2009 , TLN Nomor 5059. Pasal 1 angka 5.

Universitas Sumatera Utara


60

82
baku kerusakan lingkungan hidup. Sedangkan Pasal 15 Angka (1)

UUPPLH menyatakan setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang

kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan

hidup. 83 Pasal 16 Angka (1) UUPPLH menyatakan Setiap penanggung

jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil

usaha dan/atau kegiatan.84 Serta Pasal 17 Angka (1) UUPPLH menyatakan

setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan

pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.85

5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha


Milik Negara (“ UU BUMN”)
Selain ketentuan tentang CSR perusahaan (khususnya Perseroan)

dalam UUPT, ada pula konsep yang kurang lebih sama dengan CSR tetapi

khusus hanya diwajibkan untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik

berupa Persero, termasuk di dalamnya Persero Terbuka, maupun Perum,

yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).86Pasal 88 ayat (1)

UU BUMN mengatakan BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya

untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan

masyarakat sekitar BUMN. 87 Terlihat bahwa secara umum UU BUMN

memang telah mengadopsi beberapa ketentuan dan prinsip pengelolaan

82
Ibid, Pasal 14 angka 1.
83
Ibid, Pasal 15 angka 1.
84
Ibid, Pasal 16 angka 1.
85
Ibid, Pasal 17 angka 1.
86
Elly Erawaty, Persoalan Hukum Seputar Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
Perseroan Dalam Perundang-Undangan Ekonomi Indonesia, Dalam
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-pedata/847-persoalan-hukum seputar-tanggung-jawab-
sosial-dan-lingkungan-perseroan-dalam-perundang-undangan-ekonomi-indonesia.html) diakses
pada tanggal 25 januari 2017, pukul 14:23 Wib.
87
Indonesia (BUMN), Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara , UU No. 19 tahun
2003, LN Nomor 70 Tahun 2003 , TLN Nomor 4297. Pasal 88 ayat (1).

Universitas Sumatera Utara


61

perusahaan yang baik. Namun, perlu kita cermati bahwa ketentuan diatas

hanyalah bersifat umum dan perlu penafsiran serta pengimplementasian

lebih lanjut agar dapat berfungsi dengan baik di tingkat lapangan. Hal ini

juga penting untuk menjaga penyalahgunaan BUMN dan untuk mengukur

kinerja direksi BUMN itu sendiri.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012


Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan
Terbatas (“PP TJSL”)
TJSL merupakan peraturan pelakasana dari Pasal 4 UUPT. Dalam

pasal 2 disebutkan

“Setiap Perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial


dan lingkungan”.

Hal ini berarti bahwa setiap perseroan yang telah berbadan hukum

yang sah oleh undang undang mempunyai tanggung jawab social dan

lingkungan. 88 Namun dalam hal ini bukan merupakan kewajiban dari

perseroan kecuali yang diatur dalam pasal 3.

Pasal 3 menyatakan:

“Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 2 menjadi kewajiban bagi Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
berdasarkan Undang-Undang”.89
Dari kedua pasal diatas tampak adanya perbedaan tanggung jawab

social dan lingkungan, dimana dibedakan tanggung jawab social yang

bersifat filantropi dan tanggung jawab yang bersifat mandatory.

88
Indonesia (Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas), Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan
Lingkungan Perseroan Terbatas, Pasal 2
89
Ibid

Universitas Sumatera Utara


62

Dalam Pasal 4 PPTJSL dikatakan bahwa CSR dilaksanakan oleh

Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat

persetujuan Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham

(“RUPS”) sesuai dengananggaran dasar perseroan. Rencana kerja tahunan

perseroan tersebut memuat rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan

untuk pelaksanaan CSR. 90 Dalam pasal 4 ayat 2 terlihat bahwa tanggung

jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan dapat ditujukan ke Internal

stakeholders perusahaan maupun eksternal stakeholder perusahaan. Pasal 6

PP TJSL menyatakan bahwa pelaksanaan CSR tersebut dimuat dalam

laporan tahunan perseroan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS.91

Selanjutnya juga diatur mengenai penganggaran biaya tanggung jawab

social dan lingkungan yang dilakukan Direksi berdasarkan rencana kerja

tahunan Perseroan setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau

RUPS sesuai dengan anggaran dasar Perseroan yang memuat rencana

kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

Secara keseluruhan PP ini belumlah secara rinci menjelaskan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh perseroan, berapa

batas kewajaran dan bentuk dari pelaksanaannya.92

7. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-


05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Badan
Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina
Lingkungan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
90
Ibid, Pasal 4.
91
Ibid, Pasal 6.
92
Latezia Tobing, Aturan-Aturan Hukum Corporate Social Responsibility, Lihat,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52716870e6a0f/aturan-aturan-hukum-corporate-
social-responsibility, diakses pada tanggal 23 Februari 2018, pukul 12:45 Wib

Universitas Sumatera Utara


63

Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013


Tahun 2013 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-
05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan
(“Permen BUMN 5/2007”)
Persero Terbuka Dapat Melaksanakan Program Kemitraan BUMN

Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan dengan Berpedoman

Pada Permen BUMN 5/2007 Yang Ditetapkan Berdasarkan Keputusan

RUPS. Pasal 1 Angka 6 Permen BUMN Program Kemitraan BUMN

Dengan Usaha Kecil Adalah Program Untuk Meningkatkan Kemampuan

Usaha Kecil Agar Menjadi Tangguh Dan Mandiri Melalui Pemanfaatan

Dana BUMN.93Sedangkan Pasal 1 Angka 7 Permen BUMN Program Bina

Lingkungan Adalah Program Pemberdayaan Kondisi Sosial Masyarakat

Oleh BUMN Melalui Pemanfaatan Dana BUMN.94

Dari sistematika pengaturan CSR terlihat bahwa pengaturannya

bersifat sporadis, tidak dilakukan secara sistematik. Hal ini terlihat dari

ketidakkonsistenan pada penggunanan istilah atau terminologi tanggung

jawab sosial perusahaan. 95 Pasal 15 huruf b UUPM menggunakan istilah

tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu kewajiban penanam

modal atau investor. Sedangkan Pasal 74 UUPT menggunakan istilah

tanggung jawab sosial perusahaan dan lingkungan yang hanya diwajibkan

pada perseroan yang bergerak dibidang dan/atau berhubungan dengan

sumber daya alam. Sedangkan Pasal 39, 78, 79, 108 dan 109 UU Minerba

93
Ibid, Pasal 1 angka 6.
94
Ibid, Pasal 1 angka 7.
95
Latezia Tobing,loc.cit.

Universitas Sumatera Utara


64

tidak menggunakan istilah tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi

menekankan pada kegiatan yang secara subtansial merupakan bagian

kegiatan CSR, seperti kata pemberdayaan masyarakat, pengembangan

masyarakat (community development) sekitar dan lain sebagainya. Begitu

pula dalam Permenneg BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 menggunakan

istilah PKBL.

BNI merupakan salah satu institusi keuangan yang dimiliki oleh Pemerintah

Sebagai BUMN, dalam aktivitasnya juga harus tunduk dengan produk hukum

yang dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Salah satu diantaranya adalah

pelaksanaan CSR oleh BUMN yang diatur oleh Peraturan Menteri BUMN yaitu

Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015, tanggal 3 Juli 2015

tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan. Peraturan BUMN terbaru adalah PER-02/MBU/7/2017 tanggal 20

Juli 2017 yang melengkapi PER-09/MBU/07/2015.

1. Program Kemitraan :

Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi

tangguh dan mandiri. Program Kemitraan ini berupa kredit dengan bunga

yang relative rendah dibandingkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). (Syarat

kredit PK ada di Permen BUMN diatas dan setelahnya yang melengkapi

Permen sebelumnya).

2. Program Bina Lingkungan :

Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN.

Program Bina Lingkungan ini berupa dana hibah bagi masyarakat dengan

bidang bantuan sbb:

Universitas Sumatera Utara


65

a. Bantuan Korban Bencana Alam;

b. Bantuan Pendidikan dan/ atau Pelatihan;

c. Bantuan Peningkatan Kesehatan;

d. Bantuan Pengembangan Prasarana dan / atau Sarana Umum;

e. Bantuan Sarana Ibadah;

f. Bantuan Pelestarian Alam;

g. Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam Rangka Pengentasan

Kemiskinan

B. Bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan


oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Kantor Wilayah Jakarta Kota
Terhadap Masyarakat Sekitar
1. Konsep-Konsep Umum Corporate Social Responsibility

Semenjak keruntuhan rezim diktatori Orde Baru, masyarakat semakin

berani untuk beraspirasi dan mengekspresikan tuntutannya terhadap

perkembangan dunia bisnis Indonesia.96 Masyarakat telah semakin kritis dan

mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Hal ini menuntut

para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin

bertanggungjawab.97 Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh

keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.

Berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan

ke dalam beberapa kategori. Pengkategorian dapat memotivasi perusahaan

96
Mas Achmad Daniri, Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.Jurnali.28
Januari 2008
97
Ibid

Universitas Sumatera Utara


66

dalam mengembangkan program CSR. Dapat pula dijadikan cermin dan

guideline untuk menentukan model CSR yang tepat.98

Pengaturan CSR dalam UUPT masih menyisakan kontroversi.

Beberapa asosiasi perusahaan, termasuk Kamar Dagang Indonesia


99
(“KADIN”) berupaya untuk memahkamah-konstitusikan klausul ini.

Kegelisahan terhadap pengaturan CSR pada dasarnya berawal dari sebuah

paradoks yang inheren dalam setiap upaya legalisasi CSR dalam sebuah

produk undang-undang korporasi.100

CSR pada mulanya merupakan sebuah tanggung jawab yang bersifat

sukarela (voluntarily action). Sebagai contoh, Komisi Eropa

mendefiniskannya sebagai suatu konsep di mana perusahaan-perusahaan

mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam pelaksanaan

bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemegang saham

dengan dasar sukarela.

Bagi banyak perusahaan, malaksanakan CSR dengan baik tidak lagi

dilihat sebagai biaya ekstra atau beban manajemen. Bahkan, CSR dilihat

tidak hanya untuk menciptakan citra bisnis yang baik dari suatu perusahaan

tetapi juga mampu menerapkan etika bisnis serta memberikan kontribusi

pada kemakmuran jangka panjang dari perusahaan tersebut.

Keberadaan CSR bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan

perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun kerjasama antara

98
Edi Suharto, “Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for Corporate
(Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa Manfaatnya Bagi Perusahaan),
http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/CSRIntipesanJkt.pdf, diakses pada tanggal 04
Desember 2018, pukul 23:39 Wib.
99
Asyafrani,Artikel Hukum Perdata/Bisnis,“Paradoks Regulasi Corporate Social
Responsibility” Ditulis Pada 19 November 2007.
100
Ibid

Universitas Sumatera Utara


67

stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun

program-program pengembangan masyarakat sekitarnya, kemapuan

perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan

stakeholder yang terkait, baik lokal, nasional, maupun global. Pada akhirnya

pengembangan CSR ke depan seyogyanya mengacu pada konsep

pembangunan yang berkelanjutan.101

Prinsip keberlanjutan mengedepankan pertumbuhan, khususnya bagi

masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya dan kemampuan dalam

mengelola pembangunan, salah satu strategi adalah berkemampuan untuk

mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai

kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Kemudian dalam proses

pengembangannya tiga stakeholder inti diharapkan mendukung penuh, di

antaranya adalah perusahaan, pemerintah dan masyarakat.102

CSR sering disalah artikan sebagai kegiatan donasi perusahan atas

sekedar ketaatan perusahaan pada hukum dan aturan yang berlaku (misalnya

pada aturan mengenai standar upah minimum,tidak memperkerjakan tenaga

kerja dibawah umur dan lain-lain).103 Padahal, kegiatan donasi dan ketatan

perusahaan pada hukum tidak dapat dikatakan sebagai CSR. Kegiatan

donasi dan ketaatan perusahaan sebagai CSR. Kegiatan donasi dan ketaatan

perusahan pada hukum hanya syarat minimum agar perusahaan dapat

beroperasi dan diterma oleh masyarakat.104

101
Achmad Daniri , “Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, hlm.3
102
Ibid, hlm.4
103
Gunawan Widjaja & Yerimia Ardi Pratama, op.cit, hlm.28
104
Ibid

Universitas Sumatera Utara


68

a. Corporate Social Responsibility dan Kegiatan Philanthropy

Perusahaan

Philanthropy adalah, ”the act donating money, goods, times or

effort to support a charitable cause, usually oven an extended period

of time and in regald to a defined objective” (“tindakan

menyumbangkan uang, barang kali atau upaya untuk mendukung

penyebab amal, biasanya berjangka waktu dan untuk tujuan yang

ditetapkan”)

Dari defenisi tersebut di atas jelas dapat dilihat bahwa tujuan

kegiatan philanthropy adalah kegiatan yang bersifat amal (charity).

Sebuah kegiatan amal tidak memerlukan komitmen berkelanjutan dari

perusahaan. Tanggung jawab perusahaan terhadap sebuah kegiatan

philanthropy berakhir bersamaan dengan berakhirnya kegiatan amal

dilakukan perusahaan tersebut.105

Lebih dari sekedar philanthropy atau sumbangan perusahaan,

CSR adalah suatu komitmen bersama dari seluruh stakeholders

perusahaan untuk bersama-sama bertanggungjawab terhadap masalah-

masalah sosial. Jadi, CSR bukan merupakan sumbangan dari salah

satu atau lebih stakeholders perusahaan (misalnya berupa penyisihan

keuntungan dari pemegang saham untuk kegiatan sosial), tetapi

menjadi tanggungan seluruh stakeholders. Dalam melakukan CSR,

tidak ada stakeholders yang lebih dirugikan. Setiap stakeholders

berkomitmen dan bertanggung jawab pelaksanaan CSR ini.

105
Ibid

Universitas Sumatera Utara


69

Jika dalam melakukan kegiatan philanthropy, setelah jumlah

uang disumbangkan atau suatu kegiatan sosial dilakukan perusahaan

tidak memiliki tanggung jawab lagi, maka dalam melakukan CSR dan

komitmen dan bertanggung jawab perusahaan ini dibuktikan dengan

adanya keterlibatan langsung dan kontiniuitas perusahaan dalam

setiap kegiatan CSR yang dilakukannya. Justru keterlibatan langsung

dan kontiniuitas kegiatan inilah yang menjadi ciri dari CSR.

b. Corporate Social Responsibility dan Ketaatan Perusahaan

Pada Hukum

CSR juga berbeda dengan sikap perusahaan untuk taat pada

hukum atauaturan yang berlaku misalnya aturan tentang

ketenagakerjaan, perlindungan HAM, pelestarian lingkungan hidup

dan lain-lain. Taat pada hukum adalah hal yang sangat penting bagi

perusahaan. Tetapi, hanya sekedar memenuhi standar tenaga kerja,

melindungi hak-hak asasi karyawan, mengikuti standar prosedur

pengelolaan lingkungan yang baik dan setumpuk peraturan lainnya

bukan hal yang menjadi perhatian utama dari CSR.

CSR adalah sebuah komitmen berasal dari seluruh stakeholders

perusahaan yang dinyatakan baik dalam code of conduct, code of

ethics, corporate policy maupun statement of principles perusahaan

serta diwujudkan dalam setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan

tersebut, dan harus diataati oleh setiap stakeholders tersebut. Jadi,

dalam pelaksanaan CSR, sebenarnya perusahaan menaati aturan yang

dibuat sendiri (self-regulation) berdasarkan setiap stakeholders,

Universitas Sumatera Utara


70

berbeda dengan sekedar taat pada peraturan yang dibuat oleh

pemerintah.

CSR adalah strategi bisnis, dan oleh karena itu komitmen yang

dinyatakan dalam code of conduct, code of ethics, corporate policy

maupun statement of principles perusahaan ini diwujudkan dalam

setiap tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan perusahaan,

termasuk didalamnya komitmen untuk menaati setiap aturan

pemerintah.

c. Corporate Social Responsibility pada Perusahaan

Multinasional

Bagi negara-negara berkembang yang menerima investasi

langsung (direct investment) perusahaan-perusahaan besar tersebut,

investasi akan disambut dengan sangat baik karena semakin akan

mendatangkan pemasukan negara,investasi tersebut juga akan dapat

membantu negara berkembang tersebut mengatasi masalah

penggangguran di negaranya.

Masalahnya, upaya ekspansi perusahaan dengan maksud

menghemat biaya operasinal ini tidak selamanya berjalan mulus.

Masyarakat pada negara-negara maju dengan kesadaran akan

tanggung jawab perusahaan yang semakin baik menuntut bukti nyata

bahwa perusahaan tersebut melaksanakan CSR.

d. Teori Triple Bottom Line

Dengan semakin berkembangnya konsep CSR ini, maka banyak

teori yang muncul yang diungkapkan berbagai pihak mengenai CSR

Universitas Sumatera Utara


71

ini. Salah satu yang terkenal adalah teori triple bottom line yang

dikemukakan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya

“Canibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century

Business”. Elkington mengembangkan konsep triple bottom line

dalam istilah ecomic prosperity, environmental quality dan social

justice.106

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

tanggung jawab yang bepijak pada single bottom line, yaitu aspek

ekonomi yang di refleksikan dalam kondisi keuangannya saja, namun

juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya.Uraian

yang diberikan di atas memberikan bahwa keuntungan ekonomis tidak


107
pernah dapat dipisahkan dalam kerangka pelaksanaan CSR.

Masing-masing perusahaan mempunyai karakter dan kondisi yang

berbeda-beda, kondisi ini mempunyai karakter dan kondisi ini akan

berdampakpada implementasi CSR yang berbeda-beda pula. Nana

Suharna mengelompokkan CSR menjadi 6 (enam) bidang, yaitu:108

1) Bidang Ekonomi

CSR dibidang ekonomi dapat dirumuskan sabagai

kewajiban untuk berperan serta dalam meningkatkan taraf hidup

masyarakat, bukan hanya internal, akan tetapi juga eksternal.

Implikasinya seperti penciptaan lapangan kerja, produksi barang

dan jasa yang bermanfaat bagi konsumen, tidak memperlebar

106
Ibid, hal.32
107
Ibid, hal.34
108
Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2011), hlm.43-45

Universitas Sumatera Utara


72

jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin, secara

internal memberikan imbalan yang adil, wajar, dan layak bagi

para anggota organisasi.

2) Bidang Politik

Para manajer dan seluruh karyawan suatu organisasi

adalah warga suatu masyarakat yang mempunyai hak dan

kewajiban sebagaimana warga lainnya. Oleh karena itu,mereka

mempunyai kewajiban di bidang politik seperti turut menjaga

stabilitas politik di masyarakat dan menggunakan hak pilihnya

dalam pemilihan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah.

3) Bidang Sosial

Yang paling penting dalam bidang sosial adalah kebisaan

menggunakan bahasa nasional dengan cara yang benar, seperti

dalam proses berkomunikasi antar individu dan antar kelompok

dalam perusahaan. Disini termasuk penggunaan bahasa nasional

dalampemberian nama atau identitas perusahaan dan dalam

melakukan berbagai kegiatan promosi produk yang dihasilkan.

4) Bidang Legal

Logika dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara

menyatakan bahwa ketaatan pada berbagai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sesungguhya bukan hanya

merupakan salah satu tanggung jawab sosial seseorang, akan

tetapi merupakan keharusan mutlak.

Universitas Sumatera Utara


73

5) Bidang Etika

Sudah umum dan diakui dan diterima sebagai kenyataan

bahwa dalam kehidupan bersama, terdapat norma moral dan

etika yang mengikat semua anggota masyarakat, termasuk

kalangan dunia usaha. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa

norma moral dan etika dianggap baik apabila diterima oleh

masyarakat.

6) Diskresi (kebebasan mengambil keputusan)

Berkaitan dengan kebijakan yang diambil oleh pihak

manajemen dalam penyelenggaraan kegiatan perusahaan,

termasuk dalam pengambilan keputusan tentang kewajiban

sosial yang akan ditunaikannya. Penggunaan diskresi tersebut

berbeda antara satu perusahaan dengan dengan perusahaan yang

lain, karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi,

penggunaan diskresi harus dilakukan secara bertanggung jawab

dalam arti diskresi digunakan untuk memperkuat komitmen

manajemen untuk memikul tanggung jawab sosialnya.

CSR yang kini marak diimplementasikan banyak

perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfosis dalam retang

waktu yang cukup panjang.109 Menurut Gloutie, kegiatan CSR

meliputi memuat tema seperti:110

1) Kemasyarakatan

109
Yusuf Wibisono
110
Rony Irawan,“Corporate Social Responsibility Tinjauan Menurut Peraturan Perpajakan
Di Indonesia” (Surabaya, 06 September 2008). Hlm. 4

Universitas Sumatera Utara


74

Perusahaan dapat melaksanakan program CSR ke

masyarakat berupa aktivitas di bidang pendidikan dan

kesehatan. Dalam bidang pendidikan, yang dapat diberikan oleh

perusahaan berupa pemberian beasiswa kepada siswa-siswa

berprestasi ataupun siswa yang tidak mampu, ataupun

sumbangan untuk penyediaan sarana dan prasana sekolah. Di

bidang kesehatan, perusahaan biasanya memberikan bantuan

penyediaan sarana dan prasarana kesehatan seperti puskesmas,

program khitanan masal, imunisasi untuk masyarakat umum

danprogram lainnya.

2) Ketenagakerjaan

Tema yang dapat diambil dalam program CSR ini

merupakan semua aktivitas perusahaan yang ditujukan pada

orang-orang dalam perusahaan sendiri. Aktivitas tersebut

meliputi rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan,

mutasi dan promosi, dan lainnya. Karyawan merupakan sumber

daya penting dalam pencapaian tujuan perusahaan, oleh karena

itu perusahaan berkewajiban untuk memperhatikan dan

meningkatkan kualitas maupun kesejahteraan karyawan.

3) Produk dan konsumen

Program CSR ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk

atau jasa, antara lain kegunaan, durability, pelayanan, kepuasan

pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan ataukelengkapan isi

pada kemasan, dan lainnya. Perusahaan seharusnya memberikan

Universitas Sumatera Utara


75

kualitas produk dan jasa yang baik kepada masyarakat.

Perusahaan tidak semata-mata mencari laba tetapi ada tanggung

jawab etis kepada masyarakat atas produk dan jasa yang

diberikan. Masyarakat menuntut perusahaan jujur dalam iklan

atas produk dan jasa yang ditawarkan dan memberikan

pelayanan yang baik kepada masyarakat.

4) Lingkungan Hidup

Perusahaan dalam menerapkan CSR dengan tema yang

berkaitan dengan lingkunganhidup. Tema ini meliputi aspek

lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian

polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan

perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber

daya alam dan konversi sumber daya alam.

Program CSR yang berkelanjutan diharapkan dapat

membantu menciptakan kehidupan dimasyarakat yang lebih

sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan

semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus

membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya

akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam

program tersebut, sesuai dengan kemampuannya.

Keberlanjutan dalam bidang ekonomi, lingkungan dan

sosial dapat dilakukan oleh korporasi yang mempunyai

kebudayaan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial

Universitas Sumatera Utara


76

perusahaan (CSR). 111 CSR dapat dipahami sebagai komitmen

usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan

berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan

peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,

komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.112Kondisi ini

dapat diatasi dengan program yang bersipat holistik sehingga

dapat membangun tingkat kepercayaan dalam diri masyarakat,

untuk itu didukung oleh program CSR yang berkelanjutan

(sustainable).

Program CSR (Corporate Social Responsibility) adalah

sebuah konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan yang

dilakukan oleh perusahaan demi kelangsungan dan

keberlanjutan dari kegiatan produksi perusahaan. CSR ini adalah

konsep untuk membangun citra perusahaan dengan cara

memberikan bantuan sarana dan prasarana umum kepada setiap

pemangku kepentingan (stakeholders).

2. PT BNI Tbk adalah sebuah perusahaan Negara yang bergerak di


bidang Keuangan

Sebagai perusahaan yang termasuk dalam BUMN, PT BNI Tbk wajib

untuk menerapkan program CSR dalam setiap kegiatan produksinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi CSR

111
Bambang Rudito & Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, (Bandung:Rekayasa Sains,2008), hlm.207.
112
Ibid

Universitas Sumatera Utara


77

yang sudah dilakukan oleh PT BNI Tbk; bagaimana kebijakan dan program

yang dilakukan; dan menemukan masalah yang terjadi selama proses

pelaksanaan CSR. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam

melakukan analisa atas setiap kegiatan CSR yang dilakukan PT BNI Tbk.

Dengan berdasarkan teori CSR oleh Alan Atkisson, penelitian ini dapat

dibandingkan dengan teori tersebut dan dapat diukur keefektivitasan

program CSR dari PT BNI Tbk.

Berdasarkan hasil penelitian, implementasi PT BNI Tbk ini dibagi

menjadi tiga bagian yaitu PT BNI Tbk– menuju kemajuan sumber daya

manusia, PT BNI Tbk– mencapai profitabilitas, dan PT BNI Tbk– menjaga

kelestarian alam. Lalu, kebijakan dan program yang dilakukan PT BNI Tbk

berbentuk PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) yang

memberikan bantuan di berbagai macam bidang yang sudah ditentukan. Dan

dalam rangka pengungkapan laporannya, PT. BNI Tbk menggunakan

standar GRI (Global Reporting Initiative) yang telah banyak digunakan oleh

banyak perusahaan di seluruh dunia. Program CSR dari PT BNI Tbksendiri

tidak mengalami kendala yang berarti dan dapat dipecahkan dengan mudah

dengan solusi yang cerdas seperti contohnya kasus masyarakat yang kurang

mandiri dan solusinya diberi pelatihan dan difokuskan pada bidang yang

menurut mereka paling bisa dilakukan. Secara keseluruhan, Program CSR

PT BNI Tbksudah berjalan dengan baik dan selalu berdasarkan asas

berkelanjutan.113

113
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/3202 Diakses pada tanggal 24 Nop
2018 pukul 18:42 WIB

Universitas Sumatera Utara


78

3. Bentuk CSR yang dijalankan oleh PT. Bank Negara Indonesia,

Tbk

a. Program BNI Berbagi

Program BNI Berbagi adalah program pemberdayaan kondisi

masyarakat untuk mencapai taraf hidup lebih baik. Program tersebut

dalam rangka mendukung dan mengimplementasikan Peraturan

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentang Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.114

1) Bentuk dan Ruang Lingkup Program

Program Bina Lingkungan diberikan dalam bentuk

bantuan dana dan/atau barang kepada masyarakat yang

disalurkan dalam bentuk:

a) Bantuan Bencana Alam

b) Bantuan Pendidikan dan/atau Pelatihan

c) Bantuan Peningkatan Kesehatan

d) Bantuan Pengembangan sarana dan/atau prasarana

umum

e) Bantuan Sarana Ibadah

f) Bantuan Pelestarian Alam

g) Bantuan Sosial kemasyarakatan dalam rangka

pengentasan kemiskinan

h) Pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,

promosi, dan bentuk bantuan lain yang terkait

114
http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/bniberbagi, diakses pada tanggal 24-nop-2018
pukul 18:11 WIB

Universitas Sumatera Utara


79

dengan upaya peningkatan kapasitas Mitra Binaan

Program Kemitraan.

b. Program BNI Go Green115

Bentuk bantuan Pelestarian Alam di BNI dikenal juga dengan

nama ”BNI Go Green”. Saat ini dunia dihantui kekhawatiran terhadap

dampak perubahan iklim termasuk dampak kerusakan lingkungan

hidup akibat aktivitas manusia. Mencermati kondisi ini BNI secara

proaktif mengambil bagian dalam upaya pemulihan lingkungan, salah

satu caranya dengan membuat program “BNI Go Green”. Program

BNI Go Green merupakan salah satu misi BNI yakni meningkatkan

kepedulian dan tanggungjawab terhadap lingkungan dan sosial

Kepedulian BNI terhadap permasalahan lingkungan hidup karena

sebagai organisasi, BNI memerlukan lingkungan dan alam yang

terpelihara untuk survival kehidupan dan menjaga kontinuitas bisnis.

Untuk mengaktualisasikan semangat ini, BNI menggunakan

pendekatan 4 (empat) mata angin keberlanjutan (compass of

sustainability) untuk diterapkan dalam praktek corporate

sustainability dengan mempertimbangkan keberlanjutan: alam/nature,

sosial kemasyarakatan/society, sumber daya manusia/well-being,

ekonomi/economy. Empat mata angin keberlanjutan diinternalisasikan

ke unit business dan supporting yang kemudian digunakan menjadi

acuan dalam menghasilkan produk dan layanan perbankan yang ramah

lingkungan.

115
http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/bnigogreen diakses pada tanggal 24 Nopember
2018 pukul 20:45 WIB

Universitas Sumatera Utara


80

Secara internal, PT BNI Tbk meningkatkan kapasitas

pengetahuan pegawai mulai dari perilaku hidup hijau pegawai

(green attitude), tindakan hemat energi, hingga pelatihan tentang

risiko lingkungan dan sosial dalam analisa kelayakan kredit. PT BNI

Tbk, juga menyediakan produk dan layanan ritel yang mendorong

gaya hidup hijau seperti KPR Hijau, kartu kredit BNI-WWF, fitur

Adopsi Orangutan dan Penanaman Pohon, dan layanan perbankan

yang paperless (e-billing, formless transfer).

Sementara itu, di level eksternal PT BNI Tbk konsisten

melaksanakan program-program pelestarian lingkungan hidup baik

yang bersifat forestry maupun non-forestry, termasuk pemanfaatan

energi terbarukan. Program-program ini dilaksanakan baik melalui

skema CSR maupun kredit komersial. PT BNI Tbk membiayai

proyek-proyek ramah lingkungan yang dijalankan oleh klien BNI

seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal), biomass,

biogas, hydro dan waste management.PT BNI Tbk juga mendirikan

pusat pembibitan sejuta tanaman keras di Sentul Bogor dan

membangun Hutan dan Taman Kota di beberapa kota di Indonesia.

Praktek corporate sustainability membawa “value” bagi PT BNI

Tbkdalam hal positioning dan corporate identity. Melalui value

of“Corporate Sustainability” PT BNI Tbk menciptakan value/nilai

yang dapat bertahan lama dalam jangka panjang yang bermanfaat

untuk kepentingan stakeholder dengan tetap memperhatikan

keberlanjutan alam dan masyarakat. Bahkan sejak tahun buku 2009,

Universitas Sumatera Utara


81

BNI telah mempublikasikan Laporan Keberlanjutan (Sustainability

Report) yang berfungsi untuk melaporkan upaya-upaya yang telah

dilakukan oleh PT BNI Tbk dalam menerapkan prinsip-prinsip

keberlanjutan.

c. Program Kampoeng BNI116

Kampoeng BNI merupakan salah satu unggulan Program

Kemitraan & Bina Lingkungan BNI. Pertimbangan utama dalam

pembentukan Kampoeng BNI adalah pemberdayaan ekonomi

masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan perbaikan lingkungan di

suatu daerah. Konsep Kampoeng BNI mengacu pada prinsip

community development dengan menampilkan produk unggulan atau

ciri khas di suatu daerah.

Program Kampoeng BNI dilakukan melalui penyaluran kredit

lunak dengan sistem klaster di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Selain itu, BNI memberikan bantuan Bina Lingkungan untuk

menunjang kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kampoeng BNI

antara lain berupa pelatihan, pendampingan, sarana prasarana

penunjang, dan promosi produk mitra binaan. Tujuannya untuk

mengembangkan potensi dan meningkatkan perekonomian

masyarakat pada suatu kawasan khususnya kawasan pedesaan.

116
http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/kampoengbni, Diakses pada tanggal 24
Nopember 2018 pukul 20:57 WIB

Universitas Sumatera Utara


82

Saat ini terdapat 21 Kampoeng BNI yang tersebar di Seluruh

Indonesia dengan fokus pada tiga sektor yaitu Industri Kreatif,

Ketahanan Pangan dan Kelautan.

Persebaran Kampoeng BNI antara lain:

1) Kampoeng BNI Sektor Ketahanan Pangan di

Lumajang dan Pujon.

2) Kampoeng BNI Industri Kreatif di antaranya

a) Kampoeng BNI Batik Tulis Lasem,

b) Kampoeng BNI Tenun Sumsel,

c) Kampoeng BNI Tenun Pandai Sikek,

d) Kampoeng BNI Wisata Borobudur Magelang.

3) Kampoeng BNI sektor Perikanan antara lain

a) Kampoeng BNI Muara Angke

b) Kampoeng BNI Nelayan Brondong Lamongan

d. Program KAMI bersama BNI117

KAMI (Keluarga Migran Indonesia) Adalah program untuk

mendukung Pemberdayaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) beserta

keluarganya yang bersifat kompherensif yaitu mencakup periode

sebelum keberangkatan (Pre-Depature). Selama bekerja di luar negeri,

saat akan kembali ke Indonesia dan setelah kembali ke Indonesia.

Program KAMI bersama BNI merupakan bentuk apresiasi dan

117
PT.Bank Negara Indonesia,Tbk.,http://kamibersama.bni.co.id/, diakses pada tanggal 24
Nopember 2018 pukul 21:14 WIB

Universitas Sumatera Utara


83

sekaligus komitmen sosial BNI untuk meningkatkan kualitas hidup

TKI beserta keluarganya

Tujuan Program

1) Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan

lingkungan.

2) Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung

jawab.

3) Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada

umumnya dan lingkungan sekitar dimana bisnis dilaksanakan

pada khususnya.

4) Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat

menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik.

5) Meningkatkan pemahaman publik terhadap Perseroan melalui

informasi yang disalurkan dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Perseroan.

6) Membantu pengentasan kemiskinan.

C. Kendala yang Dihadapi PT.Bank Negara Indonesia, Tbk. Kantor


Wilayah Jakarta Kota dalam Penerapan Corporate Social Responsibility
(CSR)
Salah satu tujuan penting perencanaan di negara terbelakang adalah untuk

meningkatkan laju pembangunan ekonomi. 118 Menurut Gadgil dalam bukunya

yang berjudul Planning and Economic Policy in India mengatakan bahwa:

“ bagi pembangunan ekonomi perencanaan mengandung arti pengarahan

atau pengaturan eksternal kegiatan ekonomi oleh badan perencana, yang dalam

118
Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,2008), hlm.519

Universitas Sumatera Utara


84

banyak hal, disamakan dengan pemerintah negara.”119 Itu berarti peningkatan

laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan,

tabungan dan investasi.120 Akan tetapi peningkatan laju pembentukan

modal pada perekonomian terbelakang dihadapkan pada sejumlah kesulitan,

termasuk rakyat yang di cengkam oleh masalah kemiskinan.121

Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara ini semakin

kompleks. Anggaran yang kecil serta konsentrasi pemerintah yang tersedot

kebeberapa persoalan, menyebabkan pemerintah tidak mampu mengatasinya

sendirian. 122 Karenanya kemitraan dan kerja sama antara pemerintah dengan

berbagai elemen bangsa khususnya dunia usaha melalui program CSR perlu

digalakkan. Sekecil apapun bentuk kedermawanan perusahaan akan sangat berarti

dalam membantu pemerintah dan masyarakat, terlebih bila dilakukan secara

berkesinambungan dan di kelola dengan baik.123

Sejak masa Orde Baru Indonesia menempatkan pembangunan ekonomi

sebagai indikator keberhasilan pemangunan. Karena itu, perhatian terhadap

masalah lingkungan dan masalah sosial masih lebih banyak wacana ketimbang

realita. Sumber daya alam yang sangat luar biasa nilainya, sesungguhnya

mempunyai peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional, karena

sumber daya alam merupakan modal utama pendorong pertumbuhan ekonomi.

CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkonrtibusi

dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan yang memperhatikan tanggung

119
Gadgil, Planning and Economic Policy, (India:Maharasthra,1901)
120
Jhingan,loc.cit.
121
Ibid
122
Yusuf Wibisono, op.cit. hlm.22
123
Ibid

Universitas Sumatera Utara


85

jawab sosial perusahaan dan menetikberatkan pada keseimbangan antara perhatian

terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. 124 Dengan adanya kebijakan

meregulasi CSR sebagaimana di amanatkan oleh UUPT pasal 74 apabila

pelaksanaan CSR ini terus dikembangkan maka CSR dapat mendorong serta

meningkatkan laju pembangunan ekonomi yang berkelanjutan termasuk

mengatasi rakyat yang tercengkam oleh kemiskinan.125

Konsep CSR telah dikenal sejak awal tahun 1970, yang secara umum

diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan

stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat,

lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam

pembangunansecara berkelanjutan CSR tidak hanya merupakan kegiatan kreatif

perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.

M.R Mathews, dalam bukunya yang berjudul Social and Environmental

Accounting mengungkapkan CSR sebagai social disclosure, corporate social

reporting, dan/atau social accounting.126Ketiga ungkapan ini lebih mengarah pada

proses pengomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi

dan organisasi perusahaan terhadap kelompok yang berkepentingan dan terhadap

masyarakat secara keseluruhan. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa

perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari

laba untuk shareholders. Perluasan pemahaman ini dipengaruhi tiga hal pokok

yaitu:127

124
Buntje Harbunangin,op.cit. hlm.4
125
Hendrik Budi Untung, op.cit. hlm.1.
126
Busyra Azheri, op.cit.hlm.30
127
Gunawan Wijaya & Yeremia Ardi Pratama, op.cit. hlm.9-10

Universitas Sumatera Utara


86

Bahwa sebagai suatu artificial person, perusahaan atau korporasi tidaklah

berdiri sendiri dan terisolasi, namun demikian perusahaan tidak dapat menyatakan

bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi, sosial,

dan lingkungan.

Bahwa perusahaan yang melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan

tugas dan kegiatan sehari-harinya, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan

melalui usaha yang dijalankan dan/atau dikelola oleh yang bersangkutan.

Dilihat dari aspek investasi, sebenarnya para investor juga memiliki

kencederungan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki

kepedulian terhadap masalah sosial, atau kepada perusahaan yang mempunyai

standar tinggi dalam masalah sosial dan lingkungan hidup.128 Para investor juga

memperhatikan masalah kepedulian sosial ke dalam proses pengambilan

keputusan investasi, karena itu perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian

sosial dapat menggunakan informasi tanggung jawab sosial sebagai salah satu

keunggulan kompetitif perusahaan.129 Manajemen perusahaan saat ini tidak hanya

dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang diberikan, namun juga meliputi

dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan alam dan sosial.

Tanggung jawab sosial dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi

keuangan dan non-keuangan berkaitan dengan interaksi organisasi dengan

128
Zuhroh, D., dan I.P.P.H Sukmawati, “Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial
dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor” Simposium Nasional Akuntansi
VI, 2003.

129
Martono Anggusti, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan , (Medan: Books Terrace &
Library, 2010), hlm.41

Universitas Sumatera Utara


87

lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.130 Perusahaan dapat melaporkan dapat

melaporkan informasi tersebut dalam laporan tahunan atau dalam laporan yang

terpisah.131

Walaupun sampai saat ini, secara konseptual, pemahaman mengenai CSR,

baik itu dalam defenisi, konsep, ruang lingkup maupun bentuk pelaksanaan masih

cukup beragam dan terus berkembang dari waktu ke waktu dan mungkin juga

akan berlangsung sangat panjang, karena CSR adalah sebuah konsep yang terus

berkembang.132

Sebagai sebuah strategi bisnis, pelaksanaan CSR betujuan agar perusahaan

dapat melakukan kegiatan bisnisnya dengan baik meminalisir risiko yang muncul

dari komunitas sekitar maupun dari lingkungan tempat mereka melakukan

kegiatan bisnisnya.133

Kendala yang masih banyak ditemukan di lapangan dalam pelaksanaan CSR

adalah sebagai berikut :134

a. Masalah biaya

b. SDM yang kompeten

c. Distribusi kegiatan

d. Penentuan target

e. Bentuk kegiatan

f. Masalah perizinan dan regulasi

130
Sembiring, E., Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial:
Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Indonesia, (Jakarta: Bursa Efek, Jurnal Maksi,
Vol.6, No.1, 2006), hlm.60-68
131
Ronny Irawan op.cit. hlm.2
132
Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama,op.cit.hlm.82
133
Ibid.hlm.88
134
Hasil Wawancara oleh Ketua Divisi Corporate University BNI

Universitas Sumatera Utara


88

g. Kurangnya kemitraan

h. Sosialisasi kegiatan

i. Pemahaman mengenai pelaksanaan dan evaluasi di lapangan

j. Masih banyak oknum yang melakukan pungutan liar di lapangan.

Jadi Kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor

Wilayah Jakarta Kota dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial korporasi (CSR)

yaitu dikarenakan belum adanya peraturan yang tegas dalam bidang perbankan

tentang pelaksanaan CSR, dan juga kurangnya pemahaman CSR di kalangan

perbankan dan juga dikalangan masyarakat sehingga bisa menyebabkan salah

pengertian tentang CSR

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) PT.

BNI, Tbk antara lain yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007,

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan

Menteri Negara BUMN Nomor: Per-05/MBU/2007 menerangkan

mengenai aturan Program Kemitraan (PK), dan Undang-Undang No.

23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Corporate

Social Responsibility (CSR) telah menjadi kewajiban hukum yang

diatur berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas.

CSR tidak seharusnya dibatasi pada suatu perbuatan filantropis

belaka. Penerapan CSR perlu mengacu pada prinsip pembangunan

yang berkelanjutan yang mengedepankan pertumbuhan, khususnya

bagi masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya dan

kemampuan institusinya dalam mengelola pembangunan. PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota merupakan salah

satu institusi keuangan yang dimiliki oleh Pemerintah (BUMN),

dalam aktivitasnya juga harus tunduk dengan produk hukum yang

dikeluarkan oleh Kementerian BUMN. Salah satu diantaranya adalah

pelaksanaan CSR oleh BUMN yang diatur oleh Peraturan Menteri

BUMN yaitu Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015,

tanggal 3 Juli 2015 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha

89
Universitas Sumatera Utara
90

Kecil dan Program Bina Lingkungan. Peraturan BUMN terbaru adalah

PER-02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 yang melengkapi PER-

09/MBU/07/2015. Maka dari itu Bank wajib melaksanakan CSR yang

bertujuan untuk memberdayakan kesejahteraan sosial dan membantu

pertumbuhan keuangan negara. Bank Indonesia mewajibkan bank

melakukan program CSR terutama di bidang pendidikan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan pada pasal 4 yang berbunyi : “Perbankan Indonesia

bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Maka dari itu pelaksanaan CSR di jalankan oleh PT. BNI untuk

mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia melalui

program-program tersebut.

2. Bentuk CSR yang dilakukan oleh PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

sebagai salah satu institusi keuangan yang dimiliki oleh Pemerintah

sebagai BUMN harus tunduk dengan produk hukum yang dikeluarkan

oleh Kementerian BUMN. Salah satu diantaranya adalah pelaksanaan

CSR oleh BUMN yang diatur oleh Peraturan Menteri BUMN yaitu

Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015, tanggal 3 Juli

2015 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan. Peraturan BUMN terbaru adalah PER-

02/MBU/7/2017 tanggal 20 Juli 2017 yang melengkapi PER-

Universitas Sumatera Utara


91

09/MBU/07/2015. a )Program Kemitraan ini berupa kredit dengan

bunga yang relatif rendah dibandingkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

(Syarat kredit PK ada di Permen BUMN diatas dan setelahnya yang

melengkapi Permen sebelumnya). b) Program Bina Lingkungan ini

berupa dana hibah bagi masyarakat dengan bidang bantuan sbb:

i)Bantuan Korban Bencana Alam; ii)Bantuan Pendidikan dan/ atau

Pelatihan;iii)Bantuan Peningkatan Kesehatan; iv)Bantuan

Pengembangan Prasarana dan / atau Sarana Umum; v)Bantuan Sarana

Ibadah; vi)Bantuan Pelestarian Alam; vii)Bantuan Sosial

Kemasyarakatan dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan.

3. Kendala yang masih banyak ditemukan di lapangan dalam

pelaksanaan CSR PT BNI Tbk adalah sebagai berikut :a)Masalah

biaya; b)SDM yang kompeten; c)Distribusi kegiatan, d)Penentuan

target; e)Bentuk kegiatan ; f)Masalah perizinan dan regulasi;

g)Kurangnya kemitraan; h)Sosialisasi kegiatan; i)Pemahaman

mengenai pelaksanaan dan evaluasi di lapangan; j)Masih banyak

oknum yang melakukan pungutan liar di lapangan. Kendala dalam

penyaluran CSR PT BNI Tbk adalah obyek bantuan yang berada di

daerah 3T (Terdepan, Terluar danTertinggal) yang kerap lokasinya

sulit dicapai.

B. Saran
1. Manfaat dari pelaksanaan tanggung jawab sosial korporasi Corporate

Social Responsibility (CSR) diharapkan bisa membuat PT. Bank

Negara Indonesia, Tbk Kantor Wilayah Jakarta Kota terus aktif dalam

kegiatan tanggung jawab sosial korporasi Corporate Social

Universitas Sumatera Utara


92

Responsibility (CSR) untuk menghapus kemiskinan sehingga tercapai

masyarakat yang adil dan makmur di Negara Republik Indonesia.

2. Untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR,

Khususnya CSR Bank diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi

aktif, serta ketulusan dari semua pihak yang peduli terhadap program-

program CSR. Program CSR menjadi begitu penting karena

kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-

kondisi kehidupan umat manusia di masa datang serta membantu

Negara dalam mensejahterakan rakyat Indonesia. Pelaksanaan

tanggung jawab sosial korporasi Corporate Social Responsibility

(CSR) sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan dan terus

menerus sesuai dengan konsep tanggung jawab sosial korporasi

Corporate Social Responsibility (CSR) agar terwujud tujuan

pembangunan nasional yaitu demi terciptanya kesejahteraan bagi

seluruh rakyat Indonesia.

3. Kendala yang dihadapi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor

Wilayah Jakarta Kota dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial

korporasi Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu dikarenakan

belum adanya peraturan yang tegas dalam bidang perbankan tentang

pelaksanaan tanggung jawab sosial korporasi Corporate Social

Responsibility (CSR), dan juga kurangnya pemahaman tanggung

jawab sosial korporasi Corporate Social Responsibility (CSR) di

kalangan perbankan dan juga dikalangan masyarakat sehingga bisa

menyebabkan salah pengertian tentang tanggung jawab sosial

Universitas Sumatera Utara


93

korporasi Corporate Social Responsibility (CSR). Maka untuk

mengatasi masalah tersebut PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Kantor

Wilayah Jakarta Kota dapat melakukan penyuluhan kepada

masyarakat dan karyawan tentang pengertian tanggung jawab sosial

korporasi Corporate Social Responsibility (CSR) agar tidak salah

mengartikan tentang tanggung jawab korporasi Corporate Social

Responsibility (CSR), dan pemerintah dapat segera membuat

peraturan yang jelas tentang tanggung jawab sosial korporasi

Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang perbankan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Achmad. Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Yarsif

Watampone , Jakarta, 1998

Azheri, Busyra. 2011. Corporate Social Responsibility.Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Azheri, Busyra. 2012. Corporate Social Responsibility Dari Voluntary

menjadi Mandatory, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Cannon, Tom. 1995.Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan), Jakarta: PT. Gramedia

Cannon, Tom . 1995. Corporate Responsibility, Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo

Irwan dan Suparmoko, 1990, Ekonomika Pembangunan, (Yogyakarta:

BPFE)

Gadgil, 1901. Planning and Economic Policy, India: Maharasthra

Hadi, Nor, 2011. Corporate Social Responsibility, Yogyakarta : Graha Ilmu

Harbunangin, Buntje, 2013, Kail Saja Tidak Cukup (Catatan Seorng

Praktisi CSR), Jakarta:Antara Publishing

Irawan , Ronny, 2008. Corporate Social Responsibility: Tinjauan Menurut

Peraturan Perpajakan di Indonesia, Surabaya

Jhingan, 2008. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada

Kerlinger, Ferd. N., 1996. Asas-asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta:

Gajahmada University Press, Cetakan Kelima

94
Universitas Sumatera Utara
95

Kotler, 2005. “Corporate Social Responsibiity : Doing The Most Good for

Your Company”

Martono Anggusti, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan , (Medan: Books

Terrace & Library, 2010).

Rudito, Bambang & Melia Famiola, 2008. Etika Bisnis dan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Bandung: Rekayasa Sains

Sembiring, Sentosa. 2007. Hukum Perusahaan Tentang Perseroan

Terbatas, Bandung: Nuansa Aulia

Siagian, Matian dan Agus Suriadi, 2010. Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan CSR Perspektif Pekerjaan Sosial, Medan : FISIP USU PRESS

Siregar, Chairil N, 2007. “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi

Corporate Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia Jurnal

Sosioteknologi” Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007

Soekanto, Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta

Solihin, Ismail, 2009. Corporate Social Responsibility : from charty to

sustainability, Jakarta : Salemba Empat

Suharto, Edi . 2010. CSR dan Comdev, Investasi Kreatif Perusahaan di Era

Globalisasi, Bnadung: CV. Alfabeta, Cet. Ke-1

Susanto, A.B., 2009. Reputation-Driven Corporate Social Responsiblity :

Pendekatan Strategi Management dalam CSR, Jakarta :Esensi, divisi Penerbit

Erlangga.

Suyanto, M. 2005. Aplikasi IT untuk UKM Menghadapi Persaingan Global,

Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


96

Tamudjaja , Being Bedjo, Perkembangan Corporate Social Responsibility

di Indonesia,(E-Book)

Tunggal, Amin Widjaja, 2008. Strategi Korporat dan Strategi Bisnis

Perusahaan, Jakarta: Havarido

Tunggal , Amin Widjaja, 2008. Business Ethics dan Corporate Social

Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus, (Havarindo,)

Untung, Hendrik Budi, 2009. Corporate Social Responsibility, Jakarta

:Sinar Grafika Offset.

Wahyudi, Isa & Busyra Azheri, 2008. Corporate Social Responsibility :

Prinsip, Pengaturan dan Implementasi, Malang: In-TransPublishing

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho

Publishing

Widjaya, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama, 2008. Risiko Hukum &

Bisnis Perusahaan Tanpa CSR, Jakarta : PT. Percetakan Penebar Swadaya

Yusuf, Wibisono, 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR Corporate

Social Responsibility, Gresik : Fasco Publishing.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Undang -Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Universitas Sumatera Utara


97

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan

Batu Bara

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Pengelolahan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 Tentang

Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-

05/MBU/2007 Tahun 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik

Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan sebagaimana terakhir

diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-

08/MBU/2013 Tahun 2013 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri

Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 Tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina

Lingkungan (“Permen BUMN 5/2007”)

C. Internet

Ade Adhari, Corporate Social Responsibility dalam Industri Pertambangan

Mineral dan Batubara, Lihat https://www.linkedin.com/pulse/csr-dalam-industri-

pertambangan-mineral-dan-batubara-emli-training, diakses pada tanggal 04 Maret

2018, pukul 10:01 WIB

Universitas Sumatera Utara


98

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Persoalan Hukum Seputar

Tanggung Jawab Sosial dan Linngkungan Perseroan dalam Perundang-Undangan

Ekonomi Indonesia, Lihat http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-

pedata/847-persoalan-hukum-seputar-tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-

perseroan-dalam-perundang-undangan-ekonomi-indonesia.html) diakses pada

tanggal 25 Maret 2018 , pukul 14:23 WIB

Elly Erawaty, Persoalan Hukum Seputar Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perseroan Dalam Perundang-Undangan Ekonomi Indonesia, Lihat,

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-pedata/847-persoalan-hukum seputar-

tanggung-jawab-sosial-dan-lingkungan-perseroan-dalam-perundang-undangan-

ekonomi-indonesia.html) diakses pada tanggal 25 Maret 2018, pukul 14:23 Wib.

“Analisis Hukum Terhadap Kewajiban Penerapan Corporate Social

Responsibility Pada Perusahaan Di Bidang Sumber Daya Alam”, diakses pada

tanggal 04 Maret 2018, pukul: 10:11.

Latezia Tobing, Aturan-Aturan Hukum Corporate Social Responsibility,

Lihat, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt52716870e6a0f/aturan-aturan-

hukum-corporate-social-responsibility, diakses pada tanggal 23 April 2018, pukul

12:45 WIB

Eldy Cahyo Laksonono, Implementasi Corporate Social Responsibility,

Lihat http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/3202 Diakses pada

tanggal 24 Nopember 2018 pukul 18:42 WIB

PT. Bank Negara Indonesia,Tbk, BNI Berbagi, Lihat

http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/bniberbagi, diakses pada tanggal 24

Nopember 2018 pukul 18:11 WIB

Universitas Sumatera Utara


99

PT. Bank Negara Indonesia,Tbk, BNI Go Green, Lihat

http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/bnigogreen diakses pada tanggal 24

Nopember 2018 pukul 20:45 WIB

PT. Bank Negara Indonesia,Tbk, Kampoeng BNI, Lihat

http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/csr/kampoengbni, Diakses pada tanggal 24

Nopember 2018 pukul 20:57 WIB

PT. Bank Negara Indonesia,Tbk, Kami Bersama BNI, Lihat

http://kamibersama.bni.co.id/, diakses pada tanggal 24 Nopember 2018 pukul

21:14 WIB

PT. Bank Negara Indonesia,Tbk, Sejarah BNI, Lihat

http://www.bni.co.id/id-id/perusahaan/tentangbni/sejarah, diakses pada tanggal 24

Nopember 2018 pukul 23:01 WIB

SWAOnline, Alasan Utama Bank Indonesia Kembangkan Green Banking,

Lihat,https://swa.co.id/swa/trends/management/alasan-utama-bi-kembangkan-

green-banking, diakses pada tanggal 3 Desember 2018 pukul 14.16

Ervita, Green Banking oleh Bank Indonesia sebagai Wujud Nyata Green

Economy dalam Dunia Perbankan, Lihat

https:/www.google.com/amp/s/ervitakurns.wordpress.com/2013/12/24/green-

banking-oleh-bank-negara-indonesia-sebagai-wujud-nyata-green-economy-dalam-

dunia-perbankan/amp/, diakses tanggal 6 Desember 2018, Pukul 7:36 WIB

Universitas Sumatera Utara


100

D. Jurnal

Apriatni, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Mewujudkan Keadilan

dalamBisnis”, http://ejournal.undip.ac.id/index.php/forum/article/view/3150/2827,

diakses pada tanggal 2 Desember 2018, pukul 18:12 Wib.

Asyafrani, Artikel Hukum Perdata/Bisnis,“Paradoks Regulasi Corporate

Social Responsibility” Dikirim/Ditulis Pada 19 November 2007.

Chairil N. Siregar, “Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi Corporate

Social Responsibility Pada Masyarakat Indonesia Jurnal Sosioteknologi” Edisi 12

Tahun 6 Desember 2007

Edi Suharto, “Corporate Social Responsibility: What is and Benefits for

Corporate (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa Manfaatnya

BagiPerusahaan),http://www.policy.hu/suharto/Naskah%20PDF/CSRIntipesanJkt.

pdf, diakses pada tanggal 04 Desember 2018, pukul 23:39 Wib.

Mas Achmad Daniri,Standarisasi Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan.Jurnali.28 Januari 2008ukul:13:50 Wib. Irawan, Rony. “Corporate

Social Responsibility Tinjauan Menurut Peraturan Perpajakan Di Indonesia”

(Surabaya, 06 September 2008).

Mutiara Intan Permana Gunawan dan Ahmad Tarmizi Lbs ,“Pengungkapan

Corporate Sosial Responsibility Bidang Pendidikan dalam Laporan Tahunan Bank

Umum Syariah di Indonesia”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Islam,Vol.4,No.1.2016

M. Yasir Yusuf, Model Pelaksanaan CSR Bank Syariah: Kajian Empiris

Pembiayaan Mikro Baitulmal Aceh, Jurnal Ekonomi Islam L a_Riba, Vol.IV,

No.2, Des 2010

Universitas Sumatera Utara


101

Netty Dyah Kurniasari,”Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

(Untuk Meningkatkan Produktivitas Usaha Mikro, Kecil Menengah di

Madura)”,Jurnal NeO-Bis, Vol 9,No.1, Juni 2015

Nurantono Setyo Saputro, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vo.21

No.2,Agustus 2010

Sembiring, E., Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung

Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Indonesia, (Jakarta:

Bursa Efek, Jurnal Maksi, Vol.6, No.1, 2006).

Sudaryanto , Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti, Strategi Pemberdayaan

“UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean”, diakses pada tanggal 26 Januari 2018

Suparnyo,dkk, “Model Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Industri Rokok di

Kudus”,vol.6 No.2, Desember 2013

Zuhroh, D., dan I.P.P.H Sukmawati, “Analisis Pengaruh Luas

Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi

Investor” Simposium Nasional Akuntansi VI, 2003.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai