Anda di halaman 1dari 89

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Hukum Skripsi Sarjana

2018

Pelaksanaan Prinsip Corporate Social


Rensponsibility (CSR) pada PT Pelindo
I (Persero)

Hutasoit, Rame Liza


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4552
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PRINSIP CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY

(CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi

Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

RAME LIZA HUTASOIT

140200089

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PELAKSANAAN PRINSIP CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY
(CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO)

Oleh:

*Rame Liza Hutasoit


**Bismar Nasution
***Tri Murti

Corporate Social Rensponsibility (CSR) bukan suatu bentuk tanggung


jawab dalam pengertian harafiah, namun merupakan etika legal yang sesuai
perundangan bagi perusahaan terhadap keadaan ekonomi, keadaan sosial dan
keadaan lingkungan yang terkait dengan kegiatan usaha atau jalannya perusahaan
secara berkesinambungan yang tidak harus sama antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lainnya. Dimana dalam hal ini perusahaan yang dimaksud secara
khusus adalah PT Pelindo I (Persero). Adapun yang menjadi permasalahan dalam
skripsi ini adalah tinjauan umum tentang Corporate Social Rensponsibility di
Indonesia, pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility pada PT Pelindo I
(Persero), dan pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility pada PT
Pelindo I (Persero) terhadap Citra Perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
hukum normatif-empiris, yaitu dengan melakukan penelitian kepustakaan dan
juga mengumpulkan data primer yang dikumpulkan dengan metode studi
lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertama, ketentuan
mengenai Corporate Social Rensponsibility (CSR) diatur dalam berbagai
ketentuan peraturan salah satunya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007. Kedua
pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I (Persero)
sudah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku yaitu dengan melalui
penetapan satu bidang khusus yaitu bidang kemitraan dan bina lingkungan
(PKBL). Dan ketiga pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility
(CSR) PT Pelindo I (Persero) sangat berdampak baik bagi citra perusahaan PT
Pelindo I (Persero) tersebut.
Kata Kunci : Pengaturan Corporate Social Rensponsibility (CSR), Pelaksanaan
Corporate Social Rensponsibility (CSR), Pengaruh pelaksanaan
Corporate Social Rensponsibility (CSR).
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
*** Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan kasih

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul : PELAKSANAAN PRINSIP CORPORATE SOCIAL

RENSPONSIBILITY (CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO).

Berkat bimbingan dan arahan serta petunjuk dari Dosen Pembimbing

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan masukan-masukan dan arahan-arahan yang

bersifat membangun agar penulis dapat lebih baik lagi di kemudian hari.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum. selaku Dekan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. O.K Saidin, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara.

ii

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H, selaku Ketua Jurusan

Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

7. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H selaku Sekretaris Jurusan Departemen

Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang

selalu mengarahkan penulis untuk mendapatkan Judul Skripsi penulis

dengan sabar.

8. Bapak Dr. Dedi Harianto, S.H., M.Hum. selaku Dosen Penasihat

Akademik penulis.

9. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H, selaku Dosen

Pembimbing I, terima kasih atas segala perhatian, masukan dan

bimbingan Bapak kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing II, terima

kasih atas segala perhatian, masukan dan bimbingan Ibu kepada

penulis selama penulisan skripsi ini hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara dan secara khusus kepada seluruh Dosen Pengajar

Departemen Hukum Ekonomi yang telah mengajar dan membimbing

iii

Universitas Sumatera Utara


penulis dengan baik selama masa perkuliahan. Terima kasih buat ilmu

yang telah Bapak Ibu Dosen berikan kepada penulis..

12. Seluruh staff Departemen Hukum Ekonomi secara khusus dan seluruh

staff Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

13. Secara Ito Grace dan Eda Grace terima kasih untuk semua bimbingan,

nasehat, dukungan doa, moril dan materi yang diberikan kepada

penulis dan juga kepada Ito dan Eda Letare, Abang dan Kakak Tiara,

Ito dan Eda Yakira terima kasih menjadi orang tua bagi penulis di kota

Medan ini yang selalu menasehati dan mendukung penulis selama

masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

14. PT PELINDO I (PERSERO) Medan tempat penulis melakukan riset

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih untuk waktu dan kesempatan

yang diberikan kepada penulis untuk melakukan wawancara,

menggunakan fasilitas fotokopian untuk memfotokopi Peraturan

Menteri BUMN yang penulis butuhkan, memfotokopi Surat Riset

yang dari Fakultas Hukum USU dan juga Surat Hasil Riset, serta

mendapatkan berbagai soft file dari Ibu Santi dan juga Buku tentang

PT Pelindo I Dari Ito Grace (yang juga bekerja di PT ini) dan semua

pelayanan Pengawai dan Staff PT PELINDO I (PERSERO) Medan

yang penulis dapatkan.

15. BEHRY (Berliana, Eva, Hasuna, Rame, Yunita) terima kasih untuk

kebersamaan kita, terima kasih untuk setiap dukungan doa dan

semangat kalian terhadap penulis selama perkuliahan hingga penulisan

skripsi ini.

iv

Universitas Sumatera Utara


16. BER (Berliana, Eva, Rame) terima kasih untuk setiap kebersamaan di

dalam canda, tawa dan pergumulan kita, terima kasih sahabatku.

17. Sahabatku Eva Monica Sinaga terima kasih untuk semua dukungan,

saran, semangat, doa dan semua motivasi yang penulis terima selama

ini secara khusus dalam penulisan skripsi ini.

18. Sahabatku Berliana Damanik terima kasih untuk motivasi dan doa-

doanya bahkan terima kasih untuk setiap kejahilannya yang membuat

kita merasa kesal, marah, dan sebagainya (hehehe).

19. Sahabat-sahabatku secara khusus Indry Aritonang, Ervina Manalu,

Veranita Sihombing terima kasih untuk doa dan semangat terhadap

penulis selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, secara khusus

Veranita yang walaupun kita berjauhan sejak SMP tetapi selalu boleh

saling menyemangati dan mendoakan.

20. Kelompok Kecilku “SHION” kakakku Kak Sylvia V. Sinuhaji S.H,

saudara/iku Andree Sibarani, Chris Agave Berutu, Christina Sitorus,

Irene Manik, Riris Panjaitan terima kasih untuk setiap kasih dan doa

yang kalian berikan terhadap penulis, terima kasih untuk setiap

pertumbuhan bersama penulis selama ini.

21. Adik-adik Kelompok Kecilku “EL-YAKIM” dan “OBADIA” Elsaida

Siagian, Edris Simanjuntak, Mariana Sinaga, Joseph Tambunan, dan

Ririn Tarigan. Kalian adalah berkat terindah bagi penulis. Terimakasih

untuk setiap tawa dan sukacita, terimakasih sudah menjadi saudara dan

teman bertumbuh dalam Kristus, tetaplah bertumbuh adik-adik.

Universitas Sumatera Utara


22. UKM KMK USU UP FH, tempat pertumbuhan selama perkuliahan,

tempat dimana penulis diajarkan untuk semakin mengasihi Kristus,

tempat menangis, tempat tertawa, tempat merenung. Teman-teman

koordinasi 2016 (Kak Sylvia, kak Betti, bg Dian, Tania, Oynike,

Nadya, Gita, Tioneni, Herbet, Andree, Sesil, kak Ana Maria, Riris dan

Deniel) dan koordinasi 2017(Andree, Tania, Iwan, Ayu, Sun, Sesil,

Tioneni, Vivi, Elia, Bintang, Natasia, Farida, Revi, Herbet, Arti Clara,

Yolanda Dan Theresia) terimakasih boleh bertumbuh dan berjuang

bersama kalian. Teman-teman AKK dan PKK 2014, Nadya, Berliana,

Tetty, Sarmeli, Grace, Farida, David, Herbet, Tioneni, Elia, Agave,

Riris, Iren, Chessa, Tania, Iwan dan semua teman-teman kompel UP

FH yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Terimakasih untuk

setiap doa yang dipanjatkan.

23. UKM KMK USU wadah pelayanan rohani se-USU. Terima kasih

kepada teman-teman, kakak, abang KWK-UKM 2017-2018. Dan

secara khusus kepada teman-teman Koordinasi UKM tahun 2018

Sintike Barus, Nova Sagala, Tio Tien Girsang, Gratia Lumbantobing,

Gugun Purba, Kelvyn Pasaribu, Lily Marbun. Terima kasih boleh

bertumbuh dan berjuang bersama kalian. Terima kasih untuk setiap

kasih, doa dan semangat kalian terhadap penulis.

24. Terima kasih juga secara khusus kepada adik-adikku Ayu, Irwan, dan

Bintar, itokku Martin, adik-adik KWK FKG Devi dan Erlin, teman dan

adik KWK FIB Agnes dan Hokkop. Terima kasih untuk doa dan

semangatnya selama penulisan skripsi ini.

vi

Universitas Sumatera Utara


25. Teman seperjuangan di masa klinis Eva, Berliana, Hasuna, Yunita,

Martin, Sarmeli, Diantorio, Simson, Sun. Terimakasih kawan, dengan

kalian akhirnya masa-masa yang ditakuti itu terlewati dengan suka.

26. Teman-teman Gup C Fakultas Hukum USU 2014 semoga kita sukses

selalu.

Dan tak henti-hentinya penulis berterima kasih kepada orangtua penulis,

Ayah penulis Alm Ganda Hutasoit yang selalu mendukung, mendoakan, dan

menasehati penulis sampai 12 Maret 2013 dan Ibu penulis Dorma Silaban juga

yang selalu mendukung, mendoakan, dan menasehati penulis, menjadi orangtua

terhebat yang berjuang untuk kami anak-anaknya. Sehat selalu ya Mamak kami...

Dan kepada adek-adek kandung penulis adek Rita Gokdame Hutasoit, adek Nia

Westry Hutasoit, si abang (nama panggilan) Aldino Buana Hutasoit, dan si pudan

kami Palanro Hutasoit yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam

pengerjaan skripsi ini. Dan secara khusus kepada Oppung penulis Op. Rame dan

Op. Ukkap terima kasih untuk doa-doa dan nasehat-nasehat yang diberikan

kepada penulis.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mendukung penulis baik dalam doa dan ucapan semangat yang tidak

mungkin disebutkan satu per satu dalam kesempatan ini. semoga ilmu yang

penulis peroleh selama ini dapat berguna bagi penulis, dan pihak lain yang

membacanya.

Medan, Maret 2018

Penulis ,

Rame Liza Hutasoit

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................


.............................................................................................................................viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi

ABSTRAK ........................................................................................................
.............................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..........................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................8
C. Tujuan Penulisan .....................................................................9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................9
E. Keaslian Penulisan ....................................................................10
F. Tinjauan Pustaka .......................................................................11
G. Metode Penelitian .....................................................................14
H. Sistematika Penulisan ...............................................................18
BAB II PENGATURAN MENGENAI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) DI INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan Corporate Social Rensponsibility


(CSR).....................................................................................20
B. Pengertian Corporate Social Rensponsibility (CSR) ...............28
C. Dasar Hukum Corporate Social Rensponsibility (CSR)
di Indonesia ...........................................................................36
D. Manfaat Corporate Social Rensponsibility (CSR) ..................42

BAB III PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY


(CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO)

viii

Universitas Sumatera Utara


A. Sejarah Singkat PT Pelindo I (Persero) ..................................45
B. Bentuk Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang
Dilakukan PT Pelindo (Persero) ............................................49
C. Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR)
yang diterapkan PT Pelindo I (Persero) .................................54
D. Kendala PT Pelindo I (Persero) Dalam Menerapkan
Corporate Social Rensponsibility (CSR) ...............................58

BAB IV PENGARUH PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL


RENSPONSIBILITY (CSR) PT PELINDO I (PERSERO)
TERHADAP CITRA PERUSAHAAN

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Rensponsibility


(CSR) Pada PT Pelindo I (Persero) .......................................60
B. Realisasi Corporate Social Rensponsibility (CSR)
terhadap Masyarakat ...............................................................65
C. Pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility
(CSR) PT Pelindo I (Persero) Terhadap Citra Perusahaan .....71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................74
B. Saran .....................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................76


LAMPIRAN .....................................................................................................

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Wilayah Kerja Usaha PT Pelindo I (Persero) ...................................47


Tabel 4.1 rekapitulasi penyaluran dana bina lingkungan .................................68
Tabel 4.2 keterangan kode bantuan PT Pelindo I (Persero) .............................70
Tabel 4.3 penghargaan yang diterima PT Pelindo I (Persero) ..........................71
Tabel 4.4 sertifikasi yang diterima PT Pelindo I (Persero) ..............................72

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Riset dari Fakultas Hukum USU ke PT Pelindo I (Persero)


Lampiran 2 Surat Hasil Riset Dari PT Pelindo I (Persero)
Lampiran 3 Foto

xi

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat dan lingkungan hidup adalah faktor-faktor produksi terpenting

bagi kegiatan perusahaan. Perusahaan dapat bertumbuh dan berkembang karena

adanya faktor-faktor produksi tersebut, terutama masyarakat dan lingkungan

hidup di sekitar perusahaan berada. Selain itu, perusahaan adalah sebagai suatu

organisasi ekonomi yang selalu berada dan ada di tengah masyarakat. Perusahaan

tidak mungkin berada di luar masyarakat; karena ia hidup, tumbuh dan

berkembang serta dikembangkan oleh masyarakat.1 Karena itulah perusahaan

memiliki tanggung jawab sosial atau Corporate Social Rensponsibility (“CSR”)

terhadap keberadaan masyarakat dan alam lingkungan.

Berkembangnya berbagai perusahaan didasarkan pada konsep ekonomi.

Banyak anggota masyarakat ataupun pemerintah yang hanya mendirikan

perusahaan hanya mengejar target mencari keuntungan, aspek-aspek lain yang

sebenarnya sangat vital bagi perusahaaan diabaikan, misalnya hak-hak karyawan

perusahaan, upah karyawan yang murah dijadikan alasan untuk mendirikan

perusahaan, sumber daya alam yang melimpah diolah tanpa memperhatikan

aspek-aspek lingkungan hidup.2 Tetapi sebenarnya tanggung jawab perusahaan

tidak hanya berupa tanggung jawab ekonomi tersebut tapi juga mempunyai

tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan segala aspek yang menunjang

1
Sri Redjeki Hartono, Kapita Selekta Hukum Perusahaan (Bandung: Mandar Maju,
2000), hal. 103.
2
Habib Adjie, Status Badan Hukum, Prinsip-Prinsip Dan Tanggung Jawab Sosial
Perseroan Terbatas (Bandung: CV.Mandar Maju,2008), hal. 54.

1
Universitas Sumatera Utara
2

berhasilnya perusahaan.3 Sesuai dengan perkembangan jaman kehadiran

perusahaan dalam masyarakat sangat dibutuhkan, sehingga masyarakat sekarang

ini menuntut perusahaan tidak hanya dari segi tanggung jawab terhadap kualitas

produk barang atau jasa tapi juga menuntut tanggung jawab sosial perusahaan

(corporate social responsibility) dengan istilah lain perusahaan mempunyai

kepedulian sosial.4

Corporate Social Rensponsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi,

khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung

jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan

lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.5 Corporate Social

Rensponsibility berhubungan erat dengan ”pembangunan berkelanjutan”, dimana

ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus

mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan

belaka, seperti halnya keuntungan atau dividen, tetapi juga harus berdasarkan

konsekuensi sosial dan lingkungan, baik untuk saat ini maupun untuk jangka

panjang.6 Dalam hal ini kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai

pertumbuhan secara berkelanjutan (sustainable) suatu perusahaan.

Corporate Social Rensponsibility adalah suatu komitmen berkelanjutan

oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada

pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas,

bersamaaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh

3
Ibid.
4
Ibid.
5
Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2007),
hal. 95.
6
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


3

keluarganya (World Business Council for Sustainable Development States) 7.

Corporate Social Rensponsibility (CSR) adalah suaru topik yang berkenaan

dengan etika bisnis. Disini etika bisnis adalah pengaturan khusus mengenai moral,

benar dan salah. Fokusnya kepada standar-standar moral yang diterapkan dalam

kebijakan-kebijakan bisnis, institusi dan tingkah laku.8

Dalam perkembangan etika bisnis yang mutakhir, muncul gagasan yang

lebih konfrehensif mengenai lingkup tanggung jawab sosial perusahaan. Paling

kurang sampai sekarang ada empat bidang yang dianggap dan diterima sebagai

termasuk dalam apa yang disebut tanggung jawab sosial perusahaan:9

1. keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna


bagi kepentingan masyarakat luas. Sebagai salah satu bentuk dan
wujud tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan diharapkan untuk
terlibat dalam berbagai kegiatan yang terutama dimaksudkan untuk
membantu memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jadi, tanggung jawab sosial dan moral perusahaan disini terutama
terwujud dalam bentuk ikut melakukan kegiatan tertentu yang berguna
bagi masyarakat.
2. perusahaan telah diuntungkan dengan mendapat hak untuk mengelola
sumber daya alam yang ada dalam masyarakat tersebut dengan
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Demikian pula,
sampai tingkat tertentu, masyarakat telah menyediakan tenaga-tenaga
profesional bagi perusahaan yang sangat berjasa mengembangkan
perusahaan tersebut. Karena itu, keterlibatan sosial merupakan balas
jasa terhadap masyarakat.
3. dengan tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan sosial,
perusahaan memperlihatkan komitmen moralnya untuk tidak
melakukan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu yang dapat merugikan
kepentingan masyarakat luas. Dengan ikut dalam kegiatan sosial,
perusahaan merasa punya kepedulian, punya tanggung jawab terhadap
masyarakat dan dengan demikian akan mencegahnya untuk tidak
sampai merugikan masyarakat melalui kegiatan bisnis tertentu.
4. dengan keterlibatan sosial, perusahaan tersebut menjalin hubungan
sosial yang lebih baik dengan masyarakat dan dengan demikian

7
Ibid.
8
Bismar Nasution, “Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan “ (Paper
presented at Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat
Lokal Wilayah Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia, Riau Pekanbaru, 23
Februari 2008),1.
9
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


4

perusahaan tersebut akan lebih diterima kehadirannya dalam


masyarakat tersebut. Ini pada gilirannya akan membuat masyarakat
merasa memiliki perusahaan tersebut, dan dapat menciptakan iklim
sosial dan politik yang lebih aman, kondusif, dan menguntungkan bagi
kegiatan bisnis perusahaan tersebut. Ini berarti keterlibatan perusahaan
dalam berbagai kegiatan sosial juga akhirnya punya dampak yang
positif dan menguntungkan bagi kelangsungan bisnis perusahaan
tersebut di tengah masyarakat tersebut.

PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I adalah Badan Usaha Milik

Negara Indonesia yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan yang didirikan pada

01 Desember 1992 dan memperoleh status badan hukum sejak 01 Juni 1994 serta

didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.10 Maksud dan tujuan Perseroan

ini adalah melakukan usaha di bidang penyelenggaraan dan pengusahaan jasa

kepelabuhan, serta mengoptimalisaikan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermjtu tinggi dan

berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan guna meningkatkan

nilai Perseroan dan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk

mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan

usaha sebagai berikut :

a. Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk


lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal;
b. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan
pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;
c. Penyediaan dan/atau pelayanan Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,
bongkar buat peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, barang
termasuk hewan (general carco), dan fasilitas naik turunnya penumpang
dan/atau kendaraan;
d. Penyediaan pelayanan jasa bongkar muat, peti kemas, curah cair, curah kering
general cargo) dan kendaraan;
e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah cair, curah
kering, multi purpose, penumpang, pelayaran rakyat, dan Ro-Ro;

10
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: AHU-
85564.AH.01.02.Tahun 2008 Tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan,
pasal 2.

Universitas Sumatera Utara


5

f. Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan


dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan;
g. Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan,
industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan
kepentingan kelancaran angkutan multi moda;
h. Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum dan instalasi limbah serta
pembuangan sampah;
i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM untuk kapal dan
kendaraan di lingkungan pelabuhan;
j. Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi dan distribusi barang
termasuk hewan;
k. Penyediaan dan pengelolaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang
berkaitan dengan kepelabuhan;
l. Pengusahaan dan penyelenggaraan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning,
fumigasi, serta pelayanan logistik;
m. Pengusahaan kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara.

Dan selain kegiatan utama tersebut diatas, Perseroan dapat melakukan

kegiatan usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan dan

dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan

meliputi:

a. Jasa angkutan;
b. Jasa persewaan dan perbaikan fasilitas peralatan;
c. Jasa perawatan kapal dan peralatan dIbidang kepelabuhan;
d. Jasa pelayanan alih muat dari kapal ke kapal (Ship to Ship Transfer) termasuk
jasa ikutan lainnya;
e. Properti di luar kegiatan utama kepelabuhan;
f. Kawasan industri;
g. Fasilitas pariwisata dan perhotelan;
h. Jasa konsultan dan surveyor kepelabuhan;
i. Jasa komunikasi dan informasi;
j. Jasa konstruksi kepelabuhan;
k. Jasa forwarding/ekspedisi;
l. Jasa kesehatan;
m. Perbekalan dan catering;
n. Tempat tunggung kendaraan bermotor dan shuttle bus;
o. Jasa penyelaman (salvage);
p. Jasa tally;

Universitas Sumatera Utara


6

q. Jasa pas pelabuhan;


r. Jasa timbangan.

Dalam upaya pencapain tujuan perusahaan, struktur organisasi mempunyai

peran yang sangat penting. Untuk itulah struktur organisasi yang diciptakan harus

mampu menggunakan seluruh daya yang dimiliki perusahaan secara optimal.

Dengan demikian struktur organisasi yang baik akan membagi seluruh tugas,

wewenang, tanggung jawab dan mampu mengatur tata hubungan yang harmonis

antar unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan. Berkaitan dengan

pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I (Persero)

menetapkan satu bidang khusus yaitu bidang kemitraan dan bina lingkungan

yang mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, dan menyusun program kerja,

menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan bina lingkungan dalam

rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

Pelaksanaan prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I

adalah berdasarkan Undang-Undang Nomor 40Tahun 2007 Pasal 74 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas dan Pelaksanaan

Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil berdasarkan Keputusan Menteri:

Badan Usaha Milik Negara No.Kep. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 20003

tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dan Program Bina

Lingkungan melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. 11 Beberapa

kegiatan pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang telah

dilaksanakan PT Pelindo I (Persero) ada seperti:

11
http://www.metrosumut.com/2015/08/,terkait-pertanggung-jawaban-sosial.(diakses
pada tanggal 10 Januari 2018).

Universitas Sumatera Utara


7

1. memberikan santunan kepada 40 anak yatim piatu serta beasiswa bagi 14

anak berprestasi namun kurang mampu saat memperingati Isra Mikraj Nabi

Muhammad SAW 1435 H 18 Juni 201412;

2. memberikan bingkisan dan santunan kepada 150 anak yatim piatu serta kaum

dhuafa dalam acara berbuka puasa bersama sejumlah instansi di depan

halaman Musala Al-Mina Belawan, Senin 21 Juli 201413;

3. menyalurkan dana Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang dikemas

dengan nama dana Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL) sebesar Rp1,060

miliar kepada 16 pengusaha lemah yang menjadi mitra binaan di kantor

pengelola pelabuhan terkemuka di luar pulau Jawa pada Januari 201714;

4. selama tahun 2015 sampai dengan 2016 ada 129 unit rumah yang sudah dan

sedang di renovasi/bedah dengan rincian 70 unit di Belawan, 17 unit di

Dumai, 8 unit di Tanjung Balai Asahan, 10 unit di Kuala Tanjung, 9 unit di

Lhokseumawe dan 15 unit di Pekanbaru.15

Pelaksanaan prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR) sangat

diperlukan dalam proses berlangsungnya setiap kegiatan usaha . Dan berdasarkan

penjelasan pentingnya pelaksanaan prinsip Corporate Social Rensponsibility

(CSR) dalam suatu perusahaan, maka dalam skripsi ini akan mengulas tentang

“Pelaksanaan Prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR) Pada PT Pelindo I

(Persero)”.

12
Harian.analisaday.com., Pelindo I Cabang Belawan Berikan Beasiswa dan Santunan,
(diakses pada 11 Januari 2018).
13
Harian.analisaday.com., Pelindo I Cabang Belawan Santuni Kaum Dhuafa, (diakses
pada 11 Januari 2018).
14
News.metro24jam.com., Pelindo I Kucurkan Dana CSR Rp 1 Miliar, (diakses pada 11
Januari 2018).
15
Www.indonesiashippingline.com., Pelindo I Raih CSR Award 2016, (diakses pada 11
Januari 2018).

Universitas Sumatera Utara


8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut diatas, dalam

skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PRINSIP CORPORATE SOCIAL

RENSPONSIBILITY (CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO)”, maka

rumusan masalah yang dapat ditarik oleh penulis yaitu:

1. Mengapa Corporate Social Rensponsibility (CSR) perlu diterapkan di

Indonesia?

2. Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada PT

Pelindo I (Persero)?

3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR)

PT Pelindo I (Persero) terhadap citra perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari penulisan

skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaturan mrngenai Corporate Social Rensponsibility

(CSR) di Indonesia.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada

PT Pelindo I (Persero).

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility

(CSR) PT Pelindo I (Persero) terhadap citra perusahaan.

Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat adanya penulisan skripsi

ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Universitas Sumatera Utara


9

Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan memberikan

sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya,

perkembangan hukum ekonomi dan khususnya di bidang pelaksanaan prinsip

Corporate Social Rensponsibility (CSR).

2. Manfaat Praktis

Uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

dan menambah wawasan dan pengetahuan secara khusus bagi penulis dan secara

umum bagi masyarakat tentang pelaksanaan prinsip Corporate Social

Rensponsibility (CSR) dan juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan

peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian yang lebih mendalam lagi

mengenai pelaksanaan prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR).

D. Keaslian Penulisan

Skripsi dengan judul “PELAKSANAAN PRINSIP CORPORATE

SOCIAL RENSPONSIBILITY (CSR) PADA PT PELINDO I (PERSERO)”

ini merupakan hal yang belum dibahas dan diteliti sebelumya. Untuk mengetahui

keaslian penulisan, sebelum melakukan penulisan skripsi, terlebih dahulu

dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan surat yang dikeluarkan

oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum/Perpustakaan Universitas Cabang

Fakultas Hukum melalui surat tertanggal 24 Januari 2018 yang menyatakan

bahwa “tidak ada judul yang sama”.

Penelusuran juga diadakan ke berbagai judul karya ilmiah melalui media

internet, dan sepanjang penelusuran yang dilakukan belum ada penulis lain yang

Universitas Sumatera Utara


10

pernah mengangkat topik tersebut. Maka berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil

penelitian yang ada, penelitian mengenai “Pelaksanaan Prinsip Corporate Social

Rensponsibility (CSR) Pada PT Pelindo I (Persero)” belum pernah ada penelitian

dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama.

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran

pribadi yang didasarkan pada pengertian, teori-teori dan aturan hukum yang

berlaku dan diperoleh dari referensi buku, media elektronik dan bantuan dari

beberapa pihak, dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

E. Tinjauan Kepustakaan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaaat, baik bagi

Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. 16

Menurut World Business Council tentang Corporate Social

Rensponsibility (CSR) “Continuing commitment by business to behave ethically

and contribute to economic development while improving the quality of life of the

workforce and their families as well as the local community and society at large”

yaitu komitmen dunia usaha yang terus menerus untuk bertindak secara etis ,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan

16
Republik Indonesia, Undang –Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, Bab I, Pasal 1 Angka (3).

Universitas Sumatera Utara


11

dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.

Menurut Kotler dan Lee bahwa ada setidaknya 6 opsi untuk “berbuat

kebaikan” (Six options for Doing Good) sebagai inisiatif sosial perusahaan yang

dapat ditempuh dalam rangka implementasi Corporate Social Rensponsibility

(CSR), yaitu:17

1. Cause Promotions

Suatu perusahaan dapat memberikan dana atau berbagai macam kontribusi

lainnya, ataupun sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat atas suatu isu sosial tertentu, ataupun dengan cara mendukung

pengumpulan dana, partisipasi dan rekruitmen sukarelawan untuk aksi sosial

tertentu.

2. Cause-Related Marketing

Suatu perusahaan dalam hal ini berkomitmen untuk berkontribusi atau

menyumbang sekian persen dari pendapatannya dari penjualan suatu produk

tertentu miliknya untuk isu sosial tertentu.

3. Corporate Social Marketing

Suatu perusahaan dapat mendukung perkembangan atau

pengimplementasian kampanye untuk merubah cara pandang maupun tindakan,

guna meningkatkan kesehatan publik, keamanan, lingkungan, maupun

kesejahteraan masyarakat.

4. Corporate Philanthropy

17
Bismar Nasution, Op.Cit, hal.9.

Universitas Sumatera Utara


12

Dalam hal ini suatu perusahaan secara langsung dapat memberikan

sumbangan, biasanya dalam bentuk uang tunai ataupun berupa makanan atau alat-

alat yang diperlukan suatu masyarakat tertentu.

5. Community Volunteering

Dalam hal ini perusahaan dapat mendukung dan mendorong pengawainya,

mitra bisnis maupun para mitra waralabanya untuk menjadi sukarelawan di

organisasi-organisasi kemasyarakatan lokal.

6. Socially Rensponsible Business Practices

Perusahaan dapat mengadopsi dan melakukan praktek-praktek bisnis dan

investasi yang dapat mendukung isu-isu sosial guna meningkatkan kelayakan

masyarakat dan juga melindungi lingkungan.

PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I adalah Badan Usaha Milik

Negara Indonesia yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan. Maksud dan tujuan

Perseroan ini adalah melakukan usaha di bidang penyelenggaraan dan

pengusahaan jasa kepelabuhan, serta mengoptimalisaikan pemanfaatan sumber

daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang

bermjtu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/mengejar keuntungan

guna meningkatkan nilai Perseroan dan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan

Terbatas.

F. Metode Penulisan

Penelitian harus dilakukan secara sistematis dan teratur agar data yang

diperoleh valid dan akurat, sehingga metode yang dipakai sangatlah menentukan.

Universitas Sumatera Utara


13

Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu dilakukan. Dalam

penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut :

1. Spesifikasi penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan

sekunder.18 Pada penelitian hukum jenis ini, hukum sering dikonsepkan sebagai

apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law on books) atau

hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan perilaku

manusia yang dianggap pantas.19

Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang dimaksud untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang

keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan

dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat teori baru.20

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan skripsi

ini secara kualitatif, yakni memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang

mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam masyarakat untuk

memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat.21

2. Data penelitian

a. Data Primer

18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 13.
19
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2006), hal. 118.
20
Law Education, http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/metode-penelitian-
hukum (diakses pada tanggal 04 Januari 2018).
21
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 20.

Universitas Sumatera Utara


14

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan melalui

wawancara dengan informan yang berasal dari pihak PT Pelindo I (Persero)

dan pihak-pihak yang terkait.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data sekunder

merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk yang

lebih mudah dipahami oleh masyarakat oleh pihak pengumpul data primer

atau pihak lain.22 Data sekunder berfungsi untuk mencari data awal/informasi,

mendapatkan batasan/defenisi/arti suatu istilah. Data sekunder yang dipakai

adalah sebagai berikut :

1. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.23

2. Bahan hukum sekunder berupa karya ilmiah tentang hukum, yang

berkaitan dengan judul skripsi meliputi buku-buku teks, jurnal-jurnal

hukum, artikel-artikel ilmiah, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan,

makalah, skripsi, tesis, disertasi dan sebagainya yang diperoleh melalui

media cetak maupun media elektronik.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk-

petunjuk, dukungan maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer

maupun bahan hukum sekunder, antara lain: kamus hukum,

22
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2005), hal. 41.
23
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2005), hal.141.

Universitas Sumatera Utara


15

ensiklopedia, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat

dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan

skripsi ini.

c. Teknik pengumpulan data

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan (field

research) , yaitu pengumpulan data dengan terjun ke lapangan guna memperoleh

data-data yang diperlukan, dan data yang diperoleh itu disebut dengan data

primer. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara. Wawancara adalh situasi

peran antar pribadi bertatap muka (face-to-face), seketika seseorang yakni

pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada

seorang responden.

Dan juga menggunakan teknik pengumpulan data secara studi pustaka

(library research) yaitu mempelajari sumber-sumber atau bahan tertulis yang

relevan dengan judul skripsi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan hukum

dalam penulisan skripsi ini, yaitu berupa buku-buku, wacana yang dikemukakan

oleh para sarjana hukum maupun ekonomi yang sudah mempunyai keahlian dan

nama besar dIbidangnya, koran dan majalah serta juga melalui bantuan media

elektronik, yaitu internet. Dengan tujuan supaya penelitian lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan

Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum

tersier dikumpulkan dengan melakukan penelitian kepustakaan (studi pustaka),

yaitu dengan cara mengumpulkan data yang terdapat pada berbagai literatur,

peraturan perundang-undangan, jurnal huku, hasil seminar, surat kabar, majalah

Universitas Sumatera Utara


16

hukum, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini.

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan, dipadukan, ditafsirkan dan

dibandingkan, yaitu buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan judul

skripsi “Pelaksanaan Prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR) Pada PT

Pelindo I (Persero)”.

d. Analisis data

Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, pada umumnya

penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya, yaitu data-data sekunder

yang telah disusun secara sistematis dianalisa secara perspektif dengan metode

deduktif dan induktif, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan

penelitian tang telah dirumuskan. Metode analisis data yang digunakan penulis

adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan :

1. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan

dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini.

2. Melalukan penelitian terhadap bahan-bahan hukum yang relevan tersebut

untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dibahas.

3. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapat kesimpulan dari

permasalahan.

4. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,

yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

G. Sistematika Penulisan

Universitas Sumatera Utara


17

Karya ilmiah yang baik adalah karya ilmiah yang diuraikan secara

sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanya

sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per bab yang saling

berkaitan satu sama lain dengan permasalahan yang semakin mengerucut.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah

sebagai berikut :

Bab I tentang pendahuluan, bab ini mengemukakan apa yang

melatarbelakangi penulisan skripsi ini, rumusan permasalahan yang

menggambarkan topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat

penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan

serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II tentang pengaturan hukum terkait Corporate Social Rensponsibility

(CSR) di Indonesia , bab ini akan membahas yaitu sejarah, pengertian, dasar

hukum dan manfaat Corporate Social Rensponsibility (CSR) .

Bab III tentang pelaksanaan prinsip Corporate Social Rensponsibility

(CSR), bab ini akan membahas sejarah singkat PT Pelindo I (Persero), bentuk

Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang dilakukan PT Pelindo I (Persero),

pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR), serta kendala dan upaya

pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I (Persero).

Bab IV tentang pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility

(CSR) PT Pelindo I (Persero) terhadap citra perusahaan, bab ini akan membahas

pedoman implementasi Corporate Social Rensponsibility (CSR), realisasi

Corporate Social Rensponsibility (CSR) terhadap masyarakat, dan pengaruh

Universitas Sumatera Utara


18

pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I (Persero)

terhadap citra perusahaan.

Bab V tentang penutup, bab ini sebagai bab akhir dari skripsi ini akan

menyajikan kesimpulan dari tiap-tiap bab yang sebelumnya telah disajikan dan

saran-saran yang mungkin berguna bagi para pihak.

Universitas Sumatera Utara


19

BAB II

PENGATURAN MENGENAI CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY

(CSR) DI INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan Corporate Social Rensponsibility (CSR)

Corporate Social Rensponsibility adalah komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,

sosial, dan lingkungan.24 Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Rensponsibility) pada dasarnya juga terkait dengan budaya perusahaan (corporate

culture) yang dipengaruhi oleh etika perusahaan yang bersangkutan.

Pada dasarnya, Corporate Social Rensponsibility (CSR) bukanlah

merupakan hal yang baru. Pemikiran tentang Corporate Social Rensponsibility

(CSR) atau tanggung jawab perusahaan yang kini cukup populer dan telah

dilaksanakan banyak perusahaan di hampir semua negara tidak muncul secara

tiba-tiba. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan berkembang secara

evolusioner dalam waktu yang cukup panjang. Konsep tanggung jawab sosial

perusahaan menjalani beberapa tahap yang dipengaruhi oleh sepak terjang para

pelaku usaha dengan berbagai dampak yang ditimbulkan. Konsep tersebut juga

mendapat pengaruh dari perkembangan ideologi dan tatanan hidup bangsa dan

antarbangsa. Segala hal tersebut ikut memberikan19 kontribusi hingga tiba pada

24
Hendrik Budi Untung, Corporate Social Rensponsibility (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hal. 1.

19
Universitas Sumatera Utara
20

suatu saat dimana para pelaku usaha menyadari perlunya aksi bersama masyarakat

setempat demi kepentingan semua pihak.

Gema Corporate Social Rensponsibility (CSR) semakin terasa pada tahun

1960-an saat dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang

Dunia II, dan mulai menapaki jalan menuju kesejahteraan. Pada saat itu,

persoalan-persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan

mulai mendapatkan perhatian yang lebih luas dari berbagai kalangan. Persoalan

ini mendorong beragam aktivitas yang terkait dengan pengentasan kemiskinan

dan keterbelakangan dengan mendorong berkembangnya sektor produktif dari

masyarakat. Gema pada saat dekade ini juga diramaikan oleh terbitnya buku

legendaris yang berjudul “Silent Spring” mengenai persoalan lingkungan yang

ditulis oleh Rachel Carson, yang merupakan seorang ibu rumah tangga biasa yang

mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa betapa mematikannya pestisida

bagi lingkungan dn kehidupan. Sehingga sejak itu, perhatian terhadap

permasalahan lingkungan semakin berkembang dan mendapat perhatian yang kian

luas25.

Ada dua jenis skandal tentang korporasi pada masa perang dunia, melawan

masyarakat yang cukup menggemparkan dan pada akhirnya semakin memperkuat

ketidakpercayaan masyarakat pada korporasi diantaranya adalah yang terungkap

dalam kasus Holocaust dan Agent Orange. Keadaan ini pula yang kemudian

melahirkan undang-undang tentang boikot Amerika Serikat, yang memberikan

hak kepada masyarakat luas untuk memboikot penggunaan produk tertentu yang

dihasilkan oleh produsen tertentu, manakala diketahui produsen atau manufaktur


25
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Gresik: Fascho Publishing,
2007).hal.4.

Universitas Sumatera Utara


21

tersebut telah melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan kewajiban dan

tanggung jawab sosial dan lingkungannya. 26

Redanya perang antarnegara melahirkan kesempatan bagi masyarakat dan

negara untuk berbenah diri. Jika selam perang pertahanan dan keamanan menjadi

pusat perhatian dan ikhtiar, maka pada masa tenang dan damai berbagai negara

mulai mengalihkan perhatian, ikhtiar dan prioritas ke arah mengakhiri penderitaan

dan kesengsaraan berkepanjangan yang melanda masyarakat yang selama ini

bukan dianggap sebagai masalah berarti, justru dianggap sebagai masalah serius

dan harus diacari solusinya.27

Kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan meningkat juga ketika

Howard R. Bowen menerbitkan bukunya yang berjudul Social Rensponsibilities of

The Businessman. Bowen mengemukakan bahwa perusahaan dalam praktek

ekonominya tidak boleh berjalan sendiri, melainkan harus menyelaraskan praktek

ekonominya dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat

setempat dimana perusahaan itu berada. Pengakuan masyarakat terhadap asas-asas

tanggung jawab sosial yang dikemukakannya menjadi ia kelompokkan oleh

banyak tokoh sebagai bapak tanggung jawab sosial.28

Pemikiran tentang korporasi yang lebih manusiawi mucul dalam “The

Future Capitalism”. Yang ditulis oleh Lester Thurow tahun 1966 dimana yang

menjadi mainstream saat itu tidak hanya berkutat pada masalah ekonomi, namun

juga memasukkan unsur soosial dan lingkungan yang menjadi basis apa yang

nantinya disebut sustainable society. Pada saat itu Thurow agak pesimistis bahwa

26
Gunawan Widjaja & Yeremia Ardi Pratama, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan
Tanpa CSR, (Jakarta : Percetakan Penebar Swadaya, 2008), hal.8.
27
Matias Siagian dan Agus Suriadi, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR Perspektif
Pekerjaan Sosial (Sumatera Utara: Fisip USU Press,2010), hal.9.
28
Ibid,hal.10.

Universitas Sumatera Utara


22

konsep itu bisa diimplementasikan. Namun demikian, perilaku karitatif sudah

mulai banyak digelar oleh korporasi.29

Kaith Davis, pakar sosiologi perusahaan selanjutnya tampil dengan buku

yang berjudul Iron Law of Social Rensponsibility, yang mengembangkan

pemikiran Bowen. Dalam konsepnya, Davis mengemukakan bahwa penekanan

pada tanggung jawab sosial perusahaan memiliki hubungan positif dengan ukuran

perusahaan. Kajian ilmiah yang dilakukannya antara lain menyimpulkan, bahwa

semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula tanggung jawab yang

harus ditunaikannya pada masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi logis

bahwa ukuran perusahaan senantiasa sebanding dengan ukuran sumber daya alam

yang digunakan dalam praktek bisnis perusahaan itu.30

Pada dasaluarsa 1970-an terbit buku “The Limits to Growth”. Buku ini

terus diperbaharui oleh hasil pemikiran para cendekiawan dunia yang tergabung

dalam Club of Rome. Buku ini mengingatkan kepada masyarakat dunia bahwa

bumi yang kita pijak ini mempunyai keterbatasan daya dukung dan sementara

disisi lain manusia bertambah secara eksponensial. Karenanya, eksploitasi alam

mesti dilakukan secara hati-hati supaya pembangunan dapat dilakukan secara

berkelanjutan31.

Di era 1980-an makin banyak perusahaan yang menggeser konsep

filantropisnya kearah Community Development yang makin berkembang kearah

pemberdayaan masyarakat. Misalnya, pengembangan kerja sama, memberikan

keterampilan, pembukaan akses pasar, hubungan inti-plasma, dan sebagainya 32.

29
Yusuf Wibisono, Op.Cit.,hal.5.
30
Matias Siagian dan Agus Suriadi,Op.Cit.,hal.11.
31
Yusuf Wibisono, Op.Cit.,hal.5.
32
Ibid.

Universitas Sumatera Utara


23

Dasaluarsa 1990-an adalah dasaluarsa yang diwarnai dengan beragam

pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder maupun

pendekatan civil society. Beragam pendekatan tersebut telah mempengaruhi

praktek Community Development. Community Development menjadi suatu

aktivitas yang lintas sektor karena mencakup aktivitas produktif maupun sosial

dan juga lintas pelaku sebagai konsekuensi berkembangnya keterlibatan berbagai

pihak33.

Pada saat itu berkembang pemikiran dan upaya menjadikan program

pengembangan masyarakat sebagai aktivitas ekonomi yang bersifat lintas bagian.

Dengan demikian perusahaan harus mengembangkan aktivitas ekonomi yang

menguntungkan secara ekonomi sekaligus mengandung makna dan sifat sosial.

Pemikiran ini berupaya menepis anggapan yang selama ini melekat pada benak

pelaku usaha, bahwa aktivitas yang menguntungkan secara ekonomi senantiasa

bersebrangan dengan aktivitas sosial.34

Pada tataran global 1992-an diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi

Bumi (KTT Bumi) yang diadakan di Rio de Jenairo, Brazil yang merupakan suatu

konferensi utama PBB 03 Juni sampai 14 Juni 1992. KTT ini menegaskan konsep

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan atas

perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai hal

yang mesti dilakukan35. Hasil utama daripada implementasi KTT ini adalah

berupa kesepakatan para pemimpin negara-negaradi dunia ini untuk menyetujui

33
Ibid.hal.6.
34
Matias Siagian dan Agus Suriadi,Op.Cit.,hal.16.
35
Yusuf Wibisono, Op.Cit.,hal.6.

Universitas Sumatera Utara


24

berbagai rancangan besar yang berkaitan dengan pembangunan

berkesinambungan yang didasarkan atas pemeliharaan lingkungan.

Pada tahun 1997 terobosan besar dalam kontek Corporate Social

Rensponsibility (CSR) dilakukan oleh John Elkington melalui konsep “3P” (profit,

people dan planet) yang dituangkan dalam bukunya “Cannibals with Forks, the

Triple Bottom Line OF Twentieth Century Business”. John berpendapat jika

perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni, bukan cuma

profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada

masyarakat (people) dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet).

Dan gaung Corporate Social Rensponsibility (CSR) kian bergema setelah

diselenggarakannya World Summit on Sustainable Development (WSSD) tahun

2002 di Johannesburg Afrika Selatan. Dan sejak saat inilah Corporate Social

Rensponsibility (CSR) mulai berkembang36.

1. Profit (Keuntungan)

Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap

kegiatan usaha. Profit pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan yang

digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas yang dapat

ditempuh untuk untuk mendongkrak profit adalah dengan meningkatkan

produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan mempunyai

keunggulan kommpetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal

mungkin.

Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan memperbaiki manajemen

kerja melalui penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang tidak efisien,

36
Ibid.hal.7

Universitas Sumatera Utara


25

menghemat waktu proses dan pelayanan. Termasuk juga menggunakan material

sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin.

2. People (Masyarakat)

Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu

stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sekitar tempat

sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan

perusahaan, maka sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan masyarakat

lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen berupaya memberikan manfaat

sebesar-besarnya kepada masyarakat. Selain itu perlu disadari bahwa operasi

perusahaan berpotensi untuk memberikan dampak kepada masyarakat sekitar.

3. Planet (Lingkungan)

Unsur keiga yang penting diperhatikan juga adalah planet atau linhkungan.

Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita.

Semua kegiatan yang kita lakukan adalah berhubungan dengan lingkungan mulai

dari kita bangun tidur hingga ke malam hari. Air yang kita minum, udara yang

kita hirup, seluruh peralatan yang kita gunakan, semuanya berasal dari

lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh kita tergantung

bagaimana kita memperlakukannya.

Mendongkrak laba dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi memang

penting, namun tidak kalah pentingnya dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan. Dengan kata lain, “jantung hati” bisnis bukan hanya profit (laba) saja,

tetapi juga people (manusia) dan juga jangan lupa planet (lingkungan).

Penilaian atas implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di

Indonesia pun terus berkembang. Dimana pada akhirnya tanggung jawab sosial

Universitas Sumatera Utara


26

perusahaan itu ditempatkan pada ranah yuridis dalam bentuk peraturan

perundang-undangan.37

Secara umum Corporate Social Rensponsibility merupakan peningkatan

kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu

anggota komunitas untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada, dan dapat

menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan

yang ada sekaligus memelihara. Atau dengan kata lain cara perusahaan mengatur

proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. 38

B. Pengertian Corporate Social Rensponsibility (CSR)

Tanggung jawab sosial dan lingkungan diistilahkan dengan Corporate

Social Rensponsibility atau Business Social Rensponsibility. Tanggung jawab

sosial perusahaan atau Corporate Social Rensponsibility adalah konsep bahwa

perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang

saham, komunitas dan lingkungan sekitar perusahaan.39 Dalam hal ini tanggung

jawab sosial berkaitan erat dengan pembangunan berkelanjutan, dimana suatu

perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya,

tidak semata-mata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka, seperti halnya

keuntungan atau deviden, tetapi juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan

lingkungan, baik untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Corporate Social Rensponsibility (CSR) bukan suatu bentuk tanggung

jawab dalam pengertian harafiah, namun merupakan etika legal yang sesuai

37
Matias Siagian dan Agus Suriadi,Op.Cit.,hal.26.
38
Bambang Rudito dan Melia Famiola, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia, (Bandung : Rekayasa Sains Bandung, 2007), hal.207.
39
Azizah, Hukum Perseroan Terbatas (Malang: Setara Press, 2016), hal.101.

Universitas Sumatera Utara


27

perundangan bagi perusahaan terhadap keadaan ekonomi, keadaan sosial dan

keadaan lingkungan yang terkait dengan kegiatan usaha atau jalannya perusahaan

secara berkesinambungan yang tidak harus sama antara satu perusahaan dengan

perusahaan yang lainnya.40 Artinya suatu tanggung jawab sosial yang dilakukan

setiap perusahaan tidak selalu sama, tetapi berbeda-beda sesuai dengan

bagaimana bentuk tanggung jawab sosial yang ditetapkan dalam suatu perusahaan

tertentu untuk diterapkannya demi berlangsungnya kegiatan usaha dan demi

tercapainya cita-cita suatu perusahaan tertentu.

Corporate Social Rensponsibility adalah komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,

sosial, dan lingkungan. Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan

dapat beranekaragam dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang

bersifat pengembangan komunitas, dari yang bernuansa abstrak sampai pada

bentuk yang konkrit. Akan tetapi, dari keseluruhan kegiatan tersebut, pada

dasarnya tidak terkait dengan produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan,

seperti sebuah reklame tetapi tidak berisi produk dari sipembuat reklame.kegiatan

program yang dilakukan oleh perusahaan dalam konteks tanggung jawab

sosialnya dikategorisasi dalam 3 bentuk, yaitu:41

1. Public relations

Untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan. Biasanya berbentuk kampanye yang tidak terkait

40
Ibid.
41
Bambang Rudito & Melia Famiola, Op.,Cit.,hal.210.

Universitas Sumatera Utara


28

sama sekali dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Bentuk ini lebih ditekankan pada penanaman persepsi tentang perusahaan

membuat suatu kegiatan sosial tertentu dan khusus sehingga tertanam dalam

image komunitas bahwa perusahaan tersebut banyak melakukan kegiatan sosial.

Kegiatan atau usaha ini lebih mengarah pada menjalin hubungan baik antara

perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan persepsi yang baik

tentang perusahaan terhadap komunitas.

2. Strategi defensif

Usaha yang dilakukan oleh perusahaan guna menangkis anggapan negatif

komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap

karyawannya, dan biasanya untuk melawan „serangan‟ negatif dari anggapan

komunitas atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang. Strategi ini

mengarah pada proses melawan kejadian yang pernah dialami, artinya anggapan

komunitas terhadap perusahaan sudah ada sebelumnya dan anggapan ini biasanya

bernada negatif yang pada umumnya bicara tentang sesuatu hal. Usaha CSR yang

dilakukannya adalah untuk merubah anggapan yang berkembang sebelumnya

dengan menggantinya dengan yang baru sesuai dengan anggapan baru yang

bersifat positif.

3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar

berasal dari visi perusahaan itu

Melakukan program untuk kebutuhan komunitas atau komunitas sekitar

perusahaan atau kegiatan perusahaan yang berbeda dari hasil dari perusahaan itu

sendiri. Kegiatan perusahaan alam konteks ini adalah sama sekali tidak

mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan

Universitas Sumatera Utara


29

kesan baik terhadap komunitas atau komunitas berkaitan dengan kegiatan

perusahaan.

Biasanya bentuk keinginan tulus suatu perusahaan dalam kegiatan tanggung

jawab sosialnya adalah berkaitan erat dengan kebudayaan perusahaan yang

berlaku (corporate culture).

Corporate Social Rensponsibility (CSR) bukan hanya sebagai kegiatan

amal. Corporate Social Rensponsibility (CSR) mengharuskan suatu perusahaan

dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh

memperhitungkan akibatnya terhadap seluruh pemangku kepentingan

(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan

perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku

kepentingan eksternal dan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah

satu pemangku kepentingan internal.

Pearce dan Robinson menyebutkan ada sepuluh pihak yang mempunyai

kepentingan terhadap perusahaan yang masing-masing mempunyai kepentingan

berbeda dan cara pandang yang berbeda terhadap perusahaan. Kesepuluh pihak

tersebut adalah stockholder, creditor, employees, customers, supplier,

governments, unions, competitors, local communities, general public.

Kepentingan dan klaim tersebut dikelompokkan ke dalam klaim yang

berifat ekonomi dan non-ekonomi. Pearce dan Robinson mengelompokkan

tanggung jawab sosial menjadi empat hal beikut.42

1) Economic Rensponsibility

42
Adrian Sutedi, Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta: Raih Aksa Sukses,
2015), hal.80-81.

Universitas Sumatera Utara


30

Secara ekonomi tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan

barang dan jasa kepada masyarakat dengan reasonable cost dan memberikan

keuntungan kepada perusahaan. Dengan menghasilkan barang dan jasa,

perusahaan dapat diharapkan memberikan pekerjaan yang produktif terhadap

masyarakat sekitarnya, menyumbangkan keuntungan dalam bentuk pajak

kepada pemerintah.

2) Legal Rensponsibility

Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat melepaskan diri

dari aturan perundang-undangan yang berlaku dalam pengaturan kegiatan

bisnis. Peraturan tersebut terutama yang terkait dengan usaha untuk mengontrol

perubahan lingkungan dan keamanan konsumen. Untuk melindungi konsumen

diperlukan peraturan tentang perlindungan konsumen. Dan untuk menjaga

perubahan lingkungan, perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang

mengatur tentang lingkungan.

3) Ethical Rensponsibility

Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi juga

memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika. Bisa jadi

sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika. Perusahaan memproduksi

rokok adalah legal, tetapi tidak beretika untuk memasarkan agar semua

penduduk merokok. Perusahaan televisi adalah legal untuk memutar dan

menyiarkan film, tetapi tidak beretika jika film yang diputar berbau porno.

4) Discretionary Rensponsibility

Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities, menjadi

warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan lainnya. Melalui

Universitas Sumatera Utara


31

public relation yang baik, manajer mencoba untuk meningkatkan kesan

terhadap perusahaan, barang, dan jasa yang dihasilkan. Perusahaan yang

menjadi warga negara yang baik akan meningkatkan going concern dan

merupakan sarana untuk melakukan promosi. Komitmen manajer untuk

melaksanakan tanggung jawab sosial secara penuh memerlukan strategi yang

sama dalam menangani masalah sosial dengan masalah bisnis.

Corporate Social Rensponsibility sebagai komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang

berkelanjutan mempunyai asas-asas utama di dalamnya sebagai acuan

implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Asas-asas tersebut

dirangkum oleh Alyson pada tahun 1998 16 asas yaitu:43

1. Pengutamaan oleh Perusahan


Artinya, bahwa pengakuan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai prioritas tertinggi perusahaan sekaligus dijadikan sebagai
penentu utama pembangunan utama berkesinambungan.
2. Pengelolaan terpadu
Pihak perusahaan dituntut memadukan kebijaksanaan, program, dan
aktivitas ekonomi sebagai implementasi program ke dalam tiap-tiap
aktivitas ekonominya sebagai suatu unsur pengelolaan dalam semua
fungsi pengelolaan.
3. Proses perbaikan atau penyempurnaan
Pihak perusahaan dituntut melakukan penyempurnaan atas
kebijaksanaan, program, dan implementasi program dan kinerja sosial
perusahaan itu secara berkesinambungan.
4. Pendidikan pekerja
Pihak perusahaan tidak hanya memanfaatkan tenaga dan keterampilan
para pekerja. Lebih dari itu, pihak perusahaan harus meningkatkan
keterampilan para karyawan, dengan melaksanakan secara bertahap
dan sistematis.
5. Pengkajian
Pihak perusahaan dituntut melakukan kajian berkenaan dengan
dammpak sosial sebelum memulai suatu aktivitas ekonomi atau proyek
baru dan sebelum menutup suatu lokasi pabrik atau aktivitas ekonomi
lainnya.
6. Produk dan pelayanan

43
Ibid.hal.56-61.

Universitas Sumatera Utara


32

Pihak perusahaan dituntut untuk senantiasa menyumbangkan produk


dan pelayanan yang tidak berdampak negatif secara sosial.
7. Informasi publik
Apapun produk yang dihasilkan dan apapun jasa atau pelayanan yang
ditawarkan suatu perusahaan secara pasti diarahkan dan berkaitan
dengan publik. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus memberikan
informasi yang akurat dan lengkap.
8. Fasilitas dan operasi
Pihak perusahaan harus mengembangkan, merancang, dan
mengoperasikan fasilitas serta menjalankan aktivitas ekonomi yang
mempertimbangkan hasil penelitian dan kajian berkenaan dengan
dampak sosial.
9. Penelitian
Seperti kita ketahui bahwa penelitian itu di satu sisi sangatlah penting.
Namun, di sisi lain penelitian adalah suatu aktivitas yang tergolong
sangat mahal. Oleh karena itu pihak perusahaan diharapkan tidak
hanya sebagai pengguna hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai
pihak, melainkan harus mendukung atau melakukan penelitian tentang
dampak sosial bahan baku, produk, proses, udara-asap-gas, dan
berbagai bahan sisa yang terkait dengan aktivitas ekonomi perusahaan.
10. Pencegahan
Dampak suatu aktivitas ekonomi sering dibayar mahal oleh masyarakat
melalui penderitaan yang harus dirasakan. Oleh karena itu, tindakan
pencegahan harus senantiasa diutamakan.
11. Mitra kerja dan Pemasok
Pihak perusahaan tidak cukup hanya mengimplementasikan tanggung
jawab sosial dalam setiap aktivitas ekonomi mereka. Lebih jauh lagi,
perusahaan harus secara aktif mendorong pihak yang dilakukan
aktivitas yang terkait dengan aktivitas ekonomi mereka.
12. Siap menghadapi keadaan darurat
Walaupun mekanisme dan prosedur kerja sudah dirancang dengan
baik, namun keadaan yang tidak terduga tetap mungkin terjadi. Untuk
mengatasi ini, maka pihak perusahaan harus menyusun dan
merumuskan rancangan dalam menghadapi keadaan darurat tersebut.
13. Implementasi pengalihan yang terbaik
Kesempatan bagi suatu perusahaan untuk melakukan aktivitas ekonomi
di suatu tempat ada kalanya terbatas. Dalam keadaan seperti ini maka
pihak perusahaan harus memberikan manfaat pada pengembangan dan
pengalihan praktek ekonomi yang bertanggung jawab secara sosial.
14. Memberi kontribusi
Efisiensi dan efektivitas kerja yang diterapkan oleh suatu perusahaan
dengan dampak sosial negatif yang minim tidak datang dengan
sendirinya. Oleh karena itu, pihak perusahaan harus memberikan
manfaat bagi kerja sama, pengembangan kebijakan umum dan
ekonomi organisasi-organisasi pemerintah, bahkan lintas sektoral atau
kementerian pemerintah serta institusi pendidikan yang akan
meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan

Universitas Sumatera Utara


33

Saat sekarang ini dapat diidentifikasikan sebagai era demokrasi dan


HAM. Konsep yang paling akrab dengan kedua hal ini adalah
keterbukaan. Dalam hal ini maka pihak perusahaan harus
mengembangkan sikap keterbukaan baik kepada para pekerjanya dan
masyarakat.
16. Capaian dan pelaporan
Pihak perusahaan harus melakukan penilaian atas kualitas aktivitas
ekonomi dan sosial. Untuk itu, audit sosial secara teratur dan
berkesinambungan harus dilakukan. Untuk memperoleh hasil yang
baik, maka evaluasi yang dilakukan harus pula menggunakan indikator
yang dikembangkan pihak perusahaan dengan senantiasa melihat
relevansinya dengan aspek-aspek hukum. Hasil evaluasi dan indikator
yang digunakan oleh eksekutif perusahaan harus dilaporkan kepada
berbagai pihak dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan
masyarakat umum.

C. Dasar Hukum Corporate Social Rensponsibility (CSR) di Indonesia

Di Indonesia isu Corporate Social Rensponsibility terus bergulir seiring

dengan munculnya berbagai tuntutan, tekanan, dan resistensi baik dari masyarakat

lokal maupun LSM/NGO terhadap aktivitas dunia usaha. Akar dari tuntutan itu

sendiri tidak terlepas dari :

1. Dampak industrialisasi terhadap aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan;

2. Proses demokratisasi;

3. Perkembangan dunia Informasi dan Teknologi (IT);

4. Tantangan globalisasi dan tuntutan pasar bebas ; dan

5. Budaya perusahaan (corporate culture).

Menyikapi hal tersebut, pembuat Undang-Undang (legislatif dan eksekutif)

mengakomodinir tuntutan itu dengan mengambil sikap yang tidak populis di

kalangan dunia usaha, yaitu dengan kebijakan menormakan Corporate Social

Rensponsibility yang semula didasari atas etika bisnis yang sarat dengan nilai-nilai

Universitas Sumatera Utara


34

moral, dijadikan sebagai norma hukum yang dituangkan ke dala produk peraturan

perundang-undangan. Kebijakan seperti ini disebut sebagai transformatif nilai.44

Sebelum lahirnya Undang-undang penanaman modal dan Undang-undang

perseroan terbatas yang baru, tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate

Social Responsibility merupakan etika bisnis yang tidak tertulis di indonesia.

Namun kini etika ini telah normatif dengan diundangkannya Undang-Undang No.

40 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 15

menyebutkan bahwa setiap penanam modal berkewajiban:45

a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik

b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

c. Membuat laporan kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya

kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal

d. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan

Penjelasan atas Pasal 15 (b) lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung

jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap

perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,

seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat

setempat.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74

yang menentukan bahwa:

44
Busyra Azheri, Corporate Social Rensponsibility dari Voluntary menjadi Mandatory,
(Jakarta : Rajawali Press,2012),hal.123.
45
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Lembaran Negara RI.
Tahun 2007 No.67, Tambahan Lembaran Negara No.4724, Pasal 15.

Universitas Sumatera Utara


35

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban perseroan

yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan

kewajaran

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial dan

lingkungan akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur dengan peraturan pemerintah

Dalam penjelasan pasal 74 ayat (3) dijelaskan lebih lanjut bahwa yang

dimaksud “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang terkait.

Baik buruknya amanat Undang-Undang Perseoan Terbatas (UUPT) yang

mewajibkan perseroan menganggarkan dana pelaksanaan tanggung jawab sosial,

bergantung pada aturan pelaksanaan yang akan disusun oleh pemerintah. Menurut

Pasal 1 ayat (1) UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Perseroan Terbatas yang

selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan

modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Ketentuan

Universitas Sumatera Utara


36

ini dengan tegas menyatakan bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum.

Kegiatan usaha yang dimaksud adalah kegiatan usaha di bidang dan/atau

berkaitan dengan segala sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

Dalam Pasal 74 ayat (2) UUPT tanggung jawab sosial yang dimaksud pada

ayat (1) adalah merupakan kewajiban perseroan yang wajib dianggarkan dalam

anggaran (keuangan) perseroan. Dengan kewajiban yang seperti ini, tanggung

jawab sosial bagi setiap perusahaan, wajib menghitung dengan cermat setiap

pengeluaran perseroan, sehingga keuntungan yang diperoleh merupakan

keuntungan bersih (netto) yang tidak perlu dikurangi kewajiban lainnya. Dalam

UUPT ini untuk perseroan yang tidak melaksanakan kewajibannya dalam

tanggung jawab sosial dan lingkungan akan dikenakan sanksi yang akan

ditegaskan sebagai berikut46:

1. Bentuk dan jenisnya. Sebaiknya jangan sanksi berupa pengenaaan sejumlah

uang ataupun pidana, tetapi berupa kewajiban untuk melaksanakan tanggung

jawab sosial tertentu berkenaan dengan bidang usaha perseroan.

2. Sanksi harus dijatuhkan oleh suatu institusi atau lembaga yang khusus dibuat

untuk keperluan tersebut, dan bersifat independen.

3. Sanksi yang dijatuhkan oleh lembaga tersebut bersifat mengikat dan final,

artinya tidak ada proses hukum kepada instansi lainnya.

4. Setiap sanksi yang dijatuhkan wajib diawasi dan diaudit oleh suatu lembaga

yang independen.

46
Hendrik Budi Untung, Op.,Cit., hal.13-15.

Universitas Sumatera Utara


37

5. Jika perseroan yang dijatuhi sanksi tidak mematuhi atau menurut lembga yang

mengawasi dan mengaudit tersebut tidak sepenuh hati untuk melaksanakannya,

maka lembaga tersebut dapat menunjuk lembaga lain untuk melaksanakan

kewajiban sosial tersebut dengan biaya dari perseroan yang dijatuhi sanksi.

Atau :

6. Lembaga yang ditunjuk tersebut dapat merekomendasikan kepada pemerintah,

agar segala izin yang berkaitan dengan perseroan dicabut.

Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak

berdiri sendiri. Tetapi juga didukung dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor

47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan

Terbatas. Dalam Pasal 4 PP ayat (1) dikatakan bahwa, tanggung jawab sosial dan

lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan

Perseroan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris atau RUPS sesuai

anggaran dasar perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-

undangan.

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15 tentang

Penanaman Modal ditegaskan amanat bahwa, setiap penanam modal

berkewajiban menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan, untuk teapa menciptakan

hubungan yamg serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma,

dan budaya masyarakat setempat47.

Dan sebelum Undang-Undang diatas ada, yaitu Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 sebenarnya dalam

47
Ibid.hal.22

Universitas Sumatera Utara


38

perkembangannya telah ditetapkan peraturan perundang-undangan yang memuat

kaidah tentang tanggung jawab sosial perusahaan, seperti :48

1. Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995, Pasal 2 butir 1

menyatakan bahwa wajib pajak organisasi ataupun orang pribadi dapat

menyumbangkan sampai dengan setinggi-tingginya 2 % dari

keuntungan atau penghasilan setelah pajak penghasilan yang

diperolehnya dalam satu tahun pajak yang digunakan bagi

pemberdayaan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera satu;

2. Keputusan Presiden Nomor 92 Tahun 1996, diubah menjadi: wajib

pajak organisasi ataupun orang pribadi wajib memberikan kontribusi

bagi pemberdayaan keluarga yang belum sejahtera dan keluarga

sejahtera satu sebanyak 2 % dari keuntungan setelah pajak

penghasilan dalam satu tahun pajak;

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003, dimana Pasal 2 butir e

menyatakan bahwa BUMN harus terlibat aktif memberikan bimbingan

dan kontribusi kepada perusahaan yang lemah, koperasi, dan

masyarakat;

4. Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU.2003, mewajibkan

BUMN untuk mengimplementasikan program kerja sama dan

program pengembangan lingkungan;

5. Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-433/MBU/2003,

menyatakan bahwa BUMN diwajibkan membentuk bagian tersendiri

yang secara khusus mengelola pembinaan lingkungan.

48
Matias Siagian dan Agus Suriadi, Op.Cit.,hal.27-28.

Universitas Sumatera Utara


39

D. Manfaat Corporate Social Rensponsibility (CSR)

Keberadaan perusahaan idealnya bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

Keberadaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) dewasa ini menjadi sangat

penting karena prinsip Corporate Social Rensponsibility (CSR) memberikan

manfaat langsung kepada perusahaan dan juga memberi pemberdayaan terhadap

masyarakat setempat. Berikut adalah manfaat langsung Corporate Social

Rensponsibility (CSR), yaitu:49

a) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.


Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, kontribusi positif pasti juga akan mendongkrak reputasi dan image
perusahaan. Inilah yang menjadi modal non finansial utama bagi perusahaan
bagi stakeholdersnya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat
tumbuh secara berkelanjutan.

b) Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial.


Masyarakat sekitar perusahaan merupakan komunitas utama perusahaan.
Ketika mereka mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti
dengan sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan
yang diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan
untuk menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. jadi program CSR
diharapkan menjadi bagian dari asuransi sosial (social insurance) yang akan
menghasilkan harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi
perusahaan.

c) Mereduksi risiko bisnis.


Mengelola resiko ditengah kompleksnya permasalahan perusahaan merupakan
hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Perusahaan mesti menyadari bahwa
kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder pasti akan menjadi bom
waktu yang dapat memicu resiko yang tidak diharapkan. Misalnya disharmoni
dengan stakeholder hingga pembatalan atau penghentian operasi, yang
ujungnya akan merusak dan menurunkan reputasi bahkan kinerja perusahaan.
Bila hal itu terjadi, maka disamping menanggung opportunity loss, perusahaan
juga mesti mengeluarkan biaya yang mungkin justru berlipat besarnya
dibanding biaya untuk mengimplementasikan CSR. Karena itu, menempuh
langkah antisipatif dan preventif melalui penerapan CSR merupakan upaya
investatif yang dapat menurunkan resiko bisnis perusahan.

d) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.

49
Yusuf Wibosono, Op.Cit.,hal.78-81.

Universitas Sumatera Utara


40

Track record yang baik dalam pengelolaan CSR merupakan keunggulan


bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu untuk memuluskan jalan
menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.

e) Membuka peluang pasar yang lebih luas.


Investasi yang ditanamkan untuk program CSR ini dapat menjadi tiket bagi
perusahaan menuju peluang pasar yang terbuka lebar. Termasuk didalamnya
akan memupuk loyalitas konsumen dan menembus pangsa baru. Sudah banyak
bukti akan resistensi konsumen terhadap produk-produk yang tidak comply
pada aturan dan tidak tanggap terhadap isu sosial dan lingkungan.

f) Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.


Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan yang
didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari implementasi dari
penerapan program tanggung jawab sosialnya. Yang mudah dipahami adalah
upaya untuk mereduksi limbah melalui proses recycle/daur ulang kedalam
siklus produksi. Disamping mereduksi biaya, proses ini tentu juga mereduksi
buangan keluar sehingga menjadi lebih aman.

g) Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.


Implementasi program CSR tentunya akan menambah frekuensi komunikasi
dengan stakeholder. Nuansa seperti itu dapat membentangkan karpet merah
bagi terbentuknya trust kepada perusahaan.

h) Memperbaiki hubungan dengan regulator.


Perusahaan yang menerapkan program CSR pada dasarnya merupakan upaya
untuk meringankan beban pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah
yang menjadi penanggungjawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan
melestarikan lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu
berat bagi pemerintah untuk menanggung beban tersebut.

i) Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.


Kesejahteraan yang diberikan pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi
standar normatif kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. Oleh
karenanya wajar bila karyawan menjadi terpacu untuk meningkatkan
kinerjanya. Disamping itu reputasi perusahaan yang baik dimata stakeholders
juga merupakan vitamin tersendiri bagi karyawan untuk meningkatkan
motivasi dalam berkarya.

j) Peluang mendapatkan penghargaan.


Banyak reward ditawarkan bagi penggiat CSR. Sehingga kesempatan untuk
mendapatkan penghargaan mempunyai kans yang cukup tinggi.

Universitas Sumatera Utara


41

Selain itu, ada enpat manfaat yang diperoleh bagi peusahaan dengan

mengimplementasikan Corporate Social Rensponsibility (CSR) yaitu:50

1) Keberadaan perusahaan dan tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan

mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas,

2) Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal),

3) Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas,

4) Perusahaan dapat mmeningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang

kritis dan mempermudah pengelolaan manajemen resiko

Oleh karena Corporate Social Rensponsibility (CSR) memiliki banyak

manfaat dan keuntungan, maka diharapkan perusahaan-perusahaan di Indonesia

dapat lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya

lebih baik lagi.

50
Adrian Sutedi, Op.Cit., hal.70.

Universitas Sumatera Utara


42

BAB III

PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY (CSR) PADA

PT PELINDO I (PERSERO)

A. Sejarah Singkat PT Pelindo I (Persero)

Sejak tahun 1960 pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia dilakukan

oleh Badan Usaha Milik Negara di bawah pengendalian pemerintah. Bentuk

BUMN yaitu Perusahaan Negara Pelabuhan yang diberi kewenangan untuk

mengelola pelabuhan umum sejak tahun 1960 sampai dengan tahun 1993 telah

mengalami banyak perubahan, yang disesuaikan dengan arah kebijaksanaan

pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan mengimbangi

pertumbuhan permintaaan layanan jasa kepelabuhan yang dinamis.

Sejarah perusahaan sejak tahun 1960 samapi sekarang adalah sebagai

berikut:

1) Tahun 1960-1963, pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh

Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I-VIII berdasarkan Undang-Undang

Nomor 19 tahun 1960.

2) Tahun 1964-1969, aspek komersil dari pengelolaan pelabuhan tetap

dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegoiatan operasionalnya

dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.

3) Tahun 1969-1983, pengelolaan sebagian besar pelabuhan umum

dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan

dan lembaga pemerintah Port Authority menjadi BPP.

42
Universitas Sumatera Utara
43

4) Tahun 1983-1992, pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara

pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak

diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan

oleh Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan

pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh unit pelaksana

teknis di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983.

5) Tahun 1992 sampai sekarang, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

56 Tahun 1991 tanggal 19 Oktober 1991 tentang pengalihan status

Perusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), maka

bentuk Perusahaan Umum Pelabuhan diubah menjadi PT (Persero)

Pelabuhan Indonesia I atau disebut juga dengan PT Pelindo I (Persero).

PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I adalah Badan Usaha Milik

Negara Indonesia dilingkungan Departemen Perhubungan yang oleh pemerintah

diberi wewenang sebagai pelaksana penyelenggara pelayanan dan pengusahaaan

di bidang jasa kepelabuhan. Nama lengkapnya adalah PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) yang berkantor di Jl. Krakatau Ujung No. 100 Medan Sumatera Utara,

Indonesia. Pengusahaan lokasi PT Pelindo I (Persero) ini berlokasi didaerah

Istimewa Aceh, Sumatera Utara dan Riau. PT Pelindo I (Persero) dalam mencapai

visinya “Menjadi Nomor Satu di Bisnis Kepelabuhan di Indonesia” mengerjakan

misinya yaitu, menyediakan jasa kepelabuhan yang terintegrasi, berkualitas dan

bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Wilayah kerja usaha PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) meliputi Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utata (Sumut), Riau dan

Universitas Sumatera Utara


44

Kepulauan Riau (Kepri). Pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I

(Persero) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Wilayah Kerja Usaha PT Pelindo I (Persero)51

Nama Pelabuhan Kelas Cabang Kawasan


No.
Belawan Utama Pangkalan
1
Susu/Brandan
a. Bagan Siapi-api
2 Dumai Kelas I
b. Bengkalis
Belawan International
3 Kelas I -
Container Terminal
Terminal Petikemas Domestik
4 Kelas I -
Belawan
a. Sei Kolak
5
Tanjung Pinang Kelas II Kijang
b. Tanjung Uban

Pekan Baru Kelas II Rengat


6

Tanjung Balai Karimun Kelas II Selat Panjang


7

Kuala Tanjung Kelas II -


8

Batam Kelas III Pulau Sambu


9

Sei Pakning Kelas III -


10

Sibolga Kelas III -


11

51
https://www.pelindo1.co.id/id/profil/Pages/Wilayah-Kerja.aspx
(diakses pada tanggal 27 Februari 2018).

Universitas Sumatera Utara


45

Malahayati Kelas IV Meulaboh


12

Lhokseumawe Kelas IV Kuala Langsa


13

Tanjung Balai Asahan Kelas IV -


14
a. Kuala Enok
15 Tembilahan Kelas V
b. Rengat

Gunung Sitoli Kelas V -


16

PT Pelindo I (Persero) dalam memfokuskan kegiatan utamanya di bidang

penyelenggaraan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan, serta optimalisasi

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perusahaan untuk menghasilkan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk meningkatkan

nilai Perusahaan dengan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

a. Penyediaan dan/atau pelayanan kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk


lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal;
b. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa-jasa yang berhubungan dengan
pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal;
c. Penyediaan dan/atau pelayanan Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat,
bongkar buat peti kemas, curah cair, curah kering, multi purpose, barang
termasuk hewan (general carco), dan fasilitas naik turunnya penumpang
dan/atau kendaraan;
d. Penyediaan pelayanan jasa bongkar muat, peti kemas, curah cair, curah kering
general cargo) dan kendaraan;
e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal petikemas, curah cair, curah
kering, multi purpose, penumpang, pelayaran rakyat, dan Ro-Ro;
f. Penyediaan dan/atau pelayanan gudang-gudang dan lapangan penumpukan
dan tangki/tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar
muat, serta peralatan pelabuhan;
g. Penyediaan dan/atau pelayanan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan,
industri dan gedung-gedung/bangunan yang berhubungan dengan
kepentingan kelancaran angkutan multi moda;

Universitas Sumatera Utara


46

h. Penyediaan dan/atau pelayanan listrik, air minum dan instalasi limbah serta
pembuangan sampah;
i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa pengisian BBM untuk kapal dan
kendaraan di lingkungan pelabuhan;
j. Penyediaan dan/atau pelayanan kegiatan konsolidasi dan distribusi barang
termasuk hewan;
k. Penyediaan dan pengelolaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang
berkaitan dengan kepelabuhan;
l. Pengusahaan dan penyelenggaraan depo peti kemas dan perbaikan, cleaning,
fumigasi, serta pelayanan logistik;
m. Pengusahaan kawasan pabean dan tempat penimbunan sementara.

B. Bentuk Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang Dilakukan PT

Pelindo (Persero)

Berkaitan dengan pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR)

PT Pelindo I (Persero) menetapkan satu bidang khusus yaitu bidang kemitraan

dan bina lingkungan (PKBL) yang mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, dan

menyusun program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan

bina lingkungan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

Pengertian dari unit Program Kemitraan dan Program BL ini adalah unit

organisasi khusus yang mengelola Pogram Kemitraan dan Program BL yang

merupakan bagian dari organisasi BUMN Pembina. Program Kemitraan adalah

program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan

mandiri. Usaha Kecil yang dimaksud adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri BUMN.

Program BL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh

Universitas Sumatera Utara


47

BUMN. Sedangkan BUMN Pembina adalah BUMN yang melaksanakan Program

Kemitraan dan/ atau Program BL.

a. Program Kemitraan

Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk :

1. pinjaman untuk membiayai modal kerja dan/atau pembelian aset tetap dalam

rangka meningkatkan produksi dan penjualan;

2. pinjaman tambahan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka pendek

untuk memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;

3. Beban Pembinaan:

a. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,

promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas

Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan

Program Kemitraan;

b. Beban Pembinaan bersifat hibah dan besarnya paling banyak 20% (dua

puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun

berjalan; dan

c. Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk

kepentingan Mitra Binaan.

Jumlah pinjaman untuk setiap Mitra Binaan dari Program Kemitraan

paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali pinjaman

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang jumlahnya dapat disesuaikan

dengan kebutuhan.

Tata cara penyaluran pinjaman dana Program Kemitraan:

Universitas Sumatera Utara


48

1. Calon Mitra Binaan menyampaikan rencana dan/atau proposal kegiatan usaha

kepada BUMN Pembina atau penyalur, dengan memuat paling sedikit data

sebagai berikut:

a. nama dan alamat unit usaha;

b. nama dan alamat pemilik/ pengurus unit usaha;

c. bukti identitas diri pemilik/pengurus;

d. bidang usaha;

e. izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang;

f. perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan

beban, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta

hasil usaha);

g. rencana usaha dan kebutuhan dana; dan

h. Surat Pernyataan tidak sedang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina

lain;

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 angka (6), tidak diwajibkan

bagi calon Mitra Binaan yang dibentuk atau berdiri sebagai pelaksanaan

program BUMN Pembina, khusus untuk pengajuan pertama kali;

3. BUMN Pembina atau penyalur melaksanakan evaluasi dan seleksi atas

permohonan yang diajukan oleh calon Mitra Binaan;

4. Dalam hal BUMN Pembina atau penyalur memperoleh calon Mitra Binaan

yang potensial, sebelum dilakukan perjanjian pinjaman, calon Mitra Binaan

tersebut harus terlebih dahulu menyelesaikan proses administrasi terkait

dengan rencana pemberian pinjaman oleh BUMN Pembina atau penyalur

bersangkutan;

Universitas Sumatera Utara


49

Pemberian pinjaman kepada calon Mitra Binaan dituangkan dalam surat

perjanjian/kontrak yang paling sedikit memuat:

1. Nama dan alamat BUMN Pembina atau penyalur dan Mitra Binaan;

2. Hak dan kewajiban BUMN Pembina atau penyalur dan Mitra Binaan;

3. Jumlah pinjaman dan peruntukannya; dan

4. Syarat pinjaman (paling sedikit jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok

dan jasa administrasi pinjaman);

BUMN Pembina atau Penyalur dilarang memberikan pinjaman kepada

calon Mitra Binaan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.

b. Program Bina Lingkungan

Dana Program BL disalurkan dalam bentuk:

1. Bantuan korban bencana alam;

2. Bantuan pendidikan, dapat berupa pelatihan, prasarana dan sarana pendidikan;

3. Bantuan peningkatan kesehatan;

4. Bantuan pengembangan prasarana dan/ atau sarana umurn;

5. Bantuan sarana ibadah;

6. Bantuan pelestarian alam; dan/atau

7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan,

termasuk untuk:

a) elektrifikasi di daerah yang belum teraliri listrik;

b) penyediaan sarana air bersih;

c) penyediaan sarana Mandi Cuci Kakus;

Universitas Sumatera Utara


50

d) bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan,promosi, dan bentuk

bantuan lain yang terkait dengan upaya peningkatan kemandirian

ekonomi usaha kecil selain Mitra Binaan Program Kemitraan;

e) perbaikan rumah untuk masyarakat tidak mampu;

f) bantuan pembibitan untuk pertanian, peternakan dan perikanan; atau

g) bantuan peralatan usaha.

c. Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang diterapkan PT

Pelindo I (Persero)

Dalam melaksanakan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada

umumnya perusahaan-perusahaan yang berhasil dalam menerapkan Corporate

Social Rensponsibility (CSR) menggunakan tahap-tahap berikut ini52:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu Awareness

Building, CSR Assessement, dan CSR Manual Building.

Awareness Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran

mengenai arti penting Corporate Social Rensponsibility (CSR) dan

komitmen manajemen. Upaya ini dilakukan melalui seminar, lokakarya,

diskusi kelompok dan lain-lain.

CSR Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan

dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas

perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur

52
Yusuf Wibisono, Op. Cit., hal.121-125.

Universitas Sumatera Utara


51

perusahaan yang kondusif bagi penerapan Corporate Social Rensponsibility

(CSR) secara efektif.

CSR Manual Building adalah langkah selanjutnya. Hasil dari assessment

merupakan dasar untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi

Corporate Social Rensponsibility (CSR). Manual ini adalah inti dari

perencanaan, karena manual ini adalah kitab suci yang memberikan

petunjuk pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) bagi

komponen perusahaan. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan,

pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan sosial kemasyarakatan

yang dilakukan oleh perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu

memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh

elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu,

efektif dan efisien.

2. Tahap Implementasi

Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak

apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan

Corporate Social Rensponsibility (CSR) secara keseluruhan tidak akan

tercapai, masyarakat tidak akan merasakan manfaat yang optimal. Oleh

karenanya perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah

dirancang.

Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang harus

dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang harus dilakukan,

serta bagaimana cara melakukan sekaligus alat apa yang diperlukan. Dalam

istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi:

Universitas Sumatera Utara


52

a) Pengorganisasi (organizing) sumber daya yang diperlukan

b) Penyusunan (staffing) untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis

tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya

c) Pengarahan (directing) yang terkait dengan bagaimana cara

melakukan tindakan

d) Pengawasan atau koreksi (controlling) terhadap pelaksanaan

e) Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

f) Penilaian (evaluating) untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yaitu, sosialisasi,

pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk

memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek

yang terkait dengan implementasi Corporate Social Rensponsibility (CSR)

khususnya mengenai pedoman penerapan Corporate Social Rensponsibility

(CSR). Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan

dengan pedoman Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang ada,

berdasarkan roadmap yang telah disusun. Sedangkan internalisasi tahap

jangka panjang yang mencakup upaya-upaya memperkenalkan Corporate

Social Rensponsibility (CSR) di dalam seluruh proses bisnis perusahaan

misalnya melalui sistem manajemen kinerja, prosedur pengadaan, proses

produksi, pemasaran dan proses bianis lainnya.

3. Tahap Evaluasi

Setelah program Corporate Social Rensponsibility (CSR) diimplementasikan,

langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap yang

Universitas Sumatera Utara


53

perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh

mana efektivitas penerapan Corporate Social Rensponsibility (CSR). Berhasil

atau gagalnya suatu kegiatan perlu untuk tetap dievaluasi. Bahkan keberhasilan

atau kegagalan bisa diketahui setelah program atau kegiatan tersebut

dievaluasi.

Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan, atau mencari kambing

hitam. Evaluasi justru dilakukan untuk pengambilan keputussan. Misalnya

keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau memperbaiki dan

mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang telah

dimplementasikan.

Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk

melakukan audit implementasi atas praktik Corporate Social Rensponsibility

(CSR) yang telah dilakukan. Langkah ini tidak terbatas pada kepatuhan

terhadap peraturan dan prosedur standart tetapi juga mencakup pengendalian

resiko perusahaan.

4. Pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk

keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan

informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Selain berfungsi untuk

keperluan shareholder juga untuk stakeholders yang memerlukan.

PT Pelindo I (Persero) adalah merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang mempunyai kewajiban ikut berperan serta menunjang

program pemerintah dalam rangka melaksanakan program Kemitraan untuk

mendorong dalam kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan pemerataan

Universitas Sumatera Utara


54

pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi

Usaha Kecil. PT Pelindo I (Persero) dalam pelaksanan Corporate Social

Rensponsibility (CSR) dalam hal Programm Kemitraan tersebut adalah dengan

terlebih dahulu ada proposal dari yang membutuhkan, kemudian dilakukan

evaluasi yaitu pengecekan tempat tujuan, kemudian penyerahan dengan diketahui

oleh pemerintah setempat.53

d. Kendala PT Pelindo I (Persero) Dalam Menerapkan Corporate Social

Rensponsibility (CSR)

Pelaksanaan sebuah program biasanya susah hal yang lummrah apabila

terdapat kendala-kendala yang muncul dalam perjalanannya. Sehingga dalam

pelaksanaannya tidak selalu berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Namun,

berdasarkan hasil wawancara bersama Koordinator PMO Penyelesaian

Permasalahan Hukum PT Pelindo I (Persero) dalam penerapan Corporate Social

Rensponsibility (CSR) PT Pelindo I (Persero) tidak mengalami kendala di

dalamnya.54 Dan juga hal ini lebih ditegaskan lagi oleh bagian ASM Administrasi

& PKBL PT Pelindo I (Persero) bahwa dalam pelaksanaannya tidak ada

kendala.55

Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada PT Pelindo I

(Persero) sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Dimana PT Pelindo I (Persero) secara khusus dalam pelaksanaan

53
Hasil Wawancara dengan Swandi Hutasoit, Koord PMO Penyelesain Permasalahan
Hukum PT Pelindo I (Persero), Pada Tanggal 30 Januari 2018.
54
Hasil Wawancara dengan Santi Saptasari, ASM. Administrasi & Pelaporan PKBL PT
Pelindo I (Persero), Pada Tanggal 28 Februari 2018.
55
Hasil Wawancara dengan Santi Saptasari, ASM. Administrasi & Pelaporan PKBL PT
Pelindo I (Persero), Pada Tanggal 28 Februari 2018.

Universitas Sumatera Utara


55

Corporate Social Rensponsibility (CSR) berdasarkan Peraturan Menteri BUMN

sebagai salah satu ketentuan peraturan lebih lanjut mengenai tanggung jawab

sosial perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


56

BAB IV

PENGARUH PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RENSPONSIBILITY

(CSR) PT PELINDO I (PERSERO) TERHADAP CITRA PERUSAHAAN

A. Pedoman Implementasi Corporate Social Rensponsibility (CSR) Pada PT

Pelindo I (Persero)

Dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, setidaknya ada tiga alasan

penting setiap dunia usaha merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial

atau biasa disebut dengan Corporate Social Rensponsibility (CSR). Pertama,

perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila

perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan harus menyadari

bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan

sosial yang dilakukan perusahaan berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal

balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh

perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif. Disamping itu, karena

timbulnya ketidaknyamanan pada masyarakat.

Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan

yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari

masyarakat, setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan dituntut untuk

memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta

harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan.

56
Universitas Sumatera Utara
57

Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk

meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal

akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan

ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan56.

Menurut Kotler dan Lee bahwa ada setidaknya 6 opsi untuk “berbuat

kebaikan” (Six options for Doing Good) sebagai inisiatif sosial perusahaan yang

dapat ditempuh dalam rangka implementasi Corporate Social Rensponsibility

(CSR), yaitu:57

1. Cause Promotions

Suatu perusahaan dapat memberikan dana atau berbagai macam kontribusi

lainnya, ataupun sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat atas suatu isu sosial tertentu, ataupun dengan cara mendukung

pengumpulan dana, partisipasi dan rekruitmen sukarelawan untuk aksi sosial

tertentu.

2. Cause-Related Marketing

Suatu perusahaan dalam hal ini berkomitmen untuk berkontribusi atau

menyumbang sekian persen dari pendapatannya dari penjualan suatu produk

tertentu miliknya untuk isu sosial tertentu.

3. Corporate Social Marketing

Suatu perusahaan dapat mendukung perkembangan atau

pengimplementasian kampanye untuk merubah cara pandang maupun tindakan,

guna meningkatkan kesehatan publik, keamanan, lingkungan, maupun

kesejahteraan masyarakat.

56
Yusuf Wibisono, Op. Cit., hal.72.
57
Bismar Nasution, Op.Cit, hal.9.

Universitas Sumatera Utara


58

4. Corporate Philanthropy

Dalam hal ini suatu perusahaan secara langsung dapat memberikan

sumbangan, biasanya dalam bentuk uang tunai ataupun berupa makanan atau alat-

alat yang diperlukan suatu masyarakat tertentu.

5 Community Volunteering

Dalam hal ini perusahaan dapat mendukung dan mendorong pengawainya,

mitra bisnis maupun para mitra waralabanya untuk menjadi sukarelawan di

organisasi-organisasi kemasyarakatan lokal.

5. Socially Rensponsible Business Practices

Perusahaan dapat mengadopsi dan melakukan praktek-praktek bisnis dan

investasi yang dapat mendukung isu-isu sosial guna meningkatkan kelayakan

masyarakat dan juga melindungi lingkungan.

Implementasi program Corporate Social Rensponsibility (CSR) dapat

dikelola berdasarkan pola sebagai berikut: 58

a. Program Sentralisasi

Perusahaan sebagai pelaksana/penyelenggara utama kegiatan. Begitupun

tempat, kegiatan berlangsung di areal perusahaan. Pada praktiknya,

pelaksanaan kegiatan bisa bekerja sama dengan pihak lain misalnya event

organizer atau institusi lainnya yang sejauh memiliki kesamaan visi dan tujuan.

b. Program Desentralisasi

Kegiatan dilaksanakan diluar area perusahaan. Perusahaan berperan sebagai

pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana, material,

maupun sponsorship.

58
Yusuf Wibisono, Op. Cit., hal.138.

Universitas Sumatera Utara


59

c. Program Kombinasi

Program ini dapat dilakukan terutama untuk program-program pemberdayaan

masyarakat, di mana inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan

dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) memandang bahwa kegiatan tanggung

jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan bentuk

komitmen untuk dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, lingkungan,

dan sumber daya manusia. Sebagai perusahaan milik negara, PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero) memiliki ikatan moral untuk mampu memberikan

sumbangan terbaiknya kepada masyarakat Indonesia secara umum, dan kepada

para pemangku kepentingan secara khusus. Karena itu, pelaksanaan program CSR

ini bukan sekadar pemenuhan kewajiban, melainkan bentuk komitmen untuk

menciptakan harmoni dengan masyarakat dan lingkungan sekitar serta terlibat

dalam pembangunan berkelanjutan. Komitmen tersebut diwujudkan melalui

penyaluran anggaran CSR untuk sejumlah kegiatan. Selain itu, sebagai Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), Perseroan memiliki kewajiban untuk

melaksanakan CSR dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL). Pemenuhan tanggung jawab tersebut dilaksanakan dalam berbagai

kegiatan dan program sebagai bagian dari pelaksanaan tata kelola perusahaan

yang baik.

Landasan hukum pelaksanaan PKBL adalah sebagai berikut:59

1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

59
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Laporan Tahunan 2016.hal.174.

Universitas Sumatera Utara


60

3) Surat Edaran Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara No. SE-

07/MBU/2008 tanggal 5 Mei 2008 tentang Pelaksanaan PKBL dan

Penerapan Pasal 74 Undang undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas;

4) Surat Edaran Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara No. SE-

14/MBU/2008 tanggal 30 Juni 2008 tentang Optimalisasi Dana Program

Kemitraan melalui Kerja Sama Penyaluran;

5) Surat dari Kementerian BUMN No. S-92/D5.MBU/2013 perihal

Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan;

6) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

09/MBU/07/2015 tanggal 3 Juli 2015 tentang Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara;

7) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-

03/MBU/12/2016 tanggal 16 Desember 2016 tentang Program Kemitraan

dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.

B. Realisasi Corporate Social Rensponsibility (CSR) terhadap Masyarakat

Dalam realisasi terhadap masyarakat dalam pelaksanaan Corporate Social

Rensponsibility (CSR) sesuai dengan bentuk Corporate Social Rensponsibility

(CSR) yang terdapat di dalam PT Pelindo I yaitu Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) adalah perusahaan kecil mendapatkan penambahan modal

dalam pengembangan usahanya ketika melaksanakan Program Kemitraan dan

sebagai bukti etika perusahaan terhadap lingkungan masyarakat sekitar ketika

melakukan Program Bina Lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


61

Dalam hal mendukung perkembangan Mitra Binaan dan juga masyarakat,

PT Pelindo I menetapkan 7 (tujuh) sasaran yaitu:60

1. Bantuan kepada Korban Bencana Alam, yaitu Bantuan yang di berikan untuk

meringankan beban para korban yang diakibatkan bencana alam (force

majeure) dengan obyek bantuan antara lain berupa:

a) Penyediaan bahan bahan kebutuhan pokok, air bersih dan mandi cuci dan

kakus (MCK) pengungsi;

b) Bantuan Obat obatan dan atau Tenaga Medis;

c) Bantuan Perahu Karet, Tenda pengungsi/tempat penampungan sementara;

d) Penyediaan dana untuk sewa angkutan/ Transfortasi Pengungsi, sewa alat

alat berat;

2. Bantuan Pendidikan dan atau Pelatihan, yaitu bantuan yang diberikan dalam

rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, baik bersifat Formal

maupun Informal termasuk di antaranya bantuan pendidikan/pelatihan dalam

rangka pelestarian seni dan budaya dengan obyek bantuan antara lain berupa:

a) Pengadaan Peralatan sekolah, baik untuk sekolah umum maupun pesantren

dan madrasah;

b) Bantuan biaya pendidikan atau beasiswa;

c) Pelatihan dan atau pemagangan bagi anak putus sekolah;

d) Penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuam masyarakat;

3. Bantuan Peningkatan kesehatan, yaitu bantuan yang diberikan dalam rangka

peningkatan kualitas kesehatan, dengan obyek bantuan antara lain berupa:

a) Renovasi balai pengobatan masyarakat;

60
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Laporan Tahunan 2016.hal.177.

Universitas Sumatera Utara


62

b) Bantuan untuk kegiatan yang bersifat kesehatan masyarakat;

4. Bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, yaitu bantuan yang di

berikan dalam rangka meningkatkan fasilitas, dengan obyek bantuan antara lain

berupa:

a) Renovasi balai pendidikan;

b) Pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana umum;

c) Pembangunan dan atau rehabilitasi panti asuhan dan panti jompo;

5. Bantuan sarana ibadah, yaitu bantuan untuk meningkatkan kualitas sarana

ibadah, dengan obyek bantuan antara lain berupa:

a) Bantuan pembangunan/rehabilitasi rumah ibadah;

b) Pengadaan perlengkapan ibadah;

c) Bantuan dana Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan kegiatan

keagamaan;

6. Bantuan untuk pelestarian alam, yaitu bantuan yang bertujuan untuk

merehabilitasi atau menjaga kelestarian sumber daya alam dengan titik berat

pada kegiatan penghijauan dengan tanaman yang memberikan manfaat/nilai

ekonomis.

7. Bantuan sosial kemasyarakatan dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan, yaitu

bantuan yang bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat yang berada

di lingkungan Perusahaan, seperti:

a) Elektrifikasi di daerah yang belum teraliri listrik;

b) Penyediaan Sarana air bersih;

c) Penyediaan sarana Mandi Cuci Kakus;

Universitas Sumatera Utara


63

d) Bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan, promosi, dan bentuk bantuan

lain yang terkait dengan upaya peningkatan kemandirian ekonomi usaha

kecil selain Mitra Binaan Program Kemitraan;

e) Perbaikan rumah untuk masyarakat tidak mampu;

f) Bantuan pembibitan untuk pertanian, peternakan dan perikanan;

g) Bantuan peralatan usaha.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Berdasarkan

Provinsi dan Bentuk Bantuan

PT Pelabuhan Indonesia I61

Kode Kode Kode Anggaran Realisasi Nama Daerah


Provinsi Kab/Kota Bantuan Penyaluran Penyaluran Kab/Kota
2017 s/d Triwulan
I Tahun 2017

(Rp). (Rp).
11 1171 1 Malahayati
11 1171 2 70.000.000
11 1171 3
11 1171 4 10.000.000
11 1171 5 70.000.000
11 1171 6 10.000.000
11 1171 7 240.000.000 36.000.000
11 1173 1 Lhokseumawe
11 1173 2 40.000.000
11 1173 3 20.000.000
11 1173 4 30.000.000
11 1173 5 70.000.000
11 1173 6 10.000.000
11 1173 7 240.000.000 36.000.000
12 1271 1 300.000.000 60.000.000 Medan
12 1271 2 1.775.000.000 1.046.700.000
12 1271 3 595.000.000

61
Data dari Santi Saptasari, ASM. Administrasi & Pelaporan PKBL PT Pelindo I
(Persero), Diterima Pada Tanggal 28 Februari 2018.

Universitas Sumatera Utara


64

12 1271 4 1.035.000.000 120.000.000


12 1271 5 755.000.000 1.809.450.000
12 1271 6 375.000.000 10.000.000
12 1271 7 2.815.000.000 748.968.000
12 1219 1 Kuala Tanjung
12 1219 2 70.000.000
12 1219 3 125.000.000
12 1219 4 30.000.000
12 1219 5 90.000.000
12 1219 6
12 1219 7 370.000.000 42.000.000
12 1274 1 Tanjung Balai
12 1274 2 40.000.000
12 1274 3
12 1274 4 25.000.000
12 1274 5 90.000.000
12 1274 6
12 1274 7 265.000.000 34.000.000
12 1273 1 Sibolga
12 1273 2 40.000.000
12 1273 3 20.000.000
12 1273 4 25.000.000
12 1273 5 90.000.000
12 1273 6
12 1273 7 215.000.000 32.000.000
12 1278 1 Gunung Sitoli
12 1278 2 25.000.000
12 1278 3 15.000.000
12 1278 4 25.000.000
12 1278 5 50.000.000
12 1278 6
12 1278 7 90.000.000 32.000.000
14 1472 1 Dumai
14 1472 2 115.000.000
14 1472 3 95.000.000
14 1472 4 140.000.000
14 1472 5 140.000.000
14 1472 6 75.000.000
14 1472 7 605.000.000 328.000.000
14 1471 1 Pekan Baru
14 1471 2 75.000.000

Universitas Sumatera Utara


65

14 1471 3 145.000.000
14 1471 4 75.000.000
14 1471 5 75.000.000
14 1471 6 120.000.000 10.000.000
14 1471 7 330.000.000 68.000.000
14 1404 1 Tembilahan
14 1404 2 40.000.000
14 1404 3 20.000.000
14 1404 4 25.000.000
14 1404 5 65.000.000 10.000.000
14 1404 6
14 1404 7 270.000.000 34.000.000
20 2072 1 Tanjung Pinang
20 2072 2 40.000.000
20 2072 3 20.000.000
20 2072 4 10.000.000
20 2072 5 65.000.000
20 2072 6
20 2072 7 290.000.000 36.000.000
Tanjung Balai
20 2002 1 Karimun
20 2002 2 40.000.000
20 2002 3 20.000.000
20 2002 4 10.000.000
20 2002 5 65.000.000
20 2002 6
20 2002 7 300.000.000 34.000.000

Tabel 4.2 Keterangan Kode Bantuan

No Nama Bantuan
1 Bencana Alam
2 Pendidikan/Pelatihan
3 Peningkatan Kesehatan
4 Prasarana Umum
5 Sarana Ibadah
6 Pelestarian Alam
7 Bantuan Sosial Kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan

Universitas Sumatera Utara


66

Untuk program penyaluran dana bantuan bina lingkungan PT Pelindo I

(Persero) dari antara ke-7 jenis bantuan yang ada disimpulkan bahwa Bantuan

Sosial Kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan adalah bantuan

yang paling banyak tersalurkan dan selalu ada pada setiap daerah penyaluran

bantuan.

C. Pengaruh Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) Pada PT

Pelindo I (Persero) terhadap Citra Perusahaan

Pengaruh dari pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada

PT Pelindo I (Persero) terhadap citra PT Pelindo I (Persero) ini sendiri adalah

bahwa masyarakat memahami dan turut dalam mendukung program PT Pelindo I

(Persero) sebagai bukti kepedulian PT Pelindo I (Persero) terhadap masyarakat.62

Selain itu juga, PT Pelindo I (Persero) beberapa kali mendapatkan penghargaan

dan sertifikasi dari pihak-pihak luar.63

a. Penghargaan

Tabel 4.3 Penghargaan yang diterima PT Pelindo I (Persero)

Nama Penghargaan Pemberi Penghargaan


Penghargaan Pelayanan Prima pada Kementerian Perhubungan
tanggal 19 September 2016
Penghargaan International Council MarkPlus
for Small Business (ICSB)
Indonesia Presidential Award
2016, pada tanggal 04 Oktober
2016
Penghargaan Infobank BUMN Majalah Infobank
Award pada tanggal 23 Oktober
2016 atas kinerja keuangan
Perusahaan dengan penilaian
predikat „Sangat Bagus‟
62
Hasil Wawancara dengan Santi Saptasari, ASM. Administrasi & Pelaporan PKBL PT
Pelindo I (Persero), Pada Tanggal 28 Februari 2018.
63
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Laporan Tahunan 2016.hal.18-19.

Universitas Sumatera Utara


67

Penghargaan Anugerah Media Kementerian Komunikasi &


Humas 2016 untuk kategori Informatika
Advetorial, pada tanggal 18
November 2016
Direktur Utama PT Pelabuhan BUMN Track
Indonesia I (Persero), Bambang
Eka Cahyana menerima
Penghargaan sebagai The Best
CEO in Marketing Development
BUMN Award 2016, pada tanggal
23 November 2016
Penghargaan sebagai The Best BUMN Track
Customer Oriented BUMN Award
2016
Penghargaan Apreasiasi CSR Majalah SINDO
Award tahun 2016, pada tanggal 13
Desember 2016

b. Sertifikasi

Tabel 4.4 Sertifikasi yang diterima PT Pelindo I (Persero)

Nama Sertifikasi Pemberi Sertifikasi

ISO 9001:2008 untuk Jasa Sucofindo International


Pelayanan Kapal dan Barang Certification Services (SICS)
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Belawan
ISO 9001:2008 untuk Jasa PT SGS
Pelayanan Kapal dan barang
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Dumai
ISO 9001:2008 untuk Jasa PT SGS
Pelayanan Kapal dan barang
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Pekanbaru
ISO 9001:2008 untuk Jasa PT SGS
Pelayanan Kapal dan barang
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Tanjungpinang
SO 9001:2008 untuk Jasa PT SGS
Pengelolaan Terminal Internasional
Peti Kemas I dianugerahkan kepada
Belawan International Container
Terminal
ISO 9001:2008 untuk Penyediaan PT TUV Nord Indonesia
Pendukung Operasional Jasa
Kepelabuhanan dianugerahkan

Universitas Sumatera Utara


68

kepada Kantor Pusat


ISO 14001:2004 untuk Pelayanan PT TUV Nord Indonesia
Jasa Bongkar Muat Peti Kemas
dianugerahkan kepada Belawan
International Container Terminal
ISO 14001:2004 untuk Pelayanan PT TUV Nord Indonesia
Jasa Kepelabuhanan (Pelayanan
Kapal, Barang dan Penumpang)
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Dumai
ISO 14001:2004 untuk Pelayanan PT TUV Nord Indonesia
Jasa Kepelabuhanan (Pelayanan
Kapal, Barang dan Penumpang)
dianugerahkan kepada Pelabuhan
Belawan

Pengaruh dari pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada

PT Pelindo I (Persero) terhadap citra PT Pelindo I (Persero) jika dilihat pada

tabel-tabel diatas maka pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada

PT Pelindo I (Persero) sangat berpengaruh terhadap citra dan nama baik

perusahaan di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan dan juga pihak lain di

luar masyarakat sekitar perusahaan seperti perusahaan-perusahaan lainnya di

Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pengaturan mengenai Corporate Social Rensponsibility (CSR) di Indonesia

sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dimana telah diatur

dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Selain

Undang-Undang tersebut, ketentuan lebih lanjut dalam mengatur mengenai

pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan diatur dalam berbagai

peraturan lain, seperti Peraturan Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor

47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan

Terbatas, Peraturan Menteri BUMN dan lain sebagainya.

2. Pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada PT Pelindo I

(Persero) dilaksanakan melalui penetapan satu bidang khusus yaitu bidang

kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) yang mempunyai tugas menyiapkan

pembinaan, dan menyusun program kerja, menyelenggarakan serta

mengendalikan kemitraan dan bina lingkungan dalam rangka menunjang

pencapaian tujuan perusahaan.

3. Pengaruh pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) pada PT

Pelindo I (Persero) terhadap citra perusahaan adalah bahwa masyarakat

69
Universitas Sumatera Utara
70

memahami dan turut dalam mendukung program PT Pelindo I (Persero)

sebagai bukti kepedulian PT Pelindo I (Persero.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan setelah memperoleh kesimpulan

adalah sebagai berikut :

1. Pengaturan mengenai Corporate Social Rensponsibility (CSR) sudah cukup

baik. Namun harapannya harus diatur secara tegas dan lebih rinci mengenai

ketentuannya di dalam Peraturan Pemerintah. Oleh karena itu untuk

meperbaharui Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan sehingga semakin jelas mengenai pengaturan

mengenai Corporate Social Rensponsibility (CSR) ini.

2. Perlu ditingkatkan pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang

bergerak di bidang sumber daya alam dalam hal kewajibannya dalam

melaksanakan Corporate Social Rensponsibility (CSR) di lingkungan

perusahaan untuk meningkatkan tanggung jawab perusahaan.

3. Perusahaan yang sudah baik dalam pelaksanaan Corporate Social

Rensponsibility (CSR) perlu untuk tetap memperhatikan dan mengawasi

perjalanan pelaksanaan Corporate Social Rensponsibility (CSR) yang

dilakukan dan bahkan untuk lebih meningkatkannya.

Universitas Sumatera Utara


71

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Adjie, Habib. 2008. Status Badan Hukum, Prinsip-Prinsip Dan Tanggung

Jawab Sosial Perseroan Terbatas. Bandung: CV.Mandar Maju.

Amiruddin dan H. Zainal Asikin. 2006. Pengantar Metode Penelitian

Hukum. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Ashshofa, Burhan. 2010. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azheri, Busyra. 2012. Corporate Social Rensponsibility dari Voluntary

menjadi Mandatory. Jakarta : Rajawali Press.

Azizah.2016. Hukum Perseroan Terbatas. Malang: Setara Press.

Ginting, Jamin.2007. Hukum Perseroan Terbatas. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti.

Hartono, Sri Redjeki. 2000. Kapita Selekta Hukum Perusahaan. Bandung:

Mandar Maju.

Mahmud Marzuki, Peter.2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Rudito, Babang dan Melia Famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia. Bandung : Rekayasa Sains

Bandung.

71
Universitas Sumatera Utara
72

Siagian, Matias dan Agus Suriadi. 2010. Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Sumatera Utara: Fisip USU

Press.

Soekanto, Soerjono., dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif :

Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sutedi, Adrian. 2015. Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta:

Raih Aksa Sukses.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Rensponsibility. Jakarta:

Sinar Grafika.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik:

Fascho Publishing.

Widjaja, Gunawan dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko Hukum &

Bisnis Perusahaan Tanpa CSR. Jakarta : Percetakan Penebar Swadaya.

B. Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia. Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: AHU-

85564.AH.01.02.Tahun 2008 Tentang Persetujuan Akta Perubahan

Anggaran Dasar Perseroan.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor: PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Program

Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.

Universitas Sumatera Utara


73

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara

Nomor: PER-02/MBU/07/2017 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-09/MBU/07/2015

Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha

Milik Negara.

Republik Indonesia, Undang –Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal.

C. Makalah

Makalah Bismar Nasution, Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan. Disampaikan pada “Semiloka Peran dan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional

Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia” diselenggarakan oleh Komisi

Hak Asasi Manusia Riau Pekanbaru tanggal 23 Februari 2008.

D. Skripsi

Yosephin, Priscila Patricia. 2018. Pelaksanaan Corporate Social

Rensponsibility (CSR) Dalam Pengelolaan Perusahaan Kerjasama

Patungan PMA dan PMDN (Joint Venture Company) (Studi Tentang CSR

PT.Toyota Astra Motor). Skripsi Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


74

E. Tesis

Adli, Amelia Ismi.2012. Penerapan Corporate Social Rensponsibility

Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama).

Tesis Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

F. Internet

http://www.metrosumut.com/2015/08/,terkait-pertanggung-jawaban-

sosial.(diakses pada tanggal 10 Januari 2018).

Harian.analisaday.com., Pelindo I Cabang Belawan Berikan Beasiswa dan

Santunan, (diakses pada 11 Januari 2018).

Harian.analisaday.com., Pelindo I Cabang Belawan Santuni Kaum Dhuafa,

(diakses pada 11 Januari 2018).

News.metro24jam.com., Pelindo I Kucurkan Dana CSR Rp 1 Miliar,

(diakses pada 11 Januari 2018).

Www.indonesiashippingline.com., Pelindo I Raih CSR Award 2016,

(diakses pada 11 Januari 2018).

Law Education, http://balianzahab.wordpress.com/makalah-

hukum/metode-penelitian-hukum (diakses pada tanggal 04 Januari

2018).

https://www.pelindo1.co.id/id/profil/Pages/Wilayah-Kerja.aspx (diakses

pada tanggal 27 Februari 2018).

Universitas Sumatera Utara


75

G. Hasil Wawancara

Hutasoit, Swandi. 2018. Jl. Krakatau Ujung 100.

Saptasari, Santi interview.2018 . Jl. Krakatau Ujung 100.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai