SKRIPSI
Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Landasan menolak perdamaian terkait dalam Pasal 285 ayat 2 a,b dan c.
Permasalahan dalam penelitian ini pengaturan mengenai Rencana Perdamaian dalam
PKPU menurut UU 37 Tahun 2004. Perlindungan terhadap debitur terkait Penolakan
rencana perdamaian dalam PKPU. Akibat ditolaknya rencana perdamaian dalam
PKPU terkait Putusan No 6/Pdt.Sus-PKPU/2019/Pn Mdn.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif.
Sifat penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum normatif dilakukan dengan studi
pustaka. Metode analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis
deskriptif.
Pengaturan mengenai rencana perdamaian dalam proses PKPU menurut UU
Kepailitan dan PKPU diatur dalam Pasal 265 hingga 294. Proposal perdamaian pada
tahap perdaftaran utang atau setelah rapat verifikasi utang berakhir, maka secara
yuridis debitur dianggap tidak mampu membayar dengan kesepakatan damai dan
berakibat harta pailit menjadi insolven. Jika harta pailit telah dinyatakan insolven,
maka tertutup kemungkinan bagi debitur untuk mengajukan rencana perdamaian
untuk kedua kalinya. Perlindungan terhadap debitur dalam PKPU menurut Undang-
Undang Kepailitan dan PKPU yakni debitur dapat mengajukan PKPU ke pengadilan.
Terhadap Chapter 11 Bankruptcy Code didalamnya ada mengatur mengenai proses
restrukturisasi utang, debitur memiliki kendali penuh (Debtor in Possession) terhadap
proses restrukturisasi utangnya. sedangkan di dalam UU Kepailitan dan PKPU dalam
proses restrukturisasi utang debitur tidak memegang kendali penuh. Akibat hukum
ditolaknya rencana perdamaian dalam PKPU (Studi Kasus Putusan No 6/PDT.SUS-
PKPU/2019/PN NIAGA MDN), Dalam Pasal 289 UUK PKPU bahwa debitor
langsung dijatuhi putusan dengan segala akibat hukumnya oleh majelis hakim
pengadilan niaga pada pengadilan negeri serta harta debitor langsung jatuh kedalam
keadaan insolvensi. Berdasarkan Pasal 292 UUK PKPU, putusan dalam kasus ini
bersifat final and binding. Maka akibat hukum ditolaknya Proposal Rencana
Perdamaian yang diajukan PT Good Luck (dalam PKPU), oleh karena itu PT. Good
Luck Resort selaku debitur berada dalam keadaan Pailit dengan segala akibat
hukumnya.
Kata Kunci: Pailit, Akibat, Ditolaknya Rencana Perdamaian, PKPU
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
perkuliahan sampai tahap penyelesaian skripsi yang penuh dengan tantangan dan
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (Strata-1) di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara;
7. Ibu Tri Murti Lubis, S.H., M.Hum., selaku sekretaris Departemen Hukum
ii
10. Seluruh Dosen dan seluruh Pegawai Tata Usaha dan Administrasi di Fakultas
11. Yang teristimewa dan terkasih kedua Orang tua penulis, bapak saya Sontan
Merauke Sinaga,SH.,MH dan mama saya Judy Ruth Lumban Tobing, S.K.M,
M.kes yang setiap waktu dan sepanjang masa memberikan motivasi dan
satu (S1)
12. Kepada Saudara kandung penulis sendiri, adik saya Cindy Debora Sinaga,
13. Kepada “3.5 Tahun Team” yakni Junaidi, Boby, Hafizh, dan Eric, teman
kelompok yang terbentuk dari semester 1. Terima kasih atas doa dan
dukungan kalian semua nya. Semoga sukses selalu buat kita semua nya, Amin.
iii
Alessandro, Iwan , dan Steven Paskah. Terima kasih atas doa dan dukungan
kalian semuanya selama penulisan skripsi ini, Semoga sukses selalu buat kita
semuanya, Amin.
15. Kepada Abangda Robert, SH., MH, sebagai dosen di Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah memberi saran dan dukungan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat selesai, Sukses dan sehat selalu buat
Abangda, Amin.
16. Kepada Ibu Riana Pohan, SH., MH, Ibunda dari Alessandro (teman baikku)
dukungan, masukan dan saran terhadap penulis sehingga skripsi ini dapat
selesai.
17. Kepada Anggita Tridiani Sirait, kesayangan ku yang memberikan ku saran dan
dukungan serta memberi masukan kepadaku selama ini, sukses buat kita
18. Kepada Kak Ayu , kak Natasia, dan kakak senior ku yang di KMK serta
kawan kawan ku dan adik adik yang di KMK, mau menerima ku ke KMK
walaupun aku bukan sebenarnya anggota dari KMK tapi kebaikan kalian tak
akan terlupakan, tetap menjadi garam dan terang dunia . Terima kasih
19. Kepada sahabatku Michael Dany Hutagalung dan Moni simbolon, sahabat ku
selama di SMA hingga sekarang sejak XI IPA 8, Terima kasih atas dukungan
kalian selama ini dan motivasi yang kalian berikan samaku sejak SMA,
iv
baikku juga di FH, makasih yah atas saran mu dan dukungan mu selama ini .
Boby, Hafizh, Junaidi, Eric, Reggie, Eltisha, Irawaty, Agin, Tiamsa. Terima
kasih atas perjuangan yang telah dilalui bersama dalam dunia perklinisan ini.
22. Kepada Teman- teman Panitia Natal FH USU 2019 (Terkhusus juga kepada
utara yakni Agus, Amir, Andreas sitorus, Andreas Ivan, Bima, Brian, Gibran,
Dodi, Herbang, Jeantina, Kanishka Buller, Naufal, Niam, Silvi, Mega, villi,
Stambuk 2016.
Penulis,
ABSTRAK .......................................................................................................i
A. Latar Belakang............................................................................1
debitor ......................................................................................36
vi
3 Putusan ....................................................................................79
A. Kesimpulan .................................................................................88
B. Saran ............................................................................................89
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
cepat meningkat dan dalam skala yang lebih luas mengglobal, masalah utang
piutang perusahaan juga semakin rumit dan membutuhkan aturan hukum yang
sampai tidak dapat sanggup lagi untuk membayar utang-utangnya yang telah jatuh
dampak yang besar dan penting terhadap perekonomian suatu negara yang dapat
1
Sunarmi, Hukum Kepailitan edisi 2, (Jakarta: Sofmedia,2010), hlm 1-2.
Perundang-undangan ini juga sebagai suatu cara bagaimana para pihak untuk
kepailitan.
perkara kepailitan. Tanpa ada utang tidak mungkin muncul perkara kepailitan.
Utang merupakan kewajiban dalam hukum perdata, dan setiap kewajiban itu akan
menimbulkan hak bagi orang lain. Jika kewajiban tersebut tidak dilaksanakan,
maka pihak lain dapat menuntut seseorang atas haknya secara perdata.2
kepailitan di atur pada Bab II, Bagian Kedua, Pasal 21 sampai dengan Pasal 64.
Apabila diteliti secara mendalam ternyata akibat kepailitan tidak hanya dalam
Kepailitan debitur berdampak hukum sangat luas pada banyak pihak yang
memiliki tagihan atau utang kepada debitur pailit dan kepailitan debitur yang
tagihannya sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Oleh karena itu dalam kepailitan
debitur diperlukan suatu wadah komunikasi antara debitur pailit dengan kurator
dan seluruh krediturnya tanpa terkecuali agar setiap kreditur mengetahui hak-
haknya sebagai kreditur dan bagaimana prosedur pembayaran utang yang akan
diperoleh dari hasil penjualan harta pailit. Seluruh kreditur wajib mengetahui hak-
2
M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma, dan Praktik di Pengadilan,
(Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 34-35.
3
Purwoto Wignjosumarto, Hukum Kepailitan Selayang Pandang, (Bandung: Alumni,
2004), hlm. 118.
kepailitan dicabut karena harta debitur tidak ada atau sangat sedikit dan tidak
mencukupi waktu hanya untuk membayar biaya kepailitan atau jika kepailitan
dengan suatu keputusan hakim yang tetap, maka oleh sebab itu di lakukan suatu
upaya hukum yang dapat menyeimbangi keberadaan dan fungsi hukum kepailitan
itu sendiri, yaitu dengan dilakukannya PKPU. Proses yang dinamakan PKPU pada
berwenang, agar dapat terhindar dari akibat hukum putusan pailit, maka debitur
Ketentuan mengenai PKPU ini diatur dalam Bab III Pasal 222 sampai
PKPU pada umumnya adalah pihak debitur, yakni debitur yang sudah tidak dapat
permohonan PKPU dapat juga diajukan juga dari kreditur yang telah
4
Elyta Ras Ginting, Hukum Kepailitan Rapat-Rapat Kreditur, (Jakarta:Sinar Grafika,
2018), hlm 47
5
Sunarmi, Op.Cit, hlm, 202.
6
Ishak, Perdamaian Antara Debitur dan Kreditor Konkuren Dalam Kepailitan Kanun
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 18, No. 1, (April, 2016), hlm 139.
utangnya tersebut.7 Pada hakikatnya PKPU ini memiliki tujuan yakni untuk
Undang-Undang Kepailitan. 5 Hal ini sesuai dengan Pasal 222 ayat (3)
melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
Sedangkan dalam UUK tahun 1998 dan Faillissement Verordening, hanya debitur
diprediksi pertama-tama dari fakta bahwa debitur tidak ada menawarkan proposal
perdamaian sebelum, pada saat atau setelah rapat pencocokkan hutang selesai
7
Rindy Ayu, “Akibat Hukum Penolakan Rencana Perdamaian Debitor Oleh Kreditor
Dalam Proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Jurnal Reportorium Kenotariatan
Fakultas Hukum Undip, September Vo.8 No. 2 tahun 2015, hlm 256.
8
Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Citra Aditya Bakti,
2017), hlm 204.
9
M. Hadi Subhan, Op.Cit, hlm 147.
perdamain tersebut atau perdamaian tersebut diterima oleh para kreditur, namun
satu dari ketiga keadaan tersebut terjadi setelah debitur dinyatakan pailit, maka
yang telah diberikan oleh debitur pailit sebelum pernyataan pailit diumumkan.
Jika perdamaian itu berisi suatu pelepasan harta pailit, maka hak untuk melakukan
tuntutan pembatalan dan pengembalian tersebut tetap ada, dalam hal ini tuntutan-
tuntutan tersebut dapat dilanjutkan atau dimajukan oleh para pemberes harta
pailit 11
negosisasi ulang terhadap utang yang mengikat kedua pihak dalam rapat
haruslah disusun sedemikian rupa oleh debitur sehingga para krediturnya akan
10
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 188.
11
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnia, Kepailitan, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 96.
12
Rindy Ayu, Op.Cit, hlm 207.
bersedia menerima rencana perdamaian itu. Jika rencana perdamaian yang dibahas
dirapat tersebut diterima, maka hakim pengawas wajib melaporkan secara tertulis
perdamaian oleh Pengadilan Niaga dan pada tanggal tersebut juga Pengurus serta
mengumumkan hal ini dalam Berita Negara Republik Indonesia serta paling
sedikit dua surat kabar harian. 14 Terkait dengan perdamaian yang tercapai maka
sedangkan lain halnya jika perdamaian ditolak, maka atas penolakan perdamaian
hakim pengawas.15 Setelah debitur pailit, maka debitur tidak dapat lagi
tersebut dapat ditawarkan oleh debitur setelah debitur dinyatakan pailit oleh pihak
13
Sunarmi, Op.Cit, hlm226.
14
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 288.
15
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 206-207.
16
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Op.Cit, Pasal 292.
sulit perdamaian yang ditawarkan oleh debitur itu diterima oleh krediturnya.
syarat atau landasan menolak perdamaian terkait dalam Pasal 285 ayat 2 a,b dan c.
Defenisi, penjelasan serta ruang lingkup yang belum cukup jelas ini menimbulkan
berbagai pemahaman yang berbeda. Hal ini sangat penting mengingat penolakan
disepakati.19
upaya proteksi yang dapat dilakukan, baik oleh kreditor maupun debitor, ketika
terdapat pihak yang memiiki kewajiban membayar utang namun tidak memiliki
cukup dana untuk memenuhi kewajiban tersebut ketika jatuh tempo. Keadaan
17
Sutan Remy Sjahdeini, Sejarah, Asas, dan Teori Hukum Kepailitan Memahmi Undang-
Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Penundaan Pembayaran Utang,(Jakarta: Kencana 2018, hlm
479.
18
Ibid
19
Vida Rianita Ginting, Analisis Terhadap Penolakan Perdamaian Pada Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (Pkpu) Oleh Kreditur Separatis Dalam Perkara Kepailitan (Studi
Terhadap Perdamaian PT. Maja Agung Latexindo dan PT. BRI Cabang Putri Hijau Medan).Jurnal
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015, hlm 2.
mengatur tentang kepailitan sebuah badan usaha atau korporasi yang mengalami
seperti biasa sambil tetap melakukan pelunasan utang terhadap para kreditornya.
Dalam hal pengajuan Reorganisasi, debitor tidak perlu menuggu sampai keadaan
2019 , PKPU terhadap PT.Good Luck Ressort (Dalam PKPU) sementara selama
45 hari (empat Puluh lima hari) dan majelis telah menetapkan persidangan
selanjutnya tanggal 27 Maret 2019. Setelah itu Pengadilan Niaga pada Pengadilan
pemungutan hak suara atas Proposal Rencana Perdamaian PT Good Luck Ressort
(dalam PKPU) dan diperoleh hasil sebagai berikut yakni 4 (empat) Kreditur
Konkuren dari total 8 (delapan) kreditur konkuren yang hadir menolak atas
( tiga milliar delapan ratus dua puluh Sembilan juta delapan ratus Sembilan puluh
20
Hamid Malik Abdul, Kajian Hukum Perbandingan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang di Indonesia dengan Restrukturisasi Utang di Amerika Serikat, jurnal Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan 2019, hlm 2
21
Ibid, hlm 3
22
Putusan Nomor 6/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN Niaga Mdn.
tiga ribu seratus lima puluh tujuh rupiah) dengan persentase utang sebesar 90,01%
(Sembilan puluh koma nol satu per seratus) dari total tagihan konkuren
seluruhnya Rp.4.255.077.977,00 (empat milliar dua ratus lima puluh lima juta
tujuh puluh tujuh ribu Sembilan ratus tujuh puluh tujuh rupiah) sedangkan 4
(empat) Kreditur Konkuren dari total 8 (delapan) kreditur konkuren yang hadir
Rp425.184.820,00 (empat ratus dua puluh lima juta seratus delapan puluh empat
ribu delapan ratus dua puluh rupiah) dengan persentase utang sebesar 9,99%
(Sembilan koma nol satu per seratus) dari total tagihan konkuren seluruhnya
Rp.4.255.077.977,00 (empat milliar dua ratus lima puluh lima juta tujuh puluh
laporan dari pada hakim pengawas yang melaporkan ke pengadilan bahwa hasil
proposal rencana perdamaian yang diajukan oleh debitur PT. Good Luck Ressort
Maka dengan hal tersebut berdasarkan UUK-PKPU menyatakan debitur pailit dan
Bertitik tolak dari uraian dan permasalahan tersebut diatas, Maka oleh
sebab itu penulis akan menggali, mengkaji, kemudian akan menganalisis khusus
23
Ibid
hukum yang ada sudah terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan. Akibat dari
hal tersebut yang melatar belakangi penulis menulis skripsi yang berjudul
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
dalam PKPU.
D. Keaslian Penulisan
Hukum Universitas Sumatera Utara baik secara fisik maupun online terkait
dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Namun ada beberapa judul terkait dengan
Debitur (Kajian Hukum Atas Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor:
28/PKPU/2011/PN.NIAGA.JKT.PST.
PN.NIAGA.JKT.PST.
didasarkan atas pelaksanaan dari rencana perdamaian yang tidak cukup terjamin
oleh karena tidak ada kepastian dalam keterlibatan calon investor dalam proses
rencana perdamaian yang dilakukan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat maka
(PKPU).
sebagian hutang yang dimiliki oleh Debitur. Pembatalan perdamaian PKPU diatur
dalam Pasal 291 UUK PKPU. Pembatalan perdamaian dapat dilakukan hanya
apabila Debitur terbukti lalai dalam memenuhi isi perjanjian perdamaian yang
perdamaian PKPU terhadap imbalan jasa Pengurus adalah imbalan jasa akan
tersebut, karena menurut Pasal 1238 KUH Perdata tercantum bahwa “Si berutang
adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu
telah dinyatakan lalai, atau demi perikatan sendiri, ialah jika ini menetapkan
bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”.
Perlindungan hukum terhadap debitur sendiri adalah dalam bentuk sebuah upaya
.Niaga.Jkt.Pst.
telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Permohonan tersebut telah memenuhi syarat-
syarat dalam mengajukan permohonan PKPU sebagaimana diatur dalam Pasal 222
UUK PKPU sehingga hakim tidak menemukan adanya alasan untuk menolak
permohonan tersebut.
E. Tinjauan Kepustakaan
Ada dua cara yang disediakan oleh UUK-PKPU agar debitur dapat
terhindar dari dalam keadaan insolven. Cara pertama, yaitu dengan mengajukan
PKPU. Cara kedua dapat oleh debitur agar harta kekayaannya terhindar dari
dapat menghindarkan kepailitan, karena kepailitan itu sudah terjadi. Tetapi apabila
perdamaian itu tercapai, maka kepailitan debitur yang telah diputuskan oleh
pengadilan tersebut menjadi berakhir. Dengan kata lain cara ini pula debitur dapat
suatu upaya yang dapat dilakukan debitur untuk menghindari kepailitan. Upaya
yang dapat dilakukan oleh debitur untuk dapat menghindari kepailitan yaitu
dengan melakukan upaya disebut PKPU. Upaya tersebut hanya dapat diajukan
oleh debitur sebelum putusan pernyataan pailit ditetapkan oleh pengadilan, karena
berdasarkan Pasal 229 ayat (3) UUK-PKPU permohonan PKPU harus diputuskan
24
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm. 411
25
Ibid, hlm 412
26
Sunarmi, Op.Cit, hlm 200
diperiksa pada saat yang bersamaan. Agar permohonan PKPU yang diajukan
menurut Pasal 229 ayat (4) UUK-PKPU wajib permohonan PKPU itu diajukan
dan merupakan kesempatan pihak debitur untuk melakukan usaha ulang untuk
penundaan utang pihak debitur namun juga melakukan pembayaran utang yang
diberikan oleh Hakim Pengadilan Niaga kepada debitur dan kreditur untuk
maka ada kemungkinan bagi debitur untuk melanjutkan usahanya, aset-aset dan
kekayaan akan tetap dapat dipertahankan debitur sehingga dapat memberi suatu
jaminan bagi pelunasan utang-utang kepada seluruh kreditur. Selain itu, juga
sedangkan bagi kreditur, PKPU yang telah diberikan kepada debitur juga
27
Sutan Remy Sjahdeini, Loc.Cit.
28
M. Hadi Subhan, Op.Cit, hlm. 9.
hukum PKPU, dalam bahasa Belanda disebut Surseance van Betaling serta dalam
bahasa Inggris disebut Suspension of Payment. PKPU ini diatur dalam Bab III
Pasal 222 sampai dengan Pasal 294 UUK PKPU. Penundaan kewajiban
pembayaran utang merupakan suatu cara yang digunakan untuk membantu debitur
kepailitan.
ini, tujuan dari PKPU adalah untuk mencegah seorang debitur yang apa pun
sebabnya berada dalam kesulitan, kekurangan uang dan atau sukar memperoleh
kredit , dinyatakan pailit yang berakibat bahwa harta kekayaan nya dijual dan
terus dijalankan, debitur tidak kehilangan harta kekayaannya dan para kreditur
29
Kartini Muljadi, dan Gunawan Widjaja, Pedoman Menangani Perkara Kepailitan,
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 3.
30
Sentosa Sembiring, Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan Yang
Terkait Dengan Kepailitan, (Bandung: Nuansa Indah,2006), hlm 39
a. PKPU diajukan oleh debitur yang mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditur
membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat
krediturnya. 31
Jika debiturnya adalah bank maka permohonan PKPU nya hanya dapat diajukan
oleh Bank Indonesia, Jika debiturnya adalah perusahaan efek, bursa efek, lembaga
PKPUnya hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta jika
31
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 222.
badan usaha milik negara yang bergerak dikepentingan publik maka permohonan
PKPU-nya hanya dapat diajukan oleh menteri keuangan. Hal ini terdapat dalam
PKPU sementara dan PKPU tetap. PKPU yang bersifat sementara didalam hal
permohonan PKPU diajukan oleh debitur, pengadilan dalam waktu 3 (tiga) hari
mengurus harta debitur sedangkan jika permohonan PKPU diajukan oleh kreditur
maka pengadilan dalam waktu 20 (dua puluh hari) sejak didaftarkan surat
harta debitur. Setelah Putusan PKPU sementara diucapkan maka pengurus wajib
yakni 45 (empat puluh lima) hari sejak putusan PKPU sementara diucapkan.
PKPU yang bersifat tetap dalam hal ini bertujuan untuk debitur, pengurus,
dan kreditur mempertimbangkan rencana perdamaian pada rapat dan sidang yang
akan dilakukan selanjutnya. Apabila PKPU tetap disetujui maka pengadilan akan
memberikan waktu maksimal 270 (dua ratus tujuh puluh hari) setelah PKPU
sementara diucapkan sedangkan jika PKPU tetap tidak disetujui maka pengadilan
akan menyatakan debitur pailit. Pada dasarnya, pemberian PKPU kepada debitur
32
Ibid, Pasal 223.
itu, PKPU merupakan kesempatan bagi debitur untuk melunasi atau melaksanakan
2. Utang
yang seimbang pada para kreditur pailit berdasarkan prinsip paritas creditorum
dan prinsip pari pasu pro rata. Pembayaran berdasarkan asas paritas creditorum
kewajiban yang dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia
maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul
dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau Undang-
Undang dan wajib dipenuhi oleh debitur dan bila tidak dipenuhi memberi hak
seharusnya diberi pengertian dalam arti luas, baik dalam arti kewajiban membayar
(dimana debitur telah menerima sejumlah uang tertentu dari krediturnya) maupun
33
Jono, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), hlm 170
34
Ibid, hlm 76
35
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm 185
kewajiban pembayaran sejumlah uang tertentu yang timbul dari perjanjian atau
kontrak lain yang menyebabkan debitur harus membayar sejumlah uang tertentu. 36
adalah kewajiban yang dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang
Terhadap perdamaian dalam proses kepailitan ini sering juga disebut dengan
istilah “akkoord” Bahasa Belanda atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan
istilah “composition” 37
pemikiran bahwa rencana perdamaian juga merupakan salah satu agenda dalam
rapat verifikasi utang didasarkan pada Pasal 178 ayat (1) Pasal 179 ayat (1) UUK
dan PKPU yang berbunyi jika dalam rapat pencocokan piutang tidak ditawarkan
rencana perdamaian. 39
tujuan dalam suatu penundaan kewajiban pembayaran utang. Oleh karena itu,
tidak ada gunanya melakukan penundaan kewajiban pembayaran utang jika para
36
Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan, (Bogor: Ghalia Indonesia,2009), hlm 34.
37
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 105
38
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 118
39
Ibid
utama dari PKPU itu sendiri adalah perdamaian. Yang termasuk dalam
perdamaian di sini adalah proses restrukturisasi utang antara debitur dengan pihak
kreditur.40
bahwa:41
haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada saat rapat
mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan
hak agunan kebendaan lainnya yang hadir mewakili paling sedikit 2/3
40
Rachmadi usman, Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia, (Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama,2004), Hlm 122.
41
Ibid, Pasal 281.
(dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan dari kreditur tersebut atau
menyampaikan laporan tertulis kepada pengadilan pada tanggal dan waktu yang
hari) sejak kreditur menyetujui rencana perdamaian yang telah disepakati. Putusan
F. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
yang bertujuan untuk mengkaji kualitas dari norma hukum itu berdasarkan pada
42
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Hukum Kepailitan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm 133.
penelitian ini. Penelitian yang bersifat normatif atau perpustakaan ini lebih
banyak dilakukan terhadap data yang bersifat sekunder yang ada diperpustakaan.
2. Data penelitian
Data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari penelitian kepustakaan yang memiliki tujuan dan kegunaan
43
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika,2002),
hlm 13.
44
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2010), hlm 92.
45
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika,2014), hlm
115.
46
Ronny Hanitiyo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta:Ghalia
Indonesia,2001), hlm 11.
dari pada bahan hukum primer, Bahan bahan hukum sekunder ini antara
tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, Bahan Hukum
Kamus hukum serta bahan-bahan lain yang relevan dan dapat mendukung
hal tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang akan diolah sehingga bisa
dengan masalah yang dipecahkan.47 Teknik ini merupakan teknik yang digunakan
47
M.Nazil, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia,2010), hlm.111.
skripsi.
4. Analisis Data
berikut dengan analisisnya. 48 Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan
metode kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, dan sifat
hukum relevan tersebut di atas agar sesuai dengan permasalahan yang dibahas
diakukan secara deduktif. Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya terdiri dari
dua, yakni metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode
telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang
bersifat khusus. 50
48
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cetakan ketiga
belas (Jakarta : Raja Grafindo Persada,2013), hlm 69.
49
Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai
Bahan Ajar (Medan:Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009), hlm 24-25.
50
Bambang Sunggono, Op.Cit, hlm 11.
51
Ibid, hlm 10.
G. Sistematika Penulisan
suatu penguraian dari bab per bab secara teratur sehingga dapat dilihat sebagai
karya ilmiah yang baik, yakni karya ilmiah yang diliputi pembahasan serta
yang batal demi hukum, penentuan hari untuk pelaksanaan perdamaian, rapat
mengenai kasus posisi yang terdiri dari duduk perkara, pertimbangan hakim dan
Medan.
Bab V adalah bab penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh
rangkaiann bab-bab yang sebelumnya. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang
oleh salah satu pihak guna menyelesaikan perkara yang sedang berjalan atau
Ada yang menggunakan istilah accord, ada yang menggunakan accord, ada yang
mengenai perdamaian.52
Agreement between two persons, one of the whom has a right of action against the
52
Rachmadi usman, Op.Cit, Hlm 133
53
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, Hlm 141
29
between the parties to settle a dispute for same partial payment. It is called an
accord because the creditor has a right of action against the debtor”54
dapat diartikan sebagai sebuah perjanjian antara dua orang, yang salah satunya
debitur.55
suatu perkara yang sedang bergantung atau mencegah timbulnya suatu perkara56
“Perjanjian antara debitur dan para krediturnya dimana klaim dari kreditur
54
Kemala Atika Hayati, Hak suara kreditor separatis dalam proses pengajuan upaya
perdamaian menurut Undang-Undang nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
kewajiban Pembayaran Utang, (Medan ; Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Sumatera Utara,2015), Hlm 48
55
Ibid
56
Jobby dan Parulian, Perdamaian dalam penundaan kewajiban pembayaran utang :
Pembentukan Badan Usaha Baru sebagai Restrukturisasi Utang (Analisis Yuridis Putusan No. 21
Pdt.Sus/PKPU/2014/PN.Niaga.Jkt.Pst), (Depok ; Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum,
Universitas Indonesia, Kampus UI), hlm 6
57
Faisal Santiago, Pengantar Hukum Bisnis, (Jakarta, Mitra Wancana Media, 2012), hlm
98
tidak ada gunanya dilakukan penundaan kewajiban pembayaran utang jika para
debitur.59
Perdamaian pada kepailitan dan perdamaian pada PKPU. Kedua hal tersebut
berbeda didalam hukum kepailitan Indonesia dan perbedaan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut:60
2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau
dalam rapat tersebut, dan mewakili ¾ dari jumlah utang piutang yang
perdamaian atau dading yang diatur dalam Pasal 130 HIR/Pasal 154 RBg atau
Pasal 1851 sampai dengan Pasal 1864 KUHPerdata, meskipun terdapat persamaan
mengikat seperti putusan yang telah berkekuatan hukum tetap jika telah
sebagaimana diatur dalam Pasal 130 HIR/154 RBg dan Pasal 1858 ayat (1)
KUHPerdata.
b. Tata cara perdamaian harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
harus diputuskan oleh kreditur konkuren yang memiliki hak suara dalam
pengadilan. 61
dalam arti hanya sebatas untuk pembagian dan pemberesan harta pailit, sedangkan
yang luas. Karena terhadap tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang
dalam Pasal 222 ayat (2) UUK-PKPU tersebut telah mencakup pengertian dari
gunanya dilakukan penundaan kewajiban pembayaran utang jika para pihak tidak
Utang ini harus disertai dengan keinginan yang sungguh-sungguh dan juga harus
61
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 142
62
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 202
63
Hadi Subhan, Op.Cit, hlm 150
64
Munir Fuady, Loc.Cit, hlm 202
adanya itikad baik yang dimiliki oleh debitur dalam melakukan usaha perdamaian
agar kreditur dapat mempercayai perdamaian yang diajukan oleh debitur sehingga
agar debitur dan kreditur dapat mencapai perdamaian, maka oleh karena itu
berikut:
itu. Hanya rencana perdamaian yang dinilai oleh para kreditur layak dan
dikarenakan masih ada tahapan lain yang perlu ditempuh yaitu memperoleh
65
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit, hlm. 453
66
Ibid, hlm 457
mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi para pihak yang berkepentingan atas
disepakati oleh debitur dan para krediturnya, ternyata debitur cidera janji, maka
merupakan tujuan utama bagi si debitur, dimana si debitur sebagai orang yang
adalah untuk menyusun suatu strategi baru bagi si debitur menjadi sangat
penting.68
segera jatuh tempo yang mana sementara belum dapat diselesaikan membuat si
debitur terpaksa membuat suatu konsep perdamaian, yang mana konsep ini
dapat nantinya menjalankan usahanya, jika perdamaian ini disetujui oleh para
67
Ibid, hlm 469
68
Sutan Remy Syahdeni, Op.Cit, hlm 387
lain tujuan akhir dari PKPU ini ialah dapat tercapainya perdamaian antara debitur
Bab III tentang PKPU pada Pasal 265 sampai dengan Pasal 294 tentang
perdamaian.
berdasarkan Pasal 126 ayat (5) jo Pasal 205 UUK-PKPU sedangkan mungkin
kurator belum siap melaporkan keadaan harta pailit. Akan tetapi jika pencocokkan
utang telah selesai dilakukan dan pada saat itu status piutang para kreditur sudah
jelas dan kreditur telah mendapat gambaran tentang keadaan harta pailit dari utang
pailit sebagaimana dilaporkan oleh kurator dalam rapat, pihak kreditur terutama
PKPU yang diatur dalam Bab III Pasal 222 sampai dengan Pasal 294
69
Ibid
70
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 119
permohonan PKPU diajukan oleh debitur atau oleh salah seorang krediturnya
pada Bagian Keenam UUK-PKPU tentang perdamaian yang dimulai dari Pasal
144 – Pasal 177 UU 37/2004. Dari ketentuan pasal-pasal tersebut, diatur dengan
jelas bagaimana rencana perdamaian diajukan. Secara garis besar, menurut hemat
kami, rencana perdamaian dapat diajukan oleh debitur kapan saja sepanjang
pailit diucapkan, namun tidak dapat dilakukan setelah rapat pencocokan piutang
berakhir. Hal ini dikarenakan dalam hal debitur tidak mengajukan rencana
71
Ibid, hlm 144
72
Rizky Dwinanto, Waktu tepat mengajukan rencana perdamaian dalam kepailitan dan
PKPU, https://www.hukumonline.com/ klinik/ detail/ ulasan/ lt5dcbca5b1defb /waktu-tepat-
mengajukan-rencana-perdamaian-dalam-kepailitan-dan-pkpu/, diakses tanggal 1 November 2019.
73
Ibid
proses PKPU:
atau sanggup membayar dalam jumlah tertentu dari utangnya, dalam artian
penjualannya dibagi untuk para kreditur. Jika hasil penjualan tersebut tidak
74
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 tahun 2004, Op.Cit, Pasal 1 angka 6.
75
Ibid, Pasal 265
belum dibayar.
diajukan, maka rencana perdamaian tersebut harus disusun sedemikian rupa oleh
itu. Hanya rencana perdamaian yang dinilai oleh para kreditur layak dan
jalannya perusahaan debitur seperti diatur dalam Pasal 222 UUK-PKPU. Dalam
utang atau dapat dilakukan selama proses PKPU dengan menawarkan perdamaian
kepada kreditur.77
bagi para kreditur dan bagi hakim untuk menentukan sikap mengenai pengajuan
76
Febri Yanti,dkk, Analisis Homologasi Dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang(PKPU)Sebagai Upaya Pencegah Terjadinya Kepailitan (Studi Putusan No.59/Pdt.Suspkpu.
PN.Niaga.Jkt.Pst), Pactum law Jurnal ,Vol 1 No 2, 2018, hlm 95
77
Ash, Pengajuan PKPU tak hambat usaha debitor, \https://m.hukumonline.com/berita/bac
a/lt53070ada4c8a5/pengajuan-PKPU-tak-hambat-usaha-debitor/, diakses pada tanggal 14
Desember 2019.
PKPU. Tanpa adanya rencana perdamaian, tidak mungkin bagi kreditur maupun
hakim untuk menentukan sikap apakah pengajuan PKPU tersebut layak untuk
berbeda dengan fungsi perdamaian dalam Kepailitan. Dalam bidang PKPU fungsi
perdamaian lebih luas. Jika dalam kepailitan fungsi perdamaian hanya sebatas
untuk bagaimana cara pemberesan dan pembagian harta pailit. Akan tetapi dalam
pemungutan suara yang paling lambat pada hari ke-45 pemberian Penundaan
utang tetap (PKPUT) hal ini dapat terjadi jika kreditur memberikan PKPUT
tersebut. Pengajuan rencana perdamaian dapat diajukan pada saat sebagai berikut
yakni: 79
78
Jelita Dini Kinanti, Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Niaga Nomor
08/PAILIT/2005/PN.NIAGA.JKT.PST. jo Nomor 01/PKPU/2005/PN.NIAGA.JKT.PST Tentang
Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Fakultas Hukum Universitas Lampung
Bandar Lampung, 2010, hlm 34
79
Syamsudin Sinaga, Hukum Kepailitan Indonesia, (Jakarta: Tatanusa, 2012), hlm 21
Perdamaian dalam PKPU diatur dalam Bab III, Bagian Kedua, Pasal 265
sampai dengan Pasal 294 UUK-PKPU. Menurut Pasal 265 UUK-PKPU, debitur
berhak pada waktu mengajukan PKPU atau setelah itu menawarkan suatu
perdamaian kepada kreditur. Rencana perdamaian ini akan gugur demi hukum,
bila sebelum putusan PKPU mempunyai kekuatan hukum tetap, kemudian ada
putusan yang mengakhiri PKPU (Pasal 267 UUK PKPU). Sistem PKPU yang
Ditentukan oleh UUK-PKPU, tidak ada pihak-pihak lain selain debitur dan para
dikemukakan bahwa maksud dan tujuan PKPU baik oleh debitur maupun kreditur
proses PKPU.80
berikut :81
itu. Hanya rencana perdamaian yang dinilai oleh para kreditur layak dan
kepada panitera telah diterima oleh pengadilan maka selanjutnya akan dilakukan
tersebut.
Hakim Pengawas.
(2) Tenggang waktu antara hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
82
Ibid, hlm 379
83
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 268
84
ibid, pasal 269
85
ibid, pasal 226
paling sedikit dalam 2 (dua) surat kabar harian yang ditunjuk oleh Hakim
berikut tanggal, tempat, dan waktu sidang tersebut, nama Hakim Pengawas
diucapkan sudah diajukan rencana perdamaian oleh Debitur, hal ini harus
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 21 (dua puluh satu) hari
berubah menjadi perjanjian perdamaian yang mengikat bagi debitur dan Kreditur.
Namun bila rencana perdamaian ditolak, maka debitur karena hukum menjadi
pailit. Dalam hal rencana perdamaian diterima dan disetujui Kreditur, maka
hukum otomatis pailit. Untuk kepailitan yang demikian Debitur tidak dapat
ditolak Kreditur.
Dalam hal demikian, debitur juga pailit karena hukum. Oleh karena itu,
mengulur-ngulur waktu untuk membayar. Apabila debitur dari awal sudah berniat
muka pengadilan.87
1. Kreditur Konkuren
konkuren adalah para kreditur dengan hak Pari passu dan pro rata; artinya para
dibanding piutang mereka secara keseluruhan dan seluruh harta kekayaan debitur.
Dengan demikian, para kreditur konkuren mempunyai kedudukan yang sama atas
86
I Wayan Wesna Astara, Hukum Kepailitan Teori dan Praktek, (Denpasar: Warmadewa
University Press, 2018), hlm 40
87
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Op.Cit, Pasal 1 Angka 2
88
Aco Nur, Hukum Kepailitan, (Jakarta: Pilar Yuris Utama, 2015), hlm 1
2. Kreditur Preferen
Kreditur preferen merupakan kreditur yang mempunyai hak istimewa, yaitu suatu
3. Kreditur Separatis
rem, yang dalam KUHPerdata disebut dengan nama gadai dan hipotek.
Sebelum rapat dimulai, kurator wajib mendata status kreditor dan voting
rights kreditor yang hadir atau kuasa kreditor yang hadir dalam rapat dengan
dalam daftar utang yang termaktub dalam berita acara rapat verifikasi utang. 89
Setelah rapat dibuka secara resmi dan pengarahan telah dilakukan oleh
proposal rencana perdamaian debitor pailit untuk diketahui oleh semua kreditor
yang hadir dalam rapat.90 Setelah dibacakan proposal perdamaian tersebut, maka
ditawarkan oleh pihak debitur kepada para debitur. dalam rencana permadaian
89
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 162
90
Ibid, hlm 163
debitur dianggap tidak sesuai, para kreditur dapat meminta debitur untuk
Proses PKPU
perjanjian antara debitur dan para krediturnya dimana klaim dari kreditur disetujui
debitur. Jika isi perdamaian dipenuhi oleh debitur maka debitur akan terbebas dari
utang-utangnya.93
91
R. Anton Suyatno, Pemanfaatan Penundaan kewajiban pembayaran Utang Sebagai
Upaya mencegah Kepailitan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm.113
92
Faisal Santiago, loc.Cit
93
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 87
Sifat Putusan dari PKPU lebih cepat mempunyai Kekuatan Hukum yang
pasti, dimana Putusannya bersifat final and binding (akhir dan mengikat) artinya
atas putusan penolakan PKPU tidak dapat diajukan upaya hukum apapun baik itu
didalam Pasal 235 ayat (1) UUK-PKPU. Pernyataan Pailit sebagai akibat dari
penolakan pengesahan perdamaian juga tidak dapat diajukan upaya hukum Kasasi
maupun Peninjauan Kembali sebagaimana dikatakan dalam Pasal 293 ayat (1)
Niaga dan debitur langsung dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga. Prinsip
perdamaian tunggal juga tercermin dari ketentuan dalam Pasal 292 UUK-PKPU.
Dalam pasal tersebut ditentukan bahwa apabila telah ditolak perdamaian dalam
proses PKPU dan kemudian debitur dinyatakan pailit, dalam proses kepailitan
tidak mempunyai kuorum kehadiran. Jadi sungguhpun kreditur banyak dan yang
hadir sedikit, rapat sudah dianggap sah. Sedangkan untuk voting, suatu rencana
perdamaian dianggap diterima jika rencana tersebut disetujui oleh lebih dari ½
94
Rindy Ayu Rahmadiyanti, Op.Cit, hlm 262
dari jumlah kreditur konkuren yang hadir dalam rapat yang haknya diakui atau
sementra diaku yang lebih ½ tersebut harus pula mewakili 2/3 dari jumlah seluruh
piutang konkuren yang diakui atau yang untuk sementara diakui yang hadir atau
sebagai berikut:96
merupakan alas hak yang dapat dijalankan terhadap debitur dan semua
tanggung menanggung.
f. Kreditur tetap dapat menuntut benda milik debitur yang ada pada pihak ke
95
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 122
96
Elyta Ras Ginting, Op.Cit, hlm 177-178
g. Apabila selama kepailitan debitur ada diajukan tuntutan actio paulina oleh
kreditur, maka tuntutan atau gugatan tersebut menjadi gugur demi hukum
pailit, maka tuntutan actio paulina dapat dilanjutkan atas diajukan oleh
kepada debitur segala benda, uang dan dokumen serta harta pailit yang ada
oleh pengadilan niaga, maka perdamaian tersebut dapat dituntut oleh salah
hari debitur tetap tidak dapat memenuhi isi perdamaian, maka pengadilan
alasan-alasan yang tercantum di dalam Pasal 285 ayat (2) UUK-PKPU yang
menahan (retensi) jauh lebih besar daripada jumlah yang disetujiu oleh
perdamaian;
atau lebih kreditur atau karena pemakaian upaya lain yang tidak jujur dan
tanpa menghiraukan apakah debitur atau pihak lain bekerja sama untuk
4. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh ahli dan pengurus belum
mengajukan perdamaian lagi dan karenanya harta pailit debitur langsung berada
97
Rindy Ayu Rahmadiyanti, Op.Cit, hlm 262-263
diatur dalam Pasal 265 hingga 294. Debitur berhak pada waktu mengajukan suatu
perdamaian PKPU atau setelah itu menawarkan suatu perdamaian kepada kreditur
sesuai Pasal 265 UUK-PKPU. Proposal perdamaian pada tahap perdaftaran utang
atau setelah rapat verifikasi utang berakhir, maka secara yuridis debitur dianggap
tidak mampu membayar dengan kesepakatan damai dan berakibat harta pailit
menjadi insolven dan seluruh harta pailit harus dilikuidasi. Jika harta pailit telah
rencana perdamaian untuk kedua kalinya, karena terhitung sejak harta pailit
No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU sudah cukup baik pengaturannya
akan tetapi perlu penambahan secara rinci mengenai isi pokok dalam rencana
perdamaian itu sebab belum ada pengaturan jelas mengenai isi pokok dalam
Kepailitan dan PKPU. Tujuan utama dari rencana perdamaian itu adalah
restrukturisasi utang. Hal ini harus dilakukan agar menghindari likuidasi besar-
yang dimiliki oleh para pengusaha sebagian besar pada umumnya merupakan
pinjaman yang berasal dari berbagai sumber, baik melalui bank, penanaman
modal, penerbitan obligasi, maupun cara lain yang diperbolehkan, hal ini telah
berutang (debitur) sesuai asas yang tercantum dalam Pasal 1131 Burgelijk
98
Hamid Malik Abdul, Op.Cit, Hlm 1
52
dengan membuat suatu pembagian harta kekayaan debitur secara seimbang, dan
dengan asas pari passu pro rata parte, sebagaimana tercantum dalam Pasal
kaidah yang dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan debitur
hak debitur dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhi hak-hak tersebut.100
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 D ayat (1) disebutkan bahwa
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Ketentuan
hukum dan kepastian hukum yang mengandung keadilan dalam suatu peraturan.
99
Ibid
100
Philipus M. Hadjon, Perlindungan Bagi Rakyat diIndonesia, (Surabaya : Bina Ilmu,
Surabaya, 2001), hlm 1-2
101
Ronald Saija, Perlindungan Kreditur Atas Pailit Yang Diajukan Debitur Dalam Proses
Peninjauan Kembali Di Pengadilan Niaga. Jurnal, SASI Vo l . 2 4 N o . 2 , J u l i - Desember 2018,
hlm 115
saja, namun demi kepentingan para kreditur lain, tidak seyogyanya UUK PKPU
yang diajukan oleh kreditur, harus berdasarkan persetujuan kreditur lain yang
yang dinyatakan pailit atau yang sedang dimohonkan pailit dapat mengajukan
permohonan PKPU sebagai upaya hukum untuk melawan permohonan pailit yang
diajukan oleh Kreditur jika Debitur itu memang dalam keadaan solven. Adanya
prospek yang baik, adanya iktikad baik serta sikap kooperatif dari Debitur tidak
102
Syamsudin M. Sinaga, Op. Cit., hlm. 49.
103
Rahayu Hartini, Penyelesaian Sengketa Kepailitan di Indonesia Dualisme
Kewenangan Pengadilan Niaga & Lembaga Arbitase, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), hlm. 74.
hakim niaga. Namun dalam putusan kembali (PK), Mahkamah Agung dalam
kembali dengan pertimbangan bahwa potensi dan prospek dari usaha Debitur
kepada seluruh Kreditur di kemudian hari dan oleh karena itu Debitur/Termohon
dinyatakan pailit, walaupun sebenarnya debitur dalam keadaan solven. Hal ini
memerlukan adanya Insolvency Test. Hal ini dikarenakan adanya alasan sebagai
berikut:107
solven jika dan hanya jika orang tersebut dapat melunasi utangnya
yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Debitor juga dianggap solven
sederhana.
Oleh sebab itu Insolvency Test adalah alternative yang tepat untuk
dinyatakan pailit atau tidak. Ketika debitor mengajukan dirinya atau diajukan oleh
pihak lain untuk dinyatakan pailit ke Pengadilan Niaga, maka pada saat itu hakim
106
Siti Anisah, Perlindungan Kepentingan Kreditor dan Debitor Dalam Hukum
Kepailitan di Indonesia, (Yogyakarta: Total Media, 2008), hlm. 419-420.
107
Ibid, Hlm 420-421
108
Ibid, hlm 422
pada tanggal 1 oktober 1979. Tujuan utama Hukum Kepailitan di Amerika Serikat
itu sendiri adalah untuk memberi kesempatan kepada debitor untuk berusaha
kembali agar terlepas dari utang yang lama, jadi dalam hal ini Hukum Kepailitan
lebih ditekankan pada konsep fresh start. Hal tersebut pun dapat dilihat dari US
utang dan lain- lain,yang disusun dalam suatu Rencana Reorganisasi, sehingga
Reorganisasi bukan hanya dapat diajukan oleh debitur, tetapi juga oleh kreditur.
Lebih tegasnya didalam Bankruptcy Code Chapter 11, reorganisasi bukan hanya
Code Chapter 11, buku yang berjudul “Essentials of Business Law: For A New
109
Hamid Malik Abdul, Op.Cit, hlm 16
110
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm 175
operation, and creditors receive a portion of both current assets and future
earnings”.111 Memiliki pengertian bahwa bab ini dirancang untuk bisnis dan
kekayaan individu dimana bisnis dapat tetap berjalan dan kreditor dapat menerima
sebagian aset yang berjalan tersebut dan pendapatan yang akan didapat
dikedepannya.
pada situasi yang khusus. Chapter 12 pada umumnya lebih lunak untuk para
antara lain terhadap definisi atas pengertian antara kreditur, debitur, dan kurator,
dimana antara kedua hukum kepailitan mempunya definisi yang nyaris serupa
terhadap ketiga hal tersebut. Kemudian dalam pihak yang dapat melakukan
yaitu kreditur dan debitur. Lembaga PKPU juga terdapat kemiripan antara
Tabel 1
Perbandingan Chapter 11 US dengan PKPU
Chapter 11 US PKPU
113
Ibid, hlm 23
yang ada diantara kedua hukum tersebut, termasuk Hukum Kepailitan Indonesia
Persamaan yang pertama tampak dalam jiwa dari proses PKPU dan
Komunikasi ini yang disebut sebagai negosiasi, dan menjadi konsekuensi logis
sebagian besar kreditur atau pemegang kepentingan sebagai puncak dari bentuk
negosiasi yang diwujudkan dalam bentuk kuota forum tertentu. Prinsip negosiasi
prinsip ini, tetapi menjadi bagian dalam hukum sejak cara tersebut ditafsirkan
114
Yudi Kornelis. Harmonisasi Hukum Terhadap Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang Dengan Perspektif Budaya Hukum Indonesia. Jurnal Selat, Volume. 4 Nomor. 1, Oktober
2016, hlm 107
perusahaan. Tentu jika terkait dengan permasalahan utang piutang, halmana yang
menjadi esensi dari perkara-perkara PKPU maupun Reorganisasi, maka tidak akan
menjadi logis ketika sebuah restrukturisasi ditawarkan sebagai bagian dari solusi
hukum bagi semua pihak. Hal ini juga yang menjadi titik tolak perlindungan bagi
debitur untuk tidak dipaksa membayar utang selama masa proses PKPU ataupun
menjadi bentuk kepastian sebuah komitmen rencana perdamaian yang disetujui. 116
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilihat bahwa baik dalam Hukum
dalam jiwa dari proses PKPU dan reorganisasi dan secara material.
hukum terhadap debitur individu, debitur korporasi, dan debitur korporasi usaha
kecil yang secara filosofis ketiganya mempunyai perbedaan yang signifikan. UUK
115
Ibid, hlm 108
116
Ibid
tidak adanya faktor pembeda terhadap ketiga jenis debitur tersebut akan terasa
perlindungan hukum dari UUK PKPU mengajukan PKPU yang mana ia harus
membayar biaya perkara dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
menurut Undang-Undang Kepailitan dan PKPU terdapat dalam pasal 222 sampai
PKPU yakni debitur dapat mengajukan PKPU ke pengadilan. Tetapi dalam hal ini
walaupun sebenarnya debitur dalam keadaan solven. Hal ini dapat dilihat dalam
UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU pada pasal 222 ayat (3)
tersebut untuk dapat dengan cepat mempailitkan debitur. Jika suatu perkara dalam
PKPU itu sudah diputus oleh pengadilan maka tidak bisa menempuh upaya
hukum apapun sebab putusan PKPU itu bersifat Final and Binding. Itikad buruk
dari kreditor untuk mempailitkan debitor ini jelas bertentangan dengan fungsi
117
Ibid, hlm 112
oleh debitur.
proses restrukturisasi utang dibentuk pengurus atau kurator yang dimana untuk
A. Kasus Posisi
Pada Bagian ini akan diuraikan tentang kasus pada penolakan rencana
1. Duduk Perkara
Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II
mengajukan surat permohonan PKPU. Berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (1)
mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditur atau oleh kreditur jo. Pasal 222 ayat (3)
UUK dan PKPU, menyatakan bahwa kreditur yang memperkirakan bahwa debitur
tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat
ditagih, dapat memohon agar kepada debitur diberi PKPU untuk memungkinkan
Pasal 225 ayat (3) UUKepailitan dan PKPU, menyatakan bahwa dalam hal
Pengawas dari Hakim pengadilan serta mengangkat 1 (satu) atau lebih Pengurus
65
Adanya utang yang telah jatuh waktu/tempo dan dapat ditagih antara PT.
Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana
Karya, selaku Pemohon II PKPU dengan PT. Good Luck Resort selaku Termohon
PT. Good Luck Resort selaku Termohon PKPU memiliki utang yang telah
jatuh waktu/tempo dan dapat ditagih kepada PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima
selaku Pemohon I. PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I telah
membuat kontrak kerjasama dengan PT. Good Luck Resort selaku Termohon
invoice tersebut diatas terbukti PT. Good Luck Resort selaku Termohon PKPU
memiliki utang kepada Pemohon I sebesar Rp. 647.450.277,21 (enam ratus empat
puluh tujuh juta empat ratus lima puluh ribu dua ratus tujuh puluh tujuh koma dua
satu Rupiah) dan SGD 159,363.67 (seratus lima puluh sembilan ribu tiga ratus
Seluruh tagihan tersebut sudah jatuh waktu/tempo dan dapat ditagih, PT.
PT. Good Luck Resort selaku Termohon PKPU tidak kunjung melaksanakan
kewajibannya membayar utang yang telah jatuh waktu/tempo tersebut. PT. Good
Luck Resort selaku Termohon PKPU memiliki utang yang telah jatuh
waktu/tempo dan dapat ditagih kepada PT. Triotama Wahana Karya, selaku
Pemohon II, PT. Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II telah membuat
kontrak kerjasama dengan PT. Good Luck Resort selaku Termohon PKPU.
melakukan serah terima pekerjaan kepada PT. Good Luck Resort selaku
Termohon PKPU.
pekerjaan yang telah selesai dan sudah seharusnya PT. Good Luck Resort selaku
yaitu sebesar SGD 128,757.93 (seratus dua puluh delapan ribu tujuh ratus lima
puluh tujuh poin sembilan tiga Dolar Singapura). Dan dengan demikian telah
terbukti Termohon PKPU memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih kepada PT. Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II berupa Utang
terhadap semua pekerjaan yang telah diserahterimakan pada tahun 2016 yang
telah jatuh tempo pada tanggal 16 Pebruari 2017 sebesar SGD. 128,757.93
(seratus dua puluh delapan ribu tujuh ratus lima puluh tujuh poin sembilan tiga
Dolar Singapura).
Seluruh tagihan tersebut sudah jatuh waktu/tempo dan dapat ditagih, PT.
melakukan teguran, namun, hingga permohonan ini didaftarkan, PT. Good Luck
membayar utang yang telah jatuh waktu/tempo tersebut. PT. Good Luck Resort
selaku Termohon PKPU juga memiliki utang kepada kreditur lain, yaitu PT.
PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama
PKPU tidak dapat melakukan pembayaran utang yang sudah jatuh waktu/tempo
dan dapat ditagih, secara nyata PT. Good Luck Resort Termohon PKPU memiliki
kewajiban berupa utang yang telah jatuh waktu/tempo dan belum dibayarkan
kepada PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama
Wahana Karya Pemohon II PKPU, akan tetapi, PT. Good Luck Resort Termohon
telah dilayangkan tagihan dan teguran oleh PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima
selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya Pemohon II PKPU PT. Good
Hal ini sebagaimana diatur dan memenuhi ketentuan Pasal 222 ayat (3)
Debitur tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dapat memohon agar kepada debitur diberi PKPU, untuk
tersebut diatas, telah terbukti dan tidak terbantahkan lagi PT. Good Luck Resort
Termohon PKPU memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih kepada
PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama
Wahana Karya, selaku Pemohon II dan PT. Momenta Prima Cemerlang yang
berjumlah 3 (tiga) Kreditur sehingga, syarat minimal dua kreditur sesuai Pasal 222
ayat (1) UUK dan PKPU sudah terpenuhi, yang menyebutkan: “Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang diajukan oleh Debitur yang mempunyai lebih dari
kepada PT. Good Luck Resort Termohon PKPU agar dapat mengajukan
sebagaimana yang diisyaratkan dalam Pasal 222 ayat (3) UUK dan PKPU
Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II
selaku Kreditur dari PT. Good Luck Resort Termohon PKPU yang mana
Permohonan PKPU, sebagaimana Ketentuan Pasal 225 Ayat (3) UUK dan PKPU.
dalam waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal didaftarkannya surat
Pengurus atau lebih pengurus yang bersama dengan debitur mengurus harta
Debitur.
Sesuai ketentuan Pasal 222 ayat (1) Jo. Pasal 222 ayat (3) UUK dan PKPU
dikaitkan dengan bukti-bukti yang telah diajukan oleh PT. Mitra Kharisma
Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya, selaku
Pemohon II PKPU, maka, PT. Good Luck Resort Termohon PKPU telah terbukti
secara sah dan meyakinkan memiliki utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih kepada PT. Mitra Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT.
Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II dan PT. Momenta Prima Cemerlang
memperkirakan PT. Good Luck Resort Termohon PKPU tidak dapat melakukan
pembayaran utang yang sudah jatuh waktu/tempo dan dapat ditagih, oleh karena
itu berdasarkan Pasal 225 ayat (3) UU Kepailitan dan PKPU, Pengadilan Niaga
Resort Termohon PKPU tersebut, maka dengan ini PT. Mitra Kharisma Kontruksi
Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya, selaku Pemohon II
Niaga pada Pengadilan Negeri Medan yang mengadili perkara a quo agar juga
2. Pertimbangan Hakim
keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, selain itu juga
hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat. Apabila pertimbangan
hakim tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim yang berasal dari
Agung. 118
eksekutif dan cabang kekuasaan legislatif. Salah satu ciri dari negara hukum yang
119
demokratis yaitu adanya independen dan tidak berpihak. Dasar hakim dalam
maksimal dan seimbang dalam tataran teori dan praktek. Salah satu usaha untuk
hukum melalui putusannya dapat menjadi tolak ukur tercapainya suatu kepastian
hukum.
118
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004), hlm.140
119
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II (Jakarta: Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia 2006), hlm 47.
PKPU adalah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 222 ayat (3) UUK yang
membayar utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat memohon
kepada Krediturnya.” Oleh karena itu hal pokok yang menjadi dasar pertimbangan
Hakim dalam menentukan putusan PKPU yang harus dipenuhi dan dibuktikan
Pemohon PKPU dan Kreditur lain, adanya utang yang telah jatuh tempo yang
utang-utang tersebut.
permohonan PKPU sebagaimana dalam ketentuan Pasal 222 UUK dan PKPU
telah terpenuhi dimana Debitur mempunyai utang yang sudah jatuh tempo dan
dapat ditagih serta mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditur. Oleh karena
suatu perkara tersebut. Dan dalam Rencana Perdamaian Dalam Pkpu (Studi Kasus
Oleh karena itu hal pokok yang menjadi dasar pertimbangan Hakim dalam
Pemohon PKPU dan Kreditur lain, adanya utang yang telah jatuh tempo yang
Pengadilan Niaga memperoleh fakta atau keadaan, terbukti bahwa syarat dapat
PKPU yang telah terpenuhi dimana Debitur mempunyai utang yang sudah jatuh
tempo dan dapat ditagih serta mempunyai lebih dari 1 (satu) Kreditur. Oleh karena
Tim Pengurus dalam Perkara PKPU PT. Good Luck Resort (Dalam PKPU).
Luck Resort (Dalam PKPU) sementara selama 45 (empat puluh lima) hari dan
tetap yang diajukan oleh Termohon PKPU telah diberikan perpanjangan PKPU
Tetap selama 30 (tiga puluh) hari dan Majelis Hakim telah menetapkan sidang
Luck Resort (Dalam PKPU), serta mencermati hasil-hasil Rapat Kreditur yang
telah dilaksanakan.
Proposal Rencana Perdamaian pada saat Rapat Kreditur tanggal 24 Mei 2019, atas
Proposal Rencana Perdamaian tersebut, terdapat kreditur yang keberatan yaitu PT.
Mitra Kharisma Konstruksi Prima, PT. Triotama Wahana Karya, PT. Momenta
Prima Cemerlang dan PT. Itsumi Venture berkeberatan atas Proposal Rencana
Perdamaian yang ditawarkan oleh Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam
PKPU).
diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2019, dalam rapat tersebut
Good Luck Resort (Dalam PKPU) tidak akan melakukan perubahan dan/atau
perbaikan. Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) tetap pada
Proposal Rencana Perdamaian baik tata cara pembayaran dan nominal nilai
Pengurus yang telah memberikan masukan kepada Debitur PKPU/PT Good Luck
PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU), agar dapat dilakukan perubahan
secara maksimal, yang mana hal tersebut dibutuhkan agar dapat mencapai
kesepakatan antara Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) dengan
Para Krediturnya.
PKPU) tetap pada Proposal Rencana Perdamaian yang sebelumnya dan tidak akan
Perdamaian tersebut telah dibuat secara maksimal dan final, oleh karena Debitur
PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) tidak ingin melakukan perubahan
sembilan juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu seratus lima puluh
Rp.4.255.077.977,00 (empat miliar dua ratus lima puluh lima juta tujuh
puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh rupiah) yang hadir.
seratus delapan puluh empat ribu delapan ratus dua puluh rupiah) dengan
(empat miliar dua ratus lima puluh lima juta tujuh puluh tujuh ribu
haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat Kreditur
2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara
diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam rapat
tersebut.
dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak
agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3
(dua per tiga) bagian dari seluruh tagihan dari Kreditur tersebut atau
PKPU, kreditur konkuren yang menyetujui sebesar 9,99% yakni 4 (empat) dari 8
(delapan) kreditur yang hadir, yang mana tidak lebih dari ½ (satu perdua) jumlah
kreditur yang hadir dan belum mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian
dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditur konkuren,
telah diberikan tenggang waktu yang cukup untuk menyiapkan dan memperbaiki
ketentuan Pasal 281 ayat (1) UU PKPU yang menyebutkan bahwa rencana
perdamaian haruslah disetujui oleh kreditur konkuren dan juga kreditur separatis,
hal mana ternyata komposisi penghitungan suara yang telah dilaksanakan tersebut
tolak oleh Para Kreditur PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) maka proses
dimaksud Pasal 289 UU PKPU, oleh karena Debitur PKPU/PT Good Luck Resort
(Dalam PKPU) telah dinyatakan pailit, maka harta Debitur PKPU/PT Good Luck
ditunjuk Hakim Pengawas dari Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan
pailit wajib ditunjuk kurator, hal mana untuk efisiensi dan efektifitas, Majelis
Hakim akan menunjuk Kurator yang juga Pengurus dalam proses PKPU PT. Good
Luck Resort (Dalam PKPU), untuk menjadi kurator dalam kepailitan PT. Good
& Partners dan beralamat di Jl. Embah Jaksa No. 14, Cipadung,
Bandung 40614.
terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan
(1) telah terpenuhi. Hal ini hakim mesti secara cermat melihat pada jawaban
3. Putusan
tolak oleh Para Kreditur PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) maka proses
segala akibat hukumnya sebagaimana dimaksud Pasal 289 UUK PKPU. Karena
Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) telah dinyatakan pailit,
maka harta Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) berada dalam
hal mana perlu ditunjuk Hakim Pengawas dari Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Medan dan Kurator yang Namanya ditentukan dalam amar Putusan ini.
Ketentuan Pasal 230 ayat (1), Pasal 289 ayat (1) Jo Pasal 292 serta pasal-pasal
Good Luck (dalam PKPU), sebagaimana dilaksanakan dalam Rapat Pemungutan Suara
oleh Kreditur pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2019 di Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Medan dan juga PKPU Tetap terhadap Termohon/Debitur PKPU/PT.
Good Luck Resort (Dalam PKPU), berakhir. Debitur PKPU / PT. Good Luck Resort,
yang beralamat kantor di Jalan Ir. Sutami No. 6, Tanjung Pinggir, Sekupang, Kota Batam,
Kepulauan Riau berada dalam keadaan Pailit dengan segala akibat hukumnya. Setelah
dinyatakan pailit maka pengadilan niaga pada pengadilan negeri Medan menunjuk
FAHREN, SH, M.Hum., Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Medan sebagai Hakim
Pengawas untuk mengawasi proses Kepailitan PT. Good Luck Resort (Dalam Pailit).
Untuk melakukan pemberesan harta pailit maka ditunjuk kurator dalam kasus ini yakni:
Penthouse Plaza 23rd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78, Jakarta
Selatan 12910;
Sebagai Tim Kurator dalam Proses Kepailitan PT. Good Luck Resort
(Dalam Pailit).
kepailitan dan imbalan jasa Kurator ditetapkan kemudian dalam sebuah penetapan setelah
Kurator selesai menjalankan tugasnya, setelah proses kepailitan berakhir, dan dibebankan
pada harta pailit PT Good Luck Resort (Dalam Pailit) serta Menghukum Debitur PKPU /
PT Good Luck Resort (Dalam Pailit) untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini
ditetapkan sejumlah Rp.6.384.000,- (enam juta tiga ratus delapan empat ribu rupiah)
Kharisma Kontruksi Prima selaku Pemohon I dan PT. Triotama Wahana Karya,
selaku Pemohon II PKPU dengan PT. Good Luck Resort selaku Termohon PKPU
dan untuk dapat mengetahui apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan teori dan
ketentuan yang berlaku, maka dapat dilihat dari alur perkara PKPU tersebut, yang
Utang kepada PT. Good Luck Resort pada tanggal 21 Januari 2019 dan
PT. Good Luck Resort tersebut dilakukan dengan sesuai dengan ketentuan pasal
222 ayat (1) UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU, dimana
Dimana dalam Hal ini PT. Good Luck Resort sebagai posisi debitur
mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditur dan berdasarkan lampiran pada Surat
Permohonan PKPU, diketahui daftar kreditur PT. Good Luck Resort, sebagai
berikut:
6. PT. LA Engineering
120
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 222 ayat 1
“Kreditur” adalah setiap Kreditur baik Kreditur konkuren maupun kreditur yang
tidak mengajukan upaya PKPU yang diamanatkan oleh UUK dan PKPU.
Lembaga PKPU ini tidak bermakna bagi debitur yang dinyatakan pailit karena
perpanjangan PKPU yang diajukan oleh termohon PKPU, Pengadilan Niaga pada
(tiga puluh ) hari. Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) telah
121
Ibid, Pasal 222 ayat 2
Mei 2019, atas Proposal Rencana Perdamaian tersebut, terdapat kreditur yang
keberatan yaitu PT. Mitra Kharisma Konstruksi Prima, PT. Triotama Wahana
Karya, PT. Momenta Prima Cemerlang dan PT. Itsumi Venture berkeberatan atas
Luck Resort (Dalam PKPU). Debitur telah diberi tenggang waktu yang cukup
2019.
telah menunjuk dan mengangkat auditor (ahli dari Kantor Akuntan Publik Anton
diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 13 Juni 2019 bertempat di Ruang Rapat
Kreditor, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan. Pada rapat tersebut
Good Luck Resort (Dalam PKPU) tidak akan melakukan perubahan dan/atau
perbaikan. Debitur PKPU/PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) tetap pada
Proposal Rencana Perdamaian baik tata cara pembayaran dan nominal nilai
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 281 ayat (1) UU No 37 Tahun 2004 Tentang
yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir pada rapat
sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari seluruh
hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya yang hadir dan
mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari seluruh
Bahwa pada kasus ini ketika diadakan voting pada tanggal 13 Juni 2019,
Perdamaian PT Good Luck Resort (Dalam PKPU) yakni ada kreditur yang
(delapan) kreditur yang hadir dengan jumlah piutang yang diakui sejumlah Rp.
122
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Loc.Cit
3.829.893.157,00 (tiga miliar delapan ratus dua puluh sembilan juta delapan ratus
sembilan puluh tiga ribu seratus lima puluh tujuh rupiah) sedangkan kreditur
Rp.425.184.820,00 (empat ratus dua puluh lima juta seratus delapan puluh empat
ribu delapan ratus dua puluh rupiah) yang mana tidak lebih dari ½ (satu perdua)
jumlah kreditur yang hadir dan belum mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau sementara diakui dari kreditur
dikarenakan tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 281 ayat (1)
Utang dalam Kasus ini harus didaftarkan di Lembar Berita Negara dan paling
sedikit dua surat kabar harian, hal ini terdapat dalam ketentuan pasal 230 ayat (1)
Utang serta berdasarkan ketentuan pasal 289 ayat (1) jo Pasal 292 UU No 37
123
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004, Pasal 285 ayat 1
debitur dinyatakan pailit dan tidak dapat ditawarkan lagi suatu perdamaian.
Setelah debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan, maka ditetapkan kurator oleh
pengadilan niaga untuk mengurus harta pailit dibawah pengawasan dari hakim
pengawas. Mengenai kurator, Hal tersebut terdapat dalam ketentuan pasal 1 angka
diangkat oleh pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit
lainnya. Jika terjadi kelalaian maka kurator wajib bertanggung jawab terhadap
pailit. Mengenai imbalan jasa bagi kurator dan biaya kepailitan akan ditetapkan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
UUK-PKPU diatur dalam pasal 265 hingga 294. Debitur berhak pada waktu
perdamaian pada tahap pendaftaran utang atau setelah rapat verifikasi utang
dengan kesepakatan damai dan berakibat harta pailit menjadi insolven dan
seluruh harta pailit harus dilikuidasi. Jika harta pailit telah dinyatakan
pailit, walaupun sebenarnya debitur dalam keadaan solven. Hal ini dapat
dilihat dalam UU No 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU pada pasal
222 ayat (3) dimana kedudukan kreditur yang sebagai mayoritas sering
Medan serta harta debitor langsung jatuh kedalam keadaan insolvensi maka
putusan dalam kasus ini bersifat final dan Binding. Maka akibat hukum
(dalam PKPU), oleh karena itu PT. Good Luck Ressort selaku debitor berada
B. Saran
1. UUK dan PKPU harus direvisi, karena jika melihat pada proses perdamaiannya,
peraturan tersebut seakan-akan lebih menguntungkan pihak kreditur. Hal ini jelas
tidak sesuai dengan tujuan diakannya PKPU yaitu untuk mencegah pailitnya debitur,
sehingga perlu adanya tolak ukur bagaimana bentuk kelalaian dalam pemenuhan
dalam PKPU tidak digunakan oleh kreditur yang beritikad tidak baik
juga tidak dapat dengan mudahnya langsung pailit walaupun debitor tersebut
1. Buku
Asshiddiqie, Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II Jakarta: Mahkamah
Konstitusi Republik Indonesia 2006.
Fuady, Munir. Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Citra Aditya Bakti,
2017.
Ikhsan, Edy dan Mahmul Siregar, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Sebagai
Bahan Ajar. Medan :Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2009.
91
Santiago, Faisal. Pengantar Hukum Bisnis, Jakarta ; Mitra Wancana Media, 2012.
Santiago, Faisal Pengantar Hukum Bisnis, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2012.
Sjahdeini, Sutan Remy. Sejarah, Asas dan Teori, Hukum Kepailitan Memahami
Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, Jakarta: Kencana,
2018.
Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja. Seri Hukum Bisnia, Kepailitan, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2002.
______________________________. Ahmad dan Gunawan Widjaja, Hukum
Kepailitan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,2004.
2. Peraturan Perundang-undangan
3. Jurnal/Kamus/Artikel/Skripsi
Asra, Corporate Rescue : Key Concept dalam Kepailitan Korporasi. Jurnal Hukum
IUS QUIA IUSTUM NO. 4 VOL. 22 OKTOBER 2015.
Hayati, Kemala Atika, Hak suara kreditor separatis dalam proses pengajuan upaya
perdamaian menurut Undang-Undang nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan dan Penundaan kewajiban Pembayaran Utang, Medan Program
Pasca Sarjana Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara,
2015
Ishak, Perdamaian Antara Debitur Dan Kreditor Konkuren Dalam Kepailitan Kanun
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 18, No. 1, April, 2016.
4. Website
Ash,
https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt53070ada4c8a5/pengajuan-PKPU-
tak-hambat-usaha-debitor/ diakses pada tanggal 14 Desember 2019.