TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pailit
Istilah pailit jika ditinjau dari segi istilah, dapat dilihat dalam perbendaharaan
bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris dengan istilah yang berbeda-beda. Dalam
bahasa Prancis istilah failite artinya pemogokan atau kemacetan dalam melakukan
pembayaran sehingga orang yang mogok atau macet atau berhenti membayar disebut
le failli. Dalam bahasa Belanda untuk arti yang sama dengan Bahasa Perancis juga
digunakan istilah faillete, sedangkan di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah to
fail dan dalam bahasa Latin digunakan istilah failure. yang memiliki arti rangkap,
yaitu sebagai kata benda dan sebagai kata sifat. Di dalam bahasa Perancis, istilah
di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah to fail dan di dalam bahasa latin
Dari pengertian yang diberikan dalam Black’s Law Dictionary, dapat kita lihat
dari seorang (debitor) atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan
tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang
5
ZainalAsikin, Hukum Kepailitan dan Kewajiban Pembayaran di Indonesia (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2000),halaman 27.
10
dilakukan secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga
angka 1 adalah “sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan
Besar Bahasa Indonesia yakni “keadaan atau kondisi seseorang atau badan hukum
yang tidak mampu lagi membayar kewajibannya (dalam hal utang-utangnya) kepada
sipiutang”.
yang ditetapkan dengan keputusan hakim, yang berlaku serta merta, dengan
melakukan penyitaan umum atas semua harta orang yang dinyatakan pailit, baik
yang ada pada waktu pernyataan pailit, maupun yang diperoleh selama kepailitan
”Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya”.
6
Ibid.,halaman 84.
11
UUKPKPU dalam Pasal 1 ayat (1), kepailitan adalah sita umum atas semua
kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh kurator
harta kekayaannya;
Kepailitan berasal dari kata dasar “pailit”. Pailit adalah segala sesuatu yang
telah jatuh tempo. Si pailit adalah debitur yang mempunyai dua orang atau lebih
kreditor dan tidak mampu membayar satu atau lebih utangnya yang telah jatuh tempo
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat
(1) menyatakan:
7
H. Zaini Asyhadie dan Budi Sutrisno,Hukum Perusahaan dan Pailit (Jakarta: Airlangga
2012),halaman 213
12
“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang
pengurusannya dan pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan
Hakim Pengawas sebagaimana di atur di dalam Undang-Undang”.
Menurut H. Zaeni Asyhadie, mengutip pendapat dari Zainal Asikin bahwa
2. Pengertian Utang
Utang adalah kewajiban dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia
maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian
hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang – undang dan yang
wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor
utang yang dimaksud dalam UUK adalah setiap kewajiban debitur untuk memberikan
8
Ibid.,halaman 214.
13
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk
debior kepada para kreditornya dengan melakukan sitaan bersama dan kekayaan
debitor dapat dibagikan kepada kreditor sesuai dengan haknya. Berkaitan dengan ini
berlaku ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang mengatur dan memberikan kedudukan para kreditor sebagai kreditor konkuren
sehingga boedel pailit akan dibagikan kepada para kreditor secara seimbang.
Selain itu fungsi dari kepailitan adalah untuk mencegah kreditor melakukan
9Rudhy A Lontoh, Hukum Kepailitan :Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit Atau Penundaan
14
Rudhi Prasetya, adanya lembaga kepailitan berfungsi untuk mencegah kesewenang-
wenangan pihak kreditor yang memaksa dengan berbagai cara agar debitor membayar
dikutip oleh Jordan, et.al., tujuan semua Undang-Undang Kepailitan adalah untuk
realisasi dari dua asas pokok dalam hukum perdata Eropa yang tercantum dalam
Pasal 1131 dan 1132 KUH Perdata. Pasal 1131 KUHPerdata menentukan bahwa
segala Kebendaan si berutang, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang sudah
ada maupun yang baru ada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala
agar suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit adalah perusahaan tersebut mempunyai
hutang yang sudah jatuh tempo, adanya debitor dan kreditor dan pernyataan pailit dari
sebagai berikut :
11
Rudhi Prasetya, Likuidasi Sukarela Dalam Hukum Kepailitan, Makalah Seminar Hukum
Kebangkrutan, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI, 1996),
halaman 12
12
Bagus Irawan, Aspek-Aspek Hukum Kepailitan Perusahaan dan Asuransi (Alumni
Bandung:2007),halaman 29
15
a. Dengan dilakukannya penjualan atas harta pailit yang ada, yakni seluruh
a. Faktor-faktor Kepailitan
debitor.
kreditor konkuren.
16
kekayaannya dengan maksud untuk melepaskan tanggung jawabnya
b. Asas-asas Kepailitan
1) Asas Keseimbangan
pranata dan lembaga kepailitan oleh debitor yang tidak jujur, di lain
beritikad baik.
3) Asas Keadilan
17
Asas keadilan mengandung pengertian, bahwa ketentuan mengenai
kreditor lainnya.
4) Asas Integrasi
permohonan tersebut tidak akan di kabulkan oleh Pengadilan Niaga. Dalam Pasal 1
“debitor pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan
pengadilan”
Dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tersebut
menyatakan bahwa :
“debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dapat di tagih, dinyatakan pailit
18
dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya”.
Syarat-syarat permohonan pailit sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 ayat (1)
UUK-PKPU tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Syarat adanya dua kreditur atau lebih (concursus creditorum)
dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga apabila mempunyai dua kreditor atau lebih
(concursus creditorum). Syarat ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 1132 KUH
bersama bagi para kreditor dan hasil penjualan harta debitor harus dibagikan kepada
kreditor sesuai dengan jumlah piutangnya, kecuali jika diantara kreditor itu
Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU menentukan “debitor yang mempunyai dua atau
lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu uang yang telah jatuh waktu
dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) UUK-PKPU, perlu dipahami dengan
baik apa yang dimaksud utang menurut Pasal 1 angka (6) UUK-PKPU menentukan
“Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang
baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung
maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena
13
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,Pedoman Menangani Perkara Kepailitan (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004),halaman 107.
19
perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak
dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta
kekayaan Debitor.”14
c. Syarat cukup satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih
Syarat bahwa utang harus telah jatuh waktu dan dapat ditagih menunjukkan
bahwa kreditor sudah mempunyai hak untuk menuntut debitor untuk memenuhi
prestasinya. Menurut Jono, syarat ini menunjukkan bahwa utang harus lahir dari
perikatan sempurna. Dengan demikian jelas bahwa utang yang lahir dari perikatan
alamiah tidak dapat diajukan untuk permohonan pernyataan pailit. Misalnya utang
yang lahir dari perjudian, meskipun utang yang lahir dari perjudian telah jatuh waktu
hal ini tidak melahirkan hak kepada kreditor untuk menagih utang tersebut. Dengan
demikian, meskipun debitor mempunyai kewajiban untuk melunasi utang itu, kreditor
tidak mempunyai alas hak untuk menuntut pemenuhan utang tersebut. Dengan
demikian, kreditor tidak berhak mengajukan permohonan pailit atas utang yang lahir
dari perjudian.15
memberikan definisi mengenai syarat kepailitan yaitu dari ketentuan dalam Pasal 2
14
Sutan Remi Sjahdeni, Hukum Kepailitan(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2002) halaman 52.
15
Jono, Hukum Kepailitan,(Jakarta: Sinar Grafika,2010),halaman 4.
20
a) Adanya utang
b) Minimal satu dari utang sudah jatuh tempo
c) Minimal satu dari utang dapat ditagih
d) Adanya debitor
e) Adanya kreditor
f) Kreditor lebih dari satu
g) Pernyataann pailit dilakukan oleh pengadilan khusus yang disebut
Pengadilan Niaga
h) Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh pihak yang berwenang, yaitu
1) Pihak debitor
2) Satu atau lebih kreditor
3) Jaksa untuk kepentingan umum
4) Bank Indonesia jika debitornya bank
5) Baperpam jika debitornya perusahaan efek, bursa efek,
lembaga kliring dan penjaminan, dan lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, sekarang Bapepam
diganti menjadi OJK sesuai dengan UU No.21 Tahun
2011
6) Menteri keuangan jika debitornya perusahaan
asuransi,re-asuransi, dana pensiun, dan BUMN yang
bergerak dibidang kepentingan publik
7) Syarat-syarat yuridis lainnya yang disebutkan dalam
Undang-Undang Kepailitan
8) Apabila syarat-syarat terpenuhi, hakim menyatakan
pailit, bukan dapat menyatakan pailit. Dengan demikian,
dalam hal ini kepada hakim tidak diberikan ruang untuk
memberikan judgment yang luas seperti padakasus-
kasus lainnya, seunnguhpun limited defence masih
dibenarkan, mengingat yang berlaku adalah prosedur
pembuktian yang sumir (vide) Pasal 8 ayat (4) UUK-
PKPU.16
Apabila telah terbukti memenuhi unsur-unsur yang di atur dalamPasal 2 ayat(1)
16
Munir Fuady,Hukum Pailit 1998 dalam teori dan Praktek,Cet II,(Bandung: Citra Aditya
Bakti,2002),halaman 8.
21
Sesuai yang tertera pada Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan dan
tertentu, tidak boleh melunasi sebagian atau seluruh utangnya terhadap kreditor
tertentu saja.
Putusan kepailitan adalah bersifat serta merta dan konstitusif yaitu meniadakan
keadaan dan menciptakan keadaan hukum baru. Dalam putusan hakim tentang
Pengadilan dan,
c. Kurator
Perlu di ketahui di sini bahwa dalam hal debitur atau kreditur tidak mengajukan
usul pengangkatan kurator lain kepada pengadilan maka Balai Harta Peninggalan
(BHP) bertindak selaku kurator. Lebih lanjut mengenai Akibat Kepailitan dalam
UUK No.37 Tahun 2004 diatur pada bagian tersendiri pada bab II, Bagian Kedua
Sesuai dengan yang tertera pada Pasal 21 UUK dan PKPU No.37 Tahun 2004
22
pada saat putusan pernyataan pailit di ucapkan serta segala sesuatu yang di peroleh
23
penguasaan debitor pailit atau kurator, ditangguhkan maksimum
untuk waktu 90 hari setelah putusan pailit diucapkan.17
Kepailitan berakibat hilangnya segala hak debitor untuk mengurus segala harta
kekayaan yang termasuk kedalam harta pailit (boedel pailit). Perlu diketahui bahwa
akibat yuridis dari suatu kepailitan atau akibat hukum yang terjadi jika debitor
dinyatakan pailit. Akibat yuridis tersebut berlaku kepada debitor dengan dua metode
pemberlakuan yaitu :
17
Sutan Remi Sjahdeni,HukumKepailitan,(Jakarta: PustakaUtama Grafiti,2002),halaman 29
18
Ibid.,halaman 29
19
Munir Fuady,Op.cit.,halaman 65
24
B. Tinjauan tentang Kurator
1. Pengertian Kurator
Keay dalam memberikan definisi mengenai Kurator sebagai berikut: “Kurator adalah
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang pengertian kurator adalah Balai Harta
Pengawas.21
2. Tugas Kurator
melakukan pengurusan dan atau pemberesan harta pailit. Dalam melakukan tugasnya,
pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitor atau salah satu organ debitor,
demikian dipersyaratkan.
20
Sutan Remi Sjahdeni,Hukum Kepailitan,(Jakarta : Pustaka Utama Grafiti,2002) halaman 18
21
UU Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang
25
b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, semata-mata dalam rangka
meningkatkan nilai harta pailit. Pihak yang bertindak sebagai Kurator adalah
ditetapkan oleh Pengadilan yaitu dalam jangka waktu paling lambat lima hari sejak
Negara Republik Indonesia dan dalam sekurang-kurangnya dua surat kabar harian
telah ditunjuk;
26
C. Tinjauan Tentang Kreditor
1. Pengertian Kreditur
karena perjanjian atau undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Secara
a. Kreditor Separatis
dapat bertindak sendiri. Golongan kreditor ini tidak terkena akibat putusan
seperti tidak ada kepailitan debitor. Kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia,
hak tanggungan, dan hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya
benda yang dijaminkan dari harta yang dimiliki debitor pailit. Dengan
piutangnya. Sepanjang nilai piutang yang diberikan oleh kreditor separatis tidak
jauh melampaui nilai benda yang dijaminkan dan kreditor berkuasa atas benda
Berdasarkan UUK-PKPU, apabila kuasa atas benda yang dijaminkan ada pada
debitor pailit atau pada kurator, maka hak esekusi terpisah tersebut di atas
27
ditangguhkan untuk jangka waktu paling lama (90) sembilan puluh hari sejak
ternyata tidak mencukupi untuk menutup utang debitor, maka kreditor separatis
menagih sisa piutangnya. Oleh karena demi kepastian hukum, hak eksekusi
langsung yang dimiliki oleh kreditor separatis hanya bisa digunakan dalam
jangka waktu dua bulan setelah terjadinya keadaan insolvensi. Setelah lewat
jangka waktu tersebut, eksekusi hanya dapat dilakukan oleh kurator, meskipun
hak yang dimiliki kreditor separatis sebagai kreditor pemegang jaminan tidak
dijaminkan.
b. Kreditor Preferen
Kreditor preferen adalah kreditor yang memiliki hak istimewa atau hak
prioritas. UUK-PKPU menggunakan istilah hak-hak istimewa, sebagaima yang
diatur dalam KUH Perdata. Hak istimewa mengandung makna “hak yang oleh
undang-undang diberikan kepada seorang berpiutang sehingga tingkatannya
lebih tinggi daripada orang berpiutang lainnya.22
Berdasarkan ketentuan KUH Perdata, ada dua jenis hak istimewa, yaitu hak
istimewa khusus dan hak istimewa umum. Hak istimewa khusus adalahhak yang
menyangkut seluruh benda, sesuai dengan KUH Perdata pula, hak istimewa khusus
22
Arsyadshawir, “Jenis-Jenis Kreditor dalam Kepailitan”. (http://arsyhadsawir. blogspot. Com
/2011/11/ jenis-jenis kreditor dalam kepailitan.html?m=1, diakses 5 Agustus 2019), 2019.
28
c. Kreditor Konkuren
Kreditor konkuren adalah kreditor yang harus berbagi dengan para kreditor
masing-masing tagihan, dari hasil penjualan harta kekayaan debitor yang tidak
dibebani dengan hak jaminan. Istilah yang digunakan dalam Bahasa Inggris
kedudukan yang sama dan berhak memperoleh hasil penjualan harta kekayaan
debitor, baik yang telah ada maupun yang akan ada dikemudian hari setelah
2. Panitia Kreditor
Salah satu pihak yang dikenal dalam proses Kepailitan adalah Panitia Kreditor. Panitia
Kreditor adalah pihak yang mewakili pihak kreditor sehingga panitia kreditor tentu akan
memperjuangkan segala kepentingan hukum dari pihak kreditor.Ada dua macam panitia
bahwa dalam putusan pailit, Pengadilan dapat membentuk panitia kreditor sementara.
Panitia ini terdiri atas 3 (tiga) orang yang dipilih dari Kreditor yang dikenal dengan
maksud memberikan nasihat kepada Kurator. Kreditor yang dikenal adalah Kreditor
yang telah mendaftarkan diri untuk diverifikasi. Kreditor yang diangkat dapat
29
mewakilkan kepada orang lain semua pekerjaan yang berhubungan dengan tugas-
menjalankan tugasnya panitia kreditur tetap berhak meminta semua dokumen yang
Selain itu panitia kreditur di dalam UUK No.37 Tahun 2004 yakni :
Pasal 79
Pasal 81 dan 82
30
c. Dalam hal diperlukan kurator dapat mengadakan rapat dengan panitia kreditor
untuk meminta nasihat
Pasal 84
3. Rapat kreditur
pengurusan harta pailit, hal tersebut diatur dalam Pasal 82 UUKepailitan, sedangkan
Pasal 86 :
a. Hakim pengawas menentukan hari, tanggal, waktu, dan tempat, rapat kreditur
pertama, yang harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari
setelah tanggal putusan pailit diucapkan
b. Dalam jangka waktu 3 hari setelah putusan pernyataan pailit diterima oleh
hakim pengawas dan kurator, hakim pengawas wajib menyampaikan kepada
31
kurator rencana penyelenggaraan rapat kreditur pertama sebagaimana dimaksud
pada pasal (1)
c. Dalam jangka waktu paling lambat 5 hari setelah putusan pernyataan pailit
diterima oleh kurator dan hakim pengawas, kurator wajib memberitahukan
penelenggaraan rapat kreditur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
kreditur yang dikenal dengan surat tercatat atau melalui kurir, dan dengan iklan
paling sedikit dalam 2 surat kabar harian dengan memperhatikan ketentuan
sebagamana dimaksud dalam pasal 15 ayat (4)
32