Pailit adalah keadaan dimana debitor tidak mampu lagi membayar utang
utang dari para kreditornya.
1. Adanya utang.
2. Minimal satu dari utang sudah jatuh tempo.
3. Minimal satu dari utang dapat ditagih.
4. Adanya debitor.
5. Adanya kreditor.
6. Kreditor lebih dari satu.
7. Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan khusus
yang disebut dengan “pengadilan niaga”.
Pihak-pihak yang dapat mengajukan
kepailitan:
1. Debitor sendiri;
2. Seorang atau beberapa orang kreditor (pasal 2 ayat 1)
3. Kejaksaan demi kepentingan umum (pasal 2 ayat 2);
4. Bank Indonesia dalam hal menyangkut debitor yang
merupakan bank (pasal 2 ayat 3);
5. Badan pengawas pasar modal dalam hal debitor
merupakan perusahaan efek, bursa efek, lembaga
kliring, dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian (pasal 2 ayat 4);
6. Menteri keuangan dalam hal debitor perusahaan
asuransi, reasuransi, dana pensiun, atau BUMN yang
bergerak di bidang kepentingan publik (pasal 2 ayat 5).
Pihak Pihak yang dapat dinyatakan pailit:
1. Orang perorangan, baik laki-laki maupun
perempuan, baik yang sudah menikah maupun
belum menikah.
2. Perserikatan-perserikatan atau perkumpulan-
perkumpulan yang bukan badan hukum seperti
maatschap, firma dan perkumpulan komanditer.
3. Perseroan-perseroan atau perkumpulan-
perkumpulan yang berbadan hukum seperti
Perseroan terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan.
Prosedur Permohonan
Pailit
Pasal 1 angka 7:
“Pengadilan adalah Pengadilan Niaga dalam
Lingkungan peradilan umum”
Pasal 4 ayat 1:
Dalam hal pernyataan pailit diajukan oleh debitor
yang masih terikat dalam pernikahan yang sah,
permohonan hanya dapat diajukan atas
persetujuan suami atau isterinya.
Pasal 8 ayat 4:
Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan
apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti
secara sederhana bahwa persyaratan untuk
dinyatakan pailit telah dipenuhi.
Pasal 8 ayat 5 :
Putusan pengadilan atas permohonan pernyataan
pailit harus diucapkan paling lambat 60 (enam puluh)
hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit di
daftarkan.
Putusan pengadilan wajib memuat :
1. Pasal tertentu dari Undang-undang sebagai
dasar untuk mengadili
2. Pertimbangan hukum dan pendapat yang
berbeda dari hakim anggota atau ketua
majelis
3. Diucapkan dalam sidang yang terbuka
untuk umum dan dapat dilaksanakan
terlebih dahulu, meskipun terhadap
putusan tersebut diajukan suatu upaya
hukum.
Selama proses kepailitan :
1. Tahap pengurusan
TUJUAN :
untuk memungkinkan seseorang debitor meneruskan
usahanya meskipun ada kesukaran pembayaran dan
untuk menghindari kepailitan.
Pengajuan PKPU dilakukan oleh :
1. Debitor ;
2. Kreditor ;
3. Bank Indonesia dalam hal debitor adalah bank;
4. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam hal
debitor adalah perusahaan Efek, Bursa Efek,
Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian;
5. Menteri keuangan dalam hal debitor adalah
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana
Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak di bidang kepentingan public.
Akibat putusan PKPU Dengan dikabulkannya
permohonan PKPU (PKPU sementara)
maka,berlakulah hal-hal sebagai berikut :
c. Kreditor konkuren
Berdasarkan pada Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH
Perdata. Kreditor golongan ini adalah semua Kreditor
yang tidak masuk Kreditur separatis dan tidak
termasuk Kreditur preferen.
3. Bank Indonesia
Apabila debitor adalah sebuah bank, maka bank Indonesia yang
berwenang mengajukan PKPU. (Pasal 223 UU No. 37 Tahun
2004)
4. Badan pengawas pasar modal
Apabila yang menjadi pihak debitor adalah Perusahaan Efek,
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (Pasal 223 UU No. 37 Tahun
2004)
5. Menteri Keuangan
Apabila yang menjadi debitor adalah perusahaan asuransi,
perusahaan reasuransi, dana pensiun, dan BUMN yang bergerak
di bidang kepentingan publik. (Pasal 223 UU No. 37 Tahun 2004)
6. Hakim pengawas
1. Permohonan
Permohonan PKPU harus diajukan kepada Ketua Pengadilan
Niaga di daerah tempat kedudukan hukum debitur dengan
ketentuan :
a. Apabila debitur telah meninggalkan wilayah Negara
Indonesia, pengadilan yang berwenang untuk
menjatuhkan permohonan putusan atas PKPU adalah
pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan hukum terakhir debitur.
b. Apabila debitur adalah persero suatu firma, pengadilan
yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan
hukum firma tersebut juga berwenang untuk memutuskan.
c. Apabila debitur tidak berkedudukan di wilayah
Negara Indonesia akan tetapi menjalankan profesi
atau usahanya di wilayah Indonesia, maka
pengadilan yang berwenang memutuskannya adalah
Pengadilan Niaga yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan atau kantor pusat debitur;
d. Apabila debitur merupakan badan hukum, tempat
kedudukannya hukumnya adalah sebagaimana
dimaksud dalam anggaran dasarnya.Perlu diketahui
juga bahwa permohonan ini juga harus dilampiri
dengan rencana perdamaian.
Dalam hal pemohon adalah Debitor, permohonan
penundaan kewajiban pembayaran utang harus
disertai daftar yang memuat :
Sifat
Jumlah piutang
Jumlah hutang debitor beserta surat bukti secukupnya
Dan apabila yang mengajukan permohonan adalah
kreditor, Pengadilan wajib memanggil Debitor melalui
juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum sidang.
2. Surat permohonan
Surat permohonan berikut lampirannya (bila ada) harus
disediakan di Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh
setiap orang secara cuma-cuma.Sistematika dari surat
permohonan PKPU itu sendiri paling tidak memuat hal-hal
sebagai berikut :
a. Tempat dan tanggal permohonan
b. Alamat pengadilan Niaga yang berwenang
c. Identitas Pemohon dan advokatnya
d. Uraian tentang alasan permohonan PKPU
e. Permohonan Berisikan antara lain :
- Mengabulkan permohonan pemohon
- Menunjuk Hakim Pengawas dan Pengurus
f. Tanda tangan debitor dan advokatnya
Sementara kelengkapan berkas yang harus disiapkan
sebagai syarat permohonan PKPU pada Pengadilan Niaga,
meliputi :
a. Surat permohonan bermeterai yang ditujukan kepada Ketua
Pengadilan Niaga
b. Identitas diri debitur
c. Permohonan harus ditandatangani oleh Debitur dan Penasehat
Hukumnya
d. Surat kuasa khusus yang asli (penunjukkan kuasa pada orangnya
bukan kepada Law Firmnya)
e. Ijin Penasehat Hukum/Kartu Penasehat Hukum
f. Nama dan tempat tinggal/kedudukan para kreditur konkuren disertai
jumlah tagihannya masing-masing pada debitur
g. Neraca pembukuan terakhir
h. Rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau
sebagian utang kepada Kreditur Konkuren (Jika ada).
3. Pemeriksaan
Apabila permohonan PKPU dan kepailitan diperiksa
pada saat yang bersamaan, maka permohonan PKPU
haruslah diputus terlebih dahulu.
Akibat putusan PKPU Dengan dikabulkannya
permohonan PKPU (PKPU sementara) maka
berlakulah hal-hal sebagai berikut :
Selama PKPU berlangsung, terhadap debitor tidak
dapat diajukan permohonan pailit
Diangkat seorang Hakim Pengawas yang tugasnya
mirip dengan Hakim Pengawas dalam Kepailitan
Diangkatnya seorang atau lebih pengurus yang
bertugas melakukan pengawasan terhadap kekayaan
debitor.
4. Debitor tetap dapat melakukan tindakan
pengurusan dan pengalihan atas kekayaanya asalkan
mendapat persetujuan pengurus.
5. Tindakan debitor atas kekayaannya tanpa
persetujuan Pengurus adalah tidak mengikat
kekayaannya.
Berakhirnya PKPU
Atas permintaan hakim pengawas
Atas permintaan satu atau lebih kreditor
Atas prakarsa Pengadilan Niaga, dalam hal :
a. Debitor, selama waktu PKPU bertindak dengan
itikad buruk dalam melakukan terhadap hartanya
Debitor telah merugikan atau telah mencoba
merugikan kreditornya
b. Debitor melakukan pelanggaran Pasal 240 ayat (1)
UUK
Debitor lalai melaksanakan tindakan – tindakan yang
diwajibkan kepadanya oleh pengadilan pada saat atau
sesudah PKPU diberikan, atau lalai melaksanakan
tindakan tindakan yang diisyaratkan oleh pengurus
demi kepentingan harta debitor.
Selama waktu PKPU, keadaan harta debitor ternyata
tidak lagi memungkinkan dilanjutkannya PKPU; atau
Keadaan debitor tidak dapat diharapkan untuk
memnuhi kewajibannya terhadap kreditor pada
waktunya.