BISNISIX (2010111024)
TOPIK PEMBAHASAN :
TOPIK 1
6. Prinsip Utang
Dalam proses acara kepailitan konsep utang tersebut sangat menentukan, karena
tanpa adanya prinsip tersebut maka tidak mungkin sebuah perkara kepailitan dapat
diperiksa. Konsep utang dalam hukum kepailitan ialah bentuk kewajiban untuk
mematuhi prestasi dalam suatu perikatan.
TOPIK 2
TOPIK 3
TOPIK 4
NOTE: Beban pembuktian pada kepailitan ini berada pada pundak si debitur pailit dan pihak
ketiga yang melakukan perbuatan hukum tersebut. Mereka wajib membuktikan bahwa
perbuatan tersebut memang wajib dilakukan dan tidak merugikan kreditur/harta pailit.
Namun jika perbuatan dilakukan lebih dari 1 tahun sebelum putusan pailit, maka yang wajib
membuktikannya adalah kurator.
TOPIK 5
• PERDAMAIAN
Kepalitan dapat berakhir dengan cara berikut:
a. Pembatan kepailitan oleh pengadilan setelah adanya upaya hukum (Pasal 18 UU
KPKPU)
b. Pencabutan kepailitan (Pasal 19 ayat (1) UU KPKPU)
c. Melalui perdamaian (Pasal 144 – Pasal 177 UU KPKPU), yang mengatur terkait:
1. Definisi Perdamaian 4. Berita Acara Perdamaian
2. Isi Rencana Perdamaian 5. Homologasi
3. Prosedur Pengajuan Perdamaian
1. DEFINISI PERDAMAIAN
Perdamaian dalam kepailitan dilakukan setelah adanya putusan pailit, oleh karena
itu inisiatif perdamaian selalu datang dari debitur, baik atas permohonannya sendiri
maupun dari para krediturnya. Perdamaian antar para pihak terlebih dahulu harus disahkan
/ dihomologasi oleh Pengadilan, sehingga dapat mengikat para pihak dan dapat dilakukan
upaya hukum jika debitur melakukan wanprestasi.
Perdamaian dikenal dengan istilah Accord (Belanda) / Composition (Inggris). Pasal
144 UU KPKPU menyebutkan bahwa Debitor Pailit berhak untuk menawarkan suatu
perdamaian kepada semua Kreditor. Perdamaian bertujuan untuk menentukan bagian
masing-masing yang akan dibayar oleh debitur pailit / kurator.
Pembicaraan dan keputusan terkait rencana perdamaian dapat ditunda sampai rapat
berikutnya, yang mana tanggalnya ditetapkan oleh Hakim Pengawas dan dilaksanakan
paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kemudian. Penundaan tersebut dapat dilakukan
dalam hal:
a. apabila dalam rapat diangkat panitia kreditor tetap (yang mana anggotanya
tidak sama seperti panitia kreditor sementara), sedangkan jumlah terbanyak
Kreditor menghendaki adanya pendapat tertulis dari panitia kreditor tetap
tentang perdamaian yang diusulkan tersebut; atau ( Pasal 147 huruf (a) )
b. rencana perdamaian tidak disediakan di Kepaniteraan Pengadilan dalam
waktu yang ditentukan, sedangkan jumlah terbanyak Kreditor yang hadir
menghendaki adanya penundaan rapat. ( Pasal 147 huruf (b )).
c. penundaan harus diberitahukan secara tertulis oleh kurator kepada kreditor
(yang diakui/sementara diakui) yang tidak hadir dalam rapat, 7 hari setelah
rapat berakhir. (Pasal 148)
NOTE: Rencana perdamaian dapat diterima apabila dalam pemungutan suara, disetujui
oleh lebih dari ½ kreditor konkuren yang hadir rapat dan haknya diakui/untuk sementara
diakui, yang mewakili paling sedikit 2/3 dari jumlah piutang konkuren yang
diakui/sementara diakui dari kreditor konkuren atau kuasanya yang hadir di rapat tersebut.
(Pasal 151)
4. BERITA ACARA PERDAMAIAN
Berita acara rapat ditandatangani oleh Hakim Pengawas dan panitera pengganti.
Setiap orang yang berkepentingan dapat melihat dengan cuma-cuma berita acara
rapat yang disediakan di Kepaniteraan Pengadilan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah tanggal berakhirnya rapat. Berita acara dalam perdamaian wajib memuat:
- Isi perdamaian;
- Nama Kreditor yang hadir dan berhak mengeluarkan suara;
- Suara yang dikeluarkan;
- Hasil pemungutan suara; dan
- Segala sesuatu yang terjadi dalam rapat
TOPIK 7
TOPIK 8
1. Prinsip Teritorial
2. Prinsip Universal
Kelemahan dari teori universal adalah apabila salah satu negara tempat aset berada
bukanlah negara yang menganut prinsip ini sehingga berlakunya putusan akan di batasi
oleh kedaulatan masing-masing negara. Dengan kata lain, pengadilan suatu negara tidak
berwenang memberlakukan putusan pailit kepada negara-negara lain.
NOTE: Salah satu instrumen hukum internasional yang ada dalam rangka mempermudah
proses kepailitan lintas batas negara ialah UNCITRAL Model Law, menggunakan
perjanjian bilateral terkait kepailitan (cross border insolvency agreement), melalui
hubungan diplomatik, dll.