Anda di halaman 1dari 14

HUKUM KEPAILITAN

Oleh:
Dr. Manfarisyah, S.H., M.H
Fakultas Hukum
Universitas Malikussaleh
Disampaikan pada Acara Seminar Hukum
Nasional yang diselenggarakan Fakultas
Hukum Universitas Dharmawangsa Medan
Latar Belakang
1. Menghindari perebutan harta debitor apabila dalam
waktu yang sama ada beberapa kreditor yang
menagih piutangnya dari debitor.
2. Menghindari adanya kreditor pemegang hak jaminan
kebendaan yang menuntut haknya dengan cara
menjual barang milik debitor tanpa memperhatikan
kepentingan debitor atau para kreditor lainnya.
3. Menghindari adanya kecurangan-kecuragan yang
dilakukan oleh salah seorang kreditor atau debitor
sendiri.
Kepailitan dikaitkan dengan pandemi Covid-19 yang
sdh berlangsung hampir 3 tahun; sangat penting dan
relevan sebagai topik yang dipilih untuk seminar ini.
• Untuk menghindari hal2 yg tidak diinginkan,
memahami ketentuan2 tentang kepailitan
menjadi keharusan bagi debitur, kreditur
juga bagi pihak2 berkepentingan lainnya.
Dengan diberlakukan berbagai aturan
pemerintah untuk memutuskan mata rantai
penyebaran virus covid-19, berdampak pada
berbagai aktivitas masyarakat & tentunya
sangat dirasakan oleh pelaku usaha dan
khususnya perusahan baik badan maupun
perusahaan perseorangan.
PENGERTIAN KEPAILITAN
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
debitur oleh kurator di bawah pengawasan hakim
pengawas Psl 1 angka 1 UU 37/2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (UUK dan PKPU).
• Fred B.G.Tumbuhan: Kepailitan: sita umum seluruh
kekayaan debitur untuk kepentingan kreditur.
• J.B.Huizink: Kepailitan adalah sita umum barang-
barang debitur untuk kepentingan semua kreditur
secara bersama-sama.
• Sudargo Gautama: Kepailitan adalah sitaan
menyeluruh atas segala harta benda si palit.
• Munir Fuady: Kepailitan adalah sitaan umum
atas dan terhadap harta debitur agar dicapai
perdamaian atau agar harta tersebut dapat
dibagikan secara adil & proposional.
• Pengertian dari bangkrut (pailit) menurut
Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan
antara lain “keadaan dimana seseorang yang
oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt dan
yang aktivanya atau warisannya telah
diperuntukkan untuk membayar utang-utangnya”.
• Etimologi; Pailit berarti kemacetan melakukan
pembayaran hutang.
KONSEP DASAR KEPAILITAN
• Semua harta kekayaan (asset) debitor menjadi
agunan bagi pelaksanaan kewajiban debitor
atas segala perikatan yang dibuat oleh debitor
(Pasal 1131 KUHPerdata);

• Asset tersebut diperuntukkan bagi semua


kreditor karena itu perlu adanya aturan main
cara membagi asset tersebut (Pasal 1132
KUHPerdata).
SUMBER HUKUM KEPAILITAN
1. UU No. 37 THN 2004 ttg Kepailitan dan PKPU
2. Pengaturan Perudang-undangan di luar Undang-
undang Kepailitan antara lain :
a. KUHPerdata: Pasal 1139, 1149, 1134 dll.
b. KUHPidana: Pasal 396,397,398,399,400,520.
c. UU PT No. 40 Tahun 2007 ttg Perseroan
Terbatas.
d. UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan . e. Peraturan Perundang-undangan
di bidang Pasar Modal, Perbankan, Perusahaan
BUMN dll.
ASAS-ASAS KEPAILITAN
1. Keseimbangan.
– di satu pihak, terdapat ketentuan yang dapat
mencegah terjadinya penyalahgunaan pranata
dan lembaga kepailitan oleh Debitor yang tidak
jujur, di lain pihak, terdapat ketentuan yang
dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
pranata dan lembaga kepailitan oleh Kreditor
yang tidak beritikad baik.
2. Kelangsungan Usaha
– terdapat ketentuan yang memungkinkan
perusahaan Debitor yang prospektif tetap
dilangsungkan.
3. Keadilan
ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi
rasa keadilan bagi para pihak yang
berkepentingan. Asas keadilan ini untuk
mencegah terjadinya Kesewenang-wenangan
pihak penagih yang mengusahakan pembayaran
atas tagihan masing-masing terhadap Debitor,
dengan tidak mempedulikan Kreditor lainnya.
4. Integrasi
sistem hukum formil dan hukum materiilnya
merupakan satu kesatuan yg utuh dari sistem
Hukum Perdata & Hukum Acara Perdata nasional
TUJUAN KEPAILITAN
1. Pembagian yang sama harta debitur kepada
kreditur;
2. Mencegah debitur merugikan kreditur;
3. Melindungi debitur yang beritikat baik.
SYARAT KEPAILITAN
Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan No.37 Tahun 2004 ditetapkan
syarat-syarat debitor dinyatakan pailit yaitu.
“Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak
membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dinyatakan pailit oleh Keputusan pengadilan
baik atas permohonan sendiri maupun atas permintaan
seorang atau lebih kreditornya.”
Berdasarkan pasal 2 UU No. 37 Tahun 2004, dapat
ditarik kesimpulan bahwa syarat-syarat yuridis agar suatu
debitur dinyatakan pailit adalah: Adanya debitor yang tidak
membayar utang, adanya lebih dari satu kreditor,adanya
lebih dari satu utang, minimal satu utang sudah jatuh tempo.
YANG DAPAT MENGAJUKAN KEPAILITAN
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 pihak-pihak yang dapat
mengajukan permohonan kepailitan pada Pengadilan Niaga
adalah :
Debitur sendiri
Seorang atau lebih krediturnya
Kejaksaan untuk kepentingan umum
Bank Indonesia (BI) dalam hal debitur merupakan bank
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam hal
debitur merupakan perusahaan efek
Menteri Keuangan dalam hal debitur merupakan
perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana
pensiun, atau BUMN yang bergerak di bidang
kepentingan publik.
YG DPT DIMOHONKAN PAILIT
1. Manusia dan Badan Usaha (Firma dan CV);
2. Badan Hukum ( PT, Yayasan, Koperasi, dll;
3. Harta Warisan (Pasal 207-211 UU
Kepailitan dan PKPU).
• Sekian dan terimaksih

Anda mungkin juga menyukai