Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FAZIF FANDI

NIM : 190102126

MK : HUKUM KETENAGAKERJAAN

RESUME MATERI HUKUM PERDAGANGAN

a. Pengertian Hukum kepailitan

• Kepailitan adalah sita umum yang mencakup seluruh kekayaan debitur untuk kepentingan semua
krediturnya. Tujuan kepailitan adalah pembagian kekayaan debitur oleh kurator kepada semua kreditur
dengan memperhatikan hak-hak mereka masing-masing.

b. Dasar Hukum Kepailitan

Adapun pengaturan mengenai kepailitan di Indonesia dapat dilihat dalam beberapa ketentuan antara
lain:

• UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran;

• UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;

• UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan;

• UU No. 42 Tahun 1992 Tentang Jaminan Fiducia;

• Pasal- Pasal yang Terdapat Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW) yaitu Pasal 1131-1134;

• Dan beberapa Undang-Undang Lainnya yang mengatur Mengenai BUMN (UU No.19 Tahun 2003),
Pasar Modal ( UU No. 8 Tahun 1995), Yayasan (UU No.16 Tahun 2001 ), Koperasi (UU No. 25 Tahun
1992).

c. Sejarah Hukum kepailitan

Sejarah masuknya aturan-aturan kepailitan di Indonesia sejalan dengan masuknya Wetboek Van
Koophandel (KUHD) ke Indonesia. Adapun hal tersebut dikarenakan Peraturan-peraturan mengenai
Kepailitan sebelumnya terdapat dalam Buku III KUHD. Namun akhirnya aturan tersebut dicabut dari
KUHD dan dibentuk aturan kepailitan baru yang berdiri sendiri.

d. Asas Asas Hukum Kepailitan

• Asas Keseimbangan

Undang-Undang ini mengatur beberapa ketentuan yang merupakan perwujudan dari asas
keseimbangan. di satu pihak terdapat ketentuan yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
pranata dan lembaga kepailitan oleh debitor yang tidak jujur.
• Asas Kelangsungan Usaha

Dalam Undang-Undang ini, terdapat ketentuan yang memungkinkan perusahaan debitor yang prospektif
tetap berjalan.

• Asas Keadilan

Asas ini mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih yang mengusahakan pembayaran
tagihannya tanpa mempedulikan kreditor lainnya.

• Asas Integrasi

Asas Integrasi dalam Undang-Undang ini mengandung pengertian bahwa sistem hukum formil dan
materiil peraturan kepailitan merupakan suatu kesatuan utuh dari sistem hukum perdata dan hukum
acara perdata nasional.

e. Fungsi Dan Tujuan Kepailitan

Filosofi kepailitan adalah mekanisme pendistribusian asset secara adil dan merata terhadap para
kreditor berkaitan dengan keadaan tidak membayarnya debitor karena ketidakmampuan debitor
melaksanakan kewajiban tersebut. Oleh karena itu keberadaan UU KPKPU (Kepailitan Dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang) ini bertujuan untuk menghindari perebutan harta debitor apabila dalam
waktu yang sama ada beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor, untuk menghindari
adanya kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang
miik debitor tanpa memperhatikan kepentingan debitor atau para kreditor lainnya, dan untuk
menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah seorang kreditor atau debitor
sendiri.

f. Syarat Kepailitan

Syarat-syarat yuridis agar suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit adalah sebagai berikut:

• Adanya utang

• Minimal satu utang sudah jatuh tempo

• Minimal satu utang dapat ditagih

• Adanya debitor

• Adanya kreditor

• Kreditor Khusus ( Separatis )

• Kreditor Istimewa ( Preferens)


• Kreditor Konkuren

• Kreditor lebih dari satu

• Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan khusus yang disebut dengan “Pengadilan Niaga"

• Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh pihak yang berwenang

g. Akibat Kepailitan

Akibat hukum dari putusan pailit dari pengadilan niaga bagi seorang debitur pailit itu dikelopmpokkan
menjadi tiga kelompok, yaitu :

• Akibat hukum kepailitan secara umum;

• Akibat hukum kepailitan secara khusus, dan

• Akibat hikum kepailitan terhadap kewenangan berbuat debitur pailit dalam ranah hukum kekayaan.

Berdasarkan pembagian kelompok besar tersebut masing-masing dibagi lagi secara rinci dan jelas.Pada
intinya kepailitan mengakibatkan debitur yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga kehilangan segala
“hak perdata” untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta
pailit.

h. Pihak yang berhak dijatuhkan pailit

• Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau belum menikah. Jadi pemohon adalah debitur
perorangan yang telah menikah, maka permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau
isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.

• Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum lainnya. Jika pemohon berbentuk Firma harus
memuat nama dan tempat kediaman masimh-masing persero yang secara tanggung renteng terikat
untuk seluruh utang Firma.

• Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang berbadan hukum;.

• Harta warisan.

Sumber :

Situmorang, Victor M. dan Henry S., Pengantar Hukum Kepailitan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994.

Anda mungkin juga menyukai