SKRIPSI
Oleh :
PATY SASMITA
160200178
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2021
Nim : 160200178
SIMATUPANG KISARAN
1. Skripsi yang saya tulis ini benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi ini adalah jiplakan, maka segala
Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
Medan, 2021
PATY SASMITA
160200178
kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang dengan rahmat dan
sehingga telah memberikan penulis kekuatan dan inspirasi yang ada untuk
mencapai gelar kesarjaan USU untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis
Untuk memproleh informasi dan data-data dalam penulisan skripsi ini penulis
melakukan penelitian pada Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
Penulisan skripsi ini juga merupakan salah satu syarat bagi setiap
ini, penulis juga bersyukur atas berkah yang dikaruniakan Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa dalam memberikan jalan kehidupan bagi setiap umat manusia,
yaitu dari jalan hidup yang berat menuju jalan hidup yang ringan melalui
menyadari bahwa hasil penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempuraan dan
lapang hati penulis selalu menerima kritikan, saran maupun masukan yang
bersifat mendidik dan membangun dari berbagai pihak. Kelak dengan adanya
saran dan kritikan tersebut, maka penulis akan dapat menghasilkan karya tulis
yang lebih baik dan berkualitas, baik dari segi substansi maupun dari segi cara
penulisanya.
langsung telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini maupun selama
3. Bapak Dr. OK. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas
4. Ibu Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan II dan
ii
Sumatera Utara.
ini.
10. Kepada kedua Orang Tua yang penulis sayangi, dan tercinta,
keduanya.
11. Kepada kakak saya Nanin Purwita Sari dan abang saya Radinal Sufi
iii
skripsi ini.
Anggina Putri Harahap, Cut Mutia Dwi Utari, Irfah Anissya, Eva
Sumatera Utara.
yang telah kita lakukan dapat berkah dari Allah SWT, dan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.
Medan, 2021
Paty Sasmita
iv
Paty Sasmita *
Muhammad Husni **
Puspa Melati Hasibuan ***
Pada dasarnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
berkualitas dan aman adalah hak asasi bagi setiap individu. Pelayanan
dimaksud dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
keahliannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Pelayanan awal berupa pemberian informasi medis,
jenis dan prosedur pelayanan yang ditujukan kepada pasien pada saat ia ingin
melakukan tindakan medis dalam hal ini, yang dengan rumusan masalah yaitu
bagaimana hubungan hukum antara pasien dengan dokter pada Rumah Sakit
Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, perlindungan hukum terhadap
pasien, dan bentuk penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan oleh para pihak
apabila terjadi wanprestasi dan perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian pada pasien.
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif, merupakan
penelitian yang mengelola data-data sekunder yang meliputi buku-buku serta
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,
hukum, kaidah-kaidah hukum, dan sistematika hukum serta mengkaji
ketentuan perundang-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya.
Sedangkan yang bersifat deskriptif dalam penelitian ini merupakan suatu
penelitian yang dilakukan dengan melakukan survei ke lapangan untuk
mendapatkan informasi melalui pengumpulan data dan wawancara yang dapat
mendukung teori yang telah ada.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa perlindungan hukum terhadap
pasien pada hubungan yang terjadi antara pasien dengan dokter dalam transaksi
terapeutik, yaitu perlindungan hukum preventif yakni pihak rumah sakit
memberikan edukasi terhadap pasien mengenai informasi jika melakukan
tindakan medis dalam hal pasien merasa dirugikan, pasien berhak menuntut
ganti rugi terhadap pihak rumah sakit. Ganti rugi akan dibicarakan melalui
proses mediasi terlebih dahulu sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal
1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
ABSTRAK ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ............................................................ 7
MANAN SIMATUPANG
................................................................................... 38
vi
SIMATUPANG KISARAN
................................................................................... 85
Pihak.......................................................................... 109
................................................................................... 114
BAB V PENUTUP
B. Saran.......................................................................... 118
vii
A. Surat Riset
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa Negara ini adalah Negara hukum yang tertuang di dalam Undang-
dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pada Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi:
dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik. Hubungan antara yang
suatu norma objektif, bukan pada suatu kekuasaan absolut semata-mata, norma
objektif tersebut harus memenuhi syarat formal dan dapat dipertahankan oleh
UUD 1945.1
“… you will study the life of makind … you will study the precepts of justice,
for these are the truths that though you shall come to their hour of thriumph.
Here is the high emprise, the fine endeavor, the splendid possibility of
suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau realita hukum. Semua renungan
individu yang berpikir maupun yang berpolitik atau berorganisasi. Oleh sebab
berupa tubuh manusia atau bagian dari tubuh manusia dalam rangka
berhadapan dalam sebuah persidangan, hal ini tentu menjadi sebuah potret
yang tidak dikehendaki oleh para pihak. Hubungan hukum merupakan suatu
dan kewajiban. Tujuan hukum adalah untuk ketertiban, setiap orang harus
bertingkah laku sebaik mungkin agar perilaku masyarakat yang lain juga akan
4
Y.A. Truana Ohoiwutun, Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Malang, Bayumedia
Publishing, 2007, hal 5.
pelayanan kesehatan atau hukum kesehatan dapat dibatasi pada hukum yang
berkualitas dan aman adalah hak asasi bagi setiap individu. Pelayanan
seorang pasien. Pentingnya hal ini karena bahwa pelayanan kesehatan erat
kesehatan. Hal ini sangat menarik untuk dikaji dari aspek hukum dalam
terjadi antara dokter dengan pasien lebih sering disebabkan karena adanya
menimbulkan kerugian bagi pasien dan juga bagi profesi dokter, kelalaian
7
Y.A. Triana Ohoiwutun, op.cit, hal v.
8
Dhanny Wiradharma, op.cit, hal 2.
9
Loc.cit.
(culpa) dalam hukum tertentu dianggap sebagai suatu kesalahan, sehingga bagi
secara hati-hati dan berupaya semaksimal mungkin dengan standar yang telah
ditetapkan.
akan hak dan kewajibannya maka akan timbul saling pengertian antara para
Selain itu, para penegak hukum, baik polisi, jaksa, hakim, maupun
pengacara perlu juga tahu akan keunikan hubungan dokter dan pasien,
keadilan dapat ditegakkan. Jika para dokter merasa terancam oleh gugatan atau
asuransi, maka dalam hal ini yang dirugikan adalah juga pasien, karena selain
biaya menjadi tinggi dan dokter pun akan bekerja ekstra hati-hati, dan tidak
yang dapat merugikan pasien dan pelaku profesi kesehatan itu sendiri,
10
Wila Chandrawila, Hukum Kedokteran, Bandung, Penerbit Mandar Maju, 2001, hal vi
sehingga tidak menimbulkan kerugian baik bagi pasien maupun bagi kalangan
Ketika pasien merasa dirugikan dari kelalaian yang ditimbulkan oleh tenaga
Hukum Terhadap Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
Simatupang Kisaran”.
B. Rumusan Masalah
11
Bahder Johan, op.cit, hal v.
Istilah “metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”,
terebut.12
12
Soerjono Soekanto, Pengantar Penellitian Hukum, Jakarta, Universitas Indonesia,
2005, hal 9.
Bahwa salah satu faktor pemilihan masalah dalam penlitian ini bahwa
penelitian ini dapat bermanfaat karena nilai dari sebuah penelitian ditentukan
oleh besarnya manfaat yang dapat diambil dari adanya penelitian tersebut.
Berikut manfaat yang diharapkan dari rencana penulisan ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
hukum yang diberikan kepada pasien yang dalam hal ini disoroti dari tindakan
medis yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien dari rumah sakit, menurut
sebagai berikut:
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang berkaitan
sebagai berikut:
perlindungan pasien.
D. Keaslian Penulisan
hukum yang akan dibahas. Sesuai prosedur yang dibuat oleh pihak kampus,
maka penulis terlerbih dahulu mengajukan judul ini kepada Ketua Departemen
Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, dinyatakan tidak
ada judul yang sudah pernah ada sebelumnya yang yang persis sama dengan
judul yang diajukan. Namun ada beberapa judul skripsi yang terkait dengan
Dokter Dengan Pasien Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata (Studi Pada
skripsi ini adalah hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah
Hukum Bagi Pasien Terhadap Tindakan Medis yang Dilakukan Oleh Calon
kota Medan, kekuatan hukum terhadap putusan BPSK terhadap para pihak.
Dokter Akibat Terjadinya Kesalahan Medis Dari Sudut Hukum Perdata (Studi
Pada Idi Cabang Asahan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah
bentuk kesalahan medis, akibat hukum dari kesalan medis, proses pertanggung
kajian permasalahan dalam penulisan skripsi ini, sehingga hasil kajian dalam
skripsi ini dapat dikatakan aktual dan asli dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
serupa, maka diharapkan penulisan hukum ini dapat saling melengkapi serta
penulisannya berbeda.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pasien
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter
Rumah Sakit, Pasal 1 ayat (4), Pasien adalah setiap orang yang melakukan
yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
Dr. Amri Amir mengatakan bahwa pasien adalah orang yang sedang
2. Pengertian Dokter
Praktik kedokteran, Pasal 1 angka (2) menyatakan dokter dan dokter gigi
adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan
peraturan perundang-undangan.
Rumah Sakit Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
13
Amri Amir, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Jakarta, Widya Medika, 1997, hal 17.
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.
4. Pengertian Wanprestasi
jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang waktu yang telah
dilampaukannya.
seseorang debitur dapat berupa empat jenis yaitu tidak melakukan apa yang
14
Titik Triwulan Tutik, dan Shita Febriana, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Jakarta,
Prestasi Pustaka Publisher, 2010, hal 18.
15
P.N.H. Simanjuntak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta, Djambatan,
2009, hal 339-340.
yang tidak dipenuhi atau ingkar janji atau kelalaian yang dilakukan oleh
debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maupun
F. Metode Penelitian
Metode diartikan sebagai proses atau prosedur atau tata cara guna
ataupun fakta-fakta yang terjadi dengan cara yang terstruktur dan sistematis.
serta guna melengkapi penulisasn ksripsi penulis ini dengan tujuan agar
1. Jenis Penelitian
2. Metode Pendekatan
terhadap data sekunder dan data primer hanya dipakai sebagai data pelengkap,
yang dibuat dan di undangkan oleh lembaga atau pejabat yang berwenang.
1. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, data yang digunakan yaitu data primer
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Rumah
b. Data sekunder
suatu hal yang sangat erat dengan hubungan sumber data, dengan adanya
sumber data tersebut melalui pengumpulan data ini akan memperoleh data
sebagai berikut:
Pelayanan sebagai pihak dari Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul
Analisa data dalam skripsi ini merupakan data yang diperoleh baik dari
studi lapangan maupun studi dokumen merupakan data yang dianalisa secara
kualitatif, yaitu suatu analisa data yang secara jelas setelah data terkumpul
kemudian dituangkan dalam bentuk kalimat atau uraian logis dan sistematis,
hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. Data dalam skripsi
ini merupakan hasil wawancara dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah Haji
G. Sistematika Penulisan
tersebut, maka penulisan skripsi ini dibuat secara menyeluruh mengikat secara
dasar yang terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain.
Penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab yang disusun sistematis
Bab II, Hubungan hukum antara pasien dengan dokter, ini berisikan
dengan dokter.
tindakan medis).
Bab IV, Bentuk penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan para pijak
kerugian pada pasien di Rumah Sakit Daerah Haji Abdul Manan Simatupang
penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan oleh para pihak, kekuatan hukum
pihak.
kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan. Bab ini berisikan
tentang hal yang merupakan bab akhir dari skripsi ini, dan merupakan penutup
dari rangkaian bab-bab sebelumnya dimana dalam bab ini penulis membuat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Pengertian Pasien
yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien,
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis, sering
kali, pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter
untuk memulihkannya. Kata pasien dari Bahasa Indonesia analog dengan kata
patient dari Bahasa inggris yang artinya sabar. Patient diturunkan dari Bahasa
latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang
1. Setiap orang
16
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasien, diakses tanggal 15 Maret 2020.
21
Pasien umumnya hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan
oleh dokter tanpa dapat bertanya apapun. Dengan kata lain, semua keputusan
juga mengalami perubahan yang sangat berarti. Pada saat ini secara hukum
dokter adalah partner dari pasien yang sama atau sederajad kedudukannya,
sama dengan yang sehat. Sama sekali keliru jika menganggap orang yang sakit
pasien adalah subyek hukum yang mandiri dan dapat mengambil keputusan
pihak yang berselisih. Sering kali terlihat pihak “pasien” seperti mencari-cari
menuntut.17
B. Perjanjian Terapeutik
berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua belah
transaksi terapeutik memiliki sifat atau ciri yang khususnya yang berbeda
objek yang diperjanjikan. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya atau
adalah suatu transaksi untuk menentukan atau upaya mencari terapi yang
paling tepat bagi pasien yang dilakukan oleh dokter. Jadi menurut hukum,
17
Crisdiono M.Achdiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan
Zaman, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007, hal 1.
18
Loc.cit.
19
Loc.cit.
rumah sakit untuk berobat dan dokter itu telah mulai melakukan anamnesa dan
persetujuan atau transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien. Hal ini sama
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih”.
perikatan adalah hubungan antara dua orang atau lebih, dimana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu dari pihaklain, sedangkan pihak lain itu
prestasi yang utama disini adalah “melakukan sesuatu perbuatan”, baik dalam
Bahwa di depan hukum semua profesi adalah sama karena yang dilihat
adalah “isi” dari perbuatannya, bukan siapa yang melakukannya. Inilah prinsip
Equality before the law. Di Negara kita, segala perjanjian atau kontrak
merupakan suatu perbuatan hukum dan itu diatur dalam Pasal-pasal Kitab
20
Amri Amir, op.cit, hal 13.
(inspanningsverbintenis).
menganut prinsip yang berbeda. Hukum pidana disusun demi ketertiban dan
kehendak bebas. Tuntutan dapat dilakukan bila terjadi apa yang disebut
tindakan hukum.
undangan, serta mengenai suatu sebab yang masuk akal untuk dipenuhi
tanpa sebab atau dibuat dengan suatu sebab yang palsu atau sebab yang tidak
umum.
berbicara itu sering kali juga kurang memahami aturan-aturan hukum yang
berlaku untuk masalah kontrak terapeutik. Pihak-pihak lain yang yang akan
turut “berbicara” dalam perselisihan antara dokter dan pasien, seyogianya juga
Persetujuan itu tidak bisa ditarik kemballi selain dengan kesepakatan kedua
itu. Persetujuan harus dilakukan dengan iktikad baik.” Masalah ini jangan
21
Crisdiono M.Achdiat, op.cit, hal 72.
dilihat dalam hubungan pasien rawat jalan, tetapi akan sangat penting
rumah sakit dengan pasien. Karena perjanjian terapeutik merupakan salah satu
a. Pembayaran
kepada kreditor dan yang dapat dilakukan dalam bentuk uang atau barang.
uang atau barang, tetapi juga dalam bentuk jasa, seperti jasa dokter,
perjanian yang lama subjek dan objeknya diganti dengan perjanian yang
baru. Novasi diatur dalam Pasal 1413 sampai dengan Pasal 1424
medis.
“Hak Pasien”, merupakan dua buah kata bagi sebagian Negara adalah
kata-kata yang mewah, sebab masih banyak Negara yang tidak atau belum
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hak pasien itu. Berbicara tentang “hak
22
Zaeni Asyhadie, Aspek-Aspek Hukum Kesehatan di Indonesia, Depok,
PT.GrafindoPersada, 2017, hal 83.
dua jenis hak asasi atau hak dasar manusia yaitu hak dasar sosial dan hak dasar
individual. Dua asas hukum yang melandasi hukum kesehatan yaitu the right
to health care atau hak atas pelayanan kesehatan (bukan hak atas kesehatan)
dan the right of self determination atau hak untuk menentukan nasib sendiri
The right to health care akan menimbulkan hak individual lain yaitu
the right to medical care (hak atas pelayanan medis). Dalam setiap Negara hak
atas pelayanan kesehatan akan terwujud secara baik atau tidak, tergantung
1. Sarana
2. Geografis
3. Keuangan
4. Kualitas
23
Wila chandrawila, op.cit, hal 12.
Jadi the right of self determination (TROS) sebagai hak dasar atau hak
„Hak atas privacy‟ sebagai hak sekunder dalam bidang kesehatan, akan
melahirkan hak pasien yang menyangkut segala sesuatu mengenai keadaan diri
atau badannya sendiri yang tidak diketahui orang lain, kecuali dokter yang
memeriksanya. Hak ini yang dikenal sebagai hak (pasien) atas rahasia
kedokteran.
„Hak atas tubuhnya sendiri‟ akan melahirkan hak-hak pasien yang lain,
Tahun 1992 tentang Kesehatan yang telah dicabut dan diganti dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana dalam Pasal 1 ayat
(1) menyebutkan : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
24
Loc.cit.
kewajiban yaitu :
kesehatannya;
tentang Rumah Sakit. Pasal 31, menyatakan bahwa setiap pasien mempunyai
kewajiban yaitu :
25
Loc.cit.
yang diterimanya.
Peraturan Menteri.
tentang Rumah Sakit. Pasal 32, menyatakan bahwa setiap pasien mempunyai
hak yaitu:
Rumah Sakit;
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik didalam maupun di luar
Rumah Sakit;
data-data medisnya;
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
di Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak seseuai dengan agama
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
18. Mengeluh pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
peraturan perundang-undangan.
hukum.26
1. Hak manusia karena kodratnya, yakni hak yang kita peroleh sejak kita
lahir, seperti hak untuk hidup dan hak untuk bernafas. Hak ini tidak boleh
pemenuhannya.
2. Hak yang lahir dari hukum, yaitu hak yang diberikan oleh Negara kepada
warga Negaranya. Hak ini juga disebut sebagai hak hukum. Contohnya
3. Hak yang lahir dari hubungan kontraktual, hak ini didasarkan pada
pada peristiwa jual beli. Hak pembeli adalah menerima barang. Sedangkan
26
Sudikmono Martokusumo, Mengenai Hukum: suatu pengantar, Yogyakarta, Liberty,
1999, hal 24.
27
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Pertanggungjawaban
Menurut Hukum Perdata, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2006, hal 18.
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak seseuai dengan perjanjian
lainnya.
memiliki hak dan kewajiban. Hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam
diperdagangkan;
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan;
lainnya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
tidak diskriminatif;
yang berlaku;
diperdagangkan;
perjanjian.28
bersifat komando, dimana pasien selalu menuruti apa yang dikatakan petugas
28
Ibid.
perkembangan yang terjadi setiap waktu baik dari segi teknologi, managemen,
utama dari makna rumah sakit, yaitu: (1) organisasi yang menyelenggarakan
(3) tempat orang sakit (pasien) mencari dan menerima pelayanan kesehatan.
Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 1 ayat (1)
adalah “Setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang kesehatan serta
Kesehatan, Pasal 1 ayat (6) yang dimaksud tenaga kesehatan adalah “setiap
kesehatan”.
29
Titik Triwulan Tutik, dan Shita Febriana, op.cit, hal 18.
sakit pemerintahan, ada empat kategori yang dikenal diantaranya: (1) tenaga
medis, yakni lulusan kedokteran atau kedokteran gigi dan pasca sarjana yang
perawatan, yaitu lulusan sekolah atau akademi bidang kesehatan lainnya yang
perawatan.30
Hak dan kewajiban mereka seperti tercantum dalam Pasal 6 dan Pasal 7
mengatur hak dan kewajiban pelaku usaha terhadap konsumen. Sedangkan bila
30
Ns. Ta‟adi, op.cit, hal 11.
barang tidak bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan bermaksud untuk diperdagangkan. Hak dan kewajiban
mereka tidak sama seperti yang tercantum dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-
Dalam pelayanan medis yang dimaksud konsumen dalam hal ini adalah
31
Loc.cit.
32
Loc.cit.
33
Loc.cit.
Dokter, pasien dan rumah sakit adalah tiga subyek hukum yang terkait
antar dokter, pasien dan rumah sakit, adalah hubungan yang obyeknya adalah
khususnya. Dokter dan rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan
sebagaimana yang termuat dalam rumusan Pasal 1233 BW. Hubungan hukum
34
Loc.cit.
Undang Nomor 29 Tahun 2004 juncto Pasal 29 ayat (1) huruf c dan huruf f
biomedis, hanya ada kegiatan pihak dokter sedangkan pasien tetap pasif.
Hubungan ini berat sebelah dan tidak sempurna, karena merupakan suatu
antara kedua belah pihak yang ditandai dengan suatu kegiatan aktif yang
sebagai “partner”.36
atau beriktikad baik serta menyimpan segala rahasia asien (secret trust) yang
35
Machli Riyadi, op.cit, hal 24.
36
Loc.cit.
pasien adalah merupakan pemenuhan hak-hak dasar manusia sebagai hak asasi
yang melekat sejak manusia itu dilahirkan yang bertumpu pada hak atas
pemeliharaan kesehatan (the right to health care) dan hak untuk menentukan
persetujuan tersebut.40
subyek hukum dan subyek hukum diatur oleh kaidah-kaidah hukum perdata.
37
Munir Fuady, Sumpah Hippocrates, Aspek Hukum Malpraktek Dokter, Bandung, Citra
Aditya Bakti, 2005, hal 29.
38
Hermien Hadiati Koeseadji, Hukum dan Masalah Medik, Airlangga University Press,
1984, hal 13.
39
Loc.cit.
40
Loc.cit.
mengenai hukum maka terdapat hak dan kewajiban yang timbal balik, dimana
hak dokter menjadi kewajiban pasien dan hak pasien menjadi kewajiban
dokter. Dasar dari perikatan antara dokter dan pasien biasanya adalah yang
dengan dokter adalah karena keadaan pasien yang sangat mendesak untuk
kecelakaan lalu lintas, terjadi bencana alam, maupun karena ada situasi lain
yang menyebabkan keadaan pasien sudah gawat, sehingga sangat sulit bagi
Dalam keadaan seperti ini dokter langsung melakukan apa yang disebut
yaitu suatu bentuk hubungan hukum yang timbul bukan karena adanya
1. Activity - Passivity.
41
Loc.cit..
42
Loc.cit.
Pola hubungan orang tua-anak seperti ini merupakan pola klasik sejak
2. Guidance - Coorperation.
remaja. Pola ini ditemukan bila keadaan pasien tidak terlalu berat
3. Mutual participation.
martabat dan hak yang sama. Pola ini terjadi pada mereka yang ingin
penyakit kronis. Pasien secara sadar dan aktif berperan dalam pengobatan
terhadap dirinya. Hal ini tidak dapat diterapkan pada pasien dengan latar
belakang pendidikan dan sosial yang rendah, juga pada anak atau pasien
berorientasi pada bantuan sosial, dibayar atau tidak dibayar dokter tetap
yang signifikan dengan masuknya unsur bisnis dalam hubungan ini, yang
mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
43
Danny Wiradharna, Hukum Kedokteran, Jakarta, Binarupa Aksara, 1996, hal 43.
44
Munir Fuady, op.cit, hal 5.
medik lebih ban yak disebabkan karena tidak terpenuhinya hak dasar pasien
sebagaimana yang dikemukakan oleh sabir alwi diatas 80% disebabkan karena
kurang komunikasi atau informasi yang sebenarnya adalah hak pasien untuk
adalah dalam rangka melaksanakan hak dan kewajiban dalam suatu hubungan
1. Hubungan hukum antara dua subyek hukum orang dengan subyek hukum
45
Agus Yudha Hernoko, Azas Proporsionslitas Dalam Kontrak Komersial, Jakarta,
Kencana Prenada Media Group, 2007, hal 1.
46
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Indonesia, Ghia, 1986, hal 244.
47
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, Malang, Cetakan Pertama, Bayumedia
Publishing, 2007, hal 15.
memberikan batasan iktikad baik dengan istilah “dengan jujur” atau “secara
jujur”.48
dokter gigi;
gigi;
gigi.
pasien sebagai akibat dari tidak terpenuhinya suatu prestasi dari dokter yang
dalam hal ini selaku debitur, penulis setuju dengan apa yang dikemukakan
48
Loc.cit.
sebagaimana tertuang pada Pasal 1233 BW. Hubungan dokter dengan pasien
a. Hubungan Medik
sedangkan pasien adalah orang sakit yang membutuhkan bantuan dokter untuk
kedudukan dokter dan pasien adalah kedudukan yang tidak seimbang. Pasien
dokter dan memberikan persetujuan atas tindakan yang dilakukan oleh dokter.
pasien, seperti seorang bapak yang baik yang akan membuat untuk
patuh dan percaya bahwa dokter akan bertindak sebagai bapak yang baik. Pola
hubungan diatas yaitu antara orang sehat dan orang sakit, pakar awam,
b. Hubungan Moral
49
Agus Yudha Hernoko, op.cit, hal 238.
Pada setiap hubungan antara dokter dan pasien, terjadi interaksi yaitu
hubungan timbal balik dan dalam interaksi sosial itu terjadi kontak dan
Seperti diketahui ciri dari kaidah-kaidah moral, adalah tekanan pada kewajiban
dari pihak yang satu kepada pihak yang lain, tanpa membicarakan tentang hak
seseorang terhadap pihak lainnya. Maka dalam hubungan sosial ini, hanya
c. Hubungan Hukum
balik. Hak dokter menjadi kewajiban pasien dan hak pasien menjadi kewajiban
hukum dokter pasien adalah apa yang dikenal sebagai perikatan (verbintenis).
Dasar dari perikatan yang berbentuk antara dokter pasien biasanya adalah
Doktrin hukum kesehatan menentukan ada dua bentuk perikatan dilihat dari
diukurnya prestasi yang harus diberikan oleh dokter, maka untuk menggugat
dokter wanprestasi hampir tidak mungkin. Dokter hanya dapat digugat, dalam
50
Wila Chandrawila Supriadi, Hukum Kedokteran, Bandung, Penerbit Bandar Maju,
2001, hal 27.
atas hukum” dan itu berarti segenap warga dalam yuridiksi Republik Indonesia
taat dan tunduk kepada hukum yang berlaku. Dengan demikian semua pihak
yang terkait dalam hubungan dokter, pasien juga harus memenuhi ketentuan
ini tanpa terkecuali. Pasien, dokter, dan hukum kedokteran kita tidak
belum lagi dapat diwujudkan, segala ketentuan yang berlaku umum (pidana
Suatu prinsip dasar yang sering kali dilupakan oleh dokter dan pasien
hukum, dengan demikian selalu menganut asas dan kaidah ilmu hukum. Bila
kedokteran digunakan. Tidak lebih dari itu. Dalam melakukan profesi medik,
53
kedokteran Indonesia menyebutkan, “... dan bila terbukti bahwa dokter tidak
menyimpang dari SPM dan sudah memenuhi informed consent baru ia tidak
konsumen dan digolongkan sebagai pelaku usaha dalam bidang jasa, sehingga
1999 itu berlaku bagi hubungan dokter dengan pasien. Sebagian lagi
bidang ekonomi, harus dibedakan dengan hubungan antara dokter dan pasien
diusahakan agar benar-benar dapat berkembang dan melekat pada setiap sikap
dan tindakan seorang dokter. Ukuran yang digunakan hakim untuk menerima
surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa terdakwa sakit atau “visum
51
Loc.cit.
52
Wila Chandrawila Supriadi, op.cit, hal 35.
53
Loc.cit.
masalah hubungan hukum pasien dengan tenaga kesehatan, hak dan kewajiban
sebagai hukum privat adalah barang siapa menimbulkan kerugian pada orang
lain harus memberikan ganti rugi. Hal ini berbeda dengan aturan dalam hukum
pidana sebagai hukum publik, karena dalam hukum pidana yang diatur atau di
54
Loc.cit, hal 29.
secara perdata:
55
Loc.cit.
terapeutik.
tindakan yang global pun tidak pernah diberikan, maka dokter harus
Misalnya ada persetujuan pasien untuk amputasi kaki atau operasi lambung.
suautu tindakan medis tanpa ada persetujuan global dari pasien berarti telah
dokter, bukti adanya persetujuan global dari pasien, merupakan hal yang
fakta bahwa pasien mengetahui dirinya telah dibawa ke kamar operasi, hal ini
lambung tersebut.
yang tepat dibagian mana kaki itiu akan diamputasi, apakah diatas atau di
bawah lutut). Apakah telah diberikan informasi yang cukup tentang untung
kasus itu menjadi berbeda. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penjelasan
pasien tidak secara serius mengenai integritas dirinya, tetapi ternyata bahwa
dokter telah memberikan tindakan medis yang layak menurut ukuran atau
tersebut.”
sebagai berikut :
1. Apakah perawatan yang diberikan oleh dokter cukup layak (a duty of due
seorang dokter yang mengerti. Kesaksian ini sulit diperoleh karena adanya
56
Loc.cit.
pasien berhak mendapatkan ganti rugi. Antara kesalahan dokter dan kerugian
Apabila dokter telah menyebabkan pasiennya menderita luka atau mati tetapi
tidak dapat di tuntut secara pidana maka dokter dapat digugat menurut hukum
problem kausalitas antara kesalahan dan kerugian dikenal dua ajaran pokok :
sebab.
2. Adequate theorie
sebagai berikut :
hukum tersebut.
Persoalan yang timbul, bagaimana membuktikan adanya hubungan kausal antara perbuatan at
theorie).
(procesrechtelijke theorie).
Secara perdata kesalahan yang dilakukan oleh dokter dalam pelaksanaan perjanjian terapeu
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena lalai atau
kurang hati-hati.”
syarat berikut:
1. Suatu tingkah laku yang menimbulkan kerugian tidak sesuai dengan sikap
57
Loc.cit.
3. Kelakuan itu merupakan penyebab yang nyata atau proximate cause dari
perbuatan yang dilakukan oleh orang lain yang posisinya sebagai bawahannya.
Hal ini diatur dalam Pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata yang menyatakan bahwa:
harus bertanggung, baik atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakannya sendiri,
maupun atas kerugian yang ditimbulkan dari tindakan orang lain yang berada di
bawah pengawasannya. Oleh karena itu, atas kesalahan yang dilakukan oleh
2. Penugasan tindakan medis hanya boleh dilakukan jika dokter telah yakin
bahwa orang yang diberi tugas akan melaksanakan tindakan itu dengan baik
komplikasi.
sesuai keadaan yang terjadi, yaitu apakah dokter harus hadir pada waktu itu
atau menolak.
oleh dokter dalam pelaksanaan perjanjian terapeutik. Menurut arrest hoge raad
namun sesuai dengan yurisprudensi yang dianut di negeri Belanda sejak perkara
lindenbaum cohen arrest hoge raad 31 Januari 1919 diterapkan adanya empat
oleh dokter. Dengan demikian, dapat dilakukan gugatan dalam hal berikut:
yang mendalilkan bahwa ia mempunyai suatu hak, atau guna meneguhkan haknya
sendiri maupun membantah hak orang lain menunjukkan pada suatu peristiwa
ketentuan Pasal 1865 KUHPerdata, setiap orang yang mendalilkan tentang adanya
perbuatan melanggar hukum harus dibuktikan. Alat bukti yang dapat diajukan
perdata berdasarkan Pasal 1866 KUHPerdata terdiri atas bukti tulisan, bukti
tingkah laku seseorang dan bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai
58
Ibid.
yang bersifat refresif. Suatu perbuatan dikatakan tindak pidana paling sedikit
setiap orang wajib tunduk dan taat serta pelaksanaan sanksinya dapat
bahwa hukum kedokteran harus memenuhi semua asas dan kaidah ilmu
KUHP)
Salah satu kejahatannya adalah masalah malpraktik di bidang kesehatan. Maraknya dugaan k
karena takut berhadapan dengan hukum. Agar hubungan tenaga medis dengan
pasien baik maka dibutuhkan yang disebut dengan istilah “Informed Consent”.
Informed Consent adalah sebuah istilah yang sering dipakai untuk terjemahan
yang diberikan oleh seseorang untuk berbuat sesuatu. Lebih lanjut diatur
1. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
kurangnya mencakup:
Kalau kita lihat dalam beberapa kasus ada kecenderungan pasien yang merasa dirugikan mem
59
Loc.cit.
pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.”
untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.”
Pasal 361 menyatakan “Bila kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak yang bersalah untuk
60
Joni Afriko, Hukum Kesehatan, Bogor, Penerbit In Media, 2014, hal 46.
pada hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk melakukan pekerjaan
tiga jenis surat izin. Hal ini diatur dalam Permenkes RI nomor 560 dan
a. Surat Izin Dokter (SID) yang merupakan izin yang dikeluarkan bagi
b. Surat Izin Praktik (SIP), yaitu izin yang dikeluarkan bagi dokter yang
c. Surat Izin Praktik (SIP) semata-mata, izin yang dikeluarkan bagi dokter
dalam dua golongan, yaitu: golongan pertama adalah mereka yang bekerja
pada pemerintah yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan anggota TNI/Polri,
golongan kedua adalah mereka yang bestatus sebagai tenaga swasta yang
kerja sarjana dan para pegawai tidak dapat tetap pada Departemen Kesehatan.
Pemerintah nomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dapat
a. Teguran lisan.
b. Teguran tertulis.
kesehatan yang bersangkutan. Oleh karena itu jika hukuman disiplin dalam
Belanda, yaitu Prof. Dr. Rang. Beliau dalam tulisannya mengatakan: hukum
dari hak asasi manusia dan menjadi tanggungjawab semua oihak. Undang-
perubahan sosial dan teknologi. Oleh karena itu Undang-Undang ini mendesak
61
Loc.cit.
62
Loc.cit.
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dimana dalam Pasal 1 ayat (1)
2009 tentang Kesehatan, perwujudan hak asasi tersebut kemudian diatur lebih
lanjut dalam hak dan kewajiban setiap orang dalam memperoleh kesehatan,
Pasal 5 menyatakan “(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. (2) Setiap orang
dan terjangkau. (3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
kesehatan dirinya termasuk tindakan dan yang telah maupun yang akan
63
Loc.cit.
dalam upaya memeproleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun
sosial”.
setinggi-tingginya”.
Pasal 13 menyatkan “(1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2004 tentang Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan.
kedokteran ini memiliki beberapa tujuan yang terdapat pada Pasal 3 Undang-
yaitu:
kesehatannya;
64
Loc.cit.
1. Ayat (1) pengaduan atas adanya dugaan pelanggaran disiplin pada saat
2. Ayat (2) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Menteri dalam menangani
tugasnya.65
tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 menyatakan bahwa : “Rumah Sakit adalah
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, sebagai suatu sarana yang sangat
65
Ibid.
bertujuan:
kesehatan;
dan
melalui hak-hak pasien yang harus di berikan oleh pihak rumah sakit
Rumah Sakit;
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun diluar
Rumah Sakit;
data-data medisnya;
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
di Rumah Sakit;
dirinya;
peraturan perundang-undangan.
2009 tentang Rumah Sakit, setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah
peraturan Menteri.
Kewajiban pasien secara timbal balik merupakan hak bagi rumah sakit,
selain hak-hak yang diatur dalam kewajiban pasien, hak rumah sakit terdapat
peraturan perundang-undangan;
mengembangkan pelayanan;
peraturan perundang-undangan;
pelayanan kesehatan;
Rumah Sakit:
kepada masyarakat:
kemampuan pelayanannya;
miskin;
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
by laws);
tanpa rokok.
a. Teguran;
sebagai berikut:
bertanggungjawab, tetapi selain itu butir selanjutnya yaitu butir f dari hal yang
(2) Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
(3) Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
66
Loc.cit.
(5) Jasa adalah seetiap layanan yang dibentuk pekerjaan atau prestasi yang
yang tidak pasti hasilnya maka sebagai konsumen penerima jasa pelayanan
(1) Pelaku usaha bertangung jawab untuk memberikan ganti rugi atas
diperdagangkan.
kerugian yang diderita pasien akibat tindakan medis yang dilakukan oleh
seorang dokter dapat dituntut berupa sejumlah ganti rugi. Ganti kerugian yang
usaha. Dengan demikian, meskipun sejumlah ganti rugi yang dituntut pasien
telah dipenuhi oleh dokter, tetapi dokter tetap dapat dituntut secara pidana.
menyatakan bahwa :
(2) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
atau tidaknya unsur kesalahan jika dituntut menurut hukum pidana. Disamping
kesalahan yang dilakukan oleh dokter. Hal ini ditentukan dalam pasal 22
sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (4), pasal 20, pasal 21 merupakan
beben dan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutup kemungkinana bagi
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud di dalam ayat (1) dan (2) tidak
suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas,
sadar, dan rasional setelah memperoleh informasi yang lengkap, valid, dan
akurat yang dipahami dari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan
dipahami oleh pasien artinya informasi itu disampaikan dalam bahasa pasien,
bukan dengan bahasa atau istilah-istilah medis. Teori The Idea of Informed
Consent yang dikemukakan oleh Jay Katz, bahwa pada hakekatnya, Informed
PTM yang dikaitkan dengan persetujuan atau izin yang didapat dari pasien
atau lebih sering dari keluarga pasien untuk melakukan tindakan operatif atau
67
Ibid.
68
Loc.cit.
rumah sakit tujuan surat ini adalah agar pasien atau keluarga pasien
mengetahui bahwa operasi dan tindakan medis ini harus di tempuh dan dokter
Medis ini sesungguhnya berasal dari 2 hal dasar dari hak pasien, yaitu hak
profesi dokter adalah pernayataan setuju (consent) atau izin dari seseorang
Gert, ada empat komponen yang harus dipahami pada suatu consent atau
persetujuan:
1. Sukarela (voluntariness)
diberikan sejelas-jelasnya.
2. Informasi (information)
69
Loc.cit.
70
Loc.cit.
akan membuat pasien sulit mengambil keputusan, bahkan ada rasa cemas
dan bingung.
3. Kompetensi (Competence)
4. Keputusan (Decision)
karena pasien mempunyai kesadaran akan hak mutlak atas tubuhnya dan hak
untuk menentukan atas diri sendiri, dalam arti menerima atau menolak
tindakan medik yang akan dilaksanakan atas dirinya. Selain itu pasien juga
Determination) adalah hak yang melekat dalam diri manusia, dalam arti
71
Heni Puji Wahyuningsih, Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta, Penerbit Fitramaya,
2008, hal 62.
tindakan kepada pasien. Oleh karena pasien memiliki hak dasar yang bersifat
Pada dasarnya persetujuan tindakan medik berasal dari hak asasi pasien
pasal 56
72
Loc.cit.
Pasal 32 menyatakan:
dideritanya.
f. Perkiraan pembiayaan.
45:
persetujuan.
mencakup :
11:
harus dilakukan.
memperoleh informasi.
10. Hukum Pidana, Pasal 351 KUHP, tanpa informed consent disebut
penganiayaan.73
lain-lain.
73
Dede Nasrullah, Etika dan Hukum Keperawatan Untuk Mahasiswa dan Praktisi
Keperawatan, Jakarta Timur, CV.TransInfo Media, 2014, hal 39-43.
sudah diberikan pasien yang tidak sadar dalam keadaan darurat untuk
walaupun tanpa pernyataan resmi, yaitu pada keadaan biasa dari pada
3. Pasien usia < 21 tahun tak punya orang tua ayah, ibu adopsi dan
saudara kandung.
4. Pasien dewasa gangguan mental, ayah, ibu kandung, wali yang sah dan
saudara kandung.
karena itu, isi dari formulir infomed consent harus memenuhi syarat
sahnya perjanjian.
2. Dan formulir informed consent dapat dijadikan alat bukti yang sah
suatu pelayanan medik dan sebab yang halal bahwa yang diperjanjikan
Undang-undang.
4. Formulir informed consent dapat dijadikan alat bukti yang sah dalam
pasien atau keluarganya karena merasa tidak puas atas tindakan medik
tersebut.74
74
Ibid.
yang merupakan pusat rujukan untuk Kabupaten Asahan, pusat rujukan bagi
satu kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Asahan. Pada saat itu
Rumah Sakit Umum Pemerintah hanya ada 2 sesuai dengan Surat Keputusan
Tanjung Balai ke Kisaran, dan baru terealisasi tanggal 20 Mei 1968, yang
95
beserta seluruh Dinas/Jawatan ke Kisaran yang pada saat itu Bupati Kepala
inisiatif Bapak Haji Abdul Manan Simatupang selaku Bupati Asahan untuk
Bupati Kepala Daerah dibangunlah Rumah Sakit Umum Kisaran yang berada
diatas areal tanah seluas 2,82 Ha, dengan tahap awal dibangun gedung induk
yang berfungsi untuk pelayanan pasien rawat jalan dan P3K beserta 2 (dua)
unit bangunan rawat inap pasien umum untuk laki-laki dan perempuan.
Beroperasi secara definitif pada tahun 1972 dipimpin oleh dr. TM. Panjaitan.
Sesuai dengan fungsi rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran mempunyai tujuan, visi dan
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran terletak
Kisaran memberikan pelayanan rawat jalan dan juga pelayanan rawat inap.
75
Profil Pelayanan Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran.
Kisaran terus proaktif dalam mengelola dan menjabarkan tugas pokok dan
Asahan.
asahan.go.id, rsud_hams@yahoo.com.
ditetapkan sebagai rumah sakit type C pada tahun 1982. Saat ini luas bangunan
Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
Simatupang Kisaran
Visi
Misi
Motto
sebagai berikut:
76
Ibid.
Jumlah tempat tidur Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
14. Incubator = 10
jumlah tempat tidur Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
KABAG TU
MARIANI, SH
NIP. 196903112002122001
INSTALASI
pihak-pihak yang berada dalam kedudukan yang sederajat, hal ini terjadi pada
saat para pihak akan memasuki hubungan hukum tertentu.77 Hubungan hukum
dengan menulis informed concent, hubungan sudah terjalin, tindakan apa yang
akan dilakukan, resiko yang akan terjadi, itu harus ditanda tangani oleh pasien
filsafat besar dalam bidang hukum abad ke-20 yaitu Roscou Pound dalam
seseorang yang telah dirugikan. Istilah tangung jawab menurut Kamus Besar
77
Syahrul Machmud, Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter yang
Diduga Melakukan Medikal Malpraktik, Bandung, Karya Putra Darmawati, 2012, hal 60.
78
Hasil Wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
sebagainya).
Seseorang dikatakan cakap jika sudah dewasa dan sehat pikirannya, untuk
badan hukum dikatakan cakap jika dinyatakan tidak dalam keadaan pailit oleh
Undang Hukum Perdata. Dasar dari ganti rugi karena perbuatan melawan
hukum secara umum ada di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1365
Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 58 ayat (1) yang berbunyi sebagai
berikut: “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
79
Setya Wahyudi, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian
Tenaga Kesehatan dan Implikasinya, Jurnal Dinamika Hukum Vol.11 No.3, hal 511.
diterimanya”.
Pasal 58 ayat (1) dalam merupakan aturan khusus (lex specialis) dari ketentuan
umum (lex generalis).80 Jika diatara pasien ada hak-haknya yang dilanggar
diserahkan kepada bagian humas mengenai apa yang terjadi atau permasalahan
apa yang sedang terjadi pada pasien tersebut, jika pasien merasa keberatan
mengenai hal yang terjadi rumah sakit tetap menampung masalahnya tersebut,
tidak lepas akan tanggung jawab yang telah terjadi, membuat daftar
memadai seperti dokternya terlambat datang, biaya dari rumah sakit yang
terlalu mahal, sarana prasarana yang kurang memadai untuk penyakit yang
diderita pasien serius, pasien yang ingin berobat sesuka hati mengenai tidak
80
Syahrul Machmud, op.cit, hal 36. Penegakan Hukum dan Perlindungan Hukum Bagi
Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktik, Bandung, Karya Putra Darmawati, 2012, hal
36.
81
Hasil Wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan
Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
sudah dilakukan secara online, maka pasien mendaftar jika ingin melakukan
rawat jalan untuk melakukan rujukan, 95% sudah pasien BPJS, ada rujukan
dari tingkat 1 setelah itu di rumah sakit akan dilihat akan kemana pasien
dirujukkan.82
wewenang dan kekuasaan, oleh karena itu setiap kekuasaan dalam mengemban
tugas pada suatu jabatan juga terdapat tanggung jawab. Dokter sebagai
pengemban tugas profesi kesehatan dalam berbagai segi yang secara khusus
maupun yang berkaitan dengan profesi medik yaitu disiplin dan kode etik
pada pendidikan yang harus dilakukan dengan sepenuh hati, niat yang tulus
dilakukan apakah telah sesuai dengan prosedur, baik secara etik, disiplin
82
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan
Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
83
Muntaha, Hukum Pidana Malpraktik Pertanggungjawaban dan Penghapus Pidana,
Jakarta, Sinar Grafika, 2017, hal 73.
84
Anny Isfandyarie, Tanggung Jawab dan Sanksi bagi Dokter Buku Ke I, Jakarta,
Prestasi Pustaka Publisher, 2000, hal 23.
tindakan medik, tentu secara hukum akan dilihat dari segi hukum mana yang
Dalam hukum perdata ada tiga kategori tanggung jawab yang berkaitan
theory)
theory)
Untuk gugatan yang berdasar atas wanprestasi lebih disebabkan dari adanya
85
Muntaha, op.cit, hal 73.
86
Hasuri Khoirul Anam, Pertanggungjawaban Dokter Terhadap Kerugian Pasien Akibat
Perbuatan Melawan Hukum, Nurani Hukum, Vol. 2 No. 1 Juni 2019, hal 4.
sebagai suatu akibat adalah apabila seandainya hal itu tidak ada,
dengan suatu pidana. Dalam pertanggung jawaban pidana dikenal dengan asas
dikenakan pidana.
87
I Gusti Ayu Apsari Hadi, Perbuatan Melawan Hukum Dalam Pertanggungjawaban
Dokter Terhadap Tindakan Malpraktik Medis, Jurnal Yuridis, Vol 5 No. 1, Juni 2018, hal 106.
adalah bentuk kesalahan yang tidak berupa kesengajaan, akan tetapi juga
bukan sesuatu yang terjadi karena kebetulan. Ada beberapa tingkatan terkait
antara dokter dengan pasien, yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah
etika. Dalam keadaaan seperti ini maka kaidah hukum dapat diberlakukan,
sehingga pembicaraan tidak akan dapat dilepaskan dari masalah hak dan
88
Loc.cit.
kewajiban dan tanggung jawab. Masalahnya adalah seberapa jauh pihak yang
terlibat itu (yakni dokter dan pasien) mengetahui hak dan kewajibannya
sesuai harapan, pasien ingin dilayani cepat, sedangkan untuk operasi hanya
yang emargency sedangkan yang terencana itu ditunda untuk masa covid 19,
yaitu dilakukan mediasi langsung di rumah sakit, dapat dilakukan melalui dua
sengketa medik yaitu di rumah sakit ini ada yang namanya Hospital By Law
ada hukum didalam rumah sakit ini, jika sesama dokter dilakukan oleh komite
medis, jika tidak bisa diselesaikan maka dilakukan sampai keluar, tetapi
89
Loc.cit.
90
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
91
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
92
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit
Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
dokter atau dokter gigi sebagai penyedia jaga pelayanan kesehatan masuk
hanya dapat dilakukan dengan cara ganti kerugian menurut Pasal 1320
perjanjian dalam hal dokter telah melakukan suatu kelalaian atau kesalahan
tanggung gugat hukum perdata dapat diajukan seseorang terhadap siapa saja
tindakan tersebut. Dengan kata lain ganti rugi ini hanya dapat diurus melalui
hukum perdata.
dokter dengan pasien, selama ini di rumah sakit ini tidak pernah ada dokter
yang ingkar janji dalam melaksanakan pekerjaan dia, tetapi banyak pasien
yang merasa diingkari janji oleh dokter, contohnya, ada pasien yang ingin
untuk operasi, disitulah disebut sebagai ingkar janji, tetapi itu dapat dijelaskan
oleh dokter.93
93
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
pasal tertentu dalam KUHP yang dapat diterapkan. Dengan demikian tindakan
pidana.94 Bentuk ganti rugi jika terjadi kesalahan dalam pelayanan medis,
Dilakukan penyelesaian dalam jalur hukum yaitu bentuk ganti rugi yang di
terjadi bila kepentingan pasien dirugikan oleh tindakan dokter atau dokter gigi
94
Loc.cit.
95
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
96
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
Ketika pasien merasa dirugikan dari kelalaian yang ditimbulkan oleh tenaga
Malpraktik mencakup pengetian yang jauh lebih luas dari kelalaian karena
dan mendapatkan izin dari pasien (informed consent), maka secara umum
tidak ada tindak pelanggaran hukum maupun hak asasi manusia. Dengan kata
lain, dokter tersebut bebas dari hukuman baik pidana maupun perdata, tetapi
semuanya itu tentu saja harus melalui suatu proses peradilan terlebih dahulu.
hukum dapat dilakukan melalui komite medis, segala sesuatu masalah yang
terjadi pada dokter itulah diserahkan kepada komite medis mengenai sengketa
yang terjadi, tetapi sampai sejauh ini belum pernah terjadi, apa lagi sampai
dapat serta merta disebut sebagai malpraktik namun sebaliknya juga dari pihak
dokter pun tidak dapat serta merta “membebaskan” diri dari proses hukum.
dokter dari tuntutan” dalam surat izin operasi, yang ternyata sama sekali tidak
“berbau” penipuan atas pasien, yang dalam khasanah hukum dikenal sebagai
blanket consent.98
Pasien merupakan salah satu pihak awam yang tidak mengerti tentang
97
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan Rumah
Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
98
Loc.cit.
antara dokter dengan pasien. Dan BPSK telah melakukan upaya sesuai dengan
moril
saksi yang seharusnya dapat memperlihatkan titik terang dari apa sebenarnya
persoalan yang dialami pihak rumah sakit, mengapa mereka sampai salah
membebaskan dokter dan dokter gigi dari tuntutan hukum jika diduga
99
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/31474?articlesBySameAutho
rPage=3
100
Hasil wawancara dengan Dr. Lobiana Nadeak, selaku Kepala Bidang Pelayanan
Rumah Sakit Umum Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran, tanggal 10 Agustus 2020.
A. Kesimpulan
1. Dokter, pasien dan rumah sakit adalah tiga subyek hukum yang terkait
hubungan hukum antar dokter, pasien dan rumah sakit, adalah hubungan
terapeutik.
Rumah Sakit.
117
dua jalur jalur hukum dan jalur non hukum. Perbuatan melawan hukum
1365. Tanggung jawab dokter secara khusus untuk di gugat secara perdata
C. Saran
pelayanan terbaiknya.
A. Buku
Amir Amri, 1997, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika, Jakarta.
120
Isfandyarie, Anny, 2000, Tanggung Jawab dan Sanksi bagi Dokter Buku Ke I,
PrestasiPustaka Publisher, Jakarta.
Nasrullah, Dede, 2014, Etika dan Hukum Keperawatan Untuk Mahasiswa dan
PraktisiKeperawatan, CV.Trans Info Media, Jakarta Timur.
Ta‟adi Ns, 2010, Hukum Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tutik, Titik, Triwulan, dan Shita Febriana, 2010, Perlindungan Hukum Bagi
Pasien, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Kedokteran.
Kesehatan.
Sakit.
C. Internet
https://www.padamu.net/pengertian-negara-indonesia-adalah-negara-hukum, diakses
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/31474?articlesBySa
D. Wawancara