SKRIPSI
OLEH :
B111 11 018
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
OLEH:
B 111 11 018
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Andi Batari Toja (B 111 11 018), dengan judul skripsi “Tinjauan Yuridis
Terhadap Pelaksanaan Pidana Bersyarat dalam Tindak Pidana
Penganiayaan”. (Studi Kasus Putusan Tahun 2013 di Pengadilan Negeri
Sungguminasa. Dibimbing oleh Prof. Dr. Slamet Sampurno, S.H.,M.H. sebagai
pembimbing I dan Ibu Hj. Nur Azisah, S.H.,M.H. sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan putusan
pidana bersyarat terhadap tindak pidana penganiayaan dan apa yang menjadi
kendala dalam pengawasan pelaksaan putusan pidana bersyarat terhadap
tindak pidana penganiayaan dalam perkara Putusan Tahun 2013 di Pengadilan
Negeri Sungguminasa.
Penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Negeri Sungguminasa dan Kejaksaan
Negeri Sungguminasa. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan
teknik pengumpulan data berupa Studi Dokumen atau Kepustakaan dan
penelitian lapangan dengan melakukan wawancara lansung terhadap nara
sumber pada instansi tersebut.
Sumber hukum primer diperoleh dengan Putusan Pengadilan Dan Peraturan
Perundang-Undangan dan juga bersumber dari hasil wawancara berbagai
pihak terkait sehubungan dengan masalah yang dikaji dalam penulisan skripsi.
Sumber hukum sekunder bersumber dari buku-buku hukum, makalah-makalah
yang berkaitan dengan pidana bersyarat dan dokumen yang telah ada.
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitianadalah yang pertama
mengenai efektifitas pelaksanaan pidana bersyarat di daerah Hukum
Pengandilan Negeri Sungguminasa tidak berjalan dengan baik atau belum
efektif. Karena sejak tahun 2011-2013 jaksa selaku eksekutor tidak pernah
terjun langsung ke lapangan untuk melakukan pengawasan terhadap terpidana
putusan pidana bersyarat khususnya dalam kasus penganiayaan. Selanjutnya
kesimpulan kedua Kendala-kendala yang dialami oleh jaksa dalam melakukan
pengawasan pidana bersyarat antara lain, belum ada aturan atau pedoman
yang baku, teknik administrasi yang masih minim, kurangnya dana dan
pembiayaan, waktu dan kesibukan serta kurangnya koordinasi antara Pihak
Pengadilan, Kejaksaan, Kepolisian, Bapas dan Lurah setempat.
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar benar
atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dibuktikan
bahwa sebagian atau keseluruhan ini hasil karya orang lain, saya bersedia
Yang menyatakan
vi
Skripsi ini sebagai persembahan untuk :
Keluarga Tercinta
Fakultas Hukum
Kawan-kawan Tercinta
SIKAP SUKSES
vii
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali
Nasib saya, masa depan saya, mau jadi apa saya, sayalah yang
Saya sendirilah yang mengaristeki apa yang akan saya raih dalam hidup
ini.
“Takdir Tuhan ada di ujung usaha manusia. Tuhan Maha Adil, Dia akan
ikhtiarnya dan agar saya tidak tersesat atau melangkah tidak tentu arah
dalam berikhtiar dan berusaha, maka saya membuat peta masa depan
saya.
viii
MOTTO
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas segala
sebagai salah satu syarat tugas akhir pada jenjang Strata Satu (S1) pada
Penyelesaian skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik dalam
bentuk sumber hukum, data, saran, kritikan, semangat dan juga doa. Sehingga
melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Andi Edi
cinta dan kasih saying. Terima kasih juga atas peranannya sebagai orang tua,
dan terus menjadi inspirasi, motivator, dan teladan yang baik bagi penulis.
Universitas Hasanuddin;
x
2. Prof.Dr.Farida Patittingi,S.H.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
4. Prof. Dr. Muh. Sukry Akub, S.H, M.H, Selaku Penguji dan keluarga
penulis;
5. Amir Ilyas, S.H, M.H, dan Hj. Haeranah S.H, M.H, selaku penguji atas
penulis;
Hakim Yogha S.H dan Ibu Hernawati S.H, yang telah banyak membantu
xi
9. Semua pihak Kejaksaan Negeri Sungguminasa khususnya Ibu Jaksa
A.titin Tenriawaru, Andi Alif Arya dan A.Batara Gau terimakasih atas
Hasanuddin;
Sarpatih Saputri dan Ari Mentari, canda tawa, susah dan senang dan
segala kegilaan yang tak pernah terlupakan, terima kasih juga atas
14. Teman-Teman KKN Reguler angkatan 87 Posko Bulu Tanah, Nurul Ilmi
berkesan;
skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan masih terdapat banyak
xii
kekurangan, baik itu dari segi penyajiannya maupun penggunaan
bahasanya, sehingga kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
paparkan, atas segala ucapan yang tidak berkenang dalam skripsi ini
PENULIS
xiii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................... ii
ABSTRAK………………………………………………………………… v
MOTTO…………………………………………………………………… . vxi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.................................................................... 6
B. Teori Pemidanaan………………………………………………… 16
xiv
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan………………………….. 18
3. Teori Gabungan…………………………………………… 21
1. Kelembagaan…………………………………………. ..... 37
2. Fungsi……………………………………………………… 38
A. Lokasi Penelitian………………………………………………….. 42
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… 61
B. Saran……………………………………………………………….. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
tinggi hak asasi manusia dan menjamin kedudukan yang sama didalam
kebutuhan antara satu dengan yang lain tidak saja berlainan, tetapi
1
Bambang Waluyo, 2000, Pidana dan Pemidanaan,Sinar Grafika., Jakarta, hlm.6.
1
sebebas-bebasnya berbuat dan bertingkah laku dalam rangka
mempengaruhinya.3
2
Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana 1, Raja Grafindo Persada., Jakarta,hlm 25.
3
Muladi, 2008, Lembaga Pidana Bersyarat,Alumni., Bandung, hlm. 219.
2
perbuatan pidana. Hukum pidana material yang berlaku di Indonesia
pidana yang dijatuhkan tidak lebih dari satu tahun penjara, dan dimuat
ditentukan.4
4
Sampurno Djojodiharjo,1970, Majalah Pembinaan Nasional No. VIII tahun, hal.64.
3
pengaruh apapun terhadap terpidana. Terpidana sering pula dianggap
bahwa :
pidana bersyarat ini menimbulkan efek yang negatif seperti rasa tidak
penjara.5
5
Ibid hlm 66.
4
dapat menyikapi perbuatannya melanggar ketentuan perundang-
menjalani hukuman.6
arah jalan yang benar seperti anggota masyarakat yang lainnya, tetapi
mengayomi masyarakat.
6
http://repository.unand.ac.id/10578/. Di akses pada tanggal 5 nov 2014 pukul 17.01WITA.
7
A. Santoso Muhari, 2002,Pradigma Baru Hukum Pidana,Averroes Press., Malang,hlm. 59.
5
yang lebih baik daripada sanksi pidana pencabutan kemerdekaan. Yang
baik dan menjadi sarana koreksi yang tidak hanya bermanfaat bagi
bersyarat, sebagai bahan dalam penelitian ini. Untuk itu dalam penelitian
Sungguminasa)”.
B. Rumusan Masalah
6
1) Tujuan penelitian adalah dirumuskan secara deklaratif dan
untuk :
a. Tujuan Umum
Sungguminasa)
b. Tujuan Khusus
nyata di masyarakat.
hukum.
7
2) Kegunaan Penelitian
dua segi yang saling berkaitan yakni dari segi teoritis dan segi
praktis.
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Praktis
BAB II
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
8
Andi Zainal Abidin dan Andi Hamzah,2010. Hukum Pidana Indonesia. PT.Yasrif Watampone: Jakarta,
hlm 41
9
Adami Chazawi,2008. Hukum Pidana ( Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori-teori Pemidanaan dan Batas
berlakunya Hukum Pidana. PT.Raja Grafindo Persada:Jakarta, hlm.67
9
dari sudut pandang mereka yang menmbulkan banyaknya
Undang-Undang.
10
Kanter dan Sianturi. 2002. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Storia Grafika:
Jakarta, hlm 205.
11
Adami Chazawi. 2008…………..,hlm 71
10
dilakukan baik dengan sengaja maupun lalai oleh orang yang
2. Dengan sengaja;
4. Diancaman pidana;
peraturan perundang-undangan.
objektif.
a. Unsur Objektif
12
Bambang Poernomo, 1982. Asas-Asas Hukum Pidana. Ghalilea Indonesia:Yogyakarta,hlm91.
11
Unsur yang terdapat di luar si pelaku. Unsur-unsur yang
3) Kausalitas
b. Unsur subjektif
culpa)
13
Teguh Prasetyo, 2012, Hukum Pidana, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hlm 50.
12
4) Merencanakan terlebih dahulu seperti tercantum
KUHP. 14
unsur kesengajaan.
14
Teguh Prasetyo, ibid.hlm51
13
b. Perbuatan harus sesuai sebagaimana yang dirumuskan
sanksinya.15
15
Yulies Tina,2006. Pengantar Hukum Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta. Hlm62-63
16
Teguh Prasetyo,2012, Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 57
14
sasaran yang hendak dilindungi oleh KUHP terhadap tindak
pidana tersebut.
keadilan.17
17
Ibid, hal 59
15
dilarang, delik itu dianggap selesai jika akibatnya sudah
terjadi.
B. Teori Pemidanaan
16
kepada hukum dan keadilan.Karena itu, menurutnya penjahat
harus dilenyapkan.
penjahat.19
macam, yaitu :
19
Erdianto Effendi,2011, Hukum Pidana Indonesia (suatu pengantar), Refika Aditama., Bandung Refika,
hlm 141.
17
Adalah pembalasan terhadap apa yang telah diciptakan oleh
1) Untuk menakuti;
20
A. Zaenal Abidin, 2005, Hukum Pidana, Jakarta-Makassar, Prapantja dan Taufieq. Hlm 11
21
Erdianto Effendi,2011…., hlm 142.
18
Toeri ini dari Anselm von Reurbach, hukuman itu harus
3) Untuk melindungi
umum).
Sementara itu sifat pencegahannya dari teori ini ada dua macam yaitu:
19
dijatuhkan pada penjahat ditujukan agar orang-orang (umum)
dipidana itu dijadikan tontonan orang banyak dan dari apa yang
berbuat serupa.
20
Teori pencegahan khusus ini lebih maju jika dibandingkan
yaitu:22
a) Menakut-nakutinya;
b) Memperbaikinya, dan;
22
Adami Chazawi,……..hlm 165
21
Menurut Herbert Packer terdapat tiga macam teori pemidanaan
yaitu:23
intimidation.
untuk:
c. Merehabilitasi pelaku;
d. Melindungi masyarakat;
23
Ibid hlm 143
22
C. Tinjauan Umum tentang Pidana Bersyarat
barang);
24
Adami Chazawi, 2005,Pelajaran Hukum Pidana 1, Raja Grafindo Persada., Jakarta, hlm. 54.
25
Ibid, hlm. 59.
23
3. Hakim menjatuhkan pidana denda, dengan ketentuan ialah: (a)
pendapatan negara.
ditetapkan dalam putusan hakim yang harus ditaati oleh terpidana untuk
itu dibedakan antara: (1) syarat umum dan (2) syarat khusus. Syarat
boleh melakukan tindak pidana (Pasal 14c ayat (1)).Dalam syarat umum
ini tampak benar sifat mendidik dalam putusan pidana dengan bersyarat,
dan tidak tampak lagi rasa pembalasan sebagaina dianut oleh teori
pembalasan.26
24
fakultatif dan hanya dapat ditetapkan dalam pemidanaan bersyarat yang
lamanya lebih dari tiga bulan pidana penjara/kurungan atas salah satu
pelanggaran tertentu antara Pasal 492, 504, 505, 506, 536 KUHP,
tanggal 15 maret 1926 NJ. 1926. Meskipun demikian syarat khusus itu
(Pasal 14c ayat (1)) karena pada penetapan denda dengan bersyarat
27
Aruan Sakidjo, dan Bambang Poernomo, 1990, Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana
Kodifikasi, Ghalia Indonesia., Jakarta, hlm. 111.
28
Ibid, hlm. 112.
25
Sementara itu mengenai lamanya masa percobaan itu, ditentukan
1. Bagi kejahatan dan pelanggaran Pasal: 492, 504, 505, 506, dan
dalam hal:
khusus;
29
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum...,. hlm 56
26
dipidana dengan putusan yang menjadi tetap karena tindak
berjalan;
tingkat pertama.
30
Ibid, hlm 57.
31
Ibid, hlm 62.
27
2. Tidak dengan sendirinya hanya mungkin jika UU menentukan
32
Amir Ilyas, dkk, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana II, Rangkan Education Yogyakarta, Sleman Yogyakarta,
hlm 195
28
mengenai sistem pemidanaannya dimana seperti yang disebutkan dalam
kekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada lagi upaya hukum lain yang
KUHP). 33
melakukan hal-hal yang tercantum dalam amar putusan yang baik dan
33
Muh. Anwar (Dading) H.A.K,1986. Hukum Pidana Bagian Khusus (Kutif Buku I jilid II),alumni Bandung
Hal. 102-103
29
setelah masa hukumannya habis, terpidana akan bebas dengan
sendirinya.
tugas dan wewenang Jaksa sebagai eksekutor yang telah diatur dalam
tindak pidana yang penulis bahas ini tindak pidana terhadap tubuh
30
Secara umum tindak pidana terhadap tubuh pada KUHP
34
Andi Hamzah,2011. Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP. Sinar Grafika. Jakarta, Hal
509
31
Dengan demikian, unsur kesengajaan ini kini terbatas pada
pembunuhan.
Dua macam akibat ini harus tidak dituju dan juga harus tidak
disengaja, sebab kalau melukai berat ini disengaja, maka ada tindak
pidana penganiayaan berat dan Pasal 354 ayat (1) KUHP dengan
berikut:
32
3. Kekudung-kudungan;
4. Kelumpuhan;
i. Penganiayaan biasa;
sebagi berikut:
orangnya mati;
33
Selain dari pada itu, diatur pula pada Bab XX (Penganiayaan)
ini sangat mirip dengan Pasal 170 KUHP sebab perkelahian pada
banyaknya Rp 4.500;
dengan sengaja;
35
Ledeng Marpaung,2005, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh. Sinar Grafika,Jakarta; Hlm,50.
36
R. Soesilo, 1995, Kitab Undapang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor:Politeia.
34
Undang-undang tidak memberi ketentuan apakah yang di
menempeleng dsb.
berakibat luka berat atau mati. Tentang luka berat lihat Pasal 90
KUHP. Luka berat atau mati disini harus hanya merupakan akibat
pembunuhan (Pasal 338 KUHP). Lain lagi halnya dengan sopir yang
orang (Pasal 351 KUHP alinea 3), oleh karena sopir tidak ada
35
pikiran (maksud) sama sekali untuk menganiaya, tidak masuk
yang mengacu pada Pasal 352 KUHP, dimana tingkat kerugian atau
luka yang dididerita oleh korban bagi hakim tidak begitu parah.
biasanya diancam dan diberikan dengan pidana yang tidak lebih dari
36
dengan masa hukuman tidak lebih dari satu tahun yang dapat
1. Kelembagaan
perkara perdata.
37
Skripsi “Pelaksanaan Pengawasan dan Pengamatan terhadap Putusan Pidana Bersyarat” Oleh Sabam
Lauwrensius, Fak Hukum Univ Katolik Soejapranata, Semarang.
37
kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan lainnya dalam upayanya
2. Fungsi
38
kemahiran menggunakan prosedur baku yang sangat
30:
a) Melakukan penuntutan;
39
b) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan
tetap;
berdasarkan undang-undang;
40
5. Pengcegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan
agama;
kriminal.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Negeri Sungguminasa.
a. Data Primer
b. Data Skunder
42
data skunder. Bahan hukum primer dan bahan hukum skunder
Kekuasaan Kehakiman.
diteliti.
43
Merupakan suatu alat pengumpulan data yang dilakukan terhadap
dokumen tersebut.
2. Wawancara (inreview)
dan informan.
44
Penggunaan teknik analisis kualitatif mencakup semua data
45
BAB IV
belum efektif. Hal ini dapat dilihat dari data yang ditampilkan sebagai
berikut :
46
TABEL I
2011 5 5
2012 3 3
2013 7 7
16 16
Sumber PN.Sungguminasa
TABEL II
47
Berdasarkan data di atas, pelaksanaan putusan pidana bersyarat
bersyarat.
jaksa tersebut, maka para jaksa memiliki beberapa aturan teknis yang
38
Hasil Wawancara dengan Ibu Jaksa Herawati S.H pada tanggal 21 januari 2014
48
2) Bentuk dan jenis tindak pidana tersebut, maksudnya harus
tersebut lebih bersifat eksternal, bersumber dari luar pribadi pelaku atau
49
(kesukaran, hambatan, rintangan), baik rill maupun berupa khali pada
oleh Hakim Yogha, S.H dan Ibu Jaksa Herawati, S.H, jawaban antara
peraturan pelaksanaan.
50
tujukan pada pengaturan mengenai cara kerja Jaksa dan petugas
sudah benar dan baik adanya. Menurut Ibu Jaksa Herawati S.H,
Kinerja Jaksa dalam hal ini jelas akan sangat terhambat, dimana
dlaksanakan.
51
sangat jauh berbeda bila diukur jaraknya dari Pengadilan Negeri
52
kepentingan tertentu dengan terpidana. Bahkan selang beberapa
2. Perundang-Undangan
tersebut.
53
terpidana telah menyesali perbuatan dan akan merubah sikafnya
memiliki tujuan yang baik namun terkesa antara Jaksa dan Hakim
3. Teknis Administrasi
54
teknis dan administrasi masih terdapat kaitan dengan penyebab-
meliputi :
dijangkau.
karena hal ini merupakan suatu resiko yang harus ditanggung dari
55
pemidanaan bersyarat, terpida tidak dirampas kemerdekaannya
56
4. Waktu dan Kesibukan
dalam jarak yang jauh dan dalam jangka waktu yang lama.
57
hari yang dianggap „hari pendek‟ dan sifatnya lebih santai” hari
dalam masa hari kerja aktif menjadi lebih padat, sehingga sedikit
dan pejabat lain yang berwenang untuk itu. Belum adanya suatu
ada.
58
S.H mengatakan bahwa “ lembaga Diljapol ini ternyata tidak
kota yang menjadi ruang lingkup wilayah hukum dan lokasi yang
selama ini tidak ada data yang keluar atau masuk dari dan ke
Selama ini tidak ada upaya yang signifikan untuk saling tukar
59
6. Tidak Adanaya Kewajiban Wajib Lapor Pelaku Tindak Pidana
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
61
d. Kurangnya jumlah personel dan sedikitnya waktu kerja bagi
B. Saran
sistem yang baik dan baku, didasari dengan itikad baik dan
semangat yang tidak mudah putus asa. Hal ini berlaku pula
62
dalam kasus penganiayaan. Profesionalisme petugas yang
63
DAFTAR PUSTAKA
Malang,2002.
2005.
Persada:Jakarta, 2008
Andi Zainal Abidin dan Andi Hamzah. Hukum Pidana Indonesia. PT.Yasrif
Amir Ilyas, Dkk, Asas-Asas Hukum Pidana II, Rangkan Education Yogyakarta &
PuKap-Indonesia, 2012.
Aruan Sakidjo, dan Bambang Poernomo, Hukum Pidana Dasar Aturan Umum
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti.
Bandung,2003.
Bandung, 2011.
64
Kanter dan Sianturi. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya.
Muh. Anwar (Dading) H.A.K. Hukum Pidana Bagian Khusus (Kutif Buku I jilid
Grafika,Jakarta, 2005.
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012
Peraturan Perundang-undangan :
Kehakiman.
Acara Pidana.
Republik Indonesia.
65
Website :
17.01WITA.
17/11/2014 (10.30)
18/11/2014 (08.30)
http://madhienyutnyut.blogspot.com/2014/02/pengertian-efektifitas-menurut-
66