SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dalam Memenuhi Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
VERAWATY NAPITUPULU
NIM 140200347
DEPARTEMEN KEPERDATAAN
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2018
NIM : 140200347
1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi
2. Apabila terbukti di kemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau
Verawaty Napitupulu
NIM: 140200347
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
untuk segala kebaikan dan berkat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga bersyukur untuk kasih setia dan
menyadari bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini bukan karena kekuatan dan
kehebatan penulis tetapi karena pertolongan Tuhan yang selalu ada dalam
kehidupan penulis.
Penulisan skripsi ini diberi judul “Analisis Hukum Perdata terhadap Surat
ini diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum
dari Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati penulis akan sangat berterimakasih jika
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka pada
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum
ii
4. Bapak Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas
7. Bapak Prof. Dr. Hasim Purba, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I,
8. Bapak Dr. Edy Ikhsan, S.H., M.A., selaku Dosen Pembimbing II, yang
skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera
iii
Tulang Vania, Tulang Kesia, Tante Dorkas, Tante Juan, Tante Randy,
Tante Joyce, Tante Sandro, yang telah memberikan semangat dan motivasi
12. Kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba
Samosir dan CV. Priera Jaya yang telah memberikan kesempatan kepada
13. Kepada Bang Maruli Sinaga, Boris Napitupulu, Gandi, Titir, Dina, Maya,
skripsi ini.
Verawaty Napitupulu
iv
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... i
Lampiran III Surat Bukti Riset dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
vi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai tujuan yang tercantum dalam UUD 1945. Tujuan Negara Republik
Indonesia alinea ke-empat yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Salah satu tujuan Negara
setiap kegiatan, disamping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai,
juga harus menjadikan hukum yang berlaku sebagai aturan kegiatan kenegaraan,
fungsi, yaitu:1
1
Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah Dalam Konteks UUPA-
UUPR-UUPLH, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal. 2.
dapat dilaksanakan dan berhasil jika situasi Nasional mantap. Makin mantap
2
Nanik Trihastuti, Hukum Kontrak Karya, Setara Press, Malang, 2003, hal. 1.
3
F.X. Djumialdji (I), Perjanjian Pemborongan, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hal. 1.
4
Ibid.
merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses
karena itu, hasil-hasil pembangunan itu harus dapat dinikmati seluruh rakyat
sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Berhasil
masyarakat.6
Kabupaten Toba Samosir memiliki dimensi yang luas, hal ini disebabkan oleh
dapat dipungkirin bahwa fungsi irigasi sangatlah penting. Irigasi bagi tanaman
padi berfungsi sebagai penyedia air yang cukup dan stabil untuk menjamin
produksi padi. Agar produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan,
maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Tujuan irigasi adalah
mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan
5
Amiruddin.Korupsi Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa, Genta Publishing, Yogjakarta,
2010, hal. 1.
6
Djumialdji, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum dalam Proyek dan Sumber Daya
Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 1.
ditingkatkan untuk memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi
untuk mecukupi kebutuhan pangan khususnya beras, salah satu upaya pemerintah
masing pihak memiliki hubungan hukum yang akan dituang dalam bentuk
persetujuan dengan mana pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri untuk
1601 b, kemudian Pasal 1604 sampai dengan Pasal 1616. Perjanjian pemborongan
merupakan salah satu perjanjian untuk melakukan pekerjaan, sebab Bab 7A Buku
1. Perjanjian kerja/perburuhan
2. Perjanjian Pemborongan
perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta dibawah tangan, surat perintah
pemborongan yang dilakukan para pihak pada nantinya tidak bertentangan dengan
KUHPerdata, juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 yang
tentang pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah dan diatur dalam
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemerintah yang dalam hal ini
adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir
7
Ibid, hal. 29.
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perjanjian yang dilakukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir
Desa Pintu Pohan. Hubungan kerjasama antara Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya dibuat dalam
suatu perjanjian yang selanjutnya disebut Surat Perjanjian (Kontrak) No. 10/KTR-
Dalam pelaksanaan perjanjian ini, para pihak harus tunduk pada surat
perjanjian (kontrak) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Isi perjanjian
tersebut memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak yang harus dipenuhi. Hak
antara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir
“hubungan antara subjek hukum ataupun antara subjek hukum dengan objek
hukum, yang diatur oleh hukum dan menimbulkan akibat hukum yaitu hak dan
1. Adanya dasar hukum, yaitu peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum
tersebut.
2. Peristiwa hukum, yaitu kejadian yang membawa akibat yang diatur oleh
Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir bersifat mengikat, hal ini sesuai dengan
pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menyatakan “semua persetujuan yan dibuat
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya
yang dibuat secara tertulis merupakan undang-undang bagi para pihak sehingga
harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. Para pihak tidak boleh mengabaikan
menyimpang dari surat perjanjian atau kontrak tersebut maka dapat dikatakan
Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya merupakan perjanjian
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai bagian dari tugas dan tanggung
8
Zaeni Asyahadie, Pengantar Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2013, hal. 66.
9
Ibid.
dalam perkembangan saat ini, banyak kontrak yang bermasalah, banyak isi
kontrak yang berat sebelah yakni hanya menguntungkan salah satu pihak tanpa
memperhatikan hak pihak lain, sehingga asas keadilan dan keseimbangan tidak
terlihat lagi dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan para pihak.
Selain itu, banyak proyek yang dalam proses pengerjaan di lapangan tidak
sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian atau kontrak. Misalnya
pemborong.12 Masalah yang sering timbul dari pihak pemborong ialah material
yang digunakan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, pemborong tidak dapat
Selain masalah yang timbul dari pihak pemerintah dan pemborong, bencana alam
10
Dedi Junaedi, Nah Loh, Proyek Taman Kota Mangkrak Ditinggal Pemborong,
https://www.faktajabar.co.id/nah-loh-proyek-taman-kota-mangkrak-ditinggal-pemborong/ diakses
pada tanggal 26 Februari 2018 pukul 10.54 WIB.
11
Try, RukoAmbruk Tewaskan 12 Pekerja, Polisi Tetapkan Pemborong
Tersangka,https://news.detik.com/berita/2609523/ruko-ambruk-tewaskan-12-pekerja-polisi-
tetapkan-pemborong-tersangka, diakses pada tanggal 26 Februari 2018 pukul 11.02 WIB.
12
Riga Nurul Iman, Jembatan Ambruk di Sukabumi Tanggungjawab
Pemborong,http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/05/p3ogkr280-jembatan-
ambruk-di-sukabumi-tanggung-jawab-pemborong, diakses tanggal 26 Februari 2018 pukul 11.22
WIB.
ketentuan hukum yang berlaku, karena di lapangan banyak pihak yang menjadi,
terdakwa dalam kasus suap dan korupsi pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Korupsi Barang dan Jasa.13 Hal ini menjadi bukti bahwa pengadaan barang dan
jasa di Indonesia bahwa meskipun sudah melalui proses tender elektronik, tetapi
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV.
Kabupaten Toba Samosir tahun 2017 sehingga para pihak harus memahami
TOBA SAMOSIR”.
13
ICW, 80 Persen kasus KPK adalah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa,
Yasmib.org/2017/09/16/80-persen-kasus-di-kpk-adalah-korupsi-pengadaan-barang-d an-jasa/,
diakses tanggal 22 Mei 2018 pukul 23.50 WIB.
B. Perumusan Masalah
berikut.
2. Apa yang menjadi hak dan kewajiban para pihak dalam Surat Perjanjian
PUPR?
C. Tujuan Penulisan
disebutkan sebelumnya. Melalui penulisan ini yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam surat perjanjian
DAK/APBD/SDA/PUPR /2017.
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
E. Metode Penelitian
bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap sesuatu objek yang mudah
14
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2015, hal. 37.
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali
itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis artinya dari data penelitian yang
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan
CV. Priera Jaya. Dalam Penulisan skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan
penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan
adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mendapat data primer, yang
2. Sumber Data
15
Ibid.,hal. 38.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
didukung data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
mengikat atau memiliki otoritas. Bahan hukum dalam skripsi ini terdiri dari
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang diperoleh dari buku hukum yang
dan pendapat dari pakar hukum. Termasuk juga semua dokumen yang
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan informasi hukum yang baik dan
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
para sarjana dan ahli hukum serta situs internet yang berkaitan dengan
Kabupaten Toba Samosir dan CV. Priera Jaya untuk melengkapi bahan yang
4. Analisis Data
pikir yang optimal. Metode yang digunakan penulis untuk menganalisis data
adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara
F. Keaslian Penulisan
dengan judul “Analisis Hukum Perdata Terhadap Surat Perjanjian (Kontrak) No.
terluas, dan wawancara dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Toba Samosir serta CV. Priera Jaya. Dari hasil penelusuran
elektronik, belum pernah dilakukan pembahasan skripsi yang berjudul di atas dan
ini adalah murni hasil penelitian dan pemikiran penulis dalam rangka melengkapi
Sumatera Utara.
G. Sistematika Penulisan
manfaat dari penulisan skripsi tersebut. Untuk memudahkan hal tersebut, maka
penulisan skripsi ini dibuat secara menyeluruh mengikat kerangka dasar yang
terbagi dalam bab per bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab pertama skripsi ini akan membahas tentang latar belakang
penulisannya.
Dalam bab kedua skripsi ini berisi tinjauan hukum mengenai proses
PUPR/2017 dimana sub bab pembahasan bab kedua ini yaitu pengertian
NO. 10 /KTR-DAK/APBD/SDA/PUPR/2017
Dalam bab ketiga skripsi ini berisi hak dan kewajiban para pihak dalam
dimana sub pembahasan dari bab ketiga ini yaitu pengertian dan dasar
DAK/APBD/SDA/PUPR/2017.
Dalam bab keempat skripsi ini berisi upaya penyelesaian para pihak jika
10/KTR-DAK/APBD/SDA/PUPR/2017
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini. Dimana bab
1. Pengertian Perjanjian
dalam bahasa Belanda, atau “Agreement” dalam bahasa Inggris.16 Secara yuridis
pengertian perjanjian terdapat pada Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi “Suatu
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
perjanjian yang terdapat dalam ketentuan diatas tidak lengkap dan terlalu luas.
Dikatakan tidak lengkap karena yang dirumuskan itu hanya mengenai perjanjian
sepihak saja. Defenisi tersebut dikatakan juga terlalu luas karena dapat mencakup
perbuatan di dalam lapangan hukum keluarga, seperti janji kawin yang juga
dalam KUHPerdata Buku III. Perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata Buku III
kriterianya dapat dinilai secara materiil, dengan kata lain dinilai dengan uang.17
dalam skema peristiwa hukum, maka peristiwa hukum yang timbul karena
16
Munir Fuady (I), Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2001, hal. 2.
17
Mariam Darus Badrulzaman (I), Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001, hal. 65.
18
J. Satrio, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, hal. 20-23.
18
b. Kata “dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih”. Setiap orang yang membaca kalimat tersebut akan
membayangkan adanya satu orang atau lebih yang terikat kepada satu orang
atau lebih lainya. Jadi kesan yang timbul adalah : di satu pihak ada kewajiban
dan dilain pihak ada hak. Yang demikian itu hanya cocok untuk perjanjian
yang sepihak, sebab di dalam perjanjian yang timbal-balik pada kedua pihak
Hal ini dapat disimak dari perumusan “satu orang atau lebih mengikatkan
merupakan kata kerja yang sifatnya hanya datang dari satu pihak saja, tidak
berasal dari kedua pihak. Sedang maksud perjanjian itu adalah para pihak
19
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1990, hal. 88.
sehingga para pihak yang mengikatkan diri tersebut dianggap tidak jelas
seseorang berjanji kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk
20
Subekti (1), Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermassa, Jakarta, 2001, hal. 36.
antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum”.21
pengertian suatu hubungan hukum harta kekayaan atau harta benda antara dua
orang atau lebih yang memberikekuatan hak kepada suatu pihak untuk
memperoleh suatu prestasi dan sekaligus mewajibkan para pihak lain untuk
menunaikan prestasi”.22
mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau
dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak berjanji untuk
melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak
orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap
Perjanjian ditafsirkan sebagai suatu hubungan hukum penawaran dari satu pihak
dan perbuatan hukum penerimaan dari pihak lain. 25 Dilihat dari beberapa
21
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogjakarta, 1988,
hal. 96.
22
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1966, hal. 6.
23
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjanjian, Bale, Bandung, 1986, hal. 9.
24
Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1979, hal. 4.
25
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.
47.
berisi hak dan kewajiban yang terdapat dalam diri masing-masing pihak untuk
dilaksanakan yang dibuat secara lisan maupun tertulis untuk menjamin kepastian
2. Unsur-Unsur Perjanjian
perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain
1. Ada pihak-pihak
Dalam suatu perjanjian paling tidak terdapat pihak-pihak yang mana pihak-
perjanjian ini dapat berupa manusia pribadi dan badan hukum. Dalam
yang cakap dalam melakukan perbuatan hukum seperti yang telah ditetapkan
waras dianggap tidak cakap hukum sehingga orang tersebut dianggap tidak
26
Lukman Santoso, Hukum Perjanjian Kontrak, Cakrawala, Yogyakarta, 2012, hal. 12.
27
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hal. 79.
pihak. Persetujuan disini bersifat tetap, bukan lagi disebut sebagai proses
suatu tawaran, maksudnya adalah apa yang ditawarkan oleh pihak yang satu
diterima oleh pihak yang lainnya. Dalam perundingan tersebut hal-hal yang
objek perjanjian itu, maka timbullah persetujuan dan persetujuan ini yang
Setiap perjanjian yang lahir tentunya memiliki tujuan, yaitu untuk memenuhi
dan kekuatan bukti. Biasanya bentuk tersebut dibuat berupa akta. Selain
perjanjian yang dibuat secara tertulis, ada juga perjanjian yang dibuat secara
lisan, yaitu hanya dengan kata-kata yang jelas maksud dan tujuannya yang
dapat dipahami oleh pihak-pihak,itu dirasa sudah cukup, kecuali para pihak
karena dari syarat-syarat inilah kemudian diketahui hak dan kewajiban pihak-
pihak. Syarat-syarat yang dimaksud adalah syarat subjektif dan syarat objektif.
Dari penjelasan di atas, maka unsur-unsur yang ada dalam suatu perjanjian
1. Unsur essensialia
Unsur essensialia adalah unsur perjanjian yang selalu harus ada dalam setap
perjanjian. Tanpa adanya unsur ini maka perjanjian tidak mungkin ada.
Sebagai contoh, dalam suatu perjanjian jual-beli harus ada barang dan harga
yang disepakati sebab tanpa barang dan harga yang disepakati sebelumnya
2. Unsur naturalia
28
Budiman N.P.D. Sinaga, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari Perspektif
Sekretaris, Radjagrafindo Persada, Jakarta, 2005, hal. 19.
tetapi dapat diganti atau disingkirkan oleh para pihak. Undang-undang dalam
Sebagai contoh, dalam suatu perjanjian jual beli dapat diatur tentang
3. Unsur accidentalia
1. Asas-Asas Perjanjian
berikut :
a. Asas Konsensualisme
Asas ini dapat ditemukan dalam Pasal 1320 dan pasal 1338
keinginannya (will), yang dirasanya baik untuk menciptakan perjanjian. Asas ini
Berdasarkan Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata, dinyatakan bahwa salah satu syarat
sahnya perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak. artinya bahwa perikatan
29
Mariam Darus Badrulzaman, Op. Cit., hal. 87.
pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya
kesepakatan para pihak. kesepakatan tersebut dapat dibuat secara lisan maupun
dituangkan dalam bentuk tulisan berupa akta, jika dikehendaki sebagai alat bukti.
Perjanjian yang dibuat secara lisan didasarkan pada asas bahwa “manusia itu
diucapkannya.30
jerman. Di dalam hukum germani tidak dikenal asas konsensualisme, tetapi yang
dikenal adalah perjanjian rill dan perjanjian formal. Perjanjian rill adalah suatu
perjanjian yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (kontan dalam hukum adat)
sedangkan yang disebut perjanjian formal adalah suatu perjanjian yang telah
ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta autentik maupun akta
dibawah tangan). Dalam hukum Romawi dikenal istilah contractus verbis literis
Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat
(1) KUHPerdata menyatakan bahwa: “semua perjanjian yang dibuat secara sah
30
Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Kencana, Jakarta,
2011, hal 227-228.
31
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori&Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta,
2003, hal. 10.
untuk:32
merupakan sifat atau ciri khas dari Buku III KUHPerdata, yang hanya mengatur
menentukan cakupan isi serta persyaratan dari suatu perjanjian dengan ketentuan
kesusilaan.33
asas kontrak sebagai hukum mengatur. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan
asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang mengajarkan bahwa para pihak
dalam kontrak pada prinsipnya bebas untuk membuat atau tidak membuat kontrak,
Sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh dalam satu sistem, maka
1338 (1) KUHPerdata harus juga dikaitkan dengan kerangka pemahaman pasal-
b. Pasal 1335 KUHPerdata, yang melarang dibuatnya kontrak tanpa kausa, atau
dibuat berdasarkan suatu kausa yang palsu atau yang terlarang, dengan
dibingkai oleh Pasal-Pasal lain dalam satu kerangka sistem hukum kontrak (vide
Pasal 1320, 1335, 1337, 1338 (3) serta 1339 KUHPerdata), maka penerapan asas
34
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak
Komersial, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 117-118.
Hal ini berarti kebebasan para pihak dalam membuat kontrak perlu
umum;
„roh‟ dan „napas‟ sebuah kontrak atau perjanjian, secara implisit memberikan
individualism yang secara embrional lahir dalam zaman yunani, yang diteruskan
oleh kaum Epicuristen dan berkembang pesat dalam zaman renaissance melalui
antara lain ajaran-ajaran Hugo de Grecht, Thomas Hobbes, Jhon Locke dan
apa yang dikehendakinya. Dalam hukum kontrak asas ini diwujudkan dalam
37
“kebebasan berkontrak”. Pada akhir abad ke-19, akibat desakan paham
Paham ini tidak mencerminkan keadilan. Masyarakat ingin pihak yang lemah
mendapat perlindungan. Oleh karena itu, kehendak bebas tidak lagi diberi arti
mutlak, akan tetapi diberi arti relative dikaitkan selalu dengan kepentingan umum.
tersebut karena kontrak tersebut mengandung janji-janji yang harus dipenuhi dan
Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus
terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. 40 Hal ini dapat dilihat
pada Pasal 1338 ayat (1) yang menentukan bahwa semua perjanjian yang dibuat
38
Ibid.
39
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2007, hal. 5.
40
Salim H.S, Op. Cit., hal. 10.
41
Titik Triwulan Tutik, Op.Cit., hal. 28.
dan menempatkan posisi para pihak dalam kontrak sejajar dengan pembuat
undang-undang.42
Asas pacta sun servanda pada mulanya dikenal dalam hukum gereja. Di
dalam hukum gereja itu disebutkan bahwa terjadinya suatu perjanjian apabila ada
kesepakatan kedua belah pihak dan dikuatkan dengan sumpah. Ini mengandung
makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua pihak merupakan
perkembangannya asas pacta sunt servanda diberi arti pactum, yang berarti
sepakat tidak perlu dikuatkan dengan sumpah dan tindakan formalitas lainnya.
Asas iktikad baik merupakan salah satu asas yang dikenal dalam hukum
perjanjian. Ketentuan tentang iktikad baik ini diatur dalam Pasal 1338 (3)
iktikad baik.” Asas iktikad merupakan asas bahwa para pihak yaitu pihak kreditur
Asas iktikad baik dibagi menjadi dua macam, yaitu iktikad baik nisbi dan
iktikad baik mutlak. Pada iktikad baik nisbi, orang memperhatikan sikap dan
tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada iktikad baik mutlak, penilaiannya
42
Agus Yudha Hernoko, Op.Cit., hal. 127.
43
Salim H.S, Op. Cit., hal. 10.
44
Ibid., hal. 10.
terletak pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai
Asas iktikad baik merupakan salah satu hal penting dalam hukum
merugikan satu sama lain dan harus mengindahkan norma-norma kepatutan dan
merugikan salah satu pihak, misalnya salah satu pihak melakukan wanprestasi,
maka pihak yang melakukan hal tersebut telah melanggar asas iktikad baik.
pengertian bahwa sebagai sesuatu yang disepakati dan disetujui oleh para pihak,
e. Asas Keseimbangan
pemikiran dan latar belakang individualism pada satu pihak dan cara pikir bangsa
mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut
45
Yahman, Karakteristik Wanprestasi dan Tindak pidana Penipuan yang Lahir dari
Hubungan Kontraktual, Prenadamedia Group, Jakarta, 2014, hal. 9.
46
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 92.
47
Herlien Budiono, Op. Cit., hal. 33.
pelunasan prestasi melalui kekayaan debitur, namun kreditur memikul pula beban
seimbang.48
1. Asas Kepercayaan
Yang dimaksud dengan asas persamaan hukum adalah bahwa subjek hukum
sama dalam hukum. Mereka tidak dibeda-bedakan antara satu sama lain,
walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama dan ras.
3. Asas keseimbangan
48
Johanes Ibrahim, Pengimpasan Pinjaman dan Asas Kebebasan Berkontrak, Utama,
Bandung, 2003, hal. 93.
49
Salim H.S, Op. Cit., hal. 13-14.
5. Asas moral
Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela
dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi
dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu seseorang
6. Asas kepatutan
7. Asas kebiasaan
Asas ini dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian tidak
hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi juga hal-hal
ialah pihak debitur, karena pihak debitur berada pada pihak yang lemah.
pernyataan pihak yang satu “cocok” atau bersesuaian dengan pernyataan pihak
3) Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lawan. Karena
50
Agus Yudha Hernoko, Op. Cit., hal. 162.
51
Salim H.S, Op. Cit., hal. 33.
5) Diam atau membisu, tetapi asal dipahami atau diterima pihak lawan.
kedua belah pihak haruslah mempunyai kebebasan kehendak. Para pihak tidak
kehendak tersebut. 52 Sebagai hal mendasar yang harus diketahui adalah bahwa
suatu kesepakatan itu harus diberikan secara bebas. Hal ini dapat disimpulkan dari
apabila diberikan tidak karena kekhilafan, atau tidak dengan paksaan, ataupun
tidak karena penipuan. Dengan kata lain, suatu kesepakatan harus diberikan bebas
kesepakatan itu menjadi tidak sah dan perjanjian yang dibuat menjadi perjanjian
dapat dibatalkan.53
orang yang cakap dan mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum,
52
Mariam Darus Badrulzaman (II), Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994, hal.
73.
53
I.G. Ray Widjaya, Merancang Suatu Kontrak: Contract Drafting, Kesaint Blanc,
Jakrarta, 2008, hal. 47.
berwenang untuk melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa.54
Dalam hal ini undang-undang beranggapan bahwa pada dasarnya setiap orang
undang tidak dinyatakan tidak cakap. Jadi, pada prinsipnya semua orang adalah
cakap untuk membuat perjanjian, kecuali ia dinyatakan tidak cakap oleh undang-
undang.55
dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang
Orang-orang dewasa atau dibawah umur ini dapat dilihat dalam Pasal 330
KUHPerdata yang menyatakan bahwa: “belum dewasa adalah mereka yang belum
mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin dan apabila perkawinannya
bubar sedangkan belum genap 21 tahun mereka tetap dianggap belum dewasa.”
(selanjutnya disebut UU No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris) dalam pasal
39 ayat (1) menyatakan dewasa jika sudah berumur 18 tahun atau sudah menikah
pasal 433 KUHPerdata “setiap orang dewasa, yang selalu berada dalam keadaan
54
Salim H.S, Op. Cit., hal. 33.
55
I.G.Rai Widjaya, Op. Cit., hal. 48.
dungu, sakit otak atau mata gelap harus ditaruh dibawah pengampuan, pun jika ia
dimaksud dengan pengampuan adalah suatu keadaan dimana orang dewasa yang
oleh karena sifat-sifat pribadinya, dianggap tidak cakap untuk bertindak sendiri
dalam lalu lintas hukum, seperti imbisil (tolol,dungu, bodoh), lemah daya atau
lemah pikir, sakit otak/sakit ingatan atau mata gelap, pemboros (berperilaku
buruk).
perjanjian ia memerlukan bantuan atau izin dari suaminya, hal ini dapat kita lihat
dalam pasal 108 KUHPerdata yang menyatakan bahwa “seorang istri, biar ia
kawin diluar persatuan harta kekayaan, atau telah berpisahan dalam hal itu sekali
atas beban, melainkan dengan bantuan dalam akta, atau dengan izin tertulis dari
suaminya. Seorang istri, biar ia telah dikuasakan oleh suaminya, untuk membuat
suatu akta, atau untuk mengangkat sesuatu perjanjian sekalipun, namun tidaklah ia
karena itu berhak, menerima sesuatu pembayaran, atau memberi perlunasan atas
itu, tanpa izin yang tegas dari suaminya.” Namun berdasarkan Surat Edaran
seorang istri untuk melakukan perbuatan hukum dan tidak menghadap di depan
pengadilan tanpa izin atau bantuan dari suami sudah tidak berlaku lagi. Pasal 31
untuk melakukan perbuatan hukum dan tidak perlu lagi memerlukan bantuan atau
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah barang yang menjadi objek suatu
sedangkan jumlahnya tidak perlu ditentukan asalkan saja kemudian dapat dihitung
atau ditentukan.” Sehingga dalam suatu objek perjanjian itu harus tertentu atau
setidaknya dapat ditentukan jenisnya dengan jelas. Barang-barang yang baru akan
ada dikemudian hari pun dapat menjadi objek perjanjian sebagaimana ditentukan
baru aka nada dikemudian hari dapat menjadi pokok suatu perjanjian‟‟. Misalnya
perjanjian membeli hasil panen kopi dari satu ladang dalam tahun yang akan
datang adalah sah karena telah memenuhi syarat hal tertentu (Pasal 1333
Berdasarkan kedua pasal tersebut, maka hal tertentu atau objek perjanjian
dapat berupa:57
3) Jumlah barang boleh belum ditentukan asal dapat ditentukan atau dihitung
kemudian;
Oleh karena itu, mengenai hal tertentu ini sudah jelas ditentukan dalam
pasal-pasal di atas kecuali jika barang yang menjadi objek perjanjian tersebut
diserahkan adalah tidak wajib yang terbaik tetapi tidak boleh yang terburuk.
perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi adalah apa yang menjadi
kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur. Prestasi ini terdiri
1) Memberikan sesuatu,
2) Berbuat sesuatu,
menyerahkan hak milik atas rumah dan menyerahkan uang harga dari
pembelian rumah.59
Dalam suatu perjanjian diperlukan adanya sebab yang halal, artinya sebab-
sebab hukum yang menjadi dasar perjanjian yang tidak dilarang oleh peraturan,
keamanan dan ketertiban umum dan sebagainya. 60 Istilah kata halal bukanlah
lawan kata haram dalam hukum islam, tetapi yang dimaksud sebab yang halal
58
Salim H.S, Op.Cit., hal. 34.
59
Ibid.
60
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit., hal. 226.
adalah bahwa isi kontrak tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
kesusilaan baik atau ketertiban umum.” Dengan demikian suatu perjanjian harus
memuat suatu kausa yang diperbolehkan atau legal. Apabila suatu perjanjian
dibuat karena sebab yang palsu atau terlarang maka konsekuensinya adalah tidak
mempunyai kekuatan. Hal ini diatur dalam Pasal 1335 KUHPerdata yang
berbunyi: “suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena sesuatu
Artinya hakim dapat menguji apakah tujuan dari perjanjian itu dapat dilaksanakan
umum dan kesusilaan sebagaimana diatur dalam Pasal 1335 sampai dengan Pasal
mungkin juga diadakan tanpa sebab atau dibuat karena sesuatu sebab yang palsu
atau terlarang. Perjanjian yang dibuat dengan sebab yang demikian tidak
61
Ahmadi Miru, Op. Cit., hal 30.
62
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit., hal. 226.
63
Mohd. Syaufii Syamsuddin, Perjanjian-Perjanjian dalam Hubungan Industrial, Sarana
Bhakti Persada, Jakarta, 2005, hal. 17.
pertama dan kedua tidak terpenuhi, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan.
Artinya, salah satu pihak dapat mengajukan pada Pengadilan untuk membatalkan
perjanjian yang disepakatinya, tetapi apabila para pihak tidak ada yang keberatan,
perjanjian tersebut telah dianggap sah. Adapun syarat ketiga dan keempat apabila
tidak dipenuhi, perjanjian tersebut batal demi hukum. Artinya dari semula
perjanjian tersebut dianggap tidak ada.64 Perjanjian dapat dibedakan berbagai cara.
b. Perjanjian Cuma-Cuma
Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana prestasi dari pihak yang satu
merupakan kontra prestasi dari pihak lain, dan antara kedua prestasi itu ada
d. Perjanjian Bernama
Perjanjian ini diatur dalam Bab V sampai dengan Bab XVIII KUHPerdata.
perjanjian.
f. Perjanjian Obligatoir
menimbulkan perikatan)
g. Perjanjian Kebendaan
haknya atas sesuatu benda kepada pihak lain, yang membebankan kewajiban
h. Perjanjian Konsensual
i. Perjanjian Rill
Di dalam KUHPerdata ada juga perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadi
j. Perjanjian Liberatoir
k. Perjanjian Pembuktian
l. Perjanjian Untung-Untungan
m. Perjanjian Publik.
oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah Pemerintah
dan pihak lainnya adalah swasta. Di antara keduanya terdapat hubungan atasan
n. Perjanjian Campuran
tetapi menyajikan pula makanan (jual beli) dan juga memberikan pelayanan.
diterapkan secara analogis sehingga setiap unsur dari perjanjian khusus tetap
C. Berakhirnya Perjanjian
perjanjian yang diadakan antara dua pihak. Berdasarkan Pasal 1381 KUHPerdata,
1. Karena pembayaran;
2. Karena penawaran;
berikut:
1. Pembayaran
pelaksanaan janji (vooldoen aan) menunjuk pada hal yang sama, yakni
66
Herlien Budiono, Op. Cit., hal. 167.
prestasi itu. Penyerahan barang oleh penjual, berbuat sesuatu atau tidak berbuat
kalanya bahwa perikatannya tetap ada dan pihak ketiga menggantikan kedudukan
menerimanya dan berkuasa atas pembayaran itu. Mengenai siapa yang harus
penanggung utang atau orang yang turut berutang. Perikatan bahkan dapat
dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak mempunyai kepentingan, asal saja pihak
ketiga tersebut bertindak atas nama debitor dan ketika bertindak atas namanya
a. Kreditor.
b. Seseorang yang telah diberi kuasa oleh oleh kreditur menerima pembayaran.
bagi kreditor.
67
Titik Triwulan Tutik, Op. Cit., hal. 244-245.
68
Herlien Budiono, Op. Cit., hal.169. 171.
69
Ibid., hal.171.
debitur, debitur dapat melakukan penawaran pembayaran tunai atas utangnya, dan
jika kreditor masih menolak, debitur dapat menitipkan uang atau barangnya di
3. Pembaharuan Utang
dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus suatu perikatan lain harus
KUHPerdata, novasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) novasi objektif, (2)
Novasi objektif, yaitu suatu perjanjian yang dibuat antara debitur dan
perjanjian. Novasi Subjektif yang pasif, yaitu perjanjian yang dibuat antara
kreditur dan debitur, namun debiturnya diganti oleh debitur yang baru, sehingga
debitur lama dibebaskan. Novasi subjektif yang aktif, yaitu penggantian kreditur,
di mana kreditur lama dibebaskan dari kontrak, dan kemudian muncul kreditur
Perjumpaan utang atau kompensasi ini terjadi jika antara dua pihak saling
berutang antara satu dan yang lain sehingga apabila utang tersebut masing-masing
diperhitungkan dan sama nilainya, kedua belah pihak akan bebas dari utangnya.
Perjumpaan ini terjadi secara hukum walaupun hal itu tidak diketahui oleh si
debitur. Perjumpaan ini hanya dapat terjadi jika utang tersebut berupa uang atau
barang habis karena pemakaian yang sama jenisnya serta dapat ditetapkan dan
jatuh tempo. Walaupun telah disebutkan bahwa utang tersebut harus sudah jatuh
tempo untuk dapat dijumpakan, namun dalam hal terjadi penundaan pembayaran,
5. Percampuran utang
orang berutang berkumpul pada satu orang, maka terjadilah demi hukum suatu
kreditor dan debitur pada satu orang, utang tersebut hapus demi hukum. Dengan
73
Ahmadi Miru, Op. Cit., hal. 102.
utang pokok. Demikian pula percampuran utang terhadap salah seorang dari
a. Dengan jalan penerusan hak dengan alas hak umum. Misalnya, si kreditur
meninggal dunia dan meninggalkan satu-satunya ahli waris, yaitu debitur. Ini
kreditur;
b. Dengan jalan penerusan hak dibawah alas hak khusus, misalnya pada jual beli
atau legaat.
6. Pembebasan utang
Pasal 1443 KUHPerdata. Pembebasan utang adalah suatu pernyataan sepihak dari
kreditur kepada debitur, bahwa debitur dibebaskan dari perutangan.76 Pasal 1438
sudah cukup lama tidak ditagih, debitur menyangka bahwa terjadi pembebasan
utang. Hanya saja pengembalian sepucuk tanda piutang asli secara sukarela oleh
74
Ibid., hal. 104.
75
Salim H.S, Op. Cit., hal. 171.
76
Ibid.
kreditor. Maka hal itu sudah merupakan suatu bukti tentang pembebasan utangnya
bahkan terhadap orang lain yang turut berutang secara tanggung menanggung.77
Musnahnya barang yang terutang diatur dalam Pasal 1444 dan Pasal 1445
“jika barang yang terutang, diluar sahnya si berutang musnah, tak lagi dapat
padanya.” Dengan demikian jika suatu barang tertentu yang dijadikan objek
perikatannya, kecuali kalau hal tersebut terjadi karena kesalahan debitur atau
debitur telah lalai menyerahkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.79
77
Ahmadi Miru, Op. Cit., hal. 104.
78
Ibid, hal 105.
79
Ibid.
yaitu:80
a. Adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum dewasa dan di
bawah pengampuan;
undang;
Syarat batal adalah suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan
perjanjian dan membawa segala sesuatu pada keadaan semula, seolah-olah tidak
ada suatu perjanjian (Pasal 1265 KUHPerdata). Biasanya syarat batal berlaku pada
perjanjian timbal balik. Seperti pada perjanjian jual beli, sewa-menyewa, dan lain-
lain.81
adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang
80
Salim., Op. Cit., hal. 172.
81
Ibid, hal. 175.
SDA/PUPR/2017
penandatanganan kontrak oleh para pihak. Kontrak tersebut akan menjadi dasar
Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya dalam
yang berasal dari APBD Kabupaten Toba Samosir tahun 2017. Adapun proses
a. Pelelangan umum;
b. Pelelangan terbatas;
c. Pemilihan langsung;
82
Sri Soedewimasjchun Sofwan, Hukum Bangunan Perjanjian Pemborongan Bangunan,
Liberty, Yogjakarta, 1982, hal. 8.
e. Pengadaan langsung.
syarat.
kualifikasi, diatur dalam Pasal 57 ayat (1) huruf c Peraturan Presiden Nomor 4
1. Pengumuman;
3. Pemberian penjelasan;
6. Evaluasi penawaran;
7. Evalusai kualifikasi;
8. Pembuktian kualifikasi;
12. Sanggahan;
Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya dimulai dengan
dibuatnya pengumuman secara terbuka oleh Pokja ULP III Kabupaten Toba
Elektronik (LPSE) Kabupaten Toba Samosir sehingga masyarakat luas dan dunia
dengan ketentuan pasal 1 angka 38 Perpres No. 4 Tahun 2015, layanan pengadaan
secara elektronik (LPSE) adalah unit kerja K/D/L/I yang dibentuk untuk
Barang/Jasa secara luas kepada masyarakat pada saat rencana kerja dan anggaran
K/L/D/I telah disetujui oleh DPR/DPRD atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
No 4 Tahun 2015).
yang harus dipenuhi untuk mewujudkan pengadaan yang transparan, efektif dan
efisien serta adil. 83 Selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas, LPSE juga
83
Purwosusilo, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa, Prenadamedia Group, Jakarta,
2014, hal. 257.
meningkatkan iklim kompetisi yang sehat dan kemudahan akses bagi seluruh
dalam pendaftaran tersebut terdapat dokumen yang harus dibaca dan diunduh
(download) oleh peserta lelang. Adapun Peserta yang mendaftar dalam pelelangan
ini jumlahnya 93, yaitu PT. Ramos Teknik Utama, CV Nassau, CV. Bornoch
Jaya, CV. Requel Hfs, CV. Bangun Jaya Cemerlang, CV. Metro Computer, CV.
Pausoan, CV. Merdeka 12, CV. Sanop Kreasi, CV. Oppung Nabasa, CV. Matio
Sahala Jaya Konstruksi, CV. Dolok Nagodang, CV. Putra Mandiri, CV. Happung
Rura, CV. Karunia Putra Mandiri, CV. Lambok Jaya, CV. Janji Matogu, CV. Boi
Taruli Asi, CV. Andreas Panji Jaya, CV. Mauliate, CV. Juventusday, CV. Mandiri
Bersama Group, CV. Shinta Theresia, CV. Tabita, CV. Uli Keretesa, CV.
Cikaindo, CV. Toba Utara, CV. Minggos Putra, CV. Boru Silalahi Sabungan, CV.
Alenmora Lestari, CV. Nasoramaridi 14, CV. Kembar Jaya, CV. Joyce Cris Jaya,
CV. Toisma, CV. Chiletama Indrawirasta, CV. Anugrah Jaya, PT. Parhaen Jaya,
CV. Toba Nauli, CV. Cevreitta Kencana, CV. Margomgom, CV. Bintang Sari,
CV. Binsar Jaya, CV. Gorat Jaya, SS Kirana, CV. Oloba, CV. Ezra Arthana Arga,
CV. Kadsa, CV. Bintangor, CV. Putra Cendana, CV. Mrs, CV. Global Nusantara,
CV. Vitto Jaya, CV. Christian, CV. Abdi Pratama, CV. Marco Louis, CV. Karya
Agung, CV. Cipta Indah Persada, CV. Mandosi Jaya, CV. Cahaya Pratama Jaya,
CV. Bintang Sabungan, CV. Aek Mardubur, CV. Mangisi Makmur Sentosa, CV.
84
Ibid., hal. 259.
Tona, CV. Pabolon, CV. Patio, CV. Parsona Jaya, CV. Mido, CV. Lamro, CV.
Hersi Jaya, Masda sky, CV. Solusi Mandiri Utama, CV. Solusi Mandiri Utama,
CV. Putra Sidulang, CV. Putra Sidulang, CV. Putra Sidulang, CV. Citra Anugrah
Persada, CV. Citra Anugrah Persada, CV. Glory, CV. Priera Jaya, CV. DPF, CV.
Yakin Jaya, CV. Mangalan, CV. Rade Nauli, Gorga Mas, CV. Pansur Batu, CV.
Uli Basa, PT. Ciasem Raya, CV. Kingbrothers, CV. Karunia Alam, CV. Tri Mitra
Perkasa. Dalam hal ini, CV Priera Jaya mlakukan pendaftaran pada tanggal 08
kegiatan/usaha;
menyediakan barang/jasa;
e. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
tersebut;
g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai usaha mikro, usaha
kecil, dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang
paket pekerjaan,
2) Untuk usaha non kecil, nilai kemampuan paket (KP) ditentukan sebanyak
l. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban
o. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman;
(Aanwijzing). Dalam tahapan ini kepada semua peserta lelang/calon penyedia jasa
admnistrasi, syarat teknis dan syarat lain yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
Bagi peserta yang belum mengerti atau merasa kurang jelas mengenai penjelasan
tersebut, dapat menanyakan kepada panitia secara online dan akan dijawab oleh
panitia secara online. Apabila dipandang perlu, panitia dapat memberi penjelasan
peninjauan lokasi pekerjaan sehingga peserta lelang dapat melihat langsung lokasi
pekerjaan, jarak transportasi, jarak pengangkutan bahan dan juga dapat melihat
lapangan ini juga dapat memberikan gambaran dan kesempatan kepada peserta
ini, para peserta lelang mengajukan penawaran dengan bentuk file yang diunggah
1) Metode pelaksanaan;
dibutuhkan;
5) Spesifikasi teknis;
c. Dokumen kualifikasi.
memasukkan harga melebihi Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang ditetapkan oleh
harga melebihi HPS, peserta lelang tersebut akan gugur. Sebelumnya, Pejabat
Sendiri (HPS). Hal ini sesuai dengan tugas pokok Pejabat Pembuat Komitmen
yang diatur dalam Pasal 11 Perpres No. 4 Tahun 2015. HPS disusun dengan
memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar dan juga
didasarkan pada data harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil
yang memasukkan dokumen penawaran yaitu CV. Shinta Theresia pada tanggal
09 Mei 2017, CV. Priera Jaya pada tanggal 10 Mei 2017, CV. Citra Anugrah
Persada pada tanggal 09 Mei 2017, CV. Kadsa pada tanggal 10 Mei 2017, CV.
Andreas Panji Jaya pada tanggal 09 Mei 2017, CV. Vitto Jaya pada tanggal 10
koreksi aritmatik dapat merubah nilai penawaran sehingga urutan peringkat dapat
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula, penawaran
setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur. Evaluasi
a. Metode Pelaksanaan
b. Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan serah terima
d. Spesifikasi teknis
teknis atau tidak memenuhi syarat teknis. Evaluasi harga hanya dilakukan
dan teknis. Unsur yang perlu diteliti dan dinilai adalah Total harga penawaran
dibandingkan terhadap total Nilai HPS, apabila total harga penawaran melebihi
HPS dinyatakan gugur dan apabila semua harga penawaran terkoreksi diatas nilai
total HPS, pelelangan dinyatakan gagal. Berdasarkan hasil evaluasi harga, panitia
memenuhi syarat, yaitu CV. Vitto Jaya sebesar Rp.291.700.000,00, CV. Kadsa
sebesar Rp. 300.200.000,00, CV. Andreas Panji Jaya sebesar Rp. 324.700.000,00,
CV. Citra Anugrah Persada sebesar Rp. 349.800.000,00, CV. Priera Jaya sebesar
Komitmen.
Vitto Jaya, CV. Kadsa, CV. Citra Anugrah Persada, CV. Priera Jaya, CV. Shinta
Theresia, CV. Mauliate. Sedangkan CV. Andreas Panji Jaya dinyatakan tidak
dengan evaluasi teknis. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur. Dari hasil
evaluasi teknis terhadap 6 (enam) peserta lelang didapat 1 (satu) peserta yang
memenuhi syarat teknis yaitu CV. Priera Jaya. Peserta yang dinyatakan lulus
evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi harga. Dari hasil evaluasi penawaran
harga didapat 1 (satu) peserta yang memenuhi persyaratan yaitu CV. Priera Jaya.
363.700.000,00 (tiga ratus enam puluh tiga juta tujuh ratus ribu rupiah) yang
artinya tidak melebihi harga HPS yaitu Rp. 388.700.000,00 (tiga ratus delapan
puluh delapan juta tujuh ratus ribu rupiah). CV. Priera Jaya dinyatakan memenuhi
syarat dalam evaluasi harga, setelah memenuhi syarat dalam koreksi aritmatik,
pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada. Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan
peserta perorangan;
d. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
kecil dan koperasi kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tahun);
g. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro,
usaha kecil serta koperasi kecil serta kemampuan pada sub bidang pekerjaan
pada angka (1) sampai angka (7) dilakukan untuk setiap perusahaan yang
pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan cadangan 2 apabila ada (dalam hal ini
sistem gugur. Setelah dilakukan evaluasi kualifikasi maka CV. Priera Jaya
kualifikasi/verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam format
isian kualifikasi, dengan rekaman atau asli dokumen yang sah. Apabila hasil
usaha atau peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam, serta dilaporkan
ada), surat izin badan usaha, NPWP, bukti pendaftaran pajak, surat domisili, surat
izin usaha perdagangan (SIUP), tanda daftar perusahaan (TDP), surat izin usaha
konstruksi, sertifikat badan usaha, surat izin gangguan, perusahaan tidak dalam
keadaan pailit, tidak masuk dalam daftar hitam, surat jaminan penawaran dari
bank, bukti pembayaran pajak 3 (tiga) bulan terakhir, bukti Badan Penyelenggara
Priera Jaya telah dapat membuktikan kebenaran data dan informasi kualifikasi dan
yaitu :
tersebut tidak melebihi nilai HPS (Harga Perkiraaan Sendiri) yang telah
didalam negeri.
(Tujuh) penyedia jasa, diperoleh hasil 1 (satu) peserta lelang yang memenuhi
Calon Pemenang
KUMBANG MEDAN
Harga Terkoreksi : Rp. 363.700.000,00 (Tiga Ratus Enam Puluh Tiga Juta
(Termasuk PPN 10 %)
evaluasi sesuai BAHP tersebut, Kelompok Kerja III menetapkan pemenang lelang
SEBAGAI PEMENANG
KUMBANG MEDAN
NPWP : 01.974.769.0-121.000
Harga Terkoreksi : Rp. 363.700.000,00 (Tiga ratus enam puluh tiga juta tujuh
(Termasuk PPN 10 %)
Apabila terdapat peserta lelang yang merasa keberatan atas hasil keputusan
peserta lelang. Apabila tidak ada sanggahan, maka akan dilanjutkan dengan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Dalam hal ini, setelah CV. Priera
Jaya ditetapkan sebagai pemenang lelang dan tidak ada peserta yang memberikan
(SPPBJ) ini, CV. Priera Jaya diharuskan untuk menyerahkan jaminan pelaksanaan
bagian dari tugas dan tanggung jawabnya menurut ketentuan Pasal 11 Perpres No.
4 tahun 2015. Setelah rancangan kontrak dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
masing-masing pihak yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yaitu Bapak Piter
Kabupaten Toba Samosir dengan Bapak Fahmy Ibrahim selaku Wakil Direktur
CV. Priera Jaya. Namun sebelum sampai kepada penandatangan kontrak, kedua
berhak secara hukum untuk melakukan perikatan, maka kontrak telah menjadi sah
CV. Priera Jaya berhak memiliki dokumen kontrak karena kontrak tersebut dibuat
keyakinan kepada Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir
bahwa penyedia, dalam hal ini CV. Priera Jaya memiliki kesungguhan untuk
kerugian pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba
85
Ibid., hal. 292.
(Delapan belas juta seratus delapan puluh lima ribu rupiah). Nilai jaminan
yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak
yaitu:
b. Pokok perjanjian;
f. Spesifikasi khusus;
g. Spesifikasi umum;
h. Gambar-gambar
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV.
Priera Jaya telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, dengan mengacu
adalah “Perjanjian dengan mana pihak yang satu, si pemborong, mengikatkan diri
untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang
persetujuan dengan mana pihak yang satu, sipemborong, mengikatkan diri untuk
a. Bahwa yang membuat perjanjian pemborongan atau dengan kata lain yang
terkait dalam perjanjian pemborongan adalah dua pihak saja yaitu: Pihak
69
b. Bahwa objek dari perjanjian pemborongan adalah pembuatan suatu karya (het
ada perbedaan di antara kedua istilah tersebut, tetapi dalam teori dan praktek
hukum, kedua istilah tersebut dianggap sama, terutama jika dikaitkan dengan
harus dilakukan oleh penyedia jasa secara terpisah dalam suatu pekerjaan
89
Munir Fuady (II), Kontrak Pemborongan Mega Proyek, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1998, hal. 12.
90
Y. yogar simamora, Hukum Kontrak (Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah di Indonesia), Kantor Hukum “Wins&Partners”, Surabaya, 2012, hal. 214.
91
Subekti (II), Aneka Perjanjian, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal. 57.
2. Perjanjian kerja/perburuhan;
suatu tujuan, dimana ia bersedia membayar upah. Sedangkan apa yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut sama sekali terserah kepada pihak
lawan itu. Biasanya pihak lawan ini adalah seorang ahli dalam melakukan
pekerjaan tersebut dan biasanya ia juga sudah memasang tarif untuk jasanya.
pasien dengan seorang dokter yang diminta jasanya untuk menyembuhkan suatu
penyakit.92
lain.93
pekerjaan yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran suatu jumlah uang
tidaklah penting bagi pihak pertama tersebut. Karena yang dikehendaki adalah
92
Ibid., hal. 58.
93
Ibid.
hasilnya, yang akan diserahkan kepadanya dalam keadaan baik, dalam suatu
satu melakukan pekerjaan bagi pihak lain dengan menerima upah. Perbedaan
menunaikan jasa yaitu bahwa dalam perjanjian kerja terdapat unsur subordinasi,
hampir tidak jelas batasnya. Menurut C. Smit, jika objek dari perjanjian/setidak-
tidaknya objek pokok adalah pembuatan suatu karya (het maken van merk) maka
dari suatu barang, sekalipun pada waktu perjanjian dibuat barangnya masih harus
pemborongan itu ada atau lahir sejak adanya kata sepakat antara kedua belah
pembuatan suatu karya dan harga borongan/kontrak. Dengan adanya kata sepakat
tersebut, perjanjian pemborongan mengikat kedua belah pihak artinya para pihak
pemborongan menyangkut harga borongan yang agak besar maupun yang besar,
biasanya perjanjian pemborongan dibuat secara tertulis baik dengan akta dibawah
tangan atau dengan akta autentik (akta notaris). Perjanjian pemborongan pada
perjanjian standar artinya perjanjian pemborongan (Surat Perintah Kerja dan Surat
Bab VII A buku III KUHPerdata tentang perikatan yaitu terdapat dalam pasal
pihak dalam perjanjian pemborongan atau para pihak dapat membuat sendiri
97
Ibid., hal. 7.
98
Ibid., hal. 8.
undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Apabila para
dan A.V. 1994 singkatan dari “Algemene Voorwaarden voorde unitvoering bij
Indonesia.100
tanggal 28 Mei 1941 dan dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara (TLN)
Nomor: 14571.
A.V. 1941 merupakan peraturan standar atau bahan baku bagi perjanjian
99
Ibid., hal. 7.
100
Ibid., hal. 6.
101
Ibid.
a. dengan penunjukan yaitu dalam Surat Perintah Kerja (SPK) atau dalam Surat
b. dengan penandatanganan yaitu dalam Surat Perintah Kerja (SPK) atau dalam
A.V.1941 ini isinya banyak yang sudah ketinggalan zaman, maka perlu
maupun teknologi.
dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
yaitu pihak yang memborongkan dengan pihak pemborong, dikenal juga pihak-
102
Ibid.
berupa perorangan maupun badan hukum baik pemerintah maupun swasta. Bagi
syarat-syarat.104
dapat berupa:
a. Pemberi tugas adalah pemerintah dan pemborong juga pemerintah DPU, maka
b. Pemberi tugas dari pihak pemerintah atau swasta sedangkan pemborong dari
perintah kerja105
perencanaan.
2. Pemborong
bersifat perorangan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak
b. Menyerahkan pekerjaan109
106
Ibid.
107
Djumialdji, Op.Cit., hal. 34.
108
Ibid., hal. 26.
109
F.X. Djumialdji., Op. Cit., hal. 8.
diwajibkan untuk memperoleh izin Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat yang
Usaha Konstruksi). Izin tersebut dinamakan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
sebagai berikut:
yang dapat berupa akta dibawah tangan, surat perintah kerja, surat perjanjian
kerja/kontrak.
110
Djumialdji, Op. Cit., hal. 26.
111
Munir Fuady (II), Op. Cit., hal. 24.
pemborongan/kontrak.112
3. Perencana/Arsitek
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang professional di bidang
Umum/Pejabat yang ditunjuk. Izin tersebut adalah Surat Izin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK).113
a. Sebagai penasihat
perencana.
b. Sebagai wakil
112
Djumialdji, Op. Cit., hal. 29.
113
Ibid. hal. 30.
114
F.X. Djumialdji, Op.Cit., hal. 11.
KUHPerdata).
hal ini diatur dalam Pasal 1814 KUHPerdata yang menyatakan: “Si pemberi kuasa
dapat menarik kembali kuasanya manakala itu dikehendakinya, dan jika ada
pelaksanaan pekerjaan, hal ini dikatakan ada substitusi. Tentang substitusi itu
a. Jika ia tidak diberikan hak untuk menunjuk orang lain sebagai penggantinya.
b. Jika hak itu telah diberikan kepadanya tanpa pengikatan seorang tertentu,
sedangkan orang yang dipilihnya itu ternyata seorang yang tak cakap atau tak
mampu.115
4. Direksi/Pengawas/Konsultan Pengawas
meliputi seluruh pengawasan atas tahap konstruksi, dalam hal ini konsultan
115
Ibid., hal. 12.
116
Djumialdji, Op. Cit., hal. 34.
kegiatan pekerjaan konstruksi mulai dari penyiapan, penggunaan dan mutu bahan,
dalam segala hal yang menyangkut pelaksanaan yaitu member pimpinan dan
3. Apabila direksi dan yang memborongkan keduanya adalah pihak swasta maka
Perjanjian pemberian kuasa diatur dalam Bab XVI Buku III KUHPerdata.
yang memborongkan.120
yaitu:
kesalahannya saja.121 Hal ini diatur dalam Pasal 1606 KUHPerdata menyatakan
120
Ibid.
121
Ibid., hal. 9.
memborongkan telah lalai menerima pekerjaan tersebut. 122 Hal ini diatur dalam
musnah sebelumnya pekerjaan itu diserahkan, maka segala kerugian adalah atas
b. Dilihat dari segi sumber dananya, maka suatu kontrak konstruksi dapat dibagi
ke dalam :
(APBN);
(APBD);
122
Ibid.
123
Munir Fuady (II), Op. Cit., hal. 42.
c. Dilihat dari segi penyediaan dana tiap-tiap tahun anggaran, maka suatu
d. Dilihat dari segi pemberi tugasnya, maka suatu kontrak konstruksi dapat
dibagi ke dalam :
e. Dilihat dari segi macam pekerjaannya, maka suatu kontrak konstruksi dapat
dibagi ke dalam :
f. Dilihat dari segi penunjukan pihak kontraktor, maka suatu kontrak konstruksi
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang Diberlakukan ULP atau pejabat
d. Kontrak Presentase;
124
Marzuqi Yahya&Endah Fitri, Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,
Cetakan I, Laskar Aksara, Jakarta, 2012, hal. 74.
1) Jumlah harga dirasa pasti dan tetap sehingga tidak dimungkinkan adanya
penyesuaian harga;
3) Pembayaran dilakukan sesuai isi kontrak dan biasanya dalam satu termin
Kontrak harga satuan merupakan pengadaan barang dan jasa atas penyelesaian
1) Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
2) Volume dan kuantitas pekerjaan masih bersifat perkiraan pada saat kontrak
dibuat.
d. Kontrak Presentase
tertentu.
Kontrak Terima Jadi atau Turn Key merupakan kontrak dengan ketentuan
sebagai berikut:
c. Kontrak terima jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau instalasi
anggaran
Merupakan kontrak yang masa pengerjaannya terdiri atas lebih dari satu
tahun anggaran. Kontrak ini harus melalui persetujuan beberapa pihak atau
rupiah;
ditentukan.
beberapa PPK dengan satu rekanan penyedia barang atau jasa. Kontrak
satu barang yang kurang lebih berjenis sama satu dengan lainnya.
pengadaan komputer.
3) Kontrak Payung
barang atau jasa yang lebih efisien. Sifat barang dan jasa yang
dipastikan.
barang dan jasa yang hanya terdiri atas satu pekerjaan perencanaan,
Model-model kontrak :
d. Design-built-operate-maintain;
e. Service contract;
yaitu:
/ gurantee yang diatur dalam Bab 17 Buku III KUHPerdata dari pasal 1820 sampai
dengan pasal 1850. Menurut pasal 1820 KUHPerdata, Penanggungan adalah suatu
persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan dia berpiutang,
sendiri tidak memenuhinya. Dengan kata lain, seorang pihak ketiga yang disebut
125
Djumialdji, Op. Cit., hal. 129.
jumlah uang yang ditetapkan sebagai jaminan yang tercantum didalam bank
garansi. Jaminan lawan/kontra garansi dapat berupa uang tunai atau lainya seperti
dana giro, deposito, surat-surat berharga dan harta kekayaan lainnya. Demikian
juga atas pemberian bank garansi, bank akan menerima imbalan yang disebut
dengan provisi dari debitor/terjamin yang besarnya dihitung atas dasar persentase
jaminan. Sejak saat itu menjadi hubungan antara pihak yang memberikan
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka bank garansi tidak lain adalah
suatu bentuk kredit yang tergantung pada suatu keadaan tertentu diwaktu
mendatang. Hubungan kredit tidak timbul apabila atas pemberian bank garansi
Sifat dari bank garansi adalah accessoir artinya bank garansi merupakan
dibiayai Pemerintah.130
129
Ibid.
130
F.X. Djumialdji, Op. Cit., hal. 32.
131
Ibid., hal. 36.
uang muka.132
b. Surety bond
Surety bond adalah jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh
pihak yang menerima jaminan apabila yang dijamin melakukan cidera janji
(wanprestasi).133
Dalam sistem jaminan atau surety bond dikenal tiga pihak yaitu :134
1. Obligee yaitu pihak yang berhak atas prestasi serta merupakan pihak
3. Surety yaitu pihak yang memberikan jaminan dalam bentuk surety bond
Dalam hal ini surety company menjamin oblige bahwa prinsipal (rekanan)
bond. Jika rekan ternyata tidak sanggup menutup kontrak atau menyediakan
ditentukan adanya uang muka dan rekanan ingin mengambil uang muka.
Tujuan jaminan uang muka adalah agaruang muka yang diberikan akan
lain untuk suatu maksud atau tujuan atau efficient or successful operation.138
135
Ibid., hal. 44.
136
Djumialdji, Op. Cit., hal. 150.
137
Ibid.
138
F.X. Djumialdji, Op. Cit., hal. 51.
menambah pekerjaan yang masih kurang, maka brouwheer akan menegur untuk
brouwheer akan dapat memperbaiki sendiri atau menyerahkan kepada pihak lain
tertentu yang besarnya 5% dari harga borongan yang digunakan untuk menjamin
masa pemeliharaan sudah habis, uang yan sebesar 5% dari harga pemborongan
pemborong peserta yang akan melanjutkan pekerjaan jika pemborong utama tidak
139
Ibid., hal. 53-54.
tambahan sedangkan bagi pemborong utama tidak perlu membayar ganti rugi
(borgtocht) yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Akan tetapi jaminan
2) Pemborong peserta jika telah melakukan pekerjaan tidak dapat langsung minta
utama.142
140
Djumialdji, Op. Cit., hal. 158.
141
Ibid., hal. 159.
142
Ibid.
selesai atau dengan kata lain pada penyerahan kedua dan harga borongan telah
100%.
selesai.
143
Ibid.
144
Ibid., hal. 160.
145
Ibid., hal. 20-22.
karenanya.”
3. Kematian pemborong
tidak berakhir. Oleh karena itu ahli waris dari yang memborongkan harus
melanjutkan atau membatalkan dengan kata sepakat kedua belah pihak. Pada
karena pekerjaan dapat dilanjutkan anggota yang lain dari badan hukum
tersebut.
4. Kepailitan.
perjanjian pemborongan ini untuk waktu yang akan dating dengan kata lain
D. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Surat Perjanjian (Kontrak) No.
10/KTR-DAK/APBD/SDA/PUPR/2017
Perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera jaya tentu
menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Hak bagi satu pihak
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak lain. Secara umum, hak
dari penyedia jasa adalah menerima pembayaran imbalan jasa dari pekerjaan yang
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan penyedia jasa dalam melaksanakan
DAK/APBD/SDA/PUPR/2017, meliputi:
4. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang
ketentuan kontrak;
Komitmen (PPK);
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, yakni dimulai pada tanggal 22 Juni 2017
dan harus selesai pada tanggal 18 Desember 2017. Untuk pekerjaan ini, besar
perseribu) dari harga kontrak. Masa pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus
Pembuat Komitmen (PPK) dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
itu, dalam hal perlindungan sebagaimana diatur dalam Poin 43 SSUK, penyedia
pekerjaan;
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh Pejabat
waktu penyelesaian pekerjaan. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
peristiwa kompensasi.
maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak
ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan kontrak ini. Penyedia
juga wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal selesainya
pemeliharaan untuk :
atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta risiko lain
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Toba Samosir dan CV. Priera Jaya telah melaksanakan hak dan
wanprestasi, sehingga tidak ada denda, sanksi, ganti rugi maupun pemutusan
ditandatangani oleh kedua belah pihak, maka tahap selanjutnya adalah tahap
keseluruhan lokasi kerja sebelum Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
penandatanganan kontrak.
memerintahkan CV Priera Jaya yang diwakili oleh Fahmy Ibrahim selaku Wakil
bahwa waktu penyelesaian pekerjaan adalah 180 (seratus delapan puluh hari)
kalender, yang dihitung mulai tanggal 22 Juni 2017 s/d 18 Desember 2017.146
146
Wawancara dengan Bapak Piter Pangaribuan,ST selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir.
104
pekerjaan meliputi:
1. Pekerjaan Pendahuluan;
2. Pekerjaan Tanah;
3. Pekerjaan Konstruksi;
1. Pekerjaan Pendahuluan
serta menentukan peeil/dasar saluran irigasi yang akan dikerjakan sebagai dasar
elevasi dalam dan lebar bendungan irigasi yang akan dilaksanakan. Seluruh item
bahan material yang telah memenuhi standra yang sudah ditentukan maupun yang
147
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, agar masyarakat dan pihak terkait
yang maksimal
c. Pekerjaan Mobilisasi/Demobilisasi.
peralatan, pengerahan sumber daya yang ada, tenaga kerja, personil dan
daftar kuantitas dan harga dan spesifikasi teknis. Setelah seluruh item
d. Pekerjaan Pembersihan
e. Pengukuran Awal
yang disesuaikan dengan gambar kerja dan acuan pengukuran awal inilah yang
2. Pekerjaan Tanah
direksi teknis dan pengawas lapangan. Dasar galian juga harus terbebas dari
lumpur, humus dan tidak terdapat endapan air dan harus dalam keadaan bersih
dan padat.
Semua bahan timbunan terdiri dari bahan yang baik dan telah disetujui
oleh Direksi terlebih dahulu. Bahan timbunan harus bebas dari segala tumbh-
tumbuhan atau bahan lain yang tidak diinginkan yang dapat merusak
pengawas lapangan
Semua bahan material untuk timbunan terdiri dari bahan yang baik dan
bebas dari segala tumbuh-tumbuhan atau bahan lain yang tidak diinginkan
d. Dewatering
pekerjaan.
3. Pekerjaan Konstruksi
4. Pekerjaan Akhir
pekerjaan.
pekerjaan mulai dari awal sampai dengan selesainya seluruh pekerjaan yang
dibagi dalam 3 (tiga) tahapan sesuai dengan progress pekerjaan yang sudah
kedua, yaitu foto dokumentasi tahap 50% (lima puluh persen) .Tahap ketiga,
yaitu foto dokumentsi tahap 100% (seratus persen) pada saat pelaksanaan
dibuat dalam bundel administrasi proyek sebanyak 3 (tiga) set yang dicetak
berwarna sesuai ukuran standar dokumentasi proyek dan harus diketahui atau
disetujui oleh pengguna jasa, direksi teknis dan penyedia jasa yang ditunjuk
melaksanakan pekerjaan.
Serah terima pekerjaan dilakukan setelah semua item yang tertuang dalam
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan, CV. Priera Jaya dan PPK memperhatikan
melaksanakan isi kontrak yang telah diperjanjikan, CV. Priera Jaya juga
148
Wawancara dengan Bapak Piter Pangaribuan,ST selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir.
149
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
pengguna tentang kemajuan kegiatan yang sudah dilakukan. Laporan ini terdiri
dari laporan harian, mingguan, bulanan. Laporan tersebut bertujuan supaya pihak
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Kabupaten Toba Samosir dapat mengetahui
persentase volume pekerjaan yang juga berkaitan dengan tahapan pembayaran. 150
PPK dalam masa pelaksanaan juga melakukan penilaian atas hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh CV. Priera Jaya. Mengenai pembayaran prestasi pekerjaan, Poin L
1. Pembayaran termin 30% dari nilai pekerjaan dengan kemajuan fisik pekerjaan
2. Pembayaran termin 60% dari nilai pekerjaan dengan kemajuan fisik pekerjaan
sebesar 65%;
3. Pembayaran termin 90% dari nilai nilai pekerjaan dengan kemajuan fisik
sebesar 100% yang dibuktikan dengan Progress Report, dibayar sebesar 95%
dari nilai kontrak dan sebesar 5% sebagai retensi selama masa pemeliharaan;
5. Pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda (apabila ada), pajak
150
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
lainnya, laporan tersebut merupakan wujud dari penerapan asas iktikad baik dan
kepastian hukum. Memberikan informasi secara tepat dan akurat adalah wujud
dari asas iktikad baik agar pelaksanaan pekerjaan dapat dipantau tahap demi tahap
hari kalender, terhitung sejak 22 Juni 2017 sampai dengan 18 Desember 2017.
Dalam hal ini, CV. Priera Jaya menyelesaikan pekerjaan ini tepat waku dan tidak
Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir juga telah membayar pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditetapkan dalam kontrak berdasarkan cara pembayaran
yang terdapat dalam SSKK (Syarat-Syarat Khusus Kontrak). Selain itu Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir juga memberikan
fasilitas berupa korespondensi baik surat menyurat atau pun melalui surat
elektronik dan juga uang muka sebesar 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak.
Dalam hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba
151
Purwosusilo, Op. Cit., hal. 460.
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, maka PPK
dapat memutuskan kontrak secara sepihak. Hal ini diatur dalam Pasal 93
ditetapkan
berwenang; dan/atau
2. Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia
Bahan dan perlengkapan ini harus diserahkan oleh penyedia kepada PPK,
dan peralatan;
3. Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
pelaksanaan pekerjaan;
sudah melampaui 5 % (lima perseratus) dari nilai kontrak dan PPK menilai
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia atau jaminan uang muka
dicairkan;
undangan
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh CV.
maka PPK menerima Penyerahan Pertama pekerjaan yang dikerjakan oleh CV.
Priera Jaya. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Priera Jaya dilaksanakan sesuai dengan
(seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan jaminan
hasil wawancara dengan bapak Fahmi Ibrahim selaku Penyedia Jasa, sampai saat
ini kondisi konstruksi bangunan dalam keadaan baik dan tidak mengalami
152
Ibid., hal. 464.
melakukan pekerjaan lapangan. 153 Apabila CV. Priera Jaya tidak melaksanakan
Jika dilihat dari sisi penerapan asas-asas pokok hukum kontrak lainnya,
mengikat. Kedua belah pihak wajib mematuhi isi kontrak sesuai dengan
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Penyedia terikat secara hukum untuk
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan ini telah sesuai dengan apa yang
hukum yang berlaku. Para pihak telah melaksanakan hak dan kewajibannya
wanprestasi, sehingga tidak ada denda, sanksi, ganti rugi maupun pemutusan
No. 10/KTR-DAK/APBD/SDA/PUPR/2017
Sebagai suatu rencana manusia, tidak semua dari rencana tersebut tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan. Demikian juga dalam pelaksanaan perjanjian
pemborongan, tidak selamanya apa yang dituangkan para pihak dalam kontrak
153
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim selaku Wakil Direkrur CV. Priera Jaya.
154
Purwosusilo, Op. Cit., hal. 466.
dapat berjalan dengan mulus. Banyak hal yang mempengaruhi baik dipengaruhi
adalah:155
2. Bahan dan Takaran yang tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan dalam
kontrak.
perintah supaya bangunan dibongkar ulang apabila bahan sudah terpasang, dan
diperjanjikan.
PPTK/Pengawas pekerjaan
sering terjadi didalam praktek. Alangkah lebih baik jika para pihak dapat
155
Wawancara dengan Bapak Jayan Manurung selaku Pengawas Pekerjaan.
4. Faktor cuaca
Pohan dan ada sebagian masyarakat yang salah paham terhadap pembangunan
kepala desa, tokoh masyarakat serta warga di Desa Pintu Pohan dan
156
Wawancara dengan Bapak Jayan Manurung selaku Pengawas Pekerjaan.
2. Faktor Cuaca
mempengaruhi pekerjaan. Pada saat itu, hujan turun sangat deras selama satu
ketika cuaca sudah baik. Apabila pekerjaan dilanjutkan dengan kondisi hujan
maka kualitas pekerjaan bangunan tersebut tidak akan maksimal dan harus
rehabilitasi jaringan irigasi ini mempunyai jarak yang jauh dari tepi jalan.
157
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim Selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
158
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim Selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
lokasi pekerjaan jaringan irigasi ini berada di tengah sawah yang tidak dapat
dijangkau oleh mobil truk pengantar bahan material, sehingga bahan material
seperti pasir, batu dan bahan yang lain harus diantar menggunakan beko,
membuat papan diatas pematang sawah yang dilakukan setelah meminta izin
air harus dihentikan atau dialihkan ke lokasi lain supaya bangunan fisik dapat
masyarakat yang lain tidak setuju apabila aliran air harus dialihkan ke lokasi
mereka. Hal ini juga salah satu kendala dalam pengerjaan rehabilitasi jaringan
irigasi di Desa pintu pohan. Dalam hal ini, pihak pemborong tetap
159
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim Selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
160
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim Selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
pemborongan adalah keadaan diluar dugaan manusia atau sering disebut dengan
keadaan kahar. Menurut Pasal 91 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan
dapat dipenuhi. Yang digolongkan keadaan kahar meliputi bencana alam, bencana
dan menteri teknis terkait. Menurut Poin 37 ayat (3) SSUK, Apabila terjadi
Poin 37 ayat (3) SSUK menyatakan “pada saat terjadinya keadaan kahar,
kontrak ini akan dihentikan sementara hingga keadaan kahar berakhir dengan
atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
161
Wawancara dengan Bapak Fahmy Ibrahim Selaku Wakil Direktur CV. Priera Jaya.
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu addendum
kontrak”
dapat dilaksanakan dengan sukarela atau iktikad baik, namun dalam kenyataannya
hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan masing-masing pihak. Sengketa dapat
timbul jika salah satu pihak tidak melaksanakan prestasinya. Secara garis besar
sengketa yang terjadi antara para pihak yang diselesaikan oleh pengadilan.
162
Salim H.S, Op. Cit., hal. 140.
163
Ibid.
b. Litigasi sangat baik sekali untuk menemukan berbagai kesalahan dan masalah
c. Litigasi memberikan suatu standar bagi prosedur yang adil dan memberikan
peluang yang luas kepada para pihak untuk didengar keterangannya sebelum
mengambil keputusan;
mempengaruhi putusan;
164
Ibid., hal. 141.
165
Ibid., hal. 142.
g. Litigasi tidak cocok untuk sengketa yang bersifat polisentris, yaitu sengketa
alternative penyelesaian.
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba
Samosir dengan CV. Priera Jaya ini diatur dalam Pasal 71 SSUK yang berbunyi:
secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini
yang berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak
yang bersengketa.
yang tidak memihak (impartial) bekerja sama dengan pihak yang bersengketa
suatu kesepakatan dan pihak ketiga yang mengajukan usulan jalan keluar sebagai
penyelesaian. Proses ini disebut dengan konsiliasi. Proses model ini mengacu
pada pola penyelesaian secara consensus, yaitu pihak netral dapat berperan secara
aktif ataupun secara pasif. Pihak yang bersengketa harus menyatakan persetujuan
atas usulan pihak ketiga tersebut dan menjadikannya sebagai kesepakatan dalam
penyelesaian sengketa.167
tidak dapat diselesaikan secara damai maka para pihak menetapkan lembaga
terlebih dahulu. Tetapi apabila tidak dapat diselesaikan secara damai maka para
Jaringan Irigasi Antara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya tidak pernah terjadi sengketa atau
166
Kjotibul Umam, Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Pustaka
Yustisia,Yogyakarta, 2010. hal. 10.
167
Ibid, hal. 11.
168
Wawancara dengan Bapak Piter Pangaribuan,ST selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir.
A. KESIMPULAN
Pentaan Ruang Kabupaten Toba Samosir dengan CV. Priera Jaya sampai
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Desa Pintu Pohan ini diselesaikan dengan tepat waktu dan proses
2. Para pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksankan. Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir sebagai pihak
127
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir adalah
mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Priera Jaya,
memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh CV.
sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak kepada CV. Priera Jaya.
Adapun hak CV. Priera Jaya sebagai pihak penyedia jasa adalah menerima
hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Toba Samosir
dan CV. Priera Jaya telah melaksanakan hak dan kewajiban dengan baik.
apa yang sudah disepakati para pihak dalam kontrak. Namun apabila terjadi
B. SARAN
hukum yang berlaku baik dari tahap pembuatan kontrak sampai berakhirnya
penyedia jasa.
2. Para pihak pada saat pelaksanaan pekerjaan harus melaksanakan hak dan
kewajiban dengan baik tanpa ada iktikad buruk untuk mengingkari apa yang
sudah disepakati dalam kontrak supaya tidak ada pihak yang dirugikan dan
supaya hubungan kerjasama antara para pihak tetap terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Bandung.
Amiruddin, 2010, Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa, Genta Publishing,
Yogjakarta.
Bakti, Bandung.
Fuady, Munir, 1998, Kontrak Pemborongan Mega Proyek, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Fuady, Munir, 2001, Hukum Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra
H.S, Salim, 2003, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Garfika, Jakarta.
Hasni, 2008, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah Dalam Konteks
Utama, Bandung
Yogjakarta.
Miru, Ahmad, 2007, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Muljadi Kartini dan Gunawan Widjaja, 2003, Perikatan yang Lahir dari
Jakarta.
Surabaya
Sinaga, Budiman N.P.D, 2005, Hukum Kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari
Tutik, Titik Triwulan 2011, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional,
Kencana, Jakarta.
Widjaya, I.G. Ray, 2008, Merancang Suatu Kontrak: Contract Drafting, Kesaint
Blanc, Jakarta.
Yustisia, Yogjakarta.
Yahya, Marzuki dan Endah Fitri, 2012, Buku Pintar Pengadaan Barang dan Jasa
Penyelesaian Sengketa
Pemerintah
C. Internet
Dedi Junaedi, Nah Loh, Proyek Taman Kota Mangkrak Ditinggal Pemborong,
https://www.faktajabar.co.id/nah-loh-proyek-taman-kota-mangkrak-
WIB.
https://news.detik.com/berita/2609523/ruko-ambruk-tewaskan-12-pekerja-
Pemborong,http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/02/05/p3
ogkr280-jembatan-ambruk-di-sukabumi-tanggung-jawab-pemborong,