SKRIPSI
Oleh
KURRATUL AKYUN
NIM : 150200518
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
1
Universitas Sumatera Utara
2
2
Universitas Sumatera Utara
1
Nim : 150200518
1. Bahwa isi skripsi yang saya tulis tersebut diatas adalah benar tidak merupakan
ciplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.
2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut ciplakan, maka segala akibat
yang timbul menjadi tanggung jawab saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan atau
Kurratul Akyun
NIM. 150200518
1
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
„alaihi wassalam. Segala Puji bagi Allah Azza wa Jalla yang memberi
skripsi ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
Ferry)”
dihadapi, tetapi itu semua dapat diatasi berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang terkait, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan secara efektif
menyelesaikan penulisan skripsi ini baik moril maupun materil. Kepada Yang
Terhormat:
1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. O.K Saidin, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Puspa Melati, SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
i
Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dr.Jelly Leviza SH., M.Hum, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Rosnidar Sembiring, SH., M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum
Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara .
7. Prof. Dr. Hasim Purba, S.H., M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan petunjuk dalam
membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.
8. Ibu Aflah, S.H., M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan petunjuk dalam membimbing
penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selama penulisan skripsi
ini.
10. penghargaan setinggi tingginya penulis berikan kepada kedua orang tua
penulis untuk Ayahanda Azhar dan Ibunda Marlina yang dengan kerelaannya
merawat saya dan mencurahkan kasih dan sayang tak terbatas kepada saya
juga banyak memberikan dukungan doa dan khususnya penulis persembahkan
skripsi ini untuk Ayahanda dan ibunda tercinta.
12. Rekan-rekan terdekat penulis yang selama 3 tahun lebih terus menemani
melewati masa perkuliahan (Irna diana ilyas, Geby aviqa, Nazli pratiwi dalih
munte, Alvi ami, Elvira) dan juga kakak-kakak senior yang juga sahabat dekat
penulis (Ridha faulika dan Regin siregar) rekan-rekan lain yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak mendukung dan membantu
penulis.
13. Seluruh pihak yang telah berjasa dalam membantu penyusunan skripsi ini.
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, oleh sebab itu besar harapan penulis
ii
Universitas Sumatera Utara
kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran yang konstruktif apresiatif
guna menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna, baik dari
semoga Allah STW meridhoi kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk
Penulis
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kurratul Akyun*
Hasim Purba **
Aflah ***1
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 9
Laut ...................................................................................................... 47
v
Universitas Sumatera Utara
B. Perkembangan Pemakai Jasa Transportasi Laut ................................... 58
FERRY)
Di Indonesia .......................................................................................... 75
A. Kesimpulan ........................................................................................... 83
B. Saran ..................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
13.000 pulau dalam bentang 3.500 mil. Indonesia juga memiliki garis pantai
terpanjang ke empat di dunia dengan panjang lebih dari 95.181 kilometer . Hal ini
disamping itu posisi Indonesia berada di antara dua Samudra yaitu Samudera
Fasifik dan Samudera Hindia serta berada di antara dua benua yakni Benua Asia
dan Benua Australia. Indonesia juga Negara Maritim, diamana lautan Indonesia
memperhatikan segala hal yang menyangkut mengenai sarana dan prasarana yang
menunjang kemajuan dalam bidang transportasi laut itu sendiri guna mencapai
2
Christo Yosafat, Tinjauan Yuridis Dampak Penerapan Asas Cabotage Dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Terhadap Jasa Perhubungan laut, Depok ,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010, hlm.1.
1
Universitas Sumatera Utara
2
Maka dari itu Transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam
pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dalam hal ini harus tercermin
3
Sendy Anantyo, Diponogoro Law Review volume 1 Nomor 4 Tahun 2012 (Pengangkutan
Memalui Laut), Semarang, Universitas Diponogoro, hlm.2.
4
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut Dan Udara, Bandung, Citra
Aditya Bakti, 1994, hlm.2.
5
Tjakranegara Soegiejatna, Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang, Bandung,
Rineka Cipta, 1995, hlm.24.
Tranportasi laut juga merupakan angkutan massal yang penting yang tidak
bisa dilakukan oleh jenis tranportasi lain. Baik untuk keperluan angkutan orang
penumpang dan ratusan ribu barang bukan kargo. Semakin penting bagi Indonesia
dan keamanan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dan sebagai dasar
dan tolak ukur bagi pengambilan keputusan dalam menentukan kelayakan dalam
pelayaran baik dilihat dari sisi sarana berupa kapal maupun prasarana seperti
sistem navigasi maupun sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Banyak
keamanan yang dilakukan oleh penumpang baik oleh masyarakat dan dalam hal
Tugas pokok dari Direktorat KPLP Ditjen Perhubungan Laut sesuai dengan
Keputusan Menteri No.KM.24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
6
Ibid, hlm.25.
Berbagai jenis tugas dan pekerjaan yang berkaitan dengan penjagaan dan
pelayaran atas sistem angkutan laut berstandar internasional, oleh karena itu
lebih maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kelancaran dalam sistem
angkutan laut, apalagi jika dikaitkan dengan masyarakat pengguna jasa laut masih
relatif besar (massal) yang menghubungkan daerah kepulauan yang satu dengan
lainnya. Namun demikian berbagai kebijakan dan peraturan yang dibuat jika tidak
di bidang pelayaran, baik bagi nakhoda, awak kapal penumpang, maupun alat
transportasinya.
krusial yang menarik untuk dikaji dengan harapan hasil penelitian dapat
dengan pelayaran atau angkutan laut yang aman. Selain permasalahan kebijakan
untuk dibahas dan dilakukan kajian oleh karena faktor kepentingan keselamatan
keselamatan jiwa bagi pengguna jasa angkutan atau pelayaran. Pelayaran dalam
didukung oleh loyalitas tentunya akan mendorong hasil yang diinginkan baik oleh
dan barang.7
7
Pusjianmar, konsep Negara Maritime dan Ketahanan Nasinal,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/chaptep%201.pdf:jsessionid=3FE819D6B
84CB3B609B872F58D0E951B?sequence=5, diakses pada 9 Februari 2019
menyangkut jiwa manusia dan barang angkutan yang pada gilirannya berdampak
Tingkat kecelakaan lalu lintas dan angkutan laut, sungai, dan danau di
Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Hal ini di sebabkan karena kurangnya
tingkat kelayakan angkutan yang di gunakan dan faktor manusia yang seringkali
mengabaikan standar keselamatan yang ada. Selain itu sosialisasi dalam kesadaran
kelalaiaan terhadap pengguna angkutan laut dan darat. Padahal kerugian akibat
Semakin tingginya intensitas dan curah hujan serta, serta tingginya arus air
perubahan arah angin, dan gelombang yang tinggi. Kondisi cuaca yang tidak
Kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, termasuk perubahan arah angin dapat
cuaca, angin, gelombang air, dan curah hujan yang tidak bersahabat.
merupakan salah satu bukti nyata bahwa perubahan iklim telah berdampak negatif
terhadap sektor tranportasi angkutan laut, sungai dan danau dan berakibat fatal.9
8
Muhammad Ihsan, Keselamatan Transportasi Laut,kajian hukum internasional terkait
keselamatan, www.academia.edu , Universitas Internasional Batam, diakses pada 9 Februari 2019.
9
Budi Hartono Susilo, mengamati Keselamatan Penumpang angkutan sungai dan danau
,jurnal.unej.ac.id, Bandung, diakses pada 9 Oktober 2019.
Oleh karena itu, kemampuan itu perlu terus di tingkatkan agar dapat
bersaing dan dapat beroperasi secara efektif dan efesien dalam skala ekonomis,
sesuai dengan strandar dan norma yang berlaku, armada pelayaran rakyat yang
keuntungan antara lain meminta angkutan laut yang lebih terlayani baik antar
adalah daya saing nya yang rendah jika di bandingkan dengan armada nasional
angkutan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, dan efesien
dengan biaya yang wajar serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. 11
meningkatkan pelayanan yang lebih luas baik di dalam negeri maupun luar negeri.
kepelabuhan, dan angkutan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Atas dasar hal hal
memberikan manfaat yang sebesar besarnya kepada seluruh rakyat, bangsa dan
serta instansi, sektor dan antara unsur terkait serta pertahanan keamanan Negara.12
khusus, terutama dari sisi keselamatan dan keamanan pelayaran dalam bentuk
perusahaan pelayaran dan dapat bersaing dengan perusahaan dari Negara lain dan
kapal selain itu hal ini juga menguntungkan bagi para penumpang transportasi
laut. untuk itu di perlukan efektifitas penerapan hukum guna menunjang hal
tersebut.
12
Ibid
B. Rumusan Masalah
Laut ?
Laut ?
C. Tujuan Penulisan
angkutan laut.
transortasi laut.
13
Sutrisno Hadi, Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Tesis, dan Disertasi,
books.gogle.id, Yokyakarta, diakses pada 9 Februari 2019.
D. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis
transportasi laut.
2. Secara praktis
penumpang transportasi laut agar mampu dijalankan dan diterapkan dengan baik
sebagai bahan bagi para akademisi dalam menambah wawasan dan pengetahuan
E. Keaslian Penulisan
berbentuk skripsi merupakan salah satu bagian terpenting yang tidak terpisahkan
penelitian mengenai judul skripsi ini dilakukan oleh pihak lain. Berdasarkan
kemiripan namun judul dan juga permasalahan yang di angkat berbeda antara lain:
Nim : 120200517
Rumusan masalah :
Indonesia I Belawan ?
Nim : 140200482
Rumusan masalah :
Nim :157011054
Rumusan masalah :
Tbk. ?
Terminal dan PT. Samudera Indonesia Tbk. Ditinjau dari hak dan
PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil)” sejauh ini belum pernah
dilakukan walaupun ada skripsi yang memiliki kemiripan, dan pada bagian
F. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Pelayaran
2008 tentang Pelayaran adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di
pencarian dan pertolongan (search and secure), pencegahan dan pencemaran oleh
perusahaan angkutan nasional untuk memperoleh pangsa pasar, karena itu kapal
asing dilarang mengangkut penumpag dan atau barang antarpulau atau antar
penumpang, barang, dan pos secara komersial dari satu pelabuhan ke pelabuhan
2. pengertian Pengangkutan
pengangkutan barang dan/atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu
angkutan.16
sarjana, diantaranya:
14
HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia (Hukum Pelayaran
Laut dan Perairan Darat), Jilid 5 (b), Jakarta, Djambatan, 1993, hlm.15.
15
Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://kbbi.web.id/angkut, di Akses
Pada Tanggal 9 Februari 2019.
16
Setiawan Widagdo, Kamus Hukum, Jakarta, PT. Prestasi Pustaka,2012,hlm.413.
17
Lestari Ningrum, Usaha Perjalanan Wisata dalam Perspektif Hukum Bisnis, Bandung,
PT.Citra Aditya Bakti, 2004, hlm.134.
angkutan.
18
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut, dan Udara, Bandung, PT.
Citra Aditya Bakti, 1991, hlm.19.
19
Sinta Uli, Pengangkutan, Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Laut,
Angkutan Darat Dan Angkutan Udara, USU press, Medan, 2006 hal 20
berhak memperoleh sejumlah uang jasaatau uang sewa yang di sebut biaya
adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak
dengan pengangkutan.
3. Objek pengangkutan
pengangkut.
4. Peristiwa pengangkutan
tempat tujuan.
5. Hubungan pengangkutan
6. Tujuan pengangkutan
yaitu tiba dengan selamat di tempat tujuan dan peningkatan nilai guna,
dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan kewajiban
20
Abdulkadir Muhammad, op.cit. hlm 1-2
upah. Hal ini berarti antara pengangkutan, jadi tidak terus menerus dan
untuk membuat perikatan: suatu hal yang tertentu dan sebab yang halal.”
tertentu dan sebab yang halal merupakan syarat objektif, jika dilanggar
dengan lisan saja, asalkan ada persetujuan kehendak (consensus) dari para
pihak. Dengan demikian surat, baik berupa karcis atau tiket penumpang
tetapi hanya merupakan satu alat bukti saja, karena dapat dibuktikan
dengan alat bukti lainnya. Dengan demikian yang menjadi syarat sahnya
perjanijian adalah kata sepakat, bukan karcis atau tiket atau dokumen
angakutan. Tidak adanya karcis atau tiket atau dokumen angkutan tidak
sesuai dengan ketentuan yang terdapt dalam pasal 1338 ayat (1)
dapat dilakukan sendiri oleh pengangkut atau dilakukan oleh orang lain
jasa yang akan diangkut dengan alat angkutannya, begitu juga hak
atau dari pengguna jasa dan berkewajiban mencari pengguna jasa yang
dapat dilakukan sewaktu waktu atau jika diinginkan oleh mereka, tidak
yang sejajar, sama tinggi atau setingkat (koordinasi) upah yang diberikan
21
Siti NurBaiti, Hukum Pengangkuan Darat (jalan dan kereta api), Universitas Trisakti,
Jakarta Barat, 2009, hlm 13-22.
a. Pengangkut
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS),
b. Penumpang
pengguna jasa angkutan, baik darat, laut, maupun udara. Ciri dan karakteristik
G. Metode Penelitian
Metode penelitian skripsi ini merupakan dasar utama agar skripsi ini dapat
penelitian yang di gunakan adalah gabungan antara yuridis normatif dan yuridis
1. Jenis Penelitian
maka sifat penelitian yang sesuai adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
normatif yang disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu
suatu penelitian yang menganalisa hukum yang tertulis di dalam buku (law as it
Penelitian hukum normatif dalam penelitian ini didasarkan pada data sekunder
disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yang
22
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta, Kencana,
2010, hlm.8.
23
ibid
2. Sifat Penelitian
3. Metode Pendekatan
yang menjadi pokok permasalahannya, dalam hal ini tentang pelayaran dan
memiliki arti dan tujuan sebagai “suatu upaya pencarian” dan tidak hanya
merupakan sekedar pengamatan dengan teliti terhadap sesuatu obyek yang terlihat
kasat mata.25
Suatu penelitian secara ilmiah dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat
ingin tahunya yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan suatu
keyakinan, bahwa setiap gejala akan ditelaah dan dicari hubungan sebab
akibatnya, atau kecenderungan yang timbul. Menurut H.L. Manheim, bahwa suatu
24
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta,Ghalia
Indonesia, 2003, hlm.116.
25
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Suatu Pengantar), Jakarta,
Penerbit PT.Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 27-28.
a. Faktor-Faktor Yuridis
yuridis normatif, yaitu suatu pendekatan yang terhadap hubungan antara faktor-
sebagai berikut :
b. Faktor-Faktor Normatif
terkait dengan pelayaran dan transportasi laut . Hal ini berarti penelitian terhadap
data sekunder, oleh karena itu titik berat penelitian adalah tertuju pada penelitian
kepustakaan yang akan lebih banyak mengkaji dan meneliti data sekunder dan
26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Penerbit UI Press, 2001,hlm
.9.
27
ibid, hlm.41.
4. Sumber Data
tepat, digunakan sumber data yaitu studi Kepustakaan. Menurut Sanapiah Faisal
yaitu : 28
misalnya yang berasal dari bidang: sosiologi dan filsafat dan lain
28
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang, YA3, 2007,
hlm 42.
29
Op.cit, Soerjono Soekanto, hlm. 9.
manager pada PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil) dan responden
pustaka.
Tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah analisis data. Pada tahap ini
data yang dikumpulkan akan diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif normatif yaitu data yang
kualitatif normatif dalam bentuk uraian, agar dapat ditarik kesimpulan untuk dapat
30
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 21.
31
Abdurrahman Fathoni, Metodelogi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta,
Rineka Cipta, 2006, hlm.95-96.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis secara sistematis dan dibagi dalam 5 (lima) bab, dan setiap
bab dibagi dalam sub bab (bagian-bagian) yang dibagi secara garis besarnya akan
Laut, terdiri dari, sejarah transportasi laut di indonesia, tujuan pengangkutan laut
angkutan laut.
transportasi laut, tanggung jawab penyedia jasa transportasi laut dan juga fungsi
BAB V : Kesimpulan Dan Saran, Pada bab ini penulis menguraikan tentang
kesimpulan mengenai permasalahan yang telah dibahas penulis serta saran atas
penulisan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang berguna dalam
transportasi laut.
ANGKUTAN LAUT
1. KUHD
Indonesia sumber utamanya adalah Buku II KUHD. Muatan isi dalam Buku II
Cakupan meterinya cukup luas yang pada pokoknya mengatur hal-hal yang
nakhoda dan awak kapal, pengangkutan barang dan orang, tubrukan kapal,
perdagangan melalui laut dan juga mengenai kapal dan alat pelayaran sungai dan
tersebut merupakan produk hukum dari masa Kolonial Belanda dan isinya praktis
tidak mengalami perubahan hingga saat ini. Padahal dilihat dari perkembangan
untuk diterapkan. 32
32
M.Syamsudin, Urgensi Pembaruan Commercial Code di Bidang Pelayaran Guna
Menjamin Perlindungan Hukum Konsumen1 (Studi Perbandingan di Portklang Malaysia),
http://bpkn.go.id/uploads/document/7edb385a9a1868725e9a0ca84ea527cdb7ee4c0f.pdf,
Yogyakarta, diakses pada 18 Februari 2018.
31
a) Pada zaman dulu, bagi pelayaran yang utama adalah pelayaran liar
dunia telah ada pelabuhan tetap (vaste lijnen) dari pelabuhan yang satu
beberapa orang, yang dalam KUHD diatur dalan Pasal 323 sampai
c) Zaman dulu ada suatu lembaga yang di sebut (bodemerij) yaitu suatu
mendapat perhatian dari pengusaha kapal secara baik, segala hal yang
Keadaan yang paparan di atas, yakni keadaan dulu, keadaan sebelum tahun
1927. Sekarang keadaan sudah jauh berkembang, dengan kemajuan teknologi dan
2. Konvensi internasional
Union).34 Indonesia sebagai salah satu anggota dari ketiga organisasi tersebut
33
H,M,N. Purwosutjipto, op.cit hlm 5-7
34
Hari Utomo, Siapa Yang Bertanggung Jawab Menurut Hukum Dalam Kecelakaan Kapal
http://ejurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/dowload/75/pdf, Universitas Pertahanan,
diakses pada 21 Maret 2019.
dibuktikan secara kongkrit dalam suatu sertifikasi yang independent dan selalu
crew dan muatannya. Untuk dapat menjamin kapal beroperasi dengan aman harus
SOLAS 1974 yang mencakup tentang desain konstruksi kapal, permesinan dan
instalasi listrik, pencegah kebakaran, alatalat keselamatan dan alat komunikasi dan
laut baik berupa minyak, muatan berbahaya, bahan kimia, sampah, kotoran
(sewage) dan pencemaran udara yang terdapat dalam annex Marpol tersebut.
Dalam hal ini kapal jenis penumpang sangat erat kaitannya dengan tumpahan
minyak, kotoran dan sampah dalam menjaga kebersihan lingkungan laut. Adapun
dibuang yang berbentuk minyak kotor, sampah dan kotoran (sewage). Untuk
kapal tersebut diantaranya Certificate Load Line yang memenuhi aturan pada
Load Line Convention (LLC 1966). Pada umumnya semua armada telah memiliki
Certificate Load Line baik yang berupa kapal barang maupun kapal penumpang.7
Prosedur untuk mendapatkan Certificate Load Line tersebut adalah kapal harus
Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. Kapal yang telah diuji dan diperiksa
Certificate Load Line yang diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang
berlaku secara nasional. Sertifikat tersebut juga berlaku secara internasional sesuai
35
Ibid, hal 61
Salah satu inovasi yang paling penting dalam 1972 COLREG adalah pengakuan
kapal yang beroperasi di atau dekat skema pemisah lalu lintas. Pertama skema
pemisah lalu lintas tersebut didirikan di Selat Dover pada tahun 1967.8
atau pelatihan yang harus dipenuhi oleh ABK untuk bekerja sebagai pelaut.
h) ILO Convention No. 185 Tahun 2008 tentang SID (Seafarers Identification
2009.36
36
Ibid, hal 62
pertolongan, serta sumber daya manusia. Dari aspek ekonomi UU ini membuat
untuk mengembangkan armada niaga dan usaha pelayaran nasional yang selama
ini belum pernah ditetapkan UU. Dalam UU tersebut disebutkan adanya 61 kali
KUHD juga mengatur hal yang sama secara luas. Memang dalam hal ini dapat
diterapkan asas lex posterriore derogat lex priori. Namun jika dilihat dari
masalahnya pengaturan yang terdapat dalam KUHD Buku II jauh lebih luas
aspek hukum publik dan aspek hukum privat. Aspek hukum publik terkait dengan
terkait keselamatan kapal dan pelayaran. Aspek privat terkait hubungan hukum
antara nakhoda dan anak buah kapal dengan pemilik atau operator kapal dengan
37
Djafar Al Bram, Pengantar Hukum Pengangkutan Laut (Buku II),Tanggung Jawab
Pengangkut, Asuransi, Dan Incoterm, Seri Buku Ajar, Jakarta selatan, 2011, hlm 23-24.
penerapan otonomi daerah atau adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
besarnya kepada seluruh rakyat, bangsa dan negara. UU ini diharapkan dapat
38
Ibid hal 25
perairan nasional;
pembangunan nasional;
definisi pelayaran menjadi sebuah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
sebelumnya. Hal paling terlihat adalah dari jumlah pasal yang terkandung
dalam Undang-Undang pelayaran baru yang lebih banyak, yakni sebanyak 138
132 pasal.39
a) Asas manfaat;
g) Asas keterpaduan;
i) Asas kemandirian;
l) Asas kebangsaan.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud "asas manfaat" adalah pelayaran harus dapat memberikan manfaat
39
Pasal 2 UU Pelayaran No.17 Tahun 2008.
keamanan negara.
Huruf b
dalam kegiatannya dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dan dijiwai
Huruf c
Huruf d
Yang dimaksud dengan "asas adil dan merata tanpa diskriminasi" adalah
merata kepada segenap lapisan masyarakat dengan biaya yang terjangkau oleh
ekonomi.
Huruf e
Huruf f
Huruf g
kesatuan yang bulat dan utuh, terpadu, saling menunjang, dan saling mengisi baik
Huruf h
hukum serta mewajibkan kepada setiap warga negara Indonesia untuk selalu sadar
Huruf i
memperhatikan pangsa muatan yang wajar dalam angkutan di perairan dari dan ke
luar negeri.
Huruf j
Huruf k
Huruf l
harus dapat mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik
Indonesia.
di perairan terdiri atas: Angkutan Laut, Angkutan Sungai dan Danau, dan
Angkutan Penyeberangan.40
1) Angkutan Laut
terdiri dari dua aspek yaitu Angkutan Sungai Dan Danau (ASD). Istilah ASD ini
merujuk pada sebuah jenis moda atau jenis angkutan dimana suatu sistem
transportasi terdiri dari 5 macam yaitu moda angkutan darat (jalan raya), moda
angkutan udara, moda angkutan kereta api, moda angkutan pipa (yang mungkin
belum dikenal luas), moda angkutan laut dan moda ASD dan Penyebrangan.
40
Sri Rejeki Hartono, Pengangkutan dan Hukum Pengangkutan Darat, Semarang:
Universitas Diponegoro, 1980, Hlm. 8.
istilah lain dari Angkutan Sungai Dan Danau (ASD). Jenis angkutan ini telah
kuda dan sapi, manusia telah memanfaatkan sungai untuk menempuh perjalanan
bahasa Inggris yaitu Inland Waterways atau juga dalam bahasa Perancis yaitu
Navigation d‟Interieure atau juga voies navigable yang memiliki makna yang
sama yaitu pelayaran atau aktivitas angkutan yang berlangsung di perairan yang
angkutan perairan daratan yang juga dikenal sebagai angkutan sungai dan
danau (ASD) adalah meliputi angkutan di waduk, rawa, banjir, kanal, dan
danau, terusan dan sepanjang sungai dari hulu sampai dengan muara
daratan.41
3) Angkutan Penyeberangan
api yang terputus karena adanya perairan. Dalam bahasa Inggris, moda ini
Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada jenis-jenis angkutan laut
Dalam Negeri, Angkutan Laut Luar Negeri, Angkutan Laut Khusus, dan
yang ditempuh satu dan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
41
Ibid.
kapal-kapal yang berukuran 500 m3 isi kotor ke bawah atau sama dengan
175 BRT ke bawah. Radius pelayarannya < 200 mil laut atau sama
perahu-perahu layar.
yang terbuka bagi perdagangan luar negeri kepelabuhan luar negeri atau dari
pelabuhan luar negeri ke pelabuhan atau terminal khusus Indonesia yang terbuka
laut atau dalam artian dilakukan dengan pengangkutan di lautan bebas yang
negeri, meliputi:
negara tetangga yang tidak melebihi jarak 3.000 mil laut dari pelabuhan
b) Pelayaran Samudera, yaitu pelayaran ke dan dari luar negeri yang bukan
hukum pengangkutan. Oleh karena itu jika terjadi suatu sengketa pada
pengangkutan.42
Laut
1992 dari aspek pelaksanaan pelayaran dalam rangka proses pengangkutan dan
atau perpindahan orang dan barang dari dan ketempat tujuan terdiri dari satu
subjek pelaksana sebagaimana di introdusir dalam pasal 1 angka 40, 41, dan 42
Angka 40
Awak kapal adalah orang yang bekerja atau diperkerjakan di atas kapal
oleh pemilik operator kapal untuk meaksanakan tugas di atas kapal sesuai dengan
Angka 41
42
Sudikno Mertokusumo,,Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),Yogyakarta: Liberty,
2003, Hlm. 34.
Nakhoda kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan
tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan
Angka 42
penyelenggaraan jasa moda pengangkutan laut itu sendiri terdapat lebih dari satu
diatur dan dibatasi sendiri baik oleh undang-undang maupun pengaturan secara
43
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung,1982, hal 32.
TRANSPORTASI LAUT
Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Kotler dan Keller
berikut :
“A service is any act or performance that one party can offer to another that
is essentially intangible and does not result in the ownership af anything. Its
yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang secara prinsip dan tidak
44
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000, hlm. 53
49
(deeds), proses (process) dan kinerja (performance) atau dengan kata lain, jasa
merupakan suatu proses tindakan yang diwujudkan melalui kerja orang-orang atau
suatu pihak ke pihak lain dan tidak menyebabkan terjadinya pemindahan dalam
adanya perpindahan kepemilikan, selain itu dalam aktivitas jasa dapat saja
memproduksi jasa secara berkaitan atau dapat pula tidak dengan produk secara
fisik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jasa menurut Payne adalah
45
Ibid, hal 54.
yang dimiliki oleh jasa. Menurut Kotler dan Keller, Jasa memiliki karakteristik
1. Intangibility
Intangibility yang berarti tidak berwujud adalah merupakan sifat dari jasa
yang paling utama. karena jasa bersifat tidak berwujud maka jasa tidak dapat
dilihat, dirasakan, diraba didengar atau dicium sebelum terjadi transaksi pembelian.
Dalam memasarkan jasa yang bersifat abstrak kita harus mampu menempatkan
bukti fisik dan gambaran pada penawaran abstrak mereka, keberwujudan dari suatu
jasa dapat direspon oleh pelanggan melalui kompetensi dari orang-orang yang
terlibat dalam proses jasa, peralatan yang digunakan dalam penyajian jasa, tempat
atau lokasi penyajian jasa, harga yang ditawarkan dan lain-lain, yang kesemuanya
itu merupakan suatu refleksi yang akan memberikan stimuli dalam kesatuan
pemikiran (mind set) pelanggan, agar tertarik untuk menggunakan jasa yang
ditawarkan.
2. Inseparibility
memberikan jasa maka penyedia jasa menjadi bagian dari jasa itu. Karena yang
menerima jasa (konsumen) sering hadir ketika jasa itu dibuat, maka interaksi
penyedia jasa dan penerima jasa merupakan fitur khusus dalam pemasaran jasa.
3. Variability
dimana, kepada siapa, jasa sangat bervariasi. Menurut Kotler dan Keller dalam hal
melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik. Kedua,
perbandingan belanja sehingga pelayanan yang kurang baik dapat diseleksi dan
diperbaiki.
4. Perishability
Jasa tidak dapat disimpan, keadaan tidak tahan lama dari jasa tidak menjadi
pelayanannya. Keadaan tidak tahan lama dari jasa bukan menjadi permasalahan
apabila permintaan stabil. Jika permintaan tidak stabil dalam artian berfruktuasi,
atau menghadapi banyak permintaan atau sedikit persaingan. Namun tentu saja
sekarang semua sudah berubah. Menurut Kotler dan Keller, Bauran Jasa terbagi
46
Priyambodo Nur Ardhi Nugroho, peningkatan kualitas jasa, lib.ui.ac.id, Universitas
Indonesia, diakses pada 12 maret 2019.
sama proporsinya.
4. Jasa utama yang disertai dengan barang dan jasa kecil (major
pendukung.
tersebut. Pemberian kekuasaan, atau yang sering disebut dengan hak ini,
47
Op.cit, Satjipto Rahardjo, hlm. 55
48
Ibid, hal 57.
49
Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta, Filsafat Hukum Madzab dan Refleksi, Bandung, PT.
Remaja Rosda Karya, 1994 hlm. 64.
dengan menjadikan kepentingan yang perlu dilindungi tersebut dalam sebuah hak
1945 Untuk itu setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus senantiasa
di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari ketentuan yang mengatur tentang
Perlindugan hukum juga dapat diartikan sebagai tindakan atau upaya untuk
tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
manusia.51
50
Harjono, 2008, Konstitusi sebagai Rumah Bangsa, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, hlm. 357.
51
Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), Tesis Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta,2004, hlm.3.
hukum, yang tidak lepas dari perlindungan hak asasi manusia, merupkan konsep
Negara hukum yang merupkan istilah sebagai terjemahan dari dua istilah
rechstaat dan rule of law. Sehingga, dalam penjelasan UUD RI 1945 sebelum
essensial bermakna bahwa hukum adalah supreme dan kewajiban bagi setiap
penyelenggara negara atau pemerintahan untuk tunduk pada hukum (subject to the
law), tidak ada kekuasaan diatas hukum (above the law), semuanya ada dibawah
hukum (under the rule of law), dengan kedudukan ini, tidak boleh ada kekuasaan
(misuse of power).52
(427-347 SM) yang kemudian dilanjutkan oleh Aristoteles (384-322 SM). Plato
negara yang memprihatinkan karena saat itu dipimpin oleh orang-orang atas dasar
Dalam pandangannya, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah
52
Muh. Hasrul, 2013, Eksistensi Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah
Dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Efektif, Disertasi, Program Doktor Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin, Makasar, hlm. 15.
53
Ibid
situasi dan kondisi yang sama ketika era Plato dan Aristoteles
2) Pembagian kekuasaan.
setiap Negara Hukum yang disebutnya dengan istilah “The Rule of Law”, yaitu:
Perumusan ciri negara hukum dari konsep rechtsstaat dan rule of law
dengan memberikan proteksi khusus bagi golongan lemah agar tidak tereksploitasi
56
A.V. Dicey, Pengantar Studi Hukum Konstitusi, Terjemahan dari Introduction to the
Study of the Law of the Constitution, Nusamedia, Bandung,2007 hlm. 254-259.
57
Mahfud MD, 2006, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Jakarta:
Pustaka LP3ES, hlm. 187
dalam persaingan bebas melawan golongan yang kuat. Ketiga, hukum harus
Angkutan laut merupakan salah satu moda transportasi yang digunakan untuk
wilayah yang tidak bias dijangkau dengan moda darat ataupun udara. Tingginya
pemakai jasa angkutan laut tercermin dari banyaknya penumpang yang datang
Tabel 3.1 Banyaknya penumpang pelayaran dalam negeri dan luar negeri yang
berangkat dan datang di 25 pelabuhan strategis
No Provinsi No Pelabuhan Datang Berangkat
1 Aceh 1 Lhoksemawe
0 0 0 0
2 Sumatera 2 Belawan
73604 58616 66998 72941
Utara
3 Sumatera 3 Teluk Bayur
0 24 0 563
Barat
4 Riau 4 Dumai
208328 195609 241500 233541
5 Pekan Baru
0 0 0 5900
5 Sumatera 6 Palembang
46985 37381 50090 29743
Selatan
6 Lampung 7 Panjang
0 0 0 0
7 Kepulaun Riau 8 Tanjung Pinang
751591 905035 756843 922996
9 Batam
4403888 4353896 4543672
58
Mahfud MD, Op, Cit., hlm. 56.
Keterangan :
1. Tanjung Pinang meliputi Sri Pintan Pura, Sri Payung Batu Anam, dan Sri
Ampar, Tanjung Uncang, Teluk Senimba, Harbour Bay dan Nongsa yang
pelabuhan strategis tahun 2016 dan 2017, berbeda dengan angkutan barang,
hanya 36,06 persen untuk kedatangan dan 35,43 persen untuk keberangkatan
angkutan yang diminati masyarakat pada tahun 2017, terutama yang bertempat
penumpang paling tinggi yaitu 4,49 juta penumpang datang dan 4,54 juta
terendah yaitu pelabuhan Teluk Bayur dengan 24 penumpang datang dan 563
penumpang berangkat
berangkat.59
pengangkutan.
diangkutnya.
kapal sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen
disepakati.
59
BPS, statistik transportasi laut 2016-2017, http,//www.bps.go.id, 2017, diakses 21
Februari 2018.
Pasal 41
atau
tanggung jawabnya.
perundang-undangan.
Pasal 42
lingkungan kerja
lingkungan.
sebagai berikut :
1) Sekoci penolong
2) Sekoci
3) Alat penolong
5) Pelampung penolong
darurat
Penyeberangan Di Indonesia
1.syahbandar
Pemerintah dalam lalu lintas laut sehingga selain hubungan hukum privat maka
hubungan hukum publik pun nyata ada dalam sistem transportasi laut, sehingga
kewenangan yang besar yang diberikan oleh aturan hukum Indonesia, oleh
60
Op.cit, Hari Utomo,hal 64
65
berikut :
dipelabuhan;
pelayaran.
2. Nahkoda
memikul tanggung jawab penting dalam sebuah kapal. Tugas seorang Nakhoda
pelayaran, baik itu dari pelabuhan satu menuju ke pelabuhan lainnya dengan
barang yang ada dalam kapal. Nakhoda wajib mentaati dengan seksama
peraturan yang lazim dan ketentuan yang ada untuk menjamin kesanggupan
orang-orang yang ada dalam bahaya yang berada dalam kapal. Nakhoda tidak
mengancam
Kalau melihat hal tersebut di atas maka secara singkat tanggung jawab dari
kapalnya; dan
3. Perusahaan
pelayaran, resiko akan terjadinya kecelakaan kapal ditengah laut tetap ada.
Sehingga dibutuhkan pengawasan yang baik dan ketat atas sebuah kapal dalam
Pelayaran terhadap kapal yang berlayar telah diatur dalam International Safety
61
Ibid hal 66-68
muatan barang/ cargo dan harta benda serta mencegah terjadinya pencemaran
keselamatan kapal & perlindungan lingkungan laut yang dikenal dengan ISM
4. Peran KNKT
62
Ibid hal 69
kapal.
usulan-usulan perbaikan agar kecelakaan yang sama tidak lagi terjadi pada masa
Presiden Nomor 105 Tahun 1999, yang didalamnya mengatur tugas pokok dan
fungsinya :
63
Ibid
kecelakaan transportasi;
5. Mahkamah Pelayaran
kapal yang terjadi dilakukan pemeriksaan kode etik profesi Nakhoda dan/atau
awak kapal lainnya oleh pejabat yang berwenang yaitu Mahkamah Pelayaran.
dengan sebab-sebab kecelakaan kapal yang sama dan bertujuan sebagai satu
64
Ibid hal 72
berikut :
Sekalipun kondisi kapal prima, namun bila tidak dioperasikan oleh personal
yang cakap dalam melayarkan kapal, dan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang peraturan dan kode serta petunjuk yang terkait dengan pelayaran maka
kinerjanya pun tidak akan optimal. Bagaimanapun modernnya suatu kapal yang
dengan sumber daya awak kapal pastilah akan sia-sia. Selain para awak kapal
mampu melayarkan kapal secara aman sampai di tempat tujuan Awak kapal,
terutama Nakhoda dan para perwiranya harus memenuhi kriteria untuk dapat
mengikuti pendidikan formal lebih dahulu sebelum diberi ijazah kepelautan yang
memungkinkan mereka bertugas di kapal. Awak kapal yang tahu dan sadar akan
65
Ibid hal 73
terawat, maka umur kapal dapat lebih panjang, ini berarti nilai depresiasi/susutan
dapat diperkecil.
Ayat 32.
Ayat 33.
Ayat 34
dalam sistem transportasi laut, namun demikian dari aspek teknik dan ekonomi,
perlu dikaji lebih mendalam, karena umur armada kapal saat ini banyak yang
sertifikat, tentunya hal ini setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Kapal
dinyatakan laik laut, akan lebih aman menyeberangkan orang dan barang,
delay. Tentu bukan hal yang mudah untuk mempertahankan kondisi kapal yang
memerlukan modal yang cukup besar Disamping itu, usaha-usaha bisnis pelayaran
ini juga memerlukan kerjasama dan bantuan penuh dari pihak galangan kapal,
sedangkan kondisi galangan kapal saat ini juga dihadapkan pada kelesuan. Oleh
66
Danny Faturachman,dkk, Analisis Keselamatan Transportasi Penyeberangan Laut Dan
Antisipasi Terhadap Kecelakaan Kapal Di Merak-Bakauheni, hlm 18-19, Diakses pada 20
Februari 2019.
semua jenis kapal yang berukuran lebih dari 7 GT, kecuali untuk kapal perang,
kapal negara dan kapal yang digunakan untuk setiap pengadaan, pembangunan,
di perairan Indonesia. Terhadap kapal dengan jenis dan ukuran tertentu wajib
sertifikat.
Selain faktor teknis kapal dan sumber daya awak kapal, Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP) juga unsur yang sangat penting dalam keselamatan
pelayaran. Sarana ini terdiri dari rambu-rambu laut yang berfungsi sebagai sarana
penuntun bagi kapal-kapal yang sedang berlayar, agar terhindar dari bahaya-
bahaya navigasi. Station Radio Pantai juga berguna sebagai sarana bantu navigasi
sebab tanpa instrument ini kapal harus melakukan pelayaran “memutar” guna
67
Ibid
Di Indonesia
1) Kapal tenggelam
2) Kapal terbakar
4) Kapal kandas
Nahkoda yang mengetahui kecelakaan kapalnya atau kapal lain wajib melaporkan
kepada :
bahwa:
kecelakaan kapal.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak untuk menentukan kesalahan atau
keselamatan penumpang :
penumpang sudah dilakukan dari awal pada saat calon penumpang memasuki
pelabuhan dan kapal. terdapat dua tiket untuk kemudian menyeberang ke tempat
tujuan melalui PT.ASDP INDONESIA FERRY ini. yakni tiket masuk pelabuhan
dan tiket masuk ke dalam kapal. Pada saat awal penumpang akan memalui proses
kapal kembali dilakukan pengecekan tiket. Pengecekan ini dilakukan sebagi upaya
agar tidak terjadinya kecurangan pada saat proses pembelian tiket sehingga calon
penumpang tidak terdaftar dan tidak memiliki tiket, selain itu nama dan juga jenis
kendaraan yang di bawa beserta plat nomer kendaraan juga secara terperinci di
lakukan oleh awak kapal, apakah sudah sesuai dengan yang tertera pada tiket.
Apabila setelah penumpang telah melewati proses pengecekan tiket namun tetap
masi terdapat kecurangan dan diketahui oleh awak kapal maka awak kapal akan
memberikan sanksi tegas berupa denda. selain itu penumpang yang tidak terdaftar
atau tidak memiliki bukti tiket maka pihak PT.ASDP akan terbebas dari tanggung
2008 tentang Pelayaran pasal 63 ayat (1) menyatakan bahwa penyandang cacat
dan orang sakit berhak memperoleh pelayanan berupa perlakuan khusus dalam
angkutan perairan oleh sebab itu pula pihak PT.ASDP Indonesia Ferry juga
menyediakan kursi roda hal ini sudah menjadi mandatory atau pun kewajiban bagi
b) Ibu hamil
Di sediakan pula kursi roda, si calon ibu jugak di tanyakan akan kesehatan
dan kesiapan nya untuk berlayar apabila ada gangguan pada kesehatan ibu maka
pihak awak kapal kemudian akan meminta si ibu untuk membatal kan
keberangkatannya apabila itu mengancam keselamatan si ibu dan anak. Selain itu
juga di sedikan pelambung dengan big size dan all size sehingga akan aman dan
c) Anak anak
kepada orang tua atau pun walinya, selain itu apabila terjadi kecelakaan dan
karna anak anak adalah subjek paling rentan. Selain itu untuk anak anak juga di
bedakan berdasarkan tiket nya, jadi untuk golongan anak-anak maka sudah khusus
Asuransi tersebut adalah jasa Raharja untuk jiwa dan jasa Raharja Putra
untuk kerugian. Untuk asuransi jasa raharja bagi kecelakaan luka-luka berat, luka-
luka ringan, sampai dengan kematian. Sedangkan untuk jasa raharja putra untuk
disebutkan bahwa ganti kerugian diberikan kepada penumpang yang sah dari
pasal 10 Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1965, dijelaskan bahwa yang berhak
mendapatkan ganti kerugian adalah setiap orang yang menjadi korban mati/cacat
jalanan/pelayaran nasional;
68
Hasil wawancara dengan bapak Hendriawan selaku general menager pada PT.ASDP
Ferry Cabang Singkil pada 06 Februari 2018
Prosedur penuntutan ganti rugi adalah cara bagaimana korban atau ahli
waris dari korban kecelakaan penumpang dan kecelakaan lalu-lintas jalan yang
meninggal dunia, cacat tetap, atau yang membutuhkan biaya perawatan untuk
dengan terjadinya kecelakaan penumpang, maka korban atau ahli waris korban
1965. Tata cara di dalam pengajuan penuntutan ganti rugi korban kecelakaan
1) Tahap Pertama Ahli waris atau korban kecelakaan menghubungi P.T. Jasa
dari P.T. Jasa Raharja (Persero) yang sudah disediakan. Di dalam formulir
a) Bagian pertama diisi oleh ahli waris atau korban kecelakaan mengenai
69
Vickry Reza Sallamanda, Penyelesaian Ganti Rugi Akibat Kecelakaan Kendaraan
Bermotor Roda Dua Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 Tentang Kecelakaan Lalu-
Lintas Jalan Di Pt. Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Jember,
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/13866/gdl%20%2824%29xx.pdf?sequenc
e=1, diakses pada tanggal 25 april 2019.
b) Bagian kedua, formulir diisi oleh petugas P.T. Jasa Raharja (Persero)
dan penyebrangan
tentang cidera, atau luka-luka yang diderita korban, diagnosa keadaan serta
berupa surat keterangan kematian dari dokter rumah sakit tempat korban
dirawat. Khusus mengenai hal ini, kelengkapan lain yang diperlukan yaitu
keterangan ahli waris. Keterangan ini harus diisi dan ditandatangani oleh
maka korban atau ahli waris korban harus memenuhi persyaratan yang
diminta oleh pihak P.T. Jasa Raharja (Persero). Untuk kelengkapan wajib
3. Surat-surat keterangan dokter dan bukti lain yang dianggap perlu guna
1.Proses verbal polisi lalu-lintas atau yang lain yang berwenang tentang
2.Surat keterangan dokter tentang jenis cacat tetap/cidera yang telah terjadi
3.Surat-surat bukti lain yang dianggap perlu guna pengesahan fakta cacat
1) Laporan polisi berikut denah Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau laporan
2) Kuitansi biaya perawatan dan pengobatan yang asli dan sah dalam hal korban
mengalami luka-luka;
5) Surat Nikah; 24
A. KESIMPULAN
sebagai berikut :
berikut :
lingkungan kerja
83
Universitas Sumatera Utara
84
lingkungan.
Pelayaran dalam hal ini harus terus mengoptimalkan fungsi nya dan terus
b) Prosedur ganti rugi adalah cara bagaimana korban atau ahli waris dari
jalan, maka korban atau ahli waris korban kecelakaan penumpang dan
lalu-lintas jalan, mengajukan tuntutan ganti rugi tersebut kepada P.T. Jasa
lampiran;
B. SARAN
A. Buku
Jakarta selatan
Nusamedia.
Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta, 1994 Filsafat Hukum Madzab dan Refleksi,
86
Liberty
Liberty.
Pustaka LP3ES.
NurBaiti, Siti, 2009, Hukum Pengangkuan Darat (jalan dan kereta api),
Jakarta, Kencana.
Jakarta,Ghalia Indonesia.
Press.
Medan.
B. Perundang-Undang
Kecelakaan
C. Jurnal/website/Artikel
Pelayaran
Nasional)Indonesia,http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.js
Februari 2019
Sutrisno Hadi, Metodologi Research untuk Penulisan Paper, Skripsi, Tesis, dan
Portklang Malaysia),
http://bpkn.go.id/uploads/document/7edb385a9a1868725e9a0ca84ea527cd
Kecelakaan Kapal
http://ejurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/dowload/75/pdf,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/chaptep%201.pdf:
jsessionid=3FE819D6B84CB3B609B872F58D0E951B?sequence=5 , diakses
D. WAWANCARA