PN.TIPIKOR.Smg.)
SKRIPSI
Oleh :
E1A008128
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2013
2
PN.TIPIKOR.Smg.)
SKRIPSI
Oleh :
E1A008128
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2013
i
3
NIM : E1A008128
ANGKATAN : 2008
Smg.)
Menyetujui,
SURAT PERNYATAAN
NIM : E1A008128
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul hasil karya
sendiri dan tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang
lain.
iii
5
MOTTO
iv
6
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Penulisan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh kerena itu perkenankan
ini.
vi
8
7. Orangtuaku yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian yang tiada
henti, terimakasih atas doa, bantuan, dan dukungan sehingga penulis dapat
9. Siti Samsunah (Bunda) terimakasih atas segala kasih sayang, doa dan
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata, kritik serta saran yang membangun sangatlah penulis harapkan
atas skripsi ini yang penulis sadari sepenuhnya masih jauh dari sempurna.
Penulis
vii
9
ABSTRAK
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka disusun pokok
permasalahan, pertama bagaimanakah kekuatan pembuktian alat bukti saksi pada Putusan
perkara Nomor : 01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg? kemudian yang kedua bagaimana
pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dalam Putusan
perkara Nomor : 01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg? Spesifikasi penelitian ini
menggunakan spesifikasi penelitian perskriptif, yaitu suatu penelitian untuk mendapatkan
saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu,
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder.
Pertimbangan hakim menilai kekuatan alat bukti saksi dalam Tindak Pidana
Korupsi yang menyebabkan kerugian perekonomian Negara pada putusan Pengadilan
Nomor : 01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg? adalah sah karena telah terpenuhinya
syarat formil dan syarat materiilnya sebagai alat bukti saksi dengan keterangan beberapa
Pertimbangan hakim pada Putusan Nomor : 01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg. dalam
membuktikan kesalahan terdakwa yaitu dengan terpenuhinya batas minimum pembuktian
menurut Pasal 183 KUHAP yaitu sekurang-kurangnya dengan dua alat bukti yang sah
berupa saksi dan keterangan ahli. Penjatuhan pidana 1 (satu) tahun 9 (sembilan) bulan
kepada terdakwa hanya untuk mempertanggungjawabkan secara yuridis atas Tindak
Pidana Korupsi.
viii
10
ABSTRACT
Proof has the objective to seek and obtain the material truth. herefore judges must
be cautious, careful and mature in assessing and considering the problems of proof as set
out in the Criminal Procedure Code. he human factor is a major cause of Corruption in
Indonesia, it happens because of the lack of opportunity and the responsibility for
keperayaan diberikaan by the government to the perpetrators of Corruption Act. The
judge in this case using the witness evidence used to prove the guilt of the accused on the
Corruption which resulted in loss of the State's economy. Evidence Witness testimony is
decisive evidence, and assess whether the crime actually occurred and performed by the
defendant. Based on these descriptions, the writer is interested in conducting a study titled
"The Power Proof Evidence Witness In Corruption (Studies on Judgment Case Number:
01/Pid.Sus./2011/PN.TIPIKOR.Smg
Based on the background described above, then composed subject matter, first,
how the strength of evidence in the witness evidence Decision Number :
01/Pid.Sus/2011/PN.Tipikor.Smg? then the second how the judge in imposing criminal
judgement against the defendant in Decision Number :
01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg? This study uses the specification specifications
perskriptif research, is a study to get suggestions on what to do to solve a particular
problem, the source data used in this study is a secondary data source.
DAFTAR ISI
Hal
MOTTO .......................................................................................................... iv
PESEMBAHAN ............................................................................................. v
ix
12
Korupsi ............................................................................... 19
Korupsi .................................................................................... 24
B. Pembahasan ............................................................................. 79
x
13
A. Simpulan .................................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................ 97
BAB I
PENDAHULUAN
segi kehidupan di dalam suatu masyarakat, bangsa maupun negara. Selain itu,
oleh masyarakat. Hukum pidana yang mengandung norma hukum dan sanksi
masyarakat. Hukum pidana tidak dapat dilaksanakan apabila tanpa ada aturan
beracara, yaitu untuk proses perkara pidana dan menentukan suatu keputusan
menerapakan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan
pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
sesuatu hal yang rumit, selain itu juga harus diperkuat dengan adanya alat
saksi untuk membuktikan bahwa telah terjadi tindak pidana korupsi yang
1
Bambang Poernomo, Pandangan Terhadap Azas-azas umum Hukum Acara Pidana,
Liberty : Jakarta 1982. hal. 2.
2
Moch Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Mandiri Maju
:Bandung, 2001, Hal. 1.
3
pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana, tidak saja
3
Soejono Karni, 17 April 2010, Perkembangan Korupsi Dan Pemberantasan Korupsi Di
Indonesia, http;// SoejonoKarni.worddoress.com/2010;;04/17/Perkembangan-korupsi-dan
pemberantasan-korupsi-di Indonesia.
4
Pidana Korupsi.
puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar
Terios.
Nomor: 01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.SMG).”
B. Perumusan Masalah
Smg?.
Smg?.
C. Tujuan Penelitian
01/Pid.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg.
PN.TIPIKOR.Smg.
6
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
Pidana.
pengetahuan bagi para pihak yang berkompeten dan berminat pada hal
yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
formil ini bertugas menegakkan hukum meteriil pidana yang telah dilanggar.
Hukum acara pidana sering dianggap sebagai cabang ilmu hukum yang
sempit yang menjadi bagian dan ilmu pengetahuan hukum positif . Bahkan
ada suatu pendapat bahwa hukum acara pidana tidak dapat dipelajari
berada diluar hukum pidana atau hukum yang tidak berdiri sendiri.
tidak cukup hanya diatur oleh hukum pidana saja. Karena agar pelaku
8
4
Moch Faisal S, Op.Cit. hlm. 1-2.
5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar Lengkap Pasal Demi
PasaL. (Politea : Bogor)1983. hal 3
6
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua. (Sinar Grafika : Jakarta)
2008. hlm. 2-4.
9
hakim tidak hanya terbatas pada surat dakwaan saja. Akan tetapi untuk
pihak yaitu terdakwa dan penuntut umum, begitu pula dengan saksi-saksi
yang diajukan oleh kedua belah pihak. Tujuan hukum acara pidana mencari
7
R. Soesilo, Op, Cit, Hlm 19
10
Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang dikeluarkan
singkat.
Maka dari itu Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan yang dianut
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana cukup banyak yang diwujudkan
kebebasan sehingga dalam hal ini dapat melanggar hak asasi manusia.
8
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan
dan Penuntutan) Edisi Kedua, (Jakarta : Sinar Grafika, 2001), hal. 54.
12
Kehakiman :
c) Asas Oportunitas
pidana disebut penuntut umum. Penuntut umum itu disebut juga dengan
jaksa. Pengertian mengenai penuntut umum dan jaksa diatur dalam KUHAP
sebagai berikut :
monopoli artinya tiada badan lain yang boleh melakukan itu. Ini disebut
dominus litis di tangan penuntut umum atau jaksa. Dominus berasal dari
bahasa latin, yang artinya pemilik. Hakim tidak dapat meminta delik yang
penuntut umum.
14
berikut:
10
Andi Hamzah, Op.Cit.,hal. 17.
11
Bambang Poernomo, Op. Cit., hal 153.
15
Asas yang umum ini telah dianut oleh beberapa negara. Asas
perlakuan orang sama di depan hukum biasa disebut sebagai equality before
the law. Asas ini secara tegas tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-
Kekuasaan Kehakiman :
“Perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka hukum tidak
mengadakan perbedaan perlakuan”.
antara yang satu dengan yang lain baik antara polisi, jaksa, hakim, gubernur,
Tetap
hakim karena jabatannya dan bersifat tetap, untuk jabatan ini diangkat hakim-
hakim yang tetap oleh kepala negara. Ini disebut dalam Pasal 31 Undang-
merumuskan :
telah menganut asas akusator hal ini telah dibuktikan ketentuan adanya
12
Andi Hamzah, Op.Cit.,Hal. 22.
17
tingkat pemeriksaan:
Sesuai dengan Hak Asasi Manusia yang telah dianut oleh beberapa
negara secara universal maka asas inkusitor telah ditinggalkan banyak negara,
Indonesia
dilakukan oleh hakim secara langsung kepada tedakwa dan sanksi, berbeda
13
M. Yahya Harahap, Op. Cit, Hal. 40.
14
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta : Sinara Grafika, 2001, hal
10-23
18
Pemeriksaan hakim juga dilakukan secara lisan, bukan tertulis antara hakim
dan terdakwa, dimana hakim bisa mengorek keterangan lebih jauh baik
dilakukan oleh hakim secara langsung yaitu kepada terdakwa dan para saksi.
dilakukan secara lisan artinya bukan tertulis antara hakim dan terdakwa.
15
Hartanti Evi, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta : Sinar Grafika, Bumi Aksara Group 2005. Hal 9.
20
1) Pidana Mati
lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau
2) Pidana Penjara
3) Pidana Tambahan
dan/atau pengurusnya.
23
ke siding pengadilan.
1. Pengertian Pembuktian
nasib terdakwa, maka dari itu apabila hasil pembuktian dengan alat-alat
kesalahan seorang.
MenurutYahya Harahap16:
16
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP jilid II, (Sinar
Grafika : Jakarta) 1985. hlm. 769.
25
2. Teori Pembuktian
a. Conviction-in Time
Sistem pembuktian ini menentukan salah tidaknya seseorang
terdakwa, semata-mata ditentukan oleh penilaian “keyakinan”
17
Ibid.
18
M. Yahya Harahap, Op. cit. hlm. 262-263.
19
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hal 277-278.
26
3. Alat Bukti
a. Keterangan Saksi
b. Keterangan Ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan Terdakwa
a. Keterangan saksi
Keterangan Saksi adalah suatu alat bukti dalam perkara pidana yang
Keterangan seorang saksi saja dianggap tidak cukup, hal ini terdapat
pada prinsip minimum pembuktian yang diatur dalam Pasal 183 Undang-
kurangnya dengan dua alat bukti. Keterangan seorang saksi saja, baru
bernilai sebagai satu alat bukti yang harus ditambah dan dicukupi dengan
alat bukti lain. Jadi, bertitik tolak dari ketentuan Pasal 185 ayat (2) Undang-
Acara Pidana, keterangan seorang saksi saja belum dapat dianggap sebagai
alat bukti yang cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa, atau “unus
hakim berpegang pada empat hal yang tercantum dalam Pasal 185 ayat (6)
waktu persidangan.
Undang negatif (negatief wetterlijk), yaitu menggunakan dua alat bukti yang
mengatakan bahwa :
20
Ibid. Hal. 252.
30
yang paling utama dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak ada
perkara pidana yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi.
diperlukan pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi. Maka dari itu
untuk menjadi seorang saksi harus memenuhi syarat materiil dan formil.
c) “Ia alami sendiri”, biasanya saksi yang seperti ini adalah orang
mengatur syarat lain yang disebut syarat formil, yaitu Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana mengatur para pihak yang tidak dapat
Pidana :
21
M. Yahya Harahap ,Op. Cit, hlm 145.
32
Kemudian saksi wajib disumpah. Hal ini sesuai dengan Pasal 160
22
Andi Hamzah, Op. Cit. hal. 263.
23
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2002), Hal.
282
33
tentang Hukum Acara Pidana dinyatakan sebagai alat bukti yang sah.
Akan tetapi keterangan saksi dan ahli yang diberikan tanpa disumpah tidak
Korupsi
asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan
tindakan.
sah, ketentuan ini terdapat dalam Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana. Dalam Passal tersebut tidak hanya hakim dan keyakinannya
yang berperan dalam persidangan, namun juga adanya alat bukti untuk
di sidang peradilan oleh jaksa penuntut umum dan atau penasihat hukum.
24
Saleh, K .Wantjik. 1977. Kehakiman dan Peradilan. Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal. 39.
35
Pada tahap pembuktian, hakim dapat melihat dari alat bukti yang dihadapkan
pada hakim dan hakim berhak menilai dari keterangan dan barang bukti.
Ketentuan Pasal 180 KUHAP menyatakan bahwa dalam hal jika diperlukan
hakim ketua sidang dapat meminta bantuan keterangan ahli dan dapat pula
pidana korupsi, namun dalam hal pertimbangan hukum dalam format putusan
pemidanaan yang tertera dalam Pasal 197 KUHAP tidak memuat adanya
pidana korupsi hakim hanya mengikuti kehendak dari hakim ketua atau ada
Undang negatif (negatief wetterlijk), yaitu menggunakan dua alat bukti yang
Hamzah25mengatakan bahwa :
ada tetapi bukan atas keyakinan itu saja yang menjadi pembuktian final.
Pada umumnya alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang
paling utama dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak ada perkara
pidana yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua
25
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika, 2008, Hal. 252
37
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Metode Pendekatan
positif27.
26
Ronny Hanityo Soemitro, 1994, metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, hal.9
27
Johnny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif.,(Malang;
Bayumedia Publishing),hal. 295.
28
Amirudin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali
Pers, Jakarta, hal.118
38
2. Spesifikasi Penelitian
29
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1981), hal.10.
30
Bambang Sunggono, 2006, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hal.35.
39
Korupsi.
31
Ronny H. Soemitro, 1983, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia,
hal.93.
41
BAB IV
A. Hasil Penelitian
sebagai berikut:
1. Duduk Perkara
tahun pembuatan 2008, tahun perakitan 2008, warna hitam, Nomor Polisi H-
42
9530-RS sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Kendaraan Dinas Roda
dan terdakwa AZ yang berisi bahwa saksi MS jabatan Kepala BPPT Kota
Pada hari yang sudah tidak dapat diingat lagi pada bulan Mei 2010
kepada saksi H selaku Kasubag Umum BPPT kota Semarang dengan alasan
pada bulan Mei sampai awal bulan Juni 2010 bertempat dirumah Terdakwa
2008 tentang Pelepasan Mobil Daihatsu Terios dengan identitas Nomor Polisi
Acara Serah Terima mobil tanggal 31 Juli 2008 yang menerangkan saksi HK
Terdakwa AZ dan sebuah tanda terima uang Rp. 80.000.000,- (Delapan Puluh
43
Juta Rupiah) tanggal 1 Juni 2008 dari Terdakwa guna membayar mobil
mobil dinas yang sudah berplat hitam menuju ke Kendal dengan maksud
untuk mencari pinjaman uang sebesar Rp. 30.000.000,- (Tiga Puluh Juta
Mobil Daihatsu Terios berserta STNK dan BPKB nya ditinggal di Showroom
Pada hari itu Terdakwa diberi uang Rp. 45.000.000,- oleh saksi MM
sebagai uang muka Pembelian Mobil Daihatsu Terios tersebut dan dibuatkan
diambil setelah 1 bulan terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010 dengan catatan
Pada hari senin 7 Juni 2010 dilakukan pembayaran lagi oleh saksi
tanggal 7 Juni 2010 sebesar Rp. 100.000.000,- guna pembayaran satu buah
44
mobil Daihatsu Terios dengan catatan mobil akan diambil setelah satu bulan
terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010 dan jika tidak diambil syah menurut jual-
dengan diterimanya uang dari saksi MM maka Mobil Daihatsu Terios Nomor
selanjutnya menjadi hak milik terdakwa dan Berita Acara serah terima mobil
tanggal 31 Juli 2008. Oleh karena tidak mengindahkan ketentuan yang diatur
2. Dakwaan
3. Pembuktian
a. Keterangan Saksi
Pelayanan dan Perijinan Terpadu (BPPT), dengan adanya kasus ini terdakwa
sekarang dinonaktifkan.
hitam dengan plat nomor warna merah, sebelum saksi menjabat sebagai
Pada tanggal 5 Januari 2009 saksi membuat Berita Acara Serah Terima
Kendaraan Dinas Roda Empat Nomor : 024/I yang isi nya adalah Saksi
kepentingan pribadi;
46
seseorang di Kendal antara bulan Juni tahun 2010, Saat bulan Juni 2009
tersebut Terdakwa jarang datang ke kantor dan pada bulan Juni 2009 mobil
kantor, Saksi membuat Surat Teguran ke I tanggal 10 Agustus 2010 dan Surat
tersebut telah dijual kepada orang Kendal dan Sampai sekarang mobil dinas
prosedur yang ada dan juga harus melalui ijin serta permohonan dari
dihapuskan atau dilelang adalah mobil yang usianya sudah tua dan tidak bisa
tahun 2008, Mobil dinas tersebut diberikan kepada jabatannya bukan orang
Kota Semarang.
Setelah ada pemberitaan tentang mobil dinas di surat kabar, saksi dilapori
oleh Sub Bagian Umum bahwa BPKB mobil Daihatsu Terios H-9530-RS
dipinjam oleh Terdakwa dengan alasan untuk perpanjangan STNK dan untuk
berubah nama menjadi BPPT Kota Semarang adalah Daihatsu Terios Nomor
Polisi H-9530- RS, Saksi meminta Terdakwa untuk membawa mobil dinas ke
ada pada Berita Acara Serah Terima Kendaraan Dinas Roda Empat Nomor :
tanggapan.
2. Saksi-2 (HK)
Semarang dari bulan April 2007 sampai dengan bulan Desember 2008,
48
selanjutnya saksi diganti oleh Saksi MS sebagai Kepala BPPT kota Semarang
dan Terdakwa juga masih menjabat sebagai Sekretaris BPPT, Pada tahun
jenis Daihatsu Terios Nomor Polisi H-9530-RS, dengan sistem lelang, saksi
Kartono untuk kendaraan operasional, STNK dan BPKB mobil dinas tersebut
atas nama Pemerintah Kota Semarang dan warna Tanda Nomor Kendaraan
surat :
13 Juli 2008;
saksi, Saksi juga pernah ditelepon oleh Terdakwa yang mengatakan terdakwa
Saksi, Pada saat itu BPKB Mobil Daihatsu Terios No. Pol . H-9530-RS
Tahun 2009 ada ketentuan dari Sekretariat Daerah Kota Semarang, maka
semua Aset Daerah termasuk BPKB Mobil tersebut harus diserahkan dan
3. Saksi-3 (H)
operasional Daihatsu Terios H-9530-RS warna hitam plat nomor warna merah
STNK dan BPKB atas nama Pemerintah Kota Semarang, Mobil tersebut
pengadaan tahun 2008 oleh BKPMPB&A dan terdaftar dalam infentaris BPPT
Pada akhir tahun 2009 saksi menerima BPKB kendaraan Dinas Daihatsu
Terios H-9530- RS dari saksi Bachtiar Effendi (Kasubag Umum BPPT yang
lama), Saksi pada awal tahun 2010 membuatkan konsep Berita Acara
Penyerahan Kendaraan Dinas Roda Empat dari Ibu Masdiana sebagai Kepala
apakah BPKB tersebut tetap disimpan saksi atau diserahkan ke Bagian Rumah
bagian Rumah Tangga Pemerintah kota Semarang dan akan digunakan untuk
karena Terdakwa selaku atasan langsung, dan Terdakwa juga beralasan BPKB
keberadaan mobil tersebut karena mobil dinas Daihatsu Terios jarang ada
4. Saksi-4 (BE)
Daerah (BKPMPB&A)
Pada saat itu Saksi selaku Kasubag Umum dan kepegawai pada Badan
(BKPMPB&A) sejak tahun 2002 sampai akhir 2008, Saksi telah dimutasikan
merek Daihatsu Terios Nomor Polisi H-9530-RS warna hitam dengan cara
maka mobil tersebut saksi serahkan selaku Kasubag Umum kepada Sdr.
2008, dengan Berita Acara Serah Terima atas Perintah kepala BKPMPB&A.
Pengawasan BPPT Kota Semarang, dan memang mobil tersebut boleh dibawa
pulang.
service, Mobil dinas tersebut diserahkan kepada Sdr. Kartono selaku Kabid
karena disimpan diSub Bagian Umum BPPT Kota Semarang, BPKB memang
mengetahui mobil dinas Terios tersebut ternyata dipakai oleh Terdakwa sejak
akhir Desember 2008, tetapi Saksi itidak mengetahui alasannya, pikiran saksi
tahun 2010 Saksi tidak melihat mobil operasional tersebut berada dikantor
BPPT dan tidak pernah dipakai oleh Terdakwa, dengan tidak ada mobil dinas
5. Saksi-5 (K)
Mobil dinas yang dipakai terdakwa awalnya dipakai oleh Kasubag Umum,
bahwa saksi memakai mobil dinas Daihatsu Terios H-9530-RS tersebut hanya
Sekretaris BPPT. Saksi menyerahkan mobil dinas tersebut dengan Berita Acara
Serah Terima tanggal 30 Desember 2008 yang ditandatangani oleh Saksi dan
Terdakwa , saat itu Kepala BKPMPB&A Kota Semarang sedang cuti ibadah
haji.
Eselon III b, karena itu ketika Terdakwa meminta mobil dinas tersebut, saksi
53
Toyota Kijang Kapsul yang sebelumnya dipakai oleh Terdakwa. Pada awal
bulan Agustus 2010 Saksi dipanggil oleh Kepala BPPT Kota Semarang (Ibu
Saat rapat pemanggilan tersebut Terdakwa tidak ikut dalam ruangan itu
karena terdakwa tidak masuk kantor, setelah 1 (satu) minggu ada utusan dari
Showroom “BB” yang datang menghadap Kepala BPPT Kota Semarang untuk
Terdakwa AZ ikut didalam ruangan Kepala BPPT dan saat itu diperoleh
Kantor sekitar bulan Juni 2010, saat Kepala BKPMPB&A Kota Semarang
dibidang jual-beli mobil yang terletak di Jalan Raya Soekarno Hatta Nomor
Saksi bertemu dengan Terdakwa AZ pada hari Sabtu tanggal 05 Juni 2010,
karyawan bernama Dudek Ardian bersama orang yang mengaku bernama Heri
hitam, Nomor Polisi : H-9530-RS, pada saat itu Dudek Ardian menawarkan
kepada Saksi, mobil merek Daihatsu Terios berasal dari Lelang Mobil di
Pemkot Semarang. Nomor Polisi H-9530-RS, plat sudah hitam, BPKB komplit,
di lengkapi surat lelang, slip gaji, KTP atas nama Drs. Arief Zainuddin, MM,
yang dapat dipercaya dan Terdakwa AZ meyakinkan saksi juga yang intinya
Saat itu Terdakwa memakai baju dinas dan Terdakwa juga menunjukan
BPKB Asli, STNK asli , Berita Acara Serah Terima kepada Terdakwa, dan
KTP asli Terdakwa, serta slip gaji, mobil menggunakan plat hitam, sedangkan
BPKB dan STNK atas nama Pemerintah Kota Semarang, Tedakwa juga
meyakinkan mengenai mobil tidak ada masalah, dan Saksi juga yakin karena
Terdakwa meminta untuk dipinjami uang sebesar Rp. 30.000.000,- ( tiga puluh
55
juta rupiah ) dengan jaminan BPKB Mobil tersebut, saksi saat itu tidak mau
seperti itu, lalu saksi menawarkan kalau mau mobil dan surat-suratnya
ditinggal.
100.000.000,- (seratus juta rupiah), selanjutnya pada saat itu akan dibayar dulu
sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) sedangkan sisanya
sebesar Rp. 55.000.000, - ( lima puluh lima juta rupiah) diserahkan kepada
puluh lima juta rupiah ) tersebut saksi serahkan kepada Terdakwa lalu
dengan catatan “unit akan diambil setelah 1 bulan, terhitung mulai tanggal 5
Juni 2010, dan apabila tidak diambil, sah menurut jual beli”.
kembali mobil dalam jangka waktu 1 bulan, dan mobil tersebut tidak akan
dijual kepada orang lain selama 1 bulan, dan apabila dibeli kembali oleh
Terdakwa maka saksi akan diberi keuntungan, Kemudian pada tanggal 7 Juni
(seratus juta rupiah) dan juga diberi catatan“unit akan diambil setelah 1 bulan,
terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010, dan apabila tidak diambil, sah menurut
jual beli”.
56
Ternyata sampai dengan 1 (satu) bulan mobil tersebut tidak dibeli lagi oleh
Terdakwa, kemudian mobil tersebut dijual oleh Saksi kepada saksi S orang
Kendal seharga Rp.126.000..000,- (seratus dua puluh enam juta rupiah), mobil
Semarang, Saksi juga merasa rugi karena saksi harus mengganti mobil kepada
7. Saksi-7 (DA)
Showroom BB Motor Jl. Soekarno Hatta N0. 106 Kendal bersama dengan
Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dengan jaminan BPKB mobil Daihatsu
terios tersebut, tetapi saksi mengatakan tidak bisa, karena Showroom tidak
kalau mobil ini dijual Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah ) selanjutnya saksi
Showroom BB Motor.
Daihatsu Terios tersebut, setelah ada kesepakatan antara saksi dan Terdakwa
AZ maka terjadi pembayaran dan karena saat itu hari Sabtu tanggal 5 Juni 2010
tidak bisa mengambil uang di Bank, maka dibayar terlebih dahulu sejumlah
Rp.45.000.000 ,- (empat puluh lima juta rupiah) , pada hari Senin tanggal 7
Juni 2010. Sdr. Mamad memberikan uang lagi kepada saksi sebesar
saja. Saksi bersama saksi HR dan Terdakwa menuju ke rumah Heri di kendal ,
pada kwitansi diberi catatan mengenai “unit akan diambil setelah1 bulan ,
terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010, dan apabila tidak diambil , sah menurut
Hitam No. Pol H-9530-RS, sedangkan STNK dan BPKB memang menyatakan
Warna Tanda Nomor Kendaraan Bermotor / TNKB Merah, tetapi pada saat itu
58
Acara Serah Terima Mobil serta Tanda Terima Pembayaran dari terdakwa AZ
kepada Bendahara , dari situ saksi percaya mengenai mobil tersebut memang
sudah dilelang dan pemenangnya adalah Sdr. AZ. Saksi kenal dengan Heri
tetapi tidak akrab dan kenal hanya sebatas makelaran mobil saja yang sering
Pada hari senin tanggal 12 Juli 2010 saksi bersama dengan Haji Achmad
Saksi tertarik dan nego harga dengan Muhamad Muslih yang disepakati
harga Rp.140.000 .000,- (seratus empat puluh juta rupiah) dengan perjanjian
Velg mobil diganti Racing, Pajak STNK diperpanjang dan Cat yang lecet
tambah mobil saksi yang Mitsubishi L-300 warna putih harus ditinggal di
akan diantar ke rumah saksi sekitar Pukul 14.00 WIB, dan selanjutnya saksi
pulang.
uang Rp.48.000.000,- dan 1 (satu) unit mobil L-300 milik saksi yang dihargai
mobil tersebut, saksi tidak pernah diperlihatkan BPKB dan STNK mobil oleh
pihak Showroom BB Motor denan alasan surat-surat masih diurus untuk balik
Daihatsu Terios tersebut Saksi hanya diberi Surat Tilang oleh Saksi MM.
diikat dengan kawat diganti dengan baut, tapi saat mengencangkan baut
ternyata cat plat mobil Daihatsu terios tersebut terkelupas dan kelihatan warna
dasarnya adalah merah kemudian Saksi menaruh curiga dan was- was apakah
bertemu dengan saksi MM, tetapi tidak mau menerima pengembalian mobil
tersebut dengan alasan mau pergi keluar kota dan mobil agar dibawa kembali
mobil tersebut dan akan mengembalikan mobil tersebut tetapi tidak pernah
Pemerintah Kota Semarang dan plat mobilnya masih berwarna merah setelah
saksi didatangi oleh Penyidik dari Kejaksaan Negeri Semarang di rumah saksi
9. Saksi ke 9 (ABL)
Jabatan saksi saat ini sebagai Kepala Bagian Rumah Tangga dan Santel
Sekretariat Daerah Kota Semarang sejak 14 Oktober 2010 Tugas pokok dan
60
Gedung Pandanaran, dan Gedung Juang, serta di rumah dinas Walikota dan
Wakil Walikota . Pasal 25 ayat (2) Peraturan Walikota Semarang Nomor : 19A
Semarang hingga akhir bulan Oktober 2010, Bagian Rumah Tangga dan Santel
dinas merek Daihatsu Terios Nomor Polisi : H-9530-RS tersebut karena belum
tersebut. Saksi pernah meminta BPKB mobil Daihatsu Terios No Pol H-9530-
RS ke BPPT Kota Semarang pada bulan Februari 2010 dan pada bulan
b. Keterangan Terdakwa
Semarang yaitu Mobil Dinas, yang digunakan untuk operasional tugas sebagai
fasilitas mobil dinas Daihatsu Terios warna Hitam Nomor Polisi H-9530-RS
(Plat Merah), beserta STNKnya, mobil dinas tersebut Terdakwa terima dari
Sdr. Kartono (Kabid Pengawasan BPPT Kota Semarang), dan ada Surat
Semarang.
dinas tersebut;
tersebut;
(Kasubag Umum BPPT) dengan alasan BPKB akan diserahkan ke Bagian Rumah
pajak STNK mobil. Terdakwa membuat sendiri Surat Keputusan Kepala Badan
Semarang Nomor :024.2 / 127 tentang Pelepasan Mobil Daihatsu Terios dengan
Identitas Nomor Polisi H-9530-RS yang selanjutnya menjadi hak milik Saudara
AZ tanggal 1 Juni 2008 dan Berita Acara Serah Terima Mobil tanggal 31 Juli
2008 antara Dra Harini Krisniati MM dengan Saksi, Serta Terdakwa lampirkan
dokumen palsu tersebut, pada tanggal 5 Juni 2010 terdakwa bermaksud pinjam
uang Rp.30.000.000,- ( tiga puluh juta ) dengan jaminan BPKB mobil dinas
tersebut, dengan perantara saksi HERI (alamat Perumahan Patebon Asri 7.B
Hatta 106 Kendal, keinginan Terdakwa untuk pinjam uang tersebut sangat sulit
dan kemudian melalui lobi-lobi Sdr. Heri dengan Staf BB Motor (Sdr. Ardian)
tersebut tidak boleh dijual kepada orang lain karena mobil tersebut masih plat
merah serta BPKB beridentitas juga dengan Plat merah, pada saat itu mobil
Daihatsu Terios plat Nomor Polisi H-9530-RS warna merah tetapi dicat sendiri
mobil tersebut sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah), lalu
setelah 1 bulan, terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010, dan apabila tidak diambil,
bulan, terhitung mulai tanggal 5 Juni 2010, dan apabila tidak diambil, sah menurut
jual beli, awalnya Terdakwa meminta pembayaran dikantor, tetapi tidak jadi
kemudian Terdakwa minta di Rumah terdakwa dan tidak jadi lagi, kemudian
dipinjam oleh Saksi Heri Rp. 40.000.000,- dan sampai sekarang belum
dikembalikan.
64
Sampai sekarang mobil tersebut tidak dibeli lagi oleh Tedakwa, Terdakwa
itu uang hutang tersebut digunakan untuk bisnis Terdakwa yang telah ditipu
orang, terdakwa menjual mobil tersebut ke Kendal karena pada awalnya ingin
pinjam uang dengan jaminan mobil tersebut dan Terdakwa juga mempunyai
sedangkan Kartono memakai mobil dinas yang dipakai oleh Terdakwa yaitu
Pada saat itu Terdakwa menjadi PLH Kepala BPPT Kota Semarang,
karena kepala BPPT sedang pergi ibadah Haji, sebagai PLH Terdakwa
juta rupiah) yang diterima oleh Terdakwa dari penjualan mobil tersebut telah
(enam puluh juta rupiah) dan Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
c. Keterangan Ahli
2. Cara penghitungan harga mobil bukan baru yaitu apabila mobil tersebut
masih diproduksi oleh pabrik maka harga mobil pada daftar harga
10% pertahun;
lapangan;
Terios TS/F700RG, tahun pembuatan 2008, warna hitam, isi silinder 1945
Rp.124.320.000,00 (seratus dua puluh empat juta tiga ratus dua puluh ribu
rupiah).
Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 UU. RI. Nomor 31 Tahun 1999 tentang
66
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda
polisi H-9530-RS ;
Kota Semarang ;
polisiH-9530- RS ;
5. Putusan Pengadilan
Korupsi adalah :
1. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi;
2. Perbuatan melawan hukum;
3. Merugikan keuangan Negara atau perekonomian;
1) Unsur kesatu dan ketiga “memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
atau perekonomian”
kekayaan.
perbuatan oleh karena itu tidak dapat diketahui apakah diri Terdakwa atau
dalam dakwaan Pertama Primer , dan oleh karena itu Terdakwa harus
sebagai berikut :
suatu korporasi ;
suatu korporasi”
Perbuatan “dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
orang lain atau korporasi , dengan demikian menguntungkan diri sendiri , atau
orang lain , atau suatu korporasi adalah kehendak dan juga tujuan dari Terdakwa,
hubungannya satu dengan yang lain, serta barang bukti yang diajukan di
diterima pada tanggal 5 Januari 2009 dari Kepala BPPT Kota Semarang saksi MS
dan dibuatkan Berita Acara Serah Terima Kendaraan Dinas Roda Empat, Pada
awal bulan Mei 2010 Terdakwa meminta BPKB Kendaraan Daihatsu Terios
tersebut dari Kasubag Umum BPPT Kota Semarang oleh saksi H dengan alasan
untuk diserahkan ke Bagian Rumah Tangga Setda Kota Semarang dan untuk
perpanjangan pajak STNK, Sudah ada niat dari Terdakwa untuk mempergunakan
BPKB tersebut untuk mencari pinjaman uang dan BPKB tersebut dijadikan
jaminan. Pada bulan Mei 2010 telah membuat sendiri secara melawan hukum
menjadi BPPT Kota Semarang) Nomor :024.2 / 127, tanggal 1 Juni 2008 tentang
Pelepasan Mobil Daihatsu Terios dengan Identitas Nomor Polisi H-9530-RS yang
b. Berita Acara Serah Terima Mobil tanggal 31 Juli 2008 yang menerangkan
bahwa Dra. Harini Krisniati , MM, jabatan Kepala BKPMDA Kota Semarang
Semarang ;
Juni 2008 dari terdakwa AZ guna membayar Mobil Daihatsu Terios dengan
tangan Bendahara BKPMD&A Ir. Endang Saptorini, bahwa pada tanggal 5 Juni
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), dari penjualan tersebut telah dibayar oleh
Showroom BB Motor pada tanggal 5 Juni 2010 sebesar Rp. 45.000.000,00 dan
pada tanggal 7 Juni 2010 sebesar Rp.55.000 .000 ,00 (lima puluh lima juta
rupiah);
hutangnya dan menurut keterangan terdakwa uang tersebut dipinjam oleh Saksi
pinjaman dari Terdakwa sebesar Rp.40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) dan
dan menjual kepada Saksi S, sebesar Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).
“dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
keuangan;
2008;
Kota Semarang;
(Masdiana Safitri ) ;
75
kepentingan pribadi ;
pajak STNK ;
MENGADILI :
penjara selama 1 (satu) tahun dan 9 (sembilan) bulan serta menjatuhkan pidana
77
denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 ( tiga )
bulan ;
Negara di Semarang ;
tahun pembuatan 2008, tahun perakitan 2008, warna hitam, nomor rangka
BUMD dan Aset Daerah Kota Semarang Nomor : 024.2 /127 tentang Pelepasan
78
b. Berita Acara Serah Terima Mobil kepada terdakwa AZ tanggal 31 Juli 2008 ;
c. Tanda Terima uang sebesar Rp.80.000 .000 , - (delapan puluh juta rupiah) dari
e. Berita Acara Serah Terima Kendaraan Dinas Roda Empat, tanggal 5 Januari
Type F70ORG-TS, tahun pembuatan 2008, tahun perakitan 2008, warna hitam,
9530-RS ;
g. Surat Penyerahan mobil dinas Daihatsu Terios Nomor Polisi H-9530-RS dari
dalam berkas ;
Terdakwa ;
Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang. Pada Hari SENIN
79
tanggal 07 MARET 2011 oleh SUGENG HIYANTO, SH, MH, Ketua Majelis
persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis
Hakim dan Para Anggota Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh RC.
HELMY
B. Pembahasan
01/PID.Sus/2011/PN.TIPIKOR.Smg.
pengadilan. Tujuan dari pembuktian itu sendiri adalah untuk mencari dan
MenurutYahya Harahap32:
32
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP jilid II, (Sinar
Grafika : Jakarta) 1985. hlm. 769.
80
dari teori pembuktian Negatif Wettelijk seperti yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat
33
Ibid.
34
M. Yahya Harahap, Op. cit. hlm. 262-263.
81
Pada umumnya alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang
paling utama dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak ada perkara pidana
yang luput dari pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua perkara
samping pembuktian dengan alat bukti lain, masih diperlukan pembuktian dengan
alat bukti keterangan saksi. Maka dari itu untuk menjadi seorang saksi harus
saksi adalah:
sampai 7 KUHAP. Keterangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 184 KUHAP ini
82
adalah saksi sebagai alat bukti yang dihadirkan dalam sidang pengadilan agar
hakim dapat menilai keterangan-keterangan saksi, yang ditinjau dari sudut dapat
yang lain-lain.
Pasal 160 ayat (3) KUHAP bahwa saksi wajib untuk disumpah atau janji dalam
masing-masing.
Kemudian lafal sumpah atau yang diucapkan berisi bahwa saksi akan
persidangan dan jika dalam keadaan perlu oleh hakim pengadilan sumpah atau
janji ini dapat diucapkan sesudah saksi memberikan keterangannya sesuai dengan
Pasal 160 ayat (4), jika saksi yang dihadirkan tidak disumpah karena permintaan
sendiri atau pihak yang lain tidak bersedia saksi untuk disumpah karena saksi
ditakutkan akan berpihak pada salah satu pihak, maka keterangan dari saksi
tersebut tetap digunakan, akan tetapi sifatnya hanya digunakan sebagai tambahan
alat bukti sah yang lain. Selain itu saksi yang karena jabatannya tidak dapat
menjadi saksi akan tetapi mereka tetap bersedia menjadi saksi maka dapat
diperiksa oleh hakim akan tetapi tidak disumpah karena itu merupakan
dipertanggung jawabkan.
saat akan diambil keterangannya tanpa suatu alasan yang sah maka saksi tersebut
dapat dikenakan sandera yang didasarkan penetapan hakim ketua sidang, paling
"Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari
pengetahuannya itu".
Dengan demikian kesaksian yang didengar dari orang lain atau biasa disebut
pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja bukan
merupakan keterangan saksi (Pasal 185 ayat (5) Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana).
Pasal 135 ayat (1) KUHAP dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Mengenai keterangan saksi de auditu ini, Mr. S.M. Amin dalam bukunya
Tidak setiap orang dapat menjadi saksi dalam persidangan, selain karena
ketidak cakapannya menjadi saksi, yang tidak dapat menjadi terutama karena
a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau ke bawah
terdakwa;
35
M. Yahya Harahap.Op.cit.Hal. 266.
36
Leden Marpaung.Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Ekonomi.Sinar
Grafika. Jakarta. 1994. Hal. 33.
85
ibu atau saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena
c. Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-
Undang;
Kemudian dalam Pasal 171 KUHAP ditentukan saksi yang tidak disumpah
yaitu :
a. Anak yang umurnya belum cukup lima belas tahun dan belum pernah
kawin;
b. Orang sakit ingatan atau sakit jiwa meskipun ingatannya baik kembali.
Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa anak yang belum berumur
lima belas tahun, demikian juga orang yang sakit ingatan, sakit jiwa, sakit gila
dalam hukum pidana maka mereka tidak dapat diambil sumpah atau janji dalam
petunjuk saja.
Keterangan saksi agar menjadi kuat maka harus dihadirkan saksi lebih dari
seorang dan minimal ada dua alat bukti karena keterangan dari seorang saksi saja
tanpa ada alat bukti yang lain tidak cukup membuktikan bahwa terdakwa benar-
86
benar bersalah terhadap dakwaan yang didakwakan kepadanya (unus testis nullus
testis).
pemeriksaan perkara pidana. Dalam pasal 185 ayat (6) untuk menilai kebenaran
Saksi adalah suatu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan
dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri dan ia alami
37
Ibid. Hal.288.
87
“Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana
yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu perkara pidana
yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya itu.”
hakim bebas memakai sebagai alat bukti saksi untuk dasar pertimbangan hukum
bagi hakim dalam menjatuhkan putusan pidana yakni pidana penjara selama 1
(satu) tahun 9 (sembilan) bulan terhadap terdakwa AZ dan membayar denda Rp.
50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut
Kota Semarang sejak tanggal 31 Desember 2008 sampai sekarang. Terdakwa saat
itu menjabat sebagai Sekretaris Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu (BPPT),
dengan adanya kasus ini terdakwa sekarang dinonaktifkan. Saksi-2 (Dra. Harini
Krisniati, MM) Saksi saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi
Semarang dari bulan April 2007 sampai dengan bulan Desember 2008. Saksi-3
(Dra. Hartuti) Saksi adalah Kasubag Umum dan Kepegawaian pada BBPT
Semarang sejak bulan Januari 2009, sedangkan terdakwa merupakan atasan atasan
langsung saksi yaitu sebagai sekretariat BPPT Kota Semarang. Saksi-4 (Bachtiar
awalnya dipakai oleh Kasubag Umum, kemudian diserahkan kepada saksi pada
yang terletak di Jalan Raya Soekarno Hatta Nomor 106 Kendal, terhitung sejak
2006 sampai saat ini. Saksi ke 7 (Dudek Ardian) Pada tanggal 5 Juni 2010
Jl. Soekaro Hatta N0. 106 Kendal bersama dengan Sdr. Heri untuk menawarkan
sebuah mobil Daihatsu Terios warna hitam Nomor Polisi H-9530-RS. Saksi ke 8
(Sodikin) Pada hari senin tanggal 12 Juli 2010 saksi bersama dengan Haji
Daihatsu Terios warna hitam Nomor Polisi : H-9530-RS (Plat Hitam). Saksi ke 9
(Drs. A Bambang Lenggono, Msi) Jabatan saksi saat ini sebagai Kepala Bagian
Rumah Tangga dan Santel Sekretariat Daerah Kota Semarang sejak 14 Oktober
2010 Tugas pokok dan tanggung jawab Saksi adalah : Memelihara sarana
Syarat Formil
Perihal syarat formil ini dalam praktik asasnya bahwa keterangan saksi
masing. Hal ini sesuai dengan Pasal 160 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
sama lain bukanlah merupakan alat bukti, akan tetapi, jikalau keterangan tersebut
selaras dengan saksi atas sumpah, keterangannya dapat dipergunakan sebagai alat
Asas “Unus testis nullus testis” yang terdapat dalam Pasal 185 ayat (2) yaitu:
Syarat Materiil
Perihal syarat materiil dapat disimpulkan dari ketentuan Pasal 1 angka 27
jo Pasal 185 ayat (1) KUHAP yang ditentukan bahwa:
“Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di
sidang pengadilan mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri,
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebutkan alasan dan
pengetahuannya itu”.
Pasal 185 ayat (1) KUHAP “Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa
yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”.
tentang hakim, yakni : Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi
jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang
Tindakan pertama yang dilakukan oleh hakim adalah menelaah tentang peristiwa
38
Saleh, K .Wantjik. 1977. Kehakiman dan Peradilan. Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal. 39.
91
dampak kepada pihak yang berperkara ataupun pencari keadilan. Seorang hakim
dijatuhi pidana oleh seorang hakim didasarkan oleh keyakinan hakim dan
sekurang-kurangnya terdapat 2 (dua) alat bukti yang sah, ketentuan ini terdapat
dalam Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dalam pasal
tersebut tidak hanya hakim dan keyakinannya yang berperan dalam persidangan,
sidang peradilan oleh jaksa penuntut umum dan atau penasihat hukum. Pada tahap
pembuktian, hakim dapat melihat dari alat bukti yang dihadapkan pada hakim dan
hakim berhak menilai dari keterangan dan barang bukti. Ketentuan Pasal 180
duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat
meminta bantuan keterangan ahli dan dapat pula meminta agar diajukan bahan
untuk memutus sebuah perkara pidana khususnya perkara tindak pidana korupsi,
namun dalam hal pertimbangan hukum dalam format putusan pemidanaan yang
tertera dalam Pasal 197 KUHAP tidak memuat adanya keyakinan hakim
mengikuti kehendak dari hakim ketua atau ada hakim yang hanya ikut
berpotensi menimbulkan putusan yang kurang sesuai dengan rasa keadilan yang
negatif (negatief wetterlijk), yaitu menggunakan dua alat bukti yang sah menurut
Undang-Undang. Hal ini sesuai Pasal 183 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
mengatakan bahwa :
mengambil keputusan. Hakim harus bersifat jujur dan obyektif dengan kata lain
39
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), Hal.
252
93
unsur:
kemudian menjatuhkan putusan ini diperoleh dari Keterangan saksi yang saling
bersesuaian satu sama lain serta alat bukti berupa keterangan saksi, keterangan
mufakat musyawarah hakim berdasarkan penilaian yang mereka peroleh dari surat
40
Martiman Prodjohamidjojo. Sistem Pembuktian dan Alat-Alat Bukti.Jakarta. Ghalia
Indonesia. 1983.Hal. 20 .
94
lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur
dalam Undang-Undang ini.”
bentuk putusan pemidanaan sebagaimana yang termuat dalam Pasal 193 ayat (1)
serta berdasarkan alat bukti yang sah, maka hakim memberikan keputusan dalam
perkara ini bagi terdakwa AZ dengan hukuman pidana penjara 1 (satu) tahun 9
pasal tersebut terdakwa AZ dapat dijerat pidana penjara paling lama 6 (enam)
tahun.
41
Soedirjo.Kasasi Dalam Perkara Pidana (Sifat dan Fungsi).Ahliyah. Jakarta.1981.
Hal.29.
42
Laden Marpaung.Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Ekonomi.Sinar
Grafika. Jakarta. 1994.Hal.36.
95
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3
(tiga) bulan dinilai sudah sesuai dengan kealpaan yang dilakukan oleh terdakwa
sebagai Pegawai Negeri Sipil, karena sudah memenuhi rasa keadilan bagi semua
pihak, baik pihak terdakwa maupun pihak korban. Hakimpun dalam menjatuhkan
\
96
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
dan hakim bebas memakai sebagai alat bukti saksi untuk dasar
terhadap terdakwa AZ. Hampir semua perkara pidana selalu bersandar pada
maka dari itu untuk menjadi seorang saksi harus memenuhi syarat formil
diperkuat dengan barang bukti berupa 1 (satu) unit Mobil Dhaihatsu Terios
diri sendiri dan berakibat merugikan negara dan oleh karenanya terdakwa
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama
3 (tiga) bulan.
B. Saran
Alangkah lebih baiknya jika Pemerintah membuat pengaturan yang lebih lanjut
negara. Hendaknya para hakim untuk bekerja lebih lugas, lebih tegas, dan lebih
cermat dalam memutus segala bentuk tindak pidana yang mengandung unsur
korupsi agar mendapat hukuman yang seberat-beratnya. Para jaksa boleh saja
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur :
Bambang Poernomo, 1982 , Pandangan Terhadap Asas-asas umum
Hukum Acara Pidana, Liberty : Jakarta.
Moch Faisal Salam, 2001, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan
Praktek, Mandiri Maju : Bandung.
Soejono Karni. 17 April 2010, Perkembangan Korupsi Dan
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia.
R.Soesilo, 1983, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta
Komentar Lengkap Pasal demi Pasal, Pelita : Bogor.
Andi Hamzah, 2008 , Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar
Grafika,Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan