TESIS
Disusun
Oleh :
Sulistiyono
NIM. B4B007199
Pembimbing :
Oleh :
Sulistiyono
NIM. B4B007199
ii
PERNYATAAN
1. Tesis ini adalah hasil karya sendiri dan di dalam tesis ini tidak
Pustaka.
Yang menyatakan
Sulistiyono
iii
KATA PENGANTAR
begitu dalam atas segala karunia Allah SWT, yang atas ridho dan
materiil maupun non materiil dari berbagai pihak. Hal ini sangat penulis
mungkin berdiri sendiri dan bukanlah makhluk yang sempurna. Atas dasar
1. Bapak Prof. Dr. dr. Susilo Wibowo, MS.Med., Sp. And, selaku Rektor
iv
4. Bapak Dr. Budi Santoso, SH., MS., selaku Sekretaris I Program
11. Untuk Istri dan anak-anakku yang telah memberi dukungan serta doa
v
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro
Semarang;
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Semoga apa yang telah penulis tuangkan dalam penyusunan tesis ini
menjadi sesuatu hal yang berguna dan penulis senantiasa terbuka atas
Penulis
Sulistiyono
vi
ABSTRAK
PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI
NOTARIS OLEH DEWAN KEHORMATAN
IKATAN NOTARIS INDONESIA DI KABUPATEN TANGERANG
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
PERNYATAAN .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
3.2. Pelaksanaan Sanksi yang Dijatuhkan Dewan
Kehormatan Ikatan Notaris Indonesia sebagai
Organisasi Profesi dapat Mengikat Terhadap Notaris
yang Melanggar Kode Etik di Kabupaten Tangerang 80
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat otentik
xi
masyarakat. Mengingat dalam wilayah hukum privat/perdata, negara
xii
notaris bertanggung jawab untuk melaksanakan kepercayaan yang
diberikan kepadanya dengan selalu menjunjung tinggi etika hukum dan
martabat serta keluhuran jabatannya, sebab apabila hal tersebut
diabaikan oleh seorang notaris maka dapat menimbulkan kerugian bagi
masyarakat umum dan mengganggu proses penegakan hukum yang
sedang gencar dilakukan selama orde reformasi khususnya beberapa
tahun terakhir.
Kode etik profesi notaris, yang disusun oleh organisasi profesi
notaris, Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I). Pasal 1 angka (2) Kode Etik
Notaris dan untuk selanjutnya akan disebut kode etik adalah seluruh
berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota
(I.N.I) berlaku bagi seluruh anggota Perkumpulan maupun orang lain yang
xiii
Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) yang ditetapkan di
Bandung, pada tanggal 28 Januari 2005 tersebut memuat kewajiban,
larangan dan pengecualian bagi notaris dalam pelaksanaan jabatannya.
Notaris dapat dikenakan sanksi apabila terbukti telah melakukan
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam kode etik
notaris.
Keberadaan kode etik notaris bertujuan agar suatu profesi notaris
xiv
Penulis membatasi pembahasan dengan pokok-pokok
Kabupaten Tangerang ?
Tangerang ?
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
xv
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
jabatan notaris
primer di lapangan1. Hasil dari penelitian ini akan disajikan dalam suatu
1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, UI
Pres, Jakarta, 1986, hal. 52.
xvi
1.5.1. Metode Pendekatan
aspek kemasyarakatan.2
2
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, hal. 43.
3
Ibid, hal. 26-27.
xvii
a. Data primer, berupa data yang langsung didapatkan dalam
- Buku-buku ilmiah
- Makalah-makalah
1.5.4.1. Populasi
Populasi, adalah seluruh objek atau seluruh gejala atau seluruh unit
yang akan diteliti. Oleh karena populasi biasanya sangat besar dan luas,
maka kerapkali tidak mungkin untuk meneliti seluruh populasi itu tetapi
4
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1985, hal. 44.
xviii
Pengurus Daerah Ikatan Notaris Indonesia (INI), Dewan Kehormatan
tidak semua populasi akan diteliti secara keseluruhan. Untuk itu akan
1.5.4.2. Sampel
5
Ibid, hal. 47.
6
Ibid, hal.42.
7
Maria S.W. Soermardjono, Pedoman Pembuatan usulan Penelitian, Sebuah
Panduan Dasar, PT. Gramedia pustaka Utama, Jakarta, 2001, hal.11.
xix
didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang
Tengerang;
Tangerang
metode analisis kualitatif. Maka dari data yang telah dikumpulkan secara
8
Ibid, hal. 196.
9
Nasution S, Metode Penelitian Kualitatif, Tarsito, Bandung, 1992, hal. 52.
xx
mencari pola, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan
kemudian disimpulkan.
masalah, yang dibagi dalam empat bab. Adapun maksud dari pembagian
tesis ini ke dalam bab-bab dan sub bab adalah agar untuk menjelaskan
Bab I PENDAHULUAN
Notaris.
pembahasannya.
xxi
Bab IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pedoman anggotanya dalam berprilaku. Etik berasal dari kata etika atau
xxii
“Ethos” dalam bahasa Yunani yang berarti memiiiki watak kesusilaan atau
10
beradat. Etika adalah refleksi kritis, metodis, dan sistematis tentang
etika, yaitu;
a) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan
c) nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh satu golongan atau
masyarakat umum.12
lakunya.
3. Etika bisa pula dipahami sebagai ilmu tentang yang baik dan yang
buruk.13 14
akhlak. Etika secara etimologis diartikan sama dengan moral berupa nilai-
10
Ignatius Ridwan Widyadharma, Etika Profesi Hukum, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 1996), hal. 7.
11
E.Y. Kanter, Etika Profesi Hukum; Sebuah Pendekatan
Religius, Storia Grafika, Jakarta, 2001, hal. 11.
12
Ibid, hal. 12.
13
K. Bertens, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1997, hal. 5-6.
xxiii
nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan manusia atau kelompok
atau tidak baik, etis atau tidak etis. Nilai adalah suatu fenomena, yang tiap
kali mewujudkan diri dalam dalam kaitannya dengan apa yang “baik” dan
“benar”15.
patut atau tidak patut yang ditentukan oleh tiga faktor yaitu motivasi,
Kode Etik dalam arti materiil adalah norma atau peraturan yang
praktis baik tertulis maupun tidak tertulis mengenai etika berkaitan dengan
14
Frans Hendra Winata, Persepsi Masyarakat Terhadap Profesi Hukum di
Indonesia, 2003, hal. 4:
15
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia,
Hukum Perjanjian berlandasakan Asas-asas Wigati Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung 2006, hlm.83.
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Jakarta 2005, hlm.754.
xxiv
sikap serta pengambilan putusan hal-hal yang fundamental dari nilai dan
standar perilaku orang yang dinilai baik atau buruk dalam menjalankan
oleh organisasi profesi Notaris. Kode Etik Notaris adalah seluruh kaidah
konggres perkumpulan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku
bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota perkumpulan yang
masyarakat. Selain dari adanya tanggung jawab dan etika profesi, adanya
integritas dan moral yang baik merupakan persyaratan penting yang harus
dan etika profesi mempunyai hubungan yang erat dengan integritas dan
moral.
xxv
kode etik profesi. Profesi yang dijalankan hanya dengan dasar
meliputi bidang yang sangat luas. Dengan adanya kode etik kepentingan
masyarakat.
19
Bambang Widjojanto, Ceramah: “Etika Profesi Suatu Kajian dan Beberapa
Masalah Pokok”. Pendidikan Khusus Profesi Advokat Angkatan I, Depok, April-Juni
2005, hal. 1
xxvi
kepentingannya akan terjamin. Kode etik profesi juga penting sebagai
profesi dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka paling tidak ada dua
syarat yang mesti dipenuhi. Pertama, kode etik itu harus dibuat oleh
profesi itu sendiri, Kode etik tidak akan efektif, kalau diterima begitu saja
dari atas, dari instansi pemerintah atau instansi lain, karena tidak akan
dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu
sendiri. Kedua, agar kode etik berhasil dengan baik adalah bahwa
satu organ negara yang mendapat amanat dari sebagian tugas dan
keperdataan.
20
Bartens, Op. cit, hal. 113.
21
Ibid, hal. 282 – 283.
xxvii
umum yang dilayaniriya. Dalam menjalankan jabatannya notaris harus
masyarakat. Selain dari adanya tanggung jawab dari etika profesi, adanya
integritas dan moral yang baik merupakan persyaratan penting yang harus
menurut kode etik notaris yang ditetapkan dalam Kongres Ikatan Notaris
harus dipatuhi oleh Notaris dalam menegakkan kode etik notaris dan
Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia (INI) Bab I, Pasal 1, hal.
1. Kode etik menyebutkan bahwa kode etik adalah seluruh kaidah moral
bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota perkumpulan dan
22
Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonesia (INI) Bab I, Pasal 1, hal. 1.
xxviii
Organisasi profesi mempunyai peranan yang besar dalam
karena itu Kongres Luar Biasa Ikatan Notaris Indonesia di Bandung pada
adalah suatu akta otentik adalah suatu akta yang di dalarn bentuk yang
pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya.
yang dibuat oleh dan atau di hadapan pegawai umum yang berkuasa
untuk membuatnya, dan menjadi bukti yang cukup bagi kedua belah pihak
daripadanya, tentang segala hal yang disebut dalam akta itu dan juga
yang ada di dalam akta sebagai pemberitahuan saja, dalam hal terakhir ini
23
Nico, Tanggung Jawab Notaris Selaku Pejabat Umum, Yogyakarta : Center
for ocumentation and Studies of Business Law, 2003, hal. 35.
xxix
hanya jika hal yang diberitahukan itu berhubungan langsung dengan
2) Fakta, peristiwa, atau keadaan yang rnenjadi dasar dari suatu hak
atau perikatan;
hukum tertentu.
yayasan. Jadi kalau tidak ada akta notaris, maka tidak ada atau
24
Mochammad Dja’is dan RMJ. Koosmargono, Membaca dan Mengerti HIR,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2008, hal. 153
xxx
wakil istimewa, Pasal 147 tentang perjanjian kawin, Pasal 1610
kawin.
1. akta otentik;
akte;
xxxi
pembuat akta tanah) hanya menyaksikan, menuliskan dalam
pihak.27
processverbaal akte
xxxii
dianggap mempunyai kekuatan pembuktian terhadap semua
akta nikah.29
Partij akte:
Ambtelijke akte:
akta;30
KUHPerdata);
pembuktian sempurna;
keasliannya;
29
Ibid, hal. 155
30
Loc. Cit
xxxiii
Perbedaan antara akta otentik dengan akta di bawah tangan:
Akta otentik:
165)
membriktikan kepalsuannya.31
31
Loc. Cit
32
Ibid, hal. 156
xxxiv
c. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal
aslinya
pembuatan akta
xxxv
dengan derajat ketiga, baik menjadi pihak untuk diri sendiri
33
Soegondo R. Notodisorjo, Hukum Notariat di Indonesia (Suatu Penjelasan),
Cet. 2, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hal. 9.
xxxvi
UUJN mengamanatkan kepada para notaris untuk berhimpun
dalam satu wadah organisasi notaris sesuai dengan Pasal 82 ayat (1)
yang berbunyi sebagai berikut : “Notaris berhimpun dalam satu wadah
organisasi notaris.”
Ikatan Notaris Indonesia adalah perkumpulan/organisasi bagi para
Notaris, berdiri sejak tanggal 1 Juli 1908, dan telah diakui sebagai badan
hukum (rechtspersoon) berdasarkan Gouvernments Besluit (Penetapan
Pemerintah tanggal 5 September 1908 Nomor 9 dan telah mendapat
pengesahan dari pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia pada tanggal 23 Januari 1995 Nomor C2-
1022.HT.01.06. Tahun 1995 dan telah diumumkan di dalam Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 7 April 1995 Nomor 28 Tambahan Nomor 1/P-
1995. Ikatan Notaris Indonesia sebagai organisasi pejabat umum yang
profesional dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas, baik kualitas ilmu
maupun kualitas moralnya serta senantiasa menjunjung tinggi keluhuran
martabat Notaris, sehingga dalam memberikan pelayanannya kepada
masyarakat senantiasa berpedoman kepada kode etik profesi dan
berdasarkan Undang-Undang tentang Jabatan Notaris, yaitu Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004.
Terwujudnya organisasi notaris yang solid, diharapkan mampu
membawa dan menjaga para anggotanya bersifat profesional dalam
menjalankan jabatannya. Sebagaimana fitrah organisasi profesi yang
selalu melekat dan menjadi identitas utamanya yaitu selalu meningkatkan
kemampuannya melalui peningkatan kualitas, baik kualitas ilmu, maupun
integritas moralnya, serta senantiasa menjunjung tinggi keluhuran
martabatnya berdasarkan kode etik profesi. Ikatan Notaris Indonesia
merupakan organisasi Notaris sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris yang
telah mengamanatkan agar diwujudkan satu wadah organisasi Notaris
untuk berhimpun bagi notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82
ayat (1) yang menyatakan bahwa notaris berhimpun dalam satu wadah
xxxvii
organisasi notaris. Sudah seharusnya dan sudah waktunya Ikatan Notaris
Indonesia (INI) sebagai kelompok profesi yang terinstitusi mampu secara
lebih nyata memberikan kontribusinya dalam upaya penegakkan hukum. 34
Ikatan Notaris Indonesia sebagai wadah bagi notaris diharapkan
dapat berperan aktif dalam memberikan arah dan tuntunan bagi
anggotanya dalam menjalankan jabatannya sehingga para notaris dapat
memberikan jaminan
kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi penerima jasa notaris dan
masyarakat luas.
Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan
kongres dan merupakan kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap
anggota perkumpulan.
yang terdiri dari beberapa orang anggota yang dipilih dari anggota biasa
menjadi panutan bagi anggota dan diangkat oleh kongres untuk masa
34
N.G. Yudara, Ceramah: “Notaris dan Permasalahannya, “Pokok-pokok
Pemikiran di Seputar Kedudukan dan Fungsi Notaris Serta Akta Notaris Menurut
Sistem Hukum Indonesia," Ikatan Notaris Indonesia, Jakarta, Januari 2005, hal. 11.
xxxviii
1. melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan
ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai
c. Pada tingkat terakhir oleh Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia dan
35
Anonim, Himpunan Etika Profesi : Berbagai Kode Etik Asosiasi Indonesia,
Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2006, hal. 123.
36
Keputusan Kongres Ikatan Indonesia (I.N.I) tentang Kode Etik
xxxix
memberikan jaminan kepastian dan perlindungan hukum bagi klien dan
masyarakat luas.
Jumlah notaris yang semakin bertambah tiap tahunnya, mengakibatkan
semakin ketatnya persaingan Notaris untuk bersikap profesional dan
meningkatkan kualitas dirinya.
Bertambahnya jumlah notaris, mengakibatkan perlunya
pengawasan terhadap kinerja notaris. Sebelum berlakunya Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, pengawasan
dilakukan oleh Pengadilan Negeri setempat. Dalam Pasal 67 Undang--
Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, pengawasan
dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pelaksanaan
pengawasan oleh Menteri dilakukan dengan membentuk Majelis
Pengawas yang terdiri dari Majelis Pengawas Pusat, Majelis Pengawas
Wilayah dan Majelis Pengawas Daerah. Keanggotaan Majelis Pengawas
tersebut berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri atas unsur :
a. Pemerintah sebanyak 3 orang
xl
dan unsur ahli/akademisi. Masa jabatan Majelis Pengawas tersebut
adalah 3 tahun.
Kewenangan Majelis Pengawas Daerah diatur dalam Pasal 70
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yakni :
a. Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya dugaan
notaris;
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau setiap waktu yang dianggap
perlu;
yang bersangkutan;
serah terima Protokol Notaris telah berumur 25 (dua puluh lima) tahun
atau lebih;
undang-undang ini;
Wilayah.
xli
Majelis Pengawas Daerah mempunyai kewajiban seperti yang
tertera dalam Pasal 71 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris, yaitu :
jumlah surat di bawah tangan yang disahkan dan yang dibuat sejak
Pengawas Pusat;
d. Menerima salinan yang telah disahkan dari daftar akta dan daftar
penolakan cuti.
xlii
1) menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil
laporan;
tahun;
Organisasi Notaris;
xliii
Sesuai dengan Pasal 77 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris, Majelis Pengawas Pusat berwenang :
a. Menyelenggarakan sidang untuk memeriksa dan mengambil
penolakan cuti;
terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota Majelis
Pemeriksa ;
xliv
dibantu oleh 1(satu) orang sekretaris. Pembentukan Majelis
xlv
keadaan mendesak, pemanggilan dapat dilakukan melalui faksimili
terlapor setelah dipanggil secara sah dan patut tetapi tidak hadir,
dipanggil secara sah dan patut yang kedua kalinya namun tetap tidak
dan patut tidak hadir, maka dilakukan pemanggilan yang kedua dan
xlvi
dikeluarkan pula Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ini adalah, untuk
dan Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16 dan Pasal 17
xlvii
b. Memberitahukan kepada Majelis Pengawas Wilayah adanya
Daerah;
- Laporan berkala tiap 6 (enam) bulan sekali atau pada bulan Juli
dan Januari
xlviii
4. menyampaikan laporan kepada Majelis Pengawas Wilayah secara
xlix
Menurut Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
tugas :
Notaris;
Jabatan Notaris;
l
Pemeriksa Wilayah hasilnya disampaikan kepada Majelis
Pengawas Wilayah;
li
luar pengadilan termasuk melaksanakan tugas ketua sebagaimana
C. Sekretaris
yang keluar;
lii
a) Memberikan ijin cuti lebih dari 1 tahun dan mencatat ijin cuti
pemberhentian sementara;
liii
BAB III
Indonesia.
lembaga notariat yang satu dengan Iembaga notariat yang lain, karena
komunis, Asia dan Afrika. Kelompok negara yang menganut civil law
liv
sistem adalah negara-negara Eropa seperti Belanda, Prancis, Luxemburg,
yaitu Turki, Israel, Mesir, Irak, Jepang, Cina, Ethiopia, Liberia, Sri Lanka,
Menurut Izenis, bentuk lembaga notariat ini dapat dibagi dalam dua
lv
didasarkan pada pemikiran bahwa notariat itu merupakan bagian
seorang notaris yaitu membuat akta otentik. Disamping itu, notaris juga
dituangkan dalam suatu akta otentik yang merupakan alat bukti yang kuat
dan sempurna.39 Untuk itu proses pembuatan akta harus melalui prosedur
37
Liliana Tedjosaputro, Etika Profesi dan Profesi Hukum, Aneka Ilmu,
Semarang, 2003, hal. 84
38
GHS. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlanggan, Jakarta, 1983,
hal. 38
39
Hasil Wawancara dengan Dorothea Samola, Ketua Majelis Pengawas Daerah
Notaris Kabupaten Tangerang, di Tangerang, tanggal 2 Maret 2009
lvi
yang telah ditetapkan, akta yang dibuat harus memenuhi ketentuan Pasal
Notaris, yang mengatur tentang bentuk akta notaris, terdiri atas awal akta,
badan akta dan akhir/penutup akta. Awal akta atau kepala akta memuat :
a. Judul akta
b. Nomor akta
c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang
berkepentingan.
lvii
c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan,
umum yang telah disahkan untuk mengabdi dan taat pada hukum
dijalankan dan taat pada norma hukum dan etika profesi. Tuntutan ini
umum.
kode etik notaris. Dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yuridis yang
jabatan publik
40
Hasil Wawancara dengan Dorothea Samola, Ketua Majelis Pengawas Daerah
Notaris Kabupaten Tangerang, di Tangerang, tanggal 2 Maret 2009
lviii
b) Notaris dalam menjalankan tugasnya tidak boleh mencemarkan nama
41
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lix
Pengangkatan Anggota, pemberhentian Anggota, Susunan
42
Hasil wawancara dengan Harsono, Ketua Pengurus Daerah Kabupaten
Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
43
Hasil wawancara dengan Harsono, Ketua Pengurus Daerah Kabupaten
Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lx
a. Anggota biasa yang terdiri dari notaris yang telah
mengangkat sumpah.
perkumpulan INI.44
Rumah Tangga.45
berupa:
1. Rapat anggota
Biasa
44
Hasil wawancara dengan Harsono, Ketua Pengurus Daerah Kabupaten
Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
45
Hasil wawancara dengan Harsono, Ketua Pengurus Daerah Kabupaten
Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxi
c. Pada Tingkat Kota atau Kabupaten disebut Konferensi
Wilayah.
Kehormatan Daerah.46
46
Hasil wawancara dengan Harsono, Ketua Pengurus Daerah Kabupaten
Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxii
b. memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan
jabatan yang baik, karena dengan kode etik tersebut ditentukan segala
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang Notaris. Hubungan etika dengan
profesi hukum bahwa etika profesi adalah sikap hidup yang berupa
47
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxiii
2) Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan klien
sebagai keseluruhan.
Pada dasarnya, kode etik notaris itu bertujuan untuk disatu pihak
baik di dalam menjalankan jabatannya atas dasar nilai, moral dan etik
notaris. mendasarkan pada nilai, moral dan etik notaris, maka hakekat
48
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxiv
pengembanan profesi jabatan notaris adalah Pelayanan kepada
notaris, yaitu:
a) Berjiwa Pancasila;
Notaris.
agama;
49
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxv
f) Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga
mampu;
menggunakan perantara;
50
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxvi
a) Memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang
dengan cuma-cuma;
orang itu membuat akta kepada notaris yang menahan berkas itu;
lxvii
h) Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien
berpartisipasi.
korp notaris atas dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong
secara konstruktif.
sesama rekan dalam arti tidak menarik karyawan notaris lain secara tidak
lxviii
kehormatan nama baik dalam arti tidak mencampurkan usaha lain dengan
berikut:
51
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxix
1. Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik.
jabatan notaris.
kehormatan perkumpulan.
dari perkumpulan.
jabatan notaris.
lxx
a. Jujur terhadap diri sendiri, terhadap klien dan terhadap
profesi.
kemandiriannya.
keadilan.
yang diembannya.
perkembangan masyarakat.
dan Negara.
lxxi
Notaris diangkat bukan untuk kepentingan individu notaris,
dan negara.
honorarium.
menyelenggarakan kantornya.
lxxii
a. Nama lengkap dan gelar yang sah;
c. Tempat kedudukan;
standar.
perkumpulan.
lxxiii
Memenuhi kewajiban finansial adalah bagian dari
sebagian orang.
lxxiv
16. Menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam
lxxv
UUJN, Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UUJN, Isi Sumpah Jabatan
PPAT
52
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxxvi
jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan atau
raga.
lxxvii
Jabatan notaris harus mandiri, jujur dan tidak berpihak
penandatanganan.
lxxviii
Pada dasarnya setiap pembuatan akta harus dilakukan
itu,
ditetapkan Perkumpulan.
lxxix
Mengambil karyawan rekan notaris dianggap sebagai
lxxx
menghormati, saling membantu serta selalu berusaha
sendiri.
dilakukan anggota.
lxxxi
1. Memberikan ucapan selamat, ucapan duka cita dengan
lxxxii
Dipergunakan sebagai papan petunjuk, bukan papan
promosi.53
Notaris, seperti: Akta yang ditanda tangani oleh notaris, saksi-saksi dan
tertentu.
53
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
lxxxiii
8. Terdapatnya pengurusan akta yang tidak selesai dan memberitahu
10. Mengirim minuta kepada klien untuk ditanda tangani oleh klien yang
bersangkutan
11. Membujuk klien membuat akta atau membujuk seseorang agar pindah
12. Saling menjatuhkan antara notaris yang satu dengan yang lain.54
norma tersebut dirumuskan dalam bentuk tertulis yang disebut kode etik
profesi. Kode etik profesi hukum merupakan bentuk realisasi etika profesi
masyarakat;
lxxxiv
d) Sikap jujur, artinya menyatakn sesuatu itu benar menurut apa adanya,
berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota
menyatakan :
55
O. Notohamidjojo, Soal-soal Pokok Filsafat Hukum, Gunung Mulia, Jakarta,
1975, hal. 29
lxxxv
“Untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan
yang diberikannya.
lxxxvi
kebenaran obyektif; spesifitas fungsional serta solidaritas antar
notaris dalam hal ini Ikatan Notaris Indonesia. Selain hal tersebut
lxxxvii
notaris sebagai pengemban profesi dengan kliennya terjadi hubungan
58
Hasil wawancara dengan Sulistiowati Notaris di Kabupaten Tangerang, tanggal
18 Maret 2009
lxxxviii
merupakan jabatan kepercayaan, maka seorang notaris harus mempunyai
perilaku yang baik. Perilaku notaris yang baik dapat diperoleh dengan
berlandaskan pada kode etik notaris. Dengan demikian, maka kode etik
notaris mengatur mengenai hal-hal yang harus ditaati oleh seorang notaris
Sebagai etika profesi, kode etik notaris yang merupakan sikap etis
sebagai bagian integral dan sikap hidup dalam menjalani profesi notaris,
hanya notaris sendiri yang dapat atau yang paling mengetahui tentang
etika profesinya atau tidak. Kepatuhan pada etika profesi notaris sangat
perilaku profesionalnya. Karena itu, dari dalam lingkungan para notaris itu
lxxxix
dalam suatu wilayah yang tidak sesuai dengan kebutuhan, hal ini
Kabupaten Tangerang
notaris yang ditetapkan oleh kongres dan merupakan kaidah moral yang
dari anggota I.N.I dan werda notaris, yang berdedikasi tinggi dan loyal
dapat menjadi panutan bagi anggota dan diangkat oleh kongres untuk
xc
1. melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan
ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai
seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, dan seorang Sekretaris. Yang dapat
tahun dan anggota luar biasa (mantan notaris), yang senantiasa mentaati
berdedikasi
59
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
xci
tinggi, berjasa dan loyal serta mempunyai rasa kepedulian yang tinggi
kebersamaan profesi;
xcii
sementara (schorsing) anggota perkumpulan yang melakukan
bersangkutan;
xciii
terhadap anggota Ikatan Notaris Indonesia yang melakukan pelanggaran
a. Teguran;
b. Peringatan;
Perkumpulan.
Pengurus Daerah
tersebut.
ada dugaan kuat terhadap pelanggaran kode etik, maka dalam waktu 7
60
Hasil Wawancara dengan Sri Lestari Roespinoedji, Ketua Dewan Kehormatan
Notaris Pengurus Daerah Kabupaten Tangerang Ikatan Notaris Indonesia (INI), di
Tangerang, tanggal 10 Februari 2009
xciv
tersebut dengan surat tercatat atau dengan ekspedisi, untuk
Dalam hal anggota yang dipanggil tidak datang atau tidak memberi kabar
apapun dalam waktu tujuh hari kerja setelah dipanggii, maka Dewan
dengan jarak waktu tujuh hari kerja, untuk setiap panggilan. Dalam waktu
tujuh hari kerja, setelah panggilan ke tiga ternyata masih juga tidak datang
xcv
pelanggaran yang diduga dilakukan oleh anggota yang dipanggil itu dan
menentukan putusannya.
Daerahnya.
Pusat, semuanya itu dalam waktu tujuh hari kerja, setelah dijatuhkan
tempat kedudukan atau tempat tinggal anggota yang melanggar kode etik
dihadapinya.
xcvi
Putusan yang berisi penjatuhan sanksi pemecatan sementara
Wilayah.
banding melalui sidangnya, dalam waktu tiga puluh hari kerja, setelah
xcvii
anggota yang bersangkutan didengar keterangannya dan diberi
kabar dengan alasan yang sah melalui surat tercatat, maka sidang
yang ditentukan.
kepada anggota yang minta banding dengan surat tercatat atau dengan
Pusat, semuanya itu dalam waktu tujuh hari kerja setelah sidang Dewan
xcviii
perkumpulan yang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Wilayah dapat
Kehormatan Pusat.
Kehormatan Pusat mengenai kasus kode etik berikut nama anggota yang
terhadap kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai
xcix
Seorang anggota Ikatan Notaris Indonesia dapat diberhentikan
c
Indonesia sehingga walaupun notaris yang bersangkutan telah terbukti
sengaja orang yang masih berstatus karyawan notaris lain, ia masih saja
kode etik.
ci
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
cii
etik yang terjadi dan diketahui oleh Majelis Kehormatan Notaris.
adalah :
a. Teguran;
b. Peringatan;
ciii
Namun sanksi tersebut di atas termasuk sanksi pemecatan yang
4.2. Saran
berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota
civ
Majelis Kehoramatan Notaris terhadap sanksi yang dijatuhkan, agar
kode etik kepada Majelis Pengawas Notaris untuk dapat ditindak lanjuti
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Ikatan Notaris Indonesia, 2005. Kode Etik Hasil Kongres Ikatan Notaris
Indonesia (INI) Bab I, Tanggal 27 Januari 2005, Bandung.
cv
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga, Pusat Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta.
cvi
Widjojanto, Bambang. 2005. Etika Profesi Suatu Kajian dan Beberapa
Masalah Pokok, Makalah disampaikan pada Pendidikan
Khusus Profesi Advokat Angkatan I, Depok, April-Juni 2005.
B. Peraturan/Perundang-undangan
cvii