Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No.

2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN PENGIKATAN


JUAL BELI TERHADAP BIAYA YANG DITIMBULKAN
DI HADAPAN NOTARIS

Ni Made Trisna Dewi


Fakultas Hukum, Universitas Dwijendra
e-mail : madetrisnadewishmh@gmail.com

Anak Agung Mas Adi Trinaya Dewi


Fakultas Hukum, Universitas Dwijendra
e-mail : agungmasadi@gmail.com

Abstrak
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tanah mengandung hak dan kewajiban
dari para pihak yang membuatnya, sehingga apabila hal-hal yang telah
disepakati dalam akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dilanggar atau
tidak dipenuhi oleh para pihak yang membuatnya maka hal tersebut dapat
dikatakan telah terjadi wanprestasi. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)
dimungkinkan dibatalkan secara sepihak oleh salah satu pihak atau atas
kesepakatan kedua belah pihak. Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tanah
tersebut dapat pula dibatalkan oleh suatu keputusan pengadilan. Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini Bagaimanakah akibat hukum
terhadap biaya yang ditimbulkan dari adanya pembatalan akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) di hadapan Notaris dan Bagaimanakah mekanisme
hukum yang harus ditempuh di dalam meminta pelunasan biaya pembatalan
akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) di hadapan Notaris. Metode
penelitian yang digunakan ialah metode dengan jenis penelitian yuridis
empiris yaitu penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum (law
in action). Metode pendekatan dilakukan dengan studi dokumentasi dari bahan-
bahan literature serta wawancara terhadap informan dan memerlukan data
primer sebagai data utama disamping data sekunder dan data tersier.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah para pihak dikenakan denda yang
besarnya telah disepakati dari jumlah yang harus dibayar pembeli kepada
penjual atau pembeli untuk tiap-tiap hari keterlambatannya dan pihak penjual
wajib untuk mengembalikan uang yang telah dibayarkan oleh pihak pembeli
setelah dipotong beberapa persen dari harga jual tanah dan bangunan.
Mekanisme dalam meminta pelunasan biaya pembatalan akta Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) adalah uang pembayaran tahap pertama tidak akan
dikembalikan sepenuhnya. Uang pembayaran tahap pertama akan dipotong
sebesar 30% dari harga yang sudah dibayarkan.

Kata Kunci : Akibat Hukum Pembatalan Akta Perjanjian, Jual Beli

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 427


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

Abstract
Commitment of Sale and Purchase Agreement (PPJB) of the land contains the rights
and obligations of the parties making it so that if the matters agreed in the Deed of Sale
and Purchase Agreement (PPJB) are violated or not fulfilled by the parties making it
then it can be said to have been there was a default. The Commitment of Sale and
Purchase Agreement (PPJB) may be canceled unilaterally by either party or by
agreement of both parties. The land purchase agreement (PPJB) may also be canceled by
a court decision. The formulation of the issues raised in this thesis How is the legal
effect on the costs arising from the cancellation of the Deed of Sale and Purchase
Agreement (PPJB) in the presence of Notary and How is the legal mechanism that must
be taken in requesting the payment of the cancellation fee of the Commitment of Sale
and Purchase Agreement (PPJB) before Notary. The research method used by the writer
is a method with the type of research empirical juridical research that focuses on the
behavior on the legal community (law in action). Approach method is done by
documentation study from literature materials and interview to an informant and
require primary data as main data beside secondary data and tertiary data. The
conclusion of the study is that the parties are liable to a fine whose amount has been
agreed upon from the amount that the buyer must pay to the seller of the buyer for each
day of delay and the seller is obliged to return the money paid by the buyer after
deducting some percent of the price of the land and buildings. The mechanism for
requesting payment of the cancellation fee of the Deed of Sale and Purchase Agreement
(PPJB) is that the payment of the first tranche will not be fully refunded. The first-
tranche payment will be deducted by 30% of the price already paid.

Keywords : Due to Legal Cancellation of Deed of Agreement, Sale and Purchase

Pendahuluan disebabkan keadaan tanah yang


Tanah mempunyai ciri khusus terbatas dengan jumlah penduduk
yang bersegi dua, yaitu sebagai yang semakin bertambah dan harga
benda dan sumber daya tanah yang meningkat dengan
alam.Seperti halnya air dan udara, cepat. Untuk mengatur tentang
yang merupakan sumber daya alam pemanfaatan tanah atau lahan agar
karena tidak dapat diciptakan oleh tidak menimbulkan sengketa dalam
manusia.Tanah menjadi benda bila masyarakat, maka pada tanggal 24
telah diusahakan oleh manusia, September 1960 dikeluarkanlah
misalnya menjadi tanah pertanian peraturan perundang-undangan
atau dapat pula dikembangkan tentang pertanahan yang dikenal
menjadi tanah perkotaan. dengan Undang-Undang No. 5
Pengembangannya dilakukan oleh Tahun 1960 tentang Peraturan
pemerintah melalui penyediaan Dasar-Dasar Pokok Agraria atau
prasarana yang akan meningkatkan yang lebih dikenal dengan Undang-
nilai tanah. Undang Pokok Agraria (UUPA).
Kenyataan ini telah (Bambang Eko Supriyadi, 2013 : 7)
menunjukkan bahwa kedudukan Jual beli tanah dimulai dengan
dan peranan tanah sering proses negosiasi harga tanah dan
menimbulkan masalah, hal ini sebagainya. Perjanjian jual beli

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 428


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

merupakan perjanjian yang bersifat Mengalihkan hak kepada pihak lain


riil, maksudnya penyerahan barang sehingga peralihan hak tersebut
yang diperjanjikan merupakan mendapatkan kepastian, ketertiban
syarat yang mutlak dipenuhi untuk dan perlindungan hukum
adanya sebuah perjanjian, dengan dibutuhkan bukti tertulis yang
kata lain apabila telah diperjanjikan bersifat otentik mengenai keadaan,
suatu hal akan tetapi dalam peristiwa, atau perbuatan hukum
prakteknya belum diserahkan obyek yang diselenggarakan melalui
perjanjian tersebut maka perjanjian jabatan tertentu, sehingga dalam hal
tersebut dianggap tidak ada atau ini dibutuhkan seorang Pejabat
belum ada perjanjian. Selain itu, yang berwenang untuk melakukan
perjanjian jual beli juga menganut hak itu. (Habib Adije, 2008 : 14)
asas terang dan tunai, yaitu jual beli Pejabat yang dimaksud
berupa penyerahan hak untuk adalah Notaris yang mempunyai
selama-lamanya dan pada saat itu wewenang untuk membuat dan
juga dilakukan pembayarannya oleh mengesahkan suatu akta otentik
pembeli yang diterima oleh penjual. atas peralihan hak guna
Transaksi jual beli tanah mendapatkan legalitas dan
dilakukan dengan perjanjian untuk otentisitas atas peralihan hak
lebih memberikan kepastian hukum tersebut, sehingga Perjanjian
karena hak atas tanah termasuk Pengikatan Jual Beli (PPJB) tersebut
objek perjanjian yang secara khusus dibuat dalam bentuk Akta. Namun
diatur dalam peraturan perundang- masih dimungkinkan akta tersebut
undangan yang berlaku, dimana dapat dibatalkan atau batal demi
setiap perbuatan hukum yang hukum, jika akta tersebut
menyangkut tentang hak atas tanah mengandung cacat secara yuridis
terikat atau harus mengikuti maupun materi. Hal ini
ketentuan yang diatur dalam menunjukkan bahwa akta
peraturan perundang-undangan merupakan alat bukti yang
tersebut, maksudnya pihak yang sempurna, tetapi masih dapat
akan melakukan perbuatan hukum dibantah kebenarannya selama bisa
yang menyangkut tentang hak atas dibuktikan sebaliknya.
tanah harus tunduk terhadap aturan Perjanjian Pengikatan Jual
hukum yang mengatur atau Beli (PPJB) dalam prakteknya
berkaitan dengan pengaturan dimungkinkan untuk dibatalkan
tentang hak atas tanah atau dengan secara sepihak oleh salah satu pihak
kata lain pihak yang melakukan atau atas kesepakatan kedua belah
perbuatan hukum tertentu tentang pihak. Perjanjian Pengikatan Jual
hak atas tanah, maka ia tidak bebas Beli (PPJB) tersebut dapat pula
untuk melakukannya akan tetapi dibatalkan oleh suatu keputusan
dia terikat dengan ketentuan pengadilan. Dibatalkannya suatu
hukum yang mengatur tentang hak akta perjanjian yang dibuat secara
atas tanah. otentik tentu akan membawa
Perjanjian Pengikatan Jual konsekuensi hukum.
Beli (PPJB) bersifat bebas dimana Teori Pacta Sun Servanda
berisi janji-janji dari para pihak. mengajarkan bahwa suatu

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 429


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

perjanjian yang dibuat secara sah yang diperlukan adalah data primer
dan sesuai hukum yang berlaku sebagai sumber data utama
sehingga diasumsi sebagai disamping data sekunder yang
perjanjian yang dibuat dengan berupa bahan hukum sebagai
itikad baik, maka klausula-klausula sumber data dan data tersier
dalam perjanjian seperti itu sebagai pendukung.
mengikat para pihak yang Penelitian ini merupakan
membuatnya, dimana kekuatan penelitian empiris dengan sumber
mengikatnya setara dengan dan jenis data yang digunakan yaitu
kekuatan mengikatnya sebuah sumber data kepustakaan, dan
Undang-Undang, dan pula sumber data lapangan. Serta jenis
pelaksanaan perjanjian seperti itu data yang digunakan yang terdiri
tidak boleh dilakukan karena dari data primer dan sekunder.
merugikan pihak lawan dalam Sedangkan teknik pengumpulan
perjanjian maupun merugikan data dilakukan dengan studi
pihak ketiga diluar para pihak dokumentasi dari bahan-bahan
dalam perjanjian tersebut. (Munir literatur serta wawancara terhadap
Fuady, 2014 : 210) informan, dan analisis data
dianalisis dengan deskriptif dan
Metode kualitatif dengan menyusun data-
Penelitian Hukum data yang diperoleh. Berdasarkan
merupakan suatu kegiatan ilmiah data yang diperoleh dan
yang didasarkan pada metode, dikumpulkan dari hasil penelitian,
sistematika, dan pemikiran tertentu dilakukan analisis secara kualitatif
yang bertujuan untuk mempelajari yaitu metode analisis yang tidak
sesuatu atau beberapa gejala hukum disusun pada angka-angka tetapi
tertentu dengan jalan dilakukan dengan memahami dan
menganalisanya. (H. Zainuddin Ali, merangkai data yang telah
2016 : 18). Penelitian mengenai dikumpulkan secara sistematis,
Akibat Hukum Pembatalan Akta sehingga diperoleh gambaran
Perjanjian Pengikatan Jual Beli mengenai masalah yang akan
Terhadap Biaya Di hadapan Notaris diteliti. Adapun metode berfikir
yang merupakan jenis penelitian yang digunakan adalah metode
yuridis empiris yaitu penelitian berfikir indukatif, yaitu metode
yang berfokus pada perilaku berfikir dari hal-hal yang bersifat
masyarakat hukum (law in action), khusus kemudian ditarik
dan memerlukan data primer kesimpulan yang bersifat umum,
sebagai data utama disamping data yaitu tentang Akibat Hukum
sekunder dan data tersier. Penelitian Pembatalan Akta Perjanjian
ini bersifat Eksploratoris, artinya Pengikatan Jual Beli Terhadap Biaya
penelitian ini ingin mengetahui Di Hadapan Notaris.
pengaruh atau dampak suatu
variable terhadap variable lainnya Hasil Dan Pembahasan
atau penelitian tentang hubungan Perjanjian Pengikatan Jual
atau korelasi suatu variable. Dalam Beli (PPJB) tanah dapat digolongkan
penelitian hukum empiris ini, data ke dalam perikatan bersyarat. Hal

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 430


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

ini dapat dilihat berdasarkan yang dilakukan pembeli kepada


ketentuan Pasal 1253 KUHPerdata penjual. Pasal 2 akta Perjanjian
yang menyebutkan: “Perikatan Pengikatan Jual Beli (PPJB)
adalah bersyarat jika digantungkan menyebutkan tahapan pembayaran
pada suatu peristiwa yang masih pembeli kepada penjual sebanyak
akan datang dan masih belum tentu dua tahap pembayaran. Pasal
akan terjadi, baik secara tersebut pembayaran akan
menangguhkan perikatan hingga dilakukan dengan proses
terjadinya peristiwa semacam itu pembayaran secara angsuran tetapi
menurut terjadi atau tidak dalam Pasal 2 tidak disebutkan
terjadinya peristiwa tersebut”. jangka waktu atau tanggal
Perikatan bersyarat dilawankan pelunasan pembayaran, jangka
dengan perikatan murni yaitu waktu atau tanggal pelunasan
perikatan yang tidak mengandung berfungsi agar para pihak
suatu syarat. memahami waktu pelunasan yang
Suatu syarat harus tegas harus dilakukan oleh pembeli.
dicantumkan dalam perikatan. Selain memiliki fungsi agar saling
Undang-Undang menentukan memahami hal tersebut untuk
syarat-syarat yang tidak boleh menjamin kepastian hukum bagi
dicantumkan dalam suatu penjual untuk menerima
perikatan, yaitu : pembayaran penjualan tanahnya
1. Bertujuan melakukan sesuatu dari pembeli agar penjual tidak
yang tidak mungkin menunggu dan menunda keinginan
dilaksanakan. untuk menerima uang dari
2. Bertentangan dengan kesusilaan. penjualan hak atas tanahnya. Tidak
3. Dilarang Undang-Undang. dicantumkannya mengenai tanggal
4. Pelaksanaannya tergantung dari terakhir pelunasanyan akan
kemauan orang terikat. dilakukan oleh pembeli hal tersebut
Salah satu syarat yang membuat penjual tidak mendapat
penting dalam perjanjian timbal- kepastian hukum.
balik adalah ingkar janji. Pasal 1266 Didalam tahapan pembayaran yang
KUHPerdata disebutkan bahwa telah dituangkan dalam akta, harus
“Ingkar janji adalah syarat batal”. tertera secara rinci tanggal
Syarat batal dianggap selalu ada pembayaran yang akan dilakukan
dalam perjanjian timbal-balik. Jika oleh pembeli. Bersamaan dengan
syarat batal itu terjadi, perjanjian hal tersebut, penjual yang memiliki
tidak batal dari segi hukum, tetapi hak dalam pembuatan akta dapat
pembatalan harus dimintakan meminta suatu klausul sanksi
kepada hakim. Permintaan itu juga kepada Notaris untuk dituliskan
harus dilakukan walaupun ingkar pada suatu akta apabila pembeli
janji sebagai syarat batal tidak dapat membayar lunas secara
dicantumkan di dalam perjanjian. tepat waktu. Penulis berpendapat
Masalah yang sering terjadi apabila dalam pasal 2 (dua) hanya
dalam akta perjanjian pengikatan berisi mengenai kesepakatan harga
jual beli adalah tidak terpenuhinya dan tahapan pembayaran yang akan
secara tepat waktu pembayaran dilakukan saja, maka harus ada

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 431


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

klausul khusus mengenai sanksi akta ini dan biaya Akta Jual Beli
yang mengatur mengenai kewajiban (AJB) dihadapan Pejabat yang
pembeli untuk memenuhi berwenang serta biaya balik nama
prestasinya kepada penjual, yang nantinya akan dibayar dan menjadi
menyatakan “Manakala pihak tanggungan Pihak Kedua.” Akta
pembeli tidak dapat memenuhi tersebut tidak ditentukannya
kewajibannya dalam jangka waktu pembayaran apa saja yang
yang telah ditentukan, kelalaian berhubungan dengan akta, karena
mana telah terjadi dan terbukti terdapat banyak pembayaran yang
dengan lewatnya waktu saja, maka harus dilakukan oleh penjual dan
pihak pembeli dikenakan denda pembeli tetapi dalam akta Perjanjian
yang besarnya telah disepakati dari Pengikatan Jual Beli (PPJB) Pasal 7
jumlah yang harus dibayar pembeli (tujuh) tersebut hanya menyatakan
kepada penjual, untuk tiap-tiap hari semua tanggungan dibayarkan oleh
keterlambatan. Denda tersebut pihak pembeli (pihak kedua).
harus dibayar dengan seketika dan Menurut penulis harus ada
sekaligus”. penjelasan mengenai pembayaran
Perjanjian Pengikatan Jual apa saja yang harus dipenuhi oleh
Beli (PPJB) tanah dapat dikatakan penjual dan pembeli agar tidak
sebagai suatu perjanjian dengan terjadi kesenjangan oleh salah satu
mana kedua belah pihak saling pihak. Selain itu pula perumusan
mengikatkan dirinya untuk mengenai waktu, biaya dan
melakukan jual beli, apakah hal-hal persyaratan-persyaratan harus
yang belum dapat dipenuhi pada disebut dengan jelas agar apabila
saat perjanjian pengikatan jual beli terjadi sengketa para pihak dapat
tersebut dilakukan, biasanya membaca dan memahami lagi
menyangkut harga yang belum dengan apa yang dikehendakinya
lunas atau surat-surat tanah yang dalam akta tersebut.
belum ada. Perjanjian Pengikatan Jual
Selain itu terdapat pula Beli (PPJB) ini berbeda dengan jual
permasalahan yang di akta beli sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian Pengikatan Jual Beli KUHPerdata yang diatur dalam
(PPJB) ialah pembayaran Pajak Buku III Bab ke-5 (Pasal 1457-1540)
Bumi dan Bangunan (PBB), dimana KUHPerdata. Jual beli yang dalam
transaksi yang dilakukan pada bahasa Belanda disebut “koop en
tahun 2014 dan pada akhirnya verkoop” ialah suatu persetujuan/
peralihan dilakukan pada tahun perjanjian (overeenkomst) dengan
selanjutnya maka pajak tahun mana pihak yang satu penjual
berikutnya belum ditentukan mengikatkan dirinya untuk
mengenai pembayaran pajak menyerahkan suatu benda (zaak),
dibayar oleh pihak penjual atau sedangkan pihak lainnya pembeli
pembeli. Pasal 7 (tujuh) akta untuk membayar harga yang telah
Perjanjian Pengikatan Jual Beli dijanjikan (Pasal 1457 KUHPerdata).
(PPJB) hanya menyebutkan “ Biaya Ketentuan umum (sifat) dan hak
akta ini dan biaya-biaya lainnya serta kewajiban para pihak penjual
yang timbul berhubungan dengan dan pihak pembeli, segera setelah

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 432


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

mereka sepakat tentang benda dan kedua klausul yang harus


harga yang bersangkutan walaupun ditetapkan terdapat pula sanksi bagi
baik benda maupun harga belum para pihak yang melanggar
diserahkan dan dibayar. perjanjian, didalam akta Perjanjian
Sebenarnya akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) tidak
Pengikatan Jual Beli (PPJB) adalah disebutkan dengan jelas mengenai
akta otentik yang tidak akan sanksi bagi para pihak apabila
disengketakan apabila salah satu melakukan wanprestasi. Misalnya
pihak tidak merasa keberatan atau sanksi denda yang dilakukan oleh
dirugikan, tetapi dengan adanya penjual kepada pembeli apabila
beberapa isi akta Perjanjian pembayaran harga oleh pembeli
Pengikatan Jual Beli (PPJB) diatas, tidak tepat waktu, begitu juga
bisa saja muncul sengketa yang sebaliknya apabila pembeli sepakat
dipermasalahkan oleh salah satu dengan harga yang telah ditentukan
pihak. Maka menurut penulis dan pelunasannya dilakukan
perumusan jangka waktu dengan cara mengangsur, maka
pemenuhan hak dan kewajiban objek dari perjanjian telah menjadi
didalam akta menjadi sangat milik pembeli dan penjual tidak
penting dan harus terinci dengan dapat menjual lagi kepada pihak
tepat. Perumusan jangka waktu di lain.
dalam akta Perjanjian Pengikatan Beralihnya hak milik atas
Jual Beli (PPJB) juga berkaitan benda yang dijual hanya terjadi jika
dengan sanksi-sanksi apabila telah dilakukan penyerahan
perjanjian pengikatan tersebut (levering). Penyerahan dalam jual
dilanggar oleh para pihak. Kedua beli itu ialah suatu pemindahan
klausul tersebut dapat memberikan barang yang telah dijual ke dalam
kepastian hukum bagi para pihak kekuasaan (macht) dan kepunyaan
setelah menghadap Notaris. (bezit) pembeli. Jika benda yang
Perumusan jangka waktu didalam dijual itu berupa suatu barang
akta disebutkan mengenai kapan tertentu, apabila para pihak tidak
pembeli akan melunasi dengan menentukan lain, maka barang ini
jangka waktu yang telah tertulis di sejak saat pembelian itu terjadi
dalam akta, dan juga mengenai merupakan tanggungan pembeli,
waktu kelengkapan persyaratan walaupun penyerahanya belum
yang harus dilengkapi sebelum akta dilakukan, dan penjual dapat
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (berhak untuk) menuntut harganya.
(PPJB) dibuat. Demikian bunyi Pasal 1460
Apabila jangka waktu KUHPerdata yang menurut para
pemenuhan hak dan kewajibannya ahli merupakan pasal mati.
telah terpenuhi maka berakhirnya Kewajiban utama dari penjual
perjanjian juga akan secara otomatis terhadap pembeli, yaitu :
akan terlaksana. Dengan demikian 1. Kewajiban Menyerahkan Hak
para pihak dapat merasa aman dan Milik Atas Barang Yang
tidak ragu untuk dibuatkan akta Diperjualbelikan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kewajiban menyerahkan hak
(PPJB) di hadapan Notaris. Selain milik meliputi segala perbuatan

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 433


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

yang menurut hukum diperlukan bahwa jika tidak dilakukan di


untuk mengalihkan hak milik atas tempat barang terjual pada waktu
barang yang diperjualbelikan itu penjualan dilakukan. Ketentuan ini
dari si penjual kepada si pembeli, juga bersifat pelengkap, sehingga
oleh karena KUHPerdata mengenal dapat diatur lain oleh para pihak.
tiga macam barang, yaitu barang 2. Menanggung/Menjamin
bergerak, barang tetap, dan barang- Kenikmatan Tentram Atas
barang tak bertubuh (dengan mana Barang Tersebut Dan
dimaksud piutang, penagihan atau Menanggung Terhadap Cacat
claim), maka menurut KUHPerdata Yang Tersembunyi.
juga ada tiga macam penyerahan Selain memiliki kewajiban
hak milik yang masing-masing melakukan penyerahan, penjual
berlaku untuk masing-masing juga memiliki kewajiban
macam barang itu. menanggung kenikmatan tentram
Penyerahan itu menurut Pasal dan menanggung cacat
1475 KUHPerdata adalah tersembunyi.
menyerahkan barang yang telah Kewajiban untuk menanggung
dijualnya ke dalam kekuasaan dan kenikmatan tentram merupakan
kepunyaan pembeli. Penyerahan konsekuensi dari pada jaminan oleh
disini adalah dalam arti penyerahan penjual diberikan kepada pembeli
barang yang dijual ke dalam bahwa barang yang dijual dan
kekuasaan pembeli. Pada dasarnya dilever itu adalah sungguh-sungguh
ongkos penyerahan barang yang miliknya sendiri yang bebas dari
ditentukan Pasal 1476 KUHPerdata sesuatu beban atau tuntutan dari
oleh penjual dan ongkos untuk semua pihak. Kewajiban tersebut
datang mengambil barang merupakan realisasinya dalam
ditanggung oleh pembeli. Namun kewajiban untuk memberikan
demikian, mengingat ketentuan penggantian kerugian jika sampai
tersebut bersifat pelengkap, maka terjadi pembeli karena suatu
para pihak dapat mengatur lain gugatan dari pihak ketiga, dengan
diluar ketentuan Pasal 1476 putusan hakim dihukum untuk
KUHPerdata tersebut, misalnya menyerahkan barang yang telah
para pihak dapat memperjanjikan dibelinya kepada pihak ketiga
atau memberikan kesepakatan tersebut.
bersama bahwa ongkos penyerahan Seorang pembeli yang
barang ditanggung oleh pihak dianggap dalam bezit-nya karena
pembeli. munculnya pihak ketiga yang
Adapun mengenai biaya Akta menyatakan bahwa dia adalah
Jual Beli (AJB) dan lain-lain biaya pemilik yang sesungguhnya
tambahan menurut ketentuan Pasal tersebut, pembeli dapat menuntut
1466 KUHPerdata, kecuali tidak penjual berdasarkan kewajibannya
diperjanjikan sebaliknya untuk menjamin penguasaan yang
ditanggung oleh pembeli. aman dan damai. Penjual harus
Selanjutnya berkaitan dengan menjamin agar pembeli dapat
tempat penyerahan barang, Pasal terhindar dari permasalahan.
1477 KUHPerdata menentukan Penjual harus menjamin pembeli

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 434


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

dapat menguasai barang yang siapa yang dibebani tugas


dibelinya secara aman dan damai pembuktian. Pertama-tama
dan harus menjamin bahwa barang diperingatkan, bahwa dalam
dijualnya tersebut tidak cacat pemeriksaan di depan hakim
tersembunyi. hanyalah hal-hal yang dibantah saja
Gangguan tentang cacat oleh pihak lawan yang harus
tersembunyi terjadi antara pembeli dibuktikan. Hal-hal yang diakui
dan penjual dan merupakan bagian kebenarannya, sehingga antara
dari tuntutan mengenai kesesatan kedua pihak yang berperkara tidak
atau dari tuntutan karena cidera ada perselisihan, tidak usah
janji dua jaminan tersebut memiliki dibuktikan. Oleh karena itu,
persamaan, yaitu keduanya menjadi sebenarnya tidak tepat bila Undang-
sebab kewajiban memberikan ganti Undang menganggap “pengakuan”
rugi pembatalan perjanjian dengan juga sebagai suatu alat pembuktian.
ganti rugi. (Khairandy Ridwan, Sebab hal-hal yang diakui
2016: 84) kebenarannya, oleh hakim harus
Kewajiban utama pembeli dianggap terang dan nyata, dengan
ialah membayar harga pembelian membebaskan penggugat untuk
pada waktu dan ditempat mengadakan suatu pembuktian.
sebagaimana ditetapkan menurut Juga hal-hal yang dapat dikatakan
perjanjian. Harga tersebut harus sudah diketahui oleh setiap orang
berupa uang. Meskipun mengenai atau hal-hal yang secara kebetulan
hal ini tidak ditetapkan dalam suatu sudah diketahui sendiri oleh hakim,
pasal Undang-Undang, namun tidak perlu dibuktikan.
sudah dengan sendirinya termasuk Klausul-klausul yang
di dalam pengertian jual beli, oleh berkaitan mengenai jangka waktu
karena bila tidak, umpamanya dan sanksi tersebut terdapat dalam
harga itu berupa barang, maka itu akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
akan merubah perjanjiannya (PPJB), para pihak mendapatkan
menjadi tukar menukar atau kalau kepastian hukum dan kepentingan
harga itu berupa suatu jasa, para pihak juga dapat terlindungi
perjanjiannya akan menjadi suatu oleh keadaan yang di dalam akta
perjanjian kerja dan begitu Perjanjian Pengikatan Jual Beli
seterusnya. Apabila pembeli tidak (PPJB). Dan tujuan dari para pihak
membayar harga barang tersebut si membuat akta otentik di hadapan
penjual dapat menuntut pembatalan Notaris berjalan dengan pasti dan
perjanjian sebagai mana halnya prediktibilitasnya terjamin, tujuan
pembeli dapat menuntut lainnya adalah para pihak
pembatalan perjanjian jika penjual mendapatkan perlindungan dan
tidak menyerahkan barangnya. para pihak tidak lagi cemas akan
(Ahmadi Miru, 2011: 133) keadaannya yang melakukan suatu
Tidaknya cacat tersembunyi perjanjian meskipun formatnya
yang diderita oleh suatu barang hanya sebatas pengikatan. Apabila
sangat perlu diadakan suatu para pihak masih merasa ragu akan
pembuktian. Untuk itu perlu dilihat akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli
mengenai apa, bagaimana, serta (PPJB) yang dibuatnya, maka calon

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 435


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

pembeli dapat meminta untuk pihak penjual tidak memenuhinya


menyimpan berkas-berkasnya pada maka pihak pembeli dapat
pihak ketiga yaitu notaris. menuntut dan memintakan ganti
Penyimpanan dokumen dapat rugi sesuai dengan kesepakatan
dilakukan oleh notaris sampai saat yang diatur dalam Perjanjian
penandatangan Akta Jual Beli (AJB) Pengikatan Jual Beli (PPJB).
telah dilakukan oleh para pihak. Selain itu perlindungan lain
Perlindungan hukum dalam adalah dengan perjanjian pemberian
akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli kuasa yang tidak dapat ditarik
(PPJB) dapat dirumuskan sendiri kembali apabila semua persyaratan
oleh calon penjual, biasanya berupa telah terpenuhi untuk melakukan
persyaratan yang biasanya jual beli, maka pihak pembeli dapat
dimintakan sendiri oleh calon melakukan pemindahan hak kepada
penjual itu sendiri. Misalnya ada dirinya sendiri ataupun ke orang
calon penjual yang didalam lain walaupun pihak penjual tidak
Perjanjian Pengikatan Jual Beli hadir dalam penandatanganan Akta
(PPJB) yang dibuatnya memintakan Jual Beli (AJB) nya.
kepada pihak pembeli agar Berdasarkan semua
melakukan pembayaran uang keterangan diatas terlihat bahwa
pembeli dengan jangka waktu perlindungan hukum yang dapat
tertentu yang disertai dengan syarat diberikan kepada semua pihak
batal dan sanksi apabila terlambat dalam Perjanjian Pengikatan Jual
membayar, ada pula yang apabila Beli (PPJB).Selain perlindungan
pembeli tidak memenuhi hukum akta Perjanjian Pengikatan
pembayaran sebagaimana telah Jual Beli (PPJB) juga berlandaskan
dimintakan dan disepakati maka Pasal 1338 KUHPerdata yang
Perjanjian Pengikatan Jual Beli berasaskan kebebasan berkontrak,
(PPJB) hak atas tanah yang telah serta niat baik dari para pihak untuk
dibuat dan disepakati menjadi batal memenuhi kesepakatan yang telah
dan biasanya pihak penjual tidak dibuat. Hal ini sesuai dengan
akan mengambilkan uang yang kekuatan pembuktian dari akta
telah dibayarkan kecuali pihak otentik sebagaimana yang
pembeli meminta pengecualian. diungkapkan oleh G.H.S Lumban
Kebijakan yang dibuat oleh penjual Tobing yang menyatakan bahwa,
tersebut adalah salah satu sanksi menurut pendapat umum yang
yang diberikan kepada calon dianut pada setiap akta otentik
pembeli bahwa dia tidak dapat dibedakan atas tiga kekuatan
memenuhi kewajibannya. pembuktian jika dibandingkan
Berbeda dengan dengan akta dibawah tangan, yaitu :
perlindungan terhadap calon 1. Kekuatan Pembuktian Lahir,
penjual, perlindungan terhadap 2. Kekuatan Pembuktian Formal,
pembeli biasanya selain dilakukan dan
dengan persyaratan juga di ikuti 3. Kekuatan Pembuktian Material.
dengan permintaan pemberian Berdasarkan 3 (tiga)
kuasa yang tidak dapat ditarik kekuatan pembuktian yang telah
kembali. Tujuannya adalah apabila dikemukakan diatas, maka penulis

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 436


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

berpendapat bahwa perlindungan melakukan wanprestasi.


hukum terhadap pemenuhan hak- Wanprestasi artinya tidak
hak para pihak apabila salah satu memenuhi suatu yang diwajibkan
pihak melakukan wanprestasi seperti apa yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian Pengikatan Jual dalam perjanjian. Tidak
Beli (PPJB) sangat tergantung terpenuhinya kewajiban itu
kepada kekuatan dari Perjanjian disebabkan oleh dua hal, yaitu :
Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang 1. Karena kesalahan debitur, baik
dibuat, yaitu jika dibuat dengan dengan sengaja tidak
akta dibawah tangan maka dipenuhinya kewajiban itu
perlindungannya sesuai dengan maupun karena kelalaian.
perlindungan akta dibawah tangan, 2. Karena keadaan memaksa jadi
sedangkan apabila dibuat oleh atau diluar kemampuan debitur
dihadapan Notaris maka dengan (debitur tidak bersalah).
sendirinya aktanya menjadi akta Debitur yang tidak
notariil sehingga kekuatan memenuhi kewajibannya akan
perlindungannya sesuai dengan dikenakan sanksi untuk membayar
perlindungan terhadap akta otentik. ganti rugi, biaya, bunga kepada
Perjanjian Pengikatan Jual kreditur, untuk kewajiban ganti rugi
Beli (PPJB) merupakan suatu bagi debitur maka Undang-Undang
perjanjian yang diatur dalam menentukan bahwa debitur terlebih
Undang-Undang. Tetapi guna dahulu dinyatakan berada dalam
memberikan perlindungan hukum keadaan lalai dan Undang-Undang
bagi para pihak yang akan juga memberikan ketentuan-
melakukan transaksi jual beli tanah ketentuan tentang apa yang dapat
atau tanah dan bangunan yang dimasukkan dalam ganti rugi
belum memenuhi syarat untuk tersebut.
dibuatkannya Akta Jual Beli (AJB), Berdasarkan hasil wawancara
maka berdasarkan hukum pada tanggal 13 April 2017 dengan
perjanjian dalam perkembangan Bapak I Gede Perdana Artha yang
yang dasarnya adalah hukum jabatannya sebagai Notaris
perjanjian yang baginya berlaku didapatlah sebuah permasalahan
ketentuan hukum perikatan, dalam Perjanjian Pengikatan Jual
dibuatkanlah akta Perjanjian Beli (PPJB). Perjanjian pengikatan
Pengikatan Jual Beli (PPJB). jual beli tersebut dilakukan pada
Mengenai hal itu diperkuat oleh hari Rabu tanggal 5 Februari
ketentuan dalam KUHPerdata yang 2015.Perjanjian Pengikatan Jual Beli
memberikan kebebasan bagi para (PPJB) tertanggal tersebut
pihak untuk membuat bahwa yang disebutkan pihak I (pertama) dari
menentukan suatu perjanjian perjanjian tersebut disebut penjual,
sepenuhnya menjadi kewenangan dan pihak II (kedua) dalam
para pihak. perjanjian tersebut disebut pembeli.
Apabila didalam perjanjian Pasal 3 PPJB tertanggal tersebut,
debitur tidak karena kesalahannya telah disepakati bahwa harga jual
tidak melaksanakan prestasinya beli tanah ini adalah sebesar Rp.
maka ia dikatakan lalai atau telah

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 437


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

360.000.000,-(tiga ratus enam puluh beli tersebut berakhir batal pada


juta rupiah). saat itu juga.
Pada Pasal 4 sub 1 akta
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kesimpulan
(PPJB) tersebut telah disepakati oleh Berdasarkan pembahasan
kedua belah pihak bahwa diatas, dapat ditarik kesimpulan
pembayaran harga tanah tersebut yaitu sebagai berikut :
dilakukan oleh pihak kedua dengan 1. Akibat hukum dari pembatalan
cara angsuran sebanyak dua kali akta Perjanjian Pengikatan Jual
pembayaran, yaitu : Beli (PPJB) ialah para pihak
1. Pembayaran tahap I sebanyak dapat dikenakan denda yang
RP. 300.000.000,- (tiga ratus juta besarnya telah disepakati dari
rupiah) yang akan dilaksanakan jumlah yang harus dibayar
selambat-lambatnya pada pembeli kepada penjual atau
tanggal 12 Februari 2015. pembeli untuk tiap-tiap hari
2. Pembayaran tahap II sebanyak keterlambatannya. Pihak penjual
Rp. 60.000.000,- (enam puluh wajib untuk mengembalikan
juta rupiah) yang akan uang yang telah dibayarkan oleh
dilaksanakan pada tanggal 12 pihak pembeli setelah dipotong
Maret 2015. beberapa persen dari harga jual
Pada pembayaran tahap I, tanah dan bangunan tersebut
pembeli hak atas tanah tersebut sebagai pengganti biaya yang
membayar sesuai sebelum tanggal telah dikeluarkan oleh pihak
jatuh tempo yang telah disepakati. penjual ditambah denda yang
Namun pada saat pembayaran harus dibayar oleh pihak
tahap II, pembeli belum membayar pembeli kepada pihak penjual.
angsuran sampai tanggal jatuh 2. Mekanisme dalam meminta
tempo pelunasan. Berdasarkan pelunasan biaya yang ada atau
kebijakan dari Notaris, Notaris timbul akibat adanya
memberikan tenggangan waktu pembatalan akta Perjanjian
selama 1 minggu untuk biaya Pengikatan Jual Beli (PPJB)
pelunasan tersebut tanpa meminta tersebut ialah apabila pembeli
uang denda disetiap tidak membayar angsuran
keterlambatannya. Namun setelah 1 sampai dengan jatuh tempo dan
minggu berjalan, pembeli tersebut perpanjangan waktu selama 1
belum juga membayar angsuran minggu, maka biaya yang
tahap II, sehingga uang yang sudah dibayarkan pada tahap I akan
dibayarkan akan hangus sebesar dikembalikan tetapi tidak
30% atau Rp. 90.000.000,- (Sembilan dikembalikan sepenuhnya. Uang
puluh juta rupiah)dari biaya yang pembayaran tahap pertama
sudah dibayarkan. Sisa uang dari tersebut akan hangus atau
pembayaran tahap I sebanyak Rp. dipotong sebesar 30% dari harga
210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta yang sudah dibayarkan atau
rupiah) dikembalikan lagi kepada dengan jumlah Rp. 90.000.000,-
pihak pembeli seketika dan saat itu (sembilan puluh juta rupiah).
juga, dan perjanjian pengiatan jual

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 438


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

Saran Daftar Pustaka


1. Para pihak dalam membuat akta Buku
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Ahmadi Miru, 2011, Hukum Kontrak
(PPJB) dihadapan Notaris Perancangan Kontrak, Rajawali
hendaknya harus benar-benar Pers, Jakarta, Hlm. 133
memahami klausul yang Bambang Eko Supriyadi, 2013,
diperjanjikan, sehingga semua isi Hukum Agraria Kehutanan, PT.
akta perjanjian tersebut benar- Raja Grafindo Persada,
benar dapat diketahui dan Jakarta.
dipahami oleh kedua belah Habib Adije, 2008, Hukum Notaris
pihak sehingga dapat di Indonesia Tafsir Tematik
minimalisir hal-hal yang bersifat Terhadap Undang-Undang
perbedaan pendapat Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
(perselisihan atau konflik) dalam Jabatan Notaris, Refika
menafsirkan akta Perjanjian Aditama, Bandung, Hlm. 14
Pengikatan Jual Beli (PPJB) H. Zainuddin Ali, 2016, Metode
tersebut dan pada akhirnya Penelitian Hukum, Sinar
perjanjian utama yaitu Grafika, Jakarta, Cet. Ke-7,
pembuatanAkta Jual Beli (AJB) Hlm. 18
yang dibuat di hadapan Pejabat Khairandy Ridwan, 2016, Perjanjian
Pembuat Akta Tanah (PPAT) Jual Beli, FH UII Press,
dapat terlaksana. Yogyakarta, Hlm. 84
2. Notaris dalam membuat akta Munir Fuady, 2014, Teori-Teori Besar
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Dalam Hukum (Grand Theory),
(PPJB) hendaknya benar-benar Kencana Prenadamedia
memuat klausul-klausul yang Group, Jakarta, Cet. Ke-3,
jelas dan tegas yang mengatur Hlm. 210
hak dan kewajiban para pihak
dalam perjanjian tersebut secara Peraturan Perundang-Undangan :
seimbang dan adil. Notaris wajib Kitab Undang-Undang Hukum
menjelaskan secara terperinci Perdata
mengenai akibat hukum dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun
penandatanganan akta 1960 Tentang Peraturan
perjanjian pengikatan jual beli Dasar-Dasar Pokok Agraria
kepada para pihak karena setiap Undang-Undang Nomor 30 Tahun
upaya melakukan wanprestasi 2004 Tentang Jabatan
dari salah satu pihak akan Notaris sebagaimana telah
menerbitkan hak untuk diubah dengan Undang-
melakukan penuntutan Undang Nomor 2 Tahun
pemenuhan prestasi dari pihak 2014 Tentang Jabatan
lain sesuai dengan prosedur Notaris
yang berlaku.

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 439

Anda mungkin juga menyukai