Anda di halaman 1dari 168

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI

ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE TOKOPEDIA

(THE LAW PROTECTION FOR CONSUMER IN ELECTRONIC

TRANSACTION THROUGH THE TOKOPEDIA ONLINE MARKETPLACE)

Y. ZOZI AYODYAPATI

143112330070102

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

2017
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI

ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE TOKOPEDIA

Y. ZOZI AYODYAPATI

143112330070102

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum

PROGRAM SARJANA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

2017
TANDA PENGESAHAN DAN PENILAIAN SKRIPSI

Judul Skripsi : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE

MARKETPLACE TOKOPEDIA

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 7 Februari

2017 dan dinyatakan LULUS dengan nilai A dan predikat Sangat Memuaskan.

Jakarta, Februari 2017

Mengetahui

Dekan Fakultas Hukum Pembimbing

Dr. Ismail Rumadan, M.H. Dr. Ismail Rumadan, M.H.

Tim Penguji,

Ketua Anggota Anggota


Devarita, S.H., Sp.N., M.H. Ummu Salamah S.H., M.A. Dr. Ismail Rumadan,
M.H.
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Y. Zozi Ayodyapati

Tempat Tanggal Lahir : Tanjung Karang 2 Juli 1986

Nomor Induk Mahasiswa : 143112330070102

Program Studi : Ilmu Hukum

Fakultas : Hukum

Alamat : Jl. Siliwang Gang Samba No. 121 RT 02 RW 02


Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten

Nomor HP : 082281308369

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dengan judul
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI
ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE TOKOPEDIA adalah
benar karya saya sendiri, bila di kemudian hari skripsi ini terbukti adalah hasil plagiat
maka saya bersedia mempertanggungjawabkan secara hukum sesuai peraturan
perundang - undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benarnya dan tanpa paksaan dari
siapapun.

Jakarta, Februari 2017

Y. Zozi Ayodyapati
ABSTRAK

Program Sarjana Universitas Nasional


Program Studi Ilmu Hukum
Skripsi, Februari 2017

A. Nama : Y. ZOZI AYODYAPATI


B. Nomor Pokok Mahasiswa : 143112330070102
C. Judul Skripsi : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN
DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK
MELALUI ONLINE MARKETPLACE TOKOPEDIA
D. Jumlah Halaman : halaman pengantar (xii), 126 halaman isi
E. Isi Abstrak
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami mengenai Perlindungan
Hukum bagi Konsumen dalam Transaksi Elektronik melalui online marketplace
Tokopedia. Skripsi ini akan membahas 2 (dua) permasalahan, yaitu : Bagaimana
aturan hukum yang memberikan perlindungan terhadap hak - hak konsumen
dalam transaksi elektronik melalui online marketplace Tokopedia dan Bagaimana
bentuk pertanggungjawaban yang dapat diberikan oleh Tokopedia dalam hal
barang yang diperjualbelikan tidak diterima atau diterima dalam keadaan tidak
sesuai atau tidak baik. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan
(library research) yaitu dengan mendasarkan kepada bahan kepustakaan, baik dari
pendapat para ahli hukum dan juga ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan masalah tersebut di atas. Adapun kesimpulan yang dapat
dikemukakan, KUHP, KUH Perdata, UUPK, dan UU ITE tidak memiliki daya
cegah agar praktik - praktik pelanggaran hak-hak konsumen tidak terulang. Dalam
hal penegakan hukum, peraturan - peraturan perundangan tersebut juga sulit untuk
diterapkan atau dikenakan pada Penjual karena berbagai kendala. Salah satunya
adalah kendala jarak, tempat, dan profil / identitas Penjual yang bersifat non fisik /
maya sehingga sulit untuk meminta pertanggungjawaban dari Penjual. Bentuk
pertanggungjawaban dari Tokopedia bergantung dari letak dan penyebab
permasalahan. Berdasarkan Pasal 26 UUPK, hukum tidak mengizinkan Tokopedia
untuk melepaskan diri dari tanggung jawab apabila terjadi kegagalan sistem
Tokopedia yang mengakibatkan terlanggarnya hak - hak konsumen.

F. Daftar Pustaka : 14 buku (1987-2015), 5 peraturan perundangan, 9 artikel dan


jurnal
Dosen Pembimbing : Dr. Ismail Rumadan, M.H.

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas bimbingan,

bantuan dan izin dari-Nya penulis telah diberikan kemudahan, kelancaran dan semangat

untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini. Penulis mengangkat judul

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI

ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE TOKOPEDIA sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Hukum

pada Fakultas Hukum Universitas Nasional.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yesus Kristus, Allah Tritunggal Maha Kudus atas berkat dan karunianya yang

seringkali tak terduga. Penulis bersyukur selalu diberikan kelancaran dan bantuan

luar biasa, terutama di saat - saat akhir.

2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Timotius Warsino dan Ibu Kristiana Dwi Sri Utami

yang selalu mendukung dengan segala cara, baik materiil maupun immateriil, dan

selalu mendoakan. Semoga skripsi ini menjadi pijakan awal bagi penulis untuk

membuat Bapak dan Ibu bangga.

3. Bapak Dr. Drs. El Amry Bermawi Putera, M.A. selaku Rektor Universitas Nasional.

4. Bapak Dr. Ismail Rumadan, M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Nasional sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang selalu bersedia meluangkan

waktu, memberikan arahan dan bimbingan serta kelancaran dan kemudahan dalam

proses penelitian dan penulisan skripsi.

v
5. Ibu Ummu Salamah, M.A. selaku Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas

Nasional yang telah sangat membantu penulis dalam proses awal penulisan skripsi

di permulaan semester yang lalu.

6. Ibu Devarita, S.H., Sp.N., M.H. selaku Ketua Program Kekhususan (PK) Hukum

Bisnis Fakultas Hukum Universitas Nasional.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Nasional yang telah

memberikan pengajaran dan membagi ilmu kepada penulis selama menempuh studi

di Universitas Nasional.

8. Seluruh Staf Sekretariat dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Nasional yang

telah membantu dan memberikan kelancaran proses administrasi penulis sejak awal

menjadi mahasiswa baru hingga selesai masa studi. Terima kasih terutama kepada

Pak Nana, Pak Asep, Pak Udin, Pak Rudi dan Mbak Pia.

9. Ibu Siti Fauziah selaku Public Relations Executive PT Tokopedia atas keramahan

dan bantuannya dalam wawancara dan pengambilan data.

10. Adik - adikku Ruben dan Dori yang selalu memberikan dukungan doa, kasih

sayang dan materi. Semoga tiap langkah kita masing - masing ke depan selalu

memberikan kebahagiaan kepada Bapak dan Ibu.

11. Keluarga di Pamulang: Pakde Topo, Bude Hen, Mas Andre, Mbak Feni, Alletha,

Mas Alphi, Cik Linda, dan Tika yang telah membantu penulis dalam banyak hal,

dukungan materiil dan immateriil serta doa-doa. Terima kasih banyak, maturnuwun.

12. Teman - teman alumni SMA Kolese De Britto lulusan 2004 yang sampai saat ini

masih menjalin komunikasi dengan baik. Terima kasih atas semua persahabatan,

motivasi, dukungan dan doanya. Terima kasih terutama untuk Geng Rusun Karet

vi
Tengsin : Nanda, Nipeng, Wawan Tatad, Beny, Gludhug, Sunu, Arii, Satya, dan

teman - teman lain yang menjadi partner hura - hura di ibukota. Kalian luar biasa.

13. Teman - teman Fisip Ilmu Komunikasi UAJY 2004 dan Fakultas Hukum UGM

2005 yang masing - masing telah memberi warna tersendiri dalam proses studi

penulis sebagai mahasiswa.

14. Teman - teman Fakultas Hukum Universitas Nasional berbagai angkatan yang

selama kurang lebih dua tahun terakhir menjadi teman seperjuangan dalam

menempuh masa studi.

15. Teman satu bimbingan, Herlambang Zamzami dan Arifin Ahmad, terima kasih atas

kerjasama, bantuan dan semangatnya dalam berjuang bersama menyelesaikan

skripsi.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ..... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK . v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI . ix

DAFTAR LAMPIRAN . xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah 13

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 13

D. Kerangka Teori 14

E. Kerangka Konseptual ....24

F. Metode Penelitian .... 26

G. Sistematika Penulisan ...... 29

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perlindungan Konsumen . 32

1. Pengertian Konsumen .

32

ix
2. Hak dan Kewajiban Konsumen .. 36

3. Perlindungan Hukum Konsumen

38

B. Transaksi Elektronik 54

1. Pengertian Transaksi Elektronik .

54

2. Pengaturan Transaksi Elektronik di Indonesia ... 58

C. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi Elektronik . 60

1. Pengertian Pelaku Usaha 60

2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha . 63

3. Bentuk Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi Elektronik 66

BAB III TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE

MARKETPLACE TOKOPEDIA

A. Tentang Tokopedia ... 71

B. Transaksi Elektronik Melalui Tokopedia . 73

C. Penerapan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam Transaksi Elektronik

Melalui Tokopedia 83

D. Hambatan Pelaksanaan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam Transaksi

Elektronik Melalui Tokopedia .. 89

E. Penyelesaian Sengketa Konsumen 91

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE

MARKETPLACE TOKOPEDIA

x
A. Analisis Aturan Hukum Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam Transaksi

Elektronik Melalui Online Marketplace Tokopedia . 98

B. Analisis Bentuk Pertanggungjawaban Yang Dapat Diberikan Oleh Tokopedia

Dalam Hal Barang Yang Diperjualbelikan Tidak Diterima Atau Diterima

Dalam Keadaan Tidak Sesuai Atau Tidak Baik .. 114

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan . 124

B. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... xiii

LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional Nomor 188/DK-

FH/XII/2016 tentang Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi Mahasiswa.

2. Surat Keterangan Wawancara PT Tokopedia Nomor 001/TPR/I/2017

3. Daftar Wawancara

4. Syarat dan Ketentuan Tokopedia

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang - Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) menyatakan : Negara

Indonesia adalah negara hukum. Lebih lanjut pada Pasal 28 D ayat (1)

menyatakan : Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan

hukum. Kedua pasal tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa negara

Indonesia memberikan perlindungan hukum kepada setiap warga negara,

tanpa terkecuali.
Perlindungan hukum tersebut mencakup semua perlindungan terhadap

setiap perbuatan hukum yang dilakukan warganya yang diatur oleh hukum

dan menimbulkan akibat-akibat hukum.


Perbuatan hukum dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Perbuatan hukum sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh

satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban hanya pada satu

pihak tersebut. Misal : membuat surat wasiat, hibah.

2. Perbuatan hukum dua pihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan

dua pihak atau lebih sehingga menimbukan hak dan kewajiban bagi

pihak yang satu terhadap pihak lainnya. Misal : perjanjian pranikah dan

perjanjian jual beli atau transaksi bisnis.

Berbicara mengenai salah satu perbuatan hukum dua pihak yaitu transaksi

bisnis, tidak dapat dilepaskan dari konsep perjanjian sebagaimana termuat

dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang menegaskan bahwa perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

1
2

terhadap satu orang lain atau lebih. Ketentuan yang mengatur tentang

perjanjian terdapat dalam Buku III KUH Perdata, yang memiliki sifat terbuka

artinya ketentuan - ketentuannya dapat dikesampingkan, sehingga hanya

berfungsi mengatur saja. Sifat terbuka dari KUH Perdata ini tercermin dalam

Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang mengandung asas Kebebasan

Berkontrak, maksudnya setiap orang bebas untuk menentukan bentuk, macam

dan isi perjanjian asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang -

undangan yang berlaku, kesusilaan dan ketertiban umum, serta selalu

memperhatikan syarat sahnya perjanjian. Pasal 1320 KUH Perdata

menyatakan syarat sahnya sebuah perjanjian adalah sebagai berikut :

1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian


Dalam transaksi bisnis, penjual dan pembeli harus sepakat, ada

kesesuaian kehendak antara mereka. Penjual sepakat untuk menjual

suatu barang / jasa kepada pembeli dan pembeli sepakat membeli

barang / jasa dari penjual tersebut. Tidak boleh ada paksaan, kekhilafan

dan penipuan (dwang, dwaling, bedrog).


2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
Kecakapan hukum sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian

maksudnya bahwa para pihak yang melakukan transaksi bisnis harus

telah dewasa yaitu telah berusia 18 tahun atau telah menikah, sehat

mentalnya serta diperbolehkan oleh undang-undang. Apabila orang

yang belum dewasa hendak melakukan sebuah transaksi bisnis, maka

dapat diwakili oleh orang tua atau walinya sedangkan orang yang cacat

mental dapat diwakili oleh pengampu atau kuratornya.


3. Suatu hal tertentu

2
3

Suatu hal tertentu berhubungan dengan objek transaksi bisnis,

maksudnya bahwa objek itu harus jelas, dapat ditentukan dan

diperhitungkan jenis dan jumlahnya, diperbolehkan oleh undang-

undang serta mungkin untuk dilakukan para pihak.

4. Suatu sebab yang halal

Suatu sebab yang halal, berarti transaksi bisnis tersebut harus

dilakukan berdasarkan itikad baik. Berdasarkan Pasal 1335 KUH

Perdata, suatu perjanjian tanpa sebab tidak mempunyai kekuatan.

Sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah perjanjian transaksi

bisnis tersebut.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat transaksi

bisnis tidak lagi terbatas dilakukan dengan menggunakan cara - cara lama

yang mengedepankan transaksi secara fisik atau bertemu muka secara

langsung. Kegiatan transaksi bisnis kini dapat dilakukan secara lebih efisien

dan dapat memangkas waktu dengan menggunakan sarana internet. Transaksi

bisnis menggunakan sarana internet online seperti ini dikenal dengan istilah

Transaksi Elektronik.
Semua ketentuan perjanjian yang telah disebutkan di atas dapat diterapkan

pula pada perjanjian yang dilakukan melalui transaksi elektronik. Menurut

Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak

yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan

pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Maka jual beli

tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara penjual

3
4

dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah antara penjual

dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung, melainkan

transaksi dilakukan melalui media internet / secara elektronik.


Transaksi elektronik dilakukan dengan lebih mendasarkan atas rasa

kepercayaan satu sama lain karena perjanjian jual beli yang terjadi antara para

pihak dilakukan secara elektronik dan tidak ada berkas perjanjian seperti pada

transaksi jual beli konvensional. Kondisi seperti itu tentu saja dapat

menimbulkan berbagai akibat hukum dengan segala konsekuensinya, antara

lain apabila muncul suatu perbuatan melawan hukum dari salah satu pihak

dalam transaksi elektronik, akan menyulitkan pihak yang dirugikan untuk

menuntut segala kerugian yang timbul disebabkan perbuatan melawan hukum

itu, karena memang dari awal hubungan hukum antara kedua pihak termaksud

tidak secara langsung berhadapan. Kendala jarak dan batas - batas wilayah,

serta perbedaan sistem hukum yang dianut dimungkinkan pula terjadi dalam

sengketa transaksi elektronik.


Salah satu kegiatan transaksi elektronik yang banyak dilakukan oleh

masyarakat adalah berbelanja barang secara online (online shopping). Ada

beberapa cara dan metode dalam berbelanja online, antara lain:


1. Penjual dan calon pembeli bertransaksi tatap muka secara langsung atau

lewat telepon melalui informasi penawaran barang yang dipasang oleh

penjual di suatu situs jual beli atau media sosial;


2. Penjual dan calon pembeli bertransaksi secara terbatas melalui fitur

berbalas pesan di suatu situs jual beli;


3. Penjual dan calon pembeli sama sekali tidak berkomunikasi, tahapan

proses transaksi dilaksanakan melalui server suatu situs jual beli; dan

4
5

4. Berbagai varian metode berbelanja lainnya yang terus mengalami

perkembangan.
Metode pembayaran yang tadinya hanya sebatas pembayaran tunai atau

transfer melalui bank dan ATM kini juga dapat dilakukan menggunakan kartu

kredit, internet banking dan mobile banking, atau rekening bersama pihak

ketiga yang disediakan oleh situs jual beli online.


Pada kenyataannya, dalam transaksi elektronik online shopping ini lebih

sering terjadi praktik-praktik yang merugikan pembeli atau konsumen. Calon

pembeli melihat, memilih dan memeriksa barang yang akan dibelinya hanya

melalui foto atau gambar yang terpampang di situs jual beli atau media sosial.

Calon pembeli harus terlebih dahulu melakukan pembayaran kepada penjual,

setelah itu barulah barang dikirim oleh penjual kepada pembeli. Kerugian

pembeli yang sering terjadi adalah barang yang telah dibeli ternyata tidak

pernah dikirim oleh penjual, atau barang telah diterima namun tidak sesuai

dengan spesifikasi seperti yang ditawarkan, atau dalam keadaan cacat atau

rusak.
Mengantisipasi praktik - praktik dalam transaksi elektronik yang

merugikan konsumen, Indonesia telah memiliki peraturan yang mengatur

mengenai perlindungan hak - hak konsumen dan mengenai transaksi

elektronik, seperti tertuang dalam Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dan Undang - Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik (UU ITE) serta

peraturan pelaksanaannya.

Banyak keuntungan yang diperoleh konsumen dengan diundangkannya

UUPK, diantaranya adalah dijaminnya hak - hak dasar konsumen secara

5
6

eksplisit, dan diaturnya pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) maupun Badan Perlindungan Konsumen Nasional

(BPKN). Meskipun begitu, UUPK ini juga masih memiliki beberapa

kelemahan, khususnya dalam perlindungan terhadap konsumen transaksi

elektronik. Penulis mengidentifikasi beberapa kelemahan tersebut, antara lain:

1. UUPK tidak mengatur mengenai syarat kecakapan para pihak sebagai

salah satu syarat sahnya perjanjian sesuai Pasal 1320 KUH Perdata.

Padahal dalam perjanjian jual beli melalui transaksi elektronik,

diperlukan pula syarat pelaku usaha dan konsumen yang cakap dalam

bertransaksi untuk melindungi kepentingan para pihak itu sendiri

apabila di kemudian hari terjadi sengketa.

2. Perlindungan konsumen dalam UUPK dalam pengertian yang

terbatas, karena ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 menyatakan:

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

Tidak disebutkannya perlindungan terhadap konsumen dalam

transaksi elektronik dapat menimbulkan tafsiran bahwa UUPK tidak

mencakup perlindungan terhadap konsumen transaksi elektronik dan

dapat menjadi celah bagi pelaku usaha dalam transaksi elektronik

untuk tidak bertanggung jawab.

3. UUPK hanya dapat diberlakukan kepada pelaku usaha yang bergerak

di dalam wilayah hukum Republik Indonesia (Pasal 1 angka 3

6
7

UUPK). Apabila terjadi sengketa dan pelaku usaha transaksi

elektronik berada di luar yurisdiksi hukum Indonesia, maka persoalan

pilihan hukum dan pilihan forum yang mengadili tergantung dari

kesepakatan antara pihak pelaku usaha dan konsumen dengan cara

mencantumkannya dalam salah satu klausul di perjanjian transaksi

elektronik, jika ada.

4. Pertanggungjawaban tanpa kesalahan (liability without fault) atau

yang lebih dikenal dengan istilah strict liability juga tidak dikenal

dalam UUPK. Padahal, pertanggungjawaban pelaku usaha itu sudah

seharusnya diberikan kepada konsumen yang dirugikan tanpa

mempertimbangkan ada tidaknya unsur kesalahan. Secara tersirat

dinyatakan dalam Pasal 22 : Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur

kesalahan dalam kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

ayat (4), Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan beban dan tanggungjawab

pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa untuk

melakukan pembuktian dan Pasal 28 : Pembuktian terhadap ada

tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 merupakan beban

dan tanggungjawab pelaku usaha.

5. UUPK dalam Pasal 54 ayat (3) menyatakan putusan yang diselesaikan

melalui jalur non litigasi atau Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) adalah final dan mengikat. Tetapi dalam Pasal 56

ayat (2) dinyatakan bahwa para pihak dapat mengajukan keberatan

7
8

kepada Pengadilan Negeri terhadap putusan BPSK tersebut.

Kemudian dalam Pasal 58 dinyatakan terhadap keberatan tersebut

dapat diperkarakan hingga tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

Terjadi kekeliruan alur penyelesaian yang membuat proses

penyelesaian sengketa melalui BPSK dipandang tak memiliki

perbedaan dengan penyelesaian melalui jalur litigasi atau pengadilan,

karena para pihak sebelumnya telah sepakat menyelesaikan melalui

jalur non litigasi dan dianggap dapat menerima putusan tanpa melalui

jalur litigasi.

Pada tahun 2008 diundangkan Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elekronik (UU ITE) untuk mengakomodasi

perkembangan teknologi informasi yang berdampak ke banyak aspek

perbuatan hukum yang dilakukan oleh warga negara. Beberapa pasal dalam

UU ITE ini berusaha menutup kelemahan UUPK dalam hal perlindungan

terhadap hak - hak konsumen. Dapat dilihat dari Pasal 9 UU ITE : Pelaku

usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus

menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat

kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. Kemudian Pasal 10 yang

menyatakan mengenai syarat Sertifikasi Keandalan bagi pelaku usaha serta

Pasal 2 dan Pasal 18 yang memberikan solusi bagi permasalahan pilihan

hukum dan pilihan forum mengadili apabila transaksi elektronik melibatkan

pihak yang berkedudukan hukum di negara lain.

8
9

Meskipun demikian, UU ITE juga masih memiliki kelemahan dalam hal

perlindungan hak - hak konsumen dalam transaksi elektronik, antara lain :

1. UU ITE belum mengatur secara khusus dan menyeluruh mengenai

transaksi elektronik, melainkan hanya muncul dalam beberapa pasal.

Hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen transaksi elektronik

tidak dijabarkan secara mendetail.

2. Pasal 18 ayat (1) menyatakan Transaksi Elektronik yang dituangkan ke

dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak. Padahal belum tentu

setiap transaksi elektronik dituangkan dalam suatu Kontrak Elektronik.

Pasal ini dapat menimbulkan penafsiran bahwa transaksi elektronik

yang tidak dituangkan dalam Kontrak Elektronik tidak bersifat

mengikat bagi para pihak.

3. UU ITE ini hanya mengatur mengenai ketentuan pidana bagi

pelanggaran terhadap pasal - pasal tertentu. Mengenai gugatan secara

perdata, ganti rugi dan pemulihan hak - hak konsumen tidak diatur

secara khusus. Padahal konsumen lebih memerlukan penyelesaian

secara perdata dalam sengketa transaksi elektronik.

Kedua Undang - Undang tersebut selain memiliki kelemahan - kelemahan

secara substansial, pelaksanaan penegakkannya dalam dunia transaksi

elektronik juga masih jauh dari harapan. Banyak sekali contoh kasus yang

penyelesaiannya tidak maksimal dan cenderung mengabaikan hak - hak

konsumen. Banyak pula kasus yang sama sekali tidak ada penyelesaian

9
10

karena konsumen cenderung memilih untuk tidak mempermasalahkannya.

Konsumen - konsumen tersebut memilih untuk tidak mempermasalahkan

kerugian yang dialaminya kemungkinan karena :

1. Tidak mengetahui bahwa hak - haknya yang telah dilanggar dilindungi

oleh Undang - Undang;

2. Tidak mengetahui cara dan tempat untuk mengadukan pelanggaran atas

hak - haknya;

3. Tidak ingin menjalani proses yang dianggapnya akan memakan biaya,

waktu yang lama dan berbelit, terlebih jika kerugian yang dialami

dinilai tak seberapa;

4. Terlanjur meyakini bahwa mengadukan pelanggaran atas hak - haknya

hanya akan berakhir sia - sia dan tidak menghasilkan apapun.

Salah satu contoh kasus, pada tanggal 12 Mei 2016, Juan Feju, seorang

pengguna Tokopedia membeli sebuah cleaning kit untuk kamera Nikon. Pada

gambar di etalase Tokopedia, produk tersebut menggunakan merek dagang

Nikon. Ketika barang telah dikirim dan diterima, Juan menyadari bahwa

barang tersebut adalah barang bajakan atau palsu. Juan menyimpulkan barang

tersebut palsu dilihat dari desain tulisan merek dagang Nikon yang tidak

seperti produk Nikon pada umumnya, cairan pembersih pada botol hanya

terisi setengah, dan cotton bud yang terkesan dibuat asal - asalan. Juan

kemudian mengajukan komplain menggunakan fitur Pusat Resolusi dan

menjadikan Tokopedia sebagai penengah perselisihan. Pada fitur yang

10
11

memang disediakan oleh Tokopedia ini, pembeli dipersilakan berkomunikasi

langsung dengan penjual untuk mencari titik temu solusi permasalahan.


Penjual mencoba menyatakan diri tidak bersalah dengan mengandalkan

judul barang yang dipasang di etalase : 7-In-1 Lens Cleaning Kit for Canon,

Nikon, Pentax, Sony. Penjual juga berlindung di balik aturan main yang

dibuatnya sepihak dengan menyatakan bahwa barang yang dijual adalah

barang non-garansi, serta tidak melayani komplain, retur dan refund dalam

bentuk atau alasan apapun.


Tidak mendapat respon memuaskan dari penjual, Juan memberikan bukti -

bukti foto kepada admin Tokopedia. Admin Tokopedia menginstruksikan

penjual untuk merespon bukti - bukti foto tersebut, namun hingga lebih dari

dua minggu penjual tidak juga memberikan jawaban. Setelah melewati

tenggat waktu dan jawaban yang berlarut - larut dari admin Tokopedia serta

tidak adanya respon lanjutan dari penjual terhadap instruksi admin, akhirnya

uang pembayaran dikembalikan kepada Juan dengan dikurangi biaya kurir.

Barang pun tidak diretur ke penjual karena penjual tidak mau memberikan

alamatnya.1
Permasalahan yang timbul dari kasus di atas adalah barang yang dibeli

konsumen ternyata diketahui kemudian adalah barang palsu atau bajakan

yang ketentuan peredarannya dilarang oleh ketentuan hukum di Indonesia.

Peran negara dan efektivitas UUPK serta UU ITE dalam melindungi hak -

hak konsumen tentu dapat dipertanyakan dalam kasus tersebut.

Sepuluh tahun lalu orang hanya mengenal Tokobagus dan Berniaga, yang

kemudian telah bergabung menjadi OLX. Kini telah bermunculan situs-situs

1
http://dapur-uang.com/pengalaman-belanja-di-tokopedia/ diakses tanggal 12 Oktober 2016

11
12

belanja online dalam kategori dan target pasar berbeda - beda, masing -

masing memiliki mekanisme untuk melindungi kepentingan penjual dan

pembeli. Salah satu penyedia jasa jual beli melalui transaksi elektronik dan

telah dikenal luas oleh masyarakat, seperti dalam contoh kasus di atas adalah

Tokopedia. Menarik untuk dilihat bagaimana perlindungan hukum bagi hak -

hak konsumen dalam bertransaksi elektronik melalui online marketplace

Tokopedia dan bagaimana penyedia jasa e-commerce seperti Tokopedia

mengelola mekanisme pertanggungjawaban terhadap hak - hak konsumen

yang dilanggar dengan dikaitkan pada peraturan perundang - undangan yang

ada, terlebih pada saat ini belum ada peraturan perundang - undangan yang

mengatur secara khusus dan menyeluruh mengenai transaksi elektronik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang akan

dibahas adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana aturan hukum yang memberikan perlindungan terhadap hak

- hak konsumen dalam transaksi elektronik melalui online marketplace

Tokopedia?
2. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban yang dapat diberikan oleh

Tokopedia dalam hal barang yang diperjualbelikan tidak diterima atau

diterima dalam keadaan tidak sesuai atau tidak baik?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Setiap penelitian dalam penulisan ilmiah pasti mempunyai tujuan yang

ingin dicapai, demikian pula halnya dalam penulisan hukum ini. Tujuan

diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

12
13

1. Mengetahui aturan - aturan hukum yang memberikan perlindungan

terhadap hak - hak konsumen dalam transaksi elektronik melalui online

marketplace Tokopedia.
2. Mengetahui bentuk pertanggungjawaban yang dapat diberikan oleh

Tokopedia dalam hal barang yang diperjualbelikan tidak diterima atau

diterima dalam keadaan tidak baik.

Ada 2 (dua) manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat secara khusus, dapat memberikan gambaran mengenai

penerapan hukum perlindungan konsumen di Indonesia, khususnya

pada mahasiswa Fakultas Hukum yang berkonsentrasi di bidang

Hukum Bisnis dan akan melakukan penelitian mengenai hal yang

berkaitan erat dengan perlindungan konsumen.


2. Manfaat secara umum, dapat memberikan informasi mengenai

perlindungan konsumen kepada masyarakat luas sehingga masyarakat

semakin memahami hak - haknya dan mengetahui upaya hukum yang

dapat diambil.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan landasan berpikir yang bersumber dari teori -

teori yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Dalam menjawab permasalahan yang berkaitan dengan perlindungan hukum

bagi konsumen dalam transaksi elektronik dan bentuk pertanggungjawaban

yang dapat diberikan oleh Tokopedia sebagai penyedia layanan jasa transaksi

elektronik, akan diuraikan melalui teori - teori sebagai berikut :

1. Teori Perlindungan Hukum

13
14

Undang - Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyatakan :

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tingal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan. Pernyataan pada pasal ini

menjelaskan bahwa konsep negara Indonesia adalah negara

kesejahteraan (welfare staat). Negara menjamin dan melindungi hak -

hak setiap warga negara untuk memperoleh kesejahteraan.


Lebih lanjut dalam kaitannya dengan konsep negara kesejahteraan

(welfare staat), setiap warga negara berhak memperoleh hidup yang

layak bagi kemanusiaan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan lahir

dan batin. Diperlukan adanya perlindungan hukum bagi warga negara

sebagai konsumen dalam rangka mengkonsumsi barang dan jasa dalam

jumlah mencukupi, kualitas terjamin dan harga yang terjangkau, semata

- mata agar tujuan kesejahteraan seluruh warga negara dapat tercapai.


Perlindungan hukum berasal dari bahasa Belanda berbunyi

rechtsbercherming van de bergers tegen de overhead.2 Perlindungan

hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia

(HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan

kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak - hak yang

diberikan oleh hukum. Hukum dapat difungsikan untuk mewujudkan

perlindungan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel,

melainkan juga prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk

2
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya, PT. Bina
Ilmu, 1987, hlm 1

14
mereka yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik

untuk memperoleh keadilan sosial.3


Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan

martabat, serta pengakuan terhadap hak - hak asasi manusia yang

dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan

dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan

konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak - hak

pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak -

hak tersebut.4
Hukum harus memberikan perlindungan terhadap semua pihak

sesuai dengan status hukumnya karena setiap orang memiliki

kedudukan yang sama di hadapan hukum. Aparat penegak hukum wajib

menegakkan hukum dan dengan berfungsinya aturan hukum, maka

secara tidak langsung pula hukum akan memberikan perlindungan pada

tiap hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan masyarakat

yang diatur oleh hukum. Hukum berfungsi sebagai perlindungan

kepentingan manusia, dalam penegakkannya harus memperhatikan 4

unsur :
a. Kepastian hukum.
b. Kemanfaatan hukum.
c. Keadilan hukum.

d. Jaminan hukum.

3
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2000, hlm 55
4
Phillipus M. Hadjon, Op. Cit., hlm 25

15
16

Ada dua macam bentuk perlindungan hukum bagi rakyat, yaitu:5


a. Perlindungan Hukum Preventif
Kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau

pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk

definitif. Bertujuan mencegah terjadinya sengketa;


b. Perlindungan Hukum Represif

Bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.

Konsep perlindungan hukum memiliki kaitan dengan perlindungan

terhadap konsumen dalam hal peran pemerintah sebagai representasi

negara untuk melindungi hak - hak yang seharusnya diperoleh

konsumen. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen menjelaskan hak - hak konsumen antara lain:6


a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;


b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;


c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa;


d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan;


e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;


f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;
5
Phillipus M. Hadjon, Op. Cit., hlm 5
6
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Pasal 4

16
17

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. Hak - hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang -

undangan lainnya.

Perlindungan konsumen merupakan perangkat hukum yang

diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen. Sebagai

contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai

tanda pemberitahuan kepada konsumen. Dalam Undang - Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang dimaksud

dengan perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap

orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.7 Di Amerika

Serikat, pengertian konsumen meliputi korban produk yang cacat

yang bukan hanya meliputi pembeli, melainkan juga korban yang bukan

pembeli, namun pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai

memperoleh perlindungan yang sama dengan pemakai.8

7
Ibid, Pasal 1
8
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, Jakarta,
Cet. II, Rajawali Pers, 2013, hlm 21

17
18

Perlindungan terhadap konsumen tersebut mencakup dua hal

sebagai berikut :9
1) Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen

barang dan jasa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati

atau melanggar undang-undang;

2) Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen syarat

-syarat yang tidak adil.

Hukum konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah

hukum yang mengatur hubungan antara berbagai pihak satu sama lain

berkaitan dengan barang dan atau jasa konsumen, di dalam pergaulan

hidup.10 Sedangkan hukum perlindungan konsumen diartikan sebagai

keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan

penyedia barang dan atau jasa konsumen.11

2. Teori Pertanggungjawaban
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tanggung jawab

adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa

boleh dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan. Dalam kamus hukum,

tanggung jawab adalah suatu keharusan bagi seseorang untuk

melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadanya.12


9
Janus Sidabolak, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, Citra Aditya
Bakti, 2006, hlm 10
10
AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1995, hlm 64
11
Ibid, hlm 6
12
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2005

18
19

Suatu konsep yang terkait dengan konsep kewajiban hukum adalah

konsep tanggung jawab hukum (liability). Seseorang yang

bertanggungjawab secara hukum atas perbuatan tertentu bahwa dia

dapat dikenakan suatu sanksi dalam kasus perbuatannya bertentangan

atau berlawanan dengan hukum. Sanksi dikenakan deliquet, karena

perbuatannya sendiri yang membuat orang tersebut bertanggungjawab.

Dalam hukum modern juga dikenal bentuk lain dari kesalahan yang

dilakukan tanpa maksud atau perencanaan, yaitu kealpaan atau

kekhilafan (negligance). Kealpaan atau kekhilafan adalah suatu delik

omisi (kelalaian), dan pertanggungjawaban terhadap kealpaan lebih

merupakan pertanggungjawaban absolute daripada culpability.13

Secara umum prinsip - prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat

dibedakan sebagai berikut :14

a. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Unsur Kesalahan


Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault

liability atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup

umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya pasal 1365, 1366, dan

1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan,

seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara

hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.

13
https://tyokronisilicus.wordpress.com/2011/11/04/teori-hans-kelsen-mengenai-
pertanggungjawaban-hukum/ diakses tanggal 27 November 2016
14
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006, hlm 73-79

19
20

Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang lazim

dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum,

mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:


1) adanya perbuatan;
2) adanya unsur kesalahan;
3) adanya kerugian yang diderita;

4) adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

Yang dimaksud kesalahan adalah unsur yang bertentangan

dengan hukum. Pengertian hukum tidak hanya bertentangan dengan

undang-undang tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam

masyarakat.

b. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab


Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap

bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia

dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah.

Dalam prinsip ini, beban pembuktiannya ada pada si tergugat.

Dalam hal ini tampak beban pembuktian terbalik (omkering van

bewijslast). Hal ini tentu bertentangan dengan asas hukum praduga

tidak bersalah (presumption of innocence). Namun jika diterapkan

dalam kasus konsumen akan tampak asas demikian cukup relevan.

Jika digunakan teori ini, maka yang berkewajiban untuk

membuktikan kesalahan itu ada pada pihak pelaku usaha yang

digugat. Tergugat harus menghadirkan bukti-bukti bahwa dirinya

tidak bersalah. Tentu saja konsumen tidak dapat sekehendak hati

mengajukan gugatan. Posisi konsumen sebagai penggugat selalu

20
21

terbuka untuk digugat balik oleh pelaku usaha, jika ia gagal

menunjukkan kesalahan tergugat.

c. Prinsip Praduga Untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab

Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip yang kedua, prinsip

praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam

lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas. Contoh dari

penerapan prinsip ini adalah pada hukum pengangkutan.

Kehilangan atau kerusakan pada bagasi kabin atau bagasi tangan,

yang biasanya dibawa dan diawasi oleh penumpang (konsumen)

adalah tanggung jawab dari penumpang. Dalam hal ini pengangkut

(pelaku usaha) tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya.

Pihak yang dibebankan untuk membuktikan kesalahan itu ada pada

konsumen.

d. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak


Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) sering

diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute

liability). Kendati demikian ada pula para ahli yang membedakan

kedua terminologi di atas.

Ada pendapat yang menyatakan, strict liability adalah prinsip

tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor

yang menentukan. Namun ada pengecualian-pengecualian yang

memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya

pada keadaan force majeure. Sebaliknya absolute liability adalah

21
22

prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada

pengecualiannya.

e. Prinsip Tanggung Jawab Dengan Pembatasan


Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of

liability principle) ini secara konkret dapat dilihat pada klausula

eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuat oleh pelaku usaha.

Dalam perjanjian cuci cetak film, misalnya ditentukan, bila film

yang ingin dicuci atau dicetak itu hilang atau rusak (termasuk

akibat kesalahan petugas), maka si konsumen hanya dibatasi ganti

kerugian sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru.

F. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan kerangka yang menggambarkan

hubungan antara konsep - konsep khusus yang akan diteliti. Konsep bukan

merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi

dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan fakta, sedangkan konsep

merupakan suatu uraian mengenai hubungan - hubungan dalam fakta

tersebut.15

Dalam rangka menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap

istilah - istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu

untuk mendefinisikan beberapa konsep penelitian untuk membatasi ruang

lingkup permasalahan yang akan dibahas.

1. Pelaku Usaha

15
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1998, hlm 3

22
23

Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

hukum negara Republik Indonesia atau di luar wilayah hukum negara

Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui

perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang

ekonomi.

2. Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

3. Barang

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik

bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat

dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,

atau dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Jual Beli

Suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu (penjual)

berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan

pihak yang lainnya (pembeli) berjanji untuk membayar harga yang

terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik

tersebut.

23
24

5. Transaksi Elektronik

Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik

lainnya. Transaksi secara elektronik, pada dasarnya adalah hubungan

hukum yang dilakukan secara elektronik dengan memadukan jaringan

dari sistem elektronik berbasiskan komputer dengan sistem komunikasi,

yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan jaringan komputer global

atau Internet.

6. Online Marketplace Tokopedia


Situs penyedia layanan jasa fasilitator kegiatan transaksi jual beli

barang yang mempertemukan para pengguna situs Tokopedia yang

dalam hal ini masing - masing bertindak sebagai penjual dan pembeli.

Setiap orang yang cakap dan mampu untuk mengikatkan dirinya dalam

sebuah perjanjian yang sah menurut hukum dapat mendaftarkan diri

menjadi pengguna situs Tokopedia dan berhak menjadi pembeli dan

atau penjual.

G. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan dalam penulisan hukum ini adalah

penelitian yuridis normatif.

2. Pendekatan Masalah

24
25

Pendekatan yang akan digunakan untuk membahas permasalahan dalam

penulisan hukum ini adalah pendekatan perundang - undangan (statute

approach).

3. Bahan Hukum

Bahan hukum yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang sifatnya mengikat

berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada

kaitannya dengan permasalahan yang dibahas, meliputi :

1) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen;
2) Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elekronik;


3) Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
4) Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP);
5) Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUH Perdata);
6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang

Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan Perlindungan

Konsumen;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2001 tentang Lembaga

Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat; dan

8) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang sifatnya

menjelaskan bahan hukum primer, dimana bahan hukum sekunder

berupa buku literatur, hasil karya sarjana. Literatur tersebut antara

lain :

25
26

1) Buku - buku tentang Perlindungan Konsumen;

2) Buku - buku tentang Transaksi Elektronik dan atau E-

Commerce; dan

3) Situs - situs web yang membahas mengenai Perlindungan

Konsumen dan Transaksi Elektronik dan atau E-Commerce.

c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum sebagai pelengkap dari

kedua bahan hukum sebelumnya, berupa:


1) Kamus Hukum;

2) Kamus Besar Bahasa Indonesia.

4. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum dilakukan melalui riset kepustakaan di

perpustakaan, toko buku, maupun akses internet. Selain riset

kepustakaan, dilakukan pula penelitian lapangan dengan teknik

wawancara

5. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum


Penelitian dilakukan secara bertahap, dimulai dengan membaca dan

mencermati peraturan perundang - undangan, buku, dan literatur yang

berkaitan dengan permasalahan. Kemudian setelah diperoleh data

kualitatif berupa hasil wawancara, selanjutnya hasil penelitian diolah

dan dirumuskan berupa kalimat - kalimat secara sistematis sesuai

dengan masing - masing pokok dan materi bahasannya.

H. Sistematika Penulisan

26
27

Agar penulisan hukum ini dapat terarah dan sistematis, penulis

membaginya menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pengantar secara keseluruhan dari isi penulisan hukum ini,

yang di dalamnya tertuang :

H. Latar Belakang Masalah

I. Rumusan Masalah

J. Tujuan dan Manfaat penelitian

K. Kerangka Teori

L. Kerangka Konseptual

M. Metode Penelitian

N. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERLINDUNGAN

KONSUMEN DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Bab ini akan mengemukakan tinjauan teoritis tentang pengaturan

perlindungan konsumen di Indonesia dan mengenai transaksi elektronik.

D. Perlindungan Konsumen

4. Pengertian Konsumen

5. Hak dan Kewajiban Konsumen

6. Perlindungan Hukum Konsumen

a. Teori Perlindungan Hukum

b. Perlindungan Hukum Konsumen

27
28

E. Transaksi Elektronik

3. Pengertian Transaksi Elektronik

4. Pengaturan Transaksi Elektronik di Indonesia

F. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi Elektronik

4. Pengertian Pelaku Usaha

5. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

6. Bentuk Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi

Elektronik

BAB III TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE

MARKETPLACE TOKOPEDIA

Bab ini memuat dan menjabarkan hasil penelitian, baik penelitian

kepustakaan maupun penelitian lapangan. Mengungkapkan fakta - fakta dan

permasalahan yang terjadi.

F. Tentang Tokopedia

G. Transaksi Elektronik Melalui Tokopedia

H. Penerapan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam Transaksi

Elektronik Melalui Tokopedia

I. Hambatan Pelaksanaan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik Melalui Tokopedia

J. Penyelesaian Sengketa Konsumen

28
29

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE

MARKETPLACE TOKOPEDIA

Bab ini berisi analisis dan pembahasan dari permasalahan yang telah

berhasil diidentifikasi melalui proses penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan, dikaitkan dengan teori dan kajian perlindungan hukum bagi

konsumen dalam transaksi elektronik.

C. Analisis Aturan Hukum Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik Melalui Online Marketplace Tokopedia

D. Analisis Bentuk Pertanggungjawaban Yang Dapat Diberikan Oleh

Tokopedia Dalam Hal Barang Yang Diperjualbelikan Tidak Diterima

Atau Diterima Dalam Keadaan Tidak Sesuai Atau Tidak Baik

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis. Kesimpulan adalah

pernyataan singkat dan tepat mengenai jawaban dari rumusan masalah. Saran

merupakan rekomendasi penulis kepada ilmu pengetahuan di bidang hukum

khususnya mengenai penerapan Hukum Perlindungan Konsumen.

C. Kesimpulan

D. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

29
BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perlindungan Konsumen

1. Pengertian Konsumen

Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau

consument / konsument (Belanda).16 Pengertian tersebut secara harfiah

diartikan sebagai orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu

atau menggunakan jasa tertentu atau sesuatu atau seseorang yang

menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang.17

AZ Nasution mengklasifikasikan pengertian konsumen menjadi

tiga, yaitu :18

a. Konsumen dalam arti umum, yaitu pemakai, pemakai, pengguna

dan/atau pemanfaat dan/atau jasa untuk tujuan tertentu.

b. Konsumen antara yaitu pemakai, pemakai, pengguna dan/atau

pemanfaat dan/atau jasa untuk diproduksi menjadi barang dan/jasa

lain untuk memperdagangkannya (distributor) dengan tujuan

komersial. Konsumen antara ini sama dengan pelaku usaha.

16
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Sinar Grafika, 2009,
hlm 22
17
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan
Perkembangan Pemikiran, Bandung, Nusa Media, 2008, hlm 7
18
www.pemantauperadilan.com AZ Nasution, Aspek Hukum Perlindungan Konsumen
Tinjauan Singkat UU Nomor 8 Tahun 1999, diakses tanggal 15 Desember 2016

32
33

c. Konsumen akhir yaitu, pemakai, pemakai, pengguna dan/atau

pemanfaat dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri,

keluarga atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan

kembali. Konsumen akhir inilah yang dengan jelas diatur

perlindungannya dalam Undang - Undang Perlindungan Konsumen.

Negara Perancis berdasarkan doktrin dan yurisprudensi yang

berkembang mengartikan konsumen sebagai the person who obtains

goods or services for personal or family purposes. Dari definisi tersebut

terkandung dua unsur, yaitu (1) konsumen hanya orang dan (2) barang atau

jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi atau keluarganya. 19 Negara

India juga mendefinisikan konsumen dalam Undang-Undang Perlindungan

Konsumen India yang menyatakan konsumen adalah setiap orang

(pembeli) atas barang yang disepakati, menyangkut harga dan cara

pembayarannya, tetapi tidak termasuk mereka yang mendapatkan barang

untuk dijual kembali atau lain-lain keperluan komersial. 20 Di Amerika

Serikat, pengertian konsumen meliputi korban produk yang cacat yang

bukan hanya meliputi pembeli, melainkan juga korban yang bukan

pembeli, namun pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai

memperoleh perlindungan yang sama dengan pemakai.21

19
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006, hlm 3
20
Ibid, hlm 4
21
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia, Jakarta,
Cet. II, Rajawali Pers, 2013, hlm 21

33
34

Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (UUPK) mendefinisikan konsumen adalah setiap orang

pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain

dan tidak untuk diperdagangkan.22 Dari pengertian tersebut dapat

dikemukakan unsur-unsur definisi konsumen :23

a. Setiap orang

Subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang

yang berstatus sebagai pemakai barang dan/ atau jasa. Istilah orang

disini tidak dibedakan apakah orang individual yang lazim disebut

natuurlijke persoon atau termasuk juga badan hukum

(rechtspersoon). Oleh karena itu, yang paling tepat adalah tidak

membatasi pengertian konsumen sebatas pada orang perseorangan,

tetapi konsumen harus mencakup juga badan usaha dengan makna

lebih luas daripada badan hukum.

b. Pemakai

Kata pemakai dalam bunyi Penjelasan Pasal 1 angka (2)

UUPK diartikan sebagai konsumen akhir (ultimate consumer).

c. Barang dan atau jasa

22
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Pasal 1 angka 2
23
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hlm 27

34
35

UUPK mengartikan barang sebagai sebagai benda, baik

berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak,

benda yang dapat dihabiskan maupun yang tidak dapat dihabiskan,

yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau

dimanfaatkan oleh konsumen. Sementara itu, jasa diartikan sebagai

setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang

disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.

d. Yang tersedia dalam masyarakat

Barang/ jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus

tersedia di pasaran. Namun, di era perdagangan sekarang ini, syarat

mutlak itu tidak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya,

perusahaan pengembang (developer) perumahan telah biasa

mengadakan transaksi konsumen tertentu seperti futures trading

dimana keberadaan barang yang diperjualbelikan bukan sesuatu yang

diutamakan.

e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup

lain

Transaksi konsumen ditujukan untuk kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lain seperti hewan dan

tumbuhan.

f. Barang dan atau jasa itu tidak untuk diperdagangkan

35
36

Pengertian konsumen dalam UUPK ini dipertegas, yakni hanya

konsumen akhir yang menggunakan barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhannya, keluarganya, atau pada umumnya untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya (keperluan non-komersial).

Definisi ini sesuai dengan pengertian bahwa konsumen adalah

pengguna terakhir, tanpa melihat apakah si konsumen adalah pembeli dari

barang dan atau jasa tersebut.24 Hal ini juga sejalan dengan pendapat dari

pakar masalah konsumen di Belanda, Hondius yang menyimpulkan, para

ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai

pemakai produksi terakhir dari benda dan jasa (pengertian konsumen

dalam arti sempit).25

2. Hak dan Kewajiban Konsumen

Pasal 4 UUPK menjelaskan hak - hak konsumen antara lain : 26

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta

jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa;


24
Abdul Halim Barkatulah, Op. Cit., hlm 8
25
Shidarta, Loc. Cit., hlm 3
26
UUPK, Op. Cit., Pasal 4

36
37

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau

jasa yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai

dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. Hak - hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang -

undangan lainnya.

Selanjutnya kewajiban - kewajiban konsumen dinyatakan dalam

Pasal 5 UUPK :27

a. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan

dan keselamatan;

b. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau

jasa;

c. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

d. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

27
UUPK, Op. Cit., Pasal 5

37
38

3. Perlindungan Hukum Konsumen

a. Teori Perlindungan Hukum

Undang - Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1)

menyatakan : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tingal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pernyataan

pada pasal ini menjelaskan bahwa konsep negara Indonesia adalah

negara kesejahteraan (welfare staat). Negara menjamin dan

melindungi hak - hak setiap warga negara untuk memperoleh

kesejahteraan.

Lebih lanjut dalam kaitannya dengan konsep negara

kesejahteraan (welfare staat), setiap warga negara berhak

memperoleh hidup yang layak bagi kemanusiaan dalam rangka

mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Diperlukan adanya

perlindungan hukum bagi warga negara sebagai konsumen dalam

rangka mengkonsumsi barang dan jasa dalam jumlah mencukupi,

kualitas terjamin dan harga yang terjangkau, semata - mata agar

tujuan kesejahteraan seluruh warga negara dapat tercapai.

Perlindungan hukum berasal dari bahasa Belanda berbunyi

rechtsbercherming van de bergers tegen de overhead.28 Perlindungan

hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia

28
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya, PT. Bina
Ilmu, 1987, hlm 1

38
39

(HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan

kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak - hak yang

diberikan oleh hukum. Hukum dapat difungsikan untuk mewujudkan

perlindungan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel,

melainkan juga prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk

mereka yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan

politik untuk memperoleh keadilan sosial.29

Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan

martabat, serta pengakuan terhadap hak - hak asasi manusia yang

dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang

akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan dengan

konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak -

hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya

hak - hak tersebut.30

Hukum harus memberikan perlindungan terhadap semua pihak

sesuai dengan status hukumnya karena setiap orang memiliki

kedudukan yang sama di hadapan hukum. Aparat penegak hukum

wajib menegakkan hukum dan dengan berfungsinya aturan hukum,

maka secara tidak langsung pula hukum akan memberikan

perlindungan pada tiap hubungan hukum atau segala aspek dalam

kehidupan masyarakat yang diatur oleh hukum. Hukum berfungsi


29
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2000, hlm 55
30
Phillipus M. Hadjon, Op. Cit., hlm 25

39
40

sebagai perlindungan kepentingan manusia, dalam penegakkannya

harus memperhatikan 4 unsur :

1) Kepastian hukum.

2) Kemanfaatan hukum.

3) Keadilan hukum.

4) Jaminan hukum.

Ada dua macam bentuk perlindungan hukum bagi rakyat,

yaitu:31

1) Perlindungan Hukum Preventif

Kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan

keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan

pemerintah mendapat bentuk definitif. Bertujuan mencegah

terjadinya sengketa;

2) Perlindungan Hukum Represif

Bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.

b. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen

Konsep perlindungan hukum memiliki kaitan dengan

perlindungan terhadap konsumen dalam hal peran pemerintah

sebagai representasi negara untuk melindungi hak - hak yang

seharusnya diperoleh konsumen.

31
Phillipus M. Hadjon, Op. Cit., hlm 5

40
41

Menurut AZ Nasution, hukum konsumen adalah keseluruhan

asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan atau jasa

konsumen, di dalam pergaulan hidup.32 Sedangkan hukum

perlindungan konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan

kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen

dalam hubungan dan masalahnya dengan penyedia barang dan atau

jasa konsumen.33

Perlindungan konsumen merupakan perangkat hukum yang

diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen.

Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga

sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen. Dalam UUPK, yang

dimaksud dengan perlindungan konsumen adalah segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan

kepada konsumen.

A. Zen Umar Purba menguraikan konsep perlindungan

konsumen sebagai berikut :34 Kunci Pokok Perlindungan Konsumen

adalah bahwa konsumen dan pengusaha (produsen atau pengedar

produk) saling membutuhkan. Produksi tidak ada artinya kalau tidak

ada yang mengkonsumsinya dan produk yang dikonsumsi secara

32
AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1995, hlm 64
33
Ibid, hlm 6
34
Abdul Halim Barkatulah, Op. Cit., hlm 47

41
42

aman dan memuaskan, pada gilirannya akan merupakan promosi

gratis bagi pengusaha

Adapun tujuan penyelenggaraan, pengembangan dan

pengaturan perlindungan konsumen yang direncanakan adalah untuk

meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen, dan secara tidak

langsung mendorong pelaku usaha dalam menyelenggarakan

kegiatan usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab.35

Perlindungan terhadap konsumen tersebut mencakup dua hal

sebagai berikut :36

1) Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada

konsumen barang dan jasa yang tidak sesuai dengan apa yang

telah disepakati atau melanggar undang-undang;

2) Perlindungan terhadap diberlakukannya kepada konsumen

syarat -syarat yang tidak adil.

Hukum perlindungan konsumen di Indonesia memiliki aspek -

aspek yang terkait dengan wilayah Hukum Pidana dan Hukum

Administrasi Negara. Meskipun demikian, hukum perlindungan

konsumen lebih berhubungan erat dengan wilayah Hukum Perdata,

terutama dalam hukum perikatan.

Peran negara dalam rangka melindungi kepentingan konsumen

dalam wilayah Hukum Perdata melalui Kitab Undang-Undang

35
Abdul Halim Barkatulah, Op. Cit., hlm 18
36
Janus Sidabolak, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, Citra Aditya
Bakti, 2006, hlm 10

42
43

Hukum Perdata masih belum maksimal dan tidak spesifik. Oleh

karena itu dibentuklah suatu Undang - Undang Perlindungan

Konsumen dan peraturan perundangan terkait lainnya agar negara

atau Pemerintah lebih dapat menjangkau aspek - aspek perlindungan

konsumen yang selama ini belum dapat tertangani dengan baik.

Hukum perlindungan konsumen mengatur segala aspek dalam

hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen, mengenai hak

dan kewajiban masing - masing serta dalam hal penyelesaian

sengketa bisnis. Berikut beberapa hal penting dalam hubungan antara

konsumen dengan pelaku usaha :37

1) Hal - hal yang berkaitan dengan Informasi

Hak atas informasi ini sangat penting, karena tidak

memadainya informasi yang disampaikan kepada konsumen

dapat juga merupakan salah satu bentuk cacat produk, yaitu

cacat instruksi atau cacat karena informasi yang tidak

memadai. hak atas informasi yang jelas dan benar

dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh gambaran

yang benar tentang suatu produk, karena dengan informasi

tersebut, konsumen dapat memilih produk yang diinginkan /

sesuai kebutuhannya serta terhindar dari kerugian akibat

kesalahan dalam penggunaan.

37
Widjajati Erna, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Tangerang Selatan, Wafi
Media Tama, 2015, hlm 20

43
44

Bagi konsumen informasi tentang barang dan atau jasa

merupakan kebutuhan pokok sebelum menggunakan sumber

dananya untuk mengadakan transaksi konsumen tentang

barang / jasa. Transaksi konsumen adalah diadakannya

hubungan hukum jual beli, beli sewa, sewa menyewa, pinjam

meminjam, dan sebagainya tentang produk konsumen dengan

pelaku usaha.

Informasi tersebut meliputi tentang ketersediaan barang /

jasa yang dibutuhkan, kualitas produk, keamanan, harga, cara

memperoleh, jaminan atau garansi produk, dan tersedianya

pelayanan.

2) Beberapa Bentuk Informasi

Beberapa bentuk informasi barang atau jasa yang

diperlukan oleh konsumen dan paling berpengaruh saat ini

adalah informasi yang bersumber dari kalangan pelaku usaha.

Sumber informasi itu umumnya terdiri dari berbagai bentuk

iklan, melalui media elektronik maupun non elektronik dan

label, termasuk pembuatan selebaran seperti brosur, pamflet,

katalog, dan lain - lain yang sejenis dengan itu. Bahan- bahan

informasi ini pada umumnya disediakan atau dibuat oleh

kalangan pelaku usaha dengan tujuan memperkenalkan

produk, mempertahankan dan atau meningkatkan pangsa pasar

produk yang telah dan atau ingin diraih.

44
45

Adapun label merupakan informasi yang diwajibkan oleh

peraturan perundangan. Seorang pelaku usaha yang baik

adalah yang beritikad baik. Itikad baik itu dapat dilihat dari

upayanya memberikan informasi yang sebenarnya, secara jujur

dan sejelas - jelasnya tentang kondisi dan jaminan dari

produknya, baik mengenai penggunaannya, perbaikan, maupun

pemeliharaannya.

3) Tentang Iklan

Periklanan merupakan media informasi yang sangat

penting dalam rangka promosi atau pemasaran produk. Media

iklan dipandang sebagai sarana terpenting dari sejumlah media

pemasaran yang dikenal dalam perdagangan. Periklanan sangat

erat hubungannya dengan dunia usaha, karena media iklan

merupakan jembatan penting antara pelaku usaha dan

konsumen.

Secara umum media periklanan dapat dibagi dalam tiga

jenis, yakni :

a) Media lisan;

b) Media cetak, seperti surat kabar, majalah, brosur,

pamflet, selebaran; dan

c) Media elektronik, seperti televisi, radio, komputer, dan

internet.

4) Tentang Label

45
46

Label yang merupakan informasi yang wajib diberikan

oleh pelaku usaha diatur dalam berbagai peraturan perundang-

undangan, antara lain :

a) Pasal 2 ayat (4) Undang - Undang Nomor 10 tahun 1961

tentang Barang yang menyatakan :

Pemberian nama dan atau tanda - tanda yang

menunjukkan asal, sifat, susunan bahan, bentuk

banyaknya dan kegunaan barang - barang yang baik

diharuskan maupun tidak diperbolehkan dibubuhkan atau

dilekatkan pada barang pembungkusannya, tempat

barang - barang itu diperdagangkan dan alat - alat

reklame, pun cara pembubuhan atau cara melekatkan

nama dan atau tanda - tanda itu.

b) Pasal 97 ayat (3) Undang - Undang Nomor 18 tahun

2012 tentang Pangan menyatakan :

Pencantuman label di dalam dan/atau pada Kemasan

Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)

ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa

Indonesia serta memuat paling sedikit keterangan

mengenai:

i. nama produk;

ii. daftar bahan yang digunakan;

iii. berat bersih atau isi bersih;

46
47

iv. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor;

v. halal bagi yang dipersyaratkan;

vi. tanggal dan kode produksi;

vii. tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa;

viii. nomor izin edar bagi Pangan Olahan; dan

ix. asal usul bahan Pangan tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi

mengenai produk dapat ditemukan dalam penandaan atau

label. Sifat wajib pemberian informasi pada label disertai

dengan sanksi - sanksi administratif dan atau sanksi pidana

apabila persyaratan pada label tidak dipenuhi.

5) Hal - hal yang berkaitan dengan Perikatan

Hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen

terjadi melalui perikatan. Dalam Kitab Undang - Undang

Hukum Perdata Buku III Tentang Perikatan, termuat ketentuan

- ketentuan mengenai subyek hukum dalam perikatan, syarat -

syarat pembatalan dan bentuk - bentuk perikatan. Perikatan

dibedakan menjadi dua, yaitu perikatan yang dilahirkan dari

kontrak atau perjanjian dan perikatan yang lahir demi Undang

- Undang.

Dalam perikatan yang timbul karena adanya perjanjian,

tidak dipenuhinya atau dilanggarnya isi perjanjian atau prestasi

47
48

yang dijanjikan dapat membuat pihak satu menggugat pihak

lainnya atas dasar cidera janji atau wanprestasi. Sementara itu

dalam perikatan yang timbul karena Undang - Undang, suatu

perikatan dapat lahir karena Undang - Undang itu sendiri

maupun sebagai akibat dari perbuatan seseorang. Perbuatan itu

sendiri dibedakan menjadi perbuatan yang diperbolehkan dan

perbuatan melanggar hukum.

Jika wilayah Hukum Privat atau Hukum Perdata merupakan

hukum yang memuat ketentuan mengenai hubungan antar orang

dalam masyarakat pada umumnya yang menitikberatkan pada

kepentingan perorangan, Hukum Publik memuat aturan tugas - tugas

atau kewajiban negara dan mengakibatkan hak - hak perorangan

dicampuri oleh alat perlengkapan negara. Dalam konteks Hukum

Perlindungan Konsumen, Hukum Publik memiliki kaitan khususnya

dalam wilayah Hukum Pidana, Hukum Administrasi Negara, dan

Hukum Internasional.

Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak

menyebutkan secara eksplisit mengenai konsumen, namun secara

implisit dalam beberapa pasalnya termuat ketentuan - ketentuan

mengenai perlindungan konsumen. Berikut beberapa ketentuan pasal

tersebut :

48
49

a. Pasal 204 KUHP memuat ketentuan mengenai larangan

menjual, menawarkan atau menyerahkan barang yang

membahayakan nyawa atau kesehatan orang.

b. Pasal 383 KUHP memuat ketentuan mengenai perbuatan

curang penjual terhadap pembeli dalam hal bentuk, jenis,

keadaan dan jumlah barang yang diperjualbelikan.

c. Pasal 386 memuat ketentuan mengenai larangan menjual,

menawarkan atau menyerahkan makanan, minuman, atau obat

- obatan palsu.

Dalam aspek Hukum Administrasi Negara, perlindungan

konsumen dilaksanakan melalui peran negara dalam pembuatan

peraturan perundang - undangan, pemberian izin atau lisensi,

pemberian subsidi dan mengadakan perencanaan pembinaan maupun

pengawasan berbagai kegiatan di masyarakat. Kehadiran negara

secara konkret misalnya adalah sebagai berikut : pembuatan

peraturan - peraturan mengenai peredaran makanan, obat - obatan

dan zat - zat kimia; syarat pendirian perusahaan dan proses produksi

diawasi secara ketat; pemberian sanksi administratif hingga

pencabutan izin operasional terhadap pelanggaran peraturan

perundang - undangan.

Dalam kaitannya dengan Hukum Internasional, praktik

perlindungan konsumen juga telah diatur secara internasional, salah

satunya melalui resolusi Perserikatan Bangsa - Bangsa Nomor

49
50

39/248 Tahun 1985. Di dalam Guidelines For Consumer Protection

dinyatakan hal - hal yang dimaksud dengan kepentingan konsumen

(legitimate needs) berupa :

1) Perlindungan konsumen dari bahaya - bahaya terhadap

kesehatan dan keamanannya;

2) Promosi dan perlindungan dari kepentingan sosial ekonomi

konsumen;

3) Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk

memberikan mereka kemampuan melakukan pilihan yang tepat

sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi.

Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen di Indonesia

mencakup dua perlindungan, yakni perlindungan konsumen yang

muncul dari perjanjian oleh para pihak dan perlindungan konsumen

yang muncul dari ketentuan peraturan perundang - undangan

mengenai perlindungan konsumen.

1) Bentuk Perlindungan Konsumen dalam Perjanjian

Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan : Suatu perjanjian

adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Perjanjian harus dirumuskan sesuai dengan ketentuan

Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat sahnya perjanjian,

yaitu :

50
51

a) sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b) kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

c) suatu hal tertentu; dan

d) suatu sebab yang halal.

Undang - Undang memberikan hak kepada setiap orang

secara bebas untuk membuat perjanjian selama keempat unsur

di atas terpenuhi. Pihak - pihak dalam perjanjian bebas

menentukan isi perjanjian dan melaksanakannya sesuai yang

telah disepakati dan sepanjang para pihak tidak melanggar

ketentuan suatu sebab yang halal. Suatu sebab yang halal

artinya tidak bertentangan dengan peraturan perundang -

undangan yang berlaku, ketertiban umum, kesusilaan,

kepatutan dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat.

Dalam perikatan yang lahir karena adanya perjanjian,

para pihak bersepakat mengikatkan diri untuk melaksanakan

kewajiban masing - masing yang kemudian masing - masing

memperoleh hak - haknya. Para pihak perlu memiliki itikad

baik dalam melaksanakan kewajibannya masing - masing

secara bertanggung jawab. Hukum berperan untuk memastikan

bahwa kewajiban masing - masing pihak dijalankan dengan

penuh tanggung jawab sesuai isi perjanjian. Apabila terjadi

pelanggaran dari isi perjanjian, atau tidak dipenuhinya prestasi

dari salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat

51
52

menggugat ke pengadilan atas dasar wanprestasi. Pengadilan

yang kemudian memutuskan sesuai gugatan dari pihak yang

dirugikan.

2) Bentuk Perlindungan Konsumen dalam Undang - Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen secara umum dibentuk dengan tujuan

agar hak - hak konsumen lebih terlindungi. UUPK mengatur

secara eksplisit hak dan kewajiban dari pelaku usaha dan

konsumen, termuat dalam Pasal 4 sampai Pasal 7. Selain hak

dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen, UUPK juga

mengatur mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha

yang termuat dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 17. Secara

garis besar, larangan yang termuat dalam Pasal 8 terbagi

menjadi dua, yaitu :

a) larangan mengenai produk yang tidak memenuhi syarat

dan standar yang layak untuk dikonsumsi atau

dipergunakan oleh konsumen; dan

b) larangan mengenai informasi yang tidak benar atau tidak

akurat yang dapat menyesatkan konsumen.

Kemudian larangan dalam Pasal 9 sampai Pasal 16

berkaitan mengenai cara pelaku usaha dalam menawarkan,

mempromosikan dan mengiklankan barang atau jasa kepada

52
53

konsumen. Sedangkan Pasal 17 berisi larangan terhadap pelaku

usaha periklanan dalam memproduksi suatu iklan.

Ketentuan mengenai klausula baku yang cenderung

merugikan konsumen juga dilarang oleh ketentuan dalam Pasal

18. Selanjutnya mengenai tanggung jawab pelaku usaha

apabila terjadi sengketa atau kerugian konsumen diatur dalam

Pasal 19 sampai Pasal 28. Selain itu, UUPK juga

memerintahkan pembentukan Badan Perlindungan Konsumen

Nasional dan mengakui lembaga perlindungan konsumen

swadaya masyarakat yang memenuhi persyaratan. Pelaku

usaha yang melanggar ketentuan - ketentuan dalam UUPK

dapat diancam sanksi administratif dan sanksi pidana.

Dalam perikatan yang lahir dari Undang - Undang, suatu

perikatan dapat lahir karena Undang - Undang itu sendiri

ataupun sebagai akibat dari perbuatan orang. Perbuatan orang

itu sendiri dibedakan menjadi perbuatan yang diperbolehkan

dan perbuatan melanggar hukum. Konsumen yang mengalami

kerugian dalam sebuah transaksi jual beli misalnya, dapat

mengajukan gugatan ke pengadilan atas dasar perbuatan

melanggar hukum untuk mendapatkan ganti rugi. Hal ini

sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata.

B. Transaksi Elektronik

53
54

1. Pengertian Transaksi Elektronik

Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik mendefinisikan transaksi elektronik sebagai

perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer,

jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.38 Transaksi secara

elektronik, pada dasarnya adalah hubungan hukum yang dilakukan secara

elektronik dengan memadukan jaringan dari sistem elektronik berbasiskan

komputer dengan sistem komunikasi, yang selanjutnya difasilitasi oleh

keberadaan jaringan komputer global atau Internet.

Transaksi elektronik seringkali diidentikkan sebagai electronic

commerce (e-commerce), padahal terdapat perbedaan di antara keduanya.

Dalam definisi transaksi elektronik menurut UU ITE, terminologi

perbuatan hukum memiliki arti yang luas, yang dilakukan dalam wilayah

hukum publik dan hukum privat. Wilayah hukum publik mencakup hukum

administrasi negara dan hukum pidana, sedangkan wilayah hukum privat

mencakup hukum perdata dan hukum perdata dagang / bisnis.

E-commerce didefinisikan sebagai penjualan atau pembelian barang

dan jasa, antara perusahaan, rumah tangga, individu, pemerintah, dan

masyarakat atau organisasi swasta lainnya, yang dilakukan melalui

komputer pada media jaringan.39 Dapat dilihat bahwa e-commerce lebih

khusus didefinisikan sebagai kegiatan jual beli atau perdagangan atau


38
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, Pasal 1 Angka 2
39
Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan, E-Business & E-Commerce, Yogyakarta, Penerbit
Andi, 2013, hlm 7

54
55

perniagaan. E-commerce memiliki makna yang lebih sempit dan

merupakan salah satu kegiatan dalam transaksi elektronik.

E-commerce memiliki berbagai macam jenis transaksi dalam

menerapkan sistemnya. Jenis - jenis transaksi e-commerce adalah sebagai

berikut :40

a. Collaborative Commerce (C-Commerce)

C-Commerce adalah kerjasama secara elektronik antara rekan

bisnis. Kerjasama ini biasanya terjadi antara rekan bisnis yang

berada pada jalur penyediaan barang (supply chain).

b. Business to Business (B2B)

Meliputi transaksi antar organisasi yang dilakukan di

electronic market. B2B memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki

hubungan yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan

dengan partner tersebut. Jenis informasi yang dikirimkan dapat

disusun sesuai kebutuhan dan kepercayaan (trust).

2) Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang

dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data

yang sudah disepakati bersama.

3) Salah satu pihak dapat melakukan inisiatif mengirimkan data,

tidak harus menunggu partnernya.

40
Ibid, hlm 35 - 37

55
56

4) Model yang umum digunakan adalah peer to peer, dimana

processing intelligence dapat didistribusikan pada kedua

pelaku bisnis.

c. Business to Consumers (B2C)

Penjual adalah suatu organisasi dan pembeli adalah individu.

B2C memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Terbuka untuk umum, informasi disebarkan untuk umum.

2) Servis yang diberikan bersifat umum. Misalnya karena sistem

web sudah umum digunakan, maka servis diberikan dengan

menggunakan basis web.

3) Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand).

Konsumen melakukan inisiatif dan produsen harus siap

memberikan respon sesuai dengan permohonan.

4) Memiliki alamat web (domain) sendiri dimana perusahaan

memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada

konsumen dengan tujuan utama mendapatkan profit atau

keuntungan penjualan.

Beberapa contoh perusahaan B2C antara lain Lazada

Indonesia, Berrybenka, dan Bhinneka.

d. Consumer to Business (C2B)

Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu

produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk

56
57

menyediakan produk dan jasa tersebut ke konsumen. Sebagai contoh

di priceline.com, pelanggan menyebutkan produk dan harga yang

diinginkan, dan Priceline mencoba menemukan pemasok yang

memenuhi kebutuhan tersebut.

e. Consumer to Consumer (C2C)

Konsumen menjual secara langsung ke konsumen lain atau

mengiklankan jasa pribadi di internet. Seseorang menjual produk

atau jasa ke orang lain. Konsep C2C ini mirip seperti konsep pasar

atau mall, yaitu perusahaan menyediakan tempat atau fasilitas untuk

transaksi jual beli antara individu. Model bisnis seperti ini disebut

juga dengan marketplace. Beberapa contoh marketplace adalah

Tokopedia, Bukalapak, dan Elevenia.

2. Pengaturan Transaksi Elektronik di Indonesia

Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah

mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara

global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula

menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan

menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan

berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang

bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan

kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi

sarana efektif perbuatan melawan hukum.

57
58

Dunia hukum sebenarnya sudah sejak lama memperluas penafsiran

asas dan normanya ketika menghadapi persoalan kebendaan yang tidak

berwujud, misalnya dalam kasus pencurian listrik sebagai perbuatan

pidana. Dalam kenyataannya kegiatan siber tidak lagi sederhana karena

kegiatannya tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu negara, yang mudah

diakses kapan pun dan dari mana pun. Kerugian dapat terjadi baik pada

pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan

transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di

internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat

penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi

dalam sistem hukum acara Indonesia secara komprehensif, melainkan juga

ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke

berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian,

dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit.

Permasalahan yang lebih luas terjadi pada bidang keperdataan

karena transaksi elektronik untuk kegiatan perdagangan melalui sistem

elektronik (electronic commerce) telah menjadi bagian dari perniagaan

nasional dan internasional. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

konvergensi di bidang teknologi informasi, media, dan informatika

(telematika) berkembang terus tanpa dapat dibendung, seiring dengan

ditemukannya perkembangan baru di bidang teknologi informasi, media,

dan komunikasi.

58
59

Sebagai perbandingan, negara - negara lain telah memiliki aturan

hukum terkait transaksi elektronik, antara lain :

AS : Uniform Electronic Transaction Act 1998


Singapura : Electronic Transaction Act 1996
Malaysia : Digital Signature act 1997
Kanada : Electronic Transaction Act 1999

Irlandia : Electronic Commerce Bill 1999

Menyadari hal tersebut, Indonesia telah mengundangkan suatu

peraturan perundang - undangan yang mengatur mengenai informasi dan

transaksi elektronik, yaitu Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Meskipun dalam kaitannya

dengan perlindungan hak - hak konsumen dalam transaksi elektronik, UU

ITE ini belum mengatur secara khusus, namun UU ITE merupakan suatu

terobosan yang cukup baik dalam pengaturan hukum di bidang teknologi

informasi. Lebih lanjut pengaturan mengenai Informasi dan Transaksi

Elektronik dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

C. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi Elektronik

1. Pelaku Usaha

Terminologi Pelaku Usaha muncul dalam Pasal 1 angka 3 UUPK

yang menyatakan : Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau

badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan

hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam

59
60

wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-

sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai

bidang ekonomi.41

Pengertian tersebut sama seperti yang dinyatakan dalam Pasal 1

angka 5 Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat : Pelaku usaha adalah setiap

orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum

atau badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan

kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri

maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai

kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.42

Pada penjelasan Pasal 1 angka 3 UUPK yang termasuk dalam pelaku

usaha adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importer, pedagang,

distributor dan lain-lain. Kajian atas perlindungan terhadap konsumen

tidak dapat dipisahkan dari telah terhadap hak-hak dan kewajiban

produsen. Berdasarkan Directive, pengertian produsenmeliputi :43

a. Pihak yang menghasilkan produk akhir berupa barang-barang

manufaktur mereka ini bertanggung jawab atas segala kerugian yang

timbul dari barang yang mereka edarkan ke masyarakat, termasuk

41
UUPK, Op. Cit., Pasal 1 angka 3
42
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 1 angka 5
43
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hlm 41

60
61

bila kerugian timbul akibat cacatnya barang yang merupakan

komponen dalam proses produksinya.

b. Produsen bahan mentah atau komponen suatu produk.

c. Siapa saja, yang dengan membubuhkan nama, merek, ataupun tanda-

tanda lain pada produk menampakan dirinya sebagai produsen dari

suatu barang.

Bentuk pelaku usaha dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :44

a. Orang perorangan, yaitu setiap individu yang melakukan kegiatan

usahanya secara seorang diri.

b. Badan usaha, yaitu kumpulan individu yang secara bersama-sama

melakukan kegiatan usaha. Badan usaha dapat dikelompokkan

menjadi :

1) Badan hukum

2) Bukan badan hukum

Perbedaan badan hukum dan bukan badan hukum terletak pada

pemisahan harta kekayaan. Contoh badan usaha yang berbadan hukum

adalah Perseroan Terbatas (PT). Badan usaha PT memiliki harta kekayaan

tersendiri. Harta kekayaan PT tersebut terpisah dengan harta kekayaan

para pemegang saham PT. Apabila PT tersebut mengalami kerugian, maka

tanggung jawab para pemegang saham tersebut terbatas pada nilai saham

yang dimilikinya. Berbeda dengan badan usaha yang tidak berbadan

hukum yang harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta

44
http://www.jurnalhukum.com/pengertian-pelaku-usaha/ diakses tanggal 17 Desember 2016

61
62

kekayaan badan usaha tersebut. Apabila badan usaha yang tidak berbadan

hukum tersebut mengalami kerugian, maka berakibat pada

pertanggungjawaban pemilik badan usaha tersebut. Dalam penggantian

atau untuk menutup kerugian badan usaha tersebut, harta kekayaan

pemiliknya dapat disita atau diambil untuk melunasi kerugian yang

diderita hingga lunas atau selesai.

Bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah :

a. Usaha Dagang (UD) atau kadang juga dikenal dengan istilah PD

(Perusahaan Dagang).

b. Persekutuan Perdata (Maatschap) yang diatur dalam Pasal 1618-

1652 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

c. Firma/Fa (Vennootschap Onder Firma), yang diatur dalam pasal 16-

35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

d. Persekutuan Komanditer / CV (Commanditaire Vennootschap), yang

diatur dalam Pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

e. Perkumpulan yang tidak berbadan hukum, yang diatur dalam Pasal

1653-1665 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Pelaku usaha juga memiliki hak-hak yang diatur dalam Pasal 6

UUPK, dinyatakan sebagai berikut :45

45
UUPK, Op. Cit., Pasal 6

62
63

a. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan

mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

b. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen

yang beritikad tidak baik;

c. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam

penyelesaian hukum sengketa konsumen;

d. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum

bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan;

e. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

lainnya.

Kewajiban pelaku usaha seperti tercantum dalam Pasal 7 UUPK :46

a. beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;

b. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan

penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;

c. memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif;

d. menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau

jasa yang berlaku;

46
UUPK, Op. Cit., Pasal 7

63
64

e. memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau

mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan

dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang

diperdagangkan;

f. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian

akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau

jasa yang diperdagangkan;

g. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila

barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai

dengan perjanjian.

Selain hak dan kewajiban pelaku usaha, UUPK juga mengatur

mengenai perbuatan - perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha, diatur

dalam Bab IV UUPK Pasal 8 sampai Pasal 17. Ditambahkan pula

ketentuan mengenai pencantuman klausula baku oleh pelaku usaha, diatur

dalam Bab V UUPK Pasal 18.

Berkaitan dengan kewajiban pelaku usaha dalam Transaksi

Elektronik, UU ITE juga memuat kewajiban pelaku usaha. Pasal 9

menyatakan : Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem

Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan

dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.47

Selanjutnya pada Pasal 28 ayat (1) menyatakan larangan bagi setiap orang

yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan

47
UU ITE, Op. Cit., Pasal 9

64
65

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi

Elektronik.48

Penjabaran kewajiban pelaku usaha Transaksi Elektronik secara

lebih eksplisit dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Pasal 49

memuat kewajiban pelaku usaha sebagai berikut :49

a. Pelaku Usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik

wajib menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan

dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.

b. Pelaku Usaha wajib memberikan kejelasan informasi tentang

penawaran kontrak atau iklan.

c. Pelaku Usaha wajib memberikan batas waktu kepada konsumen

untuk mengembalikan barang yang dikirim apabila tidak sesuai

dengan perjanjian atau terdapat cacat tersembunyi.

d. Pelaku Usaha wajib menyampaikan informasi mengenai barang yang

telah dikirim.

e. Pelaku Usaha tidak dapat membebani konsumen mengenai

kewajiban membayar barang yang dikirim tanpa dasar kontrak.

3. Bentuk Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Transaksi Elektronik

48
UU ITE, Op. Cit., Pasal 28 ayat (1)
49
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik, Pasal 49

65
66

Secara umum prinsip - prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat

dibedakan sebagai berikut :50

a. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Unsur Kesalahan

Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault

liability atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup

umum berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata, khususnya pasal 1365, 1366, dan

1367, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan,

seseorang baru dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara

hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya.

Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang lazim

dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum,

mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:

1) adanya perbuatan;

2) adanya unsur kesalahan;

3) adanya kerugian yang diderita;

4) adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

Yang dimaksud kesalahan adalah unsur yang bertentangan

dengan hukum. Pengertian hukum tidak hanya bertentangan dengan

undang-undang tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam

masyarakat.

50
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006, hlm 73-79

66
67

b. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab

Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap

bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia

dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah.

Dalam prinsip ini, beban pembuktiannya ada pada si tergugat.

Dalam hal ini tampak beban pembuktian terbalik (omkering van

bewijslast). Hal ini tentu bertentangan dengan asas hukum praduga

tidak bersalah (presumption of innocence). Namun jika diterapkan

dalam kasus konsumen akan tampak asas demikian cukup relevan.

Jika digunakan teori ini, maka yang berkewajiban untuk

membuktikan kesalahan itu ada pada pihak pelaku usaha yang

digugat. Tergugat harus menghadirkan bukti-bukti bahwa dirinya

tidak bersalah. Tentu saja konsumen tidak dapat sekehendak hati

mengajukan gugatan. Posisi konsumen sebagai penggugat selalu

terbuka untuk digugat balik oleh pelaku usaha, jika ia gagal

menunjukkan kesalahan tergugat.

c. Prinsip Praduga Untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab

Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip yang kedua, prinsip

praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam

lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas. Contoh dari

penerapan prinsip ini adalah pada hukum pengangkutan. Kehilangan

atau kerusakan pada bagasi kabin atau bagasi tangan, yang biasanya

dibawa dan diawasi oleh penumpang (konsumen) adalah tanggung

67
68

jawab dari penumpang. Dalam hal ini pengangkut (pelaku usaha)

tidak dapat dimintakan pertanggungjawabannya. Pihak yang

dibebankan untuk membuktikan kesalahan itu ada pada konsumen.

d. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak

Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) sering

diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute

liability). Kendati demikian ada pula para ahli yang membedakan

kedua terminologi di atas.

Ada pendapat yang menyatakan, strict liability adalah prinsip

tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor

yang menentukan. Namun ada pengecualian-pengecualian yang

memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya

pada keadaan force majeure. Sebaliknya absolute liability adalah

prinsip tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada

pengecualiannya.

e. Prinsip Tanggung Jawab Dengan Pembatasan

Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of

liability principle) ini secara konkret dapat dilihat pada klausula

eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuat oleh pelaku usaha.

Dalam perjanjian cuci cetak film, misalnya ditentukan, bila film

yang ingin dicuci atau dicetak itu hilang atau rusak (termasuk akibat

kesalahan petugas), maka si konsumen hanya dibatasi ganti kerugian

sebesar sepuluh kali harga satu rol film baru.

68
69

Tanggung jawab pelaku usaha diatur dalam Bab VI UUPK Pasal 19

sampai dengan Pasal 28. Pasal 19 berbunyi sebagai berikut :51

a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas

kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat

mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau

diperdagangkan.

b. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang

sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau

pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh)

hari setelah tanggal transaksi.

d. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana

berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur

kesalahan.

e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan

tersebut merupakan kesalahan konsumen.

51
UUPK, Op. Cit., Pasal 19

69
70

70
BAB III

TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE

TOKOPEDIA

A. Tentang Tokopedia

PT. Tokopedia adalah suatu perseroan terbatas yang menjalankan

kegiatan usaha jasa web portal www.tokopedia.com, yakni situs pencarian

toko dan barang yang dijual oleh penjual terdaftar. Selanjutnya disebut

Tokopedia. 52

Tokopedia merupakan perusahaan internet pertama asal Asia Tenggara

yang berhasil mendapatkan kepercayaan pendanaan sebesar 100 juta Dollar

dari SoftBank dan Sequoia Capital. SoftBank merupakan investor di balik

kesuksesan Alibaba, sementara Sequoia Capital merupakan investor di balik

kesuksesan Apple & Google. 53

Tokopedia menjalankan kegiatan usaha jasa dengan menjadi fasilitator

kegiatan transaksi jual beli barang yang mempertemukan para pengguna situs

Tokopedia yang dalam hal ini masing - masing bertindak sebagai penjual dan

pembeli. Setiap orang yang cakap dan mampu untuk mengikatkan dirinya

dalam sebuah perjanjian yang sah menurut hukum dapat mendaftarkan diri

menjadi pengguna situs Tokopedia dan berhak menjadi pembeli dan atau

penjual.

52
https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 4 Oktober 2016

53
https://www.tokopedia.com/about diakses tanggal 4 Oktober 2016

71
72

Pengguna yang mendaftar sebagai pembeli dapat mencari barang

berdasarkan klasifikasi yang diinginkannya, kemudian melakukan langkah -

langkah proses pembelian barang untuk kemudian menerima barang tersebut.

Pengguna yang memanfaatkan layanan membuka toko, atau dengan

kata lain menjadi penjual, tidak dipungut biaya apapun. Syarat pendaftaran

menjadi penjual tidak terbatas pada penjual yang memiliki produk atau merek

sendiri atau penjual rumahan atau penjual reseller atau penjual yang telah

memiliki toko fisik. Sebagai pengguna yang menggunakan jasa penjualan

secara gratis, penjual terikat pada syarat dan ketentuan yang ditetapkan

Tokopedia.

Kegiatan jual beli yang dilaksanakan melalui Tokopedia harus

dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan Tokopedia. Syarat

- syarat dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam situs Tokopedia, memuat

mengenai : 54

1. Definisi

2. Akun, Saldo Tokopedia, Password dan Keamanan

3. Transaksi Pembelian

4. Transaksi Penjualan

5. Penataan Etalase

6. Komisi

7. Harga

8. Tarif Pengiriman

9. Konten
54
https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 5 Oktober 2016

72
73

10. Jenis Barang

11. Gold Merchants dan TopAds

12. Kartu Kredit

13. Pengiriman Barang

14. Penarikan Dana

15. Pusat Resolusi

16. Ketentuan Lain

17. Penolakan Jaminan Dan Batasan Tanggung Jawab

18. Pelepasan

19. Ganti Rugi

20. Pilihan Hukum

21. Pembaharuan

B. Transaksi Elektronik Melalui Tokopedia

Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik mendefinisikan transaksi elektronik sebagai perbuatan

hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer,

dan/atau media elektronik lainnya.55 Transaksi secara elektronik, pada

dasarnya adalah hubungan hukum yang dilakukan secara elektronik dengan

memadukan jaringan dari sistem elektronik berbasiskan komputer dengan

sistem komunikasi, yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan jaringan

komputer global atau Internet.

55
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, Pasal 1 Angka 2

73
74

Transaksi elektronik melalui Tokopedia digolongkan ke dalam transaksi

elektronik Consumer to Consumer (C2C). Dalam C2C konsumen menjual

secara langsung ke konsumen lain atau mengiklankan jasa pribadi di internet.

Konsep C2C ini mirip seperti konsep pasar atau mall, yaitu perusahaan

(dalam hal ini Tokopedia) menyediakan tempat atau fasilitas untuk transaksi

jual beli antara individu. Model bisnis seperti ini disebut juga dengan

marketplace.

Secara umum transaksi elektronik melalui Tokopedia dibedakan

menjadi 2 (dua), yaitu transaksi pembelian dan transaksi penjualan. Syarat

dan ketentuan untuk melakukan kedua transaksi tersebut telah diatur oleh

Tokopedia sebagai berikut :56

1. Transaksi Pembelian

a. Pembeli wajib bertransaksi melalui prosedur transaksi yang

telah ditetapkan oleh Tokopedia. Pembeli melakukan pembayaran

dengan menggunakan metode pembayaran yang sebelumnya telah

dipilih oleh Pembeli, dan kemudian Tokopedia akan meneruskan

dana ke pihak Penjual apabila tahapan transaksi jual beli pada

sistem Tokopedia telah selesai.

b. Saat melakukan pembelian Barang, Pembeli menyetujui bahwa:

1) Pembeli bertanggung jawab untuk membaca, memahami,

dan menyetujui informasi/deskripsi keseluruhan Barang

(termasuk didalamnya namun tidak terbatas pada warna,

56
https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 5 Oktober 2016

74
75

kualitas, fungsi, dan lainnya) sebelum membuat tawaran

atau komitmen untuk membeli.

2) Pembeli mengakui bahwa warna sebenarnya dari produk

sebagaimana terlihat di situs Tokopedia tergantung pada

monitor komputer Pembeli. Tokopedia telah melakukan

upaya terbaik untuk memastikan warna dalam foto-foto

yang ditampilkan di Situs Tokopedia muncul seakurat

mungkin, tetapi tidak dapat menjamin bahwa penampilan

warna pada Situs Tokopedia akan akurat.

3) Pengguna masuk ke dalam kontrak yang mengikat secara

hukum untuk membeli Barang ketika Pengguna membeli

suatu barang.

4) Tokopedia tidak mengalihkan kepemilikan secara hukum

atas barang-barang dari Penjual kepada Pembeli.

c. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa ketersediaan

stok Barang merupakan tanggung jawab Penjual yang

menawarkan Barang tersebut. Terkait ketersediaan stok Barang

dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga dalam keadaan stok

Barang kosong, maka penjual akan menolak order, dan

pembayaran atas barang yang bersangkutan dikembalikan kepada

Pembeli.

d. Pembeli memahami sepenuhnya dan menyetujui bahwa

segala transaksi yang dilakukan antar Pembeli dan Penjual selain

75
76

melalui Rekening Resmi Tokopedia dan/atau tanpa sepengetahuan

Tokopedia (melalui fasilitas/jaringan pribadi, pengiriman pesan,

pengaturan transaksi khusus diluar situs Tokopedia atau upaya

lainnya) adalah merupakan tanggung jawab pribadi dari Pembeli.

e. Tokopedia memiliki kewenangan sepenuhnya untuk

menolak pembayaran tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

f. Pembayaran oleh Pembeli wajib dilakukan segera

(selambat-lambatnya dalam batas waktu 2 hari) setelah Pembeli

melakukan check-out. Jika dalam batas waktu tersebut

pembayaran atau konfirmasi pembayaran belum dilakukan oleh

pembeli, Tokopedia memiliki kewenangan untuk membatalkan

transaksi dimaksud. Pengguna tidak berhak mengajukan klaim

atau tuntutan atas pembatalan transaksi tersebut.

g. Konfirmasi pembayaran dengan setoran tunai wajib disertai

dengan berita pada slip setoran berupa nomor invoice dan nama.

Konfirmasi pembayaran dengan setoran tunai tanpa keterangan

tidak akan diproses oleh Tokopedia.

h. Pembeli wajib melakukan konfirmasi penerimaan Barang,

setelah menerima kiriman Barang yang dibeli. Tokopedia

memberikan batas waktu 2 (dua) hari setelah pengiriman berstatus

"terkirim" pada sistem Tokopedia, untuk Pembeli melakukan

konfirmasi penerimaan Barang. Jika dalam batas waktu tersebut

76
77

tidak ada konfirmasi atau klaim dari pihak Pembeli, maka dengan

demikian Pembeli menyatakan menyetujui dilakukannya

konfirmasi penerimaan Barang secara otomatis oleh sistem

Tokopedia.

i. Setelah adanya konfirmasi penerimaan Barang atau

konfirmasi penerimaan Barang otomatis, maka dana pihak

Pembeli yang dikirimkan ke Rekening resmi Tokopedia akan di

lanjut kirimkan ke pihak Penjual (transaksi dianggap selesai).

j. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa setiap klaim

yang dilayangkan setelah adanya konfirmasi / konfirmasi

otomatis penerimaan Barang adalah bukan menjadi tanggung

jawab Tokopedia. Kerugian yang timbul setelah adanya

konfirmasi/konfirmasi otomatis penerimaan Barang menjadi

tanggung jawab Pembeli secara pribadi.

k. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa setiap masalah

pengiriman Barang yang disebabkan keterlambatan pembayaran

adalah merupakan tanggung jawab dari Pembeli.

l. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa masalah

keterlambatan proses pembayaran dan biaya tambahan yang

disebabkan oleh perbedaan bank yang Pembeli pergunakan

dengan bank Rekening resmi Tokopedia adalah tanggung jawab

Pembeli secara pribadi.

77
78

m. Pengembalian dana dari Tokopedia kepada Pembeli hanya

dapat dilakukan jika dalam keadaan-keadaan tertentu berikut ini:

1) Kelebihan pembayaran dari Pembeli atas harga Barang,

2) Masalah pengiriman Barang telah teridentifikasi secara jelas

dari Penjual yang mengakibatkan pesanan Barang tidak

sampai,

3) Penjual tidak bisa menyanggupi order karena kehabisan

stok, perubahan ongkos kirim, maupun penyebab lainnya,

4) Penjual sudah menyanggupi pengiriman order Barang,

tetapi setelah batas waktu yang ditentukan ternyata Penjual

tidak mengirimkan Barang hingga batas waktu yang telah

ditentukan.

n. Apabila terjadi proses pengembalian dana dari Tokopedia

maka Saldo Tokopedia milik Pengguna akan bertambah sesuai

dengan jumlah pengembalian dana.

o. Transaksi hanya dapat dibatalkan sebelum Pembeli

melakukan konfirmasi pembayaran dan disampaikan secara resmi

kepada Tokopedia melalui metode yang tersedia, kecuali dalam

kondisi adanya pembatalan dari pihak Penjual.

p. Tokopedia berwenang mengambil keputusan atas

permasalahan-permasalahan transaksi yang belum terselesaikan

akibat tidak adanya kesepakatan penyelesaian, baik antara Penjual

78
79

dan Pembeli, dengan melihat bukti-bukti yang ada. Keputusan

Tokopedia adalah keputusan akhir yang tidak dapat diganggu

gugat dan mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk

mematuhinya.

q. Apabila Pembeli memilih menggunakan metode

pembayaran transfer bank, maka total pembayaran akan

ditambahkan kode unik untuk mempermudah proses verifikasi.

Dalam hal pembayaran telah diverifikasi maka kode unik akan

dikembalikan ke Saldo Tokopedia Pembeli.

r. Tokopedia memiliki kewenangan melakukan perubahan

status pemesanan menjadi "terkirim" apabila tidak ada

pembaharuan status pengiriman dari kurir setelah 10 hari sejak

resi diinput oleh Penjual dan tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari

pihak Pembeli perihal barang pesanan. Kemudian dalam jangka

waktu 5 hari sejak perubahan status tersebut diatas, Tokopedia

memberikan kesempatan kepada pihak Pembeli untuk melakukan

(i) konfirmasi penerimaan barang atau (ii) Komplain. Jika dalam

jangka waktu 5 hari tersebut tidak ada konfirmasi penerimaan

barang atau komplain apapun dari Pembeli, maka Tokopedia

memiliki kewenangan untuk menyelesaikan transaksi dan

meneruskan dana kepada Penjual bersangkutan yang dianggap

telah melakukan kewajibannya mengirimkan barang dan

menginformasikan nomor resi pengiriman. Penyesuaian status

79
80

pemesanan ini hanya akan dilakukan apabila alamat tujuan

pengiriman yang tertera pada invoice pemesanan dan resi kurir

telah sesuai.

s. Tokopedia memiliki kewenangan untuk mengembalikan

dana pada limit kartu kredit pengguna, ketika terbukti adanya

tindakan kecurangan pada penggunaan fitur pembayaran kartu

kredit dan/atau memproses penarikan/gesek tunai (cash

withdrawal transaction) pada kartu kredit.

2. Transaksi Penjualan

a. Penjual dilarang memanipulasi harga Barang dengan tujuan

apapun.

b. Penjual dilarang melakukan penawaran / berdagang Barang

terlarang sesuai dengan yang telah ditetapkan pada ketentuan

"Jenis Barang".

c. Dalam menggunakan Fasilitas "Catatan", Penjual dilarang

membuat peraturan atau ketentuan pribadi toko yang bertentangan

dengan Syarat & Ketentuan Tokopedia. Jika terdapat pertentangan

antara keduanya maka peraturan yang berlaku adalah Syarat &

Ketentuan Tokopedia.

d. Penjual wajib memberikan balasan untuk menerima atau

menolak pesanan Barang pihak Pembeli dalam batas waktu 3 hari

terhitung sejak adanya notifikasi pesanan Barang dari Tokopedia.

80
81

Jika dalam batas waktu tersebut tidak ada balasan dari Penjual

maka secara otomatis pesanan dianggap dibatalkan.

e. Setelah menyetujui untuk menerima pesanan pembeli,

maka pihak Penjual wajib memasukan nomor resi pengiriman

Barang dalam batas waktu 5 hari (tidak termasuk hari

Sabtu/Minggu/libur Nasional) terhitung sejak adanya notifikasi

pesanan Barang dari Tokopedia . Jika dalam batas waktu tersebut

pihak Penjual tidak memasukan nomor resi pengiriman Barang

maka secara otomatis pesanan dianggap dibatalkan.

f. Penjual memahami dan menyetujui bahwa pembayaran atas

harga Barang dan ongkos kirim (diluar biaya transfer /

administrasi) akan dikembalikan sepenuhnya ke Pembeli apabila

transaksi dibatalkan dan/atau transaksi tidak berhasil dan/atau

ketentuan lain yang diatur dalam Syarat & ketentuan No C 13

g. Dalam keadaan Penjual hanya dapat memenuhi sebagian

dari jumlah Barang yang dipesan oleh Pembeli, maka Penjual

wajib memberikan keterangan kepada Tokopedia sebelum

menerima pesanan dimaksud. Pembeli memiliki kewenangan

penuh untuk menyetujui melanjutkan transaksi/membatalkan

transaksi dan Penjual dilarang melanjutkan transaksi tanpa

mendapat persetujuan dari Pembeli. Apabila telah disetujui ulang

oleh Pembeli sesuai dengan jumlah pesanan yang disanggupi oleh

81
82

Penjual, maka selisih dana total harga Barang akan dikembalikan

kepada pihak Pembeli.

h. Tokopedia memiliki kewenangan untuk menahan

pembayaran dana di Rekening Resmi Tokopedia sampai waktu

yang tidak ditentukan apabila terdapat permasalahan dan klaim

dari pihak Pembeli terkait proses pengiriman dan kualitas Barang.

Pembayaran baru akan dilanjut kirimkan kepada Penjual apabila

permasalahan tersebut telah selesai dan/atau Barang telah diterima

oleh Pembeli.

i. Tokopedia berwenang untuk membatalkan dan/atau

menahan dana transaksi dalam hal: (i) Nomor resi kurir

pengiriman barang yang diberikan oleh Penjual tidak sesuai

dan/atau diduga tidak sesuai dengan transaksi yang terjadi di Situs

Tokopedia; (ii) Penjual mengirimkan barang melalui jasa

kurir/logistik selain dari yang disediakan dan terhubung dengan

Situs Tokopedia.

j. Penjual memahami dan menyetujui bahwa Pajak

Penghasilan Penjual akan dilaporkan dan diurus sendiri oleh

masing-masing Penjual sesuai dengan ketentuan pajak yang

berlaku di peraturan perundang-undangan di Indonesia.

k. Tokopedia berwenang mengambil keputusan atas

permasalahan-permasalahan transaksi yang belum terselesaikan

82
83

akibat tidak adanya kesepakatan penyelesaian, baik antara Penjual

dan Pembeli, dengan melihat bukti-bukti yang ada. Keputusan

Tokopedia adalah keputusan akhir yang tidak dapat diganggu

gugat dan mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk

mematuhinya.

l. Apabila disepakati oleh Penjual dan Pembeli, penggunaan

jasa Logistik yang berbeda dari pilihan awal pembeli dapat

dilakukan (dengan ketentuan bahwa tarif pengiriman tersebut

adalah dibawah tarif pengiriman awal).

m. Tokopedia berwenang memotong kelebihan tarif

pengiriman dari dana pembayaran pembeli dan mengembalikan

selisih kelebihan tarif pengiriman kepada pembeli.

C. Penerapan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam Transaksi

Elektronik Melalui Tokopedia

Perlindungan hak - hak konsumen dilaksanakan oleh Tokopedia sesuai

peraturan perundang - undangan yang berlaku, yaitu Undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dan Undang - Undang Nomor

11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Tokopedia memiliki mekanisme dalam melindungi hak - hak konsumen yang

dituangkan dalam Syarat dan Ketentuan dan Pusat Resolusi. Syarat dan

Ketentuan berisi butir - butir definisi, aturan, batasan pertanggungjawaban,

dan berbagai hal lain yang harus ditaati dan dipahami sebelum melakukan

83
84

transaksi elektronik melalui Tokopedia. Sementara itu Pusat Resolusi

merupakan layanan yang lebih spesifik menangani mengenai permasalahan

yang timbul antara Pembeli dan Penjual. Selain itu, Tokopedia juga memiliki

layanan Customer Care yang selalu siap sedia membantu Pembeli apabila

mengalami kendala dalam bertransaksi elektronik melalui Tokopedia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Siti Fauziah, Public Relations

Executive (PR) PT Tokopedia, ada beberapa permasalahan yang sering terjadi

berkaitan dengan hak - hak konsumen Tokopedia. Permasalahan -

permasalahan tersebut antara lain:

1. Top Up saldo Tokopedia yang belum masuk

2. Pesanan barang tak kunjung sampai

3. Pembayaran Transfer Bank belum diverifikasi

4. Kendala pengisian pulsa telepon seluler

5. Kendala pembelian token listrik.

Menurut PR Tokopedia dalam penyelesaian kasus - kasus seperti di

atas, Tokopedia memberikan penanganan yang berbeda - beda, tergantung

dari sumber permasalahan dan kesesuaian dengan Syarat dan Ketentuan yang

berlaku.

1. Top Up saldo Tokopedia yang belum masuk.

Top up saldo otomatis akan masuk saat pembayaran berhasil

diverifikasi. Untuk metode Transfer Bank, pengguna dipersilakan

menunggu hingga pembayaran diverifikasi dalam waktu maksimal 1x24

jam. Jika pembayaran sudah berhasil diverifikasi namun saldo

84
85

Tokopedia belum bertambah, pengguna dipersilakan melaporkan ke

Customer Care Tokopedia.

2. Pesanan barang tak kunjung sampai.

Kecepatan proses pesanan tergantung pada keaktifan Penjual dan

seberapa cepat layanan agen logistik. Jika pesanan belum juga sampai,

Pembeli dapat menghubungi Penjual lewat fitur Kirim Pesan. Pembeli

juga bisa melakukan komplain di halaman Pusat Resolusi jika barang

yang dipesan tidak kunjung sampai. Pusat Resolusi akan memfasilitasi

penyelesaian masalah antara Pembeli dan Penjual, melakukan mediasi,

mencarikan solusi, dan atau mengambil keputusan penyelesaian

permasalahan.

3. Pembayaran Transfer Bank belum diverifikasi.

Ada beberapa penyebab pembayaran melalui Transfer Bank belum

juga diverifikasi setelah 1x24 jam:

a. Transfer antar bank yang berbeda membutuhkan waktu

verifikasi maksimal 2x24 jam.

b. Salah memasukkan data di halaman pembayaran. Pembeli akan

dipersilakan mengubah data pembayaran agar dana dapat

diverifikasi.

c. Transfer dana tidak sesuai dengan nominal yang ada di invoice.

d. Tidak menambahkan Kode Unik pada saat melakukan

pembayaran. Pembeli akan diminta untuk mengunggah bukti

pembayaran untuk mempermudah pengecekan pembayaran.

85
86

e. Pembayaran dengan beberapa invoice yang terpisah. Pembeli

juga akan diminta untuk mengunggah bukti pembayaran.

f. Transfer antar bank berbeda. Pembeli juga akan diminta

untuk mengunggah bukti pembayaran.

g. Saat pemesanan memilih metode pembayaran KlikBCA, namun

melakukan pembayaran dengan internet banking atau transfer

bank.

4. Kendala pengisian pulsa telepon seluler

Jika dalam waktu 1x24 jam status pembelian masih Menunggu

Konfirmasi Operator / Pending, Pembeli dipersilakan menghubungi

Customer Care Tokopedia supaya dilakukan pengecekan lebih lanjut ke

operator terkait. Selain itu, Pembeli dipersilakan cek status pembelian

pulsa di halaman status transaksi secara berkala.

Apabila terjadi kesalahan Pembeli saat memasukkan nomor

telepon seluler, sesuai dengan ketentuan di halaman Syarat dan

Ketentuan Pulsa, Tokopedia tidak bertanggung jawab. Tokopedia juga

tidak dapat membatalkan transaksi, mengubah nomor tujuan, atau

melakukan pengembalian dana.

Dalam hal pembelian pulsa dengan kartu kredit, apabila pembelian

pulsa gagal namun dana terpotong, maka dana yang terpotong akan

dikembalikan ke limit kartu kredit Pembeli di tagihan berikutnya.

Beberapa hal yang menyebabkan kartu kredit tidak bisa digunakan

untuk pembelian pulsa:

86
87

a. Salah memasukkan informasi kartu kredit.

b. Limit kartu kredit tidak mencukupi.

c. Pihak bank menolak pembayaran kartu kredit oleh Pembeli.

Jika informasi kartu kredit sudah benar dan limit masih mencukupi,

Pembeli dipersilakan menghubungi pihak bank yang bersangkutan. Jika

pihak bank sudah menyatakan kartu kredit tidak bermasalah, Pembeli

dipersilakan melaporkan kendala ini ke Customer Care.

5. Kendala pembelian token listrik.

Sesuai dengan ketentuan di halaman Syarat dan Ketentuan,

Tokopedia tidak bertanggung jawab terhadap kesalahan pengguna saat

memasukkan nomor pelanggan / meteran. Tokopedia tidak dapat

membatalkan transaksi, mengubah nomor tujuan, atau melakukan

pengembalian dana.

Jika dalam waktu 1x24 jam status pembelian token listrik masih

Menunggu Konfirmasi Operator / Pending, Pembeli dipersilakan

menghubungi customer service Tokopedia supaya dilakukan

pengecekan lebih lanjut ke operator terkait. Selain itu, Pembeli juga

dipersilakan mengecek status pembelian token listrik di halaman status

transaksi secara berkala.

Dalam hal kendala pembelian token listrik dengan kartu kredit,

Pembeli dipersilakan melakukan langkah - langkah yang sama seperti

dalam kendala pembelian pulsa seluler dengan kartu kredit.

87
88

Selain kelima permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis

menemukan sebuah kasus yang pernah terjadi berkaitan dengan pelanggaran

hak - hak konsumen Tokopedia. Pada sebuah artikel berjudul Pengalaman

Buruk Belanja di Tokopedia: Hampir Kena Barang Aspal 57 diceritakan bahwa

pada tanggal 12 Mei 2016, Juan Feju, seorang pengguna Tokopedia membeli

sebuah cleaning kit untuk kamera Nikon. Pada gambar di etalase Tokopedia,

produk tersebut menggunakan merek dagang Nikon. Ketika barang telah

dikirim dan diterima, Juan menyadari bahwa barang tersebut adalah barang

bajakan atau palsu. Juan menyimpulkan barang tersebut palsu dilihat dari

desain tulisan merek dagang Nikon yang tidak seperti produk Nikon pada

umumnya, cairan pembersih pada botol hanya terisi setengah, dan cotton bud

yang terkesan dibuat asal - asalan. Juan kemudian mengajukan komplain

menggunakan fitur Pusat Resolusi dan menjadikan Tokopedia sebagai

penengah perselisihan. Pada fitur yang memang disediakan oleh Tokopedia

ini, pembeli dipersilakan berkomunikasi langsung dengan penjual untuk

mencari titik temu solusi permasalahan.

Penjual mencoba menyatakan diri tidak bersalah dengan mengandalkan

judul barang yang dipasang di etalase : 7-In-1 Lens Cleaning Kit for Canon,

Nikon, Pentax, Sony. Penjual juga berlindung di balik aturan main yang

dibuatnya sepihak dengan menyatakan bahwa barang yang dijual adalah

barang non-garansi, serta tidak melayani komplain, retur dan refund dalam

bentuk atau alasan apapun. Padahal Tokopedia telah mengatur dalam syarat

dan ketentuan mengenai jenis barang yang dilarang dijual di Tokopedia, salah
57
http://dapur-uang.com/pengalaman-belanja-di-tokopedia/ diakses tanggal 12 Oktober 2016

88
89

satunya adalah barang - barang lain yang kepemilikannya ataupun

peredarannya melanggar ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tidak mendapat respon memuaskan dari penjual, Juan memberikan

bukti - bukti foto kepada admin Tokopedia. Admin Tokopedia

menginstruksikan penjual untuk merespon bukti - bukti foto tersebut, namun

hingga lebih dari dua minggu penjual tidak juga memberikan jawaban.

Setelah melewati tenggat waktu dan jawaban yang berlarut - larut dari admin

Tokopedia serta tidak adanya respon lanjutan dari penjual terhadap instruksi

admin, akhirnya uang pembayaran dikembalikan kepada Juan dengan

dikurangi biaya kurir. Barang pun tidak diretur ke penjual karena penjual

tidak mau memberikan alamatnya.58

D. Hambatan Pelaksanaan Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik Melalui Tokopedia

Pelaksanaan perlindungan hak - hak konsumen dalam transaksi

elektronik melalui Tokopedia tentu saja menghadapi berbagai hambatan yang

mengakibatkan terlambat, tertunda, dan atau tidak terpenuhinya pelaksanaan

perlindungan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan PR Tokopedia, hambatan -

hambatan tersebut dapat digolongkan menjadi hambatan internal dan

hambatan eksternal dari sudut pandang Tokopedia.

1. Hambatan internal

58
http://dapur-uang.com/pengalaman-belanja-di-tokopedia/ diakses tanggal 12 Oktober 2016

89
90

a. Tokopedia tidak dapat menjamin operasional terus - menerus

atau akses ke layanan Tokopedia dapat selalu sempurna.

Informasi dan data dalam situs Tokopedia memiliki

kemungkinan tidak terjadi secara real time. Keterlambatan atau

gangguan dalam Layanan Tokopedia juga dimungkinkan dapat

terjadi sewaktu - waktu.

b. Tokopedia tidak dapat menjamin kualitas, keaslian, kesesuaian

dengan foto / gambar maupun ada tidaknya pelanggaran hak

cipta pada barang yang diperjualbelikan. Hampir tidak mungkin

bagi Tokopedia untuk menjamin hal - hal tersebut karena konsep

Tokopedia yang merupakan layanan penyedia jasa portal web

jual beli secara customer to customer (C2C).

c. Tokopedia juga tidak dapat menjamin ada tidaknya manipulasi

harga dari Penjual, terutama apabila dikaitkan dengan kualitas

dan keaslian barang serta mekanisme harga pasar.

2. Hambatan eksternal

a. Pembeli terlambat atau tidak menyadari bahwa hak - haknya

sebagai konsumen telah dilanggar, atau pembeli menyadari

bahwa hak - haknya telah dilanggar namun tak ingin

mempermasalahkannya.

b. Pembeli tidak mengetahui cara yang tepat dan efektif untuk

melaporkan pelanggaran atas hak - haknya agar segera

mendapatkan penyelesaian.

90
91

c. Penjual tidak cukup cepat merespon komplain dari Pembeli,

menyebabkan penyelesaian permasalahan menjadi berlarut -

larut.

d. Dalam hal pengiriman barang, Tokopedia tidak dapat menjamin

keakuratan dan kualitas layanan pengiriman. Pengiriman barang

merupakan tanggung jawab perusahaan ekspedisi logistik yang

menjadi rekanan Tokopedia.

e. Dalam hal transaksi pembayaran melalui transfer bank atau

kartu kredit, dimungkinkan timbul permasalahan dari pihak

bank yang biasanya berkaitan dengan kebijakan keamanan

bertransaksi.

E. Penyelesaian Sengketa Konsumen

Dalam sebuah perikatan antara pelaku usaha dan konsumen,

dimungkinkan terjadi permasalahan yang berujung pada sengketa.

Permasalahan yang umum terjadi adalah tidak terpenuhinya prestasi sesuai

yang telah disepakati dan para pihak tidak mendapatkan titik temu untuk

menyelesaikan permasalahan secara damai. Dalam konteks hukum

perlindungan konsumen, setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat

pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara

konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan

peradilan umum. Gugatan atas pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan

oleh :59
59
Op. Cit. UUPK, Pasal 46

91
92

1. seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan;

2. kelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama;

3. lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi

syarat, yaitu berbentuk badan hukum atau yayasan, yang dalam

anggaran dasarnya menyebutkan dengan tegas bahwa tujuan

didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan perlindungan

konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran

dasarnya;

4. pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang

dikonsumsi atau dimanfaatkan mengakibatkan kerugian materi yang

besar dan/atau korban yang tidak sedikit.

Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan

atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang

bersengketa.

1. Melalui Pengadilan

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan mengacu pada

ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan

ketentuan dalam Pasal 45 UUPK.

Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan hanya

dimungkinkan apabila para pihak belum memilih upaya penyelesaian

92
93

sengketa konsumen di luar pengadilan, dinyatakan tidak berhasil oleh

salah satu pihak atau para pihak yang bersengketa.60

2. Melalui Luar Pengadilan

Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan

diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan

besarnya ganti rugi dan atau mengenai tindakan tertentu untuk

menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali

kerugian yang diderita oleh konsumen.

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau Alternative Dispute

Resolution (ADR) dapat ditempuh dengan berbagai cara. ADR tersebut

dapat berupa arbitrase, mediasi, konsiliasi, minitrial, summary jury

trial, settlement conference, serta bentuk lainnya.61

Pemerintah membentuk Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK) di daerah tingkat II dan kini telah dibentuk di beberapa kota di

Indonesia. Tugas utama BPSK adalah melaksanakan penanganan dan

penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi atau

arbitrase atau konsiliasi. Pengaturan mengenai BPSK diatur dalam

Pasal 49 sampai dengan Pasal 58 UUPK.

60
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Edisi 1-3, Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2005, hlm 234
61
Ibid, hlm 233

93
94

Tokopedia dalam upaya menyelesaikan sengketa antara Pembeli dan

Penjual memiliki mekanisme tersendiri yang disebut layanan Pusat Resolusi.

Ketentuan mengenai Pusat Resolusi adalah sebagai berikut :62

1. Pusat Resolusi adalah fitur yang disediakan oleh Tokopedia untuk

memfasilitasi penyelesaian masalah transaksi antara Pembeli dan

Penjual.

2. Fitur ini akan secara otomatis menahan dana pembayaran barang ke

Penjual sampai dengan permasalahan yang dilaporkan ke Pusat

Resolusi selesai.

3. Dalam menggunakan fitur ini, Pembeli dan Penjual diharapkan

memberikan bukti-bukti transaksi jual beli berupa foto barang, nota

pembelian, slip resi pengiriman dan bukti-bukti penunjang lainnya yang

dapat menjadi dasar pembenar atas setiap argumen yang dikeluarkan

oleh masing-masing pihak.

4. Penyelesaian permasalahan melalui Pusat Resolusi dapat berupa solusi

yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan bersama antara Pembeli dan

Penjual.

5. Jika Penjual tidak memberikan jawaban setelah lebih dari 3 hari, maka

pembeli memiliki hak untuk menghubungi pihak Tokopedia, yakni

melalui tombol "Bantuan" yang akan muncul pada halaman Pusat

Resolusi.

62
https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 5 Oktober 2016

94
95

6. Jika dalam jangka waktu 3 hari tidak ditemukan kesepakatan bersama,

maka Pembeli dan Penjual memiliki hak yang sama untuk minta

bantuan pihak Tokopedia, yakni melalui tombol "Bantuan" yang akan

muncul pada halaman Pusat Resolusi.

7. Dengan menggunakan tombol bantuan untuk menghubungi Tokopedia,

maka sesuai dengan Syarat & Ketentuan Tokopedia poin C16 dan D11,

Pembeli dan Penjual memahami dan menyetujui bahwa, Tokopedia

berwenang untuk mengambil keputusan atas permasalahan tersebut

dengan melihat bukti-bukti yang ada dan/atau bukti-bukti baru yang

harus dilengkapi oleh masing-masing pihak.

8. Tokopedia berwenang untuk melakukan mediasi dan/atau mengambil

keputusan untuk penyelesaian masalah didalam diskusi Pusat Resolusi,

meskipun salah satu pihak (penjual atau pembeli) belum menekan

tombol bantuan, dalam hal: (i) Adanya informasi dari pihak ketiga yang

berkaitan dalam jalannya transaksi, yakni antara lain kurir pengiriman

yang memberikan informasi terkait status terkini dari resi pengiriman

paket; (ii) Bukti dari pembeli dan/atau penjual yang dikirimkan melalui

jalur komunikasi lain (email Tokopedia, Layanan Pengguna, dan

lainnya) yang perlu diteruskan ke Pusat Resolusi dengan dasar

transparansi masalah; (iii) Laporan dari salah satu pihak disebabkan

adanya kelalaian penjual atau pembeli; (iv) Salah satu pihak (penjual

atau pembeli) terindikasi melakukan tindakan kecurangan; atau (v)

95
96

Kondisi tertentu yang menyebabkan Tokopedia perlu segera melakukan

mediasi.

9. Atas keputusan pertama Tokopedia diatas, baik Pembeli dan Penjual

memiliki hak untuk banding, dengan persyaratan bahwa pihak yang

mengajukan upaya banding harus mengajukan bukti baru di luar dari

bukti-bukti sebelumnya.

10. Pembeli dan Penjual dengan ini menyetujui bahwa Keputusan

Tokopedia atas upaya banding adalah keputusan akhir yang tidak dapat

diganggu gugat dan mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk

mematuhinya.

11. Pengguna memahami bahwa Pusat Resolusi tidak berlaku untuk produk

pakaian dalam bekas, kendala yang berkaitan dengan rasa, aroma

dan/atau tekstur produk, dan semua produk dalam daftar jenis barang

yang dilarang diperjual-belikan di Tokopedia seperti yang ada di

halaman Syarat dan Ketentuan.

12. Untuk penyelesaian kendala di Pusat Resolusi, pengguna wajib

memberikan tanggapan atas kendala yang ada hingga selesai dengan

mematuhi ketentuan dan batas waktu sebagaimana dijelaskan pada

Syarat dan Ketentuan Tokopedia huruf P poin 13 dan 14.

13. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa setelah adanya kesepakatan

untuk pengiriman Barang kembali kepada Penjual, apabila dalam waktu

96
97

3 hari kerja (tidak termasuk hari libur nasional, sabtu dan minggu)

terhitung setelah Penjual memberikan alamat, didapati bahwa tidak ada

pengiriman Barang kembali dari Pembeli, maka Tokopedia berwenang

untuk mengambil keputusan berdasarkan perkembangan diskusi dan

bukti yang ada.

14. Pembeli dan penjual memahami dan menyetujui bahwa batas waktu

untuk pemberian bukti ialah 3 hari kerja terhitung sejak Tokopedia

melakukan permintaan bukti atas transaksi terkait.

15. Tata cara menggunakan Pusat Resolusi selengkapnya dapat dilihat pada

Halaman Bantuan Pusat Resolusi.

Cara kerja Pusat Resolusi Tokopedia mengadopsi dua metode

penyelesaian sengketa sekaligus, yaitu melalui luar pengadilan dan melalui

pengadilan. Konsep penyelesaian sengketa melalui luar pengadilan dapat

dilihat dari adanya penyelesaian berupa kesepakatan bersama antara Penjual

dan Pembeli dan adanya peran Tokopedia sebagai mediator penyelesaian

sengketa. Sedangkan konsep penyelesaian sengketa melalui pengadilan dapat

dilihat dari adanya wewenang Tokopedia untuk mengambil keputusan atas

permasalahan tersebut dengan melihat bukti - bukti yang ada dan atau bukti -

bukti baru yang harus dilengkapi oleh masing - masing pihak; serta adanya

mekanisme upaya banding dari Penjual atau Pembeli.

97
BAB IV

ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM

TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI ONLINE MARKETPLACE

TOKOPEDIA

A. Analisis Aturan Hukum Perlindungan Hak - Hak Konsumen Dalam

Transaksi Elektronik Melalui Online Marketplace Tokopedia

Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat,

serta pengakuan terhadap hak - hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek

hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai

kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari

hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan

perlindungan terhadap hak - hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan

tidak terpenuhinya hak - hak tersebut.63

Menurut AZ Nasution, hukum konsumen adalah keseluruhan asas-asas

dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara berbagai pihak

satu sama lain berkaitan dengan barang dan atau jasa konsumen, di dalam

pergaulan hidup.64 Sedangkan hukum perlindungan konsumen diartikan

sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan

melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan penyedia

barang dan atau jasa konsumen.65

63
Phillipus M. Hadjon, Op. Cit., hlm 25
64
AZ. Nasution, Op. Cit., hlm 64
65
AZ. Nasution, Op. Cit., hlm 6

98
99

Dalam rangka perwujudan kehadiran negara dalam menjamin dan

melindungi hak - hak setiap warga negara untuk memperoleh kesejahteraan,

maka dibentuklah peraturan - peraturan perundangan yang di dalamnya

mengatur mengenai perlindungan konsumen, meski tidak semuanya mengatur

secara khusus. Terdapat empat peraturan perundangan yang memiliki kaitan

langsung dengan konsep hukum perlindungan konsumen dalam transaksi

elektronik melalui online marketplace Tokopedia yaitu Kitab Undang -

Undang Hukum Pidana, Kitab Undang - Undang Hukum Perdata, Undang -

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang -

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

1. Kitab Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP)

Secara implisit dalam beberapa pasalnya termuat ketentuan -

ketentuan mengenai perlindungan konsumen. Berikut beberapa

ketentuan pasal tersebut :

a. Pasal 204 KUHP memuat ketentuan mengenai larangan menjual,

menawarkan atau menyerahkan barang yang membahayakan

nyawa atau kesehatan orang.

b. Pasal 383 KUHP memuat ketentuan mengenai perbuatan curang

penjual terhadap pembeli dalam hal bentuk, jenis, keadaan dan

jumlah barang yang diperjualbelikan.

c. Pasal 386 memuat ketentuan mengenai larangan menjual,

menawarkan atau menyerahkan makanan, minuman, atau obat -

obatan palsu.

99
100

Delik pidana dalam KUHP ini baru dapat diterapkan terhadap

perbuatan yang dilakukan oleh pelaku kecurangan atau Penjual apabila

ada laporan kepolisian dari pihak Pembeli atau pihak yang merasa

dirugikan. Dalam praktiknya, pelaporan secara pidana sangat jarang

dilakukan oleh konsumen yang dirugikan, dan hanya dilakukan sebagai

upaya terakhir setelah upaya penyelesaian secara mediasi / kesepakatan

dan upaya secara hukum perdata menemui jalan buntu. Penyelesaian

secara pidana dilakukan sebagai upaya terakhir karena dianggap kurang

menguntungkan bagi konsumen. Dalam penyelesaian pidana, selain

relatif memakan waktu lebih lama, juga lebih mengedepankan sanksi

pidana untuk menghukum pelaku atau Penjual, bukan untuk

memberikan ganti kerugian yang layak kepada konsumen atau Pembeli.

2. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Hubungan hukum antara pelaku usaha dan konsumen terjadi

melalui perikatan. Dalam KUH Perdata Buku III Tentang Perikatan,

termuat ketentuan - ketentuan mengenai subyek hukum dalam

perikatan, syarat - syarat pembatalan dan bentuk - bentuk perikatan.

Perikatan dibedakan menjadi dua, yaitu perikatan yang dilahirkan dari

kontrak atau perjanjian dan perikatan yang lahir demi Undang -

Undang.

Maka bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen di Indonesia

mencakup dua perlindungan, yakni perlindungan konsumen yang

muncul dari perjanjian oleh para pihak dan perlindungan konsumen

100
101

yang muncul dari ketentuan peraturan perundang - undangan mengenai

perlindungan konsumen.

Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan : Suatu perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain atau lebih.

Perjanjian harus dirumuskan sesuai dengan ketentuan Pasal 1320

KUH Perdata mengenai syarat sahnya perjanjian, yaitu :

a. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

c. suatu hal tertentu; dan

d. suatu sebab yang halal.

Dalam perikatan yang lahir karena adanya perjanjian, para pihak

bersepakat mengikatkan diri untuk melaksanakan kewajiban masing -

masing yang kemudian masing - masing memperoleh hak - haknya.

Para pihak perlu memiliki itikad baik dalam melaksanakan

kewajibannya masing - masing secara bertanggung jawab. Hukum

berperan untuk memastikan bahwa kewajiban masing - masing pihak

dijalankan dengan penuh tanggung jawab sesuai isi perjanjian. Apabila

terjadi pelanggaran dari isi perjanjian, atau tidak dipenuhinya prestasi

dari salah satu pihak, maka pihak yang dirugikan dapat menggugat ke

pengadilan atas dasar wanprestasi. Pengadilan yang kemudian

memutuskan sesuai gugatan dari pihak yang dirugikan.

101
102

Ketentuan - ketentuan dalam KUH Perdata dianggap belum cukup

mengakomodasi hak - hak konsumen secara khusus. KUH Perdata

hanya mengatur hal - hal perikatan perdata secara umum dan belum

memiliki paradigma perlindungan konsumen. Maka kemudian

dibentuklah suatu Undang - Undang yang khusus mengenai

perlindungan konsumen, yaitu Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

3. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (UUPK)

UUPK mengatur secara eksplisit hak dan kewajiban dari pelaku

usaha dan konsumen, termuat dalam Pasal 4 sampai Pasal 7. Selain hak

dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen, UUPK juga mengatur

mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha yang termuat

dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 17. Secara garis besar, larangan

yang termuat dalam Pasal 8 terbagi menjadi dua, yaitu :

a. larangan mengenai produk yang tidak memenuhi syarat dan

standar yang layak untuk dikonsumsi atau dipergunakan oleh

konsumen; dan

b. larangan mengenai informasi yang tidak benar atau tidak akurat

yang dapat menyesatkan konsumen.

Kemudian larangan dalam Pasal 9 sampai Pasal 16 berkaitan

mengenai cara pelaku usaha dalam menawarkan, mempromosikan dan

mengiklankan barang atau jasa kepada konsumen. Sedangkan Pasal 17

102
103

berisi larangan terhadap pelaku usaha periklanan dalam memproduksi

suatu iklan.

Ketentuan mengenai klausula baku yang cenderung merugikan

konsumen juga dilarang oleh ketentuan dalam Pasal 18. Selanjutnya

mengenai tanggung jawab pelaku usaha apabila terjadi sengketa atau

kerugian konsumen diatur dalam Pasal 19 sampai Pasal 28, termasuk di

dalamnya mengenai ganti rugi. Selain itu, UUPK juga memerintahkan

pembentukan Badan Perlindungan Konsumen Nasional dan mengakui

lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi

persyaratan. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan - ketentuan dalam

UUPK dapat diancam sanksi administratif dan sanksi pidana.

Dalam perkembangannya, UUPK masih memiliki beberapa

kelemahan, terutama dalam hal perlindungan hukum terhadap

konsumen dalam transaksi elektronik. Beberapa kelemahan yang

berhasil diidentifikasi antara lain :

a. UUPK tidak mengatur mengenai syarat kecakapan para pihak

sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian sesuai Pasal 1320

KUH Perdata. Padahal dalam perjanjian jual beli melalui

transaksi elektronik, syarat kecakapan sangat penting untuk

diperhatikan mengingat transaksi elektronik yang tanpa batas

tempat dan tanpa tatap muka.

b. Perlindungan konsumen dalam UUPK dalam pengertian yang

terbatas, karena ketentuan dalam Pasal 1 angka 1 menyatakan:

103
104

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin

adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada

konsumen. Tidak disebutkannya perlindungan terhadap

konsumen dalam transaksi elektronik dapat menimbulkan

tafsiran bahwa UUPK tidak mencakup perlindungan terhadap

konsumen transaksi elektronik dan dapat menjadi celah bagi

pelaku usaha dalam transaksi elektronik untuk tidak

bertanggung jawab.

c. UUPK hanya dapat diberlakukan kepada pelaku usaha yang

bergerak di dalam wilayah hukum Republik Indonesia (Pasal 1

angka 3 UUPK). Apabila terjadi sengketa dan pelaku usaha

transaksi elektronik berada di luar yurisdiksi hukum Indonesia,

maka persoalan pilihan hukum dan pilihan forum yang

mengadili tergantung dari kesepakatan antara pihak pelaku

usaha dan konsumen dengan cara mencantumkannya dalam

salah satu klausul di perjanjian transaksi elektronik, jika ada.

d. Pertanggungjawaban tanpa kesalahan (liability without fault)

atau yang lebih dikenal dengan istilah strict liability juga tidak

dikenal dalam UUPK. Padahal, pertanggungjawaban pelaku

usaha itu sudah seharusnya diberikan kepada konsumen yang

dirugikan tanpa mempertimbangkan ada tidaknya unsur

kesalahan. Secara tersirat dinyatakan dalam Pasal 22 :

Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam

104
105

kasus pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),

Pasal 20, dan Pasal 21 merupakan beban dan tanggungjawab

pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa untuk

melakukan pembuktian dan Pasal 28 : Pembuktian terhadap

ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23

merupakan beban dan tanggungjawab pelaku usaha.66

e. UUPK dalam Pasal 54 ayat (3) menyatakan putusan yang

diselesaikan melalui jalur non litigasi atau Badan Penyelesaian

Sengketa Konsumen (BPSK) adalah final dan mengikat. Tetapi

dalam Pasal 56 ayat (2) dinyatakan bahwa para pihak dapat

mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri terhadap

putusan BPSK tersebut. Kemudian dalam Pasal 58 dinyatakan

terhadap keberatan tersebut dapat diperkarakan hingga tingkat

kasasi di Mahkamah Agung. Terjadi anomali alur penyelesaian

yang membuat proses penyelesaian sengketa melalui BPSK

dipandang tak memiliki perbedaan dengan penyelesaian melalui

jalur litigasi atau pengadilan, karena para pihak sebelumnya

telah sepakat menyelesaikan melalui jalur non litigasi dan

dianggap dapat menerima putusan tanpa melalui jalur litigasi.

66
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol749/telaah-kritis-atas-undangundang-
perlindungan-konsumen diakses tanggal 5 Oktober 2016

105
106

4. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (UU ITE)

Menyadari adanya beberapa kelemahan dalam UUPK, Pemerintah

bersama DPR telah mengundangkan Undang - Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang juga telah

dilakukan perubahan melalui Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Beberapa pasal dalam UU ITE ini berusaha menutup kelemahan

UUPK dalam hal perlindungan terhadap hak - hak konsumen. Dapat

dilihat dari Pasal 9 UU ITE : Pelaku usaha yang menawarkan produk

melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap

dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang

ditawarkan. Kemudian Pasal 10 yang menyatakan mengenai syarat

Sertifikasi Keandalan bagi pelaku usaha serta Pasal 2 dan Pasal 18 yang

memberikan solusi bagi permasalahan pilihan hukum dan pilihan forum

mengadili apabila transaksi elektronik melibatkan pihak yang

berkedudukan hukum di negara lain.

Meskipun demikian, UU ITE juga masih memiliki kelemahan

dalam hal perlindungan hak - hak konsumen dalam transaksi elektronik,

antara lain :67

67
Shidarta, Catatan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Jurnal) diunduh tanggal 7 Februari 2017

106
107

a. UU ITE belum mengatur secara khusus dan menyeluruh

mengenai transaksi elektronik, melainkan hanya muncul dalam

beberapa pasal. Hak dan kewajiban pelaku usaha dan konsumen

transaksi elektronik tidak dijabarkan secara mendetail.

b. Pasal 18 ayat (1) menyatakan Transaksi Elektronik yang

dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak.

Padahal belum tentu setiap transaksi elektronik dituangkan

dalam suatu Kontrak Elektronik. Pasal ini dapat menimbulkan

penafsiran bahwa transaksi elektronik yang tidak dituangkan

dalam Kontrak Elektronik tidak bersifat mengikat bagi para

pihak.

c. UU ITE ini hanya mengatur mengenai ketentuan pidana bagi

pelanggaran terhadap pasal - pasal tertentu. Mengenai gugatan

secara perdata, ganti rugi dan pemulihan hak - hak konsumen

tidak diatur secara khusus. Padahal konsumen lebih memerlukan

penyelesaian secara perdata dalam sengketa transaksi elektronik.

Tokopedia menyadari bahwa peraturan perundangan di Indonesia belum

cukup untuk memastikan perlindungan hak - hak konsumen transaksi

elektronik melalui Tokopedia. Maka Tokopedia juga memiliki perangkat

peraturan dan mekanisme penyelesaian sengketa yang dapat digunakan pada

tingkat awal untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul antara Penjual

dan Pembeli.

107
108

Perangkat peraturan dituangkan dalam bentuk Syarat dan Ketentuan

(Terms and Conditions) yang berisi definisi, aturan, batasan

pertanggungjawaban, dan berbagai hal lain yang harus ditaati dan dipahami

sebelum melakukan transaksi elektronik melalui Tokopedia. Aturan - aturan

yang terdapat dalam Syarat dan Ketentuan sedapat mungkin sesuai dan tidak

bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, Syarat dan Ketentuan dibuat sedemikian rupa agar kepentingan

para pihak dapat terlindungi secara berimbang. Para pihak yang dimaksud

adalah Pembeli, Penjual, dan pihak Tokopedia sebagai penyedia layanan jasa.

Mekanisme penyelesaian sengketa yang dimiliki Tokopedia disebut

layanan Pusat Resolusi. Cara kerja Pusat Resolusi Tokopedia mengadopsi dua

metode penyelesaian sengketa sekaligus, yaitu melalui luar pengadilan dan

melalui pengadilan. Konsep penyelesaian sengketa melalui luar pengadilan

dapat dilihat dari adanya penyelesaian berupa kesepakatan bersama antara

Penjual dan Pembeli dan adanya peran Tokopedia sebagai mediator

penyelesaian sengketa. Sedangkan konsep penyelesaian sengketa melalui

pengadilan dapat dilihat dari adanya wewenang Tokopedia untuk mengambil

keputusan atas permasalahan tersebut dengan melihat bukti - bukti yang ada

dan atau bukti - bukti baru yang harus dilengkapi oleh masing - masing pihak;

serta adanya mekanisme upaya banding dari Penjual atau Pembeli.

Pengguna Tokopedia (Penjual dan Pembeli) dapat dengan mudah

mengakses Syarat dan Ketentuan dan Pusat Resolusi dengan harapan apabila

terjadi sengketa atau permasalahan, para pihak dapat merujuk pada Syarat dan

108
109

Ketentuan dan menggunakan layanan Pusat Resolusi sebagai metode

penyelesaian sengketa, tanpa harus melalui jalur pengadilan.

Pasal 1 angka 1 UUPK menyatakan : Perlindungan konsumen adalah

segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi

perlindungan kepada konsumen. Artinya dalam melakukan kegiatan

transaksi elektronik, konsumen memerlukan adanya kepastian hukum dalam

hal : subjek yang bertransaksi, objek yang ditransaksikan, dan transaksi itu

sendiri. Selama ini subjek yang terlibat dalam transaksi elektronik (penjual

dan Pembeli) sulit diidentifikasi, anonim, dan tidak selalu dapat dipastikan

keberadaannya. Kemudian objek yang ditransaksikan (barang) mengandung

ketidakpastian hukum dalam hal keaslian, asal usul, kualitas dan jaminan

bebas cacat tersembunyi. Ketidakpastian hukum mengenai barang cukup

sering menimbulkan permasalahan atau sengketa konsumen. Kemudian

ketidakpastian mengenai transaksi itu sendiri berkaitan dengan waktu, tempat,

perpindahan tanggung jawab, penggantian apabila terjadi kerugian, dan

sebagainya.

Negara telah berupaya untuk memberikan perlindungan bagi hak - hak

konsumen transaksi elektronik melalui beberapa peraturan perundangan,

namun dalam penerapannya masih ditemui banyak celah dan kelemahan.

Keberadaan KUHP, KUH Perdata, UUPK, UU ITE, atau bahkan Syarat dan

Ketentuan dari Tokopedia yang mengatur lebih rinci belum mampu mencegah

adanya praktik - praktik yang berpotensi melanggar hak - hak konsumen

transaksi elektronik. Ketika hak - hak konsumen telah dilanggar pun, tidak

109
110

ada jaminan bahwa peraturan - peraturan perundangan tersebut dapat

memulihkan hak - hak konsumen, memberikan ganti rugi yang layak, atau

memaksa Penjual untuk bertanggung jawab.

Apabila dihitung sejak berlakunya UU ITE sebelum direvisi, maka

peraturan - peraturan perundangan yang mengatur mengenai perlindungan

hak - hak konsumen transaksi elektronik telah berlaku selama lebih dari

delapan tahun. Selama rentang waktu tersebut, kasus pelanggaran hak - hak

konsumen dalam transaksi elektronik masih terus bermunculan. Salah satunya

adalah kasus yang terjadi pada tanggal 12 Mei 2016 ketika Juan Feju, seorang

pengguna Tokopedia, membeli sebuah cleaning kit untuk kamera Nikon.

Menurut artikel Pengalaman Buruk Belanja di Tokopedia: Hampir

Kena Barang Aspal68, permasalahan yang muncul dalam kasus ini adalah

barang yang dibeli Juan ternyata kemudian diketahui adalah barang palsu atau

bajakan yang ketentuan peredarannya dilarang oleh ketentuan hukum di

Indonesia. Dalam penyelesaian permasalahan yang dilakukan melalui

mekanisme Pusat Resolusi Tokopedia, uang pembayaran Juan dikembalikan.

Namun Juan tetap mengalami kerugian finansial karena harus membayar

biaya kurir, juga mengalami kerugian waktu dan tenaga yang dihabiskan

untuk memperjuangkan haknya, dan sama sekali tidak mendapatkan ganti

rugi.

Penerapan perlindungan hak - hak konsumen dalam kasus tersebut

belum maksimal. Upaya untuk mengakomodasi pertanyaan, keluhan, atau

komplain dari konsumen telah dilakukan, namun dalam penyelesaiannya


68
http://dapur-uang.com/pengalaman-belanja-di-tokopedia/ diakses tanggal 12 Oktober 2016

110
111

belum sepenuhnya memihak kepentingan konsumen. KUHP, KUH Perdata,

UUPK, dan UU ITE tidak memiliki daya cegah agar praktik - praktik seperti

dalam kasus itu tidak terulang. Dalam hal penegakan hukum apabila telah

terjadi pelanggaran terhadap hak - hak konsumen, peraturan - peraturan

perundangan tersebut juga sulit untuk diterapkan atau dikenakan pada Penjual

karena berbagai kendala. Salah satunya adalah kendala jarak, tempat, dan

profil / identitas Penjual yang bersifat non fisik / maya sehingga sulit untuk

meminta pertanggungjawaban dari Penjual. Penegakan hukum berupa

suspensi, penghapusan konten, pemblokiran atau penutupan akun Penjual

yang telah melanggar hak - hak konsumen tidak dapat menjamin bahwa

Penjual tersebut tidak akan mengulangi perbuatannya. Penjual tersebut dapat

dengan mudah membuat akun dan profil baru dengan konten dan produk

yang sama.

Kasus terbaru, penyanyi Zaskia Gotik membeli 3 (tiga) tas mewah

merek Hermes di sebuah online shop senilai total Rp 300.000.000,- (tiga ratus

juta rupiah). Selang waktu berjalan, salah satu teman Zaskia merasa curiga

dan menyarankan Zaskia untuk melakukan pengecekan ke brand yang

bersangkutan. Setelah melakukan pengecekan, dapat dipastikan tas - tas

tersebut merupakan barang palsu. Zaskia kemudian melakukan komplain ke

Penjual, yang merupakan orang Indonesia namun bertempat tinggal di

Singapura. Penjual berjanji akan memproses pengembalian uang Zaskia,

namun tak kunjung dilaksanakan. Sampai saat berita ini dikutip, Zaskia telah

melakukan konsultasi dengan pihak kepolisian namun belum mengajukan

111
112

pelaporan resmi. Zaskia masih menunggu itikad baik dari Penjual untuk

mengembalikan uangnya.69

Kasus Zaskia Gotik tersebut hampir sama dengan yang dialami oleh

Juan Feju, yaitu pelanggaran hak - hak konsumen mengenai informasi yang

lengkap dan benar berkaitan dengan produk yang ditawarkan dan perbuatan

curang mengenai kualitas barang. Dapat terlihat jelas bahwa KUHP, KUH

Perdata, UUPK, dan UU ITE tidak mampu mencegah hal yang sama kembali

terjadi.

UU ITE memang telah dilakukan perubahan pada tahun 2016, namun

tidak mengubah pasal - pasal yang berkaitan mengenai perlindungan hak -

hak konsumen dalam transaksi elektronik. Revisi UUPK yang telah

direncanakan oleh Kementerian Perdagangan sejak 2015 lalu belum terlihat

hasilnya. KUHP dan KUH Perdata peninggalan pemerintah kolonial pun

masih berlaku. Dalam rangka menjamin perlindungan hak - hak konsumen

dalam transaksi elektronik secara lebih spesifik dan menyeluruh, baik dalam

hal pencegahan maupun penegakan hukum, perlu disusun suatu peraturan

perundangan baru yang khusus hanya mengatur mengenai transaksi

elektronik. Peraturan perundangan baru tersebut harus dapat mengakomodasi

semua kepentingan yang terlibat dalam transaksi elektronik, yaitu:

negara/pemerintah, penyedia layanan jasa transaksi elektronik, pelaku usaha,

konsumen, internet service provider, penyedia jasa pengiriman, penyedia jasa

keuangan dan sebagainya.

69
https://kumparan.com/caroline-pramantie/zaskia-gotik-beli-tas-hermes-kw-rp-300-juta
diakses tanggal 2 Februari 2017

112
113

Banyaknya permasalahan mengenai perlindungan hak - hak konsumen

dalam transaksi elektronik ini dipengaruhi juga oleh kurang maksimalnya

pengawasan dalam lalu lintas transaksi elektronik. Sebagai contoh, seseorang

dapat membuat akun online shop tanpa terverifikasi secara khusus mengenai

kecakapannya, catatan finansial, catatan kriminalnya, dan seterusnya; atau

seseorang yang mengelola akun Penjual dapat dengan bebas memasang foto

atau gambar yang di dalamnya terkandung hak cipta atau hak dagang.

Pengawasan terhadap lalu lintas transaksi elektronik selama ini dilakukan

secara terpisah dan tak terkoordinasi dengan baik. Pengawasan - pengawasan

yang dilakukan oleh Tim Cyber Crime Polri, Kementerian Komunikasi dan

Informatika, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, Tokopedia,

Bukalapak, dan lain - lain tentu akan jauh lebih maksimal apabila

terkoordinasi dalam sebuah wadah komunikasi bersama.

B. Analisis Bentuk Pertanggungjawaban Yang Dapat Diberikan Oleh

Tokopedia Dalam Hal Barang Yang Diperjualbelikan Tidak Diterima

Atau Diterima Dalam Keadaan Tidak Sesuai Atau Tidak Baik

Secara umum prinsip - prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat

dibedakan sebagai berikut :70

1. Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Unsur Kesalahan

Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (fault

liability atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup umum

70
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta, Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2006, hlm 73-79

113
114

berlaku dalam hukum pidana dan perdata. Dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, khususnya pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip

ini dipegang secara teguh. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat

dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum jika ada unsur

kesalahan yang dilakukannya.

Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang lazim

dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum,

mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yaitu:

a. adanya perbuatan;

b. adanya unsur kesalahan;

c. adanya kerugian yang diderita;

d. adanya hubungan kausalitas antara kesalahan dan kerugian.

Yang dimaksud kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan

hukum. Pengertian hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-

undang tetapi juga kepatutan dan kesusilaan dalam masyarakat.

2. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab

Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap

bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia dapat

membuktikan bahwa ia tidak bersalah.

Dalam prinsip ini, beban pembuktiannya ada pada si tergugat.

Dalam hal ini tampak beban pembuktian terbalik (omkering van

bewijslast). Hal ini tentu bertentangan dengan asas hukum praduga

tidak bersalah (presumption of innocence). Namun jika diterapkan

114
115

dalam kasus konsumen akan tampak asas demikian cukup relevan. Jika

digunakan teori ini, maka yang berkewajiban untuk membuktikan

kesalahan itu ada pada pihak pelaku usaha yang digugat. Tergugat harus

menghadirkan bukti-bukti bahwa dirinya tidak bersalah. Tentu saja

konsumen tidak dapat sekehendak hati mengajukan gugatan. Posisi

konsumen sebagai penggugat selalu terbuka untuk digugat balik oleh

pelaku usaha, jika ia gagal menunjukkan kesalahan tergugat.

3. Prinsip Praduga Untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab

Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip yang kedua, prinsip

praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam

lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas. Contoh dari

penerapan prinsip ini adalah pada hukum pengangkutan. Kehilangan

atau kerusakan pada bagasi kabin atau bagasi tangan, yang biasanya

dibawa dan diawasi oleh penumpang (konsumen) adalah tanggung

jawab dari penumpang. Dalam hal ini pengangkut (pelaku usaha) tidak

dapat dimintakan pertanggungjawabannya. Pihak yang dibebankan

untuk membuktikan kesalahan itu ada pada konsumen.

4. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak

Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) sering

diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut (absolute liability).

Kendati demikian ada pula para ahli yang membedakan kedua

terminologi di atas.

115
116

Ada pendapat yang menyatakan, strict liability adalah prinsip

tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang

menentukan. Namun ada pengecualian-pengecualian yang

memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya pada

keadaan force majeure. Sebaliknya absolute liability adalah prinsip

tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada pengecualiannya.

5. Prinsip Tanggung Jawab Dengan Pembatasan

Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability

principle) ini secara konkret dapat dilihat pada klausula eksonerasi

dalam perjanjian standar yang dibuat oleh pelaku usaha. Dalam

perjanjian cuci cetak film, misalnya ditentukan, bila film yang ingin

dicuci atau dicetak itu hilang atau rusak (termasuk akibat kesalahan

petugas), maka si konsumen hanya dibatasi ganti kerugian sebesar

sepuluh kali harga satu rol film baru.

Tanggung jawab pelaku usaha diatur dalam Bab VI UUPK Pasal 19

sampai dengan Pasal 28. Dalam kaitannya dengan Tokopedia sebagai

penyedia layanan jasa, Pasal 26 UUPK menyatakan :71

Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan

dan/atau garansi yang disepakati dan/atau yang diperjanjikan.

Barang yang diperjualbelikan tidak diterima atau diterima oleh Pembeli

dalam keadaan tidak sesuai atau tidak baik, artinya dalam keadaan transaksi

jual beli sudah terjadi, atau setidak - tidaknya pembayaran sudah dilakukan

71
UUPK Op. Cit., Pasal 26

116
117

oleh Pembeli. Ada beberapa faktor penyebab barang yang diperjualbelikan

tidak diterima atau diterima oleh Pembeli dalam keadaan tidak sesuai atau

tidak baik, yaitu :

1. Penjual tidak mengirim barang.

2. Penjual mengirim barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang

ditawarkan.

3. Penjual mengirim barang yang sudah dalam keadaan cacat atau tidak

baik.

4. Permasalahan terjadi pada perusahaan jasa layanan pengiriman /

ekspedisi yang menjadi rekanan Tokopedia.

5. Kegagalan sistem pada Tokopedia yang menyebabkan informasi dan

data pesanan dari Pembeli tidak tersampaikan kepada Penjual dengan

baik.

Posisi Tokopedia cukup jelas, yaitu sebagai penyedia jasa portal web

transaksi elektronik. Tokopedia bukan sebagai pelaku usaha atau Penjual yang

bertransaksi jual beli dengan Pembeli dan bukan pula sebagai penyedia jasa

pengiriman. Maka Tokopedia dalam Syarat dan Ketentuan huruf R mengatur

mengenai Penolakan Jaminan dan Batasan Tanggung Jawab.

Berdasarkan faktor - faktor penyebabnya, pertanggungjawaban yang

dapat diberikan Tokopedia dalam hal barang yang diperjualbelikan tidak

diterima atau diterima oleh Pembeli dalam keadaan tidak sesuai atau tidak

baik adalah sebagai berikut :

1. Penjual tidak mengirim barang.

117
118

Permasalahan ini dapat disebabkan oleh :

a. Masalah pengiriman barang telah teridentifikasi secara jelas dari

Penjual yang mengakibatkan pesanan barang tidak sampai;

b. Penjual tidak bisa menyanggupi order karena kehabisan stok,

perubahan ongkos kirim, maupun penyebab lainnya;

c. Penjual sudah menyanggupi pengiriman order barang, tetapi

setelah batas waktu yang ditentukan ternyata Penjual tidak

mengirimkan barang hingga batas waktu yang telah ditentukan

yaitu selama 4 hari kerja (tidak termasuk hari

Sabtu/Minggu/libur Nasional) terhitung sejak adanya notifikasi

pesanan barang.

Sesuai ketentuan prosedural transaksi melalui Tokopedia, sistem

dalam Tokopedia secara otomatis menahan pembayaran yang telah

dilakukan Pembeli ke dalam rekening resmi Tokopedia (rekening

ketiga) apabila barang belum diterima, untuk kemudian diteruskan

kepada Penjual apabila barang telah diterima oleh Pembeli. Dalam hal

barang tidak diterima setelah batas waktu yang ditentukan, dana yang

telah dibayarkan oleh Pembeli akan dikembalikan kepada Pembeli

melalui saldo Tokopedia dan transaksi dianggap dibatalkan.

2. Penjual mengirim barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang

ditawarkan.

Apabila Pembeli menilai barang yang telah diterimanya tidak

sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan, Pembeli dapat menghubungi

118
119

Penjual lewat fitur Kirim Pesan. Pembeli juga bisa melakukan komplain

melalui Customer Care dan berbagai saluran Tokopedia lainnya

(Facebook, Twitter, Email). Selain itu, Pusat Resolusi juga dapat

memfasilitasi penyelesaian masalah antara Pembeli dan Penjual,

melakukan mediasi, mencarikan solusi, dan atau mengambil keputusan

penyelesaian permasalahan. Pembeli dan Penjual diharapkan

memberikan bukti - bukti transaksi jual beli berupa foto barang, nota

pembelian, slip resi pengiriman dan bukti - bukti penunjang lainnya

yang dapat menjadi dasar pembenar atas setiap argumen yang

dikeluarkan oleh masing-masing pihak.

3. Penjual mengirim barang yang sudah dalam keadaan cacat atau tidak

baik.

Apabila Pembeli menerima barang yang sudah dalam keadaan

cacat atau tidak baik, Pembeli dapat menghubungi Penjual lewat fitur

Kirim Pesan. Pembeli juga bisa melakukan komplain melalui Customer

Care dan berbagai saluran Tokopedia lainnya (Facebook, Twitter,

Email) serta melalui Pusat Resolusi.

Pembeli dan Penjual diharapkan memberikan bukti - bukti

transaksi jual beli berupa foto barang, nota pembelian, slip resi

pengiriman dan bukti - bukti penunjang lainnya yang dapat menjadi

dasar pembenar atas setiap argumen yang dikeluarkan oleh masing-

masing pihak. Pihak Tokopedia juga akan melakukan penyelidikan

mengenai sumber permasalahan, apakah berasal dari Penjual atau

119
120

permasalahan terdapat pada perusahaan jasa layanan pengiriman /

ekspedisi. Apabila permasalahan terletak pada perusahaan ekspedisi,

maka tanggung jawab penggantian barang dan seterusnya beralih

kepada perusahaan ekspedisi tersebut.

4. Permasalahan terjadi pada perusahaan jasa layanan pengiriman /

ekspedisi yang menjadi rekanan Tokopedia.

Apabila sudah secara jelas permasalahan terjadi pada perusahaan

jasa layanan pengiriman / ekspedisi, Tokopedia akan memfasilitasi

Penjual dan Pembeli untuk mendapatkan hak - haknya masing - masing,

apakah berupa pengembalian dana, atau pengembalian barang. Sesuai

Syarat dan Ketentuan huruf N tentang Pengiriman Barang, setiap

permasalahan yang terjadi pada saat proses pengiriman barang oleh

penyedia jasa layanan pengiriman barang adalah merupakan tanggung

jawab penyedia jasa layanan pengiriman.

5. Kegagalan sistem pada Tokopedia yang menyebabkan informasi dan

data pesanan dari Pembeli tidak tersampaikan kepada Penjual dengan

baik.

Kegagalan sistem yang dimaksud misalnya sebagai berikut:

Pembeli sudah melakukan pembayaran dan telah mendapatkan

notifikasi bahwa pesanan sudah diproses, namun ternyata pesanan

tersebut tidak pernah sampai kepada Penjual atau tidak ada notifikasi

yang diterima Penjual mengenai pesanan sehingga menyebabkan

barang tak kunjung terkirim.

120
121

Apabila terjadi hal - hal seperti di atas, Tokopedia bertanggung

jawab penuh sebagai penyedia layanan jasa sesuai Pasal 26 UUPK :

Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan

dan/atau garansi yang disepakati dan/atau yang diperjanjikan.

Meskipun Tokopedia dalam Syarat dan Ketentuan huruf R

mengenai Penolakan Jaminan dan Batasan Tanggung Jawab menolak

bertanggungjawab atas Keterlambatan atau gangguan dalam Layanan

Tokopedia dan Gangguan, bug, kesalahan atau ketidakakuratan

apapun dalam Layanan Tokopedia, patut dicermati pula frasa awal

dalam ketentuan tersebut. Terdapat frasa yang menyatakan Sejauh

diizinkan oleh hukum yang berlaku, Tokopedia (termasuk Induk

Perusahaan, direktur, dan karyawan) adalah tidak bertanggung jawab,

dan Anda setuju untuk tidak menuntut Tokopedia bertanggung jawab,

atas segala kerusakan atau kerugian (termasuk namun tidak terbatas

pada hilangnya uang, reputasi, keuntungan, atau kerugian tak berwujud

lainnya) yang diakibatkan secara langsung atau tidak langsungdan

seterusnya72 Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan Pasal 26 UUPK,

hukum tidak mengizinkan Tokopedia untuk melepaskan diri dari

tanggung jawab apabila terjadi kegagalan sistem Tokopedia yang

mengakibatkan terlanggarnya hak - hak konsumen.

Merupakan asas hukum yang umum berlaku dalam hukum perdata

bahwa ganti rugi hanya mungkin diwajibkan kepada pelaku usaha untuk

72
https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 5 Oktober 2016

121
122

memberikannya kepada pihak yang dirugikan apabila telah terpenuhi hal - hal

sebagai berikut :73

1. telah terjadi kerugian bagi konsumen;

2. kerugian tersebut memang adalah sebagai akibat perbuatan pelaku

usaha;

3. tuntutan ganti rugi telah diajukan gugatannya oleh pihak yang menurut

UUPK berhak mengajukan gugatan (Pasal 46 ayat (1));

4. telah ada putusan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap sehingga

telah dapat dilaksanakan, putusan tersebut dapat berupa hasil

kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen yang telah

menyelesaikan sengketanya melalui penyelesaian damai, atau berupa

putusan arbitrase BPSK, atau berupa putusan pengadilan.

73
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum
Acara Serta Kendala Implementasinya, Jakarta, Kencana, 2011, hlm 165

122
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah dijabarkan dalam Bab IV, dapat

ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan dalam penulisan hukum

ini, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat empat peraturan perundangan yang memiliki kaitan langsung

dengan konsep hukum perlindungan konsumen dalam transaksi

elektronik melalui online marketplace Tokopedia, yaitu :

a. Kitab Undang - Undang Hukum Pidana dalam Pasal 204, Pasal

383, dan Pasal 386.

b. Kitab Undang - Undang Hukum Perdata dalam Pasal 1313,

Pasal 1320, Pasal 1365.

c. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen dalam Pasal 4 sampai Pasal 7, Pasal 8 sampai dengan

Pasal 17, Pasal 18, dan Pasal 19 sampai Pasal 28.

d. Undang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik dalam Pasal 2, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal

18.

Tetapi keempat peraturan perundangan tersebut belum mampu

memberikan perlindungan konsumen yang memadai karena tidak

menjangkau keseluruhan aspek dalam transaksi elektronik. Sebagai

124
125

contoh, ketika barang yang diterima konsumen ternyata adalah barang

palsu dan tidak ada itikad baik dari Penjual untuk bertanggung jawab,

peraturan - peraturan perundangan tersebut sulit untuk diterapkan atau

dikenakan pada Penjual karena berbagai kendala. Salah satunya adalah

kendala jarak, tempat, dan profil / identitas Penjual yang bersifat non

fisik / maya sehingga sulit untuk meminta pertanggungjawaban secara

langsung dari Penjual. Penegakan hukum berupa suspensi, penghapusan

konten, pemblokiran atau penutupan akun Penjual yang telah melanggar

hak - hak konsumen tidak dapat menjamin bahwa Penjual tersebut tidak

akan mengulangi perbuatannya. Penjual tersebut dapat dengan mudah

membuat akun dan profil baru dengan konten dan produk yang sama.

Seementara dalam kasus semacam itu penyedia layanan jasa seperti

Tokopedia akan melepaskan diri dari pertanggungjawaban, sehingga

pelaksanaan hak - hak konsumen menjadi sama sekali tidak terjamin.

2. Bentuk pertanggungjawaban yang dapat dimintakan kepada Tokopedia

dalam hal barang yang diperjualbelikan tidak diterima atau diterima

dalam keadaan tidak sesuai atau tidak baik, tergantung pada letak dan

penyebab permasalahan. Tetapi apabila permasalahan itu terjadi akibat

kegagalan pada sistem portal web Tokopedia, berdasarkan Pasal 26

UUPK, Tokopedia wajib bertanggung jawab memenuhi jaminan

dan/atau garansi yang disepakati dan/atau yang diperjanjikan.


126

B. Saran

Dalam rangka menjamin perlindungan hak - hak konsumen dalam

transaksi elektronik secara lebih spesifik dan menyeluruh, baik dalam hal

pencegahan maupun penegakan hukum, maka penulis menyampaikan saran

sebagai berikut :

1. Pemerintah perlu menyusun suatu peraturan perundangan baru yang

lebih mendetil demi tercapainya konsep perlindungan konsumen yang

memadai, misalnya : Penjual dalam transaksi elektronik harus

diverifikasi secara ketat dalam hal catatan finansial dan catatan

kepolisian, harus memiliki alamat outlet atau toko fisik secara jelas

sehingga mudah dicari, mencantumkan nomor telepon yang setiap saat

bisa dihubungi, dan nama - nama anggota manajemen. Peraturan

perundangan baru tersebut harus dapat mengakomodasi kepentingan

semua pihak yang terlibat dalam transaksi elektronik, yaitu:

negara/pemerintah, penyedia layanan jasa transaksi elektronik, pelaku

usaha, konsumen, internet service provider, penyedia jasa pengiriman,

penyedia jasa keuangan dan sebagainya.

2. Perlu diatur secara khusus dan konkrit dalam peraturan perundangan

terkait mengenai bentuk pertanggungjawaban oleh layanan jasa portal

web seperti Tokopedia apabila hak - hak konsumen terlanggar sebagai

akibat dari kegagalan sistem atau penundaan (delay) pada sistem

operasional web.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan

Perkembangan Pemikiran), Bandung, Nusa Media, 2008

Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia,

Jakarta, Cet. II, Rajawali Pers, 2013

Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Edisi 1-3,

Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2005

Andi Hamzah, Kamus Hukum, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2005

AZ. Nasution, Konsumen dan Hukum, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1995

Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan, E-Business & E-Commerce,

Yogyakarta, Penerbit Andi, 2013

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Sinar

Grafika, 2009

Janus Sidabolak, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, Citra

Aditya Bakti, 2006

Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya, PT.

Bina Ilmu, 1987

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2000
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi, Jakarta,

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2006

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, 1998

Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari

Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Jakarta, Kencana, 2011

Widjajati Erna, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Tangerang Selatan,

Wafi Media Tama, 2015

PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik

Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang -

Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan

Transaksi Elektronik

xiv
ARTIKEL DAN JURNAL

https://www.tokopedia.com/terms.pl diakses tanggal 4 Oktober 2016

https://www.tokopedia.com/about diakses tanggal 4 Oktober 2016

http://dapur-uang.com/pengalaman-belanja-di-tokopedia/ diakses tanggal 12

Oktober 2016

https://tyokronisilicus.wordpress.com/2011/11/04/teori-hans-kelsen-mengenai-

pertanggungjawaban-hukum/ diakses tanggal 27 November 2016

www.pemantauperadilan.com AZ Nasution, Aspek Hukum Perlindungan

Konsumen Tinjauan Singkat UU Nomor 8 Tahun 1999, diakses tanggal 15

Desember 2016

http://www.jurnalhukum.com/pengertian-pelaku-usaha/ diakses tanggal 17

Desember 2016

https://kumparan.com/caroline-pramantie/zaskia-gotik-beli-tas-hermes-kw-rp-

300-juta diakses tanggal 2 Februari 2017

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol749/telaah-kritis-atas-

undangundang-perlindungan-konsumen diakses tanggal 5 Oktober 2016

Shidarta, Catatan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (Jurnal) diunduh tanggal 7 Februari 2017

xv
LAMPIRAN
125
DAFTAR WAWANCARA

Wawancara dilakukan antara penulis dengan Public Relations Executive


Tokopedia, Ibu Siti Fauziah, pada hari Kamis, 5 Januari 2017 di Kantor Tokopedia
yang beralamat di Wisma 77 Tower 2, Lantai 2. Jalan Letjen S. Parman Kav.77,
Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

1. Apakah pernah terjadi permasalahan atau sengketa yang melibatkan Penjual


dan Pembeli di Tokopedia?
- Tentu pernah, oleh karena itu Tokopedia membuka seluas - luasnya
terhadap laporan atau keluhan pengguna akun Tokopedia melalui
berbagai saluran seperti email, media sosial, customer care, dan Pusat
Resolusi.

2. Dalam kaitan dengan hak - hak Pembeli atau konsumen, apa saja
permasalahan yang sering terjadi?
- Ada beberapa permasalahan seperti :
a. Top Up saldo Tokopedia yang belum masuk
b. Pesanan barang tak kunjung sampai
c. Pembayaran Transfer Bank belum diverifikasi
d. Kendala pengisian pulsa telepon seluler
e. Kendala pembelian token listrik.

3. Bagaimana penanganan pada masing - masing permasalahan tersebut?


- Penanganannya berbeda - beda, tergantung dari letak dan penyebab
permasalahan.
6. Top Up saldo Tokopedia yang belum masuk.
Untuk metode Transfer Bank, pengguna dipersilakan menunggu
verifikasi maksimal 1x24 jam. Jika pembayaran sudah diverifikasi
namun saldo Tokopedia belum bertambah, pengguna dipersilakan
melapor ke Customer Care.

7. Pesanan barang tak kunjung sampai.


Kecepatan proses pesanan tergantung pada keaktifan Penjual dan
seberapa cepat layanan agen logistik. Jika pesanan belum juga
sampai, Pembeli dapat menghubungi Penjual lewat fitur Kirim
Pesan. Pembeli juga bisa melakukan komplain di halaman Pusat
Resolusi yang akan memfasilitasi penyelesaian masalah antara
Pembeli dan Penjual, melakukan mediasi, mencarikan solusi, dan
atau mengambil keputusan penyelesaian permasalahan.

8. Pembayaran Transfer Bank belum diverifikasi.


Ada beberapa penyebab pembayaran melalui Transfer Bank belum
diverifikasi setelah 1x24 jam :
h. Transfer antar bank berbeda membutuhkan waktu verifikasi
hingga 2x24 jam.
i. Salah memasukkan data di halaman pembayaran. Pembeli akan
dipersilakan mengubah data pembayaran agar dapat
terverifikasi.
j. Transfer dana tidak sesuai dengan nominal dalam invoice.
k. Tidak menambahkan Kode Unik pada saat melakukan
pembayaran. Pembeli akan diminta untuk mengunggah bukti
pembayaran untuk mempermudah pengecekan pembayaran.
l. Pembayaran dengan beberapa invoice terpisah. Pembeli juga
akan diminta untuk mengunggah bukti pembayaran.
m. Transfer antar bank berbeda. Pembeli juga akan diminta untuk
mengunggah bukti pembayaran.
n. Saat pemesanan memilih metode pembayaran KlikBCA,
namun melakukan pembayaran dengan internet banking atau
transfer bank.

9. Kendala pengisian pulsa telepon seluler


Jika dalam waktu 1x24 jam status pembelian masih Pending,
Pembeli dipersilakan menghubungi Customer Care supaya dilakukan
pengecekan lebih lanjut ke operator terkait. Pembeli juga
dipersilakan cek status pembelian pulsa secara berkala.
Apabila terjadi kesalahan Pembeli saat memasukkan nomor
telepon seluler, Tokopedia tidak bertanggung jawab. Tokopedia tidak
dapat membatalkan transaksi, mengubah nomor tujuan, atau
melakukan pengembalian dana.
Dalam hal pembelian pulsa dengan kartu kredit, apabila pembelian
pulsa gagal namun dana terpotong, maka dana yang terpotong akan
dikembalikan ke limit kartu kredit Pembeli di tagihan berikutnya.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kartu kredit tidak bisa
digunakan untuk pembelian pulsa:
d. Salah memasukkan informasi kartu kredit.
e. Limit kartu kredit tidak mencukupi.
f. Pihak bank menolak pembayaran kartu kredit oleh Pembeli.
Jika informasi kartu kredit sudah benar dan limit masih mencukupi,
Pembeli dipersilakan menghubungi pihak bank yang bersangkutan.
Jika pihak bank sudah menyatakan kartu kredit tidak bermasalah,
Pembeli dipersilakan melaporkan kendala ini ke Customer Care.

10. Kendala pembelian token listrik.


Sesuai dengan ketentuan di halaman Syarat dan Ketentuan,
Tokopedia tidak bertanggung jawab terhadap kesalahan pengguna
saat memasukkan nomor pelanggan / meteran. Sama seperti dalam
masalah pembelian pulsa ponsel, Tokopedia tidak dapat
membatalkan transaksi, mengubah nomor tujuan, atau melakukan
pengembalian dana token listrik.
Jika dalam waktu 1x24 jam status pembelian token listrik masih
Pending, Pembeli dipersilakan menghubungi Customer Care
Tokopedia supaya dilakukan pengecekan lebih lanjut ke operator
terkait.
Dalam hal kendala pembelian token listrik dengan kartu kredit,
Pembeli dipersilakan melakukan langkah - langkah yang sama
seperti dalam kendala pembelian pulsa seluler dengan kartu kredit.

4. Mengenai penyelesaian permasalahan melalui Pusat Resolusi, bagaimana


mekanismenya?
- Pusat Resolusi adalah fitur yang disediakan untuk memfasilitasi
penyelesaian masalah transaksi antara Pembeli dan Penjual. Fitur ini
secara otomatis menahan dana pembayaran barang ke Penjual sampai
dengan permasalahan yang dilaporkan ke Pusat Resolusi selesai. Pembeli
dan Penjual diharapkan memberikan bukti-bukti transaksi jual beli
berupa foto barang, nota pembelian, slip resi pengiriman dan bukti-bukti
penunjang lainnya yang dapat menjadi dasar pembenar atas setiap
argumen yang dikeluarkan oleh masing - masing pihak. Penyelesaian
permasalahan melalui Pusat Resolusi dapat berupa solusi yang dihasilkan
berdasarkan kesepakatan bersama antara Pembeli dan Penjual. Ketentuan
lebih lengkap mengenai Pusat Resolusi dapat dilihat dalam website
Tokopedia.

5. Apakah mekanisme dalam Pusat Resolusi dilaksanakan sesuai dengan


peraturan perundangan yang berlaku?
- Pusat Resolusi dilaksanakan berdasarkan aturan - aturan dasar yang
telah ditetapkan Tokopedia dalam Syarat dan Ketentuan, tentu saja
sedapat mungkin aturan - aturan tersebut dibuat tidak bertentangan
dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

6. Dalam upaya Tokopedia melindungi hak - hak konsumennya, apakah ada


hambatan atau kekurangan?
- Hambatan yang muncul berasal dari internal dan eksternal
perusahaan.
- Hambatan internal antara lain :
a. Tokopedia tidak dapat menjamin operasional terus - menerus
atau akses ke layanan Tokopedia dapat selalu sempurna;
b. Tokopedia tidak dapat menjamin kualitas, keaslian, kesesuaian
dengan foto / gambar maupun ada tidaknya pelanggaran hak
cipta pada barang yang diperjualbelikan. Hampir tidak mungkin
bagi Tokopedia untuk menjamin hal - hal tersebut karena konsep
Tokopedia yang merupakan layanan penyedia jasa portal web
jual beli secara customer to customer (C2C);
c. Tokopedia juga tidak dapat menjamin ada tidaknya manipulasi
harga dari Penjual, terutama apabila dikaitkan dengan kualitas
dan keaslian barang serta mekanisme harga pasar.
- Sedangkan hambatan eksternal lebih banyak, misalnya :
a. Pembeli terlambat atau tidak menyadari hak - haknya telah
dilanggar, atau pembeli menyadari namun tak ingin
mempermasalahkannya;
b. Pembeli tidak mengetahui cara yang tepat dan efektif untuk
melaporkan pelanggaran atas hak - haknya, misalnya mengungkap
permasalahan ke media sosial tanpa me-mention akun Tokopedia;
c. Penjual tidak cukup cepat merespon komplain dari Pembeli;
d. Tokopedia tidak dapat menjamin keakuratan dan kualitas layanan
pengiriman. Pengiriman barang merupakan tanggung jawab
perusahaan ekspedisi logistik, seperti JNE misalnya;
e. Dalam hal transaksi pembayaran melalui transfer bank atau kartu
kredit, dimungkinkan timbul permasalahan dari pihak bank yang
biasanya berkaitan dengan kebijakan keamanan bertransaksi.

7. Mengenai hak konsumen untuk menerima barang dalam kualitas baik dan
sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan, sejauh mana Tokopedia dapat
melindungi hak konsumen tersebut?
- Hal itu menjadi salah satu permasalahan persis seperti dalam
hambatan internal tadi. Tokopedia belum memiliki kemampuan untuk
menjangkau sampai ke pengawasan terhadap Penjual atau barang yang
dijualnya. Tokopedia selalu berusaha melindungi kepentingan konsumen,
dalam hal ini yang dapat dilakukan saat ini adalah menyelesaikan
permasalahan yang masuk melalui Pusat Resolusi sebaik - baiknya demi
hak - hak konsumen.

8. Dalam hal terjadi masalah pada pengiriman barang, misalnya pengiriman


terlambat, atau terjadi kerusakan atau cacat yang disebabkan oleh pihak
ekspedisi, atau barang hilang dalam pengiriman, bagaimana peran Tokopedia
dalam membela kepentingan konsumen?
- Permasalahan yang terjadi akibat kelalaian pihak ekspedisi tentu
merupakan tanggung jawab dari pihak ekspedisi. Tokopedia akan
memfasilitasi penyelesaian antara Penjual, Pembeli, dan ekspedisi.
Dalam hal terjadi kerusakan atau cacat atau hilangnya barang, biasanya
ada asuransi yang meng-cover peristiwa semacam itu.

9. Termasuk apabila terjadi force majeure dalam pengiriman?


- Apabila terjadi force majeure tentu tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban dari pihak ekspedisi. Tokopedia sedapat mungkin
akan memberikan solusi permasalahan yang melindungi kepentingan
Penjual sebagai pengirim barang dan terutama Pembeli yang telah
membayar.

10. Lalu bagaimana apabila barang yang diperjualbelikan atau telah diterima oleh
konsumen merupakan barang hasil kejahatan atau barang curian?
- Hal itu termasuk dalam satu hambatan internal Tokopedia, kami
belum dapat mengontrol atau mengawasi barang yang ditawarkan oleh
Penjual secara mendetil. Meskipun dalam telah dicantumkan syarat -
syarat mengenai barang yang dilarang diperjualbelikan, pada
kenyataannya masih ada yang menjual barang - barang yang dilarang.
Tokopedia baru dapat melakukan tindakan berupa penghapusan konten
atau penutupan toko apabila hal tersebut telah dapat dibuktikan.

11. Terakhir, sebagai penyedia jasa layanan portal web, tentu tidak menutup
kemungkinan terjadi error atau gangguan pada sistem Tokopedia. Padahal
dimungkinkan ada ribuan Penjual dan Pembeli yang sedang bertransaksi pada
saat gangguan itu terjadi. Bagaimana upaya Tokopedia mengantisipasi hal
tersebut?
- Mengantisipasi terjadinya error atau website tidak dapat diakses,
Tokopedia memiliki tim IT yang selalu melakukan pemeliharaan server
secara berkala untuk mencegah terjadinya gangguan.

12. Bagaimana pertanggungjawaban Tokopedia apabila diketahui kemudian,


gangguan tersebut mengakibatkan tertundanya pengiriman barang atau
bahkan tidak terkirimnya barang?
- Perlu diketahui, Tokopedia sampai saat ini belum menarik komisi
dari para Penjual yang membuka toko di Tokopedia. Kami tentu selalu
berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi seluruh pengguna
Tokopedia. Apabila terjadi gangguan sistem Tokopedia yang
mengakibatkan tertunda atau tidak terkirimnya barang, tentu hal itu harus
dibuktikan terlebih dahulu. Dalam Syarat dan Ketentuan dicantumkan
pula bahwa Tokopedia tidak dapat bertanggungjawab dan tidak dapat
dituntut untuk bertanggung jawab terhadap akibat - akibat yang timbul
dari terjadinya error, bug, atau gangguan sistem lainnya.
Syarat dan Ketentuan dalam situs Tokopedia, memuat mengenai :
a. Definisi
1) PT. Tokopedia adalah suatu perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan
usaha jasa web portal www.tokopedia.com, yakni situs pencarian toko dan
Barang yang dijual oleh penjual terdaftar. Selanjutnya disebut Tokopedia.
2) Situs Tokopedia adalah www.tokopedia.com.
3) Syarat & ketentuan adalah perjanjian antara Pengguna dan Tokopedia yang
berisikan seperangkat peraturan yang mengatur hak, kewajiban, tanggung
jawab pengguna dan Tokopedia, serta tata cara penggunaan sistem layanan
Tokopedia.
4) Pengguna adalah pihak yang menggunakan layanan Tokopedia, termasuk
namun tidak terbatas pada pembeli, penjual ataupun pihak lain yang sekedar
berkunjung ke Situs Tokopedia.
5) Pembeli adalah Pengguna terdaftar yang melakukan permintaan atas Barang
yang dijual oleh Penjual di Situs Tokopedia.
6) Penjual adalah Pengguna terdaftar yang melakukan tindakan buka toko
dan/atau melakukan penawaran atas suatu Barang kepada para Pengguna
Situs Tokopedia.
7) Barang adalah benda yang berwujud / memiliki fisik Barang yang dapat
diantar / memenuhi kriteria pengiriman oleh perusahaan jasa pengiriman
Barang.
8) Rekening Resmi Tokopedia adalah rekening bersama yang disepakati oleh
Tokopedia dan para pengguna untuk proses transaksi jual beli di Situs
Tokopedia. Rekening resmi Tokopedia dapat ditemukan di halaman
https://www.tokopedia.com/help/payment.
b. Akun, Saldo Tokopedia, Password dan Keamanan
1) Pengguna dengan ini menyatakan bahwa pengguna adalah orang yang cakap
dan mampu untuk mengikatkan dirinya dalam sebuah perjanjian yang sah
menurut hukum.
2) Tokopedia tidak memungut biaya pendaftaran kepada Pengguna.

3) Pengguna yang telah mendaftar berhak bertindak sebagai :


- Pembeli
- Penjual, dengan memanfaatkan layanan buka toko.
4) Pengguna yang akan bertindak sebagai Penjual diwajibkan memilih pilihan
menggunakan layanan buka toko. Setelah menggunakan layanan buka toko,
Pengguna berhak melakukan pengaturan terhadap item-item yang akan
diperdagangkan di etalase pribadi Pengguna.
5) Tokopedia tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pengguna, memiliki
kewenangan untuk melakukan tindakan yang perlu atas setiap dugaan
pelanggaran atau pelanggaran Syarat & ketentuan dan/atau hukum yang
berlaku, yakni tindakan berupa memindahkan Barang ke gudang,
penghapusan Barang, moderasi toko, penutupan toko, pembatalan listing,
suspensi akun, dan/atau penghapusan akun pengguna.

6) Tokopedia memiliki kewenangan untuk menutup toko atau akun Pengguna


baik sementara maupun permanen apabila didapati adanya tindakan
kecurangan dalam bertransaksi dan /atau melakukan penjualan untuk
kepentingan pribadi Pengguna.

7) Pengguna dilarang untuk menciptakan dan/atau menggunakan


perangkat, software, fitur dan/atau alat lainnya yang bertujuan untuk
melakukan manipulasi pada sistem Tokopedia, termasuk namun tidak terbatas
pada : (i) manipulasi data Toko; (ii) kegiatan perambanan
(crawling/scraping); (iii) kegiatan otomatisasi dalam transaksi, jual beli,
promosi, dsb; (v) penambahan produk ke etalase; dan/atau (vi) aktivitas lain
yang secara wajar dapat dinilai sebagai tindakan manipulasi sistem.

8) Tokopedia memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian jumlah


transaksi toko dan/atau melakukan proses moderasi/menutup akun Pengguna,
jika diketahui atau diduga adanya kecurangan oleh Pengguna yang bertujuan
memanipulasi data transaksi Pengguna demi meningkatkan reputasi toko
(review dan atau jumlah transaksi). Contohnya adalah melakukan proses
belanja ke toko sendiri dengan menggunakan akun pribadi atau akun pribadi
lainnya.

9) Tokopedia memiliki kewenangan untuk melakukan pembekuan saldo


Tokopedia Pengguna apabila ditemukan / diduga adanya tindak kecurangan
dalam bertransaksi dan/atau pelanggaran terhadap syarat dan ketentuan
Tokopedia.

10) Penjual dilarang melakukan duplikasi toko, duplikasi produk, atau tindakan-
tindakan lain yang dapat diindikasikan sebagai usaha persaingan tidak sehat.

11) Pengguna tidak memiliki hak untuk mengubah user id, nama toko dan domain
toko pengguna.
12) Pengguna bertanggung jawab secara pribadi untuk menjaga kerahasiaan akun
dan password untuk semua aktivitas yang terjadi dalam akun Pengguna.

13) Tokopedia tidak akan meminta password akun Pengguna untuk alasan
apapun, oleh karena itu Tokopedia menghimbau Pengguna agar tidak
memberikan password akun Anda kepada pihak manapun, baik kepada pihak
ketiga maupun kepada pihak yang mengatasnamakan Tokopedia.

14) Pengguna setuju untuk memastikan bahwa Pengguna keluar dari akun di
akhir setiap sesi dan memberitahu Tokopedia jika ada penggunaan tanpa izin
atas sandi atau akun Pengguna.

15) Pengguna dengan ini menyatakan bahwa Tokopedia tidak bertanggung jawab
atas kerugian atau kerusakan yang timbul dari penyalahgunaan akun
Pengguna.

16) Pengguna memahami dan menyetujui bahwa untuk mempergunakan fasilitas


keamanan one time password (OTP) maka penyedia jasa telekomunikasi
terkait dapat sewaktu-waktu mengenakan biaya kepada Pengguna dengan
nominal sebagai berikut (i) Rp 500 ditambah pajak 10% untuk Indosat, Tri,
XL, Smartfren, dan Esia; (ii) Rp 200 ditambah pajak 10% untuk Telkomsel.

c. Transaksi Pembelian
t. Pembeli wajib bertransaksi melalui prosedur transaksi yang telah ditetapkan
oleh Tokopedia. Pembeli melakukan pembayaran dengan menggunakan
metode pembayaran yang sebelumnya telah dipilih oleh Pembeli, dan
kemudian Tokopedia akan meneruskan dana ke pihak Penjual apabila tahapan
transaksi jual beli pada sistem Tokopedia telah selesai.
u. Saat melakukan pembelian Barang, Pembeli menyetujui bahwa:
- Pembeli bertanggung jawab untuk membaca, memahami, dan menyetujui
informasi/deskripsi keseluruhan Barang (termasuk didalamnya namun tidak
terbatas pada warna, kualitas, fungsi, dan lainnya) sebelum membuat tawaran
atau komitmen untuk membeli.
- Pembeli mengakui bahwa warna sebenarnya dari produk sebagaimana
terlihat di situs Tokopedia tergantung pada monitor komputer Pembeli.
Tokopedia telah melakukan upaya terbaik untuk memastikan warna dalam
foto-foto yang ditampilkan di Situs Tokopedia muncul seakurat mungkin,
tetapi tidak dapat menjamin bahwa penampilan warna pada Situs Tokopedia
akan akurat.
- Pengguna masuk ke dalam kontrak yang mengikat secara hukum untuk
membeli Barang ketika Pengguna membeli suatu barang.
- Tokopedia tidak mengalihkan kepemilikan secara hukum atas barang-
barang dari Penjual kepada Pembeli.
v. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa ketersediaan stok Barang
merupakan tanggung jawab Penjual yang menawarkan Barang tersebut.
Terkait ketersediaan stok Barang dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga
dalam keadaan stok Barang kosong, maka penjual akan menolak order, dan
pembayaran atas barang yang bersangkutan dikembalikan kepada Pembeli.
w. Pembeli memahami sepenuhnya dan menyetujui bahwa segala transaksi yang
dilakukan antar Pembeli dan Penjual selain melalui Rekening Resmi
Tokopedia dan/atau tanpa sepengetahuan Tokopedia (melalui
fasilitas/jaringan pribadi, pengiriman pesan, pengaturan transaksi khusus
diluar situs Tokopedia atau upaya lainnya) adalah merupakan tanggung jawab
pribadi dari Pembeli.
x. Tokopedia memiliki kewenangan sepenuhnya untuk menolak pembayaran
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
y. Pembayaran oleh Pembeli wajib dilakukan segera (selambat-lambatnya dalam
batas waktu 2 hari) setelah Pembeli melakukan check-out. Jika dalam batas
waktu tersebut pembayaran atau konfirmasi pembayaran belum dilakukan
oleh pembeli, Tokopedia memiliki kewenangan untuk membatalkan transaksi
dimaksud. Pengguna tidak berhak mengajukan klaim atau tuntutan atas
pembatalan transaksi tersebut.
z. Konfirmasi pembayaran dengan setoran tunai wajib disertai dengan berita
pada slip setoran berupa nomor invoice dan nama. Konfirmasi pembayaran
dengan setoran tunai tanpa keterangan tidak akan diproses oleh Tokopedia.
aa. Pembeli wajib melakukan konfirmasi penerimaan Barang, setelah menerima
kiriman Barang yang dibeli. Tokopedia memberikan batas waktu 2 (dua) hari
setelah pengiriman berstatus "terkirim" pada sistem Tokopedia, untuk
Pembeli melakukan konfirmasi penerimaan Barang. Jika dalam batas waktu
tersebut tidak ada konfirmasi atau klaim dari pihak Pembeli, maka dengan
demikian Pembeli menyatakan menyetujui dilakukannya konfirmasi
penerimaan Barang secara otomatis oleh sistem Tokopedia.
bb. Setelah adanya konfirmasi penerimaan Barang atau konfirmasi penerimaan
Barang otomatis, maka dana pihak Pembeli yang dikirimkan ke Rekening
resmi Tokopedia akan di lanjut kirimkan ke pihak Penjual (transaksi dianggap
selesai).
cc. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa setiap klaim yang dilayangkan
setelah adanya konfirmasi / konfirmasi otomatis penerimaan Barang adalah
bukan menjadi tanggung jawab Tokopedia. Kerugian yang timbul setelah
adanya konfirmasi/konfirmasi otomatis penerimaan Barang menjadi tanggung
jawab Pembeli secara pribadi.
dd. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa setiap masalah pengiriman
Barang yang disebabkan keterlambatan pembayaran adalah merupakan
tanggung jawab dari Pembeli.
ee. Pembeli memahami dan menyetujui bahwa masalah keterlambatan proses
pembayaran dan biaya tambahan yang disebabkan oleh perbedaan bank yang
Pembeli pergunakan dengan bank Rekening resmi Tokopedia adalah
tanggung jawab Pembeli secara pribadi.
ff. Pengembalian dana dari Tokopedia kepada Pembeli hanya dapat dilakukan
jika dalam keadaan-keadaan tertentu berikut ini:
5) Kelebihan pembayaran dari Pembeli atas harga Barang,
6) Masalah pengiriman Barang telah teridentifikasi secara jelas dari Penjual
yang mengakibatkan pesanan Barang tidak sampai,
7) Penjual tidak bisa menyanggupi order karena kehabisan stok, perubahan
ongkos kirim, maupun penyebab lainnya,
8) Penjual sudah menyanggupi pengiriman order Barang, tetapi setelah batas
waktu yang ditentukan ternyata Penjual tidak mengirimkan Barang hingga
batas waktu yang telah ditentukan.
gg. Apabila terjadi proses pengembalian dana dari Tokopedia maka Saldo
Tokopedia milik Pengguna akan bertambah sesuai dengan jumlah
pengembalian dana.
hh. Transaksi hanya dapat dibatalkan sebelum Pembeli melakukan konfirmasi
pembayaran dan disampaikan secara resmi kepada Tokopedia melalui metode
yang tersedia, kecuali dalam kondisi adanya pembatalan dari pihak Penjual.
ii. Tokopedia berwenang mengambil keputusan atas permasalahan-permasalahan
transaksi yang belum terselesaikan akibat tidak adanya kesepakatan
penyelesaian, baik antara Penjual dan Pembeli, dengan melihat bukti-bukti
yang ada. Keputusan Tokopedia adalah keputusan akhir yang tidak dapat
diganggu gugat dan mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk mematuhinya.
jj. Apabila Pembeli memilih menggunakan metode pembayaran transfer bank,
maka total pembayaran akan ditambahkan kode unik untuk mempermudah
proses verifikasi. Dalam hal pembayaran telah diverifikasi maka kode unik
akan dikembalikan ke Saldo Tokopedia Pembeli.
kk. Tokopedia memiliki kewenangan melakukan perubahan status pemesanan
menjadi "terkirim" apabila tidak ada pembaharuan status pengiriman dari
kurir setelah 10 hari sejak resi diinput oleh Penjual dan tidak ada konfirmasi
lebih lanjut dari pihak Pembeli perihal barang pesanan. Kemudian dalam
jangka waktu 5 hari sejak perubahan status tersebut diatas, Tokopedia
memberikan kesempatan kepada pihak Pembeli untuk melakukan (i)
konfirmasi penerimaan barang atau (ii) Komplain. Jika dalam jangka waktu 5
hari tersebut tidak ada konfirmasi penerimaan barang atau komplain apapun
dari Pembeli, maka Tokopedia memiliki kewenangan untuk menyelesaikan
transaksi dan meneruskan dana kepada Penjual bersangkutan yang dianggap
telah melakukan kewajibannya mengirimkan barang dan menginformasikan
nomor resi pengiriman. Penyesuaian status pemesanan ini hanya akan
dilakukan apabila alamat tujuan pengiriman yang tertera pada invoice
pemesanan dan resi kurir telah sesuai.
ll. Tokopedia memiliki kewenangan untuk mengembalikan dana pada limit kartu
kredit pengguna, ketika terbukti adanya tindakan kecurangan pada
penggunaan fitur pembayaran kartu kredit dan/atau memproses
penarikan/gesek tunai (cash withdrawal transaction) pada kartu kredit.
d. Transaksi Penjualan
n. Penjual dilarang memanipulasi harga Barang dengan tujuan apapun.
o. Penjual dilarang melakukan penawaran / berdagang Barang terlarang sesuai
dengan yang telah ditetapkan pada ketentuan "Jenis Barang".

p. Dalam menggunakan Fasilitas "Catatan", Penjual dilarang membuat peraturan


atau ketentuan pribadi toko yang bertentangan dengan Syarat & Ketentuan
Tokopedia. Jika terdapat pertentangan antara keduanya maka peraturan yang
berlaku adalah Syarat & Ketentuan Tokopedia.

q. Penjual wajib memberikan balasan untuk menerima atau menolak pesanan


Barang pihak Pembeli dalam batas waktu 3 hari terhitung sejak adanya
notifikasi pesanan Barang dari Tokopedia. Jika dalam batas waktu tersebut
tidak ada balasan dari Penjual maka secara otomatis pesanan dianggap
dibatalkan.

r. Setelah menyetujui untuk menerima pesanan pembeli, maka pihak Penjual


wajib memasukan nomor resi pengiriman Barang dalam batas waktu 5 hari
(tidak termasuk hari Sabtu/Minggu/libur Nasional) terhitung sejak adanya
notifikasi pesanan Barang dari Tokopedia . Jika dalam batas waktu tersebut
pihak Penjual tidak memasukan nomor resi pengiriman Barang maka secara
otomatis pesanan dianggap dibatalkan.

s. Penjual memahami dan menyetujui bahwa pembayaran atas harga Barang dan
ongkos kirim (diluar biaya transfer / administrasi) akan dikembalikan
sepenuhnya ke Pembeli apabila transaksi dibatalkan dan/atau transaksi tidak
berhasil dan/atau ketentuan lain yang diatur dalam Syarat & ketentuan No C
13

t. Dalam keadaan Penjual hanya dapat memenuhi sebagian dari jumlah Barang
yang dipesan oleh Pembeli, maka Penjual wajib memberikan keterangan
kepada Tokopedia sebelum menerima pesanan dimaksud. Pembeli memiliki
kewenangan penuh untuk menyetujui melanjutkan transaksi/membatalkan
transaksi dan Penjual dilarang melanjutkan transaksi tanpa mendapat
persetujuan dari Pembeli. Apabila telah disetujui ulang oleh Pembeli sesuai
dengan jumlah pesanan yang disanggupi oleh Penjual, maka selisih dana total
harga Barang akan dikembalikan kepada pihak Pembeli.

u. Tokopedia memiliki kewenangan untuk menahan pembayaran dana di


Rekening Resmi Tokopedia sampai waktu yang tidak ditentukan apabila
terdapat permasalahan dan klaim dari pihak Pembeli terkait proses
pengiriman dan kualitas Barang. Pembayaran baru akan dilanjut kirimkan
kepada Penjual apabila permasalahan tersebut telah selesai dan/atau Barang
telah diterima oleh Pembeli.

v. Tokopedia berwenang untuk membatalkan dan/atau menahan dana transaksi


dalam hal: (i) Nomor resi kurir pengiriman barang yang diberikan oleh
Penjual tidak sesuai dan/atau diduga tidak sesuai dengan transaksi yang
terjadi di Situs Tokopedia; (ii) Penjual mengirimkan barang melalui jasa
kurir/logistik selain dari yang disediakan dan terhubung dengan Situs
Tokopedia.

w. Penjual memahami dan menyetujui bahwa Pajak Penghasilan Penjual akan


dilaporkan dan diurus sendiri oleh masing-masing Penjual sesuai dengan
ketentuan pajak yang berlaku di peraturan perundang-undangan di Indonesia.

x. Tokopedia berwenang mengambil keputusan atas permasalahan-permasalahan


transaksi yang belum terselesaikan akibat tidak adanya kesepakatan
penyelesaian, baik antara Penjual dan Pembeli, dengan melihat bukti-bukti
yang ada. Keputusan Tokopedia adalah keputusan akhir yang tidak dapat
diganggu gugat dan mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk mematuhinya.

y. Apabila disepakati oleh Penjual dan Pembeli, penggunaan jasa Logistik yang
berbeda dari pilihan awal pembeli dapat dilakukan (dengan ketentuan bahwa
tarif pengiriman tersebut adalah dibawah tarif pengiriman awal).

z. Tokopedia berwenang memotong kelebihan tarif pengiriman dari dana


pembayaran pembeli dan mengembalikan selisih kelebihan tarif pengiriman
kepada pembeli.
e. Penataan Etalase
1) Penjual dilarang mempergunakan etalase (termasuk dan tidak tebatas pada
informasi toko dan informasi barang) sebagai media untuk beriklan atau
melakukan promosi ke halaman situs lain diluar situs Tokopedia.
2) Penjual dilarang memberikan data kontak pribadi dengan maksud untuk
melakukan transaksi secara langsung kepada Pembeli / calon Pembeli.

3) Penjual dilarang memberikan keterangan (informasi toko dan/atau Barang)


selain/diluar daripada keterangan toko dan/atau Barang yang bersangkutan.
4) Penamaan Barang harus dilakukan sesuai dengan informasi detail, spesifikasi,
dan kondisi Barang, dengan demikian Pengguna tidak diperkenankan untuk
mencantumkan nama dan/atau kata yang tidak berkaitan dengan Barang
tersebut.

5) Penjual wajib memisahkan tiap-tiap Barang yang memiliki warna, ukuran,


dan harga yang berbeda.

6) Penjual tidak diperkenankan memperdagangkan jasa, atau Barang non-fisik.

7) Tokopedia memiliki kewenangan mengambil-alih sub-domain toko Penjual


jika akun Penjual sudah tidak aktif lebih dari 9 bulan, dan/atau pemilik merek
dagang resmi (sesuai dengan Daftar Umum Merek di Indonesia) dengan nama
yang sama dengan sub-domain Penjual melakukan klaim terhadapnya
dikarenakan mereka ingin menggunakan sub-domain tersebut.

8) Tokopedia memiliki kewenangan untuk mengubah nama dan/atau memakai


nama Toko dan/atau domain Pengguna untuk kepentingan internal Tokopedia.

f. Komisi
1) Hingga saat ini, Tokopedia belum memberlakukan sistem komisi untuk setiap
transaksi yang dilakukan melalui Rekening Resmi Tokopedia.
2) Apabila dikemudian hari akan diberlakukan sistem komisi dalam transaksi
melalui Rekening Resmi Tokopedia, maka akan dilakukan sosialisasi terlebih
dahulu jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) pekan sebelum sistem
komisi dinyatakan berlaku oleh Tokopedia.

g. Harga
1) Harga Barang yang terdapat dalam situs Tokopedia adalah harga yang
ditetapkan oleh Penjual. Penjual dilarang memanipulasi harga barang dengan
cara apapun.
2) Pembeli memahami dan menyetujui bahwa kesalahan keterangan harga dan
informasi lainnya yang disebabkan tidak terbaharuinya halaman situs
Tokopedia dikarenakan browser/ISP yang dipakai Pembeli adalah tanggung
jawab Pembeli.

3) Penjual memahami dan menyetujui bahwa kesalahan ketik yang


menyebabkan keterangan harga atau informasi lain menjadi tidak
benar/sesuai adalah tanggung jawab Penjual. Perlu diingat dalam hal ini,
apabila terjadi kesalahan pengetikan keterangan harga Barang yang tidak
disengaja, Penjual berhak menolak pesanan Barang yang dilakukan oleh
pembeli.
4) Pengguna memahami dan menyetujui bahwa setiap masalah dan/atau
perselisihan yang terjadi akibat ketidaksepahaman antara Penjual dan Pembeli
tentang harga bukanlah merupakan tanggung jawab Tokopedia.

5) Dengan melakukan pemesanan melalui Tokopedia, Pengguna menyetujui


untuk membayar total biaya yang harus dibayarkan sebagaimana tertera
dalam halaman pembayaran, yang terdiri dari harga barang, ongkos kirim,
dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul dan akan diuraikan secara tegas
dalam halaman pembayaran. Pengguna setuju untuk melakukan pembayaran
melalui metode pembayaran yang telah dipilih sebelumnya oleh Pengguna.

6) Batasan harga maksimal satuan untuk Barang yang dapat ditawarkan adalah
Rp. 100.000.000,-

7) Situs Tokopedia untuk saat ini hanya melayani transaksi jual beli Barang
dalam mata uang Rupiah.

h. Tarif Pengiriman
Pembeli memahami dan mengerti bahwa Tokopedia telah melakukan
usaha sebaik mungkin dalam memberikan informasi tarif pengiriman kepada
Pembeli berdasarkan lokasi secara akurat, namun Tokopedia tidak dapat
menjamin keakuratan data tersebut dengan yang ada pada cabang setempat.
Karena itu Tokopedia menyarankan kepada Penjual untuk mencatat
terlebih dahulu tarif yang diberikan Tokopedia, agar dapat dibandingkan
dengan tarif yang dibebankan di cabang setempat. Apabila mendapati
perbedaan, mohon sekiranya untuk menginformasikan kepada kami melalui
menu contact us dengan memberikan data harga yang didapat beserta kota
asal dan tujuan, agar dapat kami telusuri lebih lanjut.
Pengguna memahami dan menyetujui bahwa selisih biaya pengiriman
Barang adalah di luar tanggung jawab Tokopedia, dan oleh karena itu, adalah
kebijakan Penjual sendiri untuk membatalkan atau tetap melakukan
pengiriman Barang.

i. Konten
1) Dalam menggunakan setiap fitur dan/atau layanan Tokopedia, Pengguna
dilarang untuk mengunggah atau mempergunakan kata-kata, komentar,
gambar, atau konten apapun yang mengandung unsur SARA, diskriminasi,
merendahkan atau menyudutkan orang lain, vulgar, bersifat ancaman, atau
hal-hal lain yang dapat dianggap tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial.
Tokopedia berhak melakukan tindakan yang diperlukan atas pelanggaran
ketentuan ini, antara lain penghapusan konten, moderasi toko, pemblokiran
akun, dan lain-lain.
2) Pengguna dilarang mempergunakan foto/gambar Barang yang memiliki
watermark yang menandakan hak kepemilikan orang lain.

3) Penguna dengan ini memahami dan menyetujui bahwa penyalahgunaan


foto/gambar yang di unggah oleh Pengguna adalah tanggung jawab Pengguna
secara pribadi.

4) Penjual tidak diperkenankan untuk mempergunakan foto/gambar Barang atau


logo toko sebagai media untuk beriklan atau melakukan promosi ke situs-
situs lain diluar Situs Tokopedia, atau memberikan data kontak pribadi untuk
melakukan transaksi secara langsung kepada pembeli / calon pembeli.

5) Ketika Pengguna menggungah ke Situs Tokopedia dengan konten atau


posting konten, Pengguna memberikan Tokopedia hak non-eksklusif, di
seluruh dunia, secara terus-menerus, tidak dapat dibatalkan, bebas royalti,
disublisensikan ( melalui beberapa tingkatan ) hak untuk melaksanakan setiap
dan semua hak cipta, publisitas , merek dagang , hak basis data dan hak
kekayaan intelektual yang Pengguna miliki dalam konten, di media manapun
yang dikenal sekarang atau di masa depan. Selanjutnya , untuk sepenuhnya
diizinkan oleh hukum yang berlaku , Anda mengesampingkan hak moral dan
berjanji untuk tidak menuntut hak - hak tersebut terhadap Tokopedia.

6) Pengguna menjamin bahwa tidak melanggar hak kekayaan intelektual dalam


mengunggah konten Pengguna kedalam situs Tokopedia. Setiap Pengguna
dengan ini bertanggung jawab secara pribadi atas pelanggaran hak kekayaan
intelektual dalam mengunggah konten di Situs Tokopedia.

7) Tokopedia menyediakan fitur "talk about it" untuk memudahkan pembeli


berinteraksi dengan penjual, perihal Barang yang ditawarkan. Penjual tidak
diperkenankan menggunakan fitur tersebut untuk tujuan dengan cara apa pun
menaikkan harga Barang dagangannya, termasuk di dalamnya memberi
komentar pertama kali atau memberi komentar selanjutnya / terus menerus
secara berkala (flooding / spam).

8) Meskipun kami mencoba untuk menawarkan informasi yang dapat


diandalkan, kami tidak bisa menjanjikan bahwa katalog akan selalu akurat
dan up-to-date, dan Pengguna setuju bahwa Pengguna tidak akan meminta
Tokopedia bertanggung jawab atas ketimpangan dalam katalog. Katalog
mungkin termasuk hak cipta, merek dagang atau hak milik lainnya.

j. Jenis Barang
Berikut ini adalah daftar jenis Barang yang dilarang untuk diperdagangkan oleh
Penjual pada Situs Tokopedia :
1) Segala jenis obat-obatan maupun zat-zat lain yang dilarang ataupun dibatasi
peredarannya menurut ketentuan hukum yang berlaku, termasuk namun tidak
terbatas pada ketentuan Undang-Undang Narkotika, Undang-Undang
Psikotropika, dan Undang-Undang Kesehatan. Termasuk pula dalam
ketentuan ini ialah obat keras, obat-obatan yang memerlukan resep dokter,
obat bius dan sejenisnya, atau obat yang tidak memiliki izin edar dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2) Kosmetik dan makanan minuman yang membahayakan keselamatan
penggunanya, ataupun yang tidak mempunyai izin edar dari Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
3) Bahan yang diklasifikasikan sebagai Bahan Berbahaya menurut Peraturan
Menteri Perdagangan yang berlaku.
4) Jenis Produk tertentu yang wajib memiliki :
- SNI;
- Petunjuk penggunaan dalam Bahasa Indonesia; atau
- Label dalam Bahasa Indonesia.
Sementara yang diperjualbelikan tidak mencantumkan hal-hal tersebut.
5) Barang-barang lain yang kepemilikannya ataupun peredarannya melanggar
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.
6) Media berbentuk CD/DVD/VCD, atau media rekam lain yang bertentangan
dengan undang-undang hak cipta. Termasuk di dalamnya adalah yang
memuat film, musik, permainan, atau perangkat lunak bajakan.
7) Barang dewasa penunjang kegiatan seksual termasuk namun tidak terbatas
pada obat kuat, obat perangsang, alat bantu seks, pornografi, dan obat-obatan
dewasa, kecuali untuk alat kesehatan (kontrasepsi) yang diizinkan untuk
diperjual belikan oleh peraturan hukum yang berlaku.
8) Minuman beralkohol.
9) Iklan.
10) Segala bentuk tulisan yang dapat berpengaruh negatif terhadap pemakaian
situs ini.
11) Pakaian dalam bekas.
12) Senjata api, senjata tajam, dan segala macam senjata.
13) Dokumen pemerintahan dan perjalanan.
14) Seragam pemerintahan.
15) Bagian/Organ manusia.
16) Mailing list dan informasi pribadi.
17) Barang-Barang yang melecehkan pihak/ras tertentu atau dapat merendahkan
martabat orang lain.
18) Pestisida.
19) Atribut kepolisian.
20) Barang hasil tindak pencurian.
21) Pembuka kunci dan segala aksesori penunjang tindakan
perampokan/pencurian.
22) Barang yang dapat dan atau mudah meledak, menyala atau terbakar sendiri.
23) Barang cetakan/rekaman yang isinya dapat mengganggu keamanan &
ketertiban serta stabilitas nasional.
24) Hewan.
25) Uang tunai.
26) Materai.
27) Pengacak sinyal, penghilang sinyal, dan/atau alat-alat lain yang dapat
mengganggu sinyal atau jaringan telekomunikasi
28) Perlengkapan dan peralatan judi.
29) Jimat-jimat, benda-benda yang diklaim berkekuatan gaib dan memberi ilmu
kesaktian.
30) Barang dengan hak Distribusi Eksklusif yang hanya dapat diperdagangkan
dengan sistem penjualan lansung oleh penjual resmi dan/atau Barang dengan
sistem penjualan Multi Level Marketing.
31) Produk non fisik yang tidak dapat dikirimkan melalui jasa kurir, termasuk
namun tidak terbatas pada produk pulsa/voucher (i) telepon, (ii) listrik, (iii)
game, (iv) credit digital.
32) Tiket Kereta Api.
33) Dokumen-dokumen resmi seperti Sertifikat Toefl, Ijazah, Surat Dokter,
Kwitansi, dan lain sebagainya
34) Segala jenis Barang lain yang bertentangan dengan peraturan pengiriman
Barang Indonesia.
35) Barang-Barang lain yang melanggar ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.
k. Gold Merchants dan TopAds
1) Pengguna dapat mendaftarkan diri sebagai Gold Merchant, yakni fitur
berbayar yang memungkinkan Pengguna untuk mendapatkan fasilitas ekslusif
yang hanya diperuntukan bagi Pengguna Gold Merchant dan tidak didapatkan
oleh Pengguna Reguler, antara lain berupa: (i) status dan simbol "Gold
Badge"; (ii) fasilitas TopAds, statistik toko, admin toko, sampul halaman toko
dan fasilitas lainnya yang secara detail dapat dilihat di
halaman https://gold.tokopedia.com
2) Status, simbol, logo, nama atau hal-hal lainnya yang terkait dengan Gold
Merchant sepenuhnya merupakan kewenangan Tokopedia dan hanya
diberikan oleh pihak Tokopedia kepada Pelanggan Gold Merchant. Pengguna
tidak diperkenankan untuk meniru atau menggunakan hal-hal tersebut pada
Nama Toko, Deskripsi Toko, Nama Produk, Foto Produk, dan lain
sebagainya.

3) Dalam menggunakan fitur TopAds, Pengguna memahami dan menyetujui


bahwa setiap iklan yang Pengguna unggah di situs Tokopedia adalah
tanggung jawab Pengguna secara pribadi dan melepaskan Tokopedia dari
segala permasalahan yang mungkin timbul daripadanya.

4) Tokopedia tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pengguna, memiliki


kewenangan untuk melakukan tindakan penghapusan atas setiap konten iklan
yang melanggar Syarat & ketentuan Tokopedia dan/atau hukum yang berlaku.

5) Tokopedia berwenang untuk melakukan (i) penghapusan iklan; (ii) penutupan


toko; (iii) penutupan akun; dalam hal diduga dan/atau terdapat kegiatan
Pengguna yang melanggar ketentuan hukum dan/atau syarat ketentuan
Tokopedia. Dengan demikian, Pengguna memahami dan menyetujui bahwa
setiap kerugian yang timbul akibat dari tindakan tersebut diatas bukanlah
tanggung jawab Tokopedia, termasuk namun tidak terbatas pada (i)
kehilangan saldo TopAds, (ii) kehilangan akun Gold Merchant tanpa
dikembalikan biaya berlangganan.

l. Kartu Kredit
1) Pengguna dapat memilih untuk mempergunakan pilihan metode pembayaran
menggunakan kartu kredit untuk transaksi pembelian barang melalui Situs
Tokopedia, namun terkecuali untuk jenis Barang tertentu sebagai berikut: (i)
logam mulia; (ii) segala jenis voucher; (iii) segala jenis tiket transportasi; dan
(iv) setiap Barang yang termasuk dalam daftar jenis Barang yang dilarang
sebagaimana diatur dalam poin J. Jenis Barang dalam Syarat dan Ketentuan
Tokopedia.
2) Transaksi pembelian barang dengan menggunakan kartu kredit dapat
dilakukan untuk transaksi pembelian dengan nilai total belanja minimal Rp.
50.000 (lima puluh ribu rupiah) dan maksimal Rp 25.000.000 (dua puluh lima
juta rupiah).

3) Transaksi pembelian barang dengan menggunakan kartu kredit wajib


mengikuti syarat dan ketentuan yang diatur oleh Tokopedia dan
mempergunakan kurir/logistik yang disediakan dan terhubung dengan Situs
Tokopedia.

4) Apabila terdapat transaksi pembelian barang dengan menggunakan kartu


kredit yang melanggar ketentuan hukum dan/atau syarat ketentuan Tokopedia,
maka Tokopedia berwenang untuk :
- membatalkan transaksi;
- menahan dana transaksi selama diperlukan oleh Tokopedia, pihak Bank,
maupun mitra payment gateway terkait untuk melakukan investigasi yang
diperlukan, sekurang-kurangnya 28 hari kerja;

- melakukan pemotongan dana atas subsidi cicilan yakni sebesar 10%


(sepuluh persen) dari nilai transaksi.

5) Apabila transaksi pembelian tidak berhasil dan/atau dibatalkan, maka tagihan


atas transaksi tersebut akan dibatalkan dan dana transaksi akan dikembalikan
ke limit kartu kredit pembeli di tagihan berikutnya.
m. Bentuk Promosi
Pengguna dilarang mempromosikan toko dan/atau produk secara langsung
menggunakan fasilitas pesan pribadi, diskusi produk, ulasan produk yang
dapat mengganggu kenyamanan Pengguna lain.

n. Pengiriman Barang
1) Pengiriman Barang dalam sistem Tokopedia wajib menggunakan jasa
perusahaan ekspedisi yang telah mendapatkan verifikasi rekanan Tokopedia
yang dipilih oleh Pembeli.
2) Penjual dilarang memberlakukan promosi / sistem bebas ongkos kirim pada
setiap Barang yang dijual di dalam Situs Tokopedia.

3) Setiap ketentuan berkenaan dengan proses pengiriman Barang adalah


wewenang sepenuhnya penyedia jasa layanan pengiriman Barang.

4) Penjual wajib memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh jasa layanan


pengiriman barang tersebut dan bertanggung jawab atas setiap Barang yang
dikirimkan.

5) Pengguna memahami dan menyetujui bahwa setiap permasalahan yang terjadi


pada saat proses pengiriman Barang oleh penyedia jasa layanan pengiriman
Barang adalah merupakan tanggung jawab penyedia jasa layanan pengiriman.

6) Pengguna dapat memilih untuk mempergunakan pilihan metode pengiriman


barang GO-KILAT untuk transaksi pembelian barang melalui Situs Tokopedia
dengan ketentuan sebagai berikut dibawah ini:
- Biaya ongkos kirim GO-KILAT yang tertera pada halaman keranjang
belanja adalah total biaya pengiriman barang, maka Penjual dan/atau Pembeli
tidak perlu membayarkan biaya tambahan lain selain dari total biaya tersebut.

- Biaya ongkos kirim GO-KILAT tersebut diatas telah meliputi (i) biaya jasa
petugas kurir GO-KILAT dan (ii) biaya parkir kendaraan petugas kurir GO-
KILAT.

- Pengguna memahami dan menyetujui bahwa biaya tambahan lain yang


diberikan langsung oleh Pengguna kepada petugas kurir GO-KILAT tanpa
melalui sistem pembayaran Tokopedia merupakan beban dan tanggung jawab
pribadi Pengguna.

- Setelah Pembeli melakukan proses pembayaran, Pembeli dilarang


meminta kepada driver GO-KILAT untuk mengirim barang dengan alamat
pengiriman lain yang tidak sesuai dengan yang tercantum di kolom alamat
atau invoice pada transaksi pembelian. Perubahan alamat pengiriman hanya
dapat dilakukan sebelum Pembeli melakukan proses pembayaran.

- Pengguna dapat mengadukan pelayanan petugas kurir GO-KILAT melalui


nomor Call Center GO-KILAT (021) 5053 3300

o. Penarikan Dana
1) Penarikan dana sesama bank akan diproses dalam waktu 1x24 jam hari kerja,
sedangkan penarikan dana antar bank akan diproses dalam waktu 2x24 jam
hari kerja.
2) Untuk penarikan dana dengan tujuan nomor rekening di luar bank BCA,
Mandiri, dan BNI apabila ada biaya tambahan yang dibebankan akan menjadi
tanggungan dari Pengguna.

p. Pusat Resolusi
1) Pusat Resolusi adalah fitur yang disediakan oleh Tokopedia untuk
memfasilitasi penyelesaian masalah transaksi antara Pembeli dan Penjual.
2) Fitur ini akan secara otomatis menahan dana pembayaran barang ke Penjual
sampai dengan permasalahan yang dilaporkan ke Pusat Resolusi selesai.
3) Dalam menggunakan fitur ini, Pembeli dan Penjual diharapkan memberikan
bukti-bukti transaksi jual beli berupa foto barang, nota pembelian, slip resi
pengiriman dan bukti-bukti penunjang lainnya yang dapat menjadi dasar
pembenar atas setiap argumen yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak.
4) Penyelesaian permasalahan melalui Pusat Resolusi dapat berupa solusi yang
dihasilkan berdasarkan kesepakatan bersama antara Pembeli dan Penjual.
5) Jika Penjual tidak memberikan jawaban setelah lebih dari 3 hari, maka
pembeli memiliki hak untuk menghubungi pihak Tokopedia, yakni melalui
tombol "Bantuan" yang akan muncul pada halaman Pusat Resolusi.
6) Jika dalam jangka waktu 3 hari tidak ditemukan kesepakatan bersama, maka
Pembeli dan Penjual memiliki hak yang sama untuk minta bantuan pihak
Tokopedia, yakni melalui tombol "Bantuan" yang akan muncul pada halaman
Pusat Resolusi.
7) Dengan menggunakan tombol bantuan untuk menghubungi Tokopedia, maka
sesuai dengan Syarat & Ketentuan Tokopedia poin C16 dan D11, Pembeli dan
Penjual memahami dan menyetujui bahwa, Tokopedia berwenang untuk
mengambil keputusan atas permasalahan tersebut dengan melihat bukti-bukti
yang ada dan/atau bukti-bukti baru yang harus dilengkapi oleh masing-
masing pihak.
8) Tokopedia berwenang untuk melakukan mediasi dan/atau mengambil
keputusan untuk penyelesaian masalah didalam diskusi Pusat Resolusi,
meskipun salah satu pihak (penjual atau pembeli) belum menekan tombol
bantuan, dalam hal: (i) Adanya informasi dari pihak ketiga yang berkaitan
dalam jalannya transaksi, yakni antara lain kurir pengiriman yang
memberikan informasi terkait status terkini dari resi pengiriman paket; (ii)
Bukti dari pembeli dan/atau penjual yang dikirimkan melalui jalur
komunikasi lain (email Tokopedia, Layanan Pengguna, dan lainnya) yang
perlu diteruskan ke Pusat Resolusi dengan dasar transparansi masalah; (iii)
Laporan dari salah satu pihak disebabkan adanya kelalaian penjual atau
pembeli; (iv) Salah satu pihak (penjual atau pembeli) terindikasi melakukan
tindakan kecurangan; atau (v) Kondisi tertentu yang menyebabkan Tokopedia
perlu segera melakukan mediasi.
9) Atas keputusan pertama Tokopedia diatas, baik Pembeli dan Penjual memiliki
hak untuk banding, dengan persyaratan bahwa pihak yang mengajukan upaya
banding harus mengajukan bukti baru di luar dari bukti-bukti sebelumnya.
10) Pembeli dan Penjual dengan ini menyetujui bahwa Keputusan Tokopedia atas
upaya banding adalah keputusan akhir yang tidak dapat diganggu gugat dan
mengikat pihak Penjual dan Pembeli untuk mematuhinya.
11) Pengguna memahami bahwa Pusat Resolusi tidak berlaku untuk produk
pakaian dalam, makanan dan/atau minuman sekali habis pakai, dan semua
produk dalam daftar jenis barang yang dilarang diperjual-belikan di
Tokopedia seperti yang ada di halaman Syarat dan Ketentuan.
12) Tata cara menggunakan Pusat Resolusi selengkapnya dapat dilihat pada
Halaman Bantuan Pusat Resolusi.
q. Ketentuan Lain
1) Apabila Pengguna mempergunakan fitur-fitur yang tersedia dalam situs
Tokopedia maka Pengguna dengan ini menyatakan memahami dan
menyetujui segala syarat dan ketentuan yang diatur khusus sehubungan
dengan fitur-fitur tersebut di bawah ini, yakni :
- Penggunaan fitur pemesanan dan pembelian tiket kereta api melalui situs
Tokopedia akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan di
https://tiket.tokopedia.com/kereta-api/terms
2) Segala hal yang belum dan/atau tidak diatur dalam syarat dan ketentuan
khusus dalam fitur tersebut maka akan sepenuhnya merujuk pada syarat dan
ketentuan Tokopedia secara umum.
r. Penolakan Jaminan Dan Batasan Tanggung Jawab
Tokopedia adalah portal web dengan model Costumer to Customer
Marketplace, yang menyediakan layanan kepada Pengguna untuk dapat
menjadi Penjual maupun Pembeli di website Tokopedia. Dengan demikian
transaksi yang terjadi adalah transaksi antar member Tokopedia, sehingga
Pengguna memahami bahwa batasan tanggung jawab Tokopedia secara
proporsional adalah sebagai penyedia jasa portal web.
Tokopedia selalu berupaya untuk menjaga Layanan Tokopedia aman,
nyaman, dan berfungsi dengan baik, tapi kami tidak dapat menjamin operasi
terus-menerus atau akses ke Layanan kami dapat selalu sempurna. Informasi
dan data dalam situs Tokopedia memiliki kemungkinan tidak terjadi secara
real time.
Pengguna setuju bahwa Anda memanfaatkan Layanan Tokopedia atas
risiko Pengguna sendiri, dan Layanan Tokopedia diberikan kepada Anda pada
"SEBAGAIMANA ADANYA" dan "SEBAGAIMANA TERSEDIA".
Sejauh diizinkan oleh hukum yang berlaku, Tokopedia (termasuk Induk
Perusahaan, direktur, dan karyawan) adalah tidak bertanggung jawab, dan
Anda setuju untuk tidak menuntut Tokopedia bertanggung jawab, atas segala
kerusakan atau kerugian (termasuk namun tidak terbatas pada hilangnya
uang, reputasi, keuntungan, atau kerugian tak berwujud lainnya) yang
diakibatkan secara langsung atau tidak langsung dari :
1) Penggunaan atau ketidakmampuan Pengguna dalam menggunakan
Layanan Tokopedia.
2) Harga, Pengiriman atau petunjuk lain yang tersedia dalam layanan
Tokopedia.
3) Keterlambatan atau gangguan dalam Layanan Tokopedia.
4) Kelalaian dan kerugian yang ditimbulkan oleh masing-masing Pengguna.
5) Kualitas Barang.
6) Pengiriman Barang.
7) Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual.
8) Perselisihan antar pengguna.
9) Pencemaran nama baik pihak lain.
10) Setiap penyalahgunaan Barang yang sudah dibeli pihak Pengguna.
11) Kerugian akibat pembayaran tidak resmi kepada pihak lain selain ke
Rekening Resmi Tokopedia, yang dengan cara apa pun mengatas-namakan
Tokopedia ataupun kelalaian penulisan rekening dan/atau informasi lainnya
dan/atau kelalaian pihak bank.
12) Pengiriman untuk perbaikan Barang yang bergaransi resmi dari pihak
produsen. Pembeli dapat membawa Barang langsung kepada pusat layanan
servis terdekat dengan kartu garansi dan faktur pembelian.
13) Virus atau perangkat lunak berbahaya lainnya yang diperoleh dengan
mengakses, atau menghubungkan ke layanan Tokopedia.
14) Gangguan, bug, kesalahan atau ketidakakuratan apapun dalam Layanan
Tokopedia.
15) Kerusakan pada perangkat keras Anda dari penggunaan setiap Layanan
Tokopedia.
16) Isi, tindakan, atau tidak adanya tindakan dari pihak ketiga, termasuk terkait
dengan Produk yang ada dalam situs Tokopedia yang diduga palsu.
17) Tindak penegakan yang diambil sehubungan dengan akun Pengguna.
18) Adanya tindakan peretasan yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada akun
pengguna.
s. Pelepasan
Jika Anda memiliki perselisihan dengan satu atau lebih pengguna, Anda
melepaskan Tokopedia (termasuk Induk Perusahaan, Direktur, dan karyawan)
dari klaim dan tuntutan atas kerusakan dan kerugian (aktual dan tersirat) dari
setiap jenis dan sifatnya, yang dikenal dan tidak dikenal, yang timbul dari
atau dengan cara apapun berhubungan dengan sengketa tersebut. Dengan
demikian maka Pengguna dengan sengaja melepaskan segala perlindungan
hukum (yang terdapat dalam undang-undang atau peraturan hukum yang lain)
yang akan membatasi cakupan ketentuan pelepasan ini.

t. Ganti Rugi
Pengguna akan melepaskan Tokopedia dari tuntutan ganti rugi dan
menjaga Tokopedia (termasuk Induk Perusahaan, direktur, dan karyawan)
dari setiap klaim atau tuntutan, termasuk biaya hukum yang wajar, yang
dilakukan oleh pihak ketiga yang timbul dalam hal Anda melanggar
Perjanjian ini, penggunaan Layanan Tokopedia yang tidak semestinya dan/
atau pelanggaran Anda terhadap hukum atau hak - hak pihak ketiga.

u. Pilihan Hukum
Perjanjian ini akan diatur oleh dan ditafsirkan sesuai dengan hukum
Republik Indonesia, tanpa memperhatikan pertentangan aturan hukum. Anda
setuju bahwa tindakan hukum apapun atau sengketa yang mungkin timbul
dari, berhubungan dengan, atau berada dalam cara apapun berhubungan
dengan situs dan/atau Perjanjian ini akan diselesaikan secara eksklusif dalam
yurisdiksi pengadilan Republik Indonesia.

v. Pembaharuan
Syarat & ketentuan mungkin di ubah dan/atau diperbaharui dari waktu ke
waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tokopedia menyarankan agar anda
membaca secara seksama dan memeriksa halaman Syarat & ketentuan ini dari
waktu ke waktu untuk mengetahui perubahan apapun. Dengan tetap
mengakses dan menggunakan layanan Tokopedia, maka pengguna dianggap
menyetujui perubahan-perubahan dalam Syarat & ketentuan. Pembaruan
Terakhir : 29/09/2016 15:31.

Anda mungkin juga menyukai