PT. Pelabuhan indonesia II adalah Badan Usaha Pelabuhan yang telah mendapatkan
izin/konsesi dari Otoritas Pelabuhan untuk menyelenggarakan pelayanan dan pengusahaan
bongkar muat kapal di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. PT Pelabuhan Indonesia II memiliki
wilayah operasi yang mencakup 10 provinsi dan mengelola 12 pelabuhan. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terkait peristiwa tingginya masa tunggu bongkar muat di Pelabuhan
Tanjung Priok, PT. Pelabuhan Indonesia II bertanggung jawab atas kerugian yang timbul atas
barang dalam proses bongkar muat barang dalam proses pre customs clearance, custom clearance,
dan post custom clearance maupun meliputi stevedoring, carrgodoring, dan receiving/delivery
atas kelalaian dan kesalahan yang apabila terbukti telah dilakukan selama itu masih dalam lingkup
tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan pasal 12 Peraturan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan
Utama Tanjung Priok Nomor: UK.112/2/10/OP.TPK.11 tentang Cara Pelayanan Kapal dan
Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok dan pasal 458 ayat (2) KUHD, yakni perusahaan hanya
bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan
kewajibannya pada saat proses bongkar muat saja dan tidak bertanggung jawab terhadap kerugian
yang timbul di luar dari proses bongkar muat atau kewajibannya.
Kata Kunci: Tanggung Jawab, Proses Bongkar Muat. Tingginya Masa Tunggu Bongkar Muat,
Abstract
PT. Pelabuhan Indonesia II is a port business entity which has been permitted to hold the
cargo handling services by Port Authority in Port of Tanjung Priok Area. It has several operation
areas which include 10 provinces and handles 12 ports. Based of research fact which had been
performed to concern dwelling time in Port of Tanjung Priok, PT. Pelabuhan Indonesia II holds
the responsibility for the event of deprivations of dwelling time includes stevedoring,
carrgodoring, and receiving/delivery activities as well as pre customs clearance, custom
clearance, and post custom clearance in the event of cause of loss is from its manifest error or
default to perform the scope of obilgations in lawfully proved as specified in article 12 Head of
Tanjung Priok Port Authority Regulation No UK.112/2/10/OP.TPK.11 regarding Procedures of
Ships and Cargo Handling Services in Port of Tanjung Priok and article 458 (2) Indonesian
Commercial Code (KUHD) which is corporation only holds the responsibility for the event of
deprivations in the event of cause of loss is from its manifest error or default to perform the
obligation and does not have to hold the responsibility which excludes of cargo handling process
and the scope of obligations.
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Tanjung Priok yaitu dengan barang dan juga instansi terkait yang
timbulnya reaksi penolakan keras ikut berperan serta dalam jalannya
dari kalangan pemilik aktifitas bongkar muat di Pelabuhan
barang/importir seperti Jenderal Tanjung Priok.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia Adanya risiko atas tingginya bongkar
(API), Kamar Dagang dan Industri muat tersebut merugikan berbagai
Indonesia (Kadin), dan asosiasi- pihak seperti menyebabkan Industri
asosiasi pengguna jasa pelabuhan berorientasi ekspor tidak memiliki
lainnya karena dinilai dengan kepastian akibat keterlambatan,
naiknya tarif hingga 900% pada hari sehingga mengurangi daya saing
kedua dari tarif dasar, sanksi penalty produk Indonesia di luar negeri.
penumpukan peti kemas, dan Risiko lainnya yang disebabkan daru
diturunkannya batas waktu kemacetan peti kemas di pelabuhan
penumpukan yang tidak diimbangi mendongkrak biaya bagi usaha
dengan kebijakan perbaikan kualitas domestik dan pada akhirnya
pelayanan bongkar muat di merupakan harga tinggi yang harus
Pelabuhan cenderung berpotensi dibayar oleh konsumen (high cost
meningkatkan biaya logistik yang logistic).
tinggi. Usaha-usaha yang dapat dilakukan
Meskipun menimbulkan reaksi untuk mengatasi masalah yang
penolakan keras dari berbagai menyebabkan tingginya masa tunggu
kalangan pemilik barang (importir), bongkar muat di Pelabuhan Tanjung
adanya kebijakan ini memberikan Priok dapat dilakukan upaya-upaya
dampak positif terhadap operasional sebagai berikut:
masa tunggu bongkar muat di 1) Terhadap kurang displinnya
Pelabuhan Tanjung Priok dengan pemilik barang dalam pengurusan
stabilnya rata-rata angka masa dokumen yang dibutuhkan untuk
tunggu bongkar muat di pelabuhan melengkapi syarat impor, maka
mencapai 4,3 hari. Namun, perlu usaha yang dapat dilakukan
diterapkan pula adalah dengan ditetapkan
4. Penyelesaian Masalah dari kebijakan yang tegas dalam hal
Tingginya Masa Bongkar Muat di dinaikkannya biaya tarif inap
Pelabuhan Tanjung Priok yang progresif penumpukan peti
Kegiatan bongkar muat yang kemas di pelabuhan karena biaya
berlangsung di Pelabuhan Tanjung tarif inap di terminal lini 1 masih
Priok pada dasarnya mengandung sangat murah dan dinaikannya
risiko yang cukup tinggi yang pada biaya denda peti kemas yang long
umumnya adalah tingginya masa stay sehingga dapat berimplikasi
tunggu bongkar muat yang ditandai pada keaktifan pemilik barang
dengan terjadinya penumpukan peti untuk lebih cepat mengeluarkan
kemas yang berlarut-larut (over stay) barangnya dari terminal.
di terminal. Risiko lain seperti 2) Terhadap ketidakpedulian pemilik
timbulnya kerusakan, kekurangan, barang untuk mengeluarkan
dan kehilangan atas barang muatan barang dari terminal yang
juga dapat terjadi yang tentunya disebabkan oleh pailitnya
menimbulkan kerugian bagi pemilik perusahaan pemilik barang
14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
19