Anda di halaman 1dari 76

PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP

PERUSAHAAN ASURANSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG


PERASURANSIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK
SINARMAS TBK SUKABUMI TERKAIT KLAIM ASURANSI
KENDARAAN BERMOTOR BERMASALAH
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada

Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung

Oleh :

Muhammad Tomy Saputra

NPM: 1004017129

Pembimbing

PROF. DR. TOTO TOHIR SURIAATMAJA, S.H., M.HUM.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Bandung, 13 Juli 2023

PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP PERUSAHAAN

ASURANSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERASURANSIAN DAN

IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK SINARMAS TBK SUKABUMI TERKAIT

KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR BERMASALAH

Nama : Muhammad Tomy Saputra

Npm : 10040017129

Disetujui untuk diajukan ke Muka Sidang

Ujian Sarjana Hukum

Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung

Menyetujui

Pembimbing,

PROF. DR. TOTO TOHIR SURIAATMAJA, S.H., M.HUM.

Diketahui Oleh :
Ketua Prodi Ilmu Hukum

DR.ADE MAHMUD., SH. MH

i
MOTTO

َ‫َواَل تَ ِهنُ ۡوا َو اَل ت َۡح َزنُ ۡوا َواَ ۡنتُ ُم ااۡل َ ۡعلَ ۡونَ اِ ۡن ُك ۡنتُمۡ ُّم ۡؤ ِمنِ ۡين‬

Artinya :

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah

orang orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.”

(Q.S Ali Imran ayat 139)

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan baginya

jalan menuju surga.”

(HR. Musilm)

Dengan tidak mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karyaku ini dengan

penuh cinta dan ketulusan untuk:

1. Kedua orang tuaku, Enung Nurhayati dan Tony Prima

2. Almamaterku, Universitas Islam Bandung

ii
iii
ABSTRAK
Perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang cukup pesat
seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Laju pertumbuhan kendaraan bermotor pribadi
tampaknya jauh lebih menonjol dan mendominasi dibandingkan dengan kendaraan umum
lainnya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan manusia akan kendaraan bermotor bukan hanya
sebagai kebutuhan sarana angkutan saja. Namun telah berkembang menjadi kebutuhan pribadi
seseorang untuk tujuan prestise maupun sebagai media seseorang guna mengekspresikan status
sosialnya. Diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk
kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di
dalam gejala bersangkutan Perusahaan Asuransi Sinar Mas sebagai penanggung dengan tegas
memberikan kriteria dan batasan dalam luasnya proteksi atau jaminan yang diberikan kepada
pihak tertangung. Kriteria dan batasan tersebut termuat atau dicantumkan dalam polis, sesuai
dengan jenis asuransi yang bersangkutan. Sehingga dalam setiap polis yang tercantum jenis
peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab penanggung, apabila terjadi kerugian yang
disebabkan oleh karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung yang akan
membayar ganti kerugian.Dalam perkembangan yang sekarang sering sekali terjadi, banyak
masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya suatu jaminan atau perlindungan terhadap jiwa
maupun harta benda yang dimilikinya, terlebih terhadap masyarakat yang tinggal didaerah
perkotaan, dimana resiko yang sering timbul atau dihadapi yang semakin besar. Resiko yang
telah menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri dan sulit sekali untuk dipisahkan, maka dari itu
untuk menghindari resiko-resiko yang dihadapi semakin besar timbulnya, maka dari itu resiko
tersebut harus bisa kita antisipasi dengan cara mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain,
yakni yang saat ini lebih dikenal dengan perusahaan-perusahaan pertanggungan atau perusahaan-
perusahaan asuransi yang ada di Indonesia.

Kata Kunci: Pelaksanaan Prosedur Pengajuan Klaim Terhadap Perusahaan Asuransi

iv
ABSTRACT

The development of motorized vehicles in Indonesia shows a fairly rapid growth in line with the
growth of the automotive industry. The growth rate of private motorized vehicles seems to be far
more prominent and dominating compared to other public vehicles. This shows that the human
need for motorized vehicles is not only a means of transportation. However, it has developed into
a person's personal needs for prestige purposes and as a person's media to express their social
status. An in-depth examination of these legal facts was carried out to then seek a solution to the
problems arising from the symptoms in question. The Sinar Mas Insurance Company as the
insurer strictly provides criteria and limits on the extent of protection or guarantees provided to
the insured. These criteria and limitations are contained or stated in the policy, according to the
type of insurance in question. So that in each policy it is stated which types of events are the
responsibility of the insurer, if there is a loss caused by the events agreed upon, it is the insurer
who will pay compensation. the importance of a guarantee or protection for their lives and
property, especially for people who live in urban areas, where the risks that often arise or are
faced are getting bigger. Risks that have become a part of life itself and are very difficult to
separate, therefore in order to avoid the risks faced, the greater the emergence, therefore we must
be able to anticipate these risks by transferring these risks to other parties, namely those who are
currently This is better known as insurance companies or insurance companies in Indonesia.

Keywords: Implementation of Claim Submission Procedures Against Insurance


Companies

v
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala ucapan puji

dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir skripsi ini dengan lancar serta

tepat waktu yang berjudul:

PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP PERUSAHAAN

ASURANSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PERASURANSIAN DAN

IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK SINARMAS TBK SUKABUMI TERKAIT

KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR BERMASALAH

Penulis tugas akhir Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar

Sarjana Hukum di Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini masih banyak kekurangan, hal ini mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan

pengalaman bagi penulis.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan dukungan dalam bentuk doa,

motivasi dan dorongan untuk dapat menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena

itu sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan dukungan hingga bantuan selama penulisan skripsi ini.

Penghargaan dan ucapan terimakasih setinggi-tingginya penulis berikan kepada kedua orang

tua penulis yang terkasih Tony Prima dan Enung Nurhayati atas segala doa, kesabaran,

dukungan, dan kasih sayang yang tiada henti bagi anak-anaknya melebihi dirinya sendiri melalui

segala pengorbanan tenaga, waktu, biaya, pemikiran, dan perasaan untuk merawat dan

membesarkan serta memfasilitasi pendidikan penulis hingga sampai pada perguruan tinggi.

vi
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang sebanyak-banyaknya atas kebaikan Ayah dan Ibu.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada saudara tersayang Ani

Andriani atas segala doa, dukungan dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Serta

seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungan demi kelancaran

penyelesaian skripsi ini.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan

yang dilewati, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada PROF. DR. TOTO TOHIR

SURIAATMAJA, S.H., M.HUM selaku pembimbing penulis yang dengan sabar memberikan

doa, dukungan, motivasi, arahan-arahan, serta saran dalam membimbing penulis selama proses

penulisan skripsi ini. Sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

Pada kesempatan ini pula, penulis dengan tulus mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Islam

Bandung.

2. Yth. Dr. Efik Yusdiansyah, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam

Bandung.

3. Dr. Sri Ratna Suminar, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas

Islam Bandung.

4. Dr. Neni Ruhaeni, S.H., LL.M, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Islam

Bandung.

5. Dr. Dini Dewi Heniarti, S.H., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas

Islam Bandung dan selaku Wali Dosen Akademik selama menjalani perkuliahan.

vii
6. Dr. Ade Mahmud, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Kekhususan Hukum Perdata dan

Bisnis Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung

7. DR. Dini Dewi Heniarti, S.H., M.H. selaku penguji siding skripsi yang telah memberi

saran dan arahan kepada penulis

8. Seluruh Staff Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung atas segala ilmu

yang sangat bermanfaat kepada penulis selama masa perkulihan hingga akhir dalam

penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung atas segala

kemudahan informasi dan bantuan selama perkuliahan hingga dalam proses penulisan

skripsi ini.

10. Delia Arsa Aulia Putri atas segala doa, dukungan, motivasi, bantuan, juga perhatian dan

pengertian, semoga selalu dilancarkan segala urusannya dan selalu dalam keadaan sehat.

Terimakasih sampai saat ini sudah menjadi partner pendengar dan pendukung terbaik.

11. Sahabat-sahabat sekaligus teman-teman seperjuangan Ferdiansyah Dwi dan Egi

Muhliyuna Terimaksih atas segala kesenangan, kesusahan, kebaikan, dukungan,

motivasi, kerjasama baik dalam susah dan senang selama proses perkuliahan hingga

dalam penulisan skripsi ini. Serta terimaksih atas kebersamaan dan bantuan selama

perkuliahan. Terimakasih untuk banyak sekali kenangan indah, semoga kita sukses pada

jalannya tersendiri dan pertemanan kita berlanjut.

12. Serta pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan doa

kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya ucapkan banyak terima kasih.

viii
Akhir kata, penulis berharap untuk semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan

skripsi ini kebaikannya menjadi ladang amal dan mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Semoga skripsi ini dengan segala kekurangannya dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak yang membaca dan menggunakannya. Aamiin

Ya Rabbal’alamin.

Penulis

ix
DAFTAR ISI

PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI DITINJAU DARI


UNDANG-UNDANG PERASURANSIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK SINARMAS TBK
SUKABUMI TERKAIT KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR BERMASALAH...................................1
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................................i
MOTTO...................................................................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN/BEBAS PLAGIARISME..........................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................x
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................9
D. Kegunaan Penelitian...................................................................................................................9
E. Kerangka Pemikiran..................................................................................................................10
F. Metode Penelitian....................................................................................................................14
1. Metode Pendekatan.............................................................................................................14
2. Jenis Penelitian.....................................................................................................................15
3. Spesifikasi Penelitian.............................................................................................................16
4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data................................................................................17
5. Metode Analisis....................................................................................................................17
BAB II...................................................................................................................................................18
TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN KLAIM ASURANSI 18
A. Asuransi....................................................................................................................................18
1. Pengertian Asuransi..............................................................................................................18
2. Macam-macam Asuransi.......................................................................................................23
3. Unsur-unsur Asuransi............................................................................................................25
4. Tujuan Asuransi....................................................................................................................27
5. Manfaat Asuransi..................................................................................................................28
B. Klaim Asuransi..........................................................................................................................30

x
1. Pengertian.............................................................................................................................30
2. Tujuan Klaim Asuransi...........................................................................................................32
3. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi......................................................................................33
4. Jenis Klaim............................................................................................................................34
5. Manajemen Klaim.................................................................................................................34
6. Penyelesaian Klaim...............................................................................................................35
7. Faktor Batalnya Klaim Asuransi.............................................................................................36
8. Hal yang Bisa Menyebabkan Pengajuan Klaim Asuransi Motor Hilang Ditolak......................36
9. Jenis Pertangguangan Asuransi Kendaraan Bermotor...........................................................39
10. Penegakan Hukum Dalan Klaim Asuransi..........................................................................41
BAB III..................................................................................................................................................46
TINJAUAN PELAKSAAMN PROSEDUR KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR DI PT. BANK
SINARMAS............................................................................................................................................46
A. Sejarah Singkat Perusahaan..........................................................................................................46
B. Visi dan Misi..............................................................................................................................47
C. Prosedur Klaim Asuransi...........................................................................................................47
BAB IV..................................................................................................................................................54
PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP PERUSAHAAN ASURANSI DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG PERASURANSIAN DAN IMPLEMENTASINYA
PADA PT. BANK SINARMAS TBK SUKABUMI TERKAIT KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
BERMASALAH.......................................................................................................................................54
A. Pelaksanaan Prosedur Pengajuan Klaim Terhadap Perusahaan Asuransi Ditinjau Dari Undang-
undang Asuransi...............................................................................................................................54
B. Upaya Hukum Dalam Proses Klaim Asuransi.............................................................................56
BAB V...................................................................................................................................................60
PENUTUP..............................................................................................................................................60
A. SIMPULAN................................................................................................................................60
B. SARAN......................................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................63

xi
xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang selalu menghadapi

risiko dalam kehidupan sehari–hari. Risiko tersebut merupakan suatu keadaan tidak pasti

yang berwujud dalam berbagai bentuk dan peristiwa. Salah satu cara mengatasi risiko

tersebut adalah dengan mengalihkan risiko kepada pihak lain dalam bentuk asuransi.

Salah satu bentuk asuransi yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat yaitu asuransi

kendaraan bermotor. Asuransi kendaraan bermotor adalah produk asuransi kerugian yang

melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan

kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor. Hubungan hukum antara pihak

perusahaan asuransi (penanggung) dengan konsumen asuransi (tertanggung) tertuang

dalam suatu bentuk perjanjian yang disebut polis asuransi kendaraan bermotor.1

Dalam rangka penyediaan pembiayaan alternatif kepada masyarakat dan dunia

usaha dalam sistem perekonomian, keberadaan lembaga keuangan yang menawarkan

berbagai bentuk fasilitas pembiayaan sangat dibutuhkan. Lembaga pembiayaan

diperlukan guna mendukung dan memperkuat sistem keuangan nasional yang

terdiversifikasi sehingga dapat memberikan alternatif yang lebih banyak bagi

pengembangan perekonomian, baik pada dunia usaha maupun masyarakat.2

Perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang

cukup pesat seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Laju pertumbuhan kendaraan

bermotor pribadi tampaknya jauh lebih menonjol dan mendominasi dibandingkan dengan

1
http://e-journal.uajy.ac.id/7360/1/JURNAL.pdf
2
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), Hlm. 245.

2
kendaraan umum lainnya. Ini menunjukan bahwa kebutuhan manusia akan kendaraan

bermotor bukan hanya sebagai kebutuhan sarana angkutan saja. Namun telah

berkembang menjadi kebutuhan pribadi seseorang untuk tujuan prestise maupun sebagai

media seseorang guna mengekspresikan status sosialnya. Sehingga tak pelak lagi

kendaraan bermotor nyaris telah mensejajarkan dirinya dengan kebutuhan-kebutuhan

pokok hidup manusia lainnya, seperti sandang, papan dan Pendidikan.

Seiring dengan beragam dan banyaknya kendaraan bermotor yang beredar telah

menimbulkan semakin padatnya kondisi lalu lintas dan risiko yang harus dihadapi oleh

manusia juga semakin kompleks. Risiko yang mungkin terjadi pada kendaraan bermotor

seperti kecelakaan dan kehilangan kendaraan bermotor akibat berbagai sebab. Risiko

adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang diakibatkan oleh bahaya yang

mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan

terjadi.3

Walaupun Asuransi kendaraan bermotor sebagai lembaga jaminan yang

dipercayakan untuk pemberian jaminan perlindungan dirasakan semakin penting, tetapi

masih terdapat anggota masyarakat yang belum memahami peranan Asuransi kendaraan

bermotor dalam meringankan beban baik kepada korban kecelakaan, lalulintas ataupun

jaminan kendaraan bermotor itu sendiri. Jumlah santunan yang disediakan Asuransi

santunan kepada pengguna kendaraan bermotor dan pengendara yang menjadi korban

relatif cukup besar dan bermanfaat bagi para korban dan mendapat kembali kendaran

bermotor yang rusak menjadi layak pakai kembali.

Penggantian kerugian diberikan penanggung sebenarnya tidak dapat dikatakan

sebagai suatu ganti rugi, oleh karena orang yang menerima ganti rugi tidak menerima
3
Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1992, Hlm. 29.

3
ganti rugi yang sungguh-sungguh sesuai dengan kerugian yang dideritanya. Ganti rugi

yang diterimanya sebenarnya adalah hasil penentuan sejumlah uang tertentu yang telah

disepakati pihak-pihak.4

Sengketa dalam asuransi terutama sengketa penolakan klaim asuransi ini sudah

banyak terjadi. Salah satu penyebab sengketa penolakan klaim asuransi adalah perubahan

aturan ataupun persyaratan yang dilakukan secara sepihak oleh perusahaan asuransi tanpa

pemberitahuan ataupun persetujuan dari pihak tertanggungnya.

Perusahaan Asuransi dalam membuat perjanjian juga harus adil, misalnya dalam

hal tertanggung telah sepakat untuk membayar premi kepada Perusahaan Asuransi, maka

Perusahaan Asuransi juga harus memberikan ganti kerugian sesuai dengan perjanjian

yang telah tertera di dalam polis, hal ini diatur juga dalam POJK Nomor 1/POJK.07/2013

tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Pasal 21, yaitu “Pelaku Usaha

Jasa Keuangan wajib memenuhi keseimbangan, keadilan, dan kewajaran dalam

pembuatan perjanjian dengan Konsumen”.

Seperti yang diketahui, pada masa sekarang ini banyak Perusahaan Asuransi yang

menggunakan perjanjian baku dengan alasan untuk menghemat waktu dan agar prosesnya

lebih cepat, tetapi dengan dipakainya perjanjian baku dalam hal asuransi, bukan berarti

pihak tertanggung harus tunduk pada semua peraturan baru, tambahan ataupun terhadap

perubahan yang dibuat secara sepihak oleh Perusahaan Asuransi.5

Berhubung risiko itu hamper melekat dalah kehidupan manusia, maka kita harus

mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau Teknik-teknik tertentu agar

dampak yang ditimbulkan tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan manusia.

4
Emmy Pangaribuan Simanjuntak., Hukum Pertanggungan, Penerbit Liberti,Hlm.23
5
Pasal 21 POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

4
Tindakan-tindakan atau usaha-usaha untuk mengatasi risiko itu dikenal dengan nama

Manajemen Risiko (Risk Management).

Suatu hal yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu terdapat mekanisme

yang canggih, yang jika digunakan dengan sebagaimana mestinya dapat sangat

meringankan kesulitan keuangan yang ditimbulkan. Mekanisma yang dimaksud antara

lain adalah Asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar-benar sangat

penting perannya dalam kehidupan modern ini. Jadi asuransi merupakan salah satu upaya

untuk menaggulangi berbagai risiko yang mungkin timbul, baik pada diri seseorang

maupun terhadap harta benda yang dimiliki.6

Risiko dari segi asuransi adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang

diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak diketahui terlebih dahulu

apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi. 7 Risiko itu merupakan sesuatu yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan manusia dengan akal budinya selalu

berusaha untuk menghindari segala kemungkinan yang timbul karena adanya risiko

tersebut.

Oleh karena risiko merupakan suatu hal yang selalu melekat dan mengikuti

seluruh kegiatan manusia di dunia ini, maka manusia juga berusaha bagaimana caranya

agar hidup dan kehidupannya ini menjadi aman tentram dan tetap dalam keadaan yang ia

inginkan. Maka dari itu salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

manajemen risiko.8

6
Sonni Dwi Harsono, PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, Jakarta Insurance Institute (Jakarta : JII, 2009),
Hlm.2.
7
Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1992, Hlm. 29
8
Sri Redjeki Hartono, Op.Cit, Hlm. 67

5
Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen dan penanggulangan risiko, terutama risiko yang di hadapi oleh

organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Program manajemen risiko dengan

demikian mencakup tugas-tugas: mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi, mengukur

atau menentukan besarnya risiko tersebut, mencari jalan untuk menghadapi atau

menanggulangi risiko, selanjutnya menyusun strategi untuk memperkecil ataupun

mengendalikan risiko, mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko mengevaluasi

program penanggulangan risiko yang telah dibuat.

UU No.2/1992 Pasal 5 ayat (2) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan asuransi

atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,

kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang

tidak pasti.9

Definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Nomor 2 Tahun 1992

tentang usaha perasuransian Bab 1 Pasal 1: “Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu pristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan

9
http://repository.stei.ac.id/1820/3/BAB%20II.pdf

6
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.10

Asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu dari berbagai jenis asuransi

kerugian. Pada umumnya tujuan dari asuransi kendaraan bermotor adalah untuk

mengambil alih risiko-risiko yang mungkin ditanggung oleh pemilik kendaraan bermotor

yang bersangkutan terhadap keuangan yang diderita kendaraan bermotor karena berbagai

sebab yang tidak tentu. Dapat juga terhadap risiko-risiko yang yang berhubungan dengan

kewajiban menurut hukum untuk membayar ganti rugi kepada pihak ketiga berhubungan

dengan sesuatu yang ada kaitannya dengan kendaraan bermotor miliknya atau yang

menjadi tanggung jawabnya. Termasuk jenis kendaraan bemotor.11

Asuransi sebagai lembaga pengalihan dan pembagian risiko telah menjadi salah

satu jenis usaha dibidang jasa, yang dikenal dengan usaha perasuransian, diindonesia

perusahaan perasuransian diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

Perasuransian. Dalam Pasal 1 Angka 4 undang-undang tersebut, yang berbunyi “Usaha

Perasuransian adalah segala usaha menyangkut jasa pertanggungan atau pengelolaan

risiko, pertanggungan ulang risiko, pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk

asuransi Syariah, konsultasi dan keperantaraan asuransi, asurani Syariah, reasuransi, atau

reasuransi Syariah, atau penilaian kerugian asuransi Syariah”.

Pengertian asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

yang berbunyi : “Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana

seseorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu

premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau

10
Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2004). h. 61.
11
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Dan Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), Hal. 4

7
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mugkin akan dideritanya karena suatu

peristiwa yang tidak tentu”.12

Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Asuransi

adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang

menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak

pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana.13

Menurut Wirjono Pradjokoro memberikan pengertian Asuransi pada umumnya

adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang

dijami, untuk menerima sejumlh uang premi sebagai pengganti kerugian yang mungkin

akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan

terjadi.14

Menurut Zian (2013:11) menyatakan bahwa Asuransi merupakan suatu system

atau tindakan untuk melimpahkan, mengalihkan atau mentransfer resiko yang ditanggung

12
Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tentang asuransi.
13
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.
14
https://repository.uir.ac.id/9754/1/151010421.pdf

8
kepada pihak lain dengan syarat melakukan pembayaran premi dalam rentan waktu

tertentu secara teratur sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan terhadap resiko

yang memungkinkan terjadi dimasa depan seiring dengan ketidak pastian itu sendiri.

Menurut (Suparni, 2018) Asuransi adalah suatu perjanjian antara kedua belah

pihak, pihak pertama memiliki keharusan untuk membayar iuran (premi), sementara

pihak ke dua berkeharusan untuk memberikan jaminan perlindungan sepenuhnya kepada

pihak yang membayar iuran tersebut.15

Dalam industri asuransi, pembayaran klaim sering kali menjadi masalah. Untuk

itu industri asuransi diharapkan meningkatkan transfaransi menyusul adanya Undang-

undang No. 1 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, lahirlah keputusan Dirjen

Lembaga Keuangan No. 6098/2002 yang mengharuskan perusahaan-perusahaan asuransi

mencantumkan solvabilitas perusahaan asuransi tersebut.

Pembayaran klaim yang bermasalah bisa saja diakibatkan bukan dari perusahaan

asuransi tetapi kesalahan pemegang polis karena tidak jujur dalam memberikan informasi

yang sebenar-benarnya sebelum menjadi pemegang polis. Biasanya permasalahan dalam

klaim pada umumnya terjadi karena kurang mengertinya pihak tertanggung didalam

proses dan prosedur penanganan klaim, hal inilah yang sebenarnya selalu menimbulkan

pendapat bahwa pihak perusahaan asuransi terlihat memperlambat dan mempersulit

terhadap penyelesaian kalim yang diajukan oleh tertanggung. Anggapan demikian pula

yang kadang kala menjatuhkan citra nama baik dari perusahaan asuransi.16

15
https://repository.bsi.ac.id/repo/files/284137/download/File_13-Bab-II-Landasan-Teori.pdf
16
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004) Cet-1, Hlm. 55.

9
Dengan ini megemukakan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik atas

permasalahan diatas untuk melakukan kajian terhadap kasus baku mutu keruksakan

lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan

melihat dari perspektif hukum lingkungan dalam bentuk karya tulis skripsi dengan judul

“PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP

PERUSAHAAN ASURANSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG

PERASURANSIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK SINARMAS

TBK SUKABUMI TERKAIT KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

BERMASALAH”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan identifikasi masalahnya

sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan prosedur pengajuan klain terhadap perusahaan asuransi

ditinjau dari Uundang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Perasuransian ?

2. Bagaimana implementasi dari prosedur pengajuan klaim terhadap perusahaan

asuransi ditinjau dari Uundang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Perasuransian

pada PT. Bank Sinarmas Tbk Sukabumi terkait klaim asuransi kendaraan bermotor

bermasalah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka maksud

dan tujuan penulisan melakukan penelitian ini yaitu :

10
1. Untuk mengetahui pelaksanaan prosedur pengajuan klain terhadap perusahaan

asuransi ditinjau dari Uundang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

Perasuransian.

2. Untuk mengetahui implementasi dari prosedur pengajuan klaim terhadap perusahaan

asuransi ditinjau dari Uundang-undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Perasuransian

pada PT. Bank Sinarmas Tbk Sukabumi terkait klaim asuransi kendaraan bermotor

bermasalah

D. Kegunaan Penelitian

Dalam suatu penelitian atau penilaian suatu masalah yang dilakukan tentunya

penulisan berpendapat bahwa kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

dan berguna bagi pihak-pihak yang tertarik dan berkepentingan dengan masalah-masalah

yang diteliti dan dibahas, diantaranya adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang berguna bagi

penelitian selanjutnya yang lebih mendalam, khususnya yang berkaitan

pelaksanaan prosedur pengajuan klain terhadap perusahaan asuransi dan

implementasi dari prosedur pengajuan klaim terhadap perusahaan asuransi.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai pedoman dan masukan bagi

semua pihak, terutama masyarakat agar lebih mengetahui pengaturan

pelaksanaan prosedur pengajuan klain terhadap perusahaan asuransi.

11
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran

terhadap pengetahuan dan wawasan keilmuan khususnya bagi praktisi

hukum, terutama pada Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung.

E. Kerangka Pemikiran

Asuransi hingga saat ini berkembang pesat dilihat dengan banyaknya pengguna

jasa asuransi, salah satu jenis asuransi yang banyak diminati oleh konsumen yaitu

asuransi kendaraan bermotor, karnena asuransi jenis ini memberikan pertanggungan atas

kergian atau juga berkurangnya nilai secara finansial atas objek pertanggungan kendaraan

bermotor misalnya yang disebabkan karena kecelakaan baik menabrak atau ditabrak,

dicuri, terbakar dan tergelincir. 17

Menurut hitungan dari bagian yang diasuransikan, jenis asuransi kendaraan

bermotor terdapat dua bagian yaitu, Jaminan Kerugian Total (Total Lost Only) dan

Jaminan Komprehensif atau gabungan (All Risk). Demikian banyaknya beragam jenis

asuransi yang dapat ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi ternyata tidak

disertai dengan jaminan perlindungan hukum terhadap nasabah atau pemegang polis atau

tertangguang.

Permasalahan yang cukup sering terjadi oleh tertanggung adalah sulitnya

memperoleh pembayaran ganti rugi pada saat tertanggung mengajukan klaim kepada

pihak asuransi. Padahal tujuan utama seorang pemegang polis atau tertanggung adalah

untuk menerima ganti kerugian apabila terjadinya peristiwa yang tidak terduga yang

menimpa objek yang diasuransikan.18

17
(Sumitra, 1998; 4).
18
https://repository.uir.ac.id/9754/1/151010421.pdf.

12
Sebagai jenis perjanjian, asuransi termasuk dalam jenis perjanjian timbal balik

yang berarti bahawa pihak pertama berkewajiban untuk melakukan perbuatan hukum

bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berkewajiban untuk melakukan perbuatan

hukum kepada pihak pertama. Dalam hal asuransi, pihak penanggung mengikatkan diri

untuk mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak

tertanggung dan pihak tertanggung mengingatkan diri untuk membayar premi kepada

pihak penanggung.

Berbicara mengenai perjanjian asuransi pendapatan sangat berpengaruh terhadap

permintaan asuransi karena dengan adanya pendapatan yang tinggi konsumen memiliki

kelebihan uang yang dapat di alokasikan ke keperluan lain salah satunya adalah asuransi

kendaraan bermotor. Jadi pada dasarnya seseorang yang memiliki pendapatan yang tinggi

mampu untuk membiayai pengeluaran lain selain kebutuhan pokok. Sehingga hubungan

antara pendapatan dan permintaan asuransi kendaraan bermotor berpengaruh positif.19

Mengingat arti pentingnya perjanjian asuransi sesuai dengan tujuannya, yaitu

sebagai suatu perjanjian yang memberikan proteksi, maka perjanjian ini sebenarnya

menawarkan suatu kepastian dari suatu ketidakpastian mengenai kerugian ekonomis yang

mungkin diderita karena suatu kejadian peristiwa yang belum pasti.20

Asuransi kendaraan bermotor merupakan salah satu dari berbagai jenis asuransi

kerugian. Pada umumnya tujuan dari asuransi kendaraan bermotor adalah untuk

mengambil alih risiko-risiko yang mungkin ditanggung oleh pemilik kendaraan bermotor

yang bersangkutan terhadap keuangan yang diderita kendaraan bermotor karena berbagai

sebab yang tidak tentu. Dapat juga terhadap risiko-risiko yang yang berhubungan dengan

19
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/12641/2/A11116035_skripsi_06-01-2022%201-2.pdf
20
(Hartono, 1992: 83).

13
kewajiban menurut hukum untuk membayar ganti rugi kepada pihak ketiga berhubungan

dengan sesuatu yang ada kaitannya dengan kendaraan bermotor miliknya atau yang

menjadi tanggung jawabnya. Termasuk jenis kendaraan bemotor.21

Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Asuransi

adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang

menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:

a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang

tidak pasti; atau

b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan

manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil

pengelolaan dana.22

Dalam fatwa No. 21/ DSN-MUI/X/ Tahun 2001 menjelaskan bahwa klaim

merupakan hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai

dengan kesepakatan dalam akad. Pembayaran klaim oleh perusahaan asuransi sesuai

dengan akad yang telah disepakati pada awal perjanjian. Jumlah klaim tersebut dapat

berbeda sesuai dengan premi yang telah dibayarkan oleh peserta asuransi.

Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru’ semua

peserta. Perusahaan sebagai mudharib wajib menyeleikan proses klaim secara cepat,
21
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Dan Asuransi, (Jakarta: Salemba Empat, 1999), hal. 4
22
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

14
tepat, dan efisien sesuai dengan amanah yang diterimanya. Secara umum jenis kerugian

dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :

1) Kerugian seluruhnya (total loss).

2) Kerugian sebagian (partial loss).

3) Kerugian daripihak ketiga. 23

Pembayaran klaim yang bermasalah bisa saja diakibatkan bukan dari perusahaan

asuransi tetapi kesalahan pemegang polis karena tidak jujur dalam memberikan informasi

yang sebenar-benarnya sebelum menjadi pemegang polis. Biasanya permasalahan dalam

klaim pada umumnya terjadi karena kurang mengertinya pihak tertanggung didalam

proses dan prosedur penanganan klaim, hal inilah yang sebenarnya selalu menimbulkan

pendapat bahwa pihak perusahaan asuransi terlihat memperlambat dan mempersulit

terhadap penyelesaian kalim yang diajukan oleh tertanggung. Anggapan demikian pula

yang kadang kala menjatuhkan citra nama baik dari perusahaan asuransi

Umumnya klaim merupakan tuntutan atas hak sebagai akibat dari pemenuhan

ketentuan-ketentuan yang diterapkan sebelumnya dalam perjanjian asuransi. Definisi

klaim menurut (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016) adalah “tuntutan

atas suatu fakta bahwa seseorang berhak (memiliki atau mempunyai) atas sesuatu.24

F. Metode Penelitian

G. Pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan Yuridis

Normatif. Menurut Soerjono Soekanto, pendekatan Yuridis Normatif adalah


23
http://repository.stei.ac.id/1820/3/BAB%20II.pdf
24
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam (Jakarta: Penerbit Kencana, 2004) Cet-1, Hlm. 55.

15
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data

sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran

terhadap peraturan- peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.25

H. Jenis Penelitian

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini merupakan penelitian kepustakaan

yang menggunakan data sekunder yang merupakan bahan-bahan hukum yang

bersifat mengikat pada masalah yanag akan diteliti, dan menggunakan Data

Primer sebagai pendukung dari Data Sekunder. Data sekunder tersebut terdiri dari

a. Bahan Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat

bagi individu atau masyarakat yang dapat membantu dalam penulisan. Bahan

Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan yang erat hubungannya

dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan

memahami bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang Undang dan/atau

hasil penelitian dan pendapat para ahli.

b. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang digunakan untuk

memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan


25
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tujuan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta,
2011, Hlm.13-14.

16
bahan hukum sekunder, seperti ensiklopedia, kamus, artikel dan surat kabar,

majalah serta situs internet.

I. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Analisis yaitu menggambarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku yang

dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam pelaksanaan praktik masalah yang diteliti.

Suatu penelitian dekstriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala lainnya.26

Dalam hal ini meliputi penelitian terhadap teori-teori dan kaedah-kaedah hukum.

Penelitian ini dilakukan dengan menelaah secara mendalam terhadap asas-asas

hukum, peraturan perundang-undangan, pendapat pakar hukum mengenai hal-hal

yang bersangkutan dengan baku mutu kerusakan lingkungan hidup.

J. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama penelitian adalah mendapat data.27 Teknik pengumpulan data

yang dilakukan oleh penulis adalah dengan studi kepustakaan.

Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

Analisis yaitu menggambarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku yang

dikaitkan dengan teori-teori hukum dalam pelaksanaan praktik masalah yang diteliti.

26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2008, Hlm.10.
27
Sugiyono, Metode Penulisan Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-19, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2013, Hlm.224.

17
Suatu penelitian dekstriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala lainnya.28

K. Metode Analisis

Metode analisis dalam penelitian ini adalah Kualitatif Normatif, yaitu melakukan

penelitian terhadap data yang diperoleh dan menghubungkannya dengan ketentuan-

ketentuan maupun asas-asas hukum dan Undang-undang Tentang Perasuransian yang

terkait dengan permasalahan yang diteliti dengan tidak menggunakan rumus atau data

statistik. Setelah data terkumpul, lalu selanjutnya dituangkan dalam bentuk uraian

yang sistematis untuk kemudian dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian

masalah dalam penelitian ini.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN KLAIM ASURANSI


28
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2008, Hlm.10.

18
A. Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Kata Asuransi berasal dari bahasa inggris, insurance, yang dalam bahasa

Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam bahasa Kamus Besar

Bahasa Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Echols dan Shadilly

memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan. Dalam bahasa

belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (asuransi) dan verzekering

(pertanggungan).

Dalam perspektif ekonomi islam asuransi dikenal dengan istilah takaful yang

berasal dari Bahasa Arab yakni takafala-yatakafalu-takafalu yang berarti saling

menaggung atau saling menjamin. Pengertian asuransi adalah usaha saling melindugi

dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam

bentuk asset dan atau tabaru (sumbangan) yang memberi pola pengembalian untuk

menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Syariah.

Asuransi didefinisikan sebagai upaya masyarakat secara bersama yang terdiri dari

kumpulan besar individu – individu dalam sebuah sistem pembayaran angsuran demi

untuk meringankan atau menghapus kerugian yang jelas nilai harganya dari segi

ekonomi bagi setiap kumpulan itu.29

Istilah asuransi, menurut pengertian riilnya, adalah iuran bersama untuk

meringankan beban individu, kalau-kalau beban tersebut menghancurkannya, konsep

asuransi yang paling sederhana dan umum adalah suatu persediaan yang disiapkan

oleh sekelompok orang, yang bisa tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang
29
Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, Referensi (Gaung Persada Press Group), Jakarta,Cet ke 1, Hal.
35.

19
tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah

seorangndiantara mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh

kelompok.30

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha

perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga

yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.31

Pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No.40 tahun 2014 tentang

Perasuransian pada Ketentuan Umum Pasal 1 poin 1 Asuransi adalah perjanjian

antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar

bagi penerima premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak

pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

30
Muhammad Mushlehuddin, Menggugat Asuransi Modern, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1999), Hlm. 3
31
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18155/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

20
yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana.32

Berdasarkan ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang

menjelaskan bahwa “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,

dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan

menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu

kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin

akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.33

Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1992 tentang Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah “Perjanjian

antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian

kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan yang diharapkan,

atau tanggung jawab kepada pihak ketiga yang mungkin ada diderita oleh

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa tidak pasti, atau untuk memberikan

suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal seseorang yang

dipertanggungkan”.34

Selanjutnya agar bisa memperoleh penjelasan tentang pengertian asuransi,

di bawah ini merupakan pendapat para pakar-pakar asuransi tentang pengertian

asuransi sebagai berikut :

32
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
33
Kitab Undang-undang Hukum Dagang
34
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18155/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

21
Menurut Dessy Danarti Asuransi atau yang dalam bahasa belanda

“verzekering” berarti pertanggungan. Ada dua pihak yang terlibat dalam asuransi

yaitu pihak yang sanggup menanggung atau menjamin bahwa pihak yang lainnya

akan mendapat penggantian suatu kerugian, yang mungkin akan ia derita sebagai

akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau semula

belum dapat ditentukan saat akan terjadinya.35

Robert I Mehr, asuransi adalah a device for reducing risky combining a

sufficient number of exposure unitsto make their individual losses collection

predictable. The predictable loss is then shared by or distributed proportionately

among all units in combination (suatu alat untuk mengurangi risiko dengan

menggabungkan sejumlah unit-unit yang berisiko agar kerugian individu secara

kolektif dapat diprediksi, kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi

dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam gabungan

tersebut).36

Pengertian asuransi menurut para ahli C. Arthur William jr. dan Richard

M. Heins ialah pengamatan terhadap kerugian finansial yang dilakukan

penanggung dengan persetujuan dua atau lebih orang atau badan pengumpulan

dana untuk mengurangi kerugian finansial.

Pengertian asuransi menurut Darmawi adalah transaksi pertanggungan

yang melibatkan dua pihak tertanggung dan penanggung yang mana penanggung

menjamin pihak kepada tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian

terhadap suatu kerugian. Penanggung alias perusahaan asuransi berjanji akan


35
http://eprints.perbanas.ac.id/2348/4/BAB%20II.pdf
36
Muhammad Syakir Sula, dkk, Asuransi Syariah (Life And General), (Jakarta: Gema Insani, 2004), Hlm 26

22
membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada

tertanggung. Sementara itu, tertanggung membayar secara periodik kepada

penanggung.

Pengertian asuransi menurut Abbas Salim adalah kemauan dan kesadaran

dalam hal penetapan kerugian kecil atau sedikit yang sudah pasti sebagai ganti

kerugian besar yang belum pasti terjadi di masa depan. Hal ini berarti membayar

premi yang tidak seberapa besar dengan kemauan dan kesadaran untuk antisipasi

biaya risiko yang lebih besar di masa depan.37

Menurut M. Nur Rianto (2012:212) asuransi merupakan sebuah

mekanisme perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami resiko di

masa yang akan datang dimana pihak tertanggung akan membayar premi guna

mendapatkan ganti rugi dari pihak penanggung.

Julius R. Latumaerissa (2011:447) mendefinisikan asuransi sebagai suatu

perjanjian dimana terdapat pihak tertanggung yang membayar premi kepada pihak

penanggung guna mendapatkan penggantian karena suatu keinginan, kerusakanm

atau kehilangan keuntungan yang telah diharapkan yang kemungkinannnya tidak

pasti akan terjadi di masa yang akan datang.

Sementara menurut Ktut Silvanita (2009:40) asuransi merupakan suatu

permintaan dimana satu pihak memiliki intensif untuk mentrasfer resiko dengan

membayar sejumlah dana untuk menjauhi resiko kehilangan sejumlah harta yang

dimilikinya.

37
https://www.idntimes.com/business/economy/seo-intern/pengertian-asuransi-menurut-para-ahli-beda-dari-
tabungan?page=all

23
Kemudain dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

asuransi merupakan suatu mekanisme perlindungan terhadap harta yang dimiliki

dimana didalamnya terdapat pihak tertanggung yang membayar sejumlah dana

kepada pihak penanggung guna mendapatkan penggantian rugi atas resiko yang

mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.38

Menurut Musthafa Ahmad Zarqa makna asuransi adalah cara atau metode

untuk memelihara manusia dalam menghindari risiko (ancaman) bahaya yang

beragam yang akan terjadidalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan hidupnya

atau dalam aktifitas ekonominya. Menurut Husain Hamid Hisan suransi adalah

sikap ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapi, antara sejumlah

besar manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa, jika sebagian

mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling tolong menolong

dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian yang diberikan

oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian tersebut mereka dapat menutupi

kerugian-kerugian yang dialami oleh peserta yang tertimpa musibah.39

B. Macam-macam Asuransi Menurut Undang-undang dan Menurut Ilmu

Pngetahuan/Doktrin atau Para Ahli

1. Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)

Asuransi kebakaran adalah jenis pertanggungan yang memberikan ganti rugi atas

risiko-risiko yang disebabkan oleh peristiwa kebakaran terhadap harta benda yang

telah diasuransikan. Barang yang bisa diasuransikan dalam asuransi kebakaran ini

38
http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/145/BAB%202.pdf?sequence=7&isAllowed=y
39
Sula, Muhamad Syakir, Asuransi syariah life and General, (Jakarta, Gema Insani, 2004) Hal. 30.

24
meliputi rumah tinggal, hotel, gedung, pabrik, perkantoran, pertokoan, rumah

sakit, dan sebagainya.

2. Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance)

Asuransi pengangkutan barang ini yaitu jenis pertanggungan yang menjamin

risiko kerugian yang dialami atas kehilangan atau kerusakan barang pada saat

pengangkutan barang melalui jalur laut. Pertanggungan ini berlaku untuk kedua

belah pihak yang terlibat yaitu pihak pemilik angkutan barang atau kapal, maupun

pihak pemilik barang yang diangkut, tergantung dari kondisi atau peristiwa

kerugian yang terjadi. Misal saja kapal yang mengangkut sejumlah barang ke luar

negeri.

3. Asuransi Aneka (Miscellaneous Insurance)

Asuransi aneka merupakan jenis asuransi kerugian selain dari 2 jenis asuransi

kebakaran dan asuransi pengangkutan barang di atas. Asuransi aneka ini meliputi

jenis-jenis asuransi yaitu :

a. Asuransi Pencurian (Burgary Insurance) yaitu asuransi yang memberi ganti

rugi karena risiko pencurian atas harta benda yang diasuransikan.

b. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) yaitu asuransi yang

memberi ganti rugi atas harta benda yang diasuransikan karena risiko

kecelakaan diri.

c. Asuransi Perjalanan (Travel Insurance) yaitu asuransi yang memberi ganti

rugi atas harta benda yang diasuransikan karena risiko saat melakukan

perjalanan.

25
d. Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) yaitu asuransi yang

memberi ganti rugi karena risiko atas kendaraan bermotor.

e. Asuransi Property All Risks (Industrial All Risks) yaitu jenis asuransi yang

memberi ganti rugi atas risiko kerusakan yang berhubungan dengan gedung

industri atau pabrik.

f. Asuransi Gempa Bumi (Earthquake Insurance) yaitu jenis asuransi yang

memberi ganti rugi pada harta benda akibat peristiwa gempa bumi.

g. Asuransi Mesin dan Peralatan (Engineering Insurance)

h. Asuransi Profesi (Professional Insurance)

i. Asuransi Tanggung Gugat dan lain sebagainya.40

C. Unsur-unsur Asuransi

1. Insured (Pihak Tertanggung)

Definsi dari unsur yang pertama ini adalah, seseorang atau badan atau

organisasi yang berjanji untuk membayar sejumlah uang (premi) kepada pihak

penanggung. Pembayaran ini bisa dilakukan secara berturut-turut (diangsur)

atau sekaligus tunai. Dengan membayar premi ini maka pihak insured akan

mendapatkan hak mendapatkan klaim asuransi. Bersama dengan hak tersebut

melekat juga kewajiban untuk tetap membayar premi sesuai dengan

kesepakatan.

2. Insure (Pihak Penanggung)

Sesuai dengan definisinya, maka unsur yang kedua ini adalah badan atau

lembaga, atau organisasi tertentu yang dalam skema perjanjian akan

40
http://repo.darmajaya.ac.id/3485/11/BAB%20II.pdf

26
membayarkan sejumlah uang (bisa disebut sebagai uang santunan atau

penggantian) baik secara berangsur-angsur ataupun secara tunai (sekaligus),

kepada pihak pertama apabila terjadi sesuatu hal yang terjadi sesuai dengan

apa yang diperjanjikan. Hak insure adalah mendapatkan pembayaran premi.

Sedangkan kewajibannya adalah membayar sejumlah uang sesuai klaim yang

ada dalam skema perjanjian.

3. Objek Asuransi

Unsur yang ketiga ini meliputi antara lain : benda, beserta hak dan atau

kepentingan yang melekat pada benda tersebut, hal yang terkait dengan

nyawa, bagian tubuh (termasuk kesehatan) serta lainnya yang termasuk dalam

objek asuransi sesuai dengan yang dijanjikan pihak insure (uang pensiun,

pendapatan bulanan serta lainnya). Dimana pihak insured membayar uang

premi dengan tujuan bebas dari risiko kerusakan, kehilangan, serta kerugian

lainnya.

4. Peristiwa Asuransi

Secara definitif unsur keempat ini bisa dijabarkan sebagai satu peristiwa

tidak pasti (evenement) yang mengancam objek asuransi, dan didalamnya

terjadi persetujuan antara pihak insure dan insured sehingga menjadi satu

perbuatan hukum berupa kesepakatan antara kedua belah pihak.

5. Masa Tunggu

Banyak orang yang berpikir asuransi bisa langsung dipakai, misalnya bila

mendaftar hari ini maka besok bila ada kecelakaan akan terganti oleh asuransi.

Hal tersebut keliru karena dalam asuransi, ada yang dikenal dengan masa

27
tunggu. Secara sederhana, ada periode waktu sebelum asuransi tersebut bisa

benar-benar menjamin pihak insured. Biasanya masa waktu pada asuransi

selama 30 hari.41

D. Tujuan Asuransi

Pada mulanya asuransi adalah suatu kelompok yang bertujuan membentuk arisan

untuk meringankan beban keuangan individu dan menghindari kesulitan pembiayaan.

Menurut Morgan dalam bukunya Muslehuddin, mengatakan bahwa tujuan asuransi

adalah untuk mengadakan persiapan dalam menghadapi kemungkinan kesulitan yang

dihadapi manusia dalam kehidupan, seperti dalam kegiatan perdagangan mereka.

Beberapa tujuan asuransi adalah sebagai berikut:42

a. Tujuan Asuransi untuk Pengalihan Risiko

Tujuan asuransi yang paling utama adalah untuk pengalihan risiko. Dalam

teori pengalihan risiko, tertanggung sudah menyadari ada ancaman bahaya

terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Karena hal tersebut, jika

sewaktu-waktu tertanggung mengalami bahaya terhadap kekayaan maupun

jiwanya, maka tertanggung menderita kerugian atau cacat raga yang bisa

mempengaruhi perjalanan hidup sehingga risiko tersebut dialihkan untuk

mengcover kerugian.

b. Tujuan Asuransi untuk Pembayaran Ganti Rugi

Tujuan asuransi yang selanjutnya adalah pembayaran ganti rugi. Dalam

hal ini terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka tidak ada suatu

41
https://www.cermati.com/artikel/unsur-unsur-pada-asuransi-yang-wajib-untuk-diketahui
42
Mohammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 3 1

28
masalah terhadap risiko yang ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya,

bahaya yang mengancam itu tidak selalu benar-benar terjadi.

c. Tujuan Asuransi untuk Pembayaran Santunan

Tujuan asuransi untuk pembayaran santunan yaitu asuransi suatu kerugian

dan juga asuransi jiwa yang diadakan berdasarkan perjanjian bebas antara

penanggung dan tertanggung.

d. Tujuan Asuransi untuk Kesejahteraaan Anggota

Tujuan asuransi selanjutnya, yakni untuk kesejahteraan anggota. Apabila

beberapa orang berhimpun dalam sebuah perkumpulan, maka perkumpulan

tersebut berkedudukan sebagai penanggung, sedangkan pada anggota

perkumpulan, berkedudukan sebagai tertanggung.

Selain itu, tujuan asuransi adalah untuk meningkatkan efisiensi, dimana

peserta tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan

untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

Asuransi membantu mengadakan pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan

mengeluarkan biaya premi yang jumlahnya sudah tertentu dan secara tetap setiap

periode, sehingga tidak perlu mengganti atau membayar sendiri kerugian yang

timbul yang belum diketahui jumlahnya dan tidak pasti. Dalam asuransi jiwa,

asuransi bertujuan sebagai tabungan, karena yang dibayarkan kepada perusahaan

asuransi akan dikembalikan dengan jumlah yang lebih besar.43

E. Manfaat Asuransi

43
www.akademiasuransi.com, Fungsi dan Tujuan Asuransi, Published On 18 September 2012, Diakses pada 9 Mei
2017 pukul 14.07

29
Untuk itu, sangat penting mengetahui dan paham apa saja manfaat asuransi agar

kesadaran masyarakat terhadap asuransi meningkat. Berikut ini beberapa manfaat

asuransi berdasarkan buku 4 Literasi Perguruan Tinggi tentang Perasuransian yang

diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) :

1. Memberikan Rasa Aman dan Perlindungan

Asuransi akan membuat tertanggung terhindar dari kemungkinan risiko

kerugian finansial saat objek yang diasuransikan mengalami kejadian tak

terduga.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Semakin besar kemungkinan terjadinya risiko kerugian timbul, maka semakin

besar pula premi yang perlu dibayarkan.

3. Memberikan kepastian

Asuransi akan mengurangi konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan

yang merugikan (peril) yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya sehingga

biaya atau akibat finansial dari kerugian tersebut menjadi pasti atau relatif

pasti.

4. Instrument pengalihan dan penyebaran risiko

Asuransi menjadi instrumen yang akan mengalihkan risiko kerugian yang

mungkin timbul dari suatu kejadian tak terduga.

5. Menjadikan hidup lebih tenang

Segala risiko yang dapat diasuransikan dapat ditanggung oleh perusahaan

asuransi sehingga hidup Anda akan lebih tenang saat terjadi kejadian tak

terduga.44
44
https://axa-mandiri.co.id/-/apa-saja-manfaat-asuransi-untuk-anda-cari-tahu-di-sini-

30
B. Klaim Asuransi

1. Pengertian

Secara umum, pengertian klaim dapat diartikan sebagai tuntutan yang harus

dipenuhi oleh penanggung kepada tertanggung sesuai dengan peraturan ataupun dan

perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Istilah klaim ini paling umum

digunakan dalam dunia Asuransi di mana penerbit asuransi berperan sebagai

penanggung, dan nasabah asuransi sebagai tertanggung.

Klaim juga berhubungan dengan surat klaim yang merupakan suatu surat

pengaduan yang dibuat untuk menyampaikan ketidaksesuaian atau ketidak nyamanan

terhadap suatu layanan, barang, atau hal lainnya yang disertai dengan tuntutan

penyelesaian. Surat klaim terdiri dari banyak jenis yakni seperti surat pengaduan

terhadap kerusakan barang, surat pengaduan terhadap dokumen resmi, surat

pengaduan pembatalan berkas, surat pengaduan untuk keterlambatan pengiriman

barang, hingga surat pengaduan pengajuan asuransi yang paling sering ditemui di

masyarakat.

Surat klaim asuransi ini bisa berupa pengaduan terhadap asuransi kesehatan,

asuransi jiwa, asuransi berkaitan dengan seseorang yang meninggal dunia, dan jenis

asuransi lainnya.45

Asuransi kendaraan bermotor merupakan pemberian manfaat berupa ganti rugi

atas masalah yang terjadi pada kendaraan bermotor. Masalah yang dialami

disebabkan oleh tabrakan, terperosok, perbuatan jahat, dan kebakaran kendaraan.

Sebelum mendapatkan asuransi kendaraan bermotor, masyarakat tentu harus

45
https://kamus.tokopedia.com/k/klaim/

31
melakukan klaim terlebih dahulu. Klaim asuransi merupakan pengajuan yang

dilakukan nasabah untuk perusahaan asuransi untuk membayar ganti rugi sesuai

dengan perjanjian polis.46 Asuransi kendaraan bermotor merupakan polis standar yang

dikeluarkan oleh AAUI yang digunakan di Indonesia dan dirancang untuk menutup

pertanggungan gabungan yakni pertanggungan atas kendaraan bermotor itu sendiri

dan Pertanggungan tanggung jawab hukum (TJH) terhadap pihak ketiga.47

Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi,

untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan polis asuransi. Klaim Asuransi

yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk validitasnya dan kemudian

dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah disetujui. Klaim asuransi bertujuan

untuk memberikan manfaat yang sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi

kepada pemegang polis (tertanggung).48

Menurut Budi (dalam Wanda et all, 2019: 3) menjelaskan bahwa klaim adalah

Suatu tuntutan yang dilakukan oleh pihak tertanggung kepada pihak penanggung atas

adanya kontrak perjanjian asuransi yang mengikat antar pihak dalam menjamin

pembayaran ganti rugi apabila terjadi musibah yang dialami oleh pihak tertanggung,

dimana dapat di klaim apabila premi telah dibayarkan oleh pihak tertanggung.

Sedangkan menurut (Muhammad dan Sri 2020: 27) klaim adalah permintaan atau

pemberitahuan atas hak seseorang untuk mendapatkan penggantian dari perusahaan

asuransi atas suatu kejadian yang menyebabkan kerugian yang ditanggung atau

dilindung oleh polis.

46
https://momobil.id/news/begini-cara-ajukan-klaim-asuransi-mobil-dalam-masa-kredit/
47
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/52
48
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2006), Hlm. 121

32
Dari ke dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim adalah suatu

bentuk pertanggung jawaban dari pihak perusahaan asuransi terhadap pihak

tertanggung akibat kerugian yang dialami dari risiko–risiko yang dijaminkan.49

B. Tujuan Klaim Asuransi

Dalam hal ini tujuan dari klaim asuransi adalah untuk memberikan manfaat yang

sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi kepada pemegang polis (tertanggung).

Agar klaim asuransi dapat diproses dan dibayar oleh perusahaan asuransi, ada

berbagai ketentuan penting mengenai pengajuan klaim yang harus diperhatikan.

a. Klaim sesuai dengan yang tertera dalam polis. Sebelum mengajukan klaim

asuransi, pastikan bahwa anda memiliki manfaat yang sesuai dengan yang

tercatat didalam polis asuransi. Contohnya: anda hanya memiliki asuransi jiwa

saja, maka secara otomatis jika anda mengajukan klaim asuransi untuk rawat

inap, perusahaan asuransi tidak akan membayarkan klaimnya. Jadi teliti

kembali manfaat asuransi yang sudah anda ambil, dan pastikan bahwa anda

memiliki manfaat asuransi yang akan anda klaim.

b. Polis masih berlaku (inforce). Anda harus memastikan juga, bahwa polis anda

masih berada dalam keadaan inforce/berlaku/aktif. Jadi agar polis anda

senantiasa dalam keadaan inforance, pastikan anda melakukan pembayaran/

transaksi secara rutin (terutama di dua tahun pertama, jangan sanpai ada yang

bolong).

c. Polis tidak dalam masa tunggu. Pastikan polis asuransi tidak dalam masa

tunggu. Maksudnya masa tunggu adalah masa mulai berlakunya perlindungan


49
http://repositori.unsil.ac.id/2602/4/13.%20BAB%20II.pdf

33
asuransi. Contoh: untuk perlindungan rawat inap yang disebabkan karena

sakit, seperti: typhus, demam berdarah, dll. Masa tunggunya adalah 30 hari

sejak diterima masa asuransi.

d. Klaim termasuk dalam pertanggungan. Pastikan klaim yang anda ajukan

bukan pengecualian yang tertera dalam polis.50

C. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi

Agar klaim asuransi kamu tidak ditolak, ada baiknya jika kamu mengikuti

langkah-langkah pengajuan klaim di bawah ini:

a. Pastikan data diri yang kamu isi saat pendaftaran sudah lengkap dan benar.

b. Polis asuransi yang dimiliki saat mengajukan klaim asuransi harus dalam

kondisi aktifSudah melewati masa tunggu asuransi, biasanya ini

diperuntukkan untuk asuransi kesehatan atau penyakit kritis.

c. Memahami dengan seksama kasus apa saja yang dapat diklaim.

d. Mengajukan klaim pada tepat waktu sesuai dengan tenggat waktu yang

berlaku.

e. Mempersiapkan dokumen secara lengkap sesuai polis asuransi.

f. Klaim atas risiko yang terjadi harus dalam masa perlindungan atau saat masa

asuransi aktif.

g. Kejadian yang ingin diklaim tidak disebabkan oleh pelanggaran hukum.

h. Kejadian yang ingin diklaim tidak disebabkan oleh alkohol atau pengaruh

obat-obatan.

i. Kejadian atau kasus yang terjadi bukan disebabkan oleh kesengajaan.


50
Sri Handayani, “Pengaruh Penyelesaian Klaim Asuransi Terhadap Pencapaian Target Penjualan Produk Asuransi
AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang Bengkulu,” Jurnal Ekonomi Review, 79-80

34
j. Pastikan lokasi kejadian termasuk ke dalam wilayah cakupan layanan

asuransi.51

D. Jenis Klaim

Berdasarkan sudut pandang pihak yang mengajukan penggantian biaya, maka

klaim dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Klaim Perorangan

Klaim perorangan adalah suatu penggantian biasa yang terjadi pada asuransi

indemnitas.

b. Klaim Provider

Klaim dari provider terjadi pada asuransi produk manage care, dimana ada

ikatan kerjasama antara perusahaan asuransi dengan provider yang dibayar

secara praupaya. Klaim dapat dilakukan oleh: klinik, dokter spesialis, rumah

sakit, apotik, dan optik.

E. Manajemen Klaim

Dalam pengertiannya menurut Hansen dan Rostiyanti Manajemen Klaim adalah

sebuah proses pengelolaan sumber daya dalam pengajuan klaim. Dengan itu tujuan

utamanya tujuan utama dari manajemen klaim untuk menyelesaikan permasalahan

yang timbul antara kedua belah pihak secara efektif dan efisien. Setiap pihak pada

dasarnya akan berusaha untuk bisa menghindari dan meminimalisir permasalahan

yang dapat sekali mempengaruhi klaim. Kunci dari proses isi adalah mengantisipasi

dan mencegah terjadinya suatu permasalahan sejak dini, dalam manajemen klaim

51
https://kamus.tokopedia.com/k/klaim/

35
prnsip-prinsip, teori dan hukum menjadi suatu landasa penting terutama pada tahap

prakontruksi.

F. Penyelesaian Klaim

Ketika dalam prakteknya menyelesaikan klaim, perusahaan asuransi selalu

berpatokan kepada dokumen legal yang menjadi kesepakatan bersama antara

tertanggung dengan perusahaan asuransi. Dokumen yang paling penting sebagai basis

prosesi klaim adalah manfaat polis dan kontrak/perjanjian kerjasama dengan PPK.

Penyelesaian klaim dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

a. Tahapan penyelesaian klaim PPK

1. Telaah klaim/kontrak dan polis

2. Periksa isi kontrak, yang meliputi: cakupan hak dan kewajiban, hal-hal yang

tidak dijamin, limitasi, hal-hal yang boleh atau tidak, keabsahan mengenai

kepesertaan dan waktu peserta, cara pembayaran.

b. Tahapan penyelesaian klaim peserta

1. Telaah klaim/kontrak dan polis

2. Periksa isi kontrak, yang meliputi: cakupan hak dan kewajiban, hal-hal yang

membatasi, limitasi, hal-hal yang boleh atau tidak, keabsahan mengenai

kepesertaan dan waktu peserta, cara pembayaran dapat dilakukan secara tunai

baik diambil langung oleh peserta maupun melalui transfer bank.52

G. Faktor Batalnya Klaim Asuransi

52
Yaslis Ilyas, Mengenal Asuransi Kesehatan: Review Utilisasi, Manajemen Klaim, dan Fraud (Kecurangan Asuransi
Kesehatan), (Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003), Hlm. 96

36
Dalam proses penyelesaian klaim, menurut Herman Darmawi, “Ada dua tindakan

dasar yang terbuka bagi perusahaan asuransi jika dikonfrontasikan dengan suatu

klaim, yaitu membayar dan menolaknya. Ada dua hal yang mendasari perusahaan

menolak pembayaran, yaitu:

a. Karena kerugian tidak terjadi.

b. Karena polis yang bersangkutan tidak menutupi kerugian.

Dalam suatu kerugian tidak tertutupi polis karena diluar lingkungan persetujuan

pertanggungan. Hal itu terjadi apabila polis sudah tidak berlaku lagi atau phak

tertanggung telah menyalahi ketentuan polis yang berlaku.53

H. Hal yang Bisa Menyebabkan Pengajuan Klaim Asuransi

a. Klaim tidak disertai dokumen yang lengkap

Hal pertama yang seringkali menyebabkan ditolaknya klaim asuransi

motor adalah ketidaklengkapan dokumen pengajuan klaim. Penting untuk

melengkapi semua dokumen pendukung yang dibutuhkan, sesuai dengan syarat

dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Selain itu, formulir

pengajuan klaim juga wajib diisi dengan lengkap.

b. Polis Sudah Lapse

Kondisi polis yang sudah lapse juga bisa menjadi penyebab ditolaknya

klaim asuransi motor. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya kelalaian

nasabah dalam membayar premi asuransi, misalnya adanya tunggakan premi.

Saat polis asuransi lapse, nasabah diwajibkan untuk melakukan pelunasan

terlebih dahulu, termasuk membayar berbagai kewajiban tambahan seperti denda

53
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Hlm 46-47

37
dan biaya lainnya agar polis kembali aktif. Nasabah hanya bisa mendapatkan

manfaat asuransi motor jika polis dalam kondisi aktif.

c. Klaim Sudah Melampaui Batas Waktu

Perusahaan asuransi menentukan batas waktu tertentu pengajuan klaim

asuransi motor. Jika pengajuan klaim dilakukan setelah melewati batas waktu ini,

maka klaim tersebut akan ditolak. Pastikan selalu mengajukan klaim sesuai

dengan batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan asuransi.

d. Adanya Modifikasi dan Aksesoris Tambahan yang Tidak Dilaporkan

Melakukan modifikasi dan tambahan aksesoris pada motor juga bisa

menyebabkan terjadinya penolakan klaim asuransi. Sebagian perusahaan asuransi

tidak mengizinkan adanya modifikasi atau penambahan aksesori pada motor

selama menggunakan layanan mereka. Penting untuk membaca polis dengan teliti

dan memahami ketentuan yang satu ini dengan baik, agar kelak pengajuan klaim

tidak bermasalah.

e. Melanggar Aturan Lalu Lintas

Tindakan pelanggaran hukum dan juga aturan lalu lintas juga bisa

mengakibatkan ditolaknya pengajuan klaim asuransi motor. Misalnya, jika

memarkirkan motor di kawasan terlarang atau bahkan di area yang tidak diizinkan

parkir, sehingga motor tersebut hilang dan mengajukan klaim. Kesalahan parkir

tersebut akan menyebabkan klaim ditolak.

f. Polis Sudah Berakhir

Mengajukan klaim yang polisnya yang sudah berakhir juga akan

menyebabkan klaim tersebut ditolak oleh perusahaan asuransi. Kondisi seperti ini

38
sangat mungkin terjadi, jika tidak cermat dan melakukan perpanjangan pada polis

yang sudah habis. Jangan lupa untuk selalu memperpanjang polis asuransi cara

rutin, agar bisa selalu mendapatkan manfaat dari produk asuransi motor tersebut.

g. Lokasi Kejadian di Luar Wilayah Perlindungan

Risiko yang terjadi di luar wilayah perlindungan polis asuransi juga akan

mengakibatkan klaim ditolak. Misalnya, polis hanya memberikan perlindungan

di dalam negeri saja, maka ketika kendaraan hilang atau mengalami kerusakan di

luar negeri, pengajuan klaim tersebut tentu akan ditolak. Hindari kondisi seperti

ini dengan membaca dan memahami ketentuan isi polis dengan baik sejak awal.

h. Kerusakan yang Terjadi adalah Unsur Kesengajaan

Kerusakan atau kehilangan motor yang terjadi karena unsur kesengajaan

juga akan menyebabkan penolakan klaim. Berbagai kondisi yang disebabkan

faktor kesengajaan seperti ini tidak akan diizinkan dalam dunia asuransi, termasuk

asuransi motor.

i. Pengendara dalam Kondisi Mabuk

Hampir sama dengan pelanggaran lalu lintas, berkendara dalam kondisi

mabuk juga akan menyebabkan penolakan klaim asuransi motor. Kerusakan atau

kehilangan motor yang disebabkan oleh pengendara yang mabuk merupakan hal

yang tidak dilindungi asuransi kendaraan bermotor.

j. Data Diri yang Tak Sesuai

Perusahaan asuransi mewajibkan data diri pemilik kendaraan sama dengan

Data diri yang tertera pada polis asuransi. Jika saat pengajuan klaim data diri ini

tidak sesuai, maka perusahaan asuransi akan menolaknya. Untuk menghindari

39
penolakan seperti ini, pastikan tidak ada perbedaan data diri pada dokumen

kendaraan dan juga polis asuransi. Jika terjadi perubahan atau perbedaan data

diri, maka segera laporkan hal tersebut kepada perusahaan asuransi.

k. Sepeda Motor sudah Mengalami Alih Fungsi

Alih fungsi yang dilakukan pada sepeda motor juga bisa mengakibatkan

penolakan terhadap klaim asuransi. Misalnya, sepeda motor yang awalnya

tercatat berfungsi sebagai kendaraan pribadi pada polis, namun seiring dengan

berlalunya waktu dialihfungsikan menjadi ojek atau kendaraan yang disewakan

kepada orang lain.

l. Kerusakan sudah Ada sebelum Pembelian Polis

Jika kerusakan pada motor sudah ada sebelum pembelian boleh dilakukan,

an-nahl pengajuan klaim terhadap kerusakan tersebut tentu akan ditolak.

Perusahaan asuransi hanya akan menanggung kerusakan yang terjadi setelah

pembelian polis, tentunya kerusakan ini juga harus sesuai dengan kebijakan dan

aturan yang tertera pada polis asuransi tersebut.54

I. Jenis Pertangguangan Asuransi Kendaraan Bermotor

a. Gabungan (Comprehensive)

Dalam kondisi ini yang memberikan jaminan kerugian atau kerusakan baik

sebagian maupun total loss atas kendaraan bermotor yang diakibatkan oleh resiko-

resiko yang disebutkan di dalam polis. Ada beberapa resiko-resiko yang dijamin

dalam polis:

1. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir atau terperosok

54
https://www.cermati.com/artikel/penyebab-klaim-asuransi-motor-hilang-ditolak

40
2. Perbuatan jahat

3. Pencurian termanasuk pencurian yang didahului atau diikuti tindak kekerasan.

4. Kebakaran

5. Sebab-sebab selama penyeberangan dengan ferry

6. Kerusakan roda bila mengakibatkan kerusakan kendaraan akibat kecelakaan

7. Biaya Biaya penjagaan / pengangkutan ke bengkel terdekat

b. Kerugian Total Loss (TLO)

Dalam memberikan jaminan diatas kerugian yang diakibatkan oleh resiko yang

disebutkan di dalam polis dimana biaya perbaikannya sama atau lebih besar dari

75% harga kendaraan atau kendaraan hilang dicuri dan tidak diketemukan dalam

waktu 60 hari.

c. Pelunasan Jaminan

Maka dengan jumlah tambahan premi jaminan bisa diperluas dengan resiko-

resiko yaitu tanggung jawab hukum terhadap pihak ke-3, Kecelakaan diri

terhadap penumpang dan atau pengemudi, Kerusuhan, pemogokan, penghalangan

bekerja, perbuatan jahat serta penjarahan yang terjadi selama kerusuhan, huru

hara, teroris dan sabotase dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi dan lain-

lain.55

J. Penegakan Hukum Dalam Klaim Asuransi

Pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No.40 tahun 2014 tentang

Perasuransian pada Ketentuan Umum Pasal 1 poin 1 Asuransi adalah perjanjian

55
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/52

41
antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar

bagi penerima premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk :

a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita

tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak

pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana.56

Terdapat sumber yang didapat dan mengutip dari buku Hukum Asuransi di

Indonesia, asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi kerugian yang tidak

mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Ketentuan umum asuransi kerugian

dalam KUHD berlaku terhadap asuransi kendaraan bermotor.

Menurut Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 yang berbunyi:

Agen Asuransi, Pialang Asuransi, Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Perasuransian

wajib memberikan informasi yang bernar, tidak palsu, dan/atau menyesatkan kepada

Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta mengenai risiko, manfaat, kewajiban, dan

pembebanan biaya terkait dengan produk asuransi atau produk asuransi syariah yang

ditawarkan.

Polis asuransi kendaraan bermotor harus memenuhi syarat-syarat umum dalam

Pasal 256 KUHD, yaitu:


56
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

42
1. Hari dan tanggal serta tempat di mana asuransi kendaraan bermotor diadakan.

2. Nama tertanggung yang mengasuransikan kendaraan bermotor untuk diri

sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga.

3. Keterangan yang cukup jelas mengenai kendaraan bermotor yang

diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung.

4. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung.

Evenemen-evenemen penyebab timbulnya kerugian yang ditanggung oleh

penanggung.

5. Evenemen adalah peristiwa terhadap mana benda itu dipertanggungkan,

evenemen ini tidak dapat diketahui sebelumnya dan tidak diharapkan terjadi.

6. Waktu asuransi kendaraan bermotor mulai berjalan dan berakhir yang menjadi

tanggungan penanggung.

7. Premi asuransi kendaraan bermotor yang dibayar oleh tertanggung.

8. Janji-janji khusus yang diadakan antara tertanggung dan penanggung.

Adapun risiko yang ditanggung oleh penanggung terdiri dari dua jenis, yaitu

kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor dan tanggung jawab hukum tertanggung

terhadap pihak ketiga.57

Dalam isi Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Perasuransian dijelaskan mengenai pertanggungan untuk kepentingan pihak ketiga, maka

dalam hal tersebut dijelaskan pada kalimat “tanggung jawab kepada pihak ketiga yang

mungkin ada diderita oleh tertanggung”. Pertanggungan untuk kepentingan pada pihak

ketiga tidak dijelaskan dalam Pasal 246 KUHD.

57
https://katadata.co.id/intan/finansial/620cb37da59d8/asuransi-pengertian-dasar-hukum-jenis-dan-fungsinya

43
Dalam pasal 247 KUHD, asuransi dapat termasuk bahaya kebakaran, bahaya-

bahaya yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum dipanen, jiwa seseorang atau

lebih bahaya laut dan perbudakan dan bahaya yang mengancam pengangkutan didaratan,

sungai-sungai dan perairan darat. Dari jenis-jenis asuransi yang disebutkan dalam

KUHD, dapat dilakukan penggolongan besar sebagai berikut:

1) Asuransi kerugian atau asuransi umum yang terdiri dari asuransi kebakaran

dan asuransi pertanian.

2) asurnsi jiwa.

3) asuransi pengangkutan laut, darat dan sungai.

Maka dari itu analis mengenai asuransi dalam KUHD menunjukan bahwa lingkup

pengaturan menitikberatkan pada asuransi kebakaran saja, namun terdapat adanya

berbagai jenis asuransi yang sangat membutuhkan pengaturan. Misalnya asuransi

kendaraan bermotor, asuransi kesehatan dan asuransi penerbangan yang telah menjadi hal

yang sangat umum. Terlepas dari keterbatsannya dalam penggolongan tersebut KUHD

smemungkinkan untuk penutupan jenis asuransi sescara dengan luas, sesuai dengan

ketentuan dalam pasal 268 KUHD yang berbunyi: “Suatu pertanggungan dapat mengenai

segala kepentingan yang dapat dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh sesuatu

bahaya dan tidak dikecualikan oleh undang-undang”.58

Terdapat pada Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Perasuransian dijelaskan mengenai objek-objek asuransi. Objek asuransi tersebut berupa

benda, kepentingan yang melekat pada suatu benda, sejumlah uang dan jiwa manusia.

58
Lihat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

44
Objek asuransi yang dijelaskan dalam Pasal 246 KUHD tidak teradapat penjelasan

mengenai jiwa manusia.

Menut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang

Perasuransian dijelaskan mengenai evenemen yaitu peristiwa yang tidak dapat dipastikan

terjadi, tidak dapat ditentukan dan juga tidak dapat diharapkan akan terjadi. Peristwa

evenemen dapat mengakibatkan timbulnya kerugian pada benda objek asuransi dan

peristiwa meninggalnya seseorang.59

59
Sri Rejeki Hartono. 2008. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta. Hlm. 92.

45
BAB III

TINJAUAN PELAKSAAMN PROSEDUR KLAIM ASURANSI DI PT.


BANK SINARMAS

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Bank Sinarmas Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta

merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). PT Bank Sinarmas Tbk

didirikan pada 18 Agustus 1989 berdasarkan Akta No. 52 tanggal 18 Agustus 1989 dari

Buniarti Tjandra, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Bank Shinta Indonesia dan telah

diubah dengan Akta No. 91 tanggal 15 September 1989 dari notaris yang sama. Bank

memperoleh status sebagai Bank Umum Devisa tahun 1995. Tahun 2005, perjalanan Bank

memasuki babak baru setelah PT Sinar Mas Multiartha Tbk, perusahaan financial services

yang berada di bawah Kelompok Usaha Sinar Mas mengambil alih 21% saham di PT Bank

Shinta Indonesia. Pada Desember 2006 Bank berganti nama menjadi PT Bank Sinarmas.

Pergantian nama tersebut telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

yang tertuang dalam Akta No. 1 tanggal 21 November 2006 dari Triphosa Lily Ekadewi,

S.H., notaris di Jakarta. Pada tahun 2009, Bank Sinarmas memperoleh ijin untuk pendirian

Unit Usaha Syariah (UUS), berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.

11/13/KEP. Dpg/2009 Tentang Pemberian Izin Usaha Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank

Sinarmas dan di tahun yang sama Bank memperoleh pengesahan dari Bapepam (sekarang

OJK) untuk melakukan kegiatan usaha Wali Amanat.

46
B. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi Bank terkemuka di Indonesia dengan jaringan distribusi yang terintegrasi

dan layanan yang prima

b. Misi

1. Membangun layanan Keuangan yang prima guna memenuhi kebutuhan financial

masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia

dalam rangka memberikan layanan terbaik melalui payment system dan layanan

digital yang lengkap.

3. Membudayakan sistem Manajemen Risiko sesuai dengan prinsip kehati-hatian

dan Good Corporate Governance (GCG).60

C. Prosedur Klaim Asuransi

Prosedur penanganan klaim adalah urutan atau tata cara yang dilakukan perusahaan

asuransi Askrida dalam memutuskan pembayaran klaim, apakah akan dibayarkan atau

ditolak. Oleh karena itu secara umum prosedur klaim asuransi kerugian hampir sama dengan

asuransi Syariah maupun Konvensional, adapun yang menjadi membedakan dari suatu

perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam penilaian suatu klaim.

Pada zaman saat ini sangat tingginya tingkat kebutuhan akan barang-barang

konsumtif disatu pihak dan terbatasnya suatu kemampuan atau daya beli dari sebagian besar

masyarakat yang membeli secara tunai membuat lembaga pembiayaan konsumen yang

banyak diminati oleh kalangan masyarakat, sehingga membuat lembaga pembiayaan


60
https://www.banksinarmas.com/id/informasiumum/tentangkami/profil-bank-sinarmas

47
konsumen yang berperan dalam menunjang dunia bisnis yang ada di Indonesia. Untuk itu

maka sudah seharusnya bagi seluruh usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat

dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dan peningkatn kesejahteraan rakyat,

demikian untuk setiap warga negara yang hendaknya harus selalu berusaha untuk bisa

mencapai kesejahteraan baik jasmani maupun rohani, walaupun usaha itu tidaklah mudah

untuk bisa dicapai karena manusia sering menghadapi berbagai resiko yang setiap upayanya

yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

Resiko adalah suatu kewajiban menanggung atau memikul kerugian sebagai akibat

dari suatu keadaan yang tidak pasti yang merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari

kehidupan manusia dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu resiko juga dapat diartikan

sebagai beban kerugian yang bisa diakibatkan oleh suatu peristiwa di luar kesalahan yang

dilakukannya. Ada beberapa berbagai macam resiko yang mengancam hidupan baik secara

dari jiwanya maupun harta benda yang di milikinya. Dalam perkembangan yang sekarang

sering sekali terjadi, banyak masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya suatu jaminan

atau perlindungan terhadap jiwa maupun harta benda yang dimilikinya, terlebih terhadap

masyarakat yang tinggal didaerah perkotaan, dimana resiko yang sering timbul atau dihadapi

yang semakin besar. Resiko yang telah menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri dan sulit

sekali untuk dipisahkan, maka dari itu untuk menghindari resiko-resiko yang dihadapi

semakin besar timbulnya, maka dari itu resiko tersebut harus bisa kita antisipasi dengan cara

mengalihkan resiko tersebut kepada pihak lain, yakni yang saat ini lebih dikenal dengan

perusahaan-perusahaan pertanggungan atau perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di

Indonesia.61

61
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5919?show=full

48
Dalam pemasaran jasa, hal yang utama yang perlu diperhatikan oleh pemberi jasa

adalah bagaimana perusahaannya dapat melayani konsumen dengan cara yang baik. Dengan

pelayanan yang baik, konsumen dapat memberikan timbal balik yang positif baik kepada

perusahaan jasa berupa loyalitas dan keputusan pembelian yang berulang, timbal balik yang

positif sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dapat meningkatkan keuntungan yang

maksimal. Di dalam kualitas pelayanan perusahaan tersebut, maka dari itu tidak bisa lepas

dari pemberian pelayanan yang prima dan berkualitas. Berupa ketepatan, kecepatan,

keramahan dan kenyamanan. Unsur unsur tesebut perlu dikuasai oleh pemberi layanan jasa

pada perusahaan sehingga diperlukan memberikan pelayanan yang sangat berkualitas.62

Pada seiring berjalannya waktu di PT. Bank Sinarmas Tbk cabang Sukabumi yaitu

menggunakan perjanjian pembiayaan bersamaaan dengan penyerahan hak milik secara

fidusia. Dalam isi perjanjian tersebut termuat adanya pada para pihak yang melaksanakan

perjanjian yaitu pihak pertama kreditur, pihak kedua debitur dan pihak yang ditunjuk atau

disetujui oleh kreditur untuk menyediakan barang, adanya fasilitas kredit sebesar jumlah

pembiayaan, serta adanya jaminan yaitu berupa BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan

Bermotor) dari kendaraan yang dibiayai dengan fasilitas kredit. PT. Bank Sinarmas Tbk

selaku pihak kreditur dalam pembiayaan ini juga sekaligus memberikan fasilitas asuransi

sebagai jaminan keamanan bagi debitur yang telah tergabung dalam perjanjian pembiayaan.

Salah satu kunci sukses dalam menjalankan perusahaan dalam persaingan bisnis

adalah memiliki keunggulan yang konpetitif yang terletak pada kuntungan dalam

memberikan produk, pelayanan, ketersediaan produk, informasi yang tepat dan menerapkan

strategi-strategi pelayanan yang inovatif bagi nasabahnya. Sektor asurasni yang terdapat

pada PT. Sinar Mas sempat terkoreksi pertumbuhannya awal-awalnya pada masa krisis dan
62
Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

49
kini kembali tumbuh berkembang dan kencang. Seiring yang dirasakannya kesadaran yang

dirasakan oleh masyarakat akan pentingnya asuransi, tiap tahun pertumbuhan bisnisnya

sudah semankin meningkat, asuransi jiwa yang sangat mendominasi peningkatannya dan

sisanya dikuasai oleh asuransi-asuransi umum lainnya. Salah satunya asuransi kendaraan

bermotor, perlahan tapi pasti asuransi kendaraan pun mulai mengikuti arus pertumbuhan

asuransi jiwa, hal ini dapat dibuktikan dengan permintaan pasar terhadap adanya permintaan

pada pasar terhadap asuransi kendaraan bermotor yang terus meningkat industrialisasi saat

ini banyak sekali masyarakat dikota-kota besar menggunakan aktivitas sehari-harinya

dengan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat sebagai alat transfortasi yang

begitu sangat penting dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, contohnya dikota-kota

besar seperti Jakarta dan Surabaya dimana mayoritas masyarakat menggunakan kendaraan

bermotor sebagai alat transfortasi utama disampai dengan kendaaran atau transfotasi umum

dan seiring pula meningkatnya kesadaran yang dimiliki pemilik kendaraan tersebut terhadap

perlindungan kendaraan bermotornya dari resiko pencurian, kerusakan akibat kecelakaan,

banjir, huru hara/kerusuhan dan terorisme, maka dalam hal ini persaingan dalam perusahaan

asuransi kendaraan bermotor sangat semakin sengit dan kompetitif.

Oleh karenannya asuransi sangat membantu meringankan nasabah ketika terjadi hal

yang tidak diinginkan seperti mengalami kerugian total yang perbaikannya sama dengan atau

lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga sehat atau harga pasar kendaraan

bermotor tersebut atau bila kendaraan bermotor hilang karena dicuri.63

1. Proses Klaim Asuransi Kendaraan

a. Polis Jaminan Asuransi Kendaraan

1.1. Resiko yang dijaminkan


63
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 2, No. 1 Maret 2022

50
Tabrakan, pencurian, benturan, terbalik, terperosok, kebakaran dan resiko

lainnya.

1.2. Resiko yang tidak dijaminkan

Untuk kendaraan tersebut digunakan menarik kendaraan lain untuk perlombaan,

penggelapan, penipuan perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung sendiri,

keluarga, orang yang brekerja pada tertanggung, orang yang sepengetahuan atau

seizin tertanggung, tidak memiliki SIM, berkendara dibawah pengaruh minuman

beralkohol dan obat-obatan terlarang.

b. Prosedur Klaim Asuransi Kendaraan

Pemberitahuan kepada penanggung secara tertulis atau secara lisan selambat-

lambatnya 5 (lima) hari kalender sejak terjadinya kerugian, kerusakan dan atau

kehilangan, melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian ditempat kejadian

disertakan surat keterangan hilang dari kaditreskrim polda tempat kejadian dalam

kerugian total akibat pencurian.

c. Dokumen Klaim Asuransi Kendaraan

1.1. Dokumen asli

Terdapat beberapa dokumen asli yang harus disertakan yaitu polis, sertifikat,

lampiran/endosemen, STNK, BPKB, faktur pembelian, dua lembar blanko

kwitansi bermaterai yang telah ditanda tangani oleh pemilik kendaraan dan surat

pernyataan hak milik yang sudah ditanda tangani tertanggung, buku Kir untuk

kendaraan yang wajib Kir, STPL (Surat keterangan hilang dari kepolisian), surat

keterangan kehilangan dari kaditreskrim Polda tempat kejadian dalam hal

kerugian total akibat pencurian, surat blokir STNK, fotocopy izin mengemudi

51
milik pengemudi pada saat kejadian dan KTP tertanggung, fotocopy SIM THJ

(Tanggung Jawab Hukum).

1.2. Laporan kerugian dan termasuk kronologi kejadian

d. Penelitian pada polis

Ketika setelah menerima pemberitahuan dengan adanya kerugian dari tertanggung,

maka dari itu penanggung dalam hal ini Staff klaim melakukan penerimaan bukti

yang berupa penutupan berupa polis, bukti pembayaran polis, mengisi formulir klaim

dan verifikasi klaim harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. Apakah objek klaim dijaminkan pada polis

2. Apakah klaim yang terjadi berada dalam periode polis

3. Apakah penyebab kerugian suatu resiko yang dijamin

4. Apakah premi telah dimutasi

Ketika data tidak sesuai dengan verifikasi maka perusaahn tersebut harus segera

mengambil putusan penolakan.

e. Penelitian lapangan atau Survey klaim

f. Penyelesaian pembayaran klaim

Staff klaim melakukan registrasi printing kepada system klaim, staff klai menerima

kwitansi dan pernyataan puasa tertanggung, ketika kalimnya telah diproses. Selain itu

staff klaim juga membuat registrasi atas pembayaran untuk diserahkan kepada bagian

keuangan untuk dilakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang tercantum yang

ada dalam kwitansi. Maka dari itu tertanggung diharapkan menunggu untuk informasi

pembayaran tersebut dalam waktu maksimal 30 hari sesuai dengan perjanjiang yang

sudah ada dalam ketentuan polis.

52
Dalam mengajukan suatu pembayaran premi yang diterima Penanggung dari

Tertangung merupakan syarat untuk dapat mengalihkan sebuah risiko yang dimiliki oleh

Tertanggung atas evenemen yang mungkin dapat terjadi sebagaimana telah ditentukan dalam

suatu polis asuransi.

Dalam salah satu hukum perdata yang tercantum pada Pasal 1338 ayat (3) KUH Perdata

yang berbunyi “Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Berdasarkan Pasal

1338 ayat (3) tersebut, masing-masing pihak baik Tertanggung maupun Penanggung dalam

pelaksanaan perjanjian asuransi harus memiliki itikad baik, yaitu Penanggung wajib untuk

mengganti kerugian Tertanggung atas evenemen yang terjadi. Tertanggung harus

membuktikan bahwa evenemen tersebut benar ada atau tidak.64

64
132 Jurnal Privat Law Vol. VII No 1 Januari - Juni 2019

53
BAB IV

PELAKSANAAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM TERHADAP


PERUSAHAAN ASURANSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG PERASURANSIAN DAN
IMPLEMENTASINYA PADA PT. BANK SINARMAS TBK SUKABUMI
TERKAIT KLAIM ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR
BERMASALAH

A. Pelaksanaan Prosedur Pengajuan Klaim Terhadap Perusahaan Asuransi Ditinjau

Dari Undang-undang Asuransi

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang

polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan

untuk: a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian,

kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada

pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu

peristiwa yang tidak pasti; atau b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada

meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung

dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana.

Dalam sebuah pertanggungjawaban yang dapat dengan diawali oleh terbitnya polis

asuransi yang telah disepakati secara bersama oleh tertanggung dan penanggung serta sudah

dilakukannya pembayaran premi oleh tertanggung kepada pihak penanggung, oleh sebab itu

dengan demikian terjadinya peralihan resiko serta timbul hak dan kewajiban diantara oleh

kedua belah pihak. Mengenai suatu kewajiban penanggung dalam sebuah perjnjian asuransi

sebenarnya ialah memberikan ganti kerugian, meskipun demikian kewajiban memberikan

54
ganti rugi merupakan suatu kerugian bersyarat atas terjadi suatu peristiwa yang diperjanjikan

dapat mengakibatka timbulnya kerugian, sehingga pelaksanaan kewajiban penanggung itu

masih tergantung pada terjadi atau tidaknya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak

sebelumnya.

Jika kerugian yang terjadi karena akibat dari suatu peristiwa yang tidak tertentu yang

tidak ada diperjanjikan, maka tentu saja penanggung yang harus memenuhi kewajibannya

untuk memberi ganti kerugian. Meskipun demikian tidak setiap kerugian dan setiap adanya

peristiwa selalu berakhir dengan pemenuhan kewajiban penanggung terhadap tertanggung,

melainkan harus dengan suatu rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab dan

akibat secara pasti. Maka dari itu untuk agar sampai pada suatu keadaan yang dimana

penangung atau perusahaan harus benar-benar member ganti kerugian harus dipenuhi syarat

sebagai berikut :

1. Harus terjadi peristiwa yang tidak tertentu yang diasuransikan

2. Pihak tertanggung harus menderita kerugian

3. Ada hubungan sebab akibat antara peristiwa dengan kerugian

Perusahaan Asuransi Sinar Mas sebagai penanggung dengan tegas memberikan kriteria

dan batasan dalam luasnya proteksi atau jaminan yang diberikan kepada pihak tertangung.

Kriteria dan batasan tersebut termuat atau dicantumkan dalam polis, sesuai dengan jenis

asuransi yang bersangkutan. Sehingga dalam setiap polis yang tercantum jenis peristiwa apa

saja yang menjadi tanggung jawab penanggung, apabila terjadi kerugian yang disebabkan

oleh karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung yang akan membayar

ganti kerugian.

55
Ketika risiko kerugian atau evenemen yang ditentukan dalam klausula Polis Asuransi

oleh pihak tertanggung terjadi maka ganti rugi pada perjanjian asuransi dapat dilakukan

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Prosedur Pengajuan Klaim

2. Pengisian Formulir Klaim

3. Pemeriksaan di Lapangan

4. Pembayaran Ganti Kerugian

B. Upaya Hukum Dalam Proses Klaim Asuransi

Dalam menjalankan proses penolakan klaim asuransi, Bank Sinarmas tidak semata-mata

hanya menolak, tetapi ada yang menjadi mendasarinya suatu penolakan tersebut, dasar-dasar

dengan adanya sebagaimana penolakan tersebut dapat dilihat dalam KUHDagang dan Polis

Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia. Polis Standar Asuransi Kendaraan

Bermotor Indonesia menjadi standar yang bentuk oleh asosiasi industri asuransi yang ditunjuk

oleh OJK dalam Peraturan OJK Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan

Pemasaran Produk Asuransi. Pembayaran klaim asuransi di Bank Sinarmas dijalankan atau

dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 37 ayat (1) Peraturan OJK Nomor

69/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi

Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah, yaitu penyelesaian

pembayaran klaim dengan penanganan klaim yang cepat sederhana, mudah diakses dan adil.

Terkadang dalam praktek sehari-hari, polis yang diberikan oleh perusahaan asuransi

masih harus ditambah atau diubah agar bisa memenuhi kebutuhan antara lain kemungkinan

perubahan keadaan, pemindahan tangan, nama dan sebagainya. Dalam setiap perubahan atau

penambahan, baik yang bersifat syarat atau bersifat pemberitahuan harus dicatat dalam polis

56
yang bersangkutan, agar dalam perubahan tersebut dapat dianggap secara sah dan mengikat

pada para pihak, sesuai dengan KepMenKeu RI Nomor 422/KMK.06/2003 pasal 14 ayat (1):

“Dalam Polis Asuransi yang diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi yang berbentuk usaha

bersama harus dicantumkan ketentuan tentang memiliki atau tidak memiliki hak suara bagi

pemegang polis.” dan KepMenKeu RI Nomor 422/KMK.06/2003 pasal 11 ayat (1),(2):

“Apabila dalam Polis Asuransi terdapat perumusan yang dapat ditafsirkan sebagai

pengecualian atau pembatasan penyebab risiko yang ditutup berdasarkan Polis Asuransi yang

bersangkutan, bagian perumusan dimaksud harus ditulis atau dicetak sedemikian rupa

sehingga dapat dengan mudah diketahui adanya pengecualian atau pembatasan tersebut.

Apabila dalam Polis Asuransi terdapat perumusan yang clapat ditafsirkan sebagai

pengurangan, pembatasan, atau pembebasan kewajiban penanggung, bagian perumusan

dimaksud harus ditulis atau dicetak sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diketahui

adanya pengurangan, pembatasan, atau pembebasan penanggung tersebut.”

Kemudian yang terpenting didalam suatu perjanjian asuransi adalah menetapkan kapan

saat perjanjian itu dianggap lahir, sebab hal ini turut menentukan diterima atau tidaknya

tuntutan ganti rugi tertanggung kepada penanggung. Dalam proses klaim asuransi ada

beberapa kendaraan bermotor yang bermasalah baik itu yang di lakukan tertanggung ataupun

penanggung, namun untuk mengnindari hal tersebut masing-masing harus bisa mengikatkan

diri pada sebuah prses awal perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak agar bisa

bersama-sama saling mengikat dan membantu untuk bisa berjalan dengan lancer proses

asuransi tersebut.

Dalam pasal 1 angka 1 UU No.2 tahun 1992 dan pasal 246 KUHD tentang usaha

perasuransian maka asuransi adalah perjanjian. Dasar asuransi ini selain dalam UU No. 2

57
tahun 1992 dan KUHD sebelumnya disebutkan lebih awal dalam pasal 1774 KUHPerdata

termasuk dalam buku III tentang perikatan. Kemudian oleh sebab itu perjanjian asuransi

berlaku juga pasal-pasal (ketentuan umum) bagi perikatan (perjanjian) pada umumnya yang

tercantum dalam KUHPerdata dari pasal 1313 KUHPerdata dan seterusnya. Dalam pasal 255

KUHDdikatakan bahwa pertanggungan harus diadakan secara tertulis dengan akta yang

dimanakan polis.

Didalam pasal 257 (i) KUHD berbunyi : “perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika

setelah ia ditutup. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan

si tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum [olisnya ditandatangani”.

Oleh karenanya perjanjian asuransi ialah suatu perjanjian yang konsensuil. Dengan demikian

perjanjian asuransi dianggap lahir sejak munculnya atau adanya kata sepakat. Dalam praktek

“kata sepakat” dalam perjanjian asuransi identik serta tindakan si tertanggung mengisi

formulir permohonan asuransi diiringi pembayaran dan penanggung menyatakan menyetujui

meskipun polis belum dikeluarkan.

Dalam ketentuan Pasal 246 KUHD, asuransi dirumuskan sebagai perjanjian dengan mana

pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan/kehilangan keuntungan yang

diharapkan, yang mungkin dideritanya dari suatu peristiwa yang tidak tentu.

Pengertian asuransi yang ada dalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 2 tahun 1992

(untuk selanjutnya disingkat dengan UUUP) tentang Usaha Peransuransian adalah perjanjian

antara dua pihak atau lebih di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung

dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena

kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab

58
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dari pengertian diatas, dapat dilihat bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka (1) UUUP, mengandung jangkauan yang sangat

luas dari pada yang sudah diatur dalam Pasal 246 KUHD. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Pengaturan asuransi dalam UUUP mencakup asuransi kerugian dan jiwa, sedangkan

dalam KUHD hanya mengatur tentang asuransi kerugian.

2. Pengaturan asuransi dalam UUUP mencakup asuransi untuk kepentingan pihak

ketiga, sedangkan pengaturan dalam KUHD tidak mencakup.

Pihak-pihak dalam perjanjian asuransi atau pertanggungan menurut Pasal 1 angka (1)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian mencakup dua pihak atau lebih.

Hal ini berarti bahwa pihak-pihak tersebut kemungkinan bisa terjadi antara satu Penanggung

dengan satu Tertanggung, atau satu Penanggung dengan dua atau lebih Tertanggung. Dalam

KUHD perjanjian asuransi diadakan hanya oleh satu Penanggung yang mengikatkan diri kepada

satu Tertanggung.

Dalam isi Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian

dijelaskan mengenai pertanggungan untuk kepentingan pihak ketiga, maka dalam hal tersebut

dijelaskan pada kalimat “tanggung jawab kepada pihak ketiga yang mungkin ada diderita oleh

tertanggung”. Pertanggungan untuk kepentingan pada pihak ketiga tidak dijelaskan dalam Pasal

246 KUHD.

59
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dikemukkann diatas, maka dapat disimpulan dan saran-

saran dalam penalitian ini sebagai berikut:

1. Terkait dalam upayanya penerapan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang

Perasuransian PT Bank Sinarmas Sukabumi sebagian besar telah memenuhi atau sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan yang ada.

2. Dalam perkembangan yang sekarang sering sekali terjadi, banyak masyarakat yang

semakin sadar akan pentingnya suatu jaminan atau perlindungan terhadap jiwa maupun

harta benda yang dimilikinya, terlebih terhadap masyarakat yang tinggal didaerah

perkotaan, dimana resiko yang sering timbul atau dihadapi yang semakin besar. Resiko

yang telah menjadi bagian dari kehidupan itu sendiri dan sulit sekali untuk dipisahkan,

maka dari itu untuk menghindari resiko-resiko yang dihadapi semakin besar timbulnya,

maka dari itu resiko tersebut harus bisa kita antisipasi dengan cara mengalihkan resiko

tersebut kepada pihak lain, yakni yang saat ini lebih dikenal dengan perusahaan-

perusahaan pertanggungan atau perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Indonesia.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada seluruh pembaca karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada pihak PT. Bank Sinarmas Sukabumi disarankan agar melakukan kegiatan promosi

yang melalui berbagai media cetak maupun elektronik, lalu ketika dalam memberikan

60
sebuah informasi kepada calon tertanggung/konsumen, untuk mengenai produk asuransi

yang akan dipilih oleh calon tertanggung/konsumen maka hendaknya harus memberikan

informasi yang sangat jelas dan detail terhadap setiap produk asuransi yang akan dipilih

oleh calon tertanggung/konsumen, sehingga dapat sampai pada pelaksanaannya tidak

terjadi hal-hal tidak diinginkan yang bisa merugikan baik pihak perusahaan maupun calon

tertanggung/konsumen.

2. Asuransi merupakan sebuah bisnis perasuransian komersial yang sedang berkembang

sangat pesat yang pada saat ini berada di tengah-tengah lingkungan kehidupan

masyarakat, dengan berbagai pengaturan yang berlaku, belum menarik perhatian dari pada

mayarakat berbeda terbalik dengan halnya masyarakat di negara-negara maju, sehingga

perlu akan kesadaran masyarakat mengenai sangat bermanfaatnya asuransi.

3. Para pihak Penanggung dan Tertanggung dalam perjanjian harus bisa selaktif atau teliti

dalam menganalisis resiko, hal tersebut agar menghindari dari kecurangan atau

permasalahan dikemudian hari.

61
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi


Konvensional, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006).

AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persfektif Hukum Islam (Jakarta: Penerbit Kencana,
2004).

Emmy Pangaribuan Simanjuntak., SH., Hukum Pertanggungan, Penerbit Liberti.

Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2004).

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004).

Jonaedi Efendi dan Jhonny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Cet.11. Prenada Media Grup, Depok, 2018.

M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012).

Mohammad Muslehuddin, Asuransi Dalam Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997).

Muhammad Mushlehuddin, Menggugat Asuransi Modern, (Jakarta: PT. Lentera


Basritama, 1999).

Muhammad Syakir Sula, dkk, Asuransi Syariah (Life And General), (Jakarta: Gema
Insani, 2004).

Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, Referensi (Gaung Persada Press
Group), Jakarta,Cet ke 1.

Radiks Purba, Memahami Asuransi di Indonesia, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,


1992.

Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Dan Asuransi, (Jakarta:


Salemba Empat, 1999).

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tujuan Singkat),
Rajawali Pers, Jakarta, 2011.

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2008.

Sonni Dwi Harsono, PK.001 Prinsip-prinsip dan Praktik Asuransi, Jakarta Insurance
Institute (Jakarta : JII, 2009).

Sri Redjeki Hartono, Op.Cit.

62
Sugiyono, Metode Penulisan Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-19, Penerbit Alfabeta,
Bandung, 2013.

Sri Rejeki Hartono. 2008. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika,
Jakarta.

Sula, Muhamad Syakir, Asuransi syariah life and General, (Jakarta, Gema Insani, 2004).

Yaslis Ilyas, Mengenal Asuransi Kesehatan: Review Utilisasi, Manajemen Klaim, dan
Fraud (Kecurangan Asuransi Kesehatan), (Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, 2003).

B. Jurnal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbankan Syariah (JIMPA) Vol. 2, No. 1 Maret 2022

Jurnal Privat Law Vol. VII No 1 Januari - Juni 2019.

Fungsi dan Tujuan Asuransi, Voll V No. 2 Published On 18 September 2012, Diakses
pada 9 Mei 2017 pukul 14.07

Lex Jurnalica Vol. 6 No.3, Agustus 2009

Sri Handayani, “Pengaruh Penyelesaian Klaim Asuransi Terhadap Pencapaian Target


Penjualan Produk Asuransi AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang Bengkulu,” Jurnal
Ekonomi Review, 79-80

C. Pertaturan Perundang-undangan

Kitab Undang-undang Hukum Dagang

POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

D. Sumber Internet

https://axa-mandiri.co.id/-/apa-saja-manfaat-asuransi-untuk-anda-cari-tahu-di-sini-

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18155/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

http://eprints.perbanas.ac.id/2348/4/BAB%20II.pdf

63
https://kamus.tokopedia.com/k/klaim/

https://katadata.co.id/intan/finansial/620cb37da59d8/asuransi-pengertian-dasar-hukum-
jenis-dan-fungsinya

https://momobil.id/news/begini-cara-ajukan-klaim-asuransi-mobil-dalam-masa-kredit/

http://repo.darmajaya.ac.id/3485/11/BAB%20II.pdf

https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5919?show=full

http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/145/BAB%202.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

http://repository.stei.ac.id/1820/3/BAB%20II.pdf

http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/12641/2/A11116035_skripsi_06-01-2022%201-
2.pdf

http://repositori.unsil.ac.id/2602/4/13.%20BAB%20II.pdf

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/52

https://www.banksinarmas.com/id/informasiumum/tentangkami/profil-bank-sinarmas

https://www.idntimes.com/business/economy/seo-intern/pengertian-asuransi-menurut-
para-ahli-beda-dari-tabungan?page=all

https://www.cermati.com/artikel/penyebab-klaim-asuransi-motor-hilang-ditolak

https://www.cermati.com/artikel/unsur-unsur-pada-asuransi-yang-wajib-untuk-diketahui

64

Anda mungkin juga menyukai