Anda di halaman 1dari 227

REKONSTRUKSI REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM

HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK


YANG BERBASIS KESEJAHTERAAN

DISERTASI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH


GELAR DOKTOR ILMU HUKUM

OLEH:

JAYADI, S.Ag.MH
NIM. PDIH. 03.IX.16.0499

PROGRAM DOKTOR (S3) ILMU HUKUM (PDIH)


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN TERBUKA DISERTASI

REKONSTRUKSI REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM


HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK
YANG BERBASIS KESEJAHTERAAN

OLEH
JAYADI, S.Ag.MH NIM. PDIH. 03.IX.16.0499

UJIAN KELAYAKAN DISERTASI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian


guna memperoleh gelar doktor dalam ilmu hukum ini.
telah disetujui oleh Promotor dan Co-Promotor
Semarang, 27 Desember 2022

PROMOTOR CO-PROMOTOR

Prof. Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, S.H., M.Hum. Dr. H. Jawade Hafidz, SH.MH

Mengetahui,

Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Islam Sultan Agung

Prof. Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, S.H., M.Hum


NIDN: 06-2105-700

ii
SURAT PERSETUJUAN PROMOTOR DAN CO-PROMOTOR

REKONSTRUKSI REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM


HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK
YANG BERBASIS KESEJAHTERAAN

OLEH
JAYADI, S.Ag.MH NIM. PDIH. 03.IX.16.0499

UJIAN KELAYAKAN DISERTASI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian


guna memperoleh gelar doktor dalam ilmu hukum ini.
telah disetujui oleh Promotor dan Co-Promotor
Semarang, ………………………….

PROMOTOR CO-PROMOTOR

Prof. Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, S.H., M.Hum. Dr. H. Jawade Hafidz, SH.MH

Mengetahui,

Ketua Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Islam Sultan Agung

Prof. Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, S.H., M.Hum


NIDN: 06-2105-700

iii
PERNYATAAN

Bismillahirrohmannirohim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : J A Y A D I, S.Ag.MH

NIM : PDIH.03.IX.16.0499

Program Studi : Ilmu Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Penulisan tulis ini merupakan hasil karya asli, yang diajukan untuk

memenuhi persyaratan guna mencapai derajat S3 dalam Ilmu Hukum

Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang.

2. Semua data yang saya gunakan dalam penulisan DISERTASI ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Sultan Agung (Unissula) Semarang.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Sultan

Agung ( Unissula) Semarang.

Kudus, Januari 2023

Penulis

J A Y A D I, S.Ag.MH

PDIH.03.IX.16.0499

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. MOTTO

Artinya :

“Dan carilah (pahala) negeri Kahirat dengan apa yang telah di anugerakan

Allah kepadamu, tetapi janganlah kami melupakan kebahagiaanmu dari

(kenikmatan) dunia. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi,

sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S Al -

Qashash 77)

2. PERSEMBAHAN

Ku persembahkan disertasi ini bagi :

1) Anakku Muhammad Saifurrizal

2) Istriku yang selalu mendampingi

3) Saudara sepupu yang memberikan motivasi

4) Santriku jamaah pengaosan tiap tanggal 2, qori’ah dan tahlilan

pengajian sabtu, serta komunitas arisan 17

5) Santri – santriwati di yayasan taman social nadhlatul ummat al jayyid

kabupaten kudus

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang diberikan kepada penulis atas selesainya tugas akhir
(Disertasi ) Rekonstruksi Atau Peraturan Penegakan Hukum Berdasarkan
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Yang
Berbasis Kesejahteraan di Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus pada
Program DOKTOR (S3) Ilmu Hukum Program Fakultas Hukum Universitas
Islam Sultan Agung Semarang.
Ucapan terima kasih juga Penulis sampaikan kepada pihak – pihak yang
telah membantu dan membimbing penulisan DISERTASI ini, kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. Gunarto, SH, SE, Akt, M.Hum, Rektor UNISSULA
SEMARANG beserta Wakil Rektor I, II, dan III UNISSULA.
2. Prof .Dr. Hj. Anis Mashdurohatun, SH, M.Hum, selaku ketua program Doktor
UNISSULA SEMARANG
3. Dr. Jawade Hafidz, SH, M.Hum, selaku CO Promotor program Doktor
UNISSULA SEMARANG
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Guru Besar yang mengajar pada Program
DOKTOR UNISSULA.
5. Staf administrasi akademik pada Progam DOKTOR UNISSULA
6. Ibu Mira, Direktur Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus Jawa Tengah
7. HM. Rusdi, sebagai pemilik sekaligus sebagai ketua Kelompok Perusahaan
Rokok Kudus (KOPERKU).
8. HM. Mbah Joyo Ketua Dewan Pimpinan Cabang SBSI LBH SBSI Kudus
Jateng
9. Rekan – rekan Pengacara dan Advokasi Kudus atas segala dukungannya baik
moril maupun materiil.
10. Istriku, Miftahul Jannah Anakku Muhammad Saifurrizal Jayadi cintaku untuk
keluarga yang berbahagia
11. Teman – temanku, Koperasi UMKM, Paguyuban dagang Sumber Rejeki,
guru, Al – Ma’ruf, PKL Kali gelis pasar baru, para pengacara dan Jama’ah

vi
Pengajian Jum’at Subuh pagi Masjid Menara Kudus, Majelis Dzikir Taman
Solaya serta Rekan Korwil SBSI Jawa Tengah, Aliansi LSM Peduli Wong
Kudus (ALIP).

Semoga Disertasi yang berjudul REKONSTRUKSI REGULASI


PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK
YANG BERBASIS KESEJAHTERAAN ini dapat menjadi tambahan ilmu dan
semoga Allah S.W.T. selalu melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah- Nya
kepada kita semua. Aamiin.

Semarang, Januari 2023


Penulis

JAYADI, S.Ag.MH
MH 05.7.0199

vii
PERNYATAAN ORIGINALITAS PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, disertasi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di
Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang
maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing/Tim Promotor dan
masukkan Tim Penelaah/Tim Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, …………………………
Yang membuat pernyataan,

JAYADI, S.Ag.MH
MH 05.7.0199

viii
ABSTRAK

Konstruksi hukum kesejahteraan pekerja di Perusahaan, problematika dan


solusinya pekerja perlindungan hukum kesejahteraan pekerja di Pabrik Rokok Paku
Bumi Kudus Jawa Tengah
Metode penelian dalam penelitian disertasi ini adalah dengan pendekatan
yuridis sosiologis dengan studi pustaka atau wawancara kepada pekerja atau buruh
yang bekerja di Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus Jawa Tengah dan kepala
badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Kudus Jawa Tengah
Hasil penelitiannya yaitu Konstruksi Hukum kesejahteraan pekerjaan di Pabrik
Rokok Paku Bumi Kudus Jawa Tengah adalah dapat disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah yang berlaku seperti Tunjangan Hari Raya (THR), Upah Minimum
Kabupaten (UMK) UU No.l 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Kesehatan
Kerja, Perlengkapan Kerja, Jaminan Hari Tua (JHJT) UU No. 24 tahun 2011, tentang
BPJS, Uang Lembur, Cuti Hari Besar, Cuti Tahunan, Cuti Haid, Cuti Hamil Bagi
Pekerja / Buruh Wanita Namun Belum Optimal. Namun undang – undang cipta kerja
sangat merugikan pekerja atau buruh di Indonesia.
Problematika dan kesejahteraan pekerja pengusaha berorientasi pada
keuntungan atau profit perusahaan sehingga perlindungan kesejahteraan buruh belum
optimal, pekerja sering melaksanakan unjuk rasa sehingga mengganggu proses
produksi, dan pemerintah tidak melakukan pengawasan yang baik tentang pelaksanaan
perlindungan kesejahteraan Jawa Tengah
Problematika dan kesejahteraan pekerja pekerja atau buruh
Pelaksanaan perlindungan hukum terhadpa kesejahteraan pekerja atau buruh di
Indonesia di Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus Jawa Tengah belum terlaksana,
termasuk mengaplikasikan Undang – Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Kebebasan
Berserikat dan Undang – Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara,
Jaminan Sosial (BPJS) dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja.
Konstruksi hukum pekerja atau buruh pada perusahaan Pabrik Rokok Bumi
Kudus tentang kontruksi hokum serta kesejahteraan pekerja atau buruh dapat
disesuaikan dengan Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
dan Undang – Undang No. 24 tahun 2011, Tentang Badan Penyelengara Jaminan
Sosial (BPJS) dan UU Cipta Kerja belum optimal mengaplikasikan hukum di
perusahaan berdasrakan UU No. 13 Tahun 2003 dan Omnibus law atau UU Cipta
Kerja.

Kata Kunci :
Kontruksi Hukum atau Peraturan Terhadap Pekerja atau Buruh di Indonesia

ix
ABSTRACT

Legal protection for workers' welfare at the Paku Bumi Kudus Cigarette
Factory Company, Central Java, the problems and solutions for workers'
welfare legal protection at the Paku Bumi Kudus Cigarette Factory, Central
Java
The research method in this thesis research is a sociological juridical
approach with literature studies or interviews with workers or laborers who
work at the Paku Bumi Kudus Cigarette Factory Company, Central Java and
the head of the Social Security Administering Agency (BPJS) and the Head of
the Social Manpower and Transmigration Office of Kudus Regency.
The result of the research is that the legal protection of occupational
welfare at the Paku Bumi Kudus Cigarette Factory, Central Java, can be
adjusted to applicable government regulations such as holiday allowances
(THR), Regency Minimum Wages (UMK) Law No. 1 13 of 2003 concerning
Employment, Occupational Health, Work Equipment, Old Age Security (JHJT)
Law no. 24 of 2011, concerning BPJS, Overtime Pay, Holiday Leave, Annual
Leave, Menstruation Leave, Maternity Leave for Female Workers / Laborers
but Not yet Optimal.
The problems and welfare of workers at the Paku Bumi Kudus Cigarette
Factory, Central Java, are entrepreneurs who are profit-oriented so that the
protection of workers' welfare is not optimal.
The implementation of legal protection for the welfare of workers at the
Paku Bumi Kudus Cigarette Factory, Central Java has not been implemented,
including the application of Law no. 21 of 2000 concerning Freedom of
Association and Law no. 24 of 2011 concerning the Organizing Body, Social
Security (BPJS)
The legal protection of workers or workers at the Bumi Kudus Cigarette
Factory company regarding the protection of the welfare of workers or laborers
can be adjusted to Law no. 13 of 2003 concerning manpower, and Law no. 24
of 2011, concerning the Social Security Organizing Agency (BPJS)

Keywords: Legal Protection Against Cigarette Factory Workers

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... I

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... II

PERNYATAAN........................................................................................... III

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... IV

KATA PENGANTAR................................................................................. V

ABSTRAK................................................................................................... VI

ABSTRACT................................................................................................. VII

DAFTAR ISI................................................................................................ VII

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 23

C. Tujuan Peneliti................................................................................. 23

D. Kerangka Teori................................................................................. 24

E. Kerangka Pemikiran......................................................................... 30

F. Metode Penelitian............................................................................. 38

G. Hasil Penelitian................................................................................ 39

H. Implikasi Kajian............................................................................... 40

I. Sistematika Penulisan....................................................................... 59

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perlindungan Hukum.......................................... 81

B. Pengertian Kesejahteraan................................................................. 92

C. Pandangan Tentang Pekerja............................................................. 108

xi
BAB III REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA

. .PADA PERUSAHAAN ROKOK BELUM BERBASIS NILAI

KEADILAN................................................................................... 121

A. Filosofi Regulasi Perlindungan Hukum hak Pekerja................... 121

B. Pelaksanaan Regulasi Perlindungan Hukum Hak Pekerja

pada perusahaan rokok............................................................... 123

C. Regulasi perlindungan Hukum hak pekerja pada perusahaan

rokok yang belum berbasis nilai keadilan.................................. 141

BAB IV KELEMAHAN – KELEMAHAN REGULASI PERLINDUNGAN

HUKUM HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK

SAAT INI.................................................................................. 164

A. Kelemahan Pada Subtansi Hukum............................................. 164

B. Kelemahan Pada Struktur Hukum.............................................. 169

C. Kelemahan pada Kultur Hukum................................................. 181

BAB V REKONSTRUSI REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM

HAK PEKERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG BERBASIS

NILAI KEADILAN.....................................................................................

192

A. Studi Perbandungan di Berbagai Negara......................................... 192

B. Nilai – Nilai Keadilan Dalam Rekonstruksi regulasi

Perlindungan Hukum Hak Pekerja pada Perusahaan Rokok........... 208

C. Rekonstruksi Regulasi Perlindungan Hukum Hak Pekerja Pada

Perusahaan Rokok Yang Berbasis Nilai Keadilan........................... 219

xii
BAB VI PENUTUP..................................................................................... 225

A. Kesimpulan...................................................................................... 225

B. Saran................................................................................................. 226

C. Implikasi Kajian Disertasi................................................................ 227

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 230

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam tatanan kehidupan masyarakat saat ini hukum telah di gunakan

sebagai, alat pembenaran dalam mencapai tujuan sekelompok orang golongan

maupun pengusaha yang mempunyai kepentingan untuk menghalalkan segala

cara dalam mencapai tujuan ekonomi dalam memperoleh laba atau keuntungan

pribadi atau sekelompok. Diantara pengusaha rokok dan pekerja / buruh

Termasuk praktek pemberian upah rendah atau materi lainnya, untuk

mempengaruhi pekerja atau buruh agar semangat dalam kerja. Sehingga

produk perusahaan meningkat dan berkualitas. Dan diimbangi dasar hukum

yang jelas serta saling menguntungkan.

Peran pekerja dan buruh belum dapat posisi nilai tawar, apalagi UU Cipta

Kerja adalah lemahnya nilai tawar pekerja / buruh di perusahaan sehingga

permasalahan hubungan pengusaha dan pekerja atau buruh sangat kompleks

mulai dari upah minimal kabupaten provinsi (UMP) jawa tengah provinsi

sangat berat dalam memperjuangkan hak – hak pekerja atau buruh, BPJS

bahwa dengan adanya Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 sangat berat bagi para pekerja atau buruh di

Indonesia, karena salah satu kebijakan yang dilakukan atau diterapkan

perusahaan adalah salah satu contoh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

(BPJS) bagi pekerja atau buruh bisa diambil ketika purna tugas, pada Undang –

Undang no. 13 Tahun 2003 dapat diambil setelah 1 sampai 5 tahun.

1
Ketenaga Kerjaan BPJS Kesehatan, cuti dan lain – lain apalagi

pemerintah dalam hal ini mengeluarkan peraturan pemerintah (PP No. 78) yang

isinya bahwa, pengupahan tidak boleh lebih dari 5% dari pertumbuhan

ekonomi provinsi, serta muncul undang – undang cipta kerja atau omnibus law

Oleh karena itu perusahaan diperbolehkan mengajukan penangguhan

upah minimum provinsi (UMP) melalui organsiasi perusahan yaitu, Asosiasi

Perusahaan Indonesia (APINDO) oleh karena pembangunan ekonomi tidak

terlepas dari kerjasama yang humanis antara pengusaha dan pekerja atau buruh,

bisa sinergi dan saling membutuhkan oleh karena itu, pemerintah segera

berupaya untuk lebih meningkatkan pelayanan dan pengawasan dalam hal ini

adalah dinas tenaga kerja, yang ada di provinsi maupun, kota kabupaten di

jawa tengah, sehingga pengawasan terhadap pekerja atau buruh perusahaan ,

termasuk tenaga kerja asing (TKA) perlu di tingkatkan, serta pendataan secara

professional sehingga muncul kesejahteraan ekonomi, masyarakatan akan lebih

meningkat serta menguntungkan pekerja atau buruh Indonesia. Pekerja atau

buruh yang bekerja diperusahaan jangan terjadi pelanggaran hukum sehingga

terjadi saling menggugat di Pengadilan seperti contoh di PT. Cipta Wijaya

Mandiri di jalan Semarang Purwodadi, mranggen Demak Km 16-5, merupakan

aplikasi dari undang – undang No.2 Tahun : 2004. Tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), karena pada dasarnya pekerja atau

buruh dianggap, lemah dan rendah, dalam Nilai Tawar dengan pengusaha,

sehingga pengusahalah yang diuntungkan, sedangkan posisi buruh atau pekerja

sangat dirugikan apabila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja. Putusan

2
Hubungan Kerja (PHK) secara hukum akan tetapi apabila di selesaikan secara

mediasi seperti penyelesaian dengan cara kekeluargaan yang dilaksanakan

Badan Pengawasan Penyelesaian Perselisihan Daerah (BP4D) sebelum tahun

2002 maka saling menguntungkan antara perusahaan dan pekerja atau buruh

saling menerima atau legowo dalam putusan hubungan kerja (PHK) di suatu

perusahaan.

Akibat Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 belum bisa terlaksana,

munculah undang – undang no. 11 tahun 2020 atau UU cipta kerja inkonstional

sebagai contoh ratusan buruh tuntut kenaikan UMK 10 Persen dari media

JEPARA – ratusan buruh berunjuk rasa di depan kantor Bupati Jepara Jum’at

(2/12). Mereka tetap menuntut kenaikan upah minimum kabupaten (UMK)

2023 sebesar 10 persen atau menjadi Rp. 2.319.243,42. Massa yang berdesak –

desakan membuat pagar utama kantor bupati ambruk. “Kami hanya minta

UMK naik 10 persen,” ungkap salah satu orator Agus Priyanto.

Para buruh atau pekerja tidak terima dengan usulan dewan pengupahan

yang hanya menaikkan UMK 2023 sebesar 7,8 persen atau sekitar Rp. 164.00.

usulan ini sudah dikirimkan kepada Gubernur Jawa Tengah menjadi berita

acara. Namun, para buruh atau pekerja meminta agar direvisi, “Kami menuntut

usulan dari berita acara tersebut direvisi,” Kata Agus

Para buruh mendesak agar pejabat (Pj) Bupati Jepara Jawa Tengah

mengubah rekomendasi dalam berita acara itu hari ini juga. Para buruh atau

pekerja tidak terima jika dalam berita acara rapat pleno Kamis (2/12) memuat

usulan dewan pengupahan dan tuntutan buruh atau pekerja . “Karena usulan

harus satu,” unkapnya.

3
Rapat Pleno

Massa aksi kemudian ditemui Kepala Dinas Koperasi, UKM Tenaga

Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Jepara, Samiadji. Ia

menyatakan, berita acara sudah dikirmkan ke Gubernur Jawa Tengah setelah

rapat pleno selesai. “Kami sesuai regulasi, kami gunakan permenaker nomor 18

tahun 2022. Berita acaranya pun sudah kami kirim,” jelasnya di depan para

buruh.

Dalam berita acara itu, lanjut Samiadji, Dewan Pengupahan Jepara

mengusulkan “Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun

2021.” dua angka kepada gubernur. Yaitu hasil perhitungan Dewan

Pengupahan sebesar 7,8 persen. Tak hanya itu, dalam berita acara itu juga

dicantumkan usulan dari serikat buruh kenaikan UMK 2023 sebesar 10 persen.

“Kami sudah cantumkan angka 10 persen, urusan mana yang akan keluar, itu

sepenuhnya kewenangan gubernur,” tegasnya. Oleh karena itu dalam

menentukan upah minimal kabupaten (UMK) Kabupaten Kudus harus clear

dalam rapat pleno antara perwakilan pengusaha yang dipercayakan, asosiasi

pengusaha Indonesia (APINDO) dan perwakilan dari serikat pekerja atau

serikat buruh, gabungan dari srikat buruh serikat sejahtera Indonesia (SBSI)

atau dari seriakt pekerja seluruh Indonesia (SPSI) yang ada di masing – masing

kabupaten setempat sedangkan perwakilan dari pemerintah dalam hal ini

kepala dinas tenaga kerja sebagai mediasi dan menerima dan menampung

usulan dari dewan pengupahan kabupaten. Apabila sudah ada kesepkatan atau

yang disebut tripartite baru Bupati setempat merekomendasikan kepada

gubernur kemudian gubernur membahas dengan dewan pengupahan propinsi

4
kemudian gubernur yang menentukan hasil tri partit tingkat propinsi dan

muncullah surat keputusan gubernur tentang upah minimal propinsi (UMP)

masing – masing kabupaten.

KEPUTUSAN GUBERNUR •JAWA TENGAH


NOMOR 561/54 TAHUN 2022
TENTANG
UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATKN/KOTA
DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2023
GUBERNUR JAWA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh


penghasilan yang dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
lmbalan dari pengusaha atau pemberi ke kepada
pekeJa/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
perundang undangan;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan, jo. Pasal 2 dan Pasal 15 ayat (1} Peraturan
Menteri Ketenagakerjaen Nomor 18 Tahun 2022 tentang
Penetapan Upah Minimum Tahun 2023, Gubernur dapat
menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota dan
ditetapkan dengan Keputuaan Gubernur mendasarkan
pada ketentuan yang mengatur penetapan upah
minimum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Gubernur tentang Upah Minimum Pada 35 (Tiga Puluh
Lima) Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun
2023;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pem-


bentukan Provinsi Jawa Terigah (Himpunan Peraturan-
Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92J;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan {Lembaran Negara Republik Indoneaia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indoneeia Nomor 4279J sebagaimana telah

5
diubah dengan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja {Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
lndoneaia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik lndonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Pasal 176
Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 46, Tembahan Lembaran Negara
Republik
Indonesia Nomor 6648);
5. Peraturan Menteri Ketenagake aan Nomor 18 Tahun
2022
tentang Penetanpan Upah minimum Tahun 2023 ;
6. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/35 Tahun
2022 tentang Pembentukan Dewan Pengupahan Dan
Sekretariat Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah
Masa Bhakti Tahun 2022 — 2025.
Memperhatikan : 1. Berita Acara Hasil Sidang Pleno Dewan Pengupahan
Provinei Jawa Tengah pada hari Senin tanggal 5
Desember 2022;
2. Rekomendasi Bupati/Walikota Se Jawa Tengah tentang
Upah Minimum Kabupaten /Kota Tahun 2023

6
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : Upah Minimum Pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2023, yang besarannya
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
Gubernur ini.
KEDUA : Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU adalah upah bulanan terendah, terdiri dari upah
tanpa tunjangan atau upah pokok dan tunjangan tetap
KETIGA : Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU, hanya berlaku bagi Pekeria/Buruh yang memiliki
masa kurang dari 1 (satu} tahun pada perusahaan yang
bersangkutan.
KEEMPAT : Pengusaha yang telah memberikan upah lebih tinggi dari
ketentuan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
diktum KESATU, dilarang mengurangi atau menurunkan
besarnya upah yang telah diberikan.
KELIMA : Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum scbagaimana dimaksud dalam diktum KESATU.
KEENAM : Dalam hal pengusaha tidak mematuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU dikenai
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
KETUJUH : Bagi perusahaan yang wilayah kerjanya meliputi beberapa
kabupaten/kuta dilarang membayar upah pekerjanya lebih
rendah dari upah minimum yang berlaku di kabupaten /kota
sebagaimana dalam diktum KESATU .
KEDELAPAN : Perusahaan memberikan upah di atas upah minimum
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud diktum KESATU
kepada Pekerja/Buruh dengan mama he a 1 (aatu) tahun atau
lebih, ditetapkan oleh masing-masing Perusahaan
berpedoman pada Struktur dan Skala Upah sesuai ketentuan
peraturan perundang-perundangan.
KESEMBILAN : Pengawasan pelaksanaan Keputusan Gubernur ini
dilaksanakan oleh Pegawai Pengawas ketenagakerjaan
sesuai dengan kompetensinya.
KESEPULUH : Pada saat Keputusan Gubernur ini mulai berlaku, maka
Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 561/39 Tahun
2021 tanggal 30 November 2021 tentang Upah Minimum
Pada 35 (Tiga Puluh Lima) Kabupaten/Kota Di Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2O22, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

7
KESEMBILAN : Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
1 Januari 2023

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 7 Desember 2022
GUBERNUR JAWA TENGAH

GANJAR PRANOWO

SALINAN : Keputusan Gubernur ini disampaikan Kepada Yth :


1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
2. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
3. Wakil Gubernur Jawa Tengah
4. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah
5. Serketaris Daerah Provinsi Jawa Tengah
6. Para Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah
7. Para Kepala Organisasi Perang Daerah Provinsi Jawa Tengah
8. Para Kepala Biro di Lingkungan SETDA Daerah Provinsi Jawa Tengah
9. Bupati / Wali Kota se Jawa Tengah
10. Ketua Pengadilan Hubungan Industrial Kota Semarang
11. Ketua Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Tengah
12. Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Tengah
13. Para Ketua Serikat Pekerja / Serikat Buruh

8
LAMPIRAN
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH
NOMOR : 561 / 54 TAHUN 2022
TENTANG
UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH
LIMA) KABUPATEN/K OTA DI PROVINSI
JAWA TENGAH TAHUN 2023

DAFTAR UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA)


KABUPATEN/KOTA DI PROV INSI JAWA TENGAH TAHUN 2023

NO KABUPATEN/KOTA UPAH MINIMUM TAHUN 2023

Kabupaten Cilacap Rp. 2.383.090,46


1.
Kabupaten Banyumas Rp. 2.118. T 23,64
2.
Kabupaten Purbalingga Rp. 2.130.980,94
3.
Kabupaten Banjarnegara Rp.1.958.169,69
4.
Kabupaten Kebumen Rp. 2.035.890,04
5.
Kabupaten Purworejo Rp. 2.043.902,33
6.
Kabupaten Wonosobo Rp. 2.076.208,98
7.
Kabupaten Magelang Rp. 2.236.776,91
8.
Kabupaten Boyolali Rp. 2.155.712,29
9.
Kabupaten Klaten Rp. 2.1 52.322,94
10.
Kabupaten Sukoharjo Rp. 2.138.247,7O
11.
Kabupaten Wonogiri Rp. 1.968.448,32
12.
Kabupaten Karanganyar Rp. 2.207.483,64
13.
Kabupaten Sragen Rp. 1.969.569,00
14.
Kabupaten Grobogan Rp. 2.029.569,04
15.
Kabupaten Blora Rp. 2.040.080, 17
16.
Kabupaten Rembang Rp. 2.015.92 7,08
17.

9
Kabupaten Pati Rp. 2.107.697,44
18.
Kabupaten Kudus Rp. 2.439.813,98
19.
Kabupaten Jepara Rp. 2.272.626,ö3
20.
Kabupaten Demak Rp. 2.680.42 t,39
21.
Kabupaten Semarang Rp. 2.480.988,00
22.
Kabupaten Temanggung Rp. 2.027.569,32
23.
Kabupaten Kendal Rp. 2.508.299,90
24.
Kabupaten Batang Rp. 2.282.O25,72
25.
Kabupaten Pekalon an Rp. 2.282.025,72
26.
Kabupaten Pemalang Rp. 2.081.783,00
27.
Kabupaten Tegal Rp. 2.106.237,58
28.
Kabupaten Brebes Rp. 2.018.826,92
29.
Kota Magelang Rp. 2.066.006,64
30.
Kota Surakarta Rp. 2.174.169,00
31
Kota Salatiga Rp. 2.84.179,97
32
Kota Semarang Rp. 3.060.348,78
33
Kota Pekalongan Rp. 2.305.822,66
34
Kota Tegal Rp. 2.145.012,11
35

GUBERNUR JAWA TENGAH

GANJAR PRANOWO1

1
Keputusan Gurbernur Jawa Tengah Nomor 561/54 / Tahun 2022, tentang UMK
Provinsi Jawa Tengah

10
Negara Indonesia adalah Negara demokrasi dan sekaligus Negara

berdasarkan hukum, pandangan ini secara jelas dapat dikatakan Negara

makmur dan berkesejahteraan yang terlihat pada konstitusi Negara Indonesia

yaitu Undang – Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Tahun 1945 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Tahun 1945

menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan pada

Hukum.”

Perkembangan zaman mengakibatkan perbahan pula pada kehidupan

masyarakat kaum marjinal semakin rendah nilai tawar terhadap perusahaan

yang selalu menekan pekerja atau buruh semakin tidak dapat ruang

kesejahteraan yang hakikat dan belum dapat kesejahteraan seimbang dan

semakin upah semakin rendah.

Apabila kita melihat para pekerja atau buruh perempuan semakin lemah

dari hak – hak konstitusi yang ada di Indonesia, dasar hukum pelaksanaan

pekerja atau buruh secara khusus yaitu, cuti hamil, cuti haid, cuti melahirkan

yang diatur dalam ketentuan pasal 81 ayat (1) pasal 82 (angka) 1 dan 2.

Di samping itu pekerja atau buruh sering terjadi kekerasan dan pelecahan

seksual terhadpa kaum perempuan.

Berdasarkan beberapa kasus kekeerasan terhadap perempuan pekerja atau

buruh rokok tersebut, tidak semua korban kekerasan mau atau mampu

menyatakan keluhannya kepada orang lain. Apalagi melapor kepada pihak

yang berwajib, oleh karena itu sebagian besar kasus justru tidak di laporkan

tenag akesehatan, konselor, psikolog, pekerja sosial dan lain – lain adalah

11
profesi yang kadang – kadang menjadi orang pertam ayang mengetahui adanya

kekerasan terhadap perempuan tersebut.2

Faktor penyebab kekerasan buruh atau pekerja di suatu perusahaan rokok

di Kabupaten Kudus Jawa Tengah upah yang sangat tidak relevan, walaupun

pemerintah sudah berupaya untuk masyarakatnya sejahtera dan bila mencapai

dan memenuhi persyaratan kehidupan hasil layak (KHL). Namun dalam

praktek di lapangan masih jauh dari harapan, apalagi bila pekerja atau buruh

tidak sadar bergabung dengans erikat buruh atau serikat pekerja. Maka nasip

upah minimal kabupaten (UMK) ntak dapat diperjuangkan walaupuns erikat

pekerja atau serikat buruh sudah ada perlindungan hukum yaitu undang –

undang kebebasan berserikata No. 21 Tahun 2000.

Pekerja atau buruh akan selalu di bawa ke ranah politik pemerintaha,

kapan mau di buat yang berwenang itu adalah atas perintah dan kewenangan

Negara demi kestabilan dalam mengelola Negara, agar supaya pekerja atau

buruh dan perusahaan serta pemerintah dapat sinergi seolah – olah saling

bekerja sama dan saling menerima dan tidak dirugikan salah satu pihak,

termasuk pekerja atau buruh, dan muncullah undang – undang cipta kerja no.

11 tahun 2020, walaupun selalu di tolak masyarakat buruh di seluruh

Indonesia, namuntetap berkalan dan semua perusahaan rokok kudus tetap

menjadi dasar atau landasan hukum cipta kerja. Politik hukum kebijaksanaan

sebagai klebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk maupun isi dari hukum

yang akan di bentuk. Politik hukum merupakan strategi dalam rangka

2
Ir. Abdul Aziz Hoesein M.Eng, Sc. Pengetahuan Praktis tentang perlindungan
terhadap perempuan (Jakarta : kementrian pemberdayaan perempuan Republik
Indonesia, 2001 hal. 12

12
menentukan dan meneruskan arah perkembangan tertib hukum dari IUS

Constitutum kearah penyusunan atau hukum yang dibentuk.

Politik hukum adalah strategi, hal ini ini sesuai pendapat sumaryati

hartono dalam bukunya “Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum

Nasional”3 melihat politik hukum sebagai sebuah alat (tool) atau sarana dan

dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita – cita bansga

Indonesia dan kesejahteraan buruh Indonesia yang ada kaitannya tentang

perubahan Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 dan Undang – Undang No.

11 Tahun 2020 tentang cipta kerja yang inkonstitutional yang di tolak

Mahkamah Konstitusi untuk di revisi selama – lamanya 2 tahun. Namun malah

muncul perpu No. 2 tahun 2022 yang ditentang pekerja dan buruh serta di sorot

masyarakat diantaranya ada 10 point yang merugikan buruh atau pekerja.

Sejumlah pasal dalam Perppu tak mengalami perubahan dengan Undang-

Undang Cipta Kerja yang telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi

Pemerintah resmi menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

undang atau Perppu Cipta Kerja Nomor 2 Tahun 2022. Beleid yang terdiri dari

186 pasal dan setebal 1.117 halaman itu telah diundangkan pada 30 Desember

2022 lalu.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD

mengatakan hadirnya Perppu karena alasan mendesak. Ia mengklaim hadirnya

Perppu sejalan dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

138/PUU-VII/2009 yang menyebut bahwa pengganti undang-undang dapat

3
Sunaryati Hartono, 1991, Politik Hukum Menuju satu Hukum Nasional alumni,
Banding Hal. 1

13
lahir dalam kondisi kegentingan memaksa tapi belum ada peraturan sehingga

terjadi kekosongan hukum.

“Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menggantikan UU

Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Sebelumnya, MK telah mengeluarkan Putusan MK Nomor 91 Tahun 2020

pada 25 November 2021 yang menyatakan pembentukan UU Nomor 11 Tahun

2020 tentang Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat. Beleid yang mengubah

banyak undang-undang dalam sekali waktu atau disebut omnibus law itu

disebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat. Perbaikan diperkenankan dilakukan dalam kurun waktu 2

tahun sejak ada putusan Mahkahamah Konstitusi

"Oleh sebab itu, langkah strategis diperlukan dan untuk memenuhi syarat

langkah strategis bisa dilakukan maka Perppu ini harus dikeluarkan terlebih

dahulu. Itulah sebabnya kemudian pada tanggal 30 Desember 2022,

Pemerintah sudah menandatangani Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta

Kerja

Lahirnya Perppu Cipta Kerja mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Termasuk aktifitas buruh atau pekerja mengatakan penerbitan Perppu tidak

memenuhi syarat karena tak mengandung unsur kegentingan yang memaksa.

Menurut aktivis buruh Korwil SBSI Jateng, perintah MK jelas bahwa

pemerintah harus memperbaiki UU Cipta Kerja, bukan malah menerbitkan

Perppu.

“Mahkamah Konstitusi dalam putusannya juga melarang Pemerintah

membentuk Peraturan-peraturan turunan pelaksana dari UU Cipta Kerja yang

14
telah dinyatakan Inkonstitusional bersyarat. Tetapi dalam perjalanannya

Pemerintah terus membentuk peraturan turunan tersebut aktivis Buruh Jawa

Tengah.

Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera (SBSI) Indonesia justru

menyatakan sepakat dengan jalur Perppu. Ia menilai pembahasan RUU di

Dewan Perwakilan Rakyat justru rentan dipolitisasi apalagi mendekati tahun

politik. Meski begitu, menyebut serikat buruh menolak sejumlah pasal dalam

Perppu yang dinilai berpotensi multitafsir dan merugikan buruh atau pekerja di

Indonesia

Dari organisasi serikat buruh, serikat petani, menolak atau tidak setuju

dengan isi Perppu nomor 2 tahun 2022 tentang omnibus law undang-undang

cipta kerja. Tapi terhadap pilihan pembahasan hukumnya, organisasi serikat

buruh bersepakat memilih Perppu, bukan dibahas di pansus badan legislasi

DPR RI

Menurut Aktifis Buruh sejumlah perubahan yang dimuat dalam Perppu

justru mundur dari ketentuan yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

1. Penetapan Upah Minimum Kabupaten dan Kota

Pasal 88C

1) Gubernur wajib menetapkan Upah minimum provinsi.

2) Gubernur dapat menetapkan Upah minimum kabupaten/kota.

3) Penetapan Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilakukan dalam hal hasil penghitungan Upah minimum

kabupaten/kota lebih tinggi dari Upah minimum provinsi.

15
Pada catatan pertama, Penulis menyorot pasal 88C ayat 2 yang

mengatur bahwa Gubernur dapat menetapkan upah minimum

kabupaten/kota. Danmengatakan pihaknya menolak penggunaan kata

“dapat” pada pasal tersebut. Menurut aktifis buruh dan organisasi serikat

buruh mengusulkan, cukup gubernur yang menetapkan upah minimum

kabupaten/kota. Itu sama dengan UU Cipta Kerja. Kata-kata hukum

‘dapat’ artinya bisa ada, bisa tidak, tergantung gubernur. Ganti gubernur,

ganti kebijakan

2. Penentuan Formula Penghitungan Upah Minimum

Pasal 88D

(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat

(2) dihitung dengan menggunakan formula penghitungan Upah minimum.

(2) Formula penghitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks

tertentu

Pasal 88F

Dalam keadaan tertentu Pemerintah dapat menetapkan formula

penghitungan Upah minimum yang berbeda dengan formula penghitungan

Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88D ayat (2).

Pada poin kedua, Serikat Buruh menolak formula penghitungan upah

minimum yang mempertimbangkan variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi,

16
dan indeks tertentu yang diatur pada pasal 88D ayat 2. Penolakan terutama

pada variabel indeks tertentu yang tidak jelas definisinya.

“Penulis tidak tahu apa itu indeks tertentu. Sebagai ILO Governing Body,

tidak pernah dikenal indeks tertentu dalam menetapkan upah minimum. Upah

minimum hanya ada dua cara, survei barang-barang kebutuhan hidup layak,

(KHL) atau inflasi plus pertumbuhan ekonomi

menolak penggunaan variabel indeks tertentu dalam menghitung upah

minimum. Selain itu buruh menolak aturan dalam pasal 88F yang menyatakan

bahwa dalam keadaan tertentu pemerintah dapat menetapkan formula

penghitungan upah minimum yang berbeda.

Menurut Pandangan Umum pasal ini berbahaya karena pemerintah dapat

mengubah formula upah minimum sewaktu-waktu. Dia menduga pasal ini

hadir untuk melindungi perusahaan yang tidak mampu, dalam kondisi krisis,

membayar kenaikan upah minimum. Contohnya pada masa pandemi Covid-19.

Namun menurutnya tidak semua perusahaan mengalami krisis, seperti di sektor

batu bara, kelapa sawit, dan manufaktur.

“Ini biasanya tekstil, garmen, dan sepatu (yang tidak mampu).

Seharusnya pasalnya adalah bagi perusahaan yang tidak mampu dengan

dibuktikan laporan keuangan merugi dua tahun berturut-turut, bukan

pemerintah yang seenaknya mengubah, karena undang-undang itu harus rigid,

tak boleh ada pengecualian

Untuk upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK), dan serikat

buruh lainnya ingin tetap ada.

17
3. Pasal tentang Outsourcing

Ketentuan mengenai penggunaan tenaga alih daya atau outsourcing dalam

Perppu Cipta Kerja diatur dalam pasal 81 poin 19 sampai dengan 21. Dalam

Perppu Cipta Kerja tidak ada ketentuan baku bidang apa saja yang boleh

menggunakan tenaga outsourcing sehingga semua jenis pekerjaan outsourcing

bisa diperbolehkan. Meski demikian Perppu menjelaskan bahwa aturan lebih

jauh mengenai tenaga alih daya ini akan diatur dalam peraturan pemerintah

(PP).

"Kami minta kembali ke UU Nomor 13 tahun 2003, yaitu 5 jenis pekerjaan

saja yang boleh outsourcing

Bila merujuk pada UU Ketenagakerjaan, PKWT hanya diperbolehkan

untuk 5 jenis pekerjaan. Bidang yang diizinkan adalah jasa pembersihan,

katering, keamanan, jasa minyak dan gas pertambangan, serta transportasi.

4. Pasal tentang Pesangon

Penetapan pesangon dalam Perppu Cipta Kerja tak ada perubahan

dibanding UU Omnibus Law Cipta Kerja yang sebelumnya telah dibatalkan

MK.

Pada Perppu yang telah diundangkan pada 30 Desember 2022 itu,

disebutkan bahwa pemberian pesangon disesuaikan dengan masa kerja

maksimal 9 kali upah bulanan ditanggung oleh pengusaha. Ketentuan itu

tertuang dalam pasal 81 ayat 47 yang mengubah Pasal 156 ayat (1) Undang

Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

18
Merujuk aturan terbaru, setiap pekerja atau buruh yang terkena PHK bisa

mendapatkan uang pesangon dan uang penghargaan dari perusahaan atau

hanya mendapat salah satu sesuai dengan perjanjian kerja yang telah

disepakati. Pada aturan itu uang pesangon bisa diterima maksimal 9 kali dari

upah bulanan untuk masa kerja 8 tahun.

Untuk perhitungan uang penghargaan yang didapatkan oleh karyawan

yang di PHK akan mendapat maksimal 10 kali upah untuk pekerja yang sudah

mengabdi lebih dari 24 tahun. Uang penghargaan paling rendah diberikan

kepada pekerja yang telah tiga tahun bekerja yaitu sebanyak dua kali upah

bulanan.

Selain pemberian pesangon dan uang penghargaan, karyawan yang di-

PHK juga berhak mendapatkan penggantian atas cuti yang belum terpakai.

Perusahaan juga wajib memberikan biaya atau ongkos pulang ke tempat

pekerja atau buruh diterima bekerja.

5. Pasal tentang PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

Serikat Buruh tidak ada perubahan dalam Perppu mengenai perjanjian

kerja waktu tertentu dibanding dengan UU Cipta Kerja yang telah dibatalkan

Mahkamah Konstitusi. Karena itu ia meminta pengaturan mengenai PKWT ini

kembali menggunakan ketentuan yang sudah ada pada UU Nomor 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

19
6. Pasal tentang PHK

Sama halnya dengan pasal perjanjian kerja dengan waktu tertentu Perppu

juga tidak memberi perlindungan yang pasti pada pekerja dari PHK sepihak

oleh perusahaan. Perppu memberi ruang pada subjektivitas perusahaan dalam

menilai seorang karyawan bisa dipecat atau tidak.

“Kami tolak karena Perppu sama dengan UU Cipta kerja. Harus mendapat

persetujuan dari peradilan perburuhan bukan main pecat saja

7. Pasal tentang TKA (Tenaga Kerja Asing)

Hal yang dinilai berpotensi merugikan buruh dan pekerja dalam hal

tenaga kerja asing ini adalah tidak adanya aturan yang ketat untuk mengizinkan

TKA masuk ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Ketentuan itu membuat

buruh kasar atau unskilled worker tidak terlindungi. Karena itu Serikat Buruh

meminta agar pemerintah memiliki aturan yang jelas mengenai Tenaga Kerja

Asing.

8. Pasal tentang Pengaturan Waktu Kerja

Pasal 79 UU Nomor 13 tahun 2003

(2) Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi:

a. istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah bekerja

selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak

termasuk jam kerja;

b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

20
Pasal 79 Perppu Nomor 2 Tahun 2022.

(2) Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib

diberikan kepada Pekerja/Buruh paling sedikit meliputi:

a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam setelah bekerja

selama 4 (empat) jam terus-menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak

termasuk jam kerja; dan

b. istirahat mingguan I (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)

minggu.

Merujuk aturan terdahulu, perusahaan wajib memberikan istirahat dan

cuti kepada pekerja. Istirahat meliputi istirahat antara jam kerja sekurang

kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus. Ada juga

istirahat mingguan dengan dua alternatif yaitu satu hari untuk enam hari kerja

dalam seminggu atau dua hari untuk lima hari kerja dalam seminggu.

Berbeda dengan Undang-undang terdahulu, Perppu Nomor 2 tahun 2022

pasal 81 mengubah pasal 79 UU ketenagakerjaan dengan memberikan hak

libur dan cuti lebih sedikit. Ayat 2 hanya menyebut istirahat mingguan

diberikan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Ketentuan libur 2 hari

dalam satu minggu dihapus.

9. Pasal tentang Pelaksanaan Cuti Pasal 79

(5) Selain waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ayat (2), dan ayat (3), Perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang

21
yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian

Kerja Bersama.

Pada Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

perusahaan wajib memberikan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja

setelah karyawan bekerja satu tahun. Selain itu juga ada istirahat panjang

sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan

kedelapan masing-masing 1 bulan bagi pekerja yang telah bekerja selama 6

tahun.

Aturan istirahat dan cuti yang termuat dalam UU Nomor 13 tahun 2003

menekankan kata kewajiban perusahaan. Dengan begitu setiap pekerja dan

buruh memiliki hak yang sama dan dijamin oleh undang-undang.

Berbeda dengan aturan terdahulu, Perppu hanya mewajibkan perusahaan

memberikan cuti tahunan paling sedikit 12 hari kerja setelah pekerja atau buruh

bekerja setahun. Sedangkan untuk istirahat atau cuti panjang tidak lagi menjadi

kewajiban perusahaan.

“Perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang yang diatur

dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama,”

demikian bunyi Perppu Nomor 2 tahun 2022 pasal 81 poin 25 dikutip pada

Minggu (1/1).

10. Bank Tanah

Poin terakhir yang menjadi sorotan Serikat Buruh atau Serikat Pekerja

adalah adanya bank tanah. Buruh menilai keberadaan bank tanah merugikan

22
buruh dan petani penggarap tanah. Aturan ini dinilai hanya lebih

mengakomodir kepentingan pemodal dan pemilik lahan besar.

"Bank tanah yang tertuang di Omnibus Law UU Cipta Kerja merugikan

kalangan petani dan pemilik tanah orang-orang kecil. Karena bank tanah itu

diorientasikan untuk korporasi, seperti perkebunan kelapa sawit, mengambil,

mengeruk pertambangan, hak ulayat itu diabaikan. Hak petani itu

ditinggalkan

Bila memang pemerintah ingin menerapkan Bank Tanah, maka

pelaksanaannya harus disesuaikan dengan reformasi Undang – Undang

Reformasi agraria yang kini sedang dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis bahas dalam di atas adalah :

1. Mengapa regulasi perlindungan hukum hak pekerja pada perusahaan rokok

belum berbasis nilai keadilan?

2. Apa kelemahan – kelemahan regulasi perlindungan hukum hak pekerja

pada perusahaan rokok saat ini!

3. Bagaimana rekonstruksi regulasi perlindungan hukum hak pekerja pada

perusahaan rokok yang berbasis nilai keadilan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian hukum ini memiliki tujuan sebagai berikut :

23
1. Menganalisis dan peraturan terhadap kontruksi penegakan hukum

ketenagakerjaan

2. Untuk menemukan kekurangan dan kelemahan dalam penegakan

hukum berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 serta UU Cipta Kerja

serta Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)

3. Merekonstruksi undang – undang no. 13 tahun 2003 dan UU Cipta

Kerja tentang Ketenaga Kerjaan di Indonesia yang berbasis

kesejahteraan.

D. Kerangka Teori Disertasi

1. Grand Theory (Teori Keadilan)

Menurut Plato yang menyatakan bahwa pengertian keadilan adalah di

luar kemampuan manusia biasa dimana keadilan hanya dapat ada di dalam

hukum dan perundang – undangan yang dibuat oleh para ahli yang

khususnya yang memikirkan tentang itu.

Konsep Negara Hukum atau Rule of Law, ada pula yang

menggunakan istilah Rechstaat merupakan konsep Negara yang dianggap

paling ideal untuk hukum kesejahteraan masyarakat pekerja atau buruh saat

ini meskipun konsep tersebut dijalankan dengan persepsi yang berbeda –

beda. Terhadap istilah rule of law dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

menjadi supremasi hukum (supremacy of law) atau pemerintahan

berdasarkan atas hukum. Meskipun kelihatan sama akan tetapi konsep rule

of law berbeda dengan konsep di dalam Rechstaat. Salah satu

perbedaannya terletak pada ketentuan hukum pembuktiaan di pengadilan.

24
Konsep Rule of Law menitik beratkan pada hukum yang hidup dalam

masyarakat sedangkan Rechstaat menentukan tertulis.

Menurut Munir Fuady, Negara hukum adalah suatu sistem kenegaraan

yang diatur berdasarkan hukum yang berlaku, berkeadilan yang tersusun

dalam suatu konstitusi, dimana semua orang dalam Negara tersebut, baik

yang diperintah maupun yang memerintah, harus tunduk hukum yang

sama, sehingga setiap orang yang sama diperlakukan sama dan setiap orang

berbeda diperlakukan berbeda dengan dasar pembedaan yang rasional,

tanpa memandang perbedaan warna kulit, ras, gender, agama, daerah dan

kepercayaan, dan kewenangan pemerintah dibatasi berdasarkan suatu

prinsip distribusi kekuasaan. Sehingga pemerintah tidak bertindak

sewenang – wenang dan tidak melanggar hak – hak rakyat, pemerintah

hadir sebagai mediator antara pengusaha dan pekerja atau buruh karenanya

kepada rakyat diberikan peran sesuai kemampuan dan peranannya secara

demokratis. Konsep Negara Hukum memposisikan hukum dalam peranan

yang sangat penting dan berada di atas kekuasaan Negara dan politik.

Karena itu pula kemudian muncul istilah pemerintah dibawah hukum

(government by under the law). Negara Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 pasal 27 ayat (2) Bahwa tiap – tiap warga Negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Mengambil konsep prismatic atau intergratif dari dua konsepsi tersebut

diatas, sehinga prinsip “kepastian hukum” dalam Rechstaat dipadukan

dengan prinsip “keadilan” dan The Rule of Law. Indonesia tidak memilih

salah satunya tetapi memasukkan unsur – unsur baik dari keduanya dan

25
pilihan yang prismatic seperti ini menjadi niscaya karena pada saat ini

sudah sulit menarik perbedaan yang substansif antara Rechtaat dan The

Rule of Law. Kepastian Hukum harus ditegakkan untuk memastikan bahwa

keadilan di dalam masyarakat juga tegak. Bagi Hukum Ketenagakerjaan

peradilan melalui dinas tenaga kerja setempat, untuk memberikan anjuran

kemudian melaksanakan tugas Pengadilan. merupakan proses terakhir

setelah ada putusan tetap yang dilakukan berbagai proses dalam

penyelesaian masalah melalui musyawarah mufakat, Bipartif maupun

Tripartif.

2. Middle Theory Hukum Kesejahteraan

a. Teori Hukum Kesejahteraan

Secara umum welfare state didefinisikan sebagai suatu

pemerintah yang mengatur sekaligus menjalankan tugas berkaitan

dengan pemenuhan dasar hidup manusia (basic needs) perumahan,

pendidikan, makanan, pakaian, pekerjaan dan pelayanan sosial,

santunan keuangan bagi para pension, orang tua, sakit, termasuk

penyandang sosial, buta, tuli

Menurut beberapa pakar kesejahteraan, konsep Negara Kesejahteraan

dapat digolongkan sebagai :

1. Oleh Ramesh Mishra

Adalah Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan tanggung

jawab dan kewajiban Negara yang meliputi kebutuhan dasar hidup,

pelayanan sosial, ekonomi pasar.

26
2. Menurut Ross Cranston

Adalah menitik beratkan sebagai tanggung jawab Negara dalam

kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan dasar hidup (basic

needs) dan pelayanan sosial.

Teori kedaulatan Rakyat dikembangkan dari hasil kajian Rousseau

yang berpendapat bahwa perjanjian masyarkat itu cukup dengan satu

faktum saja. Dalam perjanjian masyarakat setiap rakyat menyerahkan hak –

haknya kepada kelompok (rakyat secara kolektif). Kelompok inilah yang

memegang kedaulatan (pendukung kedaulatan/gezag). Melalui kontrak

sosial masyarakat/kelompok memperoleh kedaulatan dan kedaulatan ini

tidak dapat dipindahkan atau dialihkan/diserahkan kepada siapapun.

Pemerintah hanyalah dianggap sebagai wakil dari pada rakyat yang

memegang kedaulatan. Mereka yang melaksanakan tugas pemerintahan

hanyalah melakukan tugasnya atas nama rakyat. Oleh karena, kekuasaan

mutlak itu diperoleh dari rakyat, maka sudah sewajarnya jika rakyat yang

memberikan batas – batas kekuasaan tadi atau mengubahnya, bahkan

rakyat dapat menarik kembali kekuasaan tadi bila dianggap perlu.

Menurut teori ini kedaulatan yang berasal dari rakyat dan dengan

persetujuan rakyat sendiri tersebut adalah kedaulatan rakyat. Berarti

rakyatlah yang berdaulat dan mewakili kekuasaannya kepada suatu badan,

yaitu pemerintah.. jika pemerintah tidak melaksanakan tugas dan kewajiban

yang dibebankan rakyat kepadanya, maka rakyat berhak untuk mengganti

27
pemerintah yang dipilih serta diangkatnya. Kedaulatan rakyat ini

dilandaskan pada kehendak umum yang dinamakan “volume generale”.

Teori kedaulatan rakyat ini antara lain juga diikuti oleh Immanuel Kant

yang mengatakan bahwa tujuan Negara itu adalah untuk menegakkan

hukum dan menjamin kebebasan daripada warga negaranya. Dalam

pengertian bahwa kebebasan di sini adalah kebebasan dalam batas – batas

yang sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 yaitu “Kemerdekaan berserikat

dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan

sebagainya ditetapkan dengan undang – undang”. Perundang – undangan,

sedangkan undang – undang di sini yang berhak membuat adalah rakyat itu

sendiri. Maka kalau begitu undang – undang itu adalah merupakan

penjelmaan daripada kemauan atau kehendak rakyat. Jadi rakyatlah yang

mewakili kekuasaan tertinggi atau kedaulatan.

Menurut Satjipto Rahardjo, hukum bukan hanya sekedar sarana,

bahkan tumbuh berkembang bersama perkembangan masyarakat. Hukum

tidak dapat memaksakan terwujudnya ketertiban masyarakat, tetapi hukum

itu yang harus menyesuaikan terhadap kepentingan manusia, karena

menurutnya hukum dibuat untuk manusia, bukan sebaliknya. Lebih lanjut

oleh Satjito Rahardjo dijelaskan bahwa penegakan hukum progresif adalah

menjalankan hukum tidak sekedar menurut kata – kata hitam putih dari

peraturan (according to the letter), melainkan menurut semangat makna

lebih dalam (to the very meaning) dari undang – undang atau hukum.

Penegakan hukum tidak hanya dengan kecerdasan intelektual, tetapi

dengan kecerdasan spiritual. Dengan kata lain, penegakan hukum yang

28
dilakukan dengan penuh diterminasi, empati, dedikasi, komitmen terhadap

penderitaan bangsa dan disertai keberanian untuk mencari jalan lain

daripada yang biasa dilakukan.

Dengan adanya asas – asas umum pemerintahan yang baik setidka –

tidaknya bagi eksekutif maupun legislative daerah dapat digunakan sebagai

rambu – rambu pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Carut

marutnya kehidupan hukum di Indonesia seringkali berujung pada

keberadaan institusi penegak hukum yang menghasilkan para pengemban

profesi hukum di masyarakat. Mayoritas para pengembang profesi hukum

yang bersikap berpikir dan berperilaku normative positifistik telah

menghasilkan kurikulum pendidikan hukum yang sangat menitik beratkan

pada penguasaan hukum positif. Belum mengarah hukum prospektif.

Dihubungkan dengan kondisi dan pola berpikur masyarakat dalam

menengarai suburnya pola praktis dalam bentuk transaksi keuangan

sebagaimana sekarang menjadi gejala umum alam setiap pengusaha akan

menekan pekerja atau buruh untuk bekerja secara maksimal, namun

upahnya sangat rendah, patut diwaspadi sebagai indikasi pudarnya norma –

norma yang hidup dalam masyarakat. Meskipun ada ancaman baik bagi

penyelenggara negara, maupun masyarakat baik pengusaha maupun pekerja

atau buruh, akan tetapi ternyata praktek – praktek penekanan seperti itu

tetap saja berlangsung. Sampai kapan kondisi ini berlangsung tentunya juga

tidak lepas dari peran serta aparat penegak hukum penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PNS) dikantor tenaga kerja. Apabila memang mereka tegas

dan ada keinginan untuk merubah wajah hukum Indonesia supaya menjadi

29
lebih baik, khususnya yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di Indonesia,

tentunya mereka tidak akan tinggal diam untuk merespon dan

menindaklanjuti apabila memang ditemukan adanya tekanan pengusaha

dalam mempekerjakan pekerja atau buruh. Ibarat pepatah kita keras demi

masa depan, demikian pula halnya dengan peran pimpinan. Mereka jelas

tidak akan memberikan perlindungan terhadap pekerja atau buruh karena

mereka memang mempunyai kepentingan peningkatan produk yang lebih

besar. Modal mereka jelas, yaitu mempunyai pabrik contoh pengolahan

tembakau, kayu atau bahan – bahan baku yang dapat diharapkan. Dari hal

tersebut peneliti memandang perlu dimasa mendatang adanya rekonstruksi

penegakan hukum ketenagakerjaan kemasyarakatan berbasis hukum

progresif.

3. Apllaid Theory Teori Hukum Progresif

Menurut Satjipto Raharjo, hokum progresif merupakan bagian dari proses

scachingfar the truth (pencarian kebenaran) yang tidak pernah berhenti.

Hokum progresif bertolak dari realitas empiric tentang bekerjanya

hokum dalam masyarakat, sekaligus refleksi ketidak puasan dan

keprihatinan terhadap kinerja dan kualitas penegak hukum Indonesia

abad ke 20” hukum itu memaksakan terwujudnya ketertiban

masyarakat, tetapi hukum itu yang harus menyesuaikan terhadap

kepentingan manusia, karena hukum di buat untuk manusia.

E. Kerangka Pemikiran

Menurut Prof. Suteki

30
Majikan dan buruh, dua kata yang seringkali dimaknai memiliki

“power” yang berbeda antara patron dan client, antara ordinat dan

subordinat. Maka sering pula kita temukan akibatnya mereka berdua

hampir selalu dalam situasi konflik, saling berhadapan dan berseteru.

Haruskah selamanya akan demikian? Saya berpendapat “tidak”! konflik,

situasi berhadapan dan perseteruan itu harus segera diakhiri atau setidak –

tidaknya dikurangi baik kuantitas maupun kualitasnya. Menihilkan konflik

yang seringkali berujung sengketa tidaklah mungkin. Persoalannya adalah

ketika terjadi silang sengketa, dengan cara bagaimana dan tujuan apa yang

sebenarnya dicari oleh para pihak?, Siapa saja yang seharusnya terlibat?

Konsep yang demikian itulah kemudian memunculkan model – model

penyelesaian sengketa dalam rangka pencarian keadilan. Ada penyelesaian

litigasi (melalui peradilan), ada pula penyelesaian non litegasi

(penyelesaian di luar peradilan). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

pencarian keadilan itu dapat ditemukan di berbagai ruang (justice in many

rooms) seperti yang dikatakan oleh Marc Galanter. Penyelesaian sengketa

non litigasi dapat berupa mediasi, rekonsiliasi maupun arbitrase yang

ketiga – tiganya menghendaki adanya peran pihak ketiga yang disepakati

bersama. Dalam dunia praktik penyelesaian sengketa, mediasi diyakini

sebagai model penyelesaian sengketa yang saling menguntungkan kedua

belah pihak karena dapat menghasilkan putusan yang bersifat win – win

solution. Bila model ini dapat dilaksanakan, maka para pihak yang

bersengketa tidak perlu menempuh jalur hukum litigasi. Ada prasyarat

31
untuk menempuh jalur litigasi, yakni apabila jalur mediasi --- dan jalur non

litigasi lainnya tidak dapat dicapai putusan bersama.

Menurut hemat saya, apapun bentuk model penyelesaian silang

sengketa hubungan industrial seharusnya mampu menjamin pencapaian

keadilan substantive. Untuk menjamin hak warganya Negara hendaknya

tidak duduk diam, sebagai mediator saja. Dalam persepktif hukum progresif

dikenal karakter rule breaking, salah satunya mengajarkan kepada kita

bagaimana “perasaan terlibat dan peduli” (compassion) dari Negara sangat

penting dalam penyelesaian silang sengketa hubungan industrial, sehingga

pekerja atau buruh tidak ditindas hak – haknya, sementara pelaku bisnis juga

tidak diperas. Negara menjamin relasi antara buruh majikan merupakan yang

satu jelas tiada bisa dinafikan ketimbang kepentingan yang lain. Buruh tanpa

majikan tak bisa bergaji, Sementara majikan tanpa buruh tak bisa berproduksi.

Simbiosis mutualisme ini akan sulit dicapai apabila salah satu pihak merasa

lebih unggulm lebih berkuasa terhadap pihak yang lain atau para pihak

memosisikan dan menganggap “setara”, sehingga muncullah konsep

kemitraan dalam hubungan industrial tersebut.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai 6,3% merupakan

bentuk fenomena optimis hubungan antara kepentingan Negara,

perusahaan dan masyarakat. Bagaimana masyarakat memiliki peran aktif

dalam pembangunan dan industry kreatif, penguasaha berlomba – lomba

dalam arus investasi, sedangkan situasi demokratis yang stabil

dikondisikan oleh pemerintah merupakan sebuah harapan yang

gemilang.Namun tak jarang kita menemukan demo – demo buruh atau

32
pekerja menuntut kenaikan upah minimum, penghapusan pegawai kontrak,

dan peningkatan jaminan social. Demonstrasi tersebut sebagai ajang pentas

demokrasi sah – sah saja, meskipun dalam perspektif pengusaha, hal itu

jelas merugikan tersendatnya waktu produksi dan semuanya macet.

Tak jarang perusahaan hanya dengan perhitungan untuk rugi,

mengambil jalan pintas memberhentikan para pekerjanya dengan sesuka

hatinya. Meski mereka tahu persis, kehidupan pekerja atau buruh dengan

beban kerja yang besar, tuntutan kehidupan yang tinggi, membuat

kesehariannya terlilit mencekik. Pekerja atau Buruh yang punya keluarga

yang dapurnya harus mengepul. Dalam sebuah draft disertasi doctor,

Mashari mengupas sengketa kasus pemecatan buruh yang tidak manusiawi

oleh PT. Hijo Mas dan PT. Cerah Garmindo Mandiri Perkasa. Seperti UU

No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maupun UU No. 2 Tahun

2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ditafsirkan

berdasarkan ideology kapitalisme dan liberalisme yang berorientasi profit,

bukan hak – hak yang seimbang antara buruh dan majikan. Disinilah

Negara penting hadir, memosisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki

otoritas untuk memproduksi keadilan substantive (mediasi).

Dengan demikian, Negara bukan hanya sebagai mediator saja, yakni

aparat instansi pemerintah yang bertugas menyelesaikan perselisihan hak,

kepentingan, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan serikat pekerja.

Negara memang pada awalnya secara normatif haruslah netral. Namun itu

tidak cukup, sebab dalam cita hukum (rechtsidee) sebuah tanggung jawab

Negara untuk mensejahterakan rakyatnya dan melindungi segenap tumpah

33
darah. Maka dengan optimis keadilan social harusnya dikejar oleh Negara,

sebagai perwujudan amanah yang dituangkan dalam konstitusi Indonesia

tersebut. Kekuatan Negara itu berada pada paksaannya sebagai satuan

penegak hukum (law enforcement).

Jepang merupakan contoh yang menarik dalam hal penyelesaian

sengketa industrial dengan masih menggunakan modal social cultural

bangsanya untuk merumuskan resolusi di setiap perkara yang terjadi. Konsep

“chotei” adalah symbol filosofi di Jepang yang digunakan untuk

mempertemukan dua belah pihak (buruh majikan) dengan difasilitasi, dan

yang paling terpenting mendapakatkan “intervensi” dari Negara untuk

menjamin keadilan social. Bagaimana yang paling terpenting dalam chotei

adalah pertemuan kesadaran (meeting of the mind) sebagai menunggalnya

sebuah keluarga perusahaan dalam menyelesaikan perkara – perkara sengketa

antara majikan dan buruh.

Dalam format penyelesaian sengketa di Indonesia, hal itu memang

sudah memiliki payung hukum, selain mediator, Negara juga tampil dalam

bentuk konsiliator dan peradilan. Konsiliator hubungan industrial aparat yang

ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja bertugas melakukan pemufakatan dan

wajub memberikan ajuran tertulis kepada pihak yang berseketa. Sementara

pengadilan merupakan ajudikasi yang dibentuk di lingkungan pengadilan

negeri yang berwenang memeriksa, mengadili,dan memutus sebuah

perselisihan hubungan industrial (PPHI). Meski dalam format pelembagaan

Negara tampil dalam dua ruang yang berotoritas lumayan, namun system

hukum tidak hanya terdiri dari subtansi saja (baca : Undang – Undang),

34
melainkan juga struktur dan kultur juga. Dalam bingkai struktur inilah

ketajaman dan perasaan terlibat dan peduli (compassion) seorang

mediator, konsiliator dan peradilan dibuktikan guna menjamin keadilan

subtantif berjalan di level yang paling praktis.

Marilah kita menyimak kasus penyelesaian perselisihan hubungan

industrial yang buntu ditengah jalan. Sebuah sengekta yang dijalani oleh

Muchid, dkk versus PT. Hijo Mas. Muchid adalah seorang buruh yang dipecat

oleh PT. Hijo Mas., yang sedang mengalami krisis, ia baru menyadari bahwa

selama ia bekerja, ia tidak diikut sertakan program BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk kebutuhan sehari – hari, ia harus rela hidup serba kekurangan dengan

gaji Rp. 838.500/bulan. Ia pun diberhentikan bersama – sama temannya dan

diberikan uang tali asih sebesar Rp. 500.000,-. Namun ia tak menerima

perlakuan PT. Hijo Mas yang sudah ia abdikan sisa hidupnya untuk bekerja

dengan sepenuh hati. Bagaimana ia akan hidup memandang masa depan tanpa

sebuah pekerjaan dan pesangon yang tak layak untuk memulai hidup baru.

Penyelesaian bipartite – musyawarah dua belah pihak di dalam perusahaan –

menemui jalan buntu, akhirnya perkara diadukan ke Disnakertrans Semarang.

Lagi – lagi mediasi di institusi Pemkot tersebut tidak efektif, bahkan

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) memutuskan untuk

memenangkan Muchid, dkk hingga putusan Mahkamah Agung, namun

eksekusi terhadap putusan tak kunjung menuai hasil.

Tumpulnya eksekusi dalam sengketa hubungan industrial itu

merupakan sebuah fenomena yang sering ditemui di lapangan. Lambatnya

proses regulasi dan rehabilitasi korban dari sengketa industry ialah

35
masalah tersendiri yang pelik dan membingungkan. Bagaimana Negara

mandul melakukan kewajibannya yang jelas – jelas sudah diamanahkan

melalui putusan peradilan yang bersifat mengikat (inkracht van gewijsde).

Padahal dalam konteks ini Negara seharusnya memiliki tanggung jawab

penuh dalam memproduksi keadilan, utamanya kepada masyarakat.Gerry

Jhonstone dan Daniel W. Van Ness percaya bahwa negaralah yang paling

bertanggung jawab pada masyarakat dalam urusan gagalnya konflik. Lebih

lanjut mereka in promoting justice, government is responsible for

preserving a just order, and community for establishing a just peace.

Negara dalam konteks ini hendaknya melindungi kepentingan buruh atau

pekerja yang paling diprioritaskan. Sebagaimana asas dan tujuan

ketenagakerjaan Indonesia yang termasuk dalam Pasal 4 Huruf c UU No.

13 Tahun 2003, yakni memberikan perlindungan kepada tenaga kerja

dalam mewujudkan kesejahteraan.

Negara sebagai aparat penegakan hukum (law enforcement) yang

tajam mengiris – iris kebekuan dan menjadi katalisator penyelamat yang

banyak diharapkan.Ia tidak cukup hanya sebagai fasilitator saja, melainkan

membutuhkan penegakan hukum secara progresif (affirmative action).

Maka posisi Negara dalam konteks penyelesaian sengketa hendaknya

digeser dari kedudukannya yang netral dan pasif, harus memihak

kepentingan rakyat jelata dan aktif melakukan penegakan hukum.

Pendekatan Penelitian :

a. Dasar Hukum Yuridis

36
Indonesia merupakan Negara hukum berdasarkan Undang – Undang Dsar

1945. Negara Hukum menghendaki segala tindakan atau perbuatan

penguasa mempunyai dasar hukum yang jelas atau ada legalitasnya baik

berdasarkan hukum tertulis maupun berdasarkan hukum tidak tertulis.

Penegasan tersebut sebagaimana di sebutkan dalam pasal 1 ayah (3)

Negara Indonesia adalah Negara Hukum menurut Jimey Asshiddigie

dalam rumusan itu Negara diidealkan bahwa yang harus dijadikan

panglima dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara adalah

hukum, bukan politik ataupun ekonomi.

Kontak Hukum ketenagakerjaan sangatlah lenah dan belum bisa

terlaksana dengan baik. Apalagi ada Undang – Undang No. 11 Tahun

2020 kemudian ada peraturan pemerintah No. 35 Tahun 2021 buruh dan

pekerja kurang berkeadilan.

b. Dasar Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang merupakan hasil dari

tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang berwenang

untuk itu bahan hukum primer, yaitu bahan – bahan hukum yang

mengikat, seperti :

1. Undang – Undang dasar Negara Republik Indonesia (NKRI) 1945

2. KUHP

3. Undang – Undang No. 11 Tahun 2020, Cipta Kerja

c. Dasar – Dasar Sekunder :

37
Dasar Hukum Sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan

hukum primer, yaitu bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder dapat berupa buku

– buku hukum, jurnal hukum, karya tulis hukum, atau perdagangan ahli

hukum yang termuat dalam media atau internet.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulisan ini adalah penelitian

hukum yuridis sosiologis (Sosialegal Research) yang bersifat kualitatif dan di

dukung dengan data lapangan. Penelitian dilakukan terhadap proses pemutusan

hubungan kerja (PHK) di PT Cipta Wijaya Mandiri (PT.CWM) yang

berdasarkan, undang – undang No 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian

perselisihan Hubungan Industrial ( PPHI ).

Hal – hal berikut yang akan dilakukan dalam penelitian kemudian,

wawancara dilakukan oleh peneliti, kepada mediator

1. Paradigma, mediasi yang dilakukan oleh serikat pekerja atau serikat buruh

dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan APINDO yang dilakukan

di Kantor Dinas Tenaga Kerja

2. Jenis penelitian menggunakan penelitian hukum normative empiris dan

mengkaji Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 dan Undang – Undang

Cipta Kerja peraturan – peraturan serta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

dalam perusahaan

3. Untuk pendekatan yuridis sosiologis atau social legal research, hukum :

a. Pendekatan Undang – undang NKRI

38
b. Pendekatan kasus

c. Pendekatan perbandingan antar Negara

d. Pendekatan konseptual

4. Jenis dan sumber penelitian

a. Data primer, keterangan dan informasi langsung dari pelaku atau

masyarakat

b. Data sekunder, data diperoleh dari dokumen dan laporan serta

perundang – undangan yang berlaku

5. Teknik pengumpulan data, berdasarkan jensi rencana

6. Analisis data

Analisis data diperolah secara kualitatif, cara menalar, menafsirkan

suatu masalah antar pengusaha dan perwakilan serikat buruh atau serikat

pekerja yang telah terdaftar di dinas tenaga kerja dan perusahaan secara

formal, seperti Para pekerja atau buruh yang telah di proses pemutusan

hubungan kerja (PHK) di PT. Cipta Wijaya Mandiri (CWM) dari data

kemudian dianalisis secara kualitatif induktif yaitu suatu cara analisis hasil

penelitian yang menghasilkan data deskripsi analisis berupa data yang

dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan. Juga tingkah laku

yang nyata dalam praktek penegak Hukum Ketenagakerjaan.

G. Hasil Penelitian

39
1. Berdasarkan Kontruksi hukum dan peraturan – peraturan hasil

penelitian yang dilakukan dapat memperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

a. Factor lemahnya pengawasan dari dinas tenaga kerja Kabupaten

Demak Jawa Tengah

b. Kurangnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang ada di

Dinas Tenaga Kerja

2. Kekurangan – kekurangan dalam penegakan hukum ketenagakerjaan

di semua Kabupaten yang ada di Indonesia sehingga sekarang ini

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sudah dialihkan ke tingkat

Propinsi dengan alasan kekurangan tenaga PPNS

a. Terdapat banyaknya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

jarang turun ke perusahaan serta sanksinya kurang tegas bahkan

diabaikan oleh perusahaan

b. Undang – undang No.13 Tahun 2003 dari pasal 156 ayat 1,2,3,4,5

sulit dapat dilaksanakan sebagai amanah undang – undang NKRI

termasuk Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta

Kerja walaupun inkonstitusional bersyarat.

H. Implikasi Kajian

1. Rekontruksi Hukum tertulis

Secara teoritis dengan memfungsikan sanksi administrasi oleh pegawai

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) ketenagakerjaan yang ada di

optimalkan berdasarkan perundnag – undangan yang berlaku.

2. Rekonstruksi Hukum Praktis

40
Secara praktis dengan penerapan sanksi administrative berupa pencabutan,

ijin, mulai dari SIUP,TDP,TDI, maupun HO, serta system online Single

Sub Mission (OSS) dari kementrian coordinator bidang perekonomian serta

ijin lingkungan, perusahaan pasti akan patuh dan tunduk serta

melaksanakan perintah undang – undang yang berlaku di Negara kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

3. Latar Belakang Pendidikan yang berbeda – beda memiliki tugas yang

sama dalam menyelesaikan ketenagakerjaan di Indonesia

4. Proses analisa kebutuhan yang tercantum dalam hukum ketenagakerjaan

dalam Undang- undang nomor 13 tahun 2003 sangat sulit di aplikasikan

apalagi dengan adanya Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta

Kerja yang sangat membebankan buruh dan pekerja di Indonesia.

Oleh karena itu pada perusahaan di Indonesia yang berskala kecil

termasuk perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus Jateng yang

jumlahnya 52 pekerja, 25 diantaranya wanita dan 27 laki – laki sulit

bertahan

Maka perusahaan sangat hati – hati karena kebijakan pemerintah

seolah – olah tidak pro perusahaan di Indonesia termasuk perusahaan

pabrik rokok, padahal itu hanya saingan antar Negara.

Pemerintah dapat intervensi dalam memahami, bahwa jangan

sampai terpengaruh kebijakan – kebijakan luar negeri yang hanya

melemahkan perusahaan pabrik rokok untuk berkreatif ekonomi.

Sedangkan perusahaan pabrik rokok luar negeri mengincar akan masuk ke

Indonesia karena merupakan pasar yang sangat menguntungkan Negara

41
luar. Pemerintah beranggapan bahwa rokok kretek di Indonesia akan di

hilangkan berganti dengan rokok putih. Kemudian bagaimana

perlindungan terhadap pekerja atau buruh. “Perlakuan yang diskriminasi

terhadap para pekerja dilindungi Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, Namun pekerja atau buruh punya hak untuk

sejahtera dalam menghidupi keluarganya, itu merupakan kewajiban

Negara serta perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus Jateng. “Hak

positif menuntut di lakukan pebuatan - perbuatan positif dari pihak tempat

bekerja, kewajiban korelatifnya berada. Seperti hak untuk menerima

keuntungan pribadi”.4

Sehingga perlindungan pemerintah sangat di butuhkan karena

merupakan kewajiban Negara terhadap warga Negaranya yang bekerja

maupun sebagai pengusaha dapat terlindungi dengan hukum positif.

Sebagai konsekwensi dari hal tersebut adalah kebutuhan dan

kepentingan luar negeri sangat kental hanya saja para pejabat yang

berwenang hanya sekedar ada bea masuk dari luar, sehingga masyarakat

Indonesia, mulai pengusaha, pekerja atau buruh seolah – olah kurang

mendapatkan perhatian dari pemerintah, semestinya bagaimana

meningkatkan upah minimal kabupaten (UMK) yang ditentukan oleh Tri

Partit yaitu, Apindo, perwakilan dari perusahaan, serikat pekerja atau

serikat buruh perwakilan dari perkerja dan dinas tenaga kerja dari unsur

pemerintah belum optimal. “Akibatnya Indonesia di tuding sebagai suatu

Negara yang melakukan dumping berkaitan dengan rendahnya upah

4
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. Hlm. 61

42
pekerja dalam percaturan perdagangan bebas”5. Melihat permasalahan

yang terjadi menyangkut kekurangan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

yang menjadi dasar penilaian atau survai lapangan di pasar sangat jauh

dari realita dan fakta. Sehingga pemerintah bisa mengubah regulasi yang

berpihak kepada warga Negara Indonesia termasuk pekerja atau buruh

yang ada di pabrik rokok Kudus Jateng khususnya.

Oleh karena itu, pekerja atau buruh bias mandiri dalam hidup,

buruh atau pekerja seharusnya paham dan saling belajar dari aktifis

maupun pengurus serikat buruh maupun pengurus serikat buruh maupun

serikat pekerja yang ada di perusahaan, hanya saja para pekerja atau buruh

di Indonesia belum sadar, apa sebenarnya keuntungan dalam mengikuti

dan bergabung dalam berorganisasi dalam perusahaan sangat penting

karena menyangkut nasib diri sendiri dan masa depan para pekerja atau

buruh, harsukan bergabung dengans erikat pekerja atau serikat buruh

yangs ah dan diakui oleh peryusahaan dan telah tercatat di kantor dinas

tenaga kerja dan resmi, karena di lindungi pemerintah melalui 2000, yang

mengatur tentang kebebasan berserikat.

5
Asri Wijayanti,”Kendali Alokasi Sebagai bentuk Perlindungan Hukum
Bagi Tenaga Kerja Indonesia”. Yustika, 1 Juli 2004 Hlm. 70

43
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan dan Undang – Undang No. 2 Tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) belum dapat

dioptimalkan, karena para pekerja atau buruh belum mengetahui apa

fungsi organisasi serikat pekerja atau buruh yang berada di Indonesia.

Serikat pekerja atau serikat buruh sangat dibutuhkan

pekerja, perusahaan guna melindungi pembinaan dan meningkatkan

kreatifitas dan inovatif kerja melalui pelatihan, seminar, dan workshop

yang di lakukan dinas terkait. Apapun alasannya organisasi yang

dibentuk dari pekerja telah dilindungi pemerintah melalui Undang –

Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Kebebasan Berserikat.

“Hingga kini tidak jelas regulasi hubungan industrial bagi

pekerja dan perusahaan tempat bekerja, serta tidak adanya, standar gaji,

atau upah sehingga perlindungannya masih terabaikan termasuk tingkat

kesejahteraannya.”6 Ini semuanya akibat dari pekerja tidak mau

bergabung dengan serikat pekerja atau serikat buruh yang ada didaerah

tersebut, kalau di kudus yang sudah ada dan diakui dinas tenaga kerja

yaitu DPC, SBSI dan SPSI.

Permasalahan ketenagakerjaan merupakan masalah yang

klasik dan umum di negara ini. Tapi dalam meningkatkan ekonomi,

upah derajat manusia perlu keseimbangan kalau kita bayangkan Upah

Minimum Provinsi (UMP) Kudus Jawa Tengah sangat prihatin, Tahun

6
R. Fitriana, “Pemerintah diminta Ratifikasi MLC”, bisnis Indonesia 24 Agustus
2010. Hlm. 7

44
2023 UMP Kudus Jateng, hanya Rp. 2.400.000,- rupiah sangat rendah

di bandingkan kota Demak yang UMPnya lebih tinggi, berdasarkan

Keputusan Gubernur No. 561/54 Tahun 2022.

Ekses yang ditimbulkan dari pembenaran tersebut sudah

jelas, yaitu merugikan pekerja atau buruh rokok kudus jateng.

“Kewenangan pemerintah adalah dalam bidang

kependudukan dan keluarga sejahtera pada tanggal 16 April 1992 telah

diundangkan. Undang – Undang No. 10 Tahun 1992 tentang

Perkembangan Kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

selanjutnya di singkat UUPKPKS”.7

Pasal 33 Undang – Undang Dasar NKRI Tahun 1945 bahwa

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung bumi adalah pokok –

pokok kemampuan rakyat sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat dan

sejahtera sesuai tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bila hal ini terjadi maka akan menjadi permasalahan

nasional yang cukup serius yang dapat mengganggu pencapaian tujuan

pembangunan nasional. Dengan memperhatikan kenyataan seperti itu,

maka perlu untuk diteliti lebih dalam tentang permasalahan

perlindungan Hukum terhadp kesejahteraan tenaga kerja umumnya dan

khususnya para buruh rokok yang ada di kota kudus Jawa Tengah.

7
Koesnadi Hardjasoemantri Hukum Tata Lingkungan, Edisi 8 Cet 18 Yogyakarta
UGM Press, 2005 Hlm 190

45
“Dalam perspekif agama islam kesejahteraan demi pekerja merupakan

hal yang harus diutamakan, Nabi Muhammad, SAW. Pernah bersabda :

Al Faqruannya kuna kufron artinya : hampir dipastikan kemiskinan

membawa akibat kekufuran.”8

Pemerintah di harapkan tidak hanya berpangku tangan dalam

menghadapi permasalahan tentang perlindungan hukum secara normative

bagi tenaga kerja secara menyeluruh bagi pekerja atau buruh yang

menerima upah atau gaji dari pemilik usaha apapun usahanya, dan minimal

mempunyai 10 tenaga kerja, seorang pengusaha harus wajib melaporkan

kedinas tenaga kerja berdasarkan Undang – Undang No. 7 Tahun 1981

tentang Wajib Lapor Ketenaga kerjaan di perusahaan.

Kesejahteraan pekerja atau buruh rokok kudus merupakan mitra

pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh beserta keluarga, maka di

satu sisi perusahaan dalam tatanan yang ideal berlaku sama, yaitu

bagaimana memenuhi kewajiban atas hak pekerja atau buruh sesuai

perundang – undangan yang berlaku, setelah pekerja atau buruh memenuhi

kewajiban.

“Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

dan Undang – undang Nomor 02 Tahun 2004 tentang Penyelesaiaan yang

sangat sulit di terapkan dan diaplikasikan dalam hubungan pengusaha dan

pekerja atau buruh di Indonesia. Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)

8
Musa Asy’arie, Filsafat Islam, Sunah Nabi Dalam Berfikir, Yogyakarta, 2010
Hlm. 109

46
tidak dapat di terapkan para pekerja ketika ada konflik hubungan

industrial”9.

Kesejahteraan seakan hanya menjadi klise semata dalam hubungan

industrial saat ini, memang jika di cermati di kulitnya saja pekerja atau

buruh kelihatan sejahtera dan akan berbanding terbalik jika di cermati

secara seksama dari dalam, pekerja atau buruh hanya dieksploitasi untuk

kepentingan sekelompok kecil saja. Dengan bukti bahwa apa yang menjadi

hak – hak buruh rokok Kudus seperti Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Pelayanan jaminan kesehatan, jaminan tenaga kerja atau BPJS (Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial) Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2011

tentang BPJS dan Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

System Jaminan Sosial Nasional. Sehubungan adanya perlindungan

hukum, maka diharapkan terjadi perubahan yang bermanfaat

“Hukum bisa berfungsi untuk mengendalikan masyarakat dan bisa

juga menjadi sarana untuk melakukan perubahan – perubahan dalam

masyarakat Bab ini membicarakan tentang Bagaimana Hukum itu dipakai

sebagai sarana yang demikian itu, dimulai pembicaraan mengenai Hukum

dalam konteks perubahan masyarakat”10.

Peraturan perundangan – undangan peraturan dibuat untuk

menciptakan kemitraan dalam hubungan yang harmonis, dinamis dan

berkeadilan. Maka dalam peraturan tersebut meliputi beberapa aspek yang

meliputi hak dan kewajiban pengusaha, pemerintah dan pekerja atau buruh

serta serikat pekerja atau buruh, serta hal – hal yang melingkupi dalam
9
R. Fitriana, Op.Cit, Hlm. 8

10
Satjipto Raharjo, Op.Cit. Hlm. 189

47
hubungan industrial dari semua perundang – undangan itu sebenarnya

menuju pada satu fisik, yaitu bagaimana meningkatkan kesejahteraan

Buruh Rokok Kudus supaya dapat mencukupi kehidupan keluarga yang

layak menurut kemanusiaan. Sehingga pekerja atau buruh berkewajiban

untuk berdisiplin. Serta penuh tanggung jawab terhadap pekerjaan yang

telah diberi beban dan target, agar supaya perusahaan dapat profit yang

lebih berkualitas.

Realitas penghidupan buruh atau pekerja rokok dikabupaten

kudus hanya sekedar membantu untuk hidup layak sehari – hari dalam

kebutuhan makan dan biaya anak sekolahpun hanya sampai SMA / SMK /

MA untuk melanjutkan ke jenjang kuliah, sangat tidak mungkin mampu.

“Salah satu keyakinan yang hidup dikhalangan aktifis buruh

adalah, tidak ada pertumbuhan yang berkelanjutan, tanpa distribusi yang

adil. Atas dasar itulah gerakan buruh selalu menuntut perbaikan upah atau

gaji dari waktu ke waktu”.11 Perusahaanlah yang menjamin kesejahteraan

para pekerja dan buruh misalnya adanya jaminan kesehatan atau BPJS.

Pasal 79 ayat (1) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan

pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja atau

buruh agar terjamin kesehatannya. Dan jaminan kesehatan tersebut wajib

sifatnya di berikan dari pengusaha. Namun sekarang di bebankan

pemerintah dan keuntungan perusahaan.

Upaya peningkatan kesejahteraan bagi Pekerja / Buruh dan

keluarganya, pengusaha berkewajiban untuk menyediakan fasilitas

11
Rekson Silaban, Bersatu dan Hilang, Cet I, April 2011, Hlm. 86

48
kesejahteraan yang disesuaikan dengan memperhatikan kebutuhan

Pekerja / Buruh dan ukuran kemampuan perusahaan.

Berbagai pelanggaran yang terjadi adalah berawal dari

pembuatan Penjanjian Kerja Bersama (PKB) yang tidak menguntungkan

para Pekerja / Buruh khususnya sektor rokok kretek yang memproduksi

dengan sistem borong yang jauh dari Upah Minimal Kabupaten (UMK).

Dalam penentuan upah tergantung dari Persatuan Perusahaan Rokok

Kudus (PPRK) termasuk didalamnya adalah Pabrik Rokok Paku Bumi

Kudus Jawa Tengah.

Diberlakukan upah minimum kabupaten (UMK) sebenarnya

memberikan harapan kepada pekerja atau buruh untuk meningkatkan

taraf hidup layak. Atas dorongan serikat buruh / serikat pekerja dan

APINDO Bupati Kudus merekomendasikan UMK Tahun 2022 sebesar

2.400.000,- ke gubernur Jawa Tengah, mudah – mudahan di terima oleh

tripartit tingkat wilayah Jateng dan Turun SK UMP oleh Gubernur ke

seluruh Jawa Tengah secara serentak bila pengusaha merasa berat dapat

mengajukan penangguhan ke Kabupaten masing – masing selama jeda

waktu 14 hari, sedangkan upah minimal dapat menggunakan tahun yang

lalu. Namun apabila keputusan gubernur yang telah di tanda tangani

gubernur dan harus di laksanakan.

1. Rekonstruksi Hukum :

49
Pada Zaman sekarang ini hukum banyak di warnai dan di bahas

dengan berbagai topik terkecuali pembahasan mengenai perlindungan

hukum dalam pembahasan tersebut. Secara tidak langsung akan

mengait eratkannya dengan pembuat hukum itu sendiri.

Selain dari pada itu Perlindungan Hukum adalah menjamin Hak –

hak dasar pekerja atau buruh, rekonstruksi hukum menjamin kesamaan,

kesempatan serta pelakuan tanpa diskriminasi atas dasar mewujudkan

kesejahteraan dan keadilan dengan tetap memperhatikan kemajuan dunia

usaha permasalahan ketenagakerjaan merupakan.

Permasalahan yang sebenarnya klasik dan umum di bangsa

Indonesia ini. Tapi dengan keklasikan tersebut justru menjadi alat

pembenaran untuk memanfaatkan pekerja wanita dengan kehendak

sendiri, selain dari pada itu masih dianggap sebagai seorang rendahan yang

harus patuh dalam hal yang tidak menyimpang, itu memang semestinya

dan tidak boleh melawan apapun yang diperintahkan oleh majikannya,

walaupun perintah tersebut belum tentu benar dan mungkin juga

bertentangan dengan kaidah umum, bertentangan dengan perundang –

undangan yang berlaku dalam hubungan industrial.

Akses yang ditimbulkan dari pembenaran tersebut sudah jelas,

yaitu merugikan Pekerja / Buruh yang sangat lemah dan berimplikasi pada

terjaminnya kesejahteraan pekerja wanita. Dalam perlindungan hukum

terhadap Pekerja / Buruh di Indonesia belum berpihak kepada para pekerja

atau Buruh khususnya pekerja wanita, yang masih belum bisa terlaksana,

sehingga Hukum terlalu jauh dengan normatif yang telah disahkan

50
pemerintah melalui sidang DPR dalam memutuskan Undang – undang di

Indonesia. 12

2. Kesejahteraan Pekerja/Buruh

Merupakan hak pekerja atau buruh yang tidak dapat dilepaskan

begitu saja, apalagi merupakan garda paling depan untuk memajukan

dan mengembangkan usaha agar memperoleh profit demi perusahaan

termasuk Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus, Jawa Tengah.

Bahwa seorang Pekerja atau Buruh harus mendapatkan

perlindungan dan di perhatikan haknya sebagai pekerja atau buruh. 13

Dalam pelaksanaanya cuti haid yang di berikan selama dua hari yaitu

hari pertama dan kedua mulai haid, dengan terlebih dahulu

memberikan pemberitahuan kepada personalia atau HRD pada

perusahaan tersebut. Ini berarti personalia tidak boleh menyuruh

Pekerja atau Buruh tersebut untuk melakukan pekerjaan.

Dengan demikian pekerja/buruh mempunyai kebebasan

berserikat dan berkumpul, untuk dapat mengajukan hak – hak, yang

sudah diatur dalam peraturan dan perundang – undangan yang berlaku

termasuk Undang – Undang No. 2 Tahun 2000 tentang kebebasan

berserikat.

Dasar Hukum pelaksanaan pekerja atau buruh secara khusus

yaitu cuti hamil, cuti haid, cuti melahirkan ada dalam ketentuan Pasal

12
Noor Hartoyo, antara realita dan idialita, seminar regional, kudus, januari 2005, hlm 1
13
Imam Soepomo, Hukum Perburuhan bidang Kesehatan kerja, Pradnya paramita,
Jakarta, 1975, hlm. 69

51
81 ayat (1) dan Pasal 81 ayat (2) Undang – undang No 13 Tahun

2013.

Pelaksanaan cuti hamil dan gugur kandungan terdapat pada Pasal

82 ayat (1) dan (2) Pasal 83 Pasal 84 UU No 13 Tahun 2013. Tentang

Ketenagakerjaan.

Pasal 82 ayat (1) :

Pekerja / Buruh berhak memperoleh istirahat selama 1,5 Bulan sebelum

saatnya melehirkan anak dan 1,5 Bulan sesudah melahirkan menurut

perhitungan dokter kandungan atau bidan.

Pasal 82 (2) :

Pekerja / Buruh yang mengalami keguguran kandungan berhak

memperoleh istirahat 1,5 Bulan atau sesuai dengan surat keterangan

dokter atau bidan.

Pasal 83 :

Pekerja atau Buruh yang anaknya masih menyusui anaknya harus di beri

kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus

dilakukan selama waktu kerja.

Pasal 84 :

Setiap pekerja yang menggunakan hak waktu istirahat sebagiamana di

maksud dalam Pasal 79 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 80 dan Pasal 82

berhak mendapat upah penuh.

Dalam perlindungan pekerja atau buruh sangat perlu ada

perhatian dari kalangan pemerintah sehingga diharuskan ikut andil

52
dalam mengawal hak – hak Pekerja atau Buruh yang sementara ini

perundang – undangan di Indonesia masih sangat di perlukan baik

perusahaan maupun pekerja di Indonesia, yang saling membutuhkan

dan saling punya kepentingan untuk meningkatkan taraf kehidupan baik

keluarga maupun masyarakat umumnya. Oleh karena itu perusahaan

pekerja dan perwakilan serikat pekerja untuk saling kerjasama dan

berhubungan yang harmonis dan saling menjaga jarak dalam menentukan

upah minimal kabupaten (UMK).

“Pada kalangan akademis, adalah tanggung jawab untuk secara aktif

dan penuh ketulusan hati membantu, menggali, membahas, menemukan

dan memberikan makna dari setiap isu yang muncul kepermukaan publik

termasuk upah Pekerja atau Buruh yang terabaikan yaitu cuti hamil, dan

haid”.14

A. Metode Penelitian

“Metode yang dipakai dalam penulisan DISERTASI ini adalah diharapkan

dapat menentukan hal tentang objek yang diteliti, penelitian pada umumnya

bertujuan untuk meningkatkan dorongan atau menguji kebenaran suatu

pengetahuan berarti berusaha memperoleh sesuatu untuk mengisi kefakuman

atau kekurangan, serta memperluas dan mengali lebih luas dan sesuatu yang

telah terjadi menguji kebenaran dilakukan apa yang ada atau menjadi di

ragukan kebenarannya.15

1. Pendekatan Penelitian
14
Esmi Warasih, Pranata Hukum, Sebuah Telaah Sosiologis Semarang, Suryandaru
Utama, Maret 2005 Hlm. 53
15
Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia Jakarta,
1982, Hlm. 137

53
Penelitian yang dilakukan tentang kontruksi Hukum dalam hal

kesejahteraan Pekerja atau Buruh bidang produk rokok kretek Paku Bumi di

Kudus Jawa Tengah adalah menggunakan pendekatan yuridis sosiologis,

yaitu penelitian yang mengkaji tentang penerapan peraturan perundang –

undangan di Indonesia. Diaplikasikan dengan Undang – Undang No. 13

Tahun 2003 dan Undang – Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional SJSN serta Undang – Undang No.24 tahun 2011

tentang BPJS serta pendapat dari orang – orang yang dikenai aturan tersebut

serta Undang - Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerta

Dapat dijelaskan secara rinci bahwa masalah yang diteliti adalah

mengenai hubungan antara sosiologis terhadap faktor yuridis :

a. Yuridis dalam arti mengadakan pendekatan prisip dan hukum yang

digunakan dalam meninjau dan melihat serta menganalisa

permasalahannya pelaksanaan UU No. 13 Tahun 2003, dan UU No. 24

Tahun 2011 tentang BPJS.

b. Sosiologis yang dimaksud disini adalah suatu penelitian terhadap

efektifitas hukum dalam kaitan ini bahwa hukum tidak dikonsepkan

sebagai suatu gejala normatif yang aturannya akan tetapi institusi

sosial yang secara riil berkaitan dengan variabel – variable belum

maksimal sosial lainnya. Sehingga perlu perbaikan aplikasi peraturan

- peraturan yang ada serta perlu pengawasan dari serikat buruh atau

serikat pekerja dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

2. Spesifikasi Penelitian

54
Penelitian tentang konstruksi hukum dalam hal kesejahteraan

pekerja atau buruh pada perusahaan termasuk pabrik rokok Paku Bumi

Kudus merupakan penelitian deskriptif analisis yang bertujuan untuk

mengetahui studi kasus kemudian menjelaskan realitis yang terjadi dan

kemudian menjelaskan kaitannya logis antara unsur – unsur realistis

yang terkait. Untuk masalah dalam penelitian ini. Di rekam realitas

faktual bekerjanya dan pelaksanaan hukum, memberi penjelasan

mengapa keadaan demikian, apa sebabnya faktor apa yang

mempengaruhi, serta apa latar belakangnya.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Lingkungan Industri Kecil (LIK) di

Desa Megawon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus Jawa Tengah,

adalah sentral pabrik rokok skala kelas kecil, selain itu terdiri dari 11

(sebelas) gudang pabrik rokok, terdapat beberapa fasilitas musholla,

koperasi, kantor perindustrian dan pengawasan bea cukai, agar mudah

dalam pengawasannya terhadap pabrik rokok skala kecil (Kelas B)

lebih tertib, dan terpantau dalam administrasi kepabeaan.

4. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja atau buruh rokok

yang sedang melaksanakan survei Kehidupan Hidup Layak (KHL)

55
untuk mencapai Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan pekerja

rokok kabupaten Kudus Jawa Tengah bisa lebih sejahtera secara nyata

bagi para Pekerja atau Buruh khususnya bagian produk borong.

5. Sumber Data

a. Studi Kepustakaan

Merupakan pengumpulan data melalui kajian atau studi kepustakaan.

Data yang dikumpulkan melalui studi kepustakaan ini meliputi :

1. Bahan Hukum Primer berupa :

a) Undang – Undang Dasar Tahun 1945

b) Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

c) Undang – Undang No. 21 Tahun 2000 tentang kebebasan

berserikat

d) Undang – Undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS

e) Undang – Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian

Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI)

f) Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

2. Bahan Hukum Sekunder berupa :

Literature – Literatur, Dokumen – Dokumen yang bersifat public,

catatan – catatan, kearsipan dan pendapat para sarjana yang berkaitan

dengan pokok – pokok permasalahan dalam penelitian ini.

3. Bahan Hukum Tersier berupa :

Bibliografi, ensiklopedia, kamus hukum

a. Interview

56
Merupakan data yang ditempuh untuk mendukung data

kepustakaan dengan cara wawancara, yang dilakukan terhadap

sumber - sumber informasi yang telah ditentukan sebelumnya

sehingga wawancara yang dilakukan benar – benar mampu

mendapatkan informasi yang relevan dengan penelitian.

b. Studi Pustaka

Tentang kontruksi hukum dalam hal pekerja atau buruh

kesejahteraan di Indonesia merupakan penelitian deskriptif

analitis yang bertujuan untuk merekam realitas yang teramati

dan kemudian menjelaskan kaitan logis antara unsur – unsur

realitas yang terkait. 16

c. Observasi Lapangan

Setelah kita terjun ke lapangan tenaga pekerja atau

buruh pabrik rokok paku bumi Kudus, adalah perusahaan yang

bertempat di Lingkungan Industri Rokok ( LIK ) di desa

Megawon Kecamatan Kota Kudus yang baru berkembang.

d. Wawancara

1) Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Kudus Jawa Tengah

2) Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

3) Direktur Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus

4) Pengawas Pekerja Atau Buruh (Mandor)

5) Pekerja Rokok atau Perapi Rokok Harian


16
Studi Kasus

57
6) Kawandi, Pekerja marketing tentang pemasaran

7) Suwarno, pekerjaan tentang pengadaan Tembakai atau

prosesing bahan jadi, siap giling.17

6. Analisa Data

Analisa data adalah proses dan menyusun secara sistematis data yang

di peroleh dari hasil wawancaram catatan lapangan dan dokumentasi

sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka dengan metode

pendekatan yang digunakan, maka dalam penelitian ini analisis yang

digunakan sebagai berikut :

1. Mendasar dalam pendekatan secara langsung ketempat perusahaan

pabrik rokok Paku Bumi Kudus, kemudian kita gunakan dengan analisis

kualitatif dalam tahap ini akan diadakan inventarisasi terhadap beberapa

peraturan dan norma hukum yang terkait dengan hukum

ketenagakerjaan atau undang – undang cipta kerja, kesehatan,

ketenagakerjaan, serta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Berdasarkan Undang – undang No. 40 Tahun 2009 dan peraturan

presiden No. 12 Tahun 2013. Dalam hal ini dikumpulkan terhadap

semua dengan permasalahhnya, untuk kemudian di organisir ke dalam

suatu system yang komprehensif.

17
Wawancara dengan pekerja dan pemerintah maupun swasta yang paham tentang rokok

58
2. Mendasar pada analisis akan dilakukan dengan menggunakan analisa

kualitatif yang dilakukan melalui tahapan, proses dan penyusunan data.

Dalam hal ini adalah mempergunakan metode interprestasi hukum

yang terdiri atas penafsiran, gramatikal, sistematis historis dan autisipatoris

di gunakan yang dijadikan sebagai alat bantu, serta komperatif dalam

menguraikan data dalam bentuk kalimat yang tersusun secara sistematis

lengkap dan terperinci menurut pokok bahasan, yang ditentukan hal

tersebut di maksud untuk memudahkan interprestasi data dan pengambilan

kesimpulan dalam menganalisis data yang di peroleh dari fakta riil dan

nyata di lapangan sehingga dalam memperoleh data secara langsung dan

dapat di pertanggung jawabkan di muka para professional dan ahlinya di

bidang ketenagakerjaan yang sudah mapan dan paham betul, dapat

menangani permasalahan buruh atau pekerja khususnya di bidang

perusahaan rokok kudus Jawa Tengah.

I. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, Metode

Penelitian, Hasil Penelitian, Implikasi Kajian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Tinjauan pustaka, pengertian kesejahteraan, pandangan

tentang pekerja, faktor – faktor yang menjadikan perlindungan hukum,

kesejahteraan upah, perlindungan hukum cuti, kesejahteraan pekerja, jam

kerja, waktu istirahat, pekerja di tahan.

59
Bab III Hasil Penelitian dan Perlindungan Hukum meliputi

bentuk, perlindungan hokum, problematika dan solusinya dalam

perlindungan hukum kesejahteraan Pekerja / Buruh di perusahaan rokok

Paku Bumi Kudus terhadap peraturan perusahaan.

Bab IV Pembahasan

a. Membahas Dan Menguraikan Tentang Kesejahteraan

b. System Upah Minimal Kabupaten (UMK)

c. Originalitas Kesejahteraan

d. Konseptual Pelanggaran Hokum Ketenagakerjaan

Bab V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran – saran

60
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perlindungan Hukum


1. Pengertian Hukum
Hukum pada umumnya di artikan sebagai keseluruhan

peraturan atau kaedah dalam kehidupan bersama, keseluruhan

tentang tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan

bersama, yang dapat di paksakan pelaksanaannya dengan suatu

saksi.18

Namun demikian, hingga sekarang belum diperoleh suatu

pengertian hukum yang memadai dengan kenyataan. Hal ini

dikarenakan hukum memiliki banyak segi dan bentuk.

2. Jenis – Jenis Perlindungan Hukum

Penetapan Upah Mininum Kabupaten (UMK) mampu

memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi pekerja/buruh

maupun kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini mengingat adanya

dua kepentingan yang bertolak belakang antara pekerja/buruh

dengan Pengusaha kaitannya dengan pengupahan. Pekerja buruh

menginginkan upah yang besar, sehingga mampu memenuhi

kebutuhan hidup bagi dirinya maupun keluarga, sementara

Pengusaha menginginkan upah yang rendah, dalam upaya mencari

18
Pengertian Hukum

81
profit yang sebesar – besarnya. Prosedur penetapan Upah Mininum

Kabupaten (UMK) telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri

Tenagakerja dan Transmigrasi.

Sebelumnya menetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK),

Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja,

pengusaha, pemerintah dan pihak netral dari akademisi akan

melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Tetapi apa

yang dimaksud survey KHL, komponen kebutuhan hidup, apa yang

disurvey dan mekanisme standarisasi KHL hingga menjadi

penetapan Upah Minimum. Mari kita bahas dalam pemikiran

secara hukum positif.

Kebutuhan Hidup Layak yang selanjutnya disingkat KHL

adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang

pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non

fisik dan sosial, untuk kebutuhan 1 (satu) bulan.

Sejak diberlakukannya UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, Pemerintah menetapkan standar KHL, sebagai

dasar dalam penetapan Upah Minimum seperti yang diatur dalam

pasal 88 ayat 4.

Peraturan mengenai KHL, diatur dalam UU No. 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Pembahasan lebih dalam mengenai

ketentuan KHL, diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga kerja No.

17 Tahun 2005 tentang Komponen dan Pentahapan Pencapaian

82
Kebutuhan Hidup Layak. Namun, keputusan Menteri Tenaga Kerja

No. 17 tahun 2005 direvisi oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja

No. 13 Tahun 2012 tentang Perubahan Perhitungan KHL. Jumlah

jenis kebutuhan yang semula 46 jenis dalam Keputusan Menteri

Tenaga kerja No. 17 Tahun 2005 menjadi 60 jenis KHL dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2012.

Peraturan mengenal KHL, diatur dalam UU No. 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Pembahasan lebih dalam mengenai

ketentuan KHL, diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.

17 tahun 2005 tentang Komponen dan Pentahapan Pencapaian

Kebutuhan Hidup Layak.,

Jumlah jenis kebutuhan yang semula 46 jenis dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 17 tahun 2005 menjadi 60

jenis KHL dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun

2012. Penambahan baru sebagai berikut :

1) Ikat Pinggang

2) Kaos Kaki

3) Deodorant 100 ml/g

4) Seterika 250 watt

5) Rice cooker ukuran ½ liter

6) Celana pendek

7) Pisau dapur

8) Semir dan sikat sepatu

83
9) Rak piring portable plastic

10) Sabun cuci piring (colek) 500 gr per bulan

11) Gayung plastic ukuran sedang

12) Sisir

13) Ballpoint/pensil

14) Cermin 30 x 50 cm

Selain penambahan 14 jenis baru KHL tersebut, juga terdapat

penyesuaian atau penambahan jenis kualitas dan kuantitas KHL serta

perubahan jenis kebutuhan. 19

1. Komponen upah perbulan adalah upah pokok perbulan ditambah

dengan tunjangan tetap. Tunjangan lainnya seperti : tunjangan

transport harian, dan tunjangan makan, akan dibayarkan sesuai dengan

jumlah kehadiran kerja Karyawan perbulan. Apabila Perusahaan

menyediakan makan pada setiap hari kerja, maka perusahaan berhak

untuk tidak memberikan tunjangan makan yang telah disepakati dalam

surat perjanjian kerja. Makanan yang disediakan tersebut tidak dapat

dikembalikan dan tidak dapat diminta dan diganti dengan uang.

2. Untuk bagian – bagian tertentu atas kebijaksanaan dan pertimbangan

Perusahaan akan diberikan Job Allowance, yang mana Job Allowance

ini akan berkurang atau bertambah atau dapat di hilangkan apabila

Karyawan tersebut dipindahkan ke jabatan yang lebih tinggi,

19
Undang – Undang Republik Indonesia No. 01 tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)

84
diturunkan kejabatan yang lebih rendah atau ke jabatan yang tidak

dikategorikan mendapat Job Allowance tersebut oleh Managemen.

3. Pemotongan upah dilakukan setiap bulan untuk perhitungan

pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dan Pajak Penghasilan sesuai

dengan peraturan yang berlaku dan peraturan perusahaan ini.

4. Pembayaran Upah dilakukan sebulan sekali, pada tanggal 28 setiap

bulan. Apabila pada bulan tertentu tanggal 28 jatuh pada hari Minggu

atau hari libur, pembayaran upah dilakukan pada hari sebelumnya atau

hari sesudahnya.

5. Upah terendah atau komponen upah tidak akan kurang dari ketentuan

Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang ditetapkan oleh Pemerintah

berdasrakan UURI No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

6. Perusahaan pabrik rokok paku bumi berhak untuk memindahkan atau

mengalihkan pekerja / buruh ke bagian atau Departemen ini tanpa

diadakan peninjauan upah.

7. Kenaikan upah dapat dilakukan, akan tetapi kenaikan tersebut tidak

menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan oleh Perusahaan.

Kenaikan apabila akan dilakukan di dasarkan kepada indek biaya

hidup, dan mempetimbangkan keadaan keuangan perusahaan,

sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

8. Perusahaan pabrik paku bumi berkewajiban untuk menaikkan upah

pekerja atau buruh yang mendapat upah lebih rendah dari ketentuan

85
minimum pemerintah atau hasil musyawarah tri partit, serikat buruh,

dan APINDO serta disyahkan lewat Surat Keputusan Gubernur, akan

tetapi tidaklah menjadi suatu keharusan bagi pekerja atau buruh yang

mendapat upah di atas upah minimum yang ditetapkan pemerintah.

9. Upah lembur dibayarkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan

melebihi delapan atau tujuh jam kerja sehari, untuk shift I dan 40 atau

35 jam seminggu untuk shift II dan III, atau pekerjaan yang dilakukan

pada hari libur atau hari istirahat mingguan.

10. Kerja lembur dilakukan atas dasar kebutuhan Perusahaan dan tuntutan

pekerjaan, dan hanya dilakukan atas persetujuan tertulis dari atasan.

Perusahaan dapat meminta seorang Karyawan untuk bekerja lembur

bila pekerjaan menuntut untuk itu. Upah lembur hanya akan dibayar

jika pekerja memperoleh penugasan secara tertulis sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

11. Apabila pekerjaan yang harus diselesaikan menuntut untuk bekerja

lembur terus menerus maka, Perusahaan dapat meminta Karyawan

untuk bekerja lembur akan tetapi sekurang – kurangnya Perusahaan

harus memberikan istirahat kepada Karyawan untuk 2x istirahat

Mingguan dalam satu bulan dan waktu lemburnya tidak melebihi

ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

12. Perusahaan mengusahakan untuk tidak meminta pekerja melakukan

kerja lembur melebihi dari 3 jam dalam satu hari dan 14 jam dalam

satu minggu.

86
13. Upah lembur hanya akan dibayarkan kepada pekerja setelah

diserahkannya laporan kerja lembur yang dibuat oleh atasannya

langsung, ditandatangani oleh pekerja yang bersangkuran dan

diketahui oleh bagian personalia (Laporan Kerja Lembur) perusahaan

1. Upah lembur hanya diberlakukan untuk pekerja golongan tertentu

yaitu pekerja operasional dan produksi, termasuk Pekerja tingkat biasa

dan Staf . Golongan Pekerja lain tidak diberikan upah lembur,

meskipun ia melakukan kerja lembur, mengingat tanggung jawab dan

jabatannya. Kepada mereka diberikan upah dan fasilitas yang lebih

baik dimana unsur upah lembur sudah termasuk didalamnya.

14. “Penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak baik

kemanusiaan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja / buruh

sebagaimana hidup layak meliputi :

a. Upah Minimun

b. Upah kerja lembur

c. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan

d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar

pekerjaannya

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya

f. Bentuk dan cara pembayaran upah

g. Denda dan potongan upah

h. Hal – hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional

87
j. Upah yang pembayaran pesangon

k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan20

Upah minimum ini berlaku sebagai batas upah paling terendah

yang wajib diberikan pengusaha atau pabrik rokok paku bumi untuk

mereka yang memiliki masa kerja 0 – 1 tahun.

Disamping ketentuan upah minimum, penentuan upah juga dapat

didasarkan kesepakatan bipartite melalui negoisasi antara :

a) Buruh dan pengusaha (secara individual) perusahaan pabrik rokok paku

bumi

b) Serikat buruh dan pemerintah atau Asosiasi Pengusaha Indonesia

(APINDO) dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Dimana hasil kesepakatan secara bipartite ini tidak boleh lebih rendah dari

ketentuan upah minimum yang berlaku.

Penentuan upah secara bipartite antara Serikat Buruh dan Pengusaha

pabrik rokok paku bumi dapat juga di lakukan pada beberapa

tingkatan :

1) Tingkat perusahaan/corporasi

a) Tingkat pabrik.cabang perusahaan (Local Company). Contoh SBSI dengan

United Parcel Service (UPS) di Salatiga.

b) Tingkat Nasional: contoh antara : DPP FTA SBSI dengan UPS Perwakilan

Indonesia di Jakarta.

20
Undang –Undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang ketenagakerjaan

88
c) Tingkat Corporasi (Internasional); contoh antara Internasional Transport

Workers Federation (ITF) dimana FTA – SBSI beraffiliasi dengan UPS

Internasional.

2) Tingkat Sektor Industri Perusahaan

a) Kabupaten : antara DPC garteks – SBSI dengan Perwakilan Asosiasi

Pengusaha Textile Indonesia (API) Kabupaten Cimahi – Bandung.

b) Porpinsi : Antara Korwil Garteks dengan DPD API Jawa Barat.

c) Nasional : antara DPP – F-Garteks dengan DPP API di Jakarta.

Sistem dan Kriteria Penentuan Upah Pada Perusahaan Pabrik Rokok Paku

Bumi. Kriteria umum dalam penentuan suatu upah di dasarkan pada beberapa

factor berikut ini :

 Pendidikan dan ketrampilan buruh

 Kondisi pasar kerja

 Biaya hidup

 Kemampuan perusahaan atau pabrik rokok paku bumi

 Kemampuan Serikat Buruh / serikat pekerjas dalam memperjuangkan upah

 Produktivitas kerja

 Kebijakan pemerintah

Disamping itu terdapat faktor lain yang menentukan kecenderungan tinggi

– rendahnya suatu upah :

a) Kecenderungan upah yang rendah bilaman :

- Terdapat banyak penawaran tenaga kerja pada perusahaan

89
- Di butuhkan sedikit pelatihan dan ketrampilan

- Industrinya adalah padat tenaga kerja (labour intensive)

- Para buruh di bedakan atas dasar jenis kelamin dan ras

b) Sedangkan kecenderungan upah yang lebih tinggi bilamana:

- Dibutuhkan ketrampilan yang tinggi pada pabrik rokok bila permintaan

banyak

- Industrinya adalah intensif modal (penggunaan peralatan dan mesin

sangat tinggi)

- Sikap sosial dan sejarah yang terlibat di dalamnya memungkinkan

pembayaran upah yang lebih tinggi di dalam melindungi pekerja

wanita pada perusahaan pabrik rokok paku bumi tersebut.

Namun yang paling sering digunakan oleh pekerja wanita maupun

pengusaha dalam menentukan upah secara bipartite adalah :

a) Ukuran kesetaraan – upah yang serupa tingkatnya

b) Ukuran kebutuhan – biaya hidup, hidup yang layak, dan daya beli

c) Ukuran – ukuran kontribusi – kemampuan membayar perusahaan,

produktivitas pabrik rokok paku bumi kudus

Kriteria ukuran kebutuhan biasanya digunakan sebagai acuan oleh para

pekerja wanita Sedang kriteria lainnya di pakai oleh kedua belah pihak

(pengusaha dan serikat buruh) sebagai dasar penentuan upah. Upah Nominal

Dan Upah Riil Ditetapkan Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi

90
Di dalam jangka panjang kecenderungan yang selalu berlaku adalah

keadaan dimana harga – harga barang maupuun upah terus menerus

mengalami kenaikan. Tetapi kenaikan tersebut tidaklah serentak dan juga

tidak pada tingkat yang sama besarnya. Perubahan yang berbeda ini akan

menimbulkan kesulitan dan seolah – olah perusahaan belum ada menunjukkan

perlindungan kesejahteraan pekerja wanita, mengetahui sampai dimana

kenaikan pendapatan merupakan suatu gambaran dari kenaikan kesejahteraan

pekerja yang dinikmati oleh para buruh. Untuk mengatasi masalah ini ahli

ekonomi membuat perbedaan di antara dua pengertian upah. Upah nominal

dan upah riil. “Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima para buruh

dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental atau fisik para

buruh yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan upah riil adalah

tingkat upah buruh yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli

barang – barang dan jasa – jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

para pekerja atau buruh.”21

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum

(1) Upah Pekerja atau buruh bulanan

Upah bulanan tergantung pada ketrampilan dan keahlian pada manager,

yang mana gajinya, yang menentukan adalah direktur perusahaan, karena

dianggap garda paling depan untuk menentukan kemajuan dan

pengembangan perusahaan. Sehingga upahnya lebih dari UMK

Kabupaten

(2) Upah Pekerja atau Buruh Harian


21
Ibid, Hlm. 55

91
Adalah upah yang diberikan perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus,

kepada pekerja atau buruh yang gajinya dibayar setiap hari selasa,

berdasarkan jumlah masuk kerja di kalikan perhari nominal yang

ditentukan atau sekitar Rp. 35.000 (Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah)

(3) Upah Borong / Marketing

Upah borong tergantung pada kecepatan dan keahlian para pekerja atua

buruh, yang setiap harinya dikerjakan oleh pekerja atau buruh, sehingga

perusahaan Pabrik rokok hanya menyediakan bahan baku. Contoh :

Penggiling rokok kretek, dan perapi rokok. Termasuk upah sales atau

marketing bagian pemasaran yang mengantar di agen – agen seluruh

Indonesia

B. Pengertian Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan dilaksanakan di

nyatakan dalam bentuk uang yang dutetapkan menurut suatu perjanjian

atau perundang – undangan dan dibayar perjanjian kerja antara

pengusaha dan buruh, termasuk tunjangan baik bagi buruh itu sendiri

maupun keluarganya.

- Bagi Pekerja / Buruh yang mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih

sampai dengan kurang dari 12 (dua belas) bulan besarnya THR

diberikan secara proposional yaitu :

92
Masa Kerja x 1 (satu) bulan upah

12

- Pekerja / Buruh yang dimaksud upah satu bulan adalah pokok

ditambah dengan tunjangan – tunjangan lain.

2. Kesejahteraan Upah

1. Karyawan yang sakit dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan

dokter yang ditunjuk oleh Perusahaan akan tetap menerima upah.

2. Seorang Karyawan yang tidak dapat bekerja sedang menjalani

perawatan di rumah sakit atau sedang menjalani perawatan dokter akan

mendapat cuti sakit sesuai dengan persetujuan dari bagian personalia

setelah mendapat rekomendasi tertulis dari dokter yang merawatnya

dan dari rumah sakit dimana Karyawan dirawat. Pembayaran upah

Karyawan selama yang bersangkutan mendapat cuti sakit diatur

sebagai berikut :

4 bulan pertama 100% dari upah

4 bulan kedua 75 % dari upah

4 bulan ketiga 50 % dari upah

Bulan berikutnya 25% dari upah, sebelum pemutusan hubungan kerja

dilakukan.

3. Perlengkapan Kerja di Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus

Perlengkapan kerja dan peralatan keselamatan kerja diberikan

kepada pekerja wanita apabila dianggap perlu menurut pertimbangan

93
Perusahaan. Perusahaan akan menyediakan pakaian dan perlengkapan

kerja, seperti safety glasses (kacamata pengaman) sepatu, tanda pengenal,

baju seragam kerja harus dipakai selama jam kerja berlangsung di

perusahaan.

4. Perlindungan Kesehatan Kerja

1. Mendapatkan fasilitas tunjangan jaminan kesehatan yang disediakan

Perusahaan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS).

Bagi pekerja / buruh yang berkeluarga dari Perusahaan pabrik rokok

dimana istri atau suami mereka bekerja yang menyatakan bahwa

Perusahaan pabrik rokok tersebut tidak menyediakan fasilitas jaminan

kesehatan.

2. PT. BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan keterangan tentang

semua hal yang tercakup hal yang tercakup dalam program BPJS

Ketenagakerjaan, program Ketenagakerjaan meliputi :

a. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

b. Jaminan Kecelakaan Kerja

c. Jaminan Hari Tua

d. Jaminan Kematian

3. Administrasi dan koordinasi dengan Ketenagakerjaan diatur oleh

Perusahaan pabrik rokok dan Catatan mengenai hal tersebut disimpan

oleh Perusahaan, Kartu Anggota Ketenagakerjaan akan dibagikan

kepada pekerja / buruh. Setiap pembayaran Ketenagakerjaan bersama –

94
sama dengan pemberitahuan tertulisnya akan di serahkan dan

diberitahukan kepada karyawan yang bersangkutan atau ahli warisnya

yang syah.

4. Ketergantungan Obat

Jika seorang pekerja / buruh kedapatan telah menyalahgunakan

narkotika, maka kepadanya akan diambil tindakan disipliner yang

keras berupa pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon berdasarkan

UU No. 13 Tahun 2003. Perusahaan pabrik tersebut tidak bertanggung

jawab atas segala akibat penyalahgunaan narkotika oleh pekerja /

buruh.

5. Perlindungan Pekerja Yang Meninggal Dengan Pemberian Bantuan /

Sumbangan

Apabila pekerja / buruh meninggal dunia secara wajar (bukan bunuh

diri) atau disebabkan kecelakaan kerja Perusahaan di pabrik rkok paku

bumi akan memberikan bantuan kepada keluarga / ahli warisnya sebagai

berikut :

a. Upah dalam bulanan yang sedang berjalan

b. Uang duka sesuai dengan masa kerja, apabila dipersyaratkan

untuk diberikan oleh ketentuan Undang – Undang No. 13 Tahun

2003

c. Santunan PT. BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan

PT. BPJS Ketenagakerjaan

95
d. Uang sumbangan sukarela untuk biaya pemakaman.

6. Perlindungan Kesejahteraan Berupa Pembayaran Upah Selama

Bekerja Atau Ditahan

1. Dalam hal pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib karena diduga

melakukan tindak pidana, maka Perusahaan pabrik rokok tidak wajib

membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga

yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Yang dimaksud upah satu bulan adalah upah pokok ditambah

dengan tunjangan – tunjangan lain

b. THR akan dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya

c. Pekerja / Buruh yang mengundurkan diri atau diberhentikan dalam

waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum hari raya tersebut diatas masih

berhak mendapat THR yang dihitung dan dibayar berdasar ketentuan

diatas, bila terjadi pelanggaran hukum, maka pekerja atau buruh,

karena setiap orang mendapatkan pengakuan jaminan, perlindungan

dan kepastian hukum yang adil.22

2. Perlindungan Hukum Cuti Pekerja

1. Pada dasarnya Pekerja / Buruh mempunyai kemampuan waktu

untuk bekerja secara profesional. Pekerja memerlukan waktu untuk

menikmati suasana lain sebelum kembali melaksanakan tugasnya.

22
Undang – Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2011, Tentang Bantuan Hukum

96
2. Tujuan cuti adalah untuk memberikan kesempatan kepada Pekerja /

Buruh untuk beristirahat dan memulihkan diri sehingga Pekerja /

Buruh akan kembali pada kondisi prima pada saat kembali bekerja di

pabrik rokok paku bumi.

3. Cuti merupakan kenikmatan moril yang tidak dapat diperjual –

belikan, ditukar atau diuangkan, sisa cuti tahun yang berjalan tidak

dapat dibawa atau digabung dengan hak cuti tahun berikutnya. Hak

cuti tahunan akan gugur bila tidak digunakan dalam waktu enam bulan

setelah timbulnya hak cuti tersebut terkecuali ditangguhkan pabrik

4. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah pekerja yang

bersangkutan bekerja selama 12 bulan berturut-turut atau terus

menerus pada perusahaan pabrik rokok paku bumi.

5. Cuti dapat diberikan kepada pekerja atau buruh tetap yang telah

mempunyai masa kerja selama 12 tahun berturut – turut.

6. Hak cuti tahunan akan gugur atau hilang apabila cuti tahunan tersebut

tidak dipergunakan / diambil oleh pekerja / buruh yang bersangkutan

dalam 6 bulan setelah timbulnya hak cuti kecuali, ditentukan lain atau

ditangguhnya oleh perusahaan pabrik rokok paku bumi.

7. Cuti Sakit, pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit harus

melampirkan surat keterangan sakit dari dokter yang disertai kwintansi

dengan copy resep, dan dikirimkan kepada bagian personalia (HRD).

Pemberitahuan melalui telepon tentang ketidakhadiran pekerja harus

dilakukan selambat – lambatnya 3 jam setelah waktu kerja dimulai.

97
8. Cuti Hamil / Gugur Kandungan / haid

1. Pekerja tidak diwajibkan untuk bekerja pada hari pertama dan

kedua masa haidnya dengan memberitahukan kepada Perusahaan

serta memberikan surat keterangan dari dokter yang ditunjuk oleh

Perusahaan dan tetap mendapat gaji penuh.

2. Pekerja wanita mempunyai hak cuti hamil dengan mendapat gaji

penuh selama satu setengah bulan sebelum saat ia melahirkan

menurut perhitungan dokter yang merawatnya dan satu setengah

bulan setelah melahirkan atau gugur kandungan, apabila yang

bersangkutan telah melahirkan, kurang dari satu setengah bulan

dari cutinya sebelum melahirkan maka hari – hari kekurangannya

tidak dapat diperhitungkan lagi.

9. Cuti Menunaikan Ibadah Haji

1. Pekerja / buruh yang telah mempunyai masa kerja dan Perusahaan

secara terus menerus selama paling sedikit 12 bulan dapat

diberikan dispensasi meninggalkan pekerjaan dengan upah penuh

selama waktu yang diperlukan untuk menunaikan ibadah haji.

2. Pengertian selama waktu yang diperlukan ialah lamanya waktu

melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuan yang

dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia dari

waktu ke waktu tetapi tidak melebihi 3 bulan

3. Pengajuan cuti untuk menunaikan ibadah haji harus diajukan ke

bagian personalia selambat – lambatnya satu bulan sebelum

98
tanggal keberangkatan, dan harus disertai dengan bukti

keberangkatan.

4. Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus tidak diwajibkan

membayar upah untuk menjalankan ibadah haji lebih dari tiga

bulan atau menjalankan ibadah haji lebih dari satu kali.

5. Perusahaan pabrik rokok Paku Bumi Kudus, tetap memberikanw

aktu dan tempat, untuk melaksanakan kegiatan yang dilakukan

oleh, pekerja atau buruh untuk menjalankan ibadah haji, tanpa

melalui administrasi seperti ijin yang lain seperti pekerja atau

buruh biasa. Selain dari pada itu, dapat fasilitas dan kerja sama

saling kunjung antar pekerja atau buruh untuk silahturohim ke

segala teman sepekerja atau atasan perusahaan pabrik rokok Paku

Bumi Kudus, untuk menceritakan suka duka dalam menjalankan

ibadah, dan mendorong para pekerja atau buruh untuk menjalankan

ibadah haji

6. Pengajuan cuti untuk menunaikan ibadah haji harus diajukan ke

bagian personalia atau HRD kemudian di cek apakah pekerja atau

buruh dalam bekerja di pabrik rokok Paku Bumi Kudus termasuk

pekerja yang rajin atau sedang.

7. Perusahaan Rokok Paku Bumi Kudus tidak diwajibkan membayar

tambahan upah secara khusus sesuai upah minimum kabupaten

(UMK) yang berdasarkan Undang – Undang No. 13 Tahun 2013

Tentang Ketenagakerjaan.

99
8. Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus tidak diwajibkan

membayar tambahan upah secara khusus sesuai Upah Minimum

Kabupaten (UMK) yang berdasarkan Undang – Undang No. 13

Tahun 2003.

9. Ijin meninggalkan pekerjaan adalah waktu dimana pekerja / buruh

diperbolehkan tidak berada di area kerja selama jam kerja yang

ditentukan dengan atau tanpa pemotongan upah, dan tidak

mengganggu efisiensi kerja perusahaan.

10.Ijin resmi untuk meninggalkan pekerjaan dapat diberikan oleh

bagian personalia dengan persetujuan atasan langsung pekerja /

buruh untuk kejadian – kejadian berikut ini :

a. Perkawinan pekerja / buruh sendiri : dibayar selama 3 hari,

termasuk hari perkawinan

b. Perkawinan anak pekerja yang sah : dibayar selama 2 hari

c. Khitanan anak : dibayar selama 2 hari

d. Pembabtisan anak : dibayar selama 2 hari

e. Istri / suami / anak yang sah / mertua / orang tua atau menantu

meninggal dunia : dibayar selama 2 hari

11. Cuti Jaminan Sosial Dari Persatuan Perusahaan Rokok

100
a. Tunjangan “Perusahaan pabrik wajib mengasuransikan seluruh

pekerja / buruh kepada program Jamsostek Ketenagakerjaan”23

No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan Peraturan Pelaksanaan

yaitu Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 dan Per

05/Men/1993 (Peraturan Jamsostek). Baik Perusahaan maupun

pekerja / buruh masing – masing akan membayar iuran yang

disyaratkan berdasarkan Peraturan Jamsostek/BPJS.

b. Setelah tiga bulan percobaan selesai pekerja / buruh yang

berusia dibawah 55 tahun harus mengikuti program BPJS

Ketenagakerjaan.

c. Karyawan dan Keluarganya (istri / suami yang syah dan anak

pertama sampai dengan anak ketiga yang berusia dibawah 21

tahun, sampai berusia 24 tahun selama mereka masih sekolah

dan ditanggung sepenuhnya oleh Karyawan) berhak untuk

mendapatkan fasilitas tunjangan jaminan kesehatan yang

disediakan Perusahaan melalui Badan Penyelenggara Jaminan

Kesehatan (BPJS). Bagi pekerja / buruh yang berkeluarga dari

Perusahaan pabrik rokok dimana istri atau suami mereka

bekerja yang menyatakan bahwa Perusahaan pabrik rokok

tersebut tidak menyediakan fasilitas jaminan kesehatan dari

Perusahaan Pabrik Rokok Bumi Kudus dimana istri atau suami

mereka bekerja akan dapat jaminan kesehatan dari Perusahaan

23
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun, 1992 Tentang
Jamsostek

101
Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus sehingga pbarik menyediakan

fasilitas jaminan kesehatan yang telah diatur pemerintah dan

perundang – undangan yang berlaku di NKRI.

Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 83 menyatakan mengenai

kesempatan menyusui dalam waktu kerja, pekerja yang anaknya masih menyusui

harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jikalau hal itu

dilakukan selama waktu kerja.

Oleh karena itu perusahaan pabrik Rokok Paku Bumi Kudus memberikan

waktu istirahat yang penuh sehingga pekerja atau buruh tidak dirugikan karena

semua kebutuhan dan fasilitas pekerja tetap dipenuhi, dalam hal ini perusahaan

tidak mau resiko dalam arti melanggar peraturan dan perundang – undangan baik.

UURI No 13 Th 2003 tentang ketenagakerjaan UURI No. 24 Th 2011 tentang

badan penyelenggara jaminan sosial ( BPJS ) UURI No. 21 Th 2000 tentang

kebebasan berserikat yang telah di syahkan, para Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) yang ada di Jakarta. Sehingga para pekerja atau buruh merasakan

perlindungan kesejahteraan pekerja wanita oleh pemerintah, sebab peran

pemerintah sangat besar, mengawal jalannya perusahaan pabrik rokok termasuk

Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus, yang telah baru taraf pengembangan dan masih

banyak uluran tangan dari investor – investor yang tertarik bisnis produk rokok,

yang dapat membuka lapangan kerja ribuan pekerja atau buruh di Kabupaten

Kudus

102
Pekerja atau buruh yang bekerja di Pabrik Paku Bumi Kudus bias aman dan

sejahtera, kemakmuran serta kemajuan warga masyarakat skeitarnya yang

sebagian besar masih tergantung pada pabrik rokok

3. Perlindungan Kesejahteraan Pekerjaan Mengenai Ketentuan Jam

Kerja

Dalam pasal 77 ayat 1 “Setiap pengusaha wajib melaksanakan

ketentuan waktu kerja”24. yang mengatur mengenai waktu kerja 40 jam

seminggu, kecuali untuk sektor usaha atau pekerjaan tertentu yang diatur

dengan keputusan Menteri Tenaga Kerja, dalam ketentuan tersebut

dinyatakan batas waktu 40 jam seminggu hal ini bukan berarti bahwa

mekanisme pembayaran dan atau status pekerja adalah mingguan, lamanya

bekerja 40 jam seminggu dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bila mereka bekerja selama 6 hari seminggu, jam kerja mereka adalah 7

jam sehari dan selama hari pertama setelah libur atau istirahat mingguan

hingga hari kelima, kemudian pada hari keenam mereka hanya bekerja

selama 6 jam kerja atau bila mereka tetap bekerja selama 7 jam kerja x 6

hari kerja = 42 jam kerja seminggu, maka pada hari ke enam setiap

pekerja memiliki lembur sebanyak 2 ( dua ) jam kerja.

b. Bila mereka bekerja selama lima hari seminggu, maka jam kerja mereka

perhari adalah 8 ( delapan ) jam kerja tidak termasuk istirahat.

c. Kerja Lembur

24
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

103
Dalam pasal 78 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 dinyatakan bahwa

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh melebihi waktu kerja

harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan wajib membayar upah lembur.

Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 jam sehari dan 40

jam seminggu (untuk yang bekerja 6 hari kerja seminggu atau 8 jam sehari

dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja). Pengaturan waktu kerja pada

perusahaan rokok paku bumi kudus, kecuali bagi perusahaan sektor usaha

tertentu dan pekerjaan tertentu Pada Undang-Undang No. 13 tahun 2003

ditetapkan persyaratan dalam pelaksanaan lembur antara lain :

a. Ada persetujuan pekerja atau buruh yang bersangkutan

b. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling lama 3 jam

dalam 1 hari dan 14 jam seminggu

“Ditetapkan syarat-syarat dalam pelaksanaan upah lembur yaitu :

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam sehari

dan 14 jam seminggu

2. Untuk melakukan kerja lembur harus ada perintah terulis dari

pengusaha dan persetujuan tertulis dari pekerja yang bersangkutan

3. Perintah tertulis dan persetujuan tertulis dapat dibuat dalam bentuk

daftar pekerja atau buruh

4. Yang bersedia bekerja lembur yang ditandatangani oleh pekerja atau

buruh yang bersangkutan dan pengusaha”.25

25
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep 102/men/2004

104
5. Pengusaha yang dimaksud dalam ayat 2 harus membuat daftar

pelaksanaan kerja lembur yang memuat nama pekerja yang bekerja

lembur dan lamanya lembur.

Pengusaha pabrik rokok paku bumi kudus yang mempekerjakan lembur

wajib membayar upah lembur. Didalam Kepmen tersebut Pengusaha juga

wajib antara lain :

a. Membayar upah lembur

b. Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan.

Cara menghitung upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan.

Apabila upah dibayar secara harian, maka perhitungan besarnya upah

sebulan adalah upah sehari dikalikan 25 bagi buruh yang bekerja 6 hari

kerja dalam seminggu atau dikalikan 21 bagi pekerja yang bekerja 5 hari

kerja dalam 1 minggu.

Dalam upah pekerja / buruh berdasarkan satuan hasil, maka upah

sebulan adalah upah rata-rata 12 bulan terakhir sedangkan yang bekerja

kurang dari 12 bulan, maka upah sebulan dihitung berdasarkan rata-rata

selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh kurang dari upah minimum

Kabupaten/Kota.

1. Memberikan kesempatan untuk istirahat secukupnya

2. Memberikan makan dan minum sekurang-kurangnya 1400 kalori

apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

Didalam Kepmenaker 102 ada pengecualian yaitu bagi pekerja

yang termasuk dalam golongan jabatan tertentu tidak berhak atas upah

105
lembur dengan ketentuan telah mendapat upah yang lebih tinggi.

Sedangkan yang termasuk dalam jabatan tertentu adalah mereka yang

memiliki tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana dan

pengendali jalannya perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus yang

waktu kerjanya tidak dapat dibatasi menurut waktu kerja yang

ditetapkan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4. Kesejahteraan Pekerjaan Mengenai Istirahat dan Cuti

Pasal 79 mengatakan antara lain : “Bahwa pengsuaha wajib

memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja / buruh.” 26 Waktu

istirahat dalam formulasi hukum ketenagakerjaan merupakan istilah yang

esensial tetapi tidak ada batasan pengertian yang tegas dan jelas, namun

dengan mengacu pemahaman secara logika pengertian periode kerja dalam

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.234/Men/2003, waktu

istirahat dapat diartikan sebagai waktu dimana pekerja sedang tidak

menjalankan pekerjaan dengan menerima, hak-hak secara penuh (hak atas

upah) baik karena ketentuan peraturan perundang-undangan maupun karena

kesepakatan dan atau sepengetahuan pihak perusahaan pabrik rokok tersebut.

Waktu cuti dan istirahat tersebut meliputi :

1 Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah

bekerja selama 4 jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak

termasuk jam kerja

26
Opcit, Hlm. 33

106
1. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah pekerja yang

bersangkutan bekerja selama 12 bulan berturut-turut atau terus

menerus pada perusahaan pabrik rokok paku bumi.

2. Dalam pasal 80 kewajiban untuk memberikan kesempatan

menjalankan ibadah bagi pekerja / buruh muslim.

3. Istirahat karena haid

Diatur dalam pasal 81 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan: Pekerja wanita yang dalam masa haid merasakan

sakit dan memberitahukan kepada pengusaha tidak wajib bekerja pada

hari pertama dan kedua pada waktu haid dan pelaksanaannya diatur

dalam Perjanjian Kerja dan Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja

Bersama (PKB), hal ini menjamin waktu istirahat bagi pekerja wanita

pada waktu haid dan mereka tetap mendapatkan upah dengan syarat

sebagai berikut :

- Pada waktu haid merasakan sakit

- Memberitahukan kepada perusahaan pabrik rokok dalam hal ini

Kepala Personalia (HRD)

Perlu diketahui cuti haid tersebut untuk menjaga kesehatan

pekerja wanita oleh karenanya harus diambil secara fisik agar

kesehatannya kembali pulih seperti biasanya.

1. Istirahat karena melahirkan atau gugur kandungan

1. Menyusui dalam waktu kerja

107
C. Pandangan Tentang Pekerja

1. Pengertian Pekerja

Pengertian Pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, sedangkan

orang yang bekerja menerima upah atau imbalah dalam bentuk lain.

Sedangkan seorang atau perorangan, badan hukum atau badan –

badan lainnya yang memperkerjakan Tenaga Kerja dengan membayar

upah atau imbalan dalam bentuk lain dapat disebut pemberi upah,

dalam tata kehidupan bekerja merupakan kewajiban setiap manusia

untuk itu, perlu adanya buruh dan pengusaha agar mengetahui

keimanan, orang tersebut sampai dimana taraf keyakinan dan

intropeksi diri baik sebagai pekerja atau buruh maupun sebagai

pengusaha sebab kedua tersebut tidak dapat dipisahkan, kita

mengembangkan dalam sejarah hidup pada masa kini (temporer).

“Mereka mampu menafsirkan keadaan dan perilaku dengan

menggunakan bangunan. Bangunan yang dibutuhkan kepada

masyarakat yang hidup di tengah – tengah desa guna mencapai

kehidupan yang layak dan bisa menuju kesejahteraan umat

berdasarkan Al – Qur’an dan Al Hadist.”27

Dalam Al Qur’an (Q.S Al Qoshash : 77)

27
Sarjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Masyarakat, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982
hlm. 8

108
“Dan carilah pada apa – apa yang telah dianugerahkan Allah

Kepadamu (kebahagiaan) Negeri Akhirat dan Janganlah kamu

melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) dunia.”28

“Berbicara mengenai ekonomi islam merupakan hal yang

pokok tentu berbeda lokasi dengan sistem ekonomi yang lain, seperti

ekonomi kapitalis yang mana pekerja atau buruh bagaikan mesin dan

robot bahkan jauh dari peraturan pemerintah maupun UU RI yang ada,

menghargai individu (kebebasan) menumpuk dan mengumpulkan

materi sebanyak – banyaknya tanpa harus memperhatikan

lingkungan.”29

“Demikian juga sistem ekonomi sosialisme yang memberikan jaminan

distribusi pendapatan dan kekuatan politik di tangan pemerintah atau

negara.”30

Sistem ekonomi islam mempunyai sistem yang khas yaitu :

Selalu meninggalkan kepentingan individu, sehingga ia

menghendaki suatu kesejahteraan yang layak sehingga majikan atau

pengusaha haruslah memberikan hak – hak masyarakat pekerja dan

mematuhi peraturan pemerintah dan Undang – Undang Republik

28
Q.s Al Qoshosh : 77, Departemen Agama RI Al – Qur’an dan tejemahnya,semarang,Taha putra ,
1989, Hlm. 623

29
Syed Nawab Haodes, Etika dan Ilmu Ekonomi, Bandung : Terjemah Asep Hikmat Cet. 1.5 Hlm. 3
30
Winardi, Pengantar Ekonomi perusahaan, Bandung, Tarsito, 1987.

109
Indonesia (UURI) Nomor 13 Tahun 2003 tentang tenaga kerja. Namun

fakta yang ada pada masa sekarang, masyarakat baik pekerja atau

buruh selalu menuntut hak – haknya yang tidak sesuai dengan

ketentuan Upah Minimal Kabupaten (UMK), ini penyebab antara

pengusaha dan pekerja tidak selaras, maupun seimbang bahkan tidak

harmonis.

2. Hak – Hak Pekerja

a. Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang

layak dan memenuhi penghidupan bagi kemanusiaan

b. Upah minimum harus dilaksanakan berdasarkan surat keputusan

Gubernur dan Kota / Kabupaten

c. Setiap pekerja mendapat upah lembur

d. Upah tidak masuk karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaan

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya

f. Bentuk dan cara pembayaran

g. Denda dan potongan upah

h. Hal – hal yang dapat diperhitngkan dengan upah

i. Struktur dan skala pengupahan dengan upah

j. Upah pembayaran pesangon dan upah untuk perhitungan pajak

penghasilan31

k. Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas :

- Keselamatan kesejahteraan kerja


31
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pasal : 88

110
- Moral dan kesusilaan

- Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai – nilai agama

3. Kewajiban Pekerja

Motifasi kehidupan bekerja sehari – hari merupakan kewajiban pekerja

dan atau buruh tidak terlepas dari semangatnya dalam menuju

kesejahteraan guna meningkatkan produktifitas, perusahaan Pabrik

Rokok Paku Bumi Kudus. Agar taraf kehidupan pekerja dan buruh akan

lebih sejahtera, salah satunya motifasinya yaitu : Bagaimana upaya –

upaya Perusahaan Pabrik Rokok Paku BUmi Kudus dan para pekerja

dan buruh saling memahami dalam perkembangan dan meningkatkan

kesejahteraan untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi KHL

bagi kemanusiaan, sebagaimana tercantum Pasal 88 ayat (1) satu

berbunyi bahwa :

“Setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” 32 Oleh karena

itu untuk meningkatkan produktifitas perusahaan maka, dibutuhkan

sinergi antar pekerja sehingga tercipta humanism dalam

kesejahteraannya. Dalam peningkatan pekjerja dan buruh mematuhi

kewajiban pekerja untuk meningkatkan hasil yang lebih sehingga

perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus, mendapatkan profit yang

lebih, sehingga pekerja atau buruh harus patuh terhadap Peraturan

32
Ibid, hal. 35

111
Perusahaan (PP) yang telah di sepakati bersama atau Perjanjian Kerja

Bersama (PKB)

4. Pekerja Menurut Hukum Islam

Setiap pekerja atau buruh tidak terlepas dengan kata barokah,

dalam ekonomi islam mepunyai makna bahwa, meskipun pekerja dan

buruh mendapat upah yang sangat sederhana dan pas – pasan dalam

mencapai upah walaupun belum mencapai UMK tetap berkata barokah

dengan ciri khas kudus. Dan Makna barokah adalah :

“Karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan

manusia”. Dalam pandangan islam memaknai kebaikan harus diukur

berdasarkan syariah. Adapun kiat meraih berkah, dapat kita telaah dari

firman allah berikut ini. “Jika sekiranya penduduk negeri – negeri

beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepadanya

mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat

– ayat kami) itu, maka kami siksa neraka disebabkan perbuatannya.”33

Selain dari pada itu para pekerja atau buruh untuk memperoleh

upah dari perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, diimbangi

dengan rasa keimanan dan ekonomi secara barolah, dalam menuju

kebaikan bagi kehidupan pekerja dan menuju keluarga yang sejahtera.

Untuk tiu dalam memperoleh upah dari perusahaan tersebut dapat

diambil hikmah yang disebut barokah. Nilai barokah ini dapat di sebut

“Ekonomi Barokah”. Tidak lain yaitu bekerja dengan sungguh –

33
Sunaryo, Prof, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran Al Qur’an,
Jakarta 1 Maret 1971. Hal. 237

112
sungguh dan berupaya semaksimal mungkin untuk mencari upah

bekerja di perusahaan tersebut.

Ilmu ekonomi merupakan sebuah ilmu pengetahuan sosial yang

berdiri sendiri, dan masih tergolong muda isinya. Pada abad 18

biasanya dianggap masa tumbuhnya ilmu pengetahuan mencangkup

ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri, yang sangat

erat dengan timbulnya kapitalisme modern.34 Masyarakat ataupun para

pekerja di muka bumi ini harus yakin dan percaya, bahwa bila kita

bekerja dengan sungguh – sungguh namun tidak melupakan kehidupan

akhirat di sebutkan dalam hadist (Ibnu Sabil). Bekerjalah untuk

kepentingan duniamu seakan – akan kami hidup selama – lamanya dan

bekerjalah untuk akhiratmu seakan – akan kami mati besok.

Sekalipun demikian, berarti masing – masing pekerja itu hanya

berupaya dapat mensejahterakan lingkungan masyarakat sekitar.

Memang suatu ilmu berusaha untuk mencangkup seluruh masalah –

masalah yang ada di dalam masyarakat. Ilmu ekonomi misanya

merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Dari sudut

tertentu yaitu sudut usaha untuk mencapai kemakmuran.35

Arti formal ekonomi berasal dari logika yang berkaitan antara

alat dan tujuan, seperti tercermin dalam kata “hemat” atau berhemat”

arti ini menyangkut situasi tertentu yang berarti pilihan, yakni pilihan

34
Winardi, kamus, istilah Ekonomi, Jakarta : Pedimini, Binika Aksar, 1989, hal. 123
35
Manulang, Ekonomi Perusahaan, Ghalia Inodnesia Cetakan ke VII, 1980 Hal. 14

113
atas berbagai alternative penggunaan sarana, keharusan memilih, ini

timbul karena ketidakcukupan sarana.36

Secara definitive ekonomi salah satu ilmu sosial yang bertujuan

menerangkan cara menghasilkan, membagi dan memakai barang dan

jasa dalam masyarakat. Dan bagaimana cara mengembangkan cara –

cara tersebut agar produksi tumbuh, sirkulasi semakin mudah dan

distribusi semakin baik, sehingga kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi

sebaik – baiknya, baik sekarang maupun masa depan.37

Oleh Karen aitu pekerja / buruh mempertahankan hidup, karena

manusia butuh tempat, makan, pakaian dan lain – lainnya. Sehingga

untuk memperoleh kebutuhan – kebutuhan hidup yang pokok, manusia

itu harus bekreja dan mempunyai tempat usaha yang bias

menghasilkan kesejahteraan yang mengelola adalah pabrik termasuk

perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi di Kudus, telah berjalan dengan

baik, Pabrik Rokok Paku Bumi, bahkan mendapat pembinaan oleh

pemerintah melalui DINSOSNAKERTRANS Kabupaten Kudus.

Hal ini karena manusia sendirian takkan bisa menghasilkan semua

keperluannya, makan umpamanya, untuk memperoleh perlu sarana,

kalau makanan berasal dari tanaman maka perlu sawah ataupun lading,

dan kalau manusia perlu berburu maka harus berternak, dan kalau

pekerja / buruh itu membutuhkan pekerjaan maka harus ada

perusahaan, termasuk Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus.


36
Winardi, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung : Tarsito, 1987
37
Thakdir Abdul Muhsin S, Menanggulangi Krisis Ekonomi secara islam, bandung : PT.
Al – Ma’arif, hal. 29

114
Artinya : seseorang tak terlepas bantuan dari manusia lain maka

timbullah spesialis kerja demi menunjang kehidupan, serta

kesejahteraan dan kemakmuran pekerja atau buruh.

Seperti yag telah dijelaskan diatas bahwa ekonomi adalah

kegiatan manusia dan masyarakat untuk mengetahui aqidah sampai

dimana kebutuhan pekerja atau buruh dapat terpenuhi kebutuhan sehari

– hari, sehingga produksi perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi

berjalan dengan sebaik – baiknya, dengan maksud memahami berbagai

kebutuhan atau lazim disebut proses produksi dan penghasilan

meningkat. Sedangkan unsur – unsur ekonomi produsen rokok terdiri

dari kekayaan alam :

a. Tanah dan keadaan iklim

b. Kekayaan bermacam – macam tanaman, termasuk tembakau dan

cengkeh

c. Kekayaan air sebagai sumber pengerak, untuk pengakutan, sumber

bahan rokok, sumber air atau kayu pemanis dan lain – lain

sebagaimana atau sebagai bahan pengharum rokok.

Bahan yang diperlukan pabrik rokok antara lain :

a. Peralatan

b. Mesin

c. Gedung

d. Pabrik

e. Alat pengakut, pengolahan

115
f. Alat penjualan / sarana marketing

Tenaga kerja yaitu peranan manusia yang sangat penting dalam proses

produksi perusahaan

Skill yaitu kepandaian atau keahlian dalam mengerjakan usaha ekomo

dann bagaimana bisa memperoleh hasil maupun kemakmuran.38

Ketika manusia menemukan hukum alam, bahwa tanah dapat

menghasilkan bahan pokok makanan yang diperlukan, lahirlah

pertanian tembakau sebagai bahan pokok ekonomi pertanian

menimbulkan kebudayaan sebagai pembawa ekonomi, dengan

mengikat manusia kepada tanah yang dikerjakannya, dan setelah panen

ia kembali menunggu lagi hasil berikutnya.39

Kegiatan – kegiatan manusia mempertahankan hidup, dengan cara

menanam bahyan baku rokok yaitu cengkeh, tembakau, kayu manis

diproses menghasilkan kesejahteraan umat yang diistilahkan

“ekonomi”. Dengan demikian ekonomi adalah salah satu penggerak

garda paling depan, yang bertujuan menghasilkan, agar perusahaan

pabrik rokok paku bumi dapat profit sehingga kesejahteraan, secara

jelas kepada masyarakat pekerja atau buruh. Kebutuhannya dapat

terpenuhi pengembangan perusahaan Pabrik Rokok tersebut agar

produksi semakin tambah, dan sirkualsi semakin mudah distribusikan

38
Endang Syaifuddin Ansyori, Kuliah Islam, Jakarta : Raja Wali Press, Cetakan ke III,
tahun 1980 hal 168
39
Sidi Gazaba, Masyarakat Islam Pengantar Sosiologi dan Sosiografi, Bulan Bintang,
Jakarta : 1988

116
semakin baik. Sehingga kebutuhan – kebutuhan materi pekerja atau

buruh terpenuhi sebaik – baiknya, baik sekarang maupun akan datang.

Meskipun pada tingkat yang paling sederhana dari ekonomi

berdikari, masih ada pembagian kerja diantara semua pekerjaan di

perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi criteria pembagian utama yaitu

jenis kelamin, sebagian menempatkan tugas yang ringan, sepreti

bagian giling, perapi rokok (batil). Biasanya diberikan pada pekerja

wanita agar bisa mengjhasilkan produk yang bagus dan bernilai

ekonomis, sedangkan yang lain merupakan tanggung jawab pria yang

telah ditunjuk management perusahaan, bidang bahan baku.

Ekonomi ini memang tak terlepas dengan bahan bincangan yang

serius, tetapi lebih dari itu, menjadi tolak ukur kemajuan perusahaan,

sehingga ia mendapat perhatian yang nyata dan menempatkan suatu

kebulatan kebijaksanaan perusahaan. Dalam hal ini dapat

mengembangkan usaha perusahaan yang lebih maju, demi pekerja atau

buruh lebih sejahtera.

Kebudayaan kemajuan politik dan kekuasaan di suatu bangsa

ditentukan oleh keadaan perekonomian, makin maju dan sempurna

perkembangan perekonomian, makin cerdas dan kuat bangsa itu.40

Tindakan pemerintah Indonesia di dalam masalah ini yang

mengadakan pembangunan di bidang perekonomian, kemudian tujuan

untuk memperoldeh derajat yang tinggi dalam masyarakat secara

merata dan adil. Tidak semata menambah jumlah produktifitas


40
Arifinal Chaniago, Ekonomi dan Koperasi, Bandung : Angkasa, 1980 hal 53

117
perkapita sebagai angka pukul rata. Tetapi juga pembagian hasil

produksi Nasional untuk memajukan seluruh masyarakat.41

Untuk mencapai landasan bagi tahapan – tahapan pembangunan

perlu diusahakan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan

dukungan serta partisipasi aktif dari masyarakat, Dinas Tenaga Kerja

dan transmigrasi kabupaten kudus untuk meningkatkan pengawasan

dan pembinaan terhadap produksi Rokok Paku Bumi Kudus barang

dan jasa diberbagai sector pembangunan ekonomi yang meliputi,

industry, energy, pedagangan dan lain – lain yang mengarah

terwujudnya suatu struktur ekonomi yang seimbang baik dilihat dari

segi nilai tambah maupun lapangan kerja.

Dari seluruh kegiatan tersebut sirkulasi perekonomian dapat

ditarik kesimpulan bahwa betapa pentingnya peran ekonomi

masyarakat untuk mempertahankan hidupnya, lebih dari itu ekonomi

pendapat Upah Minimal Kabupaten (UMK) sangat diperhatikan serius

pada masa kini.

Dalam islam selain faktor produksi yang arti fisualnya / buatan

juga dikenal faktor produksi yang alami yang diciptakan Allah SWY,

dari hasil produksi sebagian hak orang lain atau fakir miskin yang

dizakatkan sebagian ke masyarakat yang sangat membutuhkan. Pada

zaman sekarang kehidupan tergantung ekonomi, karena dalam

kehidupan sehari – hari sangat membutuhkan sarana pokok yang

paling dominan yang ada hubungannya antara Allah dengan manusia.


41
Ibid, hal 73

118
Selain itu masyarakat mengejar ekonomi demi kepuasan hidup dan

bisa memenuhi kebutuhan hidup sarana dan prasarana yang dituntut

untuk maju maupun bisa menyesuaikan antar pekerja atau buruh baik

ekonomi yang kelas tinggi maupun kelas rendah, firman Allah SWT.

Artinya : sesungguhnya zakat - zakat itu hanyalah untuk orang

fakir, orang – orang miskin, pengurus – pengurus zaka tpar amualaf

yang dijinakkan hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang – orang

yang berhutang untuk jalan Allah dan orang – orang yang dalam

perjalanan sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah.42

Dalam proses kehidupan untuk lebih sejahtera bukanlah dari

bekerja di perusahaan rokok “tidak” Namun kita tetapkan dari

keputusan Allah yang memberikan rezeki pada setiap makhluk.

Bahkan makhluk pun yang sangat kecil pun, Allah akan

memberikan rezeki sesuai firman Allah dalam surat Hud ayat 6 Juz 12

Yang artinya :

42
Q.S At – Taubah, 60 ; Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemaham, Jakarta :
Toha Putra, 89 Hal. 288

119
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di Bumi melainkan

semuanya di jamin Allah rezekinya, dia mengetahui tempat kediaman

dan tempat penyimpanan.43 Semuanya tertulis dalam kitab yang nuata

(lauful mahfuz)

BAB III

REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA

PADA PERUSAHAAN ROKOK BELUM BERBASIS

NILAI KEADILAN

A. Filosofi Regulasi Perlindungan Hukum Hak Pekerja

Perlindungan hukum Hak Pekerja adalah merupakan

kewajiban pemerintah dalam hal ini, yang berperan dalam, ikut

melaksanakan dan mengaplikasikan peraturan – peraturan, serta

perundang – undangan yang berlaku di Indonesia, adalah Negara


43
Q.S Hud Ringkasan tafsir, Ibnu Katsir Assbabun Nuzulul Jalaluddin As Syufi Hal. 222

120
hukum pasal 1 ayat (3) Undang – Udang Tahun 1945 yang telah

disesuaikan amanat Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Kesejahteraan pekerja adalah suatu paradigma baru bila

pekerja yang bekerja di pabrik rokok Paku Bumi Kudus, mendapatkan

sarana maupun perlakuan khusus di bidang pekerja, karena dapat

perhatian, upah mulai, dari cuti hamil, haid, dan melahirkan, semuanya

telah diatur secara spesifik berdasarkan Undang – undang yang

berlaku. Kesejahteraan social adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual dan social warga Negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi

sosialnya.44

Maka dalam “Perubahan ketiga Undang – Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menetapkan bahwasannya

presiden atau wakil presiden di pilih dalam satu pasangan secara

langsung oleh Rakyat (Pasal 6A UUD NKRI Tahun 1945, Pasal 7

UUD NKRI Tahun 1945) menegaskan bahwasanya presiden dan

wakil presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan

sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya

untuk satu kali masa jabatan.”45

44
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang
kesejahteraan Sosial
45
Laica Marzuki, Berjalan – Jalan di Ranah Hukum, Penerbit, Sekjen
Kepaniteraan NKRI, Tahun2006, Hlm. 34

121
Oleh karena itu pada masa orde baru tumbang, maka muncul

dan berkembang perusahaan – perusahaan pabrik rokok di Kudus

cepat tumbuh termasuk perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus

yang telah maju sehingga hasil produk pemasarannya sudah sampai

kota – kota bahkan sampai pelosok desa di Indonesia. Selain dari pada

itu, pekerja atau buruh di kabupaten kudus sangat tertolong dengan

adanya perkembangan pabrik rokok kudus secara drastis,

perlindungan hukum terhadap pekerja wanita, sangatlah perlu di

perhatikan termasuk dari pihak pemerintah ikut campur dalam

mengembangkan, dan menumbuhkan perekonomian yang ada di kota

kudus, sebagai kota kretek dapat terwujud. Sehingga dengan adanya

Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 tentnag cipta kerja sangat

merugikan pekerja dan buruh di Indonesia karena peraturan dan

kebijakan pemerintah tidak berpihak pada pekerja atau buruh.

B. Pelaksanaan Regulasi Perlindungan Hukum Hak Pekerja Pada Perusahaan

Rokok

1. Pelaksanaan Perlindungan Upah Pekerja

a. Perlindungan Upah Pekerja Yang Bekerja Perusahaan Rokok Paku

Bumi Kudus

Pengusaha dan perwakilan pekerja yang diwakili serikat pekerja /

serikat buruh serta pihak pemerintah, bermusyawarah yang menentukan

upah, kemudian survey kepasar secara langsung oleh dewan pengupahan

yang tergabung dalam, satu kesatuan untuk menentukan kebutuhan hidup

122
layak (KHL) dalam perumusan pengupahan harus berdasarkan peraturan

pemerintah atau Undang – Undang yang berlaku termasuk PP No. 78

Tahun 2025 tentang KHL (Kebutuhan Hidup Layak).

b. Dasar Perlindungan Upah

Dalam menentukan upah minimal kabupaten (UMK) tidak terlepas

dengan masukan dari dewan pengupahan kabupaten yang terdiri dari

serikat pekerja / serikat buruh, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)

serta disnakertrans kabupaten. Oleh karena itu pengusaha dilarang

membayar upah lebih rendah, dari minimum. 46 Sistem pengupahan

didasarkan atas skala dan struktur upah di tentukan sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan
2. Jabatan
3. Prestasi kerja
4. Masa kerja
5. Keahlian
c. KOMPONEN - KOMPONEN STANDAR KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2012 :

KUALITAS / JUMLAH
NO KOMPONEN
KRITERIA KEBUTUHAN

I MAKANAN DAN MINUMAN


1 Beras Sedang Sedang 10 Kg
2 Sumber Protein :
a Daging Sedang 0,75 Kg
b Ikan Segar Baik 1,2 Kg
c Telur Ayam Telur Ayam Ras 1 Kg
3 Kacang - Kacangan : Tempe/Tahu Baik 4,5 Kg
4 Susu Bubuk Sedang 0,9 Kg
5 Gula Pasir Sedang 3 Kg
46
Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.

123
6 Minyak Goreng Curah 2 Kg
7 Sayuran Baik 7,2 Kg
8 Buah - Buahan (setara pisang/pepaya) Baik 7,5 Kg
9 Karbohidrat lain (setara tepung terigu) Sedang 3 Kg
10 Teh Atau Kopi Celup/Sachet 2 Dos Isi 25 = 75
11 Bumbu - Bumbuan Nilai s/d 10 gr
15%
JUMLAH

II SANDANG
12 Celana panjang/Rok/Pakaian Muslim Katun/Sedang 6/12 potong
13 Celana Pendek Katun/Sedang 2/12 potong
14 Ikat Pinggang Kulit, Sintetis, 1/12 buah
15 Kemeja Lengan Pendek/Blouse Ploso,
Setara Katun Tidak 6/12 potong
16 Kaos Oblong / BH Sedang 6/12 potong
17 Celana Dalam Sedang 6/12 potong
18 Sarung / Kain Panjang Sedang 1/12 helai
19 Sepatu Kulit Sintetis 2/12 pasang
20 Kaos Kaki katun, Polyester, 4/12 pasang
21 Perlengkapan Pembersih sepatu Polos, Sedang
a Semir Sepatu Sedang 6/12 buah
b Sikat Sepatu Sedang 1/12 buah
22 Sandal Jepit Karet 2/12 pasang

23 Handuk Mandi 100 cm x 60 cm 2/12 potong


24 Perlengkapan Ibadah
a Sajadah Sedang 1/12 potong
b Mukena Sedang 1/12 potong
c Peci, dll Sedang 1/12 potong
JUMLAH
III PERUMAHAN
25 Sewa Kamar Dapat menampung 1 Bulan
26 Dipan/Tempat Tidur jenis
No. 3,KHL Lainnya
Polos 1/48 Buah
27 Perlengkapan Tidur
a Kasur Busa Busa 1/48 Buah
b Bantal Busa Busa 2/36 Buah
28 Sprei dan Sarung Bantal Katun 2/12 Set

124
29 Meja dan Kursi 1 meja/4 Kursi 1/48 Bset
30 Lemari Pakaian Kayu Sedang 1/48 Buah
31 Sapu Ijuk Sedang 2/12 Buah
32 Perlenglapan Makan
a Piring Makan Polos 3/12 Buah
b Gelas Minum Polos 3/12 Buah
c Sendok Garpu Sedang 3/12 Pasang
33 Ceret Alumunium Ukuran 25 cm 1/24 Buah
34 Wajan Alumunium Ukuran 32 cm 1/24 Buah
35 Panci Alumunium Ukuran 32 cm 2/12 Buah
36 Sendok Masak Alumunium 1/12 Buah
37 Rice Cooker Ukuran 1/2 liter 350 watt 1/48 Buah
38 Kompor dan perlengkapannya
a Kompor 1 tungku SNI 1/24 Buah
b Selang dan Regulator SNI 10 Liter
c Tabung Gas 3 Kg Pertamina 1/60 Buah
39 Gas Elpiji Masing - Masing 3 2 Tabung
40 Ember Plastik kg
Isi 20 Liter 2/12 Buah
41 Gayung Plastik Sedang 1/12 Buah
42 Listrik 900 Watt 1 Bulan
43 Bola Lampu hemat energi 14 Watt 3/12 Buah
44 Air Bersih Standar PAMK 2 Meter Kubik
45 Sabun Cuci Pakaian Cream/Deterjen 1,5 Kg
46 Sabun Cuci Piring (Colek) 500 gr 1 Buah
47 Setrika 250 Watt 1/48 Buah
48 Rak Portable/plastik Sedang 1/24 Buah
49 Pisau Dapur Sedang 1/36 Buah
50 Cermin 30 x 50 cm 1/36 Buah
JUMLAH

IV PENDIDIKAN
51 Bacaan/radio Tabloid/ 4 Band 4 Buah/(1/48)
52 Ballpoint/Pensil Sedang 6/12 Buah
JUMLAH

V KESEHATAN
53 Sarana Kesehatan

125
a Pasta Gigi 80 gram 1 Tube
b Sabun Mandi 80 gram 2 Buah
c Sikat Gigi Produk Lokal 3/12 Buah
d Shampo Produk Lokal 1 Botol 100 ml
e Pembalut atau alat Isi 10 1 Dus/Set
54 Deodorant cukur 100 ml/g 6/12 Botol
55 Obat Anti Nyamuk Bakar 3 Dus
56 Potong Rambut Di Tukang 6/12 Kali
57 Sisir Cukur/Salon
Biasa 2/12 Buah
JUMLAH

VI TRANSPORTASI
58 Transportasi kerja dan lainnya Angkutan Umum 30 Hari (PP)
JUMLAH

VII REKREASI DAN TABUNGAN


59 Rekreasi Daerah sekitar 2/12 kali
60 Tabungan (2% dari nilai 1 s/d 2%
JUMLAH 59)
JUMLAH
Keputusan(I+II+III+IV+V+VI+VII)
Menteri Tenaga Kerja Ni. 13 Tahun 201247

2. Pelaksanaan Perlindungan THR

a. Tunjangan Hari Raya (THR) Hari Besar

Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, wajib memberikan

tunjangan hari raya, dan diberikan setahun sekali, ketika hari raya idul

fitri bagi umat islam, oleh karena itu perusahaan tidak terlepas dengan

koordinasi dengan kadisnakertrans setempat untuk melaksanakan

peraturan menteri tenaga kerja nomor permen 04/men/1994 tentang

47
Sumber Tabloid Simpang Tujuh (7) News. Edisi Tahun Baru, Cetakan Kedua,
2014, Hlm. 18.

126
tunjangan hari raya keagamaan bagi pekerja atau buruh di perusahaan

tertanggal 16 September 1994.

b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi membuka pengaduan (THR)

Dalam setiap hari besar islam di indonesia merupakan hari yang

sangat diharapkan para pekerja atau buruh tidak lain hanyalah

tunjangan hari raya (THR) maka pemerintah dalam hal ini Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Seluruh Indonesia, wajib

memantau perusahaan yang memberikan THR sebelum - 7 hari dengan

nilai 1 bulan upah, UMK, namun apabila perusahaan tidak mampu

memberikan upah 1 kali gaji, maka perusahaan disarankan oleh dinas

tenaga kerja dan transmigrasi untuk mengajukan penundaan THR, yang

ditujukan ke gubernur masing – masing. Apabila perusahaan diaudit

ternyata ada kevailidan dalam produksi, maka tunjangan hari raya, tidak

harus 1 kali gaji, namun dapat dikembalikan kepada dewan pengupahan

setempat.

3. Pelaksanaan Perlindungan Sakit

Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus akan memberikan jaminan

kepada para pekerja atau buruh selama secara prosedur lewat instansi

pemerintah, contoh apabila sakit karyawan pabrik diharuskan membawa surat

ijin yang diketahui oleh pemerintah desa ataupun melalui surat ijin dokter

secara tertulis.

127
Akan tetapi karyawan pekerja / buruh tetap akan mendapatkan upah

sesuai dengan peraturan perusahaan ataupun peraturan pemerintah yang

berdasarkan undang – undang nomor 13 tahun 2013, tentang ketenagakerjaan

apabila pekerja atau buruh, sakit maka langsung dibawa ke klinik perusahaan

milik persatuan perusahaan rokok kudus (PPRK) yang ada di jalan veteran

kudus. Apabila sakitnya lebih berat maka akan dibawa ke rumah sakit dan

dibayar Jamsostek.48 Dan sekarang berubah menjadi Badan Penyelenggara

Jaminan Kerja (BPJS) Ketenagakerjaan.49 Oleh karena itu semua pekerja atau

buruh akan dijamin keseluruhan pada kelas III, akan tetapi bila biaya lebih

dari yang ditentukan oleh persatuan perusahaan rokok kudus (PPRK) maka

pekerja yang berada di rumah sakit yang ditunjuk, maka pekerja akan

memberi kekurangan biaya yang telah disepakati PPRK. Salah satu

diantaranya perjanjian kerja bersama (PKB) antara perusahaan rokok paku

bumi kudus dengan serikat pekerja atau serikat buruh yang telah ada dan

tercatat di kantor dinas tenaga kerja dan transmigrasi kab. Kudus.

4. Pelaksanaan Perlindungan Perlengkapan Kerja

Perusahaan rokok paku bumi kudus menyediakan alat dan sarana untuk

meningkatkan produktifitas pengelolaan bahan – bahan baku, oleh karena itu

pekerja atau buruh memanfaatkan perlengkapan yang telah disediakan setiap

minggu. Termasuk pakaian kerja :

1. Hari Senin dan Selasa berpakaian batik

48
Undang – Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek
49
Undang – Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial (BPJS)

128
2. Hari Rabu dan Kamis berpakaian putih hijau

3. Hari Jum’at berpakaian kaos putih

Selain dari pada itu perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus

menyediakan :

1. Safety glass (kaca mata)

2. Sepatu bot

3. Kartu pengenal

4. Mobil transportasi

Apabila buruh atau pekerja mengenakan dan memelihara alat – alat

keselamatan kerja yang diberikan atau yang disediakan, kepadanya bila

merusak akan dikenakan sanksi. Oleh karena itu pekerja atau buruh untuk

diupayakan memakai makromah (kerudung) bagi pekerja wanita, supaya

rambut para pekerja tidak masuk dan tercampur dalam produk rokok atau

tembakau yang siap digiling, sehingga produksi rokok terjamin kebersihan

dari bahan - bahan yang murni dan tidak tercampur barang – barang plastik,

bila tercampuri bahan rambut atau plastik maka rokok yang dihisap dan tak

beraroma, sehingga tak layak jual.

5. Pelaksanaan perlindungan kesehatan kerja

a. BPJS (Badan penyelenggara jaminan kesehatan) merupakan salah satu

tujuan pemerintah dalam melindungi para pekerja / buruh di

perusahaan, namun pada kenyataannya pemerintah sekarang bukan

hanya diperuntukan para pekerja atau buruh akan tetapi bisa

dimanfaatkan oleh masyarakat di seluuruh Indonesia yang mendaftar

129
dan banyak iuran perorangan, namun apabila masyarakat yang bekerja

di perusahaan termasuk karyawan di pabrik rokok paku bumi kudus,

tetap akan dibayar oleh sebagian perusahaan yang dimaksudkan, dalam

badan penyelenggara jaminan kesehatan (BPJS) kesehatan yang telah

diatur dengan klasifikasi kelas yang ditentukan rumah sakit umum

daerah (RSUD) yang telah ditunjuk dan disepakati oleh serikat pekerja.

b. Keselamatan dan kesehatan kerja

Pengusaha atau perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus,

membentuk panitia keselamatan dan kesehatan keja (P2K3) untuk

menangani keselamatan dan kesehatan kerja, keanggotaan terdiri dari

unsur pengusaha dan pekerja atau buruh.

Pengusaha wajib menyediakan alat – alat keselamatan kerja dan

menetapkan syarat – syarat pengamanan, perlindungan, keselamatan

kerja, apaibila buruh / pekerja tidak menggunakan dan memelihara alat

– alat keselamatan kerja yang diberikan atau disediakan kepadanya

akan dikenakan sanksi.

6. Pelaksanaan perlindungan kematian pekerja

a. Jaminan kematian

Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus telah menjamin para

pekerja atau buruh yang bekerja di perusahaan. Seluruh pekerja atau

buruh diikut sertakan dalam program sosial tenaga kerja kepada badan

penyelenggara PT. Jamsostek (sekarang BPJS ketenagakerjaan). Sesuai

130
dengan undang – undang no. 3 tahun 1992, peraturan pemerintah no. 14

tahun 1993 termasuk jaminan kematian di tanggung Jamsostek.

b. Sumbangan duka atau kematian

1. Jika buruh meninggal bukan karena kecelakaan kerja dan

bukan karena kesengajaan, kepada ahli warisnya/keluarganya di

berikan pesangon dan uang penghargaan masa kerja sesuai dengan

perundang – undangan yang berlaku (jika masa kerja buruh sudah

memenuhi ketentuan yang berlaku) kecuali jika perusahaan asuransi

yang membayar uang pertanggungan.

2. Jika anggota keluarga langsung buruh (suami, sitri, orang

tua, mertua ataupun anak) meninggal, maka perusahaan memberikan

sumbangan duka kepada buruh atau pekerja yang besarnya di tentukan

pengusaha.

3. Jika buruh atau meninggal bukan karena kecelakaan kerja

dan bukan karena kesengajaan, kepada ahli warisnya atau keluarganya

di berikan pesangon dan uang penghargaan masa kerja.

7. Pelaksanaan Perlindungan Pekerja di Tahan

a. Pekerja atau buruh yang mengalami pelanggaran hukum dalam bekerja di

perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, tidak akan mendapatkan upah.

Akan tetapi perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, tetap memberikan

bantuan kepada keluarga yang menjadi tanggungan.

131
Oleh karena itu perusahaan wajib memberikan tunjanga –

tunjangan dan hak – haknya sebagai pekerja atau wajib didaftarkan

sebagai anggota jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Undang – undang

nomor 3 tahun 1992 tentang jamsostek yang sekarang berubah menjadi

Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan (BPJS) Undang – Undang No.

24 Tahun. 2011, maka hak – hak pekerja / buruh harus di berikan

termasuk, jaminan hari tua (JHT) serta pekerja atau buruh yang ikut

anggota koperasi harus di kembalikan kepada para perkaja atau buruh.

Koperasi harus di kembalikan kepada para pekerja atau buruh.

b. Pekerja atau buruh diperusahaan yang kena sanksi, maka terlebih dahulu

akan mendapatkan surat peringatan 1(satu) sampai dengan 3 (tiga) atau

terakhir, kemudian pembebasan tugas sementara (skorsing). Sedangkan

pelanggaran berat termasuk pidana, maka akan tetap diberikan semua hak –

hak pekerja atau buruh wajib di berikan sesuai peraturan dan perundang –

undangan.

8. Pelaksanaan Perlindungan Cuti Kerja

a. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Adalah salah satu perusahaan yang dapat dikatakan bonafid dan

wajib di laksanakan perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus termasuk di

dalamnya perjanjian kerja bersama (PKB) yaitu :

132
1. Cuti Tahunan

Setiap buruh atau pekerja yang telah bekerja lebih dari 1 (satu)

tahun maka mendapatkan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari dan

tetap mendapat upah.

2. Cuti Hamil

Setiap buruh perempuan yang hamil berhak atas istirahat 1 ½ bulan

sesudah melahirkan dengan mendapatkan upah penuh. Permohonan

istirahat hamil diajukan kepada pihak pengusaha sekurang – kurangnya

7 (tujuh) hari sebelum waktu istirahat dengan dilengkapi surat dokter

atau bidan yang bersangkutan.

Buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan

diberikan waktu istirahat 1 ½ bulan sejak gugur kandungan atau selama

waktu di dasarkan dengan keterangan dokter dengan upah penuh

asalkan pemberitahuan karena gugur kandungan dapat rujukan klinik

pratama yang dikelola oleh persatuan perusahaan rokok kudus (PPRK)

yang telah disepakati dari serikat buruh atau serikat pekerja serta dari

dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten kudus.

Cuti hamil yang biasa di ambil sekaligus untuk masa (tiga) bulan

dan diambil menurut keterangan dokter kandungan terhadap buruh

perempuan yang sudah selesai menjalankan cuti hamil atau melahirkan

pengusaha wajib memperkerjakan buruh tersebut pada tempat dan

jabatan yang sama tanpa mengurangi hak – haknya.

133
3. Cuti Haid

- Bahwa buruh perempuan tidak di wajibkan bekerja pada hari

pertama dan kedua waktu haid dengan tetap mendapatkan upah.

- Untuk mendapatkan cuti haid ini, buruh tersebut harus

memberitahukan kepada pihak perusahaan melalui atasannya.

- Cuti haid diganti dengan perhitungan upah lembur apabila kedua

belah pihak setuju.

- Pengusaha tidak boleh menghalangi buruh perempuan yang

mengambil hak cuti haid.

b. Peraturan Perusahaan (PP)

Pabrik rokok paku bumi kudus , harus menjalankan dan

melaksanakan perjanjian kerja bersama (PKB) pengusaha wajib

memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja / buruh untuk

melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. “Pekerja/buruh

perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan

kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada

waktu haid”.50

9. Pelaksanaan Perlindungan Kesejahteraan

a. Kesejahteraan Bantuan dan Sumbangan.

Salah satu pekerja atau buruh di pabrik rokok paku bumi kudus

dengan beranggotakan ± 20 pekerja / buruh sudah dapat mendirikan

koperasi, yang sudah mendapat mengesahan dari perusahaan pabrik rokok

paku bumi kudus, namun dalam rangka usaha meningatkan kesejahteraan


50
Undang – Undang Nomor : 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan pasal 81

134
uruh atau pekerja, pengusaha sesuai dengan kemampuan yang ada akan

mendukung usaha bersama, termasuk pendirian koperasi penditian buruh

atau pekerja di lingkungan perusahaan pabrik rokok paku bumi dan akan

memberikan bantuan serta pembinaan demi kelangsungan dan

pengembangan usaha bersama antar pekerja dan buruh.

b. Sumbangan perkawinan

1. Pengusaha memberikam sumbangan perkawinan kepada buruh atau

pekerja yang telah mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun pada

perkawinan yang pertama sesuai dengan kemampuan perusahaan.

2. Untuk mendapatkan sumbangan perkawinan ini buruh atau pekerja

harus menyampaikan bukti – bukti yang sah kepada pengusaha.

3. Apabila dalam perusahaan timbul perkawinan antara buruh wanita dan

buruh laki – laki, maka hanya salah satu yang dapat sumbangan

perkawinan.

c. Sumbangan melahirkan :

Biaya persalinan proses persalinan akan di tanggung oleh

jamsostek sekarang BPJS Ketenagakerjaan.

d. Bantuan

5. Jika masa kerja buruh atau pekerja sudah memenui ketentuan yang

berlaku, perusahaan telah menutup asuransi, jika untuk buruh atau

pekerja tersebut maka perusahaan asuransi yang membayar yang

petanggungan dan pekerja bisa membayar dulu kemudian ditukar ke

perusahaan dan dapat diganti.

135
6. Jika anggota langsung buruh (suami, istri, orang tua, mertua atau

anak) meninggal, maka perusahaan memberikan sumbangan duka

kepada buruh yang besarnya di tentukan pengusaha.

e. Beasiswa

Pekerja atau buruh pada perusahaan pabrik rokok paku bumi dapat

bantuan beasiswa, apabila anaknya berprestasi, kemudian dengan nilai rata

– rata 7 (tujuh) kemusian dapat diajukan lewat kepada bagian gudang,

untuk diproses oleh management, setelah keluar keputusan tentang

bantuan beasiswa, maka setiap bulan anak yang berprestasi tersebut

mendapatkan bantuan beasiswa sampai sekolah tingkat atas (SMA), bila

masih mampu berprestasi dan dapat mempertahankan nilai minimal

7(tujuh) akan mendapat bantuan uang nominal Rp. 200.000 (Dua Ratus

Ribu Rupiah) per bulan.

5. Pelaksanaan Perlindungan Waktu Istirahat

a. Hari Istirahat

Dengan memperhatikan perlindungan perundang –

undangan yang berlaku, hari kerja di perusahaan pabrik rokok paku

bumi kudus adalah 6 (enam) hari kerja seminggu, dengan

ketentuan bahwa hari minggu adalah hari libur bagi perusahaan

136
pabrik rokok paku bumi kudus, bila pekerja atau buruh dibutuhkan,

maka hari libur atau hari minggu tetap masuk dan akan

mendapatkan upah 2 kali lipat gaji per hari, akan tetapi kerja yang

dilaksanakan hanya 8 jam dalam 1 hari kerja yang telah diatur oleh

pemerintah melalui undang – undnag nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan pasal 79. Perusahaan pabrik rokok paku bumi

kudus wajib memberikan waktu istirahat kepada pekerja atau

buruh, sehingga pekerja dapat istirahat dalam waktu kerja, maka

dengan adanya istirahat lebih, akan meningkatkan produktifitas

serta kualitas dalam pengemasan rokok paku bumi kudus akan

mendapatkan profit lebih.

b. Waktu istirahat

1. Istirahat antara jam kerja, sekurang – kurangnya setengah jam

kerja bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu

istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja.

2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari untuk 5

(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu

3. Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana yang telah diatur

peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB)

4. “Pekerja atau buruh perempuan berhak memperoleh istirahat

selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak

dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut

perhitungan dokter kandungan atau bidan.

137
5. Pekerja atau buruh perempuan yang mengalami keguguran

kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan

atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau

bidan.”51

6. Setiap pekerja atau buruh yang menggunakan hak waktu istirahat

berhak mendapatkan upah penuh dari perusahaan pabrik rokok

paku bumi kudus, yang telah bekerja lebih 1 bulan.

7. Bagi buruh non shift yang istirahat mingguannya jatuh pada hari

minggu, khusus tenaga satpam di atur tersendiri, pekerja atau buruh

yang mendapatkan penugasan khusus tersendiri, kecuali dinyatakan

lain dalam surat tugasnya.

8. Pekerja atau buruh tidak wajib bekerja pada hari –hari libur resmi,

sedangkan perusahaan dapat memperkerjakan pekerja atau buruh

untuk bekerja pada hari – hari libur resmi apabila jenis dan sifatnya

pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus

menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara

pekerja atau buruh dengan perusahaan pasal 85 undang – undang

nomor 13 tahun 2003.

9. Rekreasi

Salah satu kewajiban pengusaha pabrik rokok paku bumi

kudus, untuk memberikan waktu beristirahat sesama keluarga anak

yang masih di bawah umur 10 tahun dan maksimal 4 anak.

Rekreasi tersebut akan diatur dalam perjanjian kerja bersama


51
Undang – undang nomor 13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan.

138
(PKB) dan melihat kemampuan perusahaan bersama serikat pekerja

atau serikat buruh yang ada di perusahaan pabrik rokok paku bumi

kudus.

10. Istirahat Keagamaan

Setiap pekerja atau buruh pada perusahaan pabrik rokok paku

bumi kudus, memberikan waktu ibadah bagi kaum muslim dan

muslimat untuk menjalankan kewajiban shalat 5 (lima) waktu.

Selain dari pada itu pekerja atau buruh diberi waktu hanya

sekedar, salat tanpa mengulur – ulur waktu dengan batas

maksimal 7 (tujuh) menit dalam satu waktu ibadah.

Sehingga para pekerja atau buruh dalam satu gudang

perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus,tidak diperbolehkan

menjalankan ibadah bersama – sama, namun,dapat bergiliran dan

diatur oleh kepala gudang atau mandor perusahaan sehingga

jangan terjadi kekosongan dalam gudang produksi atau tempat

penggilingan rokok yang siap produk.

Agar lebih jelasnya perlindungan Hukum Kesejahteraan pekerja yang bekerja di

perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus penulis disajikan dalam table

dibawah ini :

Tabel

Perlindungan Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Buruh

di Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus

No Perlindungan Hukum Bentuk Perlindungan Hukum

139
1 Upah Minimun Kabupaten (UMK) SK Gubernur Th. 2016 Tentang UMK

2 Tunjangan Hari Raya (THR) 1 x gaji Peraturan Menteri 04/Men/1994

3 Sakit / Jaminan Kesehatan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS

4 Perlengkapan Kerja Perusahaan Menyediakan Sarana dan

Prasarana

5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Perusahaan (PP)

6 Jaminan Kematian Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun

1993 Kematian Ditanggung jamsostek

7 Pekerja di Tahan / Dipidana Hari Jaminan Hari Tua (JHT) di berikan

8 Cuti Hamil, Cuti Tahunan UU No. 13 Tahun 2003 tentnag

ketenagakerjaan

9 Kesejahteraan dan Bantuan Bantuan beasiswa, sumbangan

melahirkan

10 Waktu Istirahat Satu jam / ½ jam selama 4 jam

C. REGULASI PERLINDUNGAN HUKUM HAK PEKERJA PADA

PERUSAHAAN ROKOK YANG BELUM BERBASIS NILAI

KEADILAN

a. Problematika

Belum ada keseragaman istilah tentang perjanjian perburuhan.

Ada yang menggunakan istilah Peraturan Perusahaan (PP). Ada yang

menggunakan istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB), hanyalah

140
perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi, Djarum, Nojorono, Sukun.

persetujuan PKB. Kita hendak menunjuk pengertian yang terkandung

dalam Undang – undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian

Perburuhan antara Serikat Buruh dan Pengusaha. Namun perusahaan

pabrik rokok kudus sebagian besar menggunakan istilah Perjanjian

Kerja Bersama (PKB) ditegaskan pengertian perjanjian tentang syarat

perburuhan yang masih berlaku tentang kesejahteraan masyarakat.

Beberapa ketegori hak asasi manusia dari :

1. Hak ekonomi, termasuk hak atas pekerjaan dan hak atas

penghidupan yang wajar.

2. Hak sosial, hak untuk bernegoisasi, hak atas jaminan social dan

hak atas perlindungan keluarga.

3. Hak kurtural, hak atas pendidikan hak untuk mengambil bagian dalam

kehidupan budaya termasuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.52

Peraturan yang dibuat oleh perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi

Kudus, harus disepakati dengan serikat pekerja pihak pemerintah atau

lebih yang berbentuk badan hukum di satu pihak, dan suatu serikat

pekerja atau buruh atau lebih yang berbentuk badan hukum, tentang

syarat – syarat pekerjaan yang harus diindahkan sewaktu membuat

persetujuan pekerja atau buruh.

52
Meuthia Rohman, 6, 1997, “HAM Sebagai Parameter Pembangunan ,
Lembaga Studi Dan Advokasi Masyarakat”, Jakarta hlm. 57.

141
Dengan berlakunya Undang – undang Nomor 21 Tahun 2000

Tentang kebebasan berserikat, (hukum yang berlaku kemudian

menghapuskan hukum yang berlaku lebih dahulu). Undang - undang

Nomor 21 Tahun 2000 mulai berlaku dan bisa dilaksanakan sesuai

perundang – undangan yang berlaku.

Dari pengertian tentang perjanjian perburuhan yang tercantum

dalam Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2954 dapat disimpulkan

paling tidak ada dua hal, yaitu (a) tentang subyek perjanjian

perburuhan, dan (b) tentang obyek perjanjian kerja bersama.

Subyek Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Dalam perjanjian kerja ada 2 pihak, yaitu pihak serikat

buruh / yang mewakili buruh dan pihak perusahaan Pabrik Rokok

Paku Bumi Kudus /APINDO dari perusahaan yang berbadan hukum.

Pekerja atau buruh secara individual tidak dapat menjadi

pihak dalam perjanjian kerja bersama dengan cara berserikat. Untuk

efisiensi dimungkinkan beberapa serikat buruh bersama menjadi satu

142
pihak. Syarat supaya serikat buruh atau serikat pekerja itu. dapat

menjadi pihak dalam perjanjian kerja adalah suatu perjanjian atau

persetujuan antara seseorang dengan pengusaha, dan dengan perjanjian

itu seseorang dapat meningkatkan diri kepada pengusaha untuk bekerja


53
menurut ketentuan yang berlaku (pasal 395 KUHD) . Akan tetapi

perusahaan Pabrik Rokok tersebut tidak dapat dipaksa untuk membuat

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) oleh serikat buruh, yang belum

terdaftar di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Berbeda

dengan pekerja, pengusaha secara individual dapat berdiri sebagai pihak

dalam perjanjian kerja bersama. Untuk kepentingan efisiensi,

pengusaha atau Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) juga dapat

bertindak sebagai pihak dalam perjanjian bersama.

Obyek Perjanjian Kerja Bersama Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus.

Obyek perjanjian pekerja atau isi perjanjian pekerja pada

umumnya adalah syarat – syarat yang harus diperhatikan dalam

pembuatan perjanjian kerja bersama (PKB). Ia merupakan hasil

perundingan antara pihak – pihak termasuk perusahaan pabrik rokok

paku bumi, dalam perjanjian kerja bersama yang mendekati keinginan

pekerja dan perusahaan. Inilah yang membedakan perjanjian kerja

buruh dengan pengusaha. Yang disebutkan terakhir ini sepenuhnya

merupakan keinginan mengandung hal – hal yang merugikan buruh

atau pekerja.

53
Purwosotjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, djambatan,
2000, Jakarta hlm. 140.

143
Sesuai dengan prinsip umum dalam perjanjian bahwa orang

bebas memperjanjikan apa saja asalkan tidak bertentangan dengan

undang – undang, ketertiban umum dan kesusilaan, maka demikian

juga halnya dengan isi perjanjian pengusaha pabrik rokok Paku

Bumi Kudus. Meskipun biasanya tidak menyangkut keseluruhan,

tetapi lazimnya hal – hal yang dianggap penting dan perlu yang

berkaitan dengan syarat – syarat kerja dicantumkan. Misalnya

mengenai jam kerja, upah, jaminan sosial, keselamatan dan

kesehatan kerja, tunjangan hari raya, promosi dan mutasi, serta

larangan bagi buruh atau pekerja ikut berpartisipasi.

1. Pengusaha berorientasi pada keuntungan perusahaan sehingga

perlindungan kesejahteraan buruh belum optimal.

2. Pekerja melaksanakan unjuk rasa sehingga menggangu proses

produksi

3. Pemerintah tidak melakukan pengawasan yang baik tentang

pelaksanaan perlindungan kesejahteraan pekerja.

Problematika dalam pelaksanaan dan perlindungan pekerja yang

berada di perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, sangat dan perlu

pembinaan dan pengawasan dari instansi terkait yaitu Dinsosnakertrans.

Salah satu faktor yang menjadi problematika atau kendala dalam

menghadapi masalah yang pada perusahaan antara lain bahwa : Pihak

pengusaha menghendaki, Bagaimana target produksi rokok bisa mencapai

target, sehingga pabrik rokok paku bumi dapat menghasilkan profit atau

144
keuntungan, akan tetapi sebaliknya pekerja atau buruh belum ada

pembinaan untuk meningkatkan kesadaran dalam bekerja yang mana pada

dasarnya adalah, mendapatkan keuntungan bersama, termasuk pekerja.

Kebebasan berserikat dalam perusahaan pabrik rokok paku bumi

kudus, belum maksimal selain dari pada itu pekerja atau buruh belum sadar

untuk bergabung dalam organisasi : seperti, serikat buruh sejahtera

Indonesia (SBSI) yang telah tercatat di kantor dinas tenaga kerja dan

transmigrasi kabupaten kudus, ketika pekeja atau buruh, mau mengadakan

survei di lapangan untuk kenaikan upah bagi pekerja atau buruh sangat sulit,

karena para pekerja belum mengetahui manfaat dan fungsi dari serikat

buruh yang telah ada di perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, padahal

sangat penting dan dilindungi pemerintah berdasarkan undang – undang

nomr 21 tahun 2000 tentang kebebasan berserikat.54

Pada hakekatnya pekerja atau buruh, setiap tahun mengharapkan

kesejahteraan dan kehidupan setiap hari, dapat tercukupi namun fakta yang

ada di lapangan, bahwa serikat pekerja yang resmi telah tercatat di kantor

dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten, pekerja kebanyakan tidak

membayar biaya iuran yang telah di sepakati antara anggota dan pengurus

DPC SBSI, akan tetapi para pekerja akan tetap di bela dan dampingi ketika

mengajukan kenaikan upah minimal kabupaten atau bila terjadi PHK.

Ketika bulan September 2015 berupaya mengadakan survey dalam

menentukan antara lain Kenaikan upah Pekerja dapat diwakili serikat

54
Wawancara, Sugianto, selaku ketua Dewan Pimpinan Cabang SBSI Kabupaten Kudus
Tahun 2015 s/d 2018.

145
pekerja,sedangkan dari unsur perusahaan pabrik rokok di wakili Asosiasi

Pengusaha Indonesia (APINDO) dan dari pihak pemerintah diwakili

dinsosnakertrans kab. Kudus. Kemudian terjun ke lapangan, pasar

tradisional untuk melakukan survei sesuai kebutuhan hidup layak (KHL)

sebagai dasar UMK.

Hasil dari survei kelapangan dan pasar atau paling sedikit ke 5

pasar, untuk mengetahui secara langsung berapa (KHL) yang sesuai

kehidupan layak. Kemudian dibahas bersama – sama dengan dewan

pengupahan yang berada di kabupaten kudus. Berapa kenaikan layak upah

minimum kabupaten, setelah sepakat di ajukan ke Bupati setempat dan

dilanjutkan ke gubernur, sehingga gubernur dibahas dengan Dewan

Pengupahan propinsi muncullah surat keputusan (SK) sebagai dasar upah

minimum kabupaten (UMK) tahun 2016. Dan berlaku pada awal bulan

januari 2016.

Perlindungan kesejahteraan adalah : kewajiban pemerintah untuk

menjamin warga masyarakat yang berada di Negara Indonesia oleh karena

itu pekerja atau buruh baik yang bekerja non formal maupun yang berada

di pabrik rokok paku bumi kudus dapat sebagai dasar UMK. Secara

langsung dalam penentuan upah.

146
b. Solusi perlindungan terhadap kesejahteran pekerja di pabrik rokok

seperti :

1. Perlindungan upah pekerja.

Upah minimum kabupaten (UMK) harus dilaksanakan pengusaha

atau perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus. Namun ada

perusahaan yang tak dapat terdeteksi oleh Dinas Tenaga kerja dan

Transmigrasi, serikat pekerja atau serikat buruh dapat perperan,

sehingga dapat melaporkan kepada instansi yang terkait, yaitu dinas

tenaga kerja transmigrasi dari pihak instansi tersebut dapat memanggil

pemiliki perusahaan pabrik rokok, untuk memberikan pembinaan

terhadap direktur perusahaan agar bisa melaksanakan ketentuan dan

peraturan serta perundang – undangan yang berlku yaitu sesuai pasal

67 ayat (2) undang – undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan.

2. Solusi perlindungan tunjangan hari raya (THR)

Dalam pelaksanakan perlindungan tunjangan hari raya,

perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus. Bila terjadi kolap dan

produksi mengalami penurunan dalam target, tidak mencapai harapan

dari perusahaan maka dalam pembayaran tunjangan hari raya bisa

ditangguhkan salah satunya perusahan untuk hal ini mengundang

personalia (HRD) setempat dan ketua serikat pekerja atau serikat buruh

dalam membahas tentang THR yang akan di keluarkan, walaupun

dalam pelaksanaan tunjangan hari raya tidak sesuai dengan harapan,

147
maka untuk berupaya mendapatkan persetujuan dari perwakilan serikat

buruh agar bisa menerima dan saling terbuka dalam pemberian THR.

Selain dari itu pemerintah dalam hal ini instansi terkait yaitu

kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten kudus, yakni

pemerintah melakukan pembinaan terhadap unsur – unsur dan kegiatan

yang berhubungan dengan ketenagakerjaan pasal 173 ayat (1) satu.

Undang – undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

3. Solusi perlindungan pekerja sakit.

Dalam pelaksanaan perlindungan pekerja ketika sakit dalam

perjanjian kerja bersama (PKB) salah satu diantaranya pekerja atau

buruh di perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, telah di sepakati

antara serikat pekerja atau serikat buruh yang ada di pabrik tersebut.

Sedangkan perusahaan diwakili dengan Asosiasi Perusahaan Indonesia

(APINDO) dan instansi pemerintah yaitu Dinsosnakerttrans, hanya

sekedar mengetahui dan ikut mengawasi Pelaksanaan pekerja atau

buruh yang mengalami sakit, baik itu di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) pemerintah maupun di rumah sakit swasta, sehubungan

dengan perusahaan pabrik rokok kudus, di kelola oleh Persatuan

Perusahaan Pabrik Rokok (PPRK) yang telah dikelola oleh klinik

pratama milik dari (PPRK) maka apabila terjadi sakit yang sifatnya

ringan maka cukup di bawa di klinik Pratama tersebut.

Namun apabila sakitnya lebih parah dan dianggap oleh dokter

perusahaan yang dikelola klinik pratama, yang dikelola PPRK, maka

148
pekerja atau buruh di beri surat rujukan oleh pihak klinik pratama

untuk diantar ke Rumah Sakit Umum Daerah )RSUD) setempat,

sedangkan perawatan dan yang menangani tentang keberadaannya di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan kelas 3 (tiga). Namun

apabila para pekerja atau butuh memilih dengan kela syang lebih

tinggi, atau temapt yang dipilih lebih baik fasilitasnya, maka pekerja

atau buruh untuk membayar sendiri dari permbayaran yang diterntukan

oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan,

kemudian pekerja yang mengalami pemeriksaan di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) akan membayar lebih dahulu kemudian

kuitandi pelunasan di serahkan kepada pihak management atau HRD,

selaku yang ditunjuk oleh perusahaan, pabrik rokok pekerja atau buruh

yang sakit dalam bekerja di perusahaan pabrik rokok paku bumi,maka

dalam perundang – undangan republic Indonesia.

Berupaya bisa terlaksana sesuai dengan perjanjian keja bersama

(PKB) atau persatuan perusahaan (PP) yang telah disetujui oleh serikat

pekerja dan serikat buruh yang ada pada perusahaan pabrik rokok paku

bumi kudus sebagai berikut :

1. Untuk 4 (empat) bulam pertama di bayar 100% (seratus persen)

dari upah yang telah ditentukan undang – undang.

2. Untuk 4(empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima

perseratus (dari upah).

149
3. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus)

dari upah.

4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseraturs)

dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan

oleh pengusaha.

Namun perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, bila

pekerja menghendaki mengundurkan diri akibat sakit yang tidak

layak, untuk bekerja, maka pekerja atau buruh bisa mengajukan

pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih awal, karena dalam perjanjian

kerja bersama (PKB) berpedoman atau dasar PHK adalah : masalah

umur yaitu 55 tahun, dan dapat di perpanjang.

5. Solusi perlindungan perlengkapan kerja

Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus telah dilengkapi

peralatan dan kebutuhan setiap pekerja atau buruh dapat digunakan

sesuai peran dan kegunaan yang telah dikelola dari bidang kesehatan

dan keselamatan kerja (K3) dari perusahaan pabrik rokok paku bumi

kudus yang telah diinstruksikan menteri tenaga kerja republik

Indonesia no. ins. 05/M/BW/97 tentang pengawasan alat pelindung

diri. Dan surat edaran dirjen binawas no. SE.05/BW/1997 tentang

penggunaan alat pelindung diri.

150
Kewajiban dan hak buruh :

1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta tenaga pengawas

atau ahli keselamatan kerja

2. Memakai alat – alat perlindungan diri yang diwajibkan

3. Memenuhi dan mentaati semua syarat K3

4. Meminta kepada pengurus segera di laksanakan syarat K3 yang

diwajibkan kerja

5. Menyatakan keberatan kerja, apabila syarat – syarat mengenai

keselamatan kerja tidak di penuhi kecuali di nyatakan khusus,

memakai semua alat – alat perlindungan kerja dan mentaati semua

petunjuk kesehatan kerja.55

6. Solusi Perlindungan Kesehatan Kerja

Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja adalah :

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin kebutuhan dan

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah, dalam rangka

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja.

Dari pengertian diatas ada dua (2) unsur pokok yang berhubungan

dengan kesehatan dan keselamatan kerja.

1. Kecelakaan kerja

2. Penyakit akibat kerja

55
Undang – Undang Nomor 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Hoflan Pardosi, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Diterbitkan Oleh Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Dewan Pimpinan Pusat (DPP SBSI).

151
Oleh karena itu “pekerja atau buruh yang bekerja di perusahaan sangat

mendapatkan perlindungan kesehatan yang dijamin pemerintah.56

Selain dari pada itu perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus segera

memperbaiki sistem, perlindungan tentang pelayanan kesehatan kerja,

yang mana telah diatur pemerintah kemudian “pekerja atau buruh di

perusahaan baik formal maupun non formal berhak mendapatkan jaminan

pelayanan kesehatan dari pemerintah”.57. Selain dari pada itu pelayanan

kesehatan yang dikelola oleh persatuan perusahaan rokok kudus (PPRK)

yang dijamin kesehatannya hanya pekerja bukan keluarga seperti di

jamsostek, namun sekarang pekerja atau buruh belum bisa di masukkan

Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) dengan alasan, bahwa

BPJS kesehatannya sifatnya mandiri atau perorangan.

7. Solusi perlindungan kematian pekerja

Untuk mengatasi solusi perlindungan kematian pekerja, merupakan

kewajiban perusahaan pabrik rokok kudus, apabila pekerja atau buruh mati

dalam keadaan proses pulang kerja atau pergi kerja, maka perusahaa

pabrik rokok yang bertanggung jawab, karena telah diatur dalam

perundang – undangan dan peraturan pemerintah, namun “pekerja atau

buruh di perusahaan pabrik rokok paku bumi, terjadi meninggal dunia,

kemudian terjadi akibat tentang penyakit yang timbul karena hubungan

kerja,diperusahaan”58, perusahaan tersebut adalah sepenuhnya ditanggung

56
Undang – undang Negara republik Indonesia 9NKRI) nomor : 23 tahun 1992,
tentang kesehatan.
57
Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi nomor : 0er-03/MEN/1982.
58
Keputusan presiden republic Indonesia no. 22 tahun : 1993

152
perusahaan, akan tetapi pekerja atau buruh meninggal dunia yang bekerja

di non formal,maka kematian dan biayanya akan dibantu oleh pemerintah

kabupaten kudus dengan syarat kartu tanda penduduk (KTP) warga kudus.

Dalam pelaksanaan kematian atau biaya duka yang dilaksanakan pihak

pemerintah daerah kabupaten kudus dalam hal ini yang mengelola adalah

dinas sosial tenaga kerja dan transmigrasi (dinsosnakertrans) kab. Kudus,

sangat mudah dapat dicairkan dengan melalui, prosedur serta administrasi

yang profesional, bahkan sampai 1 (satu) bulan sampai 6 (enam) bulan,

karena terbentur dengan anggaran APBD daerah yang harus menunggu

keputusan Bupati melalui persetujuan rapat dewan perwakilan daerah

(DPRD) guna membahas dana kematian. Sehingga dalam pembelian dana

kematian, semua yang terdaftar didesa, masing – masing apabila sudah

mencapai 600 orang yang meninggal dunia. Maka dana duka akan

dibagikan kepada ahli waris, yang dikumpulkan di kabupaten secara

kolektif maupun simbolis oleh Bupati Kudus, H. Mustofa.

8. Solusi Perlindungan pekerja di tahan

Pada dasarnya pekerja atau buruh yang bekerja di perusahaan pabrik

rokok paku bumi kudus, bahwa pekerja atau buruh tersebut merupakan

pelanggaran yang sangat fatal sehingga perusahaan akan memberikan saksi

terhadap pekerja atau buruh. Namun keuntungan bergabung kepada

Dewan Pimpimnan Cabang (DPC) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia

(SBSI) maka apapun alasannya, bahwa pekerja atau buruh yang kena

sanksi pidana yang secara sah, maka serikat buruh tetap mengajukan hak –

153
hak pekerja atau buruh sesuai upah yang telah di terima sebagaimana

mestinya.

Selain dari pada itu jaminan hari tua (JHT) yang telah dikelola oleh

jamsostek berdasarkan undang – undang nomor 3 tahun 1992, bahwa

setiap pekerja atau buruh yang telah kena sanksi berupa :

1. Dikeluarkan sepihak

2. Pengunduran diri

3. Putusan hubunga kerja (PHK)

4. Sanksi pidana sebagai kuasa

Serikat buruh dan pengusaha dapat berupaya untuk memperoleh

hak – haknya sebagai mana yang telah diatur dalam undang – undang dan

peraturan – peraturan yang ada, sehingga hak – hak pekerja atau buruh

masih, dapat menerima upah sesuai hak yang telah ditentukan dalam

perjanjian kerja bersama (PKB) yang telah disepakati perusahaan.

9. Solusi perlindungan cuti kerja

Pengusaha wajib memberi cuti kepada pekerja atau buruh merupakan

hak dari pekerja atau buruh yang telah diatur dalam perundang – undangan

dan peraturan pemerintah yang berlaku.

Perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, adalah salah satu

pelaksanaan dari perlindungan cuti kerja yang telah disepakati dari serikat

pekerja atau serikat buruh dalam perjanjian kerja bersama (PKB) yang

154
telah dicatatkan ke kantor dinas tenaga kerja dan trasmigrasi di kabupaten

kudus.

Setiap pekerja atau buruh yang telah bekerja lebih dari (1) satu tahun,

maka mendapat cuti selama 12 hari, kemudian pekerja atau buruh, yang

bekerja di pabrik rokok paku bumi kudus, berhak mendapatkan upah

minimum kabupaten (UMK), sehingga perusahaan berhak memberikan

cuti antara lain :

1. Cuti tahunan, bagi pekerja yang lebih dari 1 (satu)

tahun

2. Cuti Hamil, setiap pekerja perempuan yang hamil

3. Cuti haid, yang diberikan pekerja perempuan yang

benar – benar haid, sesuai ketentuan yang berlaku di catatan dinas

tenaga kerja kabupaten kudus, selain dari pada itu “pekerja atau buruh

yang masih menginginkan kerja di pabrik tersebut, diperbolehkan

bekerja di pabrik rokok paku bumi kudus, fakta yang ada, bahwa

pekerja atau buruh serta perusahaan tidak mempermasalahkan tentang

cuti haid bagi pekerja wanita.”59

10. Solusi perlindungan kesejahteraan

Setiap pekerja atau buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh

jaminan social tenaga kerja (jamsostek) di dalamnya. Bahwa, jaminan

sosial tenaga kerja yang di laksanakan sesuai dengan perundang –

59
Wawancara dengan pekerja wanita, Mira seorang staf pada tanggal 17 Mei 2015
tempat di pabrik rokokpaku bumi kudus.

155
undangan yang berlaku, seperti UU RI No. 3 Tahun 1992 tentang

Jamsostek.

“untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja atau buruh dan

keluarga, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan.

Penyediaan fasiltias kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam pasal

100 , ayat (1) satu bahwa yang dimaksud dengan fasiltias kesejahteraan

antara lain pelayanan keluarga berencana, tempat penitipan, perumahan

pekerja atau buruh, fasilitas beribadah, fasilitas olahraga, fasilitas kantin,

fasiltias keseahatan dan fasilitas rekreasi, di laksanakan dengan

memperhatikan kebutuhan pekerja atau buruh dan ukuran kemampuan

perusahaan.

Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai

dengan kebutuhan pekerja atau buruh dan ukuran kemampuan perusahaan

sebagaimana di maksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan

peraturan pemerintah.”60

Selain dari pada itu pekerja atau buruh di perusahaan pabrik rokok

kudus, dapat melaksanakan perlindungan kesejahteraan, melalui mediasi

melalui serikat buruh atau serikat pekerja yang ada di pabrik rokok paku

bumi kudus.

Oleh karena itu pekerja atau buruh sangat membutuhkan fasilitas –

fasilitas bisa memanfaatkan dan menggunakan jangan sampai fasilitas di

60
Undang – undang Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) nomor, 13 tahun 2003
tentang ketenaga kerjaan.

156
rusak, bila terjadi kerusakan maka pekerja atau buruh dapat sanksi dari

perusahaan.

11. Solusi perlindungan waktu istirahat

Pekerja atau buruh mendapatkan waktu istirahat yang telah diatur

dalam perjanjian kerja bersama (PKB) atau peraturan perusahaan yang

telah dikeluarkan oleh kantor dinas tenaga kerja dan transmigrasi

kabupaten.

Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud dalam perusahaan hanya

berlaku bagi pekerja atau buruh yang bekerja pada perusahaan tertentu.

Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatur dengan

keputusan menteri, undang – undang republik Indonesia nomor 13 tahun

2003 tentang ketenaga kerjaa pasal 79 ayat (1) ayat (2). Waktu istirahat

antara jam kerja.

“Pekerja atau buruh dapat upah bila istirahat yang memerintahkan atas

permintaan demi perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, atau dapat

dikatakan uang tunggu (UT).”61 Namun berdasarkan penjelasan dari

Undang – undang RI No. 13 Tahun 2003 pasal 79 ayat (2) huruf D, bahwa

selama menjalankan istirahat panjang, pekerja atau buruh di beri uang

kompensasi hak istirahat tahunan tahun kedelapan sebesar ½ (setengah)

bulan gaji dan bagi perusahaan yang telah memberlakukan istirahat

panjang yang lebih baik dari ketentuan undang – undang ini maka tidak

boleh mengurangi dari ketentuan yang sudah ada.


61
Kawandi, wawancara pekerja atau buruh pada tanggal 1 mei 2015 jam 17.00 WIB

157
Waktu istirahat merupakan waktu yang sangat berharga bagi pekerja

atau buruh di perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus, sehingga dalam

perjanjian kerja bersama (PKB) sangat di perlukan dan dibutuhkan pekerja

demi menjaga kesehatan dan perawatan kondisi para pekerja atau buruh di

perusahaan pabrik rokok paku bumi kudus.

12. Solusi perlindungan tata tertib kerja

a. Pengusaha menyediakan kartu absensi buruh dan buruh wajib mengisi

dirinya dikartu absensi tersebut dengan mempergunakan alat pencatat

waktu yang disediakan pengusaha pada saat datang ke tempat kerja

serta bertanggung jawab atas kebersihan kartu absensi tersebut.

b. Buruh yang melakukan pencatatan kartu absensi bagi buruh lain

merupakan pelanggaran disiplin dan akan mendapat sanksi

c. Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum

waktunya, begitu pula tidak hadir penuh tanpa ijin atasan dan tanpa

alasan yang dapat diterima adalah perbuatan indisipliner dan

merupakan pelanggaran tat tertib dan akan dikenai sanksi.

d. Untuk menjaga kelangsungan oegranisasi, buruh yang bekerja secara

bergilir harus tetap bekerja sehingga berikutnya / penggantinya datang

untuk menggantinya.

e. Dengan prosedur bila kartu absen hilang, maka untuk yang

bersangkurang melaporkan ke bagian pesonalia / security.

158
f. Pengawasan ketertiban pada waktu absensi dilakukan oleh petugas

satpam atau mereka yang ditunjuk oleh pengusaha khusus itu dilarang

membawa kartu absensi ke luar lokasi timecard.

g. Buruh yang datang terlambat karena alasan apapun diwajibkan

melapor ke atasannnya.

h. Buruh yang tidak hadir wajib segera melaporkan kepada atasannya

sesuai yang berlaku, sakit (satu hari) atau karena hal lain (harus

memberikan keterangan)

i. Jika sudah masuk, buruh yang bersangkutan tidak dapat memberikan

surat keterangan seperti dimaksud, maka ketidak hadirannya dianggap

tidak masuk dan akan diberi sanksi

j. Dalam hal buruh tidak masuk kerja selama 5 hari berturut – turut tanpa

disertai keterangan tertulis dengan bukti – bukti yang sah, maka buruh

dianggap mengundurkan diri

k. Buruh yang karena keperluan pribadi akan meninggalkan pekerjaannya

untuk sementara waktu, maka harus mengisi formulir untuk keperluan

pribadi di luar jam kerja.

l. Buruh atau pekerja, bila kartu absen dibawa oleh orang lain dan akan

digunakan untuk membantu ijin dengan teman lain tidak dibenarkan

bahkan dapat sanksi.

m. Buruh atau bekerja, diwajibkan masuk di perusahaan sebelum 5 menit

dari jam kerja, apabila melewati jam kerja, maka perusahaan pabrik

rokok paku bumi wajib memberikan peringatan 1 (pertama)

159
n. Buruh atau pekerja tidak akan memberikan toleransi kepada pekerja

bila terbukti salah

13. Solusi Perlindungan hak, kewajiban dan larangan buruh

1. Buruh yang terikat hubungan kerja dengan perusahaan berhak atas

upah, fasilitas, tunjangan dan perlindungan sesuai dalam perjanjian

kerja

2. Kewajiban buruh meliputi :

a. Buruh wajib melaksanakan pekerjaan dengan jujur, rajin, disiplin

dan penuh tanggung jawab

b. Menjaga semua milik perusahaan dan melaporkan hal – hal yang

dapat membahayakan dan merugikan perusahaan

c. Wajib melaporkan kepada atasannya apabila ada perubahan atau

status dirinya, susunan keluarganya dan alamatnya.

d. Bertingkah laku sopan sesuai norma – norma dalam masyarakat

e. Menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan

f. Menjaga rahasia perusahaan dan dilarang membocorkannya

g. Memeriksa alat – alat kerja sebelum mulai bekerja atau

meninggalkan pekerjaan.

3. Larangan – larangan :

a. Buruh dilarang mengadakan hubungan kerja dengan pihak ketiga

b. Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya, serta menjual barang

ataupun menggunakan barang milik perusahaan

160
c. Dilarang bercanda yang mengganggu pekerjaan orang lain

d. Keluar ketika jam kerja dan tidur pada saat jam kerja

a. Menghilangkan atau merusak barang milik perusahaan

b. Dilarang berjudi, berkelahi dan melawan atasan

c. Membawa senjata api / tajam serta berbuat asusila, ataupun

mencemarkan nama baik perusahaan

14. Solusi Perlindungan Hak dan Kewajiban Pengusaha

1. Pengusaha berhak menuntut kepad aburuh untuk disiplin, loyalitas,

bekerja dengan baik, sopan sesuai dengan PKB

2. Wajib memberi upah, fasilitas, tunjangan dan lain lain

3. Wajib memberikan perlindungan buruh selama melaksanaan

pekerjaan uang diberikan perusahaan

15. Solusi Perlindungan Tindakan Disiplin

a. Pengusaha dan serikat buruh menyadari bahwa disiplin kerja perlu

ditegakkan, maka pelanggaran terhadap tata tertib dan kedisiplinan.

Dalam memberikan sanksi, ada yang harus dipertimbangkan hal –

hal sebagai berikut :

1. Berat ringannya atau frekuensi kesalahan

2. Hal – hal mempengaruhi terjadinya kesalahan

b. Jenis pelanggaran :

a. Teguran Lisan maupun tertulis (SP)

b. Kewajiban untuk membayar aganti rugi

c. Pemindahan ke bidang pekerjaan

161
d. Skorsing dan PHK

c. Serikat buruh ikut membina buruh yang mendapat teguran.

Pekerja atau buruh selalu aktif dalam menjalankan perintah dari

management Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus.

Selain daripada itu perusahaan Rokok harus memberikan

sanksi sesuai dengan kekhilafan maupun kesalahan yang dilakukan

oleh pekerja atau buruh, selagi pelanggaran yang dilakukan sebatas

dalam kewajaran maka pekerja atau buruh cukup di potong gaji

dan tidak dilemburkan selama satu minggu. Apabila pemberian

sanksi dilaksanakan atau dikerjakan dengan baik, maka pekerja

atau buruh dikembalikan pada semula.

Oleh karena itu, pekerja atau buruh tersebut diajukan

kepada Serikat Pekerja Sejahtera Indonesia (SBSI) Cabang

Kabupaten Kudus untuk segera dibina serta dilatih agar menjadi

karyawan atau pekerja yang mampu dan bisa mendorong untuk

membantu Perusahaan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus agar bisa

berproduktifitas yang lebih, sehingga dengan kelebihan tersebut

pekerja atau buruh akan bisa meningkatkan kesejahteraan bahkan

memberikan Upah Minimal Kabupaten (UMK) yang lebih tinggi.

162
Agar lebih jelas tentang Problematika pelaksanaan dan solusinya dalam
pelaksanaan terhadap Kesejahteraan Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus tersebut,
penulis sajikan dalam table dibawah ini.
Tabel
Promblematika dan solusinya dalam perlindungan Hukum tentang kesehjahteraan di
Pabrik Rokok Paku Bumi Kudus

No Problematika Solusinya

1 - Apabila perusahaan mengalami


Tunjangan Hari Raya (THR) pailit bisa mengajukan penaguhan ke
Disnakertrans
2 - Harus dapat surat rujukan dari
Pekerja Sakit klinik pratama dan dibawa ke RSUD
dan dilangsung BPJS
Perlengkapan dan - Perusahaan telah menyediakan
3
sarana dan prasarana dan tidak dirusak
Keselamatan Kerja
bila rusak akan diberi sanksi

4 - Di tanggung perusahaan dan


Jaminan Kematian pemerintah, yang ber KTP Kab.
Kudus
5 - Di tanggung BPJS
Pekreja di Tahan ketenagakerjaan bila jadi peserta dapat
hak – hak seperti tercantum di PKB
6 - Setiap pekerja yang telah bekerja
Cuti kerja selama satu tahun lebih maka berhak
dapat cuti 12 hari
7 - Setiap pekerja atau buruh berhak
Kesejahteraan dapat kartu BPJS kesehatan atau BPJS
ketenagakerjaan
8 Tata tertib kerja - Perusahaan menyediakan absensi
alat pencatatan
9 Hak pekerja / buruh - Mendapat fasilitas tunjangan
sesuai perjanjian kerja bersama

163
10 Kewajiban pekerja / buruh - Pekerja harus jujur, rajin disiplin
dan penuh tanggung jawab

BAB IV
PEMBAHASAN
Kelemahan – Kelemahan Regulasi Perlindungan Hukum Hak
Pekerja Pada Perusahaan Rokok Saat Ini

A. Kelemahan Pasa Subtansi Hukum


Kesejahteraan merupakan pilar kehidupan para pekerja dan buruh
yang harus di sejahterakan salah satu melalui program CSR yang
digalakan Indocement berdasarkan UU Perseroan Terbatas (UUPT) No.
40 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa CSR adalah komitmen
perseroan untuk berperan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Program CSR merupakan kewajiban perusahaan. Komitmen ini
dibuat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perusahaan, komunitas setempat, maupun
masyarakat umum,” ucapnya ketika dihubungi.
Christian mengatakan UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman
Modal, UU perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
berbagai aturan terkait lainnya menyatakan bahwa CSR wajib
dijalankan oleh perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya terkait
dengan pengelolaan, pemanfaatan dan terkait dengan sumer daya alam.
Menurutnya, meskipun proses hokum masih berjalan di PTUN
Surabaya, program CSR tetap berjalan di pati, ia tidak menyesal telah
menjalankan program CSR jika nantinya pengadilan PTUN
memenangkan penggugat dari sejumlah warga Kendeng, Pati. Akan
tetapi CSR banyak yang tidak tersalurkan dan belum terarah sesuai
undang – undang yang ada.

164
Harga Rokok Dan Ambivalensi Pemerintah. Diantara kita

mungkin lupa bahkan tidak tahu, dalam pidato Bung Karno pada 1 Juni

1945 di depan siding BPUPKI, ternyata ada pernyataan yang

menegaskan bahwa rokok kretek telah mengantarkan pengusaha

bumiputra bernama Nitisemito asal Kudus sukses menjadi orang

terkaya kala itu. Sedikit banyak, apresiasi Bung karno tersebut menjadi

pemicu semangat usaha rakyat dalam membuat rokok secara pabrikan.

Semula, keberadaan rokok kretek diilhami oleh kemunculan

udutan, tembakau linting roro mendut. Baru pada akhri abad 19,

menggejala usaha rokok rumahan di masyarakat. Kemudian, pada 1904

sesuai izin usaha, berdirilah pabrik rokok Cap Bal Tiga. Selanjutnya

rokok kretek pun menjadi primadona usaha rakyat di Kudus. Kota

Semarang, Banyumas, kebumen, solo, Surabaya, malang dan Kediri.

Berbicara soal cukai rokok, awalnya secara resmi di pungut oleh

colonial belanda pada 1935. Demikian seterusnya cukai berlaku untuk

disetorkan kepada Negara. Terakhir, pada 2015/2016, angka cukai

rokok di dalam negeri mencapai Rp. 139,1 triliun. Kenyataan pula,

rokok kretek menopang APBN. Bahkan, program Bakti Lingkungan

oleh PT. Djarum telah sangat membantu di bidang kesehatan,

penghijauan dari kota merak sampai banyuwangi sepanjang 1.350

kilometer serta penambahan penghijauan melingkari Madura. Hasilnya,

pulau jawa menyerap polutan karbondi oksida hingga satu juta ton per

tahun di sepanjang jalan peninggalan Daendels tersebut.

165
Diskusi tentang manfaat dan bahaya rokok kretek bagi Indonesia

memang sempat berlangsung seru. Pemerintah membuat dokumen

rencana kerja mengenai industry hasil tembakau untuk periode 2007

hingga 2020. Maksud dan tujuannya adalah mengendalikan usaha rokok

kretek dengan target final meniadakannya.

Kini, waktu eksekusi hampir berakhir. Namun, jumlah perokok

tidak menurun. Mereka bisa saja memilih rokok putih. Atau mungkin,

siasat pemerintah itu justru bakal kian memunculkan rokok illegal, jelas

fakta tersebut kontradiktif dengan upaya yang sudah ditempuh semua

bungkus rokok bergambar dan bertuliskan kata – kata menakutkan.

Nah, pertanyaannya, mengapa label seram tidak bisa menurunkan

angka pengisap rokok? Jawabannya, konsumen menanggapi sinis sikap

hipokrit dan ambivalensi pemerintah menakuti perokok tetapi

menghisap cukai sangat tinggi.

Sekarang, muncul wacana untuk menurunkan jumlah konsumsi

rokok. Harga rokok diganti menjadi Rp. 50.000 per bungkus.

Harapannya, ada kepastian stop massal dengan jumlah perokok bertobat

mencapai 14 persen dari angka total. Sekaligus, pengusaha dan

pemerintah bakal diuntungkan lantaran mendapat cukai bisa empat kali

lipat dari sebelumnya. Tetapi, perlu disimak, penggas ide tersebut lupa

atau tidak meneliti bahwa kenaikan harga rokok akan memicu produk –

produk illegal?

166
Sampai sekarang, tujuh persen rokok tak resmi beredar dan laku

di pasaran. Belum lagi rokok buatan luar yang masuk secara berjamaan

ke Tanah Air, jadi, kesimpulannya, kebijakan itu tidak akan berdampak

atau sama saja. Esensinya justru bisa ditafsirkan mematikan perusahaan

rokok kretek local.

Spekulasi pemikiran menaikan harga rokok menjadi Rp. 50.000

per bungkus, apabila diikuti oleh pemerintah, akan menggambarkan

sikap kefrustasian dan kekonyolan. Rakyat tetap megisap rokok dengan

konsekuensi mencari yang berharga murah. Dilain sisi, pemerintah terus

mengisap cukai perusahaan resmi kretek di Indonesia. Tentu saja,

keadaan itu memicu ketidak adilan. Kepada pemerintah, sebaiknya

bikin regulasi yang wajar – wajar saja, lah!

Usul Pencabutan Klaster Tenagakerja UU Nomo 11 Tahun 2020

KUDUS Radar Kudus – Konfederasi Sreikat Pekerja Seluruh

Indonesia (KSPSI) DPC Kabuapten Kudus wadul ke DPRD Kudus

(29/3). Wadul serikat buruh ini terkait pencabutan klaster

ketenagakerjaan dari UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Mereka meminta dukungan agar perwakilan dewan daerah tersebut

turut berpihak kepad aburuh dengan meneruskan aspirasi serikat buruh

ke pusat.

Ketua DPC KSPSI Kudus Andreas Hua menyebut sebagaimana

putusan MK Nomor 91/PUU/XVIII/2020 menyatakan bahwa UU

Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja merupakan inkonstitusional

167
bersyarat. Sebab dalam pembentukan UU tesebut melanggar asas

keterbukaan dan partisipasi public.

Sehingga MK kemudian memerintahkan perbaikan pembentukan

UU Cipta Kerja sesuai UU Nomor 12 tahun 2011 tentang peraturan

pembentukan peraturan perundang – undangan.

“Tetapi ada indikasi DPR – RI dan pemerintah kongkalingkong

untuk tidak mematuhi putusan MK MK Jelas menyatakan cacat secara

formil. Tetapi yang cacat ini tidak diperbaiki. Malah yang direvisi UU

Nomor 12 Tahun 2011,” jelasnya.

Atas hal tersebut KSPSI memohon dukungan DPRD Kudus agar

pemerintah pusat dan dan DPR RI Melaksanakan putusan MK. Selain

itu pihaknya juga memohon dukungan agar klaster ketenagakerjaan

dicabut dari UU Cipta Kerja.

“Sebab UU Cipta kerja itu untuk kepentingan investasi. Bukan

berpihak pad apekerja. Sehingga kami rasa kondisi ketenagakerjaan

akan makin buruk bila mengacu UU Ciptaker dibandingkan UU Nomor

13 tahun 2003,” katanya.

Terlebih menempatkan kluster ketenagakerjaan dalam paham

peraturan perundang - undangan yang hanya mengedepankan

kepentingan kemudahan investasi merupakan paham kapitalisme. Yang

menempatkan tenaga kerja hanya sebagai salah satu komponen

produksi dan industry padahal paham demikian sangat bertentangan

dengan asas dan dasar Negara Pancasila.

168
Andreas menambahkan ketentuan terkait ketenagakerjaan dalam

UU nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta kerja merugikan pekerja dalam

beberapa hal. Diantaranya terkait pengupahan hingga PHK.

“Penurunan nilai pesangon dari 32,2 kali gaji menajdi 27,75 kali

gaji. Kedua, pemutusan hubungan dipermudah. Yakni sesuai kondisi

perusahaan,” tambahnya

Selain itu tak adanya kepastian kerja bagi pekerja PKWT sebab

dengan waktu kontrak lebih lama mencapai lima tahun membuat

pekerja terpasung, karena tak memiliki kesempatan melamar pada

pekerjaan yang lebih baik. Bila melanggar, pekerja akan dikenakan

membayar kompensasi.

Terakhri diperlemahnya peran serikat pekerja. Padahal fungsi

serikat buruh dibutuhkan untuk memperkuat posisi tawar pekerja di

depan pengusaha. Artinya bila ada kesepakatan pekerja dengan

pengusaha, serikat buruh tak bisa ikut campur. Sekalipun hasilnya

merugikan buruh.

B. Kelemahan Pada Struktur Hukum

membuat rekomendasi agar DPR RI dan pemerintah mencabut

klaster ketenagakerjaan dari UU Ciptaker. Dan menghentikan upaya

merevisi UU Nomor 12 tahun 2011. Serta mematuhi putusan MK,”

Ketua DPRD Kudus Masan menyambut baik cara penyampaian

aspirasi yang dilakukan KSPSI yang dilakukan audiensi. Tidak demo,

sebab cara tersebut menjadikan kondisi di Kudus lebih kondusif.

169
“Tetapi perlu diketahui terkait UU tersebut merupakan wewenang

pusat. Bukan ranah kami,” terangnya.

Untuk itu pihaknya akan meneruskan aspirasi yang disampaikan

tersebut kepada DPR – RI dan pemerintah pusat.”Akan kami lampirkan

apa yang telah kami terima ini untuk kemudian kami kirimkan ke

kementrian terkait dan DPR RI. Agar aspirasi sampai kesana. Sebab UU

ciptaker ini ranah DPR RI bukan kami. Kami juga siap bila sewaktu –

waktu diminta menemami KSPSI untuk berdialog ke pusat.” Jelasnya.

(tos/him)

Masyarakat Indonesia telah mengenal kretek sejak Kerajaan Jawa

pada abad ke 17. Catatan soal rokok racikan tembakau dan cengkeh itu

termuat dalam cerita rakyat Roro Mendut yang termaktub pada Babad

Tanah Jawi.

Dikisahkan kecantikan Roro mendut memukau semua pria,

termasuk Tumenggung Wiraguna, panglima perang Sultan Agung dari

kerajaan Mataram yang kala itu berkuasa. Alih – alih tunduk pada

pinangan. Roro Mendut secara terang – terangan menolak dna

menjatuhkan pilihan pada pemuda lain yang sudah lama dia dambakan.

Tumenggung Wiraguna murka. Dia lantas mewajibkan Roro

Mendut membayar pajak kepada Kerajaan Mataram. Untuk

mendapatkan uang. Roro Mendut berjualan rokok lintingan yang

direkatkan dengan jilatan air ludahnya dengan harga mahal. Beda dari

Roro Mendut, kisah lain dating dari Haji Djamhari, penemu kretek pad

170
akurun waktu sekitar akhir abad ke – 19. Kisah Djmahari di kupas Edy

Supratno lewat buku Djamhari penemu Kretek. Buku ini bias dikatakan

sebagai pelengkap buku – buku sejarah kretek dan buku pertama yang

mampu menemukan sosok Djamhari yang selama ini dianggap sebagai

tokoh fiksi.

Menurut Edy, yang pertama kali memunculkan nama Djamhari

adalah Van Der reijden (1934), Parada Harahap (1952) dan Lance

Castles (1982). Dari ketiganya dan penulis – penulis setelah itu adalah

Solichin Salam. Amen Budiman – Ongokham, Mark Hanusz, Rudy

Badil dan Sri Margana, dan memang, tak banyak yang dikatakan

tentang Djamhari. Dalam buku – buku tentang kretek sebelumnya

hanya dijelaskan, Djmahari adalah penemu kretek.

Rody Badil menambah sedikit data. Menurutnya, berdasarkan

cerita masyarakat, Djhamhari tinggal di Langgardalem. Rumahnya

beberapa ratus meter di utara Menara Kudus (hlm. 20 – 21).

Buku yang digarap Edy ini sangat bagus dengan alur yang

membuat pembaca tak kebingungan akan gaya penulisan jurnalis. Edy

menelusuri nama Djamhari mulai dari Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI) di Jakarta sampai data haji di perpustakaan

Universiteit Leiden di Belanda. Mencari Djamhari seperti mencari

jarum di tumpukan jearim. Di halaman 24, Edy sedikit bercerita bahwa

untuk mencari Djamhari dibutuhkan kesabaran karena minim sumber.

171
Selain foto dan gambar warna, pembaca juga akan disuguhkan

sejarah terkait Djamari, mulai keadaan Kota Kudus pada abad 19,

sampai sebagaimana seorang Djamari atau cara orang Indonesia berhaji

pada masa itu. Juga, kerusuhan anti – Cina 918 di Kudus yang

menyebabkan Djamhari pindah ke Cirebon dan Tasikmalaya.

Silsilah keluarga Djamhari juga tertulis jelas dalam buku ini yang

didapat dari catatan silsilah milik keluarga Hardiwidjojo, saudara

sepupu Djamhari. Dalam wawancara yang dilakukan Edy, terungkap

anak –anak Djamhari menguatkan adanya tradisi mengonsumsi cengkeh

untuk mengobati rasa sakit dada (hlm 236).

Buku ini harus dimiliki para pecinta rokok kretek dan semua orang

yang mempunyai minat dalam sejarah. Memang pembaca akan

menemukan salah ketik di keterangan buku di halaman 60 namun hal

ini tak mengurangi keindahan sang penulis yang bercerita lewat gaya

jurnalios dan enak di baca.(*)

*) Pemred bulletin sastra Keloepas tingal di Kudus

Di Jakarta Putusan Mahkamah Agung No 16 P/HUM/2016

mewajibkan Menteri Perindustrian mencabut Peraturan Menteri

Perindustrian No. 63 Tahun 2015 tentang Peta Jalan Industri Hasil

Tembakau 2015 – 2020. Putusan ini memenangkan gugatan sejumlah

LSM.

Todung Mulya Lubis, ketua penasihat hukum para penggugat

mengatakan, pihaknya bakal mengawal putusan ini sehingga Memperin

172
benar- benar mencabut peraturan yang dirasa melanggar lima undang –

undang, yakni UU kesehatan, UU Cukai, UU Perlindungan Anak, UU

PPLH dan UU HAM.

“Lewat roadmap tersebut, Menteri Perindustrian bisa dikatakan

menjual rakyat dan anak – anak Indonesia kepada industri rokok,”

ujarnya Senin (12/12)

Dikonfirmasi soal langkah yang akan diambil pihak Kemenperin,

Willem Petrus Riwu selaku Direktur Industri Minuman, Hasil

Tembakau dan Bahan Penyegar Kementrian Perindustrian menuturkan,

ada beberapa alternative yang akan diambil. Di antaranya mencabut,

lantas menyempurnakan atau membuat baru. “Tapi, keputusan terakhir

tetap di tangan Pak Menteri,” ujarnya. (kontan/teodosius domina).

TRIBUN – Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBHCHT) dan bagi hasil pajak rokok senilai Rp. 424 miliar bagi

poKudus terserap habis tahun ini. Penggunaan terbesar di peruntukkan

pembiayaan infrastruktur dan kesehatan.

“Serapannya antara lain untuk pembangunan gedung layanan

khusus penyakit jantung RSUD dokter Loekmonohadi dan kelengkapan

alat kesehatannya. Menelan anggaran hingga sekitar Rp. 65 miliar,”

kata Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

(DPPKD) Kudus, Eko Djumartono, Jumat (26/8).

Dana Rp. 424 miliar itu berasal dari alokasi DBHCHT tahun 2016

Rp. 140 miliar dan sisa lebih pembiayaan angaran (Silpa) yang

173
mengendap delapan tahun terakhir sebesar Rp. 230 miliar. Jadi total

alokasi DBHCT 2016 dan Silpa Rp. 370 miliar.

“Sisanya sebesar Rp. 54 miliar dari pajak rokok tahun ini Rp. 33

miliat. Ditambah Silap yang tak terserap dua tahun mulai 2014 Rp. 21

miliar. Jika di total mencapai Rp. 424 miliar,” rincinya.

Terserap habisnya seluruh anggaran itu tak terlepas dari terbitnya

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) RI No. 28/PMK.07/2016 tentang

Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi DBHCHT. Peraturan itu

memperbolehkan penggunaan DBHCHT dan pajak rokok untuk

pembangunan infrastruktur.

“Jadi sekarang penggunaan dana bisa lebih longgar. Itu

menguntungkan Kudus karena bisa terserap habis.” Papar Eko.

Sebelumnya penggunaan dana dari DBHCHT dan pajak rokok

bersifat terbatas. Hanya untuk peningkatan kualitas bahan baku.

Pembinaan industry, pembinaan lingkungan social. Sosialisasi

ketentuan di bidang cukai dan pemberantasan barang cukai illegal.

Aturan ini mengacu ketentuan PMK RI No. 20/PMK/07/2009 tentang

Perubahan Atas Permenkeu Nomor 84 / PMK.07/2008 tentang

Penggunaan DBHCHT dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi

DBHCHT.

Terpisah, Ketua Asosiasi Komunitas Perusahaan Rokok Unggul

(Koperku) Rusdi Rahman mengatakan pabrik rokok skala kecil atau

kelas III tak merasakan manfaat dari melimpahnya DBHCHT dan pajak

174
rokok. Bahkan dia menyebut eksistensi pelaku usaha rokok skala kecil

kian terpinggirkan.

“Justru alokasi dana itu digunakan untuk sector kesehatan, yang

berujung kampanye antirokok. Kalau pemerintha tak bisa membantu,

janganlah membuat regulasi yang mematikan kami,” keluh Rusdi. (yan)

SEMARANG – Kepala Cabang Utama BPJS Kesehatan Semarang,

Roni Kurnaiwna Hadi P melaporkan ke Mapolrestabes Semarang,

Selama (8/12), perihal adanya surat palsu yang disebarkan kepada

sleuruh dokter keluarga di Kota Semarang. Isi surat tersebut seolah –

olah BPJS Kesehatan memberi penghargaan berupa uang kepada dokter

keluarga yang berkinerja baik. Besarannya antara Rp. 300 Juta sampai

Rp. 500 juta per bulan. “Kami perlu melaporkan selain mengklarifikasi

bahwa kabar itu tidak benar,” tegasnya. Roni menerangkan, terkait surat

palsu tersebut, kop dan tanda tangan memanglah asli. Namun, soal isi,

pelaku menggantinya. “Saya tidak merasa menandatanganinya. Pelaku

merupakan pihak luar. Petugas melacaknya pada 4 Desember 2015

lalu,” Urainya. Roni berujar, kasus ini terbongkar setelah seorang

dokter berinisial EG dari Banyumanik, Kota Semarang mengklarifikasi

kebenaran isi surat itu ke BPJS Kesehatan. “Kami merasa di rugikan

atas kejadian ini,” tandanya (rtp)

PEKALONGAN TRIBUN – Ratusan perusahaan di wilayah kerja

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Cabang

175
Pekalongan, Jawa Tengah, masih menuggak iuran kepesertaan sebesar

Rp. 5,498 miliar.

Kepala Bidang Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Pekalongan,

Bambang Indriyanto, mengatakan, tunggakan tersebut terhitung hingga

akhir 2015. “Saat ini, kami masih melakukan upaya penagihan pada

perusahaan agar segera melunasi tunggakan iuran Kepersertaannya,”

katanya, seperti dikutip Antara, Senin (8/2).

Menurut dia, kategori piutang tersebut dilihat dari lamanya

perusahaan menuggak iuran, seperti piutang lancar, kurang lancar,

piutang macet dan kontinjensi.

Kategori piutang lancar, kata dia, adalah perusahaan yang

menunggak iuran kepesertaan satu sampai dua bulan, piutang kurang

lancar empat hingga enam bulanm dan piutang macet antara tujuh

sampai Sembilan bulan.

“Adapun kategori piutang kontinjensi jika perusahaan menunggak

lebih dari Sembilan bulan,” katanya.

Ia menyebutkan tunggakan sebesar Rp. 5,498 miliar tersebut terdiri

atas piutang lancar Rp. 98,6 juta piutang macet Rp. 200 juta dan sekitar

5,1 miliar merupakan piutang kontijensi. “Kategori piutang kontijensi

ini sudah masuk dalam kategori yang membutuhkan penanganan serius,

“ katanya (ant/man)

JAKARTA TRIBUN – sebanyak 10 ribu buruh yang tergabung

dalam konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan turun dalam

176
aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang – Undang Cipta Kerja

di Depan gedung mahkamah konstitusi, senin (2/11).

Selain menolak UU Ciptaker, massa buruh juga menuntut kenaikan

Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021. “Diperkirakan tidak kurang 10

ribu (buruh). Aksi kami akan digelar di Patung Kuda dan Gedung MK.”

Kata Ketua Departemen media dan Komunikasi KSPI, Kahar S

Cahyono, Minggu (1/11)

Dalam aksi tersebut, pihaknya sekaligus akan mengajukan gugatan

Judicial review atau uji materi UU Cipta kerja ke MK. Kahar

menuturkan, gugatan itu akan dilayangkan apabila UU Ciptaker telah

ditekan Presiden Joko Widodo dan diberi nomor.

“Tetapi bila nomor UU Ciptaker belum ada saat penyerahan berkas

gugatan tersebut, maka yang akan dilakukan KSPI dan KSPSI AGN

hanya bersifat konsultasi ke MK,” Ujarnya.

Adapun hingga kini UU ini belum diteken Presiden Jokowi. Sesuai

dengan prosedur, Jokowi memiliki waktu 30 hari untuk

menandatangani usai disahkan DPR pada 5 Oktober lalu.

Namun, sekali pun melewati batas waktu 30 hari dan Jokowi tak

menandatanganinya, RUU itu tetap sah menjadi UU, dan wajib

diundangkan dengan diberi nomor.

Selain di Jakarta, aksi unjuk rasa juga akan dilakukan di beberapa

daerah lain seperti Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang,

Batam, Bintan, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Lampung, Makassar,

177
Gorontalo, Bitung, Kendari, Morowali, Banjarmasin, Palangkaraya,

Samarinda, Lombok, Ambon, hingga Papua.

Kahar memastikan aksi demonstrasi ini akan berjalan dengan

damai. "Aksi KSPI dan 32 federasi lain ini adalah non-violance atau

anti kekerasan, terukur, terarah, dan konstitusional. Aksi ini dilakukan

secara damai, tertib, dan menghindari anarkis," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, untuk wilayah

Jabodetabek, aksi akan dipusatkan di Istana dan di depan gedung MK.

Titik kumpul akan dipusatkan di Patung Kuda sekitar pukul 10.30.

Tuntutan yang akan disampaikan ialah pemabatalan UU Ciptaker

dan menuntut agar upah minimum 2021 mulai dari UMP, UMK,

UMSP, dan UMSK tetap naik.

Setelah aksi 2 November, aksi akan dilanjutkan 9 November 2020

di DPR untuk menuntut dilakukannya legislatif review. Kedua aksi

disusul aksi pada 10 November 2020 di kantor Kementerian

Ketenagakerjaan untuk menuntut upah minimum 2021 harus tetap naik.

Buruh meminta kenaikan upah minimum 2021 sebesar 8 persen di

seluruh Indonesia dan menolak tidak adanya kenaikan upah minimum

2021. "Aksi 9 dan 10 juga membawa dua agenda yang kami sebutkan di

atas, dan dilakukan serentak di 24 provinsi," kata Said.

Selain aksi turun ke jalan, Said menegaskan, buruh berencana

melakukan aksi mogok kerja nasional. Aksi itu sebagai respon Surat

Edaran Menaker mengenai upah minimum 2021 tidak naik.

178
"Bisa saja akhirnya kaum buruh mengambil keputusan mogok kerja

nasional. Berbeda dengan mogok nasional yang dilakukan pada tanggal

6-8 Oktober lalu, kali ini bentuknya adalah mogok kerja nasional yang

dilakukan serikat buruh di tingkat pabrik," paparnya.

JAKARTA, TRIBUN - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia

(KSPI) menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang

berpihak terhadap pengusaha. Pasalnya menurut mereka, pemerintah

bakal mengabulkan usulan pengusaha agar tidak ada kenaikan upah

minimum tahun 2021. "Upah minimum, UMK, UMSK, UMP tidak naik

yang nampaknya pemerintah akan memenuhi kemauan pengusaha.

Lagi-lagi kemauan pengusaha," kata Presiden KSPI Said Iqbal melalui

konferensi pers virtual, Rabu (21/10/2020).

KSPI menegaskan, pihaknya tetap mengusulkan serta bersikap

menuntut kenaikan upah minimum, UMP, UMK dan UMSK harus tetap

ada. Adapun kenaikan upah yang dituntut KSPI adalah sebesar 8

persen.

"Dari mana melihatnya? Dari angka kenaikan 3 tahun berturut-

turut," ujarnya. Baca juga: Hitungan Versi Pengusaha, Upah Minimum

Tahun Depan Tidak Naik

Ada dua alasan yang membuat KSPI keukeuh menuntut kenaikan

upah minimum. Alasan pertama, perbandingan kondisi ekonomi pada

tahun 1998 dengan saat ini, yang kala itu menurut Said, pertumbuhan

ekonominya minus 17 persen.

179
"Gubernur DKI merekomendasikan dan diputuskan oleh Menteri

Ketenagakerjaan naiknya (upah minimum) atas perintah Presiden BJ

Habibie, upah minimum naik 16 persen. Padahal pertumbuhan

ekonominya minus 17 persen. Dengan analogi yang sama kita belum

sampai minus 16 persen pada tiga kuartal ini. Baru setengah

dibandingkan tahun 98-99," ucap dia.

Menurut Said, permintaan kenaikan upah minimum sebesar 8

persen merupakan hal yang wajar. Tujuannya untuk menjaga

purchasing power atau daya konsumsi masyarakat tetap terjaga.

"Investasi kan lagi hancur. Belanja pemerintah berdarah-darah, net

ekspor lebih tidak bagus. Konsumsi yang dijaga agar tidak makin resesi

lebih dalam. Melalui upah untuk menjaga daya beli masyarakat atau

purchasing power," katanya.

Alasan kedua, berdasarkan fakta KSPI di lapangan, masih banyak

perusahaan yang beroperasi. Anggota KSPI sendiri disebutkan ada 90

persen masih bekerja. Kendati profitnya menurun, tapi perusahaan

masih beroperasional.

"Bahkan, beberapa industri otomotif memanggil kembali

karyawan-karyawan baru untuk dikontrak. Bagaimana yang tidak

mampu? Bagi yang tidak mampu melampirkan surat ke Kementerian

Ketenagakerjaan dengan menyertakan laporan pembukuan bahwa dia

tidak mampu atau rugi," ujarnya.

180
Sebelumnya, kalangan pengusaha meminta agar pemerintah tidak

menaikan upah minimum, baik kabupaten/kota (UMK) ataupun upah

minimum provinsi (UMP) pada tahun depan. Alasannya, kondisi

ekonomi saat ini masih sulit karena terdampak pandemi Covid-19.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia DKI

Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan jika perhitungan UMK

didasarkan pada aturan yang masih berlaku yakni PP Nomor 78 Tahun

2015, maka sebenarnya tidak ada kenaikan upah minimum di tahun

2021.

C. Kelemahan Pada Kultur Hukum

Dalam sistem rumusan UMP dan UMK masih pakai PP Nomor 78

Tahun 2015 itu kelihatannya tidak ada kenaikan. Sesuai rumusnya,

kenaikannya nol persen bila menggunakan PP No. 78 Dijelaskan dalam

regulasi perhitungan kenaikan upah minimum tahun berikutnya yakni

didasarkan pada upah minimum tahun berjalan dikalikan dengan inflasi

plus pertumbuhan ekonomi.

"Nah sekarang kalau pakai hitungan itu, sekarang pertumbuhan

ekonomi dalam setahun bisa saja diperkirakan nol persen atau mungkin

minus. Lalu kemudian tahun ini mengalami deflasi, bukan inflasi

"Artinya kalau pakai perhitungan PP Nomor 78 Tahun 2015, maka

tidak perlu ada kenaikan UMP dan UMK," imbuh Sarman yang juga

menjabat Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta ini.

181
Sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Ketenagakerjaan

(Kemnaker) mempertimbangkan usulan agar upah minimum provinsi

(UMP) 2021 sama seperti tahun 2020. Hal ini sesuai dengan keputusan

Dewan Pengupahan Nasional.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziah, mengungkapkan

masukan besaran UMP tahun depan tersebut mempertimbangkan

kondisi ekonomi dan kemampuan pengusaha dalam membayar upah

pekerjanya di masa pandemi. Baca juga: Ini Keuntungan Jadi Karyawan

Kontrak di UU Cipta Kerja "Karena kalau kita paksakan mengikuti PP

78 atau mengikuti UU baru ini pasti akan banyak sekali perusahaan-

perusahaan yang tidak mampu membayar upah minimum provinsi,"

kata Ida dikutip dari Kontan.

Meski begitu, Ida memastikan pihaknya akan memberikan

perkembangan terbaru dan tetap mendengarkan masukan dari Dewan

Pengupahan Nasional.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan kalau

penetapan UMP tetap mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 78

tahun 2015 tentang Pengupahan. Namun lantaran adanya kontraksi

ekonomi di masa pendemi Covid-19, pemerintah dirasa perlu membuat

kebijakan yang meringankan dunia usaha. Ini karena, penetapan upah

minimum saat ini dirasa sulit dilakukan dengan formula saat kondisi

normal.

182
Sebagai informasi, dalam PP 78 Tahun 2015, perhitungan

penetapan UMP juga dilakukan peninjauan Kebutuhan Hidup Layak

(KHL). "Akibat dari pandemi covid-19 ini, pee kita minus, saya kira

tidak memungkinkan bagi kita menetapkan secara normal sebagaimana

peraturan pemerintah maupun sebagaimana peraturan perundangan-

undangan," jelas Ida. Ia menyampaikan, formula penetapan UMP

setelah terbitnya UU Cipta Kerja akan diatur lebih lanjut dalam aturan

turunan. Soal UMP yang sama dengan tahun ini juga sifatnya masih

bersifat usulan. "Kami sudah melaporkan kepada pak presiden,

pembahas peraturan pemerintah ini, kami akan menyertakan

stakeholder ketenagakerjaan, dalam hal ini serikat pekerja dan serikat

buruh dan teman-teman pengusaha yang diwakili Apindo, Kadin dalam

forum tripartit nasional," jelas Ida. (muh/ade/kpc)

JAKARTA, JawaPos.com – Penolakan kelompok pekerja terhadap

rancangan undang-undang (RUU) omnibus law yang diinisiasi

pemerintah semakin kencang. Kemarin (20/1) ribuan buruh yang

tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)

mengadakan unjuk rasa di depan gedung DPR.

Mereka menolak pembahasan omnibus law karena merugikan

buruh.

Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan enam alasan yang

memicu penolakan atas produk regulasi tersebut. Khususnya berkaitan

dengan RUU cipta lapangan kerja. Salah satunya, RUU itu dianggap

183
bisa menghilangkan upah minimum bagi pekerja. ”Padahal, bagi buruh,

UMK adalah jaring pengaman agar tidak menjadi miskin absolut,” tegas

Said Iqbal di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Upah minimum, kata dia, terancam hilang lantaran diganti dengan

sistem upah per jam. Nah, UMK akan tetap aman jika seseorang bekerja

minimal 40 jam seminggu. Adapun yang bekerja di bawah 40 jam per

pekan, mekanismenya menggunakan upah per jam. ”Dengan kata lain,

pekerja yang (bekerja, Red) kurang dari 40 jam seminggu, upahnya

otomatis di bawah UMK,” salah satu pekerja.

Menurut dia, poin tentang jam kerja tersebut sangat mudah diakali

perusahaan. Bisa saja perusahaan mengurangi jam kerja buruh sehingga

kurang dari 40 jam per minggu. Dengan begitu, gaji buruh akan selalu

dihitung per jam. Padahal, berdasar Undang-Undang (UU) Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tidak boleh ada pekerja yang

memperoleh upah di bawah UMK.

Alasan lain penolakan, Rencana Undang – Undang (RUU) cipta

lapangan kerja bisa berdampak pada pengurangan pesangon. Sebab,

dalam omnibus law, pemerintah berencana mengubah istilah pesangon

menjadi tunjangan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Besarannya

hanya mencapai enam bulan upah.

Padahal, mengacu UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, besarnya pesangon PHK adalah maksimal sembilan

184
bulan. Dan, bisa dikalikan dua untuk jenis PHK tertentu sehingga bisa

mendapatkan 18 bulan upah. ”Jelas ini mengebiri hak buruh,” ucapnya.

Berikutnya, RUU omnibus law dinilai bisa membuat membanjirnya

tenaga kerja asing (TKA) ke dalam negeri. Padahal, selama ini TKA

yang boleh masuk Indonesia hanya yang tergolong skill worker. Bukan

unskill worker alias buruh kasar.

Nah, omnibus law, menurut Iqbal, membuka kesempatan besar

bagi unskill worker untuk bisa masuk. Termasuk TKA. Kondisi tersebut

bisa mengancam lapangan kerja lokal sehingga mengganggu hubungan

industrial di Indonesia.

Buruh juga menolak omnibus law karena dinilai memperluas

karyawan kontrak dan outsourcing. Akibatnya, para buruh tidak

memiliki kepastian pekerjaan dan masa depan yang jelas karena tidak

punya kesempatan menjadi karyawan tetap di perusahaan.

Alasan lainnya, jaminan sosial buruh terancam hilang. Misalnya,

jaminan pensiun, jaminan hari tua, serta jaminan kesehatan. Menurut

Iqbal, sistem kerja yang fleksibel bisa menghapus jaminan sosial bagi

buruh. Karena sistem upah per jam, daya beli buruh pun menjadi turun.

”Karena sistem kerja yang fleksibel itu membuat pengusaha pasti tidak

akan memberikan jaminan pensiun,” paparnya.

Dia menambahkan, alasan terakhir yang memicu gelombang protes

buruh adalah dihilangkannya sanksi pidana dalam omnibus law.

Kondisi tersebut membuat pengusaha bisa semena-mena kepada

185
pekerja. Ketentuan dalam UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pun

berpotensi tidak dijalankan.

”Enam alasan inilah yang membuat kami menolak omnibus law,”

tegasnya.

Pihaknya akan terus melakukan unjuk rasa menolak regulasi

tersebut. Dia juga mengeklaim, unjuk rasa kemarin tidak hanya

dilakukan di Jakarta. Namun, serentak di 20 provinsi.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia

(FSPMI) Riden Hatam Aziz menegaskan bahwa aksi kemarin hanya

awal. Sebab, ketika permintaan pembatalan omnibus law tidak

diindahkan, buruh mengancam akan melakukan mogok nasional. ”Kami

akan kosongkan pabrik-pabrik,” tegas pria berkacamata tersebut. Dia

mengaku sudah berkeliling sejak Desember 2019 ke daerah untuk

konsolidasi. ”Kami tegaskan lagi, kami tidak anti-investasi. Kami

dukung penuh. Adanya industrialisasi karena investasi. Tapi, jangan

sampai investasi yang masuk justru membuat anak bangsa terpuruk,”

cetusnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang

kemarin menerima perwakilan buruh berjanji segera merespons

tuntutan tersebut. Salah satunya dengan membentuk tim kecil dari

komisi IX untuk mengawal pembahasan omnibus law. ’’Tentu kami

sudah koordinasi. Saya minta pimpinan komisi IX dan baleg (badan

186
legislasi) membuat tim kecil untuk melakukan diskusi dan

berkoordinasi agar hambatan di omnibus law bisa diatasi,” kata Dasco.

Sesuai jadwal, draf omnibus law seharusnya dikirim ke DPR

kemarin. Namun, hingga sore, Dasco mengaku belum menerima draf

ataupun naskah akademik RUU cipta lapangan kerja. Presiden Joko

Widodo pernah menyampaikan bahwa pembahasan omnibus law

ditarget tuntas dalam seratus hari kerja. ”Informasi hari ini (kemarin,

Red) mau diantar ke DPR. Tapi belum ada,” ujar politikus Gerindra itu.

Pemerintah Terbuka

Pemerintah memastikan akan mendengar suara kelompok buruh

terkait dengan omnibus law cipta lapangan kerja. ”Kalau ada hal-hal

yang dianggap akan merugikan buruh dan sebagainya, disampaikan saja

dalam proses pembahasan di DPR,” kata Menko Polhukam Mohammad

Mahfud MD kemarin.

Menurut dia, pintu untuk para buruh masih terbuka selama

pembahasan berlangsung. Termasuk bila ada yang khawatir omnibus

law cipta lapangan kerja bakal merugikan buruh-buruh di tanah air.

”Disampaikan saja ke DPR nanti,” imbuhnya.

Pihaknya juga membuka diri jika para buruh ingin menitipkan

aspirasi terkait pembahasan omnibus law. Sebab, omnibus law cipta

lapangan kerja juga menjadi atensi Kemenko Polhukam.

Dalam pandangan Mahfud, omnibus law tidak merugikan buruh.

Namun, dia juga tidak menutup mata jika ada keberatan dari para

187
buruh. Selama demonstrasi berlangsung aman dan tertib, Mahfud tidak

mempersoalkan. ”Dan, yang penting paham masalahnya. Ini adalah

untuk mempermudah penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menekankan,

omnibus law cipta lapangan kerja bukan khusus investasi. Tujuan

dibikinnya omnibus law tersebut adalah membuka lapangan kerja untuk

masyarakat. ”Agar lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia itu

semakin terbuka lebar,” kata Mahfud.

Meski begitu, Mahfud tidak memungkiri bahwa untuk membuka

lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat, diperlukan kemudahan

izin investasi. Untuk itu, perizinan investasi dipermudah lewat omnibus

law tersebut. ”Dan investasi itu bukan hanya investasi asing. Investasi

dalam negeri pun selama ini sering terkendala perizinan karena

banyaknya peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih,”

jelasnya.

Dia menegaskan, omnibus law cipta lapangan kerja yang saat ini

ramai dibicarakan tidak menitikberatkan pada perizinan investasi. ”Jadi,

bukan investasinya yang ditekankan. Tetapi, penciptaan lapangan

kerjanya, yang selama ini agak terhambat oleh perizinan investasi,”

ujarnya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada kesempatan

sebelumnya menyatakan bahwa pihaknya terus menjalin komunikasi

dengan kelompok-kelompok buruh. Sejauh ini dialog sudah dilakukan

188
bersama 7 konfederasi dan 28 serikat buruh. ”Dan ini dialog berjalan

terus,” ungkapnya.

Dia mengeklaim, ada sejumlah misinformasi yang menciptakan

perbedaan persepsi. Terkait uang pesangon bagi korban pemutusan

hubungan kerja, misalnya, pihaknya membantah ada penghapusan. Dia

memastikan program jaminan kehilangan pekerjaan melalui BPJS

Ketenagakerjaan tidak menggantikan PHK pesangon. ”Jadi ini on top

daripada PHK pesangon,” tuturnya.

Akibat proses dari Jamsostek ke Badan Penyelenggara Jaminan

Kesehatan (BPJS), maka terjadi sebanyak 34.670 perusahaan di

Wilayah Jateng dan DIY belum mendaftarkan tenaga kerjanya untuk

ikut kepesertaan Badan Pengelola Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

(BPJS KT).

Berdasarkan data di BPJS KT Kantor Wilayah (Kanwil) Jateng dan

DIY, total ada 62.437 unit perusahaan yang berbadan hukum. "Dari

jumlah total itu ada 27.767 perusahaan yang sudah terdaftar BPJS TK.

Angka itu terdata hingga 30 September," kata Kepala Kanwil BPJS TK

Jateng dan DIY, Ahmad Hafiz, Jumat (9/10/2015).

Menurut dia, berbagai upaya pun dilakukan pihaknya agar

perusahaan cepat mendaftarkan tenaga kerjanya menjadi peserta BPJS

TK. Diantaranya bekerjasama dengan perbankan BNI, BRI, Mandiri,

dan Bukopin untuk menerima pendaftaran peserta sekaligus penyaluran

pendanaannya.

189
“Persyaratan untuk menjadi kepesertaan pun dipermudah dengan

pelayanan one day service. Selain itu, berbagai sosialisasi ke

perusahaan dan kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota pun

terus dilakukan,” jelasnya.

Hafiz menyatakan, BPJS ini merupakan mandat dari undang –

undang sehingga sifatnya wajib. Hal itu tak terkecuali bagi perusahaan

jasa – jasa konstruksi yang banyak memperkerjakan pekerja harian

lepas hingga borongan.

“kami sudah menyelenggarakan jaminan untuk jasa, konstruksi,

atau yang kami namakan jasa kontraksi (Jakon), Karena risiko yang

ditimbulkan untuk pekerja konstruksi sangat besar,” imbuhnya.

Hafiz menuturkan, proyek – proyek harus diikutsertakan dalam

jaminan social itu diantaranya proyek yang sumber dananya berasal dari

APBD, APBN, dana Internasional, maupun proyek – proyek itu wajib

dilindungi dengan program BPJS TK.

Program jaminan sosial bagi tenaga kerja pada sector jasa

konstruksi diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

KEP-196/MEN/1999. (mam).

Selain dari pada itu menjelang lebarang ternyata masih terjadi PHK

(Pemutusan Hubungan Kerja) pada puluhan buruh PT. Cipta Wijaya

Mandiri yang berada di Mranggen Demak. PHK yang dilakukan oleh

perusahaan industry pengolahan kayu yang beralamat di Jalan Raya

Semarang – Purwodadi KM. 16,5 Mranggen, Demak tersebut dilakukan

190
tanpa ada pesangon sehingga dari pihak perusahaan tidak ada itikad

baik.

Kecewa dengan PHK sepihak itu, sebanyak lima orang perwakilan

buruh mendatangi Kantor DPRD Demak, untuk menyampaikan

aspirasinya. Mereka mengadukan nasibnya kepada wakil rakyat yang

merasa di dzolimi oleh manajemen perusahaan industry pengolahan

kayu tersebut. Menurut juru bicara buruh, Jayadi, mengatakan tanpa

alasan yang jelas sebanyak 45 karyawan di putuskan kontrak kerjanya,

padahal rata – rata mereka sudah bekerja 3 sampai 17 tahun. “Kami, di

PHK, tapi tidak ada pesangon, seharusnya perusahaan harus sportif, jika

memang berani mem PHK kami ya seharusnay juga memberi

pesangon.” Ujar Jayadi, Ketua Korwil Jateng Serikat Buruh Sejahtera

Inodnesia (SBSI), Senin (27/6).

Ketika ada keputusan PHK, kata Jayadi, semestinya hak – hak

pekerja di berikan oleh Perusahaan, meskipun besarannya tidak sesuai

dengan pesangon normative, karyawan korban PHK bersedia

menerima, apalagi sebentar lagi lebaran.

“Pesangon itu sangat berarti, untuk lebaran nanti,” kata Jayadi.

Sementara itu, Marwan dari Komisi B DPRD Demak mempertanyakaan

keputusan PHK sepihak tersebut. “Hari ini kok masih ada PHK tanpa

pesangon, itu pelanggaran Undang – Undang, Pemkab harusnya

mengambil sikap terkait masalah ini” tegasnya.

191
BAB V

Rekontruksi Regulasi Perlindungan Hukum Hak Pekerja Pada Perusahaan


Rokok yang berbasis nilai Keadilan

A. Studi perbandingan di berbagai negara

Bahwa salah satu negara seperti negara Prancis Jerman Australia

China merupakan negara yang melindungi buruh atau pekerja sehingga

para pekerja akan sejahtera karena negara ikut dan bertanggung jawab

kepada rakyat sehingga undang – undangnya berlaku sehingga

perusahaan patuh pada pemerintah. Bila kita bandingkan dengan

Negara Indonesia pemerintahnya tidak berpihak pada pekerja oleh

karena itu sebagai contoh pekerja honorer di Indonesia sangat rendah.

Salah satunya adalah pemerintah tidak berpihak pada undang – undang

ketenaga kerjaan yang telah disepakati yakni undang – undang no 13

tahun 2003 tidak berjalan sesuai harapan pekerja dan buruh.

Atau setidaknya naik lebih dari enam kali lipat dari honor yang ia

terima saat ini yang hanya Rp. 250 ribu per bulannya, “Syukur

Alhamdulillah, kami merasa perjuangan dan pengabdian kami selama

ini di hargai,” ujar perempuan berjilbab itu.

Selama itu, para tenaga K2 mendapat honor yang jauh di bawah

UMK. Besaran tiap honorer K2 berbeda – beda, tergantung institusi

dimana mereka mengabdi.

Bupati Kudus, Musthofa, mengaku siap memperjuangkan nasib

para pegawai honorer kategori dua (K2) di Kudus. Saat ini, di Kota

192
Kretek terdapat 225 honorer K2, yang mayoritas merupakan tenaga

pendidik.

“Ini merupakan inisiatif kami dalam rangka menghargai dan

menghormati tenaga honorer yang telah mengabdi cukup lama.” Kata

Musthofa, selaku Bupati Kudus di hadapan 225 tenaga honorer K2.

Selain mendapat kenaikan gaji atau honor yang signifikan, para

honorer K2, juga akan mendapatkan jaminan kesehatan dan

ketenagakerjaan Menurut Musthofa pihak Pemkab akan memfasilitasi

dan mendaftarkan mereka melalui Badan Penyelenggaraan Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

“Sepanjang tidak melanggar aturan, kami juga akan

memperjuangkan mereka untuk mendapat gaji ke – 13, sebagaimana

para PNS,” janji dia.

Untuk merealisasikan hal tersebut, disampaikan ia mengusulkan

anggaran Rp. 6 miliar dalam Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) Perubahan 2016. Menurutnya, pembahasan APBD Perubahan

akan dimulai pada Maret.

Coordinator tenaga honorer K2 Kudus, Yuni Rokhayati, mengaku

pihaknya ikut ambil bagian dalam aksi demonstrasi di Jakarta, pada 9

Februari 2016 kemarin. Dalam aksi yang diikuti oleh perwakilan dari

K2 seluruh Indonesia itu, mereka menuntut diangkat menjadi Calon

Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

193
“Hanya, jawaban yang kami terima saat itu adalah persoalan K2

diserahkan ke daerah masing – masing,” tuturnya.

Lantaran itu, Yuni mengaku bersyukur Bupati Kudus, Musthofa,

peduli terhadap nasib ratusan K2 yang ada di Kudus. “Kami bersyukur

ada kepeduliaan dari Pemkab soal nasib kami,” ucap dia. (yan) yang

perhatian terhadap pekerja yang ada di Pemda Kudus

Ini Bisa Menjadi Contoh

BUPATI KUDUS, Musthofa, mengatakan, persoalan tenaga

honorer K2 menjadi isu nasional. Sementara ini, penanganannya

diserahkan kepada pemerintah di masing – masing daerah.

Menurut Musthofa, penanganan persoalan K2 di Kudus, pihaknya

ikut memberikan jalann keluar bagi pemerintah pusat, yang saat ini

menghadapi tuntutan pengangkatan CPNS dari ribuan tenaga honorer.

“Solusi ini menjadi role model (contoh) baik penanganan tenaga

honorer K2 secara nasional,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

(Disdikpora) Kudus, Joko Susilo, mengatakan dari 225 tenaga honorer

K2, 213 diantaranya adalah tenaga pendidik, yang tersebar di berbagai

sekolah di Kota Kretek. “Selebihnya adalah tenaga honorer kesehatan

dan lainnya,” ucap dia. (yan), sehingga salah satu tenaga kerja yang di

luar perusahaan juga ada perhatian, namun fakta di lapangan pekerja

atau buruh di perusahaan sangat kasihan karena belum tersentuh

194
Undang – Undang Ketenagakerjaan No. 13tahun 2003 belum bias

berjalan sesuai dengann harapan semua pihak, apalagi ada wacana dan

muncul omnibuslaw Undang – Undang Cipta Kerja, yang sangat

merugikan pekerjan atau buruh di Indonesia khususnya di perusahaan

Dinas Tenaga kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten

Kendal akan membahas besaran upah minimum kabupaten (UMK) dan

kebutuhan hidup layak pada Jumat (18/9) mendatang. Kemungkinan

besar, UMK Kendal pada 2019 mengalami kenaikan.

Kepala Disnakertrans Kabupaten Kendal, Dewi Diniwati, melalui

Kasi perumusan pengupahan dan Kesejahteraan tenaga Kabupaten

Kendal. Elvi Sahara, mengatakan indicator kenaikan UMK bakal

bertambah dari 60 butir menjadi 80 butir atau 85 butir Penetapan UMK

akan didasarkan atas rujukan indicator.

“Per item bisa meliputi tiga butir. Kebijakan ini merupakan

perintah dari Pemerintah Provinsi. Melihat kondisi sekarang, UMK

Kendal, pada 2019 bisa mengalami kenaikan signifikasi,” terangnya,

Selasa (15/9)

Saat ini, UMK Kendal menempati posisi empat se – Jawa Tengah

(Jateng). Dengan nominal Rp. 1.383.450, UMK Kendal di bawah Kota

Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupatan Demak.

“Dalam menentukan UMK, kami akan melibatkan pemerintah,

asosiasi pengusaha, serta serikat pekerja. Dewan pengupahan segera

merekomendasikan hasilnya kepada pj Bupati,” ungkapnya.

195
Belum Sepakat.

Senin (14/9) lalu, 35 pemerintah kabupaten / kota di Provinsi

Jateng mulai membahas besaran UMK 2016. Dimintai konfirmasi

terkait besarannya, sebagian besar daerah belum sepakat dan meminta

waktu untuk bermusyawarah lagi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan

(Disnakertransduk Jateng), di Semarang, Senin (14/9/2015), berharap

besaran UMK 2019 yang akan ditetapkan pada pertengahan November

2019 bisa 100 persen sesuai survey KHL di masing – masing daerah.

Menurutnya, selama ini banyak surveri KHL di daerah yang kurang

sinkron. Nominalnya berbeda, padahal menggunakan komponen serupa.

“Itu perlu dikritisi”, ucapnya.

Kepala dinas Provinsi pun meminta pemerintah Kabupaten / Kota

menyerahkan satu usulan besaran UMK yang sudah disepakati kepada

gubernur. Penyerahan usulan paling lambar 1 Oktober 2019 agar bisa

dibahas oleh dewan pengupahan di tingkat provinsi Jateng.

Disnakertransduk Jateng juga mendorong perusahaan supaya

menerapkan skala upah masing – masing. Dengan begitu, gaji buruh

yang masa kerjanya satu tahun dengan dua tahun ada perbedaan.

“Skala upah bertujuan mengurangi permasalahan terkait penetapan

besaran UMK di seluruh Kabupaten/Kota,” urai Kepla

Dinsosnakertrans.

196
Terpisah, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jateng, Joko Purnomo,

memprediksi, pembahasan UMK pada tahun ini akan berjalan alot,

khususnya terkait penurunan kondisi perekonomian dalam negeri.

“Pemerintahan harus melakukan pendekata, baik kepada pengusaha

maupun buruh yang diwakili Dewan Serikat akan tetapi dalam

perkembangan untuk mengejar kesejahteraan Indonesia yangs angat

update, maka Presiden Jokowi akan merencanakan draf tentang Cipta

Kerja atau peruabahan undang – undang no. 13 tahun 2003 yang seolah

– olah berpihak pada pengusaha dan merugikan para pekerja atau buruh

yang ada, oleh karena pekerja atau buruh selalu menolak dengan adanya

rancangan draf yang telah di sepakati Dewan Perwakilan Rakyat (DPR

RI ) menjadi omnibuslaw yang berpihak pada perusahaan walaupun

telah di tentang dan didemo besar – besaran yang di monitori para

aktifis sertikat buruh, meliputi Dewan Pimpinan Pusat, SBSI, SPSI)

dan. Pemerintah harus bisa menjadi mediator,” tandanya (ant / pow /

igy)

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal

memastikan Upah Minimum Kabupaten / Kota (UMK) Kabupaten

Kendal untuk 2019 adalah sebesar Rp. 1.639.600 kepastian tersebut

didapatkan usai keluarnya Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor

560 / 66 Tahun 2015 tentang upah minimum tahun 2019 tentang upah

minimum pada 35 Kabupaten / Kota di Provinsi Jateng tahun 2019.

UMK Kabupaten Kendal menempati posisi ketiga terbesar se – Jawa

197
Tengah, setelah kota Semarang beesar Rp. 1.909.000 dan Kabupaten

Demak Rp. 1.745.000

Kepala Disnakertrans Kendal Dewi Diniwati melalui Kasi

Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga Kerja, Elvi Sahara mengatakan,

SK Gubernur Jateng turun setelah melalui hasil rapat coordinator

dengan 35 Bupati / Wali Kota se – Jawa tengah pada awal November

lalu.

UMK baru wajib diberlakukan terhitung mulai 1 Januari 2020.

Sementara pada 2 Desember nanti kami akan melakukan sosialisasi

kepada masyarakat, yang meliputi tiga komponen yakni Pemkab

Kabupaten Kendal, Serikat Pekerja Kendal, Asosiasi Pengusaha

Indonesia Kendal,” ujarnya, Senin (23/11)

Upah minimum yang dimaksud merupakan upah bulanan terendah,

yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah tersebut

berlaku hanya bagi pekerja atau buruh dengan tingkat paling rendah,

yang masa kerjanya kurang dari satu tahun.

“Sedangkan untuk upah pekerja atau buruh dengan masa kerja satu

tahun atau lebih, ditetapkan sesuai kesepakatan antara pekerja dan

pengusaha secara bipartit,” ulasnya.

Elvi menambahkan, pengusaha yang tidak mampu memberlakukan

upah minimum bagi pekerjanya, dapat mengajukan penagguhan upah

minimum kepada Gubernur Jateng. Jangka waktu penangguhan sendiri

198
selambat – lambatnya sepuluh hari sebelum berlakunya keputusan

tersebut.

UMK kabupaten / kota di Jawa Tengah 2019 resmi ditetapkan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Pada Jumat (20/11) malam.

Dari 35 kabupaten/kota, UMK Kota Semarang ditetapkan sebagai yang

tertinggi, yakni Rp. 1.909.000. Sementera UMK yang terendah yakni

Kabupaten Banjarnegara Rp. 1.265.000

Keputusan Penentuan besaran UMK yang diteken Gubernur itu

diterbitkan pada 20 November dengan nomor surat keputusan nomor

560 / 66 / 2019. “Keputusan ini resmi berlaku pada 1 Januari 2019

mendatang,” kata Ganjar.

Besaran UMK di Jateng relative meningkat. Presentase

peningkatan antara Sembilan hingag 23 persen, dari besaran UMK

tahun lalu, penentuan besar upah beagian besar ditentukan dnegan

menggunakan peraturan gubernur (pergub) nomor 65 tahun 2014

tentang petunjuk teknis survey kebutuhan hidup layak (KHL).

Namun, khusus untuk tigas kabupaten menggunakan peraturan

pemerintah (PP) No. 78 / 2015 tentang Pengupahan. Selalu Gubernur

Jawa Tengah akan tetapi, pihak pengusaha sangat a lot antara

pemerintah dan dewan pengupahan yang selaku perwakilan buruk atau

pekerja.

Oleh karena itu pihak pemerintah seharusnya berpihak pada pekerja

atua buruh yang selaku dirugikan oleh perusahaan dengan adanya

199
undang – undang cipta kerja yang selalu di dorong oleh Presiden

Jokowi, padahal semestinya merugikan pekerja atau buruh namun

dengan gerakan dan upaya melalui Dewan Perwakilan Rakyat DPRD

Provinsi Jawa Tengah dengan segera, merubah dari Undang – Undang

No. 13 tahun 2003. Menjadi cipta kerja yang sudah di siapkan oleh draf

pemerintah tinggal mengajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI)

untuk segera di syahkan sebagai Undang – Undang.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah,

mendorong para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di

Kudus untuk mengurus sertifikat izin Pangan industry Rumah tangga

(PIRT) sebagai jaminan produknya aman di konsumsi, sehingga untuk

persiapan ketika di PHK.

“Kami yakin masih banyak pelaku usaha di bidang makanan dan

minuman yang belum mengantongi sertifikat PIRT.” Kata Kepala

Bidang Sumber Daya Kesehatan DKK Kudus, Jawa Tengah

Ia mengatakan pelaku UMKM yang mengantongi sertifikat

tersebut, tentunya dalam mengurus perizinan usahanya juga lebih

mudah karena sudah mengantongi sertifikat PIRT

Hingga kini, pelaku usaha yang mengurus sertifikat PIRT tercatat

sebanyak 822 pelaku usaha yang bergerak di bidang usaha makanan

dan minuman, setelah terjadi PHK

Sebelum mengurus seritifikat tersebut, para pelaku UMKM akan

mendapatkan pembinaan tentang cara produksi pangan yang baik

200
(CPPB) sehingga nantinya bisa memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan sertifikas PIRT, harus mempunyai embrio usaha

Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghasilkan pangan yang

bermutu, aman dikonsumsi, memberikan prinsip dasar produksi pangan

yang baik, serta mengarahkan industry rumah tangga agar memenuhi

berbagai syarat produksi yang baik.

Tujuan lainnya yakni mendorong pelaku usaha untuk memiliki

tempat produksi yang representatif dan bersih. “Kami ingatkan mereka,

lokasi produksinya juga harus jauh dari tempat pembuangan sampah

untuk memberikan jaminan produksi makanannya tidak terkontaminasi

sesuatu yang berbahaya,” ujarnya. Kepala Dinas Kesehatan.

Selain itu, lanjut dia, pekerja atau buruh juga harus selalu menjaga

kesehatan dan kebersihan serta saat bekerja harus memakai

perlengkapan kerja. Yang berstandar Nasional.

Hal itu bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa produk yang

dihasilkan aman dari berbagai pencemaran. “Mereka juga mendapatkan

penjelasan soal bahan bakunya, serta bahan tambahan makanan yang

diperbolehan,” ujarnya

Pada kesempatan tersebut, DKK Kudus juga mensosialisasikan

Undang – Undang Kesehatan Nomor 23 / 1992 dan UU Pangan Nomor

7 / 1996.

Ia menegaskan pelaku usaha yang tidak mematuhi peraturan

tersebut, bisa diancam pidana penjara dan atau denda sesuai

201
kesalahannya, ini salah satu solusi Pemerintah untuk mengatasi pekerja

atau buruh yang sewaktu – waktu terjadi gelombang Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK).

“Misal, karyawan yang sakit dibiarkan bekerja dan menularkan

penyakit diancam pidana penjaga empat tahun dan atau bisa di denda

Rp. 480 Juta,” ujarnya.

Ia menambahkan pelaku usaha yang mengurus PIRT juga akan

diinspeksi secara mendadak ke tempat usahanya, guna memastikan

mereka layak mendapatkan sertifikat tersebut.

Dalam peninjauan tersebut akan dilihat bangunannya, bahan baku

yang digunakan untuk membuat makanan atau minuman, tenaga

kerjanya, alur produksinya, tingkat keberhasilan tempat usaha serta

pembuangan limbahnya, ujarnya.

“Hal terpenting, bahan baku yang digunakan harus aman dan

kebersihan tempat produksinya sebagai syarat utama menciptajan

produk yang higienis,” ujarnya

Setelah mengantongi izin PIRT, DKK Kudus juga akan melakukan

pengawasan dan pembinaan di tingkat produksi di perusahaan maupun

di pasarannya.

Selain dari pada itu pekerja atau buruh di berikan sosialisasi dan

pengarahan dari pemerintah untuk beralih menjadi seorang pusaha

mikro kecil menengah (UMKM) yang anggaran nya diambil dari APBD

Daerah sehingga, dengan adanya persiapan gelombang Pemutusan

202
Hubungan Kerja, maka di persiapkan untuk berwirausaha karena

dengan adanya undang – undang cipta kerja atau omnibuslaw berjalan.

Akibat berlakunya undang – undang cipta kerja , maka banyak

buruh pekerja mengadu contoh seseorang bekerja empat tahun di

sebuah perusahana. Sampai sekarang belum diangkat, hanya kontraknya

terus diperpanjang. Dengar – dengar kalau sudah dua tahun harus

diangkat tetap, apakah benar? Dan tidak ditanggapi.

Status hubungan kerja berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2003

tentang ketenaga kerjaan ada dua, pekerja tetap dan pekerja tidak tetap.

Untuk pekerja tetap, mekanismenya bisa melalui masa percobaan paling

lama 3 bulan. Setelah melewati masa percobaan, maka pekerjaan

langsung diangkat sebagai pekerja tetap.

Sedangkan untuk pekerja tidak tetap dengan status perjanjian kerja

waktu tertentu (PKWT) dan pekerja harian lepas. Untuk PKWT ada

kontrak paling lama 2 tahun dan bisa diperpajang 1 tahun. Jadi, kontrak

yang sudah melebihi 3 tahun menyimpang dari Pasal 59 sampai dengan

62 UU No. 13/2003 jo permenaker no. 100/2004 tentang perjanjian

kerja waktu tertentu. Terima kasih (aqy)

Kementrian Ketenagakerjaan Ri Direktorat Jenderal Pembinaan

Pelatihan Dan ProduktivitasBalai Besar Pengembangan Latihan Kerja

Semarang Jl. Brigjen Sudiarto 118 Semarang, Telp. 024 – 6712680

menerangkan bahwa : Bagi para pengusaha / industri yang

203
membutuhkan karyawan / karyawati, silahkan hubungan kami :

BBPLK (Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja) Semarang, Jl.

Brigjend Sudiarto No. 118 Semarang

BBPLK Semarang telah meluluskan peserta pelatihan dalam berbagai

program berikut :

1. Adminsitrasi perkantoran

2. Akuntasi

3. Bahasa Inggris

4. Sekretaris

5. Graphic Designer

6. Operator Komputer

7. Menjahit

8. Operator Jahit

9. Otomatis Industri / PLC

10. Instalasi Penerangan

11. Sepeda Motor

12. Mobil Bensin

13. Mobil Diesel

14. Operator Mesin Produksi / CNC

15. Teknisi AC Ruangan

16. Chiller / AC Sentral

204
17. Audio Video

18. Teknisi HP

19. Mebelair

20. Drafter Autocad Bangunan

Mau Tanya kalau THR itu apakah besarannya 1 kali gaji. Jika

kantor memberikan upah dengan rincian gaji pokok Rp. 500 ribu per

bulan di tambah uang transport Rp. 21 rib per hari uang makan Rp. 15

ribu per hari, uang sewa motor Rp. 6 ribu per hari dan uang kerjainan

Rp. 250 ribu per bulan dengan total sebulani saya terima gaji Rp.

1.670.000, apakah gaji pokok saya Rp. 500 ribu atau total gaji

1.670.000 terima kasih. +6289603622102

JAWABAN :

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang

Tunjangan Hari Raua Keagamaan bagi Pekerja / Buruh di Perusahaan

(Permenaker 6/2016)

Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) adalah pendapatan nono

upah yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja / buruh

atau keluarganya menjelang Hari Raya Keagamaan. THR ini wajib

dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

Karyawan yang berhak mendapatkan THR.

205
Karyawan yang telah mempunyai masa kerja satu bulan.

Berdasarkan ketentuan Permenaker 6/2016 berhak mendapatkan THR

dengan perhitngan proposional.

Cara menghitung besaran THR yaitu :

a. Pekerja / buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) secara

terus menerus atau lebih, diberikan besaran 1 (satu) bulan upah

b. Pekerja / buruh yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan secara terus

menerus tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan diberikan secara

proporsional sesuai masa kerja dengan perhitungan :

Masa kerja x 1 (satu) bulan upah / 12

Upah 1 (satu) bulan yang dimaksud itu terdiri atas komponen upah :

a. Upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean wages), atau

b. Upah pokok termasuk tunjangan tetap (pow)

Kepada Disnakertrans Kota Semarang, apakah dibenarkan sebuah

pabrik garmen melakukan penambahan jam kerja dua jam tanpa

membayar. Terima kasih.

Jam kerja bagi para pekerja di sector swasta diatur dalam Undang

– Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Khususnya

pasal 77 sampai dengan pasal 85, pasal 77 ayat 1, UU No. 13 / 2003

mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja,

ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu :

7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk

6 hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam

206
kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Perusahaan

yang memperkerjakan pekerja / buruh selama waktu kerja lembur

berkewajiban membayar upah kerja lembur (Pasal 7 Peraturan Menteri

no. 102/MEN/VI/2004). Konsultasi selanjutnya silahkan datang ke

disnasker kota semarang (pow).

Kepala Dinas Tenaga Kerja ancam cabut izin usaha, sebagai

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimbau pada seluruh pengusaha

atau perusahaan di Jateng untuk segera membayarkan tunjangan hari

raya (THR) bagi karaywannya. Pembayaran maksimal H-7 lebaran.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi

Jateng.Wika Bintang merngatakan, bahwa pemberian THR merupakan

kewajian bagi perusahaan. Karena itu telah diatur melalui PP 78 tahun

2015 tentang pengupahan. Permenaker nomor 6 tahun 2016 tentang

THR. Serta surat edaran menaker nomor 3 tahun 2017 tentang THR.

“Saya berharap tahun ini zero pengaduan. Kalaupun kondisi

perusahaan sedang tidak baik maka bicarakan antara pengusaha dengan

karyawan. Kalau karyawan merasa dirugikan bisa mengadu ke kami,”

katanya Selasa (13/6)

Wika menegaskan, terdapat dua sanksi yang diberikan jika THR

tak diberikan, yakni jika pemberiannya terlambat atau melewati H-7

lebaran, perusahaan harus membayar denda 5 pesen dari nominal THR.

“Sejumlah 5 persen itu dikelola karyawan untuk

kesejahteraannya,” ujarnya

207
B. Nilai – Nilai Keadilan Dalam Rekontruksi Regulasi Perlindungan
Hukum Hak Pekerja Pada Perusahaan Rokok

Berdasarkan undang – undang No. 13 Tahun 2003 jika

perusahaan atau pengusaha tidak bersedia memberikan THR, ada sanksi

administrasi. Bahkan pihaknya mengancam rekomendasi lebih berat

berupa pencabutan izin, Akan tetapi perusahaan sebagian ada yang

mengabaikan atas perintah melalui peraturan yang berlaku di NKRI.

“Kalau dia (perusahaan red) tidak bersedia, sanksinya adalah

adminitrasi bisa sampai rekomedasi pencabutan izin.” Tegasnya

Kecuali, jika perusahaan itu keuangannya sedang tak baik boleh

mengajukan penagguhan. Itupun harus ada kesepakatan antara pihak

pengusaha dan karyawannya. “Kalau ada kesepakatan antara mereka

yakni pengusaha dan karyawan maka kita tidak bisa ikut campur,” ujar

Wika

Wika mengapresiasi sejumlah perusahaan yang telah mencairkan

THR, misalnya PT. Sinar Sosro dan PT. Perindustrian Bapak Djenggot

Kabupaten Semarang. “Kedua perusahaan itu sudah memberikan THR

karyawannya. Malahan PT. Perindustrian Bapak Djenggot memberikan

THR karyawan 125 persen dari gaji,” bebernya.

Anggota komisi E DPRD Jateng Sri Marnyuni mengatakan


perusahaan yang belum memberkan THR agar segera. Jika pemberian
dilakukan mendekat lebaran, harga berbagai kebutuhan sudah naik,
sehingga THR yang diterima karyawan tidak bisa menyejahterakan.
“Aturannya maksimal H – 7 tetapi kalau bisa jauh hari sebelum

itu,” kata politikus partai Amanat Nasional (PAN) itu.

208
Adapun, Direktur Umum dan Personalia PT. Damatex, Andi

Sanang Romawi, memastikan bakal THR 10 Hari menjelang (H-10)

Lebaran 2017. Selain PT Damatex, PT. Timatex dan Argo manunggal

textile juga sudah menyatakan kesiapannya. (had/dse)

Tujuh Perusahaan di Jateng Belum Bayar THR

SEMARANG TRIBUN – Tujuh perusahaan di Provinsi Jawa

Tengah belum member uang tunjangan hari raya kepada karyawannya

hingga H + 7 lebaran 2017.

“Dari Tujuh Perusahaan yang diadukan karena belum

membayarkan THR, lima diantaranya sudah ada kesepakatan akan

membayar secara bertahap dalam waktu dekat, sedangkan sisanya

belum,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah Wika Bintang di Semarang

seperti dikuti Antara, senin (3/7)

Ia mengungkapkan bahwa tiga dari tujuh perusahaan yang belum

melaksanakan kewajiban membayar THR itu merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang tekstil dan berada di Kota Surakarta serta

Semarang

Tiga perusahaan besar yang tidak disebutkan namanya itu, kata

dia, hanya memberi THR kepada karyawan tetap saja, sedangkan

karyawan yang memiliki masa kerja belum genap satu tahun, tidak

mendapat THR

209
“Sesuai aturan, seluruh karyawan, baik tetap atau kontrak, berhak

mendapatkan THR, untuk masa kerja dibawah satu tahun, bisa dihitung

secara proposional misanya yang baru bekerja tiga bulan, maka

hitungannya 12 bulan dibagi 3 dikali gaji satu bulan,” ujarnya.

Wika menegaskan, Disnakertans jateng akan terus memantau

pemberian THR dari ketujuh perusahaan yang terlambat melaksanakan

kewajibannya itu

“Kami akan terus memantau sampai THR diberikan oleh

perusahaan kepada karyawan secara penuh.” Katanya

Ia menjelaskan bahwa ketentuan pembayaran THR bagi pekerja

itu sesuai dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 78 Tahun 2015

tentang Pengupahan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 6/2016

tentang THR Keagamaan bagi buruh di perusahaan. Dan surat edaran

menaker RI No. 3/2017.

Menurut dia, jika ada perusahaan yang tidak membayarkan THR

sesuai dengan ketentuan, maka akan dikenai sanksi, dan jika

pembayaran THR di lakukan usai lebaran, maka dikenakan denda

sebesar 5 persen dari nominal THR yang menjadi hak pekerja.

Kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa

Tengah meminta Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi serta perusahaan

– perusahaan berbagai sector segera menyelesaikan permasalahan

terkait keterlambatan pembayaran THR Lebaran 2017 bagi para

pekerja.

210
“Mengacu pada peraturan pemerintah, semestinya masalah

pembayaran THR pada pekan ini sudah selesai,” kata anggota Komisi E

DPRD Jawa Tengah Soni Sumarsono.

Mengenal adanya puluhan perusahaan yang diadukan terkait

dengan pembayaran THR. Ia mengaku akan terus memantau

perkembangan penanganan yang dilakukan oleh Disnakertrans Jateng.

Ia juga mendesak kepada Dinaskertrans Jateng untuk proaktif

memantau di tiap daerah, termasuk menggiatkan sosialisasi adanya

posko pengaduan THR. (ant/aji)

Pengusaha Wajib Susun Skala Upah Pekerja / Buruh

Kadin sebut hanya mungkin diterapkan Perusahaan Besar

JAKARTA TRIBUN, kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker)

mewajibkan pelaku usaha menyusun struktur dan skala upah bagi

karyawannya. Penyusunan struktur dan skala upah dilakukan dengan

memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan dan

kompetensi masing – masing karyawan. Instruksi itu tertuang dalam

Peraturan Menteri tenaga kerja (Permenaker) No. 1 Tahun 2017 tentang

struktur dan Skala Upah. Yang efektif berlaku sejak 21 Maret 2017.

Pemerintah memberikan batas waktu hingga 23 Oktober 2017

bagi seluruh pengusaha yang beroperasi di Indonesia untuk segera

mungkin menjalankan instruksi tersebut. Bagi pengusaha yang lalai

akan mendapat sanksi administrative, mulai dari teguran tertulis hingga

pembekuan usaha.

211
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bidang

Pengolahan Makanan. Juan Permata Adoe mengatakan aturan tersebut

hanya mungkin diterapkan oleh perusahaan besar atau yang sudah

berstatus Terbuka (Tbk). Sedangkan, perusahaan skala menengah dan

kecil kemungkinan besar belum siap menerangkap aturan tersebut

lantaran banyaknya kendala.

“Permenaker itu seharusnya menetapkan rating setiap perusahaan

di Indonesia, seperti aturan di sektor perbankan yang sudah ada

ratingnya.” Ujar Juan, Minggu (6/8).

Ia menjelaskan, rating yang dimaksud adalah pengelompokkan

atau penggolongan perusahaan. Penggolongan perusahaan bisa

berdasarkan kapasitas, status, banyaknya investasi, dan sebagainya.

“Misal, rating yang ditetapkan. Seperti kelompok perusahaan

yang sudah TBk dan perusahaan yang belum Tbk. Bisa juga, kelompok

perusahaan yang investasinya di atas Rp. 100 Miliar dan yang

investasinya di bawah Rp. 100 miliar,” sambung Juan.

Tujuannya adalah untuk mempermudah sinkronisasi penerapan

Permenaker dengan aturan serupa dari Kementrian Perindustrian

(Kemenperin) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Juan

menyatakan kebijakan sesuai permenaker tersebut sebenarnya sudah

dilaksanakan oleh sebagian besar perusahaan Tbk.

“Tapi untuk perusahaan diluar itu pastinya sulit karena size

usahanya berbeda – beda.” Ucap dia.

212
Senada dengan Kadin, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia

(Apindo), Anton Junus Supit menyatakan sebagian besar anggota

Apindo, terutama perusahaan besar telah menerapkan Permenaker

nomor 1 tahun 2017.

“Tanpa diwajibkan pun, perusahaan besar itu sudah punya skala

dan struktur upah untuk karyawannya. Cuma, tiap perusahaan punya

skala upah yang berbeda pastinya, sesuai kapasitas perusahaan,” tutur

Anton.

Ia menjelaskan anggota Apindo memahami jika permenaker

tersebut atas mandate dari Undang – Undang (UU). Akan tetapi,

pembuatan UU atau aturan turunannya lebih baik jika

mempertimbangkan kondisi tiap perusahaan.

“Termasuk soal upah minimum, itu juga berlaku untuk semua

perusahaan tanpa mempertimbangkan kapasitasnya. Padahal tidak

semua perusahaan kapasitasnya sama,” kata Anton.

Ia menilai kebijakan yang dibuat pemerintah banyak yang

diberlakukan serentak tanpa melihat kondisi perusahaan. “Lalu semau

dipukul rata, wajib menerangkan aturan tapi tidak melihat kondisi.

Bagaimana dengan perusahaan kecil atau menengah?” papar Anton

Sulti diterapkan

Wakil ketua asosiasi pengusaha truk Indoesina (Aptrindo) bidang

Distribusi dan Logistik, Kyatmaja Lookman mengaku belum menerima

sosialisasi dari Permenaker tersebut. “Biasanya sosialisasi dilakukan

213
melalui Apindo atau kadin. Sebagai asosiasi di bawah Kadin, kami

belum mendapat tembusan soal sosialisasi ini,” katanya

Kyat menjelaskan apabila Permenaker tersebut wajib dijalankan,

para pengusaha truk, para pengsuaha truk, termasuk dirinya merasa

kesulitan menerapkan. Kendalanya, selama ini anggota Aptrindo,

sebagian besar menggunakan system borongan dalam merekrut pegawai

atau dengan system kemitraan.

“Biasanya di transportasi memang kebanyakan menggunakan

system borongan atau kemitraan. Jadi agak sulit menerapkan aturan

skala upah karena sistemnya berbeda,” jelasny. (KONTAN/Elizabeth

Adventa)

Konflik dilimpahkan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa

Tengah Oleh karena itu pemerintah harus berpihak pada pekerja atau

buruh yang ada di Indonesia , karena salah satu contoh bahwa Jawa

Tengah paling rendah upahnya di bandingkan dengan Provinsi lain

Meski sudah ada surat edaran tentang pemberian edaran, ternyata

masih ada perusahaan yang tidak mau memberikan Tunjangan Hari

Raya ( THR ) dengan upah satu bulan penuh tanpa ada potongan

dengan alasan keuangan tidak baik. Seperti yang dialami karyawan PT.

Gentong Gotri itu karena tidak menerima tunjangan hari raya (THR)

penuh.

Fitriyani (36) satu diantara karyawan mengaku. Dirinya tak terima

kalau hanya diberi THR sebesar 50 persen dari ketentuan. “Karyawan

214
saja sebelumnya tidak digaji selama 16 bulan. Masak THR mau

dikasihkan setengah,” ujarnya keapda Tribun Jateng, Senin (19/6/2017)

Dia mengaku, pihak karyawan dengan perusahaan telah dimediasi

oleh dinas ketenagakerjaan Kota Semarang.

“Saat mediasi, perusahaan mau menaikkan menjadi 55 persen,

namun kami tetap menolak. Dinaikkan lagi 60 persen, yang 50 persen

diberikan sebelum lembara. Yang 10 persen di berikan dua bulan

setelah lebaran, kami tetap tidak mau. Maunya kami THR penuh.”

Tandasnya.

Sementara Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia

(FSPMI) Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah,

Aulia Hakim menuntut pihak perusahaan memberikan THR penuh.

“Itu sesuai dengan UU no. 13 tahun 2013 tentang

ketenagakerjaan. PP Nomor 78 tahun 2015 dan Permenaker nomor 6

tahun 2016,” ujarnya.

Dirinya menuntut bagaimanapun caranya, perusahaan harus

sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan. “Kalau buruh yang

melanggar langsung di PHK. Tapi kalau perusahaan kok tidak ada

ketegasan. Asas keadilan harus ditegakkan.” Tanda dia.

Dia menuturkan, kalau perusahaan dalam kondisi pailit hak – hak

karyawan harus tetap terpenuhi “Kan masih punya asset. Itu bisa

dilelang demi peraturan,” katanya

215
Menanggapi hal itu, Budi Astuti Kabid Hubungan Industrial

Dinaker Kota Semarang mengaku pihaknya telah memediasi. Namun,

sampai saat ini masih belum ada titik temu antara perusahaan dengan

karyawan.

“Kami telah menerima alasan kenapa perusahaan tak bisa

memberikan THR penuh. Karena kondisi perusahaan sedang tidak baik

keuangannya,” kata dia

Lebih lanjut dia menerangkan, bahwa konflik ini telah

dilimpahkan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah.

“Karena perusahaan ini ada dua cabang. Satu di Kudus dan

satunya lagi di Semarang, yang di kudus ada sekitar 1200 karyawan dan

disemarang ada sekitar 300 karyawan. Maka dari itu kami limpahkan ke

provinsi.” Kata dia

Tindak Tegas

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang, Supriyadi meminta

Pemkot Semarang menindak tegas perusahaan yang tidak memenuhi

hak tunjangan hari raya (THR) kepada pekerjanya

Supriyadi mengatakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Disnakertrans) Kota Semarang sudah menginformasikan jika

perusahaan harus membayarkan THR kepada karyawannya paling

lambat H – 10 Lebaran. “Pembayaran THR kan setiap tahun. Artinya,

THR merupakan persoalan rutin yang sudah disiapkan antisipasinya.

216
Misalnya ada yang tidak membayar. Tentunya, perusahaan harus

menaati aturan yang sudah disepakati,” ujarnya, Senin (19/6)

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan

Pemkot Semarang selama ini mengacu pada aturan dari pusat mengenai

kewajiban perusahaan membayarkan THR (goz/gpe)

DPD RI Kunjungi Industri Rokok Kecil di Kudus

KUDUS TRIBUN – Ketua Kelompok Dewan Perwakilan Daerah

(DPD) di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR

RI) Bambang Sadono, berkunjung ke Lingkungan Industri kecil (LIK)

Kudus, di Desa Megawon, Kecamatan Jati, Kamis (28/7)

Bambang ingin mendengar keluh kesah para pelaku industry hasil

tembakau (IHT) skala kecil yang berada di kawasan tersebut. “Saya kita

ada sesuatu yang tidak fair, yang dilakukan pemerintah dalam

menangani sektor IHT. Terutama pabrik rokok skala kecil,” katanya

Menurut dia, regulasi yag dikeluarkan pemerintah terkait IHT,

masih banyak yang mengekor kepentingan kapitalisme global.

Sehingga, regulasi yang ada hanya berpihak kepada industry besar saja,

dan malah meminggirkan industry rokok skala kecil.

“Banyak IHT skala kecil mati karena terjepit berbagai regulasi

yang ada,” ucapnya.

Diantara regulasi yang dirasa memberatkan, sambung Bambang

adalah soal persyaratan luasan pabrik rokok, minimal 200 meter

217
persegi. Di samping itu, ketika beli pita cukai IHT skala kecil harus

secara tunai, sementara pabrikan skala besar justru bisa secara tempo.

“Kudus kan punya alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBHCHT) yang cukup besar, harusnya dana itu bisa dialokasikan

untuk penguatan modal IHT skala kecil,” ucap dia.

Seorang pelaku IHT skala kecil, Sutrisno, mengaku selama ini

usahanya sulit berkembang lantaran terjepit berbagai regulasi. Di

Samping itu, pihaknya juag mengeluhkan sulitnya mendapat pinjaman

modal dari perbankan.

“Batasan – Batasan yang ada dalam regulasi menyulitkan kami,

sehingga sulit berkembang.” Ucap pemilik pabrik rokok (PR) golongan

III Rajan Nabadim dengan merk rokok “Seroja”.

Berdasarkan data Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

Daerah (DPPKD) pada 2016 Kudus mendapat alokasi DBHCHT

sebesar Rp. 140,7 miliar. (yan)

218
C. Rekontruksi regulasi perlindungan hukum hak pekerja
pada perusahaan rokok yang berbasis nilai keadilan

Bedasarkan undang – undang NO. 11 Tahun 2020 tentang cipta

kerja yang sangat merugikan pekerja dan buruh dan menguntungkan

perusahaan kemudian muncul dengan adanya peraturan pengganti

undang – undang sangatlah tidak adil terhadap pekerja dan buruh di

Indonesia sehingga terjadi demo di mana – mana salah satunya di jawa

tengah seperti Ganjar Pranowo telah menetapkan Upah Minimun

Kabupaten / Kota (UMK). Mayoritas penetapannya menggunakan

formula Peraturan Gubernur (Pergub), hanya sebagian yang

menggunakan PP tentang Pengupahan banyak yang menolak.

Ganjar mengatakan, pihaknya melakukan penyesuaian angka yang

disetorkan oleh masing – masing Kabupaten dan Kota Ganjar juga telah

mengundang pihak buruh beserta para pengusaha serta para Bupati dan

Wali Kota, untuk membahas upah minimal kabupaten ( UMK )

pemerintah haruslah hadir dan membahas kenaikan upah sesuai

peraturan yang ada termasuk peraturan pemerintah no. 78 tahun 2015

“Pada teman – teman buruh sudah bicara, Apindo sudah bicara,

saya juga sudah berkali – kali bicara pada Bupati dan Wali Kota,”

katanya, sehingga pemerintah dalam hal ini yang mewakili dinas tenaga

kerja provinsi yang menjadi mediator antara serikat buruh, Apindo

saling satu pandangan.

219
Ganjar juga telah melakukan konsultasi dengan DPRD Jateng

sebelum memutuskan UMK. Menurutnya, hal ini sudah jadi tradisi di

Pemprov Jateng, karena dewan di rasa perlu mengetahui terlebih

dahulu.

Sementara jika nantinya ada pengusaha yang merasa keberatan atas

putusan tersebut, Ganjar tidak mempersoalkan.

CONTOH KASUS

BURUH PT. CIPTA WIJAYA MANDIRI

MENGADU KE DEWAN

DEMAK – Perwakilan buruh PT. Cipta Wijaya Mandiri di Jalan

Raya Semarang – Purwodadi Km 16,5 Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak, mengadu ke DPRD setempat, Senin (27/6). Mereka

merasa terzolimi karena bersama puluhan karyawan lain terkena

pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak. Jayadi, juru bicara,

menjelaskan, mereka diberhentikan tanpa pesangon.

Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Demak, Yudo Astiko

mengatakan, seharuskan persoalan PHK dan hak – hak pekerja di

selesaikan secara kekeluargaan antara karyawan dan perusahaan.

Apalagi, sesuai UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,

220
jelasnya, perusahaan harus memberikan hak setiap pekerja yang terkena

PHK. (put)

Sebagai Contoh Upah Minimum Kabupaten (UMK) Grobogan

2023 mendatang diusulkan naik 7,16 persen atau Rp. 135.537

memperoleh upah Rp. 1.894.032 maka pada 2023 akan menerima upah

sebesar Rp. 2.029.569.04

Dalam rapat pleno Dewan Pengupahan di aula Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Selasa (29/11) itu, menghasilkan tiga

alternative. Antara lain diusulkan naik 6,7 persen, 716 persen dan 7,53

persen. “Dari ketiganya, angka amannya di angka Rp. 2.029.568.04,

tengah – tengah,” ungkap Kepala Disnakertans Grobogan, Teguh

Harjokusumo

Sementara dalam kesepakatan tersebut, buruh mengusulkan

kenaikan UMK menjadi Rp. 2.250.000 sesuai KHL wilayah timur dan

barat. Namun demikian, kata Teguh, kepastian besaran upah itu nanti

akan diputuskan Bupati Grobogan Sri Sumarni. Angka yang dipilih

Bupati itulah nantinya diteruskan sebagai rekomendasi kepada

Gubernur Jateng.

Menurut Teguh, terpenting pihaknya telah memberikan fasilitas

kepada pengusaha serta serikat pekerja dalam penentuan angka

kenaikan UMK pada tahun depan. “Ini menjadi upaya pemerintah

melalui Disnakertrans, memberi fasilitas kepada Apindo (Asosiasi

Pengusha Indonesia) maupun SP (Serikat Pekerja),” paparnya.

221
Berjalan Alot

Penentuan UMK ini sempat berjalan alot, sebab, penentuan UMK

ini merujuk pada Permenaker Nomor 18 Tahun 2022. Sementara para

pengusaha menginginkan penentuan UMK berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021.

“Sedangkan teman – teman SP memiliki cara sendiri, yaitu

dengan melakukan survey kebutuhan hidup layak (KHL) di dua

kecamatan yaitu Wirosari dan Godong. Hasil survey tersebut menjadi

referensi usulan kenaikan upah,” ungkap mantan Asisten Pemerintahan

Setda Kabupaten Grobogan ini (bib-36). Oleh karena itu dalam

penyusunan draf kebutuhan hidup layak (KHL) haruslah berdasarkan

peraturan menteri tenaga kerja (permenaker) No. 18 Tahun 2022 dan

Peraturan Pemerintah (PP Np. 36 Tahun 2021) yang dapat dipadukan

dan di kambing hitamkan serta di musyawarahkan antar pengesahan

dan perwakilan buruh atau pekerja sedangkan pemerintah yang di

wakili Dina Tenaga Kerja bisa duduk bersama membahas kenaikan

upah minimal kabupaten secara transparan dan terbuka untuk

membahas dalam satu wadah atau tripatit tingkat kabupaten atau

dengan dawn pengupahan setempat.62

Akibat Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 belum bisa

terlaksana, munculah undang – undang no. 11 tahun 2020 atau UU cipta

kerja inkonstional sebagai contoh ratusan buruh tuntut kenaikan UMK

10 persen dari media JEPARA – ratusan buruh berunjuk rasa di depan


62
Surat Merdeka, 30 November Tahun 2022

222
kantor Bupati Jepara Jum’at (2/12). Mereka tetap menuntut kenaikan

upah minimum kabupaten (UMK) 2023 sebesar 10 persen atau menjadi

Rp. 2.319.243,42. Massa yang berdesak – desakan membuat pagar

utama kantor bupati ambruk. “Kami hanya minta UMK naik 10

persen,” ungkap salah satu orator Agus Priyanto.

Para buruh tidak terima dengan usulan dewan pengupahan yang

hanya menaikkan UMK 2023 sebesar 7,8 persen atau sekitar Rp.

164.00. usulan ini sudah dikirimkan kepada Gubernur Jawa Tengah

menjadi berita acara. Namun, para buruh meminta agar direvisi, “Kami

menuntut usulan dari berita acara tersebut direvisi,” Kata AGus

Para buruh mendesak agar pejabat (Pj) Bupati Jepara mengubah

rekomendasi dalam berita acara itu hari ini juga. Para buruh tidak

terima jika dalam berita acara rapat pleno Kamis (2/12) memuat usulan

dewan pengupahan dan tuntutan buruh. “Karena usulan haru satu,”

unkapnya.

Rapat Pleno Massa aksi kemudian ditemui Kepala Dinas Koperasi, UKM

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Jepara, Samiadji. Ia

menyatakan, berita acara sudah dikirmkan ke Gubernur Jawa Tengah setelah rapat

pleno selesai. “Kami sesuai regulasi, kami gunakan permenaker nomor 18 tahun

2022. Berita acaranya pun sudah kami kirim,” jelasnya di depan para buruh.

Dalam berita acara itu, lanjut Samiadji, Dewan Pengupahan Jepara

mengusulkan dua angka kepada gubernur. Yaitu hasil perhitungan Dewan

Pengupahan sebesar 7,8 persen. Tak hanya itu, dalam berita acara itu juga

223
dicantumkan usulan dari serikat buruh kenaikan UMK 2023 sebesar 10 persen.

“Kami sudah cantumkan angak 10 persen, urusan mana yang akan keluar, itu

sepenuhnya kewenangan gubernur,” tegasnya. Oleh karena itu dalam menentukan

upah minimal kabupaten (UMK) Kabupaten Kudus harus clear dalam rapat pleno

antara perwakilan pengusaha yang dipercayakan, asosiasi pengusaha Indonesia

(APINDO) dan perwakilan dari serikat pekerja atau serikat buruh, gabungan dari

serikat buruh serikat sejahtera Indonesia (SBSI) atau dari serikat pekerja seluruh

Indonesia (SPSI) yang ada di masing – masing kabupaten setempat sedangkan

perwakilan dari pemerintah dalam hal ini kepala dinas tenaga kerja sebagai

mediasi dan menerima dan menampung usulan dari dewan pengupahan

kabupaten. Apabila sudah ada kesepakatan atau yang disebut tripatit baru Bupati

setempat merekomendasikan kepada gubernur kemudian gubernur membahas

dengan dewan pengupahan propinsi kemudian gubernur yang menentuan hasil tri

patit tingkat provinsi dan muncullah surat keputusan gubernur tentang upah

minimal propinsi (UMP) masing – masing kabupaten.63

BAB VI

63
Ibid

224
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasn dan penelitian yang berkaitan dengan judul

disertasi oleh Penulis, maka secara fakta terdapat kesimpulan sebagai

berikut :

1. Perlindungan Hukum Terhadap Kesejahteraan Pekerja yang di

PerusahaanRokok Paku Bumi Kudus, sehingga merupakan proses

untuk meningkatkan Kesejahteraan para pekerja atau buruh,

yangberdasarakan Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan. Pasal 156, Belum bila terlaksana dengan huruf a dan

b masa kerja 1 satu tahun atau kurang 1 satu tahun tidak akan di bayar

1 bulan upah, mengupayakan bahwa perusahaan Pabrik Rokok Paku

Bumi Kudus, bisa mensejahterakan pekerja atau buruh, serta

melaksanakan perundang – undangan yang berlaku di NKRI. Sehingga

perusahaan rokok mengeksploitasi buruh tidak bisa mencapai Upah

Minimal Kabupaten (UMK) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,

2. Rekonstruksi regulasi adalah kewenangan perusahan dan APINDO dan

Dewan Pengipahan, pemerintah terbukti dalam penangguhan upah

tidak dilaksanakan bila tidak mampu bayar sesuai keputusan gubernur.

3. Kelemahan - kelemahan regulasi kewenangan ada di pemerintah yaitu

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sehingga perusahaan tidak ada

pengawasan dari pemerintah oleh karena itu PPNS pula di tambah dan

di kembalikan di tingkat kabupaten masing – masing

225
B. SARAN

- Dalam rangka melakukan penemuan hukum ketenagakerjaan No.

13 tahun 2003 tentang Undang – Undang Cipta Kerja, hakim harus

menggunakan metode penafsiran terhadap undang-undang seperti

penafsiran menurut bahasa, penafsiran secara historis, penafsiran

secara sistematis, penafsiran secara teologis/sosiologis, penafsiran

secara autentik, penafsiran secara ektensif, penafsiran secara

restriktif, penafsiran secara analogi, serta juga penafsiran secara

argumentus a contrario.

- Pada suatu tataran teoritis, untuk dapat dilakukan upaya

pembangunan hukum ketenagakerjaan Indonesia melalui mediasi,

maka perlu dilakukan inventarisasi pemerintah yang aktif yang

memenuhi unsur yurisprudensi yang dilaksanakan secara bersama-

sama oleh Serikat / Apindo. Hal itu dilakukan sehingga kepastian

hukum dan usaha regulasi hukum dapat terselenggara pula melalui

badan-badan peradilan seperti serikat pekerja atau serikat buruh,

dewan pengupahan, pemerintahan.

C. IMPLIKASI KAJIAN DISERTASI

1. SECARA TEORITIS

226
- Untuk meyakinkan Pemerintah dan Perusahaan serta buruh

maka diadakan musyawarah atau mediasi tripartite terdiri dari :

1. Pemerintah (Dinas Tenaga Kerja)

2. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)

3. Serikat Pekerja / Serikat Buruh yang ada di Perusahaan yang

sudah tercatat di Dinas Tenaga Kerja

2. SECARA PRAKTIS

Kelemahan – Kelemahan regulasi saat ini tentang kesejahteraan buruh

atau pekerja dan putusan hubungan kerja (PHK) tidak bisa terlaksana

apalagi munculnya Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang

Cipta Kerja sehingga dipatahkan lagi dengan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang – Undang (PERPU) No. 2 tahun 2022. Maka buruh

dan pekerja sangat lemah. Dasar hukumnya :

1. Pasal 80 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003

2. Pasal 81 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003

3. Pasal 83 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003

4. Pasal 40 Undang – Undang No. 11 Tahun 2020

5. Undang – Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

(Omnibus law)

6. Undang – Undang No. 2 Tahun 2000 tentang Kebebasan Berserikat

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

227
I. IDENTITAS DIRI

Nama : J A Y A D I ,S.Ag.MH

Tempat / Tanggal Lahir : KUDUS, 12 Oktober 1969

Jenis Kelamin : LAKI – LAKI

Agama : ISLAM

Status : MENIKAH

Alamat : DESA GULANG RT. 02 RW. 06

KEC. MEJOBO KABUPATEN KUDUS

Pendidikan : PASCA SARJANA UNISSULA

II. RIWAYAT PENDIDIKAN :

a. SD N 2 GULANG MEJOBO KUDUS

b. SMP N NEGERI 4 JATI KUDUS

c. MAN 1 PURWODADI

d. PONDOK PESANTREN KUDUS

e. IAIN WALISONGO SEMARANG

f. S2 UNISSULA SEMARANG

III. PENGALAMAN KERJA

228
a. GURU PAI AL MA’RUF KUDUS JAWA TENGAH TAHUN

1992 s/d 2013

b. DOSEN WIDYA BUANA SEMARANG 2019 s/d SEKARANG

c. KETUA LEMBAGA BANTUAN HUKUM, SERIKAT BURUH

SEJAHTERA INDONESIA JAWA TENGAH (LBH SBSI JAWA

TENGAH)

d. KETUA KORWIL SBSI JAWA TENGAH

Kudus, Desember 2022

Hormat Saya

JAYADI, S.Ag.MH

DAFTAR PUSTAKA

229
A. Buku – Buku

Asri Wijayanti, 2004, Kendali Alokasi Sebagai Bentuk Perlindungan

Hukum bagi Tenaga Kerja Indonesia Yustika.

Q.S Al Qoshoh : 77 Depertemen Agama RI, Al – Qur’an.

Q.S Al Baqaroh, 152 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan

Terjemahnya, Semarang, Taha Putra 1989

Juniarsih Ridwan, Achmad Sadik Sudrajat, Hukum Administtasi

Negara dan Kebijakan Pelayanan Publik, Nuansa Bandung, 2009 Hlm. 75

Esmi Warasih, 2005 Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,

Semarang, Suryandaru Utama.

GBHN, Surakarta : PT. Pabena, 1993

Imam Soepomo, Hukum Perburuan Bidang Kesehatan Kerja,

Pradnya Paramita, Jakarta, 1975

Koesnadi Hardjasoemantri, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Edisi 8

Cet. 18, Yogyakarta UGM Press, Edisi 8 Cet 18.

Laica Marzuki, Berjalan – Jalan di Ranah Hukum, Penerbit. Sekjen

Kepaniteraan NKRI, Tahun 2006, Hal. 39

Markus S. Sidauruk, Krisis Ekonomi, Jakarta, Bumi Intitama

Sejahtera.

Musa Asyaril, 2010, Filsafat Hukum, Sunah Nabi Berfikir,

Yogyakarta.

M. Dawam Rahardjo, 1999 Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi,

Jakarta, Lembaga Studi Agama dan Filsafat.

230
Reksan Silaban, 2011, Bersatu atau Hilang Cet. 1

R. Fitriana, 2010, Pemerintah diminta Ratifikasi MLc, Bisnis

Indonesia.

Ronny Hamitijo Sumitro, 1982, Metodologi Penelitian Hukum,

Jakarta, Ghalia Indonesia.

Satjipto Rahatjo, 2000, Ilmu Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Sarjono Soekanto, Teori SOsiologi Tentang Pribadi Masyarakat,

Jakarta : Ghalia Indonesia, 1982

Suroso Imam Jadjuli, Prinsip – Prinsip Indonesia, 1997.

Syed Nawab Haodes Etika dan Ilmu Ekonomi, Bandung, Terjemah

Asep Hikmat Cet. 1.5

Winardi, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Bandung Tarsito, 1987

W.J.S Paeraderminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat

Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Cet. 3 Tahun 2013.

Winarno Budi, Kebijakan Publik Teori atau Proses Buku Kita,

Jakarta, Tahun 2013. Hlm. 119 – 123.

B. Peraturan Perundang - Undangan

Pemenaker No. 8 Tahun 2022

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2021

Undang – Undang Dasar NRI Tahun 1945.

Undang – Undang RI Nomor 12 Tahun 1964 Tentang Perburuhan

Undang – Undang Dasar 1945 dan Amandemen, Sulo : Giri Ilmu 2009,

Hal. 2

231
Undang – Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib lapor Ketenagakerjaan

Undang – Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.

Undang – Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (PKPKS).

Undang – Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Kebebasan Berserikat.

Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang – Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN).

Undang – Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian perselisihan

Hubungan Industrial (PPHI)

Undang – Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS).

Undang – Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian perselisihan

Hubungan Industrial (PPHI)

C. Makalah Dan Jurnal

- Penentuan Standart Kebutuhan Hidup Layak (KHL), Tabloid Simpang

Newst

- Pembahasan Kenaikan Upah 2016, Tribun Jateng, Hal. 10

- Kesejahteraan Buruh, antara Realita dan Idealita, Seminar

Pemburuhan di DPRD Kudus.

D. Internet

www.google.com/m?q diakses pada tanggal Desember 2022

232
E. WAWANCARA

1. Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja Bp. Drs. H.

Muhammad Yasin, M.Pd

2. Pekerja atau buruh yang ahli di bidang produk rokok Bp. Kawandi

3. Wawancara kepada Direktur Perushaan Rokok Bp. Rusdi

233

Anda mungkin juga menyukai