NIM : 190674201064
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
hidup saya menjadi begitu mudah dan lancar ketika kita memiliki orang
tua yang lebih memahami saya dari pada saya yang memahami sendiri.
Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna. Tak ada yang
bisa saya berikan selain seuntai do’a yang tulus dari hati semoga kedua
Allahumma Aamiin.
sayangi
sejauh ini penulis dapat mampu belajar dan menelah yang sifatnya
ii
4. Merampungkan skripsi jelas bukanlah momen mudah yang harus
semuanya.
Aamiin.
Isro Silaratubun
NIM. 190674201064
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
2022
Oleh :
Mengetahui
iv
PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
v
PERNYATAAN
ORISINALITAS SKRIPSI
NIM : 190674201064
Isro Silaratubun
NIM. 74291993
vi
RIWAYAT HIDUP
A. KETERANGAN DIRI :
1. Nama : Isro Silaratubun
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Danar Ternate, 18-10-2001
3. NIM : 190674201064
4. Jurusan : Ilmu Hukum
5. Jenis Kelamin : Laki-Laki
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
8. Alamat : Desa Danar Ternate Kecamatan Kei
Kecil Timur Selatan Kab.
MalukuTenggara
9. Riwayat Pendidikan : SDK Ohoiseb, SMPN 5 Danar, SMA
Raudah Danar
10. Riwayat Organisasi :-
- Pernah Menjabat sebagai Ketua PLT BEM STIH Muhammad Thaha
Tual ,
- Ketua Umum Kumunitas Mahasiswa Pelajar Kreatif,
- Sekartaris Umum HMI Komisariat STIE Umel Tual,
- Kader MATAN Tual
- Kader di Gp. Ansor Kota Tual
Isro Silaratubun
NIM. 74291993
vii
KATA PENGANTAR
Puji sanjung dan rasa syukur hanya milik Allah Azza waa Jalla, yang
telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga
Proposal Penelitian dengan judul “Analisis Yuridis Keberlansungan
Hukum Adat Dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Tahun 2022”, ini pada akhirnya dapat penulis selesaikan dengan baik dan
lancar. Proposal Penelitian ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat-syarat tugas akhir guna meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Doktor Husni Ingratubun Tual.
Sungguh suatu yang tidak bisa disangkal bahwasanya Allah Azza waa
Jalla, selalu mendampingi dan memberikan kekuatan yang luar biasa
kepada penulis, sehingga tanpa anugerah dan bimbingan-Nya akan
mustahil Proposal Penelitian ini bisa terwujud sedemikian rupa. Demikian
halnya dengan berbagai pihak yang dengan sangat tulus hati dan terbuka
membantu, baik materiil, moril maupun immateriil dalam proses
penyelesaian penulisan Proposal Penelitian ini. Untuk itu, dengan
kerendahan hati dan rasa hormat penulis sampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas partisipasi yang sangat besar kepada
penulis.
Pada kesempatan ini, penulis tak lupa menyampaikan rasa hormat dan
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. M. H. Ingratubun, S.E., S.H., M.M., M.H., selaku Ketua Umum
Yayasan Muhammad Thaha.
2. Dr. B. S. Ingratubun, S.E., S.H., M.M., M.H., selaku Rektor Universitas
Doktor Husni Ingratubun Tual.
3. Ikram Mubarak Djodding, S.E., M.Si., selaku Wakil Rektor I Universitas
Doktor Husni Ingratubun Tual.
4. George P. Ohoiledwarin, S.Sos., S.E., M.Si., Selaku Wakil Rektor II
Universitas Doktor Husni Ingratubun Tual.
5. Junaidi Abdullah Ingratubun, S.H., M.H., M.Kn., selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Doktor Husni Ingratubun Tual, sekaligus sebagai
Pembimbing II yang selama ini selalu memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis
viii
6. Abdul Said Difinubun, S.HI., M.H., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Doktor Husni Ingratubun Tual
7. Atmanur Hajar Wagiman, S.H., M.H., selaku Ketua Program Studi
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Doktor Husni Ingratubun
Tual.
8. Hindarto Ingsaputra, S.H., M.H., selaku Pembimbing I yang selama ini
selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
9. Kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Doktor Husni
Ingratubun Tual, yang selama ini telah memberikan bimbingan dan
arahan untuk mendalami Ilmu Hukum.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka
yang ditinjau, penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih
banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut agar benar-
benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran agar Proposal Penelitian ini lebih sempurna serta sebagai
masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa
yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap Proposal Penelitian ini memberikan
manfaat bagi kita semua, terutama untuk pengembangan ilmu hukum di
masa yang akan datang
Isro Silaratubun
NIM. 190674201064
ix
ABSTRAK
Deskripstif Analitis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ....................................................................................
Motto dan Persembahan........................................................ ii
Halaman Persetujuan ............................................................ Iv
Persetujuan Ujian Skripsi...................................................... V
Pernyataan Orisionalitas Skripsi........................................... vi
Riwayat Hidup ........................................................................ vii
Kata Pengantar....................................................................... Viii
Abstrak.................................................................................... x
Daftar Isi ................................................................................. xi
Daftar Gambar Teks............................................................... xi
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
1.2. Batasan Masalah .......................................................... 10
1.3. Rumusan Masalah ........................................................ 10
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................... 10
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................ 11
Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 . Landasan Teori
2.1.1. Teori Penegakan Hukum....................................... 13
2.1.2. Teori Kepastian..................................................... 18
2.1.3. Teori Analisis Yuridis............................................. 16
2.1.4. Teori Adat.............................................................. 23
2.1.5. Teori Hukum Adat.................................................. 22
2.1.6. Teori Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Tahun 2022............................................... 35
2.2. Penelitian Terdahulu...................................................... 38
xi
2.4. Hipotesis................................................................................ 43
xii
i
i
DAFTAR GAMBAR TEKS
Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri dari berbagai suku, agama, budaya yang ialah satu kesatuan
budayannya masing-masing.
2
Beberapa ketetapan sebagaimana tertuang dalam Undang-
Disamping itu, salah satu ketetapan yang juga menjadi pro kontra
(aturan adat). Gagasan ini secara implisit mengacu pada Tertib Adat
Konsepsi ini telah menjadi topik pada sebagian kegiatan ilmia yang
3
Undang-undang Pidana Nasional bahwa kajian ini disebut sebagai
4
keadilan yang diharapkan dan diidam-idamkan. Penyelesaian lewat
tertib adat, karenanya mesti diistilahkan lebih luas dari istilah belanda
melanggar.
elemen tata tertib yang hidup dalam masyarakat (tata tertib adat)
dasar penuntutan
6
4. Pengenaan kewajiban ganti rugi;
3 suda semenjak lama di ketahui sebab itu ialah konsep KUHP yang
7
bersifat semu, secara yuridis yang menetukan akan eksistensi
hukum adat.
undang pidana nasional juga bisa kita lihat dari beberapa model
8
Negeri) dengan dakwaan yang sama melanggar undang-undang
undang adat diberi hukuman adat serta pelaku yang sudah diberi
9
1.2. Batasan Masalah
Dalam penulisan penulis menggunakan batasan masalah yang
sebagai berikut:
10
1.4.1. Tujuan Objektif
Indonesia
R-KUHP
Ingratubun Tual
dalam R-KUHP
11
2.1.8. Manfaat Praktis
dalam R-KUHP
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
manajerial) dan kegiatan hukum yang menggabungkan kasus-
1988 : 32). Dalam hal ini penegakan hukum diartikan sebagai suatu
Dalam hal ini keinginan hukum yang dimaksud ialah hal-hal yang
14
diusahakan untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian hukum
sanksi-sanksi.
15
Sudikno Mertokusumo (1986: 187), mengemukakan
16
memperoleh kepastian, ketertiban dan asuransi halal yang berpusat
harmonis.
faktor luar. berasal dari faktor non-teknis. (Siti Sundari, 2005 : 45).
17
tertentu, hukum juga harus pasti. Selain itu juga dapat dilihat
Achmad Ali (2010 : 288), terdapat tiga ide dasar hukum yang mana
oleh banyak pakar teori hukum dan filsafat hukum diartikan sebagai
18
a. Bahwa hukum itu positif, yang artinya hukum itu adalah
kesopanan.
dilakukan.
19
bahwa satu-satunya tujuannya adalah kepastian daripada keadilan
dicapai, dan ketiga aspek ini harus mendapat perhatian yang sama.
ketidakadilan.
Orang tidak akan tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang
dikatakan hukum boleh atau tidak boleh jika tidak ada kepastian
baik dan jelas dalam suatu Undang-Undang dan akan jelas pula
penerapannya.
20
Dengan demikian, kepastian yang sah menyiratkan bahwa hukum
dan keadaan.
Teori Adat
Jika kita berbicara tentang adat dan hukum adat, ini merupakan
keterkaitan antara satu sama yang lain tetapi jika di kaji lebih dalam
maka dari itu penulis ingin membahas lebih dulu tentang yang di
22
Menurut Jalaludi Tunsam, yang dalam tulisannya pada tahun
merupakan bentuk jamak dari “adah” yang memiliki arti cara atau
lain dalam rentan waktu yang cukup lama. (Moh. Mujibur Rohman,
Amelia., 2022:2)
akui dan di hargai akan tetapi juga di taati. Adat istiadat mempunyai
23
mengikat tergantung pada masyarakat yang mendukung adat
keadilan.
tampak bahwa ciri utama hukum adat terletak pada adanya sanksi
oleh manusia.
25
keadilan dan kesejatraan masyarakat dan bersifat kekeluargaan.
(Marco Manarisip, 2012:25)
Hukum adat menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam (Dr.Siska Lis
Sulistiani, 2021:21). Aturan tidak tertulis hidup dalam kelompok
masyarakat asli suatu daerah dan akan terus hidup selama
daerah setempat benar-benar memenuhi standar peraturan yang
telah diwariskan kepada mereka dari nenek moyang sebelum
mereka.
Adapun beberapa pengertian hukum adat menurut parah ahli lainnya
yang sangat beragam, di antaranya sebagai berikut.
1. Menurut soepomo:
Karena mencerminkan perasaan masyarakat yang sebenarnya sesuai
dengan kodratnya, maka hukum adat merupakan hukum yang
hidup. Hukum adat terus menerus tumbuh dan berkembang
seperti masyarakatnya sendiri.
2. Menurut cornelis van Vallenhoven:
Hukum adat adalah himpunan peraturan tentang perilaku yang berlaku
bagi orang pribumi dan timur asing pada satu pihak, mempunyai
sanksi, di anggap patut, dan mengikat para anggota
masyarakatnya yang bersifat hukum, oleh karena kesadaran
keadilan umum, bahwa aturan-aturan atau peraturan itu harus di
pertahankan oleh parah petugas hukum dan petugas masyarakat
dengan upaya pemaksa atau ancaman hukuman (sanksi)
3. Menurut Soerjono Soekanto:
Peraturan baku pada dasarnya adalah peraturan baku, kecenderungan-
kecenderungan signifikansi yang mempunyai akibat yang halal
(sein-sollen). Berbeda dengan kebiasaan belaka, kebiasan yang
merupakan hukum adat adalah perbuatan-perbuatan yang di
ulang-ulang dalam bentuk yang sama yang menuju pada
rechtsvardigordening der samenlebing yang artinya organisasi
masyarakat yang sah.
Adapun hukum adat menurut soekanto bahwa hukum adat hakikatnya
merupakan hukum kebiasaan yang mempunyai akibat hukum
atau sanksi (das sein das sollen. Artinya hukum adat merupakan
hukum adat itu merupakan keseluruhan adat yang tidak tertulis
dan hidup dalam masyarakat berupa kesusilahan, kebiasaan dan
kelaziman,yang mempunyai akibat hukum atau sanksi.
(Marhaeni Ria Siombo dan Henny Wiludjeng, 2020:5)
Manfaat praktis dalam praktik peradilan adalah hukum adat dapat
dipergunakan untuk memutus perkara yang terjadi antara warga
26
masyarakat yang tunduk pada hukum adat. Penyelesaian
perkara akan sederhana jika di lakukan menurut hukum adat
sesuai dengan corak/sifatnya yang masi mengedepankan
kepentingan bersama secara kekeluargaan berdasarkan
musyawara mufakat, dengan menggunakan mediator para
fungsionaris adat di wilayah itu, (ketua adat, kepala desa di
wilayahnya). (Marhaeni Ria Siombo dan Heny Wiludjeng,
2020:10)
Dalam tulisannya sejalan dengan unsur-unsur pendekatan Keadilan
Restoratif (Restorative Justice) untuk mencapai rasa keadilan
dalam masyarakat yang mengedepakan musyawarah dengan
melibatkan kedua belah pihak.
Adapun dalam perkembangannya Beberapa hal yang perlu di ketahui
dalam hukum adat itu sendiri yakni sebagai berikut;
a. Ciri-ciri hukum adat;
Prof. Koesnoe memberikan pengertian ciri-ciri dalam hal ini di artikan
sebagai tanda-tanda dari sesuatu yang memberikan petunjuk
yang berlainan dari sesuatu yang lain. Sebagaimana yang di
kemukakan oleh Prof. Koesnoe dalam perkembangan adat
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
1. Sebagian besar hukum adat tidak tertulis.
2. Standar peraturan standar tertuang dalam himbauan yang memuat
standar kehidupan di mata masyarakat.
3. Standar digambarkan sebagai aksioma, pilihan, bagian, cerita, anekdot.
4. Kepala standar selalu diizinkan untuk menengahi dalam segala hal.
5. Faktor-faktor dari segala kepercayaan atau agama sering tidak dapat di
pisahkan karena erat terjalin dengan segi hukum dalam arti yang
sempit.
6. Sulit membedakan faktor kepentingan diri sendiri dari faktor
kepentingan pribadi.
7. Rasa harga diri setiap anggota masyarakat menjadi landasan utama
ketaatan dalam menjalankannya.
b. Dasar berlakunya hukum adat;
Regulasi standar sebagian besar tidak tertulis atau tidak tertulis, yaitu
standar kompleks yang dimulai dari perasaan individu tentang
kesetaraan yang terus-menerus diciptakan, mencakup aturan
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari, secara konsisten
dianggap mengingat fakta bahwa mereka memiliki hasil yang sah
atau dukungan.
27
Dari definisi yang di kemukakan dapat di simpulkan bahwa hukum adat
merupakan bentuk hukum tidak tertulis atau tidak di kodifikasikan
dan mempunyai sanksi bagi mereka yang melanggar. Dan di
terapkan dalam kehidupan masyarakat pada masing-masing
daerah yang memiliki hukum adatnya masing-masing.
Bentuk hukum adat adalah sebagian besar adalah tidak tertulis padahal
berlakunya asas legalitas menyatakan secara jelas bahwa tidak
ada hukum selain yang di tuliskan dalam hukum (Marco
Manarisip, 2012:25)
Sebagimna yang di kemukakan oleh Jeschek dan weigend dalam
(Wikipedia, asas legalitas) bahwa terdapat beberapa makna
salah satunya yang terkandung dalam asas legalitas di
antaranya:
1. Ketuntuan pidana harus tertulis dan tidak boleh di pidana
berdasarkan hukum kebiasaan (nullum crimen nulla poena sine
lege scripta);
29
2. Dasar sosiologis
Secara empiris berlakunya hukum adat telah di terimah dan di
laksanakan oleh masyarakat secara sukarela tanpa ada paksaan.
Jadi hukum adat merupakan hukum yang hidup the living law.
3. Dasar yuridis
“Negara memandang dan menghormati peraturan baku satuan
daerah beserta hak-hak adatnya sepanjang masih hidup dan
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara kesatuan
nasional,” bunyi Pasal 18B UUD 1945 alinea 2. Keadaan Kesatuan
Republik Indonesia yang diarahkan dalam Pedoman"
48 tahun 2009 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman dalam beberapa pasalnya terdapat ketentuan yang
dapat dijadikan dasar bagi hukum pidana adat. “Tidak henti-
hentinya hakim konstitusi wajib menyelidiki, mengikuti dan mencari
tahu sifat-sifat hukum dan rasa keadilan yang hidup di mata
masyarakat,” bunyi Pasal 5 ayat 1.
Menurut Pasal 10 ayat 1, “Pengadilan dilarang menolak untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih tidak ada atau tidak jelas undang-undangnya, tetapi
wajib memeriksa dan mengadilinya."
Lebih lanjut, pengaturan Pasal 50 ayat (1) juga dapat diartikan
bahwa “Putusan pengadilan selain wajib memuat alasan dan
alasan pemilihan, juga memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan
dan pedoman yang bersangkutan atau sumber peraturan yang
tidak tertulis. yang dijadikan alasan yang sah untuk mediasi".
Barda Nawawi Arief menegaskan learning living law tidak serta
merta mengubah hukum pidana agama dan adat menjadi hukum
pidana positif nasional. Kesamaan antara asas-asas hukum pidana
dan norma-norma yang hidup perlu ditelaah. Berbagai asas dan
norma yang serupa dapat diangkat menjadi asas dan norma hukum
pidana positif nasional setelah mempelajari dan menguji nilai-nilai
kebangsaan, khususnya Pancasila. (Lidya Suryani Widayati,
2020:4)
30
mekanisme kontrol sosial yang tumbuh dan berkembang di
indonesaia.
2.1.5. Teori Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
sekarang.
31
2. Pembaharuan perundang-undangan pidana yang
Republik Indonesia
misi:
32
perundang-undangan hukum pidana mengalami pertumbuhan
pidana indonesia.
33
Adhial Fajrin; Pembaharuan Hukum Pidana
Muhammadiyah Malang.
pidana nasional.
Negasi
pidana. Berbagai pro dan kontra muncul, sebab masih ada beberapa
34
menjabarkan legalitas dengan menyatakan bahwa setiap
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.” Hal ini
hukum yang adil bagi setiap orang. Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang
35
1. Pasal 2 ayat (1) yang menyatakan bahwa, “Ketentuan
36
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka skema kerangka
Peraturan Perundang-Undangan,
UUD 1945;
RKUHP Tahun 2022;
UU RI Nomor 48 Tahun 2009;
Penerapan Hukum
2.4. Hipotesis
38
BAB III
METODE PENELITIAN
39
hukum, peraturan perundang-undangan serta keputusan
a. Buku :
_ _ _ _ _ _ _ _ _ , 2000, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung
40
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _, 2007, Pedoman Pelaksanaan
P4GN (Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkoba) Melalui Peran Serta
Kepala Desa/Lurah, Babinkamtibmas dan PLKB Di
Tingkat desa/Kelurahan, Perpustakaan BNN, Jakarta.
41
Badra Nawawi Arief, 2007, Masalah Penegakan Hukum dan
Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan
Kejahatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
42
Harun M. Husen, 1990, Kejahatan dan Penegakan Hukum
di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.
43
Muchsin, 2003, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi
Investor di Indonesia, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian
Hukum Empiris & Normatif, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
44
Romli Atmasasmita, 2007,Teori dan Kapita Selekta
Kriminologi, Refika Aditama, Bandung.
45
W. J. S. Poerwadarminta, 2006, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta.
b. Peraturan Perundang-Undangan;
46
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah; Lembaran Negara Republik
Indonesia. 2014/Nomor 244
c. Jurnal;
Anwar, M. (2020), Paradigma Holistik Kontradiksi Asas
Ultimum Remidium Terhadap Asas Legalitas Dalam
Penegakan Hukum Pidana Lingkungan. Fakultas
Hukum Unila.
47
Dara Pustika Sukma, (2023), Pemberlakuan Delik Adat
Dalam Hukum Pidana Nasional. Fakultas Hukum,
Universitas., Surakarta
Elrick Christovel Sanger, “Penegakan Hukum Terhadap
Peredaran Narkoba Di Kalangan Generasi Muda,”
Jurnal Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013.
Florentino, M, (2022). Pengaruh Adat Istiadat Terhadap
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Di Kota
Maumere. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar.
Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 4 No 1 Tahun 2021),
dengan Judul “Implementasi Pasal 303 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana Terkait Tindak Pidana
Perjudian Cap Jiki Di Kabupaten Buleleng”, oleh Gede
Damma Vijananda, Ni Putu Rai Yuliartini, dan Dewa Gede
Sudika Mangku, e-mail:
dammavijananda1999@gmail.com
raiyuliartini@gmail.com
dewamangku.undiksha@gmail.com
c. Internet :
http://hukumonline.com. Berita KUHP Baru Tidak (Jadi)
Melanggar Asas Legalitas – Hukumonline
http://mediaindonesia.com/› opini Asas Legalitas dalam
Sistem Hukum di Indonesia, Relevankah?
https://eprints.umm.ac.id/46131/3/BAB%20II.pdf
pengetahuan.
49
Dalam penyusunan skripsi ini mengunakan metode analisis
kepustakaan.
undang hukum pidana yang lebih dulu ada tentang perbuatan yang
50
di larang dan di ancam pidana bagi mereka yang melaggar
larangan tersebut
BAB IV
4.1. Pembahasan
51
Mengengenai Eksestensi Hukum sebagaimna yang di jelaskan
dalam jurnal yang di tulis Rudini Hasyim Rado Dan Marlyn Jane
memiliki hukum asli yang lahir dari Rahim Ibu Pertiwi yaitu hukum
52
Dalam jurnal tentang Pemberlakuan Delik Adat Dalam Hukum
antaranya adalah:
53
ketentuan KUHP, tujuan dari pemidanaan, dan penggunaan delik
tenggara.yaitu :
54
2. Maryain vo ivun (Persetubuhan di luar perkawinan
mengakibatkan kehamilan) Maryain vo ivun dapat diartikan
sebagai seorang perempuan yang dihamili oleh seorang laki-
laki di luar perkawinan, namun kemudian tidak mengawini
perempuan yang bersangkutan. Perbuatan ini bertentangan
dengan hukum adat Kei. Muncul filosofi Kei “Luun mas” (air
mata emas), artinya adalah air mata perempuan diibaratkan
bernilai seperti emas sehingga tidak boleh sembarangan
ditumpahkan/dilecehkan. Terhadap delik adat semacam ini,
sebagaimana praktik di masyarakat Kei, para pihak tersebut
dikawinkan sepanjang yang bersangkutan saling
menghendaki,namun jika tidak menghendaki, maka
diasingkan. Delik adat ini di wilayah Bali dikenal dengan istilah
“lokika sanggraha”, sedangkan di dalam KUHP tidak dijumpai
ketentuan demikian. Patut dicermati ketentuan persetubuhan di
luar perkawinan pengaturannya sempat diadopsi dalam
konsep R-KUHP 2015 sebagaimana dirumuskan Pasal 485
ayat (2) yang berbunyi: “Laki-laki yang tidak beristri bersetubuh
dengan perempuan tidak bersuami dengan persetujuan
perempuan tersebut, yang mengakibatkan perempuan tersebut
hamil dan tidak bersedia mengawini atau ada halangan untuk
kawin yang diketahuinya menurut peraturan perundang-
undangan di bidang perkawinan dipidana penjara paling lama
5 tahun atau denda paling banyak kategori IV”. Namun yang
disayangkan pengaturan tersebut ditiadakan dalam
perkembangan penyusunan konsep R-KUHP Tahun 2019.
55
yang mengherankan adalah perbuatan tersebut tidak
ditemukan pengaturannya dalam KUHP. Terkecuali dalam
Pasal 294 KUHP apabila yang menjadi obyek inses adalah
anak di bawah umur, sekaligus juga melanggar Pasal 81 UU
Perlindungan Anak. Kini, tindak pidana adat inses tersebut
telah dirumuskan di Pasal 419 R-KUHP 2019 yang berbunyi:
”Setiap Orang yang melakukan persetubuhan dengan
seseorang yang diketahuinya bahwa orang tersebut
merupakan anggota keluarga sedarah dalam garis lurus atau
ke samping sampai derajat ketiga dipidana dengan pidana
penjara paling lama 12 tahun”. Penjelasan dikatakan bahwa
tindak pidana yang diatur dalam ketentuan ini dikenal dengan
perbuatan sumbang (inses). (Rudini Hayim Rado dan Marlyn
Jane Alputila.2020:604-607)
secara jelas di atur dalam hukum adat pada suatu daerah hal
56
sistem hukum pidana yang berlandaskan Pancasila Dan Undang-
hukum adat telah dinyatakan dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945
yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang
58
Pembaharuan di dalam RKUHP ini menyisakan isu krusial, salah
masyarakat (the living law) dan menjadikan hukum yang hidup dalam
ada satu perbuatan pun yang dapat dikenai sanksi pidana dan/atau
legalitas yaitu:
59
pembaharuan hukum nasional indonesia setelahnya kemudian di
pemidanaan.
yang di maksud pada ayat 1 berlaku dalam tempat hukum itu hidup
60
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hak asasi manusia dan
61
(penegak hukum) tidak sewenang-wenang menjatuhi hukuman.
undangan.
62
perbuatan tersebut di atur dalam undang-undang hukum pidana
BAB V
5.1. Kesimpulan
63
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai skripsi
masyarakat.
dan sebagainya)
64
b. Sebagai bagian dari kebijakan kriminal, pembaharuan hukum
(the living law) dan menjadikan hukum yang hidup dalam masyarakat
legalitas.
5.2. Saran
Dalam uraian latar belakang hingga bab per bab yang di kebut
masyarakat
66
lokal hukum adat dan betapa penting untuk dijadikan dasar
keadilan.
DAFTAR PUSTAKA
B. Buku
_ _ _ _ _ _ _ _ _ , 2000, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
67
Gelap Narkoba) Melalui Peran Serta Kepala Desa/Lurah,
Babinkamtibmas dan PLKB Di Tingkat desa/Kelurahan,
Perpustakaan BNN, Jakarta.
Achmad Ali, 2010, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori
Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Undang-Undang
(Legisprudence) Volume I Pemahaman Awal, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
68
C.S.T. Kansil, 2009, Kamus Istilah Aneka Hukum, Ed. 1 Cet. 1, Jala
Permata, Jakarta.
69
I Gede A.B. Wiranata, (2005). Hukum Adat Indonesia
Perkembangan dari Masa ke Masa. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti
Bandung
Moh. Mujibur Rohman, Ade Risna Sari, Abdul Hamid, Nur Syamsiah,
Mutiah Septarina, Mahrida, Ningrum Ambarsari, Iwan Hendri
Kusnadi, Mohsi dan Mia Amelia., (2022). Hukum Adat. PT. Global
Eksekutif Teknologi.
70
Mulyono Anton, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta.
71
Siti Sundari Rangkuti, 2005, Hukum Lingkungan dan Kebijakan
Lingkungan Nasional, Cetakan ketiga, Airlangga University
Press, Surabaya.
D. Jurnal :
Anwar, M. (2020), Paradigma Holistik Kontradiksi Asas Ultimum
Remidium Terhadap Asas Legalitas Dalam Penegakan Hukum
Pidana Lingkungan. Fakultas Hukum Unila.
Dara Pustika Sukma, (2023), Pemberlakuan Delik Adat Dalam
Hukum Pidana Nasional. Fakultas Hukum, Universitas., Surakarta
72
Elrick Christovel Sanger, “Penegakan Hukum Terhadap Peredaran
Narkoba Di Kalangan Generasi Muda,” Jurnal Lex Crimen Vol.
II/No. 4/Agustus/2013.
Florentino, M, (2022). Pengaruh Adat Istiadat Terhadap
Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar Di Kota Maumere.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar.
Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Ilmu Hukum (Volume 4 No 1 Tahun 2021), dengan Judul
“Implementasi Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Terkait Tindak Pidana Perjudian Cap Jiki Di Kabupaten
Buleleng”, oleh Gede Damma Vijananda, Ni Putu Rai Yuliartini, dan
Dewa Gede Sudika Mangku, e-mail:
dammavijananda1999@gmail.com raiyuliartini@gmail.com
dewamangku.undiksha@gmail.com
Jurnal Preferensi Hukum | ISSN: XXXX | E-ISSN: XXXX Vol. 1 No. 1 – Juli
2020 hal. 91-96, dengan judul “Pengaturan Sanksi Kumulatif Dalam
Tindak Pidana Korupsi”, oleh I Made Sandi Cahyadi, I Nyoman Putu
Budiartha, I Made Minggu Widyantara, Fakultas Hukum Universitas
Warmadewa, Denpasar - Bali, Indonesia.
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum
73
Tenriawaru., W. M. N. M., Efan Apturedi., B. M. S., & Dimas Pranowo,
(2022). Perbandingan Penerapan Sistem Hukum Progresif
(Plea Bargain VS Restorative Justice). Penerbit Adab.
Yuli Ardiansyah dan Lalu Abdurrahman,” Penyuluhan Pencegahan
Bahaya Narkoba terhadap Anak-anak Usia Dini,” Jurnal Inovasi
dan Kewirausahaan, Volume 2 Nomor II ( Mei, 2013).
C. Peraturan Perundang-Undangan :
74
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah; Lembaran Negara Republik Indonesia.
2014/Nomor 244
D. Internet ;
http://hukumonline.com. Berita KUHP Baru Tidak (Jadi) Melanggar
Asas Legalitas – Hukumonline
http://mediaindonesia.com/› opini Asas Legalitas dalam Sistem Hukum
di Indonesia, Relevankah?
https://eprints.umm.ac.id/46131/3/BAB%20II.pdf
75
76