SKRIPSI
M.Zulfikar
RRB10016261
JAMBI
2021
i
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kendala
Satreskrim dalam melakukan proses penyidikan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di Polres Tanjung Jabung Barat dan untuk mengetahui dan
menganalisis upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pada proses
penyidikan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Polres Tanjung Jabung
Barat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Apakah kendala
Satreskrim dalam melakukan proses penyidikan tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor di Polres Tanjung Jabung Barat? dan 2) Bagaimanakah
upaya yang dilakukan Satreskrim dalam mengatasi kendala penyidikan
tindak pidana pencurian kendaraan bermotor di Polres Tanjung Jabung Barat?.
Metode penelitian adalah yuridis empiris. Berdasarkan Penelitian ini diketahui
bahwa kendala dalam melakukan penyidikan pencurian kendaraan bermotor di
Polres Tanjung Jabung Barat antara lain adalah karena factor internal, yaitu
kurangnya dana operasional, kurangnya personil penyidik reskrim Polri, dan
Jaringan informasi yang terputus, Faktor eksternal adalah kurangnya kerjasama
dari masyarakat, kurangnya alat bukti dan saksi, dan sarana pendukung pada
tempat kejadian perkara yang kurang memadai.Upaya Meningkatkan kesadaran
masyarakat dengan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi hukum kepada
masyarakat terkait tindak pidana pencurian kendaraan bermotor, serta menyusun
rencana kebutuhan untuk penanganan tindak pidana pencurian kendaraan
bermotor.
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
NIM :RRB10016261
Telah Disetujui oleh Pembimbing Pada Tanggal Seperti Tertera Di Bawah Ini
Untuk dipertahankan dihadapanTim Penguji Skripsi Fakultas Hukum
Universitas Jambi
Dr.H.HerryLiyus,S.H,M.H Nys.Arfa,S.H,M.H
NIP 196812261993031003 NIP 198106032006042001
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN
RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini Telah Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Hukum
Universitas Jambi Pada Tanggal September 2021
Dan Dinyatakan LULUS
TIM PENGUJI
Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Jambi
iv
PERNYATAAN
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan,rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
3. Dalam k arya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
Jambi, September2021
Yang membuat pernyataan
M.ZULFIKAR
RRB10016261
v
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb.
Puji syukur penulis limpahkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat, karunia,
PolresTanjung Jabung Barat)”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak penulis sengaja dan
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pengetahuan yang ada pada
penulis.
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dr. H. Herry
vi
dan berwawasan luas guna mempermudah penulis dalam mengikuti kegiatan
Jambi;
penulis;
3. Ibu Dr. Hj. Muskibah, S.H.,M.H., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
Kerjasama dan Sistem Informasi Fakultas Hukum Universitas Jambi yang telah
perkuliahan penulis;
6. Ibu Dr. Elly Sudarti, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian dan Bapak Dheny
skripsi ini;
7. Bapak Dr.H. Herry Liyus, S.H,M.H., selaku Pembimbing I dan ibu Nys.
vii
8. Bapak Dr. Helmi,S.H.,M.H.,selaku Pembimbing Akademik yang telah
9. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi yang telah banyak
perkuliahan.
10. Kedua orang tua tercinta, atas segala doa, nasehat, dan dukungan yang telah
11. Seluruh teman-teman penulis tercinta dan pihak terkait yang ikut
kekurangan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi sumbang
M.ZULFIKAR
viii
DAFTARISI
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………... i
ABSTRAK............................……………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
PENGESAHAN SKRIPSI..............................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Penyidikan…………………………………………………………… 21
B. Tindak Pidana Pencurian……………….……………………………. 25
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…......................................................................................44
B. Saran.....................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................46
ix
BABI
PENDAHULUAN
Dalam penegakkan hokum ada tiga unsure yang selalu harus diperhatikan,
hukum, karena dengan adanya kepastian hokum masyarakat akan lebih tertib.
atau penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum
atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat.1
1
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2007,
hlm.160.
Sahuri Lasmadi, “Tumpang Tindih Kewenangan Penyidikan Pada Tindak Pidana
2
1
2
dihadapi oleh pihak aparat penegak hukum.Semakin hari masalah kejahatan yang
tinggi dan turunnya daya beli masyarakat. ”Penduduk sering mengalami tekanan
setiap individu ingin merasakan kenikmatan hidup didunia ini dengan nyaman.
Untuk merasakan kenikmatan bersama yang baik itu batasan-batasan tingkah laku
3
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Penghantar, Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta,1993,hlm.287.
4
Ibid.
3
atau kelompok. Tingkah laku abnormal atau menyimpang adalah tingkah laku
yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan
pribadi yang abnormal itupada umumnya jauh dari pada status integrasi, baik
secara internal dalam batin sendiri, maupun secara eksternal dengan lingkungan
Ciri pokok dari kejahatan adalah perilaku yang dilarang oleh Negara
karena merupakan perbuatan yang merugikan Negara dan terhadap perbuatan itu
membatasi kejahatan sebagai perbuatan yang telah ditetapkan oleh Negara sebagai
kejahatan dalam hokum pidananya dan diancam dengan suatu sanksi. Sementara
penjahat merupakan para pelaku pelanggar hokum pidana tersebut dan telah
hasil interaksi karena adanya interrelasi antara yang ada dan saling
mempengaruhi.9
5
ArtiniKartono,PatologiSosialJilid1EdisiBaru,Rajawali,Jakarta,1992,hlm.13
6
SyahrialSyarbainidkk,Dasar-dasarSosiologi,GrahaIlmu,Yogyakarta,2009,hlm.
7
Ibid
8
Toposantosodkk,Kriminologi,Rajawali,Jakarta,2009,hlm.14.
9
NinikWidiyanti,YuliusWaskita,Kejahatandalammasyarakatdanpencegahannya,BinaAk
sara,Jakarta,1987,hlm.1.
4
pokok masyarakat yang terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas
lain.11
pidana curanmor adalah tindak pidana pencurian dengan obyek khusus kendaraan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Menyikapi hal ini, penegak hukum
tertentu,yaitu melibatkan kondisi dimana setiap orang akan mencari waktu yang
RinekaCipta,Jakarta,1995.hlm.17
11
UssiAstikaAnggraeni,Hafrida,NysArfa,“PenegakanHukumPidanaMengenaiMobil
BarangDipergunakanUntukAngkutan Orang”,https://online- journal.unja.ac.id/Pampas,Jurnal
IlmuHukum,Fakultas Hukum,Universitas Jambi. 2020. hlm.
5
bahwa peluang pencurian dan Sasaran waktu yang dipilih oleh komplotan atau
individu dalam melakukan aksi pencurian dilakukan pada malam hari, sehingga
aktivitas pencuriannya.
yang terjadi ditengah masyarakat, ini dapat dibuktikan dari rasio pencurian yang
social dan lingkungan kehidupan pelaku tersebut, namun sejauh mana aktivitas itu
dapat memberikan nilai positif dalam membangun masyarakat yang taat hukum.
dari Pasal 362 sampai Pasal 367 KUHPm engatur tentang kejahatan pencurian
namun bentuk pokok pencurian tertuang dalam Pasal 362 KUHP, sedangkan
6
harta benda yang banyak menimbulkan kerugian yang delik perbuatannya diatur
sebagaimana dalam pasal pencurian tersebut. Berikut adalah table jumlah tindak
pidana curanmor yang terjadi di Polres Tanjung Jabung Barat dari Tahun 2017
hingga Tahun 2019 yang terus mengalami peningkatan,dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel
Jumlah Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Pada
Tahun 2017-2020
Di Polres Tanjung Jabung Barat.
No Tahun Jumlah Kasus Yang Kasus Yang
kasus Terungkap Belum
Terungkap
1 2017 12 kasus 7 kasus 5 kasus
2 2018 31 kasus 10 kasus 21 kasus
3 2019 51 kasus 37 kasus 14 kasus
4 2020 29 kasus 24 kasus 5 kasus
Jumlah 118 kasus 78 kasus 45 kasus
Sumber:PolresTanjungJabungBarat
Tanjung Jabung Barat terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Dapat
ini menandakan bahwa diTanjung Jabung Barat kejahatan atau tindak pidana
khususnya peningkatan itu terlihat pada tahun 2019 lalu, yang keseluruhan jumlah
kasusnya mencapai angka 37kasus, lebih banyak daripada tahun sebelumnya yang
hanya mencapai 10 kasus dalam setahun. Dan jumlah kasus yang belum terungkap
7
semakin pelik dan rumit dengan dampak yang luas, dewasa ini menuntut penegak
hukum oleh aparat yang berwenang menerapkan sanksi hokum dan kebijakan
penegakan yang tepat guna, sesuai hokum yang berlaku yang dampaknya
pidana yang merugikan masyarakat, baik moril maupun materiil bahkan jiwa
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sulit untuk kepolisian dalam
merasa tertarik untuk menelitinya lebih lanjut. Adapun judul yang diangkat yaitu
W.A.Bonger,“PengantarTentangKriminologi”,BalaiPusataka,Jakarta,2004,hlm. 169
12
JonSianturi,dkk,“PolitikHukumPidanaTerhadapPenangananTindak
13
Pidana
PencuriandenganKekerasanyangTerjadi di Jalanan KotaMedan”,Jurnal Ilmiah Magister
Hukum,UniversitasMedanArea,2020,https://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma, hlm.4.
8
B. Rumusan Masalah
1. TujuanPenelitian
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang penulis lakukan ini antara
a. Secara Teoretis
b. Secara praktis.
masyarakat luas.
pidana.
D. KerangkaKonseptual
terlebih dahulu haruslah diketahui dari judulnya, maka terlebih dahulu penulis
akan mengartikan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini.
1. Kendala
1
2. Satreskrim
berlaku.
3. Penyidikan
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang, mencari dan
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
14https://kbbi.web.id/kendala
.
1
Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur Pasal
362 KUHP terdiri atas unsur subjektif dan unsur objektif sebagai berikut :
b. Unsur objektif :
5. KendaraanBermotor
atas jalanan.
1
Dari uraian karangka konsep di atas adapun maksud dari skripsi ini
E. Landasan Teoretis
1. Teori Penyidikan
Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
apa yang diatur dalam Pasal 1 butir 1 dan Pasal 6, terdapat lagi Pasal 10 yang
bahwa:
tindak pidana;
diri tersangka;
atau saksi;
(1) huruf a.
penegakanhokumtersebutadalima,yaitu:
1) Hukumnyasendiri
2) Penegakhukum.
3) Saranadan fasilitas.
4) Masyarakat.
5) Kebudayaan.15
a) FaktorHukum
pertentangan antara kepastian hokum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh
15
Soerjono Soekamto, factor yang mempengaruhi penegakan hokum, Rajawali pers,
Jakarta, 1999, hlm. 6.
1
ditentukan secara normatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang
penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan
dapat diselesaikan dengan hokum yang tertulis, karena tidak mungkin ada
manusia, yang isinya jelas bagi setiap warga masyarakat yang diaturnya
yang mendukungnya.
dan hokum ilmuwan atau doktrin. Secara ideal unsur-unsur itu harus
lainnya, bahasa yang dipergunakan harus jelas, sederhana, dan tepat karena
1
perundang-undangan itu.
tetapi kualitas petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah
melunturkan citra dan wibawa penegak hukum, hal ini disebabkan oleh
Oleh karena itu, sarana atau fasilitas mempunyai peranan yang sangat
d) Faktor Masyarakat
yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hokum yang
yang bersangkutan.
e) Faktor Kebudayaan
fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur
Kelima factor diatas saling berkaitan dengan eratnya, karena menjadi hal
pokok dalam penegakan hukum, serta sebagai tolok ukur dari efektifitas
Namun sistematika dari kelima factor ini jika bisa optimal, setidaknya hokum
yang terbangun.
Hukum disini bisa saja menjadi tidak menentu dan menjadi wilayah “abu-
abu” tidak jelas dan samar-samar bahkan kerap kali dipermainkan untuk
1
kepentingan tertentu sehingga tidaklah heran bila orang yang tidak bersalah
sama sekali bisa dihukum dan orang yang bersalah menjadi bebas.
F. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Jabung Barat.
2. Spesifkasi Penelitian
3. Metode Pendekatan
keadaan atau suatu fenomena yang berhubungan dengan kendala polri dalam
Jabung Barat.
5. SumberData
a. Bahan hokum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah KUHP dan
yang diteliti.
pengambilan data yang berasal dari bahan literatur atau tulisan ilmiah sesuai
7. Analisis Data
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab permasalahan yang akan dijawab pada bab
pembahasan nantinya.
BAB II TINJAUANPUSTAKA
bab selanjutnya.
BAB IV PENUTUP
A. Penyidikan
1. Pengertian Penyidikan
tindak pidana dalam suatu peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana terjadi,
menemukan suatu peristiwa yang dianggap atau diduga sebagai tindakan pidana.
dengan cara yang diatur oleh undang-undang ini untuk mencari dan
mengumpulkan alat bukti, dengan bukti tersebut menjadi terang tentang tindak
pidana yang terjadi sekaligus menemukan tersangka atau pelaku tindak pidana.
adalah suatu upaya penegakan hokum yang bersifat pembatasan dan penegakan
antara individu dan kepentingan umum agar terpelihara dan terciptanya situasi
keamanan dan ketertiban, oleh karna penyidikan tindak pidana juga merupakan
22
2
telah memberikan batasan pada pasal 1angka1 KUHAP dan Pasal 6 Ayat (1)
Penyidik adalah: (a) pejabat polisi Negara Republik Indonesia; (b) pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
sedangkan mengenai organisasi dan penegak hokum yang berhak atas satuan
tugas dan fungsi penyidikan yaitu: Penyidik adalah pejabat polisi Negara
Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
lemabaga negara yang berperan dalam penyidikan, agar tidak terjadinya tumpang
dimaksud dalam hal ini kepolisian bersama dengan pejabat pegawai negri sipil,
a. Tugas Penyidik
KUHAP. Untuk itu pada subbab ini akan dipaparkan siapa sajakah
penyidik yang disebutkan di dalam KUHAP dan siapa saja yang juga yang
11) Wajib mencatat dalam berita acara sesuai dengan kata yang
atau saksi, setelah mereka menyetujui isinya (Pasal 118 Ayat (2)
KUHAP).
2
13) Dalam hal tersangka ditahan dalam waktu satu hari setelah
desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi (Pasal 126
dapat minta keterangan tentang benda yang akan disita itu dengan
19) Penyidik membuat berita acara penyitaan (Pasal 129 Ayat (2)
KUHAP)
b. Kewenangan Penyidik
dari penyidik adalah: Sesuai dengan Pasal 7 Ayat (1) KUHAP, penyidik
berwenang untuk:
B. TindakPidanaPencurian
1. PengertianPidana
Menurut Van Hamel, arti pidana atau straf menurut hokum positif dewasa
ini adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh
16
P.A.FLamintang,HukumPenitensierIndonesia,CV.Armico,Bandung,1984,hlm.47.
2
Algra Janssen telah merumuskan pidana atau straf sebagai alat yang
melakukan suatu perbuatan yang tidak dapat dibenarkan reaksi dari penguasa
tersebut.18
ditempatkan.”19
dikatakan pula bahwa pidana atau hukumana dalah perasaan tidak enak
misalnya:21
terdiri dari dua kata yaitu straafbar dan feit, perkataan straafbaar dalam
komentar sebagai berikut, Istilah ini timbul dan berkembang dari pihak
20
Ibid.
21
R.Sugandhi,KUHPdanPenjelasannya,UsahaNasional,Surabaya,2001,hlm.13.
3
meskipun katanya lebih pendek dari pada perbuatan, akan tetapi tindak
berbeda-beda.22
syarat-syarat yaitu:23
b. Perbuatan itu harus sesuai dengan apa yang dilukiskan didalam ketentuan
hukum.
c. Harus terbukti adanya “dosa” pada orang yang berbuat, yaitu orangnya
Undang-undang”.
22
WiryonoProdjodikoro,Tindak-tindakPidana TertentuDiIndonesia,PT.RefikaAditama,
Bandung,2003,hlm.1.
23
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), h. 69
3
Tindak Pidana atau straafbarfeit dalam kamus hokum artinya adalah suatu
perbuatan yang merupakan suatu tindak pidana yang dapat dijatuhi hukuman,
tiap-tiap perbuatan pidana harus terdiri atas unsur-unsur lahir, oleh karena itu
suatu kejadian dalam alam lahir disamping kelakuan dan akibat untuk adanya
perbuatan pidana, biasanya diperlukan juga adanya hal ihwal atau keadaan
bagian, yaitu:25
24
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana,Cetakan keempat, P.T.Rienka Cipta, Jakarta,
2010, hlm
25
R. Tresna, Azas-azas Hukum Pidana Disertai Pembahasan Beberapa Perbuatan Pidana
Yang Penting, Tiara LTD, Jakarta, 1979, hlm. 27
3
undang. Pengertian yang pertama (unsur), ialah lebih luas dari yang kedua
pencurian biasa, ialah yang tercantum dalam Pasa l362 KUHPidana Unsur
a. Unsur subjektif adalah unsur yang melekat pada diri sipelaku atau
pidana adalah:
benda/kekayaan. Hal ini termuat dalam Bab XXII Pasa l362-367 KUH Pidana.
Kata pencurian dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata Dasar “curi” yang
mencuri dilaksanakan.26
Pencurian adalah suatu perbuatan yang sangat merugikan orang lain dan
juga orang banyak, terutama masyarakat sekitar kita. Maka dari itu kita harus
yang mengambil barang milik orang lain dengan jalan yang tidak sah. Untuk
mendapat batasan yang jelas tentang pencurian, maka dapat dilihat dari Pasal
Ridwan Hasibuan, Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik, USU
26
Press,Medan,1994.Hal.8
3
sesuatu barang yang mana sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang
lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum
kita bagi menjadi dua golongan, yaitu: pencurian secara aktif dan pencurian
secara pasif:
27
Ibid.
3
Hukum Pidana ada juga tentang pencurian yang memberatkan dan juga
1) Mengambil barang
Pasal 6 Ayat (1) Penyidik adalah: (a) pejabat polisi Negara Republik
Indonesia; (b) pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
antaralain adalah:
3
1. Pelaku belum diketahui identitasnya
dalam suatu kasus pelaku dari tindak pidana tersebut belum diketahui
pidana dan laporan model B yaitu adalah laporan yang dibuat oleh anggota
WawancaradenganM.Hasiholan,KanitReskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1
28
Maret2021.
3
3
untuk identifikasi, mencari saksi yang berada diTKP, mencari petunjuk dan
keterangan yang diberikan oleh korban dan para saksi, dan juga meminta
dan mantan tahanan atas tindakan curanmor lain. Modus operandi sendiri
dibagi menjadi 2, yaitu modus operandi dengan alat bantu dan modus
Pada tahap ini, penyelidikan ditujukan untuk menemukan barang dalam hal
3
dengan dibantu oleh jaringan informasi yang dikelola oleh resmob. Jaringan
informasi yang dikelola oleh resmob ini terdiri dari jaringan antar polres
pidana curanmor.
Langkah terakhir yaitu membua tberita acara perkara atau BAP. Tujuan
tanpa izin dari atasan terlebih dahulu. Penanganannya juga tanpa perlu
Jabung Barat menjelaskan: Kendala yang kami hadapi dalam proses penegakan
1) Faktor internal:
- Kurangnya Personil.
2) Factor Eksternal
29
Wawancara dengan Agung, Satreskrim Polres Tanjung Jabung Barat, Senin 1 Maret,
2021.
Wawancara dengan M.Hasiholan, Kanit Reskrim Polres Tanjung Jabung Barat. Senin1
30
Maret 2021.
4
memadai
a) Kendala Internal
Barat antara lain untuk biaya sarana dan prasarana kendaraan, biaya
31
WawancaradenganAgung,KanitReskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1Maret202
4
tidak sedikit untuk penanganan tindak pidana curanmor selain yang dalam
sipara penyidik harus melakukan koordinasi antar polsek dan bahkan antar
polres.32
2. Kurangnya Personil
32
WawancaradenganAgus,KanitReskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1Maret202
4
bermotor tersebut.”33
kendaraan bermotor”34
pidananya, barang hasil curian dalam hal ini kendaraan bermotor telah
33
WawancaradenganAgus, SatreeskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1Maret2021.
34
Wawancara denganHadi, SatreeskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1Maret2021.
4
keberbagai tempat.26
b) Kendala Eksternal
melaporkan tindak pidana tersebut agar dapat segera ditindak lanjuti oleh
yang dimiliki anggota Polisi membuatnya lebih cerdik dan pintar untuk
Selain itu, peran masyarakat juga dibutuhkan oleh pihak kepolisian untuk
informasi.35
suatu tindak pidana curanmor kurang bahkan tidak ada. Barang bukti dan
35
WawancaradenganHericon, SatreeskrimPolresTanjungJabungBaratSenin1Maret2021.
4
sehingga identitas pelaku tersebut tidak diketahui maka dari itu sering
saksi.
hal ini tindak pidana curanmor. Sarana tersebut yaitu kamera CCTV. Baik
mengetahui secara detail dan rinci ciri-ciri dari pelaku tindak pidana
Kendaraan Bermotor
pencuriankendaraanbermotor
4
membuat rencana anggaran biaya atau RAB lalu menyusun rancangan kerja
keuangan.36
Mengingat karena SDM yang kurang memadai dari segi kuantitas, dan
curanmor.
dipilih dari perwira maupun bintaranya, dana dan pelatihan pendidikan untuk
36
WawancaradenganRudi,SatreskrimPolresTanjungJabungBarat,Senin1 Maret 2021
4
4. Meningkatkankesadaranmasyarakatdenganmengadakanpenyuluhand
ansosialisasihokumkepadamasyarakatterkaittindakpidanapencurian
kendaraanbermotor.
dilakukan dengan cara siaran radio, televise maupun media cetak. Informasi
pidana curanmor baik kasus-kasus curanmor serta sanksi yang dikenakan jika
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurangnya alat bukti dan saksi, dan sarana pendukung pada tempat
4
49
B.Saran
A. Buku
BardaNawawiArief,BungaRampaiKebijakanHukumPidana,Semarang:Fajar
Interpratama,2011.
Dellyana,Shant.KonsepPenegakanHukum.Yogyakarta:Liberty,1988.
DepartemenPendidikanNasional,KamusBesarBahasaIndonesia,PN.Balai
Pustaka,Jakarta,2003.
Kartono,Kartini,PatologiSosialJilid1EdisiBaru,Rajawali,Jakarta,1992.
Moeljatno,Asas-asasHukumPidana,RinekaCipta,Jakarta,1993.
Mulyadi,Lilik,KapitaSelektaHukumPidanaKriminologidanVictimologi,
Djambatan,Jakarta,2004.
Santoso,Topodkk,Kriminologi,Rajawali,Jakarta,2009.
Soekanto,Soerjono,SosiologiSuatuPenghantar,YayasanPenerbitUniversitas
Indonesia,Jakarta,1993.
Syarbaini,Syahrialdkk,Dasar-dasarSosiologi,GrahaIlmu,Yogyakarta,2009.
5
B. Jurnal
C. Undang-undang