SKRIPSI
Disusun oleh :
ABSTRAK
i
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Taman Siswa
H. Mardius, SH. MH
ii
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TAMAN SISWA
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
H. Mardius, SH. MH
iii
KATA PENGANTAR
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua
kepada zaman yang penuh pendidikan dan ilmu pengetahuan, suri teladan hingga
akhir zaman dan semoga kita mendapat syafa’at dan manfaatnya hingga diakhir
nanti.
Penulis menyusun skripsi ini dengan segala kemampuan yang ada pada
diselesaikan dan diajukan penulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
Didalam penulisan skripsi ini mulai dari awal sampai akhir, penulis
semangat, saran, ide, bahkan fasilitas moril dan materil dan rasanya penulis tidak
berkenan melimpahkan rahmat dan menjadi amalan sholeh disisi-Nya. Untuk itu
tersayang Dr. H Novirman,SKM. MM dan Ibunda tercinta Ns. Hj. Eli Fariani
iv
Ali,S.Kep, M.Kep. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan
kepada Bapak Dr.Fadillah Sabri, SH.MH selaku pembimbing I dan Ibu Nurlinda
Yenti SH.MH selaku pembimbing II yang dengan sabar, tulus dan ikhlas
skripsi ini.
2. Ibu Dr. Aria Zurnetti SH., MH dan Fitra Oktoriny, SH., MH selaku
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
v
mereka. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kebaikan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………….……………….. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah............................................................................... 7
C. Tujuan 8
Penelitian...................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 8
E. Metode Penelitian….............................................................................. 9
vii
C. Upaya Dalam Mengatasi Kendala Pelaksanaan Penyidikan Tindak 64
Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Roda Dua Di Polres Solok
Selatan ………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP
65
A. Kesimpulan……………………………….........................................
66
B. Saran ………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah Negara Hukum”. Hukum menurut Achmad Ali yaitu “seperangkat kaidah
atau aturan yang tersusun dalam suatu sistem menentukan apa yang boleh dan
2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana. Tindak Pidana adalah suatu perbuatan
hukuman pidana penjara,kurungan atau denda. Salah satu bentuk tindak pidana
yang tercantum dalam Buku Kedua KUHP adalah tindak pidana pencurian secara
khusus diatur dalam Bab XXII Pasal 362-367 KUHP. Secara umum tindak
pidana pencurian diatur dalam Pasal 362 KUHP yang berbunyi : “Barang siapa
mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
1
Redaksi media, UUD 1945 dan Perubahannya, Bmedia Imprint Kawan Pustaka, Jakarta
Selatan, 2016, hlm. 4
1
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling
Pencurian ringan diatur dalam Pasal 364 KUHP, Pencurian dengan kekerasan
diatur dalam Pasal 365 KUHP, serta Pencurian dalam kalangan keluarga diatur
dalam Pasal 367 KUHP. Tindak pidana pencurian merupakan jenis tindak pidana
yang sangat sering terjadi di setiap tempat di Indonesia, oleh karena itu sangat
logis bahwa tindak pidana pencurian ini menjadi tindak pidana yang teratas dalam
urutan kasus tindak pidana. Hal ini dapat kita buktikan bahwa banyak yang
pengadilan.
Tindak pidana menurut wujud atau sifatnya bertentangan dengan tata atau
data Unit Lalu Lintas Kepolisian Resor Kabupaten Solok Selatan, pada tahun
kendaraan bermotor yang dapat kita rasakan akhir- akhir ini, disuatu sisi dapat
di sisi lain juga dapat dihubungkan dengan tingkat kejahatan kendaraan bermotor.
2
M. Sudrajat Bassar, 1992, Tindak-tindak Pidana Tertentu, Ghalia Indonesia, Bandung,
hlm. 2
2
Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor akhir-akhir ini dimungkinkan
Iptu Muhammad Arvi kasus yang terjadi di wilayah Kab. Solok Selatan adalah
tindak pidana pencurian, dalam sebulan terdapat beberapa kali pencurian motor
yang dilakukan pada siang hari maupun malam hari. Tindak pidana yang
kuantitasnya4. Untuk itu perlu dari penegak hukum yaitu kepolisian untuk
Pada tahap inilah peranan polisi sebagai penyidik yang paling penting dalam
menemukan tersangka dari tindak pidana penadahan kendaraan bermotor roda dua
bermotor roda dua ini agar murahnya menemukan si pelaku dari tindak pidana
pencurian.
Dalam penegakan hukum tindak pidana pencurian kendaraan roda dua ini,
sepeda motor. Dalam hal ini dilakukan oleh Satuan Reserse Kriminal (Sat
3
Data Unit Lalu Lintas Kepolisian Resort Solok Selatan. 2019. Solok Selatan
4
Wawancara Prapenelitian dengan Iptu Muhammad Arvi, Kasat Reskrim Polres Solok
Selatan
3
kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi
Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai
negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
benar tidaknya suatu perbuatan pidana terjadi dapat diketahui melalui proses
hukum seharusnya sesuai dengan tatanan teoritisnya dengan praktek hukum yang
disangka telah melakukan suatu tindak pidana, penyidik harus memiliki cukup
bukti, baik mengenai unsur tindak pidana yang dipersangkakan maupun mengenai
5
Yahya Harahap, 2017, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar
Grafika, Jakarta, hlm. 109
6
Leden marpaung, 2009, Proses Penanganan Perkara Pidana (penyelidikan &
penyidikan), Sinar Grafika,Jakarta, hlm. 6
4
identitas seseorang yang disangka tersebut. Namun dalam praktiknya tidak
salah tangkap. Terjadinya salah tangkap oleh Penyidik Polri, dalam istilah hukum
baik perlakuan yang mengakibatkan luka-luka serius bahkan sampai mati. Usaha
memperoleh pengakuan dengan cara penyiksaan itu kadang kala dianggap telah
Undang Undang Hukum Acara Pidana dalam melakukan proses pemeriksaan pada
keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim. Untuk mencegah adanya
paksaan atau tekanan terhadap tersangka atau terdakwa.Maka dalam Pasal 117
ayat (1) dan (2) Undang Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang
saksi kepada penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapapun dan atau dalam
7
Sudarsono, 2005, Kamus Hukum Edisi Baru, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 119.
5
bentuk apapun. Dalam hal tersangka memberikan keterangan tentang apa yang
bermotor, ada oknum penyidik yang menggunakan ancaman dan tindak kekerasan
kesalahan dan memberikan fakta yang terkait dengan kasus pencurian kendaraan
diproses oleh Polres Solok Selatan yaitu Panut Ardianto pada tahun 2020, Panut
Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan dan diproses di Polres Solok Selatan,
pada saat dimintai keterangan oleh penyidik Polres Solok Selatan, Panut
melakukan gertakan pada Panut untuk memaksa Panut mengakui bahwa benar
kepolisian.8
penangkapan terhadap pelaku tindak pidana pencurian bermotor roda roda dua,
dan dalam proses penyidikan pihak kepolisian pun melakukan tindak kekeresan
sebuah rumah diluar area Polres Solok Selatan. Namun karena tidak cukupnya
8
Wawancara prapenelitian dengan Brigadir Ranual Prana, anggota Reskrim Polres Solok
Selatan
6
barang bukti maka pelaku dilepaskan oleh pihak kepolisian. 9
Berdasarkan dari uraian latar belakang ini maka terlihat dalam hal ini
bahwa kepolisian salah tangkap terhadap tersangka dan adanya tindak kekerasan
dalam penyidikan adanya pertentangan antara das sollen dan das sein dalam hal
penyidikan tindak pidana pencurian kendaraan roda dua sehingga penulis tertarik
Selatan terkait dengan tindak pidana pencurian kendaraan bernotor roda dua,
LP/62/III/2020/Polres)”.
B. Rumusan Masalah
bermotor roda dua di Polres Solok Selatan pada laporan polisi nomor
LP/62/III/2020/Polres ?
9
Wawancara dengan tersangka berinisial PA,tersangka kasus pencurian bermotor roda
dua .
7
Polres Solok Selatan pada laporan polisi nomor LP/62/III/2020/Polres?
C. Tujuan Penelitian
LP/62/III/2020/Polres
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
8
terhadap kasus tindak pidana pencururian maupun tindak pidana lainnya.
2. Manfaat praktis
E. METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
masyarakat.. Dalam hak ini metode pendekatan akan menitik beratkan pada
masalah. Juga dikaitkan dengan kenyataan yang ada dalam praktek dan
2. Sifat Penelitian
faktor tertentu.
10
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum , Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004, hlm 134
9
3. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data sekunder
hukum primer.
11
Kartini Kartono,1996, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,
hlm. 73
10
Termasuk pula dalam bahan hukum sekunder adalah wawancara
sebagainya.
yang baik, terstruktur serta akurat dari setiap apa yang diteliti.
dipertanggungjawabkan.
11
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data
a. Wawancara
oleh infoman.13
12
5. Analisa Data
Data yang diperoleh baik studi kepustakaan maupun dari penelitian
BAB II
13
A. Pengertian Penyelidikan, Penyelidik, Penyidikan, Penyidik dan
Wewenangnya
pidana.14
adanya lembaga ganti kerugian dan rehabilitasi, dikaitkan bahwa tidak semua
peristiwa yang terjadi dan diduga sebagai tindak pidana itu terlihat bentuknya
oleh penyelidik/penyidik
b. Laporan polisi
14
Yahya Harahap, 2017, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP. Jakarta. hlm
101
15
Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, PT. Alumni, Bandung, 2007, hlm. 56
14
c. Berita Acara pemeriksaan di TKP
berupa laporan atau aduan ataupun kejadian langsung yang tertangkap basah
yang cukup saja belum dilakukan di awal. Hal ini dapat menjadi
manusia.
dan bukti-bukti sebuah peristiwa yang diduga sebuah tindakan pidana. Akan
15
pengusutan dengan penyidikan. Sehingga sering menimbulkan ketidak
melainkan hanya merupakan salah satu metode atau sub dari fungsi
penyidikan. 17
sendiri adalah seseorang yang dianggap atau diduga melakukan suatu tindak
16
M. Yahya Harahap. 2017, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.
Jakarta. hlm 99
17
H.Hamrat Hamid, dan Harun M.Husein, P embahasan Permasalahan KUHAP
Bidang Penyidikan, Jakarta: sinar grafika,1992,hlm 18
16
menguatkan, maka penyidik akan mengirim berita acara pemeriksaan (BAP)
negeri.18
dan menurut cara yang diatur undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
jalan apa pun mendengar kabar yang sekedar beralasan, bahwa ada terjadi
18
Burhan Ashshofa, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta , hlm.66.
19
Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.120.
20
R. Tresna, 1957, Peradilan di Indonesia dari Abad ke Abad, Jakarta hlm.72
17
sehingga penyidik mengetahui terjadinya delik seperti
dilakukan
yaitu pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pegawai Negeri Sipil
21
Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
hlm.120.
18
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk
19
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau pejabat
Persyaratan :
20
dan berpendidikan paling rendah sarjana strata
yang tinggi
adalah :
kriminal
yang tinggi.
21
b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil
setempat
22
pada Pasal 5 KUHAP. Dalam buku Yahya Harahap, S.H, membagi dan
menjelaskan fungsi dan wewenang aparat penyelidik dari dua sudut pandang
yang berbeda sesuai dengan bunyi Pasal tersebut, yaitu berdasarkan hukum
yang merugikan.
23
guna mengetahui sejauh mana kebenaran atas pemberitahuan
tersebuat.23
serta memeriksa tanda pengenal diri. Dari apa yang kita pahami,
bahwa untuk melakukan hal ini aparat tidak perlu untuk meminta surat
sudah menjadi wajar dan haknya untuk polisi bila ada sesuatu yang
23
H. Hamrat Hamid, dan Harun M. Husein, Pembahasan Permasalahan KUHAP
Bidang Penyidikan, Jakarta: sinar grafika, 1992, hlm 18
24
M. Yahya Harahap. 2017, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.
Jakarta., hlm 103
24
tindakan tersebut diatas, maka satu-satunya jalan yang dapat
25
M. Yahya Harahap. 2017, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.
Jakarta. hlm 104
25
terhadap tindak pidana umum. Penyidik diberikan kewenangan
sebagai berikut :
pengenal tersangka;
penyitaan;
bertanggungjawab.”
26
dengan nama SPDP/Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
penyidik yaitu :
(1) Wajib menjunjung tinggi hukum yang berlaku (vide Pasal 7 ayat
(3)). Ini mengandung arti bukan hanya hukum tertulis, tetapi juga
bangsa Indonesia.
27
penuntut umum, apabila Penuntut Umum mengembalikan hasil
dari penyidik tidak dimungkinkan karena hal dan dalam keadaan yang
daerah terpencil atau di tempat yang belum ada petugas penyidik dan/
26
Bambang Waluyo, 2008, Pidana dan Pemidanaan , Sinar grafika, Jakarta, hlm.47
27
Ibid, hlm 46
28
Untuk tindak pidana tertentu pelaksanaan penyidikannya diatur
oleh penyidik, jaksa dan pejabat penyidik yang berwenang lainnya yang
menyebutkan :
28
Loc. cit
29
d) Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan
penyidik adalah
Menemukan tersangka.
30
1. Penerimaan Laporan Polisi
masyarakat.
2. Penyidikan
a. Penangkapan
16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, dan Pasal 37 KUHAP. 2)
29
KUHAP Dan KUHP, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hlm. 243.
31
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
melakukan penangkapan
b. Penahanan
d, Pasal 11, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 24 ayat (1)
32
Dalam KUHAP yang berwenang melakukan penahanan
adalah :
berikut :
33
a) Tersangka atau terdakwa akan melarikan diri
kota
c. Penggeledahan
34
penggeledahan rumah adalah tindakan untuk memasuki
35
pakaian atau penggeledahan badan menurut cara yang
menentukan bahwa :
memasuki rumah
menyetujuinya
36
memasuki :
d. Penyitaan
37
2) Dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak
persetujuannya.
38
untuk melakukan tindak pidana atas benda lain yang dipakai
e. Pemeriksaan surat
bunyi Pasal 47 :
pengadilan negeri
penerimaan
(3) Hal sebagaimana dimaskud dalam ayat (1) dan ayat (2)
39
ayat tersebut. Pelaksanaan penyitaan tersebut harus sesuai
dan Pasal 110 ayat (1) KUHAP). Jika dalam empat belas
itu telah lengkap atau belum) tentang hal itu dari penuntut
40
empat belas hari sesudah tanggal penerimaan kembali berkas
(2) dan Pasal 138 ayat (2) KUHAP). Dalam hal ini dimana
f. Gelar Pekara
41
pengaduan masyarakat (public complain) sehingga
atasan penyidik.
42
tersangka tidak dilihat sebagai objek yang ditanggali hak
(Pasal 51)
52 KUHAP)
Kata pencurian dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata dasar “curi”
43
proses, perbuatan cara mencuri dilaksanakan.31 Pencurian adalah suatu
perbuatan yang sangat merugikan orang lain dan juga orang banyak,
terutama masyarakat sekitar kita. Maka dari itu kita harus mencegah
KUHP yang isinya ” Barang siapa yang mengambil sesuatu barang yang
maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum karena
pencuri perlu kita bagi menjadi dua golongan, yaitu: pencurian pencurian
secara aktif adalah tindakan mengambil hak milik orang lain tanpa
menahan apa yang seharusnya menjadi milik orang lain. Seseorang yang
31
Ridwan Hasibuan, Kriminologi Dalam Arti Sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik, USU
Press,Medan,1994. Hlm 8
44
Mengenai pencurian ini ilmu hukum pidana menggolongkan perbuatan
a. Pencurian ternak
g. Pencurian ringan.
Pasal dimana secara garis besarnya pencurian tersebut diatur dalam Pasal
362 - 365 yang mana pencurian dari Pasal tersebut dengan sebutan
363 KUH Pidana ini berbunyi sebagai berikut: Dengan hukuman penjara
a. Pencurian hewan
yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada
45
disitu dengan atau bertentangan dengan kemauannya orang yang
berhak.
palsu.
Jadi berdasarkan uraian tersebut di atas sudah jelas kita ketahui bahwa
dalam beberapa Pasal. Pasal 365 KUH Pidana yang bunyinya sebagai
berikut:
Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam itu di dalam sebuah
46
dijalan umum atau di dalam kereta api atau trem yang sedang
berjalan.
Jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih.
perbuatan itu menjadikan ada orang mendapat luka berat atau mati,
dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih disertai pula oleh
yang diatur dalam Pasal 363 dan 265 KUHP tersebut haruslah disertai
malapetaka, hal ini diancam hukuman lebih berat karena pada waktu
47
keadaan tidak terjaga, sedang orang yang mempergunakan saat orang
lain mendapat celaka ini untuk berbuat kejahatan adalah orang yang
rendah budinya.
d. Apabila pencurian itu dilakukan oleh dua orang atau lebih. Supaya
masuk dalam hal ini maka dua aorang atau lebih itu semua harus
kekerasan.32
Jenis pencurian yang kita kenal dalam hukum pidana ada juga disebut
jelas diatur dalam Pasal 364 KUH Pidana yang bunyinya sebagai
berikut : Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan 363 begitu
juga apa yang diterangkan dalam Pasal 363, asal saja tidak dilakukan
dalam sebuah rumah atau dalam pekarangan yang tertutup yang ada
rumahnya, maka jika harga barang yang dicuri itu tidak lebih dari dua
Rp. 900.
32
Zamnari Abidin. Hukum Pidana Dalam Skema. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal.
68.
48
pencurian ringan, dimana hal ini diartikan sebagai berikut :
a. Pencurian biasa asal harga barang yang dicuri tidak lebih dari Rp.
250.
b. Pencurian dilakukan oleh dua orang atau lebih asal harga barang
barang unsur kedua adalah barang yang diambil adalah milik orang
lain baik itu orang atau subyek hukum yang lain (badan hukum).
33
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Replika Aditama,
Bandung, 2008, hlm 15.
49
Barang yang diambil tidak hanya barang yang berwujud melainkan
tampak suatu niat yang sudah lebih dulu ditentukan untuk menjadi
kehendaknya.34
50
selain kendaraan yang berjalan di atas rel . Umumnya kendaraan bermotor
untuk mengakses daerah yang jaraknya lebih jauh tapi hanya membutuhkan
waktu yang lebih singkat. Selain itu dengan adanya kendaraan bermotor
mudah dengan daya angkut yang jauh lebih banyak dan besar.
rumah.
51
dengan atau tanpa kereta samping. S epeda motor merupakan
memiliki ukuran yang kecil, cepat, dan harga yang tidak terlalu
mobil bus.
52
untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau
53
BAB III
bahwa ada sepeda motor diparkiran yang kontaknya sudah di bobol maling
Polres Solok Selatan, dan yang menerima laporan tersebut adalah Bamin II
54
Sp.Gas/70/III/2020/Polres sesuai dengan laporan polisi kasus ini untuk
lalu meniterograsi pelapor dan saksi yang ada pada saat kejadian, yang
mana saksi yang diinterograsi adalah siswa dan guru yang ada ditempat
SMPN 14 Solok Selatan sedang diadakan try out untuk UMBK, yang
dilaksanakan selama 3 sesi sampai sore. Sekitar Pukul 15.00 WIB saat
try out sudah selesai, seorang siswa yang bernama Andra melihat kunci
Tryout.35 Di ruang tryout saat mendengar kalau ada sepeda motor siswa
Polisi turun ke tempat kejadian pekara, untuk mencari alat bukti dan
tetapi selama proses penyidikan, tidak ada Police Line yang dipasang di
35
Wawancara dengan saksi, Andra, tanggal 14 November 2020 Pukul 15.30 WIB
36
Wawancara dengan Pelapor, Kurniawan, tanggal 14 November 2020 Pukul 15.30 WIB
55
2. Penangkapan
kulit manis yang ada di ladang tersebut. Sekitar Pukul 14.00 WIB,
56
penyidik membawa panut untuk menemui teman-temannya.
turun dari mobil dan tiarap dengan kepala ditutup. Panut merasakan
baju temannya yang bernama Jefri dan dibawa ke RSUD Solok Selatan,
dilakukan penembakan.38
pada tanggal 13 April 2020 dengan didampingi oleh Ketua DPC KPK
3. Penahanan
38
Wawancara dengan Kanit Reskrim Iptu M. Arvi tanggal 15 Oktober 2020 pada Pukul
12.00 WIB
57
sudah mendapat jaminan, hingga pemberkasan dan adanya kelengkapan
4. Penggeledahan
5. Penyitaan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
39
https://sumbar.antaranews.com/berita/347256/penjelasan-polres-solok-selatan-terkait-
dugaan-salah-tangkap-pelaku-curanmor
40
Adami Chazawi,Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi,Alumni, Bandung, 2008,
hlm, 7
58
kenyataannya kasus ini tidak dilanjutkan sampain sekarang.
terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor ini selalu diawali dengan
Tindak Pidana.41
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana
41
Wawancara dengan Kasat Reskrim Iptu M.Arvi tanggal 15 Oktober 2020, Pukul
12.00WIB
59
mengumpulkan keterangan-keterangan, petunjuk, barang bukti, identitas
penangkapan.
Pada saat ini pengakuan tersangka masih menjadi target utama dalam
Sampai saat ini masih dijumpai kekerasan yang dilakukan oleh Polisi
tersangka luka atau memar pada tubuh serta psikis jiwanya tertekan
tersangka dipukul, dibentak dan pada akhirnya di tembak pada bagian betis.
42
Agus Raharjo. Perlindungan Hukum Terhadap Tersangka. Mimbar Hukum vol 23.
2011
60
diancam oleh oknum Polisi tersebut.43
kekerasan diatur dalam Pasal 365 KUHP, serta Pencurian dalam kalangan
merupakan jenis tindak pidana yang sangat sering terjadi di setiap tempat di
Indonesia, oleh karena itu sangat logis bahwa tindak pidana pencurian ini
menjadi tindak pidana yang teratas dalam urutan kasus tindak pidana.
Solok Selatan.
ada selama tahap penyidikan. Pada SOP Sistem Pelayanan Masyarakat Sat
61
buang air kecil/besar
berlaku
isyarat/secara terang-terangan
kaos
melakukan:
62
1. Penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang dan tidak
berdasarkan hukum
kejahatan
martabat manusia;
(corporal punishment)
hokum
63
B. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Penyidikan Tindak Pidana
keluar Solok Selatan sehingga sulit untuk dilacak. Bahkan tak jarang
pihak polisi
Saksi tidak mau terlibat dalam kasus tindak pidana ini karena takut
64
Sarana pendukung di tempat kejadian pekara seperti CCTV untuk
yang dibutuhkan.
65
penyidik agar keamanan dan ketertiban dapat ditegakkan dan
meningkatkan keamaan.
66
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
67
B. Saran
bermotor.
68
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika
Barda Nawawi Arief, 2002. Kebijakan Hukum Pidana. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
M.Sollly Lubis, 1994. Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Bandung : CV Mandar Maju.
Rasyid Ariman, Fahmi Raghib, 2015. Hukum Pidana. Malang : Setara Press.
69
Kehakiman.
Soerjono Soekanto, 1983. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
70
B. Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor I Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana
C. Sumber Lainnya
https://www.bps.go.id/ Tanggal 30 Oktober 2020
http://www.negarahukum.com/hukum/hak-hak-tersangka-terdakwa-secara-
umum- dalam-kuhap.html diakses pada 15 Oktober 2020
http://rayendar.blogspot.co.id/2015/06/metode_penelitian_hukum_sugiono_2013.
html diakses pada tanggal 15 Oktober 2020