i
LEMBAR
PERSETUJUAN HASIL
PENELITIAN
Disusun oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
meyelesaikan hasil penelitian ini. Dan tak lupa pula salawat serta taslim penulis
Kabupaten Luwu Utara tentu saja tidak bisa penulis kerjakan secara sendiri
namun dukungan dari berbagai pihak telah penulis rasakan. Untuk itu, rasa
terima kasih yang tak terhingga juga penulis haturkan kepada pada:
1. Kedua orang tua penulis : Ibunda tercinta (alm) Andi Mahfiah dan ayahanda
2. Istri terkasih drh. Desy Ariani Ferdianti, S.KH, serta kedua anak tersayang
Andi Qaesaer Altaf Risy dan Andi Artharaja Aranta Risy yang selalu
4. Bapak Dr. Haedar Djidar, SH., MH. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
6. Ibu Sulastryani, SH., MH. Selaku Wakil Dekan II dan Penasehat Akademik
7. Ibu Irayantinur, SH., MH., selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum.
i
8. Para Bapak dan Ibu Dosen beserta para Staff Universitas Andi Djemma
Palopo yang telah membantu baik dari segi Ilmu dan dorongan moril hingga
9. Para sahabat dan rekan kerja yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari narasumber
Penulis
A. Heri Asdiman Abma
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Rumusan Masalah 8
1.3.Tujuan Penelitian 8
1.4.Kegunaan Penelitian 9
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Pemilihan Serentak
Di Kabupaten Luwu Utara 38
4.2. Peran Intelejen Kepolisan dalam proses pemilihan
kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara 45
4.3. Faktor-faktor yang menjadi penghambat Intelejen
Kepolisan Dalam Proses Pemilihan Kepala Desa
Serentak di Kabupaten Luwu Utara 60
DAFTAR PUSTAKA
v
Daftar Pustaka
Buku
Djoko Prakoso, Tugas dan Wewenang Polisi, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta: 1987
Josef Mario Monteiro, S.H. , M.H., 2016, Hukum Pemerintahan Daerah, Pustaka
Yustisia.
Rusman Hadi. 2012. Polri Menuju Reformasi. Jakarta, Yayasan Tenaga Kerja,
Baintelkam POLRI.
Satjipto Raharjo, 2006, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis. PT. Citra
Aditya Bakti., Bandung.
Suhartono, 2001, Politik Loca, Parlemen Desa Awal Kemerdekaan Sampai Jaman
Otonomi Daerah, Lapera: Yogyakarta.
Tabah Anton, Membangun Polri Yang Kuat, Mitra Hardhasana, Jakarta, 2013.
Jurnal
Amiryllah Umar, “Demokratisasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,”
Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol. 7, No 2, (Juli 2014).
Neneng Yani Yuningsi, “Demokrasi dalam Pemilihan Kepala Desa, ”Jurnal Politik.
Vol. 1, No 2, (Februari, 2016).
Perundang-Undangan
Internet
http:/,repository.gac,id:1015/id/eperint/18
BAB I
PENDAHULUAN
kita lihat, bahwa perjalanan bangsa dan negara Indonesia pasti masalah
demi sedikit bangsa ini telah melakukan transisi dari berbagai model
negara dari B.J. Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarno Putri, hingga Susilo
Bambang Yudhoyono.
1
Demokrasi sampai saat ini masih menjadi topik pembicaraan yang
citakan masyarakat.
oleh rakyat sendiri atau persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan
pemilihan kepala Desa menjadi sistem pemilihan yang paling statis dan
2
tradisional. Seakan menjadi anak tiri dalam kesatuan sistem pemilihan umum
di Indonesia.
Dalam penelitian Sadu Wasistiono (1993) Pemilihan Kepala Desa tidak dapat
daerah dengan keinginannya sendiri tanpa ada paksaan atau intervensi dari
untuk memilih calon Kepala Desa yang bertanggung jawab dan dapat
desa.
partisipasi masyrakat, dimana calon Kepala Desa tidak diusung oleh partai
oleh calon Kepala Desa. Pemilihan Kepala Desa merupakan suatu hal yang
pemimpin desa. Kepala Desa merupakan pimpinan dari desa, masa jabatan
Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun, dan dapat dipilih kembal untuk dua kali
1 Neneng Yani Yuningsi, “Demokrasi dalam Pemilihan Kepala Desa, ”Jurnal Politik. Vol. 1, No 2, (Februari, 2016).
Hal : 2
3
tidak sekedar mengukur partisipasi masyarakat (partisipasi politik) tetapi,
Desa atau juga yang sering disebut UU Desa. Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa juga ikut mempengaruhi system pemilihan kepala desa.
2 Amiryllah Umar, “Demokratisasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” Jurnal Ilmu Pemerintahan.
Vol. 7, No 2, (Juli 2014). Hal. 112
3Juliantara, Dadang . 2003. Pembahuruan Desa, Bertumpu Pada Angka Terbawah. Yogyakarta. Lappera Pustaka
Utama. Hal : 116.
4
namun dengan adanya Undang-undang Desa mengatur hal terkait pemilihan
kepala desa secara lebih terperinci. Sebagai contoh terkait dengan masalah
dana pilkades yang saat ini sesuai dengan ketentuan dari undang-undang
berbeda dengan sebelumnya dimana dana pilkades berasal dari desa yang
kondisi masyarakat desa dan tatanan desa itu sendiri. Di daerah Sulawesi
kabupaten.
calon kepala desa sesuai dengan hati nuraninya masing-masing. Akan tetapi
banyak ditemui hal-hal yang tidak sesuai dengan asas-asas pemilihan kepala
tahun 2014 tentang Desa yaitu pemilihan kepala desa bersifat langsung,
5
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam proses pemilihan kepala desa
masih sering ditemukan adanya suatu hal yang menjadi sengketa dalam
pemilihan, beberapa cara yang dilakukan para calon untuk mengambil simpati
dari rakyat agar memilih para calon tersebut. Dengan menggunakan politik
uang dimana terjadinya operasi fajar disetiap rumah yang dilakukan siang
maupun dari segi keamanan. Berjalan lancar atau tidaknya pemilihan kepala
pemilihan tersebut. Oleh karena itu, peran aparat penegak hukum terutama
Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
6
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban
tersebut salah satunya adalah Intelijen keamanan atau yang biasa disebut
intelkam.
fungsi yang bertugas Sebagai Mata dan Telinga kepolisian yang berkewajiban
tahun 2022 telah dilaksanakan pemilihan kepala desa serentak. Dalam rangka
tertib dan lancar, Kepolisian Resor Luwu Utara beserta seluruh jajarannya
4 Warsito Hadi Utomo, Hukum Kepolisian di Indonesia. Prestasi Pustaka Publisher.Jakarta, 2005. Hal : 34
5 3Tabah Anton, Membangun Polri Yang Kuat, Mitra Hardhasana, Jakarta, 2013. Hal : 41
7
melaksanakan pengamanan rangkaian kegiatan Pemilihan Kepala Desa
Serentak keempat tahun 2022 dengan Jumlah Desa yang akan melaksanakan
Pilkades sebanyak 23 (dua puluh tiga) Desa dari 167 Desa di Kabupaten Luwu
Luwu Utara.
8
1. Untuk mengetahui peran Intelejen Kepolisan dalam proses pemilihan
Dari penelitian ini, penulis berharap adanya manfaat dari penelitian ini. Adapun
agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan dalam proses pemilihan kepala
desa serentak.
3. Dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pemerintah agar lebih
memperhatikan penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam
pemilihan serentak.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian adalah hasil dari mengkaji sesuatu. Kajian berasal dari kata Kaji
menyelidiki akan suatu hal yang akan menghasilkan suatu Kajian. Proses yang
Pengertian yuridis dari para ahli adalah hukum, kata ini banyak digunakan
Pancasila. Dalam hal penulisan karya ilmiah pengertian yuridis adalah segala
hal yang memiliki arti hukum dan disahkan oleh pemerintah. Berdasarkan
hukum dan dari segi hukum. Istilah yuridis ini berasal dari Bahasa inggris yaitu
Yuridicial yang disamakan dengan arti kata hukum atau normatif yang berarti
1
undangan Paul Schotten menyatakan yaitu interprestasi dan penafsiran hukum
undangan. Begitu juga halnya dengan undang-undang yang baru, yang segera
diambil kedalam struktur keseluruhan tersebut maka oleh itu jika orang ingin
memberi arti pada suatu undang-undang tertentu maka dia wajib melakukanya
di dalam konteks yang sedemikian rupa. Dalam hubungan ini maka kata-kata
berkaitan satu sama lain. Jadi dalam kesimpulan yang sudah dijelaskan diatas
1
stabilisator dan dinamisator dalam pembangunan nasional untuk mencapai
Undang Dasar 1945.7 Menurut G. Gewin tugas Polisi adalah bagian daripada
kepatuhan.8
pengamanan swakarsa;
7 R. Abdussalam, Penegakan Hukum Dilapangan Oleh Polri, Dinas Hukum Polri, Jakarta: 1997 Hal. 1.
8 Djoko Prakoso, Tugas dan Wewenang Polisi, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta: 1987, H al. 136
1
g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana
lainnya;
kepolisian;
manusia;
tidaklah berlebihan jika polisi dikatakan sebagai hukum pidana yang hidup.
1
Polri merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok
yang mempunyai wilayah kerja masing-masing yang saling terkait dan terpadu.
Fungsi kepolisian tersebut salah satunya adalah Intelijen keamanan atau yang
biasa disebut intelkam. Fungsi ini merupakan salah satu fungsi kepolisian.
Kata Inteljen berasala dari bahasa inggris “Intelligence” yang seacara harfia
mengamankan Negara dan Bangsa. Dalam dasar intelijen, Intelijen dapat kita
bedakan yaitu intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah, sebagai
istilah tentang intelijen, seperti “intelijen dalam negeri”, ”intelijen luar negeri”,
1
“police intellegence”, “criminal intelellegence”, “intelijen bisnis”, dan
khusus dengan karakteristik khusus yang secara umum bersifat tertutup dan
merupakan fungsi intelkam yang bertugas Sebagai Mata dan Telinga kesatuan
dan Telinga kesatuan Polri yang berkewajiban melaksanakn deteksi dini dan
terdapat Sistem deteksi Intelpampol, sistem ini sebagai bagian dari Sistem
10 WJS. Poerwadrminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Hal : 154.
11 Soepomo Soegirman. 2011. Inteligen Profesi Untuk Orang-orang Aneh, Jakarta. Bumi Aksara. Hal : 10.
1
Operasional Intelpampol dalam rangka mewujudkan kemampuan Intelpampol
sebagaimana yang ditetapkan. Pada hakekatnya sistem deteksi dini ini bertitik
Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia serta Kitab
1
suatu peristiwa yang dapat menggangu stabilitas keamanan dan kenyamanan
dalam surat izin/ keterangan yang menyangkut orang asing, senjata api, dan
4) Unit Opsnal:
1
d. Unit bidang politik,
Tahun 2011 tentang Intelejen Negara, adapun tugas dan peran, tujuan dan
Pasal 4
1
Pasal 5
dalam negeri.
1
2) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya giat
nasional.
bermasyarakat.
dalam dan luar negeri sebagai salah satu wujud sinergi upaya
pemeliharaan keamanan.
Berdasarkan uraian diatas maka jelas bahwa visi dan misi Sat Intelkam
kapnpun yang tidak mengenal waktu dan tampat. Situasi kamtibmas dan
sementara itu situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif adalah mutlak,
2
untuk mewujudkan guna mendukung terselenggaranya pembangunan
untuk pengetahuan dasar atau catatan dasar bagi pihak yang menggunakan
perubahan yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Tanpa adanya
secara tepat suatu fenomena atau perubahan yang terjadi mengenai masalah
Sansekerta yang berarti wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan
2
yang artinya tanah air, tanah asal, tanah kelahiran”. Ateng Syafruddin juga
Berikut definisi tentang desa dari beberapa sumber literature dan ahli :
pemberdayaan masyarakat.13
berdasarkan adat dan hukum adat yang menetapkan dalam suatu wilayah
yang tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan batin yang kuat,
12Sirajuddin, Anis Ibrahim, Shinta Hadiyantina, Catur Wido Haruni,2016.Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah,
Setara Press, Malang. Hal : 329
13 Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Hal : 329
14 Josef Mario Monteiro, S.H. , M.H., 2016, Hukum Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Hal : 122
15 Ni’matul Huda, 2015, Hukum Pemerintahan Desa, Setara Press, Malang, hlm 34. 18Ibid.Ni’matul Huda, 2015.
Hal
: 34.
2
4. Geertz. Desa berasal dari bahasa Sanskrit yang berarti daerah pinggiran,
tempat, daerah yang tergantung pada kekuasaan yang lebih tinggi atau
hukumnya.17
rumah di luar kota yang merupakan kesatuan; kampung; dusun; (2) Udik
Desa dilihat dari sudut pandang hukum dan politik yang telah
2
batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat.
adalah Desa dan adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
posisi desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis sehingga memerlukan
2
khusus dalam Permendagri Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kewenangan
Desa.
Desa juga memiliki hak dan kewajiban yang tertuang dalam Undang-
penduduk, minimal 2500 jiwa atau 500 kepala keluarga, kedua, faktor luas
2
yang terjangkau dalam pelayanan dan pembinaan masyarakat, ketiga, faktor
masyarakatnya berdasarkan hak asal-usul dan ciri khas daerah tersebut. Hal
tentang Desa Pasal 25 bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau
yang disebut dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat desa.
Kuanta Magnar, 1984, Pokok-Pokok Pemerintah Daerah Otonom dan Wilayah Administratip, CV. Armico,
19
2
Selanjutnya pada pasal 26 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, kepala desa bersama dengan
dengan baik. Dengan demikian susunan organisasi pemerintah desa yang ada
2
Kepala desa merupakan pemimpin dalam penyelenggaraan
basis partai politik sehingga kepala desa dilarang untuk menjadi partai
politik.
20
Ibid.Ni’matul Huda, 2015. Hal : 218.
2
Adapun fungsi Kepala Desa yaitu :21
desa;
13. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa
undangan dan;
21
Josef Mario Monteiro, S.H. , M.H., 2016, Hukum Pemerintahan Daerah, Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Hal : 127-
128
2
Sementara itu, kewenangan Kepala Desa dalam Undang-Undang Nomor
guna;
undangan;
perundang-undangan.
3
2.6. Pemilihan Kepala Desa Serentak
demokrasi dari tingkatan terrendah yakni desa. yang bertujuan untuk memilih
pemimpin yang berasal dari masyarakat desa, seperti pemilihan lain, dan
dalam proses inipun tentu ada yang menang dan adapula yang kalah, akan
tetapi tak semua kekalahan itu bisa diterima dengan ikhlas, dengan hati lapang
dada dan menjadikan pilkades adalah proses yang biasa dalam setiap
dengan hasil yang diperolehnya, ada kecurangan atau bahkan ada politik
uang. Ketidakterimaan atas hasil pilkades tersebut harus berujung pada konflik
antar pendukung yang tak kunjung selesai, dan bahkan terhadap pihak yang
Pelaksanaan pilkades tidak lepas dari peraturan yang telah di buat oleh
republik ini ada di desa, karena desa sejak kurang lebih 2 (dua) abad lalu atau
Hal ini menjadi ciri perwujudan demokrasi tingkat desa dengan adanya
3
pilkades secara langsung sudah berlangsung sejak lama dan bahkan
terpelihara dengan baik, karena dari desa kita mengenal namanya pemilihan
suaranya masing-masing.
saat ini, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
serentak seperti pemilihan kepala daerah (pilkada), ketentuan ini diatur dalam
UU Desa yaitu dalam ketentuan pasal 40 ayat (1) dan (2) Peraturan
“Pemilihan kepala Desa secara serentak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
“Pemilihan Kepala Desa dilakukan secara serentak satu kali atau dapat
3
bergelombang”. Selanjutnya dalam pasal 4 ayat (2) menyatakan “Pemilihan
Kepala Desa secara bergelombang sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun”.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan interval waktu paling
(Perda) Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
bergelombang paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
(2) dilakukan dengan interval waktu paling lama 2 (dua) tahun. (4) Pemilihan
Kepala Desa serentak untuk pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016. (5)
langsung, umum, bebas dan rahasia, yang selama ini akrab di kenal dengan
3
1971.22 Pelaksanaanpilkades harus benar-benar mengahasilkan pemimpin
terlaksananya hal tersebut penting tersedianya aturan main yang jelas dan
sengketa yang pasti akan terjadi. Karena catatan bersama konflik yang kerap
maupun kepala desa. Selalu diawali dari proses ketidakpuasan salah satu
22
http:/,repository.gac,id:1015/id/eperint/18, (diakses tanggal 29 November 2022)
23
Ibid.
3
2.7. Kerangka Pikir
5.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
6.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
7.
Peraturan Pemerintah (selanjutnya disingkat PP) Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Peran 8.
Intelejen Kepolisan dalam
proses pemilihan kepala serentak : Faktor-faktor yang menjadi
9.
1. Melakukan deteksi dini penghambat Intelejen Kepolisan
2. Mengidentifikasikan hakekat Dalam Proses Pemilihan kepala
10.
ancaman yang tengah dan DesaSerentak :
akan dihadapi
3. Memberikan peringatan dini 1. Sumber Daya Manusia (SDM)
11. yang kurang baik dari
sebagai bahan dasar serta
penentuan arah bagi kuantitas dan kualitas
12.
kebijaksanaan dan 2. Sarana dan Prasarana
pengambilan keputusan atau 3. Anggaran pembiayaan
tindakan oleh pimpinan Polri. aktivitas Intelijen Polri.
4. Melakukan pengamanan dan 4. Kurangnya pemahaman
pembatasan mobilisasi sasaran masyarakat tentang demokrasi
3
BAB III
METODE PENELITIAN
baku utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas
1. Data Primer
2. Data Sekunder
3
merupakan dokumen-dokumen resmi, seperti buku-buku teks, kamus-
1. Wawancara
2. Studi Pustaka
skripsi yang berkaitan dengan peran dan fungsi intelejen kepolisian serta
Data yang diperoleh dari penelitian ini baik dari studi kepustakaan
diteliti.
3
BAB IV
masyarakat, hal ini diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
menjadi salah satu tugas Polri tersebut merupakan suatu situasi yang dibutuhkan
Maka situasi aman sangat diharapkan oleh seluruh masyarakat untuk dapat
karena tidak ada rasa takut akibat kemungkinan adanya gangguan yang akan
menimpa.
Hal ini sependapat dengan Raharjo bahwa polisi merupakan alat negara yang
kejahatan. Akhirnya polisi yang akan menentukan secara konkrit apa yang disebut
24
Rahardjo, S. 2009. Penegakan Hukum suatu tinjauan sosiologis. Genta. Publishing.Yogyakarta. Hal 7
3
Dalam melaksanakan tugas kepolisian, Polri mempersiapkan kegiatan untuk
kemitraan antara Polri dengan masyarakat sehingga terwujud rasa saling percaya,
deteksi dini (early warning system) dan memberikan peringatan masalah dan
22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian
dimana untuk konteks antisipasi konflik tentunya sudah menjadi tugas dan fungsi
pokok Direktorat Intelkam Keamanan (Ditintelkam) dimana salah satu tugas intelkam
adalah Sebagai Mata dan Telinga kesatuan Polri yang berkewajiban melaksanakan
25
Tabah Anton, Membangun Polri Yang Kuat, Mitra Hardhasana, Jakarta, 2013. Hlm 41
3
deteksi dini dan memberikan peringatan masalah dan perkembangan masalah dan
memberikan masukan kepada pimpinan untuk melakukan deteksi dini tidak semata-
analisa yang tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, satuan intel Polres Luwu
atas peraturan Bupati Nomor 2 tahun 2021 tentang tata cara Penyelenggaraan
Selain itu, Surat Edaran Mendagri Nomor : 141 / 6698 / SJ Tentang Jumlah
Pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pemilihan Kepala Desa Serentak
tahapan pemilihan kepala Desa Serentak se Kab. Luwu Utara tahun 2022, maka
Kabupaten Dalam Rangka Pemilihan Kepala Desa Serentak Tahun 2022 dalam
Pemilihan Kepala Desa Serentak Tahun 2022 dalam Surat Keputusan Bupati Luwu
4
Dari data yang penulis dapatkan, jadwal tahapan Pelaksanaan Pemilihan
JADWAL
NO JENIS KEGIATAN
AWAL AKHIR
1 2 3 4
1 Penyusunan Peraturan Bupati, 15 Juni 2022 17 Juni 2022
Pembentukan Panitia TK. Kabupaten
dan Rapat Koordinasi Persiapan
Pemilihan Kepala Desa (PILKADES)
2 Sosialisasi Pilkades bagi Kepala Desa 23 Juni 2022 24 Juni 2022
dan BPD terkait Pembentukan Panitia
Pemilihan Kepala Desa (PPKD) dan
Bagi Camat terkait Pembentukan
Panitia Pemilihan Kecamatan
3 Pembentukan PPKD dan Panitia 27 Juni 2022 8 Juli 2022
Pemilihan Tingkat Kecamatan
4 Sosialisasi Pilkades bagi PPKD, Panitia 19 Juli 2022 20 Juli 2022
Kecamatan dan Pemberian Data
Daftar Pemilih Sementara
5 Penjaringan dan Penyaringan Calon 20 Juli 2022 30 Ags 2022
Kades (Cakades)
6 Pemutakhiran Daftar Pemilih Tetap 20 Juli 2022 30 Ags 2022
(DPT) dan Penetapan Daftar Pemilih
Tetap (DPT)
7 Evaluasi Kelengkapan Berkas Cakades 1 Ags 2022 30 Ags 2022
di TK. Kabupaten
8 Penetapan Calon Kepala Desa dan 1 Sep 2022 7 Sep 2022
Pengambilan Nomor Urut Cakades
9 Orientasi Calon Kepala Desa 8 Sep 2022 9 Sep 2022
10 Kampanye (Pemaparan visi, misi dan 12 Sep 2022 16 Sep 2022
program kerja), dan Distribusi Kotak
Suara
11 Minggu Tenang, Distribusi Surat Suara 19 Sep 2022 27 Sep 2022
12 Pemungutan suara 28 Sep 2022 28 Sep 2022
13 Penetapan dan Pelantikan Kepala 3 Okt 2022 31 Des 2022
Desa Terpilih
4
Sementara itu, Daftar Desa yang akan melaksanakan Pilkades Serentak
JUMLAH JUMLAH
NO KECAMATAN / DESA KET
DPT TPS
1 2 3 4 5
I KEC. MALANGKE (2 DESA)
4
1 Ds. Kaluku 1814 4
2 Ds. Tulung Sari 912 2
tahapan Pilkades tahun 2022, dan merujuk pada karakteristik kerawanan masing-
masing wilayah serta letak geografis wilayah, maka berikut ini disajikan simulasi
4
2 Ds. Takkalala 1868 21 5 10
II KEC. BONE-BONE (1 DESA)
1 Ds. Sukaraya 1810 21 4 8
III KEC. TANALILI (3 DESA)
1 Ds. Patila 3318 35 8 16
2 Ds. Bungadidi 3084 35 7 14
3 Ds. Sumberdadi 1583 21 4 8
IV KEC. MASAMBA (4 DESA)
1 Ds. Lapapa 720 11 2 4
2 Ds. Rompu 1115 15 3 6
3 Ds. Sepakat 1157 15 3 6
4 Ds. Pandak 999 11 3 6
V KEC. SABBANG (2 DESA)
1 Ds. Sabbang 1547 21 4 8
2 Ds. Tulak Tallu 1146 15 3 6
VI KEC. RONGKONG (1 DESA)
1 Ds. Komba 371 5 1 2
VII KEC. SUKAMAJU (2 DESA)
1 Ds. Kaluku 1814 21 4 8
2 Ds. Tulun Sari 912 11 2 4
VIII KEC. SEKO (1 DESA)
1 Ds. Hono 737 11 2 4
IX KEC. MALANGKE BARAT (5 DESA)
1 Ds. Kalitata 1102 15 3 6
2 Ds. Waelawi 862 10 3 6
3 Ds. Pao 1897 21 4 8
4 Ds. Wara 1255 15 3 6
5 Ds. Pombakka 866 11 2 4
X KEC. BAEBUNTA (1 DESA)
1 Ds. Bumi Harapan 1027 11 3 6
XI KEC. BAEBUNTA SELATAN (1 DESA)
1 Ds. Mukti Jaya 802 11 2 4
JUMLAH 33.127 398 82 164
4
Dalam rangka pengamanan dan mengantisipasi segala bentuk ancaman dan
potensi gangguan agar pelaksanaan Pilkades tersebut dapat berjalan dengan aman,
tertib dan lancar, Kepolisian Resor Luwu Utara beserta seluruh jajarannya akan
keempat tahun 2022 dengan Jumlah Desa yang akan melaksanakan Pilkades
sebanyak 23 (dua puluh tiga) Desa dari 167 Desa di Kabupaten Luwu Utara dengan
terhadap perubahan - perubahan situasi kamtibmas di Kab. Luwu Utara yang terkait
Gelombang keempat Tahun 2022, sehingga setiap gejolak yang berkaitan dengan
hal tersebut dapat dieliminir sedini mungkin dan suksesnya pelaksanaan kegiatan
pengamanan.
4.2. Peran Intelejen Kepolisan dalam proses pemilihan kepala desa serentak di
Kabupaten Luwu Utara.
demokrasi dari tingkatan terrendah yakni desa. yang bertujuan untuk memilih
pemimpin yang berasal dari masyarakat desa, seperti pemilihan lain, dan dalam
proses inipun tentu ada yang menang dan adapula yang kalah, akan tetapi tak
semua kekalahan itu bisa diterima dengan ikhlas, dengan hati lapang dada dan
kepemimpinan. Tak sedikit pula peserta atau pendukung yang menerima akan
4
kekalahan dalam pilkades, dengan berbagai sebab atau alasan diantaranya yang
diperolehnya, ada kecurangan atau bahkan ada politik uang. Ketidakterimaan atas
hasil pilkades tersebut harus berujung pada konflik antar pendukung yang tak
kunjung selesai, dan bahkan terhadap pihak yang kalah dalam pilkades mengajukan
keberatan atau sengketa hasil pilkades sesuai prosedur yang ada menurut peraturan
perundang-undangan.
Pelaksanaan pilkades tidak lepas dari peraturan yang telah di buat oleh
pemerintah yang kemudian ditetapkan oleh DPR atau DPRD dalam bentuk
republik ini ada di desa, karena desa sejak kurang lebih 2 (dua) abad lalu atau
massa kolonial sudah menggelar pemilihan untuk menentukan pemimpinnya. Hal ini
menjadi ciri perwujudan demokrasi tingkat desa dengan adanya pilkades secara
langsung sudah berlangsung sejak lama dan bahkan terpelihara dengan baik,
karena dari desa kita mengenal namanya pemilihan pemimpin secara langsung
seperti pemilihan kepala daerah (pilkada), ketentuan ini diatur dalam ketentuan
Undang-Undang Desa yaitu dalam ketentuan pasal 40 ayat (1) dan (2) Peraturan
4
Pemerintah (selanjutnya disingkat PP) Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
langsung, umum, bebas dan rahasia, yang selama ini akrab di kenal dengan
sebutan LUBER, sebagaimana prinsip Pemilihan Umum (Pemilu) sejak tahun 1971.
secara subtantif dan prosedural. Sehingga demi terlaksananya hal tersebut penting
tersedianya aturan main yang jelas dan konsisten dalam pelaksanaan pilkades
catatan bersama konflik yang kerap terjadi di Indonesia sebagian karena proses
pemilihan, baik kepala daerah maupun kepala desa. Selalu diawali dari proses
kondusif dan memastikan pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara,
4
diperlukan fungsi-fungsi kepolisian yang mempunyai wilayah kerja masing-
masing yang saling terkait dan terpadu. Fungsi kepolisian tersebut salah
satunya adalah Intelijen keamanan atau yang biasa disebut intelkam. Dalam
dasar intelijen, Intelijen dapat kita bedakan yaitu intelijen sebagai bahan
Ketiga pengertian ini, walaupun terpisah namun selalu berkaitan satu dengan
yang lain. Intelijen keamanan merupakan bagian integral dari fungsi organik
kepada H. Andi Yusuf, M.M. selaku Kasat Intel, beliau berpendapat bahwa :
“Fungsi intelegen kepolisian atau yang lebih dikenal dengan sebutan intel
merupakan fungsi intel yang bertugas Sebagai Mata dan Telinga kesatuan
Polri khususnya di Polres Luwu Utara ini yang berkewajiban melaksanakn
deteksi dini dan memberikan peringatan masalah dan perkembangan
masalah serta perubahan kehidupan sosial masyarakat dalam hal
pelaksanaan pemilihan serentak kepala desa di Kabupaten Luwu Utara.
Selain itu juga bertugas mengidentifikasi ancaman, gangguan, atau
hambatan yang akan dihadapi baik sebelum pelaksanaan pemilihan
serentak, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan pemilihan. Untuk itu
peranan intel disini sangat dibutuhkan demi menjaga kemanan dan
ketertiban masyarakat agar pemilihan desa serentak berjalan sesuai
dengan harapan kita”.
4
Fungsi Intelegen kepolisan sebagai pelaksana fungsi intelijen keamanan
sumbernya dan relevan dengan masalah yang dicari atau dibutuhkan dalam hal
ini apa yang terlihat dalam masyarakatan di daerah pemilihan kepala desa di
Kabupaten Luwu Utara. Intelijen sebagai bahan keterangan yang sudah diolah
4
dan yang memungkinkan untuk bahan mengambil keputusan. Dalam hal ini
yang tepat dalam tiga aspek, yaitu perencanaan, kebijaksanaan dan cara
Utara.
dapat terjadi pada pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara.
yang akan dihadapi. Situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif adalah hal
5
intelkam terdapat intel dasar dimana Intelijen dasar digunakan untuk
pengetahuan dasar atau catatan dasar bagi pihak yang menggunakan yang
yang terjadi pada suatu waktu di masa lalu. Tanpa adanya pengetahuan dasar
mengenai sesuatu masalah tertentu, sukar untuk dinilai secara tepat suatu
mengenai masalah tersebut dimasa yang akan datang terutama dalam hal
b) Penularan covid-19
e) Money politik
5
i) Ancaman kekerasan terhadap calon
o) Kerusakan logistik pemilu pada saat distribusi karena faktor cuaca dan
premanisme.
c) Money politik.
pendukung.
5
c) Tidak diterapkannya standar protokol kesehatan covid-19 di TPS.
d) Penularan covid-19.
penghitungan suara.
sebagai berikut :
menyebarkan issu.
5
5) Tahapan Pelantikan Kepala Desa terpilih terpilih diperkirakan akan terjadi
terpilih.
terjadi dicerminkan oleh Intelijen Dasar Diskriptif fan Intelijen Aktual, sedangkan
kata lain sebagai bentuk gambaran spekulatif tentang apa yang akan terjadi.
mengambil keputusan ataupun tindakan apa yang akan diambil oleh pimpinan
polri.
5
ancaman yang dapat terjadi kapanpun tanpa mengenal tempat dan waktu.
akan berfungsi bagi satuan apabila organisasi intelijen cukup solid, sistem dan
Namun yang lebih penting adalah pelaksanaan tugas intelijen, baik perorangan
maupun unit harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap inteijen, maupun
5
lapangan yang berubah-ubah, serta menghasilkan produk intelijen yang tajam,
akurat dan terpercaya dalam mencegah gangguan dan ancaman yang mungkin
bisa terjadi daerah pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara.
2) Menegakkan hukum.
masyarakat.
masyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ketiga tugas
Disamping itu dalam pelaksanaan tugas ini harus berdasarkan norma hukum,
tinggi hak asasi manusia. Karena itu, ketiganya dirumuskan kedalam satu istilah
5
yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan
disebutkan dalam Pasal 2 disebutkan bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu
asasi manusia.
Nomor 02 Tahun 2002 merupakan alat negara yang yang berperan dalam
5
preventif yang dilaksanakan dalam rangka memberi perlindungan, pengayoman
dengan apa yang terjadi di lapangan terkait pengamanan pemilihan kepala desa
pemilihan Kepala Desa sudah dapat dibilang cukup baik dan telah sesuai
sebagai salah satu unit yang sangat penting dalam tubuh Polri terkhusus di
Kabupaten Luwu Utara, memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga
pada saat proses pemilihan, baik yang terjadi di masa kampanye, pada saat
5
Dalam pengamanan pemilihan kepala desa serentak dikabupaten Luwu
Utara di dapat beberapa strategi yang dierapkan oleh intelejen kepolisan yang
dibantu pihak-pihak terkait. Strategi itu meliputi dua tahapan yakni tahapan
pemilihan kepala desa. Selain itu pihak Kepolisan juga menyiapkan beberapa
hal diantaranya :
komunikasi.
6) Kekompakan antar pihak, Koordinasi yang baik dan bagus antar pihak
Kontraproduktif.
pelaksanaan tugas dan fungsi personel. Dalam pemilihan kepala desa serentak
5
di Kabupaten Luwu Utara juga ada beberapa hal yang dirasa kurang berkenan
dan harus diperbaiki oleh pihak kepolisian yang tengah berjaga. Beberapa
dalam peleraian sebuah masalah yang terjadi dalam lapangan atau tempat
pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara yang sangat nampak
adalah adu strategi yang dilakukan oleh masing-masing kandidat melalui berbagai
macam cara. Dalam hal ini intelegen kepolisian sebagai penegak hukum dan
pemilihan kepala desa. Intelegen Kepolisian diharapkan juga bisa adu strategi untuk
mengamankan jalannya pemilihan kepala desa, karena pemilihan kepala desa yang
sukses bukan hanya terpilihnya kepala desa baru, melainkan juga bagaimana
Untuk itu sebelum dilakukannya sebuah pemilihan umum tentang kepala desa
atau apapun biasaya pihak intelegen kepolisian Polres Luwu Utara telah
rangkaian demi rangkaian yang akan dilalui dalam tahap pemilihan kepala desa
maka dalam hal ini kinerja intelegen kepolisian sebagai garda terdepan dalam
pengamanan akan menjadi sorotan dan patut dipertanyakan apakah telah sesuai
6
prakteknya pemilihan kepala desa yang sudah diatur oleh perundangundangan
untuk saat ini sangat sulit terselenggara dengan lancar dan berkualitas karena
kepentingan untuk ingin berebut kekuasaan ketimbang hakikat yang diingini oleh
“Situasi dan kondisi dilapangan telah di upayahkan agar tercipta keadaan yang
kondusif sehingga pemilihan kepala desa serentak yang dilaksanakan di Luwu
Utara berjalan lancar. Namun demikian, kenyataan yang dihadapi oleh pihak
Polres LUwu Utara terkhusus pada bagian Unit Intelkam, terdapat beberapa
hambatan yang dihadapi diantaranya masyarakat kurang memahami tentang
demokrasi yang dianut oleh bangsa ini. Selain itu pula, tidak dapat dipungkiri
bahwa kurangnya SDM Porles Luwu Utara terutama dalam Unit Intelkan baik
jumlah maupun pengetahuan masih sangat minim. Sehingga harus meminta
bantuan dasri satuan lahin, bahkan dari Polres lainnya yang berdekatan dengan
Polres Luwu Utara.”
integen kepolisian dalam proses pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Luwu
1. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang baik dari kuantitas dan kualitas.
polri dalam suatu unit, sedangkan kualitas adalh tingkat pemahaman dan
26
Haw Widjaja, Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa,(Jakarta, PT.Raja Grafindo. 1996),24
6
menjadi bagian utama dari rencana strategik organisasi termasuk di Polres
Luwu Utara. Organisasi publik seperti Polri akan mampu melaksanakan tugas,
jika telah mempunyai sumber daya manusia yang profesional, bermoral dan
selalu menjadi terdepan, hal ini sesuai dengan tugas pokoknya. Kegiatan
memutuhkan tengana dan pikiran yang luar biasa. Mengingat pemilihan kepala
titik dan jumlah DPT sebanyak 33.127 orang. Berdasarkan data tersebut maka
kualitas.
dilapangan maka jumlah tersebut masih kurang, mengingat jumlah desa yang
6
Massa. Jumlah kompi Dalmas seharusnya tiga kompi dan setiap kompi terdiri
menangani unjuk rasa diperlukan sarana dan prasarana yang cukup. Karena
sumber daya manusia tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadai
dukungan sarana dan prasarana yang cukup untuk melaksanakan tugas dalam
prasarana yang dimiliki oleh satuan intelgen kepolisian polres Luwu Utara belum
kurang serta alat komonikasi masih harus menggunakan alat komonikasi pribadi
anggota intelkam.
Luwu Utara khusunya unit intelkam dalam melaksanakan tugasnya tentu tidak
6
terlepas dari anggran yang tersedia. Semakin tinggi anggran yang diberikan
Desa, atau seringkali disebut Pilkades, adalah suatu pemilihan kepala desa
secara langsung oleh warga desa setempat, berbeda dengan lurah yang
merupakan pegawai negeri sipil, kepala desa merupakan jabatan yang dapat
yang menggantikan undang- undang nomor 32 tahun 2004, dalam pasal 31 ayat
rakyat untuk menunjukkan kesetiaan dan preferensi lokal mereka. Sementara itu
menurut Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 pasal 1 (5), Pemilihan kepala
kepala desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Kepala Desa cukup tinggi untuk ikut berpartisipasi dalam proses pemilihan
kepala desa (pilkades), karena sebagian masyarakat tidak ada lagi tekanan dan
intimidasi politik dari pihak manapun, namun bagi sebagian masyarakat lain
6
adanya paksaan dari salah satu kandidat calon kepala desa melalui tim
suksesnya dengan membagikan kaos dan stiker serta adanya tekanan- tekanan
tersebut membuat ada sebagian masyarakat tidak mau untuk turut berpartisipasi
dalam pelaksanaan Pilkades. Salah satunya adalah dengan tidak hadir pada
formal maupun ekstra formal dalam ikut serta mengawasi atau memantau
secara aktif pada pemilu. Namun pada faktanya justru partisipasi masyarakat
6
Masyarakat dalam Pengawasan Pemilihan Umum Serentak Anggota Legislatif
sekedar datang dan memilih, tetapi juga turut melakukan pengawasan atas
6
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
Dari hasil pemaparan tentang peran integen kepolisan dalam proses pemilihan
kepala desa serentak di Kabupaten Luwu Utara pada bab terdahulu, penulis
5.1 Kesimpulan.
pimpinan Polri.
a. Faktor Internal :
(1)Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang baik dari kuantitas dan
6
b. Faktor Eksternal : pemahaman masyarakat di Kabupaten Luwu Utara
5.2. Saran.
Luwu Utara harus bekerja keras dan professional agar tercipta suasana yang
dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Selain itu, sebaiknya polres Luwu