PAPER NAME
PEMBAHASAN
dala rangka keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan untuk
) hlm
1
1
Maria S.W. Sumardjono Tanahh Dala Pandangan Hak
Jakarta, .
1
Ekonomi, Budaya
sosial ( Kompas dan
2
Tuntutan kehidupan daerah dapat terjadi sebagai satu kesatuan, menjaga
terselenggaranya kepentingan umum sangat penting. Hal ini dapat dipahami jika ada
aturan, ketetapan atau standariasi yang harus dilaksanakan daerah setempat. Karena
merupakan hak utama, hak istimewa atas kepemilikan ttanah sangat penting sebagai
indikasi kehadiran, kesempatan, hingga harga diri seseorang. 2Kemudian lagi, komitmen
untuk memastikan kepastian yang sah atas hak-hak istimewa tanah meskipun fakta
bahwa kebebasan ini tidak langsung dengan alasan bahwa mereka dibatasi oleh
Dalam realita biasa, persoalan pertanahan muncul dan mampu dilakukan oleh
semua lapisan masyarakat. Perdebatan tanah adalah isu yang sering muncul dan selalu
berbagai kepentingan. Persoalan tanah adalah hal yang sangat berbelit-belit dan sifatnya
sangat pelik, karena mencakup beragam aspek kehidupann manusia, baik itu sosial,
finansial, politik, mental, dll, sehingga dalam mengurus masalah pertanahan tidak hanya
harus fokus. pada perspektif yuridis namun di samping itu harus fokus pada bagian
kehidupan yang berbeda. orang lain agar masalah tidak menjadi persoalan yang nantinya
penguasaan, dan tanggung jawab di negara kita belum sistematis dan terkoordinasi. Masih
banyak peliputan tanah yang melibatkan beragam keperluan yang tak seperti yang
1
2
Budi Harsono. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang – undang Pokok Agraria,
isi pelaksanannya ( Djambatan : Jakarta,2003 ) hlm . .
3
pemilikan dan penguasaan tanah masih tumpang tindih. Ada perkumpulan kecil
besar yang hanya memiliki lahan yang sangat terbatas. Kenyataannya, banya
apa-apa, terpaksa hidup sebagai
yang tidak sehingg mereka kultivator.
dalam hal tanah tidak pernah surut, bahkan cenderung bertambah rumit dan jumlahnya
mempertanyakan realitas suatu regulasi yang berkaitan dengan pertanahan. Ini bisa
Hampir semua bagian tanah dapat muncul sebagai sumber perdebatan tanah, seperti
salah menilai batas tanah atau salah memberikan warisan. Dengan cara ini, tanah harus
terlibat dan disetujui dalam usaha tanah atau tanah yang berurusan dengan
50
masalah. Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pertanahan
dengan mempertimbangkan tujuan dan bagian dari kerjasama daerah untuk membantu
bantuan pemerintah secara keseluruhan. Dengan tujuan agar BPN berperan membantu
dan melayani daerah dalam mendapatkan hak-hak istimewa atas tanahnya, serta
4
jawaban jika nantinya muncul suatu persoalan antara masyarakat mengenai hak- haknya
dalam pertanahan.
umum nomor 21 tahun ini. 2020 Tentang penanganan dan penyelesaian perkara
pertanahan. DalamPedoman Ulama Masalah Agraria dan
Ruang/Puncak Badan Pertanahan Umum Nomor 21 Tahun 2020 tentang Nomor
telah diarahkan bagaimana menentukan sengketa tanah baik non -gugatan dan
penuntutan.
lokal yang paling berbelit-belit, harus terlihat dari protes yang sering terjadi dalam
merupakan keinginan masyarakat lokal. daerah yang membutuhkan bantuan orang luar
berbeda.
5
Umum menempatkan Perwakilan Evaluasi dan Penanganan Masalah
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2007. Sejalan dengan itu,
selain layak untuk digunakan, tujuan utama usaha dan elemen Organisasi Pertanahan
Umum dapat mengingat tujuan debat untuk sepanjang garis ini. Mengingat bahwa
Ima Usaha Agraria dan penataan ruang/ Badan Pertanahan Umum Nomor 21
ditambah sebagaimana mestinya oleh Pimpinan Negara. kantor pertanahan untuk kota
palopo.
Ilustrasi kasus yang terjadi pada batas tanah objek Deklarasi Kemerdekaan Hak
Milik Nomor 00971/Songka demi Sugeng yang ditunjukkan oleh adik perempuan Bakti
Aryanti memasuki wilayahnya; bahwa yang menjadi objek pertanyaan adalah tempat
dimana terdapat Perjanjian Hak Milik Nomor 00971/Kelurahan Songka, surat penetapan
yang dibagikan mengingat Pengucapan Kepala Kantor Pertanahan Kota Palopo tanggal 1
kemudian disebutkan untuk diintervensi oleh Bakti Ariyanti melalui perantaranya, Yudi
Asrul, S.H. dihubungkan dengan pertanyaan batas; bahwa objek perdebatan pertama
adalah tanah yang dibeli oleh saudara Sugeng pada tahun 2016 ketika
6
objek daerah tersebut ditunjuk oleh Basri, salah satu penerima manfaat utama dari pemilik
tanah; bahwa tanah yang dibeli oleh Sugeng pada ayat (3) tersebut selanjutnya disebut-
sebut untuk memberikan wasiat melalui administrasi Akuntan Publik Risma Irma
Purnamasari, SH., M.Kn; itu saudara kandung Bakti Aryanti Tahun 20220 kemudian
Desember 2016 tercatat atas nama Sugeng yang diindikasikan terjadi perbedaan luas dan
masuk pada tanah yang dibelinya; bahwa terhadap permasalahan ini Bakti Aryanti
Pertanahan Kota Palopo guna meminta Klarifikasi atas penerbitan Sertifikat Hak Milik
Nomor.0971/Songka atas nama Sugeng; Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik dari
uraian kasus diatas bahwa setelah dilakukan kajian maka terhadap permasalahan ini perlu
adanya tindak lanjut penyelesaian karena merupakan kategori kasus yang berada dalam
Dari Penjelasan kasus diatas maka kemudian akan menghasilkan dampak positif
bagi kedua belah pihak apabila suatu kasus dapat diselesaikan melalui
10
jalur Mediasi. Sehingga dengan uraian tersebut yang telah diterangkan di atas,
maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengusulkannya dalam suatu skrip
7
Sengketa Tanah di Kantor Pertanahan kota Palopo Berdasarkan Peraturan
21 tahun 2020.”
pengetahuan serta menjadi kajian studi ilmu hukum khususnya yang terkait
8
denga upaya penanganan dan penyelesaian sengketa tanah dan pentingnya
menyelesaikan tanah yang bersengketa, baik secara alternatif maupun secara
peradilan.
tanah.
9
BAB II
TINJAUAN
Rujukan
Ka Besar Bahas Indonesia yang diedarkan oleh Dinas Diklat
Kebudayaan mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan tanah adalah
lapisan permukaan atau lapisan bumi yang ada di atasnya. 3Pengertian tana
bangunan4
melip bagian tubu dunia di bawahnya dan bagian ruang di atasnya, dengan
halangan diperlukan
dalam pasal 4 hanya keuntungan yang langsung
tinggi.5
pemanfaatannya harus dibatasi sehingga disadari dalam arti apa istilah tersebut
3
Muhammad Ha tta, Hukum Tanah Nasional Dalam Perspektif Negara Kesatuan, Media Abadi,
Yogyakarta,2005,Hlm.24
4 Y.W Sunindhia, dan Ninik Widiyanti. Pembaharuan Hukum Agraria. Bina Aksara. Jakarta.,1988
Hlm.8
5 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia. Djambatan.Jakarta: 2008. Hlm.262
1
segi yuridis, sebagai suatu pengertian yang secara formal telah dibedakan dengan
Tanah adalah lapisan terluar bumi atau lapisan bumi yang berada di
6 36
sekali. Tanah dalam arti yang sah memainkan peran penting keberadaan
orang lain. Tanah dalam perspektif yuridis adalah lapisan terluar bumi,
5
kebebasan tanah adalah hak istimewa ata bagian tertentu dari permukaan
dunia, d
yan dibatasi, memiliki aspek dengan panjang dan lebar. 7Premis
pelaksana dari Peraturan Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, memungkinkan individu-
individu yang terlibat secara dekat untuk dengan mudah memahami peraturan yang
atas tanah yang mereka miliki. Karena kebutuhan manusia akan tana saat ini
semakin berkembang.
bumi. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa “berdasarkan hak menguasai negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diputuskan bahwa ada berbagai macam kebebasan
di permukaan dunia, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dimiliki oleh
orang perseorangan, baik sendiri atau bersama-sama dengan orang lain dan zat yang sah."
45
6
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,2008,Kamus Besar Bahasa
Indonesia,Jakarta: Rajagrafindopersada.Hal.1433.
7
Effendiperangin,1994,Hukumagrariaindonesia,Suatutelaahdarisudutpandangpraktisihukum,Jakarta
,Rajagrafindo,Hal.17
1
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) masih dipandang sebagai batas peraturan
pertanahan umum, Peraturan Pokok Agraria (UUPA) mengatur hamper semua hak-hak
atas tanah sebagaimana diarahkan dalam pasal 16 dengan pengecualian hak istimewa
permukaa dunia, yang disebut tanah yang diberikan kepada dan dimiliki oleh
Dala perspektif John Salindeho, itulah yang dia ungkapkan: Tanah adalah objek
yang bernilai finansial dalam perspektif masyarakat Indonesia, dia juga orang yang sering
38
8 Zaman,Nurus,2016
,Politik Hukum Pengadaan Tanah Antara Kepentingan Umum dan
Perlindungan Hak Asasi Manusia, Madura: , Hlm.2.
Refika
9 John Salindeho,1993,Masalah Tanah Dalam Pembangunan,Cetakan Kedua,Jakarta:
Sin1a3 rGrafika,Hlm.23
1
10 A.P Perlindungan,1990,Konversi Hak-Hak Atas Tanah,Bandung: Mandar Maju,Hlm.90
1
Pengaturan pertanahan menunjukkan hubungan sinergis antara bagian- bagian
pengaturan yang berbeda tentang hubungan pertanahan. Hal ini tergantung pada
bagaimana setiap aktivitas individu (korpus) di darat yang sah akan terus-menerus
dikaitkan secara konsisten dan memasukkan bagian-bagian yang sah yang diarahkan oleh
Internasional.11
kepulauan Indonesia". Hak ini karena hipotesa peraturan pertanahan Indonesia yang baku
penduduk asli atas tanah, yang tidak sama dengan hubungan sinergis antara peraturan
sebagai: “berbagai pedoman yang mengarahkan hubungan sinergis dari berbagai bagian
pengaturan dan status yang sah dari kesetaraan sosial individu atas tanah sebagai barang
tahan lama, yang dikendalikan untuk diklaim. atau digunakan dan hasilnya dinikmati oleh
11
Herman Soesangobeng,2012,Filosofi,Asas,Ajaran,TeoriHukumPertanahan ,
danAgraria,Yogyakarta:STPNPrees,Hlm.12
12
Ibid, Hlm. 5-6
13
Ibid,Hlm.7
1
23
Sebagian tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud
dari
adalah dari dunia di
dengan tanah bagia permukaa termasuk tubuh bumi
bawahnya terendam secara dibatasi oleh negara atau
serta ya langsun
diklaim dengan hak-hak istimewa negara. orang ata zat yang sah.
ol
1
2.1.2 Pengertian Hak-
hak Atas
atas tanah tersebut. Hak atas tanah berbeda dengan hak penggunaan atas
tanah.14Apabila melihat ketentuan Pasal 16 jo. Pasal 53 Undang-Undang nomor
1
5 Tahun (Undang-Undang Pokok Agraria), maka macam-macam hak atas
tadi. Hak atas tanah tidak sama menggunakan hak penggunaan atas tanah.
1. Hak atas tanah yang bersifat permanen, yaitu hak-hak atas tanah yg aka
berlaku. Macam-macam hak atas tanah yg masu pada kelompok ini yaitu
Hak Milik, Hak perjuangan, Hak Guna Bangunan, Hak pakai, Hak Sewa
buat Bangunan, Hak Membuka Tanah, dan Hak Memungut yang akan terjadi
Hutan.
9
14
Boedi Harsono,Hukum Agraria Indonesia,Jilid I Hukum Tanah Nasional, Jakarta, Djambatan,200)
hlm.
1
2. Hak atas tanah yang akan ditetapkan menggunakan undang-undang,
maksudnya adalah hak atas tanah yang akan lahir kemudian, yang akan
ditetapka menggunakan undang-undang. Hak atas tanah yg disebutka
lahirnya hak atas tanah baru yg diatur secara khusus menggunakan undang-
undang3.
3. Hak atas tanah yang bersifat sementara, yaitu Hak atas tanah yang
yaitu hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak
sewa,yang
lain hak bersifat
membuka tanah dan
sementara yanghak memungut
diatur 53 yakni
hasil hutan serta
dalam pasal hak gadai,
hak-hak
Chulaemi Ahmad, Hukum Agraria, Perkembangan, Macam-macam Hak atas Tanah, Semarang :
FH UNDIP, l993.
1
A. Pengertian Hak Milik
Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat, dan terpenuhi yang dapat
dipuny oleh orang atas tanah, dengan sifat mengingat ketentuan Pasal 6
Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai
langsung olehUndang-Undang
negara dalam Pokok
jangkaAgraria
waktu yang ditentukan
(UUPA) Jo. Pasalguna
2 untuk
sampai 18
Pasal 28-
perusahaan
Peraturan pertanian,Nomor
Pemerintah perikanan dan peternakan.
40 Tahun1996. 16 Hak guna usaha di atur pada
tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau milik orang lain dalamn
1
Hak sewa adalah hak untuk menggunakan tanah milik orang lain
Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan adalah hak yang
membukatanah dan memungut hasil hutan dengan
hanya dapat dipunyai
berasal dari hukum adat sehubungan adanya hak
warga negara Indonesia yang diatur dengan Peraturan Pemerintah ( Pasal
4 Undang-Undang Pokok Agraria).
G.Hak-hak yang bersifat sementara
bersifat sementara ini adalah hak yang sangat merugikan pemilik tanah
2. Jual gadai adalah penyerahan sebidang tanah oleh pemiliknya kepada pihak
lain dengan membayar uang kepada pemilik tanah dengan perjanjian bahwa
tanah akan dikembalikan pekan agar hak-hak ini dihapuskan dari hukum
pertanahan atau hukum agraria nasional.17
17
Umar Said Sugiarto, 2013. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta:Sinar Grafika .
1
Sengketa adalah pertentangan, perselisihan, atau percekcokan yang
terjadiantara pihak yang satu dengan pihak lainya dan atau antara pihak
yang satu dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan sesuatu yang
masalah dan pihak lain benar dalam masalahnya lainnya, atau kedua
1
tuntutan pada dasarnya bermanfaat untuk keduanya, atau salah satu
pihak mungkin benar secara hukum namun pihak lainya benar secara
batas dan luas bidang tanah yang diakui satu pihak yang telah
8
20
Priyatna Abdulrasyid, Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Fikahati Aneska,
2002, hlm. 6.
21 Robert L. Weku, Kajian Terhadap Tanah Ditinjau Dari Aspek Hukum Pidana dan Hukum Perdata,
2
6
ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia maupu
kepentinganmengenai status
kepentingan mengenai statuspenguasaan
penguasaandi diatas
atastanah
tanahtertentu
tertentuyang
yang
letak, batas dan luas bidang tanah yang diakui satu pihak tertentu
2
10. Putusan Pengadilan, yaitu perbedaan persepsi, nilai atau pendapat,
subyek atautentang
2.4 Tinjauan obyek hak atas (Badan
BPN tanah atauPertanahan
mengenai prosedur penerbitan
Nasional)
hak atas tanah tertentu.22
1.
2. Sekretariat Utama;
Pertanahan;
2
Badan Pertanahan Nasional).
lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar- besar
2
27
dan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria dan
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
di bawah Badan Pertanahan Nasional, maka Kantor Pertanahan yang
dan Kantor Pertanahan bahwa Kantor pertanahan merupakan instansi yang
meliputi
2
kepribadian bangsa Indonesia.
Tugas Panitia Negara Urusan Agraria ini antara lain adalah mempersiapkan
2
Nom 1
Tahun 1964, ditetapkan tugas, susunan, dan
Pakai dan Hak Pengelolaan yan g mengurai tugas Dapertemen Agraria serta
agraria dipisah dan dijadikan sebagai lembaga yang terpisah dari naungan
Menteri Pertanian dan pada saat itu Menteri Agraria pada saat itu dipimpin
oleh R.Hermanses,S.H.
saat itu dimasukkan dalam bagian Departemen Dalam Negeri dengan nama
kini dirangkap oleh Menteri Negara Agraria. Kedua lembaga dipimpin oleh
Nasional
2
merumuskan kebijakan yang bersifat koordinasi sedangkan
Pertanahan Nasional.
2
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan;
bidang pertanahan;
6. Penyiapan
9. Pelaksanaanadministrasi
pendaftaranatas
tanah dalam
tanah rangka telah
yang menjamin kepastian
dikuasai hukum;
dan/atau milik
7. Pengaturan danbekerja
negara/daerah penetapan
samahak-hak
denganatas tanah;
Departemen Keuangan;
8.
10.Pelaksanaan
Pengawasan danpenatagunaan tanah, reformasi
pengendalian penguasaan agraria dan
pemilikan tanah;
13. program di bidang pertanahan;
11. wilayah-wilayah khusus;
Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain;
14. Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan;
12. Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan
15. Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di
bidang pertanahan;
16. Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan;
bidang pertanahan;
19. Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan;
21. pertanahan;
Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau
2
badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
yang
melaksanakan
daerah. Terteratugasnya wajib menerapkan
dalam Peraturan prinsip
Kepala Badan koordinasi,
Pertanahan integrasi, danNomor
Nasional
4sinkronisasi
Tahun 2006baiktentang
dalam lembaga
lingkungan
instansiBadan Pertanahan
dan Tata Nasional
Kerja Kantor Wilayah
2
tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah
pemerintah
melalui jalur litigasi merupakan cerminan dari doktrin trias politica dimana badan-
pihak yang terlibat dalam sengketa harus menempuh prosedur yang telah
3
Sengketa perdata yang terjadi antara dua pihak, yaitu pihak penggugat
Penyelesaian
dalam melalui litigasi
undang-undangsecara tidak maupun
eksplisit hanya implisit.
menyelesaikan
24 sengketa, tetapi
lebih dari itu, yaitu menjamin suatu bentuk ketertiban umum, yang tertuang
Sengketa perdata yang terjadi antara dua pihak, yaitu pihak penggugat
dan pihak tergugat yang bersengketa. Barang siapa yang merasa
3
melalui jalur litigasi mengakibatkan adanya pemenang dan pecundang, tidak
mulia berfikir
2.5.2 untuk menggunakan alternatif penyelesaian sengketa diluar
Non-ligitasi
jalur litigasi (alternative dispute resolution).
pihak, meskipun
keputusan adakalanya
mengenai pihaksengketa
penyelesaian konsultasi juga akan diberi
tersebut diambilkesempatan
oleh para untuk
1
25
Nia Kurniati, Hukum Agraria Sengketa Pertanahanpenyelesaian Melalui Arbitrase Dalam Teori
Dan Praktik, Bandung: Refika Aditama, 2016 , hlm. 18
3
kesepakatan dengan pihak lain, suatu proses interaksi dan komunikasi yang
kepentingan, hak-hak, dan status kekuasaan yang dimiliki para pihak. Ketiga
langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 hari dan hasilnya
Departemen Pendidikan Nasional Dan Kebudayaan, Kamus27Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
dituangkan
Edisi dalam
Ketiga, Balai suatu
Pustaka, 3003.kesepakatan tertulis.
27
Nia Kurniati,H Ukum Agraria Sengketa Pertanahan Penyelesaian Melalui Abitrase Dalam Teori
Dan Praktik, Bandung: Refika Aditama, 2016, hlm .187-
3
3. Mediasi
pihak luar yang tidak memihak dan netral bekerja dengan pihak yang untuk
Berbeda dengan hakim, mediator tidak mempunyai wewenang
bersengketa sengketa
memutuskan untuk membantu mereka
antara para pihak. memperoleh kesepakatan
Namun, dalam perjanjian
hal ini, para pihak
dengan memuaskan.
mengusakan kepada mediator untuk membantu mereka menyelesaiakan
mengubah kekuatan dan dinamika social hubungan konflik dengan cara proses
memberi pengetahuan atau informasi atau dengan menggunakan
mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku pribadi para pihak, dengan
negosiasi yang lebih efektif, dan dengan demikian membantu para peserta
Konsilia
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dipersengketakan.28
4.
eksplisit atas pengertian atau definisi dari konsiliasi ini. Bahkan tidak dapat
1
28
Syahril Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat, Dan Hukum Adat,
Hukum Nasional, Bandung: Kencana Prenada Media Group,2016 , hlm. 190-
3
temui satu ketentuan pun dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
mengenai konsiliasi.
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli dan
Istil “penilaian ahli” dikenal dalam Undang-Undang Nomor 30
arbitrase
Tahu 1999tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketasebagai
5. Penilaian
bagian dari alternatif penyelesaiansengketa,danbahwaternyata
yang terjadi diantara para pihak dalam perjanjian pokok, melainkan juga
3
menyelesaikan suatu perbedaan pendapat atau perselisihan paham maupun
sengketa yang ada, atau lahir dari suatu perjanjian, maka pendapat hukum
pendapat hukum
bahwasebenarnya yang diberikan, secara mengikat
sifat pendapat hukum yang oleh
merupakan pendapat pada akhir, dikemukaka
arbitrase ini termasuk dalam pengertian atau bentuk putusan
3
arbitrase.
Didalam pasal 1 butir 1 Undang- Nomor 30 tahun
6.
tentang pengertian arbitrase
Arbitra dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
Undan Nomor 1999tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
para pihak yang 30bersengketa. Berdasarkan pengertian didalam
Sengketa, hanyaperkaraperdatasajayangdapatdiselesaikandan
adalah
1
30 suatu kesepakatan berupa klausul arbitrase yang tercantum dalam
Nia Kurniati, Hukum Agrarian Sengketa Pertanahan Penyelesaian Melalaui Arbitrase Dalam
Teori Dan Praktik, Bandung: Refika Aditama, 2016, hlm. 199-
suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa
3
atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah
membuat keputusan.
yang akan berperan. Hak ini dapat menjamin kenetralan dan keahlian yang
mereaka anggap perlu dalam sengketa mereka. Arbitrase dapat lebih cepat
dan murah dibandingkan dengan adjudikasi public karena para pihak secara
tidak begitu dan lebih dapat menyesuaikan. Karna arbitrase tidak sering
3
2.6 Kerangka Fikir
Tinjauan Yuridis Penanganan dan Penyelesaian Sengketa Tanah di Kantor Pertanahan kota Palopo Berdas
PeraturanMenteriAgraria &Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 2020Tentangg Penanganan da
Pertanahan.
Nomor 21 tahun
3. Penelitian B. Negosiasi
7. Penyelesaian kasus
Tercapainya Kepastian Hukum terhadap penanganan dan penyelesaian sengketa tanah di Kantor Pe
3
BAB III
METODE PENELITIAN
15
32
Lexy J. Meleong, 2011, Metode Penelitian, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 186.
3
1. Data Primer Data .Primer adalah data yang didapat .secara .langsung
4
melal Sumberpertama Data primer merupakan data yang diperoleh dari
diteliti dan dibahas. Penulis .akan meneliti dan mengkaji .sumber datayang
2. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
cara, yai :
29
1. Wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
pertanyaan itu. Untuk mendapatkan data – data terkait penelitia yang peneliti
butuhkan. Maka dilakukan wawancara langsung dengan pihak- pihak yang
yang berwenang dan juga untuk memperoleh informasi baik dalam bentuk
ketentuan formal maupun data melalui naskah resmi yang ada.
4
3.5 Teknik Analisa Data
Analisa data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
oleh sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan proses
data dantema
menemukan dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan
kerja itu Data yang diperoleh baik dari data primer maupun sekunder. Diolah
4
BAB I
11
4.1 Tahapan Penanganan Sengketa Tanah di Kantor
Palopo
Sengketa tanah merupakan salah satu masalah yang tidak ada habi
politik dan budaya. Oleh karena itu diperlukan Badan Pertanahan Nasional,
yang Badan
dalam hal ini mengaturNasional
Pertanahan persoalan tentang
ju tanah, termasuk ikut serta
mempunyaikewenanganuntuk
dalam menyelesaikan persoalan sengketa tanah yang terjadi di masyarakat.
membawa sengketa atau kasus tanah pada ranah pengadilan, apabila
penyelesaian di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak dapat titik temu antara
semua kasus sengketa tanah yang masuk di Kantor Pertanahan kota Palopo akan di
tangani oleh kepala bidang pengedalian dan penanganan sengketa. Kasus sengekta
tanah yang di tangani oleh kepala Bidang Pengedalian dan Penanganan Sengketa akan
berdasarkan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional NomorPeraturan
21 tahun Menteri Agraria dan
2020 tentang
4
Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan:33
1. Pengkajian kasus
dalambentuktelaahanstafyang
Pengkajian kasu dituangkan
memua
a.
keberatanpermasalahan
atau tuntutan pihak pengadua, letak, luas dan status objek
b. Pokok yang menguraikan subjek yang bersengketa,
kasu
e. Klasifikasi
f. Hal lain yang dianggap penting.
2. Gelar Awal dilakukan dengan tujuan:
Gelar awal
diterapka
d. Menentukan data yuridis, data fisik, data lapangan dan bahan yang
diperluka
4
33
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 21 tahun
2020 tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan
Adapun hasil Gelar Awal untuk:
penelitia
3. Penelitia
tanah, peta tata ruang, peta penatagunaan tanah dan peta lain yang
4
d. bahan keterangan merupakan data/informasi dari orang-orang
petugas
menyiapkankertaskerjapenelitiandan
menyampaikan terlebih dahulu kepada satuan kerja terkait.
2
Apabila dalam hal penelitian, data fisik dan data yuridis tidak
a. penelusuran terhadap proses penerbitan hak atas tanah dalam daftarhak atas
penerbitas
b. meminta keterangan petugas yang memproses
isian/daftar
tana
yang
ditandatangani
menjelaskan
olehstatus
petugashukum
dan diketahui
produk maupun
oleh kepala
posisi
kantor
hukum
wilayah
masing-
atau
masing pihak. Ekspos
kepala kantor hasilatau
pertanahan penelitian
pejabat yang mewakili.
bertujuan untuk:
4
a. Evaluasi dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penanganan
5. Rapat koordinasi
a. Penyelesaian kasus;
4
b. Rekomendasiataupetunjukmasihdiperlukandataataubahan
dan/atau
perundangan-undangan terhadap kasus yang ditangani.
c. Rekomendasi
Penyempurnaan berkas kasus; bentuk:
hasil gelar akhir dituangkan dalam
a.d.Surat
Menentukan layak tidaknya
rekomendasi penerapan
penyelesaian kasushukum
kepadadankantor
ketentuan peraturan
wilayah atau
4
penerbitan keputusan penyelesaian kasus merupakan
kantor wilayah;
d. Surat rekomendasipenyelesaiankasusyangdisampaikankepada
untuk Dalam
dilakukan penyelesaian
hal tindak kasus.
lanjut kewenangan Dalam hasilkasus ada alhir
penyelesaian pada ya
kantor wilayaholeh
dilaksanakan atau kepala
kantor kantor
pertanahan, hasil dan
wilayah gelarkepala
akhir kantor
yang dilaksanakan
pertanahan
dilaporkan kepada menteri, yang kemudian dituangkan dalam berita acara gelar akhir.
kementerian disampaikan kepada kepala kantor wilayah atau kepala kantor
7. Penyelesaian kasus
pertanahan dalam bentuk surat yang berisi kesimpulan dan2 rekomendasi
Hasil putusan dalam gelar akhir akan dibuatkan dalam bentuk risalah
Penanganan Sengketa) apabila kewenangan penyelesaian kasus ada pada kepala kantor
4
Palopo.
2020 48 Kasus
2021 22 Kasus
Jumlah 70
sejak tahun 2020 hingga 2021 berjumlah 70 kasus. Data pengaduan terbanyak terjadi pada
tahun 2020 sebanyak 48 kasus sedangkan data pengaduan paling sedikit terjadi pada
tahun 2021.
mengemukakan bahwa:
4
4.2 Tata Cara Penyelesaian Sengketa Tanah di Kantor Pertanahan
Palopo
.dan yang mengeluarkan sertifikat pasti mempunyai tugas dalam hal sertifikat
dalam .pasal satu ayat 6 Peraturan .Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
2
Pertanahan Nasional Nomor 21 Tahun 2022 yan i Penanganan Kasus yang
.ligitasi/pengadilan.
25
4.2.1 Non Litigasi
5
Palopo
Pertanahan Kota dilakukan dengan beberapa cara, Konsultasi,
A. Konsultasi
pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, dimana
keperluan dan kebutuhan kliennya. Konsultasi merupakan Pemberian pendapat kepada
pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai
pihak yang merasa sedang mengalami masalah pertanahan, dimana pendapat tersebut
sifatnya tidak mengikat dalam artian keputusan mengenai langkah selanjutnya yang
oleh suatu pihak. Dalam hal Penyelesaian Masalah Sengketa Tanah yang terjadi di
Kantor Pertanahan Kota Palopo melalui jalur konsultasi, Pihak Kantor Pertanahan
bertindak sebagai Pihak yang berwenang memberikan pendapat atau saran terkait
langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak yang merasa sedang
B. Negosiasi
Negosiasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh para pihak dengan
5
sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa untuk mendiskusikan
Pertanahan Kota Palopo hanya bertindak sebagai Pihak yang memfasilitasi tempat
pertemuan kedua belah pihak, dan tidak memiliki wewenang memberikan pendapat atau
putusan mengenai masalah pertanahan yang dialami oleh kedua belah pihak.
C. Konsiliasi
ditawarkan kepada para pihak yang bersengketa. Jika pihak yang bersengketa
5
Pertanahan kota Palopo lalu memberikan pendapat atau saran yang nantinya
D. Mediasi
Mediasi merupakan kosa kata atau istilah yang berasal dari kosa kata
inggris yaitu mediation. Dalam KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mediasi
sangat diharapkan untuk dapat menyelesaiakan sengketa secara adil. Hal ini
inisiatif pihak yang bersengketa. Dalam proses mediasi apabila salah satu pihak
17
atau para pihak di undang 3 (tiga) kali secara patut tetapi tidak hadir maka
akan dituangkan dalam akta perdamaian dan didaftarkan oleh para pihak di
pengadilan negeri ilayah hukum letak tanah yang menjadi objek kasus untuk
2
memperoleh putusan perdamaian. Jika tidak menghasilkan kesepakatan
5
dan/atau gagal maka kementerian, kantor wilayah, kantor pertanahan sesuia
Tabel II. Penyelesaian Sengketa Tanah melalui jalur non litigasi di Kantor
Tahun Kasus
2020 41 Kasus
2021 14 Kasus
Jumlah 55
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Jumlah Kasus Sengketa Tanah yang
diselesaikan melalui jalur non litigasi mulai dari tahun 2020 hingga tahun 2021 berjumlah
55 kasus. Penyelesaian Sengketa Tanah melalui jalur non litigasi terbanyk terjadi pada
Hasil Wawancara dengan Bapak Achmad Aidil Marala, S.H selaku Kasubsi
Jalur penyelesaian Sengketa Tanah melalui jalur Non Litigasi (Mediasi) merupakan
itikad baik dari Kantor Pertanahan Kota Palopo sebagai Fasilitator dalam mencari solusi
terhadap kedua belah pihak yang sedang berurusan dengan perkara Sengketa Tanah.
Namun memang pada kenyataannya dilapangan jalur Mediasi nantinya kebanyakan tidak
membuahkan hasil (gagal) disebabkan masing-masing pihak bersikeras. Kantor
Pertanahan Kota Palopo tidak sebagai pihak yang mempunyai kewenangan mengatakan
pihak mana yang salah atau benar karena tugas tersebut berada pada ranah Pengadilan.
4.2.2 Ligitasi
5
melal ligitasi/peradilan dapat dikatakan sebagai penyelesaian sengketa yang
cara untuk mencapai tujuan dan fungsi hukum. Karena putusan yang dikeluarkan
seseorang mendapatkan haknya yang telah dilanggar oleh pihak lain.
untuk yang
oleh pengadilan sah dan berwenang merupakan tolak ukur ataupun dasar
Dalam penyelesaian sengketa tanah jalur ligitasi merupakan cara yang sering
dilakukan oleh pihak yang bersengketa. Jalur ligitasi biasanya ditempuh apabila dalam
mediasi tidak mencapai kesepakatan, maka Badan Pertanahan Nasional akan memberikan
rekomendasi untuk diselesaikan melalui jalur ligitasi. Dalam jalur ligitasi yang ditempuh
oleh salah satu pihak yang bersengketa, biasanya Badan Pertanahan Nasional ikut serta
dalam tergugat dikarenakan pihak tidak setuju oleh putusan Badan Pertanahan Nasional
yang disimpulkan atau hasil dari mediasi. Penyelesaian kasus sengketa tanah melalui
peradilan. Badan Pertanahan Nasional selalu diikut sertakan baik itu sebagai saksi
maupun sebagai tergugat. Dalam proses penyelesaian sengketa melalui ligitasi terdapat 2
(dua) peradilan yang harus dilalui agar mendapatkan hak atas tanah yang bersengketa,
atas tanah yang bersengketa. Namun sertifikat yang dibuat oleh Badan Pertanahan
Nasional tidak akan dibatalkan. Jika pihak tergugat ingin membatalkan sertifikat yang
pihak yang bersengketa juga harus melalui peradilan Tata Usaha Negara.
Berdasarkan PeraturanMenteriAgrariadanTataRuang/Badan
5
Pertanahan Nasional nomor 21 tahun 2020 tentang Penanganan
sengketa, surat kuasa 2
penyelesaia dala penangan perkara diberikan kepada:
a. Pejabat dan pegawai pemerintah Non pegawai negeri di lingkungan Ditjen VII
e. Penyiapan replik/duplik;
f. Penyiapan
j. Upaya
5
Tahun Kasus
2020 7 Kasus
2021 8 Kasus
Jumlah 15 Kasus
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Jumlah Kasus Sengketa Tanah yang
diselesaikan melalui jalur litigasi mulai dari tahun 2020 hingga tahun 2021 berjumlah 15
kasus. Penyelesaian Sengketa Tanah melalui jalur Litigasi terbanyak terjadi pada tahun
2021 dengan jumlah 8 Kasus. Sedangkan Penyelesaian sengketa dengan jumlah paling
Hasil wawancara dengan Bapak Achmad Aidil Marala, S.H selaku Kasubsi
Upaya yang dilakukan Badan Pertanahan Nasional dalam suatu peradilan baik
sebagai saksi maupun tergugat. Badan Pertanahan Nasional akan mengeluarkan atau
membeberkan yang menjadi alas-alas hak dalam penerbitan atau pembuatan sertifikat
tanah yang bersengketa.
5
BAB V
PENUTU
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Penelitian yang berangkat dari Rumusan masalah yang diangkat, maka
sengketa tanah dapat dilakukan melalui dengan 2 (dua) cara yaitu Ligitasi d
Non Litigasi.
5
3. Non litigasi atau alternative dispute resolution adalah sengketa di luar
5
mekanisme badan peradilan. Lazimnya, penyelesaian sengketa non ligitasi
melalui jalur Ligitasi merupakan cara yang sering dilakukan oleh pihak yang
bersengketa. Jalur ligitasi biasanya ditempuh apabila Badan pertanahan Nasional tidak
memberikan rekomendasi untuk diselesaikan melalui jalur ligitasi. Dalam jalur ligitasi
yang ditempuh oleh salah satu pihak yang bersengketa, biasanya Badan Pertanahan
Nasional ikut serta dalam tergugat dikarenakan pihak tidak setuju oleh putusan Badan
5.2 Saran
berikut:
sengketa tanah yang terjadi di Kota Palopo lebih meningkatkan lagi layanan
sengketa tanah.
6
2. Pihak-pihak yang bersengketa sebaiknya perlu memperhatikan dan juga
dapat terhindari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Harun, Badriyah. 2013. Solusi Sengketa Tanah dan Bangunan. Penerbit Pustaka
Yustisia.Yogyakarta.
6
Murad, Rusmadi, 2003. Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan dan Penanganan
Kasus Tanah. Jakarta.
Sigit Angger dan Widayanto Erdha. 2015. Awas Jangan Beli Tanah Sengketa.
Pustaka Yustisia. Yogyakarta.
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
21 Tahun 2020Tentang Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan.
Artikel Internet
http://derryjie.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sengketa-lahan_26.html http://intan-
isna.blogspot.co.id/2013/06/penerapan-prinsip-prinsip-mediasi-di.html
http://www.bpn.go.id/Tentang-Kami/Sejarah
6
http://www.hukumtenagakerja.com/mediasi-hubungan-industrial/
6
6
Similarity Report ID: oid:30061:19410354
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
repositori.uin-alauddin.ac.id
Internet 11%
ndaru.net
Internet 9%
digilib.unila.ac.id
Internet 7%
123dok.com
Internet 7%
docplayer.info
Internet 3%
Repository.Umsu.Ac.Id
Internet 2%
repository.unhas.ac.id
Internet 2%
Sources
Similarity Report ID: oid:30061:19410354
core.ac.uk
Internet 2%
lib.unnes.ac.id
Internet 1%
repositori.usu.ac.id
Internet 1%
rumahhukum.id
Internet 1%
eprints.undip.ac.id
Internet 1%
everythingaboutvanrush88.blogspot.com
Internet
<1%
ojs.unanda.ac.id
Internet
<1%
uby.ac.id
Internet
<1%
slideshare.net
Internet
<1%
digilib.unimed.ac.id
Internet
<1%
repository.uma.ac.id
Internet
<1%
Sources
Similarity Report ID: oid:30061:19410354
kompas.com
Internet <1%
e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id
Internet
<1%
adirangkuti.blogspot.com
Internet
<1%
fpptijateng on 2022-01-03
Submitted works
<1%
myblogandreasir.blogspot.com
Internet
<1%
hukumonline.com
Internet
<1%
scribd.com
Internet
<1%
rechtenstudieid.blogspot.com
Internet
<1%
mybloganderiaslende.blogspot.com
Internet
<1%
repository.uinjkt.ac.id
Internet
<1%
anzdoc.com
Internet
<1%
nalrev.fhuk.unand.ac.id
Internet
<1%
Sources
Similarity Report ID: oid:30061:19410354
jurnaltoddoppuli.wordpress.com
Internet
<1%
ukipaulus.ac.id
Internet
<1%
etheses.uin-malang.ac.id
Internet
<1%
mzadhary.blogspot.com
Internet
<1%
readbag.com
Internet
<1%
Www.hukumonline.com
Internet
<1%
media.neliti.com
Internet
<1%
denden-imadudin.blogspot.com
Internet
<1%
johannessimatupang.wordpress.com
Internet
<1%
Sources
Similarity Report ID: oid:30061:19410354
eprints.uny.ac.id
Internet
<1%
id.123dok.com
Internet
<1%
repository.unpar.ac.id
Internet
<1%
e-journal.uajy.ac.id
Internet
<1%
fr.scribd.com
Internet
<1%
docstoc.com
Internet
<1%
Sources