Jelaskan apa yang dimaksud dengan manajemen pertanahan dan jelaskan sebab timbulnya
permasalahan dalam hukum pertanahan?
Manajemen Pertanahan adalah suatu usaha serta kegiatan dari suatu organisasi dan manajemen yang kaitannya dengan penyelenggaraan kebijakan pemerintah pada bidang pertanahan dengan mengerahkan berbagai bentuk sumber daya untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Jadi yang dimaksud dengan manajemen pertanahan adalah upaya pemerintah di bidang pertanahan dalam menentukan dan mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya baik manusia maupun material melalui koordinasi dengan menjalankan fungsi fungsi berikut 1. planning (perencanaan) 2. executing (pelaksanaan rencana) 3. organizing (membentuk organisasi) 4. persuading (mendorong kelompok untuk bekerjasama) 5. leading (kemampuan untuk memimpin) 6. evaluating (memberikan penilaian). Secara umum kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan yang dilaksanakan secara operasional dalam praktik sehari hari meliputi perencanaan penyediaan dan penggunaan tanah, pertimbangan aspek tata guna tanah, pengadaan dan penataan penguasaan tanah,pengorganisasian, koordinasi penanganan masalah pertanahan, peningkatan pelayanan pertanahan, dan pengawasan pelaksanaan penggunaan tanah. Kemudian untuk masalah-masalah yang sering muncul (sengketa) dalam hukum pertanahan antara lain: 1. Masalah sengketa kepemilikan (historis) masalah pertanahan yang muncul biasanya karena perbedaan persepsi terhadap sejarah pada tanah tersebut. 2. Masalah pertanahan yang muncul biasanya karena perbedaan persepsi terhadap peruntukkan dan penggunaan pada tanah tersebut. 3. Masalah pertanahan yang muncul pada penggunaan tanah pada skala besar oleh beberapa sektor secara bersamaan. Penyebab-penyebab munculnya permasalahan-permasalahan pertanahan seperti di atas antara lain: 1. Adanya sekelompok orang yang dengan sengaja membuka lahan yang kosong untuk dijadikan lahan perumahan liar tanpa memperhitungkan apakah daerah tersebut telah dikuasai oleh pihak lain atau pemerintah. 2. Banyaknya peralihan hak milik tanah secara kekeluargaan yang hanya dilakukan secara lisan. 3. Kurangnya kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya tertib administrasi dalam pengadaaan surat-surat tanah. 4. Kurang tertibnya administrasi terhadap surat-surat tanah di pemerintah desa sehingga bisa menyebabkan perkara pertanahan di masa datang. 5. Mahalnya biaya proses kepengurusan surat-surat tanah. 6. Adanya upaya beberapa oknum yang menggadakan atau memalsukan surat-surat tanah untuk suatu tujuan tertentu. 7. Masih tarik ulurnya berbagai kepentingan pada penataan dan draf tata ruang Nasional. 8. Meningkatnya jumlah petani di Indonesia atau petani asing yang bermodal besar menguasai lahan / tanah dengan luas Ratusan bahkan sampai Ribuan hektar secara individu dengan topeng legalitas atau izin dari pemerintah. 9. Melahirkan konflik agraria hampir diseluruh Indonesia, ini erat kaitannya dengan hak kelola lahan dan sumber penghidupan. 10. Lemahnya hak kelola masyarakat adat dan budaya tradisional yang positif dimata hukum khususnya pada areal wilayah adat karena penerapan asas domein varklaring (tanah yang tidak dapat dibuktikan kepemilikan secara formal dianggap milik negara). Sumber: BMP ADPU4335/MODUL 1-9, Brainly.co.id, Uniesi.blogspot.com