Anda di halaman 1dari 7

KONFLIK

AGRARIA DAN Amir Mahmud


CARA Peneliti FORCI Development
IPB
PENYELESAIANNY
KONFLIK AGRARIA &
POTENSINYA Penguasaan tanah (land tenure)
1. Batas wilayah administrasi pemerintahan
2. Kewenangan sektoral K/L/P
3. Rakyat/komunitas dengan pemerintah, badan usaha
negara/swasta
Kawasan Hutan 4. Antar-rakyat/komunitas
Pemanfaatan tanah (land use)
5. Antar-kebijakan rencana tata ruang (darat & laut)
6. Kebijakan tata ruang dengan pemegang kuasa tanah
7. Pemanfaatan (pemegang hak tanah) tidak sesuai dengan
Area Penggunaan Lain kebijakan rencana tata ruang
(APL) Pengembangan tanah (land development)
8. Proyek strategis pemerintah “lapar tanah” oleh badan
usaha negara dengan rakyat
9. Proyek strategis pemerintah “lapar tanah” oleh badan
Perairan Laut usaha swasta (izin & konsesi) dengan dengan rakyat
10.Agenda global (lingkungan dst.)
Nilai tanah (land value)
11.Nilai tanah (ekonomi, sosial-kultural dan keagamaan)
12.Ganti rugi tanah yang tidak disepakati
1
UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK_1:
KEMBALI PADA KONSTITUSI
 “Bumi dan air dan kekayaan  “..dikuasai oleh negara..”
alam yang terkandung di [Pasal 33 UUD 1945]
dalamnya..”  Negara sebagai organisasi “ --- dan dipergunakan untuk
[Pasal 33 UUD 1945] kekuasaan seluruh rakyat sebesar-besar kemakmuran
 Hak Bangsa  Hak Munguasai dari Negara rakyat.” [Pasal 33 UUD 1945]
Kewenangan HMN untuk: Empat tolok-ukur:
1. mengadakan kebijakan (beleid) 1. kemanfaatan SDA bagi rakyat,
2. melakukan pengaturan (regelendaad) 2. tingkat pemerataan manfaat SDA bagi
perizinan, lisensi & konsesi rakyat,
3. melakukan pengurusan (bestuursdaad) 3. tingkat partisipasi rakyat dalam menentukan
legislasi & regulasi manfaat SDA, serta
4. melakukan pengelolaan (beheersdaad) 4. penghormatan terhadap hak rakyat secara
shareholding & keterlibatan langsung dalam turun-temurun dalam memanfaatkan SDA.
managemen [Putusan MK Nomor 3/PUU-VIII/2010]
5. melakukan pengawasan (toezichthoudensdaad)
pengawasan & pengendalian
[Putusan MK Nomor 001-021-022/PUU-I/2003]
2
UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK_2:
KETERBUKAAN INFORMASI DAN
PARTISIPASI RAKYAT
 Keterbukaan informasi dan partisipasi dalam rencana tata ruang yang berkualitas
(RTRW Kab/Kota dan Provinsi dan RZWP3K P)
 Keterbukaan informasi dan partisipasi dalam perencanaan pembangunan/ perluasan
proyek strategis nasional
 Satu data dan satu peta, yang dapat diakses

3
UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK_3: REFORMA
AGRARIA, PENGAKUAN MASYARAKAT ADAT
DAN PERHUTANAN SOSIAL?
1. Perpres 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan;
Permen LHK No 17 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan dan
Perubaan Batas Kawasan Hutan untuk Sumber TOR
2. Perpres 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
3. Permen LHK No P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 tentang Perhutanan Sosial,
dan Permen LHK No P.39/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 tentang Perhutanan Sosial
di Wilayhan Kerja Perhutani.
4. Permen LHK No P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2020 tentang Hutan Adat dan Hutan
Hak; Permen ATR/Kepala BPN 18/2019 Tata Cara Penatausahaan Tanah Ulayat Kesatuan
Masyarakat Hukum Adat; Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor 8/Permen-Kp/2018
Tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Kelola Masyarakat Hukum Adat Dalam
Pemanfaatan Ruang Di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; dan Permen ATR/BPN No
17 Tahun 2016 tentang Penataan Pertanahan di Wiliayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

4
PERAN PEMERINTAH DAERAH
1. Gugus Tugas Reforma Agraria (Ketua Gubernur di Provinsi dan Bupati/Walikota di
Kabupaten/Kota)
2. Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial
3. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan. Kewenangan pertanahan di Kab/Kota: a. pemberian ijin lokasi; b.
penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan; c. penyelesaian
sengketa tanah garapan; d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk
pembangunan; e. penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah
kelebihan maksimum dan tanah absentee; f. penetapan dan penyelesaian masalah tanah
ulayat; g. pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong; h. pemberian ijin
membuka tanah; dan i. perencanaan penggunaan tanah wilayah Kabupaten/Kota.
4. Pembangunan berbasis lanskap berkelanjutan

5
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai