50%(2)50% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
225 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kebutuhan tanah yang semakin meningkat dan kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara operasional. Secara ringkas, faktor-faktor penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk, peningkatan kualitas hidup, perkembangan kota, ketersediaan tanah yang semakin sedikit, dan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, kegiatan operasional manajemen pertanahan mel
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kebutuhan tanah yang semakin meningkat dan kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara operasional. Secara ringkas, faktor-faktor penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk, peningkatan kualitas hidup, perkembangan kota, ketersediaan tanah yang semakin sedikit, dan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, kegiatan operasional manajemen pertanahan mel
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kebutuhan tanah yang semakin meningkat dan kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara operasional. Secara ringkas, faktor-faktor penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk, peningkatan kualitas hidup, perkembangan kota, ketersediaan tanah yang semakin sedikit, dan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, kegiatan operasional manajemen pertanahan mel
Nim : 042715991 1. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah adalah sebagai berikut :
Pertumbuhan penduduk, tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah
penduduk semakin berkembang pesat. Jumlah penduduk yang berkembang ini akan menyebabkan semakin banyak nya kebutuhan akan tanah untuk keperluan hidup seperti tempat tinggal dan tempat bercocok tanam. Adanya peningkatan kebutuhan penduduk dalam rangka peningkatan kualitas hidup. Kualitas hidup membutuhkan ruang yang semakin berkembang seiring berkembang nya perkembangan teknologi pertanian. Kota semakin berkembang sehinggan akan terjadi perembetan perkembangan kota, atau pergeseran dari sebuah kota itu . jika ruang di dalam kota sudah semakin sesak maka hal yang harus di lakukan adalah dengan melakukan pemekaran dari kota itu. Persediaan tanah semakin sdikit untuk di perdayakan. Penguasaan akan lahan semakin sulit untuk di lakukan . apalagi tanah yang di cari adalah tanah yang memiliki posisi trategis. Selain itu juga para pemilik tanah akan sulit untuk melepas tanah kecuali dengan harga yang sangat tinggi. Pembangunan yang semakin berkembang menjadikan tanah menjadi satu hal yang sangat penting. Pembangunan sebuah industri tidak lepas dari kebutuhan akan tanah di sebuah wilayah
Sumber : brainly.co.id
Menurut saya masih banyak faktor-faktor penyebab kebutuhan selain yang di
sebutkan di atas seperti contoh nya tempat atau pemukiman masyarakat yang tidak teratur, semakin banyak bertambah nya masyarakat akan semakin membutuhkan tanah atau ruang apabila pemukiman tidak teratur, tumpukan pemukiman akan semakin banyak dan sesak. Contoh : seperti di kota-kota besar untuk mencari tempat tinggal yang perekonomian lebih baik, orang-orang banyak yang pergi kota, Untuk mencari pekerjaan, menjalankan bisnis dan usaha dan lain lain. Apabila temapt-tempat untuk pemukiman di kota tidak di atur dengan sedemikian rupa, maka akan terjadi tumpukan pemukiman masyarakat.
Bertumbuhnya pabrik di suatu daerahpun akan menjadi faktor untuk
meningkat nya kebutuhan atas tanah, berdirinya pabrik tentu akan membutuhkan banyak karyawan. Parbrik biasanya akan mencari lahan yang luas untuk didirikan dan sedikit menjauh dari pemukiman, setelah pabrik beroprasi dan karyawan mulai bekerja, karyawan akan mencari tempat tinggal yang ada di sekitaran tempat tersebut.
2. Kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara opersional yaitu :
Sebelum membahasa tentang oprasional manajemen pertanahan maka kita perlu mengetahui lebih dulu apa itu manajemen pertanahan : Manajemen pertanahan adalah upaya pemerintah di bidang tanah dalam menentukan dan mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya baik manusia maupun material melalui kordinasi dengan menjalankan fungsi-fungsi planning, executing, organizing, persuading, leading, dan evaluading ( Nandang Alamsyah D 2002 : 9-14 )
1. Mengadakan pengumpulan data tata guna tanah dan membuat
peta tata guna tanah (peta penggunaan tanah, peta kemampuan tanah serta peta khusus yang ada di seluruh wilayah sebagai bahan untuk mempersiapkan dan mengarahkan penggunaan tanah secara berencana pada tingkat nasional, regional, dan local) 2. Memberika petunjuk, bimbingan dan pengawasan pelaksanaan tugas pokok/teknis ataupun penggunaan tanah menurut pola yang sudah ditetapkan. 3. Menyelenggarakan koordinasi dengan pihak.instansi yang juga berfungsi atau bertugas di bidang penggunaan tanah/ruang. 4. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atau fatwa di bidang tataguna tanah. 5. Menyebarluaskan hasil-hasil kegiatan. 6. Memberikan pelayanan umum. 3. Sejak kapan Indonesia mempunyai Lembaga pendaftaran tanah sendiri ? Riwayat awal Indonesia dalam membentuk Lembaga dalam penataan urusan pertanahan adalah lahirnya penetapan presiden nomor 16 tahun 1948, yaitu pemerintah membentuk panitia agrarian Yogyakarta. Berselang waktu tiga tahun kemudian, hadirlah keputusan presiden nomor 36 tahun 1951 yang menjadi dasar pembentukan panitia agrarian Jakarta yang menggantikan sekaligus membubarkan panitia agraria Yogyakarta. Pembentukan kedua panitia agraria itu sebagai upaya mempersiapkan lahirnya unifikasi hukum pertanahan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pertama kali lahirnya nomenklatur agraria dalam kementrian republik Indonesia di kukuh kan melalui keputusan presiden nomor 55 tahun 1955, yaitu pemerintah membentuk kementrian agraria yang berdiri sendiri dan terpisah dari departmen dalam negeri. Untuk mendesain suatu undang-undang pokok agraria, hadirlah keputusa presiden Nomor 1 tahun 1956 di bentuk panitia Negara urusan Agraria Yogyakarta yang sekaligus membubarkan panitia Agraria Jakarta. Hadirnya nomenklatur kementrian agraria pada saat itu belum di sertai dengan kewenangan dan perangkat untuk menangani pendaftaran tanah. Barulah pada 1 juni 1957, panitia negara urusan agraria selesai menyusun rancangan UUPA. Pada saat yang sama, berdasarkan keputusan presiden nomor 190 tahun 1957, jawatan pendaftaran tanah yang semula berada di kementrian kehakiman dialihkan ke kemenetrian Agraria. Tahun 1958, berdasarkan keputusan presiden RI Nomor 97 tahun 1958, panitia Negara urusan Agraria dibubarkan, selanjutnya, pada 24 april 1958, rancangan undang-undang agraria nasional di ajukan ke dewan perwakilan rakyat.