Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 HUKUM AGRARIA

NAMA : Badai esha Sudrajat


Nim : 042715991
1. Faktor-faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan tanah
adalah sebagai berikut :

 Pertumbuhan penduduk, tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah


penduduk semakin berkembang pesat. Jumlah penduduk yang
berkembang ini akan menyebabkan semakin banyak nya kebutuhan
akan tanah untuk keperluan hidup seperti tempat tinggal dan tempat
bercocok tanam.
 Adanya peningkatan kebutuhan penduduk dalam rangka peningkatan
kualitas hidup. Kualitas hidup membutuhkan ruang yang semakin
berkembang seiring berkembang nya perkembangan teknologi
pertanian.
 Kota semakin berkembang sehinggan akan terjadi perembetan
perkembangan kota, atau pergeseran dari sebuah kota itu . jika ruang
di dalam kota sudah semakin sesak maka hal yang harus di lakukan
adalah dengan melakukan pemekaran dari kota itu.
 Persediaan tanah semakin sdikit untuk di perdayakan. Penguasaan
akan lahan semakin sulit untuk di lakukan . apalagi tanah yang di cari
adalah tanah yang memiliki posisi trategis. Selain itu juga para
pemilik tanah akan sulit untuk melepas tanah kecuali dengan harga
yang sangat tinggi.
 Pembangunan yang semakin berkembang menjadikan tanah menjadi
satu hal yang sangat penting. Pembangunan sebuah industri tidak
lepas dari kebutuhan akan tanah di sebuah wilayah

Sumber : brainly.co.id

Menurut saya masih banyak faktor-faktor penyebab kebutuhan selain yang di


sebutkan di atas seperti contoh nya tempat atau pemukiman masyarakat yang
tidak teratur, semakin banyak bertambah nya masyarakat akan semakin
membutuhkan tanah atau ruang apabila pemukiman tidak teratur, tumpukan
pemukiman akan semakin banyak dan sesak.
Contoh : seperti di kota-kota besar untuk mencari tempat tinggal yang
perekonomian lebih baik, orang-orang banyak yang pergi kota,
Untuk mencari pekerjaan, menjalankan bisnis dan usaha dan lain lain.
Apabila temapt-tempat untuk pemukiman di kota tidak di atur dengan
sedemikian rupa, maka akan terjadi tumpukan pemukiman masyarakat.

Bertumbuhnya pabrik di suatu daerahpun akan menjadi faktor untuk


meningkat nya kebutuhan atas tanah, berdirinya pabrik tentu akan
membutuhkan banyak karyawan. Parbrik biasanya akan mencari lahan
yang luas untuk didirikan dan sedikit menjauh dari pemukiman, setelah
pabrik beroprasi dan karyawan mulai bekerja, karyawan akan mencari
tempat tinggal yang ada di sekitaran tempat tersebut.

2. Kegiatan-kegiatan manajemen pertanahan secara opersional yaitu :


Sebelum membahasa tentang oprasional manajemen pertanahan maka kita perlu
mengetahui lebih dulu apa itu manajemen pertanahan :
Manajemen pertanahan adalah upaya pemerintah di bidang tanah dalam
menentukan dan mencapai sasaran dengan memanfaatkan sumber daya baik
manusia maupun material melalui kordinasi dengan menjalankan fungsi-fungsi
planning, executing, organizing, persuading, leading, dan evaluading
( Nandang Alamsyah D 2002 : 9-14 )

1. Mengadakan pengumpulan data tata guna tanah dan membuat


peta tata guna tanah (peta penggunaan tanah, peta kemampuan
tanah serta peta khusus yang ada di seluruh wilayah sebagai
bahan untuk mempersiapkan dan mengarahkan penggunaan
tanah secara berencana pada tingkat nasional, regional, dan local)
2. Memberika petunjuk, bimbingan dan pengawasan pelaksanaan
tugas pokok/teknis ataupun penggunaan tanah menurut pola
yang sudah ditetapkan.
3. Menyelenggarakan koordinasi dengan pihak.instansi yang juga
berfungsi atau bertugas di bidang penggunaan tanah/ruang.
4. Memberikan pertimbangan-pertimbangan atau fatwa di bidang
tataguna tanah.
5. Menyebarluaskan hasil-hasil kegiatan.
6. Memberikan pelayanan umum.
3. Sejak kapan Indonesia mempunyai Lembaga pendaftaran tanah sendiri ?
Riwayat awal Indonesia dalam membentuk Lembaga dalam penataan urusan
pertanahan adalah lahirnya penetapan presiden nomor 16 tahun 1948, yaitu
pemerintah membentuk panitia agrarian Yogyakarta. Berselang waktu tiga tahun
kemudian, hadirlah keputusan presiden nomor 36 tahun 1951 yang menjadi dasar
pembentukan panitia agrarian Jakarta yang menggantikan sekaligus
membubarkan panitia agraria Yogyakarta. Pembentukan kedua panitia agraria itu
sebagai upaya mempersiapkan lahirnya unifikasi hukum pertanahan yang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pertama kali lahirnya nomenklatur agraria dalam kementrian republik
Indonesia di kukuh kan melalui keputusan presiden nomor 55 tahun 1955, yaitu
pemerintah membentuk kementrian agraria yang berdiri sendiri dan terpisah dari
departmen dalam negeri. Untuk mendesain suatu undang-undang pokok agraria,
hadirlah keputusa presiden Nomor 1 tahun 1956 di bentuk panitia Negara urusan
Agraria Yogyakarta yang sekaligus membubarkan panitia Agraria Jakarta. Hadirnya
nomenklatur kementrian agraria pada saat itu belum di sertai dengan
kewenangan dan perangkat untuk menangani pendaftaran tanah.
Barulah pada 1 juni 1957, panitia negara urusan agraria selesai menyusun
rancangan UUPA. Pada saat yang sama, berdasarkan keputusan presiden nomor
190 tahun 1957, jawatan pendaftaran tanah yang semula berada di kementrian
kehakiman dialihkan ke kemenetrian Agraria. Tahun 1958, berdasarkan keputusan
presiden RI Nomor 97 tahun 1958, panitia Negara urusan Agraria dibubarkan,
selanjutnya, pada 24 april 1958, rancangan undang-undang agraria nasional di
ajukan ke dewan perwakilan rakyat.

Modul (Nandang Alamsyah )

Anda mungkin juga menyukai