1 2 3 4
Amaliyah , Muhammad Amar Ma'ruf , Novytha Sary , Syahril Gunawan Bitu
1,2,3,4
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar
DOI: http://dx.doi.org/10.33603/hermeneutika.v3i2
Diterima: 11 September 2020; Direvisi: 17 November 2020; Dipublikasikan: Februari 2021
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status tanah yang menjadi objek
sengketa dan menganalisis aturan hukum dikaitkan dengan peran Pemerintah Daerah
mendukung reforma agraria dalam penyelesaian sengketa tanah. Lokasi penelitian di
Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah
sosio-legal yang dijelaskan secara deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tanah yang menjadi objek sengketa adalah tanah yang belum memiliki sertifikat kepemilikan,
dimana para pihak yang bersengketa memiliki hubungan kekeluargaan. Peran Pemerintah
Daerah Kabupaten Jeneponto dalam pelaksanaan Perpres Nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria telah berkontribusi dalam menekan jumlah sengketa kepemilikan hak atas
tanah di Kabupaten Jeneponto, hal ini dapat dilihat dari jumlah kasus sengketa tanah yang
terdaftar di Pengadilan Negeri Jeneponto mengalami penurunan sejak tahun 2017 sampai
tahun 2020.
1
Amaliyah
Email: amaliyah@unhas.ac.id
2
Muhammad Amar Ma'ruf
Email: amarma444@gmail.com
3
Novytha Sary
Email: novythasary25910@gmail.com
4
Syahril Gunawan Bitu
Email: syahrilgunawanofficial@gmail.com
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
I. PENDAHULUAN
Tanah adalah anugerah Tuhan Yang masyarakat dan negara dituangkan dalam
Maha Esa dan memiliki hubungan erat Undang-undang Dasar Negara Republik
dengan kehidupan manusia. Laju Indonesia 1945 Pasal 33 ayat (3) bahwa
pertumbuhan penduduk terus bertambah “Bumi air dan kekayaan alam yang
sehingga menjadikan kebutuhan atas tanah terkandung di dalamnya, dikuasai oleh
mengalami peningkatan yang signifikan. negara dan dipergunakan untuk sebesar-
Tanah bagi kehidupan manusia besarnya kemakmuran rakyat.” Ketentuan
mengandung makna yang mengenai tanah juga terdapat dalam
multidimensional. Pertama, secara Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
ekonomi, tanah merupakan sarana tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
produksi yang dapat mendatangkan Agraria atau yang biasa disingkat UUPA
kesejahteraan. Kedua, secara politis, tanah yang bertujuan menata ulang struktur
dapat menentukan posisi seseorang dalam agraria yang timpang menjadi berkeadilan,
pengambilan keputusan masyarakat. menyelesaikan konflik agraria, dan
Ketiga, sebagai kapital budaya yang dapat mensejahterakan rakyat setelah reforma
menentukan tinggi rendahnya status sosial agraria dijalankan. Sengketa tanah dalam
pemiliknya. Keempat, tanah bermakna masyarakat seringkali terjadi, dimana
sakral, karena pada akhir hayat setiap setiap tahun semakin meningkat dan
orang akan kembali kepada tanah.1 terjadi hampir di seluruh wilayah
Tanah merupakan kebutuhan dasar Indonesia baik di daerah perkotaan
manusia sehingga bukan hal yang baru jika maupun di daerah pedesaan.
setiap orang akan selalu berusaha memiliki Sengketa menurut A. Mukti Arto,
dan menguasainya. Hal tersebut dapat yaitu suatu yang timbul biasanya karena
memicu atau menjadi peluang timbulnya adanya permasalahan dalam masyarakat
suatu sengketa tanah di dalam masyarakat. dan ada dua hal yang menimbulkan
Masalah pertanahan di Indonesia tidak masalah, yaitu adanya perbedaan antara
dapat ditangani dan diselesaikan dengan das sollen dan das sein dan adanya
menggunakan pendekatan hukum saja, perbedaan antara apa yang diinginkan
melainkan dengan pendekatan holistik dengan apa yang terjadi, keduanya
(komperehensif) seperti politik, sosial merupakan masalah dan bila masalah itu
budaya, ekonomi (kesejahteraan) dan disebabkan oleh pihak lain, maka masalah
ekologi.2 Seringkali penguasaan, tersebut menimbulkan sengketa. Sengketa
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan ini bila berada dalam ruang lingkup
tanah tersebut menimbulkan konflik tatanan hukum, maka ia akan menjadi
antar sesama anggota masyarakat (konflik sengketa hukum dan sengketa hukum ini
horizontal) maupun antara masyarakat ada yang dibawa ke pengadilan dan ada
dengan negara, yaitu pemerintah (konflik yang tidak dibawa ke pengadilan.4 Data
vertikal).3 Arti penting tanah bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang
bahwa dari 2.145 sengketa agraria yang
1
Heru Nugroho, Menggugat Kekuasaan Negara, ditangani pada tahun 2015, hanya 947
Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2001, kasus yang dapat terselesaikan. Pada tahun
hlm. 237 2016, persoalan yang selesai sebesar 1.570
2
Muhammad Ilham Arisaputra, Penerapan dari 2.996 sengketa. Selanjutnya pada
Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam
Penyelenggaraan Reforma Agraria di Indonesia.
tahun 2017, pemerintah hanya
Jurnal Yuridika: Volume 28 No 2, Mei - Agustus menyelesaikan 1.034 perkara dari 3.293
2013, hlm. 189.
3 4
Asmawati, Mediasi Salah Satu Cara dalam Arto, A. Mukti, Mencari Keadilan, Kritik, dan
Penyelesaian Sengketa Pertanahan”, Jurnal Ilmu Solusi Terhadap Praktik Peradilan Perdata di
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Jambi, Maret Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm.
2014, hlm. 54 28
30 Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
Vol. 5, No. 1, Februari 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
kasus yang ditangani. Per Agustus 2018, kultur adat di daerah tersebut sehingga
hanya 480 kasus sengketa tanah yang masyarakat dengan mudah bermain hakim
selesai dari total 2.368 kasus. Sepanjang sendiri atau biasa disebut dengan
tahun 2019 sebanyak 3.230 kasus sengketa “Pa’Bambangan Na Tolo” (terlalu cepat
pertanahan yang berhasil ditangani, bertindak bodoh dan pada akhirnya akan
sisanya masih terdapat 1.201 kasus yang menyesal akibat perbuatannya). Hal ini
belum terselesaikan.5 mempengaruhi kondisi psikologi dan
Timbulnya sengketa atas tanah sosial warga masyarakat sekitar karena
bermula dari pengaduan suatu pihak adanya perbuatan melawan hukum dan
(orang atau badan hukum) yang berisi melanggar hak asasi manusia. Sengketa
keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah tidak dapat dihindari tanpa ditangani
tanah baik terhadap status tanah maupun secara sungguh-sungguh, apabila hal
kepemilikannya. Sengketa tanah yang tersebut dibiarkan, maka akan
terjadi di Indonesia dilatarbelakangi oleh membahayakan kehidupan masyarakat,
beberapa faktor, antara lain adanya terganggunya tujuan negara serta program
perebutan kepemilikan tanah, adanya pemerintah itu sendiri.7
sebuah kepentingan hak sehingga ia Berdasarkan data peristiwa sengketa
merasa berhak untuk memilikinya. tanah yang terdaftar di kementerian
Mochammad Tauchid menyatakan, bahwa agraria, maka diperlukan kejelasan aturan
soal agraria (soal tanah) adalah soal hidup untuk mengurangi sengketa tanah yang
dan penghidupan manusia, karena tanah ada, diharapkan dengan adanya kebijakan
adalah asal dan sumber makanan bagi reforma agraria dapat mengurangi konflik
manusia. Perebutan terhadap tanah berarti yang terjadi. Reforma agraria merupakan
perebutan makanan, tiang hidup manusia. salah satu Program Prioritas Nasional yang
Untuk itu orang rela menumpahkan darah, ditingkatkan Pemerintahan Jokowi-Jusuf
mengorbankan segala yang ada demi Kalla dalam upaya membangun Indonesia
mempertahankan hidup selanjutnya.6 dari pinggir serta meningkatkan kualitas
Pada tahun 2016 terdapat peristiwa hidup sebagaimana terkandung dalam
sengketa tanah berujung pada pembunuhan NawaCita Jokowi-JK. Reforma agraria
yang berlokasi di Kabupaten Jeneponto, pada hakikatnya merupakan penataan
khususnya di Kecamatan Kelara. Saat kembali struktur penguasaan atau
ditelusuri lebih jauh, pada tahun 2017 kepemilikan tanah dengan menjunjung
sebanyak 100 gugatan, tahun 2018 tinggi prinsip keadilan, kemanfaatan dan
sebanyak 103 gugatan, dan tahun 2019 kepastian hukum, termasuk pencegahan
sebanyak 71 gugatan yang tercatat di konsentrasi kepemilikan tanah oleh orang
Pengadilan Negeri Jeneponto. Hal ini atau korporasi tertentu.8 Reforma agraria
dilatarbelakangi kurangnya edukasi hukum sudah menjadi kebutuhan hampir setiap
mengenai pendaftaran tanah, penyelesaian negara berkembang yang berniat
yang tidak sesuai dengan aturan yang meningkatkan kesejahteraan rakyatnya
berlaku seperti adanya putusan yang salah melalui perencanaan program
objek atau Error in Objecto, ataupun pembangunan di negerinya.
5
https://nasional.kontan.co.id/news/sepanjang-
7
2019-kemterian-atrbpn-tangani-3230-kasus- Rusmadi Murad Dalam (Estevina Pangemanan).
sengketa pertanahan diakses 26 Maret 2020. Upaya Penyelesaian Sengketa Kepemilikan Hak
6
Mochammad Tauchid dalam (Reko dan Rio). Atas Tanah. Jurnal Lex Privatum,
Alternatif Penyelesaian Konflik Agraria (Suatu Vol.I/No.4/Oktober/2013, hlm. 59
8
Telaah Dalam Perspektif Reforma Agraria Dan Nuriyanto, Urgensi Reforma Agraria; Menuju
Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Penataan Penggunaan Tanah Yang Berkeadilan
Hukum dan Publikasi Nasional (Serumpun) I, Sosial. Jurnal Rontal Pkn Vol. 6/No.1 April 2020.
2019, hlm. 2 hlm. 33
Amaliyah, Muhammad Amar Ma'ruf, Novytha Sary, Syahril Gunawan Bitu 31
Reforma Agraria dan Penanganan Sengketa Tanah
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
pihak lain yang berkepentingan terhadap yaitu para pihak yang memiliki hubungan
objek haknya (tanah). Sedangkan, kekeluargaan. Selain itu, masih ada
sengketa pertanahan yang bersifat masyarakat yang belum mendaftarkan
administratif, yaitu sengketa pertanahan tanahnya dengan alasan biaya dan proses
yang timbul sebagai akibat adanya pendaftaran yang rumit.21 Khusus kasus
kesalahan atau kekeliruan penetapan hak sengketa tanah di Kecamatan Kelara telah
oleh pejabat administrasi (BPN). mengakibatkan korban jiwa, terjadi sekitar
Salah satu sengketa tanah dalam tahun 2018 di kelurahan Tolo Utara
keperdataan, yaitu sengketa tentang Kecamatan Kelara. Para pihak saling
penyorobotan tanah. Penyerobotan tanah membunuh bermula karena pihak yang
masuk kedalam masalah penguasaan dan menanam jagung di suatu lahan tetapi
pemilikan tanah, yaitu perbedaan persepsi, pihak lain yang memanen hasil jagung
nilai atau pendapat, kepentingan mengenai tersebut. Hal ini disebabkan karena para
status penguasaan di atas tanah tertentu pihak saling mengklaim memiliki hak.22
yang tidak atau belum dilekati hak (tanah Kasus lain juga terdapat di Desa
negara), maupun yang telah dilekati oleh Samataring Kecamatan Kelara, sebelum
pihak tertentu. Seyogyanya jika ada hak pilkada tahun 2017 terjadi pembunuhan.
seseorang atas tanah harus didukung oleh Adapun kronologis kejadian, yaitu korban
bukti hak, dapat berupa sertifikat, bukti datang ke kebun untuk menyemprot
hak tertulis non sertifikat dan/atau kebunnya lalu ada orang yang datang dan
pengakuan/keterangan yang dapat mengklaim dengan membawa senjata
dipercayai kebenarannya. Jika penguasaan tajam sehingga korban meninggal. Terkait
atas tanah dimaksud hanya didasarkan atas kasus ini, pelaku telah menjadi narapidana
kekuasaan, arogansi atau kenekatan yang dijatuhkan hukuman selama 10 tahun
semata, pada hakekatnya penguasaan penjara melalui Putusan MA,
tersebut sudah melawan hukum. No.7/Pid.B/2017/PN.Jnp. Penyebab utama
Hasil wawancara yang dilakukan, dari contoh kasus ini karena belum
penyebab terjadinya sengketa tanah jelasnya status tanah tersebut sehingga
biasanya dipicu oleh pembagian harta masyarakat dengan mudah mengklaim hak
warisan dan hibah berupa tanah, rumah, kepemilikan atas suatu tanah. Ketika
melakukan pendaftaran tanah di BPN, hal
dan lahan pertanian19. Hal ini
menimbulkan adanya kesalahpahaman terpenting untuk diketahui adalah sejarah
antara saudara penerima warisan atau kepemilikan tanah minimal tiga tingkat
timbul kecemburuan diantara mereka. kepemilikan tanah sebelumnya.
Selain itu, pemicu terjadinya sengketa Berdasarkan hal tersebut, maka sebagian
apabila pihak yang menggarap lahan besar status tanah yang menjadi objek
pertanian yang merupakan harta warisan sengketa karena belum adanya hak yang
biasanya akan mengklaim tanah tersebut. melekat ataupun bukti kepemilikan atas
Adanya sikap saling mengklaim ini tanah.
dikarenakan kurang jelasnya besaran Sebagian besar masyarakat
pembagian harta warisan atau para ahli berpendapat bahwa pengajuan gugatan
waris keberatan dengan pembagian tanah untuk menyelesaikan perkara pertanahan
yang dinilai tidak adil.20 Pihak yang paling melalui jalur pengadilan memerlukan
sering berperkara dalam kasus sengketa, biaya yang relatif mahal dan
19 21
Hasil wawancara Kasubag Pemerintahan Tolo Wawancara dengan Syamsinar, sebagai Staf Kel.
Selatan Bapak Nasrun Djafar pad tanggal 28 Juli Tolo Selatan, Kec. Kelara tanggal 4 November
2020. 2020.
20 22
Wawancara bersama Baso Dg. Itung Sebagai Wawancara dengan Abdul Rahim sebagai Imam
Tokoh Masyarakat tanggal 4 November 2020. Desa Samataring tanggal 4 November 2020.
Amaliyah, Muhammad Amar Ma'ruf, Novytha Sary, Syahril Gunawan Bitu 35
Reforma Agraria dan Penanganan Sengketa Tanah
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA
membutuhkan waktu yang cukup lama. hak atas tanah merupakan penanda
Oleh karena itu, diperlukan suatu kepastian hukum oleh negara perihal hak
mekanisme yang tepat untuk penguasaan ataupun pemilikan, maupun
menyelesaikan sengketa antar warga yang hak untuk memanfaatkan tanah/hutan
lebih sederhana, cepat, dan biaya ringan. sesuai dengan ketentuan perundang-
Salah satu metode yang dapat diterapkan undangan yang berlaku. Status
adalah penyelesaian sengketa melalui jalur kepemilikan tanah dalam perkara sengketa
non litigasti, yaitu mediasi. Mediasi tanah yang ditangani BPN Jeneponto
merupakan cara penyelesaian sengketa umumnya berstatus tanah hak milik.
melalui proses perundingan untuk Faktanya di lapangan, terkadang saat
memperoleh kesepakatan di antara para pendataan terkait pihak yang bersengketa
pihak yang dibantu oleh mediator. Hal ini biasa berasal dalam satu keluarga. Anak
juga telah diatur dalam Peraturan Menteri dengan ibu, saudara dengan saudara.
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Untuk penanganan perkara paling sering
Pertanahan Nasional No.11 Tahun 2016 dilakukan di peradilan Tata Usaha Negara
tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan. dan Pengadilan Negeri untuk perkara
Dalam hal ini, pemerintah setempat dapat umum (Perdata) maupun perkara pidana.
bertindak sebagai mediator dalam Sengketa tanah yang diselesaikan secara
menyelesaikan sengketa secara non litigisasi jarang mencapai kesepakatan
kekeluargaan. Untuk itu diperlukan sikap atau terkadang tidak selesai. Apabila
tidak memihak serta tidak melakukan setelah diadakan musyawarah belum juga
tekanan kepada para pihak karena menemukan titik terang, maka upaya
diharapkan hasil kesepakatan mencapai kedua adalah memberikan pemahaman
win-win solution bagi para pihak untuk terkait pengurusan berkas perkara dimulai
dibuatkan berita acara perdamaian. dari pendaftaran di pengadilan,
Bentuk penyelesaian sengketa yang menggunakan jasa pengacara, dan
terjadi di Kecamatan Kelera, contohnya di tindakan eksekusi memerlukan biaya yang
tingkat kelurahan dengan membuat banyak.23
negoisasi kecil, mengatur secara damai
dan mengayomi antara masyarakat yang Peran Pemerintah Daerah mendukung
saling berebut tanah yang sering juga Reforma Agraria Untuk Penyelesaian
disebut sebagai pasibajikang minro yang Sengketa Tanah
berarti memperbaiki keadaan yang Tujuan pembaruan agraria menurut
memburuk dengan membujuk para pihak UUPA adalah penciptaan keadilan sosial,
yang berperkara untuk berbesar hati dapat peningkatan produktivitas, dan
membagi objek yang dipersengketakan kesejahteraan rakyat untuk mewujudkan
sehingga menghasilkan kesepakatan yang tujuan kemerdekaan bangsa yang
juga bersifat win-win solution bagi para terangkum dalam Pembukaan UUD NRI
pihak. Secara tidak langsung masyarakat tahun 1945. Salah satu pegawai Kantor
telah menerapkan bentuk penyelesaian Badan Pertanahan Nasional (BPN)
sengketa pertanahan yang bersifat Jeneponto menyampaikan telah
kekeluargaan. melaksanakan peraturan Presiden No. 86
Pihak yang menjadi pelaku sengketa Tahun 2018 tentang Reforma Agraria.
tanah biasanya tidak memiliki alat bukti Setelah terbitnya Pepres ini kesadaran
tertulis yang mempunyai kekuatan hukum, masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya
yaitu sertifikat. Hal ini terjadi karena mengalami peningkatan dari tahun
kurangnya pemahaman terkait pentingnya sebelumnya. Adapun hal yang menjadi
memiliki sertifikat tanah untuk
meminimalisir sengketa tanah. Legalitas 23
Wawancara Pegawai Pengadilan Negeri
Jeneponto tanggal 20 Juli 2020.
36 Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
Vol. 5, No. 1, Februari 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA