SKRIPSI
Oleh
Rohmad Supaat
21601021247
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
MALANG
2020
RINGKASAN
Rohmad Supaat
Universitas Islam Malang
Rohmad Supaat
Faculty of Law, University of Islam Malang
In this thesis, the writer raises the problem of resolving land disputes that
occur in Pleret Village, Pohjentrek District, Pasuruan Regency by means of
mediation by the Village Head. This becomes interesting to be examined because it
departs from the many land disputes that occur in the village of Pleret because of
buying and selling transactions carried out under the hand. Settlement of disputes
with this mediation route was chosen by the citizens of Pleret because mediation
would result in peace and a just solution. The mediation applied was mediated by
the village head.
Based on this background, the authors raise the problem formulation as
follows: 1. What are the causes of land disputes that occur in Pleret village,
Pohjentrek District, Pasuruan Regency? and 2. How is the mediation mechanism
carried out by the Village Head in Pleret village, Pohjentrek Sub-district of
Pasuruan Regency?
This research is an empirical legal research using a sociological approach.
Data collection through interview and literature study methods. Furthermore, the
existing data is reviewed and analyzed with approaches used in research to answer
the legal issues raised in this study.
The results of this study, which became the main cause of land disputes that
occurred in Pleret Village, Pohjentrek Subdistrict, Pasuruan Regency, were the
practice of buying and selling with land objects which were carried out in a manner
under question and were not rushed into a list of new certificates. The practice of
buying and selling like this is vulnerable to lead to land disputes in the future
relating to the boundaries of the land that was once the object of buying and selling
carried out under the hand. Furthermore, the Mediation Process carried out in
Pleret Village, Pohjentrek Subdistrict, Pasuruan Regency with the mediator of the
Village Head, is generally understood to be the same as the mediation conducted
by the mediator judge, namely in three stages (pre mediation, mediation, and post
mediation). Mediation must be done based on the agreement of the parties to
resolve the land dispute that is experienced by mediating with the mediator of a
Village Head. After that each was given time to explain their desires and in the end
the mediator offered a solution as a middle ground. After the agreement on the
second road, the mediator's decision can immediately be carried out by the parties.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu kebutuhan manusia
dan bercocok tanam. Melihat kenyataan bahwa tanah menjadi unsur penting
tanah harus menjadi perhatian khusus terutama dalam segi pengaturan hukum
“bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya harus
tertinggi dari segala bentuh produk hukum yang ada di Indonesia telah
1
2
kegiatan usaha maka semakin meningkat pula pada kebutuhan akan dukungan
yang mempunyai status tanah baik itu hak milik adat hak pakai ataupun hak
terhadap setiap warga negar dalam mengelola pertanahan dengan tidak serta
1
Boedi Harsono, (2008), Hukum Agraria Indonesia, Jilid 1, Jakarta: Djambatan. h. 1
2
Ibid., h. 3.
3
Imam Soetiknyo, (1987), Proses Terjadinya UUPA, Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
h. 59.
3
Pokok Agraria yang berbunyi: “Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air
dan ruang angkasa ialah Hukum Adat, sepanajang tidak bertentangan dengan
Agama”.
mendorong meningkatnya kegiatan jual beli tanah sebagai salah satu bentuk
Agraria bahwa jual beli tanah harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat
oleh dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), hal ini juga
1997 tentang Pendaftaran Tanah: “Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas
data perusahaan dan perbuatan hukum memindah hak karena lelang hanya
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang
atas tanah harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
dan setelah itu didaftarkan pada kantor pertanahan diwilayah hukum tanah
tersebut berada supaya dapat diterbitkan sertifikat hak milik baru sebagai bukti
otentik kepemilikan yang sah atas suatu objek tanah tersebut. Dengan
tanah.
Disadari atau tidak, tanah sebagai benda yang bersifat tetap, dapat
terus meningkat.4 Oleh karena itu dibutuhkan sebuah suatu bukti otentik untuk
melindungi hak hukum seseorang sebagai pemilik sah atas suatu objek tanah
objek tanah.
jumpai transaksi jual beli tanah dilakukan dengan akta bawah tangan. Penyebab
karenakan jual beli dibawah tangan terbilang cepat atau tidak memakan waktu
yang lama, selain itu jual beli dibawah tangan juga tidak memerlukan biaya
4
Effendi Perangin, (1991), Praktik Permohonan Hak Atas Tanah, Jakarta: Rajawali Press. h. 55.
5
yang banyak dan mudah. Praktik semacam ini masih mendominasi pada
Kabupaten Pasuruan praktik jual beli tanah yang dilakukan antara penjual dan
Akta Tanah (PPAT) dalam transaksi jual beli tanah. Praktik jual beli tanah yang
tidak melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) tersebut lebih dikenal
Praktik jual beli tanah melalui akta dibawah tangan yang dilakukan
transaksi yang berisi perjanjian jual beli tanah yang ditandatangani kedua belah
pihak serta beberapa saksi sebagai bukti telah terjadi jual beli. Adapula
beberapa masyarakat yang melakukan jual beli tanah dengan akta hanya dibuat
dihadapan kepala desa. Bahkan hingga saat ini masih terdapat masyarakat yang
hanya memiliki bukti kepemilikan atas tanah yang masih atas nama pemilik
yang lama. Pelaksanaan jual beli yang dilakukan dibawah tangan tersebut juga
sengketa atau permasalahan dengan baik dan tidak memerlukan biaya yang
sadari bahwa setiap langkah yang diambil selalu memiliki sisi negatif dan
melalui mediasi. Oleh karena sengketa tanah menjadi persoalan yang sangat
sensitif, maka kerap kali dengan mediasi pun tidak serta merta terselesaikan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyusun skripsi ini dengan judul
B. Rumusan Masalah
Kepala Desa atas peralihan hak atas tanah yang dilaksanakan dibawah
C. Tujuan Penelitian
oleh Kepala Desa atas peralihan hak atas tanah yang dilaksanakan dibawah
D. Manfaat Penelitian
7
Berdasarkan dari uraian dan judul diatas, maka manfaat dari penelitian ini
adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau landasan dalam
undangannya maupun dari segi teori-teori yang ada di bidang hukum Agaria
2. Manfaat Praktis
sebagai berikut:
a. Pembuat Kebijakan
b. Dunia Usaha
mekanisme peralihan hak milik atas tanah dengan transaksi jual beli.
c. Masyarakat
E. Orisinalitas Penelitian
8
yakni sama-sama mengkaji transaksi jual beli atas objek tanah dan bersifat
dilakukan oleh Nisa Auliana BR. Tampubolon ini dilakukan di Desa Tegaltirto,
proses tansaksi jual beli tanah dibahwah tangan saja, sedangkan pada skripsi
Pasuruan, dan skripsi ini mengkaji jual beli tanah khusus yang dilakukan secara
penulis, yakni sama sama mengkaji tentang transaksi jual beli tanah secara
penjanjian jual beli dibawah tangan dan juga objek studi kasusnya di Desa
penelitian penulis adalah sama-sama membahas jual beli yang objeknya adalah
tanah, sedangkan perbedaannnya adalah skripsi yang disusun oleh Nurul Riska
hukum dan faktor penyebab masyarakat melakukan jual beli tanah dibawah
trannsaksi jual beli tanah dibawah tangan menimbulkan sengketa dan proses
No PROFIL JUDUL
10
ISU HUKUM
1. Bagaimana proses pelaksanaan jual beli tanah dibawah tangan di Desa
Sleman?
HASIL PENELITIAN
1. Pada praktiknya banyak dijumpai pelaksanaan jual beli tanah secara
setempat dan cukup dimuat dalam kertas perjanjian dibawah tangan dan
2. Pada hakikatnya praktik jual beli tanah dibawah tangan tetap dinyatakan
Perdata. Hanya saja dikemudian hari, apabila ada sengketa terkail tanah
objek jual beli tersebut akan sulit dalam hal pembuktian tentang
kepemilikannya.
11
cara mediasi.
No PROFIL JUDUL
2. DIMAS RIZKY WIRATAMA PERLINDUNGAN HUKUM
SUWIGNYO
DALAM PRAKTEK JUAL BELI
PENAWANGAN KABUPATEN
GROBOGAN)
ISU HUKUM
1. Bagaimana keabsahan dalam praktek jual beli tanah dibawah tangan?
12
HASIL PENELITIAN
1. Proses jual beli tanah yang dilakukan di Desa Sedadi Kecamatan
materil dan formil yang bersifat tunai, terang dan riil. Selain itu juga
jual beli tersebut sudah memenuhi syarat jual beli menurut Pasal 1320
2. Kekuatan hukum dalam praktek jual beli tanah di bawah tangan tidak
ada, karena proses jual beli tersebut dilakukan dihadapan Kepala Desa
serta peralihan hak atas tanah dan dapat langsung melakukan proses
No PROFIL JUDUL
3. NURUL RISKA AMALIA TINJAUAN HUKUM
TELLULIMPOE KABUPATEN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN MAKASSAR SINJAI
ISU HUKUM
1. Bagaimana Keabsahan jual beli tanah dengan akta dibawah tangan di
2. Bagaimana Perlindungan hokum bagi para pihak dalam jual beli tanah
HASIL PENELITIAN
1. Jual beli tanah dengan akta di bawah tangan tidak sesuai dengan
Tanah, yang mengharuskan jual beli di buat dengan akta otentik, bukan
di bawah tangan.
14
Apabila salah satu pihak menyangkali bahwa tidak pernah terjadi jual
cukup banyak.
No PROFIL JUDUL
ROHMAD SUPAAT PENYELESAIAN SENGKETA
YANG DILAKSANAKAN DI
UNIVERSITAS ISLAM
BAWAH TANGAN DI DESA
MALANG
PLERET KECAMATAN
POHJENTREK KABUPATEN
PASURUAN
ISU HUKUM
1. Penyebab-terjadinya sengketa hak atas tanah di Desa Pleret Kecamatan
oleh kepala desa atas peralihan hak atas tanah yang dilaksanakan
Pasuruan?
NILAI KEBARUAN
1. Penyebab terjadinya sengketa atas tanah.
16
sengkata yang timbul akibat proses jual beli tanah secara dibawah tanah.
tanah.
F. Metode Penelitian
baik hukum sebagai ilmu atau aturan-aturan yang sifatnya dogmatis maupun
1. Jenis Penelitian
5
Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, (2018), Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Depok: Prenadamedia. h. 3.
6
Ibid., h. 16.
7
Ibid., h. 150.
17
mengkaji apa yang terlihat atau timbul dari penerapan peraturan perundang-
2. Pendekatan Penelitian
reaksi masyarakat yang timbul akibat ditetapkannya norma atau aturan yang
3. Lokasi Penelitian
8
Ibid., h. 152.
18
a. Data Primer
Data primer yaitu data atau keterangan yang didapat langsung dari
b. Data Sekunder
berikut:
Tanah.
data primer dan juga diperoleh dari literatur-literatur hukum yang ada guna
untuk menjawab persoalan yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini.
antara lain:
yang melakukan transaksi jual beli tanah secara dibawah tangan. Untuk
terlebih dahulu.
penulis dari lokasi penelitian melalui data tertulis dalam bentuk arsip-
arsip bukti transaksi jual beli tanah secara dibawah tangan tersebut.
bagian lampiran.
transaksi jual beli tanah dibawah tangan. Dengan populasi yang ada, maka
hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dengan cara memilih
yang ada.
penulis, baik data primer maupun data sekunder untuk diteliti kembali
G. Sistematika Penulisan
9
Ibid., h. 173.
22
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling, dan teknik
analisis data.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berkenaan dengan
tentang jual beli, tinjauan umum tentang tanah, dan tinjauan umum tentang
mediasi.
Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yang berupa data-data dan membahas data yang ada guna untuk menjawab
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan
mengenai saran sebagai kontribusi dari penelitian ini baik dari segi
23
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam skripsi ini, maka dapat
1. Tanah menjadi benda yang kerap kali menimbulkan masalah. Masalah yang
dimaksud dapat berupa sengketa tanah, konflik tanah, dan perkara tanah.
Kabupaten Pasuruan disebabkan oleh proses jual beli tanah yang dilakukan
sama dengan mediasi yang dilakukan oleh hakim mediator, yaitu dengan
tiga tahap (pra mediasi, mediasi, dan pasca mediasi). Mediasi dilakukan
tanah yang dialami dengan jalan mediasi dengan mediator seorang Kepala
1
2
solusi sebagai jalan tengah. Setelah kesepakatan terhadap jalan kelua, maka
B. Saran
kebijakan yang lebih mudah, cepat, dan murah agar semua masyarakat
pendaftaran hak milik untuk sertifikat dan perjanjian jual beli dilakukan
Peraturan Perundang-undangan
Buku
Abbas Syahrizal, 2011, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum
Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Effendi Perangin, 1991, Praktik Permohonan Hak Atas Tanah, Jakarta: Rajawali
Press.
Irma Dewita Purnamasari, 2010, Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Mengatasi
Masalah Hukum Pertnahan, Bandung: Kaifa.
Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, 2018, Metode Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Depok: Prenadamedia.
Urip Santoso, 2008, Hukum Agraria & Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta: Prenada
Media Group.
Skripsi
Supriadi, Analisis Hukum Sengketa Tanah Antara PT. Pulau Sumbawa Agro
Dengan Masyarakat Adat Talonang Di Sumbawa Barat, Skripsi Fakultas
Hukum Universitas Hasanudin, 2017.