B1A021350
KASPOS
Pada sekitar awal bulan Juni tahun 1990 menemui Saksi di tengah sawah di belakang Full
Putra Simas di Jalan Mera! Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu
miliknya saksi DS. PARDONI, BA BIN ASHURI, dengan maksud akan menggarap tanah
tersebut dengan cara mengganti rugi biaya menggarap tanah dengan memberikan sejumlah
uang kepada saksi sebesar Rp. 50.000.- (ima puluh ribu rupiah) dan pada saat itu mengatakan
uang tersebut sebagai uang rokok, kemudian terdakwa membuat surat jual beli tanah diatas
materai yang isinya seakan akan pihak pertama atas nama saksi. menjual sebidang tanah
persawahan yang terletak di Kelurahan Panorama Kodya Bengkulu tersebut kepada pihak
kedua atas nama terdakwa dengan harga Rp. 50.000.- (lima puluh ribu rupiah) yang dibuat
tertanggal! 05 Juni 1990 dengan diketahui saksi-saksi TUKARMIN BIN SOLEH dan saksi
RIPIN BIN MAT SUHIR dan juga terdakwa membuat kwitansi tertanggal 05 Juni 1990 yang
isinya Antara lain bahwa telah terima dari terdakwa uang sejumlah lima ratus ribu rupiah
untuk pembayaran jual beli 1 bidang tanah persawahan disertai materai kemudian terdakwa
mendatangi saksi lagi untuk meminta menandatangani kedua surat tersebut kemudian tanpa
dibaca apa isi dan maksud surat tersebut dan saksi mengaku juga tidak dapat membaca dan
menulis akhirnya bersedia menandatangani kedua surat tersebut kemudian terdakwa mulai
menggarap tanah tersebut dengan menanam padi di tanah tersebut dan terdakwa juga
membuat kolam pembenihan ikan serta mendirikan bangunan berupa pondok kemudian pada
sekitar bulan Juli 2012 saksi DARNIN ALS. UCOK BIN DIUN AMIN disaksikan oleh saksi
SUKIMIN BIN H. SAHUDI dan saksi WARDOYO BIN TOIMAN melalui Notaris IS
HARIANI, SH di Jl. S. Parman Kota Bengkulu telah membeli tanah tersebut dengan saksi
Drs. PARDONI, BA BIN ASHURI dengan harga Rp. 250.000.000.- (dua ratus lima Puluh
juta rupiah) dengan bukti kwitansi pembayaran disertai materai dan 3 (tiga) buah sertifikat
hak milik masing-masing sertifikat No. 02194 dengan luas 1.890 M? tahun 1999an. Pardoni,
sertifikat No. 02196 dengan luas 1.985 M? tahun 1999 an. SUKESSI dan sertifikat No. 02197
dengan luas 1.985 M? tahun 1999 an. Pardoni kemudian ketika saksi DARNIN ALS UCOK
mendatangi lokasi tanah dengan maksud melakukan pengukuran pengembalian batas tanah
melalui Kantor BPN Bengkulu disaksi oleh Ketua RT setempat dan pegawai kelurahan
setempat dimana pada saat itu ternyata tanda batas patok tanah tersebut telah dicabut oleh
terdakwa dan terdakwa mengaku tanah tersebut adalah milik terdakwa yang telah ditanami
benih padi dan membuat kolam pembenihan ikan serta mendirikan pondok diatas tanah
tersebut dan terdakwa mengaku mendapat tanah tersebut dari saksi dengan cara membeli
tanpa diketahui oleh Ketua RT dan pegawai kelurahan setempat kemudian pada tanggal 14
Oktober 2012 saksi DARNIN ALS UCOK melaporkan perbuatan terdakwa kepada pihak
yang berwajib untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Analisis Kasus
Tanah adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada umat manusia di muka bumi.
Tanah menjadi kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia
membutuhkan tanah untuk tempat tinggal dan sumberkehidupan. Dalam sejarah peradaban
umat manusia, tanah merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan produksi
setiap fase peradaban. Tanah tidak hanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga
nilai filosofis, sosial , kultural,dan eklogis. Tak mengherankan jika tanah menjadi harta
istimewa yang tak henti-hentinya memicu berbagai masalah sosial yang kompleks dan rumit.
Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta
melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan dengan
tanah. Dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung selalu memerlukan tanah. Pun pada saat manusia meninggal dunia masih
memerlukan tanah untuk penguburannya. Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia,
maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya. Dengan adanya hal
tersebut maka dapat menimbulkan suatu sengketa tanah di dalam masyarakat. Sengketa
tersebut timbul akibat adanya perjanjian antara 2 pihak atau lebih yang salah 1 pihak
melakukan wanprestasi. Konflik pertanahan di Indonesia merupakan puncak gunung es dari
berbagai masalah agraria yang menyejarah sejak zaman kolonial Belanda dan tidak
terselesaikan secara mendasar sampai pada saat ini.
Dalam Undang-undang disebutkan bahwa sumber daya di bumi, air, dan sumber daya alam
lainnya dikuasai oleh pemerintah. Sehingga pemerintah mempunyai otoritas untuk
memberikan lahan tersebut baik untuk individu maupun untuk korporasi. Dalam UU ini juga
mencakup pengaturan mengenai kepemilikan hak tanah berdasar hukum adat, seperti yang
dijelaskan pada pasal 5 UU No. 5 tahun 1960.
Mediasi sebagai salah satu bentuk penyelesaian sengketa memiliki ruang lingkup utama
berupa wilayah privat/perdata. Sengketa-sengketa perdata berupa sengketa keluarga, waris,
kekayaan, kontrak, perbankan, bisnis, lingkungan hidup dan berbagai jenis sengketa perdata
lainnya dapat diselesaikan melalui jalur mediasi. Penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi
dapat ditempuh di pengadilan maupun di luar pengadilan. Mediasi yang dijalankan di
pengadilan merupakan bagian dari rentetan proses hukum di pengadilan, sedangkan bila
mediasi dilakukan di luar pengadilan, maka proses mediasi tersebut merupakan bagian
tersendiri yang terlepas dari prosedur hukum acara pengadilan. Dalam menyelesaiakan segala
konflik yang ada, pemerintah desa lemoh barat mengambil jalan mediasi yaitu dengan
mempertemukan kedua pihak yang terlibat dalam konflik dan membicarakannya dengan jalan
kekeluargaan. Begitupula yang dilakukan pemerintah dalam penyelesaian konflik tanah /
sengketa tanah.
Surat Gugatan
No : 333/033/SJ.T/2023/PTUN Bengkulu
Kepada Yth.
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Yang bertindak atas surat kuasa khusus Pada tanggal 13 maret 2023 untuk dapat bertindak
atas nama penggugat yaitu :
Nama : Sukirman
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Badan Pengurus Bangkalan Bengkulu
Alamat : Jalan Soekarno-hatta no 16 Bengkulu
Advokat dan pengacara tersebut diatas, sepakat untuk memilih domisili di kantor Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) indonesia, beralamat di Jalan Trunojoto no 104 Bengkulu
Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 13 Maret 2023 untuk selanjutnya disebut sebagai
PENGGUGAT;
MELAWAN
Kepala dinas Pelayanan Terpadu Kabupaten Bangkalan, Beralamat di jalan Hayam Huruk no
03, Bangkalan yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT.
Adapun yang menjadi dasar gugatan Penggugat adalah sebagai berikut :
1. Bahwa dalam Pasal 1 ayat (12) UU No 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok-
pokok Lingkungan Hidup, dan penjelasannya mendefinisikan LSM adalah organisasi
yang tumbuh secara swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah
masyarakat dan berminat serta bergerak di bidang lingkungan hidup. Pada intinya
LSM termasuk bagian dari kelompok masyarakat. Untuk aturan dalam UU No 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan UU No 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tidak dijelaskan batasan
istilah LSM. Kedua undang-undang tersebut mengatur hak gugat organisasi
lingkungan hidup.
6. Bahwa Keputusan Tergugat a quo telah nyata hanya ditujukan kepada Direktur Utama
PT. Trimangsa Jaya beralamat di jalan Pertempuran no 10 Bengkulu, provinsi
Bengkulu dan tidak ditujukan untuk umum. Dengan demikian Keputusan dimaksud
harus dikualifikasikan sebagai bersifat Individual ;
7. Bahwa keputusan Tergugat a quo sudah definitif dan karenanya menimbulkan akibat
hukum, berupa timbulnya suatu hak dan kewajiban kepada PT Trimangsa Jaya untuk
melaksanakan kegiatan berdasarkan RKL dan RPL yang dikeluarkan oleh Terguagat,
yaitu untuk melakukan kegiatan penambangan galian C di Kecamatan Jeddih,
Kabupaten Bengkulu, Provinsi Bengkulu, keputusan tersebut juga tidak memerlukan
persetujuan instansi lain. Oleh karena itu, keputusan dimaksud darus dikualifikasi
bersifat final ;
8. Bahwa surat keputsan yang dukeluarkan oleh Tergugat itu merupakan perbuatan yang
melanggar ketentuan pasal 53 ayat 2 (a) dan (c) UU no 5 tahun 1986 ;
Dari seluruh uraian diatas, maka tindakan tergugat yang mengeluarkan Surat Keputusan a
quo telah menimbulkan akibat hukum yang merugikan kepentingan pelestarian daya dukung
lingkungan secara langsung, sehingga dengan demikian Surat Keputusan yang dikeluarkan
oleh Tergugat a quo terbukti melanggar pasal 53 ayat (2) sub,a,b dan c undang-undang
nomor 1986 dan oleh karenanya harus dinyatakan betal demi hukum. Bahwa atas
pelanggaran tersebut layak apabila Tergugat dihukum untuk membanyar ganti rugi, namun
karena kepentingan Penggugat mengajukan gugatan ini lebih didasarkan pada akibat yang
ditimbulkan dalam usaha pelestarian lingkungan hidup, maka Penggugat lebih mementingkan
Pembatalan Keputusan tergugat a quo daripada tuntutan yang bersifat materiil, berdasarkan
alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon agar Majelis Hakim yang terhormat berkenan
untuk memutuskan hal-hal sebagai berikut :
Hormat Penggugat/Kuasa,